draft petunjuk teknis penyusunan kertas...

Post on 06-Feb-2018

230 Views

Category:

Documents

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

LOGO

DRAFTPETUNJUK TEKNIS

PENYUSUNAN KERTAS KERJA AUDITOleh: Auditor Inspektorat III

Pada Rapat Koordinasi Perencanaan Program PengawasanBelitung, 24 Januari 2018

1

1. PP NO. 60/2008 TENTANG SPIP

Skor Maturitas SPIP KEMENRISTEKDIKTI Tahun 2016: 2,499, salah satu

penyebabnya adalah belum dilakukan Telaah Sejawat APIP.

2. PERMENPAN NO.28 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TELAAHAN

SEJAWAT HASIL AUDIT APIP.

BAB III (1) : Yang ditelaah wajib menyerahkan dokumen berupa:Laporan

hasil audit, Kertas Kerja Audit, dan Kendali Mutu.

3. PEDOMAN TELAAH SEJAWAT AAIPI

BAB I C: Ruang lingkup telaah sejawat adalah:

a. Kesesuaian visi, misi, tugas, fungsi yang dimaksud dalam standar

audit

b. Penerapan praktek audit sesuai standar

c. Komposisi pengetahuan dan ketrampilan auditor dari APIP yang

ditelaah

d. Kertas kerja dan teknik audit yang digunakan auditor

e. Harapan dari pemangku kepentingan

f. Nilai tambah yang diberikan audit intern

g. Proses tata kelola APIP

PENGANTAR

2

I. UNIT KERJA TERKAIT

II. TUJUAN PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS

III. RUANG LINGKUP PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS

IV. DASAR HUKUM

V. DOKUMEN TERKAIT

VI. PENGERTIAN DAN BATASAN

VII. MANFAAT KERTAS KERJA

VIII. KEBIJAKAN UMUM KERTAS KERJA

IX. TEKNIK PEMBUATAN, PENYUSUNAN DAN

PENGORGANISASIAN KERTAS KERJA

X. REVIU KERTAS KERJA

XI. PROSEDUR PEMBUATAN DAN PEMILIHAN KERTAS

KERJA

XII. KEPEMILIKAN DAN PENGARSIPAN KERTAS KERJA

XIII. INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN

LAMPIRAN

DAFTAR ISI

3

1. Inspektur

I. UNIT/FUNGSI KERJA TERKAIT

2. Pengendali Mutu

3. Pengendali Teknis

4. Ketua Tim

5. Anggota Tim

6. Sub Bagian Tata Usaha Inspektorat

4

Sebagai acuan bagi auditor untuk memenuhi

kewajibannya dalam membuat dan

mendokumentasikan kertas kerja.

II. TUJUAN PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS

5

Petunjuk Teknis ini mencakup

penyusunan kertas kerja dari tahap:

a. Perencanaan

b. Pelaksanaan

c. Tanggapan auditan

d. Pelaporan

e. Tindaklanjut baik berupa hard

copy maupun soft copy (data

yang disimpan dalam media

elektronik lainnya).

III. RUANG LINGKUP PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS

6

1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman

Penyusunan SOP Administrasi Pemerintahan.

IV. DASAR HUKUM

2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2009 tentang

Pedoman Kendali Mutu APIP.

3. Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kemenristekdikti.

4. Standar Audit Inspektorat Jenderal Kementerian Riset,

Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

7

V. DOKUMEN TERKAIT

KERTAS

KERJA

B

E

C

D

ASurat Tugas

Program Kerja

Kendali Mutu

Kertas Kerja

Tanggapan

Auditan

Draft Laporan

FTindaklanjut

8

Pengertian :

Kertas Kerja adalah catatan-catatan yang dibuat, prosedur yang

telah dilaksanakan, pengujian yang dilakukan, informasi yang

telah diperoleh, dan kesimpulan yang dirumuskan sehubungan

dengan penugasan tertentu dalam suatu kegiatan audit.

Kertas kerja meliputi data hard copy maupun soft copy dan

berperan sebagai media penghubung antara surat tugas,

pelaksanaan audit di lapangan, sampai dengan laporan hasil

audit dan tindak lanjutnya.

Contoh kertas kerja antara lain: catatan perencanaan, survey

pendahuluan, program kerja audit, kuesioner, check list, surat

konfirmasi, copy dokumen-dokumen auditan, analisis dan

pengujian suatu transaksi, komentar auditor, tanggapan auditan,

draft laporan hasil audit, tindak lanjut hasil audit.

VI. PENGERTIAN DAN BATASAN KERTAS KERJA

9

Batasan

Petujuk Teknis ini mengatur pembuatan dan

pendokumentasian kertas kerja kegiatan

auditor Inspektorat Jenderal Kemenristekdikti

dari kegiatan Audit Kinerja, Audit Tujuan

Tertentu, Reviu, Evaluasi dan Monitoring.

VI. PENGERTIAN DAN BATASAN KERTAS KERJA

10

VII. MANFAAT KERTAS KERJA

1. Sebagai dasar penyusunan laporan hasil audit.

2. Sebagai alat bagi atasan untuk mereviu dan mengawasi pelaksanaan

tugas auditor.

3. Alat pembuktian yang mendukung Kertas Data Audit (KDA), dan

laporan hasil audit.

4. Menyajikan data untuk keperluan referensi dan sumber informasi

mengenai suatu kejadian tertentu yang terkait dengan laporan

hasil audit.

5. Sebagai bahan quality assurance oleh pihak intern maupun ekstern.

6. Sebagai salah satu pedoman untuk audit berikutnya.

7. Sebagai acuan bagi eksternal auditor dalam mengevaluasi SPIP.

8. Menjadi alat bagi auditor untuk membuktikan pihak APH atas

prosedur audit yang dilaksanakan.

11

VIII. KEBIJAKAN UMUM KERTAS KERJA

1. Auditor wajib menyusun dan mengorganisasikan kertas kerja

dengan logis dan sistematis untuk suatu kegiatan audit. KKA

harus dibuat walaupun kesimpulan tidak berpotensi masalah.

2. Penyelenggaraan kertas kerja dapat berbentuk hard copy

maupun soft copy.

3. Kertas kerja harus memenuhi syarat:

a. Mempunyai tujuan yang jelas;

b. Memuat informasi yang lengkap;

c. Bebas dari kesalahan, baik kesalahan hitung maupun

kesalahan penyajian informasi;

d. Didasarkan fakta dan argumentasi yang rasional,

merupakan pendapat auditor.

4. Kertas kerja antara lain memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Dokumentasi informasi/bukti-bukti yang diperoleh dari

lingkup yang di audit atau di reviu;

b. Proses audit/reviu/penugasan lainnya, yaitu prosedur yang

telah ditetapkan dan pengujian yang telah dilaksanakan,

serta reviu yang dilakukan atasan;

c. Bahan dukungan untuk KDA, laporan hasil audit atau laporan

hasil reviu atau laporan dari penugasan audit lainnya.12

VIII. KEBIJAKAN UMUM KERTAS KERJA

5. Kertas kerja harus disimpan dan dipisahkan dalam dua

kelompok file yaitu: file permanen (permanent file) dan file

berjalan (current file).

6. Kuantitas, bentuk, dan isi kertas kerja bervariasi sesuai

dengan keadaan yang dihadapi auditor, seperti:

a. Sifat penugasan;

b. Sifat laporan yang harus dibuat auditor, daftar atau

lampiran yang diperlukan dan keterangan atau

informasi yang dibutuhkan auditor;

c. Bentuk, kondisi, dan dokumen auditan;

d. Tingkat risiko pengendalian intern auditan;

e. Kebutuhan supervisi dan reviu dari sesama anggota tim

atau atasan dalam suatu penugasan.

7. Jika KKA terjadi perubahan karena ada data baru dari auditan

maka harus dijelaskan dalam simpulan KKA.

13

IX. TEKNIS PEMBUATAN, PENYUSUNAN DAN PENGORGANISASIAN KERTAS KERJAIX. Teknis

Pembuatan,Penyusunan, Pengorganisasian KK

14

X. REVIU KERTAS KERJAX. Reviu KK

15

XI. PROSEDUR PEMBUATAN DAN PEMILIHAN KERTAS KERJAXI. Prosedur Pembuatan &

Pemilihan KK

16

XII. KEPEMILIKAN DAN PENGARSIPAN KERTAS KERJA

2

Add Your Title

31

Apabila pihak

ekstern

menggunakan

kertas kerja

sebagai referensi,

maka kertas kerja

tersebut tidak

boleh dianggap

sebagai bagian

dari atau sebagai

pengganti

terhadap dokumen

auditan.

Kertas kerja

berupa hardcopy

atau softcopy

diarsipkan oleh

Subbagian Tata

Usaha Inspektorat

dan dapat

dimusnahkan

setelah berumur

10 tahun.

Kertas kerja adalah

milik Inspektorat

Jenderal

Kemenristekdikti,

bersifat rahasia,

dan tidak boleh

dipergunakan

untuk keperluan

lain tanpa ijin

tertulis dari

Inspektur Jenderal

Kemenristekdikti.

17

XIII. INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN KERTAS KERJA

1

Dapat

digunakan

sebagai

pendukung

pembuatan

KDA dan

laporan.

2 3

Memudahkan

tim internal/

eksternal

dalam

melakukan

reviu

Dapat

digunakan

untuk audit

berikutnya.

18

LAMPIRAN 1: Diagram Alir Petunjuk TeknisPenyusunan Kertas KerjaLamp 1

19

LAMPIRAN 2: Formulir Kelengkapan Check List Kertas KerjaLamp 2

20

LAMPIRAN 3: Formulir Reviu Sheet Lamp 3

21

LOGO

C l i c k t o e d i t c o m p a n y s l o g a n .

Auditor Inspektorat III

Inspektorat Jenderal Kemenristekdikti

22

top related