bangunan bawah jembatan
Post on 03-Apr-2018
248 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 bangunan bawah jembatan
1/23
Monday, May 18, 2009
PELAKSANAAN JEMBATAN BANGUNAN BAWAH JEMBATAN-II
2.5. PEMANCANGAN
1) Umum
Tiang pancang dapat dipancang dengan setiap jenis palu, asalkan tiang pancang tersebut dapatmenembus masuk pada ke dalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah
ditentukan, tanpa kerusakan.
Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah permukaan tanah asli, maka galian
harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar
dasar pondasi tidak terganggu oleh penggalian di luar batas-batas yang ditunjukkan dalam
Gambar.
Kepala tiang pancang baja harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel dan kepala tiangkayu harus dilindungi dengan cincin besi tempa atau besi non-magnetik. Palu, topi baja, bantalantopi, katrol dan tiang pancang harus mempunyai sumbu yang sama dan harus terletak dengan
tepat satu di atas lainnya. Tiang pancang termasuk tiang pancang miring harus dipancang secara
sentris dan diarahkan dan dijaga dalam posisi yang tepat. Semua pekerjaan pemancangan harus
dihadiri oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya, dan palu pancang tidak boleh diganti dandipindahkan dari kepala tiang pancang tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan atau wakilnya.
Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu,sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, atau ditentukan dengan pengujian
pembebanan sampai mencapai ke dalaman penetrasi akibat beban pengujian tidak kurang dari
dua kali beban yang dirancang, yang diberikan menerus untuk sekurang-kurangnya 60 mm.Dalam hal tersebut, posisi akhir kepala tiang pancang tidak boleh lebih tinggi dari yangditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan setelah
pemancangan tiang pancang uji. Posisi tersebut dapat lebih tinggi jika disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.Bilamana ketentuan rancangan tidak dapat dipenuhi, maka Direksi Pekerjaan dapat
memerintahkan untuk menambah jumlah tiang pancang dalam kelompok tersebut sehingga
beban yang dapat didukung setiap tiang pancang tidak melampaui kapasitas daya dukung yangaman, atau Direksi Pekerjaan dapat mengubah rancangan bangunan bawah jembatan bilamana
dianggap perlu.
Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis gravitasi, uap atau diesel. Untuk tiang pancangbeton, umumnya digunakan jenis uap atau diesel. Berat palu pada jenis gravi-tasi sebaiknya tidak
kurang dari jumlah berat tiang beserta topi pancangnya, tetapi sama sekali tidak boleh kurang
dari setengah jumlah berat tiang beserta topi pancangnya, dan minimum 2 ton untuk tiang
pancang beton. Untuk tiang pancang baja, berat palu harus dua kali berat tiang beserta topipancangnya.
Tinggi jatuh palu tidak boleh melampaui 2,5 meter atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
http://civil-injinering.blogspot.com/2009/05/pelaksanaan-jembatan-bangunan-bawah_18.htmlhttp://civil-injinering.blogspot.com/2009/05/pelaksanaan-jembatan-bangunan-bawah_18.htmlhttp://civil-injinering.blogspot.com/2009/05/pelaksanaan-jembatan-bangunan-bawah_18.html -
7/29/2019 bangunan bawah jembatan
2/23
Direksi Pekerjaan. Alat pancang dengan jenis gravitasi, uap atau diesel yang disetujui, harus
mampu memasukkan tiang pancang tidak kurang dari 3 mm untuk setiap pukulan pada 15 cm
dari akhir pemancangan dengan daya dukung yang diinginkan sebagaimana yang ditentukan darirumus pemancangan yang disetujui, yang digunakan oleh Kontraktor. Enerji total alat pancang
tidak boleh kurang dari 970 kgm per pukulan, kecuali untuk tiang pancang beton sebagaimana
disyaratkan di bawah ini.
Alat pancang uap, angin atau diesel yang dipakai memancang tiang pancang beton harus
mempunyai enerji per pukulan, untuk setiap gerakan penuh dari pistonnya tidak kurang dari 635
kgm untuk setiap meter kubik beton tiang pancang tersebut.
Penumbukan dengan gerakan tunggal (single acting) atau palu yang dijatuhkan harus dibatasi
sampai 1,2 meter dan lebih baik 1 meter. Penumbukan dengan tinggi jatuh yang lebih kecil harus
digunakan bilamana terdapat kerusakan pada tiang pancang. Contoh-contoh berikut ini adalahkondisi yang dimaksud :
Bilamana terdapat lapisan tanah keras dekat permukaan tanah yang harus ditem-bus pada saatawal pemancangan untuk tiang pancang yang panjang.
Bilamana terdapat lapisan tanah lunak yang dalam sedemikian hingga penetrasi yang dalam
terjadi pada setiap penumbukan.
Bilamana tiang pancang diperkirakan sekonyong-konyongnya akan mendapat penolakan akibat
batu atau tanah yang benar-benar tak dapat ditembus lainnya.
Bilamana serangkaian penumbukan tiang pancang untuk 10 kali pukulan terakhir telah mencapai
hasil yang memenuhi ketentuan, penumbukan ulangan harus dilaksanakan dengan hati-hati, dan
pemancangan yang terus menerus setelah tiang pancang hampir berhenti penetrasi harus dicegah,terutama jika digunakan palu berukuran sedang. Suatu catatan pemancangan yang lengkap harus
dilakukan
Setiap perubahan yang mendadak dari kecepatan penetrasi yang tidak dapat dianggap sebagai
perubahan biasa dari sifat alamiah tanah harus dicatat dan penyebabnya harus dapat diketahui,
bila memungkinkan, sebelum pemancangan dilanjutkan.
Tidak diperkenankan memancang tiang pancang dalam jarak 6 m dari beton yang berumur
kurang dari 7 hari. Bilamana pemancangan dengan menggunakan palu yang memenuhi ketentuan
minimum, tidak dapat memenuhi Spesifikasi, maka Kontraktor harus menyediakan palu yanglebih besar dan/atau menggunakan water jet atas biaya sendiri.
2) Penghantar Tiang Pancang (Leads)Penghantar tiang pancang harus dibuat sedemikian hingga dapat memberikan kebebasanbergerak untuk palu dan penghantar ini harus diperkaku dengan tali atau palang yang kaku agar
dapat memegang tiang pancang selama pemancangan. Kecuali jika tiang pancang dipancang
dalam air, penghantar tiang pancang, sebaiknya mempunyai panjang yang cukup sehinggapenggunaan bantalan topi tiang pancang panjang tidak diperlukan. Penghantar tiang pancang
-
7/29/2019 bangunan bawah jembatan
3/23
miring sebaiknya digunakan untuk pemancangan tiang pancang miring.
Gambar .20Alat Pancang Crane
3) Bantalan Topi Tiang Pancang Panjang (Followers)Pemancangan tiang pancang dengan bantalan topi tiang pancang panjang sedapat mungkin harus
dihindari, dan hanya akan dilakukan dengan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
4) Tiang Pancang Yang NaikBilamana tiang pancang mungkin naik akibat naiknya dasar tanah, maka elevasi kepala tiang
pancang harus diukur dalam interval waktu dimana tiang pancang yang berdekatan sedangdipancang. Tiang pancang yang naik sebagai akibat pemancangan tiang pancang yang
berdekatan, harus dipancang kembali sampai ke dalaman atau ketahanan semula, kecuali jika
pengujian pemancangan kembali pada tiang pancang yang berdekatan menunjukkan bahwa
pemancangan ulang ini tidak diperlukan.
5) Pemancangan Dengan Pancar Air (Water J et)
Pemancangan dengan pancar air dilaksanakan hanya seijin Direksi Pekerjaan dan de-ngan carayang sedemikian rupa hingga tidak mengurangi kapasitas daya dukung tiang pancang yang telah
selesai dikerjakan, stabilitas tanah atau keamanan setiap struktur yang berdekatan.
Banyaknya pancaran, volume dan tekanan air pada nosel semprot haruslah sekedar cukup untukmelonggarkan bahan yang berdekatan dengan tiang pancang, bukan untuk membongkar bahan
tersebut. Tekanan air harus 5 kg/cm2 sampai 10 kg/cm2 tergantung pada kepadatan tanah.
Perlengkapan harus dibuat, jika diperlukan, untuk mengalirkan air yang tergenang padapermukaan tanah. Sebelum penetrasi yang diperlukan tercapai, maka pancaran harus dihentikan
dan tiang pancang dipancang dengan palu sampai penetrasi akhir. Lubang-lubang bekas pancaran
di samping tiang pancang harus diisi dengan adukan semen setelah pemancangan selesai.
6) Tiang Pancang Yang CacatProsedur pemancangan tidak mengijinkan tiang pancang mengalami tegangan yang berlebihan
sehingga dapat mengakibatkan pengelupasan dan pecahnya beton, pembelahan, pecahnya dankerusakan kayu, atau deformasi baja. Manipulasi tiang pancang dengan memaksa tiang pancang
kembali ke posisi yang sebagaimana mestinya, menurut pendapat Direksi Pekerjaan, adalah
keterlaluan, dan tak akan diijinkan. Tiang pancang yang cacat harus diperbaiki atas biayaKontraktor.
http://2.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShGDSsCYjCI/AAAAAAAAAKQ/0-SJjK7pDyY/s1600-h/gambar20+alat+pancang+crane.JPG -
7/29/2019 bangunan bawah jembatan
4/23
Bilamana pemancangan ulang untuk mengembalikan ke posisi semula tidak memungkinkan,
tiang pancang harus dipancang sedekat mungkin dengan posisi semula, atau tiang pancang
tambahan harus dipancang sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
7) Catatan Pemancangan (Calendering)
Sebuah catatan yang detil dan akurat tentang pemancangan harus disimpan oleh Direksi
Pu : Kapasitas daya dukung batas (ton)
Pu = {ef.WH / [S + (C1 + C2 + C3)/2]} x { [W + n^2.Wp] / [W + P]}
Pekerjaan dan Kontraktor harus membantu Direksi Pekerjaan dalam menyimpan catatan ini yang
meliputi berikut ini : jumlah tiang pancang, posisi, jenis, ukuran, panjang aktual, tanggal
pemancangan, panjang dalam pondasi telapak, penetrasi pada saat penumbukan terakhir, enerjipukulan palu, panjang perpanjangan, panjang pemotongan dan panjang akhir yang dapat dibayar.
8) Rumus Dinamis untuk Perkiraan Kapasitas Tiang PancangKapasitas daya dukung tiang pancang harus diperkirakan dengan menggunakan rumus dinamis
(Hiley). Kontraktor dapat mengajukan rumus lain untuk mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
Pa : Kapasitas daya dukung yang diijinkan (ton)
ef : Efisiensi palu
ef = 1,00 untuk palu dieselef = 0,75 untuk palu yang dijatuhkan dengan tali dan gesekan katrol
W : Berat palu atau ram (ton)
W : Berat tiang pancang (ton)
n : Koefisien restitusin = 0,25 untuk tiang pancang beton
H : Tinggi jatuh palu (m)
H = 2 H untuk palu diesel (H = tinggi jatuh ram)S : Penetrasi tiang pancang pada saat penumbukan terakhir, atau set (m)
C1 : Tekanan sementara yang diijinkan untuk kepala tiang dan pur (m)
C2 : Tekanan sementara yang diijinkan untuk deformasi elastis dari batang tiang pancang (m)C3 : Tekanan sementara yang diijinkan untuk gempa pada lapangan (m)
N : Faktor Keamanan
2.6. PENGUJIAN TIANG
2.6.1. Pengujian dengan Static Load Test (SLT)
a). UmumPengujian tiang dilaksanakan untuk mengetahui dengan pasti daya dukung dari jenis pondasi
pada setiap jembatan. Jumlah tiang pancang yang diuji tidak kurang dari satu atau tidak lebihdari empat untuk setiap jembatan. Pengujian tiang dapat
-
7/29/2019 bangunan bawah jembatan
5/23
dilaksanakan di dalam atau di luar keliling pondasi, dan dapat menjadi bagian dari pekerjaan
yang permanen. Beban-beban untuk pengujian pembebanan tidak boleh diberikan sampai beton
mencapai kuat tekan minimum 95 % dari kuat tekan beton berumur 28 hari, namun dapat jugamenggunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi (high-early-strength-cement), jenis III
atau IIIA untuk beton dalam tiang pengujian pembebanan dan untuk tiang tarik.
b). PeralatanPeralatan yang digunakan adalah peralatan yang disetujui dan cocok untuk mengukur beban
tiang dan penurunan tiang pancang dengan akurat dalam setiap peningkatan beban, peralatan
tersebut harus mempunyai kapasitas kerja tiga kali beban rancangan untuk tiang yang akan diujiyang ditunjukkan dalam Gambar. Titik referensi untuk mengukur penurunan (settlement) tiang
pancang harus dipindahkan dari tiang uji untuk meng-hindari semua kemungkinan gangguan
yang akan terjadi. Semua penurunan tiang pancang yang dibebani harus diukur dengan peralatan
yang memadai, seperti alat peng-ukur (gauges) tekanan, dan harus diperiksa dengan alatpengukur elevasi.
Gambar .21 Peralatan Percobaan Pembebanan
c). Pelaksanaan PembebananPeningkatan lendutan akan dibaca segera setelah setiap penambahan beban diberikan dan setiap
interval 15 menit setelah penambahan beban tersebut. Beban yang aman dan diijinkan adalah 50
% beban yang telah diberikan selama 48 jam secara terus menerus menyebabkan penurunan tetap
(permanent settlement) tidak lebih dari 6,5 mm yang diukur pada puncak tiang. Beban pengujianharus dua kali beban rancangan yang ditunjukkan dalam Gambar.
Beban pertama yang harus diberikan pada tiang percobaan adalah beban rancangan tiangpancang. Beban pada tiang pancang dinaikkan sampai mencapai dua kali beban ran-cangan
dengan interval tiga kali penambahan beban yang sama. Setiap penambahan beban harus dalam
interval waktu minimum 2 jam, kecuali jika tidak terdapat penam- bahan penurunan kurang dari
0,12 mm dalam interval waktu 15 menit akibat penam- bahan beban sebelumnya. Bilamanakekuatan tiang uji untuk mendukung beban pengujian diragukan, penambahan beban harus
dikurangi sampai 50 % masing-masing beban pengujian, sesuai dengan perintah Direksi
Pekerjaan agar kurva keruntuhan yang halus dapat digambar. Beban pengujian penuh harusdipertahankan pada tiang uji dalam waktu tidak kurang dari 48 jam. Kemudian beban ditiadakan
dan penurunan permanen dibaca. Bilamana diminta oleh Direksi Pekerjaan, pembebanan
diteruskan melebihi 2 kali beban rancangan dengan penambahan beban setiap kali 10 ton sampaitiang runtuh atau kapasitas peralatan pembebanan ini dilampaui. Tiang pancang dapat dianggap
http://1.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShGDI4JSzzI/AAAAAAAAAKI/NcW8Vgv8kDE/s1600-h/gambar21+peralatan+percobaan+pembebanan.JPG -
7/29/2019 bangunan bawah jembatan
6/23
runtuh bila penurunan total akibat beban melebihi 2,5 cm atau penurunan permanen melebihi 6,5
mm.
Setelah pengujian pembebanan selesai dilaksanakan, beban-beban yang digunakan harus
disingkirkan, dan tiang pancang, termasuk tiang tarik dapat digunakan untuk struktur bilamana
oleh Direksi Pekerjaan dianggap masih memenuhi ketentuan untuk digunakan. Tiang uji yangtidak dibebani harus digunakan seperti di atas. Jika setiap tiang pancang setelah digunakansebagai tiang uji atau tiang tarik dianggap tidak memenuhi ketentuan untuk digunakan dalam
struktur, harus segera disingkirkan bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, atau harus
dipotong sampai di bawah permukaan tanah atau dasar pondasi telapak, mana yang dapatdilaksanakan.
Jumlah dan lokasi tiang uji untuk pengujian pembebanan akan ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan. Untuk tiang dengan diameter lebih dari 600 mm jumlah ini tidak boleh kurang darisatu dan tidak lebih dari tiga untuk setiap jembatan; untuk tiang dengan diameter kurang dari dan
sampai dengan 600 mm jumlah tiang tidak boleh kurang dari satu untuk setiap 30 tiang.
d). PelaporanLaporan yang harus dibuat untuk setiap pengujian pembebanan meliputi dokumen-dokumen
berikut ini :
Denah pondasi Lapisan (stratifikasi) tanah
Kurva kalibrasi alat pengukur tekanan
Gambar diameter piston dongkrak Grafik pengujian dengan absis untuk beban dalam ton dan ordinat untuk penu-
runan (settlement) dalam desimal mm.
Tabel yang menunjukkan pembacaan alat pengukur tekanan dalam atmosfir,
beban dalam ton, penurunan dan penurunan rata-rata dimana semua itumerupakan fungsi dari waktu (tanggal dan jam).
Bilamana kapasitas daya dukung yang aman dari setiap tiang pancang, diketahui kurang daribeban rancangan, maka tiang pancang harus diperpanjang atau diperbanyak sesuai dengan yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2.6.2. Pengujian dengan Dynamic Load Test (DLT)
a). Umum
Test dengan beban statis merupakan metode terbaik dan juga merupakan yang termahal untukmenentukan daya dukung suatu tiang. Pembebanan secara static yang merupakan uji skala penuh
dilakukan dengan memberikan beban yang lebih besar dari beban rencana seperti yang telah
dijelaskan diatas. Metode Static Load Test (SLT) ini memerlukan banyak waktu (time
consuming).Test dengan beban dinamis atauDynamic Load Test (DLT) adalah metode lain yang lebih
ekonomis dan efisien. Test pembebanan tiang secara dinamis ini menggunakan peralatanFPDS
(Foundation Pile Diagnostic System) berikut softwarePDA (Pile Driving Analyis) tertentumisalnya PDI dari USA, TNO dari Belanda, CEBTP dari Perancis dan PID dari Swedia).
-
7/29/2019 bangunan bawah jembatan
7/23
Dengan menggunakan system ini, beban diberikan secara dinamik pada kepala tiang dengan
menggunakan hammer pemancang. Dengan memberikan blow (pukulan) dari hammer
pemancang,signal acceleration (percepatan) danstrain (regangan) dari tiang dicatat dandirekam oleh computer. Dari dua signal tersebut dapat diperolehsignal velocity-time danforce-time dan kemudian tahanan pemancangan dinamis (dynamic driving resistance) dapat
ditentukan.
b). Peralatan dan PersiapanBahan-bahan dan hal-hal yang harus dipersiapkan adalah :
Siapkan peralatan DLT dengan mengisi cek list dan lakukan test peralatan denganmenggunakan test box
Siapkanfile input data dengan memperhatikanform yang sudah diisi dan data kalibrasi sensor-
sensor
Recordpemancangan untuk tiang yang akan ditest (kalendering)Blowrecorduntuk tiang yang ditest (Blowcount)
Data soil investigasi dapat berupa SONDIR, atau SPT dan data BORING
Gambar desain jembatan Tiang yang akan ditest dipilih salah satu tiang dari kelompok tiang dan dapat tiang dengan
kondisi kalendering yang besar atau tiang yang jauh dari titik berat kelompok tiang (pilar atau
abutment)
Tiang yang akan ditest harus dibiarkan beberapa hari (2-7 hari) agar tegangan air tanah (porepressure) kembali pada kondisi sebelum pemancangan (setting)
Tiang yang akan ditest minimal 2 meter harus muncul dari permukaan tanah asli atau air yang
ada saat pengujian TersediaPower Supply untuk computer dan bor listrik minimum 1000VA
Tersedia hammerdengan kapasitas yang sama dengan yang digunakan pada saat pemancangan
c). Pelaksanaan Test DLT I Lapangan Tiang yang akan ditest dilubangi (dibor) untuk meletakan sensor dan sensor harus dipasang
pada tiang yang akan ditest secara simetris
Pasang sensor dan hubungan kabel-kabel pada signal conditioning dan perangkat komputeryang dioperasikan dengan paket software DLT atau PDA tertentu
Cek kelurusan hammer dengan tiang pancang
Monitoring signal dari hammer blow Ceksignal velocity danforce dengan memperhatikan hammer centricity (sekitar 100%) dan
keduasignal force channel3 dan channel4 harus tekan (positif)
Jika telah memenuhi persyaratan teknis lakukan monitoring untuk kurang lebih 15 pukulan
Jika belum memenuhi persyaratan cek kembali kelurusan hammer dengan tiang dan lanjutkanlangkah selanjutnya Pilih signal yang mewakili untuk digunakan padasignal matching.
-
7/29/2019 bangunan bawah jembatan
8/23
Gambar 22- Peralatan DLT
d). Signal matchingTiang yang ditest dipasang transducer strain dan acceleration, pengukuranstrain dilakukan pada
saat adanya tumbukan hammer dan bersamaan itu juga pergerakan tiang dicatat sebagaiacceleration. Data test dari setiap hammer blow atau dari blow hammertertentu dicatat untuk
dianalisa lebih lanjut. Suatu hal yang mendasar dari tiang yang ditest secara dynamic bahwatahanan (soil resistance) pada pergerakan tiang dianggap sebagai baik statik (elasto-plastic) dandynamic (damped).
Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengevaluasistatic resistance pada waktu test,
tetapi hal ini sangat tergantung pada asumsisoil damping resistance dan biasanya hanyadigunakan bilamanasoil damping resistance sudah dievaluasi dan divalidasi dengan
menggunakan cara lain sepertistatic load testingsuatu tiang.
Umumnya dianjurkan dari data yang didapatkan dari dynamic load testdiikuti dengan analisa
yang teliti yang mana biasanya dilakukan jauh dari lokasi tiang yang ditest (biasanya dilakukandi kantor). Analisa tersebut didasarkan pada wave equation philosopy dan menggunakan
program komputer dalam uraian ini diambil sebagai contoh adalah TNOWAVE dengan pilihan
SIGNAL MATCHING. Analisa teliti ini memberikan hasil yang lebih detail dibandingkan denganyang didapat langsung dari lokasi. Cara ini dapat menentukan daya dukung tiang dan
karakteristik deformasi tiang seketika akibat beban statik.
2.6.3. PONDASI TIANG BOR (BORED PILE)a). Umum
Di Indonesia pondasi jenis ini cukup populer juga meskipun peralatan yang tersedia masih
terbatas dan umumnya terkonsentrasi di pulau jawa. Jenis pondasi ini prinsip kerjanya hampirsama dengan pondasi tiang pancang. Perbedaannya terletak pada cara pemasangannya, kalau
tiang pancang masuk kedalam tanah dengan kekuatan tumbukan sehingga menimbulkan suara
yang keras, tetapi lain halnya dengan bored pile yang suaranya tidak mengganggu lingkungan,
sehingga jenis pondasi ini banyak digunakan di daerah perkotaan dalam pembangunanapartemen, mall, dan gedung pencakar langit.
Contoh bahan yang digali harus disimpan untuk semua tiang bor. Pengujian penetrometer untuk
bahan di lapangan harus dilakukan selama penggalian dan pada dasar tiang bor sesuai denganyang diminta oleh Direksi Pekerjaan. Pengambilan contoh bahan ini harus selalu dilakukan pada
tiang bor pertama dari tiap kelompok.
b) Pelaksanaan pengeboran :
http://2.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShGC6ZH5WAI/AAAAAAAAAKA/9JL9OkrK7lA/s1600-h/gambar+22+peralatan+DLT.JPG -
7/29/2019 bangunan bawah jembatan
9/23
Dibuat lubang dengan dibor sampai kedalaman sesuai gambar rencana
Sebelum pengecoran semua lubang harus utuh, dasar casing harus dipertahankan tidak lebih
dari 150 cm dan tidak kurang dari 30 cm dibawah permukaan beton selama penarikan danoperasi penempatan, kecuali ditentukan lain oleh direksi
Sampai kedalaman 3 m dari permukaan, beton yg dicor harus digetarkan dengan alat penggetar,
dan sebelumnya semua kotoran dibersihkan, demikian juga bila ada air dalam lubang bor harusdikeluarkan Saat pencabutan casing digetarkan untuk menghindari menempelnya beton pada dinding casing
Apabila pengecoran beton didalam air atau pengeboran lumpur maka digunakan cara
tremieTiang bor umumnya harus dicor sampai kira-kira satu meter di atas elevasi yang akandipotong, semua beton yang lepas, kelebihan dan lemah harus dikupas dari bagian puncak tiang
bor dan baja tulangan yang tertinggal harus mempunyai panjang yang cukup sehingga
memungkinkan pengikatan yang sempurna kedalam pur atau struktur di atasnya.
Gambar 23- Pelaksanaan Tiang Bor
c). Pengecoran Beton Tiang Bor (Bored Pile)Pengecoran beton harus dilaksanakan sesuaidengan ketentuan. Dimanapun beton digunakan harus dicor ke dalam suatu lubang yang keringdan bersih. Beton harus dicor melalui sebuah corong dengan panjang pipa. Pengaliran harus
diarahkan sedemikian rupa hingga beton tidak menimpa baja tulangan atau sisi-sisi lubang.
Beton harus dicor secepat mungkin setelah pengeboran dimana kondisi tanah kemungkinan besarakan memburuk akibat terekspos. Bilamana elevasi akhir pemotongan berada di bawah elevasi
muka air tanah, tekanan harus dipertahankan pada beton yang belum mengeras, sama dengan
atau lebih besar dari tekanan air tanah, sampai beton tersebut selesai mengeras.
d). Pengecoran Beton di Bawah Air
Bilamana pengecoran beton di dalam air atau lumpur pengeboran, semua bahan lunak dan bahan
lepas pada dasar lubang harus dihilangkan dan cara tremie yang telah disetujui harus digunakan.Cara tremie harus mencakup sebuah pipa yang diisi dari sebuah corong di atasnya. Pipa harus
diperpanjang sedikit di bawah permukaan beton baru dalam tiang bor sampai di atas elevasi
air/lumpur.Bilamana beton mengalir keluar dari dasar pipa, maka corong harus diisi lagi dengan beton
sehingga pipa selalu penuh dengan beton baru. Pipa tremie harus kedap air, dan harus
berdiameter paling sedikit 15 cm. Sebuah sumbat harus ditempatkan di depan beton yang
dimasukkan pertama kali dalam pipa untuk mencegah pencampuran beton dan air.
http://2.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShGCud0Z8TI/AAAAAAAAAJ4/3968mrXPOAo/s1600-h/gambar23+pelaksanaan+tiang+bor.JPG -
7/29/2019 bangunan bawah jembatan
10/23
e). Penanganan Kepala Tiang Bor Beton
Tiang bor umumnya harus dicor sampai kira-kira satu meter di atas elevasi yang akan dipotong.Semua beton yang lepas, kelebihan dan lemah harus dikupas dari bagian puncak tiang bor dan
baja tulangan yang tertinggal harus mempunyai panjang yang cukup sehingga memungkinkan
pengikatan yang sempurna ke dalam pur atau struktur di atasnya.
f). Tiang Bor Beton Yang Cacat
Tiang bor harus dibentuk dengan cara dan urutan sedemikian rupa hingga dapat dipasti-kan
bahwa tidak terdapat kerusakan yang terjadi pada tiang bor yang dibentuk sebelumnya. Tiang boryang cacat dan di luar toleransi harus diperbaiki atas biaya Kontraktor.
g). Pengujian Tiang BorPerkembangan dan penggunaan metodeLoad Cell testuntuk pengujianstatic dengan kapasitastinggi pada pondasi tiang bor memberikan pengaruh dan konstribusi yang sangat besar bagi para
perencana struktur pondasi untuk dapat mengevaluasi kapasitas dari struktur pondasi yang
direncanakan dan mengakaji pemilihan teknik konstruksi pada pondasi tiang bor. Objektif dariLoad Cell testadalah untuk mengukur pergerakan tiang pondasi melalui alat load cell yang
dihubungkan dengan peralatan elektronik sistem data yang terkomputerisasi dengan akurat.
Saat ini, perencana struktur pondasi tidak lagi memerlukan dan bergantung kepada penggunaan
tiang pondasi uji dengan skala lebih kecil dari ukuran aktual-nya (diperkecil dari ukuransebenarnya) dan biaya yang besar untuk dapat melakukan pengujian beban pada pondasi tiang
bor berdiameter besar yang biasanya menjadi ciri khas dari metode pengujian statik
konvensional. Kesalahan-kesalahan yang terdapat pada metode konvensional statik khususnyaPengenalanLoad Cell Test.
Proses perubahan skala ukuran tiang uji secara konservatif dapat di-eliminasi dengan
menggunakan ukuran aktual dari tiang uji pada pengujian beban dengan metodeLoad Cell test
yang mampu memobilisasi beban lebih dari 200 MN. Load Cell adalah alat pengangkat yangdimobilisasi dengan mekanisme hidrolis selama proses pengujian beban. Alat ini ditanamkan dan
merupakan bagian pada struktur pondasi dan bekerja pada dua arah (bi-directictional), keatas
(upward) melawan tahanan geser selimut (side shear resistance) dan kebawah (downward)melawan tahanan dasar (end bearing), load cellsecara otomatis akan merekam kedua
karakteristik tahanan tersebut secara terpisah. Penggunaan alat ini pada struktur pondasi tidak
diharuskan untuk menggunakan struktur balok tambahan dan tiang-tiang pengikat (tie-downpiles).Load Cellmenjabarkan semua reaksi yang bekerja pada tiang pondasi dari tanah dan
batuan yang mengelilingi pondasi. Pada suatu kondisi dimana komponen-komponen tahanan
tanah dan alat ini telah mencapai kapasitas maksimumnya maka proses pengujian beban dapat
dihentikan.
-
7/29/2019 bangunan bawah jembatan
11/23
Gambar 24- Pelaksanaan Tiang Bor
Setiap alat load cellsecara khusus dilengkapi dengan komponen peralatan yang berkemampuan
untuk dapat mengukur secara langsung dan otomatis adanya pergerakan pada dirinya. Kapasitas
beban yang dapat dimobilisasi selama pengujian beban adalah 0.7 - 27 MN. Denganmenggunakan satu (single) atau lebih (multiple) alat load cellpada satu bidang horisontal, maka
kapasitas yang dapat tersedia dapat mencapai lebih dari 220 MN (22000 ton); sedangkan
penggunaan multiple cells pada bidang yang berbeda (elevasi yang berbeda) dalam satu struktur
tiang pondasi akan memungkinkan segmen-segmen pada tiang tersebut dapat dianalisa dandiketahui hasil-hasil keluarannya secara terpisah.
Pelaksanaan pengujian beban pada metode load cell mengacu kepada Peraturan ASTM, Quick
Testing Method- D1143. Meskipun para perencana juga menetapkan beberapa metode statiklainnya akan tetapi metode ini sudah menjadi metode yang umum digunakan dan menjadi pilihan
yang baku. Dibawah ini adalah peralatan yang umum digunakan pada pelaksanaan load cell test,
yaitu meliputi:
1.Load Cell set: perangkat alat berat komposit yang terdiri dari 2 plat baja yang berbentuk
lingkaran dan silinder baja untuk menggambungkan kedua plat tersebut. Perangkat ini
merupakan alat utama dari unit load cell.2.Hydraulic supply line: pipa baja yang digunakan untuk menyalurkan tekanan hidrolis dari
pompa hidrolik kepada perangkatLoad Celldengan tekanan yang telah ditetapkan
3.Hydraulic pump: sumber tekanan yang digunakan untuk memobilisasiLoad Cell.
4.Pressure gauge: merupakan salah satu komponen bagian dari alat sumber tekanan hidrolisyang berfungsi untuk membaca besarnya tekanan hidrolis yang telah disalurkan padaLoad Cell.
5. Telltale casing: pipa baja yang digunakan sebagai selongsong daristeel telltale rods.
6. Stainless Steel Telltale Rods: kawat baja yang digunakan untuk menghubungkan perangkat
Load Cell setdenganData Acquisition System melaluiDigital Indicator. Kawat ini berfungsiuntuk mengirimkan displacementatau expansion yang terjadi padaLoad Cell set.
7.Data Acquisition System: perangkat lunak elektronik yang berfungsi sebagai perantara antara
ComputerdanData gatherer. Data (reading) yang dibaca kemudian disaring sebelum dianalisa
http://3.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShGCklD5qWI/AAAAAAAAAJw/4fdnZkTdpJY/s1600-h/gambar+24+pelaksanaan+tiang+bor.JPG -
7/29/2019 bangunan bawah jembatan
12/23
dan ditampilkan pada Computer.
8.Displacement transducers: alat yang berfungsi untuk membaca adanya displacementyang
terjadi padaLoad Cellmelalui telltale rods.9.Data gatherer: alat yang berfungsi untuk mengumpulkan data hasil readingyang dikirimkan
dari displacement transducers dangrating sensors.
10. Grating sensors: alat yang digunakan untuk mengukur tegangan pada setiap lapisan tanah.
2.7. TOLERANSI TIANG PANCANG DAN TIANG BOR
a. Lokasi kepala tiangPergeseran lateral kepala tiang pancang dari posisi yang ditentukan : < 75 mm dalam segala arah
b. Kemiringan tiang pancang
Penyimpangan arah vertikal/ kemiringan yang dipersyaratkan : Penyimpangan arah vertikal/
kemiringan yang dipersyaratkan : < 20 mm per meter (1 : 50)
c. Kelengkungan (BOW)
Kelengkungan tiang pancang beton cor langsung ditempat : < 0,01 panjang tiang dalam segalaarah;
Kelengkungan lateral tiang pancang baja : < 0,0007 panjang total tiang pancang>
d. Garis tengah lubang bor tanpa selubung (casing) : 0 sd +5% dari diameter nominal pada
setiap posisi
2.8. TURAP
a) UmumUmumnya ketentuan yang mengatur pemancangan tiang pancang penahan beban harus berlaku
juga untuk turap. Jenis tiang pancang yang akan digunakan harus seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
b). Turap Kayu
Tiang pancang kayu sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar baik yang dipotong
dari bahan yang utuh (solid) maupun dibuat dari tiga papan yang diikat jadi satu dengan kokoh.Ujung bagian bawah tiang pancang harus diruncingkan agar dapat mendesak ke dalam
sedemikian hingga tiang-tiang yang berdekatan mempunyai ikatan yang rapat. Puncak tiang
pancang harus dipotong pada suatu garis lurus pada elevasi yang telah ditunjukkan dan harus
diperkaku dengan balok yang ditumpang-tindihkan dan disambung pada semua sambungan dansudut-sudut. Balok-balok pengaku sebaik-nya dipasang untuh antara sudut-sudut dan harus
dibaut di dekat puncak tiang pancang.
c) Turap BetonDinding turap beton harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar.
d) Turap BajaTurap baja harus mempunyai jenis dan berat seperti yang ditunjukkan dalam Gambar. Bilamana
-
7/29/2019 bangunan bawah jembatan
13/23
dipasang dalam struktur yang telah selesai, turap baja harus kedap air pada sambungannya.
Pengecatan turap baja harus memenuhi ketentuan Spesifikasi.
3. PONDASI SUMURAN (CAISSON)
a). UmumPondasi ini terbuat dari beton bertulang atau beton pracetak, yang umum digunakan padapekerjaan jembatan di Indonesia adalah dari silinder beton bertulang dengan diameter 250 cm,
300 cm, 350 cm, dan 400 cm. Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penurunan dinding
sumuran yang dicor di tempat atau pracetak yang terdiri unit-unit beton pracetak. Penurunandilakukan dengan menggali sedikit demi sedikit di bawah dasarnya. Berat beton pada sumuran
memberikan gaya vertical untuk mengatasi gesekan (friction) antara tanah dengan beton, dan
dengan demikian sumuran dapat turun.
Ketepatan pematokan pada sumuran sangat penting karena tempat yang digunakan oleh sumuran
sangat besar. Akibat kesalahan pematokan, bersama-sama dengan kemiringan yang terjadi pada
waktu sumuran diturunkan, dapat menyebabkan sumuran itu berada di luar daerah kepalajembatan atau pilar. Hal ini merupakan tambahan pekerjaan untuk memperbesar kapala jembatan
atau pilar, dan akan meneruskan beban vertical dari bangunan atas kepada bangunan bawah
secara eksentris.
Garis tengah memanjang jembatan dan garis tengah melintang dari sumuran harus ditentukan
dan dioffset sejauh jarak tertentu untuk memastikan bahwa titik-titik referensi tersebut tidak
terganggu pada saat pembangunan sumuran.Harus diperhatikan penentuan letak tiap segmen untuk memastikan bahwa segmen baru akan
mempunyai alinyemen yang benar sepanjang sumbu vertical.
Hal ini penting terutama pada waktu suatu segmen ditambahkan pada sumuran yang tidak
(keluar dari) vertical. Secara ideal kemiringan ini harus diperbaiki sebelum penambahan segmenberikutnya. Setelah pekerjaan pematokan selesai, dilakukan penggalian pendahuluan untuk
memberikan jalan awal melalui mana sumuran akan diturunkan. Sisi galian ini harus sedapat
mungkin vertical.
Gambar 25 - Jenis Pondasi Sumuran
http://3.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShGCVj1lv1I/AAAAAAAAAJo/oEvuVofdIVQ/s1600-h/gambar25+jenis+pondasi+sumuran.JPG -
7/29/2019 bangunan bawah jembatan
14/23
Gambar 26 - Bentuk Detail Pondasi Sumuran
b). Pembuatan Pondasi Sumuran
1). Unit Beton PracetakUnit beton pracetak harus dicor pada landasan pengecoran yang sebagaimana mestinya. Cetakan
harus memenuhi garis dan elevasi yang tepat dan terbuat dari logam. Cetakan harus kedap air
dan tidak boleh dibuka paling sedikit 3 hari setelah pengecoran. Unit beton pracetak yang telah
selesai dikerjakan harus bebas dari segregasi, keropos, atau cacat lainnya dan harus memenuhidimensi yang disyaratkan.
Unit beton pracetak tidak boleh digeser paling sedikit 7 hari setelah pengecoran, atau sampaipengujian menunjukkan bahwa kuat tekan beton telah mencapai 70 persen dari kuat tekan beton
rancangan dalam 28 hari.
Unit beton pracetak tidak boleh diangkut atau dipasang sampai beton tersebut mengeras palingsedikit 14 hari setelah pengecoran, atau sampai pengujian menunjukkan kuat tekan mencapai 85persen dari kuat tekan rancangan dalam 28 hari.
2) Dinding Sumuran dari Unit Beton PracetakBeton pracetak yang pertama dibuat harus ditempatkan sebagai unit yang terbawah. Bilamana
beton pracetak yang pertama dibuat telah diturunkan, beton pracetak berikut-nya harus dipasang
di atasnya dan disambung sebagimana mestinya dengan adukan semen untuk memperoleh
kekakuan dan stabilitas yang diperlukan. Penurunan dapat dilanjutkan 24 jam setelahpenyambungan selesai dikerjakan.
3) Dinding Sumuran Cor Di TempatCetakan untuk dinding sumuran yang dicor di tempat harus memenuhi garis dan elevasi yangtepat, kedap air dan tidak boleh dibuka paling sedikit 3 hari setelah pengecoran. Beton harus
dicor dan dirawat sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini. Penurunan tidak boleh dimulai
paling sedikit 7 hari setelah pengecoran atau sampai pengujian menunjukkan bahwa kuat tekan
http://1.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShGCH0ruynI/AAAAAAAAAJg/qvhVi2_StC4/s1600-h/gambar26+bentuk+detail+pondasi+sumuran.JPG -
7/29/2019 bangunan bawah jembatan
15/23
beton mencapai 70 persen dari kuat tekan rancangan dalam 28 hari.
c) Penggalian dan Penurunan
Bilamana penggalian dan penurunan pondasi sumuran dilaksanakan, perhatian khusus harusdiberikan untuk hal-hal berikut ini :
1. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan aman, teliti, mematuhi undang-undangkeselamatan kerja, dan sebagainya.
2. Penggalian hanya boleh dilanjutkan bilamana penurunan telah dilaksanakan dengan tepat
dengan memperhatikan pelaksanaan dan kondisi tanah. Gangguan, pergeseran dan gonjanganpada dinding sumuran harus dihindarkan selama penggalian.
3. Dinding sumuran umumnya diturunkan dengan cara akibat beratnya sendiri, dengan
menggunakan beban berlapis (superimposed loads), dan mengurangi ketahanan geser (frictional
resistance), dan sebagainya.
4. Cara mengurangi ketahanan geser :
Bilamana ketahanan geser diperkirakan cukup besar pada saat penurunan din-ding sumuran,maka disarankan untuk melakukan upaya untuk mengurangi geseran antara dinding luar sumuran
dengan tanah di sekelilingnya.
5. Sumbat Dasar SumuranDalam pembuatan sumbat dasar sumuran, perhatian khusus harus diberikan untuk hal-hal berikut
ini :
i) Pengecoran beton dalam air umumnya harus dilaksanakan dengan cara tremies atau pompabeton setelah yakin bahwa tidak terdapat fluktuasi muka air dalam sumuran.
ii) Air dalam sumuran umumnya tidak boleh dikeluarkan setelah pengecoran beton untuk sumbat
dasar sumuran.
6. Pengisian Sumuran
Sumuran harus diisi dengan beton siklop K175 sampai elevasi satu meter di bawah pondasi
telapak. Sisa satu meter tersebut harus diisi dengan beton K250, atau sebagaimana yangditunjukkan dalam Gambar.
7. Pekerjaan Dinding Penahan Rembesan (Cut-Off Wall Work)Dinding penahan rembesan (cut-off wall) harus kedap air dan harus mampu menahan gaya-gaya
dari luar seperti tekanan tanah dan air selama proses penurunan dinding sumuran, dan harus
ditarik setelah pelaksanaan sumuran selesai dikerjakan.
8. Pembongkaran Bagian Atas Sumuran Terbuka
Bagian atas dinding sumuran yang telah terpasang yang lebih tinggi dari sisi dasar pondasi
telapak harus dibongkar. Pembongkaran harus dilaksanakan dengan menggunakan alat pemecah
bertekanan (pneumatic breakers). Peledakan tidak boleh digunakan dalam setiap pembongkaranini.
Baja tulangan yang diperpanjang masuk ke dalam pondasi telapak harus mempunyai panjang
paling sedikit 40 kali diameter tulangan.
-
7/29/2019 bangunan bawah jembatan
16/23
4. PENJANGKARAN TANAH (GROUND ANCHOR)
a). UmumPenjelasan tentang Penjangkaran Tanah ini seluruhnya disadur dari buku MekanikaTanah dan Teknik Pondasi oleh Ir. Suyono Sosrodarsono dan Kazuto Nakazawa Edisi ke 7
Tahun 2000 sebagai berikut . Metode penjangkaran tanah disebut juga dengan namaAlluvian
Anchor, Ground Anchoratau Tieback Anchor. Dalam metode ini pemboran dilakukan di dalamtanah pondasi yang baik terdiri dari lapisan berpasir, lapisan kerikil, lapisan berbutir halusataupun batuan yang lapuk, serta suatu bagian yang menahan gaya tarik seperti campuran semen
dengan kabel baja atau semen dengan batang baja dimasukkan ke dalam lubang hasil pemboran
tersebut, kemudian disertai suatu gaya tarik setelahnya untuk memperkuat konstruksinya. Dalambanyak hal dipergunakan untuk melawan tekanan tanah seperti turap ataupun tembok penahan
tanah. Kadang-kadang juga dipergunakan untuk konstruksi yang permanent tetapi pada dasarnya
hanyalah dipakai untuk konstruksi sementara. Apabila suatu dinding turap dipasang di suatu
daerah di mana sedang dikerjakan penurapan sedangkan penopang ataupun tiang-tiang antaratidak dibutuhkan maka akan diperoleh daerah yang lebih luas di antara dinding turap, yang
memungkinkan penggalian dengan alat-alat berat.
Gambar 27Gambaran Umum Jangkar
b). Tipe JangkarPenjangkaran dengan tahanan geser. Jenis ini memakai batang jangkar yang silindris yangdigrout di dalam lubang bor dan gaya tarik ditimbulkan dari tahanan geser yang bekerja
sekelilingnya.Penjangkaran dengan plat pemikul. Jenis ini menggunakan suatu plat massif yang dipasang didalam tanah sehingga tekanan tanah pasipnya yang bekerja dapat menahan gaya
tarik.Penjangkaran gabungan. Di mana ada bagian-bagian yang diperbesar dan tekanan pasip
bersama-sama tahanan geser batangnya yang menahan gaya tarik, sehingga dapat disebut sebagaigabungan dari kedua metode terdahulu. Untuk membuat penjangkaran dengan diameter besar
pembuatan lubangnya perlu menggunakan mata bor khusus atau semburan air bertekanan tinggi.
Gambar.28Tipe Jangkar
http://4.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShGB1RFXCJI/AAAAAAAAAJQ/lgQDxYktzFc/s1600-h/gambar28.JPGhttp://1.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShGB-w2e_OI/AAAAAAAAAJY/PDmP_xQIlSQ/s1600-h/gambar27+gambaran+umum+jangkar.JPGhttp://4.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShGB1RFXCJI/AAAAAAAAAJQ/lgQDxYktzFc/s1600-h/gambar28.JPGhttp://1.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShGB-w2e_OI/AAAAAAAAAJY/PDmP_xQIlSQ/s1600-h/gambar27+gambaran+umum+jangkar.JPG -
7/29/2019 bangunan bawah jembatan
17/23
c). Metode PenjangkaranBeberapa metode penjangkaran yang dipakai dapat dijelaskan berikut ini :
1. Metode penjangkaran dengangrouting: Setelah suatu batang PC baja atau kabel baja
terpasang sebagai batang tarik di dalam lubang hasil pemboran, dilaksanakan grouting danbatang tarik ini dijangkar. Untuk menghindari mengalir keluarnya adukan semen dari lubangwaktu sedang digrouting, perlu dipasang alat khusus didalam lubang tersebut yaitu packer
untuk menahan tekanan tinggi. Cara ini dimaksudkan untuk mengeraskan dinding lubang
secukupnya, yang agak urai karena adanya grouting dengan suatu kekuatan leleh yang besar.2. Metode penjangkaran dengan lubang bertekanan (jangkar PS) : Adalah metode dimana suatu
tabung yang dapat mengembang dimasukkan ke dalam lubang hasil pemboran dan adukan
mengisi bagian luar dari dinding tabung dan kemudian air bertekanan dimasukkan kedalam
tabung tersebut agar mengembang, sehingga bagian luar tabung tertekan dan dapat menjadikeras. Setelah mengeras tabung tersebut dikeluarkan dan batang tarik dimasukkan mengganti
tempat tabung tadi dan diberi tambahan adukan.
Gambar 29Metode Jangkar Tabung Tekan
3. Metode penjangkaran dengan penekanan (jangkar baji): Suatu batang PC baja dimasukkankelubangnya dan adukan diisikan ke dalam dasar lubang, lalu beton bertulang yang berlubang
ditengahnya sebagai inti dari jangkar ini dengan batang baja tadi sebagai pengarahnya dipukul
masuk ke dalam adukkannya menyebabkan adukan ini memperbesar dinding lubangnya,sehingga tahanan cabut dari jangkar tersebut diperbesar.
Gambar 30Metode Jangkar Dengan Inti
http://2.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShGBgRfNt4I/AAAAAAAAAJA/4X-TWZpaorY/s1600-h/gambar30.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShGBsgrk26I/AAAAAAAAAJI/fdQStjFJst4/s1600-h/gambar29.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShGBgRfNt4I/AAAAAAAAAJA/4X-TWZpaorY/s1600-h/gambar30.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShGBsgrk26I/AAAAAAAAAJI/fdQStjFJst4/s1600-h/gambar29.JPG -
7/29/2019 bangunan bawah jembatan
18/23
Yang Dipancang
4. Metode penjangkaran plat : Metode ini disebut metode penjangkaran mekanis, terdiri daribatang baja dan bagian jangkar yang terbuat dari plat baja dan dimasukkan kedalam tanah
dengan dipukul. Setelah dimasukkan batang-batang baja itu ditarik sehingga plat tadi berputar
dan menjadi plat penahan. Dalam metode penjangkaran mekanis ini ada juga suatu jenis yangjangkarnya dimasukkan kedalam lubang bor, sebagai tambahan dari jenis jangkar yang dipukulseperti metode jangkar dengan plat tadi. Jenis jangkar yang dipukul biasanya dipergunakan untuk
beban rencana yang agak kecil dimana gaya tarik kurang dari 20 ton. Hal ini ditandai dari cara
pelaksanaannya yang mudah dan prinsipnya sederhana.
Gambar 31Metode Pelat Jangkar
5. Metode jangkar UAC : Metode ini adalah dengan pembesaran lubang. Telah dikembangkan diInggris dan banyak digunakan disana. Caranya berdasarkan bahwa setelah dibor sampai
kedalaman yang diperlukan, suatu mata bor khusus dipakai untuk memperbesar bagian dasar
lubang yang mengakibatkan meningkatnya tahanan cabut jangkar tersebut. Metodepelaksanaannya setelah dasar lubang dibesarkan adalah seperti metode jangkar gabungan.
Gambar32 - Metode Jangkar UAC
http://3.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShGBF_B4JDI/AAAAAAAAAIw/tAE7wwVwlo0/s1600-h/gambar32.JPGhttp://1.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShGBR1W-Q-I/AAAAAAAAAI4/-rdTLz5EgoA/s1600-h/gambar31.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShGBF_B4JDI/AAAAAAAAAIw/tAE7wwVwlo0/s1600-h/gambar32.JPGhttp://1.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShGBR1W-Q-I/AAAAAAAAAI4/-rdTLz5EgoA/s1600-h/gambar31.JPG -
7/29/2019 bangunan bawah jembatan
19/23
d). Metode Penjangkaran Prategang Pratekan dengan Grouting
1. Umum
Metode penjangkaran pratekan prategang dengan grouting (prestressed grouted ground anchor)
adalah komponen konstruksi yang ditanam pada tanah atau batu (rock) yang digunakan untukmenyalurkan gaya ke bumi. Grouting diisi ke lubang hasil pengeboran.Penjangkaran dengan grouting terdiri dari 3 (tiga) bagian penting yaitu :
a.Anchorageb.Free stressing (unbonded) length
c.Bond length
seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
Gambar33 - Metode Jangkar UAC
Anchorage merupakan kombinasi dari anchor head, bearing plate dan trumpet yang mempunyaikapasitas mentransfer gaya prategang dari baja prategang (barataustrand) ke bumi ataukonstruksi pendukung.
Unbonded length adalah bagian baja prategang yang bebas untuk mengalami perpanjangan atau
pemuluran secara elastis (elongate elastically) dan mentransfer gaya perlawanan dari bondlength ke struktur. Sebuah bondbreakerdari plastik ditempatkan pada tendon di bagian
unbonded length untuk mencegah baja prategang tersebut dari pengikatan akibat rembesan
grouting. Hal tersebut memungkinkan baja prategang pada unbonded length untuk mengalamiperpanjangan tanpa hambatan saat testing dan stressing dan tetap dalam keadaan unbonded
setelah lock-off.
Tendon bond length adalah panjang baja prategang yang diikat oleh grouting dan mempunyai
kemampuan mentransfer tegangan yang terjadi akibat beban yang bekerja ke bumi.Untuk selanjutnya istilah Tendon berarti termasuk baja prategang (strand atau bar), perlindungan
terhadap karat,sheaths (sheatings), centralizer, spacerdan dalam hal ini tidak termasuk
anchorage dangrouting.
Sheats adalah lapisan pembungkus bergelombang yang melindungi baja prategang dari karatpada unbonded length. Posisi tendon harus ditengah pada lubang bor agar minimum grouting
yang menutupinya tercapai.
Spacer digunakan untuk menyekat antar baja prategang atau bar agar masing-masing terikat
http://1.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShGA31-6vII/AAAAAAAAAIo/w7-KuXw8iac/s1600-h/gambar33.JPG -
7/29/2019 bangunan bawah jembatan
20/23
dengan cukup terhadap anchor grout.
2. GroutingGrouting untuksoildan rockadalah jenis grouting murni atau tanpa agregat dan mengacu pada
ASTM C150, dengan water cement ratio antara 0,40,55 terhadap berat dan semen yang
dipakai type I dan semen grouting harus mencapai kekuatan 21 Mpa pada saat akan stressingserta dapat pula memakai additive untuk mengatasi masalah panas yang timbul dan jauhnya jarakpompa saat dilakukan penekanan grouting. Grouting ini adalah suatu campuranportland cement
yang menyalurkan gaya dari tendon ke bumi dan juga memberikan perlindungan terhadap karat.
3. Material TendonSpesifikasi steel bar dan strand tendons mengacu pada ASTM A722 dan ASTM A416 sedangkan
strand yang digunakan seven wire diameter 15,2 mm (0,6 in) grade 270, sedangkan bar tendon
umumnya diameter 26 mm, 32 mm, 36 mm, 45 mm dan 64 mm dengan panjang tanpasambungan 18 m. Desain angker dengan beban 2077 kN dapat digunakan bar tendon dengan
diameter 64 mm single. Apabila digunakan sambungan maka harus diperhatikan perlindungan
karatnya.
4. Spacers and CentralizersUnit spacer/centralizers ditempatkan secara teratur dengan interval biasanya 3 m sepanjang
daerah anchor bond. Untukstrand tendon, spacerbiasanya dipasang untuk memberikanjarak/spasi antar strand minimum 613 mm dan terhadap bagian terluar grouting minimum 13
mm. Spacer dan Centralizer dibuat dari bahan anti karat dan mudah untuk mengalirkan bahan
grouting.
5. KEPALA DAN PILAR JEMBATAN
5.1. UMUMKepala jembatan, umumnya dari jenis dinding dan balok beton, diperlukan sebagai landasanjembatan dan menahan timbunan dibelakang kepala jembatan. Jika kepala jembatan spill-
through, kepala jembatan bertindak sebagai cap dan dudukan bagi landasan.
Kepala jembatan dengan tipe gaya berat (gravity), yang menggunakan pasangan batu sertadudukan dan dinding belakang beton juga sering digunakan.
Pilar-pilar dapat berupa susunan rangka pendukung (trestle), yaitu topi beton yang bertindak
sebagai balok melintang (cross beam) dengan kepala tiang tertanam pada topi, atau susunankolom, yang menggunakan sistem beton kopel (pile cap) yang terpisah, sistem kolom dan balok
melintang terpisah.
Pada umumnya di Indonesia dipakai susunan rangka pendukung untuk pondasi tiang. Padasusunan tersebut tiang diteruskan langsung pada balok melintang ujung (cross head) pilar.
Kelebihan utama dari susunan ini adalah biaya, kemudahan pelaksanaan dan kurangnya
kemungkinan penggerusan sungai. Kekurangan utama susunan ini adalah penampilannya yang
kurang menarik terutama pada waktu muka air rendah. Tambah lagi, pile cap sering ditempatkansangat tinggi diatas muka air.
Jika pondasi sumuran digunakan untuk pilar, sistem topi beton, kolom dan balok melintang
ujung dipakai. Sistem kolom dapat berupa kolom tunggal atau majemuk atau dapat berupadinding penuh. Kepala jembatan dengan pondasi sumuran biasanya menempatkan bangunan
-
7/29/2019 bangunan bawah jembatan
21/23
kepala jembatan langsung pada pondasi sumuran. Sistem ini kadang-kadang dipakai juga untuk
pondasi tiang.
Kepala Jembatan dan Pilar menyalurkan gayagaya vertikal dan horisontal dari bangunan ataspada pondasi. Bentuk umum digambarkan pada Gambar B.2.1 berikut ini. Beda dengan abutmen
yang jumlahnya 2 buah dalam satu jembatan, maka pilar ini belum tentu ada dalam suatu
jembatan.
Gambar 34- Jenis Pilar Tipikal
Pilar jembatan pada umumnya terkena pengaruh aliran sungai sehingga harus diperhatikan segi
kekuatannya dan segi keamanan.
Gambar ... menunjukkan bentuk bentuk lain dari pilar yang karena pertimbangan
pertimbangan pelaksanaan (misalnya pilar normal yang cukup tinggi, sehingga sulit untuk
melaksanakan kistdam), bila poer dibuat di atas tinggi normal. Juga hal yang perlu diperhatikantekanan barangbarang hanyutan pada permukaan air.
http://2.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShGAPNQi9DI/AAAAAAAAAIY/u8gOic80Q6g/s1600-h/gambar34.JPGhttp://1.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShGAhRIoW7I/AAAAAAAAAIg/ESAppmcUinQ/s1600-h/jenis+pilar.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShGAPNQi9DI/AAAAAAAAAIY/u8gOic80Q6g/s1600-h/gambar34.JPGhttp://1.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShGAhRIoW7I/AAAAAAAAAIg/ESAppmcUinQ/s1600-h/jenis+pilar.JPG -
7/29/2019 bangunan bawah jembatan
22/23
Gambar 35Bentuk Lain Pilar
Kepala Jembatan (Abutmen) dan pilarpilar dilengkapi dengan blok landasan beton dan bautbaut dan sebagainya, untuk memasang rangka baja dan perletakanperletakan gelagar beton
pracetakpratekan.
5..2. TOLERANSIKepala Jembatan dan pilar harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan spesifikasi umum yang
diterbitkan secara terpisah, dan harus dikerjakan sesuai dengan denah dan elevasi (permukaan
atas) yang ditujukkan pada Gambar Rencana dalam toleransi sebagai berikut:
a. Denah
1. abutmen atau pilar (diukur dari garis perletakan) 2.0 cm
2. Baut angker bila telah digrouting 0.5 cm
b. Posisi akhir pusat ke pusat perletakan1. Panjang bentang 1.0 cm2. Jarak melintang dari perletakanperletakan 0.5 cm
pada tiap abutmet atau pilar
c. Elevasi Permukaan
1. Permukaan abutment atau pilar + 2.0 cm
2. Permukaan atas balok landasan balok + 0.5 cm
d. Penahan Horisontal
Titik pusat perletakan sampai ke permukaan dinding 0 + 0.5 cm
e. Perletakan1. Elevasi / Permukaan + 0.5 cm
2. Lokasi 2.0 cm
Ukuranukuran yang ditunjukkan pada gambar didasarkan pada asumsi adanya 5 cm aspalbeton yang akan digelar di atas lantai beton dan jika lapisan aspal beton ini dihilangkan, ukuran
ukuran yang ada harus disesuaikan.
http://2.bp.blogspot.com/_b8iQVzlHERs/ShF_taWd6aI/AAAAAAAAAIQ/KBCJ51dgxag/s1600-h/gambar35.JPG -
7/29/2019 bangunan bawah jembatan
23/23
DAFTAR PUSTAKA
1. Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Direktorat Jenderal Bina Marga DepartemenPekerjaan Umum, Desember 2005;
2.Panduan Pengawasan Pelaksanaan Jembatan Bridge Management System, Direktorat
Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, Tahun 1993;3.Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, Kazuto Nakazawa dkk, PT Pradnya Paramita, Th 2000;4.Foundation Design and Construction, MJ Tomlinson, Fourth Edition, the Pitman Press
London, 1983;
5.Principles of Foundation Engineering, Braja M.Das, PWS Publishing Company Boston,Second Edition, 1990;
6.Bahan Publikasi, PC Pile, PT. Wijaya Karya Beton;
7. Ground Anchors and Anchored Systems, Geotechnical Engineering Circular No.4, Publication
FHWA, June 1999;8.Load Cell Test Pada Pondasi Bored Pile Jembatan Suramadu, SKS Pembinaan Teknik
Pembangunan Jembatan Suramadu Core Team-Manajemen Konstruksi Tahap II;
9. Test Daya Dukung Tiang Pancang Dengan Metode Beban Dinamis (DLT), Pile FoundationDiagnostic Services;
10.Modul Pelatihan Supervisi Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan, Pembinaan Manajemen
Kebinamargaan , Direktorat Jenderal Bina Marga, May 2006;
11.Modul Pelaksanaan Konstruksi Jembatan, Jafung Teknik Jalan dan Jembatan PusatPendidikan dan Latihan Departemen Pekerjaan Umum, Tahun 2006.
Posted by Civil Injinering at10:31 PM
Labels:bridge,civil engineering,HPJI,Jembatan,road
http://civil-injinering.blogspot.com/2009/05/pelaksanaan-jembatan-bangunan-bawah_18.htmlhttp://civil-injinering.blogspot.com/2009/05/pelaksanaan-jembatan-bangunan-bawah_18.htmlhttp://www.blogger.com/email-post.g?blogID=3996187628691595161&postID=8540405228501343796http://civil-injinering.blogspot.com/search/label/bridgehttp://civil-injinering.blogspot.com/search/label/bridgehttp://civil-injinering.blogspot.com/search/label/bridgehttp://civil-injinering.blogspot.com/search/label/civil%20engineeringhttp://civil-injinering.blogspot.com/search/label/civil%20engineeringhttp://civil-injinering.blogspot.com/search/label/civil%20engineeringhttp://civil-injinering.blogspot.com/search/label/HPJIhttp://civil-injinering.blogspot.com/search/label/HPJIhttp://civil-injinering.blogspot.com/search/label/HPJIhttp://civil-injinering.blogspot.com/search/label/Jembatanhttp://civil-injinering.blogspot.com/search/label/Jembatanhttp://civil-injinering.blogspot.com/search/label/Jembatanhttp://civil-injinering.blogspot.com/search/label/roadhttp://civil-injinering.blogspot.com/search/label/roadhttp://civil-injinering.blogspot.com/search/label/roadhttp://civil-injinering.blogspot.com/search/label/roadhttp://civil-injinering.blogspot.com/search/label/Jembatanhttp://civil-injinering.blogspot.com/search/label/HPJIhttp://civil-injinering.blogspot.com/search/label/civil%20engineeringhttp://civil-injinering.blogspot.com/search/label/bridgehttp://www.blogger.com/email-post.g?blogID=3996187628691595161&postID=8540405228501343796http://civil-injinering.blogspot.com/2009/05/pelaksanaan-jembatan-bangunan-bawah_18.html
top related