dasar2 anamnesis

Post on 03-Aug-2015

130 Views

Category:

Documents

7 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Konsultasi Dr-Pasien

Naskah Ajar Blok Komunikasi

Lloyd M & Bor R, 2007. Anamnesis, pemeriksaan fi-sik, dan penunjang: Kontribusi relatif thd D/akhir

Sept '09 B.P. Suryosubianto: Keterampilan berkomunikasi dgn pasien

3

Awal Proses Konsultasi

• Adalah proses terpenting dalam konsultasi

• Saat pasien dan dokter saling menilai

• Dibutuhkan penampilan yang menarik dan perilaku dokter yang sesuai

• Dibutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung

SITUASI YANG MENUNJANG PROSES KONSULTASI

• Ruangan yang nyaman, tidak terlalu ramai• Tata letak peralatan• Dokter dan pasien duduk berhadapan, tidak terhalang

oleh meja• Tidak ada gangguan dari dokter atau pasien lainnya• Pasien bebas dari rengekan anak• Waktu konsultasi cukup• Penggunaan alat peraga• Dokter berpenampilan rapi

Rapporting Untuk terjadinya proses komunikasi yang baik, antara dokter dan pasien harus tercipta hubungan yang akrab. Hal ini dapat tercapai dengan melakukan beberapa usaha misalnya:•Dokter menyambut dan memberi salam dengan ramah•Membuat percakapan pendahuluan yang bersifat mengakrabkan

– menanyakan kegiatan sebelum datang,– menanyakan transportasi yang dipakai,

membicarakan masalah cuaca – hal-hal lain yang bersifat ringan dan tak ada

hubungannya dengan maksud kunjungan pasien.– memuji penampilan pasien atau anak yang dibawanya.

MEMBUAT pasien MERASA NYAMAN

PERILAKU VERBAL :• Dokter menyambut dengan ramah• Mengucapkan salam• Menyilakan duduk• Memperkenalkan diri• Menciptakan hubungan (rapporting)

– Membuat percakapan pendahuluan yg santai– Memuji penampilan pasien atau anaknya

• Menjelaskan wewenang dan tanggung jawabnya• Mempersilakan pasien berbicara secara bebas

MEMBUAT pasien MERASA NYAMAN

PERILAKU NON-VERBAL, seperti:• Ekspresi wajah• Senyum• Suara• Posisi tubuh• Gerak tubuh• Gerakan tangan• Kontak mata.

The Calgary Cambridge Observation Guide

• Menggambarkan dan mendefinisikan 71 keterampilan klinik dasar yang perlu digunakan dalam proses KDP

• Dikembangkan oleh Tim dari Calgary Univ, Canada dan Cambridge Univ, Inggris

• Tujuan: mengidentifikasi komponen keterampilan yang diperlukan Dr agar mempu memberi kosultasi dengan baik

6 Kerangka Keterampilan KDPMemulai Sesi Konsultasi

Membangun Struktur

Konsultasi:•Membangun organsasi terbuka•Memperhatikan alur pembicaraan

Membangun Hubungan:

•Menggunakan komunikasi vebal-nonverbal yang sesuai•Membina hubungan•Melibatkan pasien

Mengumpulkan Informasi

Pemeriksaan Fisik

Penjelasan dan Perencanaan

Menutup Sesi Konsultasi

•Persiapan•Membangun hubungan awal•Mengidentifikasi alasan berkomunikasi

•Menggali masalah pasien•Meningkatkan pengertian terhadap perspektif pasien

•Memberi Informasi yang cukup dan benar•Membantu pemahaman dan ingatan yang akurat•Mencapai pemahaman bersama•Perencanaan keputusan bersama

•Perencanaan ke depan•Memastikan kata penutup yang tepat

Memulai Konsultasi• Persiapan: sisihkan tugas sblmnya, fokus-kan

perhatian & siap u/ konsult berikutnya.• Kembangkan hubungan awal:

Menyapa, Ucapkan salam, dptkan nama pasienKenalkan diri, jelaskan peran Tunjukkan perhatian & respek Pasien nyaman

• Identifikasi tujuan/alasan u/ konsultasi:”Apa yg akan kita bicarakan?” (Q pembuka)Dengar awalan tanpa interupsi / arahanCek & pastikan masalah utama + ekstra dpt

dipahami susun prioritas: kebutuhan/pandangan Dr/P

CCG Memulai Sesi Konsultasi

MEMBANGUN RAPPORT AWAL

• Menyapa dan menanyakan nama pasien

• Memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan sesi, menanyakan persetujuan pasien bila diperlukan

• Menunjukkan– rasa hormat – minat, – memenuhi kebutuhan pasien

CCG Memulai Sesi KonsultasiMENGIDENTIFIKASI ALASAN BERKONSULTASI• Mengidentifikasi masalah pasien atau hal yang ingin

dibicarakan pasien menggunakan pertanyaan pembuka yang sesuai (misal: ”apa yang bisa dibantu?” atau ”apa yang ingin dibicarakan hari ini?” atau ”pertanyaan apa yang ingin didiskusikan hari ini?”

• Mendengarkan dengan penuh perhatian pernyataan pasien tanpa menginterupsi atau mengarahkan jawaban pasien.

• Mengkonfirmasi kembali masalah dan menanyakan adakah masalah lainnya (mis: ”jadi ada panas dan rasa lelah – ada lagi yang lain?”

• Menegosiakan agenda dengan memperhatikan perspektif pasien dan dokter.

MENGUMPULKAN INFORMASI

Mengumpulkan Informasi Gaya “Tradisional”

• Keluhan Utama

• Riwayat Penyakit Sekarang

• Riwayat Penyakit Dahulu

• Riwayat Keluarga

• Riwayat Obat dan Alergi

• dll

Informasi apa yang dihasilkan?

• Informasi yang dibutuhkan dokter,

• Belum tentu informasi yang ingin disampaikan pasien berkenaan dengan keluhan/masalah yang dihadapinya

Mengumpulkan Informasi

• Menggali Masalah Pasien:Mendorong pasien menceritakan perjalanan PenyakitnyaMenggunakan pertanyaan terbuka/tertutup dg tepatMendengarkanMemfasilitasi respon pasienMemperhatikan komunikasi verbal/nonverbalMengklarifikasiMerangkumMenggunakan pertanyaan dan kalimat yang mudah

dipahamiMenulis tanggal dan urutan sesi

Mengumpulkan Informasi• Meningkatkan pengertian thd perspektif pasien:

Menentukan dan menggali pendapat pasienApa yang dipikirkan pasienHarapan pasienMendorong pasien mengungkapkan perasaannya

Dalam mengumpulkan informasi, sebaiknya menggunakan pertanyaan terbuka (min 3) dan pertanyaan tertutup atau mendalam untuk memperjelas pernyataan sebelumnya

Keterampilan Inti KDP

• Menggali Informasi dan Mengamati Pasien Memahami masalah pasien :Mendengarkan keluhan dengan seksama (verbal)Mengamati tingkah laku (nonV)Mengamati ketidaksesuaian Verbal dan nonVMengajukan pertanyaan efektif

Bahasa Nonverbal• Komunikasi verbal berhenti ketika kata2 tidak

diucapkan lagi; komunikasi nonverbal masih berlanjut selama lawan bicara berhadapan

• Komunikasi verbal bersifat satu saluran, Komunikasi nonverbal dgn postur, gerak, kedekatan, arah pandang, kontak mata, sikap/gerak-isyarat, afeksi, nada/keceptan./vol bicara, ekspresi wajah, sentuhan, penampilan fisik, letak mebel & tata cahaya, kehangatan Dr…

• Komunikasi verbal umumnya lebih terkendali, sedangkan mengendalikan bahasa tubuh lebih sulit

• Mengajukan Pertanyaan, dg tujuan:Mendorong pasien berbicaraMenunjukkan minat dan perhatianMemahami perasaanMemperoleh Informasi

Keterampilan Inti KDP

Menggunakan Pertanyaan• Gunakan pertanyaan terbuka pd awal komunikasi• Gunakan pertanyaan tertutup untuk menggali informasi

spesifik• Gunakan pertanyaan robing (jadi maksudnya…, Oo..,

lalu…) untuk klarifikasi, mengecek kebenaran jawaban pasien, membantu menjelaskan lebih jauh

• Hindari pertanyaan mengarahkan• Hindari menanyakan beberapa pertanyaan pada saat yang

sama• Beri waktu pasien menjawab pertanyaan• Ulangi pertanyaan dengan kalimat yg lebih sederhana

Pertanyaan Terbuka / Tertutup

• Pertanyaan tertutup (konvergen):Bersifat spesifik Jawaban singkat (“ya / tidak”) tanpa elaborasi

• Pertanyaan terbuka (divergen):Didesain u/ mengenalkan medan baruTanpa arahan ttg bentuk-jawaban / fokus-isinya

• “Pernah bangun pagi dgn nyeri hebat?” “Ada muntah2 atau tidak?” (Tertutup) “Coba ceritakan ttg nyeri kepala Anda” “Ceritakan dari awal, bagaimana..” (Terbuka)

• Umumnya wawancara dimulai dgn pertanyaan terbuka, kmdn disusul pertanyaan tertutup

Manfaat Pertanyaan Terbuka

• Cerita Psn akan lebih lengkap. Pertanyaan tertutup membatasi info yg mungkin didapat

• Mencegah pendekatan “tembak dlm gelap” pd pertanyaan2 tertutup

• Memberi Dr waktu dan ruang u/ mendengar dan berpikir, bukan hanya mau bertanya lagi

• Kontribusi kpd penalaran D/ yg efektif, krn Dr mendpt basis >luas sbg dasar teori/hipotesis

• Mengeksplorasi pola disease/illness (Pcentered)

• Cetak pola partisipasi Psn, alih2 dominasi Dr

Kekurangan Pertanyaan Terbuka/Tertutup:Kekurangan pertanyaan terbuka:• Jawaban mungkin lebih lama, dan sulit dikontrol• Informasi2nya boleh jadi tidak-relevan• Pencatatannya boleh jadi lebih sulit

Keterbatasan pertanyaan tertutup:• Informasi yg didapat terbatas pd pertanyaan• Jawaban dikontrol o/ dokter, yg menentukan isi Q• Kesempatan Psn/Klien u/ menyampaikan keprihatinan dan

perasaannya menjadi terbatas dapat menimbulkan frustrasi

Mendengar Efektif• Berkonsentrasi pada apa yang dikatakan pasien

dan mencoba mengerti apa yang dirasakannya saat mereka berbicara

• Perhatikan dg seksama komunikasi verbal/non

• Beri kesempatan berhenti bicara

• Bantu membicarakan masalah tanpa interupsi– Verbal: klarifikasi, refleksi isi, refleksi perasaan– nonV: posisi duduk, kontak mata, mengangguk

• Merangkum beberapa informasi yang telah disampaikan pasien, untuk transisi ke topik yang lain

Refleksi Isi

Mengatakan kembali ucapan pasien dengan menggunakan kata-kata lain, atau menyampaikan inti ucapan yang baru dikatakan pasien dengan meringkas/memperjelas

Manfaat:

•Dr-pasien memperoleh persepsi yang sama

•Menunjukkan kesadaran Dr akan perasaan pasien

•Pasien merasa diperhatikan dan benar2 dibantu

Contoh:“Saya ini kok berat badannya turun walaupun saya

makan biasa, terus sering buang air kecil, sampai 3 kali terbangun kalau malam, dan kalau ada acara kumpul-kumpul nggak enak deh, karena harus sering ke toilet”

Refleksi isi:

“Jadi ibu mengalami penurunan berat badan walaupun nafsu makan seperti biasa, juga sering BAK baik siang maupun malam hari”

PENGGUNAAN BERBAGAI JENIS PERTANYAAN

JENIS KEGUNAAN CONTOH

Pertanyaan tertutup

Untuk menanyakan riwayat kesehatan

"Berapa jumlah anak Ibu?"

Pertanyaan terbuka

Untuk mempelajari perasaan, kepercayaan dan pengetahuan pasien

"Apa yang ibu dengar mengenai imunisasi?"

Pertanyaan mendalam

Untuk menanggapi pernyataan pasien

"Apakah ibu bisa menjelaskan lebih lanjut mengapa ibu berpikir imunisasi akan membuat anak ibu menjadi sakit?"

Pertanyaan mengarahkan

TIDAK TEPAT DIGUNAKAN

"Tidakkah ibu merasa IUD tepat bagi ibu?"

Refleksi Perasaan

Mengungkapkan kembali perasaan pasien yang sempat teramati oleh Dr, bisa dari bahasa nonV (raut wajah, bahasa tubuh) atau dari hal-hal yang tersirat dari kata2 pasien.

Manfaat:

•Pasien menyadari perasaannya terdeteksi oleh Dr

•Dr mengetahui apakan benar perasaan pasien tsb

•Bila benar, dapat diatasi dengan diskusi

Contoh “Begini dok, anak saya ini sudah 3 hari panas tinggi,

dan kadang-kadang matanya melotot seperti tidak sadar, jangan-jangan dia kena step”

Refleksi perasaan

“Baik, ibu khawatir anak ibu kejang karena sudah 3 hari ini panas tinggi dan kadang-kadang seperti tidak sadarkan diri”

MERANGKUM

•Hampir sama dengan refleksi isi

•Dilakukan untuk transisi ke topik yang lain

•Mencakup beberapa informasi yang telah disampaikan pasien

Contoh merangkum• “Baik Pak Amir, dari kunjungan-kunjungan sebelumnya bapak

sudah mendapatkan penjelasan secara rinci tentang diabetes mellitus dan penanganannya, dan saat ini bapak ingin mengkonsultasikan keluhan yang dirasakan sangat menganggu, yaitu masalah ketidak mampuan berhubungan suami istri. Saya sadar ini masalah yang sangat sensitive, menyangkut harga diri, martabat pribadi, sehingga bapak menjadi malu dan risih untuk bertanya, dan bapak tidak yakin apakah gejala ini ada hubungannya dengan penyakit diabetes. Benar begitu pak?“

• “Baiklah, kalau begitu boleh saya tanya lebih jauh… apa yang menyebabkan bapak berpikir ketidakmampuan tersebut akibat diabetes yang bapak derita”

Mendengarkan• Selain tidak tuli, pendengar hrs diam dan perlu:

perbendaharaan kata, kuasai struktur bhskrn bisa

Mhs pandai tapi perbendaharaan katanya kurang prestasi mendengarnya kurang baik

Keluarga yg biasa diskusi seni, filsafat, politik biasa dengar konsep abstrak >terampil mendengar

• Keterampilan khusus u/ mendengar atentif: Waktu tunggu >3’’: Psn sempat berpikir; Dr >luwesRespons fasilitatif: Tunjukkan Dr tertarik..Keterampilan nonverbal: postur, gerak, kedekatan,

kontak-mata, suara.. Mahir “menangkap”

Makin terampil mendengarkan, dengan:• Mendengarkan dgn penuh perhatian:

Tujuan mendengar dpt berbedaEvaluasi, pemahaman, kesenangan (sepintas!)

• Mempersiapkan diri: secara fisik & mentalHilangkan lamunan, pusatkan perhatianJaga jarak: letak meja disisi

• Ubah peran pembicara ke pendengar: Dlm konsultasi, Dr ber-ubah2 peran dr pembicara ke

pendengar, kmdn ke pembicara lagiBila terlalu cepat bicara lagi kurang mendengarkan

• Tunda penilaian: menilai kata2, ide2 emosi

Keterampilan Inti KDP

• Memberikan Informasi:Gunakan bahasa sederhana/sehari-hariBeri informasi yang benarBeri Informasi selengkap-lengkapnyaBeri informasi yang jelas, yakinkan pasien

mengertiSesuaikan dengan kebutuhan pasienBerikan secara bertahapBeri kesempatan pasien untuk bertanya

Penjelasan dan Perencanaan•Memberikan Informasi yang cukup dan benarBeri informasi yang dapat dimengerti, cek pengertianNilai pengetahuan awal pasienTanyakan pd pasien informasi lain yg bergunaBeri penjelasan pada waktu yang tepat

•Membantu pemahaman dan ingatan yang akuratAtur penjelasan dalan urutan2 yang logisGunakang “signposting”Gunakan pengulangan dan rangkumanGunakan pertanyaan dan kalimat yang mudah dimengertiGunakan metode visual untuk menyampaikan informasiCek Pemahaman pasien

Penjelasan dan Perencanaan•Capai pemahaman bersamaHubungkan penjelasan dengan perspektif pasienBeri kesempatan dan dorong pasien untuk berkontribusiPerhatikan komunikasi verbal dan nonverbal pasienGali reaksi dan perasaan pasien

•Perencanaan: keputusan bersamaBagi apa yang ada di benak kitaLibatkan pasienGali pilihan penatalaksanaanNegosiasi rencana yang dapat disepakati kedua pihakCek apakah pasien menerima dan kekhawatiran telah teratasi

Simpulan & Rencana Tindakan

• Menjelang akhir konsultasi, Dr telah menyusun Diagnosis Banding dan memilih Diagnosis Kerja yg paling mungkin Dr menyarankan pemeriksaan2 penunjangDr menyampaikan alternatif pengobatan (T/) agar Psn

dpt memilih yg sesuai

• Disepakati kapan konsultasi yad

• Disiapkan jaring pengaman: bila terjadi sesuatu diluar dugaan Dr memberikan:Surat pengantar utk RS rujukanHP# / telepon yg bisa dihubungi…

Mengakhiri Pertemuan• Kesulitan pd akhir konsultasi sering timbul krn

kegagalan komunikasi diawal konsult (dengar atentif, tetapkan agenda, eksplorasi ide & keprihatinan, beri info, libatkan Psn)

• Ringkasan akhir: padat, jelaskan asuhan

• Atur rencana kmdn: peran Psn & peran Dr

• Jaring pengaman: jelaskan kemungkinan2; bila terjadi yg buruk, kemana? surat, HP#

• Cek akhir: persetujuan Psn; nyaman dgn T/; adakah koreksi/pertanyaan; tgl konsult yad

Hambatan KDP• Faktor penerima pesan:

KecurigaanTidak konsentrasiBukan pendengar yang baikKondisi kesehatan yang terganggu

• Faktor pesan:Pesan kurang jelasTidak sistematisBahasa tidak lazim

Hambatan KDP

• Faktor pengirim pesan:Cara berbicara tidak jelasPunya masalah dengan penerima pesanSuasana tidak mendukung (bising, dll)

• Faktor Media:Pemilihan media tidak sesuai

Berempati

• Empati adalah kemampuan memahami pengalaman afektif orang lain, dari sudut pandang orang tersebut

• Menerima orang lain, tak berarti menerima perilaku Pasien/Klien secara keseluruhan

• Persepsi diikuti refleksi menjaga agar P/K tetap mengeksplorasi dan berbicara

• Respons disertai empati:Mendorong kesadaran diri P/KMengekspresikan pemahaman terapis atas P/K

Memberdayakan Pasien

• Hubungan Dr-Psn erat dgn ketidaksetaraan:Dr muda belum berpengalaman percaya diri akan

pengetahuan, keterampilan, dan perannyaBerbagai alasan shg Pasien merasa kedudukannya

lemah, misalnya: nyeri hebat, kuatir akan penyakit; sulit mengakses Yankes; perbedaan gender, etnis, ras, atau kelas sosial

• Pasien harus diberdayakan u/ mengurus diri:Mengubah gaya hidup / jalani T/ sesuai anjuranYakin akan mampu menindaklanjuti saran Dr

Langkah Memberdayakan Pasien:• Tanyakan ttg perspektif Pasien thd sakitnya

• Ekspresikan perhatian kpd pribadi Psn, bukan hanya thd masalah / penyakitnya

• Ikuti arahan Pasien

• Munculkan isi emosi Pasien

• Berbagi informasi dgn Pasien

• Buat penalaran klinis menjadi transparan shg dipahami Pasien

• Perlihatkan keterbatasan pengetahuan Anda

Menyampaikan Berita Buruk

• Dlm kehidupan: adakalanya Dr hrs menyampaikan berita buruk (meninggal, tak lulus, Laka)

• Dr: kanker, kehamilan luar-nikah, cacat bawaan. Makin sering menjumpai, makin terampil

• Pertimbangkan: Pasien mampu menanggung beban sendiri, atau perlu pendamping.

• Bila menghadapi masalah jangka panjang (Sindr. Down, diabetes, kanker), sarankan bergabung ke perkumpulan/klinik khusus

Sulitnya Menyampaikan Berita Buruk

• Penyampai berita merasa bertanggung jawab, kuatir dipersalahkan

• Tidak tahu bagaimana cara melakukannya• Hambatan krn pengalaman pribadi• Kuatir akan mengganggu hubungan Dr-Psn• Tak kenal/keterbatasan Pasien• Menguatirkan implikasi terhadap Pasien• Menguatirkan reaksi emosional Pasien• Ketidakpastian akan:

Apa yg mungin terjadi kemudianDapat menjawab pertanyaan yg muncul kemudian

• Tak jelas akan peran sbg health careprovider

Pertimbangan2

dalamMenyampaikannya• Kepada siapa berita buruk disampaikan?Awali dgn diskusi tim multidisiplin / sejawat lainAdakah situasi khusus, mis: P psikosis, P anak

• Siapa yang menyampaikan berita buruk itu?GP yg telah kenal, bisa > baik dp konsultan SpDekat jam alih tugas, jangan oleh yg akan pergi

• Bilamana berita buruk disampaikanKelainan kronik / degeneratif bisa bertahapJangan tunda pd: infeksi menular, tiba2 memburuk

• Baikkah memberi harapan dan penghiburan?Jangan beri harapan hampa, trtm bila ada denial

Bagaimana Menyampaikannya• Persiapan Dr penyampai berita secara pribadi:

Luangkan waktu, menilai info yg diketahui / yg blmPasien telah mengharapkan? Perlu ada keluarga/Zr?Berikan waktu; Antisipasi kemungkinan reaksi Pasien

• Situasi sekitarYg ideal: kamar pribadi, nyaman, tanpa interupsiDi situasi lain, usahakan mendekati ideal (atur!)Jangan: Psn blm pakaian, di gang, di tlp, sambil…

• Bicara kpd Psn (kuantitatif/semi), respons keprihatinannya

• Atur tindak-lanjut atau rujukannya• Cari umpan balik dari Sejawat, rujuk ke Sp

Hal Khusus: Menghadapi kematian

• Klinisi menghindari pembicaraan ttg kematian krn rasa tak nyaman / cemas.

• Respons thd ancaman mati ada 5 tingkat: penolakan/isolasi; marah; tawar-menawar; depresi / sedih; berakhir dgn menerima; semua dpt terjadi berurutan atau bertindih

• Pasien jarang suka membicarakan penyakitnya Beri kesempatan bercerita, dengar baik-baik. Senyum, sentuh,

• Perhatikan keinginan, harapan, keceriaan tempat pilihan u/ meninggal dgn tenang; wasiat

Menolak Permintaan

Adakalanya dokter berhak menolak permintaan pasien yang tidak sesuai, seperti saat pasien menginginkan:

•Dilakukan tindakan yang tidak perlu atau tidak sesuai seperti: disuntik, aborsi, dll

•Diberi obat-obat tertentu berdasarkan pengalaman pasien/keluarganya atau obat-obatan terlarang

Menolak PermintaanDalam hal menolak permintaan pasien yang tidak sesuai, sebaiknya perlu dilakukan:Menggali dan menemukan persepsi pasien mengenai

keyakinannya tersebut didasarkan pada fakta atau opini yang kurang tepat.

Menjelaskan kepada pasien fakta yang benar dan meluruskan opini salah dengan fakta yang kuantitatif, setidaknya semikuantitatif

Menjelaskan dampak terburuk yang dapat timbul bila pasien memaksakan kehendaknya

Tetap menunjukkan respek dan perhatian baik secara verbal maupun nonverbal, sehingga hubungan yang baik antara konselor dan klien tetap terjaga

 

Hal-hal Khusus yang Lain• Anamnesis tentang riwayat seksual

• Komunikasi Dr-Psn yang berbeda budaya

• Berkomunikasi dgn anak dan orang muda

• Berkomunikasi dgn keluarga pasien

• Kesalahan, keluhan, dan tuntutan hukum

• Kesulitan konsultasi krn masalahkomunikasi:Psn yg tidak komunikatifPsn yg terganggu perilakunya (depresi, cemas, marah,

agresif, tertekan, sulit dengar/bicara)

Ringkasan

• Komunikasi adalah kompetensi yg diperlukan dlm praktek Dr selain pengetahuan medik, keterampilan medik, dan memecahkan masalah

• Keterampilan berkomunikasi telah dipelajari sejak kecil, meningkat krn latihan di keluarga, sekolah, dan pergaulan di luar sekolah

• Hasil komunikasi Dr-Psn dari kolaborasi atas dasar kesetaraan: data lengkap, akurat, dan menyenangkan Psn serta memuaskan Dr

• Empati mengefektifkan komunikasi Dr-Psn• Saling percaya, tulus, jujur, respek, terbuka dilatih

intrakurikuler maupun ekstrakurikuler

Referensi:Ali M, Siregar A, Murniah D 2006: Manual komunikasi efektif dokter-pasien.

Konsil Kedokteran Indonesia, Jakarta Bickley LS 2007: Bates’ Guide to physical examination & history taking,

Lippincott : 23-61. Lloyd M & Bor R 2004: Communication skills for medicine 2nd Ed. Churchill

Livingstone, Philadelphia: 3, 14-7, 23. Brems C 1999: Empathy & understanding, in Psychotherapy, process &

techniques. Allyn & Bacon, London: 182-96.DeVito JA 2001: The interpersonal communication book, 9thEd. Longman, New

York.Djauzi S & Supartondo 2004 : Komunikasi & Empati, Pen.FKUI.Glading ST 2000: Working in a counseling relationship, in Counseling 4thEd.

Prentice-Hall, New Jersey: 145-9.Kurtz S, Silverman J, & Draper J 1998 : Teaching & Learning Communication

Skills in Medicine. Radcliffe Med.Press.Silverman J, Kurtz S & Draper J 1998: Skills for communicating with patients.

Radcliffe Med.Press. Snaden D & Ker JS 2005: Communication skills, dlm Dent JA & Harden RM: A

practical guide for medical teachers, Churchill Livingstone : 238-54.

Keterampilan Komunikasi:

Teknik Berkomunikasi dengan Pasien

Latihan Keterampilan Komunikasi

Naskah Ajar Blok 2: Teknik Konseling

Latar Belakang Pelatihan

Tujuan Utama Wawancara Dr-Pasien:

Proses membina hubungan & mengumpulkan informasi

Akurat, efisien dan supportif

Keterampilan komunikasi efektif

Langkah Pertama:

Inti semangat untuk Sembuh

Perasaan dan keprihatinannya dipahami

Meningkatkan kesehatan pasien

Kolaborasi atas dasar kesetaraan

Tujuan PelatihanPelatihan ini merupakan lanjutan keterampilan konseling, utk melatih fase-fase awal konsultasi pasien kepada seorang dokter, sebagai pembuka pembinaan hubungan Dr-pasien, sehingga mahasiswa mampu mempraktekkan tahap awal konsultasi terhadap klien simulasi, terdiri dari:•Menyapa, mengenalkan diri, dan menjelas-kan peran•Mengajukan pertanyaan terbuka dan merespons keluhan awal •Merinci dengan pertanyaan tertutup

Persiapan• Mahasiswa mempelajari pokok bahasan “Teknik

Konseling” dan “Dasar-dasar Komunikasi Dr-Pasien”, khususnya ttg teknik memulai sesi konsultasi meliputi kegiatan membina hubungan dan mengumpulkan informasi, serta mempelajari beberapa kasus klinis sebagai skenario pemicu.

• Instruktur mempelajari skenario pemicu yg disiapkan penyusun blok, dan mengatur giliran praktek konseling serta menyiapkan pengendalian waktu

Peran Simulasi yang Dimainkan

1. Anda mengeluh sakit perut setelah makan rujak yang pedas, BAB cair > 5x sehari, perut mual, demam(-)

2. Anak/adik 7 thAnda tampak kurus, berat badan kurang, susah makan. TB 100cm, BB 18kg

3. Anda mengeluh batuk2 berdahak, lebih dari 1 bulan belum sembuh. Demam (-), sesak nafas (-), riw alergi (+)

4. Adik Anda demam tinggi 5 hr, terus menerus, bintik2 kemeraan di kulit, mual (+), nyeri ulu hati (+), badan pegal2. BAB normal, riwayat tetangga DBD (+)

5. Kakak Anda mengurung diri, tidak mau bicara kepada siapa pun

6. Anda mendapat haid tidak berhenti-henti selama 3 minggu, jumlah darah banyak, nyeri daerah perut (-), demam (-), siklus haid sebelumnya normal. Alat kontrasepsi (-)

7. 1 hari yl timbul bentol2 kemerahan, dan gatal diseluruh tubuh setelah makan udang. Demam (-), riwayat alergi dalam keluarga (-)

8. Dalam waktu 2 bln BB tidak turun2, padahal sudah diet ketat. Makan sehari 1x, tapi masih suka ngemil. Olah raga kurang, pekerjaan karyawati.

9. Anda mahasiswa, Sem-II Fisip, amenorrhoe (terlambat haid) tiga minggu, mual+muntah dipagi hari, tes kehamilan: positif, belum menikah

Peran Simulasi yang Dimainkan

Peran Simulasi yang Dimainkan (lanjutan)

10. Anda mengeluh jerawat tumbuh semakin banyak di wajah, berbagai obat sudah dicoba.

11. Anda stress menghadapi ujian, banyak minum kopi, nyeri di ulu hati, mual dan kembung, muntah(-)

12. Tangan gatal-gatal, bentol kecil2 kemerahan setelah mencuci pakaian dengan detergen

13. 2 hr pipi Anda bengkak, disertai ngilu dan nyeri pada gigi. Ngilu saat minum es atau air panas dan manis. Demam (-)

14. 3 hr yl timbul bintil-bintil berair, gatal, di badan. 5 hr panas badan, mual, nafsu makan berkurang. riw adik dg keluhan serupa (+)

Proses Pelatihan & Alokasi Waktu

• Latihan ini dilakukan dgn klien simulasi (sesama mahasiswa): Bila praktikan #1, klien #10 (N+8)Klien memainkan peran sesuai skenario, kemudian ia

memberi feedback

• Setiap Mhs mendapat alokasi waktu 10’: Berinteraksi dgn klien: 6’Masing2 2’ utk feedback dari klien, komentar

fasilitator, dan komentar praktikan sendiri

Borang EvaluasiMhs melakukan atau tidak hal-hal sbb:• Menyapa (sedpt mungkin dgn nama), mengenalkan

diri, dan menjelaskan peran• Mengajukan pertanyaan terbuka dan merespons

keluhan awal • Merinci dengan pertanyaan tertutup• Melakukan refleksi Isi dan Perasaan• Melakukan semuanya dgn bahasa tubuh yg

menunjukkan perhatian kepada Klien• Merangkum keluhan pasien

Keterampilan Komunikasi:

Menyampaikan Berita Buruk

Staf Akademik Staf Akademik Blok KomunikasiBlok Komunikasi

Sulitnya menyampaikan berita buruk

Dr perlu berlatih dan bersiap mempelajari:

Empati

•Mengapa sulit menyampaikan•Pertimbangan sblm menyampaikan•Cara menyampaikan

Latar Belakang Pelatihan

Tujuan Pelatihan

Mhs berlatih agar mampu:Menyiapkan penyampaian berita buruk dan

merancang bagaimana menyampaikannyaMenyampaikan berita kemudian merespons

reaksiMengatur tindak lanjut

Persiapan

• Mahasiswa mempelajari pokok bahasan “Dasar-dasar Komunikasi Dr-Pasien” khususnya etika komunikasi antar pribadi, cara berempati, dan menyampaikan berita buruk

• Instruktur mempelajari skenario pemicu (nonmedik) yg disiapkan penyusun blok, dan mengatur giliran, serta menyiapkan pengendalian waktu

Prosedur Latihan & Alokasi Waktu

• Fasilitator membagikan skenario pemicu:Mhs diberi waktu 7’ u/ menyiapkan penyampaian berita

buruk kpd klien simulasiGiliran diatur, klien simulasi disiapkan (N+8)

• Digilir praktek menyampaikan berita buruk:Tiap Mhs mendpt waktu 8’: 2’ utk menjelaskan

rencana persiapan, 6’ utk menyampaikan berita Komentar praktikan, klien, fasilitator @2menit

• Fasilitator merangkum, kmdn menutup latihan (8 menit)

Borang Evaluasi• Saat menjelaskan rencana persiapan, Mhs:

Merencanakan klien perlu ditemani keluarga/ZrTempat yg tidak terinterupsiMatikan HP, titipkan tugas emergensi ke Dr lain

• Saat praktek menyampaikan berita buruk:Sampaikan berita, kmdn menilai respons klienPastikan klien paham arahkan ke tindak lanjut

• Saat akhir pertemuan, Mhs:Mengajak klien mengatur tindak lanjutMenyiapkan jaring pengaman

Keterampilan Komunikasi:

Menolak Permintaan yang Tidak

SesuaiStaf Akademik Blok Komunikasi

Latar Belakang Pelatihan

Kebenaran. Hindari interpretasi u/keuntungan Dr

Pengetahuan & Persiapan. Siap info & pengetahu Pendengar dpt membuat putusan bernalar

Terpusat pd Lawan Bicara. Tepercaya.

Jelaskan saat Anda gunakan fakta >< opini Jangan biarkan pendengar percaya yg salah

TJ-etis komunikator antarpribadi:

Koreksi fakta /opini salah:

Dgn fakta kuantitatifSetidaknya semikuantitatif

Tujuan Pelatihan

Menggali persepsi Pasien fakta & opiniMengoreksi bila fakta/opini Pasien salah

dgn memberi informasi kuantitatif, atau setidaknya semikuantitatif

Tetap menunjukkan respek dan perhatian:yg dinyatakan dlm bahasa verbal/nonverbal shg hubungan baik Dr-Pasien tetap terjaga

Usai pelatihan, Mhs mampu :

Persiapan• Mhs mempelajari-ulang naskah ajar “Dasar-

dasar komunikasi dokter-pasien” khususnya ttg:Etika dalam komunikasi antar-pribadiKonsep penyakit / sakit (disease/illness)Memberdayakan pasien

• Instruktur menyiapkan skenario pemicu, pembagian giliran, dan pengendalian waktu

Prosedur Latihan & Alokasi Waktu

• Dgn skenario pemicu nonklinis, Mhs memera-gakan cara menolak permintaan tidak sesuai

• Diatur giliran, bila Mhs #12 menjadi konselor, klien simulasinya Mhs #10 (N-2)

• Alokasi waktu:Menggali persepsi menolak permintaan: 6’Feedback klien, komentar praktikan, dan komen-tar

Instruktur: seluruhnya 4 menit“Putaran kedua” @ 3’, feedback 1’Total wkt: (10 x 12) + (4 x 12) + 5 = 173’

• Rangkuman Instruktur + feedback Mhs: 5’

Borang Evaluasi• Menemukan penyebab permintaan yg tidak sesuai itu:

Karena fakta yg salah, atau.. Karena opini yg salah

• Meluruskan fakta / opini klien salah dgn fakta kuantitatif, setidaknya semikuantitatif

• Tetap menunjukkan respek & perhatian:Menjaga hubungan baik dgn bahasa verbalMenjaga hubungan baik dgn bahasa nonverbal

• Disiplin & Sikap: Tiba 15 menit sblm diskusi dimulaiUmpan balik yg santun shg suasana konstruktif

top related