bab ii kajian teori a. perancangan · penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk...
Post on 07-Mar-2019
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
12
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Perancangan
Menurut Dr. Azhar Susanto, dalam bukunya yang berjudul Sistem
Informasi Manajemen Konsep dan pengembangannya (2004: 51), “Perancangan
adalah kemampuan untuk membuat beberapa alternatif pemecahan masalah.”
Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin, dalam bukunya yang berjudul
Analisis & Desain Sistem Informasi (2005: 39), menyebutkan bahwa
”Perancangan adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk mendesain
sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi
perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik.”
Berdasarkan dari dua definisi tersebut, perancangan dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan/proses yang memeiliki tujuan untuk memecahkan
permasalahan dengan merencanakan beberapa alternatif pemecahan masalah
dengan sistem yang terbaik.
B. Promosi
1. Pengertian Promosi
Menurut Indriyo Gitosudarmo (2013: 19) dalam buku Teori, Kuesioner
dan Analisis Data Untuk Pemasaran dan Perilaku Konsumen menyatakan
bahwa “Promosi adalah kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi
konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh
13
perusahaan kepada mereka dan kemudian menjadi senang lalu membeli produk
tersebut.”
Menurut Stanton (1993) dalam buku “Strategi Promosi Yang Kreatif
dan Analisis Kasus Integrated Marketing Communication” Promosi adalah
sinonim dalam penjualan. Maksudnya adalah memberikan informasi kepada
konsumen, menghimbau dan memengaruhi khalayak ramai (2009: 49).
Promosi pada hakikatnya adalah semua kegiatan yang dimaksudkan
untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk kepada pasar
sasaran, untuk memberi informasi tentang keistimewaan, kegunaan, dan yang
paling pentung adalah tentang keberadaannya, untuk mengubah sikap ataupun
untuk mendorong orang untuk bertindak (dalam hal ini membeli).
2. Tujuan Promosi
Tujuan promosi merupakan awal dari segala kegiatan promosi. Setiap
perusahaan yang melakukan sesuatu kegiatan tentu mempunyai tujuan.
Demikian juga, perusahaan melakukan kegiatan promosi dengan tujuan
utamanya untuk mencari laba.
Dalam buku Strategi Promosi Yang Kreatif dan Analisis Kasus
Integrated Marketing Communication pada umumnya kegiatan promosi yang
dilakukan oleh perusahaan harus mendasarkan kepada tujuan sebagai berikut:
a. Modifikasi Tingkah Laku
Tujuan dari promosi ini adalah berusaha untuk mengubah tingkah
laku dan pendapat individu tersebut, dari tidak menerima suatu produk
menjadi setia terhadap produk.
14
b. Memberitahu
Kegiatan promosi yang ditujukan untuk memberikan informasi
kepada pasar yang dituju tentang pemasaran perusahaan, mengenai produk
tersebut berkaitan dengan harga, kualitas, syarat pembeli, kegunaan,
keistimewaan, dan lain sebagainya. Hal ini merupakan masalah penting
untuk meningkatkan permintaan primer sebab tahap ini sebagian orang tidak
akan tertarik untuk memilih dan membeli barang dan jasa sebelum mereka
mengetahui produk tersebut serta kegunaan dan lain sebagainya.
c. Membujuk
Hal ini dimaksudkan agar promosi dapat memberi pengaruh dalam
waktu yang lama terhadap perilaku pembeli. Promosi yang bersifat
membujuk ini akan menjadi dominan jika produksi yang bersangkutan
mulai memasuki tahap pertumbuhan dalam siklus kehidupan produk
tersebut.
d. Mengingatkan
Promosi yang bersifat mengingatkan ini dilakukan terutama untuk
mempertahankan merek produk di hati masyarakat dan dilakukan selama
tahap kedewasaan dalam siklus kehidupan produk.
Secara singkat promosi berkaitan dengan upaya bagaimana orang
dapat mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap,
menyukai, yakin dan kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat akan
produk tersebut.
15
Meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi
yang sama, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan
tugas-tugas khususnya, sebagai berikut:
a) Personal Selling
Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara
penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada
calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk
sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.
b) Mass Selling
Mass selling merupakan pendekatan yang menggunakan media
komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam
satu waktu. Metode ini merupakan alternatif yang lebih murah untuk
menyampaikan informasi ke audiens (pasar sasaran) yang jumlahnya
sangat banyak dan tersebar luas. Ada dua bentuk utama mass selling, yaitu
periklanan dan publisitas.
c) Sales Promotion
Sales promotion adalah bentuk persuasi langsung melalui
penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang
pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang
dibeli pelanggan.
d) Public Relation
Public relation merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari
suatu organisasi untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan
sikap berbagai kelompok terhadap organisasi tersebut.
16
e) Direct Marketing
Direct marketing merupakan sistem pemasaran yang bersifat
interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk
menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi.
Bila personal selling berupaya mendekati pembeli, iklan berupaya
memberitahu dan mempengaruhi pelanggan. Sales promotion berupaya
mendorong pembelian dan public relation membangun dan memelihara
citra perusahaan, maka direct marketing memadatkan semua kegiatan
tersebut dalam penjualan langsung tanpa perantara.
Setelah menentukan tujuan promosi, hal yang harus dilakukan
adalah menentukan sasaran promosi atau target audiens. Audiens
merupakan bagian penting dalam melakukan promosi. Banyak yang perlu
dipahami dari audiens, seperti kharakteristik, kebiasaan, tingkah laku,
sifat, pola hidup, trend dan lain-lain. Selanjutnya menentukan penggunaan
media promosi yang efektif dan tepat sasaran yang akan digunakan dalam
suatu promosi.
3. Media promosi
Secara umum media yang tersedia dapat dikelompokkan menjadi media
cetak, media elektronik, media luar ruang, dan media lini bawah.
a. Media Cetak
Media cetak yaitu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan
dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, baik dalam tata warna maupun
hitam putih. Jenis-jenis media cetak terdiri atas: surat kabar, majalah,
tabloid, brosur, selebaran, dan lain-lain.
17
b. Media Elektronik
Media elektronik yaitu media dengan teknologi elektronik dan hanya
bisa digunakan bila ada jasa transmisi siaran. Jenis-jenis media elektronik
terdiri atas: televisi, radio, dan lain-lain.
c. Media Luar Ruang
Media luar ruang yaitu media iklan (biasanya berukuran besar) yang
dipasang di tempat-tempat terbuka seperti di pinggir jalan, di pusat
keramaian, atau tempat-tempat khusus lainnya, seperti di dalam bis kota,
gedung, pagar tembok, dan sebagainya. Jenis-jenis media luar ruang
meliputi: billboard, baleho, poster, spanduk, umbul-umbul, transit (panel
bis), balon raksasa, dan lain-lain.
d. Media Lini Bawah
Media lini bawah yaitu media-media minor yang digunakan untuk
mengiklankan produk. Umumnya ada empat macam media yang digunakan
dalam media lini bawah (Khasali, 1992: 142), meliputi: pameran, direct
mail, point of purchase, merchandising schemes, dan kalender.
C. Buku
1. Pengertian Buku
Pengertian buku dalam buku Layout Dasar dan Penerapannya karangan
Surianto Rustan, S.Sn. edisi 2009 menyatakan bahwa, buku berisi lembaran
halaman yang cukup banyak, sehingga lebih tebal dari pada booklet. Berbeda
dengan booklet yang bisa hanya dijilid dengan straples atau juga tidak dijilid
18
karena cuma terdiri dari beberapa lembar, pada buku penjilidan yang baik
merupakan keharusan agar lembar-lembar kertasnya tidak tercerai-berai.
Ensiklopedi Indonesia (1980: 538) memberikan pengertian buku secara
lebih luas dengan menyebutkan bahwa, dalam arti luas buku mencakup semua
tulisan dan gambar yang ditulis dan dilukis atas segala macam lembaran
papirus, lontar, perkamen dan kertas dengan segala bentuknya: berupa
gulungan, dilubangi dan diikat dengan atau dijilid muka belakangnya dengan
kulit, kain, karton dan kayu.
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi
satu pada salah satu ujungnya dan berisitulisan atau gambar. Setiap sisi dari
sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan
perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book
atau buku-e (buku elektronik), yang mengandalkan komputer dan Internet (jika
aksesnya online).
Berdasarkan pengertian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa buku
adalah lembaran halaman yang cukup banyak yang mencakup semua tulisan
dan gambar yang ditulis dan dilukis dijilid menjadi satu.
2. Jenis-jenis Buku
a. Novel
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif
biasanya dalam bentuk cerita. Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata)
dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural
dan metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita
19
tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari,
dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.
b. Cergam
Arswendo Atmowiloto (1986) mengungkapkan bahwa cergam sama
dengan komik, gambar yang dinarasikan, kisah ilustrasi, picto-fiksi dan
lain-lain.
c. Komik
Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar
tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan
cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks.
Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam
koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri.
Di tahun 1996, Will Eisner menerbitkan buku Graphic Story telling,
dimana ia mendefinisikan komik sebagai “tatanan gambar dan balon kata
yang berurutan, dalam sebuah buku komik.” Sebelumnya, di tahun 1986,
dalam buku Comics and Sequential Art, Eisner mendefinisikan eknis dan
struktur komik sebagai sequential art, “susunan gambar dan kata-kata untuk
menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu ide”.
d. Ensiklopedia
Kata “ensiklopedia” diambil dari bahasa Yunani enkyklios paideia
yang berarti sebuah lingkaran atau pengajaran yang lengkap. Maksudnya
ensiklopedia itu sebuah pendidikan paripurna yang mencakup semua
lingkaran ilmu pengetahuan. Seringkali ensiklopedia dicampurbaurkan
dengan kamus dan ensiklopedia-ensiklopedia awal memang berkembang
20
dari kamus. Perbedaan utama antara kamus dan ensiklopedia ialah bahwa
sebuah kamus hanya memberikan definisi setiap entri atau lemma dilihat
dari sudut pandang linguistik atau hanya memberikan kata-kata sinonim
saja, sedangkan sebuah ensiklopedia memberikan penjelasan secara lebih
mendalam dari yang kita cari.
Ensiklopedia atau ensiklopedi, adalah sejumlah buku yang berisi
penjelasan mengenai setiap cabang ilmu pengetahuan yang tersusun
menurut abjad atau menurut kategori secara singkat dan padat.
e. Nomik
Nomik adalah singkatan dari novel komik. Nomik merupakan jenis
komik yang ceritanya lebih kompleks seperti sebuah novel.
f. Antologi (kumpulan)
Secara harfiah antologi diturunkan dari kata bahasa yunani yang
berarti “karangan bunga” atau “kumpulan bunga”, adalah sebuah kumpulan
dari karya-karya sastra.
Awalnya, definisi ini hanya mencakup kumpulan puisi (termasuk
syair dan pantun) yang dicetak dalam satu volume. Namun, antologi juga
dapat berarti kumpulan karya sastra lain seperti cerita pendek, novel
pendek, prosa, dan lain-lain. Dalam pengertian modern, kumpulan
karya musik oleh seorang artis, kumpulan cerita yang ditayangkan
dalam radio dan televisi juga tergolong antologi.
KBBI mendefinisikan antologi sebagai kumpulan karya tulis pilihan
dari seorang atau beberapa orang pengarang. Antologi dapat pula disebut
bunga rampai.
21
g. Dongeng
Dongeng, merupakan suatu kisah yang di angkat dari pemikiran
fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan
moral, yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan mahluk
lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi, dari
pemikiran seseorang yang kemudian di ceritakan secara turun-temurun dari
generasi kegenerasi.
h. Biografi
Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan
seseorang. Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekadar daftar tanggal
lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita
tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian.
i. Catatan harian (jurnal/diary)
Catatan harian adalah buku yang isinya berdasarkan catatan harian
atau catatan harian itu sendiri, misalnya Bersaksi di Tengah Badai karya
Wiranto.
j. Novelet
Cerita tanggung, untuk dikatakan cerpen dia terlalu panjang, untuk
dikatakan novel terlalu pendek. Jumlah halaman novelet diperkira berada di
antara 40-50 halaman.
k. Fotografi
Fotografi berasal dari 2 kata yaitu photo yang berarti cahaya dan
graph yang berarti tulisan atau lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah
proses melukis atau menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai
22
istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan
gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang
mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer
untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.
l. Karya ilmiah
Karya ilmiah menurut Bambang Dwiloka (2005) adalah karya
seorang ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperoleh
melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, dan pengetahuan orang lain
sebelumnya. Contoh karya ilmiah adalah tesis, skripsi, dan sebagainya.
m. Tafsir
Tafsir adalah keterangan atau penjelasan tentang ayat-ayat Al-quran
agar maksudnya lebih mudah dipahami. Tafsir harfiah berarti tafsir kata
demi kata, tafsir mimpi adalah penggunaan ciri-ciri modern untuk
menguraikan arti mimpi.
n. Kamus
Kamus adalah buku acuan yg memuat kata dan ungkapan, biasanya
disusun menurut abjad berikut keterangan tentang makna, pemakaian, atau
terjemahannya. Kamus dapat pula diartikan sebagai buku yg memuat
kumpulan istilah atau nama yang disusun menurut abjad beserta penjelasan
tentang makna dan pemakaiannya (KBBI).
23
o. Panduan (how to)
Disebut juga buku petunjuk, misalnya buku tentang beternak ayam,
berkebun kelapa sawit, kiat memperoleh dan kiat menjalani beasiswa di luar
negeri, dan sebagainya.
p. Atlas
Kumpulan peta yang disatukan dalam bentuk buku. Selain dalam
bentuk buku, atlas juga ditemukan dalam bentuk multimedia, misalnya
Google Earth. Atlas dapat memuat informasi geografi, batas negara,
statisik geopolitik, sosial, agama, serta ekonomi.
q. Ilmiah
Buku yang disusun berdasarkan kaidah keilmiahan. Misalnya, buku
yang disusun berdasarkan hasil penelitian dan disampaikan dalam bahasa
ilmiah.
r. Teks
Buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang
merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu
untuk maksud–maksud dan tujuan instruksional, yang diperlengkapi dengan
sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para
pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat
menunjang suatu program pengajaran (Tarigan dan Tarigan, 1986: 13).
Contoh buku teks adalah buku pelajaran, diktat, modul.
24
s. Mewarnai
Buku jenis ini identik dengan buku anak-anak, isinya biasanya
berupa garis-garis yang membentuk gambar. Fungsinya, adalah membantu
anak-anak untuk belajar mewarnai objek.
3. Coffee Table Book
Secara etimologi, coffee table book terdiri dari tiga kata dalam bahasa
inggris yaitu “coffee”, “table”, dan “book”. Dalam Kamus Inggris Indonesia
(John M. Echols dan Hasan Shadily), coffee berarti kopi, table berarti
meja/daftar/table/skema, dan book berarti buku/kitab. Ketiga kata tersebut
membentuk sebuah kata majemuk yang tidak bisa diartikan secara terpisah
yaitu “coffee table book”.
"A coffee-table book is a large expensive book with a lot of pictures,
which is designed to be looked at rather than to be read properly, and is
usually placed where people can see it easily”
Dalam bahasa Indonesia coffee table book diterjemahkan sebagai buku
mahal yang besar dengan banyak gambar, yang dirancang untuk dilihat
daripada harus membaca dengan benar, dan biasanya ditempatkan di mana
orang bisa melihatnya dengan mudah.
Berdasarkan jenis-jenis buku, dapat dikatakan bahwa coffee table book
merupakan jenis buku fotografi karena memang konten dari buku ini sebagian
besar berisi data foto. Oleh karena itu, penulis menyimpulkan bahwa coffee
table book merupakan sebuah buku yang mahal, tebal dan besar yang berisi
banyak gambar/foto yang ditempatkan di mana orang bisa melihatnya dengan
mudah.
25
D. Kajian Desain
1. Pengertian Desain
Desain merupakan suatu proses yang dapat dikatakan telah seumur
dengan keberadaan manusia di bumi. Hal ini sering tidak kita sadari.
Akibatnya, sebagian dari kita berpendapat seolah-olah desain baru dikenal
sejak jaman modern dan merupakan bagian dari kehidupan modern.
Dalam bahasa sehari-hari kata desain sering di artikan sebagai sebuah
perancangan, rencana atau gagasan. Pengertian seperti ini tidak sepenuhnya
salah tetapi juga tidak sepenuhnya benar. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia dikatakan bahwa desain sepadan dengan kata perancangan. Namun
demikian, kata merancang/rancang atau rancang bangun yang sering
disepadankan dengan kata desain ini nampaknya belum dapat mengartikan
desain secara lebih luas.
Kata “Desain” yang sebenarnya merupakan kata baru yang merupakan
peng-Indonesia-an dari kata design (bahasa Inggris) tetap dipertahankan. Kata
desain ini menggeser kata rancang bangun karena kata tersebut tidak dapat
mewadahi kegiatan, keilmuan, keluasan dan pamor profesi atau kompetensi
(Sachari, 2000). Pengertian desain dapat dilihat dari berbagai sudut pandang
dan konteksnya. Desain dapat juga diartikan sebagai suatu kreasi seniman
untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan cara tertentu pula. Desain juga dapat
merupakan pemecahan masalah dengan suatu target yang jelas (Archer, 1965).
Sedangkan menurut Alexander (1963) desain merupakan temuan unsur fisik
yang paling objektif atau desain merupakan tindakan dan inisiatif untuk
merubah karya manusia (Jones, 1970).
26
Pada awalnya, istilah „desain‟ di Indonesia merupakan kata baru dari
„design‟ (bahasa Inggris) untuk kata „rancang/rancangan/merancang‟, namun
kurang mengekspresikan sebuah keilmuan. Kemudian di kalangan keilmuan
seni rupa, dilakukan nama program studi di perguruan tinggi (FSRD) sehingga
desain dipergunakan luas dalam keilmuan maupun profesi. Oleh Ruskin dan
Morris (tokoh anti industri di Inggris) pada abad ke-19, kata „desain‟ diberi
bobot sebagai seni berketrampilan tinggi (art and craft).
Berdasarkan pengertian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa desain
merupakan suatu proses perancangan seseorang yang memiliki tindakan dan
inisiatif sebagai suatu karya yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
tertentu.
2. Unsur-Unsur Pada Desain
a. Garis (Line)
Garis adalah salah satu unsur desain yang menghubungkan antara
satu titik poin dengan titik poin yang lain. Bentuknya berbagai macam
seperti bentuk garis lurus, melengkung, putus-putus, zig-zag, meliuk-liuk,
bahkan tidak beraturan. Masing-masing memiliki pencitraan yang berbeda
(Anggaraini, 2014: 32).
b. Bentuk (Shape)
Bentuk adalah segala sesuatu yang memiliki diameter, tinggi, dan
lebar. Bentuk-bentuk dasar yang pada umumnya dikenal adalah bentuk
kotak (rectanngle), lingkaran (circle), segitiga (triangle), lonjong (elips),
dan lain-lain Berdasarkan sifatnya, bentuk terbagi atas bentuk geometrik,
bentuk natural dan bentuk abstrak (Anggaraini, 2014: 33).
27
c. Teksture (Texture)
Teksture adalah tampilan permukaan atau corak dari suatu benda
yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau di raba. Misalnya permukaan
karpet, baju, kulit kayu, cat dinding, cat kanvas, dan lain-lain (Anggaraini,
2014: 34).
d. Gelap Terang / Kontras
Kontras merupakan warna yang berlawanan antara satu dengan yang
lainnya, terdapat perbedaan baik warna atau titik fokus. Gelap terang atau
kontras dapat digunakan dalam desain sebagai salah satu cara untuk
menonjolkan pesan atau informasi yang dapat juga menambah kesan
dramatis yang akan membantu nilai keterbacaan, fokus, dan titik berat suatu
desain (Anggaraini, 2014: 35).
e. Ukuran (Size)
Ukuran dapat diartikan sebagai perbedaan besar kecilnya suatu
objek. Pemilihan ukuran ini bertujuan agar semua desain yang dibuat dapat
terbaca dengan baik, sesuai dengan hierarki. Sehingga pesan yang ingin
disampaikan kepada konsumen, akan lebih mudah dibaca dan dimengerti
(Anggaraini, 2014: 36).
f. Warna (Colour)
Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain. Warna juga
salah satu elemen yang dapat menarik perhatian, meningkatkan mood,
menggambarkan citra sebuah perusahaan, dan lain-lain. Warna dibagi
menjadi warna primer (merah, biru. Kuning), warna sekunder (campuran
merah dan biru), warna tersier (campuran dari ketiga warna merah, kuning,
28
dan biru), dan warna netral (campuran ketiga warna dasar dalam proporsi
1:1:1, seperti hitam).
Dalam penggunaan warna dapat dibedakan menjadi dua, yaitu warna
yang ditimbulkan karena sinar (Additive color/RGB) yang digunakan pada
lampu, layar monitor, televisi dan sebagainya. Adapula warna yang dibuat
dengan menggunakan unsur tinta atau cat (Substractive color/CMYK) yang
digunakan dalam proses pencetakan kepermukaan benda padat seperti
kertas, logam, kain atau plastik, dan lain-lain (Anggaraini, 2014: 37-40).
3. Tipografi
Tidak dapat dipungkuri bahwa teks adalah bagian dari desain grafis
yang sangat penting. Oleh karena itu, untuk menguasai desain grafis, harus
dipelajari pula tipografi, yaitu ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
huruf cetak.
Di dalam desain grafis, Tipografi didefinisikan sebagai suatu proses
seni untuk menyusun bahan publikasi menggunakan huruf cetak. Huruf cetak
memang huruf yang akan dicetakkan pada suatu media tertentu, baik
menggunakan mesin cetak offset, mesin dekstop, cetak sablon pada body
pesawat terbang, bordir pada kostum pemain sepak bola, maupun publikasi di
halaman web. Desain komunikasi visual tidak bisa lepas dari tipografi sebagai
unsur pendukungnya.
Lazlo Moholy berpendapat bahwa tipografi adalah alat komunikasi.
Oleh karena itu, tipografi harus bisa berkomunikasi dalam bentuknya yang
paling kuat, jelas (clarity), dan terbaca (legibility) (Kusrianto, 2007: 202).
29
a. Sejarah Huruf
Huruf cetak timah yang ditemukan oleh Johan Guttenberg pada
tahun 1440 merupakan tonggak sejarah tipografi yang sangat berarti.
Bahkan dikatakan bahwa Guttenberg adalah Bapak Desain Grafis. Setelah
era tersebut, huruf-huruf latin yang kita pergunakan mulai di ciptakan satu
demi satu. Hingga kini telah ada jutaan jenis font digital. Tokoh-tokoh
tipografi terkenal dalam sejarah yang perlu kita ketahui diantaranya adalah
Bidot, Herbert Bayer, Giambattista Bodoni, Aldus Manutius, William
Casslon, Theodore Loe De Vinne, Robert estienne, Frederic William Goudy,
El Markovich Lissitzky, William Morris, Eric Rowton Gill, dan Stanley
Morrison.
b. Ciri-ciri huruf berdasarkan anatominya
Ada 4 kelompok huruf sesuai ciri-ciri anatominya (Kusrianto, 2007:
202-204), yaitu:
a) Oldstyle
Huruf Oldstyle diciptakan dalam periode tahun 1470. Ciri-ciri
huruf Oldstyle adalah diagonal stress, serif, serif pada huruf biasa
berbentuk miring, perbedaan antara bagian tipis dan tebal pada store
sedang.
Beberapa font yang kategorikan ke dalam kelompok oldstyle
adalah Bembo, Bauer Text, CG Cloister, ITC Usherwood, Claren-don,
Garamond, Goudy Oldstyle, Palatino (Palmspring), dll.
30
b) Modern
Dimulai pada adab ke-18 ketika Giambastita Bodoni menciptakan
karya-karyanya yang kita kenal sebagai font Bodoni hingga sekarang.
Ciri-ciri huruf Modern adalah Vertical stress, serif pada huruf kecil
berbentuk lurus, bagian tebal dan tipis pada stroke perbedaannya ekstrim.
Font-font yang termasuk dalam kelompok Modern di antaranya
Bodoni, Torino, Auriga, ITC Modern, ITCFenice, Bidot, Melior,
Bookman, dll.
c) Slab Serif
Masa kemunculan jenis huruf Slab Serif bervariasi dan ikut
menandai kemunculan huruf-huruf yang berfungsi lebih tepat sebagai
penarik perhatian yaitu sebagai header. Kelompok huruf Slab Serif
ditandai dengan bentuk serif yang tebal, serif pada huruf kecil berbentuk
horizontal dan tebal, vertical stress, bagian stroke yang tebal dan tipis
bedanya tidak terlalu besar. Contoh huruf Slab Serif antara lain Boton,
Aachen, Calvert, Clarendon, Serifa, Rockwell, dll.
d) Sans Serif
Pertama kali diciptakan oleh William Caslon IV pada tahun 1816.
Sans serif adalah huruftanpa serif (kait di ujung), pada semua ujung
huruf tanpa serif, pada stroke tebalnya sama, dan tanpa stress karena
tidak ada selish tebal tipis. Contoh huruf Sans Serif antara lain Franklin
Gothic, Helvetica, Univers, Formata, Futura, Optima, dll.
31
E. Layout Sebagai Salah Satu Elemen Desain
1. Layout
Pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tataletak elemen-elemen
desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung
konsep/pesan yang dibawanya. Me-layout adalah salah satu proses/tahapan
kerja dalam desain. Dapat dikatakan bahwa desain merupakan arsiteknya,
sedangkan layout pekerjanya (Rustan, 2009:0-1). Dalam membuat layout perlu
bagi seorang desainer yang baik untuk memulainya dengan membuat:
a. Konsep desain
Sebelum memulai suatu proyek desain, seorang desainer yang
bekerja pada sebuah perusahaan biasanya akan diberi creative brief tertulis
yang fungsinya sama dengan konsep desain.
b. Media dan spesifikasinya
Menentukan media dan spesifikasi apa yang akan digunakan seperti:
media apa yang cocok, bahan, ukuran, posisi, kapan, berapa lama dan di
mana saja karya desain tersebut akan didistribusikan /diperlihatkan kepada
target audiens.
c. Thumbnails dan dummy
Thumbnails adalah sketsa layout dalam bentuk mini. Thumbnails
berguna tidak hanya untuk memperkirakan letak elemen-elemen layout pada
suatu halaman tunggal namun termasuk juga urutan dan pengaturan halaman
untuk suatu karya desain publikasi yang lebih kompleks. Dummy atau mock-
up adalah contoh jadi suatu desain nantinya. Dummy berguna untuk look
dan feel-nya dan untuk mengantisipasi kesalahan.
32
d. Desktop Publishing
Saat ini sudah beredar banyak program desktop publishing di
pasaran, seperti InDesign, PageMaker, photoshop, FreeHand, Ilustrator,
CorelDraw, dll. Software tersebut diperuntukkan untuk membantu dalam
proses pembuatan layout seorang desainer nantinya yang semuanya saling
berkaitan.
e. Percetakan
Pada saat ini ada lima macam teknik cetak yang umumnya
digunakan, yaitu:
a) Offset
Teknik yang paling umum digunakan untuk mencetak brosur,
buku, majalah, tabloid, koran, kalender, dll.
b) Flexografi/cetak tinggi
Teknin banyak digunakan untuk mencetak di atas karton
gelombang atau untuk label kemasan produk.
c) Rotograve
Teknik ini umumnya untuk mencetak label berbahan plastik
untuk kemasan produk.
d) Sablon/cetak saring/screen printing
Teknik ini banyak digunakan untuk mencetak kaos, mug, kartu
nama.
33
e) Digital
Teknik ini cocok untuk kebutuhan mencetak dalam waktu singkat
dengan kuantitas yang tidak terlalu besar. Biasanya untuk banner, poster,
dll.
2. Elemen Layout
Layout memiliki banyak sekali elemen yang mempunyai peran berbeda-
beda dalam membangun keseluruhan layout. Untuk membuat layout yang
optimal, desainer perlu mengetahui peran masing-masing elemen tersebut
(Rustan, 2009:23).
a. Elemen Teks
a) Judul ( Head/heading/headline)
Suatu artikel biasanya diawali oleh sebuah atau beberapa kata
singkat yang disebut judul. Judul diberi ukuran untuk menarik perhatian
pembaca dan membedakannya dari elemen layout lainnya.
b) Bodytext ( bodycopy/ copy/ copytext)
Isi/ naskah/ artikel/ merupakan elemen layout yang paling
memberikan informasi terhadap topik bacaan tersebut.
c) Subjudul (subhead/ crosshead)
Artikel yang cukup panjang biasanya dibagi lagi menjadi
beberapa segmen sesuai topiknya. Subjudul berfungsi sebagai judul
segmen-segmen tersebut.
d) Caption
Caption biasanya dicetak dalam ukuran kecil dan dibedakan gaya
atau jenis hurufnya dengan bodytext dan elemen teks lainnya.
34
e) Callouts
Pada dasarnya sama seperti caption, kebanyakan callouts
menyertai elemen visual yang memiliki lebih dari satu keterangan,
misalnya pada diagram.
f) Kickers (eyebrows)
Kickers adalah satu atau beberapa kata pendek yang terletak di
atas judul, fungsinya untuk memudahkan pembaca menemukan topik
yang diinginkan dan mengingatkan lokasinya saat membaca artikel
tersebut.
g) Initial Caps
Huruf awal yang berukuran besar dari kata pertama pada
paragraf. Initial caps juga berfungsi sebagai penyeimbang komposisi
suatu layout.
h) Lead Line
Beberapa kata pertama atau seluruh kata di baris paling awal pada
tiap paragraf, yang dibedakan atribut hurufnya. Fungsinya sama dengan
penanda antar paragraf lainnya: agar mudah menangkap paragraf
berikutnya.
i) Header dan Footer
Header adalah area di antara sisi atas kertas dan margin atas.
Footer adalah area di antara sisi bawah kertas dan margin bawah.
35
j) Running Head (running headline/runningtitle/running feet/runners)
Judul buku,bab/topik yang sedang dibaca, nama pengarang dan
informasi lainnya yang berulang-ulang pada tiap halaman dan posisinya
tidak berubah.
k) Catatan Kaki (footnote/referensi/sumber/resource)
Catatan kaki berisi detail informasi dari sebagian tulisan tertentu
di dalam naskah.
l) Signature (mandatories)
Umum dijumpai di flier, brosur, poster, dll. Berisi alamat, nomer
telepon,atau orang yang bisa dihubungi atau informasi tambahan lainnya.
m) Nameplate
Nama surat kabar, majalah, tabloid,atau newsletter. Biasa dibuat
dalam ukuran yang besar diletakkan pada bagian atas halaman depan
pada surat kabar, newsletter, tabloid atau di cover depan majalah.
n) Masthead
Area pada halaman surat kabar/majalah/newsletter yang berisi
informasi tentang penerbitnya: nama-nama staff, kontributor, cara
berlangganan, alamat dan logo penerbit, dll.
b. Elemen Visual
a) Foto
Kekuatan terbesar dari fotografi pada media periklanan
khususnya adalah kredibilitasnya atau kemampuannya untuk memberi
kesan sebagai „dapat dipercaya‟.
36
b) Artworks
Artworks adalah segala jenis karya seni bukan fotografi baik itu
berupa ilustrasi, kartun dan sketsa.
c) Informational Graphics (infographics)
Fakta-fakta dan data-data statistik hasil dari survey dan penelitian
yang disajikan dalam bentuk grafik (chart), tabel, diagram, bagan, peta,
dll.
d) Garis
Di dalam suatu layout, garis mempunyai sifat fungsional antara
lain membagi suatu area, penyeimbang berat dan sebagai elemen
pengikat sistem desain supaya terjaga kesatuannya.
e) Kotak (box/bingkai/border/frame)
Berisi artikel yang bersifat tambahan/suplemen dari artikel utama.
f) Inzet (inset/inline graphics)
Elemen visual yang berukuran kecil yang diletakkan di dalam
elemen visual yang lebih besar. Fungsinya memberi informasi
pendukung.
g) Point (bullets)
Suatu daftar/list yang mempunyai beberapa baris berurutan ke
bawah, biasanya di depan tiap barisnya diberi penanda angka atau poin.
c. Invisible Elements
a) Margin
Margin menentukan jarak antara pinggir kertas dengan ruang
yang akan ditempati oleh elemen-elemen layout.
37
b) Grid
Grid adalah alat bantu yang sangat bermanfaat dalam me-layout.
Grid mempermudah kita menentukan di mana harus meletakkan elemen
layout dan mempertahankan konsistensi dan kesatuan layout terlebih
untuk karya desain yang mempunyai beberapa halaman. Berikut ini
adalah jenis grid yang digunakan dalam me-layout:
i. Manuscript Grid (Grid 1 Kolom)
Adalah grid dengan struktur yang paling sederhana. Grid ini
hanya menggunakan satu kolom. Struktur utama grid ini ditentukan
oleh kotak satu kolom di tengah. Pada grid ini diletakkan seperti
catatan kaki, nomor halaman, dan informasi sekunder lainnya.
ii. Column Grid (Grid Kolom)
Column grid tersusun dengan menempatkan beberapa kolom
dalam formatnya dan penggunaannya lebih fleksibel. Column grid
banyak digunakan untuk layout publikasi dengan tingkatan yang lebih
kompleks atau ingin mengintegrasikan teks dengan ilustrasi. Semakin
banyak kolom yang dibuat, semakin dinamis gridnya.
iii. Modular Grid (Grid Modular)
Adalah column grid dengan penambahan divisi horizontal
(rows/baris). Dengan demikian akan terlihat pembagian yang
konsisten antara kolom dan barisnya. Pertemuan antara divisi vertikal
dan horizontal itulah yang disebut modul. Contohnya, layout pada
katalog produk, atau galeri foto pada suatu website.
38
iv. Hierarchical Grid
Hierarchical grid dapat ditemukan pada layout website.
Hierarchical grid, dirancang dengan mengandalkan intuisi dalam
peletakan elemen-elemennya dengan mengutamakan penyampaian
informasi sesuai dengan prioritas kepentingannya (hierarki).
3. Prinsip Layout
Prinsip-prinsip layout dapat dianalogikan sebagai suatu formula untuk
membuat suatu layout yang baik (Rustan, 2009:73).Berikut ini prinsip-prinsip
layout tersbut, yaitu:
a. Sequence
Sequence yakni urutan perhatian dalam layout atau aliran pandangan
mata ketika melihat layout. Layout yang baik dapat mengarahkan ke dalam
informasi yang disajikan pada layout yang diatur sesuai prioritas. Misalnya
dari informasi paling penting sampai yang kurang penting (Anggaraini,
2014: 75).
b. Emphasis
Emphasis yaitu penekanan di bagian-bagian tertentu pada layout.
Penekanan ini berfungsi agar pembaca dapat lebih terarah atau fokus pada
bagian yang penting. Emphasis dapat diciptakan dengan cara berikut:
a) Memberikan ukuran huruf yang jauh lebih besar dibandingkan elemen-
elemen layout lainnya pada halaman tersebut.
b) Menggunakan warna yang kontras/berbeda dengan latar belakang dan
elemen lainnya.
39
c) Meletakkan hal yang penting tersebut pada posisi yang menarik
perhatian.
d) Menggunakan bentuk atau style yang berbeda dengan sekitarnya
(Anggaraini, 2014: 76).
c. Keseimbangan (balance)
Merupakan teknik mengatur kesimbangan pada layout. Prinsip
keseimbangan dibagi menjadi dua jenis, yaitu keseimbangan simetris (sisi
yang berlawanan harus sama persis agar tercipta sebuah keseimbangan) dan
keseimbangan asimetris (obyek-obyek yang berlawanan tidak sama atau
seimbang) (Anggaraini, 2014: 76).
d. Unity
Unity yaitu menciptakan kesatuan pada desain keseluruhan. Seluruh
elemen yang digunakan harus saling berkaitan dan disusun secara tepat
(Anggaraini, 2014: 77).
F. Batik
1. Sejarah Batik
Motif-motif batik di Indonesia dapat ditemukan pada beberapa artefak
budaya, seperti pada candi-candi. Motif dasar lereng dapat ditemukan pada
patung emas Syiwa (dibuat abda IX) di Gemuruh, Wonosobo. Dasar motif
ceplok ditemukan pada pakain patung Ganesha di Candi Banon dekat Candi
Borobudur (dibuat abad IX). Batik juga ditemukan pada titik-titik dalam motif
pada patung Padmipani di Jawa Tengah (awal abad VIII-X). Motif liris
40
ditemukan pada patung Manjusri, Ngemplak, Semongan, Semarang (dibuat
abad X).
Batik semakin eksis pada masa kerajaan Majapahit dengan wilayah dan
kekuasaan yang sangat luas. Batik di Indonesia mulai terekam jelas sejak masa
Kerajaan Mataram Islam, yang bersumber dari keraton, seperti motif parang
rusak, semen rama, dll. Pada awalnya, batik digunakan sebagai hiasan pada
daun lontar yang berisi naskah atau tulisan agar tampak lebih menarik. Seiring
perkembangan interaksi bangsa Indonesia dengan bangsa asing, maka mulai
dikenal media batikmpada kain. Sejak itu, batik mulai digunakan sebagai corak
kain yang berkembang sebagai busana tradisional, khusus digunakan di
kalangan ningrat keraton.
Sejarah perbatikan di Indonesia sering dikaitkan dengan kerajaan
Majapahit dan penyebaran ajaran islam di Pulau Jawa. Hal ini dibuktikan
dengan penemuan arca dalam Candi Ngrimbi dekat Jombang yang
menggambarkan sosok Raden wijaya, raja pertama Majapahit (memerintah
1294-1309), memakai kain batik bermotif kawung. Oleh sebab itu, kesenian
batik diyakini telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit secara turun-
temurun. Wilayah Kerajaan Majapahit yang sangat luas menyebabkan batik
juga dikenal luas di Nusantara. Sejarah batik di Nusantara di kelompokkan
menjadi tiga kelompok besar yaitu:
a. Batik keraton (batik kalangan keraton, seperti keraton Yogya dan keraton
Solo) yang memiliki ragam khusus, hiasan bersifat simbolis, berlatarkan
budaya Hindu, Budha, dan Islam, serta memiliki warna-warna yang
41
cenderung netral atau kalem seperti soga (merah), indigo (biru), hitam,
cokelat, dan putih.
b. Batik pesisiran (batik Pekalongan, Indramayu, Cirebon, Garut, Lasem dan
Tegal) yang memiliki ragam hiasan natural dan dipengaruhi oleh berbagai
budaya asing karena pesisir (pantai) adalah tempat pertemuan berbagai
bangsa (pelabuhan). Warna-warna di dalam batik pesisiran sangat beraneka
ragam dan lebih berani tampil mencolok.
a) Batik Pekalongan
Batik Pekalongan termasuk batik pesisiran yang paling kaya akan
warna. Batik Pekalongan paling terasa pengaruhnya yang dibawa oleh
para pendatang keturunan Tionghoa, Belanda dan Arab. Motif-motifnya
bersifat bebas, meskipun sebagian motifnya masih banyak mengandung
ornamen batik Solo atau Yogya, namun sudah dimodifikasi dengan
variasi warna yang atraktif (Kusrianto, 2013: 211).
Dilihat dari proses dan desainnya, batik Pekalongan banyak
dipengaruhi oleh batik dari Demak. Awal abad xx, proses pembatikan
yang dikenal di Pekalongan adalah batik tulis dengan bahan mori buatan
dalam negari dan sebagian impor. Setelah Perang Dunia I baru dikenal
pembuatan batik cap dan pemakaian obat-obat buatan Jerman dan Inggris
(Wulandari, 2011: 25-26).
b) Batik Indramayu
Budaya membatik di Indramayu diperoleh dari pedagang
Tionghoa yang menjual pewarna alam dari daun nila/tom dari Lasem.
Dengan dipakainya pewarnanya dari Lasem ini, maka hasil kerajinan
42
batik Indramayu mempunyai kesamaan dengan batik yang dibuat di
daerah Lasem. Kesamaan ini meliputi motif-motif dan cara
pembuatannya (Kusrianto, 2013: 64).
c) Batik Cirebon
Batik tumbuh sangat subur di daerah Cirebon. Batik Cirebon
berkaitan erat dengan Kerajaan Kanoman, Kasepuhan, dan Keprabonan.
Batik Cirebon muncul di lingkungan keraton dan dibawa keluar oleh abdi
dalem yang bertempat tinggal di luar keraton. Batik di Cirebon sudah
dikenal sejak abad XIII. Motif laut pada batik Cirebon dipengaruhi oleh
alam pemikiran Cina karena Kesultanan Cirebon di masa lampau pernah
menyunting seorang putri dari Cina (Wulandari, 2011: 33-34).
d) Batik Garut
Garut adalah salah satu sentra pembuatan batik pesisiran yang
sangat maju.Industri batik di daerah Garut sempat terhenti pada masa
pendudukan jepang tahun 1942-1945. Namun pada tahun 1949, usaha
pembatikan pesisiran yang tumbuh pesat di Garut mulai bergerak
kembali dan dikerjakan oleh beberapa keluarga perajin (Wulandari, 2011:
34). Ragam hias pada batik Garutan lebih kaya dibandingkan dengan
batik Tasikmalaya dan Ciamis sehingga batik Garutan lebih terkenal
dibandingkan batik kedua daerah tetangganya.
Sebagian besar batik Garutan memperlihatkan pengaruh dari
Keraton Surakarta dan Yogyakarta, selain juga Keraton Cirebon. Pada
perkembangannya, pengaruh motif batik keturunan Tionghoa dan
43
keturunan Belanda juga masuk kebatik Garutan sekalipun tidak terlalu
dominan (Kusrianto, 2013: 65).
e) Batik Lasem
Menurut catatan sejarah, Lasem tempo dulu (1350-1375) adalah
sebuah kerajaan kecil dibawah Kerajaan Majapahit. Lasem menerima
pengaruh dari Jawa, Cina, Arab, Belanda, Champa (Vietnam Tengah),
Budha, Hindu, dan Islam. Itulah sebabnya batik Lasem merupakan batik
yang multikultur, bukan hanya batik bergaya Cina-Jawa meski ada
pengaruh dari keraton (Majapahit-Solo-Yogya). Batik Lasem mulai
diproduksi sejak tahun 1415 yang dikenalkan oleh putri Na Lui Ni dari
Champa. Na Lui Ni adalah istri salah seorang nahkoda kapal yang
dipimpin Laksamana Cheng Ho, yang bernama Bi Nong Hua. Usai
menemukan pujaan hatinya, sang nahkoda meminta izin pada Cheng Ho
untuk menetap di Lasem, yang kemudian disetujui (Kusrianto, 2013:
223-224).
f) Batik Tegal
Tegal adalah kota pelabuhan yang strategis. Letaknya di tengah-
tengah jalur pantai utara pulau Jawa antara Surabaya Jakarta. Pembatikan
mulai dikenal di Tegal semenjak akhir abad ke-19. Batik tulis Tegal atau
disebut Batik Tegalan dapat dikenali dari corak gambar atau motif
rengrengan besar atau melebar. Isen-isennya agak kasar diilhami oleh
flora dan fauna lingkungan. Ini dipadukan dengan warna spesifik yang
lembut atau kontras yang merupakan motif batik gaya pesisiran
(Kusrianto, 2013: 219).
44
Budaya busana batik di Tegal dibawa Raja Amangkurat I (Sunan
Amangkurat Mas) dari Keraton Kasunanan Surakarta. Amangkurat yang
saat itu menyusuri pantai utara membawa pengikutnya yang di antaranya
perajin batik. Pembatik ini akhirnya menetap di Tegal dan menurunkan
ilmunya pada anak cucunya dan meluas ke masyarakat (Kusrianto, 2013:
220).
c. Batik pedalaman (batik bali, lampung, abepura, dll). Batik pedalaman
memiliki motif, corak, dan ragam hiasan yang berbeda dengan batik keraton
maupun batik pesisiran. Batik-batik ini sangat eksis di daerah masing-
masing, tetapi sering dianggap bukan batik, bahkan sering disebut kain
bermotif karena corak dan warnanya yang keluar dari pakem (aturan) corak
dan warna batik, meskipun cara dan pembuatannya mengikuti proses
pembuatan batik. Namun diluar semua itu, keberadaan batik pedalaman ini
telah ikut mewarnai sejarah perkembangan batik di Nusantara (Wulandari,
2011: 51-52).
2. Pengertian Batik
Kata “batik” berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa: yaitu “amba”,
yang mempunyai arti “menulis” dan “titik” yang mempunyai arti “titik”, di
mana dalam pembuatan kain batik sebagian prosesnya dilakukan dengan
menulis dan sebagian dari tulisan tersebut berupa titik. Titik berarti juga tetes,
yang berarti dalam membuat kain batik dilakukan pula penetesan lilin di atas
kain putih (Lisbijanto, 2013: 6-7)
Batik dalam pengertian dari cara pembuatan adalah bahan kain yang
dibuat dengan dua cara. Pertama, bahan kain dengan teknik pewarnaaan kain
45
yang menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain, atau
sering disebut wax-resist dyeing. Kedua, bahan kain dibuat dengan teknik
pewarnaan yang menggunakan motif-motif tertentu yang sudah lazim atau
mempunyai ciri khas sesuai dengan karakter masing-masing pembuatnya.
Batik merupakan bahan kain yang sangat erat dengan nilai budaya
masyarakat, sehingga batik tidak saja sebagai hasil produksi semata, tetapi juga
merupakan hasil budaya dari suatu masyarakat.
3. Jenis Batik Menurut Teknik Pembuatannya
a. Batik tulis
Batik tulis adalah kain batik yang cara membuatnya, khususnya
dalam membentuk motif atau corak batik dengan menggunakan tangan dan
alat bantu canting. Kain batik tulis mempunyai ciri khas yang tidak sama
persisi bentuknya setiap kain, sehingga membuat harga kain batik tulis ini
sangat mahal.
Batik tulis yang baik adalah kain batik yang halus cara membatiknya
dan mempunyai warna yang etnik. Kain batik tulis dahulu sering digunakan
oleh raja dan para pembesar keraton serta bangsawan sebagai simbol
kemewahan.
b. Batik cap
Batik cap adalah kain yang cara pembuatan corak dan motifnya
dengan menggunakan cap atau semacam stempel yang terbuat dari tembaga.
Namun kain batik cap ini kurang mempunyai nilai seni, karena hasil dari
proses ini terlihat sama persis setiap helainya dan kurang menarik bagi yang
46
memahami batik. Harga kain batik cap lebih murah karena cara
pembuatannya bisa dilakukan secara masal.
c. Batik lukis
Batik lukis adalah kain batik yang proses pembuatannya dengan cara
dilukis pada kain putih, dalam melukis juga menggunakan bahan malam
yang kemudian diberi warna sesuai dengan kehendak seniman tersebut.
Batik lukis ini sebenarnya merupakan pengembangan motif batik diluar
batik tulis dan batik cap. Harga batik lukis ini cukup mahal karena dibuat
dalam jumlah yang terbatas dan mempunyai ciri ekslusif.
top related