bangunan bawah jembatan (abutmen & pilar) aliran...
Post on 09-Aug-2020
54 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BANGUNAN BAWAH
JEMBATAN (ABUTMEN & PILAR)
ALIRAN SUNGAI &
BANGUNAN PELENGKAP
FUNGSI JEMBATAN
SUATU STRUKTUR YANG BERFUNGSI UNTUK MELEWATKAN
KENDARAAN ATAU ORANG MELALUI SUATU HAMBATAN,
YANG DAPAT BERUPA SUNGAI ATAU JALAN ATAU LAINNYA
SEPERTI LEMBAH, JALAN KERETA API, DAN HARUS
DIRENCANAKAN SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA TUJUAN
DAN FUNGSINYA DAPAT SESUAI DENGAN YANG
DIHARAPKAN.
BAGIAN-BAGIAN JEMBATAN
• BANGUNAN ATAS
• BANGUNAN BAWAH
• PONDASI
• BANGUNAN BAWAH (KEPALA JEMBATAN, PILAR)
• JALAN PENDEKAT
• BANGUNAN PELENGKAP (KRIB, TALUD DLL)
• PERLENGKAPAN (LAMPU PENERANGAN, RAMBU DLL)
Joint
Bridge deck / PavementMain carrying
element
bearing
GuardRailing
Abutment Pie
r
Guard rail
ELEMEN JEMBATAN
Aliran sungai/
Tanah timbunan
Bangunan bawah
Bangunan atas
Gorong-gorong
Lintasan basah
Aliran sungai
Bangunan pengaman
Tanah timbunan/jalan pendekat
Kepala Jembatan
Pilar
Pondasi
Sistem gelagar
Jembatan pelat
Pelengkung
Balok pelengkung
Rangka
Jembatan gantung
Sistem lantai
Perletakan
Sandaran, perlengkapan
J
E
M
B
A
T
A
N
PERENCANAAN TEKNIK JEMBATAN
PERENCANAAN TEKNIK JEMBATAN
PRINSIP ANALISIS STRUKTUR
Ultimate Limit States (ULS),
Serviceability Limit States (SLS),
Working Stress Design (WSD),
dengan : Analisa Statik, Dinamik dan tahap pelaksanaan untuk Umur rencana
jembatan adalah 50 tahun dan Periode ulang kejadian 1000 tahun)
JENIS PERENCANAAN Pembangunan / penggantian Jembatan (baru)
Rehabilitasi / perkuatan Jembatan
1 PENENTUAN LETAK JEMBATANPELETAKAN JEMBATAN DIDASARKAN KEPADA:
• ALIRAN AIR DAN ALUR SUNGAI YANG STABIL ( TIDAK BERPINDAH-PINDAH)
• TEGAK LURUS TERHADAP SUNGAI
• BENTANG TERPENDEK ( LEBAR SUNGAI TERKECIL)
BENTUK JEMBATAN:
• TERGANTUNG BENTANG DAN JENIS SUNGAI
• MATERIAL YANG DIGUNAKAN
Bentang lebih pendek
Bentang lebih panjang
1. GEOMETRI STRUKTUR JEMBATAN
2 BIDANG DATAR, GRADE
Clearence / jagaan untuk banjir rencana 50 tahun
0,5 m ; Sungai pengairan
1,0 m ; Sungai alam yang tidak membawa hanyutan
1,5 m ; Sungai alam yang membawa hanyutan
2,5 m ; sungai alam yang tidak diketahui kondisinya
Bidang Datar : min. 5 m
Tanjakan / Turunan :
Grade max 5% dg perubahan
bertahap
CLEREANCE
Jembatan di atas laut atau diatas sungai yang dilewati kapal
Jembatan di atas jalan atau jalan layang
10
BANGUNAN BAWAH JEMBATAN
11
BAGIAN BANGUNAN BAWAH JEMBATAN
BAGIAN BANGUNAN BAWAH JEMBATAN ADALAH:
1. ABUTMENT
2. PILAR
3. PONDASI
4. OPRIT
5. PILESLAB
12
BANGUNAN BAWAH
1. ABUTMENT
Kepala jembatan adalah struktur penghubung antara jalan dengan jembatan dan sekaligus sebagai penopang struktur atas jembatan.
ABUTMEN (KEPALA JEMBATAN)
Penentuan Letak Kepala JembatanKepala jembatan sedapat mungkin diletakkan pada :
a. Pada lereng/dinding sungai yang stabil
b. Pada alur sungai yang lurus
c. Pada bentang yang pendek
Penentuan Bentang/jarak antar Kepala JembatanPenentuan jarak antara dua kepala jembatan (L) didasarkan kepada jenis sungainya.
L
MAB
MAN
Kepala
Jembatan
Kepala
Jembatan
ab
Untuk Kondisi:
• Bukan sungai limpasan banjir
• Air banjir tidak membawa
hanyutan2
a bl
Untuk Kondisi:
• sungai limpasan banjir
• Air banjir membawa hanyutan
l b
KRITERIA DESAIN ABUTMEN (KEPALA JEMBATAN)
• TIDAK DITEMPATKAN PADA BELOKAN LUAR SUNGAI
• TIDAK DITEMPATKAN PADA ALIRAN AIR SUNGAI
• TIDAK DITEMPATKAN DIATAS BIDANG GELINCIR LERENGSUNGAI.
• TIDAK DITEMPATKAN PADA LERENG SUNGAI JIKADIGUNAKAN PONDASI DANGKAL
• PONDASAI KEPALA JEMBATAN DIUPAYAKAN UNTUKDITANAM SAMPAI KEDALAMAN PENGARUHPENGGERUSAN ALIRAN AIR SUNGAI
MASALAH PADA KEPALA JEMBATAN
Fungsi : - Penahan beban
struktur atas
- Struktur pembatas
antara jalan dengan
sungai
Penempatan: diusahakan untuk
tidak ditempatkan
pada belokan sungai
untuk menghindari
scouring
Jika terpaksa harus dilakukan
perbaikan dinding sungai dan
Dasar sungai pada bagian yang
akan terkena scouring
PerbaikanPERBAIKAN DINDING
SUNGAI- TURAP BAJA
- BRONJONG ( PAS. BATUKOSONG DENGAN IKATAN
KAWAT )- DINDING PENAHAN ( PAS.
BATU KALI , BETON )- DINDING PELINDUNG ( PAS. BATUKALI ,LEMPENGAN PLAT
BETON)
Perbaikan Dasar sungai- Pasangan batu kali- Beton- Pas. Batu kosong
dengan tiang cerucuk- dll
17
PERHITUNGAN ABUTMEN BERDASARKAN GAYA YANG BEKERJA, PERHITUNGAN
JUMLAH TIANG PANCANG DAN PENULANGAN STRUKTUR MENGGUNAKAN
PEMBEBANAN DAN KOMBINASI PEMBEBANAN WORKING STRESS DESIGN /
TEGANGAN KERJA RENCANA
PENULANGAN STRUKTUR PADA BAGIAN YANG KRITIS SEPERTI PADA GAMBAR
DIBAWAH INI :
PERHITUNGAN ABUTMEN
4
8
3
2
o H
+M
+V
+
1
0O
7
CL
5m
18
19
BANGUNAN BAWAH
2. PILAR
Pilar struktur penghubung antara abutmen jembatan dan sekaligus sebagaipenopang struktur atas jembatan.
KRITERIA DESAIN PILAR
• DIUSAHAKAN TIDAK DITEMPATKAN DITENGAH ALIRAN AIR SUNGAI
• JIKA PILAR DITEMPATKAN PADA ALIRAN SUNGAI MAKA PILAR DIBUAT SEPIPIH MUNGKIN DAN SEJAJAR DENGAN ARAH ALIRAN AIR
• BENTUK DISARANKAN BULAT ATAU LANCIP
• UNTUK DAERAH RAWAN GEMPA DIUPAYAKAN UNTUK TIDAK MENGGUNAKA PILAR TUNGGAL.
• JIKA MENGGUNAKAN PONDASI DANGKAL, PONDASI DITANAM DIBAWAH DASAR SUNGAI SAMPAI BATAS PENGARUH GERUSAN ALIRAN AIR SUNGAI.
21
MASALAH PADA PILAR JEMBATAN
Gaya aliran air pada pilar Pilar tidak sejajar dengan arah aliranair , menyebabkan local scouring
Kerusakan akibat scuoring
PERBAIKAN DAN PENCEGAHAN
24
PERHITUNGAN PILAR BERDASARKAN GAYA YANG BEKERJA, PERHITUNGAN
JUMLAH TIANG PANCANG DAN PENULANGAN STRUKTUR MENGGUNAKAN
PEMBEBANAN DAN KOMBINASI SEPERTI PADA GAMBAR DIBAWAH INI :
A.ANALISA WORKING STRESS DESIGN MEMPERGUNAKAN PROGRAM
MICROSOFT EXEL DENGAN PENULANGAN STRUKTUR PD BAGIAN YANG KRITIS
SEPERTI PADA GAMBAR DIBAWAH INI :
PERHITUNGAN PILAR
4
98
1
0O
50m5mCL
25
B. ANALISA ULTIMATE LIMIT STATE (ULS)
MEMPERGUNAKAN PROGRAM SOFTWARE KHUSUS DENGAN PENULANGAN STRUKTUR
PADA BAGIAN YANG KRITIS SEPERTI PADA GAMBAR DIBAWAH INI :
Perhitungan Pilar (cont.)
• SUNGAI : SIFAT, POTENSI YANG ADA, JENIS, TIPE, DAN
KARAKTERISTIK SUNGAI SERTA KESEIMBANGAN SUNGAI.
• BANGUNAN AIR : BANGUNAN HIDRAULIK (BENDUNG,
PENGENDALI DASAR SUNGAI, DLL.) DAN PERKUATAN /
PELINDUNG TEBING SUNGAI.
SIFAT DAN POTENSINYA
• SUNGAI MERUPAKAN KENAMPAKAN ALAM YANG MEMPUNYAI POTENSI SANGAT BESAR.
• SUNGAI MEMPUNYAI SIFAT DINAMIS.
• PERLU PENGELOLAAN YANG TEPAT AGAR DIDAPAT MANFAAT OPTIMUM
STASIUN POMPA
PERBAIKAN PERMUKIMAN
PELA
BUHAN
BENDUNG GERAK
SALURAN BILAS
JEMBATAN BETON
KRIB BETON
KRIB BETON
BENTUK DAERAH PENGALIRAN SUNGAI (DPS)
• DPS MENJAJAR TUNGGAL (BULU BURUNG)
• DEBIT BAJIR PUNCAK RENDAH
• WAKTU KONSENTRASI BANJIR MASING-
MASING ANAK SUNGAI BERBEDA
• BANJIR BERLANGSUNG AGAK LAMA
• DPS MENDAUN
• ANAK-ANAK SUNGAI MENYEBAR DAN
MENGUMPUL KE SATU TITIK.
• PUNCAK BANJIR DI TITIK PERTEMUAN
ANAK-ANAK SUNGAI BESAR.
• DPS MENJAJAR JAMAK
• BANJIR BESAR TERJADI DI HILIR
PERTEMUAN SUNGAI-SUNGAI TUNGGAL
JENIS, TIPE, DAN KARAKTERISTIK SUNGAI
• BENTUK ALUR SEIMBANG SECARA UMUM : VERTIKAL DAN HORISONTAL.
0.0 5000.0 10000.0 15000.0 20000.0 25000.0 30000.0 35000.0 40000.0 45000.0 50000.0
[m]
-8.0
-6.0
-4.0
-2.0
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
20.0
22.0
24.0
26.0
28.0
30.0
32.0
34.0
36.0
38.0
40.0
42.0
[meter] 3-1-1990 02:30:00
CILEMER 0 - 45194
0 15
93
11
431
61
270
18
30
999
116
81
33
915
35
18
82
19
22
26
64
30
98
42
50
580
760
56
612
7
76
64
83
97
871
387
89
94
56 98
76
10
11
9
119
04
12
059
12
601
127
50
14
434
14
557
147
59
149
23
15
073
15
182
153
76
15
478
156
15
15
863
16
13
31
66
11
17
21
817
468
177
84
17
940
180
88
18
182
18
34
91
845
71
859
41
875
018
91
81
906
51
91
05
19
58
41
96
51
199
32
206
00
207
59
20
97
72
11
77
21
30
52
137
42
16
91
21
857
221
83
22
71
7
233
87
23
59
823
827
23
95
02
42
14
24
59
425
034
25
15
525
272
253
89
254
50
25
561
25
673
25
860
26
140
26
293
267
77
271
13
27
247
27
35
627
548
27
64
227
814
28
23
928
455
286
66
28
920
292
15
294
93
29
71
62
992
8
30
609
307
20
30
83
23
104
03
118
631
355
31
410
31
572
31
629
318
54
32
21
73
253
13
276
633
122
332
23
33
325
33
64
033
810
33
91
734
020
343
35
34
440
345
43 34
776
34
888
34
99
63
510
735
367
356
18
357
21
35
928
360
32
36
24
13
63
46
364
50
36
556
366
60
37
011
371
17
37
22
33
729
03
73
96
375
02 37
61
03
77
14
378
20
37
928
38
036
38
14
23
825
03
83
59
38
471
38
583
38
698
388
04
389
08
390
14
391
20
392
28
39
336
39
444
39
551 39
65
83
97
71
39
875
39
978
40
083
40
188
40
345
40
452
40
558
40
68
84
079
840
908
41
01
94
116
44
127
24
138
04
148
64
159
44
170
24
180
741
912
420
20
42
128
422
36
423
44
42
49
24
270
04
280
642
912
43
017
43
170
43
387
43
605 436
58
43
76
44
38
70
43
975
44
188
44
34
44
44
56
445
67
44
764
44
976
45
194
SUDETAN 0 - 5270
017
13
34
46
556
16
52
771
101
91
23
61
39
71
57
71
788
20
84
223
12
45
32
598
27
38
28
79
30
30
31
98
33
92
390
04
32
44
55
84
79
85
27
0
Cim
oy
an
Cik
adu
eu
n
Cik
ob
ut
Cis
ata
Ta
jur
Su
rian
eun
Cile
me
r 3
Hulu Tengah
Hilir
SISTEM SUNGAI DI DAERAHPENGALIRAN
1. RUAS HULU Sedimen biasanya diproduksi
2. RUAS TENGAH Sedimen diangkut, secara bersamaan terjadi
proses gerusan dan pengendapan
3. RUAS HILIR Ruas pengendapan sedimen
RUAS BAGIAN HULU
• MEMPUNYAI KEMIRINGAN
CURAM,
• PERKEMBANGAN ARAH
VERTIKAL LEBIH DOMINAN,
• BENTUK PENAMPANG “ V “
RUAS BAGIAN HILIR
• KEMIRINGAN DASAR SUNGAILANDAI,
• PERKEMBANGAN ARAHHORISONTAL LEBIH DOMINAN,
• KECENDERUNGANTERBENTUKNYA LIKA-LIKUSUNGAI (MEANDERING) ATAUBERJALIN (BRAIDED).
SUNGAI BERDASARKAN MATERIALNYA
Sungai Aluvial
Material berupa aluvium (endapan lempung, lanau, pasir, kerikil)
Mudah tergerus Bersifat dinamik
berubah baik posisi maupun bentuk karena terjadi proses penggerusan, pengangkutan dan pengendapan sedimen
Tidak stabil karena berpotensi terjadi kelongsoran tebing
Sungai Non-aluvial
Material berupa batuan atau butiran sangat kasar (kerakal,bongkahan batu besar)
Relatif stabil
TIPE MORFOLOGI SUNGAI (1)
1. Sungai Lurus (Straight) umumnya berada pada daerah bertopografi
terjal mempunyai energi aliran kuat atau deras. Energi yang kuat ini
berdampak pada intensitas erosi vertikal yang tinggi, jauh lebih besar
dibandingkan erosi mendatarnya. Kondisi seperti itu membuat sungai
jenis ini mempunyai kemampuan pengendapan sedimen kecil.
2. Sungai Kekelok (meandering) adalah sungai yang alirannya
berkelok-kelok atau berbelok-belok. Pada sungai tipe ini erosi secara
umum lemah sehingga pengendapan sedimen kuat. Erosi
horisontalnya lebih besar dibandingkan erosi vertikal, perbedaan ini
semakin besar pada waktu banjir. Hal ini menyebabkan aliran sungai
sering berpindah tempat secara mendatar. [2]
TIPE MORFOLOGI SUNGAI (2)
3. Sungai Teranyam (braided) umumnya terdapat pada daerah datar dengan
energi arus alirannya lemah dan batuan di sekitarnya lunak. Sungai tipe ini
bercirikan debit air dan pengendapan sedimen tinggi. Daerah yang rata
menyebabkan aliran dengan mudah belok karena adanya benda yang merintangi
aliran sungai utama.
4. Sungai Anastomasing terjadi karena adanya dua aliran sungai yang bercabang-
cabang, dimana cabang yang satu dengan cabang yang lain bertemu kembali
pada titik dan kemudian bersatu kembali pada titik yang lain membentuk satu
aliran. Energi alir sungai tipe ini rendah. Pada sungai teranyam, aliran sungai
menyebar dan kemudian bersatu kembali menyatu masih dalam lembah sungai
tersebut yang lebar. Sedangkan untuk sungai anastomasing adalah beberapa
sungai yang terbagi menjadi beberapa cabang sungai kecil dan bertemu kembali
pada induk sungai pada jarak tertentu.
TIPE SUNGAI BESERTA KARAKTERISTIK MASALAH KESTABILAN
Tipe Sungai Karakteristik Masalah Stabilitas
Sungai Torensial Kemiringan dasar curam Material dasar berupa
bongkahan (boulder) Sering dijumpai terjunan
Gerusan dasar dandegradasi
Kipas Aluvial
(Alluvial fan)
Sungai berganda Endapan material
berdiameter kasar
Pergeseran sungai tiba-tiba
Pengendapan Degradasi
Sungai Berjalin
(Braided River)
Sungai berjalin Material dasar berdiameter
Kasar berupa kerikil dankerakal
Muatan sedimen dasar tinggi
Sungai utama seringberpindah
Penggerusan danpengendapan
Sungai
Bermeander
(Meandering
River)
Sungai berliku Kemiringan dasar landai Bantaran banjir lebar Material dasar pasir dan
kerikil
Gerusan tebing Perpindahan
meander Penggerusan (scour)
dan pengendapan
Delta Sungai berganda Endapan material halus
berupa lanau dan lempung
Pergeseran sungai Pengendapan dan
pertumbuhan ke hilir
a) Braided b) Straight c) Meandering
c c'
d d'
Garis Tebing Alternate
Point Bar
Pool
Pool
Crossing
a a'
b b' e e'
a – a'
b -b'
c – c'
d – d'
e – e'
Gambar …. Bentuk sungai dan masing-masing Penampang sungai tersebut. (a)
d) potongan melintang sungai
PERMASALAHAN SECARA UMUM DAN ALTERNATIF PENANGGULANGAN (1)
Permasalahan Alternatif Penanggulangan Keterangan
Degradasi (penurunan)
dasar sungai
• Pemasangan rip rap dari batu kaliatau beton
• Bangunan pengendali dasar sungaidi hilir jembatan
Prinsip dasar untuk menanggulangi degradasiadalah dengan pemanfaatan material dengankarakteristik yang dapat menahan gerusan lokalyang terjadi sehingga permukaan dasar sungaidapat dipertahankan elevasinya.
Agradasi (sedimentasi)
dasar sungai
Pemilihan alur bukaan jembatandan alur sungai di sekitar jembatan(single channel/double channel)
Penyesuaian (peninggian) elevasigelagar jembatan
Pengerukan / normalisasi alursungai
Potensi gerusan lokal di
udik (hulu) jembatan
akibat penyempitan lebar
sungai dan tikungan
sungai
Bangunan pengarah aliran di udikjembatan
Bangunan pengarah aliran yang direncanakanberfungsi untuk meratakan kecepatan aliranyang terjadi di bentang jembatan sehinggapotensi gerusan lokal dapat diminimalisir.
PERMASALAHAN SECARA UMUM DAN ALTERNATIF PENANGGULANGAN (2)
Permasalahan Alternatif Penanggulangan Keterangan
Gerusan lokal pada pilar
dan kepala jembatan
Pelindung kaki/tapak pada pilar dan
kepala jembatan berupa pelat beton
atau rip-rap batu/beton/bronjong
kawat berisi batu
Pemilihan bentuk pilar dapat meminimalisir
potensi gerusan lokal di hilir pilar jembatan.
Secara hidraulik pilar berbentuk
bulat/lingkaran mengalami gerusan lokal
paling rendah/kecil dibanding bentuk pilar
yang lain.
Gerusan lokal di hilir
jembatan
• Peredam energi di hilir jembatan
• Pengarah aliran di hilir jembatan
Potensi perpindahan
aliran sungai di udik
jembatan untuk lebar
sungai < 100 m
• Bangunan pengarah aliran
panjang berupa bangunan
pengarah aliran tipe
corong/tongkat hoki (hockey
stick)
• Tanggul banjir
Potensi perpindahan
aliran sungai di udik
jembatan untuk lebar
sungai > 100 m
Bangunan pengarah aliran
berjenjang berupa susunan krib dari
hulu ke arah bukaan jembatan
Lebar sungai berjalin (braided) yang besar
menyebabkan perlunya bangunan pengarah
aliran sehingga air dapat merata mengalir ke
bentang sungai yang terdapat bangunan
jembatan.
SUNGAI BERJALIN (BRAIDED RIVER)
• BERADA DI PERTEMUAN
SEGMEN CURAM DAN
LANDAI, DENGAN LAJU
ANGKUTAN SEDIMEN YG
BESAR.
• DIBATASI TEBING YG STABIL.
• TERDAPAT NODE.
• SETEMPAT ATAU SEPANJANG
ALUR SUNGAI.
• MATERIAL DASAR SUNGAI :
PASIR - KERIKIL.
Sungai Berjalin (Braided River)
KESEIMBANGAN (INTERNAL DAN EKSTERNAL)
• KESEIMBANGAN ALAMI SUNGAI : DEBIT, PENAMPANG, KEMIRINGAN DASAR SUNGAI, MATERIAL TEBING, DAN MATERIAL DASAR SUNGAI.
• GANGGUAN : PERUBAHAN ARAH VERTIKAL (DEGRADASI / AGRADASI) DAN ARAH HORISONTAL (GERUSAN TEBING SUNGAI).
0.0 1000.0 2000.0 3000.0 4000.0 5000.0 6000.0 7000.0 8000.0 9000.0 10000.0 11000.0 12000.0 13000.0 14000.0 15000.0 16000.0 17000.0[meter]
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
40.0
45.0
50.0
55.0
60.0
65.0
70.0
75.0
80.0
85.0
90.0
95.0
100.0
105.0
110.0
115.0
120.0
125.0
130.0
135.0
140.0
145.0
150.0
[meter] 5-10-2001 08:00
CIPAMINGKIS 0 - 17431
0
23
32
50
35
04
74
72
19
16
11
85
14
16
16
13
18
05
21
93
23
88
25
86
27
93
30
08
31
97
40
61
46
51
50
36
52
51
66
88
68
83
73
95
77
80
82
28
86
37
92
20
98
83
10
07
8
10
30
01
04
73
10
58
8
10
81
91
10
21
11
42
6 11
62
51
18
14
12
02
71
22
27
12
35
2
12
56
11
27
49
12
96
2
13
17
7
13
76
2
13
98
21
41
39
14
34
11
45
08
14
64
4
14
87
11
50
74
15
26
81
54
57
15
68
11
58
18
15
99
01
61
04
16
30
51
65
02
16
67
1
16
87
51
69
83
17
17
11
73
60
17
43
1
AKTIVITAS EXTERNAL (LINGKUNGAN)
BANGUNAN AIR BARU DI HULU JEMBATAN : TERHENTINYA SUPLAI SEDIMEN
DARI HULU
AKTIVITAS EXTERNAL (LINGKUNGAN)
• GALIAN C DI SUNGAI
• PILAR JEMBATAN
Jembatan Kuto
Bangunan Pengendali Dasar Sungai
Oktober 2006 Saat rusak
DEGRADASI DAN GERUSAN LOKAL (PERGERAKAN VERTIKAL)
• SCOURING LOKAL (GERUSAN PANGKAL DAN KONTRAKSI)
KERUSAKAN BANGUNAN AIR (PERGERAKAN HORISONTAL)
FORMULASI PERMASALAHAN UMUM
• Scouring akibat perubahan morfologi sungai arah
vertikal / degradasi dasar sungai (keseimbangan alami, sudetan, galian C).
• Scouring akibat perubahan morfologi sungai arah
horisontal / meandering (keseimbangan alami, sudetan,
akibatan bangunan air).
• Scouring akibat gangguan pilar (perubahan penampangbasah, tumbukan aliran di sekitar pilar).
PENGERTIAN
• GERUSAN/PENGGERUSAN ADALAH KEJADIAN TURUNNYA DASAR SUNGAI
HINGGA DI BAWAH PERMUKAAN DASAR SUNGAI SEBELUMNYA, DISEBABKAN
KARENA JUMLAH SEDIMEN YANG TERANGKUT DI SUATU AREA DASAR SUNGAI
MELEBIHI JUMLAH SEDIMEN YANG TERKIRIM KE AREA TERSEBUT.
JENIS-JENIS GERUSAN (RIDDEL,1991)
• GERUSAN ALAMI (OVERALL OR NATURAL SCOUR)
GERUSAN INI TERJADI AKIBAT KONDISI ALIRAN YANG BERKAITAN DENGAN
KARAKTERISTIK ALUR SUNGAI.
• GERUSAN JEMBATAN (BRIDGE SCOUR)
GERUSAN YANG TERJADI AKIBAT KEHADIRAN JEMBATAN MENYEBABKAN
PENURUNAN PERMUKAAN DASAR SUNGAI DI SEKITAR JEMBATAN.
• GERUSAN UMUM (GLOBAL SCOUR)
GERUSAN YANG TERJADI PADA ALUR BUKAAN JEMBATAN, DIMANA ALIRAN
DIPERSEMPIT DENGAN ADANYA JEMBATAN.
• GERUSAN LOKAL
TERMINOLOGI UMUM GERUSAN PADA JEMBATAN
M.A.B
M.A.N Bantaran Banjir
Kedalaman Gerusan
dasar sungai asli.
dasar sungai setelah
terjadi penggerusan.
Dalam Gerusan Total
Gerusan Umum
M.A.B = Muka Air Banjir Rencana Gerusan Karena Pengaruh Pilar
M.A.N = Muka Air Normal
TERMINOLOGI UMUM GERUSAN PADA JEMBATAN
MASALAH GERUSAN LOKAL PADA JEMBATAN
DIPENGARUHI OLEH 3 PERILAKU SUNGAI :
• PERILAKU PERUBAHAN MORFOLOGI SUNGAI DALAM ARAH VERTIKAL / DEGRADASIDASAR SUNGAI. PERILAKU INI MERUPAKAN PROSES ALAMI SUNGAI DALAMMENUJU KESEIMBANGAN SECARA KESELURUHAN BAIK SECARA ALAMIAH MAUPUNAKIBAT GANGGUAN AKTIVITAS MANUSIA (GALIAN C, SUDETAN, DLL.).
• ADANYA BANGUNAN PILAR JEMBATAN YANG MENGURANGI LUAS PENAMPANGBASAH PADA ALUR SUNGAI DAN ADANYA TUMBUKAN ALIRAN KE PILAR YANG DIPANTULKAN KE DASAR SUNGAI DI BAWAH PILAR JEMBATAN.
• ADANYA PERUBAHAN MORFOLOGI SUNGAI DALAM ARAH HORISONTAL / MEANDER YANG DISEBABKAN OLEH KESEIMBANGAN ALAMIAH, SUDETAN SUNGAI, ATAUPUN ADANYA BANGUNAN AIR DI SEKITAR JEMBATAN.
INDIKASI GERUSAN PADA JEMBATAN
1. Pondasi abutment/pilar terlihat
2. Adanya keruntuhan/gerusan pada tebing sungai
3. Adanya pusaran-pusaran air di sekitar abutment/pilar jembatan
4. Adanya perubahan pola aliran sungai
Indikasi Gerusan pada Jembatan
INDIKASI GERUSAN PADA JEMBATAN
5. Adanya penggalian material di sekitar jembatan
6. Adanya bangunan air di sekitar jembatan baik di hulu maupun hilir jembatan
PENYELIDIKAN GERUSAN
A. Metode Konvensional
mengukur kedalaman dari permukaan air sampai dasar sungai dengan
menggunakan papan duga sambil berdiri di dasar sungai bila sungainya
tidak dalam atau di atas perahu bila sungainya dalam.
Kekurangan : tingkat akurasinya buruk, tidak cocok digunakan untuk
sungai-sungai yang lebar, dalam dan berarus deras karena
membahayakan.
PENYELIDIKAN GERUSAN
B. Penyelidikan Gerusan dengan menggunakan Alat
1. Pemantauan Tidak Tetap (Portable Monitoring)
melakukan pemetaan dasar sungai dengan alat Echo
Sounder
PENYELIDIKAN GERUSAN
B. Penyelidikan Gerusan dengan menggunakan Alat
1. Pemantauan Tidak Tetap (Portable Monitoring)
PENYELIDIKAN GERUSAN
B. Penyelidikan Gerusan dengan menggunakan Alat
2. Pemantauan Tetap (Fixed Monitoring)
menempatkan peralatan untuk mengukur dan merekam elevasi dasar
sungai dimana data hasil pengukuran dapat diambil kemudian.
a. Sonar (Echosounder) b. Cincin Luncur Magnetik (Magnetic
Sliding Collar)
(sumber :Hunt, 2009
PENYELIDIKAN GERUSAN
B. Penyelidikan Gerusan dengan menggunakan Alat
2. Pemantauan Tetap (Fixed Monitoring)
c. Perangkat terapung (Flout-Out Device)d. Sensor Ayunan dan Getaran (Tilt or
Vibration Sensors)
(sumber :Hunt, 2009
SCOURING / PENGGERUSAN
TIPE KONDISI PENGGUNAAN
Turap Air sungai yang dalam dan/atau tanah lunak. Gunakan sebagai pengamanan pondasi bangunan bawah
Bronjong Air sungai yang dangkal dan fundasi yang kuat
Dinding beton Air sungai yang dangkal dan funndasi yang kuat dimana aliran air dapat dipindahkan selama pelaksanaan.
Krib Dekat tebing untuk pengamanan tebing dan mengarahkan aliran sungai
Bottom Controller Pengamanan dasar sungai
Untuk terjadinya degradasi yang tidak terlalu dalam dan dibuat melintang penuh selebar sungai. Dapat dibuat dari beton, bronjong, pernagaran ganda dengan pengisian batu diantaranya, turap dan lain-lain.
Pembuatan perkerasan alur Pembersih
Aliran sungai yang dangkal dimana aliran sungai dapat dipindahkan selama pelaksanaan. Biasanya hanya digunakan pada jembatan dengan bentang kecil.
Tetrahedrons Jika terjadi lubang akibat scouring dan gunanya untuk erosi yang terjadi.
Rip-rap/ pasangan batu besar
Untuk melindungi fundasi disekeliling pilar
59
BANGUNAN AIR TERKAIT SUNGAI (V-H-Lokal)
• Bendung / pengendali dasar sungai (rigid dan fleksibel).
• Krib pengarah aliran (kedap / lulus air).
• Bottom panels (krib tenggelam)
• Rip-rap batu boulder
• Blok beton acak
• Blok beton terkunci
• Pasangan batu
• Beton bertulang
• Bronjong
• Geosintetik
• Tiang pancang
JENIS BANGUNAN PENGENDALI MORFOLOGI SUNGAI
• PENGENDALI DASAR SUNGAI (RIGID / FLEKSIBEL) : MEMPERTAHANKAN
ELEVASI DASAR SUNGAI.
+16.98
+15.28
21
+11.48
3.00
2
1
1
52
1
+7.48
2.00 1.001.002.30
1
1
+15.50
+12.00
7.00
1.202.00 2.50
+5.48
+9.48
BETON K.225( 1 : 2 : 3 )
+9.98
BATU KALIØ 60 Cm
GEOTEXTILE
POTONGAN A - A
BETON CYCLOP
( 1 : 3 : 5 )
ANGKUR Ø 16LIHAT DETAIL A
3.00
+10.98
1
5
2.00 1.00
+8.00
+6.50
11.00
+4.00
1.50 1.50 1.00
+5.00
+3.00
+1.00
1.00
+1.00
15.00 0.75
+10.00
+13.00
+4.00+4.00
BUIS BETON Ø 0.60m, L = 2 m DIISI BETON CYCLOP DENGAN JARAK ANTARA BUIS BETON = 4.375 m
SUMURAN Ø 0.60m DIISI BETON CYCLOP
RIP RAP BATU Ø 0.30 m
+3.00
3.001.00
R = 0.50
2
1
BUIS BETON Ø 0.60m, L = 2 m DIISI BETON CYCLOP DAN DIPASANG RAPAT
+8.00
JENIS BANGUNAN PENGAMAN BANGUNAN AIR DI SUNGAI
• BANGUNAN PENGARAH UDIK BUKAAN JEMBATAN (MERATAKAN ALIRAN
MENUJU BUKAAN JEMBATAN).
JENIS BANGUNAN PENGAMAN JEMBATAN PADASUNGAI BERJALIN
FUNGSI TONGKAT HOKI: ADALAH MENGALIRKAN ALIRAN DARI UDIK AGAR MENUJU KE BENTANG JEMBATAN DENGAN MERATA DAN MELINDUNGI TANGGUL PENUTUP DARI ALIRAN LANGSUNG YANG DAPAT MERUSAK TANGGUL.
Alternatif bangunan pengaman jembatan pada sungai berjalin
berdasarkan lebar sungai:
Lebar sungai < 100 m
Elevasi tebing sungai cukup jauh: Tongkat Hoki (Hockey stick)
atau Tanggul Banjir
JENIS BANGUNAN PENGAMAN JEMBATAN PADA SUNGAI BERJALIN
FUNGSI CORONG: ADALAH MENGALIRKAN ALIRAN DARI UDIK AGAR MENUJU KE BENTANG JEMBATAN DENGAN MERATA DAN MELINDUNGI TANGGUL PENUTUP DARI ALIRAN LANGSUNG YANG DAPAT MERUSAK TANGGUL.
Alternatif bangunan pengaman jembatan pada sungai berjalin
berdasarkan lebar sungai:
Lebar sungai < 100 m
Elevasi tebing sungai tidak terlalu jauh: Corong
JENIS BANGUNAN PENGAMAN JEMBATAN PADA SUNGAI BERJALIN
FUNGSI : MENGARAHKAN ALIRAN MENUJU BUKAAN JEMBATAN.
Alternatif bangunan pengaman jembatan pada sungai berjalin berdasarkan
lebar sungai:
Lebar sungai > 100 m
Susunan bangunan pelindung tebing tak langsung (krib) secara
berjenjangSusunan
Krib
Krib dari
brionjong
JENIS BANGUNAN PENGAMAN BANGUNAN AIR DI SUNGAI
TEMBOK PELINDUNG ABUTMEN JEMBATAN (PELINDUNG LANGSUNG)
JENIS BANGUNAN PENGAMAN BANGUNAN AIR DI SUNGAI
• PENGARAH HILIR JEMBATAN : MERATAKAN ALIRAN MENINGGALKAN
BUKAAN JEMBATAN (MEMINIMALKAN GERUSAN LOKAL DI HILIR)
L
L/2
Tebing dari soft-rock /
bronjongBottom panel
dari soft-rock
JENIS BANGUNAN PENGAMAN BANGUNAN AIR DI SUNGAI
Perlindungan tebing langsung Perlindungan tebing tidak langsung
PENGENDALIAN PERPINDAHAN ALUR
TIPIKAL DESAIN BOTTOM PANELS
+4.00
+5.00
+10.00
+7.00
1 : 1
1 : 1
+4.00
+5.00
+7.00
Rib bertangga
Cerucuk/dolken kayu Ø 0.10 m
1 = 3 m dipasang tiap 1 m
Turap besi dipasang tiap 2 m
1 = 6 m
Turap besi dipasang rapat
1 = 12 m
+2.00
Blok beton terkunci
POTONGAN A - A
Skala 1 : 100
II
IIIIII
II
D E N A H
Skala 1 : 50
II
IV
IV
POTONGAN I : I
Skala 1 : 50
POTONGAN II - II
Skala 1 : 50
POTONGAN III : III
Skala 1 : 50
POTONGAN II - II
Skala 1 : 50
POTONGAN B - B
Skala 1 : 100
Blok beton terkunci
Turap besi dipasang rapat
1 = 12 m
Cerucuk/dolken kayu Ø 0.10 m
1 = 3 m dipasang tiap 1 m
+4.00
+5.00
Rib bertangga
+10.00
1 : 1
+7.00
+2.00
SUSUNAN BLOK BETON TERKUNCI
R =
15.00
m
1 : 1
Turap besi dipasang
tiap 2m, l = 6m
SKALA 1 : 200
DENAH
R =
5.5
0m
1 : 1
Turap besi dipasang rapat l = 12m
Cerucuk / dolken kayu O 0.10 m
l = 3m,dipasang tiap 1m
A
Beton blok tekunci o117 30
Rib bertangga
A
1 : 1
1 : 1
R = 5m
+ 1
0.00
1 : 1
1 : 1
1 : 1
+ 10.00
+ 12.456
1 : 1
+ 10.00
BTutup besi dipasang rapat
B
1 : 1
R =
10.0
0
+ 10.0
0
13.530
MATERIAL RIP-RAP BATU BOULDER
No Tipikal
1 Rip-rap batu boulder
2 Blok beton acak
3 Blok beton terkunci
4 Pasang batu
5 Beton bertulang
6 Bronjong
7 Geosintetik
8 Tiang pancang
MATERIAL BLOK BETON ACAK
50cm
5cm
50cm
No Tipikal
1 Rip-rap batu boulder
2 Blok beton acak
3 Blok beton terkunci
4 Pasang batu
5 Beton bertulang
6 Bronjong
7 Geosintetik
8 Tiang pancang
MATERIAL BLOK BETON TERKUNCINo Tipikal
1 Rip-rap batu boulder
2 Blok beton acak
3 Blok beton terkunci
4 Pasang batu
5 Beton bertulang
6 Bronjong
7 Geosintetik
8 Tiang pancang
MATERIAL PASANGAN BATU DAN BETON BERTULANG
No Tipikal
1 Rip-rap batu boulder
2 Blok beton acak
3 Blok beton terkunci
4 Pasang batu
5 Beton bertulang
6 Bronjong
7 Geosintetik
8 Tiang pancang
+16.98
+15.28
21
+11.48
3.00
2
1
1
52
1
+7.48
2.00 1.001.002.30
1
1
+15.50
+12.00
7.00
1.202.00 2.50
+5.48
+9.48
BETON K.225
( 1 : 2 : 3 )
+9.98
BATU KALI
Ø 60 Cm
GEOTEXTILE
POTONGAN A - A
BETON CYCLOP
( 1 : 3 : 5 )
ANGKUR Ø 16LIHAT DETAIL A
3.00
+10.98
1
5
2.00 1.00
+8.00
+6.50
11.00
+4.00
1.50 1.50 1.00
+5.00
+3.00
+1.00
1.00
+1.00
15.00 0.75
+10.00
+13.00
+4.00+4.00
BUIS BETON Ø 0.60m, L = 2 m DIISI BETON CYCLOP
DENGAN JARAK ANTARA BUIS BETON = 4.375 m
SUMURAN Ø 0.60m DIISI
BETON CYCLOP
RIP RAP BATU Ø 0.30 m
+3.00
3.001.00
R = 0.50
2
1
BUIS BETON Ø 0.60m, L = 2 m DIISI BETON CYCLOP
DAN DIPASANG RAPAT
+8.00
+10.000.40 6.00
1
1
1.0
0
0.60
1.00 15.00
+4.00
Filter
Rib Bertangga
Lubang Pematus
POTONGAN B - B
11.5
PAS. BATU KALI
( 1 : 4 )
1.5
1.0
0
1.5
0
1.0
0
1.5
0
1
+15.28
0.6
0
3.00 1.00
Pipa Resap Ø 0.05
0.40
0.60
0.60
Struktur yang ada
MATERIAL BRONJONG, GEOSINTETIK, DAN TIANG PANCANG
No Tipikal
1 Rip-rap batu boulder
2 Blok beton acak
3 Blok beton terkunci
4 Pasang batu
5 Beton bertulang
6 Bronjong
7 Geosintetik
8 Tiang pancang
CONTOH KASUS 1. JEMBATAN KALI WAE MEDE, PULAUHALMAHERA MALUKU UTARA
• Terjadi banjir yang menyebabkan jalan dari Galela ke Tobelo putus total.
• Jembatan Rangka Baja bentang 80 m dengan jumlah bentang 1 dan pondasitiang pancang.
• Oprit sepanjang 50 m dan Plat Injak tergerus arus sungai.
• Tebing ikut tergerus menyebabkan pelebaran penampang basah sungai.
Kondisi
jembatan
setelah banjir
CONTOH KASUS 1. JEMBATAN KALI WAE MEDE, PULAUHALMAHERA MALUKU UTARA
• Setelah banjir terjadi sedimentasi di bagian kanan dan kiri tebing sungaidengan penampang basah sungai membesar di sekitar jembatan.
• Penanganan tanggap darurat dengan cara menimbun oprit dan memasangrambu lalu lintas.
• Penanganan tanggap darurat juga dilakukan dengan cara normalisasi sungaidengan membuat alur sungai.
Kondisi
sesudah
dilaksanakan
tanggap
darurat
CONTOH KASUS 1. JEMBATAN KALI WAE MEDE, PULAUHALMAHERA MALUKU UTARA
Layout
• Bangunan pengamanan Jembatan pasca bencana alam di
rekomendasikan: bagian tergerus dipasang tongkat hoki menggunakan
bronjong kelandaian 1 : 2 dan bagian dalam tongkat hoki ditimbun
dengan timbunan pilihan yang dipadatkan serta menggunakan
geomembran.
• Posisi tongkat hoki memanjang hingga oprit dan pada abutmen lainnya
diberi pengaman abutmen saja.
• Berkoordinasikan dengan BWS Maluku Utara.
CONTOH KASUS 2. JEMBATAN AIR KADUR A DAN B DI RUAS JALANTANJUNG KELIAN – IBUL, BANGKA BARAT PROVINSI BANGKA BELITUNG
• Curah hujan yang tinggi.
• Kerusakan pada Jembatan Kadur (A) dan Kadur (B).
• Lingkungan sekitar jembatan yang rusak akibatpenambangan.
CONTOH KASUS 2. JEMBATAN AIR KADUR A DAN B DI RUAS JALANTANJUNG KELIAN – IBUL, BANGKA BARAT PROVINSI BANGKA BELITUNG
• Bangunan pengamantebing sungaimenggunakan bronjongkemiringan 1 : 1 dan diberipengunci ke arah tebingsungai, dan untukbangunan pengarah air dibikin seperti corong agar dapat mengarahkan aliransungai
• Untuk scouring dibawahfooting jembatan Air Kadur(B) cukup diberikan betonsiklop dibawah footing tanpa mengurangipenampang basah sungaidan untuk oprit perludiperbaiki kembali.
• Berkoordinasikan denganBBWS Sumatera VIII
CONTOH KASUS 3. JEMBATAN PEDES PRUPUK – BTS. KAB. TEGAL/BANYUMAS PROV. JAWA TENGAH
Terjadi hujan deras dan gerusan lereng sungai di sisi barat jembatan
pada tanggal 15 Februari 2018 dan tanggal 5 Maret 2018 telah terjadi
hujan deras dan gerusan lereng sungai di sisi utara abutmen jembatan
mengaibatkan struktur abutmen dan fondasi sumurannya terbuka.
CONTOH KASUS 3. JEMBATAN PEDES PRUPUK – BTS. KAB. TEGAL/BANYUMAS PROV. JAWA TENGAH
• Panjang bentang 51,2 m, jumlah bentang 1, Rangka Baja Inggris
(RBU) tahun bangun 1982
• Jembatan berada di aliran sungai Pedes, sungai meandering
(berkelok-kelok)
• Posisi jembatan dekat tikungan sungai
• Aliran sungai menggerus tebing sungai dari jarak ±150 m sampai
posisi abutmen jembatan
• Berdasarkan pengamatan visual, dasar sungai berupa batuan
berpasir, bagian bawah tebing sungai kanan berupa tanah padas
- 15 Februari 2018
terjadi hujan deras,
menyebabkan
gerusan dinding kiri
sungai ±100 m
barat jembatan (sisi
hilir) akibatnya 5
rumah runtuh (A)
- 5 Maret 2018,
terjadi hujan deras,
menyebabkan
gerusan pada
dinding kanan
sungai di dekat
abutmen utara
jembatan (sisi hulu)
akibatnya footing
abutmen dan
fondasi sumuran
terekspose (B)
CONTOH KASUS 3. JEMBATAN PEDES PRUPUK – BTS. KAB. TEGAL/BANYUMAS PROV. JAWA TENGAH
• Bangunan Pengaman tebing sungai sekitar hulu jembatan
dipasang bronjong sepanjang 150 m dengan ujungnya dibuat
corong dengan sudut 45° dan bangunan sheetpile di sekitar
abutment jembatan yang diberi boulder didepan sheet pile
sebagai perkuatan dan krib penangakap sendimen.
• Apabila dibutuhkan pengamanan dasar sungai dengan bangunan
ground sil maka pengamanan tebing sungai dan abutmen
jembatan direkomendasikan hanya menggunakan bronjong.
• Pemasangan bronjong, sheet pile atau ground sil harus
berkooordinasi dengan BPUSDATARU Pemali Comal.
METODE ANALISIS DAN BANGUNAN TIPIKALPENANGGULANGAN
No Kriteria Kebutuhan DataKebutuhan
AnalisisJenis Scouring
Alternatif
PenanggulanganJenis Struktur Acuan
Blok beton acak SNI 03-2401-1991
Blok beton terkunci SNI 03-2401-1991
Pasang batu SNI 03-2401-1991
Beton bertulang SNI 03-2401-1991
Blok beton terkunci SNI 03-2401-1991
Penentuan elevasi - -
Pengerukan - -
Pasang batu SNI 03-3441-1994
Beton bertulang SNI 03-3441-1994
Geosintetik SNI 03-3441-1994
Bronjong SNI 03-2400-1991
SNI 03-2401-1991
Bronjong SNI 03-2400-1991
Bronjong SNI 03-2400-1991
Tiang pancang SNI 03-2400-1991
Rip-rap batu boulder
Potongan Memanjang
dan Melintang Sungai
1km ke arah udik, 1 km
ke arah hilir, gradasi
butir material dasar
sungai, data debit 2th-
an, dan debit desain
(Q100th-an)
1Penentuan
Segmen Sungai
Degradasi dasar
sungai
Pelindung abutmen
Bangunan pengendali
dasar sungai
Bottom panels
Bottom panels
Krib pengarah aliran
Agradasi dasar
sungai
Gerusan tebing
Beda tinggi dasar
sungai sepanjang
sungai (terukur),
analisis hidrodinamik,
dan analisis angkutan
sedimen
Bentuk topografi alur
sungai
Pelindung kaki / tapak
pilar dan abutmen
No Kriteria Kebutuhan DataKebutuhan
AnalisisJenis Scouring
Alternatif
PenanggulanganJenis Struktur Acuan
Blok beton acak SNI 03-2401-1991
Blok beton terkunci SNI 03-2401-1991
Pasang batu SNI 03-2401-1991
Beton bertulang SNI 03-2401-1991
Blok beton terkunci SNI 03-2401-1991
Peninggian elevasi
gelagar- -
Pengerukan - -
Pasang batu SNI 03-3441-1994
Beton bertulang SNI 03-3441-1994
Geosintetik SNI 03-3441-1994
Bronjong SNI 03-2400-1991
Blok beton acak SNI 03-2401-1991
Blok beton terkunci SNI 03-2401-1991
Pasang batu SNI 03-2401-1991
Beton bertulang SNI 03-2401-1991
Blok beton terkunci SNI 03-2401-1991
Blok beton acak SNI 03-2401-1991
Blok beton terkunci SNI 03-2401-1991
Pasang batu SNI 03-2401-1991
Beton bertulang SNI 03-2401-1991
Blok beton terkunci SNI 03-2401-1991
Gerusan lokalGerusan kontraksi /
defraksiTipikal Desain PilarTipe Pilar3
Potongan Memanjang 1 Penentuan Krib pengarah aliranGerusan tebingBentuk topografi alur
Aktivitas
Eksternal2
Galian C
Pengaruh terhadap
suply sedimen dan
pengisian
Degradasi dasar
sungai
Bangunan Air di Udik
dan Hilir
Pengaruh terhadap
pola aliran di sekitar
lokasi jembatan
Gerusan tebing
Degradasi dasar
sungai
Pengaruh terhadap
suply sedimen ke hilir
Pengaruh terhadap
pengempangan (back
water ) ke arah udik
Agradasi dasar
sungai
Pelindung abutmen
Bottom panels
Krib pengarah aliran
Pelindung kaki / tapak
pilar dan abutmen
Bangunan pengendali
dasar sungai
Bottom panels
Pelindung kaki / tapak
pilar dan abutmen
Bangunan pengendali
dasar sungai
Bottom panels
Pelindung kaki / tapak
pilar dan abutmen
Bangunan pengendali
dasar sungai
Bottom panels
SNI 03-2401-1991Tiang pancang SNI 03-2400-1991Rip-rap batu boulder
Rip-rap batu boulder SNI 03-2401-1991
SNI 03-2400-1991
Tiang pancang SNI 03-2400-1991
SNI 03-2400-1991Bronjong
Bronjong
Bronjong SNI 03-2400-1991
SNI 03-2400-1991
Rip-rap batu boulder SNI 03-2401-1991
Bronjong
OUTPUT – 1 (CHECK LIST DATA DAN TIPIKALDESAIN)
No Check List Kebutuhan Data Ada Tidak Ada Tindak Lanjut Referensi
2Data Debit Rata-Rata Harian dalam Setahun / Banjir
Periode Ulang 2 Tahunan / Debit Alur Penuhx
Lakukan Pengumpulan Data /
Perhitungan Debit Sungai
Manual Analisa Scouring
Bab. 4.2
3 Data Debit Banjir Periode Ulang 100 Tahunan x Lakukan Perhitungan Debit Banjir SungaiManual Analisa Scouring
Bab. 4.2
Data Jenis Material Dasar Sungai dan Gradasi Butir :
- Jenis Material Dasar Sungai (Lanau / Lempung /Pasir /
Kerikil / Batu / Cadas)x Lakukan Pengumpulan Data
Manual Analisa Scouring
Bab. 4.3
- Gradasi Butir Material Dasar Sungai (D35, D50, D65, D90,
Dm)x Lakukan Pengumpulan Data
Manual Analisa Scouring
Bab. 4.3
5Data Pengukuran Debit dan Laju Angkutan Sedimen
sesaat (Minimal 3 Data)x Lakukan Pengumpulan Data
Manual Analisa Scouring
Bab. 4.4
Identifikasi Aktivitas Lingkungan :
- Galian C di Udik / Hilir Jembatan x
Lakukan Identifikasi Lapangan dan
Evaluasi Hasil Pengukuran Topografi
Sungai
Manual Analisa Scouring
Bab. 4.1
- Sudetan Sungai di sekitar Jembatan x
Lakukan Identifikasi Lapangan (Termasuk
Koordinasi Instansi Terkait) dan Evaluasi
Hasil Pengukuran Topografi Sungai
Manual Analisa Scouring
Bab. 4.1
- Ada Bangunan / Rencana Bendung / Bangunan Air di
Udik / Hilir Jembatanx
Lakukan Identifikasi Lapangan (Termasuk
Koordinasi Instansi Terkait) dan Evaluasi
Hasil Pengukuran Topografi Sungai
Manual Analisa Scouring
Bab. 4.1
Identifikasi Pilar dan Abutment Jembatan :
- Data Tipe Pilar Jembatan x
Lakukan Identifikasi Lapangan dan
Koordinasi dengan Instansi Terkait (Data
Desain Jembatan)
-
- Data / Gambar Jumlah, Susunan Pilar x
Lakukan Identifikasi Lapangan dan
Koordinasi dengan Instansi Terkait (Data
Desain Jembatan)
-
- Data Sudut Pilar terhadap Arah Aliran Sungai x
Lakukan Identifikasi Lapangan dan
Koordinasi dengan Instansi Terkait (Data
Desain Jembatan)
-
- Data Arah Aliran terhadap Abutment Jembatan x
Lakukan Identifikasi Lapangan dan
Koordinasi dengan Instansi Terkait (Data
Desain Jembatan)
-
4
6
7
xLakukan Pengukuran Topografi Sungai di
Sekitar Jembatan
Manual Analisa Scouring
Bab. 4.1 dan Bab. 4.6
Jika Tidak Tersedia Data
1Data Topografi dari 1 km di Udik Jembatan sampai 1 km
di Hilir Jembatan
OUTPUT – 1 (CHECK LIST DATA DAN TIPIKALDESAIN)
No Check List Kebutuhan Data Ada Tidak Ada Tindak Lanjut Referensi
Olah Data Topografi untuk Analisis
Morfologi Sungai
Manual Analisa Scouring
Bab. 4.6
Identifikasi Adanya Tikungan Sungai di
Sekitar Jembatan
Manual Analisa Scouring
Bab. 4.7
2Data Debit Rata-Rata Harian dalam Setahun / Banjir
Periode Ulang 2 Tahunan / Debit Alur Penuhx
Persiapkan Data untuk Analisis
Morfologi Sungai
Manual Analisa Scouring
Bab. 4.6
3 Data Debit Banjir Periode Ulang 100 Tahunan xPersiapkan Data untuk Analisis Scouring
Akibat Pilar Jembatan
Manual Analisa Scouring
Bab. 4.8
Data Jenis Material Dasar Sungai dan Gradasi Butir :
- Jenis Material Dasar Sungai (Lanau / Lempung /Pasir /
Kerikil / Batu / Cadas)x
Persiapkan Data untuk Analisis Scouring
Akibat Pilar Jembatan
Manual Analisa Scouring
Bab. 4.8
- Gradasi Butir Material Dasar Sungai (D35, D50, D65, D90,
Dm)x
Olah Data Topografi untuk Analisis
Morfologi Sungai
Manual Analisa Scouring
Bab. 4.4
5Data Pengukuran Debit dan Laju Angkutan Sedimen
sesaat (Minimal 3 Data)x
Olah Data Topografi untuk Analisis
Morfologi Sungai
Manual Analisa Scouring
Bab. 4.4
Identifikasi Aktivitas Lingkungan :
- Galian C di Udik / Hilir Jembatan x
Dipertimbangkan dalam Analisis
Morfologi Sungai dan Scouring Akibat
Pilar Jembatan
Manual Analisa Scouring
Bab. 4.6 dan Bab 4.8
- Sudetan Sungai di sekitar Jembatan x
Dipertimbangkan dalam Analisis
Morfologi Sungai dan Scouring Akibat
Pilar Jembatan
Manual Analisa Scouring
Bab. 4.6 dan Bab 4.8
- Ada Bangunan / Rencana Bendung / Bangunan Air di
Udik / Hilir Jembatanx
Dipertimbangkan dalam Analisis
Morfologi Sungai dan Scouring Akibat
Pilar Jembatan
Manual Analisa Scouring
Bab. 4.6 dan Bab 4.8
Identifikasi Pilar dan Abutment Jembatan :
- Data Tipe Pilar Jembatan xPersiapkan Data untuk Analisis Scouring
Akibat Pilar Jembatan
Manual Analisa Scouring
Bab. 4.8
- Data / Gambar Jumlah, Susunan Pilar xPersiapkan Data untuk Analisis Scouring
Akibat Pilar Jembatan
Manual Analisa Scouring
Bab. 4.8
- Data Sudut Pilar terhadap Arah Aliran Sungai xPersiapkan Data untuk Analisis Scouring
Akibat Pilar Jembatan
Manual Analisa Scouring
Bab. 4.8
- Data Arah Aliran terhadap Abutment Jembatan xPersiapkan Data untuk Analisis Scouring
Akibat Pilar Jembatan
Manual Analisa Scouring
Bab. 4.8
4
6
7
Jika Tersedia Data
1Data Topografi dari 1 km di Udik Jembatan sampai 1 km
di Hilir Jembatanx
top related