bagian-bagian akta di bawah tangan

Post on 13-Apr-2016

303 Views

Category:

Documents

33 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

hukum dan lingkungan bisnis

TRANSCRIPT

Dalam pembuatan akta/kontrak, para pihak harus memperhatikan bentuk dan isinya, sehingga apa yang dibuatnya itu dapat melindungi dirinya di dalam pelaksanaan hak dan kewajiban yang timbul dari kontrak tersebut. Suatu akta / kontrak dipisahkan menjadi beberapa bagian sebagai berikut :

1. JUDUL AKTA

Bagian ini akan memberikan gambaran pertama mengenai materi pokok yang dirumuskan dalam perjanjian tersebut. Untuk perjanjian bernama tidak ada masalah kerena judul mengikuti judul yang ada di dalam KUH Perdata seperti perjanjian Jual Beli, Perjanjian Sewa Menyewa dan sebagainya. Sedangkan untuk perjanjian tidak bernama ( perjanjian jenis baru) ditentukan sebagai berikut :

1) Untuk perjanjian jenis baru campuran diberi judul gabungan dari unsur-unsur perjanjian yang bercampur tersebut misalnya Perjanjian Sewa Beli.

2) Untuk perjanjian jenis baru mandiri, untuk yang sudah mempunyai nama di dalam praktik maka diberi nama yang lazim digunakan di dalam praktik, sedang untuk perjanjian yang sama sekali baru biasanya diberi nama “ Perjanjian Kerjasama”.

CONTOH JUDUL :Perjanjian Jual BeliPerjanjian Sewa BeliPerjanjian Sewa Guna UsahaPerjanjian Kerjasama Antara PT “X” dengan PT “Y”

2) AWAL/PERMULAAN AKTABagian awal akta ini berisi tentang penyebutan hari dan tanggal dibuatnya akta. Dalam pembuatan akta kadang-kadang awal akta tidak tampak, karena para pihak menyebutkan tanggal dibuatnya akta pada akhir perjanjian. Hal yang demikian itu boleh di dalam akta di bawah tangan, tetapi untuk akta otentik penyebutan hari, tanggal dan nama pejabat umum harus pada awal akta.

CONTOH :Pada hari Kamis, tanggal sembilan belas Januari

tahun dua ribu duabelas ( 19-01-2012) ditandatangani perjanjian antara :

3) KOMPARISI/PENYEBUTAN PARA PIHAK Di dalam bagian ini disebutkan para pihak yang

menandatangani akta. Rumusannya harus diteliti karena melalui penyebutan para pihak ini dapat diketahui apakah syarat subjektif dalam penyusunan kontrak sudah terpenuhi yaitu kecakapan para pihak. Oleh karena itu dalam penyebutan para pihak harus disebutkan usia atau jabatan dari para pihak. Disamping itu juga harus disebutkan pula apakah para pihak bertindak untuk dirinya sendiri atau bertindak untuk dan atas nama orang lain.

CONTOH : 1.Perjanjian ini ditandatangani antara : Nama : Tuan Matahari Umur : 52 Tahun Pekerjaan : Pedagang Alamat: Jalan Gatotkaca No. 10 Surabaya

Selanjutnya disebut Pihak Pertama

Dan

Nama : Tuan Bintang Pekerjaan : Guru SMU Negeri 10 Surabaya Alamat: Jalan Nakula 20 Surabaya

Selanjutnya disebut Pihak Kedua

CONTOH : 2Perjanjian ini ditandatangani antara : Nama : Tuan Matahari Umur : 52 tahun Pekerjaan : Pedagang Alamat : Jalan Gatotkaca No.10 SurabayaDalam hal ini bertindak sebagai Bapak dan Wali

menurut Hukum dan oleh karenanya untuk dan atas nama anak di bawah umur bernama Bulan, selanjutnya disebut Pihak Pertama

ATAU

Dalam hal ini bertindak berdasarkan surat kuasa di bawah tangan bermeterai cukup, oleh karenanya bertindak untuk dan atas nama Tuan Langit, alamat di Jalan Sadewa Nomor 50 Surabaya, selanjutnya disebut Pihak Pertama

DanNama : Tuan BumiJabatan : Direktur PT. Abadi JayaAlamat : Jalan Nakula 20 SurabayaDalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut berdasarkan Pasal 10 Anggaran Dasar PT. Abadi Jaya yang telah diumumkan dalam berita Negara RI tanggal 1 April 1999 No.333, oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili PT. Abadi Jaya yang berkedudukan di Surabaya tersebut, selanjutnya disebut Pihak Kedua

4) PREMISSE AKTABagian ini berisi dua hal, yaitu :1.Berbagai ketentuan Undang- Undang , Dokumen

atau fakta-fakta yang mendasari atau melatar belakangi pembuatan perjanjian

2.Kesepakatan para pihak untuk membuat perjanjian

CONTOH : 1Para pihak terlebih dahulu menerangkan :1.Bahwa Tuan Matahari /Pihak Pertama

memerlukan………2.Bahwa Tuan Bintang / Pihak Kedua

bermaksud…………3.Bahwa………………………………………………4.Bahwa……………………………………………..Berdasarkan hal- hal di atas, Para Pihak Sepakat

untuk mengadakan Perjanjian Jual Beli dengan ketentuan sebagai berikut :

CONTOH : 2Pihak Pertama dan Pihak kedua masing-masing dalamkedudukan tersebut di atas, berdasarkan :1.Pasal ……………….UU No. ……………………….2.Keppres No. ………………………………………….3. Instruksi Presiden No. ………………………….4.Keputusan Menteri No. ………………………...5.……………………………………………………………….Sepakat untuk mengikatkan diri dalam suatu perjanjian

dengan syarat-syarat sebagai berikut :

5) ISI AKTAIsi akta meliputi 3 Hal , Yaitu :

a. EsensialiaEsensialia merupakan objek pokok perjanjian, dari

rumusan ini dapat diketahui apakah perjanjian itu telah memenuhi syarat objektif atau belum. Disini disebutkan barang atau jasa yang menjadi objek dari perjanjian, harga atau kontraprestasi lainnya.

CONTOH :Dalam perjanjian Jual Beli Esensialianya adalah penetapan tentang Barang dan Harga

b. Naturalia

Bagian dari perjanjian yang sebenarnya sudah diatur dalam UU ( KUH Perdata) sebagai hukum pelengkap, tetapi para pihak boleh menyimpanginya dan mengatur sendiri di dalam perjanjian. Oleh karena itu untuk Perjanjian Bernama, Naturalia boleh disebut dalam perjanjian boleh tidak disebutkan. Jika disebut, yang berlaku yang disebutkan itu, jika tidak disebutkan yang berlaku ketentuan dalam KUH Perdata. Tetapi untuk perjanjian tidak bernama (Jenis Baru) tidak ada Naturalia karena belum ada kodifikasinya, sehingga untuk melindungi dirinya masing-masing pihak dapat mengajukan syarat-syarat tertentu asalkan disetujui oleh pihak lawannya.

CONTOH :Dalam perjanjian Jual Beli, KUH Perdata telah mengatur tentang :1.Hak dan kewajiban para pihak2.Wanprestasi dan Akibat-akibatnya3.Overmacht dan risiko-risikonya.

c. AksidentaliaBagian yang ditambahkan oleh para pihak di dalam perjanjian asal saja hal itu tidak di larang oleh UU. Aksidentalia ini mengikat apabila dinyatakan secara tegas di dalam perjanjian

CONTOH :Sewa menyewa rumah artinya dalam keadaan

kosong, oleh karena itu apabila ingin menyewa rumah termasuk mebelair, telepon dan sebagainya harus dengan tegas dinyatakan dalam perjanjian.

TERHADAP ISI AKTA INI DAPAT PULA DITAMBAHKAN MENGENAI :

1.Klausula Definisi2.Klausula Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kontrak3.Klausula Tentang Alternatif Penyelesaian Kontrak

6.AKHIR AKTAMenyebutkan tujuan dibuatnya akta yaitu

sebagai alat bukti dan penandatanganan para pihak serta saksi-saksi, apabila diperlukan adanya saksi dalam perjanjian.

Memenuhi ketentuan UU tentang Bea Meterai, sebelum ditandatangani kontrak tersebut harus dibubuhi meterai sebesar Rp.6.000,-

CONTOH :“ Demikianlah sebagai bukti yang sah, akta /perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal, bulan dan tahun yang telah disebutkan pada awal akta, oleh para pihak dan saksi-saksi.”

Ditandatangani :Pihak Pertama Pihak Kedua

Tuan Matahari Tuan Bintang

Saksi-saksiTuan GunungNyonya Laut

MateraiRp.6000

PENUTUPPada bagian akhir ini perlu disampaikan bahwa

menyusun kontrak, adalah menyusun undang-undang atau peraturan bagi diri kita sendiri, oleh karena itu selagi masih ada kesempatan sebaiknya apa yang akan dirumuskan dalam isi kontrak itu benar-benar dapat melindungi diri kita terhadap kemungkinan adanya perselisihan maupun gangguan dari pihak ketiga.

Perlindungan itu dapat diciptakan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan hukum positif yang sedang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis serta hal-hal lain yang berkaitan erat dengan penyusun kontrak.

top related