batas das dan aplikasi arcview

Post on 07-Dec-2014

93 Views

Category:

Documents

10 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

good

TRANSCRIPT

DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI)DAN PENENTUAN BATAS DASDAN PENENTUAN BATAS DAS

Runi Asmaranto, ST., MT

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)

• DAS adalah suatu wilayah daratan yang secara topografik dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung dan meyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai

DEFINISI

meyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai utama (Asdak, 2002 : 4).

Pengertian DAS,WS (UU SDA No.7, Th2004)

DAS (Daerah Aliran Sungai) , adalah :

Wilayah daratan yang merupakan satukesatuan dengan sungai dan anak-anaksungainya, yang berfungsi menampung dansungainya, yang berfungsi menampung danmengalirkan air yang berasal dari curahhujan ke danau/laut secara alami, yangbatas di daratan merupakan pemisahtopografis dan batas di laut sampai daerahperairan yang masih terpengaruh aktivitasdaratan.

lanjutan (UU SDA No.7, Th2004)

WS (Wilayah Sungai), adalah:

Kesatuan wilayah pengelolaan Sumberdaya Air (SDA) Kesatuan wilayah pengelolaan Sumberdaya Air (SDA) dalam satu atau lebih Daerah Aliran Sungai (DAS) dan atau Pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2000 km2

= WILAYAH SUNGAI = CEKUNGAN AIR TANAH

= D A S= SUNGAI

DAS ADAS B

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DAN WILAYAH SUNGAI (WS)DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DAN WILAYAH SUNGAI (WS)

L A U T

DAS C

DAS D

DAS E

DAS F

BATAS DAS BERBEDA DENGAN BATAS WILAYAH ADMINISTRASIBATAS DAS BERBEDA DENGAN BATAS WILAYAH ADMINISTRASI

Kabupaten D

Kota A

Kabupaten C

Kabupaten B

Kota A

SUNGAI

DANAU

Rainfall

Secara umum bahwa :Pada Daerah yang tanahnya terdiri dari lapisan yang mudah melewatkan air seperti daerah berpasir (K >>), umumnya mempunyai kerapatan sungai kecil. Sedangkan pada daerah yang relatif kedap air umumnya mempunyai kerapatan sungai yang lebih besar.

Kerapatan sungai pada daerah hutan dan padang rumput (c <<) mempunyai nilai yang besar dibandingkan dengan daerah yang gundul.

Suatu daerah yang mempunyai banyak hujan (i >>) akan mempunyai kerapatan sungai yang lebih besar dibandingkan daerah yang kering. (sosrodarsoyo, 1987)

Contoh Batas DAS dan Jaringan Sungai

BENTUK DAERAH ALIRAN SUNGAI

(a)Memanjang, biasanya sungai induknya akan memanjang dengan anak-anak sungai langsung masuk ke induk sungai. Kadang berbentuk seperti bulu burung. Kadang berbentuk seperti bulu burung. Bentuk ini biasanya akan menyebabkan debit banjir relatif kecil karena perjalanan banjir dari anak sungai berbeda-beda waktunya.

(b) Radial, terjadi karena arah alur sungai seolah-olah memusat pada satu titik sehingga menggambarkan bentuk radial/kipas/lingkaran.Sebagai akibat bentuk radial, maka waktu yang diperlukan aliran yang waktu yang diperlukan aliran yang datang dari segala penjuru arah alur sungai memerlukan waktu yang hampir bersamaan. Apabila terjadi hujan yang sifatnya merata di seluruh DAS, maka akan menyebabkan terjadi banjir besar.

(c) Paralel, dibentuk oleh dua jalur sub DAS yang bersatu di bagian hilirnya. Kejadian banjir di hilir terjadi pada daerah hilir titik pertemuan kedua alur sungai sub DAS tsb.

(d) Kompleks, gabungan dasar dua atau (d) Kompleks, gabungan dasar dua atau lebih bentuk DAS.

Orde dan Tingkat Percabangan Sungai,merupakan posisi percabangan alur sungai di dalam urutannya terhadap induk sungai suatu DAS. Semakin banyak orde sungai, suatu DAS. Semakin banyak orde sungai, maka semakin panjang alur sungainya.

Berdasarkan jumlah alur sungai untuk satu orde akan dapat ditentukan angka indeksnya yang menyatakan tingkat percabangan sungai (bifurcation ratio).

Persamaan:

Rb = Nu/(Nu+1)

dengan:

Rb = indeks tingkat percabangan sungaiRb = indeks tingkat percabangan sungai

Nu = jumlah alur sungai untuk orde ke u

Nu+1 = jumlah alur sungai untuk orde ke u+1

Kriteria penilaian tingkat percabangan ini adalah:

Rb < 3, maka alur sungai mempunyai kenaikan muka air banjir dengan cepat dan penurunannya lambat,

Rb > 5, maka alur sungai mempunyai Rb > 5, maka alur sungai mempunyai kenaikan muka air banjir dengan cepat dan penurunannya cepat,

3 < Rb < 5, maka alur sungai mempunyai kenaikan dan penurunan muka air banjir tidak terlalu cepat/lambat.

Cara pemberian nomor orde sungai: STRAHLER, HORTON, dan CARA YG DISARANKAN

STRAHLER

Alur sungai paling hulu yang tidak mempunyai cabang disebut orde pertama, mempunyai cabang disebut orde pertama, pertemuan antara dua orde pertama disebut orde kedua dan pertamuan orde pertama dan kedua disebut orde kedua. Demikian seterusnya sampai pada sungai utama ditandai dengan nomer orde yang paling besar.

ROBERT E. HORTON

Mengklasifikasikan sungai berdasarkan tingkat kerumitan anak-anak sungainya. Alur sungai tanpa anak disebut first order. Sungai yang mempunyai satu atau lebih anak sungai first order disebut second anak sungai first order disebut second order. Sebuah sungai dikatakan third order apabila sungai mempunyai sekurang-kurangnya satu anak sungai second order, dan seterusnya.

Metode yang Disarankan

Penggunaan peta topografi dengan skala yang berbeda akan memberikan nomor orde sungai yang berbeda untuk alur sungai yang sama. Maka dari itu disarankan pemberian nomor orde sungai sebagai berikut: Orde kesatu adalah sungai induk, yaitu alur sungai yang adalah sungai induk, yaitu alur sungai yang langsung bermuara ke laut. Sungai orde kedua adalah sungai yang bermuara ke orde kesatu. Sungai orde ketiga adalah alur sungai yang bermuara ke orde kedua, demikian seterusnya sampai alur sungai terkecil di bagian hulu DAS yang bersangkutan.

Metode yang disarankan

SURVEI HIDROMETRI SEBUAH DAS

DATA YANG DIBUTUHKAN : (on River)

1. Elevasi Muka Air (h)

2. Luas Penampang Sungai (A)

3. Kecepatan aliran (V), Debit Aliran (Q)

4. Debit Sedimen (Qs), dll

Data on LandData on Land

1. Klimatologi

2. Curah hujan (R), baik R maks, Rmin, Rrerata

3. Landuse/landcover

4. Luas Daerah Aliran Sungai (DAS),

5. Letak Stasiun hujan/klimatologi, posisi koordinat geographic/UTM, dll

Survei Hidrometri

RATING CURVE

PENGAMATAN PAPAN DUGA AIR OTOMATIS AWLR

1. Pengelolaan DAS dengan Konsep EKO-HIDRAULIK

WELLWELL--MANAGED WATERSHED FOR SOIL & WATER CONSERVATIONMANAGED WATERSHED FOR SOIL & WATER CONSERVATION

CONTOH PENGELOLAAN DAS

DAS sbg sistem Integral

Terraces on Bali, IndonesiaPhoto: Prinz

DAS RUSAK-HANCUR

Graded Channel Terraces in Ethiopia

DAS RUSAK …….?

DAS RUSAK …….?

SUNGAI PASTI RUSAK....

PEMODELAN DAS DENGAN ARCVIEW

• Pemodelan Daerah Aliran Sungai (DAS) dilakukan dengan cara yaitu membangkitkan DEM (digital elevation model) terlebih dahulu, menentukan arah aliran (flow direction), akumulasi aliran (flow accumulation), pembangkitan jaringan sungai sintetik, dan kalkulasi parameter daerah aliran sungai.

• Pemodelan DAS dari suatu grid adalah dengan memanfaatkan kemampuan analisa dan manipulasi dalam Sistem Informasi Geografi (SIG), yaitu melalui penerapan algoritma tertentu untuk memanipulasi hubungan suatu cell dengan cell-cell tetangganya.

EXTENSION YANG DIPERLUKAN

• Extension adalah modul tambahan/perangkat tambahan untuk meningkatkan fungsionalitas ArcView di bidang-bidang aplikasi tertentu.

• Untuk dapat memodelkan DAS, terlebih dahulu • Untuk dapat memodelkan DAS, terlebih dahulu software ArcView GIS 3.3 diberikan extension (plug-ins) 3D Analyst, Spatial Analyst, Hydrologic Modeling V 1.1, dan AVSWAT 2000.

PENGAKTIFAN EXTENSION

TAMPILAN AVSWAT

TAMPILAN WATERSHED DELINIATION

PEMBUATAN DEM (DIGITAL ELEVATION MODEL)

• Menampilkan peta kontur dan sungai terlebih dahulu pada ArcView dengan menggunakan fasilitas Add Theme.

• Pilih menu Surface lalu pilih Create TIN from Features.

• Setelah proses selesai untuk mengubah kebentuk Grid maka pilih sub menu Theme lalu Convert to Grid.

TAMPILAN SUB MENU PADA VIEW

WATERSHED

Sub Menu

Avswat

Sub Menu

Analysis, Surface

dan Hydro

Avswat

TAMPILAN DEM BENTUK GRID

ARAH ALIRAN, AKUMULASI ALIRAN, DAN

SUNGAI SINTETIK

• Setelah dilakukan pembangkitan DEM maka langkah selanjutnya adalah menentukan arah aliran (flow direction), akumulasi aliran (flow accumulation), dan pembangkitan jaringan sungai sintetik.

• Untuk menentukan arah aliran suatu sel dari DEM ditentukan dengan membandingkan elevasi sel tersebut dengan elevasi 8 (delapan) tetangganya yang tersebut dengan elevasi 8 (delapan) tetangganya yang bersebelahan.

• Akumulasi aliran didefinisikan sebagai banyaknya sel yang memberikan kontribusi aliran pada suatu sel berdasarkan grid arah aliran yang telah ditentukan sebelumnya.

• Jaringan sungai sungai sintetik diperoleh dengan menentukan batas minimum jumlah konstribusi aliran yang diterima oleh suatu sel yang bisa dianggap sebagai awal dari saluran sungai.

PARAMETER DAERAH ALIRAN SUNGAI

• Pada suatu DEM daerah tangkapan air dengan menentukan sel-sel mana saja yang memberikan konstribusi aliran pada suatu sel outlet yang ditentukan sebelumnya berdasarkan gid arah aliran. Setelah mendapatkan skema DAS/Sub-DAS, maka parameter tiap Sub DAS bisa dikalkulasi menggunakan GISinterface.interface.

• Adapun parameter-parameter yang bisa diperoleh dalam pemodelan ini adalah luasan DAS/Sub DAS, aliran terpanjang, panjang sungai, kemiringan rata-rata sungai, kemiringan lereng, dan kordinat pusat DAS.

JARINGAN SUNGAI SINTETIK DAN

DAS

JARINGAN SUNGAI SINTETIK DAN DAS SETELAH

PROSES CALCULATION

ATRIBUT SUB-SUB DAS (SUBBASINS)

ATRIBUT SUNGAI (STREAMS)

CONTOH HASIL

PETA BATAS DAS DENGAN ARCVIEW

CONTOH PEMBUATAN

PETA KEMIRINGAN LERENG

TERIMA KASIH

SEKIAN

TERIMA KASIHSILAKAN MENCOBA

top related