bab iv mikrografi test 3
Post on 11-Oct-2015
201 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
1/57
BAB IV
MIKROGRAFI
4.1 PENDAHULUAN
Semua material logam maupun paduannya mempunyai stuktur mikro yang
berbeda-beda. Antara logam yang satu dengan yang lain mempunyai kekuatan yang
tidak sama. Hal ini dikarenakan berbedanya struktur mikro tersebut. Stuktur mikro
merupakan kumpulan atom-atom yang mempunyai geometri tertenti dan berulang.
Struktur mikro ini yang menentukan sifat dan karakteristik dari suatu material.
Karena ukurannya yang sangat kecil, kita tidak tidak bias melihat strukturmikro
tanpa bantuan mikroskop.
Material yang akan di bentuk pada proses produksi misalnya bubut,frais,
dan sebagainya harus diketahui dahulu struktur mikronya. Dengan mengetahui
struktur mikronya kita akan mengatahui sifat , karakteristik dan kekuatan suatu
material. Dengan begitu tidak akan terjadi kesalahan pemilihan pahat.
Uji mikrografi merupakan pengujian yang dilakukan terhadap material
untuk memperoleh gambar struktur mikronya.dengan uji mikrografi kita dapat
memperoleh gambar butiran dan mengetahui batas-batas butiran serta bentuk
butiran.
4.1.1 LATAR BELAKANG
Mikrografi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk
memperoleh gambar yang menunjukan struktur mikro sebuah logam atau
paduan. Melalui proses ini kita dapat mengetahui struktur dari suatu logam
atau paduan dengan memperjelas batas-batas butir logam sehingga dapat
langsung dilihat dengan menggunakan mikroskop dan diambil gambarnya.
Ada 2 macam cara untuk memeriksaan struktur kristal, dan yang biasa
dilakukan yaitu pemeriksaan makro dan pemeriksaan mikro. [1]
Selain itu, mikrografi menjadi sangat penting karena untuk
memproses suatu bahan kita harus mengetahui sifat dari bahan tersebut.
Dengan mengetahui struktur bahan yang dapat diketahui dengan mikrografi
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
2/57
kita dapat mengetahui sifat dari suatu bahan sehingga kita dapat mengolah
suatu bahan menjadi yang kita inginkan. Dengan demikian kita juga dapat
mengetahui karakteristik dari suatu material. [1]
4.1.2 TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dari praktikum mikrografi yatu:
1. Mengetahui struktur mikro suatu material baik logam maupun paduannya
dengan menggunakan bantuan mikroskop.
2. Dapat melakukan perbandingkan struktur mikro logam dengan perlakuan
heat treatment dengan struktur mikro logam non perlakuan heat treatment.
[2]
4.1.3 MANFAAT
Adapun manfaat dari praktikum mikrografi yaitu:
1. Dapat mengetahui struktur mikro suatu material baik logam maupun
paduannya dengan menggunakan bantuan mikroskop.
2.
Dapat melakukan perbandingkan struktur mikro logam dengan perlakuan
heat treatmentdengan struktur mikro logam non perlakuan heat treatment.
[2]
4.2 DASAR TEORI
Mikrografi berasal dari dua kata, yaitu mikro yang berarti sangat kecil
dan kata grafi yang berarti gambar. Mikrografiadalah gambar yang menunjukan
struktur mikro pada hal ini struktur logam dan paduannya. Ada dua macam
pengujian struktur kristal yang biasa dilakukan yaitu pengujian makro dan
mikro.[2]
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
3/57
Gambar 4.1 perbandingan ukuran dan teknik pengukuran. [3]
a. Struktur Kristal
1.Struktur Kristal Pemusatan Ruang (BCC/Body Centeed Cristal)
Atom terletak disetiap sudut dan ditengah-tengah kubik. Logam yang
mempunyai struktur ini antara lain: kromium, besi, tungsten. Struktur yang
terbentuk dari perpenjangan salah satu dimensi dari BCC disebut BCT (body
Centered Tetragonal). Struktur ini terbentuk dari baja martensit. Sifatnya
yaitu keras. [4]
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
4/57
Gambar 4.2 Struktur kubik pemusatan ruang logam.
Bagian (a) Model bola keras
(b) gambaran skematik dan terlihat letak atom pada titik pusat [4]
2.
Struktur Kristal Pemusatan Sisi (FCC/Flank Centerd Crystal)
Atom terletak disetiap sudut dan ditengah-tengah seluruh sisi kubik.
Logam yang mempunyai struktur ini yaitu: alumunium, emas, perak, nikel.
Mempunyai sifat yang lebih lunak. [4]
Gambar 4.3 Struktur kubik pemusatan sisi pada logam.
Bagian (a) model bola
(b) keras pandangan skematis yang memperlihatkan letak pusat atom [4]
3. StrukturHexagonal Close Packed(HCP)
Enam atom yang membentuk segi enam diatas dan di bawah struktur
mengelilingi satu atom ditengah, tiga atom lainnya terletak ditengah-tengah
struktur. Logam yang mempunyai struktur ini antaralain magnesium, seng
dan titanium. Mempunyai sifat yang kuat karena letak atomnya yang
berdekatan.[4]
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
5/57
Gambar 4.4 Struktur kristal Hexagonal Closed Packed [4]
Tabel 4.1 Struktur-struktur Kristal [4]
b.Cacat
Dalam setiap butir, atom tersusun secara teratur sesuai struktur kristal
dasar tetapi terdapat pula berbagai jenis ketidaksempurnaan, yang secara umum
disebut sebagai cacat kristal. Apabila cacat terjadi pada suatu material maka
akan mempengaruhi sifat elastisitas dan plastisitas material tersebut. Pada bagian
yang cacat elastisitas material cenderung lebih besar dibanding plastisitas
material tersebut. Cacat tidak diperlukan pada suatu material bila material
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
6/57
tersebut sudah mempunyai tingkat elastisitas dan plastisitas yang diinginkan,
sedangkan cacat sendiri dilakukan pada suatu material untuk mendapatkan
bentuk dan sifat material yang diinginkan. [5]
Cacat tersebut mempunyai bentuk antara lain :
1. Cacat titik (Point Defect)
Cacat titik sering terjadi karena cor-coran yang jelek, pengerjaan
dingin, adanya udara yang terjebak, dan oksidasi. Seperti lokasi atomik yang
kosong (vacancies) dan atom interstisi (self interstitials), dan atom
ketidakmurnian (impurities atom). Kekosongan dapat terjadi dengan
memindahkan atom dari lokasi kisinya ke lokasi atomik terdekat yang dapat
menampungnya dengan mudah. I nterestisial lebih sering dijumpai dalam
struktur ionik dibandingkan dalam struktur metalik, karena keberadaan
lubang atau interstisi dalam jumlah besar. Terdapatnya atom
ketidakmurnian dalam posisi kisi atau dalam posisi sisipan mengakibatkan
gangguan lokal dalam keteraturan kisi, sama halnya seperti untuk kekosongan
dan untuk sisipan.[5]
Gambar 4.5 Struktur atom yang mempresentasikan keberadaan vacancy
dan self-interstitial. [5]
a b c
Gambar 4.6 Cacat titik a) kekosongan b) interstisi c) ketidakmurnian [5]
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
7/57
2.
Cacat garis (Linear Defect) orBurgers
Vektor Burgers adalah parameter dislokasi yang penting. Pada
situasi deformasi manapun, vektor Burgers didefinisikan dengan Dislokasi
Sisi dan Dislokasi Ulir membentuk rangkaian Burgers ada kristal
terdeformasi. Vektor ini dapat dinyatakan dengan koordinat arah pada sumbu
utama kristal. [5]
Dislokasi adalah cacat garis dengan rentang yang besar dalam
kristal dan arena mempunyai energi regangan per satuan panjang (Jm-1), maka
dislokasi mempunyai energi regangan total. Variasi orientasi garis terhadap
vector Burgers menjadikan struktur dislokasi yang berbeda. Apabila garis
dislokasi tegak lurus pada arah slip, dislokasi itu dislokasi sisi (edge
dislocation). Sedangkan bila garis dislokasi sejajar dengan arah slip garis,
dislokasi disebut dislokasi ulir (screw dislocation). Dari Gambar 3.22a
terlihat bahwa jarang sekali garis dislokasi bersifat sisi atau ulir murni, tetapi
untuk kemudahan setiap dislokasi dianggap ideal dan dapat diuraikan menjadi
komponen sisi dan ulir. [5]
Gambar 4.7 Skema (atas) dislokasi sisi dan (bawah) dislokasi ulir [5]
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
8/57
Gambar 4.8 Gambaran batas punter yang terdiri dari jaringan silang dislokasi
ulir [5]
a b
Gambar 4.9 (a) Skema yang mempresentasikan edge dislocation, screw
dislocation (b) Pandangan atas [5]
3. Cacat planar (inter facid defect)
Dislokasi Batas butir
Penerapan paling sederhana dari model dilokasi pada batas sudut
kecil dan batas butir sudut besar dilakukan dengan asumsi bahwa terdapatdaerah dengan kesesuain atom yang baik yang dikelilingi oleh daerah
inkoheren. Dislokasi ini disebut dislokasi batas butir (grain boundary
dislocation) sekunder intrinsik dan perlu ada untuk mempertahankan salah
orientasi batas tersebut. [5]
Batas butir terjadi karena faktor dislokasi yang mungkin menembus
masuk dari butir berdekatan dan ledge atau undakan (anak tangga)
antarmuka yang menimbulkan lengkungan seperti perpindahan batas selama
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
9/57
rekristalisasi, dan pertumbuhan butir, peluncuran butir selama creep, dan
aliran superplastik. [5]
Batas Kembaran
Anil dari logam dan paduan fcc yang mengalami pengerjaan
pendinginan, seperti tembaga, kuningan- dan baja tahan karat austenitik
menyebabkan terbentuknya kembaran anil pada sebagian kristal konsituen.
Perubahan orientasi kisi pada permukaan batas kembaran menghasilkan
struktur dengan satu bagian kristal atau butir merupakan citra sermin dari
bagian lainnya. Besar perpindahan atom sebanding dengan jarak dari batas
kembaran. [5]
4. Cacat Volume (volume defect)
Cacat yang menempati volume dalai kristal berbentuk void,
gelembung gas dan rongga. Cacat ini dapat terjadi akibat perlakuan panas,
iradiasi, atau defor- masi dan sebagian besar energinya berasal dari energi
permukaan (1-3 J/ m2). Atom gas inert dapat menarik kekosongan dan
membebtuk molekul gas dalam void (apabila tekanan gas tidak berada dalai
kesetimbangan dengan tegangan permukaan void ) atau membentuk
gelembung gas bila tekan gas cukup besar. Void dan gelembung gas
menimbulkan muai iradiasi dan penggetasan material. [5]
Gambar 4.10 Void [6]
c. Batas Butir
Dalam setiap butir, semua sel satuan teratur dalam satu arah dan satu pola
tertentu. Sedangkan butir itu sendiri adalah atom-atom yang mempunyai arah
dan orientasi pertumbuhan yang sama. [5]
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
10/57
Meskipun bahan seperti tambang dalam kawat listrik terdiri dari suatu
fase saja, benda tersebut terdiri dari banyak sekali kristal dengan orientasi yang
berbeda. Kristal-kristal ini disebut butir. Bentuk butir dalam bahan padat
biasanya diatur oleh adanya butir-butir lain disekitarnya. [5]
Material mengandung berbagai cacat planar mulai dari batas butir sudut-
sudut besar, yang merupakan antarmuka inkoheren dan mempunyai energi yang
cukup tinggi (0,5 J/m2), hingga bidang atomik dalam kristal dengan atom salah
susun. Batas butir memisahkan kristal yang mempunyai perbedaan sudut
orientasi besar. Pada kasus ini batas butir mempunyai lima derajat kebebasan,
tiga berasal dari kenyataan bahwa kristal berdekatan dapat diputar sesamanya
pada tiga sumbu yang tegak lurus, serta dua lagi berasal dari derajat orientasi
permukaan batas itu sendiri terhadap kristal. [5]
Pada batas butir, antara dua butir yang berdekatan terdapat daerah
transisi yang tidak searah dalam kedua butiran tadi. Batas butir dapat kita anggap
berdimensi dua, bentuknya mungkin melengkung dan sesungguhnya memiliki
ketebalan tertentu yaitu antara dua sampai tiga jarak atom. Ketidakseragaman
orientasi antara butiran yang berdekatan menghasilkan tumpukan atom yang
kurang efisien sepanjang batas. Oleh karena itu atom sepanjang batas butir
memilki energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang ada dalam butir.
Ketidakseragaman orientasi pada butir yang berdekatan mempengaruhi
kecepatan gerak dislokasi. Jadi batas butir merubah regangan plastik dalam
bahan. [5]
Gambar 4.11 Batas Butir [5]
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
11/57
Semua logam, sebagian besar keramik dan beberapa polimer membentuk
kristal ketika bahan tersebut membeku. Dengan ini dimaksudkan bahwa atom-
atom mengatur diri secara teratur dan berulang dalam pola 3 dimensi. Struktur
semacam ini disebut kristal. [5]
Gambar 4.12 Struktur Kristal NaCl [5]
Pola teratur dalam jangkau panjang yang menyangkut puluhan jarak
atom dihasilkan oleh koordinasi atom dalam bentuk bahan. Di samping itu, pola
ini kadang-kadang menentukan pola bentuk luar dari kristal, contoh yang dapat
dikemukakan adalah bentuk bintang enam bunga salju. Permukaan datar batu-
batuan mulia, kristal kwarsa (SiO2) bahkan garam meja biasa (NaCl) merupakan
penampilan luar dari pengaturan di dalam kristal itu sendiri. Dalam setiap contoh
yang dikemukakan tadi, pengaturan atom di dalam kristal tetap ada meskipun
bentuk permukaan luarnya diubah. Struktur dalan kristal kwarsa tidak berubah
meskipun permukaan luar tergesek sehingga membentuk butiran pasir pantai
yang bulat-bulat. Hal yang sama dijumpai pada pangaturan heksagonal molekul
air dalam es atau bunga salju. [5]
d.Diagram Fasa
Diagram fasa dilandaskan pada laku panas pada suatu logam baik yang
terdiri dari suatu fasa atau lebih. Diagram fasa digunakan untuk :
1. menunjukkan diagram fasa yang terdapat dalam keadaan seimbang pada
berbagai suhu komposisi.
2. menunjukkan komposisi kimia untuk semua fase berimbang :
a.
dalam daerah fase tunggal, komposisi sama dengan komposisi paduan
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
12/57
b.
dalam daerah dua fase, komposisi ditentukan oleh perpotongan isoterm
dengan kurva batas daya larut.
3. untuk menghitung fraksi kuantitas fasefase dalam paduan dua fase secara
interpolasi sepanjang isoterm.
A. Diagram Fasa Fe-Fe3C
Diagram fasa Fe-Fe3C dalah diagram yang menampilkan hubungan
antara temperature dan kandungan karbon (%C) selama pemanasan
lambat. [1]
Gambar 4.13 Diagram fase Fe3C [4]
Tabel 4.2 Keterangan gambar diagram fasa Fe3C
Simbol Keterangan gambar
A Titik cair besi/ Titik eutektik
B Titik pada cairan yang ada hubungannya dengan titik peritektik.
H Larutan padat yang ada hubungannya dengan reaksi peritektik.
J Titik peritektik selama pendinginan austenit pada komposisi J fasa
terbentuk pada larutan padat pada cairan dan komposisi pada
komposisi B.
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
13/57
N Titik transformasi dari titik menjadi titik, titik transformasi A4
dari besi murni.C Titik eutektoid selama pendinginan fasa dengan komposisi E dan
sementit pada komposisi F (6,67% C) terbentuk dari cairan pada
komposisi C. Fasa eutektoid ini disebut Ledeburit.
E Titik yang menyatakan fasa, ada hubungannya dengan fasa
eutektoid. Kelarutan maksimum dari karbon 2,14 %. Paduan besi
karbon sampai pada komposisi ini disebut baja
G Titik transformasi besi. Titik transformasi A3untuk besi.
P Titik yang menyatakan ferrit, fasa, ada hubungannya dengan
reaksi eutektoid. Kelarutan maksimum dari karbon kira-kira 0,02
%.
S Titik eutektoid. Selama pendinginan, ferrrit pada komposisi P dan
sementit pada komposisi K (sama dengan F) terbentuk simultan
dari austenit pada komposisi S. Reaksi eutektoid ini dinamakan
transformasi A1, dan fasa eutektoid ini dinamakan perlite.
GS Garis yang menyatakan hubungan antara temperatur dengan
komposisi, di mana mulai terbentuk ferrit dan austenit, dinamakan
garis A3.
ES Garis yang menyatakan hubungan antara temperatur dan
komposisi, dimana mulai terbentuk sementit dari austenit,
dinamakan garis Aem.
A2 Titik transformasi magnetik untuk besi/ ferrit.
A0 Titik transformasi magnetik untuk sementit.
- Liquidis adalah batas suhu terendah untuk bentuk cair.
- Solidus adalah batas atas untuk bentuk padat
Dari diagram fase dari Fe3C(besi karbon) dapat diperoleh dari informasi
sebagai berikut :
1. besi karbon punya daerah eutektik yang menjadi landasan dalam besi cor
2. besi biasanya ditempa atau mengalami pengerjaan panas sebagai bahan
berfase tunggal.
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
14/57
3.
larutan padat FCC ( austenit ) terurai menjadi ferrit BCC dan karbida.
B.Diagram Fasa Al-Si
Diagram fasa Al-Si dalah diagram yang menampilkan hubungan
antara temperature dan kandungan Si (%Si) selama pemanasan lambat. [1]
Gambar 4.14 Diagram Fasa Al-Si [4]
Diagram fase diatas menunjukkan diagram fase dari system Al-Si.
Ini adalah tipe eutektik yang sederhana yang mempunyai titik eutektik pada
577 oC, 11,7% Si, larutan padat terjadi pada sisi Al. Karena batas kelarutan
padat sangat kecil maka pengerasan penuaan sukar diharapkan.
Paduan Al Si sangat baik kecairannya, yang mempunyai
permukaan bagus sekali, tanpa kegetasan panas, dan sangat baik untuk
paduan coran, sebagai tambahan ia juga mempunyai ketahanan korosi yang
baik, sangat ringan, koefisien pemuaian yang kecil dan sebagai penghantar
yang baik untuk listrik dan panas. Umumnya dipakai paduan dengan 0,15
% Mg. Paduan yang diberi perlakuan pelarutan dan dituakan dinamakn
silumin , dan yang hanya distemper saja dinamakan silumin . Paduan
yang memerlukan perlakuan panas ditambah dengan Mg juga Cu serta Ni
untuk memberikan kekerasan pada saat panas, bahan ini biasa dipakai untuk
torak motor.
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
15/57
C.Diagram Fasa Cu-Zn
Diagram fasa Cu-Zn adalah diagram yang menampilkan hubungan
antara temperature dan kandungan Zn (%Zn) selama pemanasan lambat. [1]
Gambar 4.15. Diagram Fasa Cu-Zn [4]
Karena sistem campuran logam yang lain, larutan padat intermediate
mungkin ditemukan komposisi yang selain dari komposisi keduanya
ekstrim.seperti kasus untuk sistem Cu-Zn. diagram fasanya mulanya terlihat
ada beberapa reaksi dan titik-titik yang serupa dengan eutektik yang belum
dibahas. Sebagai tambahan, ada enam larutan padat yang berbeda dan
serta , , dan . Tahap disebut suatu larutan padat, satu di mana atom
Zn dan Cu diposisikan dalam suatu spesifik pengaturan di dalam sel satuan
masing-masing. [4]
4.2.1PENGUJIAN STRUKTUR MAKRO
Pengujian struktur makro dari suatu kristal adalah pengujian
penampang dimana bahan dinilai dari besar butir kristal, warna, dan
mengkilapnya penampang dari batang uji atau produk yang dipatahkan.
Pengujian yang lainnya adalah dengan jalan mengetza dan pembesaran
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
16/57
struktur kristal, segregasi, dan pemisahan cacat kecil setelah memoles
patahan. Pengujian makro biasanya dilakukan perbesaran yang besarnya di
bawah 50x. [2]
4.2.2PENGUJIAN STRUKTUR MIKRO
Untuk mengetahui struktur mikro dari suatu logam pada umumnya
pengujian dilakukan dengan reflek pemendaran (sinar), pada pemolisan atau
etsa, tergantung pada permukaan logam uji polis, dan diperiksa langsung di
bawah mikroskop atau dietsa lebih dulu, baru diperiksa di bawah mikroskop.
[ 6]
Adapun beberapa tahap yang perlu dilakukan sebelum melakukan
pengujian struktur mikro, yaitu:
a. Sectioning/Pemotongan
Pemilihan sampel yang tepat dari suatu benda uji studi
mikroskopik merupakan hal yang sangat penting. Pemilihan sampel
tersebut didasarkan pada tujuan pengamatan yang hendak dilakukan.
Pada umumnya bahan komersil tidak homogen, sehingga satu sampel
yang diambil dari suatu volume besar tidak dapat dianggap representatif.
Pengambilan sampel harus direncanakan sedemikian sehingga
menghasilkan sampel yang sesuai dengan kondisi rata-rata bahan atau
kondisi di tempat-tempat tertentu (kritis), dengan memperhatikan
kemudahan pemotongan pula. Secara garis besar, pengambilan sampel
dilakukan pada daerah yang akan diamati mikrostruktur maupun
makrostrukturnya. Sebagai contoh, untuk pengamatan mikrostruktur
material yang mengalami kegagalan, maka sampel diambil sedekat
mungkin pada daerah kegagalan (pada daerah kritis dengan kondisi
terparah), untuk kemudian dibandingkan dengan sampel yang diambil
dari daerah yang jauh dari daerah gagal. Perlu diperhatikan juga bahwa
dalam proses memotong, harus dicegah kemungkinan deformasi dan
panas yang berlebihan. Oleh karena itu, setiap proses pemotongan harus
diberi pendinginan yang memadai. [7]
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
17/57
Ada beberapa sistem pemotongan sampel berdasarkan media
pemotong yang digunakan, yaitu meliputi proses pematahan,
pengguntingan, penggergajian, pemotongan abrasi (abrasive cutter),
gergaji kawat, dan EDM (Electric Discharge Machining). [7]
Berdasarkan tingkat deformasi yang dihasilkan, teknik
pemotongan terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Teknik pemotongan dengan deformasi yang besar, menggunakan
gerinda.
2. Teknik pemotongan dengan deformasi kecil, menggunakan low
speed diamond saw. [7]
b. Mounting/Pemegangan
Spesimen yang berukuran kecil atau memiliki bentuk yang tidak
beraturan akan sulit untuk ditangani khususnya ketika dilakukan
pengamplasan dan pemolesan akhir. Sebagai contoh adalah spesimen
yang berupa kawat, spesimen lembaran metal tipis, potongan yang tipis,
dll. Untuk memudahkan penanganannya, maka spesimen-spesimen
tersebut harus ditempatkan pada suatu media (media mounting). [7]
Secara umum syarat-syarat yang harus dimiliki bahan mountingadalah :
1.
Bersifat inert(tidak bereaksi dengan material maupun zat etsa)
2. Sifat eksoterimisrendah
3. Viskositas rendah
4.
Penyusutan linier rendah
5. Sifat adhesi baik
6.
Memiliki kekerasan yang sama dengan sampel
7.
Flowabilitas baik, dapat menembus pori, celah dan bentuk
ketidakteraturan yang terdapat pada sampel
8. Khusus untuk etsa elektrolitik dan pengujian SEM, bahan mounting
harus kondusif. [7]
Media mountingyang dipilih haruslah sesuai dengan material dan
jenis reagen etsa yang akan digunakan. Pada umumnya mounting
menggunakan material plastik sintetik. Materialnya dapat berupa resin
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
18/57
(castable resin) yang dicampur dengan hardener, atau bakelit.
Penggunaan castable resin lebih mudah dan alat yang digunakan lebih
sederhana dibandingkan bakelit, karena tidak diperlukan aplikasi panas
dan tekanan. Namun bahan castable resin ini tidak memiliki sifat
mekanis yang baik (lunak) sehingga kurang cocok untuk material-
material yang keras. Teknik mounting yang paling baik adalah
menggunakan thermosetting resin dengan menggunakan material bakelit.
Material ini berupa bubuk yang tersedia dengan warna yang beragam.
Thermosetting mounting membutuhkan alat khusus, karena dibutuhkan
aplikasi tekanan (4200 lb/in2) dan panas (1490C) pada mold saat
mounting. [7]
c. Grinding/Pengamplasan kasar
Grinding dilakukan dengan menggunakan disc pengamplasan
ditutup dengan Silicon carbide kertas dan air. Ada sejumlah ukuran
amplas, yaitu 180, 240, 400, 1200, butir Silicon carbide per inci persegi.
Ukuran 180, menunjukkan kekasaran dan partikel ini adalah ukuran
untuk memulai operasi pengamplasan. Selalu menggunakan tekanan
langsung di pusat sampel. Lanjutkan pengamplasan hingga semua noda
kasar telah dihapus, permukaan sampel rata, dan semua goresan yang
pada satu posisi. Mencuci sampel dengan air dan ganti ke ukuran
selanjutnya. Hal ini membuat mudah untuk dilihat ketika goresan
semuanya telah dihapus. Setelah operasi pengamplasan selesai pada
ukuran amplas 1500, cuci sampel dengan air diikuti oleh alkohol dan
keringkan sebelum dipindah ke polish. Atau juga dapat tahap ini
ukurannya 200, 400, 800, 1000, 1200, 1500. [7]
Berikut adalah beberapa tahap dalam pengampelasan, yaitu :
1. Persiapan, tahap ini adalah tahap dimana melakukan pemilihan
amplas yang dimulai dengan menggunakan amplas dengan nomor
yang paling rendah (kasar) dan juga ditambah dengan penggunaan
air dengan tujuan supaya tidak terjadi gesekan antara permukaan
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
19/57
spesimen dengan amplas yang dapat mengakibatkan percikan bunga
api.
2. Rough Lap, adalah tahap menghaluskan permukaan dari spesimen
dengan menggunakan amplas dari nomor rendah (nomor 360) ke
nomor yang paling tinggi (nomor 1500) sampai permukaan dari
spesimen yang diuji rata dan tidak ada lagiscratchpada material bila
dilihat di mikroskop, [7]
d. Polishing
Tahap polishing bertujuan untuk menghasilkan permukaan
spesimen yang rata dan mengkilap, tidak boleh ada goresan yang
merintangi selama pengujian. [7]
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan pada finish lapdilakukan
secara bertahap dimana tahaptahap tersebut dimaksudkan untuk
mendapatkan tingkat pemolisan yang lebih halus. [7]
Faktorfaktor yang mempengaruhi antara lain :
1. Kebersihan kain: Faktor ini berpengaruh karena apabila dalam
melakukan pembersihan tidak sampai dalam keadaan bersih maka
pada waktu dalam tahap pengetzaan sisa autosol maupun air dapat
terlihat jelas dalam mikroskop. Kain yang biasa digunakan adalah
beludru, katun, dll. [7]
2. Pemolisan: dalam melakukan pemolisan sebaiknya dilakukan
dengan satu arah agar permukaan spesimen yang dipolis dapat
berlangsung dalam waktu yang tidak terlalu lama dan juga tidak
terjadi adanyascratch. Contoh: kain dan beludru [7]
3. Tekanan: pada waktu melakukan pemolisan, tekanan juga
berpengaruh pada proses pemolisan sebab apabila terlalu menekan,
posisi dari pemolisan mungkin akan berubah. [7]
4. Waktu: selain ketiga faktor tersebut yang perlu diperhatikan lagi
adalah faktor waktu, dalam melakukan pemolisan kita harus
menunggu selama beberapa menit (kurang lebih lima menit) supaya
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
20/57
permukaan spesimen menjadi rata. dan hal ini disesuaikan dengan
setiap campuran logam. [7]
e. Attack (etching)
Etching digunakan dalam metallography untuk memperlihatkan
mikrostruktur dari specimen dengan menggunaka mikroskop. Specimen
yang akan dietchingharus dipolish secara teliti dan rata serta bebas dari
perubahan yang disebabkan deformasi pada permukaan spesimen, alur
material,pullout, dan goresan. [7]
Meskipun dalam mikrography beberapa informasi sudah dapat
diketahui tanpa proses etching, tetapi mikrostruktur suatu material
biasanya baru dapat terlihat setelah dilakukan pengetsaan. Hanya
reaktan, pori, celah, dan 20nsure nunmetalik lainya yang dapat diamati
hanya dengan polishing, selebihnya diperlukan etching. [7]
Gambar 4.16 Bagan berbagai jenis pengetsaan
Etching
With changing
surface ofmicrosection
Electrochemical
Etching
Physical
Etching
Anodizin
g
Ion
Etchin
g
Withoutsurface of
icrosection
Optical
Enhancement
Dark Field
Polarized Light
Classical
Chemical
Etching
Phase Contrast
Interference
Contrast
Potentiostati
c Etching
Magneti
c
Etching
Thermal
Etching
Evaporation
of
Interverence
Layers
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
21/57
Secara umum tujuan dari etching adalah:
1. Memberi warna pada permukaan benda uji sehingga tampak jelas
ketika diamati dengan mikoskop. (Color Enhancement)
2.
Menimbulkan korosi sehingga memperjelas batas butir
3. Meningkatkan kontras antar butir dan batas butir. (Optical
Enhancement of Contrast)
4. Mengidentifikasi fasa pada suatu spesimen (Anodizing process). [7]
Tabel 4.3 Reaktan untuk proses pengetsaan [18]
Material Reaktan Proses
Besi, baja, besi paduan Nital HNO31-5 ml, 100ml
etanol (95%) atau methanol
(95%)
Dicelup dalam reaktan selama
1-5 detik, kemudian dibilas
dengan air lalu dikeringkan
Teknik swabing
Aluminium Kellers HNO32,5 ml, HF 1
ml, HCL 1,5 ml, 95 ml
aquades
Dicelupkan ke dalam reaktan
selama 1-5 detik, kemudian
dibilas dengan air lalu
dikeringkan dan didiamkan
selama 24 jam
Tembaga, kuningan atau Cu
Alloy
Larutan I :
25 ml NH4OH, 25 ml aquades,
50 ml H2O2(3%)
Larutan II :
5 gr FeCl3,50 ml HCL, 100 ml
aquades
Dicelup 1-10 detik, kemudian
dibilas air lalu dikeringkan
f. Foto (pemotretan)
Dimaksudkan untuk mendapatkan gambar dari struktur kristal
yang dimaksud. Untuk mendapatkan foto mikrografi yang tajam, variabel
berikut harus terkontrol yaitu penghilangan getaran, pelurusan
pencahayaan, penyesu-aian warna cahaya terhadap korelasi objek,
menjaga kejernihan objek, penyesuaian daerah pengamatan, dan lubang
diagram serta kecepatan fokus. [9]
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
22/57
4.2.3 MATERIAL UJI
Dalam praktikum menggunakan material uji,antara lain:
1.Baja
Baja adalah besi karbon campuran logam yang dapat berisi
konsentrasi dari elemen campuran lainnya ; ada ribuan campuran logam,
yang mempunyai perlakuan bahan dan atau komposisi berbeda. Sifat
mekanis adalah sensitif kepada isi dari karbon, yang mana secara normal
kurang dari 1.0 wt%. Sebagian dari baja umum digolongkan menurut
konsentrasi karbon, yakni ke dalam rendah, medium, dan jenis karbon
tinggi.[2]
Baja merupakan paduan besi (Fe) dengan karbon (C), dimana
kandungan karbon tidak lebih dari 2%. Sifat Kekuatannya Tinggi Baja
banyak digunakan karena :
a.Tangguh dan ulet
b. Mudah dibentuk
c.
Mudah diproses
d. Sifatnya dapat diubah dengan mengubah karbon
e.Sifatnya dapat diubah dengan perlakuan panas
Aplikasi baja :
Digunakan untuk kawat, paku,wirmush dan sebagai bahan baku
untuk wealed fabrication(kisi-kisi jendela/pintu, pagasr dan jeruji)
Gambar 4.17 Diagram Fasa Besi Karbon[24]
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
23/57
Dewasa ini baja bisa diproduksi dengan berbagai-bagai kekuatan
yang bisa dinyatakan dengan kekuatan tegangan tekan lelehnya, y
, atau
oleh tegangan tarik batas, u. Bahan baja walaupun dari jenis yang paling
rendah kekuatannya, tetap memiliki perbandingan kekuatan per volume
lebih tinggi bila dibandingkan dengan bahan-bahan bangunan lainnya.
Duktilitas
Sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar
dibawah pengaruh tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus
disebut sifat duktilitas
Proses Pembuatannya :
Baja dibuat dengan bahan dasar biji besi dan besi tua ditambah
kokas dan oksigen diolah dalam tungku temperatur tinggi. Hasil keluaran
dari tungku berupa massa-massa besi kasar dalam ukuran yang besar,
yang disebut pigs dan pig irons. Besi kasar ini masih kotor dan
mengandung karbon yang berlebihan. Kotoran dan karbon yang
kelebihan ini dihilangkan dengan cara menghaluskan besi tersebut. Untuk
memperoleh mutu tinggi yang berkaitan dengan kekuatan, keliatan
kemungkinan dapat dilas, dan ketahan terhadap karat, logam lain perlu
ditambahkan. Beberapa logam ini antara lain tembaga, nikel, krom,
mangan, molibden, pospor, silikon, belerang, titan, columbium, dan
vanadium. Pemngolahan didalam tungku ini menghasilkan ingot baja.
Ingot baja digilas dengan dua rol yang berputar dengan jarak tertentu.
Proses penggilasan ini dilakukan berulang-ulang disertai dengan
perlakuan panas agar dapat dicapai mutu tertentu. Hasil yang diperoleh
dari proses ini adalah plat tebal, blok atau billet. Hasil ini siap dikirim ke
pabrik penggilingan baja untuk dibentuk sesuai dengan keperluan.
Walaupun baja lebih sering digunakan, namun baja mempunyai
kelemahan yaitu ketahanan terhadap korosinya rendah. Baja dapat
dipadukan (2 atau lebih unsur digabung sehingga dihasilkan sifat lain).
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
24/57
Hasil pemaduannya yaitu :
a. Larutan padat/solid solufion (dapat memperbaiki sifat fisik/kimia)
b.Senyawa (lebih keras dari larutan padat, dapat memperbaiki sifat mekanik)
Gambar 4.18 Struktur mikro baja eutectoid (0,8 %C) (2500 X).
(a) perlit terbentuk dari transformasi austenit () dengan komposisi
eutectoid
(b) Speroidit terbentuk sewaktu tempering pada 7000C [1]
Pengaruh unsur-unsur terhadap baja, yaitu :
1.
Pengaruh karbon (C), membentuk:
Semakin besar pengaruh karbon maka kekerasan/kekuatan bajanya
semakin tinggi.
a. Larutan padat kelarutan pada suhu kamar sangat kecil
b.Senyawa Fe3C
c.
Perlit + Fe3C
2.Pengaruh Mangan (Mn)
Berfungsi sebagai deoksidan, mengikat belerang (S) MnS, dan
memperhalus perlit sehingga kekuatan dan ketangguhannya tinggi.
3.Pengaruh Belerang (S)
Kadar belerang ini harus serendah mungkin, sehingga FeS
mempunyai titik cair yang rendah.
4.Pengaruh Silikon (Si)
Berfungsi sebagai deoksidan.
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
25/57
5.
Pengaruh Fosfor (P)
Kadar fosfor ini harus serendah mungkin sehingga Fe3P getas.
6.Pengaruh Aluminium (Al)
Berfungsi sebagai deoksidan. Al2O3 akan mengambil tempat pada
batas butir yang berfungsi sebagai penghalus butir dan mencegah
pertumbuhan butir pada saat pemanasan.
Klasifikasi baja didasarkan pada :
a.Komposisi
b. Kekuatan
c.
Metoda pembuatan
d. Bentuk dan ukuran
Baja ST 40
Sifat mekanik baja ST 40
a. Kekuatan tarik 4250 kgf/mm2
b.Perpanjanganminimal 20 % dari panjang semula
c.
Kandungan karbon 0,25 %
d.
Yield Strength minimal 23 kgf/mm2
e. Ultimate Strength 25 %
f.
Kekerasan yang diperoleh dengan metode Brinell 129140 kgf/mm2
ST 40 termasuk baja dengan kandungan karbon kurang dari 0.3 %.
Pada diagram fasa FeC diatas, letak ST 40 disebelah kiri warna merah.
Gambar 4.19 Diagram fasa Fe- C : ST 40[25]
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
26/57
Gambar 4.20 Struktur mikro baja ST40 perbesaran 100x [1]
Gambar 4.21 ST 40 dengan pendinginan udara perbesaran 550x
[1]
Gambar 4.22 ST 40 seteleh pendinginan air perbesaran 500x [1]
Aplikasi Baja ST 40 :
a. Digunakan untuk kawat, paku, wire mesh, dan sebagai bahan baku untuk
welded fabrication(kisi-kisi jendela atau pintu, pagar, dan jeruji).
b.
Aplikasi khusus seperti untuk kawat elektroda berlapis untuk keperluan
pengelasan.
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
27/57
Baja ST 60
Baja ST 60 merupakan material yang banyak dipakai sebagai bahan
dasar dari peralatan-peralatan berat atau dapat juga untuk peralatan-
peralatan otomotif, seperti untuk roda gigi,poros dan berbagai peralatan
berat lainnya, dimana bagianbagian tersebut membutuhkan sifat tahan
aus, kekeras yang tinggi dan tangguh.
Kandungan Material dalam komposisi kimia (%berat) baja ST 60
terdiri dari unsur C 0,35 - 0,4 ; Si Maks. 0,35; Mn Maks. 0,80 ;P Maks.
0,040 S Maks.0,040; Cr 0,70 - 0,90; Ni Maks. 1,83; Mo 0,20 - 0,30 baja
ST 60 memiliki sifat mekanik sebagai berikut:
1.Tegangan Luluh () 1100 Mpa
2.Kekuatan Tarik 1174 Mpa
3.
Perpanjangan (e). 13 %
4.Area Reduksi (A) 53,8 %
5.Memiliki kekuatan tarik sebesar 60 kgf/mm.
6.
Kandungan karbon dalam kategori sedang antara 0,25% < C < 0,55%.
7.
Memiliki nilai kekerasan antara 170-195 (kgf / mm).
8.ST-60 memiliki nilai kekerasan yang lebih tinggi daripada ST-40.
Gambar 4.23 Strutur Mikro Baja ST60 perbesaran 200x [26]
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
28/57
Gambar 4.24 St 60 pendinginan udara perbesaran 500x [1]
Gambar 4.25 ST 60 pendinginan air perbesaran 500x[1]
2.
Besi Cor
Besi cor sebenarnya merupakan paduan eutetik dari besi dan
karbon. Jadi, suhu cairnya relatif rendah (~ 1200 C). Hal ini
menguntungkan oleh karena mudah dicairkan, pemakaian bahan bakar
lebih irit dan dapur peleburan lebih sederhana. Logam cair mudah dicor
karena dapat mengisi cetakan yang rumit dengan mudah. Karena itu, besi
cor merupakan bahan yang murah dan serba guna ditinjau dari segi desain
produk.
Dari diagram Fe3C dapat diketahui bahwa pada 4,3% ( berat
)karbon, suhu ausetetik 1148oC, besi cor berada di daerah eutentik dan
mengandung 2,5%-4% Sebetulnya besi cor lebih kompleks dari paduan
eutektik sederhana. Besi cor biasanya mengandung silikon sekitar 1% - 3
%. Hal ini diakibatkan oleh karena silikon memang tertinggal dalam besi
selama proses produksi, dan diperlukan usaha khusus untuk
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
29/57
menurunkannya. Akan tetapi yang penting adalah peran silikon dalam
produk akhir. Ada 3 jenis besi cor yang di uji , yaitu:
a. Besi cor kelabu
Besi cor dengan serpih grafit yang bila patah mempunyai
permukaan patah berwarna kelabu. Besi cor kelabu sangat rendah
keuletannya dan merupakan peredam getaran yang baik.
Gambar 4.26 Struktur besi cor kelabu perbesaran 105x [1]
b. Besi cor perlakuan panas dengan pendinginan udara
Besi cor meruapakan material yang sangat keras yang
disebabkan kadar karbonnya lebih banyak dibandingkan dengan
material yang lain. Terlihat serpihan (flakes) dan sebagian besar
strukturnya martensite.
Gambar 4.27 Struktur besi cor perlakuan panas dengan
pendinginan udara perbesaran 500x [1]
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
30/57
c. Besi cor perlakuan panas dengan pendinginan air
menunjukan terjadi serpihan (flakes) dan struktur mikro logam
umumnya martensite.
Gambar 4.28 Struktur besi cor perlakuan panas dengan
pendinginan air perbesaran 500x [1]
3.Tembaga ( Cu )
Tembaga murni untuk keperluan industry dicairkan dari tembagayang di proses dengan elektrolisa, dan diklasifikasikan menjadi tiga
macam menurut kadar oksigen dan cara oksidasi yaitu tembaga ulet
tembaga dioksidasi dan tembaga bebas oksigen. Kalau O terkandung
dalam tembaga unsure-unsur pengotor dapat mengendap sebagai oksida
maka jumlah laruta padat utuk menaikkan hantaran listrik menjadi
kurang. Dengan oksida yang banyakpada temperature tinggi dapt
menyebabkan kegetasan hydrogen, untuk mencegah ini dipergunakan
tembaga dioksidasi atau tembaga bebas oksigen dalam tembaga murni
untuk keperluan industri biasa terdapat unsure-unsur gas yang
memberikan pengaruh terhadap berbagai sifat. Oksigen adalah unsur yang
penting yang berhubungan erat dengan kadar hydrogen dan belerang. [12]
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
31/57
Di alam berupa : bijih yang bersenyawa dengan belerang ( bijih
sulfida ) atau berupa bijih oksida sifat-sifat tembaga :
a. lemah, liat, tahan korosi
b.
karena liat dipakai untuk pekerjaan dengan perubahan bentuk,
gelang
c. paking
d. Kekuatan tarik : 200 N/mm2. Pada suhu rendah, kekuatan tarik jauh
lebih
e. besar. Baik untuk teknik pendingin
f.
Daya hantar panas, daya liStrik cukup baik. Sifat pantul panas juga
besar dapat untuk bahan isolasi
g. Sulit dituang, sulit dilas, dapat dipadu dengan unsur lain. Paduan
tembaga antara lain, perunggu dan kuningan.
Proses Pembuatan :
Tembaga diperoleh dari bijih tembaga yang disebut chalcopirit.
Chalcopirit merupakan campuran Cu2 S dan Cu Fe S2 dan terdapat dalam
tambang-tambang dibawah permukaan tanah. Mula-mula bijih digiling
dan dicampur dengan batu kapur dan bahan fluks silika. Tepung bijih
dipekatkan terlebih dahulu sesudah itu dipanggang sehingga terbentuk
campuran FeS, FeO, SiO2 dan Cus. Campuran ini yang disebut kalsin
dilebur dengan batu kapur sebagai fluks dalam dapur reverberatory. Besi
yang ada larut dalam terak dan tembaga-besi yang tersisa atau matte
dituangkan ke dalam konverter. Udara dihembuskan ke dalam konverter
selama 4 atau 5 jam, kotoran-kotoran teroksidasi dan besi membentuk
terak yang dibuang pasa delang waktu tertentu. Panas oksidasi yang
dihasilkan cukup tinggi sehingga muatan tetap cair dan sulfida tembaga
akhirnya berubah menjadi oksida tembaga atau sulfat. Bila aliran udara
dihentikan oksida kupro bereaksi dengan sulfida kupro membentuk
tembaga blister dan dioksida belerang. Kemurnian tembaga blister adalah
98-99 % lalu dilebur dan dicor menjadi slab.
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
32/57
Gambar 4.29 Struktur Mikro Tembaga perbesaran 1000x[1]
4. Alumunium
Aluminium merupakan logam ringan mempunyai ketahanan
korosi yang baik dan hantaran listrik yang baik. Dengan penambahan
unsur Mg, Cu, Si, Mn, Zn dan Ni secara satu persatu atau bersamaaan
akan meningkatkan sifat mekanik, ketahanan korosi, ketahanan aus dan
koefisien pemuaian rendah. [20]
Kandungan aluminium yang terdapat di alam berupa senyawa
bauksit (Al2O3.2H2O) dan kaofin (AL3O32SiO22H2O). Biji aluminium
tersebut masih mengandung pengotor SiO2 (bersifat asam), FeO2(basa),
CaCO3dan TiO8sehingga harus dimurnikan dengan zat kimia asam atau
basa untuk mendapatkan aluminium murni. [20]
Perlakuan panas pada aluminium berupa pengerasan presipitasi
(pengerasan penuaan). Perubahan sifat dengan berjalannya waktu
dinamakan penuaan alamiah, sedangkan pada temperatur tinggi disebut
penuaan buatan.(120 0C-180 0C). [20]
Bahan baku : bijih alumunium:
1.Bauksit (Al2O3.2H2O)
2.Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O)
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
33/57
Gambar 4.30 Struktur Aluminium Silikon dengan kadar
silikon yang berbeda perbesaran 100x[1]5
Sifat alumunium :
a. Lunak, liat, warna putih kebiru-biruan, lebih keras daripada Sn dan
lebih lunak daripada Zn
b. Berat jenis : 2,7x103kg/m3
c. Kekuatan tarik 10 kg/mm3
d. Dapat dituang
e. Regangan : 1825 %
f.
Daya hantar panas baik, daya refleksi panas besar, daya hantar listrik
baik
g. Bisa dibuat cat alumunium
h. Titik cair 650 C
i. Pemakaian pada teknik pesawat, kapal
5. Kuningan
Kuningan merupakan perpaduan antara tembaga dan seng.a. Kuningan khusus
Kuningan yang dicampur unsur ketiga untuk memperbaiki
ketahanan korosi, ketahanan aus, mampu mesin, dsb, disebut kuningan
khusus. Unsur-unsur yang dipadukan terutama Mn, Sn, Fe, Al, Ni, Pb,
dsb. Unsur-unsur ini larut padat dalam dan , sehingga tidak
membentuk fasa baru hanya mengubah perbandingan antara fasa dan
.
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
34/57
Pb larut padat dalam kuningan hanya sampai 0,4%, dan
kelebihannya mengendap dalam batas butir dan di dalam butir
terdispersikan secara halus yang hal ini memperbaiki mampu mesin dan
membuat permukaan yang halus oleh karena itu dipergunakan untuk
roda gigi pada jam yang dibebani secara ringan.
Sn memperbaiki ketahanan korosi dan sifat-sifat mekaniknya
kalau ditambahkan dalam daerah larutan padat.
Al adalah efektif untuk memperhalus butir kristal dan
memperbaiki ketahanan korosi terhadap air laut jadi paduan ditambah
1,5 sampai 2,5% Al dapat dipergunakan untuk pipa kondensor dsb.
b. Kuningan berkekuatan tarik yang tinggi
Kuningan yang berkekuatan tarik yang tinggi dibuat dari
kuningan 60-40 dengan paduan 5% Mn, 2% Fe, dan 2% Al, tidak
melebihi jumlah 3-5%. Ni memberikan pengaruh sama dan
memperbaiki sifat-sifatnya sesuai dengan jumlah yang ditambahkan,
yang bisa ditambahkan sampai 10.
Paduan Cu dan Zn :
a. Kuningan Kepal
Cu = 58 s.d. 60 % dan sisanya Zn, biasa digunakan untuk
pipa, plat, kawat dll.
b. Kuningan Tuang
Cu = 60 s.d. 80 % sisanya Zn, sering ditambah Pb = 3%
untuk mengurangi sifat rapuh.
c.
Kuningan Paten
Cu 40 % dan Zn 60 % untuk memateri perunggu,
tembaga, dan loyang. lalu diolah lebih lanjut secara elektrolit
menjadi tembaga murni.
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
35/57
Pengerjaan Dingin 33% 3 Sek pada 580 C
perbesaran 1000x perbesaran 1000x
4 Sek pada 580 C 8 Sek pada 580 C
Perbesaran 200x Perbesaran 200x
Gambar 4.31Struktur Mikro Kuningan[19]
4.2.4 APLIKASI PENGUJIAN MIKRIGRAFI
PEMERIKSAAN MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA
DAN KEKERASAN HASIL PENGE-LASAN PADUAN Al-6061. Telah
dilakukan percobaan untuk mengamati pengaruh pengelasan terhadap
kekerasan dan mikrostruktur paduan Al6061. Mula-mula dua potongan pelat
paduan Al6061 dilas dengan menggunakan lasan GTAW dan filler dari
paduan Al-4043. PengUjian logam hasil pengelasan yang terdiri atas
kekerasan, mikrostruktur dan komposisi kimia dipilih pada daerah logam
induk, daerah terpengaruh panas (HAZ) dan daerah logam lasan. Dari
pengUjian kekerasan Rockwell F terlihat bahwa kekerasan tertinggi dicapai
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
36/57
pada daerah logam induk yakni sebesar 66,4 RF, kemudian di derah HAZ
(56,8 RF) dan logam lasan (54,5 RF). Pada pengamatan mikrostruktur,
terlihat bahwa bentuk butir logam induk, HAZ dan logam lasan masing-
masing berbentuk cill, columnar dan equiaxial. Dari pengukuran ukuran
butir dapat diketahui bahwa ukuran butir pada logam induk, HAZ dan logam
lasan masing-masing sebesar 13,5m, 15,9 m dan 19,4 m. Sementara itu,
dari analisis komposisi kimia dengan menggunakan SEM-EDS terlihat
bahwa kandungan unsur Si dan O tertinggi pada logam lasan, yakni masing-
masing sebesar 10,14% dan 6,68 % berat.
Dari proses pengelasan paduan Al-6061 yang dilasan dengan teknik
GTAW dengan logam pengisi Al-4043 dapat disimpulkan bahwa, kekerasan
logam berkurang dari logam lasan (wel metal) ke arah HAZ dan logam
induk, yakni masing-masing sebesar 66,4 RF; 56,8 RF; dan 56,8 RF. Hasil
pemeriksaan mikrostruktur menun-jukkan dari logam induk ke
tengah/daerah lasan terlihat masing-masing mempunyai bentuk butir cill,
columnar dan equiaxial. Sementara itu, dari analisis komposisi unsur dengan
menggunakan EDS terlihat perbedaan kandungan logam Si antara logam
induk, HAZ dan logam lasan, yang mana kandungan Si yang paling tinggi
terdapat pada logam lasan yakni sebesar 10,14% berat. Untuk unsur Mg,
pada daerah lasan dan HAZ tidak terdapat unsur Mg. Dilihat kandungan
unsur oksigen yang terbentuk sebagai oksida, maka unsur oksigen terbesar
terdapat pada logam lasan yakni sebesar 6,68 % berat.[27]
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
37/57
4.3 PERALATAN DAN BAHAN PENGUJIAN
Dalam melakukan praktikum mikrografi maka kita tentunya membutuhkan
alat dan bahan sebagai berikut :
4.3.1 BAHAN PENGUJIAN
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum Mikrografi adalah:
1. Reaktan untuk etza
Gambar 4.32 Reaktan HNO3+ Alkohol
2.
Material uji1.
ST 40 NON PERLAKUAN
2. ST 40 PERLAKUAN AIR
3. ST 40 PERLAKUAN UDARA
4.
ST 60 N0N PERLAKUAN
5. ST 60 PERLAKUAN AIR
6. ST 60 PERLAKUAN UDARA
7.
ALUMINIUM
8. TEMBAGA
9. KUNINGAN
10.
BESI COR NON PERLAKUAN
11.BESI COR PERLAKUAN UDARA
12.BESI COR PERLAKUAN AIR
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
38/57
4.3.2 PERALATAN PENGUJIAN
Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikum mikrografi adalah:
1.PolisherGrinder(amplas)
Gambar 4.33 Mesin Polisher-grinder
2.Polisher(Beludru)
Gambar 4.34 Kain Beludru
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
39/57
3.
Gelas Kimia
Gambar 4.35 Gelas Kimia
4. Amplas
Gambar 4.36 Amplas
5. Mikroskop
Gambar 4.37 Mikroskop
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
40/57
\
4.3.3 LANGKAH PERCOBAAN
1. Siapkan material yang akan dilihat struktur mikronya, dan peralatan
yang akan digunakan.
2. Pasang amplas pada mesin pemolis, dimulai dari polis yang paling
kasar. Pengamplasan dilakukan dalam keadaan basah untuk
menghilangkan panas dan pengotor pada benda uji.
3. Setelah cukup rata, mengganti amplas dengan amplas yang agak halus
yaitu amplas nomor 1000, kemudian amplas nomor 1500 dan yang
terakhir menggunakan amplas yang paling halus yaitu nomor 2000.
Kemudian polis menggunakan autosol.
4.
Sebelum melakukan pengetzaan, permukaan benda uji harus sudah
halus dan datar. Pengetzaan dilakukan dengan mencelupkan material ke
dalam reaktan beberapa saat.
5.
Cuci benda uji yang telah dietza dengan aquades kemudian keringkan
sebelum diamati pada mikroskop.
6.
Potret gambar apabila gambar yang diperoleh tampak jelas sesuai
perbasaran pada mikroskop
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
41/57
4.3.4 DIAGRAM ALIR PERCOBAAN
Gambar 4.28 Diagram alir metode percobaan
Finish
Pemotretan
Etching
Tidak ada
goresan
Polising permukaan
spesimen
Permukaan
Specimen Rata
Mengamplas permukaan
s esimen
Menyiapkan peralatan dan
material uji (spesimen)
Start
ya
tidak
ya
tidak
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
42/57
4.4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.4.1
ANALISA PENGUJIAN
1. ST 40 non perlakuan
(a) (b)
Gambar 4.38 struktur mikro baja ST 40 (a) teori perbesaran
1000x dan (b) percobaan perbesaran 500x
Material Baja ST 40 non perlakuan
Etsa Nital HNO3 dan ethanol
Perbesaran 500x
Secara teori ST 40 memiliki nilai kekerasan yang lebih
rendah daripada ST 60 maupun besi cor. Gambar diatas menunjukkan
adanya perlit dan ferit. Dari gambar diatas swecara teori ferrit di
tunjukan oleh gambar 4.52a menunjukan warna hitam sebagai perlit,
Sedangkan dalam hasil percobaan ferrit tidak Nampak karena hanya
terlihat struktur karbon yang yang berwarna kekuningan.
Perbedaan hasil ini dikarenakan pada saat pengetsaan terjadi
kesalahan. Terlalu cepat pencelupan pada saat pengetsaan akan
mengakibatkan gambar berbeda dengan teori yang ada.
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
43/57
2. ST 40 perlakuan panas dengan pendingan air (water quenched)
(a) (b)
Struktur 4.39 mikro baja ST 40-air(a) teori perbesaran 550x dan
(b) percobaan perbesaran 500x
Material Baja ST 40 pendinginan air
Etsa Nital HNO3 dan ethanol
Perbesaran 200x
Dalam gambar teori 5.53b menunjukan gambar ST 40 setelah
diquenching dengan air.dalam gambar terlihat ferrit dengan warna
putih dan warna hitam, menunjukan bainite lemah dengan garis garis
hitam,sedangkan pada gambar hasil praktikum 5.53b Strukturnya
hamper sama dengan teori yang terlihat ferrit dan bainite akan tetapi
focus dari gambar kurang jelas sehingga kurang terlihat pasti.
Gambar yang dihasilkan kurang jelas dibagian samping
berarti permukaan spesimen yang kurang rata. Dalam melakukan
pengetsaan sudah dilakukan dengan benar dan dengan etsa yang tepat
karena spesimen ini sudah mempunyai warna yang jelas.
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
44/57
3. ST 40 perlakuan panas dengan pendinginan udara
(a) (b)
Struktur 4.40 mikro baja ST 40-udara (a) teori perbesaran 500x
(b) percobaan perbesaran 1000x
Material Baja ST 40 pendinginan udara
Etsa Nital HNO3 dan ethanol
Perbesaran 1000x
Dari gambar teori gambar 5.45a menunjukan gambar struktur
mikro ST 40 yang telah di quench oleh udara dalam gambar tersebut
terlihat struktur pearlit yang hitam dan ferrit yang warna
kelabu.Struktur pearlit lebih sedikit dari pada ferrit,hal yang sama di
tunjukan gambar pada hasil percobaan 4.54b yang menunjukan
pearlit dan ferrit dengan kuantitas ferrit lebih banyak.
Hasil diatas sebenarna sudah sesuai dengan teori yang ada
akan tetapi kemungkinan dalam pengamplasan yang kurang halus
akan mengakibatkan hasil yang kurang baik.
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
45/57
4. ST 60 non perlakuan
(a) (b)
Gambar 4.41 struktur mikro Baja ST 60(a) teori perbesaran
200x dan (b) percobaan perbesaran 1000x
Material Baja ST 60 non perlakuan
Etsa Nital HNO3 dan ethanol
Perbesaran 1000x
Secara teori ST 60 lebih banyak mempunyai kandungan karbon dari
pada ST 40. Hal itu di tunjukan dengan gambar teori 4.55a
menunjukan kandungan karbon yang banyak dari suatu struktur
mikro ST 60,hal ini di buktikan secara teori yaitu gambar 4.55b
dengan mempunyai gambar yang sama dengan gambar 4.55a yang
menunjukan struktur karbon dari ST 60.dalam gambar terlihat
berbeda karena hanya perbedaan perbesaran dalam mikroskop.
Pengetsaan yang dilakukan sudah tepat dengan larutan yang
benar tetapi gambar pada bagian kiri bawah agak buram atau kurang
fokus, ini mungkin dikarenakan permukaan spesimen yang masih
kurang rata. Kerataan permukaan miring sehingga refleksi sinar tidak
seragam.
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
46/57
5. ST 60 perlakuan panas dengan pendingan air (water quenched)
(a) (b)
Gambar 4.42 struktur mikro Baja ST 60-air(a) teori
perbesaran 500 x dan (b) percobaan perbesaran 500x
Material Baja ST 60 pendinginan air
Etsa Nital HNO3 dan ethanol
Perbesaran 500x
Dari gambar diatas dapat kita lihat perbandingan dua gambar
hasil secara teori dan hasil dari percobaan.Pada gambar 4.56(a)
menunjukan gambar baja ST 60 dengan pendingian air dan setelah di
lihat hasilnya menunjukan yang gelap (hitam )menunjukan bainite
dan yang gelap adalah martensite. Dalam gambar haisl percobaan
juga menunjukan hal yang demikian gambar hitam menunjukan
bainite dan yang putih menunjukan adanya struktur martensit di
dalamnya
Pengetsaan yang dilakukan berhasil karena pada gambar
struktur mikro baja ST 60 perlakuan panas dengan pendinginan airini
sudah timbul warna yang jelas. Gambar yang dihasilkan tampak
jelas, ini karena pada waktu pemotretan, fokusnya sudah baik.
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
47/57
6. ST 60 perlakuan panas dengan pendinginan udara
(a) (b)
Struktur 4.43 mikro baja St-60 udara(a) teori perbesaran 500x
dan (b) percobaan perbesaran 500x
Material Baja ST 60 pendinginan udara
Etsa Nital HNO3 dan ethanol
Perbesaran 500x
Dari gambar 4.57a menunjukan struktur mikro
yangterbentuk karena proses pendinginan dengan udara. Dalam
gambar 4.57a menunjukan adanya struktur mikro pearlite (hitam) dan
struktur mikro ferrite putih.hal serupa ditunjukan dalam gambar hasil
dari pengujian (4.57b) pada gambar juga menunjukan gambar hitam
dan putih dengan kata lain sama persis secara teori.
Pengamplasan sudah rata dan menunjukan hasil yang bagus
Pengetsaan yang dilakukan berhasil karena pada gambar struktur
mikro baja ST 60 perlakuan panas dengan pendinginan airini sudah
timbul warna yang jelas. Gambar yang dihasilkan tampak jelas, ini
karena pada waktu pemotretan, fokusnya sudah baik.
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
48/57
7. Aluminium
(a) (b)
Gambar 4.44 struktur mikro Aluminium(a) teori perbesaran
100x dan (b) percobaan perbesaran 500x
Material Aluminium
Etsa Kellers HNO3 , HF , HCL
aquades
Perbesaran 500x
Aluminum mempunyai keuletan yang cukup tinggi tetapi
tingkat kekerasannya rendah . Pada foto terlihat permukaan yang
tidak rata dengan warna tiap butir yang tidak terlalu berbeda. Batas
butir tidak terlihat jelas sehingga sulit membedakan antara butir yang
satu dengan yang lain. Foto pada gambar cukup fokus. Dan
pencahayaannya cukup terang. Pengetsanan pada spesimen ini sudah
benar dalam menggunakan larutan etsa dan lamanya mencelupkan
spesimen ke dalam larutan etsa, akan tetapi perbesaran yang
dilakukannkurang sehingga gambar masih kurang jelas.
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
49/57
8. Tembaga
(a) (b)
Gambar 4.45 struktur mikro (a) teori perbesaran 1000x dan (b)
percobaan perbesaran 1000x
Material CuFeCl3
Etsa NH4OH, aquades, H2O2(3%)
Perbesaran 1000x
Dalam gambar diatas menunjukan struktur dari tembaga atau
Cu. Dalam gamabar 4.60a menunjukan struktur dendrite yang baik
terlihat semua , akan tetapi pada pengamatan untuk gambar 4.60b
gambar menunjukan kurang jelas struktur-struktur dari tembaga
seperti yang ditunjukan oleh gambar 4.60a. Hal itu mungkin karena
perbesaran yang kurang optimum sehingga gambar kurang
jelas.Karena perbesaran sangat lah penting dalam mengamati struktur
mikro yang terlihat
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
50/57
9. Kuningan
(a) (b)
Gambar 4.46 struktur mikro kuningan (a) teori perbesaran
1000x dan (b) percobaan perbesaran 1000x
Kuningan merupakan paduan antara tembaga dan seng dimana
kadar tembaga lebih besar daripada seng. Karena kadar tembaga yang
lebih besar menyebabkan kuningan bersifat lunak. Unsur tembaga
pada gambar terlihat berwarna merah, sementara seng terlihat
berwarna kuning. Tidak terlihat adanya scratch pada gambar. Pada
Gambar 4.62b Terlihat adanya perlit yang jumlahnya tidak terlalu
banyak. Batas butir tidak terlihat jelas sehingga kurang dapat
dibedakan antara butir yang satu dengan yang lain.
Hal itu mungkin disebabkan pengetsaan yang kurang
tepat,terlalu cepat mengetsa maka akan mempengaruhi hasil dari
struktur mikro yang terlihat
Material Kuningan
Etsa NH4OH, aquades, H2O2 (3%)
Perbesaran 1000x
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
51/57
10.Besi cor non perlakuan
(a) (b)
Gambar 4.47 struktur mikro Besi cor non perlakuan(a) teori
perbesaran 105x dan (b) percobaan perbesaran 500x
Material Cor non perlakuan
Etsa Nital HNO3 dan ethanol
Perbesaran 1000x
Dari gambar baja cor non, perlit bagian yang kelabu dan ferit bagian
yang terang, terlihat dengan jelas,. Batas butir terlihat jelas sehingga
dapat dibedakan batas antara butir yang satu dengan yang lain
Tampak pula jumlah ferrit lebih banyak dari ferrit. Dari struktur
mikronya terlihat bahwa besi cor memiliki matrik sementit yang
berasal dari austenit dan terlihat pula serpihan grafit (grafit flakes)
yang berwarna gelap. Grafit tersebut menambah kekerasan bahan.
Fokus dari kamera sudah baik. Cahaya sangat terang sehingga dapat
terlihat jelas adanya goresan masih pada gambar baja cor non
perlakuan, hal ini disebabkan proses polishing yang kurang baik.
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
52/57
11.Besi cor perlakuan panas dengan pendinginan udara (
Normalizing)
(a) (b)
Gambar 4.48 struktur mikro Besi cor Perlakuan udara(a) teori
perbesaran 500x dan (b) percobaan perbesaran 500x
Material Cor perlakuan udara
Etsa Nital HNO3 dan ethanol
Perbesaran 500x
Besi cor meruapakan material yang sangat keras yang
disebabkan kadar karbonnya lebih banyak dibandingkan dengan
material yang lain. Dari gambar 4.67 terlihat serpihan (flakes) dan
sebagian besar strukturnya martensite, dan dibandingkan dengan
hasil percobaan 4.67b gambar juga terlihat ada flakes dan struktur
martensitenya menyebar.
Batas butirannya tidak terlihat jelas sehingga sulit
membedakan butir satu dengan lainnya.. Kurang fokus kamera
menyebabkan gambar kurang jelas mugnkin dengan perbesaran yang
lebih akan menghasilkan gambar yang lebih baik..
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
53/57
12.Besi cor perlakuan panas dengan pendinginan air
(a) (b)
Gambar 4.49 struktur mikro Besi cor perlakuan air (a) teori
perbesaran 500x dan (b) percobaan perbesaran 500x
( Perbesaran 500x )
Material Cor perlakuan air
Etsa Nital HNO3 dan ethanol
Perbesaran 500x
Pada gambar 4.68a menunjukan struktur mikro dari besi cor
yang telah di beri perilaku panas dan di quench dengan air. Pada
gambar menunjukan terjadi serpihan (flakes) dan struktur mikro
logam umumnya martensite.padah gambar hasil percobaan 4.68b
juga menunjukan hal yang sama akan tetapi karena gambar kurang
jelas maka strukturnya tidak terlihat secara pasti
Secara teoritis perbesaran sama tapi menunjukan hasil yang
berbeda hal itu dikarenakan pada saat pemolishan kurang jelas ,dan
pada saat pengetsaan harusnya secara tepat baik waktu maupun
caranya karena itu sangat mempengaruhi hasil percobaan.
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
54/57
4.5 KESIMPULAN DAN SARAN
4.5.1 KESIMPULAN
1.
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui struktur logam dan
kandungan karbon pada logam, sehingga berguna untuk mengetahui
sifat sifat logam.
2. Material dengan perlakuan berbeda menunjukkan struktur mikro yang
berbeda.
3. Untuk memperoleh hasil pemotretan yang baik diperlukan permukaan
material dan pemolisan yang merata, mengkilap, tanpa goresan, dan
bersih dari sisa autosol maupun air. Selain itu diperlukan juga
pengetzaan yang benar agar komponen paduan dapat terlihat dan
dibedakan dengan jelas.
4. Struktur mikro pada specimen kebanyakan teridiri dari perlit (
berwarna kelabu yang berbentuk lamella ) dan ferit ( berwarna putih
tanpa noda )
5.
Pada material perlakuan air martensit yang terbentuk mengakibatkan
material bersifat keras dan rapuh.
4.5.2 SARAN
1. Pada saat pemolesan sebaiknya dilakukan pada satu arah saja, dengan
posisi spesimen tegak lurus terhadap amplas agar permukaan specimen
datar sehingga dapat difoto dengan jelas
2.
.Pada proses pemolisan (penghalusan dan peralatan), perlu
memperhatikan posisi tangan dan juga tekanan tangan ke amplas pada
material supaya tidak terjadi goresan. Posisi pada waktu memolis
sebaiknya jangan berubah-ubah supaya permukaan cepat dan rata.
3. Setelah selesai pemolisan kering yaitu pemolisan dengan menggunakan
autosol, jangan menyentuh permukaan specimen, karena dapat
menyebabkan adanya pengotor yang akan terlihat jelas pada mikroskop
cahaya.
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
55/57
4.
Dalam melakukan pengetzaan sebaiknya dilakukan dalam waktu yang
sesuai untuk masing-masing spesimen dan langsung mencelupkan
benda uji ke air sebagai penetralan setelah di etza supaya tidak terjadi
over etza yang akan mngakibatkan terbakarnya specimen sehingga
butir-butir yang sulit di amati.
5. Pada saat pemotretan sebaiknya menggunakan optik yang memiliki
kejernihan yang baik.
6. Perlu memperhatikan pemfokusan cahaya, yaitu diatur oleh tepat di
tengah-tengah gambar, supaya cahaya dapat merata pada benda uji
-
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
56/57
DAFTAR PUSTAKA
1.
ASM Metals Handbook Volume 9 - Metallography and Microstructure,2004
2. Callister, William D.1993. Materials Science and Engineering an
Introduction 7th.New York: John Wiley & Sons, Inc
3.
D. Rajnovi, L. Sidjanin. 2007. Characterization of Microstructure in
Comercial Al-Si Piston Alloy. Berlin
4. George Vander Voort,1984, Metallography Principles And Practice. New
York: McGraw-Hill
5. http://cepiar.wordpress.com/2007/11/14/prosedur-percobaan-praktikum-
metalografi/
6. http://www.google.co.id/images?duralumin+micro+structure=Telusuri
7. http://en.wikipedia.org
8.
http://www.google.co.id/imglanding?q=batas+butirhttp://info.lu.farmingdaledu
9. http://pwatlas.mt.umist.ac.uk
10.http://www.atzonline.com
11.
http://www.calphad.com12.http://www.copper.org
13.
http://www.marinenautoparts.com
14.http://www.msm.cam.ac.uk/phasetrans/abstracts/CP1b.html
15.http://www.google.com
16.http://www.sv.vt.edu
17.http://www.tms.org
18.Job sheet praktikum struktur dan sifat material, 2011
19.Lawrence H. Van Vlack,1998. Ilmu dan Teknologi Bahan,Jakarta, Erlangga
20.Prof Ir Tata Surdia Ms.Met.E dan Prof DR. Shinroku Saito,1985, Pengetahuan
Bahan teknik, Jakarta, PT. Paradnya Paramit
21.Prof Ir Tata Surdia Ms.Met.E dan Prof DR. Shinroku Saito,2005, Pengetahuan
Bahan teknik,cetakan keenam,Jakarta, PT. Paradnya Paramit
22.
www.answers.com/topic/duralumin_files
23.http://www.aluminum.org
24.
sumber: Heat treatment Principles and Technique, hal 37
http://cepiar.wordpress.com/2007/11/14/prosedur-percobaan-praktikum-metalografi/http://cepiar.wordpress.com/2007/11/14/prosedur-percobaan-praktikum-metalografi/http://cepiar.wordpress.com/2007/11/14/prosedur-percobaan-praktikum-metalografi/http://cepiar.wordpress.com/2007/11/14/prosedur-percobaan-praktikum-metalografi/http://cepiar.wordpress.com/2007/11/14/prosedur-percobaan-praktikum-metalografi/http://en.wikipedia.org/http://info.lu.farmingdale.edu/http://info.lu.farmingdale.edu/http://pwatlas.mt.umist.ac.uk/http://pwatlas.mt.umist.ac.uk/http://www.atzonline.com/http://www.atzonline.com/http://www.calphad.com/http://www.calphad.com/http://www.copper.org/http://www.copper.org/http://www.copper.org/http://www.marinenautoparts.com/http://www.marinenautoparts.com/http://www.msm.cam.ac.uk/phasetrans/abstracts/CP1b.htmlhttp://www.msm.cam.ac.uk/phasetrans/abstracts/CP1b.htmlhttp://www.msm.cam.ac.uk/phasetrans/abstracts/CP1b.htmlhttp://www.sv.vt.edu/http://www.sv.vt.edu/http://www.tms.org/http://www.tms.org/http://www.answers.com/topic/duralumin_fileshttp://www.answers.com/topic/duralumin_fileshttp://www.answers.com/topic/duralumin_fileshttp://www.tms.org/http://www.sv.vt.edu/http://www.msm.cam.ac.uk/phasetrans/abstracts/CP1b.htmlhttp://www.marinenautoparts.com/http://www.copper.org/http://www.calphad.com/http://www.atzonline.com/http://pwatlas.mt.umist.ac.uk/http://info.lu.farmingdale.edu/http://en.wikipedia.org/http://cepiar.wordpress.com/2007/11/14/prosedur-percobaan-praktikum-metalografi/http://cepiar.wordpress.com/2007/11/14/prosedur-percobaan-praktikum-metalografi/ -
5/21/2018 Bab IV Mikrografi Test 3
57/57
25.
sumber : Avner, Sidney H. Introduction physical metalurgy.Hal:250
26.Niewmann,Gustav. 1978. Machine Elemens vol 2
27.Chaerul ,dkk.PEMERIKSAAN MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI
KIMIA DAN KEKERASAN HASIL PENGELASAN PADUAN Al-6061
.Bandung
top related