bab i pendahuluanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/154479/potongan/s2... · teknologi...
Post on 29-Jun-2019
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Wilayah Indonesia yang secara geologi berada pada jalur magmatisme
mempengaruhi keberadaan deposit logam berat terutama deposit emas. Salah satu lokasi
yang memiliki deposit emas adalah Desa Sangon, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon
Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adanya cadangan emas di Desa Sangon
menjadi magnet bagi masyarakat sekitar maupun pendatang untuk ikut memanfaatkan
cadangan emas tersebut dengan ikut melakukan penambangan emas. Kegiatan
penambangan di Desa Sangon terdiri atas kegiatan penambangan dan pengolahan emas.
Kegiatan penambangan yang ada di Desa Sangon merupakan penambangan ilegal
dimana penambangan tersebut tidak memiliki izin (PETI).
Para penambang ilegal atau tradisional di Desa Sangon masih menggunakan
teknologi amalgamasi yaitu proses ekstraksi emas dengan cara mencampurkan bijih
emas dengan merkuri (Hg) yang dilakukan didalam gelondong. Metode amalgamasi
dapat mempengaruhi kondisi lingkungan. Pengolahan emas dengan metode amalgamasi
dapat menyebabkan kontaminasi Hg dan logam berat lain yang berpotensi
menimbulkan dampak lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan masyarakat di sekitar
lokasi penambangan. Penambangan emas di daerah Sangon, Kulon Progo, Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan penambangan emas rakyat dimana kegiatan
pengolahan emas dilakukan secara langsung di tempat pengambilan emas dengan teknik
amalgamasi menggunakan merkuri. Penggunaan merkuri ini sudah lama digunakan oleh
para penambang karena mudah didapat dan perhatian dari pemerintah belum begitu
serius (Larasati, dkk, 2012). Setelah proses amalgamasi selesai, limbah (tailing)
mengandung merkuri dialirkan ke kolam penampungan yang berada di sekitar tempat
penambangan dan dibiarkan tanpa proses pengolahan lebih lanjut. Konsentrasi Hg
dalam limbah tersebut sebesar 800 – 6900 ppm. Proses penambangan emas terus
berlangsung walaupun kolam penampungan limbah sudah penuh. Hal tersebut
mengakibatkan sebagian limbah mengalir ke sungai Sangon, sehingga menyebabkan
pencemaran merkuri di perairan tersebut (Setiabudi, 2005).
KAJIAN KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN AIR SUNGAI DI LOKASIPENAMBANGAN EMAS TRADISIONAL,KECAMATAN KOKAP, KABUPATEN KULON PROGORATIH CHANDRA KUSUMAUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2
Dalam kegiatan pertambangan emas rakyat (artisanal mining), salah satu proses
untuk mendapatkan emas adalah proses amalgamasi. Teknik amalgamasi dilakukan
dengan cara mencampur batuan yang mengandung logam emas dan merkuri dengan
menggunakan gelondong. Dalam kegiatan tersebut dibutuhkan aliran air untuk
memisahkan batuan halus dan amalgam (campuran merkuri dan emas) yang dialirkan ke
kolam penampungan limbah (tailling).
Umumnya merkuri masuk ke perairan sungai dalam bentuk Hg unsur (HgO)
dengan densitas yang tinggi. Merkuri ini akan tenggelam ke dasar perairan atau
terakumulasi di sedimen pada kedalaman 5-15 cm di bawah permukaan sedimen.
Merkuri unsur tersebut dapat berubah menjadi merkuri organik oleh aktivitas bakteri,
yaitu menjadi metil merkuri (CH3Hg), yang memiliki sifat racun dan daya ikat yang
sangat kuat serta kelarutannya yang tinggi terutama dalam tubuh hewan air misalnya
ikan (Budiono, 2003).
Hasil beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa telah terjadi
pencemaran logam berat di sekitar daerah penelitian (Setiabudi, 2005; Sapardina, 2006;
Ferdian, 2011; Nugroho, 2012; Pratomo, 2015) juga terhadap manusia (Suryanto, 2006).
Namun, penelitian yang berfokus pada studi pencemaran air sungai dan sedimen sungai
belum pernah dilakukan, mengingat sungai merupakan salah suatu ekosistem penting
yang di dalamnya berlangsung interaksi antar makhluk hidup dan juga dengan
lingkungan fisik di sekitarnya yang berperan sebagai antara lain: tempat berlangsungnya
siklus hidrologi yang menjadi kunci ketersediaan air di bumi; tempat berkembang
biaknya flora dan fauna yang terdapat di sungai, seperti ikan, kepiting, udang, serangga,
dan tumbuh-tumbuhan yang membutuhkan kelembaban tinggi; sumber air untuk
kehidupan dan budidaya manusia, seperti pertanian, perikanan, industri, transportasi dan
rekreasi; sebagai pereduksi polutan perairan dalam jumlah dan batas tertentu; serta
menciptakan iklim mikro di sekitarnya.
KAJIAN KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN AIR SUNGAI DI LOKASIPENAMBANGAN EMAS TRADISIONAL,KECAMATAN KOKAP, KABUPATEN KULON PROGORATIH CHANDRA KUSUMAUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
3
1.2. Perumusan Masalah
Adanya aktivitas pertambangan emas tradisional dengan menggunakan merkuri
sebagai bagian dari proses pengolahan emas di daerah penelitian, diduga akan
menghasilkan pencemaran terhadap lingkungan. Hal ini sudah dikonfirmasi oleh
beberapa peneliti terdahulu, namun penelitian yang berfokus pada studi pencemaran air
sungai dan sedimen sungai di daerah belum pernah dilakukan, sehingga penelitian
dengan tema yang akan dilakukan pada penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan.
1.3. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian berada di Desa Sangon dan sekitarnya, Kecamatan Kokap,
Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan ditunjukkan oleh
gambar 1.1. Lokasi penelitian berada di barat daya Kota Yogyakarta. Untuk menuju ke
lokasi penelitian dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dari Kota Yogyakarta ke
arah Kota Wates, dilanjutkan ke Kecamatan Kokap dengan waktu tempuh ± 2 jam.
Gambar 1.1. Peta lokasi penelitian
1.4. Batasan Masalah
Penelitian ini dilakukan dengan batasan-batasan sebagai berikut:
1. Penelitian hanya dilakukan pada sampel air sungai dan sedimen sungai dengan
parameter logam berat terbatas pada yaitu untuk air sungai Al, As, Cd, Cu, Fe,
KAJIAN KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN AIR SUNGAI DI LOKASIPENAMBANGAN EMAS TRADISIONAL,KECAMATAN KOKAP, KABUPATEN KULON PROGORATIH CHANDRA KUSUMAUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
4
Pb, Zn dan Hg serta Al, As, Ca, Cd, Cr, Cu, Fe, K, Mg, Mn, Na, Ni, Pb dan Zn
untuk sedimen sungai.
2. Sampel air sungai dan sedimen sungai diambil secara acak sistematis di
sepanjang aliran sungai di daerah penelitian.
3. Analisis sampel dilakukan dengan ICP AES dan ICP MS dengan tingkat akurasi
hasil analisis yang dimiliki oleh alat yang dimaksud.
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan menganalisis penyebaran logam berat pada air sungai dan
sedimen sungai di daerah penelitian.
2. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan penyebaran
logam berat pada air sungai dan sedimen sungaidi daerah penelitian.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dilakukan diharapkan sebagai berikut:
1. Memberi informasi kepada masyarakat dan pemerintah setempat mengenai
tingkat pencemaran logam berat pada air sungai dan sedimen sungaidi lokasi
penelitian.
2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai data oleh pemerintah setempat untuk
mengambil kebijakan terkait dengan pengelolaan lingkungan di daerah
penelitian
1.7. Peneliti Terdahulu
Beberapa penelitian yang terkait dengan tema penelitian, sudah silakukan, antara
lain sebagai berikut:
1. Setiabudi, 2005, melakukan penelitian tentang penyebaran merkuri akibat usaha
pertambangan yang dilakukan di Daerah Sangon, Kabupaten Kulonprogo, D.I.
Yogyakarta. Data yang diperoleh dilakukan analisis secara spasial dan hasil
penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi pencemaran merkuri akibat kegiatan
KAJIAN KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN AIR SUNGAI DI LOKASIPENAMBANGAN EMAS TRADISIONAL,KECAMATAN KOKAP, KABUPATEN KULON PROGORATIH CHANDRA KUSUMAUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
5
pengolahan emas dengan metode amalgamasi pada sedimen sungai, tanah dan
tailing dengan kandungan yang bervariasi.
2. Sapardina, 2006, melakukan penelitian tentang evaluasi tingkat pencemaran
logam berat akibat usaha penambangan emas rakyat di Hargorejo dan sekitarnya,
Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta pada
musim kemarau tahun 2005. Sampel yang diambil berupa sampel sedimen
sungai, batuan, air sungai, tanah dan limbah sisa penambangan. Beberapa sampel
diperoleh dan dilakukan analisis secara spasial saja dan hasil penelitian
menerangkan bahwa telah terjadi pencemaran logam berat di lokasi daerah
penelitian meliputi tanah dan sedimen sungai berdasarkan hasil analisis untuk
parameter Cu, Zn, Pb, As, Cd dan Hg.
3. Harjanto, dkk, 2009, melakukan penelitian mengenai mineralisasi di daerah
penelitian dan hasil penelitian menyatakan bahwa di daerah penelitian dapat di
bagi menjadi 3 (tiga) yaitu zonasi filik, zonasi propilitik dan argillik.
4. Purnamawati, dan Tapilatu, 2012, melakukan penelitian melakukan penelitian
mengenai mineralisasi dengan metode petrografi dan hasil penelitian
menerangkan bahwa daerah penelitian menghasilkan alterasi tipe propilitik.
5. Nugraha, 2015, melakukan penelitian geologi dan mineralisasi di daerah
penelitian dan menyatakan bahwa mineralisasi bijih di daerah penelitian
dipengaruhi oleh litologi dan struktur dimana alterasi pada daerah penelitian
dibagi menjadi 3 berdasarkan mineral assemblagenya yairu Zona Alterasi illit–
smektit–illit/smektit–karbonat–kuarsa– serisit, Zona Alterasi klorit–
klorit/smektit–smektit–karbonat ± kuarsa, dan Zona alterasi kuarsa-muskovit-
serisit±pirit-karbonat.
6. Ferdian, 2011, melakukan penelitian pencemaran Hg pada tanah di daerah
penelitian. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebaran Hg di daerah penelitian
dipengaruhi oleh kapasitas penambangan serta jarak dari sumber pencemar.
7. Hermawan, 2011, melakukan penelitian untuk kandungan merkuri terhadap
kualitas air sungai di Sungai Plampang, Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap,
Kabupaten Kulon Progo dengan metode analisis AAS. Hasil penelitian
KAJIAN KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN AIR SUNGAI DI LOKASIPENAMBANGAN EMAS TRADISIONAL,KECAMATAN KOKAP, KABUPATEN KULON PROGORATIH CHANDRA KUSUMAUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
6
menunjukkan bahwa besarnya nilai Hg pada air Sungai Plampang berkisar antara
< 0,001 s.d 0,0349 ppm.
8. Pratomo, 2015, melakukan penelitian tentang kandungan Hg pada air tanah dan
air permukaan di Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo,
Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian menyatakan bahwa beberapa
sampel memiliki kandungan merkuri melebihi baku mutu.
9. Suryanto, 2006, melakukan penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor
resiko pemaparan merkuri (Hg) terhadap kesehatan pekerja penambang emas
Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Hasil penelitian
menyatakan terdapat kandungan Hg dalam urine penambang namun gejala
gangguan kesehatan akibat paparan Hg belum nampak pada diri penambang
emas.
10. Suheryanto, 2010, melakukan penelitian tentang metil-merkuri di Sungai Sangon
di daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pencemaran
total merkuri dan metil-merkuri bervariasi. Total merkuri di daerah hulu 236,67
ng/g, daerah tengah 154,25 ng/g, daerah hilir 70,25 ng/g, sedangkan metal
merkuri daerah hulu 48,50 ng/g, derah tenagh 96,25 ng/g dan daerah hilir 55,00
ng/g.
Dari uraian mengenai peneliti terdahulu di daerah penelitian, maka dapat
disimpulkan bahwa penelitian yang berfokus pada pencemaran logam berat pada air
sungai dan sedimen sungai secara mendalam, khususnya pada kodisi terkini tahun 2016,
belum pernah dilakukan.
1.8. Waktu Penelitian
Secara keseluruhan, penelitian dilakukan pada awal tahun 2016 sampai tahun
akhir tahun 2017. Secara rinci, kegiatan dan waktu penelitian dapat dilihat pada tabel
1.1
KAJIAN KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN AIR SUNGAI DI LOKASIPENAMBANGAN EMAS TRADISIONAL,KECAMATAN KOKAP, KABUPATEN KULON PROGORATIH CHANDRA KUSUMAUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
7
Tabel 1.1. Jadwal Penelitian
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop
Tahap Kajian Pustaka
- Studi Pustaka
Tahap Pengumpulan Data
- Pemetaan Geologi
- Penentuan Lokasi
Penambangan
- Pengambilan Sampel
Sedimen Sungai dan Air
Sungai
Tahap Pengujian Data
- Jenis Satuan Batuan dan
Peta Geologi
- Lokasi Penambangan
- Analisis Laboratorium
Tahap Analisis dan
Interpretasi Data
- Analisis Spasial
- Faktor Pengkayaan
- Analisis Cluster
- Analisis T Test
-Analisis Korelasi
Hasil Penelitian
- Pengambilan
Kesimpulan
Tahap Penelitian Tahun 2016 Tahun 2017
KAJIAN KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN AIR SUNGAI DI LOKASIPENAMBANGAN EMAS TRADISIONAL,KECAMATAN KOKAP, KABUPATEN KULON PROGORATIH CHANDRA KUSUMAUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
top related