bab ii tinjauan pustaka 2.1 landasan teori 2.1.1 ...repository.ump.ac.id/7017/3/bab ii_wiwit adi...
Post on 21-Jan-2020
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Dividen
Kebijakan dividen adalah persentase laba yang dibayarkan kepada
para pemegang saham dalam bentuk dividen tunai, penjagaan stabilitas
dividen dari waktu ke waktu, pembagian dividen saham dan pembelian
kembali saham. Kebijakan dividen merupakan kebijakan penting ketiga
dalam manajemen keuangan stelah kebijakan investasi dan kebijakan
pendanaan (Harmono, 2009).
Dividen juga sebagai harapan bagi para investor, artinya pada titik
tertentu para investor mengharapkan adanya pembagian laba dari laba yang
diperoleh perusahaan. Dan dapat disimpulkan juga bahwa dividen
merupakan pembayaran yang diberikan perusahaan kepada pemegang
saham, sehubungan dengan keuntungan/laba yang diperoleh perusahaan
(Hadiwidjaja, 2007). Seperti yang diungkapkan oleh Horne dan Wachowicz
(1998) bahwa perusahaan harus menetapkan kebijakan dividen yang dapat
memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Jika perusahaan tidak memiliki
kesempatan investasi yang menguntungkan maka kelebiahn dana sebaiknya
didistribusikan pada pemegang saham. Perusahaan tidak harus membayar
dividen dalam jumlah yang sama pada setiap periode karena pembayaran
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
dividenn dalam jumlah sekecil apapun akan lebih baik daripada tidak sama
sekali.
Biasanya dividen dibagikandengan internal waktu yang tetap, tetapi
kadang-kadang diadakanpembagian dividen tambahan pada waktu yang
bukan biasanya. MenurutBrigham dan Houstan (2001), dividen biasanya
dibagikan setiap triwulan,jika situasi mendukung, maka dividen dapat
dinaikkan sekali setiap tahun.Dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat
mempunyai beberapabentuk sebagai berikut :
1. Dividen Kas (Cash Dividends)
Dividen yang paling umum dibagikan dalam bentuk kas, yang
perludiperhatikan adalah apakah jumlah uang kas yang ada
mencukupiuntuk pembagian dividen.
2. Dividen Aktiva Saham Kas (Property Dividends)
Kadang-kadang dividen dibagikan dalam bentuk aktiva selain
kas.Aktiva yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat
berharga,perusahaan lain yang dimiliki, barang dagangan atau aktiva
lain.
3. Dividen Utang (Scrip Dividends)
Dividen utang (scrip dividends) timbul apabila saldo laba tidak
dibagimencukupi untuk pembagian dividen, tetapi saldo kas yang ada
tidakcukup, sehingga perusahaan akan mengeluarkan scrip dividens
yaitujanji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang
akandatang.
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
4. Dividen Likuiditas
Dividen likuiditas adalah dividen yang sebagian besar
merupakanpengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan
adalahsebesar deflasi yang diperhitungkan untuk periode tersebut.
5. Dividen Saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham tanpa
dipungut.Pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan
saham-sahamyang dimilikinya.
2.1.2. Teori Kebijakan Dividen
Pada umumnya sebagai penghasilan bersih sesudah pajak
perusahaan dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan
kembali. Pembuatan keputusan tentang dividen ini disebut kebijakan
dividen. Ada berbagai pendapat atau teori tentang kebijakan dividen
(Atmaja, 2003):
2.1.2.1 “Teori Ketidakrelevanan Dividen” Dari Modligiani dan Miller
(MM)
Menurut Modigliani dan Miller (MM), nilai suatu perusahaan
tidak ditentukan oleh besar kecilnya DPR, tapi ditentukan oleh laba
bersih sebelum pacak (EBIT) dan kelas risiko perusahaan. Jadi
menurut MM, dividen adalah tidak relevan. Pernyataan ini
didasarkan pada asumsi: pasar modal yang sempurna sulit ditemui,
biaya emisi saham baru pasti ada, pajak pasti ada dan kebijakan
investasi perusahaan tidak mungkin berubah.
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
2.1.2.2 TeoriBird-in-the-hand
Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan John
Lintneryang menyatkan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan
naik jika dividen payout ratio rendah karena investor lebih suka
menerima dividen daripada capital agains. Menurut mereka, investor
memandang dividen yield lebih pasti dari pada capital again yield.
Perlu diingat bahwa dilihat dari sisi investor, biaya modal sendiri
adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham.
Modigliani dan Miller menganggap bahwa argumen Gordon
dan Lintern ini merupakan suatu kesalahan (MM menggunakan
istilah “The Bird in the hand Falley”). Menurut MM, pada akhirnya
investor akan kembali menginvestasiakan dividen yang diterima
pada perusahaan yang sama atau perusahaan yang memiliki risiko
yang hampir sama.
2.1.2.3 Tax Differential Theory(Teori Perbedaan Pajak)
Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy yang
menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan
dividen dan capital agains, para investor lebih menyukai capital
agains karena dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu
investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi
pada saham yang memberikan dividend yield tinggi, capital agains
yield rendah daripada saham dengan dividen yield rendah, dan
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
capital agains yield tinggi. Jika pajak atas dividen lebih besar dari
pajak atas capital agains, perbedaan ini akan makin terasa.
2.1.2.4 Teori “Signaling Hypothesis”
Ada bukti empiris bahwa jika ada kenaikan dividen, sering
diikuti dengan kenaikkan harga saham. Sebaliknya penurunan
dividen pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena
ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai
dividen daripada capital agains. Tapi Modigliani dan Miller
berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen yang diatas biasanya
merupakan suatu “sinyal” kepada para investor bahwa menajemen
perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa
mendatang. Sebaliknya, suatu penurunan dividen atau kenaikan
dividen yang dibawah kenaikan normal (biasanya) diyakini investor
sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan menghadapi masa sulit di
waktu mendatang.
Seperti teori dividen yang lain, teori ini juga sulit dibuktikan
secara empiris. Adalah nyata bahwa perubahan dividen mengandung
beberapa informasi. Tapi sulit dikatakan apakah kenaikkan dan
penurunan harga setelah adanya kenaikkan dan penurunan dividen
semata-mata disebabkan oleh efek “sinyal” atau disebabkan karena
efek “sinyal” dan preferensi terhadap dividen.
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
2.1.2.5 Teori “Clientele Effect”
Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang
saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap
kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang
membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai suatu
dividend payout ratio yang tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang
saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang
jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan.
Jika perbedaan pajak bagi individu (misalnya orang lanjut
usia dikenakan pajak lebih ringan) maka kelompok pemegang saham
yang dikenakan pajak tinggi lebih menyukai capital agains karena
dapat menunda pembayaran pajak. Kelompok ini lebih senang jika
perusahaan membagi dividen yang kecil. Sebaliknya kelompok
pemegang saham yang dikenai pajak relative rendah cenderung
menyukai dividen yang besar.
Bukti empiris menunjukkan bahwa efek dari “clientele” ini
ada. Tapi menurut Modigiani dan Miller hal ini tidak menunjukkan
bahwa dividen besar lebih baik dari dividen kecil, demikian
sebaliknya. Efek “Clientele” ini hanya menyatakan bahwa bagi
sekelompok pemegang saham, kebijakan dividen tertentu lebih
menguntungkan mereka.
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
2.1.3. Kebijakan Pembagian dividen
Perusahaan harus memutuskan berapa besarnya keuntungan yang
ditahandan berapa besarnya yang akan dibagikan kepada pemegang saham
sebagaidividen. Keputusan ini penting karena menyangkut tanggung jawab
terhadappemegang saham yang telah menanamkan dananya dan juga
terhadappertumbuhan perusahaan (Amalia, 2011). Ada tiga macam
kebijaksanaan pembayaran dividen menurut Gitosudarmo (2008):
1. Stable Dividend Policy (Kebijakan Pembayaran Dividen yang Stabil)
Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan selalu stabil
dalam jumlah yang tetap, stabil yang makin naik dan stabil yang
semakin menurun. Jadi besarnya dividen yang dibayarkan dalam jumlah
yang selalu stabil walaupun terjadi fluktuasi dalam net income. Apabila
pada suatu saat kondisi perusahaan mengalami kerugian, pembayaran
dividen akan diambilkan dari cadangan stabilitas dividen. Beberapa
keuntungan pembayaran dividen yang stabil:
a. Harga saham pada umumnya naik, maka saham-saham yang
diterbitkan oleh perusahaan yang menganut kebijaksanaan
pembayaran dividen stabil tingkat kenaikkannya akan lebih tajam.
b. Jika harga saham pada umumnya turun, maka penurunan harga
saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang menganut
kebijaksanaan ini tingkat penurunannya lebih lambat.
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
c. Lebih mudah diakui oleh Badan Pembina Pasar Modal sebagai go
public, sehingga penjualan sahamnya akan lebih mudah dan mudah
untuk masuk legal list.
2. Fluctuating Dividen Policy (Kebijaksanaan Dividen yang Berfluktuasi)
Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan mendasarkan
pada tingkat keuntungan pada setiap akhir periode. Apabila tingkat
keuntungan tinggi maka besarnya dividen yang dibayarkan relative
tinggi, dan sebaliknya bila tingkat keuntungan rendah maka besarnya
dividen yang dibayarkan juga rendah, atau dapat dikatakan besarnya
selalu proposional dengan tingkat keuntungannya.
3. Kombinasi Stable Dividend Policy dan Fluctuating Dividend Policy
Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada
yang bersifat stabil atau tetap, tetapi sebagian yang lain bersifat
proporsional dengan tingkat keuntungan yang dicapai. Apabila
perusahaan tidak mendapatkan laba para pemegang saham masih
mendapatkan dividen tetap dan apabila didapatkan keuntungan dari
hasil operasinya didapatkan bagian dari keuntungan. Bagian dividen
yang bersifat proporsional besarnya tidak sama dengan dividen yang
menggunakan kebijakan fluktuatif.
2.1.4. Prosedur Pembagian Dividen
Didalam pembayaran dividen oleh emiten, maka emiten selalu
akanmengumumkan secara resmi jadwal pelaksanaan pembayaran dividen
tersebutbaik baik dividen tunai maupun dividen saham. Penetapan tanggal
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
merupakan hal yang sangat penting dan relevan dalam hubungannya dengan
dividen, dengan alasan antara lain (Tampubolon, 2013):
1. Tanggal Pengumuman (Declaration Date)
Merupakan tanggal dimana Dewan Direksi mengumumkan dividen.
Pada tanggal ini, pembayaran akan dividen merupakan kewajiban yang
legal dari perusahaan.
2. Tanggal Pencatatan Pemegang Saham (Date of Record)
Merupakan tanggal dimana pemegang saham berhak untuk menerima
dividen.
3. Tanggal Ex- Dividend (Ex- Dividend Date)
Merupakan tanggal dimana hak atas dividen lepas dari saham. Hak atas
dividen dari saham sampai 4 hari sebelum date of record.
Pengertiannya, 4 hari sebelum record date, hak atas dividen tidak lagi
ada pada saham, dan penjualan bukan lagi pemilik saham tersebut, yang
seharusnya orang yang akan menerima dividen. Harga pasar saham
mempengaruhi kenyataan dan telah berlalu dan akan turun kira-kira
sejumlah dividen tersebut.
4. Tanggal pembayaran (Payment Date)
Tanggal ini merupakan tanggal dimana perusahaan akan membayarkan
dividen dengan membagikan cheque dividen kepada pemegang saham.
2.1.5. Pengertian Dividend Payout Ratio
Dividend payout ratio (DPR)adalah suatu keputusan untuk
menentukan seberapa besarbagian dari pendapatan perusahaan yang akan
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
dibagikan kepada pemegang sahamdan yang akan diinvestasikan kembali
atau ditahan di dalam perusahaan(Martonodan Harjito,2005 dalam Amalia
2011). Sedangkan menurut Riyanto (2001), dividen payout ratio adalah
presentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham
sebagai “cash dividend”.
Dari pengertian tersebut, DPR didasarkan pada rentang
pertimbangan antarakepentingan pemegang saham di satu sisi, dan
kepentingan perusahaan di sisi lain.Dividen Payout Ratio penting
dikarenakan (Amalia, 2011):
1. Pembagian dividen mungkin akan mempengaruhi harga saham.
2. Pendapatan yang ditahan (retained earning) biasanya merupakan
sumbertambahan modal sendiri yang terbesar dan terpenting untuk
pertumbuhanperusahaan.
Di dalam komponen dividend per share terkandung unsur
dividen,sehingga jika semakin besar dividen yang dibagikan maka semakin
besarpula dividend payout rationya. Pembagian dividen yang besar
bukanyatidak diinginkan oleh investor, tetapi jika dividend payout ratio
lebih besardari 25% dikuatirkan akan terjadi kesulitan likuiditas
keuanganperusahaan dimasa yang akan datang.Hasilnya, dividen
biasanyadipertahankan pada jumlah konstan dan dinaikkan hanya jika
manajeryakin bahwa relatif mudah untuk mempertahankan kenaikan
pembayarantersebut di masa depan.
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
Menurut Sartono (2001) dan Gitosudarmo (2013), besar kecilnya
Dividend Payout Ratiodipengaruhi beberapa faktor, yaitu:
1. Faktor likuiditas
Semakin tinggi likuiditas akan meningkatkan dividend payout ratiodan
sebaliknya semakin rendah likuiditas akan menurunkan dividendpayout
ratio.
2. Kebutuhan dana untuk melunasi utang
Semakin besar dana untuk melunasi utang baik untuk obligasi
hipotikdalam tahun tersebut yang diambilkan dari kas maka akan
berakibatmenurunkan dividend payout ratio dan sebaliknya.
3. Tingkat ekspansi yang direncanakan
Semakin tinggi tingkat ekspansi yang direncanakan oleh
perusahaanberakibat mengurangi dividend payout ratio karena laba
yangdiperoleh diprioritaskan untuk penambahan aktivitas.
4. Faktor pengawasan
Cenderung akan memperkuat modal sendiri sehingga
mengakibatkankenaikan dividend payout ratio, dan sebaliknya semakin
tertutupnyaperusahaan akan menurunkan dividend payout ratio.
5. Ketentuan-ketentuan dari Pemerintah
Ketentuan-ketentuan tersebut dimaksud adalah yang berkaitan
denganlaba perusahaan maupun pembayaran dividen.
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
6. Pajak Kekayaan/Penghasilan dari Pemegang Saham
Apabila para pemegang saham adalah ekonomi lemah yang bebas pajak
maka dividend payout ratio lebih tinggi diabanding apabila pemegang
saham para ekonomi kuat yang kena pajak.
2.1.6. Cash position (CP)
Likuiditas dalam penelitian ini diproksikan dalam Cash Position
(CP).Likuiditas perusahaan merupakann faktor yang penting yang harus
dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan
besaranya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham.
Oleh karena dividen merupakan “cash outflow” atau kas keluar, maka makin
kuatnya posisi likuditas atau posisi kas perusahaan, berarti makin besar
kemampuannya untuk membayar dividen (Riyanto, 2001).
Dalam teori relevan dividen, kebijakan dividen akan berpengaruh
terhadapharga saham. Apabila harga saham naik, maka investor akan
meningkat dan labaakan naik. Kenaikan laba ini akan menyebabkan
peningkatan uang kas yangdimiliki perusahaan sehingga cash position (CP)
akan meningkat. Semakin besarcash position (CP) maka perusahaan akan
membayarkan dividen yang lebih besarpula.
Semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara
keseluruhanakan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen. Dengansemakin meningkatnya cash position juga dapat
meningkatkan keyakinan parainvestor untuk memperoleh dividen tunai
(cash dividen) yang diharapkan olehinvestor.
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
2.1.7. Current Ratio
Current Ratio atau rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau
hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk
menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar
dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan
(margin of safety) suatu perusahaan. Perhitungan rasio lancar dilakukan
dengan cara membandingkan antara total aktiva dengan total hutang lancar.
Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat
dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar hutang.
Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi
perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak
digunakan sebaik mungkin (Kasmir, 2011).
2.1.8. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara
membandingkan antara seluruh hutang, termasuk hutang lancar dengan
seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang
disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata
lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan untuk jaminan hutang (Kasmir, 2011).
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
Sedangkan menurut Hardinugroho (2012), debt to equity ratio
merupakan rasio untuk mengukur jumlah hutang atau dana dari luar
perusahaan terhadap modal sendiri (shareholder equity). Semakin besar rasio
ini menujukkan semakin besar pula tingkat ketergantungan perusahaan
terhadap pihak eksternal (kreditur) dan semakin besar pula beban biaya
hutang yang harus dibayar perusahaan. Semakin meningkat rasio maka hal
tersebut berdampak pada menurunnya profit yang diperoleh perusahaan,
karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman.
Bagi perusahaan semakin besar rasio akan semakin baik,
sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan
yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi
peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai dari aktiva.
Rasio ini memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko
keuangan perusahaan. Debt to Equity Ratio untuk setiap perusahaan tentu
berbeda-beda tergantung karakteristik bisnis dan keberagaman arus kasnya.
Perusahaan dengan arus kas yang stabil biasanya memiliki rasio yang lebih
tinggi dari risiko kas yang kurang stabil (Kasmir, 2011).
Dalam permasalahan debt to equity ratio ini yang perlu dipahami
bahwa, tidak ada batasan berapa debt to equity ratio yang aman bagi suatu
perusahaan. Namun untuk konservatif biasanya debt to equity ratio > 66%
atau 2/3 sudah dianggap risiko (Fahmi, 2011).
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
2.1.9. Free Cash Flow
Free cash flow adalah kas dari aktivitas operasi dikurangi
capitalexpenditures yang dibelanjakan perusahaan untuk memenuhi
kapasitas produksi saat ini. Free cash flow dapat digunakan untuk
penggunaan diskresioner seperti akuisisi dan pembelanjaan modal dengan
orientasi pertumbuhan (growth-oriented), pembayaran hutang, dan
pembayaran kepada pemegang saham baik dalam bentuk dividen. Semakin
besar freecash flow yang tersedia dalam suatu perusahaan, maka semakin
sehat perusahaan tersebut karena memiliki kas yang tersedia untuk
pertumbuhan, pembayaran hutang, dan dividen (Rosdini, 2009).
Sedangkan menurut Sartono (2001), aliran kas bebas atau free cash
flow (FCF) adalah cash flow yang tersedia untuk dibagikan kepada para
investor setelah perusahaan melakukan investasi pada fixed asset dan
working capital yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan
usahanya. Dengan kata lain aliran kas bebas adalah kas yang tersedia diatas
kebutuhan investasi yang profitable. Free cash flow ini sebenarnya
merupakan hak pemegang saham.
Secara khusus nilai dari operasi perusahaan bergantung pada aliran
kas bebas yang diharapkan terjadi atau expected free cash flow. Jadi free
cash flow ini mencerminkan sejumlah kas yang secara aktual tersedia untuk
dibagikan kepada investor. Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan
bahwa cara yang dapat dilakuan manajer untuk meningkatkan nilai
perusahaannya adalah dengan menaikkan free cash flow.
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
2.1.10. Return On Assets (ROA)
Return On Assets (salah satu ukuran profitabilitas)
merupakanukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan denganmemanfaatkan aktiva tetap yang digunakan
dalam menghasilkan keuntungandengan memanfaatkan aktiva tetap
yang digunakan untuk operasi. Semakin besarROA menunjukkan
kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingkatkembalian
investasi (return) yang semakin besar.
Menurut Hanafi (2004) dalam Puspita 2009, perusahaan
yang mempunyai aliran kas atauprofitabilitas yang baik bisa
membayar deviden atau meningkatkan deviden. Halyangsebaliknya
akan terjadi jika jika aliran kas tidak baik. Alasan
lainpembayaran deviden adalah untuk menghindari akuisisi oleh
perusahaan lain.Perusahaan yang mempunyai kas yang berlebihan
seringkali menjadi target dalamakuisisi. Untuk menghindari
akuisisi, perusahaan tersebut bisa membayarkandeviden, dan
sekaligus juga membuat senang pemegang saham.
Oleh karena dividen diambil dari keuntungan bersih
yang diperolehperusahaan, maka keuntungan tersebut akan
mempengaruhi besarnya dividenpayout ratio. Perusahaan yang
memperoleh keuntungan cenderung akanmembayar porsi keuntungan
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
yang lebih besar sebagai dividen. Semakin besarkeuntungan
yang diperoleh, maka akan semakin besar pula
kemampuanperusahaan untuk membayar dividen (Damayanti dan
Achyani, 2006 dalam Puspita 2009).
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai faktor-faktor
yang diduga berpengaruh terhadap dividen payout ratio dan digunakan
sebagai referensi serta pembanding dalam penelitian ini adalah:
1. Lisa Marlina dan Clara Danica (2009) telah melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio,
dan Return On Assets terhadap Dividen Payout Ratio”. Hasil penelitian
secara parsial menunjukkan bahwa variabel cash position dan return on
assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen payout ratio.
Sedangkan variabel independen Debt to Equity Ratio tidak mempunyai
pengaruh signifikan terhadap variabel dependen Dividen Payout Ratio.
2. Hedi Gustian dan Utik Bidayati (2009) melakukan penelitan dengan
judul “Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan
Return on Assets terhadap Dividen Payout Ratio pada perusahaan
Properti yang terdaftar di BEI”. Dengan hasil bahwa variabel Cash
Position, Debt To Equity Ratio, dan Return On Asset secara simultan
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Dividen Payout Ratio.
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
3. Dini Rosdini (2009) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Free
Cash Flow terhadap Dividen Payout Ratio”. Dengan hasil penelitian
bahwa free cash flow berpengaruh positif terhadap dividen payout ratio.
4. Indrayenti (2010) dengan judul “Rasio Investasi, Quick Ratio, Return on
Investment dan Pertumbuhan Perusahaan dalam mempengaruhi Dividen
Payout Ratio”. Dan hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa
dari empat variabel independen yang berpengaruh hanya Rasio Investasi
dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Dividen Payout Ratio, sedangkan
variabel Quick Ratio dan Return On Investmen tidak berpengaruh
terhadap Dividen Payout Ratio.
5. Shita Amalia (2011) dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividend Payout Ratio (Studi Kasus
Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Non Keuangan 2005-2009).
Dengan hasil penelitian secara parsial variabel independen Net Profit
Margin dan Firm Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel dependen Dividen Payout Ratio, sedangkan variabel Cash Ratio
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividen Payout Ratio dan
variabel Debt to Equity Ratio dan Growth berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap Dividen Payout Ratio.
6. Rully Sulisetyani dan Sri Rahayu (2012) dengan judul “Analisis
Pengaruh Return On Investment, Earning Per Share, Debt to Total
Asset, Net Profit Margin terhadap Dividen Payout Ratio (Studi Empirik
Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif Serta Makanan dan
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011).
Hasil dari penelitian ini yaitu variabel Return On Investmen memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Payout Ratio, sedangkan
variabel Earning Per Share, Debt to Total Asset dan Net Profit Margin
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio.
7. Jurica Lucyanda dan Lilyana (2012) dengan judul penelitian “Pengaruh
Free Cash Flow dan Struktur Kepemilikan terhadap Dividen Payout
Ratio”. Dengan hasil penelitian bahwa variabel free cash flow
berpengaruh positif terhadap dividen payout ratio, sedangkan variabel
kepemilikan institusional berpengaruh negative terhadap dividen payout
ratio.
8. Nor Apandi (2013) dengan penelitian yang baerjudul “Analisis
pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan
Return on Investmen terhadap Dividen Payout Ratio pada perusahaan
otomotif yang terdaftar di BEI periode 2009-2011”. Hasil penelitian
secara parsial menunjukkan variabel Curret Ratio dan Total Asset
Turnover berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio, sedangkan
variabel Debt to Equity Ratio dan Return On Investmen tidak
berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio.
9. Unzu Marietta dan Djoko Sampurno (2013) melakukan penelitian
tentang “Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return On Assets, Growth, Firm
Size, Debt to Equity Ratio terhadap Dividen Payout Ratio (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI tahun 2008-2011)”.
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
Dengan hasil variabel Return On Assets, Firm Size, dan Debt to Equity
Ratio berpengaruh positif terhadap Dividen Payout Ratio, sedangkan
variabel Cash Ratio berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
Dividen Payout Ratio.
10. Rizky Arimawati (2011) dengan judul “Analisis Pengaruh Cash
Position, Return On Equity, Debt to Equity Ratio, Company’s Growth
dan Collateralizable Assets Terhadap Dividen Payout Ratio (Studi
Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar di BEI 2007-
2009)”. Dengan hasil penelitian variabel independen Collateralizable
Assets berpengaruh positif signifikan terhadap Dividen Payout Ratio
sedangakan variabel Cash Position, Return On Equity, Debt to Equity
Ratio, dan Company’s Growth tidak berpengaruh signifikan terhadap
Dividen Payout Ratio.
11. Agung Hardinugroho (2012) melakukan penelitian mengenai “Analisis
Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Dividen Payout Ratio (DPR) Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI tahun 2009-2010”. Hasil
penelitian menunjukan bahwa variabel Return On Investmen dan Firm
Size berpengaruh positif dan sigifikan terhadap DPR, sedangkan variabel
Debt to Equity Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
DPR dan variabel Current Ratio berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap Dividen Payout Ratio.
12. Hani Diana Latiefasari (2011) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi Empiris Pada
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI 2005-2009)”. Dengan
hasil penelitian menunjukan secara parsial variabel COL berpengaruh
positif dan signifikan terhadap DPR.Variabel Growth berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap DPR. Variabel Current Ratio,ROE, dan
DER berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap DPR.
13. Ristia Angga Rukmana (2013) dengan judul penelitian “Analisis
Pengaruh Return On Assets, Debt to Total Asset, Current Ratio, Growth
dan Size Terhadap Dividen Payout Ratio (Studi Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di BEI tahun 2007-2011). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel Return On Asset dan Debt to Total Asset
berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR, sedangkan variabel
Current Ratio, Growth dan Size berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap DPR.
14. Dyah Handayani BS (2010) meneliti tentang “Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan
Manufaktur di BEI periode 2005-2007”. Dengan hasil penelitian
menunjukkan secara parsial variabel return on assets dan size yang
berpengaruh signifikan positif dan variabel debt to equityratio
berpengaruh signifikan negatif terhadap Devidend Payout Ratio,
sedangkanvariabel current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap
Devidend PayoutRatio.
15. Vicky Megawati (2011) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
Yang Terdaftar di BEI 2005-2009”. Hasil penelitian menunjukan bahwa
secara parsial variabel cash position, return on assets, firm size
berpengaruh signifikan dan positif terhadap dividend payout ratio,
sedangkan variabel debt to equity ratio berpengaruh negative dan tidak
signifikan terhadap dividen payout ratio.
2.2.2. Bagan Kerangka Pemikiran
Cash position/posisi kas merupakan rasio kas akhir tahun dengan
earnings after tax. Posisi kas merupakan faktor yang penting yang harus
dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan
besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh
karena itu dividen merupakan cash outflow, maka makin kuat posisi kas
perusahaan, berarti makin besar kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen (Riyanto, 2001).
Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva
lancarnya. Berdasarkan teori di atas dan bird in hand theory dapat ditarik
kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan maka
tingkat deviden yang diterima investor juga semakin besar. Sehingga ditarik
kesimpulan bahwa current ratio memiliki pengaruh positif terhadap dividen
payout ratio.
Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar
kecilnya laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham termasuk dividen
yang akan diterima, karena kewajiban tersebut lebih tinggi, maka kemampuan
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah. Sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa DER memiliki pengaruh negatif terhadapDividend
Payout Ratio. Seperti halnya menurut Riyanto (2001), utang dapat dilunasi
dengan mengganti utang tersebut dengan yang baru atau dengan dana sendiri
yang berasal dari keuntungan. Apabila perusahaan menetapkan bahwa
pelunasan utangnya diambil dari laba ditahan, berarti perusahaan harus
menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, ini
berarti bahwa hanya sebagian kecil saja dari pendapatan atau earning yang
dapat dibayarkan sebagai dividen. Dengan kata lain perusahaan harus
menetapkan dividend payout ratio yang rendah.
Hasil pengujian yang dilakukan Rosdini (2009) menemukan
bahwa free cash flow mempunyai pengaruh terhadap DPR. Pengaruh free
cash flow terhadap dividen payout ratio bersifat positif, artinya semakin
tinggi free cash flow maka semakin tinggi dividen yang dibagikan dan
sebaliknya. Hasil ini juga sama ditemukan pada penelitian Thanatawee
(2011) yang menunjukan bahwa free cash flow berpengaruh positif terhadap
dividen payout raito.
Return on assets (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang
digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan
keuntungan dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Adanya
pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen adalah karena dividen
sebagian dari laba bersih yang di peroleh oleh suatu perusahaan. Dalam teori
“bird in the hand” investor lebih menyukai dibagikan dividen daripada
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
harus menunggu capital again (Sartono, 2001). Maka dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi juga dividen yang
dibagi, sehingga ROA berpengaruh positif terhadap DPR.
Berdasarkan dari landasan teori dan penelitian yang telah
diungkapkan diatas, maka kerangka pemikiran dapat digambarkan seperti di
bawah ini:
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran
2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu kesimpulan awal yang bersifat
sementara dari penelitian yang masih harus diuji kebenarannya. Berdasarkan
landasan teori diatas, maka saya ajukan lima hipotesis alternatif sebagai
berikut:
H1: Cash Position berpengaruh positif terhadap Dividen Payout Ratio.
H2: Curent Ratio berpengaruh positif terhadap Dividen Payout Ratio.
Cash Position
Current Ratio
Debt to Equity Ratio
Free Cash Flow
Return On Assets
Dividen Payout Ratio
H1 (+)
H3 (-)
H2 (+)
H4 (+)
H5 (+) H6
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
H3: Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap Dividen Payout
Ratio.
H4: Free Cash Flow berpengaruh positif terhadap Dividen Payout Ratio.
H5: Return On Assets berpengaruh positif terhadap Dividen Payout Ratio.
H6: Cash Position, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Free Cash Flow,
dan Return On Asset memiliki pengaruh terhadap Dividen Payout Ratio.
Analisis Pengaruh Cash..., Wiwit Adi Saputri, Fakultas Ekonomi UMP, 2014
top related