efektivitas penggunaan media komik strip pada pembelajaran …lib.unnes.ac.id/151/1/4713.pdf ·...
Post on 07-Mar-2019
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KOMIK STRIP PADA PEMBELAJARAN MATERI SALING
KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI SMP NEGERI 1 KALIWUNGU KUDUS
skripsi disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Oleh
Tri Mulyani
4401405064
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
UN
IVER
SI
TAS NEGERI SEMAR
AN
G
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Media Komik Strip Pada Pembelajaran Materi Saling Ketergantungan Dalam Ekosistem di SMP Negeri 1 Kaliwungu Kudus” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun. Semarang, Agustus 2009 Tri Mulyani 4401405064
iii
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul:
Efektivitas Penggunaan Media Komik Strip Pada Pembelajaran Materi Saling
Ketergantungan Dalam Ekosistem di SMP Negeri 1 Kaliwungu Kudus
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada tanggal 19 Agustus
2009.
Panitia Ujian
Ketua Sekertaris Dr. Kasmadi Imam S., M. S Dra. Aditya Marianti, M. Si NIP. 131781011 NIP. 132046851 Penguji Utama
Drs. Sigit Saptono, M. Pd NIP.131931631
Anggota Pengui / Anggota Penguji / Pembimbing I Pembimbing II Dra. Sri Ngabekti, M. Si. Ir. Nana Kariada T.M, M. Si NIP. 131568880 NIP. 132068797
iv
ABSTRAK
Mulyani, Tri. 2009. Efektivitas Penggunaan Media Komik Strip Pada Pembelajaran Materi Saling Ketergantungan Dalam Ekosistem Di SMP Negeri 1 Kaliwungu Kudus. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Dra. Sri Ngabekti, M. S, Ir. Nana Kariada T.M, M. Si
Media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Penggunaan media yang tepat akan meningkatkan hasil belajar dan membuat proses belajar mengajar menjadi menarik dan menyenangkan, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik. Permasalahan penelitian ini adalah apakah media komik strip efektif digunakan pada pembelajaran materi saling ketergantungan dalam ekosistem di SMP Negeri 1 Kaliwungu Kudus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan media komik strip pada pembelajaran materi saling ketergantungan dalam ekosistem di SMP Negeri 1 Kaliwungu Kudus.
Populasi penelitian ini, siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kaliwungu Kudus dengan sampel kelas VII A, VII C dan VII E sebagai kelas eksperimen. Variabel yang diteliti yaitu; 1) variabel bebas: penggunaan media komik strip pada pembelajaran materi saling ketergantungan dalam ekosistem dan 2) variabel terikat: hasil belajar pada materi saling ketergantungan dalam ekosistem. Desain yang digunakan adalah One shot case study. Analisis yang dilakukan yaitu analisis instrumen (validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran), analisis tes hasil belajar, analisis keaktifan siswa selama pembelajaran, analisis kinerja guru, analisis tanggapan siswa dan guru serta analisis pakar media.
Dari penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil belajar dari ketiga kelas perlakuan telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan, yaitu ketuntasan klasikal siswa ≥ 85% mendapatkan nilai sesuai kriteria ketuntasan minimal yaitu siswa memperoleh nilai ≥ 62. Hasil observasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa lebih dari 75% siswa dari ketiga kelas perlakuan mencapai kriteria keaktifan tinggi.
Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan media komik strip efektif untuk mencapai kompetensi materi saling ketergantungan dalam ekosistem di kelas VII SMP Negeri 1 Kaliwungu Kudus.
Kata kunci: Efektivitas, Media Komik Strip, Saling Ketergantungan dalam Ekosistem
v
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufik, hidayah, dan inayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Efektivitas Penggunaan Media Komik Strip Pada Pembelajaran Materi Saling
Ketergantungan Dalam Ekosistem di SMP Negeri 1 Kaliwungu Kudus” tanpa suatu
halangan yang berarti. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari peran
serta berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang.
2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNNES yang telah
memberikan kemudahan pelayanan administrasi dalam penyusunan skripsi.
3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA UNNES yang telah memberikan kemudahan dan
kelancaran dalam penyusunan skripsi.
4. Drs. Sigit Saptono, M.Pd selaku Dosen Penguji, yang telah memberikan masukan
dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dra. Sri Ngabekti, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang penuh kesabaran
dalam membimbing dan memberi motivasi, pengarahan dan saran-saran dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Ir. Nana Kariada TM.,M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang penuh kesabaran
dalam membimbing dan memberi motivasi, pengarahan dan saran-saran dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh dosen Jurusan Biologi yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada
penulis selama menuntut ilmu di Universitas Negeri Semarang.
8. Kepala SMP Negeri 1 Kaliwungu Kudus yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian.
9. Hj. Retno Rubiyatiningsih, S.Pd selaku guru bidang studi biologi di SMP Negeri
1 Kaliwungu Kudus atas bantuan, kerjasama, semangat, dan motivasi yang
diberikan.
10. Ibu-Bapak, untuk semuanya dan segalanya, yang takkan terhitung dan terbalas
11. Kakak dan Adikku atas doa, dukungan, dan semangat yang diberikan.
vi
12. Ilustrator Bayu TA yang telah membantu dalam pembuatan media komik ini.
13. Sahabatku Tanti, sekar, Reni dan Dewik atas bantuan dan semangat yang
diberikan.
14. Teman-teman biologi kelas B angkatan 2005 yang selalu memberikan semangat
dalam penulisan skripsi ini.
15. Teman-teman kos NBA yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
16. Semua Pihak dan instansi terkait yang telah membantu selama dilaksanakannya
penelitian sampai selesai penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan karena keterbatasan penulis. Dengan
segala kerendahan hati penulis mengharap saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat
bagi semua pihak yang membutuhkan.
Semarang, Agustus 2009
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii
ABSTRAK……….. ...................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
DAFTAR ISI................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN…………................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B. Permasalahan .................................................................................... 3
C. Penegasan Istilah............................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 6
1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar…………………………… 6
2. Fungsi Dan Macam Media Pembelajaran……………………… 8
3. Media Komik ……………………………………..……………. 11
B. Kerangka Berpikir............................................................................. 14
C. Hipotesis............................................................................................ 14
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 15
B. Populasi dan Sampel ......................................................................... 15
C. Variabel Pemnelitian……………………………………………….. 16
D. Rancangan Penelitian ........................................................................ 16
E. Prosedur Penelitian ........................................................................... 16
F. Sumber dan Metode Pengumpulan Data…...................................... 18
G. Metode Analisis Data….................................................................... 19
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Belajar Siswa .......................................................................... 26
B. Aktivitas Siswa ................................................................................. 28
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 32
B. Saran.................................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 33
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................ 35
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran ...................................................... 20
2. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal..................................................... 21
3. Hasil Perhitungan Validitas Soal .............................................................. 22
4. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa .......... ................................................... 26
5. Rekapitulasi Aktivitas Siswa ................................................................... 29
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Berpikir............. .......................................................... 14
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus Pembelajaran ........... .................................................................. 36
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................................... 37
3. Lembar Diskusi Siswa .......... ................................................................. 40
4. Kunci Jawaban Lembar Diskusi Siswa..................................................... 42
5. Kisi-kisi Soal Instrumen Uji Coba …………. ........................................ 44
6. Soal Instrumen Uji Coba......................................................................... 46
7. Kunci Jawaban Soal Uji Coba ................................................................ 53
8. Soal Tes Penelitian.................................................................................. 54
9. Kunci Jawaban Soal Tes ......................................................................... 59
10. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa............................................. 61
11. Rubrik Penilaian Aktivitas Belajar Siswa............................................... 62
12. Lembar Kinerja Guru............................................................................... 64
13. Angket Sikap Siswa.................................................................................. 65
14. Angket Tanggapan Guru Terhadap Pembelajaran.................................... 67
15. Angket Tanggapan Guru Mengenai Media Komik.................................. 68
16. Lembar Wawancara Pakar Media............................................................ 70
17. Analisis Hasil Uji Coba........................................................................... 71
18. Contoh Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ......................................... 75
19. Contoh Perhitungan Daya Pembeda Soal ............................................... 76
20. Contoh Perhitungan Validitas Soal ......................................................... 77
21. Contoh Perhitungan Reliabilitas Soal ..................................................... 79
22. Daftar Nama Siswa ................................................................................ 80
23. Analisis Hasil Belajar Siswa ................................................................... 83
24. Analisis Hasil Observasi dan penilaian aktivitas siswa .......................... 86
25. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa................................................... 95
26. Rekapitulasi Angket Tanggapan Guru Terhadap Pembelajaran………... 96
27. Rekapitulasi Hasil Kinerja Guru ............................................................ 97
28. Rekapitulasi Angket Tanggapan Guru.................................................... 98
29. Rekapitulasi Hasil Wawancara Pakar Media .......................................... 99
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk melaksanakan
kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam proses pembelajaran
terdapat proses belajar dan mengajar. Definisi belajar adalah serangkaian kegiatan
jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut
kognitif, afektif dan psikomotor (Djamarah 2002). Pengertian mengajar adalah suatu
usaha menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan
memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar (Sardiman 2005). Berdasarkan
pengertian belajar dan mengajar di atas maka proses belajar mengajar merupakan
interaksi antara siswa dengan guru dalam melaksanakan kurikulum pada suatu
lembaga yang siswanya melakukan kegiatan belajar dan guru melakukan kegiatan
mengajar.
Pada hakikatnya proses pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi
yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima pesan. Pesan yang di
komunikasikan adalah isi pelajaran atau pendidikan yang ada dalam kurikulum.
Komunikasi dalam suatu proses pembelajaran hendaklah merupakan suatu
komunikasi timbal balik atau komunikasi interaktif yang bukan terjadi dengan
sendirinya akan tetapi haruslah diciptakan sedemikian rupa sehingga pesan yang
disampaikan dalam bentuk materi pelajaran dapat benar-benar efisien (berdaya guna
dan tepat guna). Agar tidak terjadi kesalahan pemahaman dalam proses komunikasi
perlu digunakan sarana yang membantu proses komunikasi yang disebut media.
Untuk memudahkan anak didik menerima materi pelajaran perlu diusahakan
suatu alat bantu yang dapat di integrasikan pada seluruh kegiatan belajar mengajar.
Hamalik (2004) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan
baik bila ditunjang oleh berbagai faktor, antara lain media pendidikan. Media
merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan pembelajaran
karena ia membantu siswa dan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat menarik
perhatian dan minat belajar siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap
1
orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi
minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan
pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan
penafsiran data dan memadatkan informasi (Arsyad 2007).
Hasil observasi di SMP Negeri 1 Kaliwungu Kudus menunjukkan bahwa
metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya cukup
bervariasi, antara lain dilakukan dengan metode ceramah, dan diskusi. Hasil
pengamatan di kelas menunjukkan bahwa kegiatan guru dalam mengelola kelas
sudah cukup baik. Tetapi masih ditemukan beberapa masalah di dalam proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru yaitu media yang digunakan berupa LKS dan
buku paket. Penggunaan media dalam pembelajaran ini kurang menarik, siswa hanya
duduk menyimak LKS dan mendengarkan guru ceramah.
Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran didapatkan hasil bahwa
hasil belajar IPA biologi dari materi sebelumnya masih kurang hal ini terlihat dari
ketuntasan belajar klasikal siswa yang masih 70% dari KKM ≥ 62. Ini disebabkan
karena minat belajar siswa sangat rendah, siswa hanya mengandalkan LKS, tidak
mempunyai buku paket pribadi dan hanya beberapa siswa saja yang meminjam buku
paket sekolah.
Usia SLTP merupakan usia anak-anak, lebih menyukai bahan bacaan yang di
dalamnya terdapat cerita bergambar yang menarik dan bersifat menghibur dari pada
membaca bacaan buku yang bersifat verbal. Berdasarkan observasi awal dengan
menggunakan metode angket/kuisioner yang dibagikan pada siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Kaliwungu, didapatkan hasil bahwa 83% siswa kelas VII SMP lebih
menyukai membaca komik dari pada buku pelajaran, hal tersebut dikuatkan oleh
hasil wawancara dengan petugas perpustakaan bahwa siswa lebih suka meminjam
buku cerita di bandingkan dengan meminjam buku pelajaran IPA biologi (Faizati 28
Januari 2009, komunikasi pribadi).
Penggunaan media yang tepat akan meningkatkan hasil belajar dan membuat
proses belajar mengajar menjadi menarik dan menyenangkan. Di sisi lain
penggunaan media juga menguntungkan, karena cara belajar setiap siswa berbeda.
Ada siswa yang tidak mengalami kesulitan memahami keterangan yang disajikan
dalam bentuk rangkaian kata-kata. Ada pula keterangan verbal bagi siswa hanya
2
memberikan gambaran yang samar-samar. Media komik diharapkan lebih menarik
dan menghibur sehingga siswa lebih perhatian dalam belajar IPA biologi.
Media komik menurut Ensiklopedia Nasional Indonesia (1990) adalah media
berbentuk rangkaian gambar yang masing-masing berada dalam kotak yang
keseluruhannya merupakan serentetan satu cerita, gambar-gambar itu dilengkapi
dengan balon-balon ucapan yang ada kalanya disertai narasi sebagai penjelasan.
Penggunaan media komik diharapkan dapat merangsang minat siswa atau perhatian
siswa karena biasanya media komik lebih disukai dimasa-masa remaja sehingga
siswa terangsang untuk lebih giat belajar.
Pembelajaran materi saling ketergantungan yang dilakukan sebelumnya
hanya mengunakan LKS untuk mengajarkan tanpa menggunakan media sehingga
siswa kurang tertarik untuk belajar. Berdasarkan penelaahan LKS didapatkan hasil
bahwa materi yang ada di dalam LKS tidak menarik dan hanya berupa rangkaian
kata-kata verbal tanpa disertai gambar. Materi saling ketergantungan dalam
ekosistem berisi rantai makanan yang memerlukan gambar-gambar yang mewakili
kehadiran makhluk hidup yang sebenarnya. Melalui penggunaan media komik strip
dalam materi saling ketergantungan dalam ekosistem diharapkan dapat mempertinggi
kualitas proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil
belajar siswa. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media komik strip
merupakan jenis media grafis, media yang unsur utamanya berupa tulisan atau
gambar yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah ”Apakah media komik strip efektif digunakan pada pembelajaran materi
saling ketergantungan dalam ekosistem di SMP Negeri 1 Kaliwungu Kudus?
C. Penegasan Istilah
1. Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif (Depdiknas 2005) yang bermakna
keberhasilan (tentang usaha, tindakan). Efektivitas dalam pembelajaran berarti
tercapainya tujuan belajar dalam proses belajar mengajar. Efektivitas dimaksudkan
sebagai suatu keberhasilan dan ketepatgunaan dari suatu proses pembelajaran biologi
materi saling ketergantungan dalam ekosistem. Indikator efektivitas dalam penelitian
3
ini adalah apabila hasil belajar siswa pada materi saling ketergantungan dalam
ekosistem dengan penggunaan media komik strip mencapai standar KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yaitu ≥62 dan ketuntasan belajar secara klasikal mencapai
≥85% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥62 (KKM), selain itu indikator
keefektifan dapat dicapai apabila sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa terlibat
secara aktif dalam proses pembelajaran.
2. Media Komik
Komik didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan
karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan
gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca (Sudjana
2005). Sejalan dengan Ensiklopedia Nasional Indonesia (1990) yang mengartikan
media komik sebagai berikut: “ komik berbentuk rangkaian gambar yang masing-
masing berada dalam kotak yang keseluruhannya merupakan rentetan suatu cerita,
gambar–gambar itu dilengkapi balon-balon ucapan adakalanya masih disertai narasi
sebagai penjelasan”. Media komik yang digunakan dalam penelitian ini adalah media
komik strip yaitu komik yang bentuknya berupa selembar atau beberapa lembaran
terpisah (tidak menjadi buku). Media komik strip dalam penelitian ini adalah media
komik strip pada pembelajaran materi saling ketergantungan dalam ekosistem.
3. Materi saling ketergantungan dalam ekosistem
Materi saling ketergantungan pada penelitian ini adalah saling
ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik yang terdiri atas rantai makanan,
jaring-jaring makanan dan piramida makanan. Materi ini merupakan bagian dari
materi ekosistem yang diajarkan di kelas VII semester genap yang menggambarkan
aliran energi melalui peristiwa makan dan dimakan dengan urutan tertentu.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan
media komik strip pada pembelajaran materi saling ketergantungan dalam ekosistem
di SMP Negeri 1 Kaliwungu Kudus.
4
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi siswa
a. Meningkatkan pemahaman dan hasil belajar pada materi Saling
Ketergantungan dalam Ekosistem.
b. Meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA Biologi.
2. Bagi guru
Sebagai motivasi meningkatkan keterampilan yang bervariasi yang dapat
memperbaiki sistem pembelajaran sehingga memberikan layanan yang terbaik
bagi siswa.
3. Bagi sekolah
Memberikan sumbangan yang berarti bagi sekolah dalam rangka perbaikan
pembelajaran di sekolah sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi
siswa.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian belajar dan hasil belajar
Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya
tentang definisi belajar. Pada umumnya ahli-ahli tersebut, baik ahli dalam bidang
pendidikan maupun psikologi mempunyai pendapat yang sama bahwa hasil semua
aktivitas belajar adalah perubahan dan perubahan itu terjadi akibat pengalaman.
Definisi belajar menurut Djamarah (2002) belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa
raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif
dan psikomotor.
Belajar dapat di katakan sebagai upaya perubahan tingkah laku dengan
serangkaian kegiatan, seperti membaca, mendengar, mengamati, meniru dan lain
sebagainya atau dengan kata lain belajar sebagai kegiatan psikofisik untuk menuju
ke perkembangan pribadi seutuhnya (Sardiman 2005).
Konsep tentang belajar menurut Anni dkk.(2005) dkk mengandung tiga unsur
utama.
a. Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku. Untuk mengukur apakah seseorang
telah belajar, maka diperlukan perbandingan antara perilaku sebelum dan setelah
mengalami kegiatan belajar. Apabila terjadi perbedaan perilaku, maka dapat
disimpulkan bahwa seseorang telah belajar.
b. Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman.
c. Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen.
Atas dasar definisi-definisi belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu perubahan dalam diri seseorang (terbentuknya asosiasi-asosiasi baru)
berupa tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap karena
pengalaman atau interaksi dengan lingkungan
Ahli pendidikan mengemukakan pendapatnya tentang apa yang dimaksud
dengan hasil belajar sebagai berikut.
a. Menurut Hamalik (1990), hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk
perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut diartikan
6
terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan
sebelumnya
b. Menurut Anni dkk. (2005), hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek
perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar.
Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar
setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
Untuk mengukur kemampuan pembelajaran di dalam mencapai tujuan
pembelajaran tersebut diperlukan adanya pengamatan kinerja (performance)
pembelajar sebelum dan setelah pembelajaran berlangsung, serta mengamati
perubahan kinerja yang telah terjadi.
Benyamin S. Bloom dalam Anni dkk (2005) mengusulkan 3 taksonomi yang
disebut dengan ranah belajar.
a. Ranah kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan
kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah afektif
Tujuan pembelajaran ranah afektif berhubungan dengan perasaan, sikap, minat,
dan nilai. Kategori tujuan pembelajaran afektif adalah penerimaan, penanggapan,
penilaian, pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup.
c. Ranah psikomotorik
Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik
seperti ketrampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.
Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik menurut Simpson (Gay 1986)
dalam Anny dkk (2005) meliputi peniruan, manipulasi, ketepatan, perangkaian,
dan naturalisasi.
Salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya hasil
belajar siswa. Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam
(internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Yang termasuk faktor internal adalah
faktor fisiologis dan psikologis (misalnya minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan
kemampuan kognitif), sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor
7
lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan sarana & fasilitas
pembelajaran) (Djamarah 2002).
Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar meliputi
tiga ranah yang telah dijelaskan diatas yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar yaitu hasil
belajar kognitif diukur pada akhir pembelajaran, sedangkan untuk hasil belajar
afektif dan psikomotorik diukur pada proses pembelajaran.
2. Fungsi dan macam media pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau penyalur. Dengan demikian,
media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan (Djamarah
dan Zain 1996).
Media pengajaran menurut Arsyad (2007) adalah media yang membawa
pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-
maksud pengajaran. Sudjana dan Rivai (2005) menyatakan bahwa media pengajaran
sebagai alat Bantu mengajar. Untuk materi saling ketergantungan diperlukan suatu
media pembelajaran sebagai alat Bantu mengajar, karena dalam materi saling
ketergantungan dalam ekosistem mengandung obyek kajian yang tidak dapat di
hadirkan dalam kelas sehingga diperlukan suatu gambar untuk mengkonkretkan.
Dalam pembelajaran materi saling ketergantungan dalam ekosistem
ditemukan obyek kajian yang sulit untuk dihadirkan di dalam kelas atau dapat
dikatakan bersifat abstrak. Djamarah dan Zain (1996) menyatakan bahwa dalam
proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting karena
dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu
dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang disampaikan
kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat
mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat
tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media.
Arsyad (2007) menyatakan bahwa fungsi utama media pengajaran adalah
sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan
belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
8
Menurut Encyclopedia of educational Research sebagaimana dikutip oleh
Hamalik dalam Arsyad (2007) merincikan manfaat media pendidikan sebagai
berikut.
a. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi
verbalisme.
b. Memperbesar perhatian siswa.
c. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena
itu membuat pelajaran lebih mantap.
d. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha
sendiri di kalangan siswa.
e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar
hidup.
f. Membantu timbulnya pengertian yang dapat membantu perkembangan
kemampuan berbahasa.
g. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan
membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Penggunaan media yang sesuai tentunya akan memberikan pemahaman yang
lebih baik bagi anak. Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa
dalam pengajaran yang pada gilirannya di harapkan dapat mempertinggi hasil belajar
yang dapat di capainya. Ada beberapa alasan, mengapa media pengajaran dapat
mempertinggi proses belajar siswa. Menurut Sudjana dan Rivai (2005) manfaat
media pengajaran dalam proses belajar siswa adalah sebagai berikut.
a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.
b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
e. Media pengajaran dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran adalah
berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap
9
perkembangan dimulai dari berpikir konkret menuju ke berpikir abstrak, di mulai
dari berpikir sederhana menuju ke berpikir kompleks. Penggunaan media
pengajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut sebab melalui media
pengajaran hal-hal yang abstrak dapat dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks
dapat disederhanakan melalui penggunaan media pengajaran di harapkan dapat
mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa.
Johana dan Widayanti (2007) menjelaskan bahwa pemakaian media dalam
proses pengajaran dan pembelajaran sangatlah penting. Terdapat beberapa kriteria
dalam pemilihan materi untuk mencapai hasil yang efektif. Kriteria tersebut antara
lain: (1). Menarik, maksudnya media yang digunakan harus menarik bagi siswa, (2).
Memotivasi, maksudnya media yang digunakan dapat memotivasi siswa untuk
membaca, (3). Relevan/sesuai, maksudnya media yang digunakan harus relevan atau
sesuai dengan topik yang dibahas serta sesuai dengan usia siswa. Kriteria-kriteria
tersebut seharusnya digunakan pengajar untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
Pengelompokan berbagai jenis media apabila di lihat dari segi perkembangan
teknologi oleh Seels & Glasgow dalam Arsyad (2007) di bagi dalam dua kategori
luas, yaitu pilihan media tradisional dan pemilihan metode mutakhir.
a. Pilihan media tradisional
Pilihan media tradisional mencakup : visual diam yang diproyeksikan, visual
yang tak diproyeksikan, audio, penyajian multimedia, visual dinamis yang
diproyeksikan, cetak, permainan, dan realia
b. Pilihan media teknologi mutakhir
Pilihan media teknologi mutakhir mencakup: media berbasis telekomunikasi dan
media berbasis mikroprosesor.
Menurut Djamarah dan Zain (1996) media dilihat dari jenisnya di bagi ke
dalam 3 macam.
a. Media auditif
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti radio, cassette recorder, piringan hitam
b. Media visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media
visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai),
slide (film bingkai), foto, komik, kartun gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula
10
media visual yang menampilkan gambar atau symbol yang bergerak seperti film
bisu, film kartun.
c. Media audio visual
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar.
3. Media Komik
Komik didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan
karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan
gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca (Sudjana
2005).
Dalam Anonim (1990), media komik diartikan sebagai berikut: “ komik
berbentuk rangkaian gambar-gambar sedang dalam yang keseluruhannya merupakan
rentetan suatu cerita. Gambar – gambar itu dilengkapi balon-balon ucapan,
adakalanya masih disertai narasi sebagai penjelasan”.
Menurut Trimo (1997) dalam Handayani (2005) media komik dapat
dibedakan menjadi dua yaitu buku komik (comic book) dan komik strip (comic strip).
Buku komik adalah komik yang berbentuk buku, mempunyai cerita yang lebih
panjang dapat langsung selesai ataupun bersambung, sedangkan yang dimaksud
komik strip adalah bentuk komik yang terdiri dari beberapa lembar bingkai kolom
yang dimuat dalam suatu harian atau majalah, biasanya di sambung ceritanya.
Anonim (2008) menjelaskan komik strip bentuknya adalah selembar atau beberapa
lembaran terpisah (tidak menjadi buku).
Tiedt (2000) dalam Hadi (2006) menyatakan bahwa secara umum buku
bergambar (komik) terdiri atas paduan kata-kata (bahasa) dan gambar. Bahasa dalam
komik kebanyakan berisi berupa kalimat langsung. Fungsi bahasanya tidak hanya
untuk menjelaskan, melengkapkan, atau memperdalam pengertian teksnya.
Dibandingkan dengan kisah gambar, disini bahasa dan gambarnya secara langsung
saling terpadukan. Isi ceritanya disajikan melalui penataan gambar-gambar tunggal
dalam suatu urutan dan berhubungan dengan tema-tema yang universal sehingga
anak-anak dapat memahaminya.
11
Membuat media komik strip menurut McCloud (2008) mengikuti langkah-
langkah berikut.
a. Menentukan momen (peristiwa) yang akan dimasukkan dalam cerita.
b. Memilih bingkai yaitu memilih jarak dan sudut pandang yang tepat untuk
momen yang telah dipilih
c. Menggambar karakter obyek dan lingkungan dengan jelas dalam bingkai
tersebut
d. Menyusun kata yang menambah info penting dan menyatu dengan cerita
disekelilingnya.
e. Membuat alur yang menuntun pembaca mengikuti urutan dalam cerita.
Sudjana dan Rivai (2005) menyatakan bahwa kelebihan media komik adalah
menambah perbendaharaan kata-kata pembacanya, menarik perhatian serta
menumbuhkan minat belajar siswa. Anonim (2008) menjelaskan bahwa selain
menarik perhatian komik juga mudah dicerna dibandingkan dengan media tulisan
saja, mudah di bawa dan disebarluaskan, serta dapat digunakan untuk diskusi
kelompok.
Berdasarkan penelitian Radjah dkk (2008) pada siswa SD dalam
pembelajaran pendidikan kesehatan reproduksi diperoleh hasil penilaian bahwa
komik ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar bagi siswa. Sebanyak
96,2% siswa menilai bahwa komik ini mudah dipelajari, karena kata-katanya mudah
dimengerti, gambarnya menarik serta isinya dapat menambah pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi.
Johana dan Widayanti (2007) menjelaskan bahwa guru dapat menggunakan
komik dalam pengajaran bahasa yang komunikatif pada siswa SMP. Ada beberapa
alasan menggunakan komik sebagai media mengajarkan keahlian membaca pada
siswa SMP yaitu: (1). Banyak siswa sudah mengenal komik. Siswa menganggap
komik adalah bacaan yang menarik dan menyenangkan, (2). Komik adalah jenis
bacaan yang ringan dan mudah dipahami. Komik berisi gambar dan percakapan
singkat yang ditulis dalam bentuk bubbles. Kosa kata yang digunakan adalah kosa
kata yang sederhana dan dapat dipahami melalui penggabungan antara gambar dan
konteks kalimat. Oleh karena itu, siswa tidak perlu membuang waktu mencari arti
kata dengan membuka kamus, (3). Struktur kalimat yang digunakan adalah struktur
kalimat sederhana sehingga siswa dapat memahami makna tiap-tiap kalimat.
12
Rota dan Izquierdo (2003) menyatakan “ When we used comics as a way to
present scientific information, we are showing and teaching scientific concepts
through the channel of the adventure. The information, that usually would be rigid,
becomes agile, through illustrations and events that are familiar to the imaginary of
the children (fantastical trips, difficulties imposed to the heroes...) “. Dalam jurnal
tersebut menjelaskan bahwa komik dapat digunakan untuk menyampaikan informasi
ilmiah, pengajaran konsep ilmiah tersebut disampaikan dalam bentuk cerita
petualangan. Informasi yang biasanya sulit dipahami menjadi mudah dipahami,
dengan adanya gambar ilustrasi dan peristiwa yang sudah dikenal dalam khayalan
anak-anak (perjalanan menyenangkan, pahlawan yang mengagumkan…).
Rohani (1997) menyatakan bahwa kelemahan media komik yaitu membuat
siswa terlena dengan bacaan komik sehingga lupa dengan buku bacaan pelajaran jika
tidak mendapat bimbingan dari guru. Oleh karena itu penggunaan media komik
dalam proses pembelajaran diperlukan bimbingan dari guru sehingga komik menjadi
alat pengajaran yang efektif. Melalui bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi
sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat baca.
Adapun argumen yang menentang komik menurut Hurlock (2000) dalam
Hadi (2006) adalah: (1) komik mengalihkan perhatian anak dari bacaan lain yang
lebih berguna; (2) karena gambar menerangkan ceritera, anak kurang mampu
membaca tidak berusaha membaca teks; (3) terdapat sedikit atau bahkan tidak ada
kemajuan pengalaman membaca dalam komik; (4) lukisan, ceritera, dan bahasa
komik kebanyakan bermutu rendah; (5) komik menghambat anak melakukan bentuk
bermain lainnya.
13
B. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka di atas, dapat disusun
kerangka berpikir sebagai berikut:
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat diajukan hipotesis: ”media
komik strip efektif digunakan pada pembelajaran materi saling ketergantungan
dalam ekosistem di SMP Negeri 1 Kaliwungu Kudus.
Berdasarkan observasi awal penelitian didapatkan hasil bahwa: • Pembelajaran kurang menarik karena media pembelajaran
kurang bervariasi • Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran didapatkan hasil
bahwa hasil belajar siswa rendah yaitu ketuntasan klasikal masih 70% dari KKM 62
• Sebanyak 83% siswa kelas VII SMP N 1 Kaliwungu Kudus menyukai komik
• Hasil wawancara dengan petugas perpustakaan menyatakan siswa yang meminjam buku cerita dan komik sebanyak 75%
Penggunaan media komik strip pada pembelajaran materi saling ketergantungan
• Minat belajar siswa tinggi • Hasil belajar siswa tinggi
Kelebihan media komik yaitu menarik perhatian serta menumbuhkan minat belajar.
Gambar 1. Kerangka berpikir
14
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP 1 Kaliwungu Kudus, penelitian dilaksanakan
pada semester genap tahun 2008/2009.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan individu yang menjadi subjek penelitian
(Arikunto 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri
1 Kaliwungu Kudus tahun ajaran 2008/2009 tersebar dalam 7 kelas dari kelas VIIA
sampai dengan VIIG.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti sebagai wakil dari
populasi maka sampel harus benar-benar dapat mewakili (Arikunto 2002). Penelitian
ini mengambil sampel sebanyak 3 kelas, yaitu kelas VII A, VII C dan kelas VII E
dengan jumlah siswa masing-masing 40 siswa. Ketiga kelas di berikan pembelajaran
dengan media komik strip.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini didasarkan atas tujuan tertentu
(cluster purposive sample) yaitu dilakukan dengan cara mengambil subjek-subjek
yang memiliki tingkat prestasi hasil belajar yang berbeda, kelas VII C yang memiliki
prestasi akademik tinggi dengan rata-rata hasil belajar biologi pada materi
sebelumnya tinggi (rata-rata 70,3), kelas VII A yang memiliki prestasi akademik
sedang dengan rata-rata hasil belajar biologi pada materi sebelumnya sedang (rata-
rata 68) dan kelas VII E yang memiliki prestasi akademik rendah dengan rata-rata
hasil belajar biologi pada materi sebelumnya rendah (rata-rata 65,4). Hal ini
bertujuan sebagai kelas ulangan untuk mengetahui keefektifan penggunaan media
komik
15
C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media komik strip pada
pembelajaran materi saling ketergantungan dalam ekosistem.
2. Variabel terikat
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah hasil belajar pada
materi Saling Ketergantungan siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 1
Kaliwungu Tahun ajaran 2008/2009
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Pre Experimental Design (quasi
experiment) dengan desain One shot case study. Penelitian ini dirancang dengan 3
tahapan yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan pengamatan (pengambilan data).
Adapun pola rancangannya adalah sebagai berikut (Sugiyono 2006).
Pola :
X adalah treatment atau perlakuan
O adalah hasil observasi sesudah treatment
Desain One shot case study merupakan desain penelitian yang masih
memiliki kelemahan yaitu belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena
tidak adanya variabel kontrol untuk mengatasi kelemahan tersebut perlu dilakukan
pengulangan yaitu dengan cara mengambil 3 kelas sampel yaitu kelas VII E yang
memiliki kemampuan akademik yang rendah (nilai rata-rata 65,4), kelas VII A yang
memiliki kemampuan akademik yang sedang (nilai rata-rata 68) dan kelas VII C
yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi (nilai rata-rata 70,3).
E. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Persiapan penelitian
a. Melakukan observasi untuk mengetahui kondisi sekolah, pengajaran IPA
biologi yang dilakukan guru dan penggunaan media dalam pembelajaran.
b. Membuat perangkat pembelajaran yaitu silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan lembar diskusi siswa (LDS).
X O
16
c. Merancang media komik strip yaitu dengan menyusun materi menjadi naskah
komik strip melalui telaah bahan ajar dan membuat media komik strip.
d. Membuat media komik strip dengan langkah-langkah berikut.
1) Menentukan momen (peristiwa) yang akan dimasukkan dalam cerita
2) Memilih bingkai yaitu memilih jarak dan sudut pandang yang tepat untuk
momen yang telah dipilih
3) Menggambar karakter obyek dan lingkungan dengan jelas dalam bingkai
tersebut
4) Menyusun kata yang menambah info penting dan menyatu dengan cerita
disekelilingnya.
e. Mengkonsultasikan media komik strip kepada pakar media komik FBS
UNNES dan guru biologi.
f. Produksi komik strip dengan menggunakan mesin fotokopi.
g. Mendesain instrumen penelitian.
Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes dan nontes. Instrumen
nontes yang berupa lembar observasi untuk mengetahui kinerja guru dan
keaktifan belajar siswa, tanggapan guru dan siswa tentang pembelajaran dengan
komik berupa kuisioner/angket. Instrumen tes disusun untuk mengukur
kemampuan hasil belajar siswa pada materi saling ketergantungan untuk siswa
kelas VII semester 2 SMP Negeri 1 Kaliwungu Kudus tahun pelajaran
2008/2009.
Langkah-langkah dalam menyusun instrumen tes sebagai berikut.
1) Menetapkan alokasi waktu untuk mengerjakan tes.
2) Menetapkan banyaknya butir soal yang diselaraskan dengan alokasi waktu.
3) Menetapkan bentuk soal.
4) Membuat kisi-kisi soal tes hasil belajar.
5) Membuat soal tes hasil belajar yang disesuaikan dengan kisi-kisi soal.
h. Uji coba instrumen
2. Langkah-langkah penelitian
a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana telah direncanakan
berdasarkan Silabus, RPP dan LDS yang telah disusun.
b. Menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media komik pada tiga
kelas perlakuan yaitu kelas VII C yang memiliki prestasi akademik tinggi
17
dengan rata-rata hasil belajar biologi pada materi sebelumnya tinggi (rata-rata
70,3), kelas VII A yang memiliki prestasi akademik sedang dengan rata-rata
hasil belajar biologi pada materi sebelumnya sedang (rata-rata 68) dan kelas
VII E yang memiliki prestasi akademik rendah dengan rata-rata hasil belajar
biologi pada materi sebelumnya rendah (rata-rata 65,4). Ketiga kelas
mendapat perlakuan media komik strip hal ini bertujuan untuk melakukan
pengulangan karena desain one shot case study belum merupakan eksperimen
sungguh-sungguh.
c. Melaksanakan pengamatan yang dilakukan oleh 3 observer. Observer
bertugas mengamati dan menilai aktivitas siswa
d. Melaksanakan evaluasi pada akhir proses pembelajaran yaitu tes akhir (post-
test).
e. Pengisisan angket yang dilakukan oleh siswa dan guru.
f. Menganalisis hasil belajar dan aktivitas siswa dan aktivitas guru, serta
tanggapan siswa dan guru mengenai pembelajaran
g. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis yang diperoleh.
F. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data
Sumber data penelitian ini adalah siswa dan guru yang meliputi hasil tes,
aktivitas belajar siswa serta tanggapan siswa, kinerja dan tanggapan guru. Metode
pengambilan data pada penelitian ini ada 4 macam.
1. Metode observasi
Metode observasi digunakan untuk mengambil data tentang kinerja guru dan
aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran
2. Metode tes
Metode tes digunakan untuk mendapatkan data nilai siswa terhadap
pemahaman materi saling ketergantungan dalam ekosistem. Soal yang digunakan
dalam metode tes ini berbentuk pilihan ganda.
3. Metode angket
Metode angket digunakan untuk mengambil data tentang tanggapan semua
guru biologi SMP Negeri 1 Kaliwungu Kudus mengenai media komik, tanggapan
guru dan tanggapan siswa terhadap penggunaan media komik pada pembelajaran
materi saling ketergantungan dalam ekosistem.
18
4. Metode wawancara
Metode wawancara digunakan untuk mengambil data tanggapan pakar media
komik di jurusan Seni Rupa FBS UNNES dan pakar materi ekosistem di jurusan
Biologi FMIPA UNNES.
G. Metode Analisis Data
1. Analisis hasil uji coba instrumen
Sebelum tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada kelas
perlakuan, tes diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba dilakukan untuk mengetahui
validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Setelah diketahui
validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran butir soal maka dipilih
soal yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.
a. Analisis hasil ujicoba instrumen
1) Taraf kesukaran
Soal yang baik adalah yang tidak terlalu mudah dan sukar. Bilangan yang
menunjukkan mudah dan sukarnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya
indeks kesukaran dapat dihitung dengan rumus:
P = JSB
Keterangan:
P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi indeks kesukaran menurut Arikunto (2002) adalah sebagai berikut:
Soal dengan P antara 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P antara 0,31 sampai 0,70 adalah soal yang sedang
Soal dengan P antara 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah .
19
Hasil uji coba dan perhitungan taraf kesukaran dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran
No. Kategori Jumlah Nomor Soal Persentase
1 Mudah 13 1, 11, 12, 15, 16, 19, 20, 21, 27,
31, 32, 41, 44
28.8%
2 Sedang 25 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 13, 14, 18, 22,
23, 26, 28, 30, 33, 34, 35, 36, 37,
38, 39, 40, 42, 43
55.6%
3 Sukar 7 9, 10, 17, 24, 25, 29, 45 15.6%
Data selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 17
2) Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa
yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda
disebut indeks diskriminasi yang dinyatakan dalam rumus sebagai berikut.
DP = A
A
JB -
B
B
JB = PA-PB
Keterangan:
JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2002) adalah sebagai berikut:
D = 0,00 – 0,20 adalah jelek
D = 0,21 – 0,40 adalah cukup
D = 0,41 – 0,70 adalah baik
D = 0,71 – 1,00 adalah sangat sekali (Arikunto 2002).
20
Hasil uji coba dan perhitungan daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal
No. Kategori Jumlah Nomor Soal
1 Jelek 15 4, 14, 16, 19, 20, 22, 24, 27, 32, 35, 36,
39, 40, 42, 45
2 Cukup 13 6, 7, 8, 10, 13, 15, 17, 21, 25, 29, 30, 34,
41
3 Baik 17 1, 2, 3, 5, 9, 11, 12, 18, 23, 26, 28, 31, 33,
37, 38, 43, 44
4 Sangat Baik - -
Data selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 17
Berdasarkan Tabel 2 diatas soal, dengan kategori daya beda soal jelek tidak
digunakan dalam postest.
3) Validitas
Validitas soal dapat dicapai bila terdapat kesejajaran antara skor butir soal
tersebut dengan skor total. Untuk mengukur kesejajaran adalah dengan rumus
korelasi product moment (Arikunto 2002)
qp
StMtMp
pbi−
=γ
Keterangan: γpbi = koefisien korelasi biserial Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya Mt = rerata skor total St = standar deviasi skor total p = proporsi siswa yang menjawab benar
( p = banyaknya siswa yang menjawab benar ) jumlah siswa
q = proporsi siswa yang menjawab benar Kriteria tingkat validitas: 0,000 – 0,200 : sangat rendah 0,201 – 0,400 : rendah 0,401 – 0,600 : cukup 0,601 – 0,800 : tinggi 0,801 – 1,000 : sangat tinggi Hasil uji coba dan perhitungan validitas dapat dilihat pada tabel 3.
21
Tabel 3. Perhitungan Validitas Instrumen Tes
No. Kategori Jumlah Nomor Soal
1 Valid 30 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 17, 18,
21, 23, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 37, 38,
41, 43, 44
2 Tidak
valid
15 4, 14, 16, 19, 20, 22, 24, 27, 32, 35, 36, 39,
40, 42, 45
Data selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 17
Berdasarkan tabel diatas soal dengan kategori tidak valid tidak digunakan dalam
postest.
4) Reliabilitas soal
Untuk menguji reliabilitas soal ini digunakan rumus K-R.20 (Arikunto
2002).
Keterangan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan p = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q= p-1) ∑pq = jumlah perkalian antara p dan q k = banyaknya butir soal S = Varians total Kriteria tingkat reliabilitas:
0,000 – 0,200 : sangat rendah
0,201 – 0,400 : rendah
0,401 – 0,600 : cukup
0,601 – 0,800 : tinggi
0,801 – 1,000 : sangat tinggi
Hasil perhitungan reliabilitas untuk seluruh item soal diperoleh harga r
hitung sebesar 0, 877. Jika N = 40, maka akan diperoleh r tabel sebesar 0, 301,
sehingga dapat disimpulkan bahwa r hitung = 0, 877 > r tabel = 0, 301, maka
instrumen tersebut reliabel (hasil perhitungan reliabilitas soal dapat dilihat pada
Lampiran 21).
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
−= ∑
2
2
11 1 SpqS
kkr
22
b. Analisis Data Penelitian
1) Analisis tes hasil belajar
a) Menghitung skor evaluasi dengan menggunakan rumus (Sudijono 2006):
100×=∑
∑maksimumskor
diperolehyangskorNilai
b) Menghitung nilai rata-rata kelas
Nilai rerata dihitung dengan rumus (Arikunto 2002):
NX
X ∑=
Keterangan: =X Nilai rata-rata
∑ =X Jumlah nilai semua siswa =N Banyaknya siswa c) Menentukan batas lulus individual
Batas lulus individual yaitu apabila telah mencapai nilai ≥ 62 hal ini
berdasarkan KKM yang ditetapkan pada mata pelajaran IPA SMP 1
Kaliwungu Kudus. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 62 dinyatakan
belum tuntas sedangkan siswa yang mendapatkan nilai lebih dari atau sama
dengan 62 dinyatakan telah tuntas belajar. Untuk menentukan ketuntasan
belajar secara individual menurut Ali (1984) digunakan rumus persentase:
%100% ×=Nn
Keterangan:
=n nilai yang diperoleh
=N jumlah seluruh nilai
d) Persentase klasikal
Untuk menentukan ketuntasan belajar secara klasikal digunakan rumus:
%10062
(%) ×≥
=∑
∑tesikutyangsiswa
nilaimendapatyangsiswaNilai
23
Penilaian kualitas hasil belajar dilakukan dengan mengkonfirmasikan
persentase kelulusan klasikal menurut Ridlo (2005).dengan paramenter
sebagai berikut:
Skor < 50% : sangat tidak memenuhi kriteria Skor 50% - 59% : tidak memenuhi kriteria Skor 60% - 69 % : kurang memenuhi kriteria Skor 70% - 84 % : memenuhi kriteria Skor 85% - 100 % : sangat memenuhi kriteria
2) Data keaktifan siswa selama pembelajaran
Data ini digunakan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa. Data aktifitas
siswa dianalisis dengan cara :
a) Menghitung jumlah variabel keaktifan untuk masing-masing siswa
b) Menghitung persentase tingkat aktivitas siswa dengan rumus
%100×=∑∑
idealmaksimalskorperolehanskor
aktivitastingkat
c) Penilaian kualitas aktivitas siswa secara klasikal dilakukan dengan
mengkonfirmasikan persentase kelulusan klasikal menurut Ridlo (2005)
dengan paramenter sebagai berikut:
Skor < 50% : keaktifan sangat rendah
Skor 50% - 59% : keaktifan rendah
Skor 60% - 69 % : keaktifan sedang
Skor 70% - 84 % : keaktifan tinggi
Skor 85% - 100 % : keaktifan sangat tinggi.
3) Data kinerja guru diperoleh dari pengisian lembar kinerja guru pada setiap
aspek yang diamati.
Jawaban ya, skor : 1
Jawaban tidak, skor : 0
Skor maksimal : 11
Rubrik penskoran:
Jumlah skor 0-3 : kinerja guru kurang baik
Jumlah skor 4-7 : kinerja guru baik
Jumlah skor 8-11 : kinerja guru sangat baik
24
4) Data mengenai sikap siswa terhadap pembelajaran menggunakan media komik
dan tanggapan guru mengenai media komik diambil dengan kuisioner.
%100% ×=Nfrumus
Keterangan:
%100×∑
=kuisionermenjawabyangresponden
benarjawabanmemilihyangrespondenbanyakpersentase
5) Data tanggapan guru dan pakar media komik diolah secara deskriptif kualitatif
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil belajar siswa
Rekapitulasi hasil belajar siswa pada pembelajaran materi saling
ketergantungan menggunakan media komik strip dapat disajikan pada tabel 4.
Tabel 4 Hasil belajar siswa pada materi saling ketergantungan Kelas VII C
(Tinggi) Kelas VII A
(Sedang) Kelas VII E
(Rendah) No Aspek
Jumlah Siswa
Persentase Jumlah Siswa
Persentase Jumlah Siswa
Persentase
1. Rentang skor 91 - 100 81 - 90 71 - 80 61 - 70 51 - 60 41 - 50
14 16 7 3 0 0
35% 40%
17.5% 7.5% 0% 0%
6 12 9 8 5 0
15% 30%
22.5% 20%
12.5% 0%
2
12 16 5 3 1
5.1%
30.8% 41%
12.8% 7.7% 2.6%
2. Jumlah siswa 40 40 39 3. Nilai tertinggi 4. Nilai terendah 5. Rata –Rata 6. Tuntas klasikal
93.3 70
86.3 100%
96.7 56.7 78.3
87.5%
93.3 50
77.6 89.7%
Kriteria ketuntasan minimal hasil belajar ini adalah jika nilainya mencapai ≥ 62. Data selengkapnya terdapat pada lampiran 23
Dari Tabel 4 diketahui bahwa hasil perolehan nilai dari ketiga kelas perlakuan
telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan, yaitu ketuntasan klasikal
siswa ≥ 85% mendapatkan nilai sesuai kriteria ketuntasan minimal yaitu siswa
memperoleh nilai ≥ 62. Nilai rata-rata dari ketiga kelas perlakuan cukup tinggi,
namun nilai tertinggi dicapai oleh kelas VII A dengan kondisi akademik yang
sedang, sementara pada kelas VII C (kelas dengan kategori akademik tinggi) dan
kelas VII E (kelas dengan kategori akademik kurang) mencapai nilai tertinggi yang
sama. Apabila dilihat dari ketuntasan klasikalnya kelas VII C dengan kondisi
akademik yang tinggi mempunyai ketuntasan klasikal 100% sementara pada kedua
kelas lainnya yaitu kelas VII A dan kela VII E mempunyai ketuntasan klasikal yang
hampir sama.
Berdasarkan analisis hasil belajar siswa, pada dua kelas perlakuan masih
ditemukan 9 anak (11,25%) yang belum tuntas. Hasil analisis lembar aktivitas siswa
menunjukkan bahwa dari sembilan siswa yang belum tuntas, empat siswa (5%)
diantaranya mempunyai aktivitas belajar dikelas yang tinggi, sehingga tidak
26
menjamin siswa yang senantiasa aktif dikelas mendapatkan nilai baik. Sesuai
pendapat Sanjaya (2006), proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental
yang tidak dapat dilihat. Artinya proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
yang belajar tidak dapat kita saksikan. Misalnya siswa yang terlihat memperhatikan
dengan seksama belum tentu yang bersangkutan belajar, akan tetapi siswa yang
hanya mengagumi penampilan guru, sebaliknya siswa yang menundukkan kepala
belum tentu mereka tidak sedang belajar, mungkin otak dan pikiran sedang mencerna
informasi yang diterima. Dari Tabel 4 terlihat bahwa ketiga kelas masing-masing
mempunyai rentang nilai yang besar, nilai yang tertinggi adalah 96,7 dan nilai
terendah yaitu 50, rentangan nilai yang cukup besar ini dikarenakan setiap siswa
mempunyai kegemaran membaca komik yang berbeda-beda, ada 92.5% siswa yang
senang membaca komik sehingga tidak mengalami kesulitan memahami keterangan
yang disajikan dalam bentuk balon-balon ucapan seperti yang ada di dalam bacaan
komik. Ada pula 7.5% siswa yang kesulitan memahami keterangan yang disajikan
dalam bentuk komik sehingga hanya memberikan gambaran yang samar-samar.
Sesuai pendapat Hurlock (2000) dalam Hadi (2006) bahwa adanya gambar dalam
komik yang menerangkan ceritera, membuat anak kurang mampu membaca dan
tidak berusaha membaca teks sehingga keterangan yang terdapat dalam komik hanya
memberikan gambaran samar-samar.
Secara keseluruhan rata-rata nilai hasil belajar siswa dari ketiga kelas tersebut
memuaskan. Pencapaian nilai hasil belajar yang memuaskan ini disebabkan siswa
menyukai kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media komik strip. Hal ini
dibuktikan pada kuesioner siswa yang terdapat pada lampiran 25, didapatkan 90%
siswa secara klasikal pada ketiga kelas memberikan tanggapan positif terhadap
pembelajaran yang diterapkan, siswa merasa senang dan tidak bosan belajar dengan
menggunakan media komik strip karena selain gambarnya menarik, bahasa yang
digunakan dalam komik sederhana sehingga mudah dipahami. Hal ini sesuai dengan
penelitian Radjah dkk (2008) pada siswa SD dalam pembelajaran pendidikan
kesehatan reproduksi menggunakan media komik diperoleh hasil sebanyak 96,2%
siswa menilai bahwa komik ini mudah dipelajari, karena kata-katanya mudah
dimengerti, gambarnya menarik serta isinya dapat menambah pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi. Sudjana dan Rivai (2005) mengungkapkan bahwa kelebihan
media komik adalah menambah perbendaharaan kata-kata pembacanya, menarik
perhatian serta menumbuhkan minat belajar siswa. Akibat dari rasa menyukai ini
27
adalah timbulnya motivasi dan minat belajar pada siswa. Dengan motivasi dan minat
belajar tersebut maka siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik sehingga
siswa dapat mencapai nilai hasil belajar yang bagus.
Nilai hasil belajar siswa yang bagus tidak lepas dari pemahaman siswa tentang
materi yang bagus pula. Tingkat pemahaman siswa yang bagus ini disebabkan
penggunaan media komik strip yang dilengkapi dengan gambar-gambar yang
menarik dan menggunakan kalimat yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh
siswa, sebab media komik ini sebelumnya telah dikonsultasikan pada pakar media,
saran yang diberikan oleh pakar media telah dipenuhi sehingga didapatkan media
komik yang selain menarik perhatian siswa juga memudahkan siswa memahami
materi yang disajikan dalam bentuk komik tersebut. Berdasarkan rekapitulasi data
tanggapan guru mengenai media komik yang terdapat pada lampiran 28
menunjukkan bahwa, 100% guru biologi yang berjumlah 3 orang guru di SMP
Negeri 1 kaliwungu Kudus memberikan tanggapan yang positif terhadap media
komik yang telah dibuat. Guru menyatakan bahwa isi dari bahan ajar komik yang
dibuat sudah memenuhi tujuan pembelajaran dan sudah sesuai dengan konsep saling
ketergantungan, bahasa yang digunakan di dalam komik sederhana dan terbaca
dengan jelas disertai gambar yang menarik sehingga mudah untuk dipahami oleh
siswa, karena pada pembelajaran materi saling ketergantungan dalam ekosistem
ditemukan objek kajian yang sulit untuk dihadirkan didalam kelas, dengan dilengkapi
gambar yang dikemas dalam komik dapat memperjelas siswa dalam mempelajari
materi yang disampaikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arsyad (2007) bahwa
media dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
B. Aktivitas siswa
Data tentang aktivitas siswa pada saat pembelajaran menggunakan media
komik dapat dilihat pada Tabel 5.
28
Tabel 5. Aktivitas siswa saat pembelajaran menggunakan media komik Kelas VII C
(Tinggi) Kelas VII A
(Sedang) Kelas VII E
(Rendah) No Parameter
Keaktifan (Skor)
Kriteria
Jumlah Siswa
Persentase Jumlah Siswa
Persentase Jumlah Siswa
Persentase
1. < 50% Sangat rendah
0 0% 0 0% 0 0%
2. 50% - 59% Rendah 0 0% 3 7.7% 4 10% 3. 60%- 69% Sedang 5 12.5% 4 10.2% 11 27.5% 4. 70%- 84% Tinggi 16 40% 23 59.0% 14 35.0% 5. 85% -100% Sangat
tinggi 19 47.5% 9 23.1% 11 27.5%
Ketuntasan Klasikal 82.9% 75.3% 77.5% Data selengkapnya terdapat pada lampiran 24
Berdasarkan perhitungan aktivitas siswa, secara klasikal dari ketiga kelas
tersebut telah mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu sebesar ≥ 75%
siswanya telah mencapai kriteria keaktifan tinggi. Hasil observasi aktivitas siswa
pada pembelajaran materi saling ketergantungan dengan menggunakan media komik
strip di kelas VII A, kelas VII C maupun kelas VII E menunjukkan bahwa sebagian
besar siswanya mencapai kriteria tinggi berkisar antara 82.1% - 87.5%.
Hasil analisis lembar aktivitas siswa didapatkan hasil ketuntasan klasikal pada
ketiga kelas tinggi, meskipun dengan persentase ketuntasan klasikal yang berbeda-
beda. Hal ini sesuai pendapat Dalyono (2005) yang mengatakan bahwa belajar
adalah proses yang aktif sehingga apabila siswa tidak terlibat dalam berbagai
aktivitas belajar sebagai respon siswa terhadap stimulus guru, tidak mungkin siswa
dapat mempunyai hasil belajar yang dikehendaki. Hasil belajar dan aktivitas siswa
tersebut tinggi dikarenakan adanya motivasi siswa. Motivasi timbul karena
ketertarikan siswa terhadap media komik strip yang digunakan pada saat
pembelajaran (hasil kuesioner). Sesuai pendapat Christijanti dan Mariyanti (2008)
dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa motivasi mahasiswa yang baik untuk
mengikuti proses belajar mengajar berpengaruh pada aktivitas mereka dalam
perkuliahan.
Keaktifan siswa dapat meningkat karena didorong oleh adanya motivasi dan
tidak lepas dari peranan guru sebagai motivator, guru bertugas mengaktifkan
motivasi dalam diri siswa untuk mengikuti pembelajaran. Pembelajaran saling
ketergantungan dalam ekosistem dengan menggunakan media komik strip pada
ketiga kelas perlakuan diajarkan oleh peneliti sendiri. Persentase hasil observasi
kinerja guru dalam proses pembelajaran seperti yang terdapat dalam lampiran 27
29
menunjukkan bahwa kinerja guru dalam pembelajaran materi saling ketergantungan
dengan menggunakan media komik strip sangat baik. Majid (2005) mengatakan
bahwa salah satu unsur yang memainkan peran penting dalam menentukan
keberhasilan proses pembelajaran adalah bagaimana cara guru mengajarkan materi.
Cara mengajar guru berkaitan erat dengan kinerja guru selama proses pembelajaran,
jadi apabila guru telah melakukan perannya dan mengajar sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disusun maka siswa akan beraktivitas sesuai dengan yang
diharapkan sehingga kompetensi dasar dan indikator dapat tercapai. Hampir semua
rencana pembelajaran yang disusun telah dilakukan dengan baik oleh guru yang
meliputi menyiapkan bahan (media komik), memasuki ruang tepat waktu,
memberikan apersepsi dan motivasi serta membimbing siswa dalam pembelajaran.
Menurut Sardiman (2007) peran guru dalam pembelajaran antara lain sebagai
informator, organisator, motivator, fasilitator, mediator, konselor dan evaluator.
Namun demikian ada kinerja guru yang belum terlaksana yaitu kelas VII A kinerja
guru yang belum terlaksana adalah mengabsen siswa, hal ini terjadi karena pada saat
pembelajaran daftar absensi siswa dikelas tersebut dibawa oleh wali kelas dan guru
dalam hal ini peneliti belum mempunyai daftar absensi siswa dan kelas VII E kinerja
guru yang belum terlaksana yaitu memasuki ruang tepat waktu hal ini terjadi karena
jam pelajaran IPA dikelas VII E terletak di jam ke-3 sehingga guru harus menunggu
sampai guru pada jam pelajaran sebelumnya keluar kelas, karena pada jam pelajaran
sebelumnya sedang dilaksanakan ulangan harian matematika.
Berdasarkan hasil tanggapan guru terhadap pembelajaran materi saling
ketergantungan menggunakan media komik seperti yang terdapat pada lampiran 26
dapat diketahui bahwa guru memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran
menggunakan media komik. Guru menyatakan bahwa siswa sangat tertarik dan
antusias dengan materi yang diberikan dalam bentuk komik sehingga menimbulkan
motivasi belajar siswa tinggi, motivasi siswa yang tinggi berpengaruh terhadap
aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran. Akan tetapi masih ada sedikit kendala
dalam pembelajaran yaitu siswa terlalu senang dengan komik yang diberikan
sehingga masih ditemukan sebanyak 10% siswa yang ramai dan mengobrol sendiri
dengan teman sebangku mengenai gambar-gambar komik. Hal ini sesuai dengan
pendapat Rohani (1997) menyatakan bahwa kelemahan media komik yaitu membuat
siswa senang dengan bacaan komik sehingga lupa dengan buku bacaan pelajaran jika
tidak mendapat bimbingan dari guru. Oleh karena itu penggunaan media komik
30
dalam proses pembelajaran diperlukan bimbingan dari guru sehingga komik menjadi
alat pengajaran yang efektif. Melalui bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi
sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat baca.
31
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media komik strip efektif untuk mencapai kompetensi materi saling
ketergantungan dalam ekosistem di kelas VII SMP Negeri 1 Kaliwungu Kudus.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah
1. Perlu adanya kreativitas guru dalam metode pembelajaran dan pembuatan media,
sehingga dengan metode dan media pembelajaran yang menarik seperti media
komik strip dapat meningkatkan aktivitas, minat serta hasil belajar siswa.
2. Penggunaan media komik pada materi yang lain harus mempertimbangkan
kesesuaian dengan materi dan karakteristik siswa.
32
DAFTAR PUSTAKA Ali M. 1984. Penelitian Kependidikan: Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Anni CT, Achmad R, Eddy P & Daniel P. 2005. Psikologi Belajar. Semarang: UPT
MKK UNNES. Anonim. 1990. Ensiklopedia Nasional Indonesia. Jakarta: PT.Delta Pamungkas. . 2008. Media Komunikasi dan Pembelajaran Kelompok. Jakarta. On line at
http://media.diknas.go.id/media/document/3543.pdf [accessed 2 Februari 2009].
Arikunto S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung : Bumi Aksara.
Arsyad A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Persada.
Christijanti W & A Marianti. 2008. Aktivitas mahasiswa dalam perkuliahan fisiologi hewan dengan pendekatan jelajah alam sekitar. Jurnal penelitian Pendidikan 24 (1): 72-79.
Dalyono M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Djamarah SB. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah SB & Aswan Zain.1996.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hadi S. Pembelajaran Konsep Pecahan Menggunakan Media Komik Dengan Strategi Bermain Peran Pada Siswa SD Kelas IV Semen Gresik. Malang. On line at puslitjaknov.org/data/file/2008/makalah_peserta/57_Syaiful%20Hadi.pdf [accessed 29 April 2009].
Hamalik O. 1990. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Bandung: Citra Aditya Bakti.
. 2004. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Handayani NN. 2005. Efektivitas Media Komik Strip Pada Pembelajaran Kimia Interaktif terhadap hasil belajar siswa kelas II materi pokok Termokimia di SMU N 3 Pekalongan Tahun Ajaran 2004/2005 (skripsi). Semarang: FMIPA UNNES.
Johana M & A Widayanti. 2007. Komik sebagai media pengajaran bahasa yang
komunikatif bagi siswa smp. Lembaran Ilmu Kependidikan 36 (1) : 28-34. Majid A. 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.
33
McCloud S. 2008. Understanding Comics (Memahami Komik). Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Radjah CL, Henny I, Sri Weny U. 2008. Pengembangan Pendidikan Kesehatan
Reproduksi melalui Komik Pembelajaran untuk Siswa Pendidikan Dasar di Jawa Timur. Malang. On line at http://jurnal-lemlit-um.blogspot.com/2008/11/pengembangan-pendidikan-kesehatan.html [ accessed 29 April 2009].
Ridlo S. 2005. Diktat Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Biologi. Semarang:
FMIPA UNNES.
Rohani A. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Rota G & J Izquierdo. 2003. Comics as a tool for teaching biotechnology in primary schools. Electronic Journal of Biotechnology version on-line 6 (2).
Sanjaya W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media. Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV Rajawali.
Sudijono A. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Sudjana N & A Rivai. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
34
top related