(c) 2015 rumah inspirasi. ebook juga dilindungi uu hak cipta. · 1 (c) 2015 rumah inspirasi. ebook...
Post on 06-Mar-2019
216 Views
Preview:
TRANSCRIPT
2
(c) 2015 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
Sistem Evaluasi dalam Homeschooling
Oleh: Sumardiono
Layout: Mira Julia
Dibuat & dipublikasikan oleh RumahInspirasi
www.RumahInspirasi.com
3
(c) 2015 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
Pendahuluan
Siklus kegiatan yang berkualitas biasanya dilakukan dengan tiga
langkah utama yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Ketiga hal
tersebut berjalan beriringan dan dilakukan tanpa kecuali. Jika sebuah
langkah hilang, maka nilai kegiatan itu akan berkurang kualitasnya.
Sebagai contoh, jika aspek perencanaan hilang maka pelaksanaan
kegiatan akan berjalan seadanya dan mudah berubah-ubah. Proses evaluasi
juga tak bisa dilaksanakan dengan baik karena tidak ada alat pembanding
yang digunakan untuk menilai efektivitas dan efisiensi kegiatan yang
dilaksanakan.
Juga, seandainya evaluasi tidak dilakukan, maka kita tak akan
mengetahui apakah kegiatan tersebut berlangsung baik atau buruk. Juga,
ada kemungkinan proses kegiatan berlangsung ke arah yang berbeda dari
yang direncanakan.
Dalam kegiatan homeschooling, ketiga siklus proses tersebut juga
perlu diperhatikan. Homeschooling bukan hanya perihal menjalani kegiatan
belajar sehari-hari. Tetapi, keluarga praktisi homeschooling perlu membuat
visi pendidikan keluarga yang menjadi pemandu pendidikan serta membuat
rencana-rencana kegiatan belajar anak. Berdasarkan visi pendidikan
4
(c) 2015 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
keluarga dan rencana kegiatan belajar itulah keluarga dapat melakukan
evaluasi kegiatan-kegiatan homeschooling yang dijalaninya.
Tujuan Evaluasi
Ketika berbicara tentang evaluasi pendidikan, sebagian besar fokus
biasanya mengarah pada ujian tertulis dan rapor.
Mengapa begitu?
Karena itulah praktek umum yang terjadi di dalam sistem
persekolahan kita. Rapor menjadi alat utama dan satu-satunya yang
berguna untuk mengevaluasi pendidikan dan proses belajar anak. Rapor
menjadi penentu kenaikan kelas, ujian kelulusan, dan berpengaruh dalam
penerimaan sekolah pada jenjang di atasnya.
Padahal, evaluasi pendidikan seharusnya jauh lebih luas daripada
sekedar urusan rapor.
Evaluasi dalam konteks homeschooling memiliki makna yang sangat
luas. Berdasarkan obyeknya, evaluasi bisa berkaitan dengan pencapaian
visi pendidikan keluarga, efektivitas pendampingan orangtua, efektivitas
kegiatan belajar anak, dan hasil belajar anak.
5
(c) 2015 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
a. Melihat perkembangan proses belajar anak.
Fokus dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah proses dan
kegiatan belajar anak sudah selaras dengan perkembangan usianya
dan visi pendidikan keluarga.
Beberapa hal yang dievaluasi antara lain:
Apakah kegiatan yang dilakukan anak cukup bervariasi
jenisnya?
Apakah kegiatan yang dilakukan anak cukup intens dan
membuatnya menapaki perkembangan pribadi yang lebih
baik?
Apakah kegiatan yang dilakukan anak selaras dengan visi
pendidikan keluarga?
Apakah anak menikmati kegiatan-kegiatannya?
Apakah orangtua merasa kegiatannya cukup memuaskan?
Apakah ada yang perlu ditambah, dikurangi, diperbaiki?
b. Menilai hasil pembelajaran selama periode tertentu.
Evaluasi hasil belajar berfokus pada penilaian terhadap
perkembangan anak dan penguasaan anak terhadap materi yang
6
(c) 2015 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
sudah dipelajarinya dalam jangka waktu tertentu. Proses ini kurang
lebih mirip dengan ujian di sekolah.
Dalam homeschooling, proses ini bisa dilakukan dengan
berbagai cara, baik menggunakan ujian tertulis seperti yang biasanya
diselenggarakan di sekolah maupun bentuk-bentuk lain, misalnya:
narasi, presentasi, ujian lisan, dan sebagainya.
c. Membandingkan dengan yang “acuan”
Tujuan evaluasi yang lain adalah membandingkan dengan acuan.
Ada dua acuan yang bisa digunakan dalam homeschooling. Yang
pertama adalah keselarasan dengan visi pendidikan keluarga (internal).
Yang kedua adalah keselarasan dengan perkembangan anak-anak lain
yang menempuh jenjang pendidikan setara dengan mereka (eksternal).
d. Alat komunikasi eksternal
Evaluasi juga ditujukan sebagai sarana komunikasi dengan pihak-
pihak di luar keluarga inti. Stakeholders (pihak-pihak yang
berkepentingan) dalam evaluasi homeschooling antara lain:
Keluarga besar, terutama kakek-nenek
7
(c) 2015 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
Lembaga yang akan bekerjasama dengan anak
Pemerintah (jika anak akan mengikuti ujian persamaan)
Employer
Cara Mengevaluasi
Beberapa cara mengevaluasi yang dapat digunakan dalam
pelaksanaan homeschooling antara lain:
a. Tanya-jawab lisan
Lakukan tanya-jawab lisan untuk menguji pemahaman anak
tentang sebuah hal, pendapat anak, sudut pandang, argumentasi,
atau kreativitasnya. Tanya jawab bisa dilakukan sejak anak masih
kecil (pra-sekolah) hingga sekolah. Proses tanya jawab umumnya
dilakukan secara informal.
b. Narasi
Minta anak untuk menceritakan ulang secara lisan. Hal yang bisa
diceritakan ulang antara lain: kegiatan, bacaan, tontonan,
pengamatan. Dari proses narasi, anak bisa diketahui
perkembangannya, misalnya: kekayaan kosakata, struktur cerita,
8
(c) 2015 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
imajinasi, daya tangkap, perhatian, alur logika, dan sebagainya.
Narasi biasanya dilakukan secara informal dalam suasana santai.
c. Presentasi
Evaluasi juga dapat dilakukan dengan meminta anak melakukan
presentasi tentang sebuah tema tertentu. Dalam presentasi,
banyak hal yang bisa dinilai sekaligus menjadi perbaikan dalam
proses belajar anak, antara lain: alur presentasi, tampilan
presentasi, penguasaan materi, cara berbicara, dan sebagainya.
Presentasi bisa menggunakan slideshow, lapbook, atau alat
peraga lainnya.
d. Soal tertulis
Soal tertulis adalah model ujian seperti yang ada di sekolah. Anda
bisa membeli buku-buku soal ujian yang ada di toko buku sesuai
materi pelajaran yang ingin Anda ujikan pada anak.
9
(c) 2015 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
e. Essay
Essay adalah penugasan kepada anak untuk membuat karya tulis
yang bersifat deskriptif atau argumentatif tentang sebuah tema
tertentu. Dalam pembuatan essay, anak harus belajar mencari
referensi (sumber informasi), menstrukturkan gagasan, dan
menuliskannya dengan baik.
f. Proyek karya
Tidak semua proses belajar anak bisa dilakukan dengan lisan atau
tulisan. Ada karya-karya anak yang berupa gambar, foto, film,
musik, dan sebagainya. Karya-karya tersebut juga merupakan
hasil pencapaian anak yang bisa dievaluasi dan dikumpulkan
menjadi portofolio karya.
Periode Evaluasi
Proses evaluasi dalam homeschooling memiliki periode yang
beragam. Tidak ada suatu aturan khusus kapan proses evaluasi harus
dilakukan sebagaimana sistem persekolah sudah menjadwalkan ujian mid
semester, akhir semester dan kenaikan kelas.
10
(c) 2015 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
Secara umum, evaluasi informal biasanya dilakukan kapanpun
diperlukan. Prosesnya bisa setiap hari, minggu, atau bulan. Sementara itu,
evaluasi yang bersifat formal berkaitan dengan mata pelajaran bisa
dilakukan dengan jadwal seperti sekolah setiap semester.
Tools Evaluasi
Alat-alat (tools) yang bisa digunakan dalam proses evaluasi
homeschooling antara lain:
a. Pengamatan
Pengamatan orangtua terhadap sikap, kegiatan, pemahaman
anak adalah alat sederhana yang selalu bisa digunakan kapanpun
dalam proses evaluasi homeschooling. Berdasarkan pengamatan,
orangtua bisa melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan
untuk memperbaiki proses parenting pada anak-anak.
Pengamatan adalah alat evaluasi yang utama dan efektif pada
saat anak-anak masih kecil. Saat anak sudah mulai beranjak besar,
proses pengamatan harus diimbangi dengan tanya-jawab agar
penilaian orangtua tidak hanya bersumber pada subjektivitas.
11
(c) 2015 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
b. Lisan
Tanya jawab bisa berlangsung kapanpun dan di manapun, dengan
materi yang sederhana hingga kompleks. Karena homeschooling
bersifat informal, metode tanya-jawab selalu efektif sebagai alat
belajar dan sekaligus evaluasi. Seiring perkembangan usia anak,
tanya jawab bisa ditingkatkan ke dalam bentuk-bentuk yang lebih
kompleks seperti diskusi.
c. Buku soal
Alat yang sesuai dengan sistem persekolahan untuk melakukan
evaluasi adalah buku soal. Anda bisa mendapatkannya di toko-
toko buku untuk Anda gunakan sebagai alat evaluasi penguasaan
materi belajar anak-anak Anda.
d. Internet-based testing
Beberapa situs Internet memiliki alat pengujian untuk menguji
pemahaman anak-anak tentang sebuah materi tertentu, misalnya
matematika atau pemahaman bacaan. Soal-soal online tentang
12
(c) 2015 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
pelajaran juga mulai ada di Internet dan bisa digunakan anak-
anak.
e. Portfolio karya
Untuk materi non-teks, alat yang bisa digunakan untuk
mengumpulkan hasil karya anak adalah portofolio karya.
Portofolio karya adalah dokumentasi hasil belajar, karya dan
prestasi yang dilakukan anak. Portofolio digunakan sebagai alat
komunikasi dengan pihak eksternal, terutama pihak yang akan
bekerjasama atau employer.
Pengalaman pribadi
Sebagai keluarga praktisi homeschooling, kami pun menjalani proses
evaluasi dalam praktek homeschooling yang kami jalani. Model utama
evaluasi yang kami jalani bersikap melekat dan iteratif. Maksudnya:
Evaluasi yang utama dilakukan bersama kegiatan anak. Ketika ada
masalah, evaluasi dan feedback langsung diberikan, langkah
koreksi langsung dilakukan.
13
(c) 2015 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
Walaupun ada waktu-waktu khusus dalam proses evaluasi,
sebagian besar proses evaluasi dilakukan secara kontinu dalam
rangkaian rencana-kegiatan-evaluasi. Kami tidak menunda proses
evaluasi dan perbaikan, tetapi langsung melakukannya kapan pun
diperlukan (on-the-spot).
Berikut ini beberapa sampel kegiatan evaluasi yang kami lakukan.
Karena proses homeschooling kami tidak menggunakan kurikulum
Diknas, tetapi berdasarkan model homeschooling yang kami bangun
sendiri, maka acuan yang kami gunakan pun adalah model yang kami
kembangkan sendiri. Visi pendidikan di keluarga kami menjadi acuan utama
dalam evaluasi homeschooling yang kami jalani.
Secara sederhana, visi pendidikan keluarga yang kami coba jalankan
melalui homeschooling adalah menyiapkan anak-anak menjadi orang yang
baik secara individu, spiritual, dan sosial. Kami ingin mereka menjadi orang
yang kompeten pada bidang apapun yang mereka tekuni, menjadi orang
yang bermanfaat bagi sesama dan semesta.
Ada beberapa kegiatan evaluasi yang kami lakukan dalam proses
homeschooling anak-anak.
14
(c) 2015 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
Evaluasi Harian & Mingguan
Evaluasi pertama yang kami lakukan dalam proses
homeschooling anak-anak adalah evaluasi harian & mingguan. Proses
evaluasi ini kami lakukan secara informal, melalui proses
perbincangan dan pengamatan.
Evaluasi harian adalah kegiatan mengamati dan mengobrol
bersama anak-anak. Obrolan dilakukan pada saat makan bersama,
baik pagi, siang, atau malam. Dalam kegiatan mengobrol bersama
anak-anak, kami bertanya tentang rencana mereka, pelaksanaan
komitmen mereka, perkembangan proyek mereka, dan sebagainya.
Feedback langsung kami berikan dalam proses diskusi di meja makan.
Evaluasi mingguan prosesnya kurang lebih serupa dengan
evaluasi harian. Yang membedakan hanya periode dan jangka waktu
evaluasinya. Kegiatan evaluasi mingguan dilakukan berdasarkan
jadwal mingguan yang dibuat anak-anak. Prosesnya biasanya kami
lakukan hari Minggu malam atau hari Senin pagi.
15
(c) 2015 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
Evaluasi Peristiwa
Yang kedua, kami melakukan evaluasi berdasarkan peristiwa.
Sesuai namanya, evaluasi berdasarkan peristiwa tidak memiliki
jadwal tertentu. Prosesnya berlangsung secara informal tanpa
sebuah standar tertentu.
Pemicunya evaluasi peristiwa adalah aktivitas anak-anak yang
kami lihat. Model evaluasi ini terjadi sepanjang waktu dalam proses
homeschooling yang kami jalani dan kami menganggapnya sebagai
proses evaluasi paling penting dalam homeschooling kami.
Dalam model evaluasi ini, kami menyaksikan peristiwa,
berinteraksi, mengevaluasi, dan langsung melakukan koreksi pada
saat itu juga. Evaluasi ini biasanya terjadi pada saat anak melakukan
perilaku yang tak dapat diterima, kami langsung memberikan
masukan dan koreksi kepada mereka.
Sebagai contoh, saat anak menerima telepon dengan tidak
sopan atau kurang tepat, kami langsung memberikan masukan
bagaimana cara menerima telepon yang baik kepadanya. Saat anak
tidak mau makan sayur, itu menjadi evaluasi bagi kami bahwa kami
belum berhasil dan harus mencari cara yang asyik untuk
memperkenalkan sayur kepadanya.
16
(c) 2015 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
Contoh lain, saat anak mudah ngambek atau tidak stabil
emosinya, kami mengamati dan mencoba mencari tahu
penyebabnya; setelah itu langsung bertindak dengan solusinya.
Solusinya bisa jadi hanya istirahat (kalau analisis kami melihat bahwa
penyebab ketidakstabilan emosinya adalah kelelahan fisik). Solusinya
bisa jadi mengurangi jam bermain komputer (screen time) jika kami
merasa penyebabnya adalah terlalu banyak di depan layar.
Jadi, evaluasi itu tak berdiri sendiri, tetapi melekat erat
bersama tindakan berikutnya yaitu perbaikan. Evaluasi bukan untuk
menilai apakah anak berhasil atau gagal. Evaluasi bukan hanya
ditujukan pada anak, tetapi juga untuk kita orangtuanya. Setelah
evaluasi, yang lebih penting adalah langkah-langkah perbaikannya.
Evaluasi Karya
Model evaluasi ketiga yang kami lakukan adalah evaluasi
berdasarkan karya. Karya itu bentuknya bisa bermacam-macam,
misalnya: tulisan, gambar, presentasi, video, dan sebagainya.
Untuk mengevaluasi karya, kami menyediakan infrastruktur
berupa blog untuk anak-anak. Yudhis dan Tata kami buatkan blog.
17
(c) 2015 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
Blog Yudhis adalah www.DuniaYudhis.com, blog Tata adalah
www.DuniaTata.com. Blog ini menjadi tempat mereka menyimpan
portofolionya.
Berdasarkan karya yang mereka masukkan di blog, sesekali
kami memberikan evaluasi dan masukan kepada mereka.
Evaluasi Proyek
Model evaluasi keempat yang kami lakukan adalah evaluasi
berbasis proyek. Sebenarnya prinsipnya sama dengan evaluasi
berdasarkan karya. Anak-anak menghasilkan output tertentu yang
akan dibahas dan dievaluasi bersama.
Yang membedakan, proyek biasanya cakupannya lebih luas
dan jangka waktunya lebih lama.
Sebagai contoh, anak-anak membuat proyek lapbook tentang
sebuah tema tertentu seperti anggota tubuh, coklat, atau yang
lainnya. Proyek itu harus mereka selesaikan selama satu minggu. Di
akhir proyek, mereka harus melakukan presentasi. Lalu, kami bahas
bersama proyek itu, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan,
hasil lapbook, dan tentu saja presentasinya.
18
(c) 2015 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
Evaluasi berbasis soal
Model evaluasi kelima adalah mengerjakan soal tes. Soal tes
yang paling sering dikerjakan anak-anak adalah matematika dan
bahasa Inggris karena hampir setiap hari mereka belajar matematika
dan bahasa Inggris. Kami menggunakan materi berbasis Internet (IXL
Math & Raz Kids) sebagai sarana untuk mengevaluasi kegiatan belajar
mereka.
Untuk materi-materi yang berhubungan dengan sekolah dan
persiapan ujian persamaan, kami sesekali melakukan tes soal.
Biasanya tes pelajaran kami lakukan dengan cara membeli buku soal
di toko buku atau meminta anak-anak melakukan tes soal online di
Internet. Menjelang Ujian Persamaan, kami baru mengadakan ujian
dan persiapan intensif yang berhubungan dengan pelajaran yang
dinilai dan diujikan.
Evaluasi Pra-Sekolah
Khusus untuk anak-anak pada masa pra-sekolah, proses
evaluasinya berbeda dari anak sekolah. Pada masa ini, kami tak
19
(c) 2015 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
mengadakan evaluasi secara formal. Tak ada ujian yang kami lakukan
pada anak-anak.
Evaluasi utama berhubungan dengan efektivitas
pendampingan orangtua. Kami terus berkegiatan bersama sambil
melakukan refleksi apakah pendampingan pada anak berlangsung
efektif.
Untuk menilai efektivitas proses pendampingan, kami
mengacu pada beberapa kriteria, misalnya: terpeliharanya
keingintahuan anak, berkembangnya inisiatif, keceriaan menjalani
keseharian, serta perkembangan aspek-aspek psikologis, fisik, dan
mental anak sesuai checklist perkembangan anak sesuai usia mereka.
Proses evaluasi itu berlangsung secara informal dan
berdasarkan kebutuhan. Secara periodik (3-6 bulan), kami melihat
checklist perkembangan anak untuk PAUD sebagai alat bantu untuk
merefleksikan perkembangan anak.
20
(c) 2015 Rumah Inspirasi. Ebook juga dilindungi UU hak cipta.
Penulis
Sumardiono, biasa dipanggil Aar, adalah seorang ayah dari 3 (tiga)
anak, yaitu Yudhistira (2001), Tata (2004), dan Duta (2008). Bersama
isterinya, Mira Julia (Lala), mereka memilih homeschooling untuk
pendidikan anak-anaknya. Aar dan Lala menjalani homeschooling sejak
anak-anak mereka lahir hingga saat ini.
Aar memiliki latar belakang pendidikan di bidang teknologi dan
manajemen keuangan. Aar menyelesaikan pendidikan di Teknik Informatika
ITB dan Magister Manajemen bidang Keuangan di Lembaga PPM, Jakarta.
Dalam dunia homeschooling, Aar aktif menulis dan mengelola blog
Rumah Inspirasi (www.rumahinspirasi.com). Aar juga telah menulis buku
tentang homeschooling berjudul "Apa itu Homeschooling",
“Homeschooling Lompatan Cara Belajar” dan “Warna-warni
Homeschooling”.
Blog: www.RumahInspirasi.com
Facebook: https://www.facebook.com/aar.sumardiono
Twitter: @AarSumardiono
Email: aar@RumahInspirasi.com
top related