bantuan rumah swadaya* - bpsdm.pu.go.id filebantuan rumah swadaya penyelenggaraan pendampingan...
Post on 12-Apr-2019
235 Views
Preview:
TRANSCRIPT
P E L A T I H A N
P E N Y E L E N G G A R A A N P E N Y E D I A A N P E R U M A H A N
Bantuan Rumah Swadaya*
*sebutan resmi untuk Program di Direktorat Rumah Swadaya
Bantuan Rumah Swadaya
Penyelenggaraan Pendampingan
• Definisi rumah swadaya, bantuan rumah swadaya
• Konsep keswadayaan • Kriteria Penerima Bantuan
Rumah swadaya • Bentuk bantuan Rumah
swadaya
• Tahapan usulan • Tahapan Persiapan • Tahapan
pelaksanaan • Tahapan
pengembangan
• Tenaga pendamping • Pelaksanaan
pendampingan
Materi pembelajaran
KOMPETENSI DASAR : Memahami dan menjelaskan penyelenggaraan bantuan rumah swadaya, tahapan penyelenggaraan bantuan dan peran dan tanggung jawab pemangku kepentingan
Kegiatan Bantuan Rumah Swadaya
• Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)
• DAK-Bantuan Rumah Swadaya
• Bantuan Pembiayaan Rumah Swadaya
Rumah Swadaya
Definisi : Rumah swadaya adalah rumah yang dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat (Pasal 1, ayat 9)
Ciri-ciri Rumah Swadaya • Keterlibatan si penghuni sangat besar dalam menentukan bentuk dan
kondisi rumah • Pelaksanaan pembangunan perumahan swadaya dilakukan sendiri, bila
diperlukan baru memakai jasa tukang • Pembiayaan menggunakan kemampuan keuangan sendiri. • Pelaksanaan pembangunan secara bertahap (incremental)
Seringkali karena keterbatasan akses ke berbagai sumberdaya, cenderung menghasilkan perumahan yang tidak teratur dan kurang layak huni
Bantuan dan Kemudahan*
UU 1/2011, Menimbang huruf c bahwa pemerintah perlu lebih berperan dalam menyediakan dan memberikan kemudahan dan bantuan perumahan dan kawasan permukiman bagi masyarakat melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman yang berbasis kawasan serta keswadayaan masyarakat sehingga merupakan satu kesatuan fungsional dalam wujud tata ruang fisik, kehidupan ekonomi, dan sosial budaya yang mampu menjamin kelestarian lingkungan hidup sejalan dengan semangat demokrasi, otonomi daerah, dan keterbukaan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
UU 1/2011, Pasal 1, ayat 24 Masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah yang layak huni
Keswadayaan
• Masyarakat berperan aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengawasan, pertanggungjawaban dan pelaporan
• Mendudukkan masyarakat sebagai pelaku utama dalam pelaksanaan
• Mengembangkan potensi masyarakat (enabling), mendorong, memotivasikan, dan membangkitkan kesadaran
• Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering).
Pemilik Rumah
• Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)*
• Belum memiliki rumah • Rumah sendiri dalam
kondisi rusak
Hunian
• Tidak layak huni • Memiliki lahan,
Tidak punya rumah
Lokasi
• PBDT- penanggulangan kemiskinan
• DAK-afirmasi • K/L-sinergi • strategis nasional
Kriteria Penerima Bantuan
Bantuan dan Kemudahan
3) Kemudahan dan/atau bantuan pembangunan dan perolehan rumah bagi MBR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa: a. subsidi perolehan rumah; b. stimulan rumah swadaya; c. insentif perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang perpajakan; d. Perizinan; e. asuransi dan penjaminan; f. penyediaan tanah; g. sertifikasi tanah; dan/atau h. prasarana, sarana, dan utilitas umum.
UU 1/2011, Pasal 54 1)Pemerintah wajib memenuhi kebutuhan rumah bagi MBR. 2)Untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi MBR sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah dan/atau pemerintah daerah wajib memberikan kemudahan pembangunan dan perolehan rumah melalui program perencanaan pembangunan perumahan secara bertahap dan berkelanjutan.
Bantuan
Pasal 13,
f. mengalokasikan dana dan/atau biaya pembangunan untuk mendukung terwujudnya perumahan bagi MBR; Pasal 54 3) Kemudahan dan/atau bantuan pembangunan dan perolehan rumah bagi MBR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat berupa stimulan rumah swadaya;
.
JENIS BENTUK
PKRS
Peningkatan Kualitas
PBRS
Pembangunan Baru Uang Barang
Permen PUPR no.7/2018, Pasal 1 BSPS adalah Bantuan Pemerintah bagi MBR untuk mendorong dan meningkatkan keswadayaan dalam peningkatan kualitas rumah dan pembangunan baru rumah beserta PSU
Permen PUPR no.7/2018, Bab II, Pasal 4 Bentuk BSPS berupa …
Kemudahan
Pasal 21
7. Rumah swadaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dapat memperoleh bantuan dan kemudahan dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
Penjelasan Pasal 21
Ayat (7) Yang dimaksud dengan “bantuan dan kemudahan” adalah dukungan dana dan kemudahan akses bagi masyarakat berpenghasilan rendah dalam memenuhi kebutuhan rumahnya
JENIS BENTUK
Informasi tentang sumber daya
Akses ke sumber daya
Pendampingan Fasilitas
Tahapan Usulan
Data yang berisi :
• Nama desa / kelurahan • Jumlah RTLH • Kebutuhan rumah
Berdasarkan: 1. Tingkat kemiskinan 2. Proporsi jumlah :
• RTLH : rumah • kekurangan rumah : KK
3. Kepedulian pemerintah daerah dalam bidang perumahan
4. Program prioritas Pemerintah Pusat
1. Direktif Presiden 2. Program Prioritas PUPR 3. Usulan K/L/LTN sesuai basis data terpadu
atau data lapangan 4. Kegiatan berdasarkan kesepakatan bersama
dan/atau perjanjian kerjasama
Didukung dengan keberadaan : 1. Data RTLH & Kekurangan Rumah 2. Program bantuan pemda bidang perumahan 3. Dana pendamping kegiatan sejenis dari APBD 4. Evaluasi kinerja pelaksanaan kegiatan sejenis
tahun sebelumnya
DIRJEN PENYEDIAAN PERUMAHAN
DIREKTORAT RUMAH SWADAYA
BUPATI / WALIKOTA
GUBERNUR
LOKASI DESA /KELURAHAN
DIREKTUR JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN
LOKASI KAB/KOTA
MENTERI PUPR
KECAMATAN
KELURAHAN/DESA
USULAN VERIFIKASI USULAN PENETAPAN LOKASI
BANTUAN RUMAH SWADAYA
tim teknis & fasilitator
Tahapan Persiapan
Tahap identifikasi sumber daya/potensi sumber daya perumahan yang ada (eksisting dan potensial)
bahan bangunan • Ketersediaan • Harga • teknologi
masyarakat, • Kondisi sosial
ekonomi • Struktur
kemasyarakatan
Lingkungan • Cuaca • Geografis • Aksesibilitas • Fasilitas
kearifan lokal • Budaya, adat
istiadat • Kebiasaan
umum
tim teknis & fasilitator
Tahapan Persiapan
Proses mapping/pemetaan sumber daya/potensi sumber daya perumahan yang ada (eksisting dan potensial), menyiapkan dan menyusun bahan untuk perencanaan
Rembuk warga • Pembentukan
kelompok • Pembagian peran
Survai kampung sendiri • Kondisi fisik • Kondisi sosial • Kondisi ekonomi
Longlist dan shortlist • Daftar Kebutuhan • Daftar prioritas
Action plan • Membuat Prosedur • Menetapkan
Penanggung jawab • Membuat jadwal
Tahapan Perencanaan
Tahap perencanaan partisipatif didampingi oleh tim teknis dan fasilitator
Penyusunan jadwal
pelaksanaan
pengelolaan pengadaan bahan,
material dan tukang
Penyusunan Manajemen pengelolaan
kegiatan
Pembuatan Dokumen
perencanaan
tim teknis & fasilitator
Tahapan Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan didampingi oleh tim teknis dan fasilitator
Pelaksanaan konstruksi
Pendampingan Teknis &
administratif
Pengawasan dan pengendalian
Pelaporan dan dokumentasi
tim teknis & fasilitator
Tahapan Pengembangan
Monitoring & evaluasi
pemeliharaan dan pengembangan,
pengembangan • Ekonomi • Kesehatan • lingkungan
Tahap terminasi dan paska pelaksanaan kegiatan bantuan
Pendampingan adalah…
Menemukan Sendiri menemukan sendiri apa yang mereka butuhkan dan apa yang akan mereka kembangkan,
• Upaya untuk menyertakan masyarakat dalam mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik.
• Dengan memfasilitasi proses pengambilan keputusan yang terkait dengan kebutuhan masyarakat, membangun kemampuan serta mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan partisipatif.
Berkelompok. Kerjasama intervensi
Keberlanjutan terciptanya sistem dan mekanisme yang mendukung kegiatan berlanjut
Kemandirian. motivasi dan dorongan untuk berusaha atas dasar kemauan dan kemampuan sendiri
Proses Pendampingan
Tujuan Pendampingan*
*UU 1/2011, Pasal 3, huruf d, e dan f
memberdayakan para pemangku kepentingan bidang pembangunan perumahan dan kawasan permukiman;
menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya;
menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan
Tenaga Pendamping
Tenaga Pendamping* • tim yang dibentuk untuk memfalisitasi dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, monitoring
dan evaluasi ditingkat kelompok masyarakat yang menerima dana bantuan • tenaga profesional pemberdayaan lokal yang menjadi penggerak pendamping pelaksanaan kegiatan*
enabler, mendorong masyarakat untuk mengenali masalah atau kebutuhannya berikut potensinya. mengenali kondisinya,
ahli, memberikan keterangan-keterangan teknis yang dibutuhkan oleh masyarakat saat mereka melaksanakan kegiatannya. bukan bersifat mendikte masyarakat melainkan berupa penyampaian fakta-fakta saja.
*Permen PUPR no. 7/2018 tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya
pembimbing,
membantu masyarakat untuk memutuskan dan menetapkan tindakan. dengan memberikan banyak informasi agar masyarakat memiliki pengetahuan yang memadai untuk dapat memilih dan menetapkan tindakan yang dapat menyelesaikan masalah
Pelaksanaan Pendampingan
Pelaksanaan kegiatan Melaksanakan bimbingan teknis dalam kuantitas dan kualitas pelaksanaan kegiatan
Penyiapan masyarakat Melaksanakan pembentukan kelompok, verifikasi dan penetapan calon penerima bantuan
Pengembangan Mandiri Melaksanakan bimbingan teknis dan supervisi dalam pemanfaatan, pemeliharaan dan pengembangan hasil kegiatan
Pengawasan & Pelaporan Melaksanakan pemantauan pelaksanaan kegiatan dan bimbingan teknis dalam pelaporan
*Permen PUPR no. 7/2018
Kegiatan Bantuan Rumah Swadaya*
Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Bantuan Rumah Swadaya melalui DAK Tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman PSMP Pembiayaan Swadaya Mikro Perumahan (PSMP) BP2BT Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan
*2018
Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Tahun 2018
D E F I N I S I
Bantuan Pemerintah bagi MBR untuk mendorong dan meningkatkan keswadayaan dalam peningkatan kualitas rumah dan pembangunan baru rumah beserta PSU.
Mendukung Program PADAT KARYA TUNAI (PKT)
Penanganan RTLH dan Backlog
Mendukung penanganan kumuh
Program Strategis Nasional Stimulan untuk replikasi program serupa
Berbasis pada pemberdayaan masyarakat
K O N S E P
Landasan Hukum
Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman Peraturan Menteri PUPR Nomor 02/PRT/M/2016 Tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Peraturan Menteri PUPR Nomor 07/PRT/M/2018 Tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Keputusan Menteri PUPR No. 295/KPTS/M/2018 Tentang besaran nilai dan lokasi BSPS TA. 2018 Surat Edaran Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan 7/SE/Dr/2018 Tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya
Prinsip BSPS 2018
• Habis pakai • Tidak berlanjut • Tidak memerlukan
pengetahuan
• Tidak habis pakai • Berlanjut • Memerlukan
pengetahuan
Bentuk dan Jenis BSPS
• Peningkatan Kualitas
• Pembangunan Baru
JE
NIS
BANTUAN UNTUK PERSEORANGAN
Prasarana, Sarana & Utilitas J
EN
IS
BANTUAN PSU UNTUK KELOMPOK Uang
Barang
B E N T U K B A N T U A N
Kriteria Penerima BSPS
1. Tidak dalam status sengketa 2. sesuai tata ruang wilayah
WNI yang sudah berkeluarga
1 Memiliki atau
menguasai tanah dengan alas hak yang
sah
2
Belum memiliki rumah atau memiliki dan menempati satu-satunya RTLH
3
Belum pernah memperoleh BSPS atau bantuan pemerintah untuk program perumahan
4
Penghasilan ≤ UM
Provinsi
5 Berswadaya dan membentuk KPB
dengan pernyataan tanggung renteng
6
K E T E N T U A N TA N A H
1. Terdiri atas unsur: • Ketua merangkap anggota; • Sekretaris merangkap anggota; • Bendahara merangkap anggota; dan • anggota
2. Anggota maksimal 20 orang. 3. Bertempat tinggal di desa/ kelurahan
yang sama. 4. Ditetapkan oleh kepala desa/lurah.
K E T E N T U A N K P B
Besaran Bantuan BSPS*
*Keputusan Menteri PUPR No. 295/KPTS/M/2018
JENIS BANTUAN PEMANFAATAN BANTUAN KETERANGAN BAHAN BANGUNAN UPAH KERJA TOTAL
Peningkatan Kualitas
(PK)
Rp. 12.500.000,- Rp. 2.500.000,- Rp. 15.000.000,- Reguler
Rp. 25.000.000,- Rp. 5.000.000,- Rp. 30.000.000,- Khusus Wilayah Pesisir dan
Pegunungan di Provinsi Papua dan Papua Barat
Pembangunan Baru
(PB)
Rp. 25.000.000,- Rp. 5.000.000,- Rp. 30.000.000,- Reguler
Rp. 50.000.000,- Rp. 10.000.000,- Rp. 60.000.000,- Khusus Provinsi Papua dan
Papua Barat
Rp. 40.000.000,- Rp. 20.000.000,- Rp. 60.000.000,- Khusus Kab.Asmat Prov.
Papua
Tahapan Penyelenggaraan BSPS
• Seleksi bank/pos penyalur • Pembentukan Tim Teknis
Kab/Kota • Penunjukan Korfas dan TFL • Pendampingan Masyarakat
T A H A P A N P E R S I A P A N
SK PPK
T A H A P A N P E L A K S A N A A N
USULAN LOKASI
VERIFIKASI USULAN
PENETAPAN LOKASI
LPD TAHAP I
PEMANFAATAN BANTUAN TAHAP II
LPD TAHAP II
PENYIAPAN MASYARAKAT
T A H A P A N P E M A N F A A T A N B A N T U A N
PENETAPAN CALON PENERIMA
BANTUAN
PENCAIRAN BANTUAN
PEMANFAATAN BANTUAN TAHAP I
PENYALURAN BANTUAN
• Bupati/Walikota • Gubernur DKI
• Pemerintah Provinsi • Ditjen P Perumahan
• Menteri PUPR • Ditjen Peny
Perumahan
Pendampingan Pendampingan Pendampingan Pendampingan
Pendampingan
Pendampingan
PERENCANAAN
KONSTRUKSI
PENGAWASAN
PELAPORAN
PENGEMBANGAN MANDIRI
• Sosialisasi • Verifikasi CPB • Kesepakatan CPB • Identifikasi
Kebutuhan
Bimbingan Teknis • Pemeriksaan bahan bangunan • Teknik konstruksi • Kualitas bangunan
Pemantauan pelaksanaan konstruksi oleh sesama anggota KPB
• Bimbingan Teknis dalam penyusunan • Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan
Bimbingan Teknis dan Supervisi dalam : • Pemanfaatan • Pemeliharaan • Pengembangan
hasil kegiatan
Kegiatan Pendampingan Masyarakat
1.Sosialisasi dan
penyuluhan;
2.Verifikasi CPB;
3.Kesepakatan
CPB;
4.Identifikasi
kebutuhan dan
penyusunan
proposal; dan
5.Verifikasi dan
pengesahan
proposal
PERSIAPAN PASKA KEGIATAN
PENYIAPAN MASYARAKAT
PELAKSANAAN
Penyusunan Proposal
Bantuan Rumah Swadaya melalui DAK
Bantuan Rumah Swadaya dialokasikan kepada kabupaten/kota dalam rangka
• pencegahan perumahan kumuh dan permukiman kumuh serta
• penataan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh
• perkotaan
• daerah tertinggal,
• perbatasan
• kawasan pulau-pulau kecil dan terluar
K O N S E P
TA R G E T L O K A S I
Landasan Hukum
Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman Peraturan Menteri PUPR Nomor 02/PRT/M/2016 Tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Permen PU Pera Nomor 33/PRT/M/2016 Tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan DAK Bidang Infrastruktur
Prinsip DAK
1. Swadaya Masyarakat komitmen serta kesiapan masyarakat berupa dana swadaya baik berupa tabungan bahan bangunan maupun aset lain atau tabungan yang dapat dijadikan dana tambahan.
2. Pemberdayaan Masyarakat memberdayakan masyarakat agar mampu melakukan penyelenggaraan perumahan swadaya mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan secara bertanggung jawab.
3. Transparan terbuka dan diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat dan aparatur sehingga dapat diawasi dan dievaluasi oleh semua pihak.
4. Dapat dipertanggungjawabkan dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh lapisan masyarakat.
5. Pengembangan Mandiri Pasca Kegiatan Pengembangan mandiri pasca konstruksi adalah kegiatan swadaya pembangunan perumahan setelah selesainya program bantuan rumah swadaya, dilakukan atas inisiatif/prakarsa dan dengan dana dari masyarakat sendiri.
Pelaksanaan DAK Bidang Perumahan*
a. Mekanisme penyaluran dana bantuan stimulan agar mengikuti mekanisme APBD sesuai Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan KeuanganDaerah;
b. Penetapan calon penerima bantuan dilakukan oleh Bupati/Walikota berdasarkan hasilseleksi SKPDPelaksanaDAK BidangPerumahan;
c. Besar bantuan ditetapkan berdasarkan nilai bantuan stimulan secara nasional dikalikandenganIndeksKemahalanKonstruksi(IKK) Kabupaten.
d. Penetapan besaran bantuan mempertimbangkan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK)kabupatendanketersediaanalokasiDAK BidangPerumahan,
e. Kementerian teknis wajib melaksanakan pemantauan terhadap proses dan hasil pelaksanaan DAK Bidang Perumahan yang telah diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota
*Permen PUPR No. 33/PRT/M/2016 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Dana alokasi Khusus Bidang Infrastruktur,
Pemanfaatan Dana
Dana APBN Kegiatan sosialisasi petunjuk teknis. Dana DAK pembangunan fisik rumah melalui kegiatan PB dan PK, non fisik yaitu kegiatan, pengawasan dan pengendalian untuk gaji dan operasional Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) yang dapat memanfaatkan tenaga lokal, serta petugas e-monitoring DAK. Dana APBD Kegiatan penyiapan seperti penyusunan proposal, pendampingan masyarakat pra pelaksanaan DAK, dan penyusunan URK. Dana Swadaya Masyarakat berupa dana, tabungan bahan bangunan, atau minimal berupa tenaga/gotong royong.
Pembiayaan Pembangunan Rumah Swadaya
• Pembiayaan Swadaya Mikro Perumahan (PSMP) • Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan
(BP2BT)
1. Melakukan pendataan MBR yang memenuhi kriteria 2. Melakukan sosialisasi bersama bank pelaksana dengan
pendekatan komunitas
3. Menggunakan Tenaga Fasilitator Lapangan untuk mendampingi kelompok sasaran
4. Melakukan bimbingan teknis pengelolaan keuangan bagi kelompok sasaran
5. Meyakinkan bank pelaksana potensi kelompok informal
6. Melakukan penyetoran dana pembayaran angsuran secara harian atau mingguan melalui tabungan
STRATEGI MENINGKATKAN AKSES BAGI SEKTOR INFORMAL
Pembiayaan Perumahan bagi MBR
• sistem pembiayaan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
• Untuk sektor informal yang tidak cocok untuk diberikan pembiayaan dalam jangka panjang,
• desain pembiayaannya disesuaikan dengan kriteria penghasilannya, seperti petani, nelayan, pedagang, tukang ojek, dan lain sebagainya.
Pembiayaan Swadaya Mikro Perumahan (PSMP)
Pembiayaan Swadaya Mikro Perumahan (PSMP)
untuk rumah swadaya bagi pekerja informal yang berpenghasilan tidak tetap (non-fixed income) melalui bantuan akses pembiayaan ke perbankan untuk membangun rumah inti tumbuh (RIT) maupun rehabilitasi rumah. skema yang sesuai dengan karakteristik pekerja informal, besaran plafon maksimal Rp 50 juta, jangka waktu angsuran maksimal 5 tahun, pekerja informal, para pekerja informal tidak memiliki slip gaji sebagai salah satu acuan untuk melihat kemampuan kreditur, tidak adanya rekam jejak kredit, tidak ada legalitas usaha, atau minimnya nilai aset yang dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman.
• Pendampingan mulai dari perencanaan rumah, lalu perhitungan biaya pembangunan/rehabilitasi, jenis bahan bangunan dan kebutuhan lainnya.
• pekerja informal yang tergabung dalam komunitas dapat langsung mengajukan kepada pihak Bank yang sudah bekerjasama.
Pemanfaatan Pembiayaan
• pinjaman pertama untuk kegiatan pembelian kavling tanah, bangun pagar, bangun pondasi, atau bangun konstruksi bangunan.
• Jika pinjaman sudah lunas, bisa mengajukan pinjaman baru untuk mengembangkan rumah, misalnya menambah kamar, toilet, atau perbaikan rumah lainnya
P E M A N FA ATA N
Jenis kegiatan yang dapat dibiayai
• Pembelian kavling tanah • Pembuatan sertifikasi tanah • Pemagaran tanah atau rumah
• Pembangunan pondasi rumah • Pembangunan konstruksi rumah • Perbaikan sebagian rumah (atap, dinding,
dan/atau lantai) • Perbaikan menyeluruh rumah • Pembangunan baru rumah • Penambahan kamar/ ruangan atau perluasan
rumah • Lainnya sepanjang terkait dengan rumah.
Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT)
Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT)
Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT)
• diberikan pada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) : • penghasilan tidak tetap atau informal • mempunyai tabungan dalam rangka pemenuhan
sebagian uang muka perolehan rumah atau sebagian dana untuk pembangunan rumah swadaya melalui kredit atau pembiayaan bank pelaksana
• Dapat dimanfaatkan unutk : • membeli rumah, • membangun rumah secara swadaya.
• masyarakat yang akan membangun secara swadaya harus didampingi tenaga pendamping yang akan berperan sebagai konsultan dalam pembangunan rumah
.
Landasan Hukum
Pelaksanaan program BP2BT diatur dengan : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 18/PRT/M/2017 tentang Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan dan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 857/KPT/M/2017 tentang Zona Wilayah, Besaran Batasan Penghasilan, Batasan Saldo Terendah Tabungan Pemohon, Batasan Harga Rumah Tapak dan Sarusun atau Biaya Pembangunan Rumah Swadaya, Batasan Luas Tanah dan Luas Lantai Rumah, Batasan Dana BP2BT dan Indeks dalam Pelaksanaan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan.
Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan
Penyediaan Dana BP2BT
Penetapan Penerima Manfaat
Pencairan Dana
PEMERINTAH PUSAT
Memfasilitasi tabungan
Verifikasi Menyediakan
pembiayaan Menyalurkan
dana
BANK PELAKSANA PEMERINTAH DAERAH
1
2 3 Pengusulan TFL Pendataan &
Penyiapan Masy Perijinan (IMB dan
SLF)
Sosialisasi Program
Wasdal
Kerjasama Penyaluran (MoU & PKS)
Penyediaan TFL
MASYARAKAT
4
PENGEMBANG
5
Menabung Menyiapkan kelengkapan
persyaratan Menyusun RAB (rumah
swadaya)
Membangun Rumah sesuai kriteria
Menyediakan Data Sebaran lokasi
BANK PELAKSANA TAHUN 2018:
Alur Proses
Pengajuan oleh Pemohon
Verifikasi bank pelaksana
Pengujian oleh Satker
Penetapan Penerima Manfaat
oleh Satker
Akad Kredit Pencairan Bantuan
Penerima Manfaat
Menempati Rumah
Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan
• pengHasilan gabungan suami-istri maksimal Rp6,5 juta. • memiliki tabungan dengan minimal saldo sebesar Rp 2 juta hingga Rp 5 juta. • tidak punya struk gaji, karena kerja mandiri, tidak punya pemberi kerja.
Pengajuan oleh Pemohon
S YA R AT P E N E R I M A B A N T U A N
• melapor pada bank yang telah bekerja sama untuk pengajuan bantuan dengan memperlihatkan buku tabungan.
• bagi yang hendak membangun secara swadaya harus didampingi dan pemerintah juga tengah menyiapkan tenaga pendamping yang akan berperan sebagai konsultan dalam pembangunan rumah
Menilai kemampuan membayar suami istri.. • masa kredit sampai dengan 10 tahun. bunga lebih rendah dari suku
bunga komersial. • Untuk rumah pertama • Lama durasi tabungan minimal sudah berjalan selama 6 bulan.
Desil
Penghasilan Bulanan Keluarga
(Juta) (A)
Pengeluaran Bulanan
Keluarga (Juta) (B)
Biaya untuk rumah Berdasarkan
Pengeluaran (Juta)
Kemampuan menabung per
bulan (Juta) (A-B)
Desil 1 1.14 1.20 0.05 (0.06)
Desil 2 1.75 1.55 0.09 0.2
Desil 3 2.07 1.82 0.13 0.25
Desil 4 2.67 2.14 0.18 0.32
Desil 5 3.29 2.49 0.22 0.8
Desil 6 3.77 2.84 0.29 0.93
Desil 7 4.42 3.34 0.37 1.08
Sumber: Puspita, Addressing Housing Affordability To Find Potential Routes Out Of Poverty, 2017
Target group Program Rumah Swadaya
penghasilan pengeluaran tabungan investasi untuk
perumahan Rp. Juta Rp. Juta per bulan
%
Rp. Juta
desil 10 13.9 8.2 41 6.6
desil 9 7 4.3 39 3.2
desil 8 5.2 3.2 39 2.4
desil 7 4.2 2.7 36 1.8
desil 6 3.6 2.3 34 1.5
desil 5 3.1 2.1 34 1.2
desil 4 2.6 1.8 30 1
desil 3 2.1 1.6 24 0.6
desil 2 1.8 1.4 21 0.5
desil 1 1.2 1.2 0 0.2
non desil
Kriteria MBR versi BSPS
Permenpera 06/2013 Rp. 1,25 – 2,5 juta
Permenpera 13/2016 • 2015 = Rp. 1,52 juta • 2016 = Rp. 1,79 juta • 2017 = Rp. 2,08 juta
*(UMP rata-rata)
Permenpera 08/2006 maksimal Rp. 2,5 juta
Pendanaan dan Pembiayaan*
Pasal 1 19. Pendanaan adalah penyediaan sumber daya keuangan yang berasal dari anggaran
pendapatan dan belanja negara, anggaran pendapatan dan belanja daerah, dan/atau sumber dana lain yang dibelanjakan untuk penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
20. Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau setiap pengeluaran yang akan diterima kembali untuk kepentingan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman baik yang berasal dari dana masyarakat, tabungan perumahan, maupun sumber dana lainnya.
*UU 1/2011,
top related