budaya dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa

Post on 14-Jan-2022

13 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Budaya dan Kepercayaanterhadap Tuhan Yang Maha Esa

Anggota Kelompok 3:

Ainaiyah Faatihah Amril (K3117005)

Hartanti (K3117033)

Lis Mona Inas Agesti (K3117045)

Maryam Akhfiya (K3117049)

Rizky Estu Dwi Astuti (K3117063)

Definisi Kepercayaan02MateriKarakteristik Budaya03

Definisi Budaya01

Karakteristik Kepercayaan04

Unsur-Unsur dan Contoh Budaya05

Contoh Kepercayaan06Budaya dan Kepercayaan dalamKonseling07

Definisi Budaya

Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat

istiadat, dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang

didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

E.B Taylor (1932-1917)

Keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan

belajar.

Koentjaraningrat (1923-1999)

Semua hasil karya, ras, dan cipta masyarakat.

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi

Bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh

manusia.

Herkovits

Seperangkat pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum,

kesenian yang dijadikan pedoman dalam bertindak untuk

memecahkan persoalan yang dihadapi dalam kehidupan.

Mundzirin Yusuf

Konfigurasi dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana

unsur-unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh

anggota masyarakat lainnya.

R. Linton (1983-1953

Manifestasi kehidupan individu maupun kelompok

(masyarakart). Iia dipandang sebagai sesuatu yang dinams,

bukan sesuatu yang kaku atau statis.

Van Peursen

Pengalaman yang telah dicapai oleh sekelompok

masyarakat, termasuk di dalamnya standar mereka

terhadap persepsi, prediksi, penilaian, dan tingkah laku.

Charles A. Valentine

Definisi Budaya

Kebudayan atau budayamenyangkut keseluruhan

aspek kehidupanmanusia baik material maupun non material.

Sebagian besar ahli mengartikankebudayaan sangat dipengaruhioleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan ituberkembang dari yang sederhanamenuju yang kompleks.

D e f i n i s iK e p e r c a y a a n

Keyakinan bahwa sesuatu yang dipercayai itu benar

atau nyata.

Kamus Besar Bahasa Indoneseia

Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa di luar

agama atau tidak termasuk ke dalam agama.

Makna Kepercayaan (Percaya pada dewa)

Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dapat

diartikan sebagai suatu pengakuan terhadap suatu

kebenaran ajaran yang dibawa seorang “penerima

wahyu” dari Tuhan Yang Maha Esa.

Kesimpulan

Karakteristik Budaya

Budaya

adalah

Mekanisme

Adaptif

Perubahan

Budaya

Orang

Biasanya

Tidak

Menyadari

Budaya

Mereka

Perubahan

BudayaBudaya

dipelajariBudaya

Memberi Kita

Berbagai Pola

Perilaku

Budaya

Tidak lagi

diisolasi

Karakteristik Kepercayaan

Adanya kepercayaanterhadap yang maha gaib,

maha suci, maha agung, sebagai pencipta alam

semesta.

Melakukan hubungan denganhal-hal diatas, dengan berbagai

cara seperti misalnya denganmengadakan upacara-upacararitual, pemujaan, pengabdian,

dan sebagainya.

Menurut pandangan islam, bahwaajaran tersebut diturunkan oleh rabtidak langsung pada setiap manusia, melainkan melalui nabi-nabi danrosul-rosulnya sebagai orang-orang yang suci.

Adanya suatu ajaranyang harus dijalankanoleh setiappenganutnya.

Unsur-Unsur dan Contoh Budaya

Pengetahuan

Kesenian

Sosial

Teknologi

Ekonomi

Religi

Bahasa

Contoh Kepercayaan

01 KepercayaanSejak Dahulu

02 Kepercayaandalam Bentuk

Agama

Kepercayaan Sejak Dahulu

SundaWiwitan

Kejawen

Kaharingan

Kepercayaan dalam Bentuk Agama

Agama Buddha

Agama Kong Hu Cu

Agama Hindu

Agama Kristen Protestan

Agama Katholik

Agama Islam

Konseling Lintas Budaya dan

Kepercayaan

Unsur-Unsur Pokok dalam

Konseling Lintas Budaya dan

Kepercayaan

Keterampilan dan Sikap Konselor

Lintas Budaya dan Kepercayaan

Budaya dan Kepercayaandalam Konseling

Clemon E. Vontres mengemukakan

bahwa jika konselor dan klien

merasakan persamaan budaya

meskipun sebenarnya secara budaya

mereka berbeda maka interaksi

tersebut tidak boleh dinamakan

konseling lintas budaya. Sebaliknya jika

konselor dan klien secara budaya sama

tetapi masing-masing mereka merasa

berbeda budaya maka interaksinya

dapat dinamakan lintas budaya.

Konseling Lintas Budayadan Kepercayaan

Jadi dalam konseling lintas budaya, yang menjadi

standar adalah interaksi yang terjadi dalam

hubungan konseling dan bagaimana interaksi

dirasakan serta dihayati oleh konselor dan klien.

Jika dalam interaksi itu dirasakan adanya

perbedaan-perbedaan secara budaya maka

interaksi tersebut dinamakan konseling lintas

budaya. Dengan demikian dalam konseling lintas

budaya dan kepercayaan, perbedaan antara

konselor dan klien bukan hanya terletak pada

adanya perbedaan bangsa saja, tetapi juga

mencakup perbedaan aspek-aspek kebudayaan

yang lebih luas.

Unsur-Unsur Pokok dalamKonseling Lintas Budayadan Kepercayaan

Individu adalah penting dan khas

Konselor membawa nilai-nilai yang berasal dari lingkunganbudayanya.

Klien yang datang menemui konselor juga membawaseperangkat nilai dan sikap yang mencerminkan budayanya.

Keterampilan dan Sikap Konselor Lintas Budayadan Kepercayaan

Keterampilan danPengetahuan Konselor

Sikap Konselor

Persyaratan Konselor LintasBudaya

Keterampilan dan Pengetahuan Konselor

Pengetahuan dan informasi yang spesifik tentang kelompok yang dihadapi.

Pemahaman mengenai cara kerja sistem sosio-politik di negara tempat kelompok berada, berkaitan dengan perlakukan terhadap kelompok tersebut.

Pengetahuan dan pemahaman yang jelas dan eksplisit tentang karakteristik umum konseling danterapi.

Memiliki keterampilan verbal maupun non-verbal.

Mampu menyampaikan pesan secara verbal maupun non-verbal.

Memiliki keterampilan dalam memberikan intervensi demi kepentingan klien.

Menyadari batas-batas kemampuan dalam memberikan bantuan dan dapat mengantisipasipengaruhnya pada klien yang berbeda.

Sikap Konselor

Keyakinan

Pemahaman

PenerimaanRapport

Empati Nilai-nilai

Aspek-Aspek yang

mendasari sikap

menurut Rao

Persyaratan Konselor Lintas Budaya

Dalam situasikonseling multi

budaya yang lebihpenting adalah agar konselor menyadarisistem nilai mereka, potensi, stereotipe,

dan prasangka-prasangkanya.

Konselor harusfleksibel dalam

menerapkanteori terhadapsituasi-situasikhusus klien.

Penciptaansituasi

konseling harusatas

persetujuanbersama antara

klien dankonselor

Konselor harusterbuka untuk

dapat ditantangdan diuji.

Konselor harusterlatih secarakhusus dalam

perspektif multi budaya, baik

akademikmaupun

pengalaman.

Konselormenyadari

reaksi-reaksimereka

terhadapperilaku-

perilaku umum.

Terima Kasih!

top related