etika dan keperawtan gawat darurat
Post on 09-Aug-2015
699 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Tugas Kelompok
ETIKA DIKAITKAN DENGAN KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT
D
i
s
u
s
u
n
O l e h :
1. ARIF PASKAL POKONDA
2. EMMANG
3. YUDI EKO SAPUTRA
4. ELSMIYATI SIMBANGU
5. RICKY MULYONO
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
D-IV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Etika
(Etimologi),berasal dari bahasaYunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau
adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang
merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”,
yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan
yang baik (kesusilaan),dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral
lebih kurang sama pengertiannya ,tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan,
yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan Etika
adalah untuk pengkajian system nilai-nilai yang berlaku.
Etika adalah : Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh
yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.
Pelayanan kesehatan yang baik adalah yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat,
bermutu, dan terjangkau. Untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan paripurna
bermutu (preventif,promotif,kuratifdanrehabilitatif) diperlukan kerjasama yang harmonis
antara semua tenaga kesehatan. Namun, keberhasilan tim kesehatan dalam menunaikan
tugasnya yang kompleks itu bukan saja ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan
mereka, melainkan juga oleh perilaku (professionalbehaviour), etik( bioethics), dan moral.
Dengan kata lain, bahwa pelayanan kesehatan tidak bias dipisahkan dari pelayanan
mediko-etikolegal.
Pelayanan kesehatan sangat sarat dengan kemunculan dilemaetik, atau sengketa hukum.
Nuansa hokum kesehatan/kedokteran juga sangat kental dalam pelayanan kesehatan
dengan adanya kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh orang-orang yang terlibat
didalamnya yang kalau tidak berhati-hati dalam bertindak akan sangat rawan terhadap
tuntutan dan gugatan. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang
garap pada kesejahteraan manusia, yaitu dengan memberikan bantuan pada individu yang
sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-hari. Karena
bidang gawa keperawatan adalah manusia, mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi.
Salah satu aturan yang mengatur hubungan antara perawat dan pasien adalah etika.
B. RumusanMasalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah dilemma etika dari segala bentuk
aspek etik dalam keperawatan kritis atau Keperawatan Gawat Darurat.
C. TujuanPenulisan
1. Tujuan Utama Untuk menggambarkan issue-issue etik dalam keperawatan kritis atau
Keperawatan Gawat Darurat
2. Tujuan Khusus
a. Untuk dapat mengetahui pengertian keperawatan kritis atau Keperawatan Gawat
Darurat.
b. Untuk mengetahui prinsip-prinsip keperawatan kritis atau Keperawatan Gawat
Darurat.
c. Untuk mengetahui dilemma yang terjadi dalam keperawatan kritis atau
Keperawatan Gawat Darurat.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti
watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Kata etika berasal dari bahasa Yunani,
“Ethos”, atau ”Taetha” yang berarti tempat tinggal, padang rumput, karakter, watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Oleh filsuf Yunani, Aristoteles, etika digunakan
untuk menunjukkan filsafat moral yang menjelaskan fakta moral tentang nilai dan norma
moral, perintah, tindakan kebajikan dan suara hati. Sebagai suatu subyek, etika akan
berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai
apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakann yaitu salah atau benar, buruk atau baik.
Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan "selfcontrol", karena
segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok social
(profesi) itu sendiri. Seseorang dikatakan baik atau buruk bukanlah dilandaskan atas satu
tindakannya saja, melainkan atas dasar pola tindakannya secara umum. Etika juga
diartikan pula sebagai filsafat moral yang berkaitan dengan studi tentang tindakan-
tindakan baik ataupun buruk manusia didalam mencapai kebahagiaannya. Apa yang
dibicarakan didalam etika adalah tindakan manusia, yaitu tentang kualitas baik (yang
seyogyanya dilakukan) atau buruk (yang seyogyanya dihindari) ataunilai-nilai tindakan
manusia untuk mencapai kebahagiaan serta tentang kearifannya dalam bertindak.
B. Keperawatan Gawat Darurat Keperawatan
Suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-
sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga kelompok dan
masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik
dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri. Gawat darurat
(Emergensi) adalah keadaan yang membutuhkan tindakan segera yang untuk
menanggulangi ancaman terhadap jiwa atau anggota badan yang timbul secara tiba-tiba.
Keterlambatan penanganan dapat membahayakan klien, mengakibatkan terjadinya
kecacatan atau mengancam kehidupan. Penderita gawat darurat adalah penderita yang
oleh karena suatu penyebab (penyakit, trauma, kecelakaan, tindakan anestesi) yang bila
tidak segera ditolong akan mengalami cacat, kehilangan organ tubuh atau meninggal.
Pada Keperawatan Gawat Darurat diperlukan asuhan keperawatan yang merupakan suatu
proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada
pasien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Asuhan keperawatan dilaksanakan
menggunakan metodologi pemecahan masalah melalui pendekatan proses keperawatan,
berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan dalam
lingkup wewenang serta tanggung jawabnya. Dalam hal ini aspek etik sangat diperlukan
dalam penerapan praktek keperawatan dimana tindakan mandiri perawat professional
melalui kerjasama dengan pasien baik individu, keluarga, kelompok atau komunitas dan
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan
sesuai lingkup dan tanggung jawabnya.
Adapun tujuan dari Keperawatan Gawat Darurat, yaitu:
1. Mencegah kematian dan kecacatan (tosavelifeandlimb) pada penderita gawat darurat,
hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana mestinya.
2. Merujuk penderita gawat darurat melalui system rujukan untuk memperoleh
penanganan yang Iebih memadai.
3. Menanggulangi korban bencana.
C. Dilema
Dilema etika adalah suatu masalah yang melibatkan dua (atau lebih) landasan moral suatu
tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan suatu kondisi dimana
setiap alternative memiliki landasan moral atau prinsip. Pada dilema etik ini sukar untuk
menentukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan stresss pada perawat karena
dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Nilai-
nilai, keyakinan dan filosofi individu memainkan peranan penting pada pengambilan
keputusan etik yang menjadi bagian tugas rutin perawat .Peran perawat ditantang ketika
harus berhadapan dengan masalah dilemaetik, untuk memutuskan mana yang benar dan
salah; apa yang dilakukannya jika tak ada jawaban benar atau salah; dan apa yang
dilakukan jika semua solusi tampak salah. Dilemaetik dapat bersifat personal ataupun
profesional. Kerangka pemecahan dilemaetik adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan data dasar
b. Mengidentifikasi konflik
c. Membuat tindakan alternative tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan
mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut
d. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat
e. Mendefinisikan kewajiban perawat
Membuat keputusan Dilema sulit dipecahkan bila memerlukan pemilihan keputusan tepat
diantara dua atau lebih prinsip etis. Penetapan keputusan terhadap satu pilihan, dan harus
membuang yang lain menjadi sulit karena keduanya sama-sama memiliki kebaikan dan
keburukan apalagi jika tak satupun keputusan memenuhi semua kriteria. Berhadapan
dengan dilemma etis bertambah pelik dengan adanya dampak emosional seperti rasa
marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan keputusan rasional. Pada pasien
dengan kasus-kasus terminal sering ditemui dilemaetik, misalnya kematian batangotak,
penyakit terminal misalnya gagal ginjal
D. Tindakan Keperawatan Gawat Darurat
Prinsip Utama PPGD (Penanggulangan Penderita Gawat Darurat) adalah menyelamatkan
pasien dari kematian pada kondisi gawat darurat. Kemudian filosofi dalam PPGD adalah
“TimeSavingisLifeSaving”, dalam artian bahwa seluruh tindakan yang dilakukan pada
saat kondisi gawat darurat haruslah benar-benar efektif dan efisien, karena pada kondisi
tersebut pasien dapat kehilangan nyawa dalam hitungan menit saja (henti nafas selama 2
sampai dengan 3 menit dapat mengakibatkan kematian).
Langkah - langkah dasar dalam PPGD dikenal dengan singkatan A-B-C-D (Airway–
Breathing–Circulation–Disability). Keempat poin tersebut adalah poin-poin yang harus
sangat diperhatikan dalam penanggulangan pasien dalam kondisi gawat darurat.
BAB III
PEMBAHASAN
Keperawatan Gawat Darurat merupakan suatu tindakan segera yang harus diberikan untuk
menanggulangi suatu ancaman, apabila tidak langsung ditangani maka akan mengancam
jiwa. Penderita gawat darurat sangat erat kaitan dengan kematian. Kematian dapat terjadi
bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dan salah satu sistem/ organ yaitu:
Susunan saraf pusat; pernapasan; kardiovaskuler; hati; ginjal; pancreas. Kerusakan system
atau organ tersebut bias disebabkan oleh beberapa factor diantaranya: trauma/cedera;
infeksi; keracunan(poisoning); degenerasi(failure); asfiksi; kehilangan cairan dan
elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of waferand electrolit) dan lain sebagainya.
Hal-hal seperti inilah yang harus diperhatikan oleh perawat gawat darurat yang memang
tugasnya sangat berat dan juga akan mengalami banyak dilemma etika yang terjadi
apabila tidak hati-hati. Dalam keperawatan gawat darurat ini peran perawat sangat
diutamakan yang diantaranya:
a. Fungsi Independen merupakan Fungsi mandiri berkaitan dengan pemberian asuhan
(Care);
b. Fungsi Dependen merupakan Fungsi yang didelegasikan sepenuhnya atau sebagian
dari profesilain
c. Fungsi Kolaboratif merupakan Kerja sama saling membantu dalam program kesehatan
(Perawat sebagai anggota Tim Kesehatan).
Dalam hal peran ini perawat harus benar-benar menjalankan perannya karena apabila hal
ini diabaikan maka perawat akan banyak menghadapi dilema-dilema etik yang sulit
dipertanggungjawabkan secara hukum.
A. Keperawatan Gawat Darurat Ditinjau Dari Aspek Hukum
Pemahaman terhadap aspek hukum dalam Keperawatan Gawat Darurat bertujuan
meningkatkan kualitas penanganan pasien dan menjamin keamanan serta keselamatan pasien.
Aspek hukum menjadi penting karena consensus universal menyatakan bahwa pertimbangan
aspek legal dan etika tidak dapat dipisahkan dari pelayanan medic yang baik. Walaupun ada
undang-undang yang mengatur tentang keperawatan gawat darurat yaitu
Pasal 11 Peraturan Menteri Kesehatan tentang :
Informed Consent menyatakan, dalam hal pasien tidak sadar/pingsan serta tidak
didampingi oleh keluarga terdekat dan secara medic berada dalam keadaan gawat darurat
dan atau darurat yang memerlukan tindakan medic segera untuk kepentingannya, tidak
diperlukan persetujuan dari siapapun. (Per.Menkes,1989).
Tetapi yang menjadi tuntutan hukum dalam praktek Keperawatan Gawat Darurat biasanya
berasal dari:
a. Kegagalan komunikasi
b. Ketidakmampuan mengatasi dilema dalam profesi
Permasalahan etik lainnya yang muncul dalam hukum Keperawatan Gawat Darurat
merupakan isu yang juga terjadi pada etika dan hukum dalam kegawat daruratan
medik yaitu:
Diagnosis keadaan gawat darurat
Standar Operating Procedure
Kualifikasi tenaga medis
Hak otonomi pasien :informed consent (dewasa,anak)
Kewajiban untuk mencegah cedera atau bahaya pada pasien
Kewajiban untuk memberikan kebaikan pada pasien (rasa sakit, menyelamatkan)
Kewajiban untuk merahasiakan (etika><hukum)
Prinsip keadilan dan fairness
Kelalaian
Malpraktek akibat salah diagnosis, tulisan yang buruk dan kesalahan terapi:
salahobat, salah dosis
Diagnosis kematian
Surat Keterangan Kematian
Penyidikan medico legal untuk forensic klinik: kejahatan susila, child abuse,
aborsi dan kerahasiaan informasi pasien
Permasalahan etik dalam keperawatan gawat darurat dapat dicegah dengan:
a. Mematuhi standar operating procedure (SOP)
b. Melakukan pencatatan dengan benar meliputi mencatat segala tindakan, mencatat
segala instruksi dan mencatat serah terima
B. Keperawatan Gawat Darurat Ditinjau Dari Hukum Islam
Dalam Islam ditentukan bahwa setiap manusia harus menghormati manusia yang lainnya,
karena Allah sebagai khalik sendiri menghormati manusia. Maka dokter, perawat maupun
paramedic lainnya tidak memaksakan sesuatu kepada pasien, segala tindakan yang harus
mereka kerjakan haruslah dengan sukarela dan atas keyakinan. Dalam keperawatan gawat
darurat pelayanan yang diberikan merupakan tindakan yang memang darurat yang apabila
tidak diberikan pelayanan maka pasien tersebut dapat kehilangan nyawanya. Islam memang
mengenal darurat yang akan meringankan suatu hukum. Ada kaidah Idzaadhoo galamrittasi‟ (jika kondisi sulit, maka Islam memberikan kemudahan dan kelonggaran). Bahkan Kaedah
lain menyebutkan:„ Kondisi darurat menjadikan sesuatu yang haram menjadi mubah
‟.Namun darurat itu bukan sesuatu yang bersifat rutin dan gampang dilakukan.
Umumnya darurat baru dijadikan pilihan manakala memang kondisinya akan menjadi kritis
dan tidak ada alternative lain. Itupun masih diiringi dengan resiko fitnah dan sebagainya.
Sebagaimana firman Allah yang berbunyi yang artinya: “Sesungguhnya Allah hanya
mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih)
disebut (nama) selain Allah. Tetapi Barang siapa dalam Keadaan terpaksa (memakannya)
sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa
baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.“(Al-Baqarah:173)
Dalam batas-batas tertentu, mayoritas ulama memperbolehkan berobat kepada lawan jenis
jika sekiranya yang sejenis tidak ada, dengan syarat ditunggui oleh mahram atau orang yang
sejenis. Alasannya, karena berobat hukumnya hanya sunnah dan bersikap pasrah (tawakkal)
dinilai sebagai suatu keutamaan (fadlilah). Ulama sepakat bahwa pembolehan yang
diharamkan dalam keadaan darurat, termasuk pembolehan melihat aurat orang lain, ada
batasnya yang secara umum ditegaskan dalam al-qur‟an dengan menjauhi kezaliman dan
lewat batas.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada
kesejahtraan manusia, yaitu dengan memberikan bantuan pada individu yang sehat
maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu
aturan yang mengatur hubungan antara perawat dan pasien adalah etika. Istilah etika
dan moral sering digunakan secara bergantian. Etik atau Ethnics berasal dari bahasa
Yunani, yaitu etos yang artinya adat, kebiasaan, perilaku atau karakter. Etika adalah
Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat
dipahami oleh pikiran manusia.Etika dan Moral merupakan sumber dalam
merumuskan standard dan prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku
serta membuat keputusan untuk melindungi hak-hak manusia.
Gawat darurat (Emergency) adalah keadaan yang membutuhkan tindakan segera yang
untuk menanggulangi ancaman terhadap jiwa atau anggota badan yang timbul secara
tiba-tiba.Pasien gawat darurat adalah pasien yang tiba-tiba berada dalam
keadaangawat.
Langkah-langkah dasar dalam PPGD dikenal dengan singkatan
A-B-C-D(Airway–Breathing–Circulation–Disability).
Dengan adanya kode etik kepercayaan masyarakat akan suatu profesi dapat diperkuat,
karena setiap klien mempunyai kepastian bahwa kepentingannya akan terjamin.
B. Saran
a. Penulis mengharapkan kritikan apabila didalam penulisan makalah ini ada
kekurangan, supaya kedepan dapat lebih baik.
b. Dengan adanya penulisan makalah tentang aspek etik Keperawatan Gawat Darurat
dapat menambah pengetahuan mahasiswa akan pentingnya aspek etik dalam
penerapan dilapangan atau Rumah Sakit.
DaftarPustaka
http://www.serambinews.com/columns/view/29/kontrashttp://abhique.blogspot.com/2009/10/kon
sep-dasar-keperawatan-gawat-
darurat.htmlhttp://lhiezainternisti.blogspot.com/2009/12/pandangan-islam-dalam-
pelayanan.htmlpuja(2009),DilemaEtik,http://wayanpuja.blinxer.com/?page_id=72
top related