contoh artikel
Post on 29-Jun-2015
1.176 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN PERANGKAT PENUNJANG PEMBELAJARAN BERBASIS ICT (Information, Communication, Technology) UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN SAINSDI MADRASAH
Abstrak Oleh : Yusuf
Pembelajaran dengan menonton tayangan CD pembelajaran semula sangat menyenangkan, tetapi akhir-akhir ini siswa tampak bosan dan cepat mengantuk pada saat mereka menonton. Aktivitas siswa selama menonton terbatas pada mendengar narasi dari tayangan dan mendengar penjelasan tambahan dari guru. Hal ini terjadi karena tidak adanya prangkat penunjang yang dibuat oleh guru untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis ICT tersebut. Tujuan penelitian pengembangan ini untuk mengembangkan perangkat penunjang pembelajaran Sains berbasis ICT dan mengetahui kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran Sains di madrasah dengan ICT setelah pengembangan perangkat penunjang. Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu Tahap Pengembangan Perangkat, dan Tahap ujicoba perangkat. Pengembangan perangkat mengadopsi model pengembangan Kemp (1994) yang terdiri dari 9 tahap pengembangan. Ujicoba perangkat dilakukan pada kelas VII MTs Putri NW Narmada untuk mengetahui (1) kemampuan guru Sains dalam menerapkan perangkat penunjang yang dikembangkan, (2) aktivitas siswa selama pembelajaran, dan (3) hasil belajar kognitif siswa setelah pembelajaran yang menerapkan perangkat penunjang pembelajaran Sains berbasis ICT. Data hasil ujicoba perangkat dikumpulkan dengan metode observasi dan tes hasil belajar untuk kemudian dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan; (1) Perangkat penunjang pembelajaran Sains berbasis ICT yang dikembangkan yaitu; Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk tiga Seri Film Harun Yahya, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Instrumen Evaluasi Hasil Belajar, Lembar Observasi kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran, dan Lembar Observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran berbasis ICT, (2) Guru mata pelajaran Sains kelas VII MTs Putri NW Narmada mampu melakukan keseluruhan aspek pembelajaran dengan kategori baik, (3) Aktivitas siswa yang dominan selama KBM adalah mencermati tayangan, dan membaca LKS, yaitu 31.98%, sedangkan kategori aktivitas siswa dengan persentase rendah adalah aktivitas yang tidak bermakna yaitu 5.62%. dan (4) Penerapan perangkat penunjang pembelajaran Sains berbasis ICT menyebabkan 88.64% siswa telah mencapai ketuntasan di atas KKM mata pelajaran Sains di MTs Putri NW Narmada
Kata Kunci: pengembangan, ICT, aktivitas siswa, hasil belajar kognitif
PENDAHULUAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, khususnya teknologi
informasi dan komunikasi (Information, Communication, and Technology-ICT)
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk di bidang
pembelajaran. Menurut Suyudi, I., dkk (2007) perangkat teknologi informasi yang
banyak digunakan dalam pembelajaran saat ini seperti komputer, Video Compact
Disk (VCD), Compact Disk-Read Only Memory (CD ROM), VCD, DVD, dan
sebagainya.
Di Nusa Tenggara Barat banyak madrasah yang telah menggunakan
perangkat ICT dalam pembelajaran, seperti pada MTsN 1 Mataram, MTsN 2
Mataram, MTs NW Narmada, MTsN Model Kuripan, dan lain-lain (Yusuf, 2003).
Perangkat ICT digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran tertentu.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, pada madrasah-madrasah
tersebut terdapat laboratorium bahasa, laboratorium komputer, laboratorium
multimedia, ruang kelas dengan fasilitas VCD dan televisi, dan tersedia LCD.
Tersedia juga CD pembelajaran dengan jumlah 500 – 1340 keping, baik dalam
bentuk VCD, CD-Interaktif maupun nono-interaktif. Untuk pembelajaran mata
pelajaran Sains, tersedia CD/VCD pembelajaran seperti; seri VCD Harun Yahya,
seri VCD siaran TPI, CD interaktif seri Clift.
Pada kenyataannya perangkat elektronik seperti itu belum digunakan secara
optimal oleh guru, termasuk guru yang mengajarkan mata pelajaran Sains.
Menurut kepala MTs NW Narmada, guru kurang menggunakan CD-CD
pembelajaran karena guru kurang bisa mengatur waktu. Di pihak siswa sendiri,
belajar dengan menonton tayangan CD pembelajaran semula sangat
menyenangkan, tetapi akhir-akhir ini siswa tampak bosan dan cepat mengantuk
pada saat mereka menonton tayangan. Aktivitas siswa selama menonton terbatas
pada mendengar narasi dari tayangan dan mendengar penjelasan tambahan dari
guru setelah selesai tanyangan.
Hasil observasi oleh peneliti ketika guru MTs NW Narmada sedang
menayangkan CD Harun Yahya “Keajaiban Penciptaan Manusia” untuk
menjelaskan materi “Sistem Reproduksi” pada kelas VII MTs semester 2
menunjukkan, bahwa guru hanya menayangkan kepada siswa film tersebut sambil
bersama dengan siswa menonton. Pada saat-saat tertentu guru menunjuk dengan
mouse gambar dari tayangan seperti organ-organ reproduksi, sel sperma dan
ovum, dan tahap-tahap perkembangan embrio sambil menyebutkan nama organ
tersebut. Di akhir tanyangan, guru meberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan dan memberikan penjelasan tambahan terhadap tayangan
yang baru saja disaksikan oleh siswa.
Setelah selesai menonton, peneliti menyakan kepada siswa tentang apa saja
yang mereka dapatkan dari tayangan tadi. Siswa menyatakan bagus, tetapi mereka
tidak tahu apa yang harus mereka catat dari tayangan tersebut. Mereka nonton
begitu saja, tidak banyak yang dapat diingat kembali setelah menonton, karena
siswa hanya mendengarkan dan melihat saja. Berdasarkan kenyataan di atas,
upaya peningkatan kualitas pembelajaran Sains dengan ICT mutlak diperlukan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mengembangkan perangkat
penunjang pembelajaran berbasis ICT.
Secara umum penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan
perangkat penunjang pembelajaran sains berbasis ICT dan mengetahui kualitas
proses dan kualitas hasil pembelajaran sains di madrasah dengan ICT setelah
pengembangan perangkat penunjang. Tujuan tersebut dirinci pada tujuan khusus,
yaitu untuk mengetahui; (1) kemampuan guru menerapkan perangkat penunjang
pembelajaran berbasis ICT, (2) aktivitas siswa selama pembelajaran, dan (3) hasil
belajar kognitif siswa setelah pembelajaran.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, karena
mengembangkan perangkat penunjang pembelajaran Sains berbasis ICT.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan instrumen penilaian hasil
belajar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Putri NW Narmada
sebagai tempat Ujicoba Perangkat.
Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu: (1) Pengembangan
Perangkat Pembelajaran dan (2) Ujicoba Perangkat. Pengembangan perangkat
mengadopsi model pengembangan Kemp et al. (1994) yang terdiri dari 9 tahap
pengembangan yaitu: (1) Instructional Problems, (2) Learner Characteristics, (3)
Task Analysis, (4) Objectives, (5) Content Sequencing, (6) Instructional
Strategies, (7) Instructional Delivery, (8) Evaluation Instrumens, dan (9)
Instructional Resources. Tahap Ujicoba Perangkat merupakan vallidasi lapangan
terhadap perangkat yang dikembangkan. Ujicoba dilakukan pada MTs Putri NW
Narmada.
Untuk menjawab pertanyaan penelitian, data dikumpulkan dengan metode
observasi dan tes hasil belajar kognitif. Ada dua katagori instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu instrumen untuk menilai kualitas proses
pembelajaran dan instrumen yang digunakan untuk menilai kualitas hasil belajar
siswa sebagaimana tercantum pada tabel berikut. Lembar observasi Kemampuan
guru mengelola pembelajaran dan Lembar observasi Aktivitas siswa dalam
pembelajaran digunakan untuk menilai kualitas proses. Soal tes kognitif
digunakan untuk menilai kualitas hasil belajar.
Validitas dan reliabilitas instrumen pengamatan akan dihitung dengan
teknik interobserver agreement Borich (1994). Validitas dan reliabilitas instrumen
soal tes dihitung dengan mengacu pada Gronlund (1982). Analisis data untuk
menjawab pertanyaan penelitian dilakukan dengan menggunakan statistik
deskriptif dengan menghitung parameter-parameter statistik deskriptif, seperti;
nilai tertinggi, nilai terendah, rata-rata, simpangan baku, dan persentase.Rumus-
rumus yang digunakan mengacu pada (Tuckman, B.W., 1978).
HASIL
1. Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Pengembangan perangkat pembelajaran yang dilakukan mengadopsi model
pengembangan Kemp et al. (1994) telah berhasil mengembangkan perangkat
pembelajaran yang diperlukan dalam proses pembelajaran Sains yang
menggunakan CD Harun Yahya. Perangkat pembelajaran yang berhasil
dikembangkan adalah;, (1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran-RPP, (2) Lembar
Kerja Siswa (LKS), dan (3) Instrumen penilaian proses dan hasil belajar siswa.
Perangkat pembelajaran tersebut telah diujicobakan pada siswa kelas VII MTs
Putri NW Narmada.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan pedoman yang dirancang
secara sistematis untuk menggambarkan skenario penyajian materi yang
menggunakan CD pembelajaran seperti CD-CD Harun Yahya. Penelitian ini telah
mengembangkan tiga paket perangkat pembelajaran berbasis ICT untuk tiga seri
judul Film Harun Yahya. Ketiga CD yang berhasil dikembangkan perangkat
pembelajarannya adalah; (1) Keajaiban di Balik Napas, (2) Keajaiban Benih, dan
(2) Keajaiban Penciptaan Manusia
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan disesuaikan
dengan konten materi yang terdapat pada seri CD Harun Yahya, Standar
Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Sains Kelas VII
SMP/MTs. Ketiga RPP yang dihasilkan yaitu: RPP-1 Keajaiban di Balik Napas,
RPP-2 Keajaiban Benih, dan RPP-3 Keajaiban Penciptaan Manusia.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan memuat: (1)
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (2) Indikator, (3) Tujuan
Pembelajaran, yang terdiri dari tujuan produk, tujuan afektif, dan tujuan sosial,
(4) Sumber pembelajaran, (5) Pengelolaan pembelajaran yang berbasis ICT, (6)
Langkah KBM yang disesuaikan dengan alur pemutaran CD Harun Yahya, dan
(7) evaluasi proses dan hasil belajar.
Sebelum dipublikasikan sebagai produk pengembangan dalam penelitian
ini, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran telah direvisi melalui serangkaian
kegiatan, yaitu Simulasi, dan Kegiatan Ujicoba. Hasil revisi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran selama pengembangannya, secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 1
berikut.
Tabel 1Ringkasan Jenis Revisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Selama
PengembanganNo. Sumber Revisi Jenis Revisi/Saran
1. Simulasi RPP-1 Rencana pembelajaran tidak digabung dengan
penyampaian materi secara reguler, tetapi RPP yang dibuat khusus untuk pembelajaran ketika menonton CD Harun Yahya saja.
Dibuatkan tujuan/indikator tersendiri dalam pembelajaran sesuai konten materi yang terkandung dalam tayangan, tetapi tetap berkaitan dengan SK/KD dalam Standar Isi.
Sebaiknya dicantumkan waktu pada menit ke berapa guru harus menyetop tayangan untuk memberi kesempatan siswa mengerjakan LKS dan kesempatan bagi guru untuk memperjelas narasi tayangan.
Ada alokasi waktu bagi siswa/kelompok untuk menyajikan/ mempresentasikan hasil pekerjaannya.
2. Ujicoba Perangkat
Jeda waktu yang diberikan kepada siswa untuk mengerjakan LKS harus ditambah.
Dalam langkah pembelajaran, sebaiknya ditanyakan pada siswa apakah ada bagian yang harus diputar kembali (rewind) jika ada informasi yang tidak jelas terdengar.
Lembar Kerja Siswa (LKS)Lembar kerja siswa merupakan panduan bagi siswa dalam mengerjakan
tugas secara kelompok pada saat pembelajaran yang menggunakan perangkat ICT.
Lembar Kegiatan Siswa ini memuat uraian; (1) materi secara singkat, (2) tujuan
pembelajaran, (3) petunjuk mengerjakan yang menuntut siswa bekerja secara
mandiri atau kelompok, dan (4) sejumlah pertanyaan yang harus dikerjakan atau
didiskusikan siswa pada saat jeda tayangan atau pada akhir tayangan.
Lembar Kegiatan Siswa yang berhasil dikembangkan dalam penelitian ini
sebanyak empat, yaitu pertama, LKS-1 Keajaiban di Balik Napas, LKS-2
Keajaiban Benih, dan LKS-3 Keajaiban Penciptaan Manusia.
Sebelum dipublikasikan sebagai produk pengembangan dalam penelitian
ini, LKS telah direvisi melalui serangkaian kegiatan, yaitu Simulasi dan Ujicoba.
Hasil revisi LKS selama pengembangannya, secara ringkas dapat dilihat pada
Tabel 2 berikut.
Tabel 2Ringkasan Jenis Revisi LKS Selama Pengembangannya
No. Sumber Revisi Jenis Revisi/Saran2. Simulasi LKS-1 Petunjuk pengerjaan harus lebih jelas dan detail.
Harus disediakan kolom yang cukup untuk siswa mengisi jawaban pertanyaan.
Lay out diperindah lagi Ada informasi penting yang mestinya harus
diperhatikan dan menjadi objek pertanyaan LKS, tetapi tidak ditanyakan pada LKS.
3. Ujicoba Perangkat Harus diatur distribusi pertanyaan pada LKS,
jangan menumpuk pada menit-menit tertentu, sedangkan pada menit-menit yang lain tidak terdapat informasi yang dapat digunakan untuk mengisi LKS.
2. Kemampuan guru Sains dalam menerapkan perangkat pembelajaran Berbasis ICT
Pelaksanaan Ujicoba perangkat pembelajaran penunjang pembelajaran
Sains berbasis ICT dilakukan pada siswa kelas VII MTs Putri NW Narmada.
Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran difokuskan pada
kemampuannya dalam kegiatan: Persiapan Pembelajaran, Pendahuluan, Kegiatan
Inti, Penutup, Pengelolaan Waktu, dan Kemampuan guru dalam mengendalikan
suasana kelas. Hasil penilaian pengelolaan kegiatan belajar mengajar untuk
masing-masing RPP secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3Kemampuan Guru dalam mengelola pembelajaran
No Aspek Yang Diamati Skor Pengamatan Tiap RP Skor rata-rata
Nilai KategoriRP-1 RP–2 RP-3
1. Persiapan 3.50 3.50 3.50 3.50 Baik 2. Pendahuluan 3.25 3.25 3.75 3.42 Cukup 3. Kegiatan Inti 3.05 3.32 3.64 3.34 Baik 4. Penutup 3.33 3.83 4.00 3.72 Baik 5. Pengelolaan Waktu 3.00 3.50 3.50 3.33 Cukup 6. Suasana Kelas 3.33 3.83 4.00 3.72 Baik
Rata-rata 3.24 3.54 3.73 3.50 Baik Nilai Kategori Cukup Baik Baik Baik
Tabel di atas, menunjukkan skor rata-rata untuk masing-masing kategori
pengamatan yang meliputi; Persiapan, Pendahuluan, Kegiatan inti, Penutup,
Pengelolaan waktu, dan Suasana kelas. Skor tertinggi yang diperoleh guru adalah
3,72 untuk kategori kemampuan menutup pelajaran dan pengaturan suasana kelas.
Selama proses belajar mengajar dengan RPP1, RPP2, dan RPP3, guru mampu
meningkatkan suasana kelas yang menjamin terlaksananya KBM berbasis ICT
dengan baik.
3. Aktivitas Siswa dalam KBM Sains Berbasis ICT
Aktivitas siswa selama KBM dinyatakan dalam persentase. Hasil analisis
secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4Persentase Aktivitas Siswa dalam KBM Sains Berbasis ICT
Aktivitas yang DiamatiPersentase Aktivitas (%) RerataRP-1 RP-2 RP-3 (%)
1. Mendengarkan penjelasan guru atau siswa yang lain. 17.56 19.56 16.63 17.92
2. Mencermati tayangan, dan membaca LKS.33.11 35.33 27.49 31.98
3. Mengerjakan LKS dan menulis hal penting. 22.44 18.00 18.85 19.764. Bertanya kepada guru atau teman dan
menyampaikan pendapat.20.67 21.78 31.71
24.725. Aktivitas yang tidak bermakna. 6.22 5.33 5.32 5.62
Jumlah 100% 100% 100% 100%
Tabel 4 menunjukkan, bahwa aktivitas siswa berkisar antara 5.62% sampai
31.98%. Aktivitas siswa yang dominan selama KBM adalah Mencermati tayangan,
dan membaca LKS, yaitu 31.98%, sedangkan kategori aktivitas siswa dengan
persentase rendah adalah aktivitas yang tidak bermakna yaitu 5.62%. Aktivitas
yang tidak bermakna di sini seperti; memperhatikan hal-hal lain dalam
pembelajaran, meminta ijin ke kamar kecil, atau tidak memperhatikan sama
sekali. Dari gambaran data persentase aktivitas siswa tersebut, tampak bahwa
adanya perangkat penunjang dalam pembelajaran berbasis ICT menyebabkan
pembelajaran berpusat pada siswa.
4. Data Hasil Belajar Siswa
Dalam penelitian ini, di samping mengukur kemampuan guru Sains dalam
menerapkan perangkat penunjang yang dikembangkan dan mengukur aktivitas
siswa selama pembelajaran, juga dilakukan pengukuran terhadap hasil belajar
kognitif siswa setelah pembelajaran. Kemampuan siswa menyerap materi
pembelajaran Sains yang diajarkan diukur dengan metode tes tulis pada akhir
seluruh rangkaian pembelajaran (formatif tes). Data hasil belajar kognitif siswa
setelah pembelajaran yang menerapkan perangkat penunjang pembelajaran Sains
berbasis ICT disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 5 Data hasil belajar kognitif siswa setelah menerapkan perangkat penunjang
pembelajaran Sains berbasis ICTNo. urut
Siswa
Nilai Proporsi Peningkatan Proporsi Ketuntasan
p 0.65Uji
Awal Uji
akhirUji awal Uji akhir Proporsi Siswa
1. 38 83 0.38 0.83 0.45 0.83 T2. 34 66 0.34 0.66 0.31 0.66 T3. 45 86 0.45 0.86 0.41 0.86 T4. 21 66 0.21 0.66 0.45 0.66 T5. 38 83 0.38 0.83 0.45 0.83 T6. 31 79 0.31 0.79 0.48 0.79 T
7. 24 62 0.24 0.62 0.38 0.66 T8. 24 52 0.24 0.52 0.28 0.52 TT9. 34 86 0.34 0.86 0.52 0.86 T10. 24 52 0.24 0.52 0.28 0.52 TT11. 17 69 0.17 0.69 0.52 0.69 T12. 10 69 0.10 0.69 0.59 0.69 T13. 24 83 0.24 0.83 0.59 0.83 T14. 24 72 0.24 0.72 0.48 0.72 T15. 28 79 0.28 0.79 0.52 0.79 T16. 31 72 0.31 0.72 0.41 0.72 T17. 7 79 0.07 0.79 0.72 0.79 T18. 17 76 0.17 0.76 0.59 0.76 T19. 17 69 0.17 0.69 0.52 0.69 T20. 10 62 0.10 0.62 0.52 0.66 T21. 31 79 0.31 0.79 0.48 0.79 T22. 31 59 0.31 0.59 0.28 0.59 TT23. 24 72 0.24 0.72 0.48 0.72 T24. 38 69 0.38 0.69 0.31 0.69 T25. 24 79 0.24 0.79 0.55 0.79 T26. 28 69 0.28 0.69 0.41 0.69 T
Rata-rata
26 72 0.26 0.72 0.46 0.72
Dari Tabel 5 di atas terlihat bahwa rata-rata proporsi jawaban benar siswa
terhadap soal tes Uji awal adalah 0.26, dan rata-rata proporsi jawaban benar siswa
setelah pembelajaran dengan tiga RPP adalah 0.72. Dengan demikian, terjadi
peningkatan rata-rata proporsi jawaban benar siswa sebesar 0.46. Hasil analisis
ketuntasan belajar siswa membuktikan, 23 orang siswa atau 88.64% siswa telah
mencapai ketuntasan di atas KKM mata pelajaran Sains di MTs Putri NW
Narmada, yaitu 65, dari 26 orang siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran
Sains berbasis ICT.
PEMBAHASAN
Pada kegiatan Ujicoba, implementasi perangkat pembelajaran yang telah
dikembangkan oleh peneliti, dilakukan oleh guru mata pelajaran Sains kelas VII
MTs Putri NW Narmada Munawir Sazali, S.Pd. Guru tersebut sebelumnya telah
diberi pemodelan dan dilatihkan pada pada kegiatan simulasi untuk menerapkan
perangkat penunjang pembelajaran berbais ICT yang dikembangkan. Dalam
kegiatan pengelolaan pembelajaran oleh guru Sains, termasuk dalam kategori
baik. Ini artinya, guru mampu mengikuti pengelolaan pembelajaran berbasis ICT
sesuai perangkat penunjang yang dikembangkan oleh peneliti.
Hasil observasi menunjukkan, keseluruhan aspek dalam pengelolaan
pembelajaran Sains berbasis ICT, yang meliputi, Persiapan, Pelaksanaan, dan
Pengelolaan waktu, adalah terlaksana dengan baik. Keterlaksanaan ini didukung
oleh ketersediaan perangkat pembelajaran yang dikembangkan, seperti rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS). Kejelasan
langkah kegiatan guru dan siswa pada RPP dan LKS sangat menentukan
keterlaksanaan PBM sesuai yang direncanakan.
Hasil analisis pada Tabel 4.5, menunjukkan bahwa, pada umumnya
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran semakin meningkat (semakin
membaik) pada RPP1, RPP2, dan RPP3. Kemampuan guru tersebut semakin baik
karena, pada setiap kali selesai penyampaian masing-masing RPP, peneliti
melakukan diskusi dengan guru untuk memberikan masukan demi perbaikan
pembelajaran pada tahap berikutnya.
Tabel 2 menunjukkan, bahwa aktivitas siswa berkisar antara 5.62% sampai
31.98%. Aktivitas siswa yang dominan selama KBM adalah Mencermati tayangan,
dan membaca LKS, yaitu 31.98%, sedangkan kategori aktivitas siswa dengan
persentase rendah adalah aktivitas yang tidak bermakna yaitu 5.62%. Aktivitas
yang tidak bermakna di sini seperti; memperhatikan hal-hal lain dalam
pembelajaran, meminta ijin ke kamar kecil, atau tidak memperhatikan sama
sekali.
Berdasarkan hasil analisis data pengamatan aktivitas siswa selama
pembelajaran yang menampilkan tayangan Film Harun Yahya, menunjukkan
bahwa, penerapan perangkat penunjang pembelajaran berbasis ICT dapat
meningkatkan aktivitas positif dan siswa selama KBM. Aktivitas positif siswa
seperti, mencermati tayangan dan membaca LKS, mengerjakan LKS dan menulis
hal penting, dan aktivitas bertanya dan menyampaikan pendapat. Dari gambaran
data persentase aktivitas siswa tersebut, tampak bahwa adanya perangkat
penunjang dalam pembelajaran berbasis ICT menyebabkan pembelajaran berpusat
pada siswa. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Abruscato (1999) dan Vol
Glaserferl dalam Soeparno (1997) tentang teori konstruktivisme dalam
pembelajaran IPA, bahwa, pembelajaran merupakan kerja mental aktif, bukan
menerima pengajaran dari guru secara pasif. Dalam kerja mental siswa, guru
memegang peranan penting dengan cara memberikan dukungan, tantangan
berfikir, melayani sebagai pelatih atau model, namun siswa tetap merupakan
kunci pembelajaran
Kualitas hasil belajar siswa dalam penelitian ini digambarkan sebagai hasil
belajar konitif melalui pemberian seperangkat soal tes multiple coice. Tes hasil
belajar kognitif digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran yang disajikan melalui tayangan Film Harun Yahya. Parameter
yang diukur adalah nilai rata-rata kelas, tingkat pencapaian KKM untuk setiap
siswa, dan tingkat pencapaian KKM siswa secara klasikal.
Pembelajaran yang menerapkan perangkat penunjang pembelajaran Sains
berbasis ICT oleh Guru MTs Putri NW Narmada, menyebabkan 88.64% siswa
telah mencapai KKM secara klasikal, karena persentase siswa yang telah tuntas
belajarnya di atas standar ketuntasan mata pelajaran Sains yang ditetapkan dalam
KTSP MTs Putri NW Narmada, yaitu 85%. Oleh karena itu, pembelajaran dengan
menggunakan perangkat penunjang pembelajaran Sains berbasis ICT dapat
meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
Terdapat tiga orang (11.36%) siswa yang tidak tidak mencapai KKM.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa yang tidak tuntas belajarnya tersebut,
siswa menyatakan bahwa mereka terkecoh dengan butir pilihan, karena butir
pilihan dianggap mirip atau hampir sama. Sebagian siswa menyatakan tidak ingat
dengan pengertian istilah saluran pernapasan.
PENUTUP
Simpulan
1. Perangkat penunjang pembelajaran Sains berbasis ICT yang dikembangkan
dan berhasil diujicobakan pada kelas VII MTs Putri NW Narmada yaitu;
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk tiga Seri Film Harun Yahya,
Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Instrumen Evaluasi Hasil Belajar, Lembar
Observasi kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran, dan Lembar
Observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran berbasis ICT.
2. Guru mata pelajaran Sains kelas VII MTs Putri NW Narmada mampu
melakukan keseluruhan aspek dalam pembelajaran yang menerapkan
perangkat penunjang pembelajaran Sains berbasis ICT dengan kategori baik.
3. Aktivitas siswa yang dominan selama KBM adalah mencermati tayangan, dan
membaca LKS, yaitu 31.98%, sedangkan kategori aktivitas siswa dengan
persentase rendah adalah aktivitas yang tidak bermakna yaitu 5.62%. dengan
semikian penerapan perangkat penunjang dalam pembelajaran Sains berbasis
ICT menyebabkan pembelajaran berpusat pada siswa.
4. Penerapan perangkat penunjang pembelajaran Sains berbasis ICT
menyebabkan 88.64% siswa telah mencapai ketuntasan di atas KKM mata
pelajaran Sains di MTs Putri NW Narmada.
Saran
Beberapa saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan ini adalah.
1. Pengembangan perangkat penunjang pembelajaran Sains berbasis ICT dan
penerapannya dalam pembelajaran harus dilakukan secara terus-menerus
untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran berbasis ICT di madrasah.
2. Bagi pihak lain yang ingin menerapkan perangkat penunjang yang telah
dikembangkan oleh peneliti ini, sedapat mungkin terlebih dahulu dianalisis
kembali untuk disesuaikan penerapannya, terutama dalam hal alokasi waktu,
fasilitas pendukung termasuk media pembelajaran, dan karakteristik siswa
yang ada pada madrasah tempat perangkat ini akan diterapkan.
3. Sebelum dikembangkan perangkat penunjangnya suatu CD pembelajaran
seperti Seri Harun Yahya, sebaiknya terlebih dahulu ditonton berulang-ulang
dan dianalisis untuk mengurangi kekeliruan dalam pengembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M., 2007, Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Borich, G.D., 1994, Observation Skill for Effective Teaching. New York: Macmillan Publishing Company.
Gronlund, N.E., 1982, Constructing Achievement Test. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall Inc.
Kemp, J.E., G.R. Morisson, & Steven M. R., 1994, Designing Effective Instruction. New York: Macmillan College Publishing Company.
Kristadi, E., 2004, Pemanfaatan program CAI sebagai sarana untuk membantu siswa dalam menyerap konsep matematika dengan pendekatan abstrak-konkrit-abstrak. Dalam Dewi Padmo. Teknologi Pembelajaran. Cet. 1. Jakarta: Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan.
Nur, M., 2001, Pengantar Pada Pengelolaan Kelas. Surabaya: Unesa Press.
Sofyan, H., 2000, Pembelajaran program paket komputer dengan metode kooperatif. Cakrawala Teknologi Pendidikan. Jakarta
Suyudi, I.,Margaretha, Primawati, L., Geovani, E., 2007. “Pengembangan computer assissted language learning (CALL) dalam pembelajaran kosa kata di kelas 1 SD Putra Bangsa Depok.” Proceeding PESAT, Vol. 2. ISSN 1858 – 2559, Jakarta: Universitas Gunadarma.
Tuckman, B.W., 1978, Conducting Educational Research. Second Edition. New York: Harcourt Brace Jovanovich.
Usman, 2006, Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Yusuf, 2003, ”Peningkatan kualitas porses dan hasil belajar biologi melalui pengembangan perangkat pembelajaran berbasis model pembelajaran kooperati di Madrasah Tsanawiyah NW Putri Narmada”. Tesis. Surabaya: PPS Unesa.
top related