bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil...
Post on 18-Feb-2018
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di desa Wonokampir kecamatan Watumalang
kabupaten Wonosobo. Desa Wonokampir terdiri dari 5 (lima) dusun yaitu,
dusun Wonokampir dusun Pagedangan, dusun Pagentan, dusun Gedangsari,
dan dusun Wonosari. Pemilihan kepala Daerah Kabupaten Wonosobo tahun
2010 adalah pemilihan untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati secara
langsung untuk masa jabatan 2010-2015. Pilkada langsung yang ada di
kabupaten Wonosobo ini sudah yang kedua kalinya diadakan. Pilkada di
Wonosobo di ikuti oleh 624.137 pemilih dengan jumlah pemilih laki-laki
314.975 dan perempuan 309.162 yang tersebar dalam 1.447 TPS di lima belas
kecamatan, yaitu kecamatan Wadaslintang, kecamatan Kepil, kecematan
Sepuran, kecamatan Kaliwiro, kecamatan Leksono, kecamatan Selomerto,
kecamatan Kalikajar, kecamatan Kertek, kecamatan Wonosobo, kecamtan
Watumalang, kecamatan Mojotengah, kecamatan Garung, kecamatan Kejajar,
kecamatan Sukoharjo, kecamatan Kalibawang. Sedangkan biaya yang
dianggarkan pada Pilkada ini yaitu Rp 9,5 milyar dengan realisasinya Rp 8,45
milyar. Dana tersebut berasal dari APBD pemerintah kabupaten Wonosobo.
Pelaksanaan Pilkada kabupaten Wonosobo tahun 2010 ini didasarkan
pada Surat Keputusan KPUD Wonosobo No 24/Kpts/KPU-WSB-
59
012.329430/2009 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan
Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten
Wonosobo Tahun 2010. Secara keseluruhan tahapan-tahapan kegiatan dalam
Pilkada di kabupaten Wonosobo berjalan dengan aman dan lancar. Ini terbukti
dari dapat dilaksanakannya kegiatan-kegiatan dalam Pilkada yang sesuai
dengan agenda yang telah di jadwalkan dan tidak adanya konflik bernuansa
kekerasan antar simpatisan dan pendukung pasanagan calon (Paslon) selama
berlangsungnya tahapan-tahapan Pilkda.
Namun itu tidak berarti bahwa keseluruhan tahapan berlangsung tanpa
masalah atau hambatan. Hambatan tetap saja muncul di beberapa kecamatan
pada saat proses Pilkada. hambatan tersebut diantaranya berkenaan dengan
enggannya pemilih untuk memberikan hak suaranya pada saat pelaksanaan
pemungutan suara yang dikarenakan jauhnya Tempat Pemungutan Suara
(TPS) dari tempat tinggal pemilih, beberapa masyarakat yang terdaftar dalam
DPT tidak bisa memilih dikarenakan keberadaannya di luar kota karena
pekerjaan mereka yang tidak bisa ditinggalkan dan memang pemilih yang
tidak ingin meluangkan waktu untuk mengikuti Pilkada dan lebih
mengutamakan ekonomi mereka.
Hambatan-hambatan yang dialami beberapa pemilih tersebut dianggap
mencederai proses Pilkada karena menyebabkan bertambahnya suara yang
tidak dipakai yang secara otomatis merugikan perolehan suara pasangan calon.
60
4.1.2 Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati
Pemilihan Kepala Daerah kabupaten Wonosobo tahun 2010 diikuti oleh
5 (lima) pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati yang bertarung
memperebutkan suara pemilih. Sesuai dengan nomor urut resmi yaitu
pasangan SAMSON (Sumardiyo-Muchson), IMAM (Trisnu Cundoko Mulyo-
Achmad Maulana Fanani), UMARO (Abdul Kholiq Arif-Maya Rosida),
MUKHLIS (Muntohar-Kholik Idris), dan AFF (Azis Subekti-Afif
Nurhidayat). Secara ringkas, profil keempat pasangan calon tersebut yaitu
sebagai berikut:
61
Tabel 4.1 Profil Paslon dalam Pilkada Kabupaten Wonosobo tahun 2010
Sumber: KPUD Wonosobo
Profil diatas menunjukkan bahwa sebagian besar Paslon berasal dari
kalangan pemerintahan dan non-pemerintahan, mereka juga sebagian besar
dari kaum terpelajar dan tokoh masyarakat dengan latar belakang sosial
ekonomi yang relatif kuat. Dari sepuluh calon calon enam diantaranya
No Nama Pekerjaan Pend Agama Aliran Kekayaan
Partai
Pengusung
1
Sumardiyo Wiraswasta SMA Islam NU Rp.1.377.418.000 Calon
Perseorang
an
Drs. H. Muchson,
MM Wiraswasta S2 Islam NU Rp.300.220.330
2
Drs.H. Trisnu
Cundoko
Mulyo, M.Si Wiraswasta S2 Islam Nasionalis Rp.1.137.817.000
Hanura,
PKPB,
Gerindra,
PBN,
PKPI, PKS,
PBB
H. Achmad
Maulana Fanani,
ST
Anggota
DPRD S1 Islam Nasionalis
Rp.5.122.327.301
3
Drs. H. Abdul
Kholiq Arif, M.Si Bupati S2 Islam NU Rp.366.430.000 PKB, Partai
Golkar,
PPP dra. Hj. Maya
Rosida, MM Swasta S2 Islam NU Rp.1.785.248.000
4
Drs. H. Muntohar,
MM Wakil Bupati S2 Islam NU Rp.1.052.258.816 PDP, PMB,
Partai
Demokrat,
PKNU Kholik Idris, SE Anggota
DPRD S1 Islam Muhamadiyah Rp.406.090.236
5
Azis Subekti, ST.
MT Wiraswasta S2 Islam Muhamadiyah Rp.1.532.146.000
PAN, PDIP
H. Afif
Nurhidayat, Sag
Anggota
DPRD S1 Islam Nasionalis Rp.775.000.000
62
berpendidikan megister (S2), tiga diantaranya berpendidikan sarjana (S1) dan
hanya satu calon yang lulusan SMA yaitu dari calon independent.
Lebih lanjut dilihat dari kekutatan ekonomi sebagian besar memiliki
kekayaan diatas satu milyar. Dilihat dari afiliasi keagamaan mereka, sebagian
besar beraliran Nahdhatul Ulama (NU) hanya dua calon yang beraliran
Muhamadiyah serta tiga lainnya beraliran nasionalis. Dilihat dari partai
pengusung, bahwasanya masing-masing Paslon diusung oleh Parpol yang
memiliki suara yang kuat di kabupaten Wonosobo, untuk pasangan SAMSON
(No.urut 1) tidak memiliki dukungan dari Parpol karena mereka meju dari
jalur perseorangan namun mereka memiliki dukungan yang cukup besar yaitu
47.769 suara pendukung.
Banyaknya pasangan calon yang berasal dari kalangan NU dikarenakan
memang sebagian besar masyarakat Wonosobo beragama Islam dengan aliran
NU dimana sudah kita ketahui bahwasanya selain sebagai organisasi
keagamaan NU juga menjadi aliran dalam agama Islam. Muhamadiyah juga
menampilkan kadernya sebagi peserta Pilkada Wonosobo 2010. Hal ini
menunjukkan betapa kuatnya persaingan kedua aliran dalam agama Islam ini
di kabupaten Wonosobo. Sedangkan Ikhwanul Muslimin (PKS) dalam Pilkada
Wonosobo tahun 2010 memberikan dukungannya pada kaum nasionalis,
dimana kabupaten Wonosobo antara IM (Ikhwanul Muslimin) dengan kedua
aliran besar yang ada (NU & Muhamadiyah) jarang mengadakan koalisi.
Kondisi masyarakat desa Wonokampir yang memiliki aliran dalam agama
Islam yaitu Nahdlatul Ulama, Muhamadiyah dan Ahmadiyah ternyata mampu
63
menempatkan mereka pada posisi yang bebas dari piihan mereka dalam
menentukan dukungan mereka terhadap paslon tertentu, kebanyakan mereka
tidak terpaku pada afiliasi dukungan aliran mereka pada parpol yang
mengusung pasangan calon Pilkada.
4.1.3 Keaktifan Kandidat dalam Menjangkau Pemilih di desa Wonokampir
Keaktifan kandidat ini merujuk pada kegiatan para Paslon dan perantara
(tim sukses) dalam mempengaruhi pilihan para pemilik hak suara dal Pilkada.
semua Paslon mempunyai anggota tim sukses yang giat serta berupaya
mempengaruhi pilihan pemilik hak suara. Proses ini dilakukan melalui cara-
cara konvensional (dalam pertamuan-pertemuan resmi kampanye
tertutup,pertemuan dengan kelompok-kelompok masyarakat, kampanye dari
mulut ke mulut, dan menghadiri acara desa) maupun cara-cara non-
konvensional (membagi-bagikan barang).
Banyak isu bagi-bagi uang dalam proses Pilkada di beberapa daerah di
Jawa Tengah maupun di kabupaten Wonosobo. Namun untuk di desa
Wonokampir praktek mony politic tidak terjadi. Hal ini diungkapkan oleh
beberapa Kepala Dusun dan Kepala Desa, serta beberapa warga desa yang
menjadi saksi dalam pelaksanaan pemungutan suara. Ada isu pembagian uang
yang di bagikan oleh pasangan IMAM, namun setelah ditelusuri secara
mendalam pembagian uang tersebut hanya dikalangan tim sukses mereka.
Wajar hal ini terjadi, masing-masing tim sukses Paslon memang mendapatkan
uang oprasional untuk mensukseskan Paslon mereka. Mengenai barang yang
diberikan oleh tim suksesnya maupun paslon tersebut secara langsung
64
berbentuk barang untuk keperluan dusun seperti kursi, karpet masjid, bahan
bangunan untuk membangun sarana dan prasarana umum dusun dan desa.
Pasangan calon UMARO selain memberikan bantuan kursi dan karpet untuk
dusun Gedangsari mereka juga memberikan bantuan berupa barang-barang
untuk membangun Masjid.Tim sukses atau Paslon IMAM memberikan
bantuan serupa dengan Paslon UMARO di dusun Wonosari. Selain Paslon
tersebut tidak ada yang memberikan atau membagi-bagikan barang seperti
yang di lakukan oleh tim sukses atau Paslon IMAM dan UMARO.
Muntohar yang berpasangan dengan Kholik Idris (MUKLIS) adalah
putra daerah asli kelahiran desa Wonokampir kecamatan watumalang
kabupaten Wonosobo. Namun latar belakang ini tidak dimanfaatkannya untuk
merebut suara pemilih di daerah ini. Hal ini terbukti sejak kepindahannya dari
desa Wonokampir sampai pada masa kampanye Pilkda tahun 2010 Ia tidak
pernah mengadakan kunjungan ataupun kampanye di desa Wonokampir.
Ketidak hadirannya diwakilkan oleh istrinya pada saat Pilkada, namun
demikian hal ini sangatlah mempengaruhi orientasi dukungan pemilih.
Sedangkan Kholiq Arif yang berpasangan denga Maya Rosida sudah
mengadakan kunjungan beberapa kali ke desa Wonokampir baik pada masa
kampanye ataupun dilain waktu kampanye. Untuk pasangan calon lainnya
hanya tim sukses pasangan IMAM yang mengadakan kunjungan pada saat
kampanye tepatnya di dusun Wonokampir yang pada saat itu bertepatan
dengan pengajian memperingati hari besar Islam di dusun tersebut.
65
4.1.4 Bentuk Partisipasi Masyarakat Desa Wonokampir pada Pilkada
Tahun 2010
Partisipasi masyarakat yang merupakan suatu kegiatan seseorang atau
kelompok orang untuk ikut serta aktif dalam kehidupan politik dengan jalan
memilih pimpinan Negara maupun suatu daerah tertentu baik secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintahan. Kaitannya
dengan Pilkada maka partisipasi masyarakat tersebut yaitu mencakup kegiatan
warga masyarakat untuk ikut serta secara aktif dalam proses Pilkada, baik
dalam menggunakan hak suaranya pada hari pemungutan suara, menghadiri
rapat atau pertemuan-pertemuan kaitannya dengan proses Pilkada, dan
kegiatan lainnya yang dilakukan oleh Parpol pengusung Paslon peserta
Pilkada ataupun tim suksesnya.
Pemilihan Kepala Daerah kabupaten Wonosobo tahun 2010 memberikan
gambaran yang nyata tentang partisipasi masyarkat desa Wonokampir.
Diantara bentuk partisipasi nyata mereka dalam Pemilihan Kepala Daerah
tersebut yaitu ;
1. Keikutsertaan beberapa warga desa sebagai Kelompok Panitia
Pemungutan Suara (KPPS), dimana pada Pilkada tersebut di desa
Wonokampir terdapat tujuh TPS yang masing-masing TPS terdapat
delapan orang yang menjadi anggota KPPS dan dua orang Hansip sebagai
keamanan. Sehingga dengan demikian terdapat lima puluh enam warga
yang menjadi KPPS dan empat belas hansip sebagai keamanan di tempat
pemunggutan suara.
66
2. Keikutsertaan beberapa warga yang terdaftar sebagai anggota Panitia
Pemungutan Suara di desa Wonokampir yaitu Saudara Gipur Jalal dan
Suparno. Jadi di desa Wonokampir hanya ada tiga anggota Panitia
Pemungutan Suara.
3. Beberapa warga yang menjadi saksi pada saat pemungutan suara. Sudah
diketahui bahwa terdapat lima pasangan calon peserta Pilkada. di desa
Wonokampir masing-masing tim sukses atau Paslon tersebut
menempatkan saksi-saksi mereka di setiap TPS. Untuk pasangan calon
SAMSON tidak memiliki saksi dari warga desa Wonokampir. Paslon
IMAM menempatkan saksi mereka dari desa Wonokampir masing-masing
diantara mereka yaitu, Margono, Turah, Riptiyono, Wonitur, Tunjang,
Goris Wateguh, Ponsiam, Nihed Basuki. Paslon UMARO menempatkan
saksi-saksi mereka yang berasal dari desa Wonokampir di setiap TPS.
Masing-masing diantara mereka yaitu, Suhib Biyono, Hadi Suparno,
Bungkik Mupriyono, Sairah, Sutoyo, Trubus Safangat, Sabarudin, Andri,
Adi, Khatno, Rusnanto, Mahmudin, dan Fajar Tunut. Paslon MUKHLIS
menempatkan saksi mereka dari warga desa Wonokampir di setiap TPS,
masing-masing diantara mereka yaitu, Abu Mangsur, Turo, Pauzan,
Tuham, Ahmad Rouf, Musohir, Yoswanto, Suroto, Rusman, Hasim,
Manijo Suwarno, Muhatadi, Faizain, dan Ahmad Tormudi. Sedangkan
Paslon AAF menempatkan saksi mereka dari warga desa Wonokampir
disetiap TPS, masing-masing di antara mereka yaitu, Tahyono, Torsono,
Plastio, Kaswadi, Lisno, Mujianto, Tolip, Somaryono, Edi Taryoto,
67
Misban, Imbuh, dan Sarnomo. Sehingga ada empat puluh delapan warga
desa Wonokampir yang menjadi saksi pada Pilkada tahun 2010.
4. Beberapa warga desa yang menjadi tim sukses Paslon tertentu. Diantara
mereka yang menjadi tim sukses yaitu, Mahrum, Kartini, Taufik
Hermawan, Rohmat, Suyardi, Giyanto, dan Syukur mereka adalah tim
sukses dari Paslon UMARO. Sedangkan tim sukses dari Paslon IMAM
yang berasal dari desa Wonokampir yaitu, Tri Susilo, Sukir, dan Saderun.
Paslon MUKHLIS memiliki tim sukses dari desa Wonokampir yaitu,
Mualim, Sampurno, Bakhim, dan Metruri. Sedangkan Paslon AAF
memiliki tim sukses yang berasal dari desa Wonokampir yaitu, Lefri,
Haryono, dan Surip.
5. Pada Pilkada Wonosobo tahun 2010 untuk warga yang menjadi pemilih di
desa Wonokampir yaitu ada tiga ribu dua puluh enam pemilih. Pemilih
laki-laki berjumlah seribu lima ratus delapan puluh sedangkan pemilih
perempuan berjumlah seribu empat ratus empat puluh enam. Memang dari
semua jumlah tersebut, tidak semua pemilih menggunakan hak suaranya
karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas pada pembahasan
selanjutnya.
6. Beberapa warga mengikuti keiatan dialog atau diskusi pada pertemuan-
pertemuan baik yang diadakan KPUD maupun Paslon atau tim sukses,
dimana diskusi yang ada membahas isu-isu yang berkaitan dengan
pembangunan infrastruktur daerah, memajukan pertanian beserta
68
kesejahteraan petani, dan mengayomi masyarakat Wonosobo secara
keseluruhan.
Bentuk partisipasi masyarakat lainnya berkaitan dengan kampanye dan
pemberian suara pada saat hari H (pencoblosan). Kampanye adalah upaya
untuk memperkenalkan suatu produk kepada konsumen (pemilih) agar mereka
mau membeli produk tersebut berdasarkan informasi – informasi yang mereka
terima. Kampanye juga dilihat sebagai usaha untuk mengepung lawan dengan
taktik dan strategi yang tepat, sistematis dan terencana. Kampanye yang
dilakukan Paslon atau tim sukses di desa Wonokampir tidak begitu semarak,
hanya Paslon atau tim sukses UMARO dan IMAM saja yang mengadakan
kampanye secara terbuka di desa tersebut. Sedangkan tim sukses Paslon lain
tidak mengadakan kampanye secara seara terbuka. Masyarakat desa
Wonokampir terutama yang berusia muda mereka kebanyakan mengikuti
kampanye Paslon dukungan mereka dengan antusias. Kampanye yang
diadakan secara serempak pada hari kamis tanggal 15 Juli 2010 pukul 14.00
sampai selesai berupa kegiatan pawai kendaraan hias masing-masing Paslon
dan tim sukses dengan melibatkan sebanyak-banyaknya delapan kendaraan
roda empat yang diikuti oleh KPUD, Panwas, dan Desk Pilkada, serta
masyarakat Wonosobo dimana masyarakat desa Wonokampir juga banyak
yang mengikuti acara tersebut sebagai bentuk dukungan mereka terhadap
Paslon mereka.
Berkaitan dengan kampanye guna mempengaruhi suara pemilih,
pemberian suara masyarakat desa Wonokampir banyak yang dipengaruhi oleh
69
cara-cara yang dilakukan oleh Paslon atau tim sukses dalam mempengaruhi
suara pemilih seperti diskusi politik, kampanye maupun bagi-bagi barang
bantuan. Sehingga cara-cara tersebut menyebabkan masyarakat memilih atau
tidak memilih Paslon tersebut. Proses pemungutan suara yang dilakukan di
desa Wonokampir berjalan dengan cukup baik. Sehingga tidak ada kerusuhan
dalam proses Pilkada selanjutnya.
4.2 Hasil Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2010
Pemilahan Kepala Daerah kabupaten Wonosobo yang berlangsung pada
bulan Juli tahun 2010 pada akhirnya menghasilkan perolehan suara bagi
masing-masing pasangan calon.
Berdasarkan keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Wonosobo
Nomor 021/ KPU-KAB-021.329430 / Tahun 2010 Tentang Penetapan
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2010, maka perolehan
suara dan prosentase pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Kabupaten Wonosobo Tahun 2010 adalah sebagai berikut:
1. Sumardiyo-Drs. H. Muchson, MM (SAMSON) memperoleh suara sah
10.236 suara (2,48%).
2. Drs.H. Trisnu Cundoko Mulyo, MSi dan H. Achmad Maulana Fanani, ST
(IMAM) memperoleh suara sah 93.691 suara (22,72%).
3. Drs. H. Abdul Kholiq Arif, MSi dan dra. Hj. Maya Rosida, MM
(UMARO) memperoleh suara sah 211.698 suara (51,34%).
70
4. Drs. H. Muntohar, MM dan Kholik Idris, SE (MUKHLIS) memperoleh
suara sah 24.294 suara (5,89%).
5. Azis Subekti, ST. MT dan H. Afif Nurhidayat, Sag (AAF) memperoleh
suara sah 72.457 suara (17,57 %).
Hasil sebagaimana tertera diatas memberikan gambaran menarik jika
ditempatkan dalam konteks penggunaan hak suara serta pemetaan dukungan
masyarakat terhadap Paslon.
4.2.1 Tingkat Penggunaan Hak Suara Masyarakat Desa Wonokampir
Tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihan Kepala Daerah dapat
dilihat dari seberapa banyak porsi warga yang berhak memilih mengunakan
hak suaranya. Pada Pilkada langsung kabupaten Wonosobo tahun 2010 desa
Wonokampir terdapat DPT (Daftar Pemilih Tetap) dengan jumlah tiga ribu
dua puluh enam pemilih pemilih dengan rincian sebagai berikut:
Table 4.2
Jumlah DPT Desa Wonokampir pada Pemilihan Umum Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2010
Kecamatan : Watumalang
Sumber: KPUD Wonosobo
Nama Desa
Kelurahan
Jumlah
TPS
Jumlah Pemilih
Dalam DPT
Jumlah Pemilih dalam
DPT yang Mengunakan
Hak Pilih
Jumlah Surat
Suara
Lk Pr Jum
lah Lk Pr
Jum
lah % sah
Tidak
sah
Jum
lah
Wonokam
pir 7 1580 1446 3026 1072 1144 2216 73,23 2077 139 2216
71
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa desa Wonokampir memiliki jumlah
DPT yang cukup tinggi, dari enam belas kelurahan di kecamatan Watumalang,
desa Wonokampir menduduki urutan kelima dengan Dafta Pemilih Tetap
terbanyak dibawah desa Binangun pada peringkat pertama dengan 5.759 DPT,
desa Kuripan pada urutan kedua dengan 3.288 DPT, desa Gondang pada
urutan ketiga dengan 3.286 DPT, dan desa Kerinjiing pada urutran keempat.
Penggunaan hak suara pada hari pencoblosan juga cukup tinggi karena
mencapai 73,23 % dari 3.026 jumlah DPT namun jumlah hak pilih yang tidak
digunakan mencapai 26,77% di bandingkan dengan desa Binangun dengan
jumlah DPT yang begitu besar pemilih yang menggunakan hak pilihnya hanya
71, 99 % dan desa Gondang dengan jumlah DPT 3.286 DPT hanya 72,67%
pemilih yang menggunakan hak pilihnya. Kecamatan Watumalang sendiri
jumlah pemilih yang terdaftar dalam DPT yaitu 40.818 pemilih dan yang
menggunakan hak pilihnya yaitu 74,89 % . Sedangkan di kabupaten
Wonosobo jumlah seluruh pemilih yaitu 624.996 dan penggunaan suara atau
masyarakat yang berpartisipasi pada saat hari pencoblosan yaitu 453.187 atau
72,56%.
Sehingga dengan demikian jumlah masyarakat yang berpartisipasi pada
saat hai H (pencoblosan) masih tinggi di desa Wonokampir dibandingkan
dengan keseluruhan penggunaan hak suara di Kabupaten Wonosobo.
72
4.2.2 Pemetaan Dukungan Masyarakat Desa Wonokampir terhadap
Pasangan Calon
Hak suara yang diberikan kepada masing-masing pasangan calon Bupati
dan Wakil Bupati oleh masyarakat Wonokampir merata pada semua calon,
dengan rincian sebagai berikut;
Table 4.3
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2010
Kecamatan: Watumalang
Nama Desa
Kelurahan
Prolehan Suara Pasangan Calon Bupatidan Wakil Bupati
No.
1 %
No.
2 % No.3 % No.4 %
No
.5
%
Wonokam
pir 62
2,99
% 419
20,1
7% 1071
51,5
6% 445
21,4
3% 80
3,8
5
%
Sumber : KPUD Wonosobo
Keterangan No.1 pasangan Sumardiyo dan Drs. H. Muchson, MM
(SAMSON).
No.2 pasangan Drs.H. Trisnu Cundoko Mulyo, MSi dan H.
Achmad Maulana Fanani, ST (IMAM).
No.3 pasangan Drs. H. Abdul Kholiq Arif, MSi dan dra. Hj.
Maya Rosida, MM (UMARO).
No.4 pasangan Drs. H. Muntohar, MM dan Kholik Idris, SE
(MUKHLIS).
No.5 pasangan Azis Subekti, ST. MT dan H. Afif Nurhidayat,
Sag (AAF).
73
Dapat dilihat dari data diatas bahwa masyarakat desa Wonokampir dalam
menggunakan hak suaranya merata kepada semua calon,karena dari semua
calon tidak ada calon yang tidak mendapatkan suara. Namun demikian suara
terbanyak ada pada pasangan UMARO dengan memperoleh seribu tujuh
puluh satu suara, disusul pasangan calon MUKHLIS dengan memperoleh
empat ratus empat puluh lima suara. Sedangkan untuk urutan ketiga, keempat
dan kelima di tempati oleh Paslon IMAM, AAF dan SAMSON masing masing
memperoleh suara empat ratus sembilan belas suara, delapan puluh suara, dan
enam puluh dua suara.
Dukungan dan pemberian suara yang diberikan masyarakat desa
Wonokampir begitu besar terhadap pasangan UMARO, hal ini tidakk terlepas
dari upaya yang dilakukan oleh Paslon ataupun tim sukses UMARO untuk
merebut simpati dan dukungan dari masyarakat. Diketahui bahwa masyarakat
desa Wonokampir berbasis Nahdliyin dan Ahmadiyah, sedangkan dalam masa
kepemimpinannya menjadi Bupati Wonosobo periode 2005-2010 Kholiq Arif
yang juga petinggi Partai Kebangkitan Bangsa dan petinggi Nahdlatul Ulama
bahkan dia adalah murid Kyai H.Muntaha (Tokoh NU dan Pendiri UNSIQ
Wonosobo), sering mengadakan dan mengikuti kegiatan berkaitan dengan
keberadaan Ahmadiyah. Diantaranya yaitu menjadi nara sumber diskusi
tentang Ahmadiyah di Universitas Sains Al Qur’an (UNSIQ), mnghadiri
Kajian ataupun harlah Ahmadiyah, memberikan ijin pendirian gedung-gedung
Ahmadiyah, dan kegiatan lainnya yang intinya ia mendukung dan
membenarkan keberadaan Ahmadiyah walaupun Dia orang NU. Tim
74
suksesnya juga begitu gigih dalam menjaring dukungan di wilayah grass root,
bahkan beberapa kali datang ke desa Wonokampir tepatnya ke dusun
Gedangsari.
Sehingga, apabila masyarakat desa Wonokampir memberikan dukungan
yang tinggi terhadap Paslon UMARO, hal tersebut tentunya tidak lepas dari
sosok Kholiq Arif dan segala bentuk kegiatannya dalam memperoleh
dukungan dari setiap kalangan maupun aliran masyarakat Wonokampir.
Sedangkan untuk Paslon lawan beratnya di desa Wonokampir yaitu pasangan
MUKHLIS dukungan masyarakat terhadapnya tidak begitu tinggi. Hal ini
terkait dengan kiat-kiat Paslon da tim sukses MUKHLIS dalam mencari
dukungan masyarakat terhadapnya.
4.3 Pandangan Responden Terhadap Beberapa Aspek Pilkada
Untuk mencari data dalam penulisan skripsi ini, disebarkanlah angket
kepada 100 (seratus) responden yaitu masyarakat desa Wonokampir yang
terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Setelah angket diisi oleh
responden sesuai dengan petunjuk kemudian angket dikumpulkan kembali
untuk diperiksa kembali dan diolah. Pemeriksaan lembar angket dilakukan
secara cermat dan teliti untuk kemudian diolah dengan membuat diagram.
Pembuatan diagram ini untuk memperkuat data dengan menggunakan
prosentase untuk melihat perbandingan besar kecilnya jawaban responden
(frekuensi) yang diperolehdengan data yang diperoeh dengan instrumen
laiinya. Penafsiran data dilakukan dengan menghubungkan data yang satu
dengan data yang lainnya, karena jawaban masing-masing responden pada
setiap item ada yang
jawaban yang diperole
Bagian ini aka
beberapa aspek Pilkad
1. Pengetahuan respo
tentang Pilkada
Diagram
Data diagram
mengenai undang
mengetahui, 4% m
mengetahui. Sehin
tidak mengetahui p
75%
75
a yang tidak sama, maka untuk menghitung besar
iperoleh menggunakan prosentase.
i akan mendeskripsikan pandangan responden
Pilkada, sebagai berikut:
responden perihal UU No.32 Tahun 2004 yang
ram 4.1 : Pengetahuan masyarakat tentang Und
undang yang mengatur Pilkada
iagram 17 menunjukkan bahwa pengetahuan m
dang-undang yang mengatur tentang Pilkada yaitu 1
4% mengetahui, 20% kurang mengetahui, dan 75
Sehingga lebih dari separuhnya masyarakat desa Wo
tahui perihal undang-undang yang mengatur tentang P
1% 4%
20%
75%
Sangat mengetah
Mengetahui
Kurang mengetah
Tidak Mengetahu
besar kecilnya
nden terhadap
yang mengatur
Undang-
an masyarakat
aitu 1% sangat
dan 75% tidak
sa Wonokampir
tang Pilkada.
tahui
tahui
ahui
2. Pemahan responde
Diagram
Data pada
menunjukkan bahw
Pilkada masing –
kurang mengetahu
dapat dikatakan ba
mengetahui tentang
3. Pengetahuan Respo
Diagram
76
ponden terhadap Pilkada
gram 4.2 : Pemahaman masyarakat tentang Pemilihan
Kepala Daerah
ada diagram pemahaman masyarakat tentang
n bahwa pemahaman masyarakat desa Wonokampi
–masing 4% sangat mengetahui, 79% mengeta
etahui dan 1% tidak mengetahui. Sehingga dengan
an bahwa sebagian besar masyarakat desa Wonokam
tentang Pilkada.
Responden tentang arti Pilkada
iagram 4.3 : Pengetahuan masyarakat tentang arti Pilk
4%
79%
16%
1%
Sangat mengeta
Mengetahui
Kurang Mengeta
Tidak Mengetah
0%0%
100%
0%Pemilihan Kepala RT
Pemilihan Kepala D
Pemilihan Kepala
Daerah
Pemilihan Presiden
Wakil Presiden
ilihan
ntang Pilkada
kampir tentang
ngetahui, 16%
ngan demikian
okampir cukup
rti Pilkada
getahui
getahui
tahui
la RT
la Desa
den dan
Dari diagram
bahwa pemahaman
0% untuk pemili
pemilihan kepala d
Sehingga dengan
mengatahui bahwa
4. Keikutsertaan resp
2010
Diagram 4
Data diagram
masyarakat desa W
kurang mengikuti,
dapat diketahui
Wonokampir meng
35%
77
gram pengetahuan masyarakat tentang Pilkada men
haman masyarakat desa Wonokampir tentang arti Pilk
pemilihan kepala RT, 0% pemilihan kepala des
pala daerah, dan 0% pemilihan Presiden dan Wakil
ngan demikian seluruh masyarakat desa Wonokam
bahwa Pilkada itu Pemilihan Kepala Daerah.
n responden pada saat kampanye paslon peserta Pilka
ram 4.4 : Keikutsertaan masyarakat saat kampany
peserta Pilkada tahun 2010
iagram diatas menunjukkan bahwa pada saat k
esa Wonokampir 6% sangat mengikuti, 42% mengik
ikuti, dan 17% tidak mengikuti. Jadi dari keterangan
ahui bahwa kurang dari setengahnya, masyara
r mengikuti kampanye Pilkada tahun 2010.
6%
42%
17%
Sangat meng
Mengikuti
Kurang Meng
Tidak Mengik
a menunjukkan
rti Pilkada yaitu
a desa, 100%
akil Presiden.
nokampir telah
a Pilkada tahun
mpanye paslon
aat kampanye
engikuti, 35%
rangan tersebut
asyarakat desa
engikuti
engikuti
ngikuti
5. Keaktifan responde
Diagram 4.
Dari diagram
Wonokampir sang
berperan aktif, 49%
Jadi masyarakat
berperan aktif dala
6. Hambatan yang dia
Diagram 4
49%
78
sponden pada Pilkada tahun 2010
ram 4.5 : Peran masyarakat dalam Pilkada tahun 2010
agram di atas menunjukkan bahwa 2% masyara
r sangat berperan aktif dalam Pilkada tahun 20
if, 49% kurang berperan aktif, dan 4% tidak berpe
rakat desa Wonokampir kurang dari setengahny
if dalam Pilkada tahun 2010.
ng dialami responden pada pelaksanaan Pilkada tahun
ram 4.6 : Hambatan yang dialami masyarakat pada Pi
tahun 2010
2%
45%
4%
Sangat berperan ak
Berperan aktif
Kurang berperan ak
Tidak Berperan Akt
1% 4%
8%
87%
Banyak mengalam
hambatan
Mengalami Hamb
Sedikit hambatan
Tidak mengalami
hambatan
n 2010
rakat desa
n 2010, 45%
berperan aktif.
gahnya sangat
a tahun 2010
ada Pilkada
n aktif
n aktif
Aktif
lami
mbatan
tan
mi
16%
Dari diagram
masyarakat desa
mengalami hamba
hambatan. Sehingg
desa Wonokampir
tahun 2010.
7. Pasangan calon yan
Diagram 4
Dari diagram
Wonokampir 1%
mengunggulkan I
Kholiq-Maya, 1
mengunggulkan A
79
1%
7%
71%
6%5%
(No.1) Sumardiyo
Muchson, MM
(No.2) Drs. H .Tri
Cundoko Mulyo, M
Achmad Maulana
(No.3) Drs. H. Ab
Arif, Msi dan Dra.
Rosida, MM
(No.4) Drs. H.
Muntohar, MM da
Idris, SE
(No.5) Azis Subek
dan H. Afif Nurhid
gram di atas menunjukkan bahwa pada pelaksanaan
desa Wonokampir 1% banyak mengalami hamba
hambatan, 8% sedikit hambatan, dan 87% tidak m
ehingga dari keterangan tersebut sebagian besar m
ampir tidak mengalami hambatan ketika pelaksanaan
lon yang diunggulkan responden pada Pilkada tahun 2
ram 4.7 : Paslon yang diunggulkan masyarakat pada P
tahun 2010
iagram diatas menunjukkan bahwa masyarak
r 1% mengunggulkan pasangan Sumardiyo-Much
kan Icuk (Trisnu Cundoko)-Fanani, 71% mengu
a, 16% mengunggulkan Muntohar-Idris, d
kan AFF (Azis-Afif). Dari keterangan tersebut le
ardiyo dan Drs. H.
H .Trisnu
ulyo, Msi dan H.
ulana Fanani, ST
H. Abdul Kholiq
n Dra. Hj. Maya
M dan Kholik
Subekti, ST.MT
Nurhidayat, Sag
sanaan Pilkada
hambatan, 4%
dak mengalami
sar masyarakat
sanaan Pilkada
hun 2010
pada Pilkada
syarakat desa
Muchson, 7%
engunggulkan
s, dan 5%
but lebih dari
setengah masyarak
Maya.
8. Alasan responden
peserta Pilkada tah
Diagram 4.8 :
Data diagram
para calon yaitu 47
sosok calon terseb
ikut-ikutan. Berda
masyarakat desa W
tersebut karena k
sosoknya, sedangk
calon tersebut.
42%
3%
80
syarakat desa Wonokampir mengunggulkan pasangan
onden memilih pasangan calon Bupati dan Wak
ada tahun 2010
4.8 : Alasan masyarakat memilih paslon peserta Pilk
gram diatas menunjukkan bahwa alasan masyarakat
aitu 47% karena kewajiban sebagai warga negara, 42
tersebut, 3% memilih karena program kerjanya, 8%
Berdasarkan keterangan tersebut kurang dari set
desa Wonokampir berpendapat bahwa mereka memi
ena kewajiban sebagai warga negara dan memili
dangkan pendapat paling sedikit yaitu karena progr
47%
8%Karena kewajiba
sebagai warga ne
Karena sosoknya
Karena program
kerjanya
Karena ikut-ikuta
sangan Kholiq-
Wakil Bupati
ta Pilkada
arakat memilih
ra, 42% karena
ya, 8% karena
ri setengahnya
memilih calon
emilih karena
program kerja
jiban
a negara
knya
ram
ikutan
9. Menang atau tidak
diunggulkan respon
Diagram 4.9 :
Dari diagram d
desa Wonokampir
1% mungkin, dan
setengah masyarak
mereka unggulkan
10. Keikutsertaan resp
Diagram
52%
81
tidaknnya pasangan calon peserta Pilkada tahun 2
responden
4.9 : Hasil akhir dari anggapan masyarakat terhadap
atau tidaknya calon yang mereka unggul
Pilkada tahun 2010
gram diatas terlihat bahwa calon yang diunggulkan m
ampir 70% menang dalam Pilkada 2010, 29% tidak
, dan 0% tidak tahu. Sehingga dengan demikian l
syarakat desa Wonokampir berpendapat bahwa ca
ulkan di Pilkada 2010 terpilih seperti yang mereka ha
an responden pada saat persiapan Pilkada tahun 2010
ram 4.10 : Keikutsertaan masyarakat pada saat
persiapan penyelenggaraan Pilkada
70%
29%
1% 0%
Ya
Tida
Mun
Tida
2%
31%
52%
15%
Sangat meng
Mengikuti
Kurang men
Tidak mengi
hun 2010 yang
rhadap menang
nggulkan pada
kan masyarakat
tidak menang,
kian lebih dari
wa calon yang
eka harapkan.
2010
saat
Tidak
Mungkin
Tidak Tahu
engikuti
engikuti
ngikuti
Data diagram
Wonokampir 2%
mengikuti, 52% k
dari setengah mas
kampanye tersebut
11. Dorongan respond
Pilkada tahun 2010
Diagram 4.11
Data diagram
dorongan diri send
8% dorongan pem
Wonokampir sebag
pilkada 2010 karen
8%
0%
82
iagram diatas menunjukkan bahwa masyarak
r 2% sangat mengikuti pada saat persiapan Pilka
2% kurang mengikuti, 15% tidak mengikuti. Sehin
h masyarakat desa Wonokampir kurang mengikuti
rsebut.
sponden ketika memilih calon Bupati dan Wakil Bu
n 2010
4.11 : Dorongan masyarakat ketika memilih pa
peserta Pilkada tahun 2010
gram diatas terlihat bahwa 84% masyarakat memil
ri sendiri, 8% dorongan keluarga, 0% dorongan tetan
n pemerintah. Sehingga dengan demikian masyara
r sebagian besar memilih calon Bupati dan Wakil Bu
karena dorongan sendiri.
84%
8%
0%
8%
Dorongan diri sen
Dorongan keluarg
Dorongan Tetang
Dorongan pemeri
syarakat desa
Pilkada, 31%
Sehingga lebih
gikuti kegiatan
kil Bupati pada
ilih paslon
memilih karena
n tetangga, dan
asyarakat desa
kil Bupati pada
i sendiri
uarga
angga
merintah
12. Keikutsertaan resp
Pilkada 2010
Diagram 4.12 :
Data diagram
masyarakat sangat
1% tidak mengiku
mengikuti pelaksan
13. keinginan sendiri
dan Wakil Bupati p
Diagram 4.1
83
n responden saat pelaksanaan hari H (pencoblos
4.12 : Keikutsertaan masyarakat saat pelaksanaan pen
gram diatas menunjukkan bahwa pada saat pencoblo
sangat mengikuti, 88% mengikuti, 0% kurang meng
engikuti. Jadi sebagian besar masyarakat desa Wo
laksanaan pada hari H (saat Pencoblosan).
ndiri atau tidaknya responden dalam memilih calo
upati pada Pilkada 2010
am 4.13 : Dorongan sindiri atau tidaknya responden
memilih.
11%
88%
0% 1%
Sangat mengiku
Mengikuti
Kurang mengik
Tidak mengikut
95%
5%
0%0%
Ya
Tidak
Mungkin
Tidak ta
coblosan) pada
n pencoblosan
ncoblosan 11%
mengikuti,dan
a Wonokampir
ih calon Bupati
nden dalam
gikuti
ngikuti
ikuti
gkin
k tahu
Data diagram
calon Bupati dan W
0% mungkin, dan
memilih karena ke
14. Ada atau tidaknya
Wakil Bupati pada
Diagram 4
Data diagram
masyarakat 0% da
yang tidak memili
dan 82% tidak a
Wonokampir pad
keluarga di masya
Wakil Bupati.
82%
84
agram diatas menunjukkan bahwa masyarakat 95%
i dan Wakil Bupati berdasarkan keinginan sendiri, 5
n, dan 0% tidak tahu. Sehingga sebagian besar m
na keinginan sendiri.
aknya keluarga responden yang tidak memilih Bu
i pada Pilkada tahun 2010
ram 4.14: Ada atau tidaknya keluarga responden y
memilih dalam Pilkada tahun 2010
gram di atas menunjukkan bahwa di keluarga masin
0% dari anggota keluarga yang tidak memilih, 1% d
emilih dalam keluarga, 17% satu orang yang tidak
dak ada dari masing-masing keluarga di masyara
r pada Pilkada tahun2010. Jadi sebagian besar
masyarakat yang terdaftar dalam DPT memilih Bu
0% 1%
17%
82%
Semua tidak mem
Ada dua orang ya
tidak memilih
Ada satu orang ya
tidak memilih
Tidak ada
t 95% memilih
diri, 5% tidak,
sar masyarakat
ilih Bupati dan
den yang tidak
masing-masing
, 1% dua orang
tidak memilih,
asyarakat desa
besar anggota
lih Bupati dan
emilih
g yang
g yang
15. (Lihat No.14) fakt
tidak memilih.
Diagram 4
Data diagram
memilih yaitu 0%
pemilihan jauh, 1
menjawab karena (
terdaftar dalam D
sebagian kecil mas
16. Tanggapan respon
langsung
85
) faktor penyebab jika dalam keluarga responden
ram 4.15: Faktor penyebab jika dalam keluarga respo
yang tidak memilih
agram diatas menunjukkan bahwa alasan masyara
tu 0% tidak menyukai pasangan calon, 1% dikarenak
uh, 12% karena sibuk, 0% karena malas, dan 87
arena (mengacu pada No.14) dalam anggota keluarga
lam DPT tidak ada yang tidak memilih. Sehingg
il masyarakat yang tidak memilih dikarenakan sibuk.
responden dengan adanya pemilihan Kepala Daera
0%1%
12%
0%
87%
Tidak menyukai
pasangan calon
Lokasi pemilihan
Karena sibuk
Malas saja
Tidak menjawab
nden ada yang
responden ada
asyarakat tidak
arenakan lokasi
dan 87% tidak
luarganya yang
ehingga hanya
ibuk.
Daerah secara
kai
on
han jauh
ab
Diagram 4
Data diagram
dengan adanya Pi
setuju,0% kurang
masyarakat desa
langsung.
17. Tanggapan respon
demokrasi
Diagram 4
69%
86
ram 4.16: Tanggapan tanggapan masyarakat terhada
secara langsung
agram diatas menunjukkan bahwa masyarakat yan
ya Pilkada secara langsung yaitu 9% sangat setu
urang setuju, dan 0% tidak setuju. Jadi sebagi
desa Wonokampir setuju dengan adanya Pilkad
responden akan perlunya Pilkada secara langsun
ram 4.17: Tanggapan masyarakat tentang Pilkada lang
era demokrasi
9%
91%
0% 0%
Sangat s
Setuju
Kurang s
Tidak set
30%
1% 0%
Sanga
Perlu
Kuran
Tidak
rhadap Pilkada
at yang setuju
at setuju, 91%
sebagian besar
Pilkada secara
ngsung di era
da langsung di
at setuju
ng setuju
k setuju
ngat perlu
rlu
rang Perlu
dak Perlu
Data diagram
menyatakan akan p
sangat perlu, 69%
Jadi masyarakat d
adanya Pilkada sec
18. Sesuai atau tidakny
tahun 2010
Diagram 4
Data diagram
sesuai dengan ha
sesuai, dan 18% tid
data tersebut Pilka
separuh masyaraka
pada berjalannya p
pasangan calon pes
19. Pengaruh penyele
politik responden
12%
87
iagram diatas menunjukkan bahwa masyarak
akan perlunya Pilkada secara langsung yaitu 30% me
, 69% menyatakan perlu, 1% kurang perlu, dan 0% tid
akat desa Wonokampir lebih dari setangahnya meng
da secara langsung di era demokrasi.
tidaknya responden dengan penyelenggaraan dan hasi
ram 4.18: Tanggapan masyarakat dengan hasil Pilkad
2010.
gram diatas menunjukkan bahwa Pilakada 2010 14
an harapan masyarakat, 56% sesuai harapan, 12%
8% tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Jadi ber
t Pilkada Wonosobo di desa Wonokampir menurut l
yarakat sudah sesuai dengan harapan. Kesesuaian i
nnya proses Pilkada dan hasil perolehan suara masin
on peserta Pilkada.
enyelenggaraan Pilkada tahun 2010 terhadap pen
nden
14%
56%
18%
Sangat Sesu
Sesuai
Kurang Sesu
Tidak sesua
syarakat yang
% menyatakan
0% tidak perlu.
menginginkan
n hasil Pilkada
Pilkada tahun
10 14% sangat
, 12% kurang
adi berdasarkan
urut lebih dari
n ini tertuju
masing-masing
p pengatahuan
esuai
Sesuai
suai
59%
Diagram 4
Data diagram
terhadap pengetah
sangat baik, 70%
dari setengah mas
baik tentang penge
di Wonosobo tahun
20. Tanggapan respon
secara langsung pa
Diagram 4
88
40%
1% 0%
Sangat perlu
Perlu
Kurang perlu
Tidak perlu
ram 4.19: Pengaruh Pilkada tahun 2010 terhadap pe
politik masyarakat
agram di atas menunjukkan bahwa pengaruh Pilka
getahuan politik pada masyarakat di desa Wonokam
70% baik, 13% kurang baik, 1% tidak baik. Sehin
h masyarakat desa Wonokampir mendapatkan penga
pengetahuan politik mereka pada saat Pilkada secara
tahun 2010.
responden tentang perlu tidaknya diadakan kembal
ng pada Pilkada yang akan datang
ram 4.20 : Tanggapan masyarakat tentang perlu
diadakan kembali Pilkada secara langs
Pilkada yang akan datang
16%
70%
13%
1%
Sangat ba
Baik
Kurang ba
Tidak baik
rlu
ap pengetahuan
Pilkada 2010
nokampir 16%
Sehingga lebih
pengaruh yang
secara langsung
embali Pilkada
perlu tidaknya
langsung pada
t baik
g baik
baik
89
Data diagram di atas menunjukkan bahwa 40% masyarakat
menyatakan sangat perlu diadakan kembali Pilkada secara langsung pada
Pilkada yang akan datang, 59% menyatakan perlu, 1% menyatakan kurang
perlu, dan 0% menyatakan tidak perlu. Jadi lebih dari setengah masyarakat
desa Wonokampir menginginkan adanya Pilkada langsung pada Pilkada
yang akan datang.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
4.4.1 Pemahaman Masyarakat Mengenai Pemilihan Kepala Daerah
Pemahaman masyarakat desa Wonokampir mengenai Pilkada
sudah tinggi. Hal ini terbukti dari data yang diperoleh seperti pada diagram
4.2 tentang pemahaman masyarakat akan Pilkada bahwa sebagian besar
masyarakat desa Wonokampir mengetahui tentang Pilkada. Demikian pula
dengan pengetahuan masyarakat tentang arti Pilkada, dimana seluruh
masyarakat mengetahui akan arti dari Pilkada serta jika dilihat dari data-
data lain berkaitan dengan pemahaman masyarakat tentang Pilkada.
Sebagian besar masyarakat desa Wonokampir memang belum
banyak yang mengetahui perihal Undang-undang yang mengatur tentang
pemerintahan daerah yang didalamnya memuat tentang pemilihan Kepala
Daerah, seperti yang ditunjukkan pada diagram 4.1. Masyarakat yang
cenderung seperti ini, menunjukkan bahwa mereka paham akan kebijakan
pemerintah. Paham bukan dalam bentuk administrasinya tetapi mereka
paham dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang secara nyata terjadi
dan dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Kebudayaan politik mereka
90
cukup tinggi dengan pemahaman yang mereka miliki, seperti halnya
mereka mengetahui bahwa Pilkada langsung itu lebih baik dari pada
Pilkada yang tidak langsung dipilih oleh rakyat. Seperti pada data yang
ditunjukkan dari hasil penelitian mengenai perlunya Pilkada secara
langsung di era demokrasi (Diagram 4.17).
Kebudayaan politik masyarakat desa Wonokampir dengan
pemahaman mereka menunjukkan bahwa kebudayaan politik mereka
cenderung pada kebudayaan politik subyek. Hal ini tidak berarti mereka
tidak memiliki kebudayaan politik lainnya, karena tidak serta merta suatu
kebudayaan politik yang ada menghapus kebudayaan politik lainya.
Dengan demikian walaupun mereka hanya memiliki orientasi pada
kebudayaan politik subyek tetapi masyarakat desa Wonokampir memilki
tingkat pemahaman yang cukup tinggi.
4.4.2 Partisipasi Masyarakat pada Saat Kampanye
Tingkat partisipasi politik masyarakat pada saat kampanye
pasangan calon Pemilihan Kepala Daeerah berada pada kisaran yang
cukup tinggi. Dari data yang ada, masyarakat desa Wonokampir yang
terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) yaitu 3.026 orang, 1.580 laki-
laki dan 1.446 perempuan. Masing-masing anggota masyarakat memiliki
Paslon yang diunggulkan dalam Pilkada. Namun tidak semua orang yang
terdaftar dalam DPT mengikuti kegiatan kampanye tersebut. Hal ini dapat
dilhat dari diagram 4.8 yang menunjukkan bahwa pada saat kampanye
hampir setengahnya masyarakat desa Wonokampir yang mengikuti
91
kampanye. Sehingga jika dilihat dari data tersebut partisipasi masyarakat
desa Wonokampir pada saat kampanye Pilkada cukup tinggi Karena
kemungkinan-kemungkinan lain mengenai tingkat partisipasi masyarakat
pada saat kampanye Pilkada juga akan muncul apabila tidak hanya
pasangan Kholiq-Maya yang terjun langsung menemui masyarakat desa
Wonokampir. Artinya bahwa jika paslon lain juga mengadakan kegiatan
kampanye di desa Wonokampir atau diwilayah tersebut, maka besar
kemungkinan masyarakat lain yang mendukung paslon lain selain
pasangan UMARO akan mengikuti kegiatan kampanye yang diadakan
oleh tim kampanye masing-masing paslon, karena kampanye yang
dimaksud adalah kampanye langsung yaitu terjadinya komunikasi politik
secara tatap muka antara konsituen dengan paslon peserta Pilkada.
Jadi masyarakat desa Wonokampir sebenarnya memiliki tingkat
partisipasi yang tinggi pada saat pelaksanaan kampanye, karena dari
masyarakat yang mengikuti kampanye dan yang tidak mengikuti, itu lebih
besar masyarakat yang mengikuti kegiatan kampanye. Walaupun sebagian
besar masyarakat yang mengikuti kampanye adalah mereka yang masih
muda dan para pemilih produktif.
Tingkat partisipasi politik masyarakat desa Wonokampir pada saat
kampanye yang cukup tinggi ini menunjukkan bahwa kebudayaan politik
masyarakat pada titik ini berorientasi pada kebudayaan politik partisipan.
Kecenderungan ini berdasarkan fakta yang ada di masyarakat, bahwa
masyarakat desa Wonokampir tidak hanya berarientasi politik secara
92
kognitif, tetapi mereka mampu berorientasi politik secara afektif, karena
orientasi politik afektif ini merujuk pada perasaan terhadap sistem politik ,
peranannya, para aktor dan penampilannya (Almond & Verba, 1984). Oleh
sebab itu arah menuju kebudayaan politik yang lebih baik sebenarnya ada
pada masyarakat desa Wonokampir.
4.4.3 Partisipasi Masyaraakat pada saat Hari H (Pencoblosan)
Pelaksanaan hari H (pencoblosan) di desa Wonokampir pada saat
Pilkada tidak mengalami hambatan. Sebagian masyarakat bisa
melaksanakan hari pemungutan suara dengan baik. Tingkat partisipasi
masyarakat juga tinggi, hal ini bisa dilihat dari diagram 4.12 mennjukkan
bahwa hampir seluruh masyarakat desa Wonokampir berpartisipasi dihari
pemungutan suara. Data ini mengambarkan bahwa masyarakat sangat
berantusias ketika pelaksanaan pencoblosan berlangsung. Kemudian dari
seluruh Daftar Pemilih Tetap hampir semua masyarakat menggunakan hak
suaranya pada saat pencoblosan. Apabila dibandingkan dengan daerah yang
lain, dimana tingkat Golput (Golongan Putih) lebih tinggi dari pada tingkat
penggunaan hak suara pada saat pencoblosan, maka masyarakat desa
Wonokampir lebih tinggi tingkat partisipasi politiknya ketika pelaksanaan
hari H. Hal ini juga bisa dilihat dari tingkat penggunaan hak suara,
penggunaan hak suara masyarakat desa Wonokampir mencapai 73,23%
lebih tinggi daripada penggunaan hak suara di beberapa desa lainnya di
kecamatan Watumalang dan dengan penggunaan hak suara di kabupaten
Wonosobo sendiri yang hanya 72,56%.
93
Partisipasi masyarakat pada saat hari H ini sangat lah penting karena
hak suara yang dimiliki masyarakat merupakan penentu menang tidaknya
Paslon peserta Pilkada. Apabila ada Pilkada yang jumlah Golputnya lebih
tinggi dari pada jumlah suara yang diperoleh pemenang perserta Pilkada
maka hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat
sangatlah rendah terhadap Paslon yang menang tersebut. Namun hal ini
tidak terjadi di desa Wonokampir maupun di kabupaten Wonosobo.
Sehingga dengan demikian tingkat partisipasi politik masyarakat desa
Wonokampir sangat tinggi ketika pelaksanaan hari pencoblosan.
4.4.4 Faktor Penentu Pilihan Masyarakat terhadap Peserta Pemilihan
Kepala Daerah
Banyak faktor yang menentukan pilihan masyarakat terhadap Paslon
peserta Pilkada. Diantaranya yaitu bahwa mereka memandang Paslon
peserta Pilkada karena sosoknya yang baik, karena kewajiban mereka
sebagai warga Negara, karena mereka merasa bahwa program kerja Paslon
tersebut tepat untuk Wonosobo, dan dikarenakan hanya ikut-ikutan dan ada
juga yang menyatakan faktor lainya. Faktor lain tersebut yaitu alasan
bahwa calon incumbent lebih tepat untuk memimpin kembali daerah
Wonosobo. Namun demikian alasan terbesar masyarakat dalam memilih
yaitu karena faktor kewajibannya sebagi warga Negara dan memilih karena
melihat sosok dari Paslon peserta Pilkada tersebut.
Masyarakat desa Wonokampir yang sebagian besar adalah orang
Nahdliyin (NU) dan Ahmadiyah yang tersebar dimasing-masing desa,
94
merasa tidak ada Paslon yang akan mempengaruhi kegiatan keagamaan
mereka, justru dari kebanyakan calon ingin mengayominya. Namun untuk
hal mengayomi, pasangan UMARO telah membuktikannya lebih dahulu,
dimana Kholiq Arif sebagai Bupati dan maju kembali pada Pilkada tahun
2010 ini telah melakukan banyak kegiatan apalagi dengan jamaah
Ahmadiyah selama Ia menjabat sebagai Bupati. Kholiq Arif secara terang-
terangan telah membenarkan dan mengakui keberadaan Ahmadiyah
walaupun dirinya sendiri orang Nahdliyin.
Keberagaman ideologi Islam di desa Wonokampir tidak menghambat
jalannya Pilkada. Karena kebanyakan masyarakat desa Wonokampir
memilih karena dorongan diri sendiri, tidak ada pemimpin jamaah yang
menyatakan harus memilih salah satu Paslon atau tidak memilih salah
satunya. Sehingga faktor penentu pilihan masyarakat disini lebih besar
tertuju pada sosok pasangan calon peserta Pilkada. Maka dari hal itu calon
incumbent memperoleh dukungan yang terbesar dan memenangkan Pilkada
Wonosobo tahun 2010.
top related