daftar isi oklusi
Post on 11-Jan-2016
13 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................. 1
Daftar isi....................................................................................................................... 2
BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................................... 3
BAB 2. HASIL PENGAMATAN................................................................................ 6
BAB 3. PEMBAHASAN............................................................................................. 10
BAB 4. KESIMPULAN............................................................................................... 13
Daftar Pustaka............................................................................................................... 14
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
Oklusi adalah perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada Maksila dan mandibula, yang
terjadi selama pergerakan Mandibula dan berakhir dengan kontak penuh dari gigi geligi pada
kedua rahang. Oklusi terjadi karena adanya interaksi antara Dental system.
Secara teoritis, oklusi didefinisikan sebagai kontak antara gigi-geligi yang saling berhadapan
secara langsung (tanpa perantara) dalam suatu hubungan biologis yang dinamis antara semua
komponen sistem stomato-gnatik terhadap permukaan gigi-geligi yang berkontak dalam keadaan
berfungsi berkontak dalam keadaan berfungsi.
1.2 Konsep Dasar Oklusi
a. Oklusi seimbang
oklusi seimbang (balanced occlusion) yang menyatakan suatu oklusi baik atau normal, bila
hubungan antara kontak geligi bawah dan geligi atas memberikan tekanan yang seimbang pada
kedua rahang, baik dalam kedudukan sentrik maupun eksentrik.
b. Oklusi morfologis
oklusi morfologik (morphologic occlusion) yang penganutnya menilai baik-buruknya oklusi
melalui hubungan antar geligi bawah dengan lawannya dirahang atas pada saat geligi tersebut
berkontak.
c. Oklusi dinamis
oklusi dinamik/individual/fungsional (dinamic)/individual/functional occlusion). Oklusi yang
baik atau normal harus dilihat dari segi keserasian antara komponen-komponen yang berperan
dalam proses terjadinya kontak antar geligi tadi. Komponen-komponen ini antara lain ialah geligi
dan jaringan ini antara lain ialah geligi dan jaringan penyangganya, otot-otot mastikasi dan
sistem neuromuskularnya, serta sendi temporo mandibula. Bila semua struktur tersebut berada
dalam keadaan sehat dan mampu menjalankan fungsinya dengan baik, maka oklusi tersebut
dikatakan normal (Gunadi, Haryanto A; dkk).
1.3 Jenis-jenis Oklusi
a. Oklusi Ideal merupakan konsep teoretis dari struktur oklusal dan hubungan fungsional yang
mencakup prinsip dan karakteristik ideal yang harus dimiliki suatu keadaan oklusi. Menurut
Kamus Kedokteran Gigi, oklusi ideal adalah keadaan beroklusinya semua gigi, kecuali insisivus
central bawah dan molar tiga atas, beroklusi dengan dua gigi di lengkung antagonisnya dan
didasarkan pada bentuk gigi yang tidak mengalami keausan.
b. Oklusi Normal, menurut Leory Johnson menggambarkan oklusi normal sebagai suatu kondisi
oklusi yang berfungsi secara harmonis dengan proses metabolic untuk mempertahankan struktur
penyangga gigi dan rahang berada dalam keadaan sehat.
Oklusi gigi-geligi secara normal dapat dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu:
1. oklusi statik merupakan hubungan gigi geligi rahang atas (RA) dan rahang bawah (RB) dalam
keadaan tertutup atau hubungan daerah kunyah gigi-geligi dalam keadaan tidak berfungsi
(statik). Pada oklusi statik, hubungan cusp fungsional gigi geligi posterior (premolar) berada
pada posisi cusp to marginal ridge dan cusp fungsional gigi molar pada posisi cusp to fossa.
Sedang pada hubungan gigi anterior dapat ditentukan jarak gigit (overjet) dan tinggi gigit
(overbite) dalam satuan milimeter (mm). Jarak gigit (overjet) adalah jarak horizontal antara
incisal edge gigi incisivus RA terhadap bidang labial gigi insisivus pertama RB. Dan tinggi gigit
(overbite) adalah jarak vertikal antara incisal edge RB sampai incisal edge RA.
2. oklusi dinamik merupakan hubungan antara gigi geligi RA dan RB pada saat seseorang
melakukan gerakan mandibula ke arah lateral (samping) ataupun kedepan (antero-posterior).
Oklusi dinamik timbul akibat gerakan mandibula ke lateral, kedepan (anterior) dan kebelakang
(posterior). Oklusi yang terjadi karena pergerakan mandibula ini sering disebut artikulasi. Pada
gerakan ke lateral akan ditemukan sisi kerja (working side) yang ditunjukan dengan adanya
kontak antara cusp bukal RA dan cusp molar RB; dan sisi keseimbangan (balancing side).
Working side dalam oklusi dinamik digunakan sebagai panduan oklusi (oklusal guidance), bukan
pada balancing side.
c. Oklusi sentrik adalah posisi kontak maksimal dari gigi geligi pada waktu mandibula dalam
keadaan sentrik, yaitu kedua kondisi berada dalam posisi bilateral simetris di dalam fossanya.
Sentris atau tidaknya posisi mandibula ini sangat ditentukan oleh panduan yang diberikan oleh
kontak antara gigi pada saat pertama berkontak. Keadaan ini akan mudah berubah bila terdapat
gigi supra posisi ataupun overhanging restoration.
Kontak gigi geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Intercupal Contact Position (ICP), adalah kontak maksimal antara gigi geligi dengan
antagonisnya
2. Retruded Contact Position (RCP), adalah kontak maksimal antara gigi geligi pada saat
mandibula bergerak lebih ke posterior dari ICP, namun RB masih mampu bergerak secara
terbatas ke lateral.
3. Protrusif Contact Position (PCP) adalah kontak gigi geligi anterior pada saat RB digerakkan
ke anterior
4. Working Side Contact Position (WSCP) adalah kontak gigi geligi pada saat RB digerakkan
ke lateral.
Selain klasifikasi diatas, secara umum pola oklusi akibat gerakan RB dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Bilateral balanced occlusion, bila gigi geligi posterior pada kerja dan sisi keseimbangan,
keduanya dalam keadaan kontak
2. Unilateral balanced occlusion, bila gigi geligi posterior pada sisi kerja kontak dan sisi
keseimbangan tidak kontak
3. Mutually protected occlusion, dijupai kontak ringan pada gigi geligi anterior, sedang pada gigi
posterior
4. Tidak dapat ditetapkan, bila tidak dikelompokkan dalamklasifikasi diatas. (Hamzah,
Zahreni,dkk)
1.4 Hubungan Mandibula Terhadap Maksila
Relasi sentrik merupakan hubungan mandibula terhadap maksila, yang menunjukkan posisi
mandibula terletak 1-2 mm lebih kebelakang dari oklusi sentris (mandibula terletak paling
posterior dari maksila) atau kondil terletak paling distal dari fossa glenoid, tetapi masih
dimungkinkan adanya gerakan dalam arah lateral. Pada keadaan kontak ini gigi-geligi dalam
keadaan Intercuspal Contact Position (ICP) atau dapat dikatakan bahwa ICP berada pada posisi
RCP.
Jarak Inter-Oklusal (Psycological Rest Position) yaitu jarak antara oklusal premolar RA dan
RB dalam keadaan istirahat, rileks dan posisi tegak lurus. Pada keadaan ini otot-otot
pengunyahan dalam keadaan istirahat, hal ini menunjukkan otot-otot kelompok elevator dan
depressor tonus adan kontraksinya dalam keadaan seimbang, dam kondil dalam keadaan netral
atau tidak tegang. Posisi ini dianggap konstan untuk setiap individu.
BAB II
HASIL PERCOBAAN
2.1 Pemeriksaan Oklusi Gigi Geligi
2.1.1 Pemeriksaan Oklusi Statik
Jenis Kelamin Orang
CobaPosisi oklusi Sisi kanan Sisi kiri
Pa
Cups to marginal
ridge
15/46, 16/47 25/36, 26/37
Cups to fossa
Pi
Cups to marginal
ridge
14/45, 15/46, 16/47,
17/48
25/36, 26/37
Cups to fossa
14/45, 15/46, 16/47,
17/48
26/37, 27/38
2.1.2 Pemeriksaan Oklusi Sentrik
Jenis Kelamin Orang
CobaHubungan gigi geligi posterior
Pi44/13, 45/14, 46/15, 47/16, 48/17, 34/13, 35/24, 36/25, 37/26,
38/27
Pa 36/24, 37/26, 24/15, 46/16
2.1.3 Pemeriksaan Overbite dan overjet
Jenis Kelamin Orang
CobaOverbite Overjet
Pi 0,05 0,1
Pa 0,3 0,4
2.1.4 Pemeriksaan Oklusi Ideal
GerakanOrang
CobaNormal Hambatan
Oklusi sentrik
Pa
Relasi sentris ke oklusi sentris
Pergerakan mandibula ke
anterior
1.3.1.4 Pemeriksaan Oklusi Ideal
Orang CobaGerakan
Oklusi
Gigi geligi yang mengalami kontak
prematur
PiICP
13/44, 14/45, 15/46, 16/47, 17/48, 23/34,
24/35, 25/36, 26/37, 27/38
RCP 11/42, 12/43, 13/44, 14/45, 15/46, 21/32
PCP 12/43, 13/44, 14/45, 22/33, 23/34, 24/35
2.2 Pemeriksaan Oklusi Gigi Geligi
2.2.1 Pemeriksaan Relasi Sentrik
Jenis Kelamin Orang
Coba
Jarak gigi saat
oklusi sentrisJarak gigi saat relasi sentris
Pi 0,1 0,05
Pa 0,4 0,3
Jenis Kelamin Orang
CobaJarak pergeseran dari posisi ICP ke RCP (cm)
Pi 0,04
Pa 0,03
2.2.2 Pemeriksaan Physiological Rest Position
Jenis Kelamin Orang
CobaFree way space (cm)
Pi 0,3
Pa 0,4
2.2.3 Pemeriksaan Oklusai Dinamik/Artikulasi
Jenis Kelamin Orang
Coba
Oklusi geligi pada
sisi kerja
Oklusi geligi pada
keseimbangan
Pi - -
Pa + +
Jenis Kelamin Orang
Coba
Pola Oklusi (BBO/UBO/MPO/tidak
dikasifikasikan)
Pi MPO
Pa BBO
PERTANYAAN
1. Apakah setelah RCP rahang masih dapat digerakkan ke posisi lebih posterior?
2. Pada keadaan normal tanda ada pergerakan rahang oklusi umumnya terjadi kontak gigi geligi
RA dan RB yang bagaimana?
3. Hubungan terbanyak antara gigi RA dan RB adalah kontak yang bagaimana? (ICP, RCP, atau
PCP)
4. Pada orang normal pada oklusi terbanyak adalah UBO, BBO, atau MPO?
5. Berapa besar Free way space normal?
6. Gigi-gigi posterior manakah yang mengalami cusp to margin?
7. Gigi-gigi posterior manakah yang mengalami cusp to fossa?
8. Untuk mencapai posisi working side dimana posisi cusp gigi posterior RB?
JAWABAN
1. Setelah RCP rahang masih dapat digerakkan ke posisi lebih posterior.
2. Pada keadaan normal tanda ada pergerakan rahang oklusi umumnya terjadi kontak gigi
geligi RA dan RB yang memberikan tekanan seimbang pada kedua rahang, baik dalam
kedudukan sentrik maupun eksentrik. Hal ini dapat terjadi bilamana cusp mesio-bukal M1
RA berada di groove mesio-bukal M1 RB dan cusp disto-bukal M1 RA berada di celah
antara M1 dan M2 RB.
3. ICP sebanyak 10 hubungan antara gigi RA dan RB
4. BBO
5. 2-4 mm
6. Pada orang coba perempuan : 14/45, 15/46, 16/47, 17/48, 25/36, 26/37
Pada orang coba laki-laki : 15/46, 16/47, 25/36, 26/37
7. Pada orang coba perempuan : 14/45, 15/46, 16/47, 17/48, 26/37, 27/38
Pada orang coba laki-laki : -
8. Untuk mencapai posisi working side, posisi cusp gigi posterior RB berkontak dengan cusp gigi
posterior RA, dimana cusp mesio bukal RB gigi posterior, berkontak dengan gigi posterior RB
pada posisi mesio-bukalnya.
BAB III
PEMBAHASAN
TABEL
Pada hasil percobaan yang dilakukan oleh kelompok kami didapatkan:
Pada pemeriksaan oklusi statik posisi oklusi cups to marginal ridge pada orang coba
perempuan dijumpai cusp fungsional gigi RA dan RB saling bersandar pada posterior
antagonisnya lebih banyak daripada orang coba laki-laki. Namun perbedaannya tidaklah banyak
sedangkan pada posisi oklusi cups to fossa pada orang coba laki-laki tidak dijumpai adanya cusp
to fossa dan cusp fungsional gigi RA dan RB saling bersandar pada fossa posterior lawannya.
Pada pemeriksaan oklusi sentrik hubungan gigi geligi posterior, pada orang coba
perempuan dijumpai hubungan yang lebih banyak daripada orang coba laki-laki yang
menunjukkan bahwa orang coba perempuan terjadi oklusi sentris.
Pada pemeriksaan overbite dan overjet didaptkan hasil bahwa pada orang coba
perempuan jaraknya lebih kecil daripada orang coba laki-laki baik overjet maupun overbite.
Sedangkan pada pemeriksaan oklusi ideal baik gerakan oklusi sentrik, relasi sentris ke
oklusi sentris, dan pergerakan mandibula ke anterior, pada orang coba tidak terlihat adanya
hambatan yang menunjukkan bahwa oklusi orang coba tersebut normal dan ideal. Dan pada
pemeriksaan ICP, RCP, dan PCP didapatkan hasil gerakan oklusi ICP (kontak maksimal antara
gigi geligi dengan antagonisnya) lebih banyak. Hal ini disebabkan karena gerakan RCP dan PCP
gerakannya lebih terbatas daripada ICP.
Pada pemeriksaan hubungan mandibula terhadap maksila pada pemeriksaan relasi sentrik
jarak gigit saat oklusi dan relasi sentri pada orang coba perempuan lebih kecil daripada orang
coba laki-laki. Sedangkan pada jarak pergeseran dari posisi ICP ke RCP didapatkan jarak orang
coba perempuan lebih besar daripada orang coba laki-laki. Namun perbedaan jaraknya tidaklah
jauh hanya selisih 1 mm. Pada free way space pada orang coba perempuan dan laki-laki
didapatkan jarak antara oklusal gigi premolar RA dan RB yang masih dalam kondisi normal
dengan kisaran 2-4 mm.
Pada pemeriksaan oklusi dinamik pada oklusi geligi pada sisi kerja, pada orang coba
perempuan tidak didapatkan kontak gigi geligi pada saat RB digerakkan ke lateral, namun pada
orang coba laki-laki didaptkan adanya working side contact postion. Begitu pula pada oklusi
geligi pada sisi keseimbangan. Working side contact position pada oklusi dinamink digunakan
sebagai panduan oklusi. Sedangkan untuk pola oklusinya sendiri, orang coba perempuan pola
oklusinya dengan MPO yang menunjukkan adanya kontak ringan/tidak kontak pada gigi-geligi
anterior sedangkan pada gigi posterior tidak kontak. Pada orang coba laki-laki terlihat pola oklusi
dengan BBO yang menunjukkan gigi geligi posterior pada sisi kerja dan sisi keseimbangan ada
kontak. Pola oklusi ini sesuai dengan pemeriksaan oklusi gigi geligi pada sisi kerja dan
keseimbangan yang didapatkan yaitu pada orang coba perempuan tidak didaptkan keduanya
namun pada orang coba laki-laki keduanya dalam keadaan kontak.
PERTANYAAN
Setelah RCP rahang masih dapat digerakkan ke posisi lebih posterior karena pada
Retruded Contact Position (RCP) kontak maksimal antara gigi geligi saat mandinbula bergerak
lebih ke posterior dari ICP, RB masih mampu bergerak meskipun hanya terbatas.
Pada keadaan normal tanda ada pergerakan rahang oklusi umumnya terjadi kontak gigi
geligi RA dan RB yang memberikan tekanan seimbang pada kedua rahang, baik dalam
kedudukan sentrik maupun eksentrik. Hal ini dapat terjadi bilamana cusp mesio-bukal M1 RA
berada di groove mesio-bukal M1 RB dan cusp disto-bukal M1 RA berada di celah antara M1 dan
M2 RB.
Pada pemeriksaan ICP, RCP, dan PCP didapatkan hubungan terbanyak antara RA dan
RB adalah ICP yaitu 10 hubungan (kontak maksimal antara gigi geligi dengan antagonisnya)
lebih banyak. Sedangkan pada RCP dan PCP didapatkan hubungan sebanyak 6. Hal ini
disebabkan karena gerakan RCP dan PCP gerakannya lebih terbatas daripada ICP.
Oklusi terbanyak pada orang normal adalah Bilateral Balanced Occlusion yaitu bila gigi
geligi posterior pada sisi kerja dan sisi keseimbangan keduanya dalam keadaan kontak.
Selisih antara relasi vertikal posisi istirahat (suatu hubungan rahang atas dimana otot-otot
membuka dan menutup mulut dalam keadaan seimbang yang diukur pada waktu rahang bawah
dalam keadaan istirahat fisiologis.) dengan relasi vertikal oklusi (suatu hubungan rahang bawah
terhadap rahang atas, gigi geligi atau oklusal rim dioklusikan. Relasi vertikal ini diukur sewaktu
gigi dalam oklusi sentrik ) disebut dengan FREE WAY SPACE yang dalam keadaan normal
berkisar antara 2-4 mm. Yang dimaksud dengan FREE WAY SPACE adalah celah yang terdapat
antara rahang atas dan rahang bawah dalam keadaan istirahat yang merupakan selisih antara
relasi vertikal istirahat dan relasi vertikal oklusi.
Gigi posterior yang mengalami cusp to margin yaitu Pada orang coba perempuan : Pada
orang coba perempuan : 14/45, 15/46, 16/47, 17/48, 25/36, 26/37. Pada orang coba laki-laki :
15/46, 16/47, 25/36, 26/37. Yang menunjukkan bahwa gigi posterial yang paling banyak
mengalami cusp to margin adalah gigi 15/46, 16/47, 25/36, 26/37. Pada orang coba perempuan
yang mengalami cusp to margin lebih banyak daripada orang coba laki-laki. Sedangkan pada
cusp to fossa, Pada orang coba perempuan : 14/45, 15/46, 16/47, 17/48, 26/37, 27/38, dan Pada
orang coba laki-laki : tidak ditemukan.
Untuk mencapai posisi working side, posisi cusp gigi posterior RB berkontak dengan
cusp gigi posterior RA, dimana cusp mesio bukal RB gigi posterior, berkontak dengan gigi
posterior RB pada posisi mesio-bukalnya.
BAB IV
KESIMPULAN
1. Oklusi adalah perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada maksila dan mandibula.
2. Oklusi terjadi karena adanya interaksi antara dental system, skeletal system dan muscular
system.
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah, Zahreni drg, dkk. 2009. Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi Blog
Stomatognatik. Jember: Unej
Hamzah, Zahreni; dkk. 2008. Petunjuk Praktikum Fisiologi Manusia. Jember : Bag. Biomedik
Lab Fisiologi Manusia FKG Universitas Jember.
Soeyoto; Wiyono, Adi; Nindyo P. Aris. 2009. Gigi dan Mulut. http://rssm.
Iwarp.com/konsultasi.html.
Thomson, Hamish. 2007. Oklusi Edisi 2. Jakarta: EGC
top related