faktor-faktor yang mempengaruhi akuntabilitas …eprints.ums.ac.id/59170/1/naskah publikasi...
Post on 08-Mar-2019
234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
(Studi Empiris Pada Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten
Karanganyar)
Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar strata I pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
oleh:
FERIDA OVY WULANDARI
B 200140254
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
HALAMAN PERSETUJUAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKUNTABILITAS
KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
(Studi Empiris Pada Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten
Karanganyar)
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
FERIDA OVY WULANDARI
B200140254
Telah diperiksa dan disetujui oleh:
Dosen Pembimbing
(Dr. Erma Setiawati, MM, Ak, CA.)
NIK/NIDN. 0610106401
HALAMAN PENGESAHAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKUNTABILITAS
KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
(Studi Empiris Pada Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten
Karanganyar)
Oleh:
FERIDA OVY WULANDARI
B 200140254
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Rabu, 31 Januari 2018
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Dr. Erma Setiawati, MM, Ak ( )
(Ketua Dewan Penguji)
2. Dr. Noer Sasongko, SE., M.Si., A.K ( )
(Anggota 1 Dewan Penguji)
3. Drs. Agus Endro, M.Si ( )
(Anggota 2 Dewan Penguji)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
(Dr. Syamsudin, MM)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilimiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat tertulis orang lain kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila terbukti ketidakbenaran dalam pernyataan diatas, maka saya akan
pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 31 Januari 2018
Penulis
FERIDA OVY WULANDARI
B200140254
1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKUNTABILITAS
KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
(Studi Empiris Pada Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten
Karanganyar)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kejelasan sasaran anggaran,
pengendalian akuntansi, sistem pelaporan, dan pemanfaatan teknologi informasi
terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Penelitian ini bersifat
kuantitatif, dengan sumber data berupa data primer yang diperoleh dari kuesioner.
Responden dalam penelitian ini adalah kepala dinas, kepala bagian keuangan,
bendahara penerimaan dan pengeluaran, akuntansi dan pelaporan, dan verifikator
keuangan. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dan
memperoleh 100 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1)
Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah, (2) Pengendalian akuntansi tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah, (3) Sistem pelaporan berpengaruh terhadap
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, (4) Pemanfaatan teknologi informasi
tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
Kata kunci: Kejelasan sasaran anggran, pengendalian akuntansi, sistem
pelaporan, pemanfaatan teknologi informasi, dan akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah.
Abstract
This research was purpose to analyze the effect of budget goal clarity, accounting
control, reporting system, and technology information use toward performance
accountability of government agencies. This research was using quantitative, by
the data source in the form of primary data obtain from questioner. Respondents
in this study are head of department, chief financial officer, treasurer of receipts
and expenses, accounting and reporting, and financial verifier. Sample is selected
by using method purposive sampling and earn 100 respondents. The result
showed that budget goal clarity and reporting system affect the performance
accountability of government agencies. While accounting control and technology
information use have no effect on performance accountability of government
agencies.
Keywords: budget goal clarity, accounting control, reporting system, and
technology information use toward performance accountability of
government agencies
1. PENDAHULUAN
Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat
seiring dengan adanya era baru dalam pelaksanaan otonomi daerah dan
2
desentralisasi fiskal. Pemberlakuan UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah dan UU No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sebagai dasar penyelenggaraan otonomi
daerah menimbulkan pergeseran sistem pemerintahan Republik Indonesia dari
sentralisasi ke desentralisasi, yang berimplikasi pada tuntutan otonomi yang lebih
luas dan akuntabilitas publik yang nyata harus diberikan pemerintah daerah
(Halim, 2001). Selanjutnya undang-undang ini diganti dan disempurnakan
dengan UU No.32 tahun 2004 dan UU No. 33 tahun 2004. Kedua undang-undang
tersebut telah merubah akuntabilitas atau pertanggungjawaban vertikal (kepada
pemerintah pusat) ke pertanggungjawaban horizontal (kepada masyarakat melalui
DPRD).
Akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara
periodik (Pusdiklatwas BPKP, 2011: 2). Sebagai asas umum, akuntabilitas
penyelenggaraan negara menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir
kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara.
Pengelolaan pemerintah daerah yang berakuntabilitas, tidak bisa lepas dari
anggaran pemerintah daerah. Hal ini sesuai dengan pendapat Mardiasmo (2004)
yang mengatakan wujud dari penganggaran otonomi daerah adalah pemanfaatan
sumber daya yang dilakukan secara ekonomis, efisien, efektif, adil, dan merata
untuk mencapai akuntabilitas publik. Anggaran merupakan alat terpenting bagi
pemerintah untuk mengerahkan pembangunan sosial ekonomi, menjamin
kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Salah satu
karakteristik anggaran adalah kejelasan sasaran anggaran. Kejelasan sasaran
anggaran merupakan sejauhmana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan
spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dimengerti oleh orang yang
bertanggungjawab atas pencapaian sasaran anggaran tersebut (Halim, 2002).
Adanya sasaran anggaran yang jelas akan memudahkan individu untuk
3
menyusun target-target anggaran. Selanjutnya target anggaran disusun sesuai
dengan sasaran yang ingin dicapai organisasi. Dengan demikian, kejelasan sasaran
anggaran akan mempermudah aparat pemerintah daerah.
Pemanfaatan sumber daya secara ekonomis, efisien, efektif, adil dan
merata dapat terwujud apabila dilakukan pengendalian manajemen yang baik.
Salah satu jenis pengendalian manajemen adalah pengendalian keuangan
(financial control) dengan memanfaatkan sistem akuntansi (Hill, 1988).
Pengendalian akuntansi suatu organisasi adalah untuk menjamin bahwa langkah-
langkah penyusunan dan pencatatan telah dilakukan dan tercipta integritas dari
aktivitas-aktivitas organisasi (Hansen Moven, 2012). Pengendalian akuntansi
merupakan sistem yang menekankan pada tindakan pencegahan untuk
mengurangi kekeliruan (tidak disengaja) dan ketidakberesan (sengaja).
Sistem pelaporan merupakan laporan yang menggambarkan sistem
pertanggungjawaban dari bawahan (pimpinan unit anggaran) kepada atasan
(kepala bagian anggaran). Sistem pelaporan yang baik diperlukan untuk dapat
menilai kinerja dalam mengimplementasikan anggaran yang telah ditetapkan
sebelumnya. Pemerintah berkewajiban untuk memberikan informasi keuangan
dan informasi lainnya yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan
ekonomi, sosial, dan politik oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Pemerintah
daerah harus dapat menyediakan informasi akuntansi yang akurat, relevan, tepat
waktu, dapat dipercaya serta dapat dipertanggungjawabkan (LAN dan BPKP,
2000: 15).
Pemanfaatan teknologi informasi adalah perilaku/sikap menggunakan
teknologi informasi untuk menyelesaikan tugas dan meningkatkan kinerjanya
(Thomson, et,al, 1991). Kewajiban pemanfaatan teknologi oleh pemerintah pusat
dan pemerintah daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005
Tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah. Dalam rangka mewujudkan
akuntabilitas dan transparasi dalam instansi pemerintahan, penggunaan teknologi
informasi merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi, untuk membantu
pengolahan data yang lebih cepat, efektif dan efesien. Pemanfaatan teknologi
yang efektif dapat meningkatkan kinerja.
4
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Ali Zakiyudin dan
Suyanto (2015) dengan perbedaan pada lokasi penelitian dan variabel dalam
penelitiannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
kejelasan sasaran anggaran, pengendalian akuntansi, sistem pelaporan, dan
pemanfaatan teknologi informasi terhadap akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
Kabupaten Karanganyar yang berjumlah 42, kemudian disesuaikan dengan
kriteria yang telah ditetapkan dan memperoleh sampel sebanyak 100 dengan
menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria: (1) Badan dan Dinas
pada OPD Kabupaten Karanganyar; (2) Kepala Dinas/Badan, Kepala Bagian
Keuangan, Bendahara Pengeluaran dan Penerimaan, Akuntansi dan Pelaporan,
dan Verifikator Keuangan yang bekerja pada Dinas dan Badan OPD Karanganyar.
2.2 Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Adapun data primer
diperoleh langsung dari sumber aslinya dengan menyebarkan kuesioner kepada
responden.
2.3 Pengukuran Variabel dan Definisi Operasional
1) Kejelasan Sasaran Anggaran
Variabel Kejelasan Sasaran Anggaran diukur menggunakan 6 item
pertanyaan yang diadaptasi dari Andarias Bangun (2009).
2) Pengendalian Akuntansi
Variabel Pengendalian Akuntansi diukur menggunakan 3 item pertanyaan
yang diadaptasi dari Ofalyn Octarya Sitepu (2011).
3) Sistem Pelaporan
Variabel Sistem Pelaporan diukur menggunakan 3 item pertanyaan yang
diadaptasi dari Sally (2012).
5
4) Pemanfaatan Teknologi Informasi
Variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi diukur menggunakan 5 item
pertanyaan yang diadaptasi dari Eka Widyaningtyas (2013).
5) Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Variabel Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah diukur menggunakan 9
item pertanyaan yang diadaptasi dari Luki Lestiawan (2012).
2.4 Metode Analisis Data
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi linear
berganda yang bertujuan untuk menguji apakah kejelasan sasaran anggaran,
pengendalian akuntansi, sistem pelaporan, dan pemanfaatan teknologi informasi
berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Sebelum
dilakukan uji hipotesis maka dilakukan uji kualitas data, yaitu uji validitas dan uji
reliabilitas untuk mengukur seberapa handal kuesioner dapat digunakan dan
setelah pengujian tersebut dilakukan melakukan uji asumsi klasik, yaitu uji
normalitas, uji multikolinieritas dan uji heterokedastisitas. Selanjutnya dilakukan
uji ketetapan uji f, uji determinasi (R2) dan uji t. Setelah uji asumsi klasik dan uji
ketetapan maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis, model persamaan regresi
sebagai berikut.
AKIP = α + β1KSA + β2PA + β3SP + β4PTI + ε
Keterangan :
AKIP : Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
KSA : Kejelasan Sasaran Anggaran
PA : Pengendalian Akuntansi
SP : Sistem Pelaporan
PTI : Pemanfaatan Teknologi Informasi
ɑ : Konstanta
β1β2β3β4 : Koefisien Regresi
ε : Error
6
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan sampel kepala dinas/badan, kepala bagian keuangan,
bendahara penerimaan dan pengeluaran, akuntansi dan pelaporan, dan verifikator
keuangan pada OPD Kabupaten Karanganyar. Kuesioner yang disebar sejumlah
95 buah kuesioner. Jumlah kuesioner yang siap di olah sejumlah 94 buah.
Tabel 3.1
Tingkat Pengembalian Kuesioner
Kriteria Jumlah
Jumlah OPD di Kabupaten Karanganyar
Jumlah bukan Dinas dan Badan pada OPD Kabupaten
Karanganyar
Jumlah Dinas dan Badan pada OPD Kabupaten Karanganyar
Dinas dan Badan yang tidak bersedia mengisi kuesioner
Dinas dan Badan yang bersedia mengisi kuesioner
Responden yang dipilih setiap Badan/Dinas pada OPD
Kabupaten Karanganyar
Jumlah kuesioner yang disebar
Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah
Jumlah kuesioner yang diolah
42
(22)
20
1
19
5
95
(1)
94
3.1 Hasil Penelitian
3.1.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif menjelaskan deskripsi data dari semua variabel dalam
penelitian ini. Statistik diskriptif dalam penelitian ini memberi gambaran tentang
variabel-variabel yang dapat dilihat dari nilai maksimum, minimum, rata-rata
(mean) dan standar deviasi. Hasil statistik diskriptif dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 3.2
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KSA
PA
SP
PTI
AKIP
Valid N
((listwise)
94
94
94
94
94
94
14
6
10
17
26
30
15
15
25
45
24,14
12,09
12,61
20,49
36,47
2,865
1,663
1,297
2,031
3,054
Sumber: Data primer diolah, 2017
7
Berdasarkan tabel 3.2 diatas dapat diketahui bahwa variabel akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah memiliki nilai minimum 26, nilai maximum 45, mean
sebesar 36,47 dan nilai standar deviasi sebesar 3,054. Variabel kejelasan sasaran
anggaran memiliki nilai minimum 14, nilai maximum 30, mean sebesar 24,14 dan
nilai standar deviasi sebesar 2,865. Variabel pengendalian akuntansi memiliki
nilai minimum 6, nilai maximum 15, mean sebesar 12,09 dan nilai standar deviasi
sebesar 1,663. Variabel sistem pelaporan memiliki nilai minimum 10, nilai
maximum 15, mean sebesar 12,61 dan nilai standar deviasi sebesar 1,297.
Variabel pemanfaatan teknologi informasi memiliki nilai minimum 17, nilai
maximum 25, mean sebesar 20,49 dan nilai standar deviasi sebesar 2,031.
3.1.2 Uji Kualitas Data
3.2.1 Uji Validitas
Alat uji ini digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Teknik yang
digunakan adalah pearson corelation product moment. Jika r hitung lebih besar
dari r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut
dinyatakan valid. Hasil uji validitas kuesioner dengan menggunakan program
SPSS 16.0 adalah sebagai berikut:
1) Kejelasan Sasaran Anggaran
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Variabel Kejelasan Sasaran Anggaran
Item rhitung rtabel Keterangan
KSA1 0,549 0,207 Valid
KSA2 0,698 0,207 Valid
KSA3 0,780 0,207 Valid
KSA4 0,746 0,207 Valid
KSA5 0,798 0,207 Valid
KSA6 0,615 0,207 Valid
Sumber: Data primer diolah,2017
8
2) Pengendalian Akuntansi
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Variabel Pengendalian Akuntansi
Sumber: Data primer diolah,2017
3) Sistem Pelaporan
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Variabel Sistem Pelaporan
Item rhitung rtabel Keterangan
SP1 0,793 0,204 Valid
SP2 0,757 0,204 Valid
SP3 0,813 0,204 Valid
Sumber: Data primer diolah,2017
4) Pemanfaatan Teknologi Informasi
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi
Item rhitung rtabel Keterangan
PTI1 0,738 0,206 Valid
PTI2 0,732 0,206 Valid
PTI3 0,688 0,206 Valid
PTI4 0,675 0,206 Valid
PTI5 0,678 0,206 Valid
Sumber: Data primer diolah,2017
3.1.3 Uji Reliabilitas
Uji reabilitas merupakan uji yang digunakan untuk mengukur kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,2011). Reliabilitas instrumen penelitian
Item rhitung rtabel Keterangan
PA1 0,661 0,204 Valid
PA2 0,814 0,204 Valid
PA3 0,865 0,204 Valid
9
diuji menggunakan rumus koefisien Cronbach’s Alpha. Jika nilai koefisien alpha
lebih besar dari 0,60 maka disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut
handal atau reliabel (Ghozali, 2011). Berdasarkan hasil pengujian dengan
menggunakan SPSS 16.0 didapatkan hasil uji reliabilitas untuk variabel kejelasan
sasaran anggran, pengendalian akuntansi, sistem pelaporan, dan pemanfaatan
teknologi informasi terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Dalam
tabel 3.7 berikut ini disajikan hasil uji reabilitas.
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Data
Variabel Cronbach's
Alpha
Level
Cronbach's Keterangan
Alpha
KSA 0,791 0,600 Reliabel
PA 0,688 0,600 Reliabel
SP 0,691 0,600 Reliabel
PTI 0,740 0,600 Reliabel
Sumber: Data primer diolah,2017
3.1.4 Uji Asumsi Klasik
3.1.4.1 Uji Normalitas
Suatu penelitian yang menggunakan model regresi membutuhkan uji normalitas.
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan
berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas dalam penelitian ini
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Kriteria pengujian yang digunakan
adalah p-value, apabila nilai p- value > 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa data
berdistribusi normal, dan apabila jika p- value < 0,05, maka dapat dinyatakan
bahwa data tidak berdistribusi normal.
Tabel 3.8
Hasil Uji Normalitas Data
Kolmogorov- p-value Keterangan
Smirnov
Unstandardized 0,970 0,303 Data berdistribusi
Residual Normal
Sumber: Data primer diolah,2017
10
Dari tabel 3.8 diatas diketahui bahwa kolmogorov smirnov adalah 0,970
dengan probabilitas (p) 0,303. Perbandingan antara probabilitas dengan taraf
signifikansi 5% nilai hitung probabilitas adalah 0,303 sehingga dapat dinyatakan
bahwa data pada model regresi berdistribusi normal.
3.1.4.2 Uji Multikolinearitas
Tabel 3.9
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
KSA 0,745 1,343
Tidak terjadi
multikolineritas
PA 0,672 1,488
Tidak terjadi
multikolineritas
SP 0,521 1,919
Tidak terjadi
multikolineritas
PTI 0,642 1,557
Tidak terjadi
multikolineritas
Sumber: Data primer diolah,2017
Berdasarkan pada tabel 3.9 menunjukkan bahwa masing-masing nilai VIF
berada sekitar 1 sampai 10, demikian juga hasil nilai tolerance mendekati 1 atau di
atas 0,1. Dengan demikian dapat disimpulkan juga model regresi tersebut bebas
multikolinearitas.
3.1.4.3 Uji Heterokedastisitas
Tabel 3.10
Hasil Uji Heterokedastisitas
Variabel p-value Keterangan
KSA
PA
SP
PTI
0,747
0,508
0,743
0,518
Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
Sumber: Data primer diolah, 2017
Berdasarkan hasil yang ditunjukan dalam tabel 3.10, bahwa semua
variabel bebas menunjukan nilai p-value lebih besar dari 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua variabel tidak terjadi heteroskedastisitas.
11
3.1.5 Hasil Regresi Linear Berganda
Tabel 4.11
Hasil Analisis regresi Linear Berganda
Sumber: Data primer diolah, 2017
3.2 Pembahasan
3.2.1 Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah
Hipotesis pertama dari penelitian ini menyatakan bahwa variabel kejelasan
sasaran anggaran memiliki nilai t hitung sebesar 6,266 > 1,660 dan nilai
signifikan sebesar 0,000 < 5% sehingga H1 diterima artinya Kejelasan Sasaran
Anggaran berpengaruh signifikan terhadap Akuntabilitas Kinerja Intansi
Pemerintah. Dalam penelitian ini disebabkan karena dengan adanya kejelasan
sasaran anggaran maka akan menyebabkan proses anggaran berjalan lancar sesuai
dengan apa yang telah ditargetkan dan mampu menentukan keberhasilan atau
kegagalan dalam sebuah organisasi atau instansi.
Hasil penelitan ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Nuraini dan Dian (2012), Wahyuni, Raja Adri, dan Enni Savitri (2013), dan Netty
Herrawati (2014) yang menyatakan bahwa kejelasan sasaran anggaran
berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Namun penelitian
ini tidak sejalan dengan penelitian Darwanis dan Sephi Chairunnisa (2013) yang
mengungkapkan hasil bahwa Kejelasan Sasaran Anggaran tidak berpengaruh
terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Variabel Koefisien Regresi t-hitung Sig Keterangan
(Constant) 11,785 4,472 0,000
KSA 0,549 6,266 0,000 Signifikan
PA -0,183 -1,151 0,253
Tidak Signifikan
SP 0,825 3,563 0,001
Signifikan
PTI 0,158 1,188 0,238
Tidak Signifikan
12
3.2.2 Pengaruh Pengendalian Akuntansi terhadap Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang kedua bahwa variabel pengendalian
akuntansi memilki t hitung sebesar -1,151 < 1,660 dan nilai signifikan sebesar
0,253 > 5% sehingga H2 ditolak, yang artinya pengendalian akuntansi tidak
berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja intansi pemerintah. Dalam penelitian
ini disebabkan karena tanggung jawab kinerja tidak selamanya ada hubungannya
dengan pengendalian akuntansi. Pengendalian akuntansi hanya sebagai proses
pelaporan bukan faktor utama dalam tanggung jawab kinerja instansi.
Hasil penelitan ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Wahyuni, Raja Adri, dan Enni Savitri (2013) yang menyatakan bahwa
pengendalian akuntansi tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Eko Setiawan
(2013), dan Nuraini dan Dian (2012) yang mengungkapkan hasil bahwa
pengendalian akuntansi tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah.
3.2.3 Pengaruh Sistem Pelaporan terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang ketiga mendapatkan hasil bahwa
variabel sistem pelaporan mempunyai nilai t hitung sebesar 3,563 > 1,660 dan
nilai signifikan sebesar 0,001 < 5% sehingga H3 diterima artinya Sistem
Pelaporan berpengaruh signifikan terhadap Akuntabilitas Kinerja Intansi
Pemerintah. Dalam penelitian ini disebabkan karena adanya pertanggungjawaban
terhadap pelaksanaan anggaran yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
dengan menerbitkan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban akan
menciptakan laporan keuangan yang transparan dan akuntanbel. Sistem pelaporan
yang baik diperlukan agar dapat memantau dan mengendalikan kinerja dalam
mengimplementasikan anggaran yang telah ditetapkan.
Hasil penelitan ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh M.
Ali dan Suyanto (2015) yang mengemukakan Sistem Pelaporan berpengaruh
terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penelitian tersebut sejalan
13
dengan penelitian yang dilakukan oleh Netty Herawati (2014), Wahyuni, Raja
Adri, dan Enni Savitri (2013), Nuraini dan Dian (2012) dan tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Eko Setiawan (2013) yang mengungkapkan
bahwa Sistem Pelaporan tidak berpengaruh terhadap Akuntabiitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
3.2.4 Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang keempat mendapatkan hasil bahwa
variabel pemanfaatan teknologi informasi mempunyai nilai t hitung sebesar 1,188
> 1,660 dan nilai signifikan sebesar 0,238 > 5% sehingga H4 ditolak artinya
Pemanfaatan Teknologi Informasi tidak berpengaruh terhadap Akuntabilitas
Kinerja Intansi Pemerintah. Dalam penelitian ini disebabkan karena belum
tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai dalam pengelolaan
teknologi informasi.
Hasil penelitan ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Rofika dan Ardianto (2014) menunjukkan hasil bahwa Pemanfaatan Teknologi
Informasi tidak berpengaruh terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Dan tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irine Chintya (2015)
yang menunjukkan bahwa Pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh
terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
4. PENUTUP
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh Kejelasan
Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi, Sistem Pelaporan, dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1) Kejelasan Sasaran Anggaran berpengaruh terhadap Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, sehingga H1 diterima.
2) Pengendalian Akuntansi tidak berpengaruh terhadap Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, sehingga H2 ditolak.
14
3) Sistem Pelaporan berpengaruh terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, sehingga H3 diterima.
4) Pemanfaatan Teknologi Informasi tidak berpengaruh terhadap Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, sehingga H4 ditolak.
DAFTAR PUSTAKA
Chintya, Irine. 2015. “Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Kinerja Instansi Pemerintah Di
Kota Solok”. Solok: Universitas Negeri Padang.
Darwanis dan Chairunnisa, Sephi. 2013. “Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah”. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi. Vol. 6, No. 2, hlm.150-
174.
Halim, Abdul. 2001. Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah. Edisi
Pertama. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Hansen, Don R. Dan Maryanne M. Mowen. 2005. Management Accounting.
Salemba Empat: Jakarta.
Herawaty, Netty. 2011. “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah Daerah Kota Jambi”. Vol. 6, No. 2, hlm. 151-161.
Jogiyanto, Hartono. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi III.
Yogyakarta: ANDI.
LAN dan BPKP. 2000. Akuntabilitas dan Good Governance. Modul 1. Akip:
Jakarta.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. CV. Andi Offset. Yogyakarta
Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik. Andi. Yogyakarta.
Mauliziska, Egrinaen. 2015. “Pengaruh Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah,
Penerapan Akuntabilitas Keuangan, Pemanfaatan Teknologi Informasi,
Dan Ketataatan Pada Peraturan Perundangan Terhadap Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)”. JOM Fekom. Vol.2, No.2
Mohamad Mahsun. 2006. “Pengukuran Kinerja Sektor Publik”. Edisi Pertama.
Yogyakarta.
15
Nuraini dan Indudewi, Dian. 2012. “Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran,
Pengendalian Akuntansi, dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah”. Vol.11, No.4, hlm.63-77.
Pangumbalerang, Angreini dan Pinantik, Sherly. 2014. “Kejelasan Sasaran
Anggaran Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pada
Dinas Pendapatan Daerah Dan Badan Pengelolaan Keuangan Dan
Barang Milik Daerah”. Jurnal EMBA. Vol.2, No.2, hlm.800-808.
Pusdiklatwas BPKP. 2011. “Modul Akuntabilitas Instansi Pemerintah’ Edisi
Keenam (Revisi Kelima). Bogor.
Rofika dan Ardianto. 2014. “Pengaruh Penerapan Akuntabilitas Keuangan,
Pemanfaatan Teknologi Informasi, Kompetensi Aparatur Pemerintah
Daerah Dan Ketaatan Terhadap Peraturan Perundangan Terhadap
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinta”. Jurnal Akuntansi. Vol.2, No.2,
hlm. 197-209.
Setiawan, Eko. 2013. “Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian
Akuntansi, dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah”. Riau: Universitas Riau.
Suhartono, Ermann dan Mochamamad Solichin. 2006. “Pengaruh Kejelasan
Sasaran Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Instansi Pemerintah
Daerah Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Pemoderasi. Simposium
Nasional Akuntansi 9. Padang.
Thomson, Ronald L, Haggings, Christoper A., dan Howell, Jane M. 1991.
“Personel Computing: Toward a Conceptual Model of Utilization”. Mis
Quarterly, pp.125-143.
Wahyuni, Raja, dan Savitri, Enni. 2013. “Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran,
Pengendalian Akuntansi, dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah(Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten Rokan Hulu)”. Pekan Baru: Universitas Riau.
Zakiyudin, Ali dan Suyanto. 2015. “Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian
Akuntansi, Sistem Pelaporan dan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah”. Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan. Vol.2, No.1,
hlm.89-96.
top related