bimbingan teman sebaya
Post on 12-Aug-2015
16 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7 Pembimbingan Teman
Sebaya
Dalam kehidupan harian, kita sering menghadapi berbagai
masalah. Misalnya, jika diberi terlalu banyak tugas, mengalami
masalah kekurangan waktu. Jika tunjangan lambat dibayar, mengalami
masalah keuangan. Ada kalanya, kita tidak ingin berbagi masalah-
masalah tersebut dengan konselor. Anda lebih suka mengungkapkan
masalah tersebut kepada teman atau sekelompok Anda. Hal ini terjadi
karena Anda lebih dekat dengan teman itu. Lagi pula, Anda tidak
merasa adanya jurang antara diri Anda dengan teman Anda itu.
Bantuan teman Anda dalam mendengar dan mencoba memahami
masalah Anda dan selanjutnya berusaha menolong Anda
menyelesaikan masalah merupakan satu bentuk konseling. Karena itu,
proses menolong seperti ini disebut konseling teman sebaya. Teman itu
bisa disebut Pembimbing Teman Sebaya (PTS).
Definisi Pembimbing Teman Sebaya
Pembimbing Teman Sebaya merupakan individu yang memiliki
keahlian dalam bidang konseling dasar dan komunikasi yang tersedia
menolong temannya meningkatkan perkembangan diri, prestasi dan
membuat keputusan dengan bijaksana, termasuk dalam masalah karir.
Rasional Program PTS
Program ini biasa digunakan pada komunitas pesantren. Santri
senior berperan dan dituntut menjadi mentor bagi adik ringkatnya.
Model ini diadakan karena hal-hal berikut:
1. Permintaan untuk layanan bimbingan dan konseling semakin
bertambah, sementara petugas bimbingan dan konseling belum
mencukupi.
2. Masalah disiplin harus ditegakkan, karena itu, program
Pembimbing Teman Sebaya dapat menyediakan layanan dukungan.
3. Pengaruh teman sebaya dapat digunakan secara teratur untuk
membimbing ke arah tingkah laku yang positif.
4. Menyediakan suatu saluran sehat di mana individu lain dapat
mencurahkan perasaannya kepada temannya dengan sikap dan
pandangan orang dewasa.
Tujuan Program PTS
Program PTS yang diluncurkan memiliki beberapa tujuan
utama, yakni:
1. Memupuk budaya tolong-menolong dan kasih mesra dalam
kalangan pelajar.
2. Memupuk keyakinan diri dan nilai-nilai murni dalam kalangan
pelajar.
3. Membangun individu yang penuh pertimbangan, berkompromi,
gemar menolong orang lain serta peka pada perasaan orang lain
dalam masyarakat yang majemuk.
Secara khusus, tujuan program PTS adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan satu layanan dukungan dalam bimbingan dan
konseling untuk memenuhi permintaan yang meningkat dalam
bidang tersebut.
2. Membantu mengurangi masalah perbuatan secara informal dengan
menggunakan pengaruh-pengaruh positif pembimbing teman
sebaya.
3. Menyediakan sebuah tim PTS terlatih yang siap memberikan
bantuan kepada temannya.
4. Memungkinkan PTS berinteraksi secara efektif dengan teman
karena mereka telah memiliki keterampilan dasar dalam bidang
konseling dan komunikasi.
Fungsi PTS
Pembimbing Teman Sebaya memainkan beberapa fungsi yang
penting. Antaranya adalah sebagai berikut:
1. Mendeteksi jenis-jenis layanan konseling serta program-program
yang dibutuhkan.
2. Berfungsi sebagai penghubung ke Unit Bimbingan dan Konseling.
Misalnya, PTS akan merujukkan kasus tertentu kepada konselor
yang lebih ahli.
3. Bertindak sebagai saluran informal yang ingin mencurahkan
perasaan.
Dalam rumusan lain, tugas-tugas PTS adalah sebagai berikut:
1. Masalah yang timbul, akan lebih diketahui oleh teman sebaya dan
mereka mengenal masalah temannya karena sering bretemu.
2. Memberikan penjelasan tentang narkoba, miras, rokok, hubungan
kelamin dan pemerkosaan. Jika perlu, PTS akan merujuk masalah
kepada konselor dengan persetujuan mereka.
3. Membantu mereka yang mengalami masalah studi.
4. Membantu melatih kelompok sebaya untuk persediaan sebagai
konselor sebaya.
5. Bertindak sebagai tutor membantu teman yang sebaya dalam
bidang pendidikan.
6. Membantu dalam kegiatan orientasi anggota baru, mengelola klub
bimbingan, perpustakaan bimbingan, papan informasi bimbingan
dan kegiatan lain yang terkait dengan bimbingan karir.
Fitur Pribadi PTS
Ketika memilih remaja untuk dilatih sebagai PTS, pastikan
mereka itu memiliki sifat-sifat berikut:
1. Sifat pribadi: Dia digemari oleh individu yang lain.
2. Kemampuan lisan: Dia memiliki komunikasi yang baik dengan
teman yang lain.
3. Kepemimpinan: Dia dihormati dan mereka juga mendengar
pengarahannya.
4. Umur: Dia bisa bekerja dengan teman yang sama umur dengannya.
5. Motivasi: Dia memiliki dorongan atau motivasi mengikuti pelatihan
PTS.
6. Tanggungjawab: Dia bisa menyelesaikan-satu tugas tanpa desakan
atau kontrol.
7. Kejujuran: Dia jujur ingin membantu orang lain yang berada dalam
kondisi yang sulit.
Strategi Pemilihan
Berapa cara bisa dilakukan untuk pemilihan peserta untuk
pelatihan. Antaranya adalah dengan membuat:
1. Permohonan peserta yang berminat
2. Rekomendasi dari orang-orang yang berada dalam stakeholder.
3. Nilai dari temannya
4. Nilai teman dari semua yang dia peroleh.
Untuk mendapatkan peserta yang berminat dan bertanggung-
jawab konselor bisa menyaring peserta melalui cara-cara berikut:
1. Sesi wawancara di mana minat dan kewajiban dapat ditafsirkan.
2. Aktivitas kelompok di mana sifat kesabaran dan ingin menolong
dapat diperhatikan.
3. Aktivitas bimbingan kelompok di mana sifat ingin berbagi perasaan
serta mendengar pandangan orang lain bisa diperhatikan.
4. Laporan tentang pergaulannya dengan teman-temannya.
Pendekatan Program
Pendekatan pertama program PTS adalah menekankan
perkembangan diri pembimbing itu. Dengan kata lain, PTS akan dilatih
untuk memahami dan memperbaiki diri agar lebih diterima oleh
individu-individu atau teman yang lain. Dengan pemahaman diri yang
tinggi, pembimbing itu akan lebih memahami serta peka terhadap
perasaan orang lain.
Satu pendekatan lagi adalah untuk menanam sifat-sifat mulia dalam diri
pembimbing agar sifat-sifat itu dapat disebarkan. PTS juga akan dapat
memberikan pengukuhan kepada perilaku yang positif. Dengan adanya
sifat-sifat yang mulia, PTS bisa menjadi contoh dan pendorong bagi
perubahan tingkah laku.
Tipe Latihan
Pelatihan untuk program PTS bisa dilakukan dengan mengadakan sesi-
sesi seperti berikut:
Referensi dan bacaan
Sesi-sesi praktik
Pembelajaran melalui pengalaman
Metode Latihan
Metode yang bisa digunakan untuk latihan termasuk kuliah,
main peran, permainan-permainan konseling, simulasi, diskusi
kelompok besar dan sumbang saran (brainstoiming) atau diskusi
kelompok kecil.
Pelatihan Dasar
Sebelum PTS dapat berfungsi, perlu diberikan pelatihan dasar.
Latihan dasar itu mencakup kesadaran diri, dasar komunikasi dan dasar
konseling.
1. Kesadaran diri
Pembimbing Teman Sebaya harus dapat membangun kepercayaan
diri untuk menjamin stabilitas emosinya. Stabilitas emosi ini akan
dapat membantunya berfungsi sebagai PTS yang lebih efisien.
2. Dasar Konseling
Keterampilan yang dianggap sebagai dasar dan perlu dipelajari oleh
PTS adalah keterampilan mengkomunikasikan klien, refleksi ide,
refleksi perasaan, interpretasi, konfrontasi, pengungkapan diri,
parafrasa dan kesimpulan.
3. Dasar komunikasi
Pembimbing Teman Sebaya cakap dalam berbagai berkomunikasi,
komunikasi efektif yang membantu, komunikasi yang terhindar dari
menutup pertolongan dan perlakuan yang memblokir komunikasi.
Pelatihan Lanjutan
Selain pelatihan dasar, PTS bisa diberikan pelatihan lanjutan.
PTS bisa mengungkapkan kepada keterampilan tegas diri, keterampilan
membuat keputusan, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan
belajar dengan efisien, keterampilan kepemimpinan dan keterampilan
berbicara.
Tipe Bantuan PTS
Pembimbing Teman Sebaya dapat menyediakan pertolongan
baik secara formal atau informal. Bantuan formal adalah seperti PTS
menjadi tutor untuk membantu teman yang lemah dalam merumuskan
karir atau melibatkan diri dalam proyek adik angkat, orientasi peserta
baru atau menjadi fasilitator sampingan dalam konseling kelompok.
Secara informal, PTS bisa menjadi teman yang peka, yang bisa
mendengar masalah mitra dengan empati dan memberikan dukungan
moral. Dia juga membantu teman melihat satu-satu masalah secara
obyektif dan kemudian mengusulkan referensi jika perlu.
Etika PTS
Antara hal penting yang terkandung dalam etika PTS adalah
sebagai berikut:
1. PTS harus memelihara rahasia segala informasi yang diterima dari
teman-temannya.
2. PTS harus memberikan pertolongan yang jujur.
3. PTS harus menghormati pembatasan agama, peraturan, norma-
norma masyarakat dan kebudayaan.
4. PTS harus menerima perasaan teman tanpa prasangka.
5. PTS harus melaporkan masalah teman yang terlalu berat kepada
konselor yang lebih ahli.
6. PTS harus memberitahu konselor jika ditemukan perbuatan mitra
itu bisa membahayakan nyawanya atau orang lain.
7. PTS masih terikat dengan peraturan lokal dan harus menghormati
posisi para pemangku dilingkungannya.
Peranan konselor
Dalam konteks program PTS, petugas konseling berperan
sebagai juru-latih, konsultan, pakar lihat, pembimbing dan juga
membuat penilaian tentang efektivitas proyek ini dalam mengurangi
masalah-masalah pribadi dan disiplin.
Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Program PTS yang bisa
membawa keberhasilan program PTS adalah sebagai berikut:
1. Dukungan dari pucuk pimpinan untuk latihan PTS yang
berkelanjutan.
2. Dukungan dari komunitas sekelilingnya.
3. Pengakuan yang diberikan pada keberadaan PTS.
4. Rencana tindak lanjut dan penilaian yang teratur terhadap program
PTS.
5. Petugas konseling diberi waktu yang cukup untuk menjamin
efektivitas pelatihan PTS serta kegiatan lanjutan yang terkait
dengan pelatihan tersebut.
top related