badak bercula satu
Post on 31-Oct-2015
185 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BADAK BERCULA SATU
CILEGON - Badak bercula satu atau badak
Jawa (rhino ceros sondaicus) kini terancam
punah.
Ini terungkap dalam pertemuan nasional
konservasi badak Indonesia yang digelar
World Wild Fund (WWF) Indonesia Hotel
Cilegon City. Bekerjasama dengan Dinas
Perhutanan Propinsi Banten di Project
Executant WWF Indonesia Ujung Kulon
Adhy Rachmat Hariyadi mengungkapkan,
populasi badak bercula satu di Indonesia
hanya berada di Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Pandeglang, kini
populasinya tinggal 60 ekor. Bahkan, katanya, perkembangan salah satu dari lima
spesies badak langka di dunia ini kini cenderung stagnan. “Dari Tahun 1981 hingga
1984 jumlah populasi badak Jawa di TNUK 64 ekor, dan kini jumlahnya malah
diperkirakan tinggal 60 ekor. Kini sejumlah peneliti tengah memikirkan mengapa
populasi badak itu tidak ada peningkatan,” kata Adhy saat di ruang lobby Hotel
Cilegon City.
Di tempat yang sama, Kepala Divisi Humas Balai Konservasi TNUK Enjat
Sudrajat menjelaskan, populasi badak bercula satu ini kini terkosentrasi di
Semenanjung Ujung Kulon bagian utara dan selatan. Di Semenanjung Ujung Kulon
bagian selatan, populasi badak ini berada di Cibandawoh, Cikeusik, Citadahan, dan
Cibunar. Sedangkan di Semenanjung Ujung bagian utara terdapat di Cigenter,
Cikarang, Tanjung Balagadigi, Nyiur, Citelanca, dan Citerjun. “Dari 140 ribu hektar
lahan TNUK, hanya 40 ribu hektar yang menjadi tempat habitat badak bercula satu,
ini membuktikan tidak semua daerah di Kawasan Ujung Kulon dijadikan tempat
populasi badak,” katanya.
Menurutnya, perkembangbiakan badak bercula satu umumnya terjadi empat
tahun sekali. Selain itu, mereka pun tergolong binatang individual.
“Perkembanganbiakannya sulit, kalau ingin berkembang biak badak-badak itu harus
mencari pasangan terlebih dahulu, sehingga populasinya lambat,” jelasnya.
Ditambahkannya, ke depan agar populasi badak Jawa ini dapat bertahan pihaknya
akan memperluas tempat habitat badak Jawa. “Selain itu kami bersama WWF juga
akan melakukan meningkatkan tumbuhan pakan badak, dengan harapan populasi
badak dapat meningkat,”.
Wilayah Oriental
Jika dilihat dari wilayahnya, Fauna di wilayah oriental tersebar di kawasan Asia terutama Asia Selatan dan Asia tenggara. Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya di Indonesia bagian Barat. Hewan yang khas wilayah ini
adalah harimau, orang utan, gibbon, rusa, banteng, dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua, gajah, beruang, antilop berbagai jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang hampir sama dengan wilayah Ethiopian antara lain kucing, anjing, monyet, gajah, badak, dan harimau, menunjukkan bahwa Asia Selatan dan Asia Tenggara pernah menjadi satu daratan dengan Afrika.
Uraian fisik badak Jawa:
Berwarna abu-abu kehitam-hitaman;
Bercula satu, panjang kurang-lebih 25 cm, tetapi cula bisa saja tidak ada atau
sangat kecil sekali ukurannya pada betina;
Beratnya antara 900 - 2300 kg, sedangkan panjang tubuhnya antara 2 s.d. 4 m;
Tingginya dapat mencapai 170 cm;
Kulitnya memiliki sejumlah lipatan lepas yang memberikan kesan penampakan
lapis baja;
Penampakannya serupa tetapi agak lebih kecil dibandingkan dengan badak India
dimana kepalanya jauh lebih kecil dan lipatan kulitnya kurang begitu terlihat;
Bibir atas meruncing dan dapat digunakan untuk meraih makanan dan
membawanya ke dalam mulut.
top related