faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja …
Post on 31-Oct-2021
16 Views
Preview:
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA
BANCASSURANCE SYARIAH PADA PEMASARAN ASURANSI
PEMBIAYAAN (STUDI KASUS PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam(SEI.)
Disusun Oleh :
ZULFAHMI NIM : 204046103009
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH JURUSAN MUAMALAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
“SYARIF HIDAYATULLAH” JAKARTA
2009
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BANCASSURANCE
SYARIAH PADA PEMASARAN ASURANSI PEMBIAYAAN (STUDI KASUS PT
ASURANSI TAKAFUL KELUARGA)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh :
ZULFAHMI
NIM : 204046103009
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ahmad Sudirman Abbas,MA Hendra Pertaminawati,S.Ag,M.Ag.
NIP. NIP.
KONSENTRASI PERBANKAN ISLAM
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430H / 2009 M
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Kajian Pustaka
E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep
F. Metodologi Penelitian
G. Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
A. Sekilas Tentang Asuransi Syariah
1. Pengertian Asuransi Syariah
2. Prinsip-Prinsip Asuransi Syariah
3. Landasan Hukum Asuransi Syariah
B. Seputar Bancassurance
1. Sejarah Bancassurance
2. Pengertian Bancassurance
3. Landasan Hukum Bancassurance
4. Arti Penting Bancassurance
C. Konsep Pemasaran Bancassurance
1. Pengertian Pemasaran
2. Segmentasi Pasar
3. Strategi Pemasaran
4. Keuntungan Pemasaran Bancassurance
5. Saluran Distribusi Dalam Bancassurance
6. Model dan Tahapan Pemasaran Bancassurance
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
A. PT. Asuransi Takaful Keluarga
1. Sejarah Singkat PT. Asuransi Takaful Keluarga
2. Misi, Visi Dan Susunan Keorganisasian PT. Asuransi Takaful Keluarga
3. Produk-Produk Asuransi Takaful Keluarga
B. Bancassurance Takaful
1. Sejarah Singkat Tentang Bancassurance
2. Stuktur Organisasi Bancassurance (Ba)
3. Proses Pemasaran Bancaasurance
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Pasar Bancassurance Takaful
B. Analisa Swot Bancassurance Takaful
C. Portopolio Bancassurance Takaful
D. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bancassurance Syariah
Pada Pemasaran Asuransi Pembiayaan PT. Asuransi Takaful Keluarga
1. Sistem Pengembangan Bancassurance
2. Tahapan Pengembangan Bancassurance
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bancassurance PT Asuransi
Takaful Keluarga
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kita menyadari bahwa ekonomi syariah dapat berkembang seperti sekarang ini tidak
dapat dipisahkan dari sejarah berdirinya bank syariah. Setelah Negara-negara Islam meraih
kemerdekaan dari para penjajah eropa, semangat untuk mendirikan Bank yang selaras dengan
nilai-nilai Islam semakin meningkat. Upaya mendirikan bank Islam pertama kali terjadi di
Negara tetangga Malaysia pada pertengahan tahun 1940, tapi belum begitu sukses menjadi
sebuah bank. Menurut situs Wikipedia, bank syariah pertama yang berhasil didirikan yaitu Mit
Ghamr Local Saving Bank yang dirintis oleh pengusaha warga Negara Mesir yang bernama
Ahmad El Najjar. Bank ini berbentuk bank simpanan berbasis profit shering yang didirikan di
kota Mit Ghamr pada tahun 1963. Walaupu nama bank ini tidak mencantumkan kata syariah
karena kondisi politik yang kurang kondusif, tapi dalam prakteknya mereka bekerja dengan tidak
memungut bunga, bank hanya berinvestasi pada usaha-usaha perdangangan dan industry secara
langsung dalam bentuk partnership dan memberi keuntungan pada penabung. Hal ini mendapat
sambutan yang hangat dari masyarakat terutama kalangan petani dan masyarkat pedesaan.1
Kendatipun sempat dibekukan usahanya karena permasalahan politik, tahun 1971
didirikan Nasser Social Bank yang tidak lain adalah melanjutkan semangat dan konsep yang
telah dijalankan Mit Ghamr Bank. Sukses yang diperolehnya mampu memberikan inspirasi bagi
pemikir muslim di luar mesir untuk mendirikan bank dengan konsep Islam serta membankitkan
kesadaran bahwa ternyata prinsip-prinsip Islam mampu diterapkan dalam sistem ekonomi
1 Enny Ratnawati A.,Jejak Langkah Perbankan Syariah,Infobank (edisi khusus ekonomi syariah),2007,hal. 14
1
modern bahkan menjadi solusi dari permasalahan ekonomi yang ditimbulkan oleh sistem ribawi.
Selajutnya melalui konfrensi internasional Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada tahun 1974
lahirlah Islamic Development Bank (IDB) yang beranggotakan 22 negara Muslim dunia. Tidak
hanya di negara-negara muslim, di eropapun sistem ini mulai digandrungi akibat dari merosotnya
system ekonomi kapitalis yang bebasis ribawi dengan berdirinya The Islamic Bank Internasional
Of Denmark sebagi bank syariah pertama di eropa tahun 1983. Saat ini, Bank-bank besar seperti
Citibank, ANZ Bank, HSBC, Chase Manhattan dan Jardine Fleming membuka Islamic Window
agar dapat memberikan jasa-jasa perbankan yang sesuai dengan syariat Islam.2
Sedangkan di Asia Pasifik demam perbankan syariah pun merebak. Pada tahun 1973
berdiri Philipine Amanah Bank (PAB) merupakan bank syariah satu-satunya di Filipina yang
langsung dibawah pengawasan bank sentralnya. Di Malaysia pada tahun 1983 berdiri Muslim
Pilgrims Saving Corporation dengan berbasiskan pengelolaan tabungan haji masyarkat Malaysia
dengan system syariah dan selanjunnya berubah nama menjadi Bank Islam Malaysia Berhad
(BIMB).
Kehadiran bank-bank syriah di banyak Negara ternyata tidak hanya berkutat di Negara
berpenduduk mayoritas Muslim tapi juga memicu beberapa Negara dengan penduduk minoritas
Muslim, seperti India, pada tahun 1990an berdiri lembaga keuangan yang tidak menggunakan
system bunga. Di Melbourne, Australia, berdiri Islamic Investment Company yang
operasionalnya mengunakan system syriah.
Bagaimana halnya dengan Indonesia yang saat ini tercatat sebagai Negara dengan
penduduk muslim terbesar di dunia? Di awali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia
2 Adiwarman Karim A,Bank Islam:Analisa Fiqih dan Keuangan,(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2005),hal.15
2
sebagai bank syari’ah pertama pada tahun 1992 yang di lanjutkan dengan berdirinya PT Asuransi
Takaful Keluarga pada tahun 1994. Pada awal millennium ke tiga melai menjamur berdirinya
fasilitas keuangan syariah salah satunya karena dampak krisis ekonomi global yang menunjukan
keroposnya system ekonomi berbasis bunga (konvensional). Di samping itu mulai bangkitnya
kesadaran cendikiawan muslim Indonesia untuk mengaplikasikan system ekonomi syariah yang
tenyata mampu menjawab tantangan zaman khususnya dibidang ekonomi yang selama ini di
kangkangi system konvensional berbasis bunga. Bahkan krisis ekonomi global yang melanda
dunia saat ini berawal dari kebobrokan system financial Amerika serikat yang “aib”nya mulai
tekuak ketika subprime mortgage borrower (memberikan kredit perumahan kepada debitur yang
kurang layak bahkan tidak layak bagi fasilitas tersebut) mengalami gagal bayar,kini telah
menjalar keberbagai negara dalam bentuk krisis financial global yang dikhawatirkan akan
menjelma menjadi krisis ekonomi yang memiliki daya rusak yang dahsyat terhadap sendi-sendi
perekonomian dunia. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada kenyataannya system ekonomi
konvensional telah gagal bahkan para ahli ekonomi dan pemimpin baik di Amerika maupun
Eropa menyatakan bahwa krisis ekonomi saat ini merupakan krisis yang terburuk bahkan lebih
buruk dari peristiwa Great Depression yang menyerang AS pada akhir decade 1920an3.
Awal dari bencana financial ini sebenarnya berpangkal dari ketamakan, kelicikan dan
tindakan superkonsumtif para pelaku ekonomi kapitalis yang sangat bertentangan dengan
prinsip-prinsip ekonomi yang diatur oleh Islam4. Disinilah ekonomi syariah yang telah teruji
lebih dari 14 abad untuk kembali mengambil peranan menyelamatkan perekonomian dunia dari
3 Arie Mooduto,H.M,DR,Belajar dari Krisis AS, Saatnya Kembali ke Ekonomi Syariah,(Rapat Kerja PT Asuransi Takaful Keluarga,2008) 4 Agus Edi Sumanto,Menyikapi Krisis Finansial Global, (MarketerNew PT Asuransi Takaful Keluarga,Nov. 2008) hal.1
3
krisis yang menyengsarakan masyarkat dunia. Apalagi di negara Indonesia yang merupakan
negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia saat ini.
Namun demikian,perjalanan lembaga keuangan syari’ah di Indonesia sudah mendekati
decade ke tiga tapi pertumbuhannya belum sesuai dengan yang di harapkan, salah satu contoh
sektor perbankan dirancang melalui Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah yang di
keluarkan Bank Indonesia (BI) pada tahun 2002 memuat rencana pengembangan perbankan
syariah sampai 2011 belum tercapai sesuai target yang ditetapkan khususnya sosilisasi system
perbankan syariah di masyarakat.5
Sebagai salah satu Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dengan penduduk lebih
dari 220 juta jiwa , Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial untuk produk-produk
syariah, temasuk produk perbankan dan keuangan syariah. Akan tetapi fakta berkata lain
Karena penetrasi produk dan jasa perbakan serta keuangan syariah masih kecil dibandingkan
potensi pasar Indonesia yang sangat luas.
Disamping itu, dalam dekade terakhir ini kita melihat telah terjadi perubahan yang sangat
besar dalam sektor jasa keuangan. Telah terjadi proses restrukturisasi industri jasa keuangan
secara besar-besaran dimana banyak bank dan perusahaan asuransi jiwa akan dipaksa untuk
melakukan merger, dilikuidasi atau diambil alih.
Beberapa analis percaya bahwa pada tahun 2010, sektor jasa keuangan akan didominasi
oleh perusahaan jasa keuangan besar yang memberikan para nasabahnya pelayanan yang dikenal
dengan “total financial solutions”. Oleh sebab itu para pelaku industri jasa keuangan yang ada
5 Apriyani Kurniasih,Menunggu Kehadiran UU Perbankan Syariah,Infobank (edisi khusus syariah),2007,hal.17
4
sekarang harus dapat menemukan perencanaan strategis alternatif untuk dapat tetap bertahan
dalam industri jasa keuangan.
Pada saat ini telah berkembangan pemikiran yang mencakup konsep “one stop Shop” dan
diramalkan akan menjadi konsep perencanaan strategis alternatif yang terbaik. Banyak
perusahaan perbankan dan perusahaan asuransi jiwa semakin menyadari bahwa bila perusahaan
mereka tidak menggunakan model bancassurance sebagai salah satu cara penerapan konsep “one
stop Shop” dengan baik, maka masa depan perusahaan mereka akan terganggu.
Hal yang dapat kita simpulkan dari fenomena diatas adalah bahwa sesunguhnya konsep
perbankan dan lembaga keuangan syariah belum sepenuhnya di fahami masyarakat luas, bahkan
masyarakat muslim sendiri, sedangkan tantangan kedepan tidak semakin ringan khususnya
persaingan untuk memberikan perlayanan terbaik dan paripurna kepada masyarakat merupakan
syarat mutlak dalam memenangkan kompetisi di sektor jasa keuangan. Untuk itu , penulis
tertarik mengangkat masalah kinerja produk bancassurance syariah dengan judul: “Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kinerja Bancassurance Syariah Pada Pemasaran Asuransi Pembiayaan
(Studi Kasus PT Asuransi Takaful Keluarga)”. Dalam skripsi ini penulis berharap dapat
memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja asuransi pembiayaan PT Asuransi
Takaful Keluarga dalam bentuk produk bancassurance ( produk pembiayaan yang di cover oleh
asuransi), sehingga dengan tulisan ini diharapkan dapat memaparkan capaian pemasaran salah
satu dari banyaknya ragam produk lembaga keuangan syariah di masyarakat kita saat ini.
5
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian skripsi ini tidak meluas, maka penulis
mengfokuskan dan membatasi permasalah pada:
a. Konsep Produk Bancassurance
b. Produk Asuransi Pembiayaan dalam memproteksi penyaluran kredit oleh bank ke
masyarakat
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pemasaran Asuransi Pembiayaan PT
Asuransi Takaful Keluarga dalam kerangka produk bancassurance
2. Perumusan Masalah
Untuk mengangkat permasalahan yang dibahas dalam penelitian skripsi ini , maka
penulis membuat rumusan permasalahaan sebagai berikut:
a. Bagaimana kecendurangan kerjasama sector perbankan dengan sector asuransi dalam
meluncurkan produk bancassurance
b. Bagaimana Pola marketing yang di jalankan PT Asuransi Takaful Keluaga dalam
memasarkan produk bancassurance khusunya asuransi pembiayaan
c. Kinerja produk bancassurance melalui portofolio asuransi pembiayaan PT Asuransi
Takaful Keluaga pada periode tahun 2006-2008
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penulisan skripsi dengan tema diatas adalah :
a. Untuk mengetahui konsep bancassurance sebagai salah satu pola sinergi pemasaran
produk perbankan dengan perusahaan asuransi
6
b. Untuk mengetahui pola marketing yang diterapkan PT Asuransi Takaful Keluaga
sebagai asuransi syariah pertama di Indonesia khususnya pada produk asuransi
pembiayaan yang merupakan produk bancassurance ungulan lembaga keuangan
tersebut
c. Untuk mengetahui seberapa besar minat perbankan syariah Indonesia dalam
mengunakan asuransi pembiayaan PT Asuransi Takaful Keluaga
Adapun mamfaat dari penilitian ini adalah:
a. Bagi perusahaan, diharapkan dalam penelitian ini mendapat gambaran yang memadai
tentang pengaruh pola marketing yang di terapkan selama ini terhadap peningkatan
minat sector perbankan menggunakan produk asuransi yang di luncurkan serta fakta
tentang minat masyarakat terhadap produk asuransi syariah khususnya asuransi
pembiayaan sehingga menjadi salah satu informasi penting dalam mengambil
kebijakan selanjutnya.
b. Bagi penulis, dapat menerapkan teori-teori yang didapat baik dalam perkuliah
maupun jurnal-jurnal seputar perkembangan ekonomi syariah pada praktek yang
diterapkan oleh perusahaan yang diteliti sehingga didapatkan ilmu dan pengalaman
yang lengkap sekurang-kurangnya seputar hal yang di teliti.
c. Bagi ilmu pengetahuan,semoga bermamfaat untuk memperkaya khasanah
kepustakaan khusunya dibidang yang penulis teliti dari konsep yang di terapkan
perusahaan syariah tersebut
7
D. Kajian Pustaka
Berdasarkan pengamatan dan pengkajian yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber
kepustakaan, penulis mendapatkan suatu permasalahan yang kiranya menarik untuk dijadikan
sebagai tema skripsi disamping bidang tersebut merupakan aktivitas pekerjaan penulis sehari-
hari. Dan hal ini penulis yakini dapat menambah wawasan kita tentang sejauh mana minat
masyarkat Indonesia terhadap produk syariah.
Adapun kajian pustaka yang digunakan dalam penulisan ini adalah:
1. Nurlaela Sari, alumni mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Fakultas Syariahdan HUkum
jurusan muamalat kosentrasi asuransi syariah dengan NIM : 103046228392, telah
menulis skripsi dengan judul “Strategi Pemasaran pada PT Asuransi BRIngin Life
Syariah melalui Bancassurance”.
2. Mairizal Ajis alumni mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Fakultas Syariahdan Hukum
jurusan muamalat kosentrasi asuransi syariah dengan NIM : 102046225381 dengan judul
“Analisis SWOT terhadap Strategi Pemasaran Asuransi Syariah” (Studi kasus pada PT
Asuransi BRIngin Life Syariah.
Pembahasan skripsi ini seputar masalah strategi pemasaran yang dilakukan objek
penelitian dalam memasarkan produknya kepada masyarakat luas ditinjau dari analisa
SWOT perusahaan tersebut
3. Siti Muawiyah alumni mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Fakultas Syariah dan HUkum
jurusan muamalat kosentrasi Perbakan syariah dengan NIM : 0046119632 dengan judul
“Strategi pemasaran Produk Pembiayaan dalam Meningkatkan Pendapatan Bank” (Studi
kasus pada BPRS Attaqwa Garuda Utama).
8
Pembahasan pada skripsi ini lebih focus pada produk pembiayaan yang diberikan oleh
BPRS AGU untuk pembelian barang dengan system jual beli yang ditujukan bagi nasabah yang
mempunyai kesulitan dalam hal penambahan modal untuk membeli barang dagang atau barang
kebutuhan lainnya khususnya pada usaha yang telah berjalan lebih dari satu tahun.
Pada ketiga skripsi diatas pembahasan berkisar tentang analisa swot dan strategi
pemasaran objek penelitian . Maka dalam skripsi ini penulis lebih fokus pada factor-faktor apa
saja yang menentukan minat masyarakat menggunakan produk syariah dengan segmentasi
produk kerjasama antara bank dan asuransi yang lebih dikenal dengan istilah Bancassurance.
Karena beragamnya produk Bancassurance, penulis memfokuskan pada produk
kredit/pembiayaan dengan proteksi asuransi pembiayaan yang dikeluarkan oleh perusahaan
tempat objek penelitian penulis.
E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep
Kerangka teori yang akan dibahas pada skripsi ini adalah pengertian dan sejarah
Bancassurance, marketshare lembaga keuangan syariah dan prinsip asuransi pembiayaan.
Adapun kerangka konsep adalah pemasaran produk bancassurance, pola marketing yang
diterapkan perusahaan asuransi serta factor-faktor yang mempengaruhi minat sektor perbakan
syariah terhadap asuransi pembiayaan yang menggunakan konsep syariah khususnya produk
asuransi pembiayaan PT Asuransi Takaful Keluarga.
F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan
Dalam skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian dan teknik penulisan sebagai
berikut:
9
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang di pakai dalam tulisan ini adalah penelitian deskriptif yang
bertujuan untuk menguraikan tentang sifat-sifat suatu keadaan serta memaparkan
uraian data dan informasi berdasarkan fakta yang di peroleh dari objek penelitian6, di
samping itu juga bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah
berlangsung pada saat riset dilakukan serta memeriksa sebab dari suatu gejala
tertentu7. Pada tulisan ini akan dipaparkan hasil riset yang diperoleh dari objek
penelitian berupa fakto-faktor apa yang mempengaruhi minat perbankan syariah
dalam mengunakan asuransi pembiayaan PT Asuransi Takaful Keluarga untuk
memproteksi pembiayaan yang disalurkan ke masyarakat
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian dalam skripsi ini mengunakan pendekatan servei untuk mengukur gejala-
gejala yang ada tanpa menyelidiki kenapa gejala tersebut ada8.
3. Jenis Data dan Sumber Data
Adapun jenis data dan sumber data dari penelitian ini meliputi:
a. Data Primer, yaitu data yang didapat dari perkembangan produk bancassurance
PT Asuransi Takaful Keluarga dua tahun terakhir (2007-2008), pengamatan
langsung pada objek penelitian serta wawancara langsung dengan beberapa
pegawai bank syariah yang tekait langsung dengan produk bancassurance
khususnya produk pembiayaan.
6 J.Supranto, Tenknik Riset Pemasaran dan Ramalan Penjualan, (Jakarta:Rineka Cipta,2000)hal.38 7 Husen Umar,Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2004),Hal.22 8 Subana,Dasar-dasar Penelitian Ilmiah,(Bandung:Pustaka Setia,2005) cet. Ke 2,hal.36
10
b. Data Skunder, yakni data yang di dapat dari kajian kepustakaan sebagai
pendukung data primer, seperti buku yang berkaitan dengan asuransi dan
perbankan syariah, produk bancassurance, atikel, majalah proteksi, Infobank dan
sumberl lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik Dokumentasi (studi kepustakaan) di lakukan dengan cara mengumpulkan
data-data yang dibutuhkan untuk mengetahui kondisi objek penelitian berupa
laporan perkembangan pemasaran serta strategi yang diterapkan PT Asuransi
Takaful Keluarga dalam kurun dua tahun terakhir
b. Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung dengan menemui pihak-
pihak terkait dari objek penelian , dalam hal ini penulis juga merupakan salah satu
pelaku dalam dalam aktivitas ini karena bekerja sebagai tenaga marketing pada
PT Asuransi Takaful Keluarga sehingga pengamatan dapat dilakukan dengan
optimal.
c. Wawancara di jalankan dengan menemui pihak terkait tidak hanya dari
perusahaan asuransi PT Asuransi Takaful Keluarga, tapi juga dengan pihak
perbankan syariah yang ada, dalam hal ini penulis akan mewawancarai lebih
kurang 5 orang praktisi perbankan syariah dari bank yang berbeda.
5. Teknik Analisa dan Interpretasi Data
Teknik analisa data yang diterapkan adalah dengan metode deskriftif analisis
kualitatif , dengan cara memaparkan hasil data yang diperoleh kemudian menganalisa
data tersebut yang selanjutnya di uraikan dalam bentuk kalimat .
11
Adapun dalam teknik penulisan kripsi ini merujuk pada buku “Pedoman Penulisan
Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007”.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam mengikuti materi yang akan dibahas , maka penulis
paparkan garis besar isi tiap-tiap bab serti dibawah ini:
BAB I. Pendahuluan, menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, perumusan
masalah, tujuan dan mamfaat penulisan, kajian pustaka, kerangka teori dan
kerangka konsep serta sistematika penulisan.
BAB II. Landasan teori , bab ini menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan
dalam pembahasan permasalahan seputar bancassurance, fungsi asuransi
pembiayaan dalam penyaluran kredit/pembiayaan bank serta prinsip-prinsip
asuransi pembiayaan.
BAB III. Deskripsi objek penelitian, dalam bab ini akan dipaparkan tentang objek yang
ditelti seperti sejarah perkembangan perusahaan, manajemen, bidang usaha dan
kegitan perusahaan
BAB IV Analisis dan Pembahasan, pada bab ini mengupas tentang pola marketing objek
penelitian serta mengukur minat sector perbankan dalam menggunakan produk
lembaga tersebut khususnya produk asuransi pembiayaan yang menjadi produk
bancassurance unggulan lembaga keuangan syariah tersebut berdasarkan data dua
tahun terahir.
12
BAB V Penutup, Bab terakhir merupakan kesimpulan serta saran yang dapat di ambil dari
hasil penelitian ini sehingga dapat bermamfaat bagi semua pihak yang
mebutuhkan terutama pihak perusahaan dalam mengukur kemampuan dirinya
memasarkan produk asuransi pembiayaan dengan konsep syariah.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sekilas Tentang Asuransi Syariah
1. Pengertian Asuransi Syariah
Definisi asuransi bisa meliputi lima aspek yaitu aspek ekonomi, hukum, social,
bisnis dan matematika, sehingga asuransi dikatakan suatu bisnis yang unik karena
menghimpun lima aspek tersebut sekaligus9. Adapun kata “Asuransi” berasal dari bahasa
Belanda Assurantie yang kemudian menjadi Asuransi dalam bahasa Indonesia, namun
istilah Assurantie itu sendiri sebenarnya bukanlah istilah ahli bahasa Belanda akan tetapi
dalam bahasa Latin yaitu Assecurare yang berarti meyakinkan orang. Kata ini kemudian
dikenal dalam bahasa Perancis Assurance demikian pula dengan istilah Asseradeur yang
berarti penanggung dan Geassureende yang berarti tertanggung, keduanya berasal dari
perbendaharaan bahasa Belanda. Sedangkan dalam bahasa Inggris istilah pertanggungan
dapat diterjemahkan menjadi Insurance dan Assurance kedua kata ini sebenarnya
mempunyai pengertian yang berbeda, Insurance mengandung arti menanggung arti
menanggung sesuatu yang tidak mungkin terjadi, sedangkan Assurance berarti
9 Muhammad Syakir sula, Asuransi Syariah Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta: Gemala Insani, 2004), h.27
14
Dalam ekonomi Islam, asuransi syariah merupakan lembaga keuangan syariah
non bank yang bergerak dibidang jasa pinjaman atau pertanggungan risiko. Karenanya
asuransi syariah dapat dilihat sebagai lembaga keuangan non bank yang beroperasi dalam
bidang pertanggungan atau pinjaman risiko kepada nasabah11.
Menurut Dewan Fatwa Syariah National No. 21/DSN-MUV/III/2002 tentang
asuransi syariah yaitu usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah
orang atau pihak melalui investasi untuk menghadapi risiko tertentu melalui (perikatan)
yang sesuai dengan syariah12.
Sedangkan pada pasal 26 KUHD asuransi atau pertanggungan adalah suatu
perjanjian (timbal balik), dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada
seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan yang mungkin atau dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tertentu13.
Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung tiga unsur, yaitu :
10 Dahlan Siamat., Manajemen Lembaga Keuangan., (Jakarta; Penerbit Fakultas Ekonomi, VI, 2004), edisi-4, hal 419 11 Hendi Suhendi Dan Denik., Asuransi Takafu; Dari Teori Kepraktis., (Bandung; Mimbar Pustaka, 2005), hal 3
12 DSN Majelis Ulama Indonesia., Himpunan Fatwa Dewan Syariah National., (Jakarta; Intermesa, 2003, edisi-2, cet-1, hal 135 13 Purwosutjipto., Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia6., (Jakarta; Djambatan, 1996), cet-4, hal 1
15
a. Pihak Tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak
penanggung secara sekaligus atau angsuran.
b. Pihak Penanggung (insurer) yang berjanji akan membayar sejumlah uang (santunan)
kepada tertanggung apabila terjadi sesuatu risiko yang mengandung unsur ketidak
pastian.
c. Suatu Peristiwa (accident) yang tidak diketahui sebelumnya.
Dalam undang-undnag No. 2 tahun 1992, dirumuskan definisi asuransi yang lebih
lengkap jika dibandingkan dengan rumusan yana terdapat dalam pasal 246 KUHD.
Definisi asuransi menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 tahun 1992
tentang usaha perasransian bab I pasal 1 menyebutkan bahwa “Asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak
penanggung mengingatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung kepada kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang akan mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa
yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang di dasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”14.
Jadi asuransi syariah adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yaitu
tertanggung dan penanggung, dimana tertanggung berkewajiban membayar premi yang
telah disepakati sebelum adanya penutupan asuransi dan penanggung kewajiban
membayarkan sejumlah uang jika terjadi sesuatu yang tidak diketahui kapan terjadinya
yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan yang
14 AM. Hasan Ali., Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam (Suatu Tinjauan Analisis Historis, Teoritis Dan Praktis)., hal 61
16
pengoperasiannya berdasarkn prinsip-prinsip syariah islam. Risiko yang dihadapi oleh
manusia yang paling besar hanya ada dua, yakni hidup yang terlalu lama dan kematian
yang terlalu cepat. Asuransi sebagai sebuah mekanisme perlindungan merupakan langkah
yang tepat bagi seorang untuk membagi atau mengalihkan risiko, karena auransi
menjawab rasa aman bagi setiap orang.
2. Prinsip-Prinsip Asuransi Syariah
Prinsip utama dalam asuransi syariah adalah ta’awanu ‘alal birri wa al taqwa
(tolong-menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan takwa) dan al ta’min (rasa
aman). Prinsip ini menjadikan para anggota atau peserta asuransi sebagai sebuah keluarga
besar yang satu dengan lainnya saling menjamin dan menanggung risiko15.
Para ekonom Islam mengemukakan bahwa asuransi ditegakkan atas tiga prinsip
utama, yaitu :
a. Saling bertanggung jawab
Para peserta asuransi memiliki rasa tanggung jawab bersama untuk membantu dan
menolong peserta lain yang mengalami musibah atau kerugian dengan niat ikhlas,
para peserta asuransi setuju untuk saling bertanggung jawab antara satu sama lain
karena memikul tanggung jawab dengan niat ikhlas adalah ibadah16.
Rasa tanggung jawab terhadap sesama merupakan kewajiban setiap muslim. Rasa
tanggung jawab ini tentu lahir dari sifat saling menyayangi, mencintai, saling
15 Gemala Dewi., Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan Dan Perasuransian Syariah Di Indonesia., (Jakarta; Kencana, 2004), hal 132 16 Muhammad Syakir sula, Asuransi Syariah Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta: Gemala Insani, 2004), h.230
17
.....
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesama kamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama suka diantara kamu…” (QS. An-Nisa/4 : 29)
b. Saling Memberi manfaat
..... ⌧ ☺
⌧ ⌧
Artinya : “ …adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap dibumi,
demikian Allah membuat perumpamaan (Allah mengumpamakan yang benar dan
yang batil)” (QS. Ar-Ra’ad/13 :17)
Seorang muslim merupakan bagian dari umat muslim yang lain, jika salah satu
dari mereka sakit maka yang lainpun merasakannya. Dalam asuransi syariah setiap
peserta harus mengikhlaskan sebagian dananya yang disebut dengan dana kebajikan
yang akan digunakan untuk menyantuni kepada siapa saja peserta asuransi yang
mengalami musibah.
17 Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia, h.133
18
c. Bebas dari Praktek Magrib (Maisir, Gharar, Riba)
a. Maisir atau Untung-untungan
☺ ☺ ☺
☺
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (minuman) khamar
(arak), berjudi (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah
perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan
itu agar kamu mendapatkan keberuntungan”. (QS. Al-Maidah/5 : 90)
Maisir dalam bahasa Arab secara harfiah adalah memperoleh sesuatu dengan
sangat mudah tanpa kerja keras atau mendapat keuntungan tanpa bekerja, yang
biasa disebut berjudi. Istilah lain yang digunakan dalam al-Quran adalam ‘azim
yang berarti praktik perjudian18. Dalam asuransi syariah jika orang menjadi
peserta asuransi maka akan mendapatkan gambaran tentang berapa besar yang
akan diterima jika peserta mengalami kerugian. Karena dalam asuransi syariah,
akad yang dugunakan sangat jelas dan juga penempatan dana terpisah antara dana
peserta dengan dana milik perusahaan.
b. Gharar atau ketidakjelasan
أنّ رسول االله صلى االله عليه وسلّم نها عن بيع الثمر حتّى : حديث ابن عمر رضي االله عنها
يبد وسلاحها نهى البائع والمبتاع 18 Muhammad Syakir Sula., Asuransi Syariah Konsep Dan Operasional., hal 48
19
Artinya : “Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra, dia telah berkata : sesungguhnya
Rasulullah SAW dilarang menjual buah-buahan sampai betul-betul masak.
Larangan ini ditujukan kepada penjual dan pembeli”. (HR. Jama’ah kecuali
Tramidzi)19
Gharar dalam pengertian bahasa adalah al-khida’ (penipuan), yaitu suatu
tindakan yang didalamnya diperkirakan tidak ada unsur kerelaan.
c. Riba
⌧
⌧
☺
Artinya : “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah
pada harta manusia, maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah”. (QS. Ar-
Rum/30 : 39)
Riba adalah praktek bunga serta hal-hal lain yang berhubungan dengan aktifitas
investasi pada perusahaan asuransi konvensional dengan melanggar syariat islam.
Yang berlaku pada asuransi syariah adalah sistem mudharabah dimana
19 Ahmad Mudjab Mahalli., Hadits-hadits Mutafaq ‘Alaih Bagian Munakahan Dan Muamalat., (Jakarta; Kencana, 2004), edisi-1, hal 97-98
20
keuntungan dan kerugian dalam investasi pada asuransi syariah dibagi merata
berdasar kesepakatan dalam akad.
3. Landasan Hukum Asuransi Syariah
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa hukum-hukum muamalah
adalah bersifat terbuka, artinya Allah SWT dalam al-Quran hanya memberikan aturan
yang bersifat garis besarnya saja. Selebihnya adalah terbuka bagi mujtahid untuk
mengembangkannya melalui pemikirannya selama tidak bertentangan dengan al-Quran
dan hadits20.
Hakikat asuransi secara islami adalah saling bertanggung jawab, saling
bekerjasama atau bantu-membantu dan saling melindungi penderitaan satu sama lain.
Oleh karena itu berasuransi diperbolehkan oleh syariah, karena prinsip-prinsip dasar
syariat mengajak kepada setiap sesuatu yang berakibat keeratan jalinan sesama manusia
dan kepada sesuatu yang meringankan beban mereka sebagaimana firman Allah SWT
dalam al-Quran surat al-Maidah ayat 2 yang berbunyi :
⌧
Artinya : “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertaqwalah
kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat sangat besar siksa-Nya”. (QS. Al-
Maidah/5 : 2) 20 Gemala Dewi., Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan Dan Perasuransian Syariah Di Indonesia., hal 127
21
a. Fatwa Dewan Syariah National Majelis Ulama Indonesia No. 21/DSN-MUI/X/2001
tentang pedoman umum asuransi syariah. Fatwa tersebut dikeluarkan karena regulasi
yang ada tidak dapat dijadikan pedoman untuk menjalankan asuransi syariah21.
b. Peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah berkaitan dengan
asuransi syariah, diantaranya :
1) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 421/KMK.06/2003 tentang
penilaian kemampuan dan kepatutan bagi direksi dan komisaris perusahaan
perasuransian.
2) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 422/KMK.06/2003 tentang
penyelenggaraan usaha perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi.
3) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 423/KMK.06/2003 tentang
pemeriksaan perusahaan perasuransian.
4) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 424/KMK.06/2003 tentang
kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi.
5) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 425/KMK.06/2003 tentang
perizinan dan penyelenggaraan kegiatan usaha perusahaan penunjang usaha
asuransi.
6) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 426/KMK.06/2003 tentang
perizinan usaha dan kelembagaan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi.
7) Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan No. Kep. 4499/LK/2000 tentang
jenis, penilaian dan pembatasan investasi perusahaan asuransi dan perusahaan
reasuransi dengan sistem syariah22.
21 Gemala Dewi., Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan Dan Perasuransian Syariah Di Indonesia., hal 128
22
B. Seputar Bancassurance
1. Sejarah Bancassurance
Bancassurance mulai di kenal masyrakat bisnis pada awal 1990an di Prancis.
Definisi sederhana dari Bancassurance adalah suatu bentuk kerjasama antara bank
dengan asuransi. Karena Bancassurance tergolong barang baru, banyak orang salah
mengartikannya. Secara umum orang beranggapan bahwa Bancassurance adalah praktek
menjual produk asuransi lewat bank, padahal sebaliknya juga dapat terjadi. Artinya bisa
terjadi pertukaran silang antara kedua lembaga bank dan asuransi ini, dimana bank dapat
menjual produk asuransi dan sebaliknya asuransi dapat menjual produk bank23.
Bagi bank maupun asuransi, kerjasama dalam pemasaran ini tentu diharapkan
dapat meningkatkan kinerja mereka sekaligus dapat memberikan nilai tambah bagi
nasabahnya. Bank dapat memanfaatkan yang selama ini dimiliki asuransi baik berupa
produk yang terbukti memiliki pasar luas maupun berupa jaringan personal berupa agen
penjualan asuransi. Sementara asuransi juga dapat memanfaatkan kelebihan yang dimiliki
bank berupa jaringan kantor maupun tekhnologi yang memungkinkan asuransi dapat
mempergunakan dalam kegiatan pemasaran produk mereka. Keberhasilan dalam
penjualan produk Bancassurance akan dinikmati baik oleh bank maupun asuransi yang
menjalin kerjasama tersebut dengan nasabahnya.
Produk Bancassurance yang paling banyak dipraktekkan selama ini berupa
penggabungan produk tabungan dari bank dengan produk asuransi jiwa dari asuransi.
22 Ibid., hal 128-129 23 Bancassurance., 03 April 2005, www.pikiran-rakyat.com
23
Alasan pengembangan produk Bancassurance yang menggabungkan kedua jenis produk
tersebut didasari semata-mata oleh kepraktisan dan fleksibelitas kedua produk tersebut
yang tidak sulit untuk digabungkan. Produk Bancassurance dapat berupa produk
tabungan dari bank dengan memberikan tambahan asuransi jiwa dari asuransi. Atau dapat
terjadi sebaliknya produk asuransi jiwa dari asuransi yang mengkaitkan dengan tabungan
dari bank yang berfungsi sebagai sarana pembayaran premi. Jadi dalam Bancassurance
ini antara bank dengan asuransi saling dapat bertindak sebagai produsen maupun sebagai
agen penjualan.
2. Pengertian Bancassurance
Asia Insurance Review menyebutkan Bancassurance sebagai ketentuan yang
lengkap dan jelas mengenai produk dan jasa perbankan, asuransi maupun investasi bank
untuk memenuhi kebutuhan individu nasabah24
Sebagaimana yang dikutip Ketut Sendra Bancassurance menurut Lafferty
Business Research, adalah suatu kemitraan atau paket pelayanan keuangan yang dapat
memenuhi kebutuhan perbankan sekaligus kebutuhan asuransi secara bersamaan25.
Pada prinsipnya, Bancassurance merupaka sistem penjualan produk asuransi
melalui saluran distribusi bank. Dengan demikian produk Bancassurance merupakan
produk kemitraan antara bank dengan perusahaan asuransi.
24 Ketut Sendra., Bancassurance Kemitraan Strategis Perbankan Dan Perusahaan Asuransi., (Jakarta; PPM Anggota IKAPI, 2007), cet-1, hal 3 25 Ketut Sendra., Bancassurance Kemitraan Strategis Perbankan Dan Perusahaan Asuransi., (Jakarta; PPM, Anggota AKAPI, 2007), cet-1, hal 3
24
⌧
Artinya : bekerjasamalah kamu pada perkara-perkara kebajikan dan takwa. Jangan
bekerjasama dalam perkara-perkara dosa dan permusuhan”. (QS. Al-Maidah/5 : 2)
Bancassurance ibarat dua orang yang berbeda budaya dan bahasa. Kelanggengan
bahtera rumah tangga hanya dapat dicapai bila keduanya memiliki sifat-sifat positif
antara lain hanya mempunyai satu pasangan, saling setia, mengerti kelebihan dan
kekurangan pasangannya, sering berkomunikasi, serta berbagi suka dan duka.
Bagi industri asuransi dinegara-negara maju, Bancassurance merupakan saluran
distribusi alternatif yang menjadi priorits utama. Dinegara-negara maju, pemasukan
premi asuransi Bancassurance hampir mencapai 80% dari total pemasukan premi.
Bancassurance menawarkan sejumlah keuntungan bagi perusahaan asuransi jiwa
yaitu nasabah yang cukup banyak, jangkauan yang lebih luas melalui kator-kantor cabang
bank serta menekan jumlah agen. Fasilitas on line dna ATM yang dimilki bank
memajukan nasabah dalam pembayaran premi sekaligus menjadi daya tarik tersendiri
bagi produk asuransi jiwa yang dipasarkan. Selain itu unsur investasi produk tersebut
semakin nyata terlihat.
3. Landasan Hukum Bancassurance
Pemerintah tidak bisa menolak berkembangnya produk Pemerintah tidak bisa
menolak berkembangnya produk Bancassurance, karena kecerendungan pelayanan jasa
25
keuangan, seperti asuransi, reksadana dan perbankan. Oleh karena itu, dibutuhkan
kepastian hukum yang kondusif, karena Bancassurance berdampak positif dn
menguntungkan bank terhadap tambahan Fee Based Income, nasabah diberi alternatif
lain pengelolaan keuangan, sementara asuransi dapat memanfaatkan jaringan luas yang
dimiliki perbankan.
Mengantisipasi kemungkinan masalah yang timbul dari penjualan Bancassurance
ini, Bank Indonesia telah menetapkan aturan yang ketat. Masalah Bancassurance ini telah
diatur dalam surat edaran (SE) No. 6/43/DPNP tanggal 7 Oktober 2004 yang
ditandatangani oleh Deputi Gubernur BI dengan salah satu redaksinya “dalam melakukan
aktifitas Bancassurance, bank dilarang menanggung atau turut mengandung risiko yang
timbul dari asuransi”, dari redaksi tersebut maka Bancassurance juga berpotensi
menimbulkan risiko pada bank.
Maka lewat KMK No. 426/06/2003 tentang perizinan usaha dan kelembagaan
perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi. Menteri Keuangan menegaskan
perusahaan asuransi dapat melakukan pemasaran melalui kerjasama bank
(bancassurance), “Perusahaan asuransi yang akan melakukan pemasaran kerjsama
dengan bank dengan harus memperoleh persetujuan Menteri Keuangan”. Pasal 40 KMK
No. 06/2003 yang ditandatangani Menteri Keuangan Boediono pada tanggal 30
September 2003 lalu26.
Tentang pemasaran melalui kerjasama dengan bank KMK 426, antara lain :
Pasal 39 :
26 Bancassurance., 2003 2006, http://www.kompas.com
26
a) Perusahaan asuransi dapat melakukan pemasaran melalui kerjasama dengan bank
(bancassurance)
b) Perusahaan asuransi dapat melakukan pemasaran melalui kerjasama dengan bank
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bertanggung jawab atas semua tindakan
bank yang berkaitan dengan transaksi asuransi yang dipasarkan melalui kerjasama
dengan bank
Pasal 40 :
a) Perusahaan asuransi yang akan melakukan pemasaran melalui kerjasama dengan
bank harus memperoleh persetujuan Menteri
b) Untuk memperoleh persetujuan Menteri, perusahaan asuransi yang akan
melakukan pemasaran melaui kerjasama dengan bank harus mengajukan
permohonan kepada Menteri dengan menyampaikan : 1. Produk yang dipasarkan;
2. Prosedur penutupan dan pembayaran premi; 3. Prosedur penyelesaian klaim; 4.
Konsep perjanjian kerjasama dengan bank yang tlah diparaf oleh para pihak.
c) Petugas bank yang akan melakukan pemasaran produk asuransi harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut : 1. memiliki sertifikat keagenan asuransi yang
dikeluarkan oleh asosiasi terkait; dan 2. telah memperoleh pelatihan mengenai
produk asuransi yang akan dipasarkan.
d) Perusahaan asuransi sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) wajib
menyampaikan kerjasama dengan pihak bank yang telah ditandatangani, paling
lambat 14 (empat belas) hari sejak memperoleh persetujuan menteri27.
27 Ketut Sendra., Bancassurance Kemitraan Strategis Perbankan Dan Perusahaan Asuransi., hal 95-96
27
KMK tersebut menyatakan perusahaan asuransi yang melakukan pemasaran lewat
kerjasama dengan bank tersebut, bertanggung jawab atas semua tindakan bank yang
berkaitan dengan transaksi asuransi guna memperoleh persetujuan Menteri Keuangan,
perusahaan yang akan memasarkan Bancassurance harus mengajukan permohonan
kepada Menteri Keuangan dan memperoleh persetujuan darinya. Sementara petugas yang
akan memasarkan produk asuransi harus memiliki sertifikat keagenan28.
Salah satu cara yang mungkin dilakukan untuk melindungi konsumen adalah
memberikan izin atau peraturan tentang Bancassurance kepada asuransi dan bank yang
memiliki modal yang cukup untuk menanggung risiko, dengan parameter bank adalah
risiko kecukupan modal (Capital Adeguacy Ratio/CAR) dan asuransi dengan rasio
pencapaian solvabilitas (Risk Based Capital/RBC).
Dari gambaran reggulasi yang mengatur Bancassurance diatas, menunjukkan
bahwa kerjasama Bancassurance telah memiliki kekuatan hukum yang memadai.
4. Arti Penting Bancassurance
a) Dari perspektif Bank :
Dari persepektif bank, jawabannya sangat mudah. Jika kita tidak menerapkan
strategi ini, maka lama kelamaan operasional bank akan terhambat. Perbankan di
Indonesia tidak berbeda dengan bank-bank lain didunia dan oleh sebab itu dalam tahapan
tertentu, perbankan Indonesia akan menghadapi persoalan yang sama dengan yang
dihadapi oleh perbankan internasional dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini.
28 Yoyo B. Wahyudi., Bank Wajib Sertifikat Agen., (The Journal Of Bisnis Indonesia; Oktober 2003)
28
Sebab utama mengapa pihak bank untuk melakukan kerjasama dengan
perusahaan asuransi adalah :
1. Biaya Infrastruktur.
Biaya operasional kantor cabang bank yang mahal adalah sumber pengeluaran
yang utama dalam pos pengeluaran biaya bank. Tetapi bank tetap harus
mempertahankannya dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik kepada
nasabahnya. Untuk itu kantor cabang bank dapat lebih mengoptimalisasikan diversifikasi
produk yang dapat ditawarkan kepada nasabahnya agar dapat menutupi biaya
operasionalnya tersebut.
2. Margin pendapatan bunga yang rendah.
Dalam kompetisi dunia perbankan saat ini, pendapatan bunga biasanya ditekan
serendah mungkin dan adalah penting bagi pihak bank untuk meningkatkan rasio
penerimaan fee dan komisi dari seluruh total penerimaan untuk mengantisipasi hal ini
Bancassurance sebagai salah satu konsep untuk memperoleh pendapatan Fee (fee
based income) yang bebas resiko merupakan alternatif yang menarik untuk mengatasi
margin pendapatan bunga yang rendah sekaligus memperkuat posisi bank ditengah
persaingan.
3. Mempertahankan Loyalitas Nasabah.
Nasabah biasanya mempertahankan hubungannya dengan suatu bank disebabkan
karena mereka tidak mempunyai pilihan bank lain. Seiring dengan meningkatkan
persaingan jasa pelayanan perbankan dewasa ini, maka nasabah menjadi raja dan bank
29
yang dapat memberikan pelayanan “one stop shop” untuk semua jenis jasa keuangan
yang dibutuhkan oleh nasabah akan sukses mempertahankan loyalitas dari nasabahnya.
Semua bank seharusnya mempunyai produk-produk untuk yang dibutuhkan oleh
setiap nasabah, mulai dari kebutuhan menabung, proteksi, investasi, dana hari tua dan
jasa keuangan lainnya. Semakin banyak kebutuhan nasabah yang dapat dipenuhi oleh
pihak Bank akan semakin kecil kemungkinan nasabah tersebut akan beralih ke Bank
lainnya.
Selain itu pelayanan bank yang bervariasi ini akan dapat menarik masyarakat
untuk menjadi nasabah.
4. Meningkatkan Loyalitas Karyawan.
Disamping loyalitas nasabah, loyalitas karyawan adalah salah satu faktor yang
menentukan tingkat keberhasilan Bank. Bank dapat meningkatkan produktifitas dan
loyalitas karyawannya dengan memberikan tantangan baru dan meningkatkan
kemampuan / pendapatan dari karyawannya melalui model bancassurance.
b) Dari perspektif Perusahaan Asuransi :
Dari persepektif perusahaan asuransi, alasan untuk melakukan kerjasama dengan
pihak bank adalah :
1. Meningkatkan Penerimaan Premi.
2. Meningkatkan market share dengan memanfaatkan database dari bank
30
3. Sebagai alternatif saluran distribusi pemasaran yang murah serta mengurangi
ketergantungan atas sistem agency.
4. Meningkatkan persistensi polis. Polis yang ditutup melalui “High Advice”
mempunyai tingkat persistensi yang tinggi.
c) Dari perspektif Nasabah :
Kemudahan, Kenyamanan, Efisiensi – dalam situasi dimana waktu senggang telah
menjadi komoditas yang berharga ; semua orang bekerja sepanjang waktu; nasabah tidak
lagi mempunyai waktu untuk menghubungi tiga atau empat lembaga jasa keuangan yang
memenuhi kebutuhan finansial mereka, konsep “one stop shop” ( dan ditambah lagi
pelayanan melalui telepon atau media elektronik lainnya ) merupakan penawaran yang
menarik untuk nasabah.
C. Konsep Pemasaran Bancassurance
1. Pengertian Pemasaran
Berdasar pada pendapat M. Syakir Sula, pemasaran syariah merupakan sebuah
disiplin bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan
values dari satu inisiator kepada stakeholders-nya yang keseluruhan prosesnya sesuai
dengan akad serta prinsip-prinsip muamalah dalam Islam29.
Pemasaran menurut perspektif syariah adalah segala aktifitas yang dijalankan
dalam kegiatan bisnis berbentuk kegiatan penciptaan nilai (value creating activities) yang
memungkinkan siapapun yang melakukannya bertumbuh serta mendayagunakan
29 Muhammad Syakir Sula., Asuransi Syariah Konsep Dan Operasional,(Jakarta: Gema Insani,2004),hal.425
31
kemanfaatannya yang dilandasi atas kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan keikhlasan
sesuai dengan proses yang berprinsip pada akad bermuamalah islami atau perjanjian
bisnis dalam Islam30.
Allah SWT mengingatkan agar senantiasa menghindari perbuatan zalim dalam
berbisnis termasuk dalam proses penciptaan, penawaran, dan proses perubahan nilai
dalam pemasaran, sebagaimana firman Allah dalam surat Shaad (38) : 24
☺ ⌧
⌧
⌫
☺
Artinya : “Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat (berbisnis) itu
sebagian dari mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang beriman
dan beramal saleh dan amat sedikit mereka itu”. (QS. Shaad/38 : 24)
Pengertian menurut American Marketing Association 1960, yang menyatakan
pemasaran adalah hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan mangalirnya
barang dan jasa dari produsen sampai kekonsumen31.
Sebagaimana dikutip oleh Abdullah Amrin, Kotler (1997) mendefinisikan
pemasaran adalah suatu proses sosial dan managerial yang didalamnya terdiri dari
individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
30 Abdullah Amrin., Strategi Pemasaran Asuransi Syariah., (Jakarta : PT. Grasindo, 2007), hal 7 31 Assauri Sofyan., Manajemen Pemasaran Dasar, Konseop Dan Strategi., (Jakarta; PT. RajaGrafindo Persada, 2004), hal 3
32
dalam penciptaan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak
lain32.
Dikutip oleh Muhammad Firdaus Peter F. Drucker mengatakan bahwa pemasaran
merupakan proses bisnis yang dilihat dari sudut pandang konsumen yang bisa
menghasilkan pendapatan bagi sebuah perusahaan33.
Pemasaran menurut Mulia Nasution merupakan aktifiitas perusahaan yang
mengadakan proses produksi untuk menghasilkan barang atau jasa guna menghasilkan
kepuasan konsumen dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka34. Selain itu
mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa kepada konsumen. Pada
umumnya pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan berusaha menghasilkan
pendapatan (laba) dari kegiatan pemasaran tersebut.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pemasaran adalah bekerja dengan pasar
untuk mengaktualisasi potensi pertukaran dengan maksud memuaskan kebutuhan dan
keinginan manusia. Ada dua pihak utama yang terlibat dalam pemasaran, yaitu pemasar
dan prospek35. Pemasar adalah pihak yang lebih aktif dalam mengaktualisasi pertukaran,
yaitu mencari prospek yang mungkin dapat dilibatkan dalam pertukaran. Prospek adalah
seseorang atau organisasi yang diidentifikasi oleh pemasar mampu dan ingin terlibat
dalam pertukaran, atau dengan kata lain prospek adalah calon pembeli.
32 Abdullah Amrin., Strategi Pemasaran Asuransi Syariah., hal 1 33 Muhammad Firdaus., Dasar Dan Strategi Pemasaran Syariah, Edukasi Profesional Syariah., (Jakarta; Renaisan 34 Mulia Nasution., Pengantar Bisnis: Rencana Pendirian Perusahaan., (Jakarta; Djambatan, 1996), hal 193 35 Bilson Simamora., Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif Dan Profitabel., (Jakarta; PT. Gramedia Pustaka). Hal 14
33
Dari uraian diatas, terlihat bahwa pemasaran dalam arti sempi oleh para
pengusaha sering diartikan sebagai pendistribusian, termasuk kegiatan yang dibutuhkan
untuk menempatkan produk yang berwujud pada tangan konsumen rumah tangga dan
pemakai industri36.
Jadi, dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pemasaran merupakan
kegiatan atau aktifitas perusahaan yang mengkomunikasikan dan memperkenalkan
produk atau jasa yang ditawarkan guna memenuhi kegiatan dan kebutuhan konsumen
dengan segala risiko yang dihadapi untuk memperoleh suatu pendapatan dari kegiatan
pemasaran tersebut.
2. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar dimaksudkan sebagai kegiatan membagi suatu pasar kedalam
kelompok-kelompok yang berbeda. Masing-masing kelompok tersebut terdiri dari
konsumen yang mempunyai ciri/sifat yang sama atau hampir sama. Setiap kelompok
konsumen dapat dipilih sebagai suatu pasar sasaran (target market) yang akan dicapai
dengan strategi Marketing Mix yang berbeda.
36 Ibid., hal 4
34
Segmentasi pasar adalah proses pengelompokan pasar ke dalam segmen yang
berbeda-beda. Segmen pasar adalah sekelompok pembeli yang memiliki karaktreristik
yang sama terhadap aktifitas pemasaran tertentu37.
Jadi segmentasi pasar merupakan suatu strategi pemasaran yang dilakukan untuk
membagi pasar kedalam bagian-bagian. Sebagai dasar untuk membina bagian-bagian
tertentu guna dijadikan pasar sasaran yang akan dilayani.
Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan
lebih terarah, dan sumber daya perusahaan dibidang pemasaran dapat digunakan secara
efektif dan efisiensi. Segmentasi pasar adalah suatu cara untuk membedakan menurut
golongan pembeli, kebutuhan pemakai, motif, prilaku dan kebiasaan pembelian produk
tersebut. Dengan segmentasi pasar, sumber daya yang terbatas dapat digunakan secara
optimal untuk menghasilkan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar yang dapat
mengalokasikannya kepada potensial yang paling menguntungkan dan dapat ikut
bersaing dalam segmen pasar tertentu serta dapat menentukan cara-cara promosi efektif.
Agar proses segmentasi pasar tersebut dapat efektif dan bermanfaat bagi
perusahaan, maka segmen pasar harus memenuhi kriteria dan syarat berikut :
b) Dapat diukur (measurable), baik besarnya maupun luasnya serta daya beli segmen
pasar tersebut.
c) Data dicapai atau dapat dijangkau (accessible), sehingga dapat dijalani secara efektif.
d) Cukup luas (substantial), sehingga dapat menguntungkan jika dilayani.
37 Bilson Simamora., Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif Dan Profitabel., hal 127
35
e) Dapat dilaksanakan (actionable), sehingga semua program yang telah disusun untuk
menarik dan melayani segmen pasar itu dapat efektif.
Faktor-faktor tersebut dapat membantu untuk menilai kelayakan pasar dari produk
perusahaan untuk disegmentasikan atau tidak. Apabila telah dilakukan segmentasi atas
pasar yang telah ditentukan tersebut dapat dipilih yang potensial diantaranya untuk
dijadikan pasar sasaran (target market). Hal ini merupakan dasar untuk menentukan
strategi pemasaran bagaimana yang akan dijalankan agar tujuan pemasaran dapat
tercapai.
3. Strategi Pemasaran
Dalam kamus besar Ilmu Pengetahuan strategi pemasaran merupakan proses
pemasaran yang mencakup beberapa analisis atas kesempatan-kesempatan pemilihan
saran-saran, pengembangan strategi perumusan rencana, implementasi serta
pengawasan38.
Menurut Kotler dan Amstrong, strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang
dengannya unit usaha berharap dapat mencapai tujuan pemasarannya39. Strategi
pemasaran merupakan pernyataan mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk
dapat mencapai tujuannya, yaitu dapat memenuhi keinginan dan dapat memuaskan
pelanggan.
Strategi pemasaran merupakan jantung dari suatu rencana pemasaran40, karena
itu strategi pemasaran diperlukan dalam suatu perusahaan dengan maksud agar rencana
38 Save M. Dagun., Kamus Besar Ilmu Pengetahuan., (Jakarta; LPKN, 2002), cet-2, hal 804 39 Kotler Dan Amstrong., Prinsip-Prinsip Pemasaran., hal 3 40 Stewardh H. Rewald, dkk., Perencanaan Dan Strategi Pemasaran, Penerjemah : A. Hisyam Ali., (Jakarta; Rineka Cipta, 1991), hal 48
36
yang telah dibuat dapat terlaksana sesuai dengan tujuan dan hambatan yang ada dapat
diminimalisir.
Menurut Philip Kohler strategi pemasaran adalah pendekatan yang digunakan
oleh unit bisnis dalam mencapai tujuan sasaran yang hendak dicapai dengan rencana yang
telah ditetapkan41.
Menurut Sofjan Assauri strategi pemasaran adalah rencana yang menyeluruh dan
menyatu dibidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan
dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran bagi suatu perusahaan42.
Adapun tujuan dari strategi pemasaran yang dijalankan oleh sebuah perusahaan
adalah sebagai berikut :
a. Menetapkan arah dan tujuan dari kegiatan yang dijalankan oleh perusahaan.
b. Sebagai sarana untuk mengantisipasi berbagai permasalahan dan keadaan yang
berubah dimasa mendatang.
c. Membantu perusahaan dalam hal peningkatan kegiatan usaha, memberikan
kemudahan dalam mengontrol dan mengawasi kegiatan pemasaran dari sebuah
perusahaan.
Jadi strategi pemasaran adalah proses perencanaan perusahaan dalam memasarkan
atau memperkenalkan produk ataupun jasa yang ditawarkan kepada konsumen untuk
mencapai satu tujuan dengan segala risiko yang akan dihadapi.
41 Philip Kohler., Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaa Dan Pengendalian., (Jakarta; Erlangga, 1997), edisi-5, cet-6, jilid 1, hal 401 42 Sofjan Assauri., Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep Dan Strategi., (Jakarta; PT. RajaGrafindo, 2004), cet-7, hal 168
37
4. Keuntungan Pemasaran Bancassurance
Bancassurance dapat menguntungkan bank, asuransi dan nasabah. Berikut adalah
keuntungan yang diperoleh masing-masing pihak :
a. Pihak bank
1) Staf bank yang memasarkan produk Bancassurance mendapatkan pengetahuan
baru tentang perasuransian yang memungkinkan mereka menjadi perencana
keuangan.
2) Bancassurance dapat dijadiakan sebagai diversifikasi produk bank, diluar produk-
produk perbankan pada umumnya. Keuntungan ini dapat dirasakan secara
signifikan apabila nama produk Bancassurance tersebut mendekati nama dan
istilah perbankan.
3) Merupakan sumber pendapatan dan sumber penggalian dana baru diluar jasa
perbankan lainnya.
4) Menciptakan kesetiaan nasabah, karena kebutuhan jasa keuntungan yang lengkap
dapat dilayani oleh bank itu sendiri.
5) Memberikan peluang penghimpunan dan pengelolaan dana masyarakat melalui
setoran pembayaran premi asuransi, karena dana yang terakumulasi di bank dapat
dimanfaatkan oleh pihak bank sesuai kesepakatan dan perjanjian dengan
perusahaan asuransi.
6) Menciptakan layanan keuangan.
7) Produk dapat dibuat khusus untuk melengkapi produk perbankan dan nasabah
bank.
b. Pihak perusahaan asuransi
38
1) Bagi perusahaan asuransi, bertambahnya saluran distribusi akan memperluas
pasar dan secara otomatis akan menambah pendapatan dari premi asuransi baru
maupun premi lanjutan.
2) Perusahaan asuransi dapat memposisikan diri sebagai lembaga jasa keuangan
yang tidak hanya menjual jasa asuransi melalui keagenan ataupun broker.
3) Proses underwriting-nya lebih sederhana, karena persyratannya cukup sederhana
dan keputusannya pun hanya memilih diterima atau ditolak. Umumnya proses
underwriting pada produk Bancassurance sederhana dan singkat serta
diberlakukan asuransi kumpulan dan kolektif.
4) Biaya distribusi dan dan administrasi yang rendah karena penjualannya dilakukan
oleh staff bank dan telah diintregasi dengan tekhnologi dan sistem perbankan
yang ada. Perusahaan asuransi tidak harus mengeluarkan biaya promosi yang
besar untuk mempromosikan perusahaannya, cukup membantu biaya promosi
produk Bancassurance yang akan dipromosikan oleh bank.
5) Perusahaan asuransi tidak dalam kendali pihak bank, karena semuanya bekerja
sesuai kontrak kerja sama Bancassurance, yang sangat berbeda dengan perjanjian
keagenan.
6) Mendapatkan kemudahan dalam transaksi dan transfer dana karena dapat
dilakukan secara otomatis menggunakan tekhnologi perbankan43.
c. Pihak nasabah
1) Mendapatkan pelayanan perbankan yang lebih luas, memberi asuransi lebih
mudah, sehingga nasabah lebih menghemat waktu dan biaya.
43 Ketut Sendra., Bancassurance Kemitraan Strategis Perbankan Dan Perusahaan Asuransi., hal 23-24
39
2) Istilah asuransi yang banyak sulit untuk dimengerti dapat dijembatani dengan
istilah perbankan yang sederhana dan mudah dimengerti.
3) Desain produknya sederhana dan dirancang mendekati produk perbankan sangat
memenuhi kebutuhan nasabah dan nasabah tidak merasa bingung, nasabah akan
merasa membeli produk jasa atau jasa perbankan dengan fitur yang lengkap.
4) Produk dan jasa perbankan yang dibeli dapat memberi perlindungan atas jiwa dan
benda yang diasuransikan.
5) Nasabah merasakan adanya kepastian atas produk yang dibelinya, karena tempat
membelinya jelas dan setiap permasalahannya yang akan dirasakan memiliki
tempat pengaduan yang jelas pula.
6) Nasabah akan mendapatkan produk asuransi yang dipercaya dengan tingkat premi
asuransi yang lebih rendah.
5. Saluran Distribusi dalam Bancassurance
Secara tradisional, pemasaran dan promosi produk asuransi biasanya dilakukan
melalui sistem agensi. Dengan adanya perkembangan yang lebih menitik beratkan pada
perilaku konsumen, evolusi teknologi dan peraturan, saluran distribusi baru telah
diciptakan dengan baik dan berkembang dengan pesat dalam beberapa tahun terakhir ini.
Bancassurance menggunakan beberapa saluran distribusi44, seperti :
1) Career Agents
2) Spesial Advisers
3) Salaried Agents
44 Bancassurance Modul, (Humas, PT Asuransi Takaful Indonesia,2008)
40
4) Bank Employess / Platform Banking
5) Direct Response
Karateristik utama dari setiap saluran distribusi adalah sebagai berikut :
1) Career Agents
Adalah agen penjualan yang terikat kontrak dengan perusahaan asuransi dan
bekerja full time berdasarkan sistem komisi. Para agen ini biasanya mempunyai kontrak
yang bebas. Dengan demikian perusahaan asuransi hanya dapat melakukan pengawasan
berdasarkan aktivitas penjualan para agen tersebut sebagaimana yang tercantum dalam
kontrak. Biasanya tingkat pelayanan kepada nasabah yang dilakukan oleh agen ini
tergantung kepada komisi yang diberikan, bonus dan keuntungan-keuntungan lain yang
diperoleh.
Banyak bancassurance yang menghindari menggunakan saluran distribusi ini,
mengingat para agen biasanya berkonsentrasi pada penjualan dari segi jumlah bukan
kualitas penutupannya. Persoalan lainnya yang biasanya timbul adalah dari segi
penetapan remunerasi dan atau insentif lainnya.
2) Spesial advisers
Adalah seorang karyawan dari patner perusahaan asuransi (bank) yang telah
terlatih dan terdidik mengenai asuransi dengan baik. Spesial advisers ini biasanya
menawarkan produk asuransi yang mempunyai ketentuan yang komplek dan biasanya
menawarkannya kepada nasabah korporasi.
41
Nasabah yang ditangani oleh seorang spesial advisers ini biasanya adalah nasabah
yang membutuhkan pelayanan personal. Biasanya spesial advisers mendapat gaji tetap
dan menerima insentif dari prestasi penjualannya.
3) Salaried Agents
Adalah orang yang tepat untuk melaksanakan pemasaran bancassurance. Salaried
agen ini melaksanakan dengan penuh pemasaran dan pelayanan terhadap nasabah
bancassurance. Pendapatannya diberikan atas dasar gaji tetap bukan atas dasar
remunerasi seperti karier agen.
Dewasa ini, perusahaan asuransi mulai menggunakan salaried agen daripada
karier agen untuk melaksanakan bancassurance ini. Hal ini disebabkan karier agen lebih
berkonsentrasi kepada segi penjualan bukan segi pelayanannya.
4) Platform Bankers
Adalah karyawan bank yang mungkin seorang teler atau seorang dari bagian
kredit atau perwakilan dari perusahaan asuransi.
Seorang platform bankers biasanya dapat menjual produk asuransi yang simpel.
Tetapi pekerjaan menjual produk asuransi bukan pekerjaan yang utama, sehingga waktu
yang dapat mereka berikan untuk menjual produk asuransi sangat terbatas, biasanya
hanya terbatas pada jam kerja kantor bank dan setelah mengerjakan tugas utamanya.
Biasanya platform bankers ini didampingi oleh seorang spesial advisers bila
dibutuhkan.
42
Jika platform bankers ini hanya bersifat pasif, maka potensi kerjasama
bancassurance tidak akan berkembang. Tetapi sebaliknya bila mereka aktif maka potensi
bancassurance akan berkembang baik.
Bila platform bankers bersifat aktif sebagai penjual produk asuransi, maka harus
diperhatikan potensi kecemburuan antar sesama karyawan bank sehingga dapat
mengganggu sistem kerja pada bank yang bersankutan.
5) Direct Response
Dalam sistem distribusi ini, tidak ada agen pemasaran yang bertemu dengan
nasabah untuk menjual produk asuransi. Nasabah membeli produk asuransi langsung
dari bagian bancassurance dengan menjawab iklan dari perusahaan asuransi, penawaran
melalui surat atau melalui telepon dll. Saluran distribusi ini biasanya digunakan untuk
paket produk asuransi yang mudah dimengerti oleh nasabah tanpa perlu penjelasan lebih
lanjut.
Saluran Distribusi dan Produk Asuransi
Tingkat kompleksitas dari suatu produk asuransi akan sangat mempengaruhi
saluran distribusi bancassurance yang digunakan. Semakin lebih spesifik, maka
kompleks dan biaya dari suatu produk asuransi akan semakin meningkat. Sebagai
akibatnya maka sistem distribusinya juga harus disesuaikan.
Program dana hari tua dan asuransi kesehatan tidak akan berhasil bila dijual
dengan menggunakan Direct Mail demikian pula sebaliknya bila menjual produk
personal accident dengan menggunakan agen diluar perusahaan asuransi akan
menimbulkan biaya yang besar.
43
Agar dapat berhasil komponen dari model bancassurance harus memperhatikan
karateristik dan manfaat produk , biaya distribusi dan saluran pemasarannya.
Bancassurance dapat memilih dan mempergunakan semua saluran distribusi yang
ada. Namun strategi pemilihan saluran distribusi yang efektif adalah yang juga
memperhatikan keinginan nasabah bukan hanya kepada jenis produknya saja. Pemilihan
saluran distribusi yang tepat akan membuat bank dapat berkompetisi dengan baik.
6. Model dan Tahapan Pemasaran Bancassurance
Bersamaan dengan telah terjadi perkembangan disegala bidang dewasa ini, telah
banyak perubahan dan perbaikan yang signifikan terhadap pengertian model
bancassurance.
Pada saat ini bank terpaksa harus melakukan beberapa tindakan untuk menutup
biaya operasional mereka sedangkan pihak nasabah semakin membutuhkan pelayanan
yang prima atas kebutuhan jasa finansial mereka.
Banyak perusahaan yang tidak berhasil ketika mencoba untuk meng
implementasikan model bancassurance ini dan beberapa lainnya dapat berhasil.
Ada dua hal utama yang dapat menjadi penyebab kegagalan dalam implementasi
model bancassurance, yaitu :
1. Model bancassurance membutuhkan investasi yang cukup besar dan akan
memberikan hasilnya dalam waktu yang agak lama. Biasanya manajemen
ingin melihat hasil keuntungan dari penerapan model ini dalam waktu yang
relatif cepat.
44
2. Perbedaan yang sangat besar antara budaya yang ada pada bank dengan
budaya perusahaan asuransi jiwa. Banyak kegagalan dari implementasi model
bancassurance ini timbul dari ketidakmampuan manajemen dalam menyadari
dan mengatasi perbedaan budaya ini.
Untuk mengatasi kegagalan dalam proses implementasi model bancassurance ini,
maka proses ini harus dilakukan secara bertahap.
Menurut Steve Heald, ada empat tahapan yang harus dilalui dalam upaya untuk
mengembangkan model bancassurance ini45 adalah :
1. Credit Protection.
2. Direct Mail
3. “Low Advice” over the counter sales
4. “High Advice” sales
1. Credit Protection
Tahapan awal dari model bancassurance ini adalah pengembangan dan pemasaran
dari produk asuransi yang berkaitan langsung dengan produk tradisional perbankan. Pada
umumya, produk ini dikenal sebagai asuransi kredit dan dijual bersama produk bank
seperti : Kredit Perumahan; Kartu Kredit; atau Kredit Kendaraan Bermotor dll.
Dalam dunia perusahaan juga dikenal jenis produk asuransi yang dikenal dengan
“Key Man Insurance” yang memberikan perlindungan asuransi jiwa terhadap orang-
orang penting dalam dunia usaha yang mengambil kredit dari bank.
45 Steve Heald ,“Bancassurance” ,artikel,( Jurnal AMAI No.7,2000)
45
Untuk karyawan bank, produk asuransi ini sangat mudah, murah dan menjamin
setiap pinjaman akan diberikan pertanggungan ketika musibah terjadi.
2 . Direct Mail
Tahapan kedua adalah pengembangan program penjualan langsung. Keberhasilan
dari program penjualan langsung ini sangat tergantung pada database nasabah bank.
Biasanya tingkat respon yang dapat diraih mencapai 25 % dari seluruh nasabah
bank yang mendapatkan program penjualan langsung ini. Tingkat keberhasilan program
ini akan lebih meningkat lagi bila ditindaklanjuti oleh program telemarketing.
Keberhasilan program ini juga tergantung dari beberapa hal dibawah ini :
a) Penawaran program asuransi harus simpel dan gampang dimengerti. Disain yang
kreatif dari surat atau penawaran harus dapat memikat nasabah untuk membuka
dan membacanya. Program penawaran harus dirancang sedemikian mungkin agar
nasabah dapat membacanya dan memberikan jawabanya dengan mudah dan
cepat.
b) Penawaran program asuransi harus menggunakan nama dari Bank. Biasanya
nasabah bank akan lebih tertarik terhadap penawaran yang diberikan oleh Bank
dimana ybs menjadi nasabahnya dibandingkan dengan penawaran yang diberikan
oleh perusahaan asuransi yang tidak dikenalnya.
c) Jangan membingungkan nasabah dengan mengirimkan bermacam-macam surat
dan penawaran.
46
d) Produk asuransi yang ditawarkan harus mempunyai nilai tambah bagi nasabah.
Direct mail adalah suatu bentuk distribusi pemasaran yang paling murah untuk
bank dan perusahaan asuransi. Oleh karena itu nasabah sangat mengharapkan
produk yang ditawarkan tersebut mempunyai tingkat premi murah dan cara
pembayaran yang mudah.
3. “Low Advice” over the counter sales.
Tahapan ketiga adalah proses menjual produk asuransi yang simpel/mudah
melalui karyawan bank dalam interaksi mereka dengan nasabah sehari-hari.
Keberhasilan dari tahap ini sangat tergantung dari jumlah waktu, tenaga dan pikiran yang
dialokasikan oleh Bank dan Perusahaan Asuransi untuk memberikan pelatihan dan
pengembangan bagi karyawan bank yang ditunjuk untuk melaksanakan program ini.
Pengetahuan produk dan kemampuan karyawan bank untuk dapat
menterjemahkan kebutuhan nasabah akan produk asuransi dalam element yang paling
penting yang harus diajarkan dalam proses pelatihan.
4 . “High Advices” sales.
Ini adalah tahapan yang paling utama dalam model bancassurance. Tahapan ini
melibatkan seorang “Financial Planners” yang berdomisili di setiap cabang Bank, mampu
melakukan pemasaran produk asuransi lebih kompleks dari produk yang ditawarkan oleh
karyawan bank biasa.
47
Kunci keberhasilan program ini adalah seorang “Financial Planners” harus
mampu untuk mengidentifikasi kebutuhan nasabah yang kompleks dan bekerjasama
dengan nasabah tersebut untuk mencari jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam tahap ini adalah dibangunnya ikatan yang
kuat antara karyawan Bank dengan “Financial Planners” agar terjalin kerjasama yang
baik.
Waktu yang diperlukan untuk setiap tahap akan berbeda-beda tergantung dari
keadaan dan kondisi dari masing-masing perusahaan. Tetapi yang perlu diingat adalah
jangan beralih ke tahap berikutnya bila kita belum berhasil mencapai target yang telah
ditentukan pada tahap sebelumnya.
Sebagai perbandingan dapat dikemukakan disini bahwa dalam tahap ke-empat
biasanya industri asuransi mampu melakukan 12 – 15 penutupan asuransi yang dilakukan
oleh “Financial Planners” setiap bulannya.
BAB III
DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
48
A. PT. Asuransi Takaful Keluarga
1. Sejarah Singkat PT. Asuransi Takaful Keluarga
Sebagai pelopor asuransi syariah di Nusantara, Takaful Indonesia telah melayani
masyarakat dengan jasa asuransi yang sesuai dengan prinsip syariah, selama lebih dari
satu dasawarsa, melalui dua perusahaan operasionalnya: PT Asuransi Takaful Keluarga
(Asuransi Jiwa Syariah) dan PT Asuransi Takaful Umum (Asuransi Umum Syariah).
PT Syarikat Takaful Indonesia (Perusahaan) berdiri pada 24 Februari 1994 atas
prakarsa Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI) yang dimotori oleh
Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) melalui Yayasan Abdi Bangsa, Bank
Muamalat Indonesia Tbk., PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI,
serta beberapa pengusaha muslim Indonesia. Melalui kedua anak perusahaannya yaitu PT
Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi Takaful Umum, Perusahaan telah
memberikan jasa perlindungan asuransi yang menerapkan prinsip-prinsip murni syariah
pertama di Indonesia.
PT Asuransi Takaful Keluarga yang bergerak di bidang asuransi jiwa Syariah
didirikan pada 4 Agustus 1994 dan mulai beroperasi pada 25 Agustus 1994, yang ditandai
dengan peresmian oleh Menteri Keuangan Mar'ie Muhammad. Diikuti dengan pendirian
anak perusahaan yang bergerak di bidang asuransi umum Syariah yaitu PT Asuransi
Takaful Umum, yang diresmikan oleh Menristek/Ketua BPPT Prof. Dr. B.J. Habibie pada
2 Juni 1995.
49
Kepemilikan mayoritas saham Syarikat Takaful Indonesia saat ini dikuasai oleh
Syarikat Takaful Malaysia Berhad (56,00%) dan Islamic Development Bank (IDB,
26,39%), sedangkan selebihnya oleh Permodalan Nasional Madani (PNM) dan Bank
Muamalat Indonesia serta Karya Abdi Bangsa dan lain-lain.
Di tahun 2004, Perusahaan melakukan restrukturisasi yang berhasil menyatukan
fungsi pemasaran Asuransi Takaful Keluarga dan Asuransi Takaful Umum sehingga
lebih efisien serta lebih efektif dalam penetrasi pasar, juga diikuti dengan peresmian
kantor pusat, Graha Takaful Indonesia di Mampang Prapatan, Jakarta pada Desember
2004. Selain itu, dilakukan pula revitalisasi identitas korporasi termasuk penataan ruang
kantor cabang di seluruh Indonesia, untuk memperkuat citra perusahaan.
Untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan Perusahaan dan menjaga
konsistensinya, Perusahaan memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2000 dari SGS JAS-ANZ,
Selandia Baru bagi Asuransi Takaful Umum, serta Asuransi Takaful Keluarga
memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2000 dari dari Det Norske Veritas (DNV), Belanda
pada April 2004. Selain itu, atas upaya keras seluruh jajaran perusahaan, Asuransi
Takaful Keluarga meraih MUI Award 2004 sebagai Asuransi Syariah Terbaik di
Indonesia, dan Asuransi Takaful Umum memperoleh penghargaan sebagai asuransi
dengan predikat Sangat Bagus dari Majalah InfoBank secara berturut-turut pada tahun
2004 dan 2005.
Dengan dukungan Pemerintah dan tenaga professional yang berkomitmen untuk
mengembangkan asuransi syariah, Syarikat Takaful Indonesia bertekad untuk menjadi
perusahaan asuransi syariah terkemuka di Indonesia.
50
2. Misi, Visi Dan Susunan Keorganisasian PT. Asuransi Takaful Keluarga
a. Misi :
Kami bertekad memberikan solusi dan pelayanan terbaik dalam perencanaan
keuangan dan pengelolaan risiko bagi umat dengan menawarkan jasa Takaful dan
keuangan syariah yang dikelola secara profesional, adil, tulus dan amanah.
b. Visi :
Menjadi grup asuransi terkemuka yang menawarkan jasa Takaful dan keuangan
syariah yang komprehensif dengan jangkauan signifikan di seluruh Indonesia
menjelang tahun 2011.
c. Susunan Keorganisasian PT. Asuransi Takaful Keluarga
1) Dewan Pengawas Syariah Grup Takaful
Ketua : DR. K. H. Didin Hafidhuddin, M.Sc
Anggota : DR. H.M. Syafi’i Antonio, M,Ec
Prof. DR. H. Fathurrahman Djamil, MA
Prof. Madya. Dr. Shahbari Salamon
2) Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Dr. Ir. B. S. Kusmuljono., MBA
Anggota : Y.A.M T. Azman Ibni Alm. Sultan Abu Bakar
Dato’ M. Hassan Md. Kamil
Ahmed S. Hariri
51
3. Produk-Produk Asuransi Takaful Keluarga
a. Takaful Umum
Fokus utamanya memberikan layanan dan bantuan menyangkut asuransi di bidang
kerugian seperti perlindungan dari kebakaran, pengangkutan, niaga, dan kendaraan
bermotor, dengan harapan bisa tercapainya masyarakat Indonesia yang sejahtera
dengan perlindungan asuransi yang sesuai Muamalah Syariah Islam. diantara Produk
Takaful Umum adalah : Takaful Baituna, Takaful Surgaina, Takaful Abror, Takaful
Rekayasa, Takaful Aneka, Takaful Kebakaran, Takaful Pengangkutan/Rangka Kapal,
Takaful Kendaraan Bermotor, dan Takaful Surety bond.
b. Takaful Keluarga
Fokus utamanya memberikan layanan dan bantuan menyangkut asuransi jiwa dan
keluarga, dengan harapan bisa tercapainya masyarakat Indonesia yang sejahtera
dengan perlindungan asuransi yang sesuai Muamalah Syariah Islam.
c. Takaful Pembiayaan
Program Takaful Pembiayaan adalah suatu bentuk perlindungan asuransi yang
memberikan Manfaat Takaful yaitu berupa jaminan pelunasan hutang apabila yang
bersangkutan ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian. Sedangkan manfaat dan
ketentuan Takaful Pembiayaan diantaranya :
1) Bila Peserta ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian, maka sisa pinjaman
yang belum dibayar menjadi kewajiban PT Asuransi Takaful Keluarga.
52
2) Bila Peserta hidup sampai perjanjian berakhir, maka Peserta akan mendapatkan
bagian keuntungan atas Rekening Khusus/Tabarru' yang ditentukan oleh PT
Asuransi Takaful Keluarga, jika ada.
Ketentuan :
1) Usia dan Masa Perjanjian maksimal 65 tahun
2) Usia masuk maksimal 60 tahun
3) Premi dibayar secara sekaligus
4) Semua premi adalah Tabarru'
5) Tabel premi yang terlampir adalah untuk premi sekaligus
Selain produk-produk takaful diatas, Takaful Indonesia juga terdapat beberapa jenis
sistem pelayanan :
a. Layanan Individual yang mencakup : Takaful Link, Takaful Dana Investasi.
Takaful Kecelakaan Diri, Fulnadi, Takafulink Alia, Takaful Ukhuwah
b. Layanan Group diantaranya : Takaful Ordinary yang mencakup Takaful Al
Khairat, Takaful Kecelakaan Diri, Takaful Kecelakaan Siswa, Takaful Wisata
Dan Perjalanan; Bancassurance yang mencakup Takaful Pembiayaan; dan
Takaful Kesehatan yang mencakup FulMedicare dan Takaful Family Care.
B. Bancassurance Takaful
1. Sejarah Bancassurance Takaful
53
Dalam dekade terakhir ini kita melihat telah terjadi perubahan yang sangat besar
dalam sektor jasa keuangan. Telah terjadi proses restrukturisasi industri jasa keuangan
secara besar-besaran dimana banyak bank dan perusahaan asuransi jiwa akan dipaksa
untuk melakukan merger, dilikuidasi atau diambil alih.
Beberapa analis percaya bahwa pada tahun 2010, sektor jasa keuangan akan
didominasi oleh perusahaan jasa keuangan besar yang memberikan para nasabahnya
pelayanan yang dikenal dengan “total financial solutions”. Oleh sebab itu para pelaku
industri jasa keuangan yang ada sekarang harus dapat menemukan perencanaan strategis
alternatif untuk dapat tetap bertahan dalam industri jasa keuangan.
Pada saat ini telah berkembangan pemikiran yang mencakup konsep “one stop
Shop” dan diramalkan akan menjadi konsep perencanaan strategis alternatif yang terbaik.
Banyak perusahaan perbankan dan perusahaan asuransi jiwa semakin menyadari bahwa
bila perusahaan mereka tidak menggunakan model bancassurance sebagai salah satu cara
penerapan konsep “one stop Shop” dengan baik, maka masa depan perusahaan mereka
akan terganggu.
Berdasarkan pemikiran diatas maka PT Asuransi Takaful Indonesia melalui anak
perusahaannya yang bergerak di bidang asuransi jiwa yaitu PT Asuransi Takaful
Keluarga mulai merintis divisi Bancassurance pada tahun 2004.
2. Struktur Organisasi Bancassurance (Ba)
54
COORPORATE
Vice President
AKTUARIA
REASURANSI
R&D
BANCASSURANCE
DIVISION
TEKNIK DEPT
1) UNDERWRITING
SECT.
2) CLAIMS SECT
3) FINANCE &
INKASO SECT.
4) MEDICAL
SUPPORT
5) ADM & BRANCH
ADM COORD
SECT.
BA- MARKETING DEPT
3. Proses Pemasaran Bancaasurance
BRANCH MANAGER
CORPORATE
1. BANCASSURANCE
COORDINATOR
2. BANCASSURANCE
OFFICERS
3. BRANCH ADM &
UNDERWRITING
55
Bagian
Underwriting
Bagian
Pemasaran
D.
Keterangan :
Bagian pemasaran Asuransi Takaful mengajukan penawaran kepada
pihak bank (prospecting), kemudian jika pihak bank menyetujui, maka pihak bank
diminta untuk mengisi SPA (Surat Permintaan Asuransi), setelah SPA diisi,
Underwriting Asuransi Takaful akan memeriksa SPA dan dokumen pendukung
lainnya . Jika memenuhi syarat dan kreteria yang dapat di cover, makan akan di
terbitkan polis atas nama Bank yang bersangkutan. Karena bersifat open polis,
maka pihak bank dapat secara rutin memberikan daftar peserta yang baru tanpa
harus menerbikan polis baru dan pihak Takaful akan mengeluarkan daftar
akseptasi serta sertifikat yang menerangkan bahwa nasabah bank tersebut di-cover
pembiayaan atau hutangnya pada bank tersebut.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
56
A. Karakteristik Pasar Bancassurance Takaful
a. Bank Umum syariah dan non Syariah :
1) Pasar Umum Syariah dan Non Syariah lebih banyak digarap oleh cabang-cabnag
takaful yang telah mempunyai agen atau kepala cabang khusus menggarap
bancassurance (Medan, Palembang,Jabotabek,Bandung,Surabaya,Samarinda)
2) Penggarapan oleh agen atau kepal cabang yang belum optimal dan mempunyai
kemungkinan kesalahan dalam penyampaian produk yang cukup besar ada di
Takaful Cabang : Aceh, Padang , Pekan Baru,Batam, Lampung, Cirebon,
Semarang, Yogyakarta, Solo, Balik papan, Bontang, Pontianak, Banjarmasin,
Makasar)
3) Produk yang digarap untuk pasar ini masih terfokus pada produk pembiayaan
4) Untuk tahun 2003, Bank umum mengalihkan segmen pasar kreditnya dari
nasabah individual menjadi nasabah corporate (Bank Muamalat Indonesia, Bank
Syariah Mandiri, Bank IFI, Bank Bukopin Syariah, Bank Jabar Syariah, Bank
Mandiri dan BPD).
5) Kredit diberikan terutama untuk karyawan perusahaan atau pegawai negeri aktif
yang cicilannya dilakukan dengan pemotongan gaji dengan jenis pembiayaan
konsumtif untuk sepeda motor. Masa perjanjian maksimal 5 tahun.
6) Dampaknya untuk Takaful adalah dari segi jumlah kepersertaan meningkat cukup
signifikan sedangkan penerimaan premi tidak terlalu besar.
7) Usia peserta untuk kelompok ini rata-rata 47 tahun.
57
8) Penyebaran kantor cabang bank mitra khususnya bank umum syariah mulai
menyebar kedaerah tingkat 1 dan tingkat II di seluruh Indonesia dimana belum
ada kantor cabang takaful
9) Untuk Nasabah Individual, bank umum syariah mulai membidik pasar menegah
atas dengan dengan manfaat asuransi Rp. 500 juta ke atas. Biasanya untuk modal
kerja.
10) Dari segi produk pembiayaan, Bank Mitra mempunyai sistem pembayaran cicilan
yang berbeda-beda. Hal ini belum diantisipasi dengan standard takaful.
11) Mengingat kontor cabang bank mulai tersebar di daerah tingkat II, nasabah
individual yang dibidik adalah pedagang, guru, wirasuwasta. Mungkin dari segi
financial terjamin, namun dari segi risiko kesehatan biasanya kelompok ini
mempunyai penyakit yang kronis yang tidak diketahui sebelumnya.
12) Khusus nasabah Bank Umum Syariah/non syariah, klaim banyak terjadi pada
kelompok pegawai negeri.
b. BPR/S,BMT,Koperasi,Lembaga keuangan Lain :
1) Pasar ini lebih banyak digarap oleh cabang-cabang Takaful yang belum
mempunyai agen atau kepala cabang yang khusus menggarap bancassurance.
Biasanya dilakukaan agen pemasaran Takaful
2) Penggarapan oleh agen atau kepala cabang yang belum optimal dan mempunyai
kemungkinan kesalahan dalam penyampaian produk yang cukup besar hampir
diseluruh cabang Takaful.
3) Produk yang digarap untuk pasar ini masih terfokus pada produk pembiayaan
58
4) Penyabaran kantor cabang bank/lembaga keuangan mitra menyebar kedaerah
tingkat I dan tingkat II di seluruh Indonesia dimana belum ada kantor cabang
Takaful.
5) Pasar ini menggarap nasabah individual, khususnya pasar menengah kebawah
denagan manfaat asuransi berkisar Rp. 100.000- s/d Rp. 100 juta. Biasanya untuk
modal kerja dan konsumtif.
6) Usia rata-rata kelompok ini 45-55 tahun
7) Dari segi kepersertaan, jumlahnya sangat banyak (lihat kasus kopwan,BMT ben
Takwa, BPR Merapi, Sumenep, KSP Swamitra), namun dari penerimaan premi
sangat kecil mengingat besar pinjaman sebagian besar dibawah ini Rp. 5 juta
(Premi minimal Rp.5000)\
8) Dari segi produk pembiayaan, Bank/ lembaga keuangan mitra mempunyai sistem
pembayaraan cicilan yang berbeda-beda. Hal ini tidak diantisipasi dengan produk
standar Takaful
9) Produk yang umumnya diambil adalah produk al-khairat, mengingat sulitnya
menyamakan sistem pembayaran cicilan dan pengetahuan produk asuransi agen
Takaful yang kurang memadai.
10) Mengingat kantor cabang bank mulai tersebar ke daerah tingkat II, nasabah
individual yang dibidik adalah pedagang kecil,wiraswasta, guru, bidan dll.
Mungkin dari segi financial terjamin, namun dari segi resiko kesehatan biasanya
keolompok biasanya kelompok ini mempunyai penyakit kronis yang tidak
diketahui sebelumnya.
11) Khusus kelompok ini ratio klaim terhadapa premi cukup besar.
59
Secara umum dapat dikatakan bahwa segmen Takaful meliputi seluruh jenis
kelompok bank dan lembaga keuangan dan tidak menetapkan target khusus yang akan
dipilih. Sistem distribusi yang dipilih masih menggunakan agen pemasaran. Kondisi ini
sangat mempengaruhi kebijakan seleksi resiko yang tidak jelas, sistem pelayanan
terhadap klien, sistem IT dan klaim terjadi.
B. Analisa Swot Bancassurance Takaful
Berikut analisa SWOT untuk mengetahui kondisi Takafulsaat ini, yaitu sebagai
berikut :
STRENGTHS :
1. Takaful masih menjadi leader dalam usaha asuransi syariah, khususnya dalam bidang
kegiatan bancassurance.
Perusahaan asuransi syariah lain yang mulai menjadi kompetitor kita dalam
bancassurance ini adalah PT. Asuransi Syariah Great Eastren, MAA (Jawa dan
Sumatera), dan yang perlu diwaspadai adalah AJB Bumi Putra unit Syariah dan PT.
Jasindo Takaful.
2. Network (Jaringan) yang luas.
Kantor Cabang Takaful masih lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan
asuransi syariah lainnya. Hal ini memungkinkan Takaful untuk meraih pasar
bancassurance di daerah.
3. Konsep Sinergi (ATK – ATU)
60
Konsep Sinergi memungkinkan kita untuk menawarkan produk asuransi jiwa dan
kerugian secara komprehensif.
4. On Line System
Sistem TI yang dirancang dengan sistem on-line memungkinkan Takaful untuk dapat
memberikan pelayanan yang lebih baik dan lebih cepat kepada klien.
5. Sumber Daya Manusia yang Besar
SDM Takaful, khususnya bagian Pemasaran, yang besar apabila diberikan pendidikan
dan pelatihan yang baik merupakan sumber yang potensial untuk meningkatkan
pendapatan premi dimasa yang akan datang
6. Tingkat kepercayaan pasar yang masih baik
7. Takaful mempunyai pasar tradisional dalam bidang Bancassurance
Bank Muamalat Indonesia, Bank Danamon Syariah.
WEAKNESSES :
1. Sasaran strategis perusahaan terhadap pengembangan bancassurance masih belum jelas.
Hal ini berdampak kepada :
− Penentuan segmentasi dan penentuan target market tidak jelas. Pasar Takaful adalah
semua lembaga perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Dengan semakin
berkembangnya pasar, Takaful akan semakin kesulitan dalam memberikan pelayanan
terhadap seluruh pasarnya.
61
− Sistem distribusi yang tidak jelas. SK Bersama Direksi tentang Bancassurance belum
dijalankan, sehingga sistem distribusi dan pelayanan di kantor cabang Takaful tidak
berjalan dengan baik.
− Sistem organisasi bancassurance di pusat dan daerah tidak jelas.
− Tidak adanya koordinasi yang baik antar bagian di Takaful untuk menunjang kegiatan
bancassurance.
− Penentuan biaya pemasaran dan remunerasi yang tidak standard. Hal ini sudah
menimbulkan demotivasi bagi bancassurance officer yang ada.
− Penentuan produk dan ketentuan manajemen resiko yang tidak jelas.
2. Tidak ada perjanjian kerjasama yang kuat antara Takaful dengan Klien secara terpusat.
Hal ini berakibat tidak semua cabang-cabang klien di daerah memberikan bisnis ke
Takaful dan posisi tawar menawar Takaful yang rendah.
3. Tidak ada lembaga Riset dan Pengembangan
− Tidak ada lembaga yang secara khusus melakukan analisa terhadap pengembangan
ide dan produk bancassurance serta perilaku pasar. Takaful selama ini hanya
bertindak reaktif terhadap pasar dan dari masih terfokus pada produk credit life saja.
− Respon Takaful terhadap pasar selalu reaktif. Takaful tidak mengetahui kebijakan
Bank mitra kita berkaitan dengan pembiayaan atau kegiatan lainnya, sehingga sering
terlambat dalam mengantisipasi perkembangan pasar.
− Hal ini berdampak kepada kebijakan manajemen resiko yang akan dipilih.
62
4. Database peserta pembiayaan yang besar belum ditindak lanjuti untuk mengembangkan
pasar.
5. Konsep pendidikan dan pelatihan yang lemah dan tidak terstruktur.
Hal ini mengakibatkan kelemahan aparat pemasaran kita terhadap product knowledge, kesalahan penjualan produk dan pemborosan biayan pelatihan.
6. Konsep Sinergi dengan ATU belum berjalan dengan sempurna.
7. Cara pendekatan sales oriented yang masih digunakan pada aparat pemasaran.
Untuk program bancassurance selain pemasaran (bukan sekedar pelayanan) juga pelayanan yang menyeluruh.
8. Sistem administrasi yang masih bersifat sentralisasi, belum dapat memberikan pelayanan
yang optimal untuk seluruh klien yang ada.
9. Data Peserta belum valid sehingga perlu dilakukan rekonsiliasi secara rekonsiliasi.
10. Sistem promosi yang belum efektif.
11. Antisipasi yang lemah terhadap perkembangan kantor cabang klien yang sangat pesat
OPPORTUNITIES :
1. Pasar bancassurance yang masih luas
63
Bank-bank syariah baru yang makin banyak bermunculan dan juga ditambah dengan
gencarnya pembukaan kantor-kantor cabang bank di daerah membuat pasar bagi
bancassurance yang semakin luas.
2. Timbulnya kesadaran dari pihak bank bahwa kerjasama bancassurance akan memberikan
keuntungan tidak saja untuk pihak asuransi tetapi juga pihak bank. (BSM dan Bank
Danamon Syariah).
3. Emotional market yang cukup terbina dengan baik.
Adanya kedekatan.hubungan personal yang cukup baik antara beberapa kepala cabang, bancassurance officer dengan kepala cabang Bank mitra dapat meningkatkan pasar bancassurance Takaful.
Kedekatan emotional dengan tradisional market (seperti Bank Muamalat, Bank IFI, Bank
Danamon) dapat membantu untuk peningkatan pasar.
4. Pihak bank mulai menjajagi untuk membuat produk bersama yang melibatkan Takaful
(produk Takaful Wisata dan Takaful ATM untuk BSM, Produk Musafir dengan BII,
Tabungan Mabrur, Fulinves, Tabungan Pendidikan dll).
5. Kebijakan bank untuk menyalurkan kredit melalui BPR/S atau lembaga keuangan lainnya
(Leasing, Modal Ventura) dapat memperluas target pasar yang dapat dibidik Takaful.
6. Belum semua bank syariah mempunyai sister company yang bergerak dibidang asuransi.
7. Bank bank non syariah mulai melirik asuransi syariah sebagai salah satu alternatif
pengelolaan resiko mereka.
8. Database peserta pembiayaan yang potensial untuk meningkatkan pemasaran asuransi.
64
9. Kebijakan ekonomi yang diperkirakan membaik setelah pemilu 2004, khususnya dalam
bidang kebijakan kredit.
THREATS
1. Belum samanya visi bancassurance antara bank (khususnya di daerah) dengan Takaful
mengenai bisnis yang telah terjalin selama ini.
2. Mulai timbulnya perusahaan asuransi syariah lain yang bermain dalam pasar tradisional
bancassurance Takaful selain yang sudah ada. Yang harus diwaspadai adalah Jasindo
Takaful, AJB Bumi Putera Syariah, Tripakarta Syariah.
3. Adanya MOU antara BSM dengan Jasindo Takaful.
4. Kemungkinan akan dibentuknya perusahaan asuransi syariah yang merupakan sister
company dari bank syariah, misalnya Asuransi AXA-Mandiri, BNI Life, Bringin
Sejahtera.
5. Persaingan tarip yang tidak sehat oleh perusahaan asuransi kompetitor (syariah dan non
syariah).
Tarip asuransi pembiayaan yang rendah dan discount premi yang cukup besar dari perusahaan asuansi kompetitor.
6. Pelayanan dalam hal entertain terhadap individual AO bank yang gencar dilakukan oleh
bank kompetitor.
7. Kebijakan seleksi resiko yang longgar dari perusahaan kompetitor besar.
8. Masuknya perusahaan asuransi kerugian dan Perum Penjaminan Kredit yang mulai
menggarap bancassurance sektor jiwa.
65
9. Kondisi rasionalisasi perusahaan di Indonesia dalam jangka pendek dan menengah dapat
merupakan ancaman untuk produk asuransi kredit dan tabungan.
C. Portopolio Bancassurance Takaful
a) Laporan Produksi Bancassurance Takaful Wilayah Jakarta Periode Tahun 2006
sampai dengan Tahun 2008
Untuk mengetahui perkembangan produk bancassurance PT Asuransi Takaful Kelaurga
khususnya asuransi pembiayaan, berikut penulis paparkan pencapaian produksi pemasaran untuk
wilayah JABODETABEK pada periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 pada tabel dan
grafik berikut ini:
PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA LAPORAN PRODUK BANCASSURANCE Kantor Produksi : BAO Jakarta Valuta : IDR Jenis Data : PRODUKSI TAHUN 2006 sd TAHUN 2008 No JENIS Thn 2006 Thn 2007 Thn 2008 JUMLAH
1 NASABAH 4
45
60 109
2 PESERTA 238
6,741
23,239 30,218
3 PREMI 17,279,868
1,155,630,272
5,244,794,404
6,417,704,544
4 NILAI PROTEKSI
3,073,365,214
148,568,536,460
809,728,341,224
961,370,242,898
Sumber: Marketing Support Div. PT Asuransi Takaful Indonesia,thn 2009
66
Dari tabel dan grafik pertumbuhan premi,nasabah,peserta dan jumlah pertanggungan
yang di hasilkan selama tiga tahun yaitu tahun 2006, 2007 dan 2008 oleh divisi bancassurance
wilayah JABODETABEK dapat terlihat bahwa mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Pada tahun 2006 nasabah yang mengikuti asuransi pembiayaan sebanyak 4 lembaga dan
mengalami peningkatan yang cukup besar pada tahun 2007 menjadi 45 lembaga keuangan dan
pada tahun 2008 mengalami peningkatan 133,3% menjadi 60 lembaga. Peningkatan ini sekaligus
mengangkat jumlah peserta yang di proteksi oleh Takaful, karena mereka merupakan nasabah
bank atau lembaga keuangan lainnya yang menerima pembiayaan dari nasabah takaful tersebut.
Dari sisi pendapatan premi pada tahun 2006 sebesar Rp. 17.300.000,- mengalami
peningkatan sampai 6.687 % menjadi Rp. 1,155.000.000,- dan pada tahun 2008 miningkat
67
menjadi Rp. 5.244.000.000,-. Hal ini juga sekaligus mendongkrak nilai proteksi yang di
tanggung oleh Takaful sehingga total nilai pertanggungan Takaful untuk nasabah pembiayaan
pada tahun 2008 menjadi sebesar Rp. 809,7 Milyar.
b) Tabel Armada Pemasaran Bancassurance Takaful wilayah JABODETABEK
Periode 2006 s.d. 2008
PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA LAPORAN PRODUK BANCASSURANCE Kantor Produksi : JABDETABEK
Jenis Data : Armada Pemasaran/Bancassurance Officer (BaO)
No Kantor Cabang Thn 2006 Thn 2007 Thn 2008
1 Jakarta 5 6 6 2 Bekasi 3 3 3 3 Depok 1 1 1 4 Bogor 1 2 2 5 Tangerang 1 2 2
Jumlah 11 14 14 Sumber: Kantor Pemasaran BAO Takaful Jabodetabek
Dari segi tenaga pemasaran yang dikenal dengan nama bancassurance officer, kita dapat
melihat perkembangan yang terjadi dari tahun 2006 sampai 2008, pada tahun 2006 terdapat
tenaga pemasaran sebanyak 11 orang dan terjadi penambahan pada tahun 2007 menjadi 14 orang
sedangkan pada tahun 2008 jumlah armada pemasaran bancassurance Takaful wilayah
Jabodetabek tidak mengalami perubahan.
68
c) Jumlah Premi yang dihasilan dari sektor perbankan dan non perbankan
PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA LAPORAN PRODUK BANCASSURANCE Kantor Produksi : BAO Jakarta Valuta : IDR Jenis Data : PREMI NASABAH BANK DAN NON BANK THN 2006 sd THN 2008
No Nasabah 2006 2007 2008 TOTAL
1 BANK 7,691,766
870,681,288
3,554,198,275
4,432,571,329
2 NON BANK 9,588,102
284,948,984
1,690,596,129
1,985,133,215
JUMLAH 17,279,868
1,155,630,272
5,244,794,404
6,417,704,544
Sumber: Marketing Support Div. PT Asuransi Takaful Indonesia,thn 2009
69
Pada table dan grafik diatas menggambarkan prosentase pendapatan premi ditinjau dari
nasabah sector perbankan dan non perbankan, adapun non perbankan meliputi lembaga keuangan
seperti BMT dan Koperasi. Dari data diatas dapat kita lihat bahwa nasabah perbankan lebih
mendominasi pendapatan premi sebesar 69,1% sedangkan nasabah non bank sebesar 30,9%.
D. Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Bancassurance Syariah Pada
Pemasaran Asuransi Pembiayaan PT Asuransi Takaful Keluarga
a) Rencana Pengembangan Bancassurance Takaful
1. Sistem Pengembangan Bancassurance
Berkaitan dengan pengembangan Bancassurance menjadi suatu bagian dari
perusahaan yang merupakan profit centre, perlu diperhatikan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Visi yang sama antara Bank dengan perusahaan asuransi dengan membuat Perjanjian
Kerjasama yang bersifat komprehensif.
2. Memperkecil perbedaan budaya yang ada kedua belah pihak
3. Komitmen finansial diantara kedua belah pihak
4. Data base yang baik
5. Sistem teknologi yang baik
6. Budaya pelayanan purna jual yang baik
7. Promosi yang baik
70
8. Intergrasi total dari semua produk dengan menggunakan nama yang disepakati oleh
kedua belah pihak
9. Sistem manajemen informasi yang baik
10. Pelatihan yang baik dan kontinyu untuk aparat bancassurance officer, kepala cabang,
maupun pihak bank mitra.
Disamping itu, dengan memperhatikan karateristik pasar bancassurance Takaful
saat ini dan kemungkinan pengembangan di masa yang akan datang, maka perlu disusun
rencana pengembangan Bancassurance dalam bidang :
a. Segment Dan Target Market
1) Segmentasi Pasar :
Segmentasi pasar memungkinkan Takaful untuk dapat mengidentifikasi peluang
pasar dengan lebih baik. Dengan demikian Takaful akan dapat mengembangkan
produk yang tepat, serta mampu menyesuaikan harga, saluran distribusi dan
promosi bagi masing-masing target pasar dengan efisien.
Sehubungan dengan hal tersebut, segmentasi pasar untuk bancassurance Takaful
dapat dibagi menjadi :
i. Bank Umum (Syariah dan Non Syariah)
ii. Lembaga perbankan selain bank umum
iii. Lembaga Keuangan non bank
71
iv. Perusahan-perusahaan yang menyalurkan kredit kepada karyawannya.
2) Target Pasar
Prioritas untuk program jangka pendek adalah meningkatkan kerjasama dan
pelayanan dengan eksisting klien yang ada :
i. Bank Umum (Syariah dan Non Syariah) : Bank Muamalat, Bank Syariah
Mandiri, Bank Danamon Syariah, Bank IFI Syariah, Bank Mandiri, BII
Syariah.
ii. Bank Umum Syariah yang akan dibuka pada tahun 2004 : Bank Tugu
iii. Lembaga perbankan selain bank umum : BPR dan BPRS yang mempunyai
premium income di atas Rp. 200 Juta dalam setahun.
iv. Lembaga Keuangan non bank : Perusahaan modal ventura, perusahaan
leasing, Koperasi Simpan Pinjam yang mempunyai premium income di atas
Rp. 30 juta per bulan
v. Perusahan-perusahaan yang menyalurkan kredit kepada karyawannya
(Pelindo II)
Sedangkan Prioritas untuk program jangka menengah adalah meningkatkan
kerjasama dengan eksisting klien yang ada dan membuka pasar baru yang
selektif:
i. Bank Umum, terutama dengan bank-bank yang tidak mempunyai perusahaan
asuransi sebagai sister company.
72
ii. Bank Umum Syariah yang baru.
b. Model Distribusi
Dengan memperhatikan beberapa kelemahan sistem distribusi yang digunakan
sekarang antara lain :
1) Pengetahuan agen pemasaran terhadap produk yang tidak memadai
2) Komplain dari pihak Bank terhadap sulitnya melakukan komunikasi dengan agen
takaful
3) Komplain dari pihak Bank terhadap lemahnya pelayanan dan informasi yang
diberikan oleh agen Takaful.
4) Agen pemasaran takaful lebih berorientasi kepada penutupan target dan
pembukaan pasar baru daripada pelayanan terhadap existing client.
5) Permintaan Manajemen Fee untuk Bank dan biaya entertainment untuk aparat
bank
6) Sering terjadinya perselisihan agen pemasaran Takaful dalam penutupan
bancassurance.
7) SK Bersama Direksi Takaful tentang Pemasaran Bancassurance
Maka sistem/model distribusi pemasaran bancassurance untuk sampai dengan
jangka menengah sebaiknya digunakan perpaduan sistem :
1) Salaried Agents (Bancassurance Officers)
73
Merupakan agen pemasaran khusus yang ditunjuk untuk menangani masalah
bancassurance. Bancassurance Officers ini ditempatkan pada cabang-cabang
takaful dan dapat berfungsi sebagai spesial advisers bagi bank employess yang
ditunjuk sebagai LO Takaful untuk daerah bank yang tidak ada cabang takaful.
2) Bank Employess/Platform Banking
Karyawan Bank mitra yang ditunjuk untuk menangani masalah penutupan
asuransi, khususnya untuk cabang Bank mitra yang tidak ada cabang Takaful dan
untuk menjual produk produk retail kepada nasabah bank.
3) Direct Response
Khusus produk-produk bancassurance yang dirancang khusus dan menggunakan
data base.
4) Career Agent (Agen Pemasaran)
Hanya sebagai referee saja. Career Agent hanya boleh membawa bisnis untuk
kemudian ditindaklanjuti oleh bancassurance officer.
c. Produk-produk Bancassurance
1) Melakukan evaluasi dan revisi ulang terhadap produk-produk pembiayaan yang
ada. Produk pembiayaan tidak terlalu banyak jenisnya tetapi dapat
mengakomodasi berbagai bentuk penurunan cicilan yang ada pada bank mitra.
2) Melakukan evaluasi dan revisi terhadap tarip premi dengan memperhatikan :
74
i. Tarip untuk usia diatas 45 tahun yang tidak kompetitif dengan tarip
perusahaan pesaing
ii. Tarip tanpa memperhatikan faktor usia (hanya berdasarkan masa perjanjian)
iii. Tarip yang berbeda antara bank umum dengan lembaga keuangan lainnya.
Hal ini bertujuan untuk memperbaikan rasio klaim yang terjadi dan
menahan aparat pemasaran menjual program pembiayaan ke lembaga
keuangan non bank umum.
3) Melakukan revisi untuk produk-produk bancassurance yang telah ada misalnya
fulinves, tabungan mabrur, tabungan arafah dan wasiat ummat.
4) Mengembangan produk baru yang sedang trend yaitu :
i. Produk tabungan pendidikan.
ii. Produk asuransi PA ; cash plan; Dread Diseases; Total Permanent Disability
untuk kartu atm dan kartu kredit syariah
iii. Anuitas (khusus untuk mengantisipasi program dplk yang diselenggarakan
bank mitra)
5) Menjajagi kemungkinan produk family care sebagai produk direct selling.
6) Menjajagi kemungkinan produk-produk retail untuk dipasarkan kepada nasabah
bank oleh Bank Employies
d. Sistem Remunerasi
a. Saleried Agent (Bancassurance Officer)
75
1) Berdasarkan Gaji
2) Bonus Berdasarkan pencapaian Target
b. Kepala Cabang Corporate
1) Berdasarkan Gaji
2) Bonus Berdasarkan Pencapaian Target
c. Bank Employess
1) Persentase dari premi yang dihasilkan
2) Bonus berdasarkan pencapaian jumlah tertentu (Chalange)
d. Bank sebagai institusi
1) Manajemen fee dan biaya entertainment lainnya
e. Sistem Evaluasi
Divisi bancassurance ini di arahkan sebagai profit center, dengan demikian di perlukan
alat ukur sebagai evaluasi kemajuan divisi ini.
Adapun alat ukur yang digunakan untuk meniai performance divisi ini adalah :
a. Surplus underwriting
b. Pencapaian target yang telah ditetapkan
c. Sistem pelayanan klaim yang sesuai dengan standard yang telah ditentukan
d. Sistem pelayanan administrasi yang sesuai dengan standard yang telah ditentukan.
2. Tahap pengembangan Bancassurance
Dalam Bancassurance mempunyai tahap pengembangan sebagai berikut :
a. Jangka Pendek (Tahun 2004)
76
Memperhatikan dan mengembangkan nasabah yang menjadi Prioritas Utama
(Intensifikasi)
b. Jangka Menengah (Tahun 2005)
Mempertahankan dan mengembangkan nasabah yang menjadi Prioritas Utama
(Intensifikasi) dan melakukan pengembangan kerjasama dengan nasabah menjadi
Prioritas Kedua. Mempersiapkan proses pemisahan dengan employee benefit division
untuk berdiri sendiri
c. Jangka Panjang (Tahun 2005 ) :
Mempertahankan dan mengembangankan nasabah yang menjadi Prioritas Utama
(Intensifikasi) dan melakukan pengembangan kerjasama dengan nasabah menjadi
Prioritas kedua (Ekspansi). Dan Bancassurance division berdiri sendiri
Adapaun tahap pengembangan Bancassurance dapat di uraikan sebagai berikut:
a. Rencana Pengembangan jangka pendek (Program Intensifikasi) :
1. Melakukan penataan kembali organisasi Bancassurance di pusat dan di daerah
sesuai dengan stuktur organisasi di atas.
2. Melakukan penataan kembali sumber daya manusia dan sumber data lainnya pada
bancassurance division
3. Melakukan penataan dan penetapan segmentasi pasar
4. Evaluasi dan revisi terhadap produk-produk bancassurance yang sudah ada
5. Melakukan diversifikasi produk
6. Melakukan penataan regional atas pasar bancassurance yang ada dalam rangka
mengantisipasi perkembangan kantor cabang klien
7. Mengevaluasi, memperbaiki dan menyusun perjanjian kerjasama dengan klien
77
8. Mengevaluasi, memperbaiiki dan menyusun perjanjian kerjasama dengan pihak
reasuransi yang sudah ada
9. Melakukan evaluasi dan rekonsiliasi data peserta klien yang ada
10. Menetapkan sistem pelatihan dan pendidikan terarah dan terpadu
b. Rencana Pengembangan Jangka Menengah :
1. Mempersiapkan sistem distribusi melalui direct response dan penggunaan bank
officer
2. Melakukan pengembangan pasar
3. Melakukan diversifikasi produk
4. Mempersiapkan organisasi bancassurance yang berdiri sendiri
5. Melakukan pelatihan dan pendidikan yang terarah dan terpadu
c. Rencana Pengembangan Jangka Panjang :
1. Memantapkan sistem distribusi yang telah ada
2. Melakukan pengembangan pasar
3. Melakukan diversifikasi produk
4. Organisasi bancassurance berdiri dan berorientasi dengan profit center
5. Melakukan pelatihan dan pendidikan yang terarah dan terpadu.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bancassurance:
Dari hasil pengamatan dan pengumpulan data di lapangan baik berupa hasil kajian divisi
Marketing Support, wawancara dengan pihak terkait serta pengalaman penulis selama bekerja
didivisi Marketing PT Asuransi Takaful Keluarga sejak tahun 2004, dapat penulis paparkan
factor-faktor yang mempengaruhi kinerja bancassurance sebagai berikut:
78
a. Faktor-faktor yang menghambat Kinerja:
1. Sikap perilaku yang negatif dari karyawan bank terhadap asuransi.
Sikap dan prilaku karyawan bank yang negatif seperti ketidakpedulian dalam
mengarahkan nasabah tentang pentingnya asuransi bagi nasabah bank, pemahaman tentang
asuransi yang kurang dan lain-lain merupakan factor yang dapat menghambat pengkembangan
bancasurance itu sendiri karena dalam hal asuransi pembiayaan pihak banklah yang proaktif
menawarkan pada nasabahnya.
2. Fee, Remunerasi , Pendapatan yang tidak menarik
Fee, remunerasi dan pendapatan dari penjualan premi asuransi pembiayaan juga
merupakan sebab enggannya tenaga pemasaran di bank dan asuransi untuk mengoptimalkan
pencapain premi
3. Proses riset dan pengembangan produk yang tidak berjalan dengan baik
Proses riset yang kurang diperhatikan akan menyebabkan kinerja produk terhadap kondisi
pasar tidak dapat di ukur .
4. Budaya pada karyawan bank yang menolak adanya perubahan-perubahan yang
diakibatkan oleh kerjasama dengan pihak asuransi.
5. Database nasabah yang buruk
Data nasabah yang kurang terarsip dengan baik menyulikan perkembangan pentrasi pasar dan me
6. Promosi produk yang tidak baik
79
7. Pelatihan produk yang tidak dilakukan dengan baik
8. Pelatihan untuk mengetahui kebutuhan pelanggan tidak dilakukan dengan baik sehingga
karyawan bank tidak mampu mengetahui kebutuhan dari nasabahnya.
9. Penjualan langsung yang berlebihan sehingga mengganggu nasabah
10. Tidak ada komitmen dan memberian semangat dari manajemen
11. Lemahnya kemampuan manajemen untuk melihat dan mengatasi faktor-faktor yang dapat
menghambat pelaksanaan konsep bancassurance ini.
b. Faktor-faktor yang mendukung Kinerja:
1. Visi yang sama antara Bank dengan perusahaan asuransi
2. Memperkecil perbedaan budaya yang ada kedua belah pihak
3. Komitmen finansial diantara kedua belah pihak
4. Data base yang baik
5. Sistem teknologi yang baik
6. Budaya pelayanan purna jual yang baik
7. Promosi yang baik
8. Intergrasi total dari semua produk dengan menggunakan nama yang disepakati oleh
kedua belah pihak
9. Sistem manajemen informasi yang baik
80
10. Pelatihan yang baik dan kontinyu.
Demikianlah factor-faktor yang mempengauhi kinerja pemasaran bancassurance yang dapat
penulis paparkan dengan mengambil sumber penelitian dari PT Asuransi Takaful Keluarga
khususnya produk asuransi pembiayaan.
81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
1. PT Asuransi Takaful Keluaga yang merupankan perusahaan asuransi syariah terbesar di
Indonesia saat ini memiliki kinerja pemasaran bancassurance syariah yang cukup baik saat
ini ditinjau dari peningkatan produksi pemasaran produk bancassurance khususnya asuransi
pembiayaan pada periode tahun 2006 sampai tahun 2008.
2. Terdapat banyak factor yang cukup mempengaruhi kinerja pemasaran bancassurance,dari
beberapa faktor , faktor yang sering menyebabkan kegagalan kerjasama antara bank dengan
perusahaan asuransi adalah ketidakmampuan untuk menyadari bahwa terdapat
perbedaan budaya yang ada pada masing-masing perusahaan.
3. Karakter karyawan bank biasanya kuat dalam segi pelayanan tetapi tidak baik dalam hal
penjualan dan sebaliknya karakter karyawan perusahaan asuransi biasanya kuat dalam segi
penjualan tetapi kurang baik dalam hal pelayanan. Kendala yang muncul dari pengembangan
divisi bancassurance Takaful adalah bagaimana meningkatkan pelayanan dengan system
“one day service” sehingga dapat mengikuti budaya pelayanan di bank dengan kecepatan
yang membuat nyaman nasabah mereka.
B. Saran
1. PT Asuransi Takaful sebagai asuransi syariah pertama dan terbesar di Indonesia saat
ini harus memperhatikan factor pelayan sebagai factor yang harus diperhatikan secara
82
83
serius untuk memenangkan kompetisi persaingan yang semakin ketat, mengingat
sudah semakin menjamurnya bisnis asuransi syariah yang ditandai dengan dibukanya
divisi syariah oleh perusahaan asuransi yang barlatarbelang asuransi konvensional.
2. Komitmen dari manajemen puncak untuk mengadakan pelatihan yang kontinyu dalam
mempersipkan armada pemasaran yang handal terutama dalam melakukan pelayanan
purna jual agar nasabah yang sudah menjalin kerjaama dengan Takaful dapat menjadi
nasabah loyal.
3. Keseriusan Takaful dalam menjalin kerjasama dengan sector perbankan untuk
menciptakan inovasi produk bancassurance yang dibuhtukan oleh masyarkat saat ini
dengan melakukan terobosan seperti fulprotek dengan Bank muamalat, investasi
cedekia dengan BSM bahkan bisa juga mengarap kerjasama dengan BMT yang
jumlahnya ribuan saat ini untuk memproteksi nasabah pembiayaan sector mikro
ekonomi yang sekarang belum tergarap secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Al-Mushlih,Dr.,Shalah Ash-Ahawi,Dr., Fiqih Ekonomi Keuangan Islam, Abu Umar
Basyir (penerjemah) Jakarta: Darul Haq, 2001
Adawarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,2005)
Amin Suma,Dr.,Prof.,Ekonomi & Keuangan Islam, Ciputat: Kholam Publishing, 2008
Arisson Hendry, et.all, Perbankan Syariah Prespektif Praktisi, Jakarta:Muamalat Institut,1999
Company Profile, PT Asuransi Takaful Keluarga
Djojosoedarsono, Soeisno, Prinsip-prinsip Manajemen Resiko dan Asuransi. Jakarta: Salemba
Empat, 1999
Gozali, Warman, Kredit Bank Alternatif Pembiayaan dan Pengajuannya, Jakarta: PT Mutiara
Sumber Widya, 2000
Infobank, edisi khusus Ekonomi Syariah,2007
MarketerNews, PT Asuransi Takaful Keluarga,2008
Muhammad Syakir Sula,Ir.,AAIJ.,FIIS., Asuransi Syariah: Konsep dan Sistem Operasional,
Jakarta: Gema Insani, 2004
Sendra,Ketut, Bancassurance: Kemitraan Strategis Perbankan dan Perusahaan Asuransi, PPM
Anggota IKAPI, Jakarta,2007
Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah,Pustaka Setia,Bandung,2005
Suhendi,Hendi dan Denik,Yusuf,Asuransi Takaful dari Teori ke Praktek,Mimbar
Pustka,Bandung
Umar,Husein, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Teses Bisnis, PT Raja Grafindo,
persada,Jakarta, 2004
Divisi Marketing Support,PT Asuransi Takaful Kelaurga,2009
top related