bab iii deskripsi pasien dan pelaksanaan bimbingan …
Post on 21-Oct-2021
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
41
BAB III
DESKRIPSI PASIEN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN
ROHANI ISLAM TERHADAP PASIEN GAGAL GINJAL
DI RUMAH SAKIT KRAKATAU MEDIKA CILEGON
11111
A. Profil dan Kondisi Psikologis Pasien Gagal Ginjal di Rumah
Sakit Krakatau Medika Cilegon
1. Bapak Su’udi
Bapak Su’udi umur 38 tahun merupakan partisipan
pertama yang diwawancarai pada hari Rabu tanggal 25 Juli
2016 pukul 11.00 WIB. Bapak Su’udi bertempat tinggal di
Kelurahan Citangkil Kota Cilegon. Jarak antara partisipan
dengan peneliti adalah 1 meter.
Awal mula penyakit gagal ginjal tidak dirasakan oleh
Bapak Su’udi, mengingat selama hidupnya Bapak Su’udi tidak
pernah mengalami sakit yang separah ini. Sebelum Bapak
Su’udi sakit gagal ginjal, Bapak Su’udi berprofesi sebagai
supir truk di luar jawa selama hampir seumur hidupnya. Bapak
Su’udi merupakan orang yang mempunyai banyak teman,
terbukti pada saat Bapak Su’udi sakit, banyak teman-teman
Bapak Su’udi yang turut simpati dan prihatin. Pada awal
sakitnya, Bapak Su’udi tidak merasakan hal yang khas sebagai
penderita gagal ginjal.
Riwayat penyakit yang diderita Bapak Su’udi yaitu
penyakit diabetes melitus sejak 4 tahun yang lalu, penyakit
diabetes melitus tidak terlalu diperhatikan oleh Bapak Su’udi
dan juga Bapak Su’udi jarang memeriksakan penyakitnya
42
tersebut. Selain itu, Bapak Su’udi juga jarang melakukan
aktivitas olahraga, akibat dari penyakit diabetes melitus yang
tidak pernah diperhatikan, Bapak Su’udi terdiagnosa gagal
ginjal.
Pada awal terdeteksi penyakit diabetes melitus adalah
ketika Bapak Su’udi mencangkul dibelakang rumah dan jari
kaki terkena cangkul, setelah 3 hari, lukanya tak kunjung
sembuh dan semakin menghitam. Lalu oleh keluarga dibawa
ke Rumah Sakit Krakatau Medika Cilegon.
Di Rumah Sakit Krakatau Medika Cilegon Bapak Su’udi
dilakukan pemeriksaan untuk memperjelas penyakitnya.
Bapak Su’udi didiagnosa gagal ginjal. Bapak Su’udi juga
harus menjalani terapi hemodialisis 2x dalam satu minggu.
Mulai dari saat itu kondisi dan keadaan Bapak Su’udi naik
turun, terkadang stabil dan terkadang tidak stabil, karena
kondisi dan keadaan tersebut Bapak Su’udi berkali-kali keluar
masuk rumah sakit dengan penyakit yang sama.1
Kehidupan Bapak Su’udi mulai berubah, Bapak Su’udi
tidak dapat bekerja seperti dulu dan tidak dapat bersosialisasi
dengan bebas. Kebutuhan keuangan keluarga Bapak Su’udi
juga ikut terpengaruh, Bapak Su’udi sudah terdaftar sebagai
peserta BPJS, namun Bapak Su’udi harus mempersiapkan
biaya transportasi untuk mencapai layanan kesehatan. Setiap
harinya Bapak Su’udi merasakan badannya lemas, tidak
mampu untuk berkativitas seperti biasanya, badan mudah lelah
1 Su’udi, Pasien Gagal Ginjal Rumah Sakit Krakatau Medika Cilegon,
Wawancara pada tanggal 25 Juli 2016
43
dan terkadang sesak nafas. Pada awal diagnosa, Bapak Su’udi
tidak dapat menerima kondisinya dikarenakan gagal ginjal
merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
Persoalan-persoalan kejiwaan yang dialami Bapak
Su’udi antara lain adalah pasien merasa takut akan kematian,
cemas yang berlebihan, stres, depresi. Persoalan-persoalan
kejiwaan tersebut akan mempengaruhi kondisi fisik pasien
misalnya pasien mudah lemas, droop (keadaan terkulai),
hingga keadaan yang bisa mengakibatkan pasien tidak bisa
berjalan.
2. Ibu Lestari
Ibu Lestari umur 43 tahun berjenis kelamin perempuan
merupakan partisipan kedua yang diwawancarai pada tanggal
27 Juli 2016 pukul 17.00 WIB. Ibu Lestari yang beralamat di
Kelurahan Ciwandan. Jarak antara partisipan dengan peneliti
adalah 1 meter. Saat wawancara kondisi Ibu Lestari sudah
membaik. Jarak antara partisipan dengan peneliti adalah 1
meter.
Ibu Lestari merupakan pasien gagal ginjal kronik sejak
satu tahun yang lalu. Ibu Lestari harus menjalani terapi
hemodialisis 2x dalam satu minggu yang dilaksanakan pada
hari selasa pagi dan jumat pagi. Ibu Lestari memiliki riwayat
darah tinggi sejak 8 tahun yang lalu.
Pada awal penyakitnya Ibu Lestari tidak merasakan
gejala yang khas. Jauh sebelum didiagnosa gagal ginjal kronik,
Ibu Lestari mengkonsumsi minuman rebusan daun sirih.
Konsumsi rebusan daun sirih dilakukan 3 tahun terakhir dan
44
konsumsi 2-3x dalam sehari untuk mengobati keputihan.
Selain itu, Ibu Lestari sering menahan buang air kecil (BAK)
setiap harinya dikarenakan Ibu Lestari bekerja di pabrik roti
yang mengharuskan Ibu Lestari untuk selalu bekerja cepat.
Pada awal penyakit gagal ginjal kronik, tiba- tiba Ibu Lestari
mengalami penurunan kesadaran, perut bengkak dan badan
lemas sehingga tidak dapat melakukan aktivitas apapun.
Kemudian oleh keluarga Ibu Lestari dibawa ke Rawat Inap
Puskesmas Ciwandan, di Rawat Inap tidak dilakukan
pemeriksaan apapun. Sebagai orang yang sakit saat itu, Ibu
Lestari tidak menghindari makanan apapun. Saat itu Ibu
Lestari belum mengetahui mengenai penyakitnya.2
Beberapa hari setelah dibawa pulang dari rawat inap,
kondisi Ibu Lestari kembali buruk dan oleh keluarga dibawah
ke Rumah Sakit Krakatau Medika Cilegon untuk mendapat
pengobatan yang lebih lanjut. Di Rumah Sakit Krakatau
Medika Cilegon Ibu Lestari dilakukan pemeriksaan-
pemeriksaan penunjang untuk memperjelas penyakitnya. Ibu
Lestari lalu masuk ke ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah
Sakit Krakatau Medika Cilegon karena kondisi yang tidak
sadar, keadaan itu berlangsung hingga 9 hari. Kemudian oleh
dokter disarankan untuk dilakukan cuci darah, setelah
dilakukan cuci darah 2x selama 5 jam, Ibu Lestari kemudian
sadar.
2 Lestari, Pasien Gagal Ginjal Rumah Sakit Krakatau Medika Cilegon,
Wawancara pada tanggal 27 Juli 2016
45
Beberapa saat setelah sadar Ibu Lestari tidak dapat
mengingat siapa namanya, nama suami dan anaknya. Ibu
Lestari hanya merasakan pikirannya seperti orang yang ling
lung dan bingung tidak tahu siapa-siapa serta lupa apa yang
telah terjadi padanya. Namun oleh keluarga selalu dibantu
untuk mengingat dan selalu diajak untuk berbincang-bincang.
Setelah beberapa saat, Ibu Lestari sedikit demi sedikit dapat
mengingat orang-orang yang berada disekitarnya. Ibu Lestari
merasakan perut yang sakit dan badan panas setiap kali
diberikan obat.
Pada saat kondisi yang sudah membaik, Ibu Lestari
dipindah ke ruang biasa untuk menstabilkan kondisinya.
Diruangan biasa Ibu Lestari merasakan kondisi yang kurang
lebih baik daripada di Intensive Care Unit (ICU) dikarenakan
kondisi ruangan yang panas dan banyak pasien.
Pada awal diagnosa gagal ginjal perasaan yang muncul
antara lain adalah Ibu Lestari merasa takut dan cemas atas
penyakit yang diderita karena Ibu Lestari menyadari bahwa
penyakitnya merupakan penyakit yang secara medis tidak bisa
disembuhkan dan harapan hidupnya pendek sehingga pasien
takut menghadapi kematian. Kondisi kejiwaan tersebut akan
mempengaruhi kondisi fisik pasien misalnya pasien sering
merasa susah tidur, mual, sakit kepala, sesak nafas, dan susah
berkonsentrasi.
3. Bapak Kurtubi
Bapak Kurtubi berumur 57 tahun merupakan partisipan
yang ketiga. Wawancara dilakukan pada tanggal 25 Juli 2016
46
pukul 11.00 WIB. Bapak Kurtubi beralamat di Kelurahan
Karang Asem Kota Cilegon. Jarak antara partisipan dengan
peneliti adalah 1 meter. Kondisi saat dilakukan wawancara
yang pertama adalah Bapak Kurtubi sedang dalam keadaan
kurang baik dan sesak nafas. Kondisi pada saat wawancara
kedua adalah Bapak Kurtubi dalam keadaan yang lebih sehat
daripada wawancara yang pertama. Pendidikan terakhir Bapak
Kurtubi adalah tamat Sekolah Dasar (SD). Sebelum sakit,
Bapak Kurtubi berprofesi sebagai penjaga warung miliknya
yang berada didekat rumah. Bapak Kurtubi merupakan pasien
penderita gagal ginjal kronik sejak 19 Juli 2014. Bapak
Kurtubi memiliki riwayat darah tinggi sejak masih berusia
muda. Jika darah tingginya kambuh Bapak Kurtubi hanya
membeli obat-obatan warung dan apotek. Namun terkadang
juga memeriksakan kondisinya ke dokter umum terdekat.3
Pada awal diagnosa gagal ginjal, Bapak Kurtubi tidak
begitu merasakan tanda dan gejala yang khas, hanya saja
selama berbulan-bulan Bapak Kurtubi merasakan badan yang
tidak enak, sulit tidur, badan terasa panas dan tidak dapat
bergerak dengan bebas, badan berubah warna menjadi hitam,
dengan inisiatif sendiri Bapak Kurtubi melakukan cek darah ke
laboratorium. Pada saat itu dokter mendiagnosa bahwa Bapak
Kurtubi hanya terlalu capek karena pekerjaan. Setelah
beberapa kali melakukan cek darah, kondisi Bapak Kurtubi
tidak kunjung membaik. Terapi-terapi lain juga dilakukan oleh
3 Kurtubi, Pasien Gagal Ginjal Rumah Sakit Krakatau Medika Cilegon,
Wawancara pada tanggal 25 Juli 2016
47
Bapak Kurtubi diantaranya terapi alternatif dan dukun, pada
saat itu kondisi Bapak Kurtubi hampir putus asa, lalu Bapak
Kurtubi melakukan cek darah yang kesekian kalinya untuk
memastikan kondisinya.4
Oleh dokter selanjutnya, Bapak Kurtubi didiagnosa
gagal ginjal. Bapak Kurtubi lalu dibawa kerumah sakit
Krakatau Medika Cilegon oleh keluarganya untuk
mendapatkan pengobatan. Di Rumah Sakit Krakatau Medika
Cilegon dilakukan rawat inap yang pertama. Rawat inap yang
pertama selama 13 hari. Di Rumah Sakit Krakatau Medika
Cilegon Bapak Kurtubi dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan
penunjang lainnya untuk membenarkan diagnosa. Setelah
didiagnosa gagal ginjal, Bapak Kurtubi tidak langsung
dilakukan cuci darah. Bapak Kurtubi selalu merasa tidak
nyaman ketika dirumah sakit, setiap kali diberikan obat selalu
merasa perut sebah dan kembung, pernafasan terasa sesak,
kaki dan badan terasa panas, tidak nyaman dan keluar
keringat. Bapak Kurtubi menghendaki untuk pulang ke rumah,
kemudian oleh keluarga Bapak Kurtubi dibawa pulang.
Kondisi Bapak Kurtubi tidak lebih baik dan masih sama
seperti sebelumnya, Bapak Kurtubi menghendaki untuk
dilakukan pemeriksaan ke dokter lainnya, oleh dokter tersebut
Bapak Kurtubi harus melakukan kuretase. Atas saran dokter
Bapak Kurtubi melakukan kuretase. Setelah kuretase, kondisi
4 Kurtubi, Pasien Gagal Ginjal Rumah Sakit Krakatau Medika Cilegon,
Wawancara pada tanggal 25 Juli 2016
48
Bapak Kurtubi tidak kunjung sembuh, kondisi tidak membaik
dan masih sama dengan kondisi semula.
Untuk yang kedua kalinya Bapak Kurtubi dibawa ke
rumah sakit, Bapak Kurtubi dibawa ke Rumah Sakit Krakatau
Medika Cilegon karena kondisi kembali drop dan memburuk,
setelah melihat hasil laboratorium dan pemeriksaan-
pemeriksaan lainnya yang telah dilakukan oleh Bapak Kurtubi
serta melihat kondisi dan gejala-gejala Bapak Kurtubi. Oleh
dokter, Bapak Kurtubi disarankan untuk dilakukan terapi
hemodialisis. Pada awal diagnosa penyakit gagal ginjal Bapak
Kurtubi kondisi badannya drop, Bapak Kurtubi merasa takut
dan cemas atas penyakit yang diderita.
4. Bapak Riadi
Bapak Riadi umur 43 tahun merupakan partisipan yang
keempat dilakukan wawancara. Bapak Riadi berjenis kelamin
laki-laki dan merupakan penderita gagal ginjal kronik,
pekerjaan Bapak Riadi sebagai buruh pabrik di Cilegon.
Wawancara dilakukan pada tanggal 25 Juli 2016 pukul 11.00
WIB. Bapak Riadi beralamat di Kelurahan Bendungan Kota
Cilegon. Wawancara dilakukan selama kurang lebih 1 jam,
jarak partisipan dengan peneliti adalah 1 meter.
Bapak Riadi memiliki riwayat hipertensi sejak masih
muda dan awal-awal pernikahan. Selain itu, Bapak Riadi
selalu menkonsumsi minuman-minuman berenergi selama
kurang lebih tiga tahun untuk menunjang kesehatannya
mengingat Bapak Riadi bekerja sebagai pekerja pabrik yang
selalu dituntut untuk bekerja lebih keras.
49
Pada awal penyakit gagal ginjal, Bapak Riadi sering
muntah jika kelelahan, namun setelah muntah Bapak Riadi
merasa badan membaik. Hal ini tidak pernah diperiksakan dan
hanya dianggap penyakit sepele, Bapak Riadi juga sering
keluar keringat dingin. Hal itu dibiarkan begitu saja dan tidak
pernah dirasa sebagai penyakit yang serius. Kemudian Bapak
Riadi merasakan badan yang begitu lemas dan tidak mampu
beraktivitas. Bapak Riadi memutuskan untuk berhenti
bekerja5.
Hasil pemeriksaan yang dilakukan didapatkan hasil
bahwa Bapak Riadi mengidap gagal ginjal, selanjutnya Bapak
Riadi juga harus menjalani terapi hemodialisis 2x dalam
seminggu. Bapak Riadi menjalani perawatan di Rumah Sakit
Krakatau Medika Cilegon selama kurang lebih 10 hari,
kemudian setelah membaik, Bapak Riadi dibawa pulang oleh
keluarganya. Kondisi pada saat wawancara Bapak Riadi dalam
keadaan yang sedang stabil dan tidak sesak nafas, Bapak Riadi
akan merasa sesak nafas dan lelah jika duduk yang terlalu
lama.
Pada awal diagnosa Bapak Riadi tidak dapat menerima
keadaannya, dan selalu menyalahkan dirinya sendiri, Bapak
Riadi merasa menyesal. Bapak Riadi juga sempat putus asa
dengan pengobatan yang dijalani, karena tidak pernah ada
hasilnya. Banyak pengobatan alternatif yang telah diikutinya
namun kondisinya tidak membaik dan tidak ada perubahan.
5 Riadi, Pasien Gagal Ginjal Rumah Sakit Krakatau Medika Cilegon,
Wawancara 25 Juli 2016
50
Bapak Riadi mengaku mengalami gangguan dalam
bersosialisasi dengan orang lain sehingga dalam kesehariannya
Bapak Riadi jarang keluar rumah. Bapak Riadi juga merasa
malu dengan orang yang belum dikenalnya.
5. Ibu Rohanah
Ibu Rohanah umur 45 tahun yang berprofesi sebagai
penjahit adalah partisipan terakhir yang dilakukan wawancara.
Wawancara pertama dilakukan pada tanggal 12 Juli 2016
pukul 17.00 WIB. Ibu Rohanah berlamat di Kelurahan
Kalitimbang. Jarak partisipan dengan peneliti adalah 1 meter.
Wawancara kedua dilakukan pada tanggal 25 Juli 2016 pukul
11.00 WIB.
Ibu Rohanah merupakan pasien penderita gagal ginjal
kronik sejak Februari 2015. Ibu Rohanah memiliki riwayat
darah tinggi sejak masih muda selain itu Ibu Rohanah juga
memiliki riwayat penyakit stroke. Jika Ibu Rohanah merasakan
badan yang kurang enak, kepala pusing dan darah tingginya
kambuh maka Ibu Rohanah akan membawa dirinya ke dokter
umum yang berada di Cilegon. Tidak ada tindakan khusus
yang dilakukan Ibu Rohanah untuk mengobati penyakit
strokenya tersebut. Ibu Rohanah merupakan seorang pekerja
keras, terbukti dengan banyaknya orderan jahitan yang
membuat Ibu Rohanah selalu begadang setiap harinya. Selain
hal tersebut, Ibu Rohanah juga sering menahan buang air kecil
(BAK), setiap kali Ibu Rohanah merasa ingin buang air kecil
(BAK) selalu ditahan terlebih dahulu sampai akhirnya sudah
tidak bisa untuk menahan lagi.
51
Pada awal penyakitnya, tidak ada gejala yang diketahui
mengenai gagal ginjal yang diderita Ibu Rohanah. Ibu
Rohanah merasa sering kelelahan dan badan tidak lagi sekuat
dahulu, Ibu Rohanah juga tidak kuat lagi untuk mengerjakan
pekerjaan yang kasar-kasar. Aktivitas Ibu Rohanah sudah
mulai mengalami penurunan dan energi tidak sekuat dulu,
gejala-gejala mual muntah juga sering dirasakan Ibu Rohanah,
namun hal tersebut tidak pernah dirasa sebagai penyakit yang
parah. 6
Awal sakit Ibu Rohanah tidak dapat melaksanakan
ibadah puasa dengan maksimal dikarenakan kondisi yang tidak
memungkinkan. Awalnya Ibu Rohanah tidak mengetahui
bahwa dirinya mengidap gagal ginjal, kemudian oleh keluarga
disarankan untuk melakukan cek darah ke laboratorium. Hasil
cek lab tersebut dibawa ke dokter umum, oleh dokter umum
Ibu Rohanah hanya disarankan untuk istirahat, setelah
beberapa hari istirahat kondisi Ibu Rohanah tidak kunjung
sembuh, lalu Ibu Rohanah memeriksakan dirinya ke Rumah
Sakit Krakatau Medika Cilegon, niat hanya untuk periksa
namun Ibu Rohanah dianjurkan untuk rawat inap, kemudian
Ibu Rohanah menunjukkan hasil laboratorium yang telah
dilakukannya. Setelah beberapa saat dirawat di Rumah Sakit
Krakatau Medika Cilegon dicurigai Ibu Rohanah mengidap
gagal ginjal, selama 4 hari Ibu Rohanah dirawat di Rumah
Sakit Krakatau Medika Cilegon. Ibu Rohanah tidak mengalami
6 Rohanah, Pasien Gagal Ginjal Rumah Sakit Krakatau Medika Cilegon,
Wawancara 25 Juli 2016
52
penurunan kesadaran, namun harus merasakan badan yang
lemas, tidak kuat untuk aktivitas, makan dan minum tidak
enak dan rasanya seperti melayang-layang, merasakan badan
yang terlalu panas. Ibu Rohanah disarankan untuk melakukan
hemosdialisis di Rumah Sakit Krakatau Medika Cilegon 1x
dalam satu minggu. Dengan alasan ingin mendapatkan
kesehatan seperti dahulu, maka keluarga Ibu Rohanah mengisi
lembar persetujuan dilakukan tindakan hemodialisis.
Keluhan yang dirasakan Ibu Rohanah adalah tidak bisa
beraktivitas seperti dahulu, badan tidak sekuat dahulu, tidak
mampu untuk bekerja dan tidak mampu untuk bersosialisasi
dengan orang lain. Dukungan yang dilakukan suami Ibu
Rohanah adalah selalu memberikan motivasi kepada Ibu
Rohanah bahwa penyakit itu adalah cobaan dari Tuhan.
Saat dilakukan wawancara kondisi Ibu Rohanah sedang
membaik, namun hanya merasakan sedikit sesak nafas, jika
Ibu Rohanah terlalu lama berbincang-bincang maka akan
merasakan sesak nafas, sehingga wawancara menyesuaikan
dengan kondisi Ibu Rohanah. Wawancara berlangsung selama
kurang lebih 1/2 jam, Ibu Rohanah sangat antusias dilakukan
wawancara oleh peneliti.
Dari pemaparan di atas kondisi psikologis pasien dapat
dilihat pada tabel berikut:
53
Nama Kondisi Psikologis Ciri-ciri
Bpk. Su’udi Merasa takut akan
kematian, cemas yang
berlebihan, stres, depresi.
Berjalan
Pasien mudah lemas, droop
(keadaan terkulai)
Ibu Lestari Takut dan cemas Susah tidur, mual, sakit
kepala, sesak nafas, dan
susah berkonsentrasi.
Bpk. Kurtubi Takut dan cemas Badannya drop
Bpk. Riadi Gangguan dalam
bersosialisasi dengan
orang lain
Jarang keluar rumah, malu
dengan orang yang belum
dikenalnya
Ibu Rohanah Cemas Mudah lemas, susah
berkonsentrasi
B. Prosedur Pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam Terhadap
Pasien Gagal Ginjal Di Rumah Sakit Krakatau Medika
Cilegon
1. Metode Bimbingan
Berhasil tidaknya usaha bimbingan rohani Islam tidak
hanya bergantung pada macam-macam metode dan
efisiensinya, akan tetapi bergantung pada orang yang
melaksanakan metode tersebut. Selain orang yang
melaksanakan itu dapat ditentukan pula oleh peranan cara
memilih metode itu sendiri setiap usaha bimbingan harus dapat
memilih dan menentukan metode yang akan dipakai,
54
semuanya harus direncanakan secara pedagogik harus melihat
fenomena logisnya dan tidak secara reseptif.
Adapun metode yang diterapkan oleh rohaniawan dalam
memberikan bimbingan kerohanian pada pasien di RS
Krakatau Medika Cilegon adalah sebagai berikut:
a. Metode Langsung
Metode ini dapat disampaikan dengan cara:
1) Face to face
Metode ini dilakukan dengan cara kunjungan
langsung ke pasien. Dalam pelaksanaannya sebelum
menyampaikan materi, rohaniawan biasanya
mengucapkan salam terlebih dahulu. Selanjutnya
memperkenalkan diri dan mengajak pasien untuk
berbincang-bincang atau berdialog tentang masalah-
masalah yang berhubungan dengan masalah agama
seperti shalat, doa-doa, dan memotivasi pasien agar
tetap sabar dan ikhlas dalam menghadapi ujian dari
Allah SWT.
Pemberian bimbingan rohani dengan metode ini
biasanya berupa pemberian nasehat-nasehat Islami
dan pemberian motivasi kepada pasien, nasehat-
nasehat berupa kata-kata yang menghibur dan
membangkitkan semangat hidup pasien agar pasien
tetap sabar dan tabah dalam menghadapi ujian dari
55
Allah serta tetap melaksanakan kewajiban-
kewajibannya sebagai hamba Allah.7
Menurut Hidayat,8 pemberian bimbingan rohani
kepada pasien dengan secara face toface atau visit ke
pasien lebih efektif dan lebih mengena ke hati pasien,
karena rohaniawan bisa lebih memahami pasien dan
bisa memberikan materi dengan tenang. Selain itu
dengan menggunakan metode ini pasien diajak
berkomunikasi langsung dengan rohaniawan, dengan
metode ini pula pasien merasa lebih diperhatikan.9
2) Massal
Pelaksanaan bimbingan rohani secara massal
tidak hanya ditujukan kepada pasien, akan tetapi juga
kepada segenap civitas RS Krakatau Medika.
Bimbingan rohani Islam secara massal berupa doa
pagi yang dilaksanakan setiap hari Senin, Rabu dan
Jum’at yang dimulai pukul 07.00-08.00 WIB, diawali
dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an, ceramah yang
berisi tentang kajian keIslaman kemudian diakhiri
dengan doa bersama sebelum melaksanakan tugas.10
7 Hidayat, Pembimbing Rohani Rumah Sakit Krakatau Medika Cilegon,
Wawancara pada tanggal 24 Juli 2016, pukul 9.00 wib 8 Hidayat, Pembimbing Rohani Rumah Sakit Krakatau… 9 Hidayat, Pembimbing Rohani Rumah Sakit Krakatau… 10 Hidayat, Pembimbing Rohani Rumah Sakit Krakatau…
56
b. Metode Tidak Langsung
1) Tulisan
Metode bimbingan rohani yang disampaikan
dengan tulisan yaitu berupa brosur, buku pedoman
tentang bimbingan, dan doa-doa, karena RS Krakatau
Medika telah menerbitkan brosur dan buku pedoman
tentang bimbingan bagi pasien. Buku tersebut berisi
tentang doa-doa, nasehat bagi pasien, serta brosur
yang diberikan pasien selama dirawat di rumah sakit
untuk dibaca dan diamalkan isinya.
Selain buku dan brosur juga terdapat pula
gambar atau tulisan yang bernafaskan Islam, ayat-
ayat suci al-Qur’an, ungkapan hadist dan lain-lain
yang bertemakan kesehatan yang ditempelkan pada
tempat-tempat strategis, bagi pasien yang Non-Islam
hanya diberikan nasehat, motifasi dan doa-doa yang
sesuai dengan keyakinan pasien.
2) Media Audio
Bimbingan rohani Islam dengan media audio
dilaksanakan dengan memasang pengeras suara pada
beberapa ruang pasien, ruang perawatan, ruang
tunggu dan tempat-tempat lain yang strategis,
biasanya melalui media audio inilah disajikan alunan
ayat-ayat suci al-Qur’an, lagu-lagu yang bernuansa
islami, doa kesembuhan, penerapan terapi Qur’anic
healing untuk pasien terminal, pengajian atau
ceramah agama ketika doa pagi, dan adzan shalat.
57
Sehingga ketika rohaniawan tidak mengadakan
kunjungan ke setiap ruangan secara individual, pasien
tetap dapat menerima bimbingan melalui audio
tersebut. Seperti bacaan ayat suci al-Qur’an, alunan
musik islami, doa kesembuhan, pengajian atau
ceramah agama ketika doa pagi, dan adzan shalat.
Metode bimbingan ini diberikan pada semua pasien
baik dalam kondisi biasa, sedang, kronis, maupun
traumatis. Melalui media audio ini diharapkan pasien
bisa meresapi dan mengamalkan apa yang
disampaikan oleh rohaniawan.
2. Materi Bimbingan
Materi bimbingan rohani Islam yang dimaksud adalah
pesan-pesan yang disampaikan rohaniawan kepada pasien baik
secara verbal maupun nonverbal yang mengandung ajaran-
ajaran Islam. Secara umum materi yang disampaikan pada
pasien yang satu dengan yang lainnya adalah sama, akan tetapi
pengembangan dari isi materi tersebut disesuaikan dengan
kondisi pasiennya.
Adapun materi yang ditanamkan pada diri pasien adalah
sebagai berikut:
a. Aqidah
Materi aqidah yang diberikan bukanlah materi
aqidah yang lengkap dan dalam. Materi aqidah yang
disampaikan rohaniawan kepada pasien mengenai
masalah keimanan kepada Allah SWT. Pemberian materi
aqidah tersebut bisa dilihat dari nasehat-nasehat
58
rohaniawan yaitu sebagai seorang muslim tidak boleh lupa
kepada Allah SWT.
Selain itu pasien juga dianjurkan untuk meminta
pertolongan hanya kepada Allah karena dokter, perawat,
rohaniawan hanya perantara dan yang bisa
menyembuhkan hanyalah Allah SWT. Rohaniawan juga
menyampaikan bahwa Allah tidak akan memberikan ujian
atau cobaan diluar batas kemampuan hambanya dan akan
ada hikmah di balik itu semua.
b. Ibadah
Pada materi ibadah yang biasanya disampaikan oleh
rohaniawan di RS Krakatau Medika meliputi:
1) Thaharah
Pada pelaksanaannya rohaniawan biasanya
menerangkan bahwa seorang muslim sebelum
melakukan ibadah shalat harus melakukan wudhu,
begitu pula orang sakit harus tetap melakukannya.
Apabila dalam keadaan sakit pasien tidak mampu
untuk berwudhu karena takut membahayakan
penyakitnya atau justru akan memperlambat
kesembuhan, maka pasien bisa melakukannya dengan
cara tayamum.
Rohaniawan juga menerangkan mengenai
tayamum di mana tayamum adalah sebagai pengganti
wudhu orang sakit apabila tidak diperbolehkan
menyentuh air, maka pasien diwajibkan bertayamum
dengan menggunakan debu yang bersih, seperti debu
59
yang berada dilantai, di dinding, atau debu yang
sudah disiapkan oleh rohaniawan melalui seperangkat
alat shalat dan tayamum yang berada di setiap
ruangan pasien.
Selain itu rohaniawan juga menerangkan
tentang bagaimana cara bertayamum yaitu dengan
meletakkan kedua tangan ke debu, kemudian ditiup
dengan niat yang ikhlas karena Allah sambil
membaca basmalah dan mengusap kedua tangan pada
muka dan kedua telapak tangan. Dan jika pasien
sedang dalam keadaan yang tidak memungkinkan
untuk bertayamum, maka bisa dibantu oleh keluarga
atau rohaniawan dalam bertayamum.
2) Shalat
Dalam pelaksanaan bimbingan rohani Islam
yang biasanya disampaikan oleh rohaniawan
mengenai ibadah shalat ini adalah bahwa
bagaimanapun parahnya penyakit yang dialami oleh
pasien, namun shalat harus tetap dilaksanakan dan
tidak boleh ditinggalkan karena itu merupakan
kewajiban bagi setiap muslim. Apabila dalam
keadaan sakit kemudian pasien tidak mampu
melakukan dengan sebagaimana mestinya, maka
pasien boleh melakukan shalat sesuai kemampuannya
yaitu boleh sambil duduk, berbaring atau dengan cara
isyarat, karena selama akal dan pikiran masih sehat
maka pasien harus menyadari bahwa kewajiban shalat
60
itu tidak akan gugur dan Islam mengajarkan tentang
keringanan-keringanan shalat bagi orang yang sakit.
Sebagaimana yang disampaikan oleh rohaniawan Ibu
Khusnul bahwa biasanya rohaniawan selalu
mengingatkan pasien untuk shalat, menerangkan
bagaimana cara shalat meskipun dalam keadaan sakit
dan juga mengenai fiqih Islam.11
3) Berdoa dan berdzikir
Materi dakwah lainnya yang disampaikan oleh
rohaniawan kepada pasien adalah berdoa dan
berdzikir. Pada pelaksanaannya, rohaniawan biasanya
mengingatkan pasien untuk selalu berdoa kepada
Allah SWT agar diberi kesembuhan dari penyakit
yang dideritanya. Selain itu rohaniawan juga
menyampaikan agar pasien selalu mengingat Allah
dengan cara berdzikir setiap kali ada kesempatan,
misalnya apabila tidak ada kegiatan maka pasien bisa
berdzikir sambil tiduran. Hal tersebut bertujuan agar
walaupun dalam keadaan sakit tetapi pasien tetap
selalu ingat kepada Allah sehingga pasien menjadi
lebih tenang.
Adapun ucapan dzikir yang dianjurkan adalah:
Bacaan tasbih, bacaan tahmid, bacaan takbir, bacaan
tahlil, bacaan hauqalah, bacaan hasbullah, bacaan
istighfar, bacaan lafadz haqiyatush shalihah
11 Khusnul, Pembimbing Rohani Rumah Sakit Krakatau Medika Cilegon,
wawancara, 30 Juli 2016
61
Dengan demikian doa dan dzikir yang diberikan
rohaniawan menurut pasien sangat bermanfaat sekali
karena dengan berdoa dan berdzikir maka hati
menjadi lebih tenang dan tentram.
4) Akhlak
Materi akhlak yang disampaikan oleh
rohaniawan kepada pasien adalah tentang perbuatan,
tingkah laku maupun budi pekerti. Misalnya
rohaniawan menyarankan kepada pasien agar selalu
bersikap dan berperilaku yang baik dalam
menghadapi cobaan hidup. Hal tersebut diupayakan
agar pasien mampu menghadapi cobaan dengan sikap
baik dan dengan hati yang lapang, tetap tenang, sabar
dan tawakal kepada Allah SWT.
Sebagaimana yang disampaikan rohaniawan
Bapak Hidayat, bahwa materi akhlak merupakan
rangkaian materi pokok dalam ajaran Islam yang
tidak dapat dipisahkan dengan materi sebelumnya
(aqidah dan ibadah) karena ketiganya saling
berkaitan. Dengan demikian jika aspek aqidah telah
tertanam dalam jiwa pasien, maka pasien akan dapat
berperilaku yang islami dan ia dapat menghadapi
cobaan hidup ini dengan hati yang lapang, tenang,
sabar, dan tawakal.12
12 Hidayat, Pembimbing Rohani Rumah Sakit Krakatau Medika Cilegon,
wawancara, 24 Juli 2016
62
3. Proses Bimbingan Rohani Islam pada Pasien Gagal Ginjal
Berikut gambaran proses bimbingan rohani secara umum
meliputi:
a. Pada pagi hari pada pikul 07.00 WIB pembimbing rohani
membacakan do’a untuk semua yang ada di rumah sakit,
baik itu pasien maupun seluruh petugas rumah sakit
dengan menggunakan pengeras suara di lobi rumah sakit.
Berikut ini do’a yang di sampaikan oleh pembimbing
rohani Rumah Sakit Krakatau Medika Cilegon:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Mohon perhatian kepada seluruh karyawan, seluruh
pasien, dan pengunjungRumah Sakit Krakatau Medika
Cilegon. Marilah bersama-sama kita panjatkan do’a
kehadirat Allah SWT, agar kita semua senantiasa
memperoleh petunjuk, kemudahan, dan keberkahan dalam
melaksanakan tugas meningkatkan derajat kesehatan
semua pasien di Rumah Sakit Krakatau Medika Cilegon
ini. Marilah kita semua berhenti sejenak dari segala
kegiatan untuk mengaminkan do’a ini
Bismillahirrahmanirrahim
الحمد لله رب العالمين وبه نستعين على امورالدنيا لين اشرف الانبياء والمرسوالدين والصلاة والسلام على
سيدنا محمد وعلى اله واصحابه اجمعينAllahumma ya Allah pencipta alam semesta serta pagi
yang penuh berkah ini, dengan segenap kemurahan-Mu,
karuniakanlah kepada kami petunjuk pertolongan, serta
rahmatilah segala usaha yang kami lakukan dalam upaya
kami melaksanakan tugas mulia, meningkatkan derajat
63
kesehatanpara pasien di Rumah Sakit Krakatau Medika
Cilegon ini. Lindungilah kami dari kesalahan bertindak
dan kealpaan yang dapat merugikan diri kami dan orang
lain.
Allahumma ya Allah yang penuh kasih saying atas
segenap habaNya, percepatlah kesembuhan saudara-
saudara kami yang kini terbaring di rumah sakit ini, serta
mereka yang berobat jalan menanti penyembuhan dari-Mu
ya Allah. Allahumma ya Allah, yang maha mengabulkan
segala pinta hambaNya, terimalah permohonan dan
munajat kami, amin ya Rabbal ‘alamin.
ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة وقنا عذاب النار. وصلى الله على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه
اجمعين والحمدلله رب العالمين
Selanjutnya selesai mebacakan do’a pembimbing rohani
memutar tilawah al-Qur’an.
b. Pukul 09. 30 pembimbing rohani mengunjungi pasien ke
ruangan. Sebelum mengunjungi pasien, pembimbing
rohani mencari informasi pasien yang akan dibimbing di
kantor perawat. Pembimbing rohani melihat ceklist pasien
yang akan dibimbing. Setelah mendapatkan data pasien,
pembimbing rohani selanjutnya masuk ke ruangan pasien
dengan membawa buku kecil panduan do’a-do’a.
Tahap pembimbingan meliputi:
1) Mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Saat masuk
ke dalam ruangan pembimbing memberikan
senyuman yang tulus kepada pasien maupun keluarga
pasien. Karena menurut pembimbing, senyum adalah
daya pikat nomor satu dalam pembedaan mendasar
antara senyum komunikasi. Perlu diingat bahwa
64
seorang konselor agama, dalam hal ini pembimbing
rohani di rumah sakit dengan senyum-senyum yang
lain, adalah senyum yang tulus yang terpancar dari
hati. Fungsinya yaitu membantu menghilangkan
kecurigaan berlebih dari pasien. Ekspresi perhatian
kepada pasien diharapkan dapat menenangkan pasien.
2) Pembimbing rohani mengenalkan diri dengan bahasa
dan sikap santun, ramah, dan penuh perhatian serta
menunjukkan sikap ikut prihatin atas cobaan
penderitaan sakit yang diterimanya. Agar lebih dekat
secara emosi dengan pasien maupun keluarga pasien,
pembimbing rohani bertanya tentang asal pasien,
keadaan pasien, dan hal lain yang dianggap perlu.
3) Pembiming rohani mendoakan pasien. Berikut do’a
yang dibacakan pembimbing rohani:
م الله الرحمن الرحيم ربنا الله الذى فى السماء بس
ا م ك ض ر الا و اء م ى الس ف ك ر م ا تقدس اسمك و
. ض ر ى الا ف ك ت م ح ر ل ع اج ف اء م ى الس ف ك ت م ح ر
ل ز ن ا ن ي ب ي الط ب ر ت ن ا. ا اناي ط خ ا و نب و ا ح نل ر ف اغ و
ع ج و اال ذ ى ه ل ع ك اء ف ش ن م اء ف ش و ك د ن ع ن م ة م ح ر
ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة وقنا
النار. وصلى الله على سيدنا محمد وعلى اله عذاب
.واصحابه اجمعين والحمدلله رب العالمين
65
4) Memberikan anjuran-anjuran kepada pasien untuk
tetap sabar. Karena sakit yang diberikan Allah adalah
untuk menggugurkan dosa, asalkan dengan penuh
kesabaran sebagaimana hadis Nabi dari Ummul
Mu’minin ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha telah
menceritakan kepadaku Abdullah bin Muhammad
telah menceritakan kepada kami Abdul Malik bin
'Amru telah menceritakan kepada kami Zuhair bin
Muhammad dari Abi Sa’id al Khudri dan Hurairah,
dari Nabi saw beliau bersabda, tidaklah seorang
muslim mengalami lelah, sakit, kesedihan, kedukaan,
kesengsaraan dan kesusahan, hingga duri yang
menusuknya, kecuali Allah menghapuskan kesalahan-
kesalahannya karena hal itu.
5) Meninggalkan pasien dari ruangan dengan sikap
sopan, ramah,penuh perhatian dan mengucapkan
salam. Untuk pasien non muslim, pembimbing rohani
tidak memaksakan untuk memberikan do’a secara
Islam. Apabila pasien tidak mau di do’akan,
pembimbing rohani cukup dengan memberikan
motivasi. Kemudian pembimbing rohani
mengucapkan semoga lekas sembuh dan diberikan
kesabaran dalam menghadapi segala cobaan.13
13 Hidayat, Pembimbing Rohani Rumah Sakit Krakatau…
top related