dr rinibb
Post on 13-Apr-2018
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 dr rinibb
1/25
REFERAT
SKLERITIS
Oleh :
Abia Nebula
1102011002
SMF ILMU MATA RSUD PASAR REBO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
-
7/26/2019 dr rinibb
2/25
Penahuluan
Skleritis adalah peradangan pada lapisan sklera yang ditandai dengan adanya infiltrasi
seluler, kerusakan kolagen, dan perubahan vaskuler.1Proses peradangan ini terjadi karena
adanya proses imunologis, atau karena suatu infeksi. Trauma lokal juga dapat mencetuskan
proses peradangan tersebut. Skleritis sering berasosiasi dengan suatu infeksi sistemik ada
suatu penyakit autoimun.
Skleritis merupakan penyakit yang jarang ditemui. Insidensi di Amerika Serikat
diperkirakan kasus per 1!.!!! populasi penduduk. "ari kasus skleritis yang ditemukan,
sekitar #$ % merupakan skleritis anterior dan sisanya ialah skleritis posterior.11Skleritis lebih
sering dijumpai pada &anita, pada umumnya sekitar umur '!(! tahun. )ampir separuh darikasus skleritis terjadi secara bilateral.'
Adapun gejala(gejala umum yang biasa terjadi pada skleritis yaitu rasa nyeri berat
yang dapat menyebar ke dahi, alis, dan dagu. *asa nyeri ini terkadang dapat membangunkan
dari tidur akibat sakitnya yang sering kambuh. Pergerakan bola mata dan penekanan pada
bulbus okuli juga dapat memperparah rasa nyeri tersebut. *asa nyeri yang berat pada skleritis
dapat dibedakan dari rasa nyeri ringan yang terjadi pada episkleritis yang lebih sering
dideskripsikan pasien sebagai sensasi benda asing di dalam mata.+ Selain itu terdapat pula
mata merah berair, fotofobia, dan penurunan tajam penglihatan.
Terapi inisial untuk skleritis adalah dengan pemberian NSAIDs. isa diberikan
Indometasin - mg setiap hari atau Ibuprofen !! mg setiap hari. /ebanyakan kasus
menunjukkan penurunan rasa sakit yang bermakna dengan pemberian NSAIDs ini. Apabila
terapi ini tidak menunjukkan respon yang baik selama 1(' minggu, dapat diberikan Prednison
oral !,(1, mg0kg0hari. Pada kasus yang berat terkadang diperlukan etilprednisolon 1 gram
intravena. Apabila mikroorganisme penyebab telah teridentifikasi, maka sebaiknya diberikan
antibiotik spesifik.
"alam referat ini akan dibahas secara menyeluruh mengenai skleritis. Adapun referat
ini dibuat sebagai syarat kelulusan dalam kepaniteraan klinik ilmu penyakit mata *umah
Sakit Pasar *ebo.
-
7/26/2019 dr rinibb
3/25
I! Ana"#$i an Fi%i#l#&i S'le(a
Sklera, yang lebih dikenal sebagai bagian putih dari mata, adalah jaringan terkeras
dari mata. Sklera bersambung pada bagian depan dengan sebuah jendela membran yang
bening, yaitu kornea. Pada sklera juga terdapat konjungtiva untuk menjaga kelembapan mata.
Sklera terdiri dari jaringan fibrosa dengan ketebalan 1! 2 1$ mikron, dan kaya akan serat
elastik serta mengandung otot halus.#Sklera berfungsi untuk melindungi struktur bola mata
yang halus dan tempat melekatnya otot bola mata.
3ambar 1. Anatomi ola ata
4Sumber5 http500biologinyanuris.blogspot.com0'!!#0!0sistem(indra(indra penglihat.html6
Sklera tertipis terletak pada insersio dari otot rektus, yaitu !.+ mm. Pada garis ekuator
ketebalan sklera sekitar !.$ 2 !. mm dan pada bagian posterior mencapai 1 mm. Perbedaan
ketebalan sklera ini relevan terhadap daerah yang rentan tersobek karena trauma. Trauma
tumpul cenderung merobek mata pada bagian tertipisnya, yaitu di belakang insersio otot
rektus.
Saraf optik tertempel pada sklera di bagian belakang mata. Sklera membentuk
lengkungan untuk membuat jalan untuk saraf optik, yang disebut sebagai lamina kribosa.
Selain itu ada juga beberapa jalur lain yang desebut sebagai emissaria. Pada sekitar saraf
optik terdapat jalur yang dile&ati oleh arteri dan saraf siliar posterior. Sekitar $ mm posterior
dari ekuator terdapat jalan untuk vena vorteks. Pada bagian anterior terdapat jalan untuk
pembuluh darah siliaris anterior yang memperdarahi otot rektus.
-
7/26/2019 dr rinibb
4/25
3ambar '. Sklera
4Sumber5 http500&&&.thirdeyehealth.com0images0sclera(1.jpg6
II! E"i#l#&i
Skleritis dapat merupakan insiden tersendiri 4$+%6 atau berkaitan dengan penyakit
sistemik lainnya 4-%6. Adapun beberapa etiologi dari skleritis ialah5
I. Autoimun 4$7%6
o Penyakit jaringan ikat dan kondisi peradangan lainnya, antara lain51+
Rheumatoid arthritis
Systemic lupus erythematosus
Ankylosing spondylitis
Reactive arthritis
Psoriatic arthritis
Gouty arthritis
Inflammatory bowel diseases
Relapsing polychondritis
Polymyositis
http://emedicine.medscape.com/article/331715-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/332244-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1193119-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/331347-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1108557-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/329958-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/179037-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/331475-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/335925-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/332244-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1193119-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/331347-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1108557-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/329958-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/179037-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/331475-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/335925-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/331715-overview -
7/26/2019 dr rinibb
5/25
S!gren syndrome
"i#ed connective tissue disease
Progressive systemic sclerosis
o Penyakit vaskulitik, antara lain51$
Polyarteritis nodosa
Allergic angiitis of$hurg%Strauss syndrome
&egener's granulomatosis
(eh)et disease
Giant cell arteritis
$ogan syndrome
II* Infeksi dan 3ranulomatosa 4-%61
o Tuberkulosis
o Sifilis
o Sarkoidosis
o Toksoplasmosis
o )erpes simpleks
o )erpes 8oster
o Infeksi Pseudomonas
o Infeksi Streptokokus
http://emedicine.medscape.com/article/332125-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1066445-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1066280-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/330717-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1083013-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1083013-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/329099-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/332483-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/332125-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1066445-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1066280-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/330717-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1083013-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/329099-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/332483-overview -
7/26/2019 dr rinibb
6/25
o Infeksi Stafilokokus
o Aspergilosis
o 9eprosi
III* 9ain(lain 4'%6
o Atopi
o Sekunder dikarenakan benda asing, trauma kimia, atau obat ( obatan
4pamidronate, alendronate, risedronate, 8oledronic acid, ibandronate6.1
I:. Idiopatik
-
7/26/2019 dr rinibb
7/25
III! Pa"#)i%i#l#&i
3ambar +. Skleritis
4Sumber5 http500cms.revoptom.com0handbook0sect'g.htm6
Skleritis adalah peradangan primer pada sklera, yang biasanya 4sekitar ! persen
kasus6 berhubungan dengan penyakit sistemik. Penyakit tersering yang menyebabkan skleritis
antara lain adalah rheumatoid arthritis+ ankylosing spondylitis+ systemic lupus erythematosus+
polyarteritis nodosa+ &egener,s granulomatosis+ herpes -oster virus+ goutdan sifilis.-
/arena sklera terdiri dari jaringan ikat dan serat kolagen, skleritis adalah gejala utama
dari gangguan vaskular kolagen pada 1% dari kasus. 3angguan regulasi autoimun pada
pasien yang memiliki predisposisi genetik dapat menjadi penyebab terjadinya skleritis. ;aktor
pencetus dapat berupa organisme menular, bahan endogen, atau trauma. Proses peradangan
dapat disebabkan oleh kompleks imun yang mengakibatkan kerusakan vaskular
4hipersensitivitas tipe III6 ataupun respon granulomatosa kronik 4hipersensitivitas tipe I:6.1!
)ipersensitivitas tipe III dimediasi oleh kompleks imun yang terdiri dari antibody Ig3
dengan antigen. )ipersensitivitas tipe III terbagi menjadi reaksi lokal 4reaksi Arthus6 dan
reaksi sistemik. *eaksi lokal dapat diperagakan dengan menginjeksi secara subkutan larutan
antigen kepada penjamu yang memiliki titer Ig3 yang signifikan. /arena ;cgamma*III
adalah reseptor dengan daya ikat rendah dan juga karena ambang batas aktivasi melalui
reseptor ini lebih tinggi dari pada untuk reseptor Ig
-
7/26/2019 dr rinibb
8/25
mengakibatkan pembentukan kompleks antigen 2 antibodi yang dapat larut dalam sirkulasi.
Patologi utama dikarenakan deposisi kompleks yang ditingkatkan oleh peningkatan
permeabilitas vaskular yang diakibatkan oleh pengaktivasian dari sel mast melalui
;cgamma*III. /ompleks imun yang terdeposisi menyebabkan netrofil mengeluarkan isi
granul dan membuat kerusakan pada endotelium dan membran basement sekitarnya.
/ompleks tersebut dapat terdisposisi pada bermacam 2 macam lokasi seperti kulit, ginjal,
atau sendi. =ontoh paling sering dari hipersensitivitas tipe III adalah komplikasi post 2
infeksi seperti arthritis dan glomerulonefritis.1
)ipersensitivitas tipe I: adalah satu 2 satunya reaksi hipersensitivitas yang
disebabkan oleh sel T spesifik 2 antigen. Tipe hipersensitivitas ini disebut juga
hipersensitivitas tipe lambat. )ipersensitivitas tipe lambat terjadi saat sel jaringan dendritik
telah mengangkat antigen lalu memprosesnya dan menunjukkan pecahan peptida yang sesuai
berikatan dengan )= kelas II, kemudian mengalami kontak dengan sell T)1 yang berada
dalam jaringan. Aktivasi dari sel T tersebut, membuatnya memproduksi sitokin seperti
kemokin untuk makrofag, sel T lainnya, dan juga kepada netrofil. /onsekuensi dari hal ini
adalah adanya infiltrasi seluler yang mana sel mononuklear 4sel T dan makrofag6 cenderung
mendominasi. *eaksi maksimal memakan &aktu $7 2 -' jam. =ontoh klasik dari
hipersensitivitas tipe lambat adalah tuberkulosis. =ontoh yang paling sering adalah
hipersensitivitas kontak yang diakibatkan dari pemaparan seorang individu dengan garam
metal atau bahan kimia reaktif.1
>aringan imun yang terbentuk dapat mengakibatkan kerusakan sklera, yaitu deposisi
kompleks imun di kapiler episklera, sklera dan venul poskapiler 4peradangan
mikroangiopati6. Tidak seperti episkleritis, peradangan pada skleritis dapat menyebar pada
bagian anterior atau bagian posterior mata.
IV! Kla%i)i'a%i
Skleritis dapat diklasifikasikan menjadi anterior atau posterior.
-
7/26/2019 dr rinibb
9/25
'. Nodular anterior scleritis* "itandai dengan adanya satu atau lebih nodul radang yang
eritem, tidak dapat digerakkan, dan nyeri pada sklera anterior. Sekitar '!% kasus
berkembang menjadi skleritis nekrosis.
+. Necrotizing anterior scleritis with inflammation. iasa mengikuti penyakit sistemik
seperti rheumatoid arthtitis. ?yeri sangat berat dan kerusakan pada sklera terlihat
jelas. Apabila disertai dengan inflamasi kornea, dikenal sebagai sklerokeratitis.
$. Necrotizing anterior scleritis without inflammation. iasa terjadi pada pasien yang
sudah lama menderita rheumatoid arthritis. "iakibatkan oleh pembentukan nodul
rematoid dan absennya gejala. >uga dikenal sebagai skleromalasia perforans.
3ambar $.Diffuse Anterior Scleritis
4Sumber5 http500eyepathologist.com0images0/9'1-11.jpg6
http://eyepathologist.com/images/KL21711.jpghttp://eyepathologist.com/images/KL21711.jpg -
7/26/2019 dr rinibb
10/25
3ambar . a6Nodular Anterior Scleritis*b6 Penipisan dari sklera setelah resolusi dari
nodul
4Sumber5 http500&&&.nature.com0eye0journal0v'10n'0images0-!''$f1.jpg6
3ambar . Skleromalasia perforans
4Sumber5 &&&.aafp.org0afp0'!!'0 !#10afp'!!'!#1p##1(f.jpg6
http://www.nature.com/eye/journal/v21/n2/images/6702524f1.jpghttp://www.nature.com/eye/journal/v21/n2/images/6702524f1.jpg -
7/26/2019 dr rinibb
11/25
"i samping skleritis anterior, ada pula skleritis posterior. Skleritis posterior ini jarang
terjadi dan ditandai dengan adanya nyeri tekan bulbus okuli dan proptosis.' Terdapat perataan
dari bagian posterior bola mata, penebalan lapisan posterior mata 4koroid dan sklera6, dan
edema retrobulbar. Pada skleritis posterior dapat dijumpai penglepasan retina eksudatif,
edema makular, dan papiledema.+
V! Dia&n#%i%
.1 Anamnesis
/eluhan pasien akan bervariasi, tergantung dari tipe skleritis yang dialami pasien.
Pasien dengan necroti-ing anterior scleritis with inflammation akan mengeluhkan rasa nyeri
yang hebat disertai tajam penglihatan yang menurun, bahkan dapat terjadi kebutaan. Tajam
penglihatan pasien dengan non%necroti-ing scleritis biasanya tidak akan terganggu, kecuali
bila terjadi komplikasi seperti uveitis. *asa nyeri yang dirasakan pasien akan memburuk
dengan pergerakan bola mata dan dapat menyebar ke arah alis mata, dahi, dan dagu. *asa
nyeri juga dapat memburuk pada malam hari, bahkan dapat membangunkan pasien dari
tidurnya.
.' Pemeriksaan ;isik dan @ftalmologi
Seperti semua keluhan pada mata, pemeriksaan dia&ali dengan pemeriksaan tajam
penglihatan.11
o :isus dapat berada dalam keadaan normal atau menurun.
o 3angguan visus lebih jelas pada skleritis posterior.
Pemeriksaan umum pada kulit, sendi, jantung dan paru 2 paru dapat dilakukan apabila
dicurigai adanya penyakit sistemik.
Pemeriksaan Sklera1!
o Sklera tampak difus, merah kebiru 2 biruan dan setelah beberapa peradangan,
akan terlihat daerah penipisan sklera dan menimbulkan uvea gelap.
-
7/26/2019 dr rinibb
12/25
o Area ber&arna hitam, abu 2 abu, atau coklat yang dikelilingi oleh peradangan
aktif menandakan proses nekrosis. Apabila proses berlanjut, maka area
tersebut akan menjadi avaskular dan menghasilkan seuestrum ber&arna putih
di tengah, dan di kelilingi oleh lingkaran ber&arna hitam atau coklat gelap.
Pemeriksaan slit 2 lamp1!,11
o Bntuk menentukan adanya keterlibatan secara menyeluruh atau segmental.
Injeksi yang meluas adalah ciri khas dari diffuse anterior scleritis*
o Pada skleritis, kongesti maksimum terdapat dalam jaringan episkleral bagian
dalam dan beberapa pada jaringan episkleral superfisial. Sudut posterior dananterior dari sinar slit lamp terdorong maju karena adanya edema pada sklera
dan episklera.
o Pemberian topikal '.% atau 1!% phenylephrine hanya akan menandai
jaringan episklera superfisial, tidak sampai bagian dalam dari jaringan
episklera.
o Penggunaan lampu hijau dapat membantu mengidentifikasi area avaskular
pada sklera. Perubahan kornea juga terjadi pada !% kasus.
o Pemeriksaan kelopak mata untuk kemungkinan blefaritis atau konjungtivitis
juga dapat dilakukan.
Pemeriksaan skleritis posterior11
o "apat ditemukan tahanan gerakan mata, sensitivitas pada palpasi dan
proptosis.
o "ilatasi fundus dapat berguna dalam mengenali skleritis posterior. Skleritis
posterior dapat menimbulkan amelanotik koroidal.
o Pemeriksaan funduskopi dapat menunjukan papiledema, lipatan koroid, dan
perdarahan atau ablasio retina.1-
-
7/26/2019 dr rinibb
13/25
.+ Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mencari etiologi dari skleritis. eberapa
pemeriksaan laboratorium dan radiologi yang dapat dilakukan yaitu51
1. Pemeriksaan darah lengkap dan laju endap darah
'. ;aktor rheumatoid dalam serum
+. Antibodi antinuklear serum 4A?A6
$. Serum antineutrophil cytoplasmic antibodies4A?=A6
. PP" 4Purified protein derivative.mantou# test6, rontgen toraks
. Serum ;TA(AS, :"*9
-. Serum asam urat
7. (%Scan /ltrasonography dapat membantu mendeteksi adanya skleritis posterior.
3ambar -.(%Scan /ltrasonographypada skleritis posterior menunjukkan adanya akumulasi
cairan pada kapsul tenon
4Sumber5 http500emedicine.medscape.com0article01''77(overvie&Ca+!6
VI! Dia&n#%a Banin&
o
-
7/26/2019 dr rinibb
14/25
-
7/26/2019 dr rinibb
15/25
3ambar #. Pelebaran pembuluh darah sklera yang tidak mengecil dengan pemberian
fenilefrin ',% topikal.
4Sumber5 &&&.aafp.org0afp0'!!'0 !#10afp'!!'!#1p##1(f.jpg6
3ambar 1!. Pelebaran pembuluh darah episklera yang mengecil dengan pemberian fenilefrin
',% topikal.
4Sumber5 &&&.aafp.org0afp0'!!'0 !#10afp'!!'!#1p##1(f.jpg6
VII! Pena"ala'%anaan
Pengobatan pada skleritis membutuhkan pengobatan secara sistemik. Pasien yang
terdiagnosa dengan penyakit penyerta akan memerlukan pengobatan yang spesifik juga. 1!
Penatalaksanaan skleritis dibagi menjadi pengobatan pada skleritis yang tidak infeksius,
pengobatan pada skleritis yang infeksius, serta konsultasi kepada bagian terkait apabila
dicurigai ada penyakit sistemik yang menyertai.
-
7/26/2019 dr rinibb
16/25
1. Pengobatan pada skleritis yang tidak infeksius. NSAIDs, kortikosteroid, atau obat
imunomodulator dapat digunakan. Pengobatan secara topikal saja tidak mencukupi.
Pengobatan tergantung pada keparahan skleritis, respon pengobatan, efek samping,
dan penyakit penyerta lainnya.
o Diffuse scleritis atau nodular scleritis
Pengobatan a&al menggunakan NSAIDs. >ika gagal dapat
menggunakan ' jenis NSAIDs yang berbeda. Bntuk pasien resiko
tinggi, berikan juga misoprostol atau omepra8ole untuk perlindungan
gastrointestinal.
>ika NSAIDs tidak efektif, gunakan kortikosteroid oral. >ika terjadi
remisi, dipertahankan menggunakanNSAIDs.
>ika oral kortikosteroid gagal, obat 2 obatan imunosupresif dapat
digunakan. ethotreDate adalah obat pilihan pertama, tapi dapat juga
digunakan a8athioprine, mycophenolate, mofetil, cyclophosphamide,
atau cyclosporine. Bntuk pasien dengan &egener's granulomatosis
ataupolyarteritis nodosa, cyclophosphamide adalah pilihan utama.
>ika masih gagal, dapat diberikan obat 2 obatan imunomodulator
seperti infliDimab atau adalimumab yang diharapkan dapat efektif.
o Necroti-ing scleritis
@bat 2 obatan imunosupresif ditambahkan dengan kortikosteroid pada
bulan pertama, kemudian jika mungkin dikurangi perlahan 2 lahan.
>ika gagal, pengobatan imunomodulator dapat digunakan.
Injeksi steroid periokular tidak boleh dilakukan karena dapat
memperparah proses nekrosis yang terjadi.
-
7/26/2019 dr rinibb
17/25
'. Pengobatan untuk skleritis yang infeksius. Pengobatan sistemik dengan atau tanpa
antimikrobial topikal dapat digunakan. Sementara kortikosteroid dan imunosupresif
tidak boleh digunakan.
+. /onsultasi. "apat dilakukan kepada ahli penyakit dalam untuk penyakit penyerta, dan
konsultasi dengan spesialis hematologi atau onkologi untuk penga&asan terapi
imunosupresif.
Adapun jenis obat(obatan yang dapat dipakai sebagai medikamentosa dalam penyakit
skleritis ialah511
A.NSAIDs 0Non%steroid Anti Inflammatory Drugs1
@bat ini digunakan untuk menurunkan rasa nyeri dan peradangan. NSAIDs bekerja
dengan cara menghambat sintesis prostaglandin, menghalangi perjalanan dari lekosit,
dan menghambat fosfodiesterase.
Pemberian5
inum pada &aktu yang bersamaan dengan makanan atau dengan air untuk
menghindari gangguan pada saluran pencernaan.
1. Indometasin 4Indocin6
Sering dianggap sebagai obat pilihan pertama. Indometasin dapat dengan cepat
diserap. etabolisme terjadi di hati dengan demetilasi, deasetilasi, dan konjugasi
glukuronid.
"osis5 -(1! mg P@0hari or dibagi ' kali sehariE tidak melampaui 1! mg0hari
Pemberian pada lansia harus dia&asi fungsi ginjal, Penurunan fungsi ginjal lebih
mungkin terjadi usia lanjut. "osis0frekuensi terendah disarankan.
'. "iflunisal 4"olobid6
Turunan asam salisilat nonsteroid yang bekerja secara perifer sebagai analgesik.
emiliki efek antipiretik dan anti 2 radangE tetapi, berbeda secara kimia dengan
aspirin dan tidak dimetabolisme menjadi asam salisilat. @bat ini adalah sebuah
-
7/26/2019 dr rinibb
18/25
penghambat prostaglandin 2 sintase.
"osis5 '!(1!!! mg P@ setiap hari dibagi setiap 1' jam.
"osis maksimum5 1!! mg0hari.
+. ?aproDen 4?aprelan, AnaproD, Aleve, ?aprosyn6
"igunakan untuk meredakan nyeri ringan sampai sedang. enghambat reaksi
peradangan dan nyeri dengan menurunkan aktifitas en8im siklooksigenase,
menghasilkan penurunan dari sintesis prostaglandin.
?aproDen diserap dengan cepat dan memiliki paruh &aktu sekitar 1' 2 1 jam.
"osis5 '!(!! mg P@ ' kali sehari. Tidak lebih dari 1!! mg0hari.
$. Ibuprofen 4otrin, Ibuprin, Advil6
iasanya merupakan obat pilihan untuk pengobatan nyeri ringan sampai sedang, jika
tidak ada kontraindikasi. enghambat reaksi peradangan dan nyeri, kemungkinan
dengan menurunkan aktifitas en8im siklooksigenase, yang menghasilkan sintesis
prostaglandin.
@bat yang berikatan kuat dengan protein dan siap diserap secara oral. emiliki paruh
&aktu yang singkat 41.7('. jam6.
"osis5 +!!(7!! mg P@ $ kali sehari
$!!(7!! mg I: selama +! menit setiap jam kalau diperlukan. Tidak melebihi +'!!
mg0hari
. Sulindac 4=linoril6
enurunkan aktifitas siklooksigenase dan, dengan begitu, menghambat sintesis
prostaglandin. enghasilkan penurunan pembentukan mediator peradangan.
"osis5 1!('!! mg P@ ' kali sehari. Tidak melebihi $!! mg0hari.
3unakan dosis terendah yang paling efektif untuk jangka &aktu terpendek.
. PiroDicam 4;eldene6
-
7/26/2019 dr rinibb
19/25
Secara struktur kimia berbeda dengan NSAID. erikatan dengan protein plasma.
enurunkan aktifitas siklooksigenase dan dengan begitu, menghambat sintesis
prostaglandin.
-
7/26/2019 dr rinibb
20/25
"osis 5 233%4333 mg.s5*meterdibagi selama $( hari sebagai terapi intermiten
Terapi berulang563%433 mg.s5*meter.hari
Pemberian5
erikan dosis pertama sepagi mungkin
inum banyak cairan bersamaan dengan dosis per oral
Pasien harus buang air untuk mencegah sistitis hemoragik.
A&asi5 )itung sel darah 4Sel darah putih dapat menurun sampai '!!!(+!!!0cu.mm
tanpa resiko serius terkena infeksi6
+. A8athioprine 4Imuran6
enghambat mitosis dan metabolisme seluler dengan mengganggu metabolisme
purin dan sintesis "?A, *?A, dan protein.
"osis a&al5 1 mg0kg I:0P@ setap hari atau dipisah ' kali sehari, dapat ditingkatkan
seperti berikut5
Sebesar !. mg0kg0hari setelah (7 minggu, kemudian sebesar !. mg0kg0hari setiap $
minggu, tidak melebihi '. mg0kg0hari.
Penga&asan5 /urangi dosis sebanyak !. mg0kg setiap $ minggu sampai dosis efektif
terendah tercapai
$. =yclosporine 4?eoral6
Siklik polipeptida yang menekan beberapa imun humoral dan reaksi imun yang
dilakukan sel, seperti hipersensitifitas tipe lambat dan penolakan cangkok.
"osis5 '. mg0kg0hari dibagi ' kali sehari P@ kurang lebih 7 minggu, "apat ditambah
menjadi tidak lebih dari $ mg0kg0hari
A&asi5 fungsi ginjal
=. 3lukokortikoid
emiliki sifat anti peradangan dan mengakibatkan bermacam efek metabolik.
/ortikosteroid mempengaruhi respon imun tubuh dan berguna dalam pengobatan
skleritis yang berulang.
-
7/26/2019 dr rinibb
21/25
1. ethylprednisolone 4"epo(edrol, Solu(edrol, edrol6
Pemberian I atau I:. iasanya digunakan sebagai tambahan agen imunosupresif
lainnya.
"osis5 '(! mg0hari dibagi sekali sehari atau ' kali sehari P@
etilprednisolon asetat5 1!(7! mg I setiap 1(' minggu
>ika diberikan sebagai pengganti sementara untuk pemberian oral, berikan dosis I
setiap harinya sama dengan dosis oral.
Bntuk efek jangka panjang, berikan dosis oral - kali setiap harinya I setiap minggu.
)anya metilprednisolon sodium sukinat dapat diberikan secara I:
"osis5 1 g I: selama 1 jam selama + hari
'. Prednisone 4"eltasone, @rasone, Sterapred6
"igunakan untuk mengobati reaksi peradangan dan alergi. ekerja dengan cara
meningkatkan permeabilitas kapiler dan menekan kerja P?, serta dapat menurunkan
peradangan.
"osis5 (! mg0hari P@ setiap hari atau dibagi ' kali sehari sampai $ kali sehari.
VIII! K#$*li'a%i
Skleritis dapat mengakibatkan terjadinya beberapa komplikasi. akular edema dapat
terjadi karena perluasan peradangan di sklera bagian posterior sampai koroid, retina, dan
saraf optik.1' akular edema dapat mengakibatkan penurunan penglihatan. /omplikasi
lainnya yaitu perforasi dari sklera yang mengakibatkan hilangnya kemampuan mata untuk
melihat. Skleromalasia juga dapat terjadi, terutama pada skleritis dengan rheumatoid arthritis.
@bat kortikosteroid juga dapat memicu terjadinya perforasi serta meningkatkan tekanan
intraokularsehingga beresiko merusak saraf optik akibat glaukoma. Tanpa pengobatan segera
dapat terjadi kondisi seperti katarak, ablasio retina, keratitis, uveitis, atau atrofi optik. Bveitis
anterior terjadi pada sekitar +!% kasus skleritis. Sedangkan uveitis posterior terjadi pada
hampir seluruh kasus skleritis posterior, namun tak jarang juga dijumpai pada kasus skleritis
anterior.
'
Skleritis dapat berulang dan berpindah ke posisi sklera yang berbeda.
7
-
7/26/2019 dr rinibb
22/25
I+! P(#&n#%i%
Individu dengan skleritis ringan biasanya tidak akan mengalami kerusakan
penglihatan yang permanen. )asil akhir cenderung tergantung pada penyakit penyerta yang
mengakibatkan skleritis. Necroti-ing scleritis umumnya mengakibatkan hilangnya
penglihatan dan memiliki '1% kemungkinan meninggal dalam 7 tahun.7
Fuo ad vitam 5 dubia ad bonam
Fuo ad functionam 5 dubia ad malam
Fuo ad sanationam 5 dubia ad malam
-
7/26/2019 dr rinibb
23/25
Ke%i$*ulan
Skleritis adalah peradangan pada lapisan sklera yang ditandai dengan adanya infiltrasi
seluler, kerusakan kolagen, dan perubahan vaskuler.1 Skleritis merupakan penyakit yang
jarang terjadi. Skleritis biasanya terjadi bersama dengan penyakit sistemik, yaitu penyakit
autoimun dan infeksi, namun bisa juga terjadi secara idiopatik. Adapun gejala(gejala umum
yang biasa terjadi pada skleritis yaitu rasa nyeri berat yang dapat menyebar ke dahi, alis, dan
dagu. Selain itu terdapat pula mata merah berair, fotofobia, dan penurunan tajam penglihatan.
Skleritis dapat digolongkan menjadi skleritis anterior dan skleritis posterior. Sekitar
#$% kasus skleritis merupakan skleritis anterior dan sisanya adalah skleritis posterior.
Skleritis anterior sendiri dapat dibagi lagi menjadi $ macam yaitu diffuse anterior scleritis+
nodular anterior scleritis+ necroti-ing scleritis with inflammation+ dan necroti-ing scleritis
without inflammation 0scleromalacia perforans1* Bntuk mendiagnosa skleritis diperlukan
adanya anamnesis, pemeriksaan fisik dan oftalmologi, serta pemeriksaan penunjang.
Skleritis dapat didiagnosa banding dengan episkleritis. ?amun kedua penyakit ini
dapat dibedakan melalui lokasi terjadinya peradangan. Pada episkleritis, proses peradangan
hanya terlokalisir di daerah episklera, yaitu perbatasan antara sklera dan konjungtiva.
Sedangkan pada skleritis proses peradangan dapat meluas ke seluruh bagian sklera. Selain itu,
rasa nyeri yang berat pada skleritis dapat dibedakan dari rasa nyeri ringan yang terjadi pada
episkleritis yang lebih sering dideskripsikan pasien sebagai sensasi benda asing di dalam
mata.+
Tatalaksana skleritis membutuhkan pengobatan sistemik. @bat(obatan yang biasa
dipakai yaitu ?SAI"s, kortikosteroid, agen imunosupresan, dan imunomodulator. Apabila
terdapat penyakit penyerta, harus dikonsultasikan ke bagian terkait. /omplikasi yang dapat
terjadi pada penyakit skleritis yaitu edema makular, perforasi sklera, glaukoma, uveitis,
katarak, dan keratitis. Prognosis skleritis seringkali tergantung pada penyakit sistemik yang
menyertainya. Necroti-ing scleritis dapat menyebabkan hilangnya penglihatan secara
permanen.
-
7/26/2019 dr rinibb
24/25
Da)"a( Pu%"a'a
1. *iordan(ohn P.Ghitcher. :aughan H Asburys 3eneral @phthalmology.
BSA5 c.3ra&)illE '!!7.
'.
-
7/26/2019 dr rinibb
25/25
1'. Smolin, 3ilbert et al. Smolin and Thofts The =ornea 5 Scientific ;oundations and
=linical Practice.
top related