dampak negatif penggunaan pewarna tekstil (rhodamin b) terhadap kesehatan
Post on 05-Aug-2015
1.746 Views
Preview:
TRANSCRIPT
[Pick the date] [ ]
Makalah Seminar Kimia
Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai Bahan tambahan pangan
terhadap kesehatan
MUNA ERNA WATIA1C409032
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |
[Pick the date] [ ]
I. Judul : Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai Bahan tambahan pangan terhadap kesehatan
II. Pendahuluan:
A.latar belakang masalah
Makanan memiliki arti penting dalam kehidupan manusia. Makanan
selain menyediakan zat-zat yang diperlukan untuk mendukung kehidupan
tubuh yang sehat, juga menyediakan zat-zat yang diperlukan untuk sumber
tenaga dan pertumbuhan. Karena itulah untuk meningkatkan kehidupan
manusia diperlukan adanya persediaan makanan yang memadai baik dari
segi kualitas maupun kuantitas. Dari segi kualitas, selain mengandung
semua zat yang diperlukan oleh tubuh makanan juga harus memenuhi syarat
keamanan.
Di era modern saat ini begitu banyak terjadi perkembangan di bidang
industri makanan dan minuman yang bertujuan untuk menarik perhatian
para konsumen. Hal inilah yang menyebabkan produsen makanan dan
minuman menambahkan zat tambahan makanan atau yang sering disebut
sebagai food additive dalam produknya.
Zat tambahan makanan adalah sesuatu senyawa atau campuran
senyawa selain bahan pangan dasar yang terdapat di dalam makanan
tertentu sebagai hasil aspek produksi, pengolahan, penyimpanan, atau
pengepakan. Tujuan penambahan zat tambahan makanan adalah untuk
memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat. Zat tambahan
Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |
[Pick the date] [ ]
makanan tersebut dapat berupa pemanis, penyedap, pengawet,antioksidan,
flavor/aroma, pengemulsi/pengental, zat gizi, pewarna, dan lain-lain.
Pewarna makanan merupakan bahan makanan tambahan pangan
yang dapat memperbaiki penampakkan makanan. Penambahan pewarna
makanan mempunyai beberapa tujuan diantaranya member kesan menarik
bagi para konsumen, menyeragamkan dan menstabilkan warna, serta
menutupi perubahan warna akibat prose pengolahan dan penyimpanan.
Penggunaan bahan pewarna yang dilarang pada pembuatan
makanan jajanan pada umumnya dimaksudkan untuk memberikan warna
yang mencolok pada makanan sehingga menarik. Untuk itu digunakan
bahan-bahan pewarna yang dapat memberikan warna yang mencolok namun
pada dasarnya merupakan pewarna tekstil, misalnya: Rhodamin B (warna
merah), dan Methanyl Yellow (kuning).
Penggunaan pewarna tekstil sebagai bahan pewarna pada makanan
secara tidak langsung sangat merugikan bagi kesehatan, namun sebagian
masyarakat kita masih ada yang tidak mengetahui dampak negatif dari
penggunaan pewarna tekstil sebagai bahan tambahan pangan, hal inilah
yang mendasari dibuatnya makalah yang berjudul “Dampak Negatif
Pewarna Tekstil sebagai Bahan tambahan pangan terhadap kesehatan”,
diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat memberikan pengetahuan
kepada kita akan dampak negatif pemberian pewarna tekstil pada makanan.
Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |
[Pick the date] [ ]
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang disajikan dalam makalah ini yaitu:
1. Apa itu bahan tambahan Pangan?
2. Apa itu Rhodamin B?
3. Bagaimana dampak terhadap kesehatan penggunaan dari pewarna tekstil
(Rhodamin B) Sebagai bahan tambahan pangan?
C.Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan bahan tambahan
2. Mengetahui Karakteristik dari Rhodamin B
3. Mengetahui dampak terhadap kesehatan penggunaan dari pewarna
tekstil (Rhodamin B) Sebagai bahan tambahan pangan
III. Perspektif teori
Di era modern saat ini begitu banyak terjadi perkembangan di bidang
industri makanan dan minuman yang bertujuan untuk menarik perhatian para
konsumen. (Wirasto, 2008) Makanan tradisional Indonesia mempunyai
kekayaan ragam yang luar biasa. Baik macam, bentuk, warna, serta aroma
sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia. Seperti gethuk, geplak, klepon,
dan jajanan lain yang ada di pasar saat ini telah dimodifikasi dan dikemas
menjadi paket buah tangan dengan warna yang menarik. (Utami, 2009)
Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |
[Pick the date] [ ]
Gambar.1. Berbagai Jenis makanan dan minuman yang menggunakan pewarna
Warna merupakan salah satu kriteria dasar untuk menentukan kualitas
makanan antara lain; warna dapat memberi petunjuk mengenai perubahan
kimia dalam ma-kanan. Oleh karena itu, warna menimbulkan banyak pengaruh
terhadap konsumen dalam memilih suatu produk makanan dan minuman
sehingga produsen makanan sering menambahkan pewarna dalam produknya.
Pada awalnya, makanan diwarnai dengan zat warna alami yang diperoleh dari
tumbuhan, hewan, atau mineral, akan tetapi zat warna tersebut tidak stabil oleh
panas dan cahaya serta harganya mahal (Azizahwati, 2007).
Salah satu contoh bahan kimia berbahaya yang digunakan produsen
makanan yang perlu diwaspadai konsumen adalah zat pewarna merah
Rhodamin B. Pewarna Rhodamin B banyak digunakan pada produk makanan
dan minuman industri rumah tangga, antara lain terdapat pada kerupuk,
makanan ringan, sirup, minuman kemasan, es doger, dan manisan.
Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |
[Pick the date] [ ]
Gambar.2. Struktur Rhodamin B(RhB)
Rhodamin B merupakan zat warna sintetik yang umum digunakan
sebagai pewarna tekstil. Menurut Peraturan Pemerintah RI No.28, Tahun 2004,
Rhodamin B merupakan zat warna tambahan yang dilarang penggunaannya
dalam produk-produk pangan. Rhodamin B dapat menyebabkan iritasi saluran
pernafasan, iritasi kulit, iritasi pada mata, iritasi pada saluran pencernaan,
keracunan dan gangguan hati Zat warna Rhodamin B walaupun telah dilarang
penggunaannya ternyata masih ada produsen yang sengaja menambahkan zat
warna Rhodamin B untuk produknya (Cahyadi dalam budianto 2008).
Rhodamin B (C28H31ClN2O3) adalah zat warna sintetis berbentuk serbuk
kristal, berwarna hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau dan berwarna merah
terang berfluorensi dalam larutan. Rhodamin B memiliki nama kimia [9-(2-
carboxyphenyl)-6-diethylamino-3-xanthenylidene]-diethylammoniumchloride
dengan berat molekul 479.02 g/mol. Rhodamin B semula digunakan untuk
kegiatan histologi dan sekarang berkembang untuk berbagai keperluan seperti
sebagai pewarna kertas dan tekstil.
Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |
[Pick the date] [ ]
Sifat racun rhodamin B tidak hanya disebabkan senyawa organik, tetapi
oleh karena kontaminasi senyawa anorganik terutama timbal dan arsen.
Dengan terkontaminasinya rhodamin B dengan kedua unsur tersebut,
menyebabkan rhodamin B berbahaya jika digunakan sebagai pewarna pada
makanan. Penggunaan Rhodamine B dalam produk pangan dilarang karena
bersifat karsinogenik kuat, dapat mengakibatkan gangguan fungsi hati hingga
kanker hati (Syah dalam Sugiyatmi, 2006). Selain itu, Rhodamine B juga dapat
menimbulkan iritasi pada saluran nafas, kulit, mata, dan pada saluran
pencernaan.
IV. Sistimatika penulisan
Sistematika dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Makanan
2. Bahan Tambahan Pada Makanan
3. Pewarna Makanan
4. Rhodamin B
5. Dampak Penggunaan Rhodamin B sebagai bahan tambahan pangan
terhadap Kesehatan
V. Sub judul
1. Makanan
Makanan merupakan elemen penting bagi tubuh manusia. Hal ini
disebabkan karena makanan memberikan energi dan tenaga bagi tubuh
untuk melakukan kerja. Tentu saja, bisa memakan makanan yang sehat
Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |
[Pick the date] [ ]
menjadi harapan setiap manusia karena asupan gizi yang cukup,
memberikan energi yang maksimal pula bagi tubuh. Oleh sebab itu,
alangkah baiknya jika kita mau mendisiplinkan diri untuk hidup sehat serta
mengatur pola makan yang baik demi kesehatan tubuh kita.
2. Bahan Tambahan Pada Makanan
Bahan tambahan makanan secara definitif dapat diartikan sebagai
bahan yang ditambahkan dengan sengaja dan kemudian terdapat dalam
makanan sebagai akibat dari berbagai tahap budidaya, pengolahan,
penyimpanan, maupun pengemasan. Tujuan penggunaan bahan tambahan
salah satunya untuk memperbaiki kenampakan atau aroma makanan.
Contoh bahan tambahan antara lain pewarna makanan (alamiah maupun
buatan) dan aroma (Sudarmadji dalam Budianto, 2008). Menurut Peraturan
Menteri Kesehatan R.I. No: 329/Menkes/PER/X11/76, yang dimaksud
dengan zat tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dan
dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu,
termasuk kedalamnya adalah pewarna, penyedap rasa dan aroma,
pemantab, antioksidan, pengawet, pengemulsi, antigumpal, pemucat, dan
pengental.
3. Pewarna Makanan
Warna dari suatu produk makanan ataupun minuman merupakan
salah satu ciri yang sangat penting. Warna merupakan kriteria dasar untuk
menentukan kualitas makanan, antara lain warna juga dapat memberi
petunjuk mengenai perubahan kimia dalam makanan, seperti pencoklatan
Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |
[Pick the date] [ ]
Bahan pewarna makanan kadang-kadang ditambahkan dalam
makanan untuk membantu mengenali identitas atau karakteristik dari suatu
makanan; untuk mempertegas warna alami dari makanan; untuk
mengkoreksi variasi alami dalam warna; untuk menjaga keseragaman
warna dari batch ke batch, di mana variasi tersebut biasa terjadi pada
intensitas warna; dan memperbaiki penampilan makanan yang mengalami
perubahan warna alaminya selama proses pengolahan maupun
penyimpanan (Nollet dalam wirasto, 2008).
Zat pewarna makanan sering kali menimbulkan masalah kesehatan
terutama dalam penyalahgunaan pemakaiannya. Betapa tidak, zat warna
untuk tekstil dan kulit terkadang dipakai untuk mewarnai makanan
(Donatus dalam wirasto, 2008).
Di Indonesia, karena Undang-Undang penggunaan zat warna belum
ada, terdapat kecenderungan penyalahgunaan pemakaian zat warna untuk
sembarang bahan pangan; misalnya zat pewarna untuk tekstil dan kulit
dipakai untuk mewarnai bahan makanan. Hal ini sangat berbahaya bagi
kesehatan karena adanya residu logam berat pada pewarna tersebut.
Timbulnya penyalahgunaan zat pewarna tersebut disebabkan oleh
ketidaktahuan masyarakat mengenai zat pewarna untuk makanan, atau
disebabkan karena tidak adanya penjelasan dalam label yang melarang
penggunaan senyawa tersebut untuk bahan pangan, dan harga zat pewarna
untuk industri relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan harga zat
pewarna untuk makanan. Zat warna tersebut memiliki warna yang cerah,
dan praktis digunakan. Zat warna tersebut juga tersedia dalam kemasan
Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |
[Pick the date] [ ]
kecil di pasaran sehingga memungkinkan masyarakat tingkat bawah dapat
membelinya (Djalil dalam wirasto, 2008).
Zat pewarna dibagi menjadi dua kelompok yaitu certified color dan
uncertified color. Perbedaan antara certified dan uncertified color adalah:
bila certified color merupakan zat pewarna sintetik yang terdiri dari dye
dan lake, maka uncertified color adalah zat pewarna yang berasal dari
bahan alami (Winarno dalam wirasto, 2008).
Berikut ini beberapa alasan utama menambahkan zat pewarna pada
makanan (Syah et al. 2005) :
a. Untuk memberi kesan menarik bagi konsumen.
b. Menyeragamkan warna makanan dan membuat identitas produk
pangan.
c. Untuk menstabilkan warna atau untuk memperbaiki variasi alami
warna. Dalam hal ini penambahan warna bertujuan untuk untuk
menutupi kualitas yang rendah dari suatu produk sebenarnya tidak
dapat diterima apalagi bila menggunakan zat pewarna yang berbahaya.
d. Untuk menutupi perubahan warna akibat paparan cahaya, udara atau
temperatur yang ekstrim akibat proses pengolahan dan selama
penyimpanan.
e. Untuk menjaga rasa dan vitamin yang mungkin akan terpengaruh sinar
matahari selama produk disimpan.
Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |
[Pick the date] [ ]
Tabel Perbedaan antara Zat Pewarna Sintetis dan Alami
Pembeda Zat pewarna Sintetis Zat pewarna alamiWarna yang dihasilkan Lebih cerah Lebih pudarVariasi warna Lebih banyak SedikitHarga Lebih murah Lebih mahalKetersediaan Tidak terbatas TerbatasKestabilan Stabil Kurang stabil
4. Rhodamin B
Rhodamin B dengan rumus kimia C28H31CIN2O3, dan memiliki berat
molekul 479 g/mol merupakan zat warna sintetis berbentuk serbuk kristal
berwarna kehijauan, berwarna merah keunguan dalam bentuk terlarut pada
konsentrasi tinggi dan berwarna merah terang pada konsentrasi rendah
(Trestiati, 2003). Rhodamin B sangat larut dalam air dan alkohol, serta
sedikit larut dalam asam klorida dan natrium hidroksida. Rhodamin B
sering digunakan sebagai zat pewarna untuk kertas, pewarna untuk tekstil,
dan sebagai reagensia (menimbulkan reaksi kimia). (Devianti dalam
Hamdani 2010).
Tanda – Tanda Makanan yang Mengandung Rhodamine B:
Berwarna merah menyala, bila produk pangan dalam bentuk
larutan/minuman warna merah berpendar atau berfotoluminesensi;
Warna tidak pudar akibat pemanasan (akibat digoreng atau direbus);
Banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen (misalnya
pada kerupuk, es puter).
Rhodamin B ini merupakan bahan kimia yang digunakan sebagai
bahan pewarna dasar dalam tekstil dan kertas. Pada awalnya zat ini
Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |
[Pick the date] [ ]
digunakan untuk kegiatan histologi dan sekarang berkembang untuk
berbagai keperluan yang berhubungan dengan sifatnya dapat berfluorensi
dalam sinar matahari.
Secara fisik, Rhodamine B berbentuk kristal berwarna hijau atau
ungu kemerahan, tidak berbau, mudah larut, dan dalam larutan akan
berwarna merah terang yang berfluoresence.
Zat pewarna ini mempunyai banyak sinonim, antara lain D and C
Red no 19, Food Red 15, ADC Rhodamine B, Aizen Rhodamine dan
Brilliant Pink B. Rhodamine biasa digunakan dalam industri tekstil. Pada
awalnya zat ini digunakan sebagai pewarna bahan kain atau pakaian.
Campuran zat pewarna tersebut akan menghasilkan warna-warna yang
menarik. Bukan hanya di industri tekstil, rhodamine B juga sangat
diperlukan oleh pabrik kertas.
Fungsinya sama yaitu sebagai bahan pewarna kertas sehingga
dihasilkan warna-warna kertas yang menarik. Sayangnya zat yang
seharusnya digunakan sebagai pewarna tekstil dan kertas tersebut
digunakan pula sebagai pewarna makanan.
5. Dampak Penggunaan Rhodamin B sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan
Rhodamin B merupakan zat warna sintetik yang umum digunakan
sebagai pewarna tekstil. Menurut Peraturan Pemerintah RI No.28, Tahun
2004, rhodamin B merupakan zat warna tambahan yang dilarang
penggunaannya dalam produk-produk pangan. Rhodamin B dapat
Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |
[Pick the date] [ ]
menyebabkan iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi pada mata,
iritasi pada saluran pencernaan, keracunan, gangguan hati dan dapat
menyebabkan kanker. Zat warna Rhodamin B walaupun telah dilarang
penggunaanya ternyata masih ada produsen yang sengaja menambahkan
zat warna rhodamin B untuk produknnya (Judarwanto, 2009).
Jika dilihat dari struktur Kimianya. Setiap bahan kimia yang
berantai karbon siklik berbahaya bagi tubuh (satu rantai siklik saja sudah
tidak dapat dicerna) akan menjadi pemicu sel kanker jika banyak
mengendap didalam tubuh. Jika dilihat dari stukturnya, rhodamin b terdiri
dari beberapa rantai siklik, wajar saja orang yang memengkonsumsinya
akan menyebabkan sel-sel tubuh banyak termutasi.
Dalam analisis dengan metode destruksi dan metode
spektrofotometri, didapat informasi bahwa sifat racun yang terdapat dalam
Rhodamine B tidak hanya saja disebabkan oleh senyawa organiknya saja
tetapi juga oleh senyawa anorganik yang terdapat dalam Rhodamin B itu
sendiri, bahkan jika Rhodamin B terkontaminasi oleh senyawa anorganik
lain seperti timbal dan arsen ( Subandi dalam Hamdani, 2010). Dengan
terkontaminasinya Rhodamin B dengan kedua unsur tersebut, menjadikan
pewarna ini berbahaya jika digunakan dalam makanan.
Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |
[Pick the date] [ ]
Beberapa sifat berbahaya dari Rhodamin B seperti menyebabkan
iritasi bila terkena mata, menyebabkan kulit iritasi dan kemerahan bila
terkena kulit hampir mirip dengan sifat dari Klorin yang seperti disebutkan
di atas berikatan dalam struktur Rhodamin B. Penyebab lain senyawa ini
begitu berbahaya jika dikonsumsi adalah senyawa tersebut adalah senyawa
yang radikal. Senyawa radikal adalah senyawa yang tidak stabil.
Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan satu buah electron
dari pasangan electron bebasnya, atau merupakan hasil pemisahan
homolitik suatu ikatan kovalen. Electron memerlukan pasangan untuk
menyeimbangkan nilai spinnya, sehingga molekul radikal menjadi tidak
stabil dan mudah sekali bereaksi dengan molekul lain, membentuk radikal
baru. Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil metabolism tubuh dan
factor eksternal seperti asap rokok, hasil penyinaran ultraviolet, zat pemicu
radikal dalam makanan dan polutan lain.
Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |
[Pick the date] [ ]
Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas bersifat kronis, yaitu
dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata.
Contoh penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal bebas adalah
serangan jantung, kanker, katarak, dan menurunnya fungsi ginjal. Untuk
mencegah atau mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas
diperlukan antioksidan.
Tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas ini, hanya saja bila
jumlahnya berlebihan, maka kemampuan untuk menetralisirnya akan
semakin berkurang. Memakan makanan yang mengandung pewarna tekstil
misalnya adalah kegiatan yang secara sengaja memasukkan berbagai jenis
zat berbahaya yang dapat meningkatkan jumlah radikal bebas dalam tubuh.
Tubuh manusia didesain untuk menerima asupan yang bersifat alamiah
sehingga bila menerima masukkan seperti pewarna tekstil, akan berusaha
untuk mengeluarkan berbagai racun kimiawi ini dari tubuh melalui proses
metabolism. Tetapi proses metabolism ini pun menghasilkan radikal bebas.
Radikal bebas yang mengambil electron dari sel tubuh manusia
dapat menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga terjadi mutasi. Bila
perubahan DNA ini terjadi bertahun-tahun, maka dapat menyebabkan
penyakit kanker. Tubuh manusia sesungguhnya dapat menghasilkan
antioksidan, tetapi jumlahnya sering sekali tidak cukup untuk menetralkan
radikal bebas yang masuk dalam tubuh. Atau sering sekali pemicu yang
diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan antioksidan tidak cukup
dikonsumsi. Sebagai contoh, tubuh manusia dapat menghasilkan glutation,
salah satu antioksidan yang sangat kuat, hanya saja tubuh memerlukan
Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |
[Pick the date] [ ]
asuman vitamin C sebesar 1000 mg untuk memicu glutahion ini.
Keseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas menjadi kunci utama
pencegah stress oksidatif dan penakit-penyakit kronis yang dihasilkannya.
Dalam struktur Rhodamin kita ketahui mengandung klorin
(senyawa halogen), sifat halogen adalah mudah bereaksi atau memiliki
reaktivitas yang tinggi maka dengan demikian senyawa tersebut karena
merupakan senyawa yang radikal akan berusaha mencapai kestabilan
dalam tubuh dengan berikatan dengan senyawa-senyawa dalam tubuh kita
sehingga pada akhirnya akan memicu kanker pada manusia.
Klorin sendiri pada suhu ruang berbentuk sebagai gas. Sifat dasar
klorin sendiri adalah gas beracun yang menimbulkan iritasi sistem
pernafasan. Efek toksik klorin berasal dari kekuatan mengoksidasinya.
Bila klorin dihirup pada konsentrasi di atas 30 ppm, klorin mulai bereaksi
dengan air dan sel-sel yang berubah menjadi asam klorida (HCl) dan asam
hipoklorit (HClO). Ketika digunakan pada tingkat tertentu untuk
desinfeksi air, meskipun reaksi klorin dengan air sendiri tidak mewakili
bahaya utama bagi kesehatan manusia, bahan-bahan lain yang hadir dalam
air dapat menghasilkan disinfeksi produk sampingan yang dapat merusak
kesehatan manusia.
Ambang batas pengunaan Rhodamin dalam bahan makanan yang
diuji cobakan pada tikus yaitu 87,5 mg/kg berat badan.
Di dalam struktur rhodamin B terdapat ikatan dengan senyawa
klorin (Cl) dimana atom klorin tergolong sebagai senyawa halogen dan
sifat halogen yang berada di dalam senyawa organik sangat berbahaya dan
Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |
[Pick the date] [ ]
memiliki reaktivitas yang tinggi untuk mencapai kestabilan dalam tubuh
dengan cara berikatan terhadap senyawa-senyawa di dalam tubuh yang
menimbulkan efek toksik dan memicu kanker pada manusia (Kusmayadi
dan Sukandar 2009 dalam Universitas Sumatra Utara, tanpa tahun). Juga
senyawa Alkilating (CH3-CH3 ) dan bentuk struktur kimia yang poli
aromatik hidrokarbon (PAH) dimana bentuk senyawa tersebut bersifat
sangat radikal, menjadi bentuk metabolit yang reaktif setelah mengalami
aktivasi dengan enzim sitokrom P-450. Bentuk radikal ini akan berikatan
dengan protein, lemak dan DNA. Beberapa penelitian telah membuktikan
bahwa zat pewarna tersebut berbahaya bila digunakan pada
makanan.Kerusakan pada jaringan hati ditandai dengan adanya piknotik
(sel yang melakukan pinositosis) dan hiperkromatik dari nukleus,
degenerasi lemak dan sitolisis dari sitoplasma.
Tanda – Tanda Keracuanan Akut Rhodamine B:
Terjadi iritasi pada saluran pernafasan;
Terjadi iritasi pada kulit jika kulit kontak dengan Rhodamine B;
Terjadi iritasi pada mata, mata kemerahan, dan oedema
(pembengkakan) pada kelopak mata jika kontak dnegan mata;
Menimbulkan gejala keracunan dan air seni berwarna merah jika
tertelan.
Pertolongan Pertama pada Keracunan Rhodamine B:
Bila terhirup segera pidahkan korban dari lokasi kejadian, pasang
masker berkatup atau perlatan sejenis untuk melakukan pernapasan
buatan, bila perlu hubungi dokter;
Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |
[Pick the date] [ ]
Bila terkena kulit segera lepaskan pakaian perhiasan dan sepatu
penderita yang terkontaminasi/terkena Rodamin B;
Cuci kulit dengan sabun dan air mengalir sampai bersih dari Rodamin
B, selama kurang lebih 15 menit sampai 20 menit. Bila perlu hubungi
dokter;
Bila terkena mata, bilas dengan air mengalir atau larutan garam
fisilogis, mata dikeip kedipkan sampai dipastikan sisa Rodamin B
sudah tidak ada lagi atau sudah bersih. bila perlu hubungi dokter;
Bila tertelan dan terjadi muntah, letakan posisi kepala lebih rendah dari
pinggul untuk mencegah terjadinya muntahan masuk ke saluran
pernapasan. Bila korban tidak sadar, miringkan kepala ke samping atau
ke satu sisi. Segera hubungi dokter.
Dari pemaparan dampak negatif penggunaan rhoadmin B terhadap
Kesehatan, telah diketahui bahwa pewarna tekstil akan menjadi racun dan
mengendap dalam tubuh jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama
tentu akan berdampak buruk bagi kesehatan kita. Solusinya yaitu kurangi
atau hentikan untuk konsumsi makanan yang memiliki warna yang terlalu
mencolok atau warna yang terlalu terang. Banyaklah mengkonsumsi
makanan yang bersifat detoksifikasi tubuh dan perbanyak minum air putih.
Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |
[Pick the date] [ ]
VI. Penutup
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah “Dampak Negatif penggunaan
Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai Bahan tambahan pangan terhadap
kesehatan” ini yaitu:
1. Bahan tambahan pangan merupakan bahan yang biasanya tidak
digunakan sebagai makanan dan bukan ingredien khas makanan,
dengan tanpa nilai gizi, sengaja ditambahkan ke dalam makanan pada
pembuatan, pengolahan, penyimpanan/pengangkutan makanan dengan
maksud untuk menghasilkan serta diharapkan menghasilkan suatu
komponen makanan yang mempengaruhi sifat khas makanan.
2. Rhodamin B merupakan salah satu zat pewarna sintetis yang biasa
digunakan pada industri tekstil dan kertas. Memiliki rumus kimia
C28H31CIN2O3 dengan berat molekul sebesar 479 gram/mol. Zat yang
sangat dilarang penggunaannya dalam makanan ini berbentuk kristal
hijau atau serbuk ungu-kemerah – merahan, sangat larut dalam air yang
akan menghasilkan warna merah kebiru-biruan dan berfluorensi kuat.
3. Penggunaan Rhodamine B dalam produk pangan dilarang karena
bersifat karsinogenik kuat, dapat mengakibatkan gangguan fungsi hati
hingga kanker hati. Selain itu, Rhodamine B juga dapat menimbulkan
iritasi pada saluran nafas, kulit, mata, dan pada saluran pencernaan.
Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |
[Pick the date] [ ]
B. Saran
Sebaiknya jika ingin membeli makanan, kita harus lebih teliti dan
bijak dalam membeli karena saat ini sangat banyak makanan yang dijual
secara bebas dan memiliki warna menarik tapi ternyata sangat
membahayakan kesehatan kita.
Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |
[Pick the date] [ ]
VII. Daftar pustaka
Azizahwati, Kurniadi, M., Hidayat, H., 2007., Analisis Zat Warna Sintetik Terlarang Untuk Makanan Yang Berada di Pasaran, Majalah Ilmu Kefarmasian, IV, (1), 7-8, Departeman Farmasi FMIPA-Universitas Indonesia Depok.
Budianto, Paramita Erlin. 2008. Analisis Rhodamin B Dalam Saos Dan Cabe Giling Di Pasar Kecamatan Laweyan Kotamadya Surakarta Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis.Skripsi Fakultas Farmasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Hamdani, 2010. Rhodamin B. http://www.catatankimia.com/ (Diakses pada tanggal 25 September 2012)
Propetik, 2010. Rhodamin B. http://www.kibar-uk.org/2012/03/09/zat-berbahaya-dalam-makanan/rhodamin-b (Diakses pada tanggal 25 September 2012)
Sugiyatmi, Sri. 2006. Analisis Faktor-Faktor Risiko Pencemaran Bahan Toksik boraks Dan Pewarna Pada Makanan Jajanan Tradisional Yang Dijual Di Pasar-Pasar Kota Semarang Tahun 2006. Thesis. Universitas Diponegoro Semarang
Utami, Wahyu; dan Andi Suhendi. 2009. Analisis Rhodamin B Dalam Jajanan Pasar Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Wirasto, 2008. Analisis Rhodamin B Dan Metanil Yellow Dalam Minuman Jajanan Anak Sd Di Kecamatan Laweyan Kotamadya Surakarta Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |
top related