bab iv hasil penelitian dan pembahasan · bab ini akan menyajikan hasil dari pengembangan serta...
Post on 06-Sep-2019
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
92
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menyajikan hasil dari pengembangan serta pembahasan dari
model latihan teknik dasar dan latihan fisik pada pemain futsal tingkat
intermediate yang dimulai dari studi pendahuluan, proses pengembangan, uji coba
produk, dan hasil uji efektifitas dari produk pengembangan yang akan dijabarkan
sebagai berikut.
A. Data Ringkasan Hasil Penelitian
Pada table 4.1 akan disajikan data ringkasan dari hasil penelitian
pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik berbasis media flip
book maker pada pemain futsal tingkat intermediate di Kota Malang.
Tabel 4.1 Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian
No K o m p o n e n T e m u a n
1. Tahap Pertama (Studi
Pendahuluan)
Studi pendahuluan
terdiri dari analisis
kebutuhan dan
wawancara kepada para
pelatih futsal yang
melatih pada tim futsal
SM Futsal Academy dan
Bina Harapan Setia
(BHS)
A. Analisis Kebutuhan
1. Analisis Kebutuhan
a. Peneliti menentukan tempat penelitian
yaitu di Kota Malang dengan subyek
pemain futsal tingkat intermediate.
b. Wawancara bebas dengan pelatih futsal
yang dilakukan untuk memperoleh
informasi tambahan tentang penguasaan
kemampuan teknk dasar dan
kemampuan fisik pemain futsal tingkat
intermediate di Kota Malang.
2. Analisi Data Hasil Analisis Kebutuhan
a. Hasil dari penentuan masalah yang akan
diteliti adalah kemampuan teknik dasar
dan kemampuan fisik pada pemain
futsal.
b. Subyek penelitian yang sesuai untuk
diteliti adalah pemain futsal pada tingkat
intermediate.
c. Tempat penelitian ditetapkan dengan
dua tim futsal yang membina pemain
futsal tingkat intermediate yaitu tim
futsal SM Futsal Academy dan Bina
Harapan Setia (BHS).
d. Hasil wawancara bebas dengan para
pelatih didapatkan informasi mengenai
93
kurangnya penguasaan teknik dasar dan
masih kurangnya kemampuan fisik para
pemain.
B. Menyusun Draft Pengembangan dan
Pembuatan Produk Berbasis Media
Flip Book Maker 1. Kajian Teoritis
Kajian teoritis merupakan tahapan untuk
mengkaji dan menelaah secara ilmiah
materi yang akan digunakan dengan
berlandaskan pada teori-teori empiris yang
ada. Teori-teori yang mendasari pada
produk ini adalah :
a. Futsal dan teknik dasar futsal.
b. Latihan fisik.
c. Model latihan.
2. Penyusunan dan Pengembangan Produk
Awal
Perencanaan produk awal yang dalam hal
ini model latihan teknik dasar dan latihan
fisik futsal berdasarkan pada kajian teoritis
sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Model latihan teknik dasar futsal
1) Model latihan passing.
2) Model latihan control.
3) Model latihan dribble.
4) Model latihan shooting.
b. Latihan fisik futsal
1) Model latihan daya tahan
(endurance).
2) Model latihan kecepatan (speed).
3) Model latihan kelincahan (agility).
4) Model latihan power.
3. Pembuatan video model latihan teknik dasar
dan latihan fisik futsal.
4. Penuangan video dan petunjuk pelaksanaan
model latihan teknik dasar dan latihan fisik
futsal kedalam media flip book maker
(pembuatan media flip book maker).
2. Tahap Kedua (Uji
Coba Produk)
Tahap uji coba produk
terdiri dari evaluasi ahli
(expert judgement),
terhadap rancangan
produk model latihan
teknik dasar dan latihan
fisik futsal serta media
1. Uji Coba dengan Evalusi Ahli (Expert
Judgment)
a. Uji coba ini bertujuan untuk meperoleh
tanggapan dan masukan dari para ahli
untuk kesempurnaan pembuatan produk
yang dalam hal ini adalah model latihan
teknik dasar dan latihan fisik futsal.
b. Instrument yang digunakan pada uji
coba dengan evaluasi ahli (expert
94
flip book maker.
Melakukan uji coba
kelompok kecil dan uji
coba kelompok besar.
judgment) ini adalah dengan
menggunakan skala penilaian (rating
scales).
c. Dari hasil uji ahli didapatkan hasil
sebagai berikut :
1) Ahli futsal (n=2) diperoleh hasil
dengan presentase 88.40 % sehingga
model latihan dapat diuji cobakan.
2) Ahli latihan fisik (n=1) diperoleh
hasil dengan presentase 83.33 %
sehingga model latihan dapat diuji
cobakan.
3) Ahli media (n=1) diperoleh hasil
dengan presentase
2. Uji Coba Kelompok Kecil
a. Tahapan ini sebagai tindak lanjut dari
persetujuan para ahli terhadap model
latihan yang dikembangkan.
b. Tujuan dilakukannya uji coba kelompok
kecil adalah untuk mengetahui
kelayakan produk terhadap subyek
dengan jumlah terbatas.
c. Subyek yang digunakan dalam uji coba
ini berjumlah 12 pemain.
d. Instrument yang digunakan adalah skala
penilaian (rating scales) yang bersifat
tertutup.
e. Dari hasil uji coba kelompok kecil
diperoleh presentase sebesar 78.84 %
(cukup valid), sehingga model latihan
dapat dilanjutkan ke tahap uji coba
kelompok besar.
3. Uji Coba Kelompok Besar
a. Tahapan ini sebagai tindak lanjut dari
uji coba kelompok kecil.
b. Tujuan dilakukannya uji coba kelompok
besar adalah untuk mengetahui
kelayakan produk terhadap subyek
dengan jumlah yang lebih luas.
c. Subyek yang digunakan dalam uji coba
ini berjumlah 24 pemain.
d. Instrument yang digunakan adalah skala
penilaian (rating scales) yang bersifat
tertutup.
e. Dari hasil uji coba kelompok besar
diperoleh presentase sebesar 84.30 %
(valid), sehingga model latihan dapat
dilanjutkan ke tahap uji efektifitas
95
produk.
3. Tahap Ketiga (Uji
Efektifitas Produk)
1. Uji efektifitas produk ini dilakukan dengan
mengunakan 2 tim yaitu tim futsal Bina
Harapan Setia (BHS) dan SM Futsal
Academy sebagai kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol pada model latihan teknik
dasar dan model latihan fisik.
2. Kelompok eksperimen merupakan
kelompok yang diberikan perlakuan dengan
produk yang dikembangkan sedangkan
kelompok control adalah kelompok dengan
perlakuan konvensional atau latihan
mandiri.
3. Dilakukan dengan desain pre-test dan post-
test dengan pemilihan kelompok secara
acak (two group randomize pre test and
post test).
4. Menggunakan teknik tes sebagai instrument
tes.
5. Hasil yang didapatkan dari uji efektifitas ini
bahwa produk model latihan teknik dasar
dan latihan fisik futsal yang dikembangkan
dapat meningkatkan kemampuan teknik
dasar dan kemampuan fisik pemain futsal
tingkat intermediate di Kota Malang.
4. Hasil dan laporan
produk akhir
Produk model latihan teknik dasar dan latihan
fisik futsal berbasis media flip book maker.
B. Studi Pendahuluan
Penelitian pengembangan dimulai dengan melakukan studi pendahuluan
yang merupakan proses awal dari penelitian yang memiliki sifat berbasis masalah.
Menurut Arikunto (2009:26) “studi pendahuluan adalah kegiatan yang dilakukan
oleh calon peneliti untuk mengadakan pengumplan data sementara demi pastinya
langkah yang akan dilalui”. Studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh informasi awal terhadap masalah apa yang ingin diungkapkan dan
dibahas pada penelitian yang dilakukan. Masalah penelitian yang akan dibahas
dalam penelitian akan dijabarkan dan dijadikan sebagai ruang lingkup dalam
membatasi masalah yang akan diteliti. Tahap studi pendahuluan ini akan
dilakukan beberapa kegiatan yaitu, melakukan analisis kebutuhan dan menyusun
draft pengembangan dan pembuatan produk berbasis media flip book maker, hal
yang berkaitan dengan kegiatan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
96
1. Analisis Kebutuhan dan Analisis Data Hasil Studi Pendahuluan
Analisis kebutuhan merupakan cara untuk mengetahui tentang segala
materi yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian. Analisis kebutuhan terdapat
beberapa tahap yang harus dilakukan sehinga dapat menjelaskan dan menemukan
suatu masalah yang pada akhirnya akan diangkat ke dalam penelitian. Analisis
kebutuhan dimulai dari peneliti menentukan masalah yan akan diteliti. Penentuan
masalah ini dimulai dari menentukan materi yang akan dijadikan bahan penelitian
yang dalam hal ini adalah cabang olahraga futsal. Dalam olahraga futsal terdiri
dari berbagai komponen yang diantaranya terdiri dari komponen teknik, taktik dan
fisik. Dari tiga komponen tersebut peneliti menentukan untuk meneliti hal-hal
yang berkaitan dengan teknik dasar dan fisik pada olahraga futsal yang akan di
angkat sebagai masalah penelitian. Peneliti kemudian mengarah lebih lanjut
kepada penentuan subyek penelitian, berdasarkan masalah penelitian yang akan
diangkat maka peneliti memilih serta menyesuaikan karakteristik subyek yang
akan diteliti. Peneliti memilih pemain futsal tingkat intermediet sebagai subyek
penelitian dengan asumsi bahwa keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik
futsal merupakan keterampilan yang merupakan suatu kebutuhan penting bagi
seorang pemain dengan tingkat penguasaan keterampilan intermediet.
Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti guna untuk memperoleh hasil
atau informasi tentang teknik dasar dan latihan fisik futsal, peneliti menggunakan
teknik wawancara. Peneliti melakukan wawancara bebas dengan para pelatih dari
kedua tim sebelum melakukan penelitian lebih lanjut. Dari hasil wawancara
peneliti terhadap pelatih diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.2 Hasil Wawancara dengan Pelatih Futsal I
No Aspek / Pertanyaan Hasil Wawancara
1 Seberapa pentingkah
penguasaan teknik dasar
futsal dan kemampuan
fisik yang dibutuhkan oleh
pemain futsal?
Sangat penting, karena teknik dasar
merupakan modal dalam bermain futsal,
sama halnya juga dengan kemampuan fisik.
2 Pengetahuan tentang
teknik dasar futsal apa saja
yang saudara ketahui?
Passing, controlling, dribbling, shooting.
97
3 Pengetahuan tentang
latihan fisik futsal apa saja
yang saudara ketahui?
Endurance, coordination run, speed
endurance.
4 Bagaimanakah
kemampuan penguasaan
teknik dasar permainan
futsal secara keseluruhan
yang saudara bina saat ini,
termasuk penjaga gawang?
Baik, karena pada saat melatih pemberian
teknik dasar menjadi hal yang utama dalam
latihan.
5 Bagaimanakah
kemampuan kondisi fisik
pemain futsal secara
keseluruhan yang saudara
bina saat ini?
Kurang, karena masih kurang dalam
pemberian materi latihan fisik dan
terkendala dengan kondisi pemain.
6 Program latihan teknik
dasar seperti apa yang
sering saudara berikan
pada saat melatih,
termasuk penjaga gawang?
Basic training teknik dasar, fungsional
teknik dasar, advance training (lanjutan)
teknik dasar, game situation teknik dasar.
7 Program latihan fisik
seperti apa yang sering
saudara berikan pada saat
melatih?
Speed coordination, endurance dan latihan
fisik dengan moving with ball
8 Menurut saudara teknik
dasar apa yang paling
penting untuk dikuasai
oleh pemain?
Passing, control, dribbling dan shooting
9 Menurut saudara latihan
fisik seperti apa yang
paling penting untuk
berikan pada pemain?
Endurance dan speed endurance
10 Selama saudara melatih,
kendala seperti apa yang
saudara alami saat
memberikan latihan teknik
dasar maupun latihan fisik?
Disiplin pemain
11 Menurut saudara, perlukah
diberikan model latihan
fisik dan model latihan
fisik pada pemain saudara?
Sangat perlu, karena untuk menghindari
kejenuhan pada pemain tetapi model latihan
yang dibuat tetap dengan tujuan untuk
memperoleh peningkatan teknik dasar dan
fisik pemain.
98
Tabel 4.3 Hasil Wawancara dengan Pelatih Futsal II
No Aspek / Pertanyaan Hasil Wawancara
1 Seberapa pentingkah
penguasaan teknik dasar
futsal dan kemampuan
fisik yang dibutuhkan
oleh pemain futsal?
Teknik dasar sangat penting karena sebagai
penunjang dasar bermain dan sistim
permainan sedangkan kemampuan fisik
sebagai komponen utama dalam menunjang
teknik dasar. Selain itu kedua komponen
teknik dasar dan kemampuan fisik sebagai
faktor utama penunjang permainan futsal.
2 Pengetahuan tentang
teknik dasar futsal apa
saja yang saudara
ketahui?
Passing, controlling, dribbling, shooting,
heading dan holding ball atau holl up ball
(penguasaan bola).
3 Pengetahuan tentang
latihan fisik futsal apa
saja yang saudara
ketahui?
Power, endurance, speed
4 Bagaimanakah
kemampuan penguasaan
teknik dasar permainan
futsal secara keseluruhan
yang saudara bina saat
ini, termasuk penjaga
gawang?
Masih kurang dalam pemahaman teknik dasar
futsal, karena keterlambatan dalam
mempelajari teknik dasar futsal.
5 Bagaimanakah
kemampuan kondisi fisik
pemain futsal secara
keseluruhan yang saudara
bina saat ini?
Tidak terlalu baik, hal ini menjadi salah satu
kendala di dalam program latihan karena
pemain yang dilatih bukan merupakan pemain
professional sehingga sering terkendala
dengan aktifitas keseharian pemain.
6 Program latihan teknik
dasar seperti apa yang
sering saudara berikan
pada saat melatih,
termasuk penjaga
gawang?
Basic training teknik dasar, advance training
(lanjutan) teknik dasar, game situation teknik
dasar.
7 Program latihan fisik
seperti apa yang sering
saudara berikan pada saat
melatih?
Speed jarak pendek karena salah satu
komponen fisik ini menjadi penunjang bagi
pemain dimana pada permainan futsal ini
mengandalkan permainan yang cepat.
8 Menurut saudara teknik
dasar apa yang paling
penting untuk dikuasai
oleh pemain?
Passing, control, dribbling dan shooting
9 Menurut saudara latihan
fisik seperti apa yang
paling penting untuk
Power (25%), endurance (25%), speed
(50%).
99
berikan pada pemain?
10 Selama saudara melatih,
kendala seperti apa yang
saudara alami saat
memberikan latihan
teknik dasar maupun
latihan fisik?
Kendala dalam latihan fisik adalah aktifitas
keseharian pemain, fasilitas dan nutrisi.
Sedangkan kendala pada teknik dasar adalah
pemain yang umurnya sudah bukan waktunya
lagi untuk mempelajari teknik dasar dan
waktu.
11 Menurut saudara,
perlukah diberikan model
latihan fisik dan model
latihan fisik pada pemain
saudara?
Perlu, karena pemberian variasi model latihan
yang baik berkaitan dengan coaching point
(pencapain latihan) yang diharapkan oleh
pelatih dan peningkatan dalam latihan.
Dari hasil wawancara awal dengan pelatih tim futsal di Kota Malang
belum ada yang menyusun program secara terstruktur. Peneliti mengambil subyek
pemain futsal intermediate dikarenakan untuk pembinaan pemain tingkat
intermediate di Kota Malang. Mengingat pentingnya penguasaan keterampilan
teknik dasar dan kemampuan fisik dari seorang pemain futsal.
2. Pengkajian Teori
Tahap pengembangan produk terdiri dari pengkajian terhadap teori-teori
pendukung tentang futsal yang berkaitan dengan latihan teknik dasar dan latihan
fisik serta tahap penyusunan draft awal produk pengembangan. Pengkajian teori
diperlukan untuk mendasari penyusunan produk yang dalam hal ini adalah produk
model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal. Teori-teori yang digunakan
adalah teori umum tentang futsal dan metodologi latihan fisik dan materi
khususnya adalah tentang teknik dasar futsal dan latihan fisik serta teori-teori
umum yang menyangkut permasalahan latihan dan aspek-aspek pendukung dari
teori latihan yang dapat melandasi penyusunan produk.
3. Menyusun Draft Pengembangan dan Pembuatan Produk Berbasis Media
Flip Book Maker
Penyusunan produk pengembangan berbasis media flip book maker ini,
peneliti memulainya dengan penyusunan model latihan teknik dasar dan latihan
fisik futsal yang akan di sajikan dalam media flip book maker. Selanjutnya
pembuatan video, editing video, pembuatan desain cover dan desain halaman pada
100
flip book. Media flip book maker dibuat dengan isi didalamnya mencakup narasi
atau petunjuk pelaksanaan tentang model latihan teknik dasar dan latihan fisik,
gambar atau petunjuk cara melakukan model latihan dan video dari model latihan.
C. Uji Coba Produk
Pada ujicoba produk ini terdiri dari beberapa tahapan yang harus
dilakukan. Tahap dalam uji coba produk ini terdiri dari tahap evaluasi ahli
(experts judgements) terhadap rancangan produk model latihan teknik dasar dan
latihan fisik futsal, dan tahap uji coba kelompok besar dan uji coba luas dengan
subjek penelitian. Adapun pelaksanaan tahapannya sebagai berikut.
1. Hasil Pengolahan Data Ahli Futsal, Ahli Latihan Fisik dan Ahli Media
untuk Data Kuantitatif dan Kualitatif
Pelaksanaan evaluasi ahli ini untuk memperoleh tanggapan dan
masukan dari para ahli untuk kesempurnaan pembuatan produk yang dalam hal
ini adalah model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal. Dalam
pelaksanaan evaluasi ahli ini menggunakan instrument sebagai alat evaluasi
terhadap produk pengembangan. Instrument yang digunakan untuk uji coba
dengan evaluasi ahli adalah dengan menggunakan skala penilaian (rating
scales). Hasil pengolahan data dari evaluasi ahli terdiri dari data kuantitatif
untuk hasil evaluasi dengan skala likert dan data kualitatif untuk hasil evaluasi
dengan pertanyaan dengan jawaban masukan dari narasumber.
Teknik analisis data yang digunakan dalam pengembangan model
latihan teknik dasar dan latihan fisik pemain futsal tingkat intermediate adalah
teknik analisis deskriptif persentase. Adapun hasil pengolahan data dari ahli
untuk data kuantitatif dan kualitatif adalah sebagai berikut.
1. Hasil Evaluasi dari Ahli Futsal
Tabel 4.4 Data Kuantitatif Hasil dari Evaluasi Ahli Futsal (n=2) dengan
Jumlah Instrumen 44 Butir Pertanyaan
No A h l i Skor Skor Skor Persentase Ket
Minimal Maksimal Hasil
1 Ahli Futsal I 44 220 188 85,45 % Valid
2 Ahli Futsal
II 44 220 201 91,36 % Valid
101
X 88,40 % Valid
Table 4.4 di atas didapatkan hasil akhir persentase evaluasi ahli futsal
adalah 88,40 % dan dapat diinterpretasikan bahwa rancangan produk
pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik pada pemain futsal
tingkat intermediate bisa di uji cobakan pada tahap selanjutnya, mengacu pada
klarifikasi dari tabel 4.7, produk model latihan ini termasuk dalam ketegori
valid.
Selain analisis data hasil evaluasi untuk aspek kuantitatif, untuk
mengetahui lebih lanjut tentang kelayakan produk, maka dilakukan analisis
untuk aspek kualitatif. Analisis aspek kualitatif ini dimaksud untuk melakukan
simpulan mengenai masukan dan saran dari para ahli untuk penyusunan
produk. Simpulan akhir ini merupakan interpretasi dari ahli mengenai
kelayakan produk. Hasil masukan dan saran dari para ahli disimpulkan bahwa
produk model latihan teknik dasar pada pemain futsal tingkat intermediate ini
sudah jelas dan valid untuk digunakan. Beberapa rekomendasi dari para ahli
yang dihasilkan adalah sebagai berikut.
a) Ahli Futsal I
1) Sebaiknya pada video yang ditampilkan tidak hanya model atau peraga
saja yang di video, sebaiknya pelatih atau dalam hal ini peneliti juga
ada telihat didalam video, seperti salah satu contoh memberikan arahan
atau contoh melakukan model latihannya.
2) Pada video berikan tanda cara melakukan teknik yang benar dan salah.
3) Model latihannnya lebih di sederhanakan lagi karena sasaran latihannya
untuk pemain futsal intermediate.
b) Ahli Futsal II
1) Pemilihan peralatan latihan lebih tepat lagi seperti, cone, marker dan
lain-lain.
2) Pada video tampilkan tanda bahwa teknik yang dilakukan salah atau
benar.
3) Model latihan teknik dasar yang telah dibuat harus lebih jeli pada
tujuan latihan (coaching point).
102
Berdasarkan dari evaluasi ahli futsal di atas maka direkomendasikan
bahwa produk model latihan teknik dasar dan latihan fisik pemain futsal
tingkat intermediate adalah layak untuk di uji coba dengan revisi sesuai saran.
2. Hasil Evaluasi dari Ahli Latihan Fisik
Tabel 4.5 Data Kuantitatif Hasil dari Evaluasi Ahli Latihan Fisik (n=1)
dengan Jumlah Instrumen 48 Butir Pertanyaan
No A h l i Skor Skor Skor Persentase Ket
Minimal Maksimal Hasil
1 Ahli Latihan
Fisik 48 240 200 83,33 % Valid
X 83,33 % Valid
Table 4.5 di atas didapatkan hasil akhir persentase evaluasi ahli
latihan fisik adalah 83,33 % dan dapat diinterpretasikan bahwa rancangan
produk pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik pada
pemain futsal tingkat intermediate bisa di uji cobakan pada tahap selanjutnya,
mengacu pada klarifikasi dari tabel 4.7, produk model latihan ini termasuk
dalam ketegori valid.
Selain analisis data hasil evaluasi untuk aspek kuantitatif, untuk
mengetahui lebih lanjut tentang kelayakan produk, maka dilakukan analisis
untuk aspek kualitatif. Analisis aspek kualitatif ini dimaksud untuk melakukan
simpulan mengenai masukan dan saran dari para ahli untuk penyusunan
produk. Simpulan akhir ini merupakan interpretasi dari ahli mengenai
kelayakan produk. Hasil masukan dan saran dari para ahli disimpulkan bahwa
produk model latihan fisik pada pemain futsal tingkat intermediate ini sudah
jelas dan valid untuk digunakan. Beberapa rekomendasi dari para ahli yang
dihasilkan adalah sebagai berikut.
1) Latihan harus dari ringan ke berat, dari yang mudah ke sulit, dan dari
yang sederhana ke yang kompleks.
2) Tambahkan tujuan dari model latihan yang telah dibuat.
3) Secara keseluruhan sudah baik, model latihannya juga dibuat sesuai
dengan kondisi yang ada di lapangan futsal.
103
Berdasarkan dari evaluasi ahli latihan fisik di atas maka
direkomendasikan bahwa produk model latihan fisik pemain futsal tingkat
intermediate adalah layak untuk di uji coba dengan revisi sesuai saran.
3. Hasil Evaluasi dari Ahli Media
Tabel 4.6 Data Kuantitatif Hasil dari Evaluasi Media (n=1) dengan Jumlah
Instrumen 30 Butir Pertanyaan
No A h l i Skor Skor Skor Persentase Ket
Minimal Maksimal Hasil
1 Ahli
Media 30 150 124 82,66 % Valid
X 82,66 % Valid
Table 4.6 di atas didapatkan hasil akhir persentase evaluasi ahli media
adalah 82,66 % dan dapat diinterpretasikan bahwa rancangan produk
pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik pada pemain futsal
tingkat intermediate bisa di uji cobakan pada tahap selanjutnya, mengacu pada
klarifikasi dari tabel 4.7, produk model latihan ini termasuk dalam ketegori
valid.
Beberapa rekomendasi dari para ahli yang dihasilkan adalah sebagai
berikut.
1) Komposisi visual.
2) Aimasi “gelembung bola jatuh” dalam frame video atau tayangan video
sebaiknya dihilangkan.
3) Font back cover diganti jenisnya.
4) Dengan kesimpulan cukup bagus, menarik dan informatif.
Produk model latihan tekik dasar dan latihan fisik pemain futsal
tingkat intermediate jika ditinjau dari table 4.4, 4.5 dan 4.6 dapat diuji cobakan
ke tahap berikutnya dengan hasil presentase yang mengacu pada klasifikasi
berikut ini.
Tabel 4.7 Presentase Hasil Evaluasi
Persentase Keterangan
80% - 100 % Valid / digunakan
60% - 79% Cukup valid / digunakan
104
50% - 59 % Kurang valid / diganti
<50% Tidak valid / diganti
(Sumber: Maksum 2009:57)
2. Hasil Pengolahan Data Uji Coba Kelompok Kecil dan Kelompok Besar
Tabel 4.8 disajikan pengolahan keseluruhan data hasil evaluasi
kelompok uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar terhadap
rancangan produk pengembangan yang berupa model latihan teknik dasar dan
latihan fisik pemain futsal tingkat intermediate dengan jumlah instrument
sebanyak 92 pertanyaan untuk uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok
besar. Pada uji coba kelompok kecil sampel yang digunakan sebanyak 12 orang
pemain dan 24 orang pemain pada uji coba kelompok besar. Pelaksanaan uji
coba kelompok ini juga dihadiri oleh pelatih masing-masing tim. Berikut ini
merupakan hasil ujicoba kelompok kecil dan besar.
Tabel 4.8 Data Hasil Uji Coba Kelompok
No Aspek Skor
Minimal
Skor
Maksimal
Skor
Hasil Presentase Ket
1
Uji Coba
Kelompok Kecil
(n=12)
1104 5520 4352 78,84 % Cukup
Valid
2
Uji Coba
Kelompok Besar
(n=24)
2208 11.040 9307 84,30 % Valid
Setelah melakukan uji coba kelompok kecil, maka dilakukan revisi
dari hasil uji coba kelompok kecil yang telah dilakukan sebagai perbaikan
produk yang telah diuji cobakan berdasarkan tanggapan dan masukan dari para
pemian atau smapel. Hal ini bertujuan untuk perbaikan produk yang akan
diujicobakan kembali dengan subyek yang lebih banyak atau uji coba
kelompok besar. Setelah melakukan uji coba kelompok besar peneliti kembali
melakukan revisi sesuai masukan dari pemain di lapangan dengan tujuan agar
produk model latihan bisa lebih baik pada saat digunakan pada saat uji
efektifitas produk.
Berdasarkan hasil dari tabel 4.8 diketahui jumlah hasil evaluasi uji
coba kelompok kecil yaitu 78,84 % (cukup valid) sedangkan uji coba
105
kelompok besar yaitu 84,30 % (valid), sehingga rancangan produk
pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik pemain futsal
tingkat intermediate bisa diuji cobakan pada tahap uji efektifitas produk,
dengan klasifikasi yang mengacu pada tabel 4.7.
3. Hasil Pengembangan Model Latihan
Hasil pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik
pemain futsal tingkat intermediate dapat disimpulkan bahwa produk layak
untuk diuji ke tingkat efektifitasannya. Hal ini terlihat dari keseluruhan tahapan
evaluasi dan analisis yang dilakukan oleh peneliti yang melibatkan ahli untuk
pengujian tingkat kelayakan dan melibatkan pemain futsal tingkat intermediet
untuk mengetahui tingkat keberterimaan dari produk yang telah dikembangkan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh disimpulkan bahwa produk valid dan layak
untuk di uji tingkat efektivitasnya. Didukung dengan hasil analisis pada tiap
tahapan dan interpretasi akhir oleh para ahli, subyek, maupun peneliti.
Pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik pemain futsal
tingkat intermediate ini selanjutnya akan diuji tingkat efektivitasnya.
D. Uji Efektifitas Produk Pengembangan
Uji efektifitas produk dalam penelitian pengembangan model latihan
teknik dasar dan latihan fisik futsal untuk meningkatkan keterampilan teknik dasar
dan kemampuan fisik pada pemain futsal tingkat intermediate ini bertujuan untuk
melihat perbedaan pengaruh keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik
pemain futsal tingkat intermediate antara kelompok coba atau yang diberikan
latihan berdasarkan program latihan teknik dasar dan latihan fisik dari hasil
pengambangan dengan kelompok kontrol yang latihannya secara konfensional.
Uji efektifitas terhadap kelompok perlakuan dilakukan dilapangan Kick Off futsal
mulai dari tanggal 19 Desember 2016 hingga tanggal 23 Januari 2017. Latihan
dilakukan pada sore hari yaitu jam 16.00 Wib dengan frekuensi latihan 3 kali
dalam seminggu.
Untuk mengetahui peningkatan penguasaan keterampilan teknik dasar dan
peningkatan kemampuan fisik maka dilakukan pre-test dan post-test keterampilan
106
teknik dasar dan kemampuan fisik pada pemain futsal tingkat intermediate di Kota
Malang.
1. Deskripsi Data
Adapun data yang telah terkumpul dari pretest (tes awal) dan posttest (tes
akhir) keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik futsal, kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam bentuk tabel data sebagai
berikut.
a) Hasil Deskripsi Data Keterampilan Teknik Dasar
Berikut ini penyajian hasil deskripsi data kemampuan fisik futsal.
Tabel 4.9 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Keterampilan Teknik Dasar
Futsal Kelompok Eksperimen
N Hasil
Minimum
Hasil
Maximum ∑ Mean
Pretest 6 1,32 1,28 7,80 1,30
Posttest 6 1,22 1,18 7,20 1,20
Deskripsi data pada tabel 4.9 dimana hasil pre-test keterampilan teknik
dasar futsal kelompok eksperimen memperoleh hasil minimum 1,23 detik dan
hasil maksimum 1,28 detik dengan rata-rata 1,29 detik. Sedangkan hasil post-test
memproleh hasil minimum 1,22 detik dan hasil maksimum 1,18 detik dengan
rata-rata 1,19 detikdari jumlah 6 orang sampel.
Tabel 4.10 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Keterampilan Teknik Dasar
Futsal Kelompok Kontrol
N Hasil
Minimum
Hasil
Maximum ∑ Mean
Pretest 6 1,33 1,29 7,87 1,31
Posttest 6 1,29 1,25 7,61 1,27
Deskripsi data pada tabel 4.10 dimana hasil pre-test keterampilan teknik
dasar futsal kelompok kontrol memperoleh hasil minimum 1,32 detik dan hasil
maksimum 1,29 detik dengan rata-rata 1,30 detik. Sedangkan hasil post-test
memproleh hasil minimum 1,29 detik dan hasil maksimum 1,23 detik dengan
rata-rata 1,56 detikdari jumlah 6 orang sampel.
107
b) Hasil Deskripsi Data Kemampuan Fisik Futsal
Berikut ini penyajian hasil deskripsi data kemampuan fisik futsal.
Tabel 4.11 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Kemampuan Fisik Futsal
(Power) Kelompok Eksperimen
N Hasil
Minimum
Hasil
Maximum ∑ Mean
Pretest 6 2,22 2,26 13,44 2,24
Posttest 6 2,30 2,37 14,03 2,34
Deskripsi data pada tabel 4.11 dimana hasil pre-test kemampuan fisik
futsal (power) kelompok eksperimen memperoleh hasil minimum 2,20 meter dan
hasil maksimum 2,25 meter dengan rata-rata 2,23 meter. Sedangkan hasil post-test
memproleh hasil minimum 2,30 meter dan hasil maksimum 2,37 meter dengan
rata-rata 2,33 meter dari jumlah 6 orang sampel.
Tabel 4.12 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Kemampuan Fisik Futsal
(Power) Kelompok Kontrol
N Hasil
Minimum
Hasil
Maximum ∑ Mean
Pretest 6 2,21 2,25 13,38 2,23
Posttest 6 2,27 2,30 13,72 2,29
Deskripsi data pada tabel 4.12 dimana hasil pre-test kemampuan fisik
futsal (power) kelompok kontrol memperoleh hasil minimum 2,21 meter dan hasil
maksimum 2,24 meter dengan rata-rata 2,22 meter. Sedangkan hasil post-test
memproleh hasil minimum 2,27 meter dan hasil maksimum 2,29 meter dengan
rata-rata 2,28 meter dari jumlah 6 orang sampel.
Tabel 4.13 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Kemampuan Fisik Futsal
Kelincahan (Agility) Kelompok Eksperimen
N Hasil
Minimum
Hasil
Maximum ∑ Mean
Pretest 6 16,61 16,37 98,99 16,50
Posttest 6 16,32 15,89 96,58 16,10
108
Deskripsi data pada tabel 4.13 dimana hasil pre-test kemampuan fisik
futsal kelincahan (agility) kelompok eksperimen memperoleh hasil minimum
16,61 detik dan hasil maksimum 16,37 detik dengan rata-rata 16,49 detik.
Sedangkan hasil post-test memproleh hasil minimum 16,32 detik dan hasil
maksimum 15,89 detik dengan rata-rata 16,09 detik dari jumlah 6 orang sampel.
Tabel 4.14 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Kemampuan Fisik Futsal
Kelincahan (Agility) Kelompok Kontrol
N Hasil
Minimum
Hasil
Maximum ∑ Mean
Pretest 6 17,02 16,62 101,08 16,85
Posttest 6 16,74 16,41 99,76 16,63
Deskripsi data pada tabel 4.14 dimana hasil pre-test kemampuan fisik
futsal kelincahan (agility) kelompok kontrol memperoleh hasil minimum 17,02
detik dan hasil maksimum 16,62 detik dengan rata-rata 16,84 detik. Sedangkan
hasil post-test memproleh hasil minimum 16,74 detik dan hasil maksimum 16,41
detik dengan rata-rata 16,62 detik dari jumlah 6 orang sampel.
Tabel 4.15 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Kemampuan Fisik Futsal
Kecepatan (Speed) Kelompok Eksperimen
N Hasil
Minimum
Hasil
Maximum ∑ Mean
Pretest 6 3,51 3,38 20,62 3,44
Posttest 6 3,18 2,98 18.59 3.10
Deskripsi data pada tabel 4.15 dimana hasil pre-test kemampuan fisik
futsal kecepatan (speed) kelompok eksperimen memperoleh hasil minimum 3,51
detik dan hasil maksimum 3,38 detik dengan rata-rata 3,43 detik. Sedangkan hasil
post-test memproleh hasil minimum 3,18 detik dan hasil maksimum 2,98 detik
dengan rata-rata 3,10 detik dari jumlah 6 orang sampel.
Tabel 4.16 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Kemampuan Fisik Futsal
Kecepatan (Speed) Kelompok Kontrol
N Hasil
Minimum
Hasil
Maximum ∑ Mean
109
Pretest 6 3,52 3,34 20,68 3,45
Posttest 6 3,33 3,25 19,73 3,29
Deskripsi data pada tabel 4.16 dimana hasil pre-test kemampuan fisik
futsal kecepatan (speed) kelompok kontrol memperoleh hasil minimum 3,52 detik
dan hasil maksimum 3,34 detik dengan rata-rata 3,43 detik. Sedangkan hasil post-
test memproleh hasil minimum 3,33 detik dan hasil maksimum 3,25 detik dengan
rata-rata 3,28 detik dari jumlah 6 orang sampel.
Tabel 4.17 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Kemampuan Fisik Futsal
Daya Tahan (Endurance) Kelompok Eksperimen
N Hasil
Minimum
Hasil
Maximum ∑ Mean
Pretest 6 37,10 39,20 229,25 38,21
Posttest 6 45,90 47,10 278,40 46,40
Deskripsi data pada tabel 4.17 dimana hasil pre-test kemampuan fisik
futsal daya tahan (endurance) kelompok eksperimen memperoleh hasil minimum
37,10 ml/kgBB/menit dan hasil maksimum 39,20 ml/kgBB/menit dengan rata-rata
38,20 ml/kgBB/menit. Sedangkan hasil post-test memproleh hasil minimum 45,90
ml/kgBB/menit dan hasil maksimum 47,10 ml/kgBB/menit dengan rata-rata 46,40
ml/kgBB/menit dari jumlah 6 orang sampel.
Tabel 4.18 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test Kemampuan Fisik Futsal
Daya Tahan (Endurance) Kelompok Kontrol
N Hasil
Minimum
Hasil
Maximum ∑ Mean
Pretest 6 37,10 39,20 227,85 37,98
Posttest 6 42,10 43,90 258,60 43,10
Deskripsi data pada tabel 4.17 dimana hasil pre-test kemampuan fisik
futsal daya tahan (endurance) kelompok eksperimen memperoleh hasil minimum
37,10 ml/kgBB/menit dan hasil maksimum 39,20 ml/kgBB/menit dengan rata-rata
37,97 ml/kgBB/menit. Sedangkan hasil post-test memproleh hasil minimum 42,10
110
ml/kgBB/menit dan hasil maksimum 43,90 ml/kgBB/menit dengan rata-rata 43,10
ml/kgBB/menit dari jumlah 6 orang sampel.
2. Pengujian Data Kuantitatif
a. Uji Normalitas Distribusi Frekuensi
Sebelum dilakukannya analisis data perlu dilakukannya uji distribusi
kernomalannya atau uji normalitas. Uji normalitas data dalam penelitian ini
menggunakan metode llilliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan pada
keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik futsal adalah sebagai berikut.
Tabel 4.19 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi
Keterampilan Teknik Dasar
Kelompok N X SB Lo Ltabel
α 0.05 Kesimpulan
Eksperimen 6 1,20 0,014 0,2611
0,319
Lo < Ltabel
Normal
Kontrol 6 1,27 0,016 0,2357 Lo < Ltabel
Normal
Hasil uji normalitas yang dilakukan pada tes keterampilan teknik dasar
futsal pada kelompok kontrol diperoleh nilai yaitu.
1. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok eksperimen
diperoleh Lo = 0,2486 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas
penolakan pada taraf signifikansi dengan α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok eksperimen termasuk
berdistribusi normal.
2. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok kontrol
diperoleh Lo = 0,2357 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas
penolakan pada taraf signifikansi dengan α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok kontrol termasuk
berdistribusi normal.
111
Tabel 4.20 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi
Kemampuan Fisik Futsal
Tes Klmpok N X SB Lo Ltabel
α 0.05
Kesim
pulan
Power
Eksperi
men 6 2,34 0,024 0,1628
0,319
Lo < Ltabel
Normal
Kontrol 6 2,29 0,014 0,2611 Lo < Ltabel
Normal
Kelincahan
(Agility)
Eksperi
men 6 16,10 0,152 0,1864
0,319
Lo < Ltabel
Normal
Kontrol 6 16,63 0,110 0,2064 Lo < Ltabel
Normal
Kecepatan
(Speed)
Eksperi
men 6 3,10 0,064 0,1366
0,319
Lo < Ltabel
Normal
Kontrol 6 3,29 0.027 0,2704 Lo < Ltabel
Normal
Daya Tahan
(Endrance)
Eksperi
men 6 46,40 0,447 0,2019
0,319
Lo < Ltabel
Normal
Kontrol 6 43,10 0,651 0,2291 Lo < Ltabel
Normal
Hasil uji normalitas yang dilakukan pada tes kemampuan fisik futsal pada
kelompok kontrol diperoleh nilai yaitu.
a. Power
1. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok eksperimen
diperoleh Lo = 0,1628 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas
penolakan pada taraf α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data pada kelompok eksperimen termasuk berdistribusi
normal.
2. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok kontrol
diperoleh Lo = 0,2611 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas
penolakan pada taraf α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data pada kelompok kontrol termasuk berdistribusi
normal.
112
b. Kelincahan (agility)
1. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok eksperimen
diperoleh Lo = 0,1864 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas
penolakan pada taraf α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data pada kelompok eksperimen termasuk berdistribusi
normal.
2. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok kontrol
diperoleh Lo = 0,2064 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas
penolakan pada taraf α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data pada kelompok kontrol termasuk berdistribusi
normal.
c. Kecepetan (speed)
1. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok eksperimen
diperoleh Lo = 0,1366 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas
penolakan pada taraf α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data pada kelompok eksperimen termsuk berdistribusi
normal.
2. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok kontrol
diperoleh Lo = 0,2704 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas
penolakan pada taraf α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data pada kelompok kontrol termasuk berdistribusi
normal.
d. Daya Tahan (endurance)
1. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok eksperimen
diperoleh Lo = 0,2019 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas
penolakan pada taraf α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data pada kelompok eksperimen termasuk berdistribusi
normal.
2. Penghitungan pada uji normalitas distribusi frekuensi kelompok kontrol
diperoleh Lo = 0,2291 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas
penolakan pada taraf α = 0.05 yaitu 0,319. Dengan demikian dapat
113
disimpulkan bahwa data pada kelompok kontrol termasuk berdistribusi
normal.
b. Uji Homogenitas Variansi Populasi
Uji homogenitas variansi populasi dimaksudkan untuk menguji kesamaan
variansi pada populasi. Uji homogenitas variansi populasi pada penelitian ini
dilakukan dengan Uji F. Berikut ini hasil uji homogenitas variansi populasi dari
hasil tes keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik futsal.
Tabel 4.21 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Variansi Populasi
Keterampilan Teknik Dasar Futsal
Tes Kel N
∑X
dan
∑Y
Rata-
rata
Skor
S data Fo Ftabel
α 0.05
Kesim
pulan
Teknik
Dasar
Futsal
Ekspe
rimen 6 7,20 1,20 0,0155
1,1118 5,05
Fo < Ftabel
Homogen
Kon
trol 6 7,61 1,27 0,0172
Fo < Ftabel
Homogen
Berikut ini merupakan penjelasan dari ringkasan hasil uji homogenitas
variansi populasi pada tabel 4.21.
1. Penghitungan pada uji homogenitas variansi populasi diperoleh Fo = 1,1118
dengan derajat kebebasan (dk) n-1, 6 – 1 = 5, pada taraf nyata α = 0.05,
diperoleh Ftabel = 5,05. Dengan hasil yang menunjukkan bahwa Fo lebih kecil
dari pada Ftabel maka data pada kelompok X (kelompok eksperimen) dan Y
(kelompok kontrol) dinyatakan homogen.
Tabel 4.22 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Variansi Populasi Kemampuan
Fisik Futsal
Tes Kel N
∑X
dan
∑Y
Rata-
rata
Skor
S data Fo Ftabel
α 0.05
Kesim
pulan
Fisik
Futsal
(Power)
Ekspe
rimen 6 14,03 2,34 0,0264
1,7531 5,05
Fo < Ftabel
Homogen
Kon
trol 6 13,72 2,29 0,0151
Fo < Ftabel
Homogen
114
Fisik
Futsal
(Kelin
cahan)
Ekspe
rimen 6 96,58 16,10 0,1665
1,3801 5,05
Fo < Ftabel
Homogen
Kon
trol 6 99,76 16,63 0,1206
Fo < Ftabel
Homogen
Fisik
Futsal
(Kece
patan)
Ekspe
rimen 6 18,59 3,10 0,0703
2,3464 5,05
Fo < Ftabel
Homogen
Kon
trol 6 19,73 3,29 0,0299
Fo < Ftabel
Homogen
Fisik
Futsal
(Daya
Tahan)
Ekspe
rimen 6 278,40 46,40 0,4899
1,6279
5,05
Fo < Ftabel
Homogen
Kon
trol 6 258,60 43,10 0,7975
Fo < Ftabel
Homogen
Berikut ini merupakan penjelasan dari ringkasan hasil uji homogenitas
variansi populasi pada tabel 4.22.
a. Power
1. Penghitungan pada uji homogenitas variansi populasi diperoleh Fo = 1,7531
dengan derajat kebebasan (dk) n-1, 6 – 1 = 5, pada taraf nyata α = 0.05,
diperoleh Ftabel = 5,05. Dengan hasil yang menunjukkan bahwa Fo lebih
kecil dari pada Ftabel maka data pada kelompok X (kelompok eksperimen)
dan Y (kelompok kontrol) dinyatakan homogen.
b. Kelincahan (agility)
1. Penghitungan pada uji homogenitas variansi populasi diperoleh Fo = 1,3801
dengan derajat kebebasan (dk) n-1, 6 – 1 = 5, pada taraf nyata α = 0.05,
diperoleh Ftabel = 5,05. Dengan hasil yang menunjukkan bahwa Fo lebih
kecil dari pada Ftabel maka data pada kelompok X (kelompok eksperimen)
dan Y (kelompok kontrol) dinyatakan homogen.
c. Kecepatan (speed)
1. Penghitungan pada uji homogenitas variansi populasi diperoleh Fo = 2,3464
dengan derajat kebebasan (dk) n-1, 6 – 1 = 5, pada taraf nyata α = 0.05,
diperoleh Ftabel = 5,05. Dengan hasil yang menunjukkan bahwa Fo lebih
kecil dari pada Ftabel maka data pada kelompok X (kelompok eksperimen)
dan Y (kelompok kontrol) dinyatakan homogen.
115
d. Daya Tahan (endurance)
1. Penghitungan pada uji homogenitas variansi populasi diperoleh Fo = 1,6279
dengan derajat kebebasan (dk) n-1, 6 – 1 = 5, pada taraf nyata α = 0.05,
diperoleh Ftabel = 5,05. Dengan hasil yang menunjukkan bahwa Fo lebih
kecil dari pada Ftabel maka data pada kelompok X (kelompok eksperimen)
dan Y (kelompok kontrol) dinyatakan homogen.
c. Uji Signifikansi
Proses penghitungan uji signifikansi pada penelitian ini menggunakan Uji
– t, berikut ini penjelasan hasil uji signifikansi pada tes keterampilan teknik dasar
dan kemampuan fisik futsal.
Tabel 4.23 Ringkasan Hasil Uji Signifikansi (Uji-t) Pre-Test dan Post-Test
Keterampilan Teknik Dasar Futsal
Tes Kel N
Hasil Tes Nilai
Beda to
ttabel
α 0.01
Kesim
pulan Pre
Test
Post
Test
Teknik
Dasar
Futsal
Ekspe
rimen 6 7,80 7,20 0,60 232,379
4,032
to > ttabel
Signifikan
Kon
trol 6 7,87 7,61 0,26 36,368
to > ttabel
Signifikan
Berikut ini merupakan penjelasan dari ringkasan hasil uji signifikansi pada
tabel 4.23.
1. Hasil penghitungan uji-t kelompok eksperimen dengan rumus derajat
kebebasan (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 – 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh to
= 232,379 dengan harga ttabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil perbandingan
bahwa to lebih besar dari pada ttabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data
signifikan untuk taraf signifikansi 0,01 %.
2. Hasil penghitungan uji-t kelompok kontrol dengan rumus derajat kebebasan (n-
1) sehingga diperoleh d.b = 6 – 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh to = 36,368
dengan harga ttabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil perbandingan bahwa to lebih
besar dari pada ttabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data signifikan untuk
taraf signifikansi 0,01 %.
116
Tabel 4.24 Ringkasan Hasil Uji Signifikansi (Uji-t) Pre-Test dan Post-Test
Kemampuan Fisik Futsal
Tes Kel N
Hasil Tes Nilai
Beda to
ttabel
α 0.01
Kesim
pulan Pre
Test
Post
Test
Fisik
Futsal
(Power)
Ekspe
rimen 6 13,44 14,03 0,59 47,222
4,032
to > ttabel
Signifikan
Kon
trol 6 13,38 13,72 0,34 47,558
to > ttabel
Signifikan
Fisik
Futsal
(Kelin
cahan)
Ekspe
rimen 6 98,99 96,58 2,41 79,915
4,032
to > ttabel
Signifikan
Kon
trol 6 101,08 99,76 1,32 68,935
to > ttabel
Signifikan
Fisik
Futsal
(Kece
patan)
Ekspe
rimen 6 20,62 18,59 2,03 107,573
4,032
to > ttabel
Signifikan
Kon
trol 6 20,68 19,73 0,95 41,029
to > ttabel
Signifikan
Fisik
Futsal
(Daya
Tahan)
Ekspe
rimen 6 229,25 278,40 49,15 164,841
4,032
to > ttabel
Signifikan
Kon
trol 6 227,85 258,60 30,75 82,839
to > ttabel
Signifikan
Berikut ini merupakan penjelasan dari ringkasan hasil uji signifikansi pada
tabel 4.23.
a. Power
1. Hasil penghitungan uji-t kelompok eksperimen dengan rumus derajat
kebebasan (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 – 1 = 5. Dari hasil uji-t
diperoleh to = 47,222 dengan harga ttabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil
perbandingan bahwa to lebih besar dari pada ttabel sehingga dapat
disimpulkan bahwa data signifikan untuk taraf signifikansi 0,01%.
2. Hasil penghitungan uji-t kelompok kontrol dengan rumus derajat kebebasan
(n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 – 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh to =
47,558 dengan harga ttabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil perbandingan bahwa
to lebih besar dari pada ttabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data
signifikan untuk taraf signifikansi 0,01%.
117
b. Kelincahan (agility)
1. Hasil penghitungan uji-t kelompok eksperimen dengan rumus derajat
kebebasan (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 – 1 = 5. Dari hasil uji-t
diperoleh to = 79,915 dengan harga ttabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil
perbandingan bahwa to lebih besar dari pada ttabel sehingga dapat
disimpulkan bahwa data signifikan untuk taraf signifikansi 0,01%.
2. Hasil penghitungan uji-t kelompok kontrol dengan rumus derajat kebebasan
(n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 – 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh to =
68,935 dengan harga ttabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil perbandingan bahwa
to lebih besar dari pada ttabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data
signifikan untuk taraf signifikansi 0,01%.
c. Kecepatan (speed)
1. Hasil penghitungan uji-t kelompok eksperimen dengan rumus derajat
kebebasan (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 – 1 = 5. Dari hasil uji-t
diperoleh to = 107,573 dengan harga ttabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil
perbandingan bahwa to lebih besar dari pada ttabel sehingga dapat
disimpulkan bahwa data signifikan untuk taraf signifikansi 0,01%.
2. Hasil penghitungan uji-t kelompok kontrol dengan rumus derajat kebebasan
(n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 – 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh to =
41,029 dengan harga ttabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil perbandingan bahwa
to lebih besar dari pada ttabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data
signifikan untuk taraf signifikansi 0,01%.
d. Daya Tahan (endurance)
1. Hasil penghitungan uji-t kelompok eksperimen dengan rumus derajat
kebebasan (n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 – 1 = 5. Dari hasil uji-t
diperoleh to = 164,841 dengan harga ttabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil
perbandingan bahwa to lebih besar dari pada ttabel sehingga dapat
disimpulkan bahwa data signifikan untuk taraf signifikansi 0,01%.
2. Hasil penghitungan uji-t kelompok kontrol dengan rumus derajat kebebasan
(n-1) sehingga diperoleh d.b = 6 – 1 = 5. Dari hasil uji-t diperoleh to =
82,839 dengan harga ttabel α 0.01 yaitu 4,032. Dari hasil perbandingan bahwa
118
to lebih besar dari pada ttabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data
signifikan untuk taraf signifikansi 0,01%.
3. Pemeriksaan Keabsahan Data
Pemeriksaaan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
beberapa tahap yaitu sebagai berikut.
a) Pemeriksaan Rekan Sejawat
Langkah pemeriksaan sejawat dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara melakukan diskusiterhadap metode serta hasil dari penelitian yang
dilakukan. Pemeriksaaan rekan sejawat merupakan salah satu langkah
pemeriksaan keabsahan data. Langkah pemeriksaan sejawat dalam penelitian
ini dilakukan dengan cara melakukan diskusi terhadap metode serta hasil dari
penelitian yang dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh keterbukaan
dan kejujuran serta menghasilkan suatu klarifikasi terhadap penafsiran dari
hasil-hasil temuan dalam penelitian. Temuan-temuan yang didapat dalam
penelitian perlu adanya suatu klarifikasi untuk didapatkan suatu simpulan dari
temuan tersebut.
Dalam penelitian ini klarifikasi dilakukan terhadap materi yang
diangkat yaitu meningkatkan keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik
futsal dan kesesuaian dengan metodologi penelitian yang digunakan yaitu
metode penelitian pengembangan. Dari diskusi yang dilakukan didapatkan
bahwa materi yang diangkat sangat penting untuk diteliti dan diberikan sesuatu
yang baru sehingga dapat digunakan di masa mendatang. Dari sisi metodologi
didapatkan simpulan bahwa metode penelitian pengembangan merupakan cara
yang tepat menghasilkan suatu hal baru yang dapat digunakan sebagai referensi
pemberian solusi. Hal ini dibuktikan dengan hasil yang didapat dari penelitian
bahwa Pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal dapat
meningkatkan keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik futsal para
pemain futsal secara efektif dan efisien.
b) Perpanjangan Keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan ini terkait dengan peneliti sebagai salah satu
instrument penelitian. Sumber data yang diperoleh berasal dari pengamatan
119
peneliti sendiri. Keikutsertaan peneliti ini dilakukan dalam jangka waktu yang
panjang karena peneliti terlibat dalam proses penelitian dengan menjadi salah
seorang pengamat. Peneliti secara keseluruhan mengamati segala bentuk-
bentuk kejadian yang terjadi dalam penelitian untuk memperoleh keakuratan
informasi dan meminimalisir terjadinya bias dalam penelitian. Dalam hal ini
perpanjangan keikutsertaan yang dilakukan oleh peneliti adalah pengamatan
terhadap keterlaksanaan penelitian yang kemudian dituliskan dalam bentuk
catatan lapangan. Dari hasil catatan lapangan dapat diinterpretasikan hasil yang
di dapat sudah cukup valid dan layak untuk dipertanggungjawabkan.
c) Triangulasi
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti untuk pemeriksaan
keabsahan data adalah dengan triangulasi. Adapun langkah yang dilakukan
oleh peneliti untuk triangulasi ini adalah sebagai berikut.
1. Triangulasi teori dimana peneliti membandingkan temuan penelitian dengan
hasil teori yang didapat dilapangan dan dilakukan pembahasan.
2. Triangulasi metode dimana melakukan pengecekan terhadap subyek
menggunakan pengamat yang lain. Dalam hal ini peneliti melibatkan pelatih
dari tim futsal sebagai pengamat untuk memperoleh derajat kepercayaan
terhadap hasil temuan penelitian. Hasil-hasil temuan lapangan dirangkum
dan kemudian disajikan dalam satu hasil yang merupakan simpulan dari dua
pengamatan.
3. Triangulasi sumber (experts judgements) dimana peneliti melakukan
wawancara untuk memperoleh temuan awal berupa permasalahan penelitian
kepada salah satu ahli yang merupakan pelatih tim futsal yang diteliti dan
membandingkan hasil temuan teori yang dirancang dalam produk awal
untuk diberikan masukan dari para ahli atau narasumber. Dengan
dilakukanya pemeriksaan terhadap keabsahan data yang didapat dalam
penelitian maka diharapkan hasil dari penelitian dapat
dipertanggungjawabkan dan diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan
peneilitian.
120
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut
mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan prosedur
penelitian pengembangan manghasilkan empat kelompok kesimpulan analisis dan
dibagi menjadi beberapa tahap yang diantaranya akan dijelaskan sebagai berikut.
1) Tahap Pertama (Studi Pendahuluan)
Studi Pendahuluan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan yang merupakan suatu
penelitian dimana secara garis besar dapat di simpulkan sebagai suatu solusi
pemecahan terhadap masalah yang ditemukan di lapangan. Penelitian
pengembangan dilakukan dengan maksud menjembatani jurang yang terbentang
cukup lebar antara penelitian dan praktek pendidikan. Degeng (2002:1)
menyimpulkan arti dari penelitian pengembangan yaitu “penelitian ilmiah yang
menelaah suatu teori, model, konsep, atau prinsip, dan menggunakan hasil telaah
untuk mengembangkan suatu produk”. Dalam penelitian pengembangan tidak
selalu mengembangkan produk baru, bisa dengan menyempurnakan produk yang
telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian dan pengembangan
selalu diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan
pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu.
Tahap pelaksanaannya dimulai dari studi pendahuluan yang merupakan
proses awal dari penelitian yang memiliki sifat berbasis masalah. Menurut
Arikunto (2009:26) “Studi pendahuluan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
calon peneliti untuk mengadakan pengumpulan data sementara demi pastinya
langkah yang akan dilalui”. Studi pendahuluan merupakan identifikasi awal
terhadap masalah yang ingin diungkap dan dibahas dalam penelitian. Masalah
penelitian yang akan diangkat dalam penelitian akan dijabarkan dan dijadikan
ruang lingkup untuk membatasi masalah dalam penelitian. Dari ruang lingkup
yang telah disusun tersebut akan dirumuskan langkah-langkah yang akan
dilakukan dalam proses penelitian yang berlandaskan teori yang telah ada. Pada
tahap ini akan dilakukan dua kegiatan yaitu analisis kebutuhan dan melakukan
analisis data hasil dari analisis kebutuhan, yang dijelaskan pada bagian berikut ini.
121
a. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan suatu langkah awal dalam suatu
penelitian yang memiliki karakteristik berbasis masalah dan memunculkan
solusi untuk mengatasi suatu masalah tersebut. Untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan dalam penelitian, analisis kebutuan sangat penting dilakukan.
Borg dan Gall (1983:753) “menyimpulkan bahwa analisis kebutuhan
merupakan pengumpulan informasi awal terhadap perbedaan kondisi yang ada
dilapangan dan kondisi yang diinginkan, untuk kebutuhan pemecahan masalah
yang ada”. Informasi awal yang dibutuhkan merupakan hal yang sangat
penting sebagai awal penemuan terhadap masalah yang akan dijadikan sebagai
perhatian utama dalam penelitian. Analisis kebutuhan sebagai suatu cara
pengumpulan informasi awal dapat dilakukan dengan berbagai cara. Analisis
kebutuhan juga merupakan cara untuk mengetahui tentang segala materi yang
dibutuhkan dalam penelitian. Informasi awal dilapangan sangat diperlukan
dalam penelitian pengembangan karena merupakan gambaran nyata kondisi
yang ada dan sebagai suatu bahan kajian untuk ditemukan suatu kekurangan
atau kelebihan dari suatu hal.
Pengumpulan informasi awal ini tentunya akan memunculkan beberapa
implikasi terkait hasil perolehan informasi dari kondisi nyata yang ada di
lapangan. Informasi ini akan bisa memunculkan suatu keadaan dimana
terungkap keunggulan dari poin utama yang diamati, namun bisa juga muncul
suatu permasalahan yang membutuhkan suatu solusi pemecahan sehingga
menjadi lebih baik. Ketika muncul suatu keunggulan dari fokus utama yang
menjadi bahan pengamatan, maka secara tidak langsung sejalan dengan
harapan yang dimiliki, namun ketika muncul ketidaksesuaian dengan harapan
yang dimilki maka akan timbul suatu masalah yang menjadi pemisah antara
harapan dan kenyataan yang ada. Menurut Winarno (2011:9) “masalah
merupakan kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, kesenjangan antara
teori dan praktik yang memerlukan jawaban, penjelasan atau pemecahan”.
Kemunculan suatu masalah di lapangan jelas membutuhkan suatu solusi untuk
pemecahan dari masalah tersebut, sehingga tidak ada suatu kesenjangan antara
harapan dan kenyataan yang ada di lapangan.
122
Studi pustaka merupakan sarana yang dimaksudkan untuk
mempersiapkan pengumpulan data lapangan sebagai awal penentuan masalah
penelitian dan mempelajari lebih lanjut tentang masalah penelitian yang yang
akan diangkat serta pemahaman terhadap metodologi penelitian yang
digunakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam analisis
kebutuhan ada beberapa tahap yang dilakukan sehingga dapat menjelaskan dan
menemukan suatu masalah yang pada akhirnya akan diangkat ke dalam
penelitian. Adapun cara pengumpulan informasi awal untuk analisis kebutuhan
adalah dengan menggunakan instrument penelitian seperti, wawancara,
kuisioner, tes dan observasi.
Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada pemain futsal di
Kota Malang yang terkait dengan keterampilan teknik dasar dan kemampuan
fisik pada pemain futsal tingkat intermediate. Penelitian dititik beratkan pada
pemain futsal tingkat intermediate yang merupakan tingkat dimana pemain
difokuskan secara penuh dalam penguasaan keterampilan teknik dasar dan
kemampuan fisik. Studi pendahuluan dilakukan dengan cara melakukan
wawancara bebas dengan pada pelatih futsal di Kota Malang.
b. Analisis Hasil Analisis Kebutuhan
Peneliti melakukan pengumpulan informasi awal dengan melakukan
wawancara terhadap para pelatih tim futsal yang membina pemain tingkat
intermediate. “Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara dengan yang diwawancarai untuk memperoleh data berupa
informasi dari orang yang diwawancarai (interviewer)” (Winarno, 2011:100).
Wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas dimana tidak
menggunakan pedoman pertanyaan secara khusus. Fokus utama penggalian
informasi adalah penguasaan keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik
dari para pemain futsal. Dari hasil pengumpulan informasi awal didapatkan
penguasaan keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik dari para pemain
futsal tingkat intermediate kurang baik.
Para pelatih mengemukakan bahwa teknik dasar dan kemampuan fisik
futsal merupakan bagian terlemah yang dikuasai oleh para pemain tingkat
intermediate. Hal ini juga dipengaruhi oleh kurangnya spesifikasi latihan yang
123
diberikan secara khusus yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
teknik dasar dan kemampuan fisik futsal para pemain tingkat intermediate.
Selain itu para pelatih juga mengemukakan bahwa adanya keterlambatan dari
para pemain futsal tingkat intermediate dalam mempelajari teknik dasar futsal,
para pemain juga sering sulit untuk diberikan materi latihan fisik karena sering
terkendala dengan aktifitas sehari-hari dari para pemain sehingga hal ini
mengakibatkan kondisi fisik dari para pemain tergolong buruk.
Keseluruhan langkah-langkah tersebut telah dilakukan oleh peneliti.
Proses penentuan masalah penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sudah
sesuai dengan teori mengenai penelitian pengembangan. Dalam prosedur
penelitian pengembangan harus didahului dengan studi pendahuluan sebagai
langkah awal pengumpulan informasi mengenai kejadian yang terjadi
dilapangan yang pada akhirnya mengungkap suatu masalah. Langkah-langkah
yang dilakukan oleh peneliti juga relevan dengan kebutuhan dari penelitian
sehingga dapat memunculkan data-data pendukung mengenai masalah yang
ditemukan dan akan ditemukan solusi dari masalah tersebut.
c. Menyusun dan Pembuatan Draft Pengembangan Produk Berbasis Media
Flip Book Maker
Tahap penyusunan dan pembuatan produk ini terdiri beberapa tahapan
yang meliputi tahap pengkajian teoritis, penyusunan dan pengembangan
produk awal, pembuatan video dan pembuatan produk akhir berupa media flip
book maker. Adapun langkah-langkah pengembangan produk yang telah
dikembangkan dijelaskan sebagai berikut.
1. Pengkajian Teoritis
Tahap pertama dalam pengembangan produk ini adalah melakukan
kajian terhadap teori yang digunakan untuk mendukung penelitian.Kajian teori
merupakan tahapan untuk mengkaji dan menelaah secara ilmiah materi yang
akan digunakan dengan berlandaskan pada teori-teori empiris yang ada. Materi
dalam penelitian ini adalah temuan masalah di lapangan, dimana akan
dikembangkan produk untuk memberikan solusi terhadap masalah yang
ditemukan sebelumnya pada studi pendahuluan. Teori-teori yang digunakan
merupakan teori yang mendukung terhadap penelitian yang dilakukan.
124
Penelitian ini membahas tentang pengembangan model latihan teknik dasar dan
latihan fisik futsal untuk pemain tingkat intermediate. Peneliti menggunakan
teori-teori yang relevan dan mendukung produk penelitian yang
dikembangkan. Teori-teori yang mendasari adalah.
a. Teori latihan
b. Teori tentang futsal
c. Teori teknik dasar futsal yang meliputi (teori passing, teori dribbling,
teori controlling, teori shooting)
d. Teori latihan fisik
e. Teori latihan fisik yang dibutuhkan untu pemain futsal
f. Model
Pemilihan teori-teori tersebut dilakukan peneliti dengan didasarkan
pada logika berfikir empiris. Dalam penyusunan kajian teori dapat digunakan
bentuk-bentuk penalaran yang dapat menunjukkan alur pola berfikir yang logis.
Salah satu contoh untuk menjabarkan penyusunan dalam penulisan kajian teori
menggunakan penalaran deduktif. Menurut (Hakim, dkk, 2012:5) “penalaran
deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan bersifat umum ditarik
kesimpulan bersifat khusus”. Hal yang cukup luas atau cukup besar cakupan
bahasannya dikaji terlebih dahulu sehingga nanti akan mengerucut pada hal
yang lebih khusus. Peneliti menggunakan penalaran deduktif dalam
penyusunan kajian teori dengan mengungkap kajian terhadap olahraga hingga
tinjauan yang mendukung terhadap penelitian yang disusun. Hal ini relevan
dengan prosedur serta teori yang menjadi landasan dan dapat menunjukkan alur
berfikir dari peneliti yang logis.
2. Penyusunan dan Pengembangan Produk Awal
Produk dalam penelitian pengembangan ini berupa model latihan teknik
dasar dan latihan fisik pemain futsal tingkat intermediate. Berdasarkan
kegiatan studi pendahuluan dan pengkajian terhadap teori-teori empiris yang
dijadikan landasan berfikir untuk menentukan materi yang akan
dikembangkan, maka dilanjutkan dengan pembuatan draft produk awal yang
dalam hal ini adalah menentukan dan merancang model-model latihan yang
akan diterapkan dalam penelitian. Model latihan yang akan dikembangkan
125
dalam penelitian ini adalah model latihan teknik dasar dan latihan fisik pemain
futsal tingkat intermediate. Model pengembangan dalam penelitian ini terdiri
dari beberapa item, yaitu.
a. Kajian teoritis sebagai dasar penyusunan model latihan teknik dasar dan
latihan fisik untuk pemain futsal tingkat intermediate.
b. Model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal sesuai dengan
karakteristik subyek untuk penguasaan keterampilan teknik dasar dan
kemampuan fisik futsal.
Produk yang dikembangkan adalah produk model latihan penguasaan
keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik futsal. Dalam perancangan
produk awal ini peneliti memperhatikan beberapa faktor antara lain
penyusunan materi latihan yang merupakan poin utama dalam produk. Materi
latihan yang disusun didasarkan pada teori analisis gerak dan teori umum
latihan sehingga dapat memberikan pengaruh yang positif. Perancangan produk
awal yang dalam hal ini model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal
didasarkan pada kajian teoritis sehingga dirumuskan dalam susunan sebagai
berikut.
a) Model latihan teknik dasar futsal
1) Model latihan passing.
2) Model latihan control.
3) Model latihan dribble.
4) Model latihan shooting.
b) Latihan fisik futsal
1) Model latihan daya tahan (endurance).
2) Model latihan kecepatan (speed).
3) Model latihan kelincahan (agility).
4) Model latihan power.
3. Pembuatan Video Latihan Teknik Dasar dan Latihan Fisik Futsal
Video model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal dibuat dengan
rancangan sesuai pada yang telah disusun sesuai dengan produk awal.
Pembuatan video ini dengan tiga kali pertemuan dan langsung dipandu oleh
126
peneliti. Menggunakan dua orang cameraman dan 15 orang pemain futsal dari
tim Ikapema Futsallers.
4. Pembuatan Produk Media Flip Book Maker
Pembuatan media flip book maker melalui tahap seperti penyusunan
model latihan, pembuatan video, pengeditan video hingga desain cover flip
booknya. Media flip book maker ini dibuat dengan cara menginput model
latihan yang difokuskan pada latihan teknik dasar dan latihan fisik yang
dilengkapi dengan narasi atau petunjuk pelaksanaan serta video panduan
pelaksanaan model latihan teknik dasar dan latihan fisik yang telah disusun.
2) Uji Coba Produk
Uji coba produk merupakan tahapan dimana untuk mengetahui kelayakan
dari produk pengembangan yang dirancang sebelumnya. Uji coba produk ini
dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh penilaian, masukan atau saran hingga
penyempurnaan produk model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal ini
sebelum dilakukannya uji efektifitas produk. Adapun tahapan-tahapn dalam uji
coba produk akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Uji Coba dengan Evaluasi Ahli (Expert Judgment)
Uji coba untuk memperoleh tanggapan dan masukan atau saran dari
para ahli untuk kesempurnaan dari pembuatan produk yang dalam hal ini
adalah model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal. Menurut Borg dan
Gall (1983:781) “uji coba dengan evaluasi pakar adalah untuk mengetahui
rancangan produk awal dapat di uji coba lapangan”. Sebelum produk hasil
pengembangan awal diuji coba lapangan, maka harus dilakukan evaluasi untuk
kelayakan substansi yang akan diuji cobakan, sehingga diperoleh tingkat
validitas baik internal maupun eksternal yang cukup layak dan dapat
dipertanggungjawabkan. Dalam pelaksanaan evaluasi ahli ini menggunakan
instrument sebagai alat evaluasi terhadap produk pengembangan. Instrument
yang digunakan untuk uji coba dengan evaluasi ahli adalah dengan
menggunakan skala penilaian (rating scales). Hasil penilaian dari evaluasi ahli
terdiri dari data kuantitatif untuk hasil evaluasi dengan skala likert dan data
127
kualitatif untuk hasil evaluasi dengan pertanyaan dengan jawaban masukan
dari narasumber.
Peneliti melakukan uji coba produk dengan diawali evaluasi oleh ahli
terhadap rancangan produk awal yang dibuat. Dalam tahap ini peneliti
melibatkan 2 orang ahli dengan kualifikasi dibidang futsal, 1 orang ahli
dibidang latihan fisik dan 1 orang ahli dibidang multimedia. Dalam penelitian
ini, ahli futsal yang pertama adalah Bapak Agus Abdul Rachman (memiliki
lisensi pelatih futsal level one AFC) pelatih dari SM Futsal Academy Futsal
evaluasi rancangan produk awal ini dilaksanakan pada tanggal 30 November
2016, jam 19.00 wib di Kota Malang. Ahli futsal yang kedua Bapak Farid
Safrudin (memiliki lisensi pelatih futsal level one national) pelatih dari Bina
Harapan Setia (BHS) Futsal evaluasi rancangan produk awal ini dilaksanakan
pada tanggal 03 Desember 2016, 20.00 wib di Kota Malang. Sedangkan ahli
latihan fisik oleh Bapak Dr. Eko Hariyanto, M.Pd dosen Jurusan Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan, Fakultas Ilmu Keolahragaan - Universitas Negeri
Malang, evaluasi rancangan produk awal ini dilaksanakan pada tanggal 28
November 2016, jam 11.00 wib di Kota Malang dan untuk ahli multimedia
oleh Bapak Eka Pramono Adi, S.IP, M.Si dosen Jurusan Teknologi Pendidikan,
Fakultas Ilmu Pendidikan - Universitas Negeri Malang, evaluasi rancangan
produk awal ini dilaksanakan pada tanggal 30 November 2016, jam 09.00 wib
di Kota Malang.
Hasil dari evaluasi ahli dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan
data kuantitatif, hal ini karena dalam evaluasi ahli digunakan skala penilaian
(rating scales) yang bersifat campuran. Hasil dari evaluasi dari para ahli dapat
diinterpretasikan bahwa produk pengembangan model latihan teknik dasar dan
latihan fisik futsal ini dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya dengan
memperhatikan saran dan masukan dari para ahli.
b. Uji Coba Kelompok Kecil
Tahapan yang dilakukan selanjutnya adalah uji coba kelompok kecil
dengan melibatkan subyek penelitian. Tahapan ini sebagai tindak lanjut dari
persetujuan para ahli terhadap model latihan yang dikembangkan. Menurut
Borg dan Gall (1983:782) “tujuan dari uji coba terbatas adalah untuk
128
mengetahui hasil produk pengembangan yang baru dalam skala yang kecil.”
Hasil dari uji coba ini merupakan representasi kelayakan dan keberterimaan
produk yang dikembangkan. Uji coba kelompok kecil ini menggunakan 12
subjek yang berasal dari pemain futsal dari tim SM Futsal Academy. Uji coba
kelompok kecil ini dilaksanakan pada 14 Desember 2016, jam 16.00 wib di
lapangan Kick Off Futsal Malang.
Uji coba terbatas merupakan tahapan yang dimaksudkan untuk
mencari saran dan tanggapan dari atlet futsal tingkat intermediatet di Kota
Malang berkaitan dengan isi model latihan yang dikembangkan yang
selanjutnya akan dilakukan perbaikan berdasarkan masukan dari subyek. Dari
hasil pelaksanaan uji coba terbatas dapat diinterpretasikan bahwa rancangan
produk pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik pada
pemain futsal tingkat intermediate bisa diuji cobakan pada tahap selanjutnya
yaitu uji coba kelompok besar.
c. Revisi Produk Hasil Uji Coba kelompok Besar
Revisi produk hasil uji coba terbatas merupakan tahapan untuk
mengevaluasi hasil tanggapan dari subyek terhadap model latihan yang
dikenalkan. Hal ini bertujuan untuk perbaikan produk yang akan di uji cobakan
kembali dengan subyek dalam jumlah lebih banyak. Berdasarkan tanggapan
dan masukan dari para subyek tidak ada hasil revisi yang dilakukan oleh
peneliti karena model latihan yang dikenalkan sudah cukup dikuasai dengan
baik. Sehingga pada saat pelaksanaan uji coba yang lebih luas hanya cukup
memberikan penjelasan yang lebih lanjut mengenai model-model latihan yang
diuji cobakan serta penduan yang lebih terperinci mengenai pengisian skala
penilaian (rating scales).
d. Uji Coba Kelompok Besar
Tahapan yang dilakukan selanjutnya adalah uji coba kelompok besar
dengan melibatkan lebih banyak jumlah subyek penelitian. Tahapan ini sebagai
tindak lanjut dari pelaksanaan uji coba kelompok kecil terhadap model latihan
yang dikembangkan. Menurut Borg dan Gall (1983:783) “uji coba luas
ditujukan untuk memutuskan bahwa produk pengembangan telah sesuai dan
layak dengan tujuan yang ingin dicapai”. Uji coba ini untuk mengetahui
129
keberterimaan dan kelayakan produk secara lebih luas sehingga dapat diuji
tingkat efektivitasnya. Uji coba kelompok besar dalam penelitian ini
menggunakan 24 subjek uji coba yang terdiri dari pemain futsal tim Bina
Harapan Setia (BHS). Uji coba kelompok besar dilaksanakan pada 20
Desember 2016, jam 15.00 wib di lapangan Kick Off Futsal Malang.
Informasi yang berupa pendapat para pemain dalam uji coba
kelompok besar ini diperoleh dengan menggunakan instrument skala penilaian
(rating scales) tertutup, sehingga data yang dikumpulkan berupa data
kuantitatif. Dari hasil uji coba kelompok besar dapat diinterpretasikan bahwa
rancangan produk pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik
pada pemain futsal tingkat intermediate dapat diuji cobakan pada tahap uji
efektivitas produk (uji eksperimen produk).
e. Revisi Produk
Setelah pelaksanaan uji coba meluas, maka dilakukan revisi dari hasil
uji coba yang dilakukan sebagai perbaikan produk yang telah diuji cobakan
berdasarkan tanggapan dan masukan dari para subyek. Revisi produk dilakukan
untuk memperoleh hasil pengembangan yang bisa diterima, revisi produk
dilakukan secara terus menerus mulai dari setelah pengembangan produk awal
sampai sebelum pelaksanaan uji efektifitas produk. Hasil revisi menunjukkan
bahwa produk pengembangan model latihan teknik dasar dan latihan fisik pada
pemain futsal tingkat intermediate dapat diuji tingkat efektivitasnya.
3) Uji Efektifitas Produk
Uji efektivitas produk ini dilakukan pada pemain futsal dari tim SM Futsal
Academy dan Bina Harapan Setia (BHS) dengan tujuan mengetahui tingkat
efektivitas produk pengembangan untuk dirumuskan menjadi hasil produk akhir
serta pemanfaatan lebih lanjut untuk penerapan latihan di masa mendatang. Untuk
rancangan desain eksperimen menggunakan rancangan desain pre-test dan post-
test dengan pemilihan kelompok secara acak (two group randomize pre test and
post test). Dengan kata lain rancangan desain ekperimen ini menggunakan
rancangan eksperimen dengan satu macam perlakuan. Menurtu Arikunto
(2009:210) “rancangan ekperimen dengan satu macam perlakuan (pretest-posttest
130
control group design) dilakukan dengan cara kedua kelompok diberi tes awal
untuk mengukur kondisi awal, kemudian pada kelompok eksperimen diberikan
perlakuan sedangkan pada kelompok pembaning tidak diberi”. Dapat diartikan
juga bahwa kelompok pembanding menggunakan tipe konvensional yang telah
diterapkan sebelumnya. Mekanisme pelaksanaan eksperimen hasil produk ini
dilakukan dengan membandingkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol untuk kemudian diambil hasilnya. Metode pengambilan hasil
dari uji eksperimen produk adalah dengan menggunakan instrumen tes
keterampilan, yang dalam hal ini adalah keterampilan teknik dasar dan latihan
fisik pada pemain futsal tingkat intermediate.
Berdasarkan perbandingan persentase tersebut peningkatan hasil tes untuk
kelompok eksperimen lebih menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Tes akhir ini didapatkan setelah
dilakukan penerapan program latihan dari model latihan yang telah dibuat pada
masing-masing kelompok. Program latihan pada masing-masing kelompok ini
berbeda dari sisi materi latihan yang dilakukan. Untuk kelompok eksperimen
menggunakan program latihan yang di dalamnya berisi produk model latihan yang
dikembangkan oleh peneliti, sedangkan kelompok kontrol menggunakan program
latihan secara konvensional. Untuk hasil akhir dapat disimpulkan bahwa produk
model latihan dapat meningkatkan hasil penguasaan keterampilan teknik dasar
dan kemampuan fisik pada pemain futsal tingkat intermediate di Kota Malang.
top related