dinas kesehatan kabupaten pasaman barat program penanggulangan penyakit menular

Post on 23-Feb-2016

141 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR KEGIATAN PEMUSNAHAN/KARANTINA SUMBER PENYAKIT MENULAR FILARIASIS/ELEPHANTIASIS PELAKSANAAN TAHUN KEEMPAT . - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARATPROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR

KEGIATAN PEMUSNAHAN/KARANTINA SUMBER PENYAKIT MENULAR FILARIASIS/ELEPHANTIASIS

PELAKSANAAN TAHUN KEEMPAT

 

penyakit menular menahun disebabkan oleh cacing filaria yang hidup di dalam saluran limfe dapat menyebabkan gejala akut dan kronis. Penyakit ini ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.

Filariasis jenis penyakit reemerging desease. Kasus penderita filariasis khas ditemukan di wilayah dengan iklim sub tropis dan tropis (Abercrombie et al, 1997) seperti di Indonesia.

1.Lingkungan2.Perilaku3.Pengetahuan4.Sikap

1. Filariasis Limpatik2. Filariasis

subkutan (bawah jaringan kulit)

3. Filariasis rongga serosa (serous cavity).

Jenis Filariasis

FaktorRisiko

Kejadian Filariasis

Menurut Depkes RI (2004),penyakit filariasis di Indonesia disebabkan oleh tiga spesies cacing filaria,

Penyebab Filariasis

Wuchereria. B Malayi Brugia timori.

Gejala Klinis• Demam berulang-ulang selama 3 – 5 hari, • Pembengkakan kelenjar limfe• Pembesaran tungkai, buah dada, dan buah zakar

terlihat agak kemerahan dan terasa panas (Early lymphodema).

• Gejala klinis yang kronis berupa pembesaran yang menetap pada tungkai, lengan, buah dada, dan buah zakar tersebut.

Gejala dan Tanda Klinis Akut• Demam berulang ulang selama 3-5 hari, hilang bila istirahat

dan timbul lagi setelah bekerja berat.• Abses filaria• Pembesaran tungkai, lengan, buah dada dan alat kelamin

perempuan dan laki-laki yang tampak kemerahan dan terasa panas.

Gejala dan tanda klinis kronis :• Pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai,

lengan, buah dada, alat kelamin perempuan dan laki-laki

Diagnosa FilariasisDeteksi parasitPemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) pada skrotum.

A. Menurut Depkes RI (2005):•Lingkungan Fisik•Lingkungan Biologi•Lingkungan sosial budaya, ekonomi

dan perilaku

Faktor Resiko Filariasis

Epidemiologi Filariasis

Series10

1020304050

16.7

50

33.3

Persentase Penderita Filariasis Berdasarkan Umur di Kecamatan Sungai Aur Tahun 2010

40 – 45 Tahun 46 – 50 Tahun

51 – 55 Tahun 56 – 60 Tahun

Terlihat bahwa penderita filariasis berumur 40 – 60 Tahun. Bahwa perjalanan penyakit dalam tubuh sampai terjadi Stadium kronis yang timbul setelah stadium akut yang berulang antara 10-15 tahun setelah serangan akut yang pertama, ditandai dengan gejala pelebaran aliran kelenjar limfe seperti limfadema, lymph scrotum, kliuria dan hidrokel (Depkes RI, 2005).

memberikan obat anti-filariasis (DEC dan Albendazol) pencegahan yang paling efektif tentu saja dengan memberantas nyamuk itu sendiri dengan cara 3M.

Upaya Pencegahan

Upaya Pengobatan Filariasis•Pengobatan Masal

•Pengobatan Selektif

•Pengobatan Individual (penderita kronis)

Meri

Suchi

RafkiAndra

Yenni

top related