coal liquefaction revisi (sri endah 3b)
Post on 26-Oct-2015
21 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Nama : Sri Endah Wahyuni
Kelas : 3B- D3 Teknik Kimia
NIM : 111411056
Pencairan Batu Bara ( Coal Liquefaction )
Energi merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh manusia di muka bumi ini.
Namun peningkatan populasi manusia yang tidak terkendali membuat kebutuhan energi
semakin meningkat per tahunnya. Sedangkan ketersediaan minyak bumi didunia terbatas,
sehingga diprediksi minyak bumi hanya akan bertahan 300 tahun lagi.
Indonesia sendiri mempunyai kandungan minyak bumi yang sedikit yaitu sekitar 3,7
miliar barel dan diperkirakan akan habis 11 tahun lagi. Untuk itu, kita perlu mencari energi
alternatif baru pengganti minyak bumi. Karena Indonesia memeiliki kandungan batu bara
yang kaya maka pencairan batu bara pun dilirik sebagai energi alternatifnya, menurut
estimasi kandungannya bisa mencapai 150 tahun.
Pencairan batu bara sebenarnya adalah proses perubahan wujud dari batu bara padat
ke cair dengan suhu dan tekanan tinggi. Untuk mendapatkan hasil minyak dengan efisiensi
tinggi perlu ditambahkan sejumlah gas hidrogen dan katalis. Batu bara yang digunakan pada
proses pencairan ini adalah batu bara muda yaitu lignit karena memiliki kalori yang sangat
rendah sehingga nilai ekonomisnya rendah.
Lambok Hilarius Silalahi, M.Eng., anggota tim peneliti Program Pencairan Batubara,
mengatakan, perbandingan nilai komersial minyak hasil pencairan batubara dengan minyak
mentah adalah 1,3 : 1. Artinya, harga 1 liter minyak batubara 1,3 kali harga 1 liter minyak
bumi. Ini terjadi karena dalam minyak batubara sudah tidak terkandung minyak berat atau
residu, sementara dalam minyak mentah masih ada residunya. Agar punya nilai ekonomi,
residu itu diproses lebih lanjut menjadi produk samping (by-product).
Terdapat dua cara untu pencairan batu bara, yaitu :
1. Pencairan Langsung ( Direct Liquefaction )
DCL adalah proses hydro-craacking dengan bantuan katalisator. Prinsip dasar dari
DCL adalah meng-introduksi-an gas hydrogen kedalam struktur batubara agar rasio
perbandingan antara C/H menjadi kecil sehingga terbentuk senyawa-senyawa
hidrokarbon rantai pendek berbentuk cair. Proses ini telah mencapai rasio konversi
70% batubara (berat kering) menjadi sintetik cair. Pada tahun 1994 proses DCL
kembali dikembangkan sebagai komplementasi dari proses ICL terbesar setelah
dikomersialisasikan oleh Sasol Corp.
Banyak negara mengembangkan teknologi Likuifaksi Batubara. Di Amerika Serikat
berkembang berbagai proyek pengembangan. Dan Jepang, sebagai salah satu negara
pengembang teknologi Likuifaksi Batubara terkenal dengan salah satu proyeknya
yaitu NEDOL memiliki 2 metode likuifaksi batubara yaitu Bituminous Coal
Liquefaction dan Brown Coal Liquefaction.
Bituminus Coal Liquefaction
Dalam proses Bituminous Coal Liquefaction, Proyek NEDOL berhasil
menggabungkan 3 proses, yaitu: Solvent Extraction Process, Direct Hydrogenation
Process, dan Solvolysis Process.
Spesifikasi proses NEDOL adalah sebagai berikut:
- Tidak memerlukan batubara dengan spesifikasi tertentu. Batubara yang digunakan
bisa dari low grade sub-bituminous sampai low grade bituminous.
- Yield Ratio bisa mencapai 54% berat, lebih besar dari medium atau light oil
- Temperatur standar reaksi adalah 450°C dan Tekanan standar 170 kg/cm2G
- Membutuhkan katalis yang sangat aktif namun tidak mahal
- Sebagai pemisah antara fasa cair-gas, digunakan sistem distilasi pengurang
tekanan.
- Digunakan pelarut terhidrogenasi yang dapat digunakan kembali untuk
mengawasi kualitas pelarut agar dapat meningkatkan Yield Ratio dari batubara
cair dan mencegah fenomena “cooking” pada tungku pemanas.
Spesifikasi katalis yang digunakan :
Flowchart Bituminus Coal Liquefaction :
Brown Coal Liquefaction
Tahapan proses pencairan batubara muda (Brown Coal Liquefacion):
1. Pengeringan/penurunan kadar air secara efficient
2. Reaksi pencairan dengan limonite katalisator
3. Tahapan hidrogenasi untuk menghasilkan produk oil mentah
4. Deashing Coal Liquid Bottom/heavy oil (CLB)
5. Fraksinasi/pemurnian light oil (desulfurisasi,pemurnian gas,destilasi produk)
Landasan dalam mengembangkan ujicoba produksi (pilot scale) proses pencairan
batubara adalah:
Produk liquid oil yang dihasilkan harus mencapai lebih dari 50%
Proses pengoperasian harus berjalan dengan kontinuitas lebih daripada 1500 jam.
Tahapan proses deashing harus mencapai kadar ash (abu) < 500 ppm.
Optimalisasi/pengembangan proses pengeringan (dewatering) baru.
2. Pencairan Tidak Langsung ( Indirect Coal Liquefaction )
Prinsipnya secara sederhana yaitu mengubah batubara ke dalam bentuk gas terlebih
dahulu untuk kemudian membentuk Syngas (campuran gas CO dan H2). Syngas
kemudian dikondensasikan oleh katalis (proses Fischer-Tropsch) untuk menghasilkan
produk ultra bersih yang memiliki kualitas tinggi.
Referensi :
-
- Safarudin. Coal To Liquid.
- http://www.ristek.go.id/?module=News%20News&id=2122
- http://www.pekanbaru.co/11152/100-tahun-lagi-hanya-negara-negara-ini-yang-
punya-cadangan-minyak-bumi/#.UkWn4NhWqME
top related