bab ii studi tentang al-qur’an surat al-nahl ayat...
Post on 06-Apr-2019
318 Views
Preview:
TRANSCRIPT
12
BAB II
STUDI TENTANG AL-QUR’AN SURAT AL-NAHL AYAT 90
A. Deskripsi Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Surat Al-Nahl ayat 90.
1. Adil dalam al-Qur’an
Keadilan dalam al-Qur’an di sebutkan sebanyak 27 kali dalam 12
surat, masing-masing ayat yang memuat term keadilan memiliki bentuk,
kategori, subyek, obyek, dan makna tersendiri dan digunakan dalam
berbagai aktivitas. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat dari tabel berikut ini:
Berdasarkan tabel,1 di bawah maka term keadilan dapat dipahami
sebagai berikut:
No Kata Tempat
Ayat Bentuk Kata
Kategori Ayat
Subyk Ayat
Obyek Ayat
Arti Ayat
عد ل .1
Al-Infithar:7
Fi’il madhi Makkiyah Allah Manusia Seimbang
:As-Syura اعدل .215
Fi’il amar Makkiyah Allah Manusia Berlaku adil
:Al-An’am عدل .370
Isim masdar
Makkiyah Allah Manusia Segala macam perbuatan
An-Nisa’: 3 Fi’il تعدلوا .4mudhori’
Madaniyah Allah Manusia Berlaku adil
:’An-Nisa تعد لوا .5129
Fi’il mudhori’
Madaniyah Allah Manusia Berlaku adil
:’An-Nisa تعد لوا .6135
Fi’il mudhori’
Madaniyah Allah Manusia Menyimpang dari kebenaran
Al-Maidah Fi’il تعد لوا .7mudhori’
Madaniyah Allah Manusia Berlaku adil
:Al-An’am يعد لون .81
Fi’il mudhori’
Makkiyah Allah Manusia Memper sekutukan sesuatu
عد لوني .9 Al-An’am: 150
Fi’il mudhori'
Makiyyah Allah Manusia Mempersekutukan
:Al-A’raf يعد لون 10159
Fi’il mudhori'
Makiyyah Allah Manusia Menjalankan keadilan
:Al-A’raf يعد لون .11181
Fi’il mudhori'
Makiyyah Allah Manusia Menjalankan keadilan
:An-Naml يعد لون .1260
Fi’il mudhori’
Makiyyah Allah Manusia Menyimpang(dari (kebenaranا
:Al-An’am اعد لوا .13152
Fi’il amr Makiyyah Allah Timbangan
Berlakulah adil (dlm
1Tabel disimpulkan dari urutan ayat, Muhammad fuad abd. Baqi, Al mu’jam al-mufahras
li al fadzil Qur’an al karim, (Kairo: Darul Hadist, t. th), hlm. 550-551
13
timbangan) -Al عد ل .14
Baqarah: 48
Isi masdar Madaniyah Allah Hari kiamat
Tebusan
-Al عد ل .15Baqarah: 123
Isim masdar
Madaniyah Allah Hari kiamat
Tebusan
-Al العد ل .16Baqarah: 282
Isim majrur Madaniyah Allah Manusia Benar
-Al العد ل .17Baqarah: 282
Isim masdar majrurun bil ba’
Madaniyah Allah Manusia Jujur
:’An-Nisa العد ل .1858
Isim masdar
Madaniyah Allah Manusia (hakim)
Adil
-Al عد ل .19Maidah: 95
Isim masdar
Madaniyah Allah Manusia Adil
-Al عد ل .20Maidah: 95
Isim masdar
Madaniyah Allah Manusia Seimbang
-Al عد ل .21Maidah: 106
Isim masdar
Madaniyah Allah Manusia Adil
-Al اعد لوا .22Maidah:8
Fi’il amar Madaniyah Allah Manusia Berlaku adil
:Al-An'am تعد ل .2370
Fi’il mudhori’
Makiyyah Allah Manusia Menebus
:Al-Nahl العد ل .2476
Isim masdar
Makiyyah Allah Manusia Keadilan
:Al-Nahl العد ل .2590
Isim masdar
Makiyyah Allah Manusia Adil
:Al-Hujurat العد ل .269
Isim masdar
Madaniyah Allah Manusia Adil
: Ath-Talaq عد ل .272
Isim masdar
Madaniyah Allah Manusia Adil
Al-An’am Isim عدال .28masdar
Makiyyah Allah Al- Qur’an
Adil
a. Kata adil adalah (al’adlu) merupakan masdar dari kata adala dengan
segala perubahan bentuknya, ia terulang dalam al-Qur’an sebanyak 28
kali yang tergelar di dalam 12 surat.
b. Semua surat yang didalamnya memuat kata adil (dengan segala
perubahan bentuknya di turunkan di makkah dan madinah, sehingga
surat ini ditujukan untuk seluruh manusia baik yang beriman maupun
tidak.
c. Subyek adil (al’adlu) adalah Allah SWT, karena hanya dia zat yang
maha adil.
d. Obyek adil adalah manusia secara umum, hakim, timbangan dan al-
Qur’an.
14
e. Makna adil dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu العدل adil. القسط
adalah bagian yang wajar dan patuh امليزان adalah timbangan atau alat
untuk menimbang.
Deskripsi adil pada tabel diatas kiranya masih terlalu general. Untuk
itu perlu adanya batasan-batasan tersendiri yang lebih spesifik. Maksud
spesifik di sini adalah penggambaran konsep adil yang khusus dikaitkan
pada obyek manusia sebagai inti kosmis. Oleh karena itu dapat di lihat
berikut ini:
No Kata Tempat Ayat Obyek Korelasi Ayat Al-Nahl: 90 Manusia secara العدل .1
umum Untuk berlaku adil dalam setiap perbuatan baik sikap maupun ucapan
Al-An' am: 152 Kata ganti perintah اعد لوا .2untuk orang banyak (jamak)
Menyempurnakan takaran dan timbangan
An-Nisa’: 3 Kata ganti orang تعد لوا .3kedua jamak
Menikahi perempuan lebih dari satu
An-Nisa’: 58 Manusia secara العد ل .4umum
Menetapkan hukum diantara manusia
Al-Baqarah: 282 Manusia yang العد ل .5beriman
Bermuamalah ialah seperti berjual beli, hutang piutang atau sewa menyewa dan lain sebagainya
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dipahami sebagai berikut.
Obyek kata adil pada tabel tersebut ditujukan pada tiga kategori, yaitu:
a. Manusia secara umum, seperti pada QS. Al-Nahl: 90. Obyek manusia
secara umum ini disebabkan oleh kondisi ayat yang bersifat deskriptif
yaitu sekedar menggambarkan konsep keadilan manusia secara umum
tanpa dikaitkan dengan segala aktivitas
b. Kata ganti perintah untuk orang banyak (jamak). Obyek keadilan ini
dikaitkan dengan melakukan takaran timbangan. Oleh karena itulah
maka di korelasikan dengan aktivitas jual beli dalam hal timbang-
menimbang (muamalah).
15
c. Kata ganti orang kedua jamak, seperti pada QS. An-Nisa’: 3 ini terkait
dengan berlaku adil dalam melakukan hubungan pernikahan dan apabila
tidak bisa berlaku adil maka cukup menikahi perempuan hanya satu saja,
kecuali dalam keadaan darurat.
2. Ihsan dalam al-Qur’an
Ihsan dalam al-Qur’an di sebutkan sebanyak 194 kali dalam 54
surat. Kata ihsan merupakan bentuk masdar dari ahsana-yuhsinu, dengan
segala perubahan bentuknya. Surat yang memuatnya adalah An-Nisa’: 4,
Al-Furqon: 25, Al-Kahfi: 18, Al- An’am: 6, Yusuf: 12, Al-Qashas: 28, As-
Sajadah: 32, Al-Ghofir: 40, Ath-Taghobun: 64, At-talaq: 65, Al-Isra’: 17,
Al-Imron: 3, Al-Maidah: 5, Yunus: 10, Al-Nahl: 16, Az-Zumar: 15, An-
Najm: 53, Al-Baqarah: 2, Ar-Ra’du: 13, Shad: 38, An-Naml: 27, Al-
Ankabut: 29, As-syura: 42, Al-Ahzab:33, Al-Anfal: 8, Hud: 11, Thaha: 20,
Al-Haj: 22, Fathir: 35, Al-fath: 48, Al-Hadid: 57, Al-muzamil: 73, Al-
A’raf: 7, At-Thaubah: 9, Fushilat: 41, Al-mumtahanah; 60, Yunus: 10, Al-
Anbiya’: 36, Al-Hadid: 57, Al-Hasr: 59, Al-Lail: 92, Ar-Rahman: 55,
Maryam: 19, Al-Mu’minun: 23, Al-Nur: 24, Al Furqon: 25, Ash-Shafat:
37, Az-Zumar: 39, Al-Ahqof: 46, Al-Mulk: 67, Atin: 95, Luqman: 31, Al-
Hajj: 22, Adz-Zariyat: 51 dan Al-Mursalat: 77.
Deskripsi ihsan dalam surat-surat di atas kiranya masih terlalu
general. Untuk itu perlu adanya batasan-batasan tersendiri yang lebih
spesifik. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat tabel berikut ini:
No
Kata Tempat Ayat Obyek Korelasi Ayat
1.
Al-Nahl: 90 Manusia secara االحسا ناumum
Perintah Allah untuk berbuat baik pada kerabat
2.
Al-Isra’: 23 Manusia secara احسا ناumum
Berbuat baik kepada ibu bapak (kedua orang tua)
3.
Ar-Rahman: 60 Manusia secara اال حسانumum
Balasan orang yang berbuat baik
4.
Al-Qashas: 77 Kata ganti احسنperintah orang pertama tunggal
Melupakan kebahagiaan dari kenikmatan dunia
16
5.
Al-Baqarah: 83 Manusia secara احسا ناumum
Menyembah kepada Allah dan berbuat baik pada kedua orang
6.
An-Nisa’: 36 Manusia secara احسا ناumum
Kedua orang tua, kerabat, anak yatim, tetangga, teman-teman, dan para fakir miskin
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dipahami sebagai berikut:
a. Obyek kata ihsan pada tabel tersebut adalah manusia secara umum
seperti pada al-Qur’an surat Al-Nahl: 90, Ar-Rahman: 60, Al-Isra’: 23,
Al-Qashas: 77, dan Al-Baqarah: 83. Obyek manusia secara umum ini
disebabkan oleh kondisi ayat yang bersifat deskriptif, yaitu sekedar
menggambarkan berbuat baik secara umum, tanpa dikaitkan dengan
aktifitas nya. Konsep berbuat baik ( ihsan) disini di korelasikan dengan
menyembah Allah dan dengan berbuat baik kepada orang tuanya,
kepada teman-teman, dan kepada fakir miskin.
b. Ihsan merupakan wujud abstrak. Sebagai wujud abstrak, ia
membutuhkan aktualisasi. Aktualisasi ihsan yang sesungguhnya
adalah dalam ibadah dan berbuat baik (kepada sesama manusia).
Ibadah merupakan aktualisasi ihsan yang nyata dalam berhubungan
dengan sang Khaliq dan Ibadah dalam keseluruhan aktivitas manusia
dalam rangka mencari
ridho Allah SWT.
3. Berbuat baik pada kerabat( ita’udzi al- qurba) dalam al-Qur’an.
Ita’udzi al-qurba dalam al-Qur’an di sebutkan sebanyak16 kali
dalam 13 surat, untuk lebih jelasnya dapat di lihat dari tabel berikut ini:2
No Kata Tempat
Ayat Kategori
Ayat Arti Ayat Korelasi Ayat
:Al-Baqarah ذوى القر ىب .183
Makkiyah Kaum kerabat
Mengucapkan kata-kata yang baik dan memberikan zakat
2Ibid., hlm. 650.
17
:Al-Baqarah ذوى القر ىب .2177
Makkiyah Kepada kerabat
Memberikan harta yang di cintai
An-Nisa’: 8 Madaniyah Kerabat Pembagian warisan او لو القر ىب .3
;’An-Nisa ذى القر ىب .436
Madaniyah Karib kerabat
Kewajiban terhadap Allah dan manusia
جلارذى وا .5 القر ىب
An-Nisa’: 36
Madaniyah Tetangga dekat
Hubungan kekeluargaan baik yang muslim maupun non muslim
-Al ذا قر ىب .6Maidah:106
Madaniyah Karib kerabat
Berwasiat dengan persaksian
;Al-An’am ذا قر ىب .7152
Makkiyah Kerabat Berlaku adil
Al-Anfal: 41 Madaniyah Kerabat Memberikan ىبلذ ى ا لقر .8sebagian harta rampasan kepada kerabat.
:At-Taubah او لوالقر ىب .9113.
Madaniyah Kaum kerabat
Orang beriman tidak boleh memintakan ampun kepada orang musyrik meskipun kerabat
وا يتاء ذى .10 القر ىب
Al-Nahl: 90 Makkiyah Memberikan kepada kaum kerabat
Dalam hal tolong menolong dan silaturrmi
و ات ذى ا .11 لقر ىب حقه
Al-Isra: 26 Makkiyah Berikanlah pada keluarga-keluarga yang dekat
Memberikan bantuan yang utama pada kerabat.
يؤ توا اوىل .12 ر ىبالق
Al-Nur: 22 Madaniyah Memberikan bantuan kepada kerabat
Memaafkan kerbat
Ar-Rum: 38 Makkiyah Berikanlah ىبات ذا القر .13kepada kerabat
Zakat
Fathir: 18 Makkiyah Kaum ذا قر ىب .14kerabat
Masing-masing orang memikul dosanya sendiri-sendiri
:As-Syura ىف القر ىب .1523
Makkiyah Dalam kekeluargaan
Allah memberi pahala kepada hamba yang memaafkan kesalahan.
Al-Khasr: 7 Madaniyah Untuk kaum ىبلذ ى القر .16kerabat
Memberikan harta rampasan
Berdasarkan tabel di atas maka dapat di pahami sebagai berikut:
18
a. Bahwa yang di maksud ita’udzi al qurba adalah menyambung
hubungan kekerabatan baik kerabat dekat maupun jauh.
b. Memberikan bantuan dan tolong menolong.
4. Yanha an Al-fahsya’, munkar dan baghyu dalam al-Qur’an.
Kata yanha dalam al-Qur’an sebanyak 56 kali dalam 31 surat,
dalam berbagai konteks dan arti. Dalam Al-Qur’an yang menggabungkan
kata amr dan nahy sebanyak 7 ayat di antaranya: QS. Al-Hajj: 41, Al-
Ankabuut: 45, Al-Nahl: 90, Al-A’raf: 157, Al-Imran: 114, At- Taubah: 71
dan Luqman: 17.
Sedangkan larangan berbuat keji (fahsya’) dalam al-Qur’an di
jelaskan sebanyak 24 kali. Yang menjadi subyek dari keseluruhan
perbuatan fahsya’ adalah setan sedangkan obyeknya adalah manusia.
Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji.
(QS. Al-Baqarah: 1 69). Setan menyuruh berbuat kejahatan (kikir) QS. Al-
Baqarah: 268, Al-A’raf: 28, Yusuf: 24, Al-Nahl: 90, Al-Nur: 19,21, Al-
Ankabut:45, Al-Imron: 135, An-Nisa’: 15,19,22,25, Al-A’raf: 28,80,33,
Al- Isra’:32, An-Naml: 54, Al-Ankabut: 28, Ahzab: 30, An-Najm: 32.
Al-baghyu dalam al-Qur’an sebanyak 16 kali dalam berbagai
konteks dan arti. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat dari tabel berikut ini:
No Kata Tempat Ayat Arti Ayat Al-A’raf: 33 Melanggar hak manusia البغي .1
Al-Nahl: 90 Permusuhan البغي .2
Asy-Syura: 39 Dzalim البغي .3
Al-Baqarah: 90 Dengki بغيا .4
Al-Baqarah: 213 Dengki بغيا .5
Al-Imran: 19 Kedengkian يابغ .6
Yunus: 90 Menganiaya بغيا .7
As-Syuro: 14 Kedengkian بغيا .8
Al-Jasiyah: 17 Kedengkian بغيا .9
Yunus: 23 Bencana kedzalimanmu بغيكم .10
19
Al-An’am: 146 Disebabkan kedurhakaan mereka بغيهم .11
Al-Nahl: 115 Menganiaya باغ .12
Maryam: 20 Pezina بغيا .13
Maryam : 28 Pezina بغيا .14
Al-An’am: 145 Melampaui batas باغ .15
Al-Baqarah: 173 Melampaui batas باغ 16
Dari beberapa ayat di atas maka dapat di simpulkan bahwa baghyu
adalah penganiayaan terambil dari kata bagha yang berarti meminta atau
menuntut. Kemudian maknanya menyempit sehingga pada umumnya di
gunakan dalam arti menuntut pihak lain tanpa hak dan dengan cara aniaya
atau tidak wajar, yang mencakup segala pelanggaran hak dalam interaksi
sosial, baik pelanggaran hak dalam interaksi sosial, baik pelanggaran itu
lahir tanpa sebab, seperti perampokan, pencurian, maupun dengan dalil
tidak syah, bahkan walaupun dengan tujuan penegakan hukum tetapi
dalam pelaksanaannya melampaui batas.
5. La'allakum tadzakkarun dalam al-Qur'an
Kata tadzakkarun berasal dari kata كريذ -كرذ yang berarti
mengingat. Dalam al-Qur'an تذ كرون di jelaskan sebanyak 15 kali dalam 8
surat. Sedangkan yang menjelaskan tentang لعلكم تذ كرون sebanyak 6 kali
dalam 5 surat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:3
No Kata Tempat Ayat
Arti Ayat Korelasi Ayat
لعلكم تذ كرون .1 Al-Anam: 152
Agar kamu ingat Dilarang mendekati harta anak yatim
لعلكم تذ كرون .2 Al- A'raf: 57 Mengambil pelajaran
Menghidupkan orang yang sudah mati
لعلكم تذ كرون .3 Al-Nahl: 90 Agar kamu dapat mengambil pelajaran
Adil, ihsan, berbuat baik kepada kerabat, dan melarang berbuat keji, mungkar dan permusuhan
3 Ibid., hlm. 334-335.
20
لعلكم تذ كرون .4 Al-Nur: 1 Agar supaya kamu mengingatinya
Hukum-hukum perzinahan
لعلكم تذ كرون .5 Al-Nur: 27 Agar kamu selalu ingat
Memasuki rumah orang lain
لعلكم تذ كرون .6 Adz-Dzariyat: 49
Mengingatkan kebesaran Allah
Menciptakan manusia secara berpasang-pasangan
Makna ( كرونلعلكم تذ ) la'allakum tadzakkarun agar kamu dapat selalu
ingat yang menjadi penutup pada ayat di atas dapat di pahami sebagai isyarat
bahwa tuntunan-tuntunan agama, atau paling tidak nilai-nilai yang terkandung
dalam QS. Al-An'am: 152, Al-A'raf: 57, Al-Nahl: 90, Al-Nur: 1, Al-Nur: 27,
Adz-Dzariyat: 49, melekat pada nurani setiap orang, dan selalu di dambakan
wujudnya, karena itu nilai-nilai tersebut bersifat universal.
Demikianlah ayat-ayat di atas menyimpulkan nilai-nilai yang sangat
mengagungkan. Agar supaya manusia dapat mengambil pengajaran dengan
perintah Allah itu lalu kamu mengamalkan apa yang mendatangkan keridhaan
Allah dan mendatangkan kebaikan di dunia dan akhirat.
B. Redaksi Ayat dan Terjemahnya
Surat Al-Nahl terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat makiyah.
Di turunkan sesudah surat Al-Hijr, di nama Al-Nahl yang berarti “lebah”
karena di dalamnya terdapat firman Allah ayat 68 yang artinya dan Tuhanmu
mewahyukan pada lebah.
Adapun maraji’ yang menjadi kajian dalam penulisan skripsi ini
adalah sebagai berikut:
إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي
)٩٠:النحل( يعظكم لعلكم تذكرون
Sesungguhnya Allah menyuruh kalian berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari perbuatan keji,
21
kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pelajaran kepada kalian, agar kalian dapat mengambil pelajaran (QS. Al-Nahl: 90).4
C. Arti Mufrodat
Al-‘adlu : Secara bahasa berarti persamaan dalam segala perkara,
tidak lebih dan tidak kurang. Di sini di maksudkan,
kesetimpalan dalam kebaikan dan keburukan.5
Al-Ihsan : Membalas kebaikan dengan yang lebih banyak dari
padanya, dan membalas kejahatan dengan memberi
maaf
Ita’u dzi al-qurba : Memberikan pada kaum kerabat hak mereka berupa
silaturahim dan kebajikan
Al-fahsya’ : Perkataan dan perbuatan yang bruruk, termasuk di
dalamnya perbuatan zina, minum khamr, rakus, tamak,
mencuri, dan perkataan serta perbuatan lain yang
tercela.
Al-munkar : Apa yang di ingkari oleh akal, berupa dorongan-
dorongan kekuatan emosional, seperti memukul dengan
keras, membunuh, dan menganiaya manusia.
Al-Baghyu : Menyombongkan diri pada manusia dengan melakukan
kedzaliman dan permusuhan.
Ya’idzukum : Mengingatkan orang lain agar berbuat baik dengan
memberi nasehat dan petunjuk.6
D. Asbab Al-Nuzul
Menurut bahasa Asbab al-Nuzul berarti sebab turunnya ayat-ayat al-Qur’an.7 Secara harfiah Asbab al-Nuzul berasal dari kata لسبا yang jama’nya yang berarti adalah suatu hal yang selalu bersambung atau ada اسباب
4 Depag RI, Al Qur’an dan Tafsirnya, (Semarang: Toha Putra, 1989), hlm. 415. 5 Ahmad Mustofa Al-Maraghi, Tafsir Al maraghi , Juz 13, (Beirut: Dar al Fikr, t.th.), hlm.
129. 6 Ibid., hlm. 235. 7 Ahmad Syadali,dan Ahmad Rofi, Ulumul Qur’an Jilid I, (Bandung: Pustaka Setia,
2000), hlm. 89.
22
hubungannya dengan yang lain. Kemudian ولالرت yaitu jama’ dari نزل yang berarti adalah sesuatu yang turun dari hal yang lebih tinggi pada hal yang lebih rendah.8
Jadi Asbab al-Nuzul merupakan sebab-sebab turunnya sesuatu yang
mana dalam kategori ini diprioritaskan dalam ayat suci al-Qur’an yang artinya
sebab-sebab diturunkannya ayat atau surat dari Allah pada Nabi Muhammad
saw melalui malaikat Jibril yang kemudian disampaikan kepada umat Nabi
Muhammad saw untuk dijadikan pegangan atau pedoman dalam menempuh
suatu kehidupan di atas dunia.
Di dalam al-Qur’an ada ayat-ayat yang ada sebab turun (nuzulnya) dan
ada ayat-ayat yang tidak ada sebab nuzulnya.9 Memang demikianlah ayat-ayat
al-Qur’an ada yang diturunkan tanpa didahului oleh sebab dan ada yang
diturunkan sesudah di dahului sesuatu sebab. Sebagaiman dalam surat Al-Nahl
ayat 90 yang penulis kaji, tidak ada As bab al-Nuzul nya tanpa didahui oleh
sebab oleh karena itu penulis tidak mencantumkan As bab al-Nuzul nya.
E. Munasabat
Masing-masing ayat dalam al-Qur’an adalah suatu kesatuan yang
antara ayat satu dengan ayat yang lainnya tidak dapat di pisahkan
pengertiannya. Sebagaimana di ketahui bahwa penyusunan ayat-ayat
dalam al-Qur’an tidak di dasarkan pada kronologis masa turunnya,
melainkan pada korelasi makna ayat-ayatnya sebagai kandungan ayat
terdahulu selalu berkaitan dengan ayat kemudian
Dalam surat Al-Nahl ayat 90 itu memiliki munasabah (korelasi)
dengan ayat-ayat sebelumnya yaitu ayat 89
8 Louis Ma’lof, Al Munjid Fi al Lughoh wa al- alam, (Beirut: Maktabah Syarkiyah,
1987), hlm. 317 dan 802. 9 Teungku Muhammad Hasbi Ash shiddiqy, Ilimu-Ilmu Al Qur’an, (Semarang: Pustaka
Rizki Putra, 2002), hlm. 19.
23
(Dan ingatlah) akan hari (ketika) kami di bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan kami datangkan kamu (muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan kami turunkan kepadamu al kitab (al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. ( QS. Al-Nahl: 89).10 Ayat 89 menjelaskan keutamaan al-Qur’an dan bahwa kitab suci
itu menjelaskan segala sesuatu, maka dalam surat Al-Nahl ayat 90 di
jelaskan sekelumit rincian yang dapat menjelaskan kesimpulan petunjuk
al-Qur’an. Yang terdapat dalam ayat 89.
Sedangkan dalam surat Al-Nahl ayat 91
ملتعج قدا وكيدهوت دعان بموا الأيقضنلا تو متداهد الله إذا عهفوا بعأوو
)٩١:النحل (الله عليكم كفيلا إن الله يعلم ما تفعلون
Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah (mu) itu, sesudah sesudah mengukuhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat (QS. Al-Nahl:91).11 Sedangkan korelasi ayat 91 dengan ayat 90 adalah dalam ayat 90
adanya perintah dan larangan dalam satu redaksi singkat yang tidak dapat
di tampung oleh kitab-kitab dan dada manusia, serta di saksikan oleh para
pendurhaka yang keras kepala bahwa redaksi semacam itu melampaui
batas kemampuan manusia, maka dalam ayat 91 melanjutkan sebagaimana
di pahami dari konteksnya bahwa jika demikian itu kandungan kitab suci
10 Ibid., hlm. 415 11 Ibid., hlm. 415-416.
24
ini, maka laksanakanlah apa yang Allah perintahkan jahuilah apa yang
dilarang Nya dan tepatilah perjanjian Allah apabila kamu berjanji. Atau
dapat di katakan bahwa ayat 91 merupakan lanjutan dari ayat 90 sebagai
penjelas dari ayat 89.
F. Tafsir ayat
Sebelum penulis kemukakan pendapat dari berbagai para mufassir
berikut ini penulis kemukakan tafsir ayat di atas. Dalam surat Al-Nahl ayat 90
ini, Allah SWT menguraikan lagi pokok-pokok isi al-Qur’an untuk di jadikan
pegangan bagi umat Islam, hidup dalam dunia ini menuju kebahagiaan akhirat.
Diriwayatkan oleh Iklimah bahwasanya Nabi Muhammad saw.
Membacakan kepada Al-walid: “ulang kembali hai saudaraku” kata beliau
maka Rasulullah saw mengulang kembali membacakan ayat itu, lalu Al-walid
berkata: “Demi Allah sungguh al-Qur’an ini memiliki berakar, dan bukanlah
dia kata-kata manusia.12
Said bin jubair meriwayatkan dari Qotadah yang di kutip oleh Al-
Maraghi. Bahwa: مربالعدل واالحسانأان اهللا ي
Sesungguhnya Allah menyuruh berbuat adil dan ihsan……(Q.S.Al-Nahl: 90).
Menurut Qotadah, bahwa tidak ada satu akhlak yang baik pun yang di
lakukan dan di pandang baik oleh orang-orang jahiliyah, kecuali Allah
menyuruh melakukannya pula, dan tidak ada satu akhlak burukpun yang
mereka saling mencercanya, kecuali Allah melarang. Dan sesungguhnya yang
di larang oleh Allah hanyalah akhlak tercela.13
Dri penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa, Allah menyuruh
untuk melakukan dan melaksanakan akhlak mahmudah dan menjahui akhlak
madzmumah.
12 Ibid. 13 Mustofa Al-maraghi, op.cit., hlm. 132.
25
G. Pendapat para Mufassir
Para mufassir dalam menafsirkan suatu ayat tentunya tidak mempunyai
pendapat yang sama hal ini akan sangat dipengaruhi dengan kondisi sosio
kultural, latar belakang pendidikan, tempat di mana ia tinggal, kondisi zaman,
serta metodologi penafsiran yang digunakan.
Berikut ini penulis kemukakan beberapa pendapat para mufassir.
1. Menurut Ahmad Musthofa al-maraghi dalam tafsirnya yang terkenal, tafsir
Al-Maraghi" sesungguhnya Allah menyuruh di نواالحسا بالعدل مركم يأان اهللا
dalam Al-kitab yang diturunkan kepadamu ini, hai Rasul, untuk berlaku
adil. Tidak ada keadilan yang lebih baik dari pada mengakui siapa yang
telah melimpahkan nikmatnya kepada kita, bersyukur kepadanya atas
segala karunianya, dan memuji Nya karena Dia berhak untuk itu. Semua itu dilarang untuk di berikan kepada selain yang berhak
menerimanya: patung-patung dan berhala-berhala tidak berhak sedikitpun
dan atas hal itu. Maka, menyembah dan memuji Nya adalah suatu
kebodohan. Patung-patung dan berhala-berhala itu tidak memberikan
nikmat, sehingga patut untuk disyukuri, tidak pula mendatangkan manfaat,
sehingga patut, sehingga patut untuk di sembah. Kemudian kita wajib
bersaksi, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah semata.14
Al-adlu adalah keadilan memenuhi yang baik dan buruk, dan Al-
Ihsan adalah berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk padamu.
Ihsan bukan berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada mu,
dalam hadist dijelaskan
لناس لليه و سلم بارزا يوما هللا عقال كان رسول اهللا صل عن اىب هريرةن مل عبداهللا كأنك تراه فاءالحسان ان تايارسول اهللا ما: تاه رجل فقالفأ 15 )رواه البحارى ( نه يراككن تراه فاءت
14 Ahmad Mustofa Al maraghi, op.cit., hlm. 240. 15 Imam Bukhari, Shahih al Bukhari, Juz 1, (Semarang: Toha putra, t.th.), hlm. 18
26
Dari Abi hurairah berkata: ketika Rasulullaah SAW berada di kerumunan manusia, dating kepada beliau seorang laki-laki dia bertanya kepada Rasulullah, apa itu ihsan? ihsan adalah bahwa engkau sembah Allah seakan–akan engkau lihat Allah itu, maka jika engkau tidak lihat Dia, namun Dia tetap melihat engkau (HR. Bukhori)
لقرىبا ىائى ذيتوا Memberi kaum kerabat apa yang mereka butuhkan, di
dalam ayat terdapat petunjuk untuk mengadakan hubungan kekerabatan
dan silaturrahiim, serta dorongan untuk bersedekah kepada mereka ,
meskipun pemberian termasuk ihsan, namun pengkhususan di sini
menunjukkan adanya perhatian yang besar terhadapnya اءوينهى عن الفحش
melarang untuk berlebihan cenderung mengikuti kekuatan syahwat seperti
berzina, minum khamer, mencuri dan tamak terhadap harta orang lain
(sesuatu berupa ucapan dan perbuatan yang dinilai buruk) املنكر yaitu apa-
apa yang diingkari oleh akal berupa keburukan-keburukan yang lahir dari
kemarahan, seperti memukul, membunuh dan menganiaya manusia البغى
berarti merasa lebih tinggi dari orang lain dan memaksa orang lain dengan
cara memusuhi dan berbuat dzalim. Dan kata الوعظ berarti mengingatkan
orang lain agar berbuat baik dengan memberi nasehat dan petunjuk. Kesimpulan yang dapat diambil dari ayat diatas adalah bahwa
Allah menyuruh manusia agar berbuat baik dengan meningkatkan
kepatuhan dan menjunjung tinggi perintah Tuhan, berbuat kasih sayang
pada ciptaan Nya dengan ber silaturahmi pada mereka. Dan melarang
berlebihan dalam memperoleh kesenangan syahwat yang tidak di terima
oleh syara’ dan akal, berlebihan dalam mengikuti dorongan amarah-
amarah yang mendatangkan kejahatan pada orang lain, menganiaya dan
mengarahkan bencana kepada mereka, serta menyombangkan diri terhadap
manusia dan memalingkan muka dari mereka. كرونكم لعلكم تذيعظ
27
Allah menyuruh kalian untuk melakukan tiga perkara yang di perintahkan
dan menjahui apa yang di larangnya, agar manusia dapat mengambil
pelajaran dan mendapakan kemaslahatan di Dunia dan akhirat.
2 Menurut Muhammad Nasib AR-Rifa’i dalam tafsir Ibnu kasir
“Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku Adil” dengan syahadat bahwa
tidak ada Tuhan selain Allah. Sedangkan Sufyan bin syainah memakai
kata Adil adalah bersikap sama dalam melakukan amal untuk Allah, baik
amal kalbu maupun amal lahiriah.16
Ihsan berarti amal kalbunya lebih baik dari pada amal lahiriyah.
Sedangkan "fahsya" dan "mungkar" berarti amal lahiriahnya lebih baik
dari pada amal kalbu.17 Memberi pada kaum kerabat berarti menyuruh
supaya berfsilaturahmi kepada kerabat. Hal ini selaras dengan firman
Allah
“dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,
kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan" (Al-Isra’: 26).18
Dan Allah melarang dari perbuatan keji dan kemungkaran. Fawahisy ialah
berbagai perbuatan yang di haramkan. Munkarat berarti perbuatan haram
yang di lakukan seseorang dengan terang-terangan.19 Karena itu dalam
surat lain di kemukakan,
“katakanlah Tuhanku hanya mengharamkan aneka fahisyah, baik yang
tampak maupun yang tersembunyi”(QS. Al-A’raf:33).20 “Dia memberi
16 Muhammad Nasib Ar-rifa’I, Ringkasan Tafsir Ibn Kaisr,Jilid 2, (Jakarta: Gema Insani,
1999), hlm. 1056. 17 Ibid. 18 Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 428. 19 Ibid. 20 Depag RI, Al Qur'an dan Terjenahannya, hlm.226.
28
pengajaran kepadamu” yakni Dia menyuruh kepada kebaikan dan
melarangmu dari keburukan”, agar kamu dapat mengambil pelajaran.21
3 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddiqy
Bahwasanya Allah menyuruh manusia berlaku adil dan insyaf serta
tetap berjalan imbang tidak melampaui batas dan tidak menguranginya dan
Allah menyuruh manusia berbuat ihsan, berbuat kebajikan kepada mahluk
Allah.22
Nabi telah memerintahkan kita untuk berbuat ihsan
حتسن اىل من أن االحسان ن حتسن اىل من اساء اليك ليسأ: االحسان احسن اليك
“Ihsan itu ialah, engkau berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk kepada engkau, dan bukanlah ihsan itu engkau berbuat baik kepada orang yang berbuat baik pada engkau”.23 Wa-iitaa-i dzi al qurba: dan memberikan pertolongan kepada kerabat,
memberikan kepada kerabat apa yang diperlukan. Ayat ini menunjukkan
kepada tugas menghubungi rahim serta kerabat dan mendorong kita
memberi sedekah untuk mereka .24
“wa yanhaa anil fahsyaa'i" Allah mencegah manusia dari segala yang
keji, baik perkataan ataupun perbuatan seperti zina dan yang dicela dan di
benci oleh Agama.25 “wal munkari” segala perbuatan yang tidak
dibenarkan oleh akal, seperti membunuh dan berlaku sombong, “wal
baghyi” segala perbuatan zalim dan merampas hak-hak manusia,26
“yaidzukum la’allakum tadzakkarun” Allah menyuruh kamu berlaku adil,
ihsan dan memberi pertolongan pada kaum kerabat, serta mencegah kamu
berbuat keji, munkar dan dzalim, adalah supaya kamu mengambil
pengajaran dengan perintah Allah itu lalu kamu mengamalkan apa yang
21 Ibid., hlm. 1057. 22 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddiqy, Tafsir Al Qur’anul Majid Annur,
(Semarang: Rizqi Putra, 1995), Cet II, hlm.2192. 23 Ibid., hlm. 2195. 24 Ibid. 25 Ibid. 26 Ibid., hlm. 2196.
29
mendatangkan keridhaan Allah dan mendatangkan keridhaan Allah dan
mendatangkan kebaikan di dunia dan akhirat.27
4. Haji Abdul Malik Abdulkarim Amrullah (Hamka)
Tiga hal yang diperintahkan oleh Allah supaya di lakukan
sepanjang waktu sebagai bukti taat kepada Tuhan. Pertama jalan adil,
yaitu menimbang yang sama berat, menyalahkan yang salah dan
membenarkan yang berhak.28 Sesudah itu diperintahkan pula melatih diri
berbuat ihsan. Arti ihsan mempunyai 2 maksud yaitu pertama ihsan
kepada Allah, sebagaimana dalam hadist
تاه عليه و سلم بارزا يوما لناس فأعن اىب هريرة قال كان رسول اهللا صل هللامل ن فاءنك تراه االحسان ان تعبداهللا كايارسول اهللا مااالحسان : رجل فقال
29 )ارىرواه البخ( نه يراكتكن تراه فاء
Dari Abi hurairah berkata: ketika Rasulullaah SAW berada di kerumunan manusia, dating kepada beliau seorang laki-laki dia bertanya kepada Rasulullah, apa itu ihsan? ihsan adalah bahwa engkau sembah Allah seakan–akan engkau lihat Allah itu, maka jika engkau tidak lihat Dia, namun Dia tetap melihat engkau (HR. Bukhori). Kedua ihsan kepada sesama manusia, yaitu berbuat lebih tinggi
dari keadilan. Misalnya kita memberi upah kepada seseorang mengerjakan
sesuatu pekerjaan dengan upah yang setimpal itu adalah sikap adil tetapi
jika kita lebihi dan gembira, maka pemberian yang berlebih itu di namai
ihsan.30 Memberi kepada kaum keluarga terdekat, sebelum dia
mementingkan orang lain,31 dan melarang dari yang keji dan yang di benci
serta aniaya “inilah tiga larangan Allah yang harus di jauhi oleh orang-
orang beriman. Karena perbuatan keji merupakan dosa yang amat
merusak pergaulan dan keturunan. Al-Fahisya: segala sesuatu yang
27 Ibid. 28 Haji Abdul Malik Abdul Karim Amrullah (Hamka), Tafsir Al-azhar, Juzu’13 dan Juzu’
14, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1987), hlm. 281. 29 Imam Bukhari, Shahih al Bukhari, Juz 1, (Semarang: Toha putra, t.th.), hlm. 18. 30 op.cit., hlm. 281. 31 Ibid., hlm. 282
30
berhubungan dengan zina, baik berhubungan dengan perbuatan maupun
pakaian yang membukakan aurat.32 “Dinasehati Nya kamu supaya kamu
ingat” (ujung ayat 90) ketiga perintah dan ketiga larangan itu wajib di
jauhi supaya kamu selamat dalam pergaulan hidup. Pengajaran dan
nasehat itu datang langsung dari Allah agar tetap hidup bahagia.33
5. M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al Misbah
Ayat ini memerintahkan untuk berbuat adil dalam sikap, ucapan
dan tindakan, walau terhadap diri sendiri dan menganjurkan berbuat ihsan
yakni yang lebih utama dari keadilan dan juga pemberian apapun yang
dibutuhkan dan sepanjang kemampuan lagi dengan tulus kepada kaum
kerabat, dan Dia (Allah) melarang segala macam dosa, lebih-lebih
perbuatan keji yang amat di cela oleh Agama dan akal sehat seperti zina
dan homo seksual, demikian juga kemungkaran atau hal-hal yang
bertentangan dengan adat istiadat yang sesuai dengan nilai agama
melarang penganiayaan ialah segala sesuatu yang melampaui batas
kewajaran.34
Kata العدل menurut pendapat para ulama tauhid, ada juga yang
memahaminya dalam arti "kewajiban fardu", sedangkan menurut beberapa
pakar mendefinisikan "adil" dengan menempatkan sesuatu pada tempat
yang semestinya.35
Kata حسانا menurut al-Harrali sebagai mana di kutip al Biqa’i
perilaku ini tercapai saat seseorang memandang dirinya pada diri orang
lain sehingga dia memberi untuknya apa yang seharusnya dia beri untuk
dirinya.
32 Ibid. 33 Ibid. 34 Quraish Shihab, Tafsir Al misbah, Volume 7, ( Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 323-
324. 35 Ibid., hlm. 324.
31
Ihsan kepada Allah adalah leburnya diri sehingga dia hanya
melihat Allah SWT. ihsan antara sesama manusia adalah behwa dia tidak
melihat lagi dirinya dan hanya melihat orang lain itu.36
Kata يتاءا itu mengandung makna yang sangat dalam. Menurut al
Juwaini bahwa kata a t u tidak dapat di ungkapkan dampak dan akibatnya
dengan menggunakan akar katanya, atau dengan istilah tata bahasa, ia
tidak memiliki mutawa’ah, berbeda dengan kata عطىأ yang juga berarti
"memberi". Oleh karena itu kata يتاءا itu hakekatnya adalah suatu yang
dampak dan ganjaran nya tidak terlukiskan, hanya Allah yang tahu.37
Kata لفحشاءا atau keji adalah nama bagi segala perbuatan atau
ucapan bahkan keyakinan yang dinilai buruk oleh jiwa dan akal yang
sehat, serta mengakibatkan dampak buruk baik terhadap dirinya maupun
lingkungannya.
Kata نكرملا adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu masyarakat
serta bertentangan dengan nilai-nilai Illahi. Kata munkar ada yang
berkaitan dengan pelanggaran terhadap Allah, baik dalam pelanggaran
ibadah, maupun non ibadah dan juga dengan manusia dengan
lingkungan.38 لبغيا atau penganiayaan terambil dari kata bagha yang berarti
meminta atau menuntut. Kemudian maknanya menyempit sehingga pada
umumnya di gunakan dalam arti menuntut pihak lain tanpa hak dan
dengan cara aniaya atau tidak wajar, yang mencakup segala pelanggaran
hak dalam interaksi sosial, baik pelanggaran itu lahir tanpa sebab, seperti
perampokan, pencurian, maupun dengan dalil tidak syah, bahkan
walaupun dengan tujuan penegakan hukum tetapi dalam pelaksanaannya
36 Ibid., hlm. 325. 37 Ibid., hlm. 326. 38 Ibid., hlm. 327.
32
melampaui batas,39 كرونتذ لعلكم agar kamu dapat selalu ingat yang
menjadi penutup ayat ini dapat dipahami sebagai isyarat bahwa tuntunan-
tuntunan agama, atau paling tidak nilai-nilai yang di sebut diatas, melekat
pada nurani setiap orang, dan selalu didambakan wujudnya, karena itu
nilai-nilai tersebut bersifat universal. Pelanggaran dapat mengakibatkan
kehancuran manusia.40
6. Muhammad Ali Ash shobuni
مبكارم االخالق بالعدل بنيمركم اي يا) أمركم بالعدل واالحسانن اهللا يا( واالحسان اىل مجع اخللقالناس
Sesungguhnya Allah memerintahkan berlaku adil dan ihsan dengan ahlak-ahlak yang mulia dengan berlaku adil di antara manusia dan berbuat baik pada seluruh mahluk.41
مابهوحصة بالذكرامتا,ءاي مواساة اال قربا) ي القرىبوايتائى ذ(Artinya: Memberi kepada kaum kerabat, secara khusus diperhatikan dan diutamakan.42
او فعل اي ينهى عن كل قبيح من قول) نكروينهى عن الفحشاء وامل( اوعمل
Mempunyai maksud mencegah dari setiap kejelekan dari segala perkataan perbuatan ataupun pekerjaan.43 Menurut KH. Q. Shaleh, dalam diri manusia terdapat empat jenis
dorongan, diantaranya:
a. Dorongan syahwat kebinatangan yang mengejar kelezatan lahiriyah.
b. Dorongan nafsu amarah binatang buas yang bertujuan merusak.
c. Dorongan nafsu syaitan yang berusaha menanamkan sikap takabur dan
menghinakan orang lajn.
d. Dorongan akal sehat yang dimiliki para malaikat.
39 Ibid., hlm. 328. 40 Ibid. 41 Muhammad ali Ash Shobuni, Shofwa’tu at-tafsir, Jilid II, (Beirut: Darul Al Qur’anul
Karim, t.th), hlm. 139. 42 Ibid. 43 Ibid.
33
Dorongan akal sehat ini tidak perlu di didik Karena mendorong
pada akhlak al-karimah. Sedangkan tiga dorongan lainnya justru harus di
cegahagar tidak menguasai perilaku hidup manusia. Dorongan nafsu
syahwat kebinatangan yang menyebabkan perbuatan fahsya’ dapat
menjerumuskan manusia kedalam perbuatan pelampiasan nafsu belaka
yang dapat mencelakakan manusia. Dorongan nafsu amarah binatang buas
yang menyebabkan terjadinya munkar dan menimbulkan kerusakan,
kejahatan dan malapetaka bagi kehidupan manusia. Perbuatan seperti ini di
ingkari oleh akal sehat, sehingga di larang oleh syariat Islam. Dorongan
nafsu syaitan, tercermin dalam sikap hidup takabur dan suka menghinakan
orang lain serta menunjukkan kekuasaan, keagungan dan
kepemimpinannya. Yang di sebut dengan baghyu.44
لتتعظوا بكم مبا شرع من االمر والنهياي يؤد) كم لعلكم تذكرونيعظ( م اهللابكال
Allah mengajarkan kepadamu apa-apa yang disyariatkan dengan apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang agar supaya kalian mendapatkan pelajaran dengan apa yang difirmankan oleh Allah.45
7 Abdullah Ibn Rahim Al Anshori
العدل ريتفس ىف العلم لاه وقداختلف) واالحسان يامربالعدل اهللا ان(ائض الفرء اهللا واالحسان ادافقيل العدل شهادة ان الاله اال. االحسانو
فلةوقيل العدل الفرض واالحسان الناDalam mengartikan adil dan ihsan para ahli tafsir berbeda pendapat. Ada yang mengatakan bahwa Adil adalah “persaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan ihsan adalah melakukan perbuatan yang diwajibkan, dan ada pula yang berpendapat, adil adalah sesuatu yang diwajibkan, sedangkan ihsan sesuatu yang di sunnahkan.46
44 Q. Shaleh dkk, Ayat-ayat Hukum Tafsir dan uraian Perintah-perintah dalam Al-
Qur’an, (Bandung: CV Diponegoro, 1990), hlm.21. 45 Ibid. 46 Abdul Ibn Ibrahim Al anshari, Fathul Bayan Fi magasid Al Qur’an, Juz 7, (Qatar:
Idarah ihya’ Atsarasti Al-islamiy, t.th), hlm. 302.
34
8. Allamah Abi Fadzil Syihabuddin
والتفريطسط بني طرىف االفراطمبراعاة التوااي ) لعدلا(
Al-adlu mempunyai arti memperhatikan jalan tengah antara ifrath dan tafrith.47
Jalan tengah ini hendaknya di laksanakan dalam segala perilaku
kehidupan yang menjadi tugas kewajiban manusia, baik menyangkut
aqidah ataupun perilaku lahiriyah. دةاي احسان االعمال والعبا) حساناال(
Berbuat baik dalam semua perbuatan dan ibadah
االحسان أن تعبد سلم صل هللا عليه وول اهللارسبحارى من قوله ه الاما رو كاهللا كأنك تراه فاءن مل تكن تراه فانه يرا
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhori, dari Rasullullah SAW, ihsan adalah bahwa engkau sembah Allah seakan-akan engkau lihat Allah itu, maka jika engkau tidak lihat Dia, namun Dia tetap melihat engkau.
حسان ان حتسن اىل من حتسن اىل من اساء اليك ليس االمنااالحسان انا احسن اليك
Ihsan itu ialah engkau berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk padamu, dan bukanlah ihsan itu engkau berbuat baik pada orang yang berbuat baik pada engkau.48 Penjelasan di atas menerangkan ihsan terhadap Allah dan terhadap sesama
manusia قارب الصلة والرباي اعطاء اال) وا يتائ ذي القرىب(
Memberikan hak-hak kepada kerabat dekat dengan silaturrahiim dan berbuat baik pada mereka.49
47 Allamah Abi Fadzil Syihabudin, Ruhul ma’ani Fi tafsir Al Qur’anul Adzim, Juz 13,
(Beirut: darul Fikr, t.th), hlm. 217. 48 Ibid. 49 Ibid., hlm. 218
35
9 Imam Baedhowi
Menurut Imam Baedhowi hampir sama para mufassir-mufassir
yang lain tapi beliau menambahkan sedikit
عطيل الت بنب حيدتو كاالاالمور اعتقادا ىف سطابالتو )مربالعدليأ اهللا ان( والتشريك
Memperhatikan jalan tengah baik menyangkut aqidah seperti tauhid antara ta’thil dan menyekutukan.50
10 Imam Fahruddin
Ayat di atas merupakan kumpulan pelajaran mengenai akhlak dan
tata cara (adab) secara umum. Dalam menafsirkan ayat di atas ada
perbedaan pendapat. Menurut Ibn Abas yang di kutip oleh Imam
Fahruddin. Adil adalah bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, ihsan
adalah melakukan segala sesuatu yang di wajibkan, ita’i dzi al qurba
adalah menyambung hubungan atau silaturahmi pada kerabat وينهى عن
sesuatu perbuatan yang tidak di ketahui dalam املنكر ,adalah zina الفحشاء
syariat dan sunnah.51
11. Muhammad AR-razi
العدل هو التوحيد واالحسان االحالص فيه Adil adalah mengesakan Tuhan dan ihsan adalah ikhlas dalam mengesakan Tuhan (bertauhid)
Adil juga bisa di katakan perbuatan dan ihsan dalam ucapan, maka
janganlah mengerjakan sesuatu kecuali hanya demi keadilan dan jangan
berbicara hanya dengan ihsan.52
50 Imam Baedhowi, Tafsir Baedhowi, Juz I, (Beirut: Darul Kutub Al-alamiyah, t.th), hlm.
554. 51 Imam Fahruddin ,Tafsir Al Kabi, Jilid 19-20, (Beirut: Daru Al Qutub Al-alamiyah,
t.th), hlm. 81. 52 Imam Muhammad Ar Razi, Tafsir Al Fahru Ar razi, Juz 17, (Beirut: Dar AliFikr, t.th),
hlm. 103.
36
لدعاءان مل يكن فبلة الرحم باملال فاءيريد ص) القرىب ىوايتاء ذ( Menyambung hubungan kekerabatan dengan cara silaturrahiim baik dengan harta maupun dengan doa,53 menyambung hubungan kekerabatan baik kerabat dekat maupun jauh 54 Dan yang lebih diprioritaskan adalah kerabat yang fakir.55
12. Menurut Wahbah Azzuhaily
شهادة ان الاله االاهللا: ان اهللا يامر بالعدل Allah memerintahkan berlaku adil: Persaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.
لملثان ىف العبادة واملعامله باواالحس Sedangkan ihsan adalah dalam ibadah dan berhubungan sesama.
مر اهللا ىف هذه االية باءيتا ذي القرىب اي بصلة االرحام واالقاربويأDan Allah memerintahkan dalam ayat ini dengan ita’I dzi al-qurba adalah menyambung rahim kerabat. Sebagaimana dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Isra’: 26.
Dan berikanlah pada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang sedang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. (Q.S. Al-Isra’: 26).56
ى احملرم كالزىن يئالش: والفحثاء ) وينهى عن الفحثاء واملنكر والبغى( ماقبحه واملنكر.كر واخذ اموال الناس بالباطلاملسوالشرقه وشرب
ظلم الناس: والبغي .لضرب بغري احلقكالقتل وا, الشرع والعقلDan Allah melarang berbuat fahsya’ munkar dan baghyu). Fahsya’ adalah sesuatu yang diharamkan seperti zina, mencuri, minum-minuman yang
53 Ibid. 54 Alaudin ali bin Muhammad bin Ibrahim al bagdady, Tafsir Al Khazin, Juz III (Beirut:
Dar al Kutub al alamiyah, t.th), hlm. 95. 55 Abi Abdillah Muhammad bin ahmad al anshori al Qurtubi, Al- Jami’ Al-ahkam Al
Qur’an Jilid V, (Beirut: Dar Al Kutub al ilmiah, t. th), hlm. 110. 56 Soenarjo dkk, op.cit., hlm. 428
37
mema dan mengambil harta secara bathil. Munkar adalah sesuatu yang dianggap jelek oleh syara’ dan akal seperti pembunuhan dan memukul tanpa hak. Bagyi: mendholimi manusia. Sebagaimana dalam Al-Qur’an surat Al-A’raaf ayat 23
Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi” (Q.S. Al-A’raaf:23).57
ينهاكم عنه وينهاكم عما, مركم به من اخلرياى يأ) يعظكم لعلكم تذكرون( ر لتتعظوا وتتذكروا وتتعلموا مبا فيه من مرضاة اهللا تعاىلمن الش
(Dia “Allah” memberi pelajaran kepada kalian, agar kalian dapat mengambil pelajaran): Memerintahkan kepada kalian kebaikan dan melarang segala sesuatu yang di larang dari segi kejelekan agar kalian (manusia) dapat mengambil pelajaran, dan mengamalkannya apa yang terdapat di dalamnya agar mendapatkan keridhoan Allah Ta’ala.
Dari beberapa penafsiran tersebut di atas dapat penulis ambil
kesimpulan, bahwa ayat 90 dari surat Al-Nahl menjelaskan : Tentang
nilai-nilai pendidikan akhlak hal ini sejalan dengan pendapat Ali Ash
Shobuni tentang
بنيمركم مبكارم االخالق بالعدل اي يأ) ان اهللا يأمركم بالعدل واالحسان( ع اخللقيالناس واالحسان اىل مج
Sesungguhnya Allah memerintahkan berlaku adil dan ihsan dengan ahlak-ahlak yang mulia dengan berlaku adil di antara manusia dan berbuat baik pada seluruh mahluk.58 Sedangkan menurut Hamka dalam Tafsir Al-Azhar, bahwa Allah
menyuruh berlaku adil dalam berhubungan dengan Allah ”aqidah” dan
adil terhadap sesama manusia.
57 Ibid., hlm. 224 58 Muhammad ali Ash Shobuni, Shofwa’tu at-tafsir, Jilid II, (Beirut: Darul Al Qur’anul
Karim, t.th), hlm. 139.
38
Dari bependapat di atas dapat di simpulkan bahwa Allah menyuruh
pada manusia untuk berakhlak yang baik dengan cara berbuat adil dalam
sikap, ucapan dan tindakan serta berbuat ihsan dalam segala aspek
kehidupan baik berhubungan dengan Allah dan sesama makhluk
ciptaanNya.
Kemudian menurut Ar-Razi:
لدعاءيريد صلة الرحم باملال فاءن مل يكن فبا) القرىبىوا يتاء ذ(
Menyambung hubungan kekerabatan dengan cara silaturrahiim baik dengan harta maupun dengan doa,59 menyambung hubungan kekerabatan baik kerabat dekat maupun jauh,60 Dan yang lebih diprioritaskan adalah kerabat yang fakir.61 Dari beberapa pendapat mufassir di atas dapat di simpulakan
bahwa ita’i dzi al-qurba adalah untuk menyambung hubungan kekerabatan
dengan cara silaturrahmi dan tolong menolong baik yang kaya, miskin,
yang jauh maupun yang dekat, apabila tidak mampu maka dapat
menyambungnya dengan do’a.
Sedangkan wahbah Azzuhaily mengatakan bahwa:
يئى احملرم كالزىن الش: اء والفحش) وينهى عن الفحشاء واملنكر والبغى( ماقبحه الشرع قه وشرب املسكر واخذ اموال الناس بالباطل واملنكروالشر ظلم الناس: لضرب بغري احلق والبغي كالقتل وا, والعقل
Dan Allah melarang berbuat fahsya’ munkar dan baghyu). Fahsya’ adalah sesuatu yang diharamkan seperti zina, mencuri, minum-minuman yang mema dan mengambil harta secara bathil. Munkar adalah sesuatu yang dianggap jelek oleh syara’ dan akal seperti pembunuhan dan memukul tanpa hak. Bagyi: mendholimi manusia. Larangan berbuat fahsya’, munkar, baghyu, termasuk akhlak
madzmumah karena Allah sudah jelas-jelas melarangnya. Dan perbuatan
59 Ibid. 60 Alaudin ali bin Muhammad bin Ibrahim al bagdady, Tafsir Al Khazin, Juz III (Beirut:
Dar al Kutub al alamiyah, t.th), hlm. 95. 61 Abi Abdillah Muhammad bin ahmad al anshori al Qurtubi, Al- Jami’ Al-ahkam Al
Qur’an Jilid V, (Beirut: Dar Al Kutub al ilmiah, t. th), hlm. 110.
39
tersebut apabila di lakukan maka akan menyebabkan keresahan
masyarakat dan ummat.
Pada ahir surat Al-Nahl ayat 90
تذكرونعلكم ظكم ليعDia “Allah” memberi pelajaran kepada kalian, agar kalian dapat mengambil pelajaran.
Ayat ini merupakan ayat yang berisikan pengajaran atau
mengandung nilai-nilai pendidikan akhlak sebagaimana yang telah di
jelaskan di atas ”bahwa ayat tersebut mengandung nilai-nilai pendidikan
akhlak yang meliputi akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah, dan
harus di aplikasikan dalam sebuah pendidikan akhlak.
top related