bab iv hasil penelitian dan...
Post on 18-Mar-2019
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian yang telah peneliti
lakukan. Pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan
tindakan dan observasi dan tindakan, hasil tindakan, refleksi, analisis data,
penerapan pembelajaran GASING, dan pembahasan. Secara rinci diuraikan sebagai
berikut.
4.1 Deskripsi Siklus I
Pada deskripsi siklus I akan diuraikan mengenai tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan, dan refleksi. Kegiatan
pembelajaran pada siklus I dilaksanakan selama 3 pertemuan.
4.1.1 Rencana Tindakan
Rencana tindakan pada siklus I terdiri dari 3 perencanaan pertemuan
dengan rincian sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Setelah peneliti memperoleh data dari hasil observasi, maka peneliti
melakukan diskusi dengan guru kelas IV mengenai materi pembelajaran
matematika yang akan disajikan dengan pembelajaran GASING. Guru menentukan
standar kompetensi (SK) yakni 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan
masalah, dengan kompetensi dasar (KD) 6.4 menjumlahkan pecahan. Indikator
yang digunakan pada pertemuan pertama yakni menjumlahkan pecahan biasa
dengan penyebut yang sama, menunjukkan sikap kerjasama, teliti, dan percaya diri
serta menunjukan keaktifan dalam belajar. Setelah menentukan SK, KD, dan
indikator, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Peneliti
juga menyiapkan alat peraga yang menunjang proses pembelajaran yaitu berupa
kotak-kotak sterofoam dan juga lembar kerja siswa untuk setiap tim. Langkah-
langkah pembelajaran yang dirancang disesuaikan dengan pembelajaran GASING.
Untuk mengetahui penerapannya di kelas, yang dilakukan peneliti yakni
menyiapkan lembar observasi penerapan metode GASING. Dengan adanya lembar
54
observasi ini peneliti dapat mengamati lebih jelas kesesuaian tindakan yang
dilakukan di kelas dengan langkah – langkah yang seharusnya dilakukan. Di dalam
lembar observasi terdapat dua kolom pelaksanaan yang harus di isi yakni YA jika
tindakan yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan langkah
pembelajaran yang sesuai dengan model, serta TIDAK jika langkah tersebut tidak
diimplementasikan di dalam kelas. Peneliti juga menyiapkan lembar keaktifan
siswa yang terdiri dari 8 indikator keaktifan.
2) Pertemuan kedua
Rencana tindakan pada siklus I pertemuan kedua merupakan tindak lanjut
dari pertemuan pertama, indikator yang digunakan pada pertemuan ke dua adalah
menjumlahkan pecahan biasa dengan penyebut tidak sama, menunjukkan sikap
kerjasama, teliti, dan percaya diri, serta menunjukkan keaktifan dalam belajar.
Peneliti menyiapkan alat peraga yang menunjang pembelajaran seperti halnya pada
pertemuan pertama.
3) Pertemuan ketiga
Rencana tindakan pada pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dari
pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pertemuan ketiga indikator yang
digunakan pada pertemuan ke dua adalah menjumlahkan pecahan campuran,
menunjukkan sikap kerjasama, teliti, dan percaya diri, serta menunjukkan
keaktifan dalam belajar. Alat peraga yang digunakan hanya gambar
dmatematikapan tulis dikarenakan pembelajaran dilakukan secara singkat
mengingat keterbatasan waktu sebab akan dilaksanakan pula tes evaluasi. Pada
akhir siklus ini dilaksanakan tes evaluasi untuk mengukur tingkat penguasaan
siswa terhadap materi pada siklus I. Peneliti menyiapkan lembar soal tes yang
berisi 5 soal uraian.
4.1.2 Pelaksanaan Observasi dan Tindakan Siklus I
4.1.2.1 Pelaksanaan Observasi Siklus I
Pelaksanaan observasi dilakukan pada pertemuan pertama, pertemuan
kedua dan pertemuan ketiga. Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui
kesesuaian proses pembelajaran dengan lembar observasi yang mengacu pada
langkah-langkah penerapan pembelajaran GASING.
55
Observasi Siklus I meliputi observasi terhadap kegiatan guru dan kegiatan
siswa. Secara rinci hasil dari observasi terhadap kegiatan guru dan kegiatan siswa
dijelaskan sebagai berikut:
a) Observasi terhadap Kegiatan Guru
Observasi terhadap kegiatan guru dalam penerapan pembelajaran
GASING dilakukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hasil dari observasi
terhadap kegiatan guru siklus I dalam menerapkan pembelajaran GASING sudah
terlaksana dengan baik. Hasil rekapitulasi observasi kegiatan guru pada siklus 1
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 23
Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Guru dengan Penerapan Pembelajaran GASING
Siklus I No Aspek Indikator Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak
1. Pra
pembelajaran
Guru menyiapkan alat
dan bahan
√ - √ - √ -
2. Guru memeriksa
kesiapan siswa
√ - √ - √ -
3. Kegiatan
pendahuluan
Guru memberikan salam,
doa dan mengecek
kehadiran siswa
√ - √ - √ -
4. Guru melakukan
apersepsi terkait materi
yang telah lalu (dialog
sederhana)
√ - √ - √ -
5. Guru mengajak siswa
untuk berimajinasi
konsep pecahan dengan
kehidupan sehari-hari
(berimajinasi/berfantasi)
√ - √ - √ -
6. Guru memberikan
motivasi
- √ - √ - √
7. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran.
√ - √ - √ -
8. Kegiatan inti Guru mengajak siswa
untuk berimajinasi
konsep pecahan dalam
kehidupan sehari-hari
(berimajinasi/berfantasi)
√ - √ - √ -
9. Guru memberikan contoh
yang relevan terkait
penjumlahan
pecahan.(memberikan
contoh yang relevan)
√ - √ - √ -
56
No Aspek Indikator Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak
10. Guru membimbing siswa
untuk mengerjakan
dalam kelompok
kemudian memberikan
kesempatan untuk
mengerjakan didepan
kelas
√ - √ - √ -
11. Guru memberikan
penjelasan yang
mendalam tentang materi
yang
dipelajari.(menyajikan
materi secara mendalam)
√ - √ - √ -
12. Guru memberikan soal
yang lebih kompleks dan
dibahas bersama-sama.
(memberikan variasi
soal)
√ - √ - √ -
13. Guru membimbing siswa
untuk mengerjakan lalu
dibahas bersama-sama
√ - √ - √ -
14. Kegiatan
akhir
Guru membimbing siswa
untuk membuat
rangkuman
√ - √ - √ -
15. Guru mengajak siswa
untuk melakukan refleksi
√ - √ - √ -
16. Guru memberikan tindak
lanjut
√ - √ - √ -
17. Guru memberikan salam
penutup √ - √ - √ -
Total 16 1 16 1 16 1
Presentase 94,1 5,8 94,1 5,8 94,1 5,8
Hasil observasi kegiatan guru siklus I pertemuan I dalam menerapkan
pembelajaran GASING pada mata pelajaran matematika di kelas IV SDN 03
Babadan menunjukkan bahwa hasil observasi kegiatan guru terhadap pembelajaran
GASING pada siklus I pertemuan I dari 17 indikator pada kegiatan pembelajaran
dengan penerapan pembelajaran GASING, terdapat 1 indikator yang belum
terlaksana dengan baik dan perlu ditingkatkan oleh guru yaitu guru memberikan
motivasi. Berdasarkan lembar observasi tersebut, langkah – langkah kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan sintak mencapai 94,1% atau sebanyak 16
indikator dari 17 indikator sesuai dengan tindakan yang dilakukan di kelas.
Observer memberikan tanda (√) pada kolom Tidak dikarenakan pada kegiatan awal
guru belum memberikan motivasi.
57
Berdasarkan tabel 18 menunjukkan bahwa hasil observasi terhadap
kegiatan guru dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran
GASING sudah meningkat dibandingkan dengan kegiatan guru pada pertemuan
pertama. Hasil observasi kegiatan guru siklus I pertemuan kedua tidak mengalami
peningkatan dibandingkan kegiatan guru pada siklus I pertemuan pertama, dari 17
indikator 16 indikator sudah terlaksana. Sedangkan pada pertemuan ketiga dari 17
indikator telah terlaksana semua. Berdasarkan lembar observasi tersebut, langkah –
langkah kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintak mencapai 94,1% atau
sebanyak 1 indikator dari 16 indikator sesuai dengan tindakan yang dilakukan di
kelas. Guru sudah menyampaikan motivasi.
b) Observasi terhadap Kegiatan Siswa
Selain melakukan observasi terhadap kegiatan guru dalam penerapan
pembelajaran GASING, observer juga melakukan observasi terhadap kegiatan
siswa dalam penerapan pembelajaran GASING. Hasil observasi terhadap kegiatan
belajar siswa kelas IV SD N 03 Babadan pada kegiatan pembelajaran dengan
penerapan pembelajaran GASING siklus I dapat dilihat pada tabel 19 berikut ini:
Tabel 24
Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Siswa dengan Penerapan Pembelajaran GASING
Siklus I No Aspek Indikator Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak
1. Pra
pembelajaran
Siswa menyiapkan
peralatan pembelajaran
(buku dan alat tulis)
√ - √ - √ -
2. Siswa siap mengikuti
pembelajaran
√ - √ - √ -
3. Kegiatan
pendahuluan
Siswa menjawab dan
memperhatikan salam,
doa dan mpengecekan
kehadiran siswa.
√ - √ - √ -
4. Siswa merespon
apersepsi terkait materi
yang telah lalu (dialog
sederhana)
√ - √ - √ -
5. Siswa berimajinasi
konsep pecahan dengan
kehidupan sehari-hari
(berimajinasi/berfantasi)
√ - √ - √ -
6. Siswa merespon motivasi
yang diberikan guru
- √ - √ - √
58
No Aspek Indikator Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak
7. Siswa memperhatikan
tujuan pembelajaran
yang disampaikan guru
- √ √ - √ -
8. Kegiatan inti Siswa berimajinasi
konsep pecahan dalam
kehidupan sehari-hari
(berimajinasi/berfantasi)
√ - √ - √ -
9. Siswa menyimak dan
mengerjakan contoh
yang relevan terkait
penjumlahan pecahan
yang diberikan guru
dalam
kelompok.(memberikan
contoh yang relevan)
√ - √ - √ -
10. Siswa untuk
mengerjakan dalam
kelompok kemudian
mengerjakan didepan
kelas
√ - √ - √ -
11. Siswa mendengarkan
penjelasan guru tentang
materi yang
dipelajari.(menyajikan
materi secara
mendalam)
√ - √ - √ -
12. Siswa mengerjakan soal
yang lebih kompleks dan
dibahas bersama-
sama.(memberikan
variasi soal)
√ - √ - √ -
13. Kegiatan
akhir
Siswa dibimbing untuk
membuat rangkuman
√ - √ - √ -
14. Siswa melakukan
refleksi bersama guru
√ - √ - √ -
15. Siswa mengerjakan soal
evaluasi
√ - √ - √ -
16. Siswa melaksanakan
tindak lanjut
√ - √ - √ -
17. Siswa menjawab salam. √ - √ - √ -
Total 15 1 16 1 16 1
Presentase 88,2 11,8 94,1 5,8 94,1 5,8
Berdasarkan tabel 19 mengenai hasil observasi kegiatan siswa pada penerpaan
pembelajaran GASING siklus I pertemuan pertama dari 17 indikator, terdapat 2
indikator yang belum dilaksanakan dan perlu ditingkatkan oleh siswa yaitu
menanggapi motivasi yang diberika oleh guru. Berdasarkan lembar observasi
tersebut, langkah – langkah kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintak
mencapai 88,2% atau sebanyak 15 indikator dari 17 indikator sesuai dengan
59
tindakan yang dilakukan di kelas. Observer memberikan tanda (√) pada kolom
Tidak dikarenakan siswa belum merespon motivasi karena guru juga belum
memberikan stimulus serta tiga per empat bagian siswa secara keseluruhan belum
memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Berdasarkan tabel 19 mengenai hasil observasi kegiatan siswa siklus I
pertemuan kedua dari 17 indikator, terdapat 16 indikator yang sudah terlaksana 1
indikator yang belum terlaksana. Kegiatan siswa pada siklus I pertemuan kedua
sudah mengalami peningkatan dibandingkan siklus I pertemuan pertama.
Berdasarkan lembar observasi tersebut, langkah – langkah kegiatan pembelajaran
yang sesuai dengan sintak mencapai 94,1% atau sebanyak 16 indikator dari 17
indikator sesuai dengan tindakan yang dilakukan di kelas. Begitu juga dengan
pertemuan ketiga sebanyak 16 indikator dilaksanakan dari 17 indikator dengan
persentase 94,1%.
Kegiatan guru dalam penerapan pembelajaran GASING pada siklus I
pertemuan pertama sudah terlaksana dengan baik. Sedangkan untuk kegiatan siswa
dalam penerapan pembelajaran GASING perlu peningkatan karena dari 17
indikator, 2 indikator belum dilaksanakan oleh siswa. Kegiatan guru pada
pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan kedua belum mencapai indikator kinerja
namun sudah terlaksana dengan cukup baik. Kegiatan siswa pada pelaksanaan
tindakan siklus I pertemuan kedua juga sudah terlaksana dengan cukup baik.
Kegiatan pembelajaran dilanjutkan pada siklus kedua sebab indikator kinerja belum
tercapai 100%.
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan
dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2x35 menit atau 2 jam pelajaran.
Adapun pelaksanaan tindakan siklus I adalah:
1. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20 April
2016 dan terdiri dari 3 kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan akhir. Peneliti meminta bantuan observer yaitu guru kelas untuk
mengamati kegiatan guru, kegiatan siswa, dan keaktifan siswa dengan menerapkan
60
pembelajaran GASING pada mata pelajaran matematika. Materi yang digunakan
dalam pelaksanaan pembelajaran adalah pecahan (penjumlahan pecahan biasa
dengan penyebut sama). Pelaksanaan tindakan menggunakan langkah-langkah
pembelajaran GASING.
Langkah – langkah pembelajaran pada pertemuan pertama adalah sebagai
berikut:
a. Kegiatan Awal
Sebelum memulai pelajaran, guru menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan selama pembelajaran dan melakukan pengkondisian kelas. Setelah
semua siswa siap mengikuti pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoa menurut agama dan kepercayaan masing – masing
dipimpin oleh ketua kelas, dan melakukan absensi. Guru memberikan apersepsi
dengan berdialog materi yang lalu dan dikaitkan dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan sehingga menimbulkan respon belajar siswa. Siswa diajak
berimajinasi tentang konsep penjumlahan pecahan dengan penyebut sama dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan, kemudian melakukan pengkondisian kelas agar pembelajaran
berlangsung secara gampang, asyik dan menyenangkan (GASING).
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, siswa dalam kelompok berdiskusi dan berimajinasi
tentang penjumlahan pecahan dengan penyebut sama dikaitan dengan kehidupan
sehari-hari. Kelompok yang sudah selesai diberikan kesempatan untuk menjawab
dan memaparkan hasil diskusinya. Kegiatan selanjutnya siswa diberikan contoh-
contoh yang relevan kemudian mereka mengerjakan bersama kelompoknya
dilanjutkan dengan pembahasan. Siswa diberikan penjelasan secara detail tentang
penjumlahan pecahan dengan penyebut yang sama sekaligus meluruskan hal-hal
yang kurang tepat selama diskusi kelompok. Akhir dari kegiatan inti ini ialah siswa
diberikan variasi soal yang lebih kompleks selanjutnya dibahas secara bersama-
sama, kemudian siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang
kurang dipahami.
61
c. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa membuat rangkuman tentang
materi yang baru saja dipelajari. Dilanjutkan refleksi dengan melakukan tanya
jawab dengan siswa, memberikan tindak lanjut dengan meminta siswa belajar di
rumah mengenai materi yang akan dipelajari hari berikutnya serta mengankhiri
pembelajaran.
2. Pertemuan Kedua
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan ke dua dilaksanakan pada
hari Kamis tanggal 21 April 2016 selama 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu
2x35 menit. Pada pertemuan ini terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran yaitu
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Materi yang dibahas melanjutkan
dari materi pada siklus I pertemuan pertama. Materi pada siklus pertama pertemuan
ke dua yakni mengenai penjumlahan pecahan dengan penyebut tidak sama
a. Kegiatan Awal
Sebelum memulai pelajaran, guru menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan selama pembelajaran dan melakukan pengkondisian kelas. Setelah
semua siswa siap mengikuti pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam, pada pertemuan ini tidak diawali dengan berdoa sebab bukan
jam pertama, dan melakukan absensi. Guru memberikan apersepsi dengan
berdialog materi yang lalu dan dikaitkan dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan sehingga menimbulkan respon belajar siswa. Siswa diajak
berimajinasi tentang konsep penjumlahan pecahan dengan penyebut tidak sama
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
yang akan dilaksanakan, kemudian melakukan pengkondisian kelas agar
pembelajaran berlangsung secara gampang, asyik dan menyenangkan (GASING).
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, siswa dalam kelompok berdiskusi dan berimajinasi
tentang penjumlahan pecahan dengan penyebut tidak sama dikaitan dengan
kehidupan sehari-hari. Kelompok yang sudah selesai diberikan kesempatan untuk
menjawab dan memaparkan hasil diskusinya. Kegiatan selanjutnya siswa diberikan
contoh-contoh yang relevan kemudian mereka mengerjakan bersama kelompoknya
62
dilanjutkan dengan pembahasan. Siswa diberikan penjelasan secara detail tentang
penjumlahan pecahan dengan penyebut yang sama sekaligus meluruskan hal-hal
yang kurang tepat selama diskusi kelompok. Akhir dari kegiatan inti ini ialah siswa
diberikan variasi soal yang lebih kompleks selanjutnya dibahas secara bersama-
sama, kemudian siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang
kurang dipahami.
c. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa membuat rangkuman
tentang materi yang baru saja dipelajari. Dilanjutkan refleksi dengan melakukan
tanya jawab dengan siswa, memberikan tindak lanjut dengan meminta siswa belajar
di rumah mengenai materi yang akan dipelajari hari berikutnya serta mengankhiri
pembelajaran.
3. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga merupakan akhir pelaksanaan dari siklus I yang
dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 April 2016. Pelaksanaan tindakan siklus I
pertemuan ketiga sebagai tindak lanjut, penyempurnaan, dan perbaikan proses
pembelajaran pertemuan kedua pada sikus I. Selain dilaksanakan pembelajaran
yang terdiri dari tiga kegiatan, yaitu : kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir
dilanjutkan dengan evaluasi. Materi pada siklus pertama pertemuan ke dua yakni
mengenai penjumlahan pecahan campuran.
a. Kegiatan Awal
Sebelum memulai pelajaran, guru menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan selama pembelajaran dan melakukan pengkondisian kelas. Setelah
semua siswa siap mengikuti pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam, pada pertemuan ini tidak diawali dengan berdoa sebab bukan
jam pertama, dan melakukan absensi. Guru memberikan apersepsi dengan
berdialog materi yang lalu dan dikaitkan dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan sehingga menimbulkan respon belajar siswa. Siswa diajak
berimajinasi tentang konsep penjumlahan pecahan dengan penyebut tidak sama
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
63
yang akan dilaksanakan, kemudian melakukan pengkondisian kelas agar
pembelajaran berlangsung secara gampang, asyik dan menyenangkan (GASING).
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, siswa dalam kelompok berdiskusi dan berimajinasi
tentang penjumlahan pecahan dengan penyebut tidak sama dikaitan dengan
kehidupan sehari-hari. Kelompok yang sudah selesai diberikan kesempatan untuk
menjawab dan memaparkan hasil diskusinya. Kegiatan selanjutnya siswa diberikan
contoh-contoh yang relevan kemudian mereka mengerjakan bersama kelompoknya
dilanjutkan dengan pembahasan. Siswa diberikan penjelasan secara detail tentang
penjumlahan pecahan dengan penyebut yang sama sekaligus meluruskan hal-hal
yang kurang tepat selama diskusi kelompok. Akhir dari kegiatan inti ini ialah siswa
diberikan variasi soal yang lebih kompleks selanjutnya dibahas secara bersama-
sama, kemudian siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang
kurang dipahami.
a. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa membuat rangkuman tentang
materi yang baru saja dipelajari. Dilanjutkan refleksi dengan melakukan tanya
jawab dengan siswa, kemudian dilakukan evaluasi yang diberikah berupa tes
tertulis dengan bentuk soal uraian dengan jumlah soal 5. Kegiatan yang dilakukan
pada pertemuan ketiga yakni diawali dengan memeriksa kesiapan siswa dalam
mengikuti evaluasi pembelajaran. Sebelum membagikan membagikan soal
evaluasi, guru menata tempat duduk siswa agar siswa tidak terlalu dekat duduknya
kemudian guru menjelaskan pada siswa tentang tata cara mengerjakan soal evaluasi
dan peraturan selama siswa mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan pembagian
lembar soal dan lembar jawab oleh guru kepada masing – masing siswa. Siswa
mengerjakan soal evaluasi secara individu dan guru mengawasi jalannya tes dari
awal sampai akhir. Setelah hasil dikumpulkan, guru dan siswa membahas secara
singkat mengenai soal tes evaluasi yang dirasa sulit. Diakhir pembelajaran guru
menutup pembelajaran yang diakhiri dengan salam.
64
4.1.3 Hasil Tindakan Siklus I
Hasil tindakan pada siklus I diperoleh dari hasil observasi terhadap
keaktifan dan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 03 Babadan
dengan penerapan pembelajaran GASING oleh guru.
1) Rekap Hasil Observasi Keaktifan Belajar matematika Siswa Siklus I
Observasi terhadap keaktifan belajar matematika siswa siklus I dilakukan
pada pertemuan pertama, pertemuan kedua dan pertemuan ketiga. Untuk mengukur
keberhasilan penerapan pembelajaran GASING dalam meningkatkan keaktifan
belajar matematika siswa digunakan lembar observasi yang terdiri dari 8 indikator.
Keaktifan belajar matematika siswa mengalami peningkatan pada siklus I dari
pertemuan I ke pertemuan II dan pertemuan 3. Hal ini terlihat dari jumlah skor
keaktifan belajar siswa secara keseluruhan yang mengalami peningkatan. Peneliti
kemudian membuat rekapitulasi mengenai hasil observasi keaktifan belajar siswa
siklus I pertemuan pertama, pertemuan kedua dan pertemuan ketiga. Peneliti
menghitung nilai rata-rata dari jumlah skor yang diperoleh dari masing-masing
siswa. Kemudian peneliti menentukan apakah rata-rata jumlah skor yang diperoleh
masing-masing siswa termasuk ke dalam kategori keaktifan tinggi, rendah, atau
sedang. Berikut disajikan tabel mengenai rekap hasil observasi keaktifan belajar
siswa kelas IV SD Negeri 03 Babadan dengan penerapan pembelajaran GASING
siklus I:
Tabel 25
Rekap Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus I
Renta
ng
Katego
ri
Frekuensi Prosentase (%)
Pertemu
an I
Pertemu
an II
Pertemu
an III
Rata
-rata
Pertemu
an I
Pertemu
an II
Pertemu
an III
Rata-
rata
0-7 Renda
h 0 0 0 0 0 0% 0% 0%
8--14 Sedang 13 7 1 5 92,85 50,00% 7,14% 35,71
%
15-21 Tinggi 1 7 6 8 7,14 50% 42,85% 57,14
%
≥22 Sangat
tinggi 0 0 7 1 0,00 0,00% 50,00% 7,14%
jumlah 14 14 14 14 100% 100% 100% 100%
Skor terendah 9 12 14
Skor tertinggi 19 20 22
65
Berdasarkan tabel 25 mengenai rekap hasil observasi keaktifan belajar
siswa siswa siklus I pertemuan pertama dan siklus I pertemuan kedua mengalami
peningkatan. Pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga tidak ada. Pada pertemuan
pertama pada kategori sedang dengan skor 8-14 terdapat 13 siswa dengan
presentase 92,85%, sedangkan pada pertemuan kedua pada kategori sedang hanya
terdapat 7 siswa dengan presentase 50% dan pada pertemuan ketiga 1 siswa dengan
presentase 7,14%. Setelah dihitung rata-rata jumlah skor yang diperoleh masing-
masing siswa, siswa yang berada pada kategori sedang hanya berjumlah 5 siswa
dengan presentase 35,71%. Pada pertemuan pertama pada kategori tinggi dengan
skor 15-21 terdapat 1 siswa dengan presentase 7,14%, sedangkan pada pertemuan
kedua pada kategori tinggi mengalami peningkatan dengan jumlah siswa yang
berada pada kategori tinggi berjumlah 5 siswa dengan presentase 50% dan pada
pertemuan ketiga 6 siswa dengan presentase 42,85%. Pada pertemuan pertama dan
kedua belum ada siswa yang berada pada kategori sangat tinggi, sedangkan pada
pertemuan ketiga terdapat 7 siswa dengan presentase 50%. Setelah dihitung rata-
rata jumlah skor yang diperoleh masing-masing siswa, siswa yang berada pada
kategori sedang 5 siswa dengan persentase 35,71%, kategori tinggi berjumlah 8
siswa dengan presentase 57,14% dan kategori sangat tinggi 1 siswa dengan
presentasi 7,14%. Jadi pada siklus I siswa yang tuntas dalam keaktifan sejumlah 9
siswa dengan kategori tinggi dan sangat tinggi sebesar 64,28%.
Untuk lebih jelasnya mengenai rekap hasil observasi keaktifan belajar
siswa siklus I maka disajikan diagram batang yang tertera pada gambar 2 berikut
ini:
Gambar 2 Rekap Keaktifan Belajar Siswa Siklus I
0
2
4
6
8
10
0-7 (rendah) 8-14(sedang) 15-21(tinggi) ≥22(sangat tinggi)
66
Berdasarkan diagram batang mengenai rekap hasil belajar matematika siswa
dengan penerapan pembelajaran GASING siklus I dapat diketahui bahwa paling
banyak siswa yang berada pada kategori keaktifan tinggi. Agar lebih jelas mengenai
persentase keaktifan belajar masing-masing kategori, maka disajikan diagram
lingkaran di bawah ini:
Gambar 3 Persentase Keaktifan Belajar Siswa Siklus I
Berdasarkan diagram mengenai keaktifan belajar siswa siklus I terlihat
bahwa ada 0% siswa yang berada pada kategori keaktifan rendah, 35,71% siswa
berada pada kategori keaktifan sedang, 57,14% siswa berada pada kategori
keaktifan tinggi dan 7,14% siswa berada pada kategori sangat tinggi. Maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran GASING untuk meningkatkan
keaktifan belajar siswa belum mencapai indikator kinerja, karena hanya 57,14%
siswa berada pada kategori keaktifan tinggi dan 7,14% siswa berada pada kategori
sangat tinggi, sedangkan perolehan indikator kinerja pada keaktifan belajar
matematika minimal 80% siswa berada pada kategori keaktifan tinggi.
2) Hasil Belajar matematika
Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I dengan
menerapkan pembelajaran GASING selesai, maka dilakukan evaluasi untuk
mengetahui pencapaian hasil belajar yang diperoleh dari masing-masing siswa,
apakah sudah mencapai KKM atau belum mencapai KKM. Pencapaian hasil belajar
yang diolah pada penelitian ini hanya pada aspek kognitif, sebab aspek kognitif
35,71%
57,14%
7,14%
0-7 (rendah) = 7,14% 8-14(sedang) = 35,71%
15-21 (tinggi) = 57,41% ≥22 (sangat tinggi) = 7,14%
67
inilah yang sedang bermasalah. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran
matematika di SDN 03 Babadan adalah 70.
Untuk mengukur keberhasilan penerapan pembelajaran GASING dalam
meningkatkan hasil belajar matematika digunakan soal evaluasi yang diujikan
kepada siswa pada pertemuan ketiga untuk mengukur pengetahuan siswa terhadap
penerapan pembelajaran GASING pada pembelajaran matematika. Soal evaluasi
berbentuk uraian dengan jumlah soal 5 uraian yang sudah di uji tingkat validitas
dan reliabilitasnya.
Berikut disajikan tabel mengenai rekap hasil penilaian pengetahuan siswa
siklus I:
Tabel 26
Rekap Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus I Nilai Frekuensi Prosentase
53-64 2 14,28
65-76 4 28,57
77-88 3 21,43
89-100 5 35,71
Rata-rata 78,92
Nilai tertinggi 95
Nilai terendah 55
Berdasarkan tabel 23 mengenai rekap hasil observasi penilaian
pengetahuan belajar siswa siklus I dengan penerapan pembelajaran GASING dapat
diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 53-64 sebanyak 2 siswa dengan
presentase 14,28%. Siswa yang mendapat nilai 65-76 sebanyak 4 siswa dengan
presentase 28,57%. Siswa yang mendapat nilai 77-88 sebanyak 3 siswa dengan
persentase 21,43%. Siswa yang mendapat nilai 89-100 sebanyak 5 siswa dengan
persentase 35,71%. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil observasi penilaian
pengetahuan siswa siklus I adalah 78,92 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah
55.
Tabel 27
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
Kategori Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Tuntas ≥70 11 78,57
Tidak Tuntas <70 3 21,43
Jumlah 100
Rata-rata 78,92
Nilai tertinggi 95
Nilai terendah 55
68
Dari tabel 25 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas IV SD
Negeri 03 Babadan sudah mencapai KKM, yakni 11 dari 14 siswa sudah mencapai
KKM atau dengan persentase 78,57%. Sedangkan ada 3 siswa yang belum
mencapai KKM atau dengan persentase 21,43%. Rata-rata hasil belajar matematika
siswa pada siklus I adalah 78,92 nilai tertinggi 95, dan nilai terendah 55.
Berdasarkan ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 03
Babadan siklus I pada tabel 29 dapat digambarkan dalam diagram lingkaran sebagai
berikut:
Gambar 4 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar matematika Siklus I
Berdasarkan gambar 5 tentang persentase ketuntasan hasil belajar
matematika siklus I dengan penerapan pembelajaran GASING mengalami
peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar matematika yang diperoleh pada
pretest. Pada siklus I ada 11 siswa yang mencapai KKM atau 78,57% siswa sudah
mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran GASING
yaitu ≥80% siswa mencapai KKM (KKM=70) belum berhasil. Untuk lebih
meningkatkan hasil belajar matematika dengan penerapan pembelajaran GASING
maka penelitian dilanjutkan siklus II.
78,57%
21,43%
≥70 (tuntas) = 78,57% <70 (tidak tuntas) = 21,43
69
4.1.4 Refleksi
Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I baik pertemuan
pertama, ke dua, maupun ke tiga selesai, maka peneliti melakukan refleksi terhadap
keseluruhan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi dilakukan untuk
mengevaluasi kelebihan dan kelemahan dari tindakan pembelajaran yang telah
dilakukan, hasil tindakan, serta hambatan – hambatan yang dihadapi. Hasil refleksi
berguna untuk menentukan apakah tindakan yang telah dilakukan sudah berhasil
atau belum berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh peneliti. Selain
itu, juga sebagai dasar untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus II.
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran
GASING pada siklus I masih banyak kendala. Kendala tersebut antara lain :
1. Guru belum memberikan motivasi.
2. Pada saat guru melakukan tanya jawab dengan siswa, tidak semua siswa
menjawab pertanyaan guru. Hanya beberapa siswa saja yang menjawab
pertanyaan guru.
3. Guru kurang maksimal dalam mengawasi dan membimbing aktivitas siswa
selama pembelajaran berlangsung.
4. Ketika berdiskusi terdapat beberapa siswa yang cnderung mendominasi dalam
kelompok.
Untuk mengatasi kendala pada siklus I, maka dilakukan perbaikan sehingga
dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II berjalan lebih baik. Perbaikan
tersebut antara lain:
1. Guru harus lebih memahami prosedur pelaksanaan pembelajaran GASING
sehingga pelaksanaan pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan lancar.
2. Selain memberikan pertanyaan secara klasikal, guru sebaiknya juga
memberikan pertanyaan untuk dijawab oleh masing-masing siswa. Guru dapat
menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan (diusahakan semua
siswa secara bergiliran diberi pertanyaan oleh guru untuk dijawab secara
individu oleh siswa).
70
3. Guru memberikan penjelasan secara jelas dengan kalimat yang mudah
dmatematikahami oleh siswa, sehingga siswa tidak merasa kebingungan saat
permainan berlangsung.
4. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran GASING, guru harus
mengawasi kegiatan siswa dan membimbing siswa dengan baik agar siswa
tidak mendominasi dalam kelompok.
4.2 Dekripsi Siklus II
Pada deskripsi siklus II akan diuraikan mengenai tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan, dan refleksi. Kegiatan
pembelajaran pada siklus II dilaksanakan selama 3 pertemuan. Berdasarkan catatan
perbaikan pelaksanaan dalam pembelajaran matematika menggunakan
pembelajaran GASING yaitu masih terdapat siswa yang belum mempunyai
keaktifan tiggi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, masih terdapat siswa yang
belum mencapai KKM, dan kurangnya keberanian siswa dalam mengutarakan
pendapatnya di dalam kelas, maka di dalam siklus II ini dilakukan perbaikan
kembali agar catatan – catatan yang terdapat pada siklus I tidak terulang kembali.
4.2.1 Rencana Tindakan
Rencana tindakan pada siklus II dilaksanakan selama 3 pertemuan.
Pembelajaran siklus II merupakan upaya perbaikan dari pembelajaran siklus I.
Rencana tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama
Rencana tindakan untuk pertemuan pertama yaitu penulis bersama guru
menentukan standar kompetensi (SK) yakni 6. Menggunakan pecahan dalam
pemecahan masalah, dengan kompetensi dasar (KD) 6.5 Mengurangkan pecahan.
Indikator yang dmatematikakai pada pertemuan pertama yakni mengurangkan
pecahan biasa dengan penyebut yang sama. Setelah menentukan SK, KD, dan
indikator, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Peneliti
juga menyiapkan alat peraga yang menunjang proses pembelajaran yaitu kotak-
kotak sterofoam serta bendera warna-warni. Selain alat peraga peneliti juga
menyiapkan lembar kerja siswa. Peneliti juga menyiapkan lembar absensi siswa
dan lembar observasi guru. Dengan adanya lembar observasi ini peneliti dapat
71
mengamati lebih jelas kesesuaian tindakan yang dilakukan di kelas dengan langkah
– langkah yang seharusnya dilakukan. Di dalam lembar observasi terdapat dua
kolom pelaksanaan yang harus di isi yakni “Ya” jika tindakan yang dilakukan
dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan langkah pembelajaran yang sesuai
dengan model, serta “Tidak” jika langkah tersebut tidak diimplementasikan di
dalam kelas. Peneliti juga menyiapkan lembar Peneliti juga menyiapkan lembar
keaktifan siswa yang terdapat 8 indikator keaktifan.
2) Pertemuan kedua
Rencana tindakan pada siklus II pertemuan ke dua merupakan tindak lanjut
dari pertemuan pertama, indikator yang digunakan pada pertemuan ke dua adalah
mengurangkan pecahan biasa dengan penyebut tidak sama.
3) Pertemuan ketiga
Rencana tindakan pada pertemuan ke tiga merupakan tindak lanjut dari
pertemuan pertama dan pertemuan ke dua. Pertemuan ke tiga indikator yang
digunakan pada pertemuan ke dua adalah mengurangkan pecahan campuran
selanjutnya dilaksanakan tes evaluasi untuk mengukur tingkat penguasaan siswa
terhadap materi pada siklus II. Peneliti menyiapkan lembar soal tes yang berisi 5
soal uraian.
4.2.1 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus II
4.2.1.1 Pelaksanaan Observasi Siklus II
Pelaksanaan observasi dilakukan pada pertemuan pertama, pertemuan
kedua dan ketiga.
Observasi Siklus II meliputi observasi terhadap kegiatan guru dan kegiatan
siswa. Secara rinci hasil dari observasi terhadap kegiatan guru dan kegiatan siswa
dijelaskan sebagai berikut:
a) Observasi terhadap Kegiatan Guru
Observasi terhadap kegiatan guru dalam penerapan pembelajaran
GASING dilakukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hasil dari observasi
terhadap kegiatan guru siklus II dalam menerapkan pembelajaran GASING sudah
terlaksana dengan baik. Hasil rekapitulasi observasi kegiatan guru pada siklus 1
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
72
Tabel 28
Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Guru dengan Penerapan Pembelajaran GASING
Siklus II
No Aspek Indikator Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak
1. Pra
pembelajaran
Guru menyiapkan alat dan
bahan
√ - √ - √ -
2. Guru memeriksa kesiapan
siswa
√ - √ - √ -
3. Kegiatan
pendahuluan
Guru memberikan salam,
doa dan mengecek
kehadiran siswa
√ - √ - √ -
4. Guru melakukan apersepsi
terkait materi yang telah
lalu (dialog sederhana)
√ - √ - √ -
5. Guru mengajak siswa untuk
berimajinasi konsep
pecahan dengan kehidupan
sehari-hari
(berimajinasi/berfantasi)
√ - √ - √ -
6. Guru memberikan motivasi - √ - √ √ -
7. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
√ - √ - √ -
8. Kegiatan inti Guru mengajak siswa untuk
berimajinasi konsep
pecahan dalam kehidupan
sehari-hari
(berimajinasi/berfantasi)
√ - √ - √ -
9. Guru memberikan contoh
yang relevan terkait
penjumlahan
pecahan.(memberikan
contoh yang relevan)
√ - √ - √ -
10. Guru membimbing siswa
untuk mengerjakan dalam
kelompok kemudian
memberikan kesempatan
untuk mengerjakan didepan
kelas
√ - √ - √ -
11. Guru memberikan
penjelasan yang mendalam
tentang materi yang
dipelajari.(menyajikan
materi secara mendalam)
√ - √ - √ -
12. Guru memberikan soal yang
lebih kompleks dan dibahas
bersama-sama.
(memberikan variasi soal)
√ - √ - √ -
13. Guru membimbing siswa
untuk mengerjakan lalu
dibahas bersama-sama
√ - √ - √ -
73
No Aspek Indikator Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak
14. Kegiatan
akhir
Guru membimbing siswa
untuk membuat rangkuman
√ - √ - √ -
15. Guru mengajak siswa untuk
melakukan refleksi
√ - √ - √ -
16. Guru memberikan tindak
lanjut
√ - √ - √ -
17. Guru memberikan salam
penutup √ - √ - √ -
Total 17 0 17 0 17 0
Presentase 100 0 100 0 100 0
Berdasarkan tabel 26 menunjukkan bahwa hasil observasi kegiatan guru
dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran GASING sudah
meningkat dibandingkan dengan kegiatan guru pada siklus I. Hasil observasi
kegiatan guru siklus II pertemuan pertama mengalami peningkatan dibandingkan
kegiatan guru pada siklus I. Ada 17 indikator yang digunakan keseluruhan
indiikator sudah terlaksana dengan baik. Berdasarkan hasil pengamatan dapat
diketahui bahwa kegiatan belajar mengajar matematika menggunakan
pembelajaran GASING pada pertemuan pertama siklus II ini sudah benar – benar
dilakukan dengan baik. Guru sudah melakukan tanya jawab dengan siswa tentang
materi yang disampaikan melalui alat peraga yang digunakan, sehingga siswa aktif
bertanya jawab dengan guru. Siswa mulai aktif dan berani dalam mengeluarkan
pendapat. Semua siswa terlihat senang dan sangat berantusias dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran terutama ketika mereka menggunakan alat peraga dalam
pembelajaran sebab mereka belajar sambil bermain.
Berdasarkan tabel 26 menunjukkan bahwa hasil observasi kegiatan guru
dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran team games
tournament sudah meningkat dibandingkan dengan kegiatan guru pada siklus II
pertemuan pertama. Ada 17 indikator dan seluruhnya sudah terlaksana dengan baik.
Hasil observasi kegiatan guru siklus II pertemuan ke dua mengalami peningkatan
dibandingkan kegiatan guru pada siklus II pertemuan pertama. Guru sudah
melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang disampaikan.
74
b) Observasi Terhadap Kegiatan Siswa
Selain melakukan observasi terhadap kegiatan guru dalam penerapan
pembelajaran GASING, observer juga melakukan observasi terhadap kegiatan
siswa dalam penerapan pembelajaran GASING. Hasil observasi terhadap kegiatan
belajar siswa kelas IV SD Negeri 03 Babadan pada kegiatan pembelajaran dengan
penerapan pembelajaran GASING siklus II dapat dilihat pada tabel 27 berikut ini:
Tabel 29
Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Siswa dengan Penerapan Pembelajaran GASING
Siklus II
No Aspek Indikator Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak
1. Pra
pembelajaran
Siswa menyiapkan
peralatan pembelajaran
(buku dan alat tulis)
√ - √ - √ -
2. Siswa siap mengikuti
pembelajaran
√ - √ - √ -
3. Kegiatan
pendahuluan
Siswa menjawab dan
memperhatikan salam, doa
dan mpengecekan
kehadiran siswa.
√ - √ - √ -
4. Siswa merespon apersepsi
terkait materi yang telah
lalu (dialog sederhana)
√ - √ - √ -
5. Siswa berimajinasi konsep
pecahan dengan kehidupan
sehari-hari
(berimajinasi/berfantasi)
√ - √ - √ -
6. Siswa merespon motivasi
yang diberikan guru
- √ - √ √ -
7. Siswa memperhatikan
tujuan pembelajaran yang
disampaikan guru
√ - √ - √ -
8. Kegiatan inti Siswa berimajinasi konsep
pecahan dalam kehidupan
sehari-hari
(berimajinasi/berfantasi)
√ - √ - √ -
9. Siswa menyimak dan
mengerjakan contoh yang
relevan terkait penjumlahan
pecahan yang diberikan
guru dalam
kelompok.(memberikan
contoh yang relevan)
√ - √ - √ -
10. Siswa untuk mengerjakan
dalam kelompok kemudian
mengerjakan didepan kelas
√ - √ - √ -
11. Siswa mendengarkan
penjelasan guru tentang
√ - √ - √ -
75
No Aspek Indikator Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak
materi yang
dipelajari.(menyajikan
materi secara mendalam)
12. Siswa mengerjakan soal
yang lebih kompleks dan
dibahas bersama-
sama.(memberikan variasi
soal)
√ - √ - √ -
13. Kegiatan
akhir
Siswa dibimbing untuk
membuat rangkuman
√ - √ - √ -
14. Siswa melakukan refleksi
bersama guru
√ - √ - √ -
15. Siswa mengerjakan soal
evaluasi
√ - √ - √ -
16. Siswa melaksanakan tindak
lanjut
√ - √ - √ -
17. Siswa menjawab salam. √ - √ - √ -
Total 17 0 17 0 17 0
Presentase 100 0 100 0 100 0
Berdasarkan tabel 27 mengenai hasil observasi kegiatan siswa siklus II
pertemuan pertama dari 17 indikator, 100% sudah terlaksana dengan baik. Kegiatan
siswa siklus II pertemuan pertama sudah mengalami peningkatan dibandingkan
siklus I. Hasil observasi kegiatan siswa siklus II pertemuan kedua dari 17 indikator,
100% sudah terlaksana dengan baik. Hasil observasi kegiatan siswa siklus III
pertemuan kedua dari 17 indikator, 100% sudah terlaksana dengan baik. Kegiatan
siswa siklus II pertemuan kedua mengalami peningkatan dibandingkan dengan
siklus I.
Kegiatan guru dan kegiatan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus II
pertemuan kedua 100% sudah terlaksana dengan baik.
4.2.1.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan
dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran.
Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah:
1. Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama siklus II
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 April 2016. Sejumlah 14 siswa kelas IV
SDN 03 Babadan hadir dalam kegiatan pembelajaran dan 1 orang tidak hadir
dikarenakan sedang sakit. Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama siklus kedua
76
ini terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Peneliti meminta
bantuan observer yaitu guru kelas untuk mengamati kegiatan guru, kegiatan siswa,
dan keaktifan siswa dengan menerapkan pembelajaran GASING pada mata
pelajaran matematika. Materi yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran
adalah pecahan (pengurangan pecahan biasa dengan penyebut sama). Pelaksanaan
tindakan menggunakan langkah-langkah pembelajaran GASING.
Langkah – langkah pembelajaran pada pertemuan pertama adalah sebagai
berikut:
a. Kegiatan Awal
Sebelum memulai pelajaran, guru menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan selama pembelajaran dan melakukan pengkondisian kelas. Setelah
semua siswa siap mengikuti pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoa menurut agama dan kepercayaan masing – masing
dipimpin oleh ketua kelas, dan melakukan absensi. Guru memberikan apersepsi
dengan berdialog materi yang lalu dan dikaitkan dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan sehingga menimbulkan respon belajar siswa. Siswa diajak
berimajinasi tentang konsep penjumlahan pecahan dengan penyebut sama dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari. Guru memberikan motivasi melalui lagu “pecahan”.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, kemudian
melakukan pengkondisian kelas agar pembelajaran berlangsung secara gampang,
asyik dan menyenangkan (GASING).
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, siswa dalam kelompok berdiskusi dan berimajinasi
tentang penguangan pecahan dengan penyebut sama dikaitan dengan kehidupan
sehari-hari dengan cara membeuat soal selanjutnya bermain dengan menggunakan
sterofoam terkait soal yang telah dibuat. Kelompok yang sudah selesai diberikan
kesempatan untuk menjawab dan memaparkan hasil diskusinya. Kegiatan
selanjutnya siswa diberikan contoh-contoh yang relevan kemudian mereka
mengerjakan bersama kelompoknya dilanjutkan dengan pembahasan. Siswa
diberikan penjelasan secara detail tentang pengurangan pecahan dengan penyebut
yang sama sekaligus meluruskan hal-hal yang kurang tepat selama diskusi
77
kelompok. Akhir dari kegiatan inti ini ialah siswa diberikan variasi soal yang lebih
kompleks selanjutnya dibahas secara bersama-sama, kemudian siswa diberikan
kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami.
c. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa membuat rangkuman tentang
materi yang baru saja dipelajari. Dilanjutkan refleksi dengan melakukan tanya
jawab dengan siswa, memberikan tindak lanjut dengan meminta siswa belajar di
rumah mengenai materi yang akan dipelajari hari berikutnya serta mengankhiri
pembelajaran.
2. Pertemuan Kedua
Pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada
hari Kamis tanggal 28 April 2016. Sejumlah 14 siswa kelas IV SDN 03 Babadan
hadir dalam kegiatan pembelajaran dan 1 orang tidak hadir dikarenakan sedang
sakit. Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama siklus kedua ini terdiri dari
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Peneliti meminta bantuan observer
yaitu guru kelas untuk mengamati kegiatan guru, kegiatan siswa, dan keaktifan
siswa dengan menerapkan pembelajaran GASING pada mata pelajaran matematika.
Materi yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah pecahan
(pengurangan pecahan biasa dengan penyebut tidak sama). Pelaksanaan tindakan
menggunakan langkah-langkah pembelajaran GASING.
Langkah – langkah pembelajaran pada pertemuan pertama adalah sebagai
berikut:
a. Kegiatan Awal
Sebelum memulai pelajaran, guru menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan selama pembelajaran dan melakukan pengkondisian kelas. Setelah
semua siswa siap mengikuti pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoa menurut agama dan kepercayaan masing – masing
dipimpin oleh ketua kelas, dan melakukan absensi. Guru memberikan apersepsi
dengan berdialog materi yang lalu dan dikaitkan dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan sehingga menimbulkan respon belajar siswa. Siswa diajak
berimajinasi tentang konsep pengurangan pecahan dengan penyebut tidak sama
78
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Guru memberikan motivasi melalui tanya
jawab pentingnya mempelajari pecahan. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
yang akan dilaksanakan, kemudian melakukan pengkondisian kelas agar
pembelajaran berlangsung secara gampang, asyik dan menyenangkan (GASING).
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, siswa dalam kelompok berdiskusi dan berimajinasi
tentang penguangan pecahan dengan penyebut tidak sama dikaitan dengan
kehidupan sehari-hari dengan cara membuat soal selanjutnya bermain dengan
menggunakan sterofoam terkait soal yang telah dibuat. Kelompok yang sudah
selesai diberikan kesempatan untuk menjawab dan memaparkan hasil diskusinya.
Kegiatan selanjutnya siswa diberikan contoh-contoh yang relevan kemudian
mereka mengerjakan bersama kelompoknya dilanjutkan dengan pembahasan.
Siswa diberikan penjelasan secara detail tentang pengurangan pecahan dengan
penyebut yang tidak sama sekaligus meluruskan hal-hal yang kurang tepat selama
diskusi kelompok. Akhir dari kegiatan inti ini ialah siswa diberikan variasi soal
yang lebih kompleks selanjutnya dibahas secara bersama-sama, kemudian siswa
diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami.
c. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa membuat rangkuman tentang
materi yang baru saja dipelajari. Dilanjutkan refleksi dengan melakukan tanya
jawab dengan siswa, memberikan tindak lanjut dengan meminta siswa belajar di
rumah mengenai materi yang akan dipelajari hari berikutnya serta mengakhiri
pembelajaran.
3. Pertemuan ketiga
Pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama siklus II
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 30 April 2016. Sejumlah 14 siswa kelas IV
SDN 03 Babadan hadir dalam kegiatan pembelajaran dan 1 orang tidak hadir
dikarenakan sedang sakit. Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama siklus kedua
ini terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Peneliti meminta
bantuan observer yaitu guru kelas untuk mengamati kegiatan guru, kegiatan siswa,
dan keaktifan siswa dengan menerapkan pembelajaran GASING pada mata
79
pelajaran matematika. Materi yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran
adalah pecahan (pengurangan pecahan campuran). Pelaksanaan tindakan
menggunakan langkah-langkah pembelajaran GASING.
Langkah – langkah pembelajaran pada pertemuan pertama adalah sebagai
berikut:
a. Kegiatan Awal
Sebelum memulai pelajaran, guru menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan selama pembelajaran dan melakukan pengkondisian kelas. Setelah
semua siswa siap mengikuti pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoa menurut agama dan kepercayaan masing – masing
dipimpin oleh ketua kelas, dan melakukan absensi. Guru memberikan apersepsi
dengan berdialog materi yang lalu dan dikaitkan dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan sehingga menimbulkan respon belajar siswa. Siswa diajak
berimajinasi tentang konsep pengurangan pecahan campuran dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari. Guru memberikan motivasi melalui tanya jawab pentingnya
mempelajari pecahan. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan, kemudian melakukan pengkondisian kelas agar pembelajaran
berlangsung secara gampang, asyik dan menyenangkan (GASING).
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, siswa dalam kelompok berdiskusi dan berimajinasi
tentang penguangan pecahan dengan penyebut tidak sama dikaitan dengan
kehidupan sehari-hari dengan cara membuat contoh soal. Kelompok yang sudah
selesai diberikan kesempatan untuk menjawab dan memaparkan hasil diskusinya.
Kegiatan selanjutnya siswa diberikan contoh-contoh yang relevan kemudian
mereka mengerjakan bersama kelompoknya dilanjutkan dengan pembahasan.
Siswa diberikan penjelasan secara detail tentang pengurangan pecahan campuran
sekaligus meluruskan hal-hal yang kurang tepat selama diskusi kelompok. Akhir
dari kegiatan inti ini ialah siswa diberikan variasi soal yang lebih kompleks
selanjutnya dibahas secara bersama-sama, kemudian siswa diberikan kesempatan
untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami.
80
c. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa membuat rangkuman tentang
materi yang baru saja dipelajari. Dilanjutkan refleksi dengan melakukan tanya
jawab dengan siswa, memberikan tindak lanjut dengan meminta siswa belajar di
rumah mengenai materi yang akan dipelajari hari berikutnya serta mengakhiri
pembelajaran. Kegiatan dilanjutkan dengan evaluasi yang diberikan berupa tes
tertulis dengan bentuk soal uraian dengan jumlah soal 5. Kegiatan yang dilakukan
pada pertemuan ke tiga yakni diawali dengan memeriksa kesiapan siswa dalam
mengikuti evaluasi pembelajaran. Sebelum membagikan soal evaluasi, guru menata
tempat duduk siswa agar siswa tidak terlalu dekat duduknya kemudian guru
menjelaskan pada siswa tentang tata cara mengerjakan soal evaluasi dan peraturan
selama siswa mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan pembagian lembar soal dan
lembar jawab oleh guru kepada masing – masing siswa. Siswa mengerjakan soal
evaluasi secara individu dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir.
Kegiatan dilanjutkan dengan membahas soal yang dirasa sulit oleh siswa, kemudian
guru menutup pembelajaran.
4.2.3 Hasil Tindakan Siklus II
Hasil tindakan siklus II diperoleh dari hasil observasi terhadap keaktifan
belajar dan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 03 Babadan dengan
penerapan pembelajaran GASING oleh guru.
1) Rekap Hasil Observasi Keaktifan Belajar matematika Siswa Siklus II
Observasi terhadap keaktifan belajar MATEMATIKA siswa siklus II
dilakukan pada pertemuan pertama, pertemuan kedua dan ketiga. Untuk mengukur
keberhasilan penerapan pembelajaran GASING dalam meningkatkan keaktifan
belajar matematika siswa digunakan lembar observasi yang terdiri dari 4
komponen. Masing-masing aspek terdiri dari beberapa indikator. Keaktifan belajar
matematika siswa mengalami peningkatan pada siklus I dari pertemuan I ke
pertemuan II dan pertemuan III. Hal ini terlihat dari jumlah skor keaktifan belajar
siswa secara keseluruhan yang mengalami peningkatan. Peneliti kemudian
membuat rekapitulasi mengenai hasil observasi keaktifan belajar siswa siklus I
pertemuan pertama dan pertemuan kedua dan pertemuan ketiga. Peneliti
81
menghitung nilai rata-rata dari jumlah skor yang diperoleh dari masing-masing
siswa. Kemudian peneliti menentukan apakah rata-rata jumlah skor yang diperoleh
masing-masing siswa termasuk ke dalam kategori keaktifan tinggi, rendah, atau
sedang. Berikut disajikan tabel mengenai rekap hasil observasi keaktifan belajar
siswa kelas IV SD Negeri 03 Babadan dengan penerapan pembelaaran GASING
siklus II:
Tabel 30
Rekap Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus II
Renta
ng
Katego
ri
Frekuensi Prosentase (%)
Pertemu
an I
Pertemu
an II
Pertemu
an III
Rata
-rata
Pertemu
an I
Pertemu
an II
Pertemu
an III
Rata-
rata
0-7 Renda
h 0 0 0 0 0 0% 0% 0%
8-14 Sedang 1 1 1 1 7,14 7,14% 7,14% 7,14%
15-21 Tinggi 3 2 1 1 21,42 14,28% 7,14% 7,14%
≥22 Sangat
tinggi 10 12 13 12 71,42 85,71% 92,85%
85,71
%
jumlah 14 14 14 14 100% 100% 100% 100%
Skore terendah 11 13 14 13
Skore tertinggi 31 30 31 30
Berdasarkan tabel 28 mengenai rekap hasil observasi keaktifan belajar siswa
siswa siklus II pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga
mengalami peningkatan. Pada kategori rendah pada pertemuan pertama, kedua dan
ketiga tidak terdapat siswa yang mendapat skor 0-7. Pada pertemuan pertama,
kedua dan ketiga pada kategori sedang dengan skor 8-14 terdapat 1 siswa dengan
presentase 7,14%, berada pada kategori sedang. Setelah dihitung rata-rata jumlah
skor yang diperoleh masing-masing siswa, siswa yang berada pada kategori sedang
berjumlah 1 siswa dengan persentase 7,14%. Pada pertemuan pertama pada
kategori tinggi dengan skor 15-21 terdapat 3 siswa dengan presentase 21,42%,
sedangkan pada pertemuan kedua pada kategori tinggi mengalami penurunan
dengan jumlah siswa yang berada pada kategori tinggi berjumlah 2 siswa dengan
presentase 14,28%. Pada pertemuan ketiga siswa yang berada pada kategori
keaktifan tinggi berjumlah 1 siswa dengan presentase 7,14%. Setelah dihitung rata-
rata jumlah skor yang diperoleh masing-masing siswa, siswa yang berada pada
kategori tinggi berjumlah 1 siswa dengan presentase 7,14%.
82
Sedangkan pada kategori sangat tinggi dengan interval lebih dari 22 mengalami
peningatan dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga. Pada pertemuan
pertama terdapat 10 siswa dengan presentase 71,42%, pada pertemuan kedua 12
siswa dengan presntase 85,71% dan pada pertemuan ketiga 13 siswa dengan
presentase 92,85. Namun setelah dihitung nilai rata-rata setiap siswa, yang berada
pada kategori sedang terdapat 1 siswa dengan presentase 7,14%. Pada kategori
tinggi dengan jumlah 1 siswa memiliki persentase 7,14% dan kategori sangat tinggi
12 siswa dengan persentase 85,71%.
Untuk lebih jelasnya mengenai rekap hasil observasi keaktifan belajar
siswa siklus II maka disajikan diagram batang yang tertera pada gambar 6 berikut
ini:
Gambar 5 Rekap Keaktifan Belajar Siswa Siklus II
Berdasarkan diagram batang mengenai rekap keaktifan belajar matematika
siswa dengan penerapan pembelajaran GASING siklus II dapat diketahui bahwa
paling banyak siswa yang berada pada kategori keaktifan tinggi. Untuk lebih jelas
mengenai persentase keaktifan belajar masing-masing kategori, maka disajikan
diagram lingkaran di bawah ini:
0
2
4
6
8
10
12
14
0-7 (rendah) = 0% 8-14(sedang) = 7,14% 15-21(tinggi) = 7,14% ≥22 (sangat tinggi) = 85,71%
83
Gambar 6 Persentase Keaktifan Belajar Siswa Siklus II
Berdasarkan diagram mengenai keaktifan belajar siswa siklus II terlihat
bahwa tidak ada siswa yang berada pada kategori keaktifan rendah, tidak ada siswa
berada pada kategori keaktifan sedang, 7,14% siswa berada pada kategori keaktifan
tinggi dan 92,85% berada pada kategori sangat tinggi. Maka dapat disimpulkan
bahwa penerapan pembelajaran GASING sudah mencapai indikator kinerja yakni
minimal 80% siswa berada pada kategori keaktifan tinggi.
2) Hasil Belajar Matematika
Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus II dengan
menerapkan pembelajaran GASING selesai, maka dilakukan evaluasi untuk
mengetahui pencapaian hasil belajar yang diperoleh dari masing-masing siswa,
apakah sudah mencapai KKM atau belum mencapai KKM. Pencapaian hasil belajar
diperoleh dari rata-rata penilaian sikap (afektif), penilaian ketrampilan
(psikomotor) dan penilaian pengetahuan (kognitif).
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran matematika di SDN 03
Babadan adalah 70. Tabel hasil belajar Siklus II berikut ini akan menunjukkan nilai
dan kategori ketuntasan siswa
Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I dengan
menerapkan pembelajaran GASING selesai, maka dilakukan evaluasi untuk
mengetahui pencapaian hasil belajar yang diperoleh dari masing-masing siswa,
apakah sudah mencapai KKM atau belum mencapai KKM. Pencapaian hasil belajar
7,14%
7,14%
85,71%
0-7 (rendah) = 0% 8-14(sedang) = 7,14%
15-21(tinggi) = 7,14% ≥22 (sangat tinggi) = 85,71%
84
yang diolah pada penelitian ini hanya pada aspek kognitif, sebab aspek kognitif
inilah yang sedang bermasalah. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran
matematika di SDN 03 Babadan adalah 70.
Untuk mengukur keberhasilan penerapan pembelajaran GASING dalam
meningkatkan hasil belajar matematika digunakan soal evaluasi yang diujikan
kepada siswa pada pertemuan ketiga untuk mengukur pengetahuan siswa terhadap
penerapan pembelajaran GASING pada pembelajaran matematika. Soal evaluasi
berbentuk uraian dengan jumlah soal 5 uraian yang sudah di uji tingkat validitas
dan reliabilitasnya.
Berikut disajikan tabel mengenai rekap hasil penilaian pengetahuan siswa
siklus II:
Tabel 31
Rekap Penilaian Hasil Belajar (Pengetahuan) Siswa Siklus II Nilai Frekuensi Prosentase
73-79 4 28,57
80-86 3 21,43
87-93 1 7,14
94-100 6 42,85 Rata-rata 87,85
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 75
Berdasarkan tabel 31 mengenai rekap hasil observasi penilaian pengetahuan
belajar siswa siklus II dengan penerapan pembelajaran GASING dapat diketahui
bahwa siswa yang mendapat nilai 73-79 sebanyak 4 siswa dengan presentase
28,57%. Siswa yang mendapat nilai 80-86 sebanyak 3 siswa dengan presentase
21,43%. Siswa yang mendapat nilai 87-93 sebanyak 1 siswa dengan persentase
7,14%. Siswa yang mendapat nilai 81-85 sebanyak 2 siswa dengan persentase
13,33%. Siswa yang mendapat nilai 94-100 sebanyak 6 siswa dengan presentase
42,85%. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil observasi penilaian hasil belajar
siswa siklus II adalah 85,87 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 75.
85
Gambar 6
Hasil Belajar Siswa Siklus II
Dari data mengenai hasil belajar siswa siklus II kemudian peneliti
melakukan analisis mengenai ketuntasan hasil belajar siswa siklus II yang tertera
pada tabel berikut ini:
Tabel 32
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
Kategori Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Tuntas ≥70 14 100
Tidak Tuntas <70 0 0
Jumlah 14 100
Rata-rata 87,85
Nilai terendah 75
Nilai tertinggi 100
Berdasarkan tabel 33 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar matematika
siswa kelas IV pada mata pelajaran matematika siklus II yang telah mencapi KKM
sebanyak 14 siswa dengan persentase 100%. Ketuntasan hasil belajar matematika
siswa kelas IV SD Negeri 03 Babadan siklus II dapat digambarkan dengan diagram
lingkaran seperti yang tertera pada gambar 9 di bawah ini:
0
1
2
3
4
5
6
7
73-79 (tuntas) 80-86 (tuntas) 87-93 (tuntas) 94-100 (tuntas)
86
Gambar 9
Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
Dari gambar 9 mengenai persentase ketuntasan hasil belajar matematika
siklus II dengan penerapan pembelajaran GASING terlihat bahwa hasil belajar
matematika siswa 100% mencapai KKM. Hasil belajar matematika dengan
penerapan pembelajaran GASING pada siklus II mengalami peningkatan dari hasil
belajar matematika yang diperoleh pada siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 03 Babadan sudah mencapai indikator
kinerja yang telah ditetapkan penulis yakni minimal 80% siswa mencapai KKM.
4.2.4 Refleksi Siklus II
Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran selama tiga kali pertemuan
maka peneliti melakukan refleksi terhadap semua kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Guru telah melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan
pembelajaran GASING dengan baik. Proses pembelajaran dengan menerapkan
pembelajaran GASING dapat membuat siswa benar-benar aktif. Peningkatan
aktivitas siswa terlihat selama proses pembelajaran, tidak hanya siswa yang aktif
saja yang memberikan pendapatnya, tetapi siswa yang biasanya hanya duduk diam
mampu memberikan pendapatnya. Hasil observasi terhadap keaktifan belajar siswa
siklus II yakni 100% siswa berada pada kategori keaktifan tinggi dan sangat tinggi.
Persentase keaktifan belajar siswa yang diperoleh pada siklus II sudah
menunjukkan tercapainya indikator kinerja yang sudah ditetapkan peneliti yakni
minimal 80% siswa berada pada kategori keaktifan tinggi.
100%
≥70 = tuntas <70 = tidak tuntas
87
Dari hasil evaluasi ketuntasan belajar matematika yang diperoleh siswa
pada siklus II dengan KKM=70 dari 14 siswa, 14 siswa sudah tuntas dengan
persentase 100% dan rata-rata 87,85. Hal ini menunjukkan bahwa, hasil belajar
matematika siswa sudah mencapai indikator kinerja yang sudah ditetapkan penulis
yaitu minimal 80% siswa mencapai KKM.
Secara keseluruhan, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan
penerapan pembelajaran gasing pada siklus II diperoleh hasil pengamatan sebagai
berikut:
1. Langkah-langkah pembelajaran gasing sudah dilaksanakan dengan baik dan
runtut oleh guru.
2. Guru mengawasi kegiatan siswa dan membimbing siswa dengan baik saat
pembelajaran berlangsung.
3. Siswa sudah tidak bingung lagi dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
penerapan pembelajaran gasing.
4. Keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat. Ini terlihat dari respon yang
diberikan siswa saat melakukan tanya jawab dengan guru. Selain itu, siswa juga
memberikan pendapatnya dalam menanggapi pekerjaan temannya. Antusiasme
siswa yang besar terlihat saat guru meminta siswa melakukan permainan
gasing.
5. Hasil belajar matematika mengalami peningkatan.
4.3. Hasil Analisis Data
Berikut ini akan dmatematikaparkan mengenai hasil analisis data
prasiklus, siklus I dan siklus II mengenai keaktifan belajar dan hasil belajar siswa.
4.3.1 Keaktifan Belajar Siswa
Sebelum dikenai tindakan, peneliti bersama kepala sekolah selaku
observer melakukan observasi mengenai keaktifan belajar siswa pada mata
pelajaran matematika. Banyak siswa yang pasif selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Namun setelah diterapkannya pembelajaran GASING pada mata
pelajaran matematika, keaktifan siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus.
Perbandingan keaktifan belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 03 Babadan
prasiklus, siklus I, siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini:
88
Tabel 33
Perbandingan Keaktifan Belajar Siswa Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Rentang kategori Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
Jml
siswa
Presentase Jml
siswa
Presentase Jml
siswa
Presentase
0-7 Rendah 0 0 0 0 0 0 8-14 Sedang 12 85,71 5 35,71 1 7,14
15-21 Tinggi
2 14,28 8 57,14 1
7,14
≥22 Sangat
tinggi
0 0 1 7,14 12
85,71
Jumlah 14 100% 14 100% 14 100%
Berdasarkan tabel 34 mengenai perbandingan keaktifan belajar siswa pada
mata pelsajaran matematika prasiklus, siklus I dan siklus II mengalami
peningkatan. Siswa yang memperoleh jumlah skor 0-7 tidak ada. Pada kategori
keaktifan sedang dengan jumlah skor 8-14 ada 12 siswa dengan persentase 85,71%
pada kondisi prasiklus, pada siklus I terdapat 5 siswa dengan persentase 35,71%,
dan pada siklus II menurun 1 siswa dengan persentase 7,14%. Pada kategori
keaktifan tinggi dengan jumlah skor 15-21 minimal hanya ada 2 siswa dengan
persentase 14,28%, pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 8 siswa dengan
persentase 57,14%, dan pada siklus II mengalami penurunan menjadi 1 siswa
dengan persentase 7,14%. Untuk kategori sangat tinggi dengan skor lebih besar
sama dengan 22 pada prasiklus belum ada siswa yang berada pada kategori ini. Pada
siklus 1 terdapat 1 siswa dengan presentase 7,14% sedangkan pada siklus 2
mengalami kenaikan menjadi 12 siswa dengan presentase 85,71%.
Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah siswa yang menempati masing-
masing kategori keaktifan rendah, sedang, dan tinggi, maka dibuat diagram batang
seperti pada gambar 10 berikut ini:
89
Gambar 9
Perbandingan Persentase Keaktifan Belajar Siswa
Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
4.3.2 Hasil Belajar Matematika
Pada kondisi prasiklus, hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri
03 Babadan, masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM=70). Hanya ada 9 siswa yang memperoleh nilai di atas
KKM atau dengan persentase 64,28% dan 5 siswa dengan persentase 35,71% belum
mencapai KKM. Rata-rata hasil belajar yang diperoleh pada prasiklus adalah 69,28
dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50. Setelah diterapkannya pembelajaran
GASING pada mata pelajaran matematika, hasil belajar matematika mengalami
peningkatan, pada siklus I ada 11 siswa dengan persentase 78,57% yang mencapai
KKM dan 3 siswa dengan persentase 21,43% belum mencapai KKM. Rata-rata
hasil belajar yang diperoleh pada siklus I meningkat menjadi 78,92 dengan nilai
tertinggi 95 dan nilai terendah 55. Pada siklus II hasil belajar mengalami
peningkatan. Jumlah siswa yang mencapai KKM ada 14 siswa dengan persentase
100% dan tidak ada siswa yang tidak mencapai KKM. Rata-rata hasil belajar yang
diperoleh pada siklus II adalah 87,85 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah
75. Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada kondisi prasiklus, siklus I, dan
siklus II dapat dilihat pada tabel 33 berikut ini:
0
2
4
6
8
10
12
14
pra siklus siklus 1 siklus II
0-7 (rendah) 8-14(sedang) 15-21(tinggi) ≥22(sangat tinggi)
90
Tabel 33
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Nilai kategori Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
Jml siswa Presentase Jml siswa Presentase Jml siswa Presentase
<70 Tidak
tuntas
5 35,71 3 21, 43 0
0
≥70 Tuntas 9 64,28 11 78,57 14 100
Jumlah 14 100% 14 100% 14 100%
Rata-rata 69,28 78,92 87,85
Tertinggi 85 95 100
Terendah 50 55 75
Berdasarkan tabel 33 mengenai perbandingan ketuntasan hasil belajar
matematika prasiklus, siklus I, dan siklus II, jumlah siswa yang mencapai KKM
mengalami peningkatan. Sebelum dikenai tindakan hanya ada 9 siswa yang
mencapai KKM dengan persentase 64,28%. Setelah dikenai tindakan pada siklus I,
jumlah siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan menjadi 11 siswa
dengan persentase 78,57%, dan pada siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM
meningkat menjadi 14 siswa dengan persentase 100%.
Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan persentase ketuntasan hasil
belajar matematika prasiklus, siklus I, dan siklus II, maka dapat dilihat pada gambar
9.
Gambar 9 Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar
Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Perolehan rata-rata hasil belajar tiap siklus juga mengalami peningkatan.
Pada prasiklus, perolehan rata-rata hasil belajar adalah 69,28, setelah dilaksanakan
siklus I rata-rata hasil belajar meningkat menjadi 78,92. Setelah dilaksanakan siklus
0
20
40
60
80
100
120
Pra Siklus Siklus I Siklus II
91
II rata-rata hasil belajar meningkat lagi menjadi 87,85. Berikut disajikan gambar
mengenai perbandingan rata-rata hasil belajar matematika prasiklus, siklus I, dan
siklus II:
Gambar 10 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Matematika
Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
4.4 Pembahasan
Dari data yang dipaparkan oleh peneliti, pembelajaran gasing dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika. Pada kondisi awal sebelum
diterapkannya pembelajaran gasing, hanya ada 2 siswa yang berada pada kategori
keaktifan tinggi atau dengan persentase 14,28%. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pada kondisi awal sebagian besar siswa belum aktif selama kegiatan pembelajaran.
Pada siklus I, jumlah siswa yang berada pada kategori keaktifan tinggi meningkat
lagi dengan persentase 57,14% atau sebanyak 8 siswa dan 1 siswa pada kategori
sangat tinggi dengan persentase 7,14. Sedangkan untuk hasil belajar sebelum
tindakan, siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) hanya ada
8 siswa atau dengan persentase 53,33%. Rata-rata yang diperoleh dari hasil belajar
sebelum tindakan adalah 66. Kemudian setelah dilakukan pembelajaran siklus I,
jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 9 siswa dengan persentase
64,28%. Rata-rata yang diperoleh dari hasil belajar siklus I adalah sebesar 69,28.
Kegiatan guru dan siswa pada siklus I pertemuan pertama dan kedua belum
terlaksana dengan baik karena pelaksanaan pembelajaran gasing belum 100%
terlaksana.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pra Siklus Siklus I Siklus II
92
Hasil belajar pada siklus I belum mencapai indikator kinerja yang
ditetapkan oleh peneliti, yakni minimal 80% siswa sudah mencapai KKM.
Keaktifan belajar siswa juga belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan oleh
peneliti yaitu minimal 80% siswa berada di kategori tinggi. Berdasarkan penelitian
siklus I, siswa yang berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi dan sangat tinggi
sejumlah 64,28%. Untuk itu, penelitian dilanjutkan ke siklus II karena indikator
kinerja belum tercapai seluruhnya.
Hasil observasi keaktifan siswa pada siklus II yaitu jumlah siswa yang
berada pada kategori keaktifan tinggi dan sangat tinggi meningkat lagi sebanyak 13
siswa dengan persentase 92,85% atau hanya 1 siswa tidak tuntas karena berada pada
kategori sedang dengan persentase 7,14. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah siswa
yang berada pada kategori keaktifan tinggi mengalami peningkatan. Pada
pembelajaran siklus II, jumlah siswa yang mencapai KKM adalah sebesar 14 siswa
dengan persentase 100%. Kegiatan guru dan siswa pada siklus II baik pertemuan I
maupun pertemuan ke II sudah terlaksana dengan baik. Hal ini menunjukkan
bahwa pembelajaran dengan penerapan pembelajaran GASING sudah dilaksanakan
dengan baik. Penelitian yang dilakukan pada siklus II seluruhnya sudah mencapai
indikator kinerja. Baik keaktifan siswa, hasil belajar, maupun aktivitas guru dan
siswa sudah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh peneliti.
Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran GASING dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa karena sudah mencapai indikator
kinerja yang telah ditetapkan oleh peneliti. Untuk indikator kinerja keaktifan
belajar, peneliti menetapkan bahwa pembelajaran dengan penerapan pembelajaran
GASING dikatakan berhasil jika jika minimal 80% siswa berada pada kategori
keaktifan tinggi dan sangat tinggi. Sedangkan indikator kinerja dari hasil belajar,
peneliti menetapkan bahwa penerapan dengan pembelajaran GASING dikatakan
berhasil jika minimal 80% siswa mencapai KKM.
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Sunarto, 2012:22 bahwa suasana belajar mengajar yang menyenangkan membantu
siswa untuk lebih mudah memusatkan perhatiannya secara penuh untuk belajar.
Penggunaan alat peraga juga penting karena siswa berada pada tahapan operasional
93
konkret. Dengan suasana kelas yang dibangun sedemikian rupa, maka siswa
mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga terbentuk
hubungan yang positif dan menambah semangat siswa dalam belajar. Suasana
seperti ini akan memperlancar pembentukan pengetahuan secara aktif sehingga
hasil belajar akan meningkat. Pembelajaran GASING merupakan salah satu metode
pembelajaran yang sesuai dengan dengan peserta didik dimana diciptakan sustu
pembelajaran yang gampang asyik dan menyenangkan yang dijadikan solusi untuk
mengatasi pembelajaran matematika yang cenderung sulit dan membosankan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hermawan Syarif,
dengan judul penelitian “Keefektifan Metode Matematika GASING Terhadap
Minat Dan Hasil Belajar Keliling Bangun Datar Siswa Kelas III Sekolah Dasar
Negeri 1 Kalipancur Kabupaten Pekalongan”, yang memiliki kesimpulan bahwa
metode matematika GASING terbukti efektif terhadap minat belajar matematika
siswa kelas III pada materi keliling bangun datar.
Selain itu, penelitian ini sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan
oleh Naela Ainurrahmi dengan judul penelitian “Penerapan Metode GASING
Untuk Meningkatkan Minat Belajar Dan Kemampuan Berhitung Mapel
Matematika Siswa Kelas IV SDN Jepang 1 Kudus Tahun 2012/ 2013”, yang
memiliki kesimpulan bahwa hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran
Matematika dengan menggunakan metode GASING dapat meningkatkan minat
belajar dan kemampuan berhitung siswa yang meliputi empat aspek, yaitu perasaan
senang, ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan.
Penerapan metode GASING terbukti dapat meningkatkan keaktifan dan
hasil belajar siswa pada mata matematika kelas IV SDN 03 Babadan Kecamatan
Sambi Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2014/2015. Implikasi praktis yang terjadi
setelah pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yakni guru dapat menggunakan
model pembelajaran yang kreatif,inovatif, dan menyenangkan untuk memperbaiki
mutu pembelajaran. Selain itu pengetahuan dan keterampilan guru juga semakin
berkembang dengan penggunaan model-model pembelajaran yang kreatif dan
inovatif. Guru juga dapat menerapkan tindakan perbaikan pembelajaran sebagai
upaya meningkatkan profesionalisme kerja.
94
Bagi siswa, implikasi dari penelitian ini adalah menumbuhkan motivasi
dan menarik perhatian siswa agar lebih sungguh – sungguh dalam belajar,
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika,
membantu siswa dalam mengenali sesuatu yang masih abstrak menggunakan
berbagai gambar, serta membantu siswa dalam menyelesaikan pekerjaan
menggunakan bekal pengetahuan dan pengalaman mereka serta mampu
menghubungkannya di dunia nyata.
top related