bab i pendahuluan i.1. latar belakang · 2019. 4. 25. · peraturan menteri pendidikan nasional...
Post on 28-Nov-2020
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Pembangunan nasional mempunyai 3 (tiga) misi yaitu : mewujudkan Negara Indonesia
yang amanah dan damai, mewujudkan bangsa Indonesia yang adil dan demokratis serta
mewujudkan bangsa Indonesia yang sejahtera. Dalam mewujudkan masyarakat aman, adil, dan
sejahtera bangsa Indonesia harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh sebab
itu kebijakan-kebijakan pendidikan nasional harus mampu mewujudkan pemerataan pendidikan
yang bermutu sebagaimana amanat penting yang harus diemban oleh pemerintah dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Setiap warganegara Republik Indonesia berhak memperoleh pendidikan sesuai dengan
minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, etnis, dan gender sehingga
anggota masyarakat akan memiliki afeksi, kecerdasan dan keterampilan yang akan berguna
untuk mengenal dan mengatasi masalah dirinya dan lingkungannya mendorong tegaknya
masyarakat madani dan modern yang dijiwai nilai-nilai pancasila.
Pembangunan pendidikan tidak terlepas dari faktor-faktor seperti letak geografis,
demografi, sosial, ekonomi, budaya, dan politik serta sumber daya manusia yang berkualitas.
Kondisi positif dari factor-faktor tersebut sangat mempengaruhi pembangunan pendidikan di
suatu wilayah. Kondisi wilayah suatu kabupaten/kota dengan letak geografis yang aksesnya
dapat mudah dicapai dan kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan politik yang relatif stabil serta
kondisi demografi dengan komponen jumlah penduduk merata di setiap wilayah akan mudah
melakukan penataan penempatan fasilitas pendidikan.
Pembangunan pendidikan nasioanl tidak lepas dari perkembangan dan lingkungan
strategis, baik nasional maupun global. Pendidikan harus dibangun dalam keterkaitannya secara
fungsional dengan berbagai bidang kehidupan yang masing-masing memiliki persoalan dan
tantangan yang semakin kompleks. Dalam dimensi sektoral tersebut, pembangunan pendidikan
tidak cukup hanya berorientasi pada pembangunan sumber daya manusia (SDM) dalam rangka
menyiapkan tenaga kerja. Lima tahun ke depan, pembangunan pendidikan nasional harus lebih
dilihat dalam perspektif pembangunan manusia seutuhnya. Dalam perspektif tersebut,
pendidikan harus lebih berperan dalam membangun seluruh potensi manusia agar menjadi
2
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
subyek yang berkembang secara optimal dan bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan
nasional.
Kondisi seperti tersebut harus dapat dijabarkan pada perspektif pemerintah yang lebih
kecil, Pemerintah propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Kabupaten Belitung yang
merupakan bagian dari wilayah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung serta merupakan wilayah
kepulauan yang terdiri dari 98 buah pulau besar dan kecil. Sebagai kabupaten yang bercirikan
dan memiliki wilayah pulau yang banyak sehingga memerlukan perencanaan dan penyelesaian
strategis terhadap persoalan wilayah dan masyarakatnya terutama permasalahan pembangunan
pendidikan dan kesehatan. Dengan telah bergulirnya otonomi daerah, Pemerintah
Kabupaten/Kota perlu lebih serius memperhatikan pembangunan wilayah dan masyarakatnya di
segala bidang. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi hanyalah merupakan pendamping dan
bersifat koordinasi terhadap pemerintahan di bawahnya. Dalam rangka pembangunan wilayah
dan masyarakatnya yang lebih diutamakan adalah bagaimana pemerintah kabupaten/kota
merencanakan pembiayaan pembangunan wilayah dan masyarakat khususnya dibidang
pendidikan.
Pembangunan wilayah dan masyarakatnya tidak dapat terlepas dari permasalahan-
permasalahan yang harus diselesaikan di daerah. Permasalahan pendidikan dan kebudayaan
adalah salah satu dari permasalahan daerah yang harus mendapat perhatian yang lebih sehingga
memerlukan perencanaan yang berkelanjutan sehingga akan berdampak kepada penganggaran
dalam satu tahun atau lebih tahun anggaran dikarenakan masyarakat memerlukan fasilitas
pendidikan yang layak dan memadai sesuai yang diamanakan di dalam undang-undang dan
peraturan yang berlaku.
I.2. LANDASAN HUKUM
Dasar hukum yang akan dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan Rencana
Strategis (Renstra) SKPD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung Tahun 2013-
2018 adalah:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
3
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang
diperbarui oleh Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan
Keagamaan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan beserta perubahannya Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2010 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
10. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah beserta Perubahannya, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun
2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian,
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah Dan
Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
14. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
15. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya;
16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
4
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
19. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Sekolah/ Madrasah;
21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/ Madrasah;
22. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru;
23. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
24. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian
Pendidikan;
25. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan
Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA;
26. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1 Tahun 2008 tentang Standar Proses
Pendidikan Khusus Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa, dan Tunalaras;
27. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga
Administrasi Sekolah/Madrasah;
28. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga
Perpustakaan Sekolah/Madrasah;
29. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008 tentang Tenaga
Laboratorium Sekolah/Madrasah;
30. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 7 Tahun 2009 tentang Bantuan Kepada
Lembaga Pendidik Non Formal dan Informal;
5
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
31. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 44 Tahun 2009 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan pada Program Paket A, Paket B, dan Paket C;
32. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan Anak Usia Dini;
33. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif,
Bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau
Bakat Istimewa;
34. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota yang diperbarui oleh Permendikbud No.23
Tahun 2013 tentang Perubahan atas Permendikas No.15 Tahun 2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota;
35. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2010 tentang Program Induksi
Guru Pemula;
36. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru
Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah;
37. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 30 Tahun 2010 tentang Pemberian Bantuan
Biaya Pendidikan Kepada Peserta Didik yang Orang Tua atau Walinya Tidak Mampu
Membiayai Pendidikan;
38. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
39. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 76 tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana BOS Tahun 2013 ;
40. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Belitung Tahun
2013-2018;
I.3. MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) SKPD Dinas
Pendidikan Kabupaten Belitung untuk tahun 2014 sampai dengan 2018 adalah:
1. Memberikan informasi pada dinas instansi terkait tentang rencana program serta kegiatan
pendidikan pada semua jenjang pendidikan dan kebudayaan di Kabupaten Belitung;
6
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
2. Memberi arah pembangunan pendidikan dan kebudayaan pada semua jenjang pendidikan
dari tahun 2013 sampai dengan 2018;
3. Memberikan masukan pada Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat sebagai bahan
penyusunan perencanaan pendidikan pada jenjang PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan
Menengah dan Non Formal dan Informal serta bidang kebudayan;
4. Sebagai alat pengendali dalam pelaksanaan pembangunan pendidikan pada semua jenjang
pendidikan dan kebudayaan di Kabupaten Belitung;
I.4. SISTEMATIKA PENULISAN
Di dalam penulisan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Belitung Tahun 2013–2018, Tim penyusun dokumen renstra akan menggunakan
sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan serta sistematika
penulisan.
BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SKPD
Bab ini berisikan tentang Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD, Sumber Daya SKPD,
Kinerja Pelayanan SKPD, serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD.
BAB III. ISU-ISU STRTTEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Bab ini berisikan identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan SKPD,
Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, Telaahan
Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten /Kota, Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, dan Penenntuan Isu-isu Strategis.
BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Pada bab ini diuraikan tentang visi dan misi SKPD, Tujuan dan sasaran Jangka Menengah
SKPD serta strategi dan kebijakan.
BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Pada bab ini akan disampaikan rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai
dengan strategi dan arah kebijakan yang diambil untuk pencapaian tujuan strategis yang
7
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
dilengkapi dengan pengukuran kinerja secara bertahap untuk setiap program dan kegiatan yang
dilaksanakan serta kelompok sasaran dari masing-masing kegiatan.
BAB VI. INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
Pada bab ini akan diuraikan indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran
RPJMD sehingga dapat dijadikan pedoman dalam menjalankan roda oranganisasi dapat terukur
dan tepat sasaran.
BAB VI. PENUTUP
Lampiran-Lampiran.
8
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD
Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Belitung diatur dalam Peraturan Bupati Belitung Nomor 34 tahun 2014 tentang Penjabaran
tugas dan fungsi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung. Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Belitung merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin
oleh kepala dinas dan berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada bupati melalui
sekretaris daerah.
2.1.1. Tugas
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di
bidang pendidikan dan kebudayaan.
2.1.1. Fungsi
Di dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana yang dimaksud di dalam pasal 3
Peraturan Bupati Belitung Nomor 34 Tahun 2014, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan ruang lingkup tugasnya;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup
tugasnya;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
d. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya;
Dalam melaksananakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Peraturan
Bupati Belitung Nomor 34 Tahun 2014, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung
mempunyai kewenangan sebagai berikut:
a. Sub Bidang Kebijakan dan Standar
1. Penetapan kebijakan operasional pendidikan di kabupaten sesuai dengan kebijakan nasional dan
provinsi;
9
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
2. Perencanaan operasional program pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah dan pendidikan nonformal dan informal sesuai dengan perencanaan strategis tingkat
provinsi dan nasional;
3. Sosialisasi dan pelaksanaan standar nasional pendidikan di tingkat kabupaten;
4. Pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan nonformal dan informal;
5. Pemberian izin pendirian serta pencabutan izin satuan pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, satuan pendidikan menengah dan satuan/penyelenggara pendidikan
nonformal dan informal;
6. Peremajaan data dalam sistem infomasi manajemen pendidikan untuk tingkat kabupaten;
b. Sub Bidang Pembiayaan
1. Penyediaan bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan anak usia dini (PAUD),
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal dan informal (PNFI)
sesuai kewenangannya;
2. Pembiayaan penjaminan mutu satuan pendidikan sesuai kewenangannya
c. Sub Bidang Kurikulum
1. Koordinasi dan supervisi pengembangan kurikulum pada pendidikan anak usia dini
(PAUD), pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal dan
informal (PNFI);
2. Sosialisasi kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan anak usia dini, pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal dan informal (PNFI);
3. Sosialisasi dan fasilitasi implementasi kurikulum pendidikan anak usia dini, pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal dan informal (PNFI);
4. Pengawasan pelaksanaan kurikulum pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal dan informal (PNFI);
d. Sub Bidang Sarana dan Prasarana
1. Pengawasan terhadap pemenuhan standar nasional sarana dan prasarana pendidikan anak
usia dini (PAUD), pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal
dan informal (PNFI);
10
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
2. Pengawasan terhadap pemenuhan standar nasional sarana dan prasarana pendidikan anak
usia dini (PAUD), pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal
dan informal (PNFI);
3. Pengawasan pendayagunaan bantuan sarana dan prasarana pendidikan;
4. Pengawasan penggunaan buku pelajaran pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal dan informal (PNFI);
e. Sub Bidang Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
1. Perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal sesuai
kewenangannya;
2. Pengangkatan dan penempatan pendidik dan tenaga kependidikan PNS untuk
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
nonformal sesuai kewenangannya;
3. Pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan PNS di kabupaten;
4. Peningkatan kesejahteraan, penghargaan, dan perlindungan pendidik dan tenaga
kependidikan pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan nonformal dan informal (PNFI);
5. Pembinaan dan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan anak usia
dini (PAUD), pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal dan
informal (PNFI);
6. Pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan PNS pada pendidikan anak usia dini
(PAUD), pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal dan
informal (PNFI) selain karena alasan pelanggaran peraturan perundang-undangan;
f. Sub Bidang Pengendalian Mutu Pendidikan
1. Membantu pelaksanaan ujian nasional pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan nonformal;
2. Koordinasi, fasilitasi, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan ujian sekolah skala
kabupaten;
11
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
3. Penyediaan biaya penyelenggaraan ujian sekolah skala kabupaten;
4. Pelaksanaan evaluasi pengelolaan, satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan pada
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan
nonformal skala kabupaten;
5. Pelaksanaan evaluasi pencapaian standar nasional pendidikan pada pendidikan anak usia
dini (PAUD), pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal dan
informal (PNFI) skala kabupaten;
6. Membantu pemerintah dalam akreditasi pendidikan nonformal;
7. Pelaksanaan evaluasi pencapaian standar nasional pendidikan pada pendidikan anak usia
dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal skala
kabupaten;
8. Supervisi dan fasilitasi satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah dan pendidikan nonformal dalam penjaminan mutu untuk memenuhi standar
nasional pendidikan;
g. Sub Bidang Kebudayaan
1. Pengembangan kuantitas dan kualitas kesenian, sejarah dan kepurbakalaan,
permuseuman serta nilai tradisi;
2. Penyusunan rencana kebutudan pengaturan pendayagunaan tenaga treknis dan sarana
prasarana kesenian, sejarah kepurbakalaan, permuseuman serta nilai tradisi;
3. Penyusunan rumusan kebijakan kesenian, sejarah dan kepurbakalaan, permuseuman
serta nilai tradisi;
4. Pelaksanaan koordinasi dan pelaksanaan kebijakan kesenian, sejarah dan kepurbakalaan,
permuseuman serta nilai tradisi;
5. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan criteria di bidang kebudayaan tingkat
kabupaten;
6. Penginventarisasian dan pendokumentasian, pembinaan, monitoring dan evaluasi
kesenian, sejarah dan kepurbakalaan serta nilai tradisi;
7. Pembinaan perlindungan terhadap peninggalan sejarah dan kepurbakalaan,
permuseuman serta nilai tradisi
8. Pemberian fasilitasi, bimbingan teknis serta evaluasi di bidang kebudayaan;
12
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
9. Penyusunan laporan dan evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan;
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung merupakan dinas teknis yang
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di
bidang pendidikan dan kebudayaan yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Belitung Peraturan Bupati Belitung Nomor 34 Tahun 2014 tentang Penjabaran tugas dan fungsi
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung. Dalam operasional organisasi, Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung terdiri dari 1 (satu) Kepala Dinas, 1 (satu)
Sekretariat dan 5 (lima) Bidang yaitu Bidang Bina Program, Bidang Pendidikan Dasar, Bidang
Pendidikan Menengah, Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal dan
Bidang Kebudayaan yang masing-masing dipimpin oleh pejabat eselon III. Sekretariat dan
Bidang dibagi lagi menjadi beberapa sub bagian dan seksi yang masing-masing dipimpin oleh
pejabat eselon IV. Struktur Organisasi yang digunakan dalam Organisasi Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Belitung merupakan Struktur yang paling minimal dan dapat dilihat di
struktur organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung dapat dilihat pada
diagram dibawah ini:
13
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
14
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
II.2. Sumber Daya SKPD
II.2.1 Kepegawaian
Dalam menjalankan pelayanan di bidang pendidikan dan kebudayaan , Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung dengan jumlah pegawai sebanyak 56 Orang
dengan uraian 53 orang PNS dan 3 orang Pegawai Harian Lepas (PHL). Jumlah sumber daya
manusia ini disiapkan untuk melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat di bidang
pendidikan dan kebudayaan dalam ruang lingkup Kabupaten Belitung. Adapun uraian pegawai
berdasarkan golongan adalah sebagai berikut :
Tabel Pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung
berdasarkan Pangkat dan Golongan
Golongan/Pangkat Laki-Laki Wanita Jumlah
Pembina Tk. I / IV b 2 - 2
Pembina / IV a 5 1 6
Penata Tk. I / III d 10 2 12
Penata / III c 3 3 6
Penata Muda Tk. I / III b 3 3 6
Penata Muda / III a 4 3 7
Pengatur Tk. I / II d 4 3 7
Pengatur / II c 1 2 3
Pengatur Muda Tk. I / II b 1 - 1
Pengatur Muda / II a 1 2 3
Cleaning Service - 2 2
Sopir 1 - 1
JUMLAH 35 21 56
Berdasarkan tingkat pendidikan, komposisi pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Belitung dapat dilihat pada tabel berikut :
15
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
Tabel Pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung
berdasarkan Tingkat Pendidikan.
Tingkat Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah
S2 3 1 4
S1 20 6 26
Diploma 2 5 7
SMA 9 7 16
SMP - 2 2
Jumlah 32 17 56
II.2.2 Sarana dan Prasarana
Pelayanan di bidang pendidikan dan kebudayaan untuk mencukupi kebutuhan
masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung, dimulai dari keberadaan kantor
sampai dengan sarana dan prasarana yang ada di dalam kantor tersebut. Di dalam menjalankan
tugasnya, pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung berkantor di Jalan
Sekolah No. 23 Tanjungpandan Belitung. Adapun peralatan kerja yang dimiliki oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten Belitung hingga saat ini dapat dilihat dari tabel berikut :
No Jenis/Nama Barang Satuan Jumlah
Rusak Baik Total
1 Meja/Kursi Kerja Unit 30 56 86
2 Kursi Rapat Unit 0 100 100
3 Meja/Kursi Tamu Set - 9 9
4 Komputer
a. Personal Komputer Unit - 27 27
b. Laptop/Notebook Unit 2 2 4
5 Printer Unit - 27 27
6 LCD Proyektor unit 2 1 3
7 Perangkat jaringan Internet Set - 2 2
8 Perangkat Tele Conference Set - - -
9 Telepon Unit - 1 1
16
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
10 Mesin Fax Unit 2 1 3
11 Mesin Fotocopy Unit - - -
12 Televisi Unit 1 3 4
13 Filling Kabinet Unit 7 20 27
14 Lemari Arsip Unit 3 22 25
15 Air Conditioner (AC) Unit 4 12 16
16 Papan Pengumuman Unit - 9 9
17 Kendaraan Dinas
a. Mobil Unit - 2 2
b. Motor Unit - 49 49
III.2.3. Kinerja Pelayanan SKPD
Jenis pelayanan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Belitung yaitu melakukan perumusan kebijakan teknis sesuai dengan ruang lingkup tugasnya,
penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya.
Selain itu juga Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung akan melakukan
penjaminan peningkatan mutu pendidikan dan penjaminan pelayanan akses pendidikan di
wilayah Kabupaten Belitung sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 48 tahun 2010
tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan. Era globalisasi dan otonomi pelaksanaan
pemerintahan di daerah sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menuntut kesiapan peranan sumber daya manusia di daerah. Untuk itu, diperlukan langkah-
langkah yang tepat dalam mengambil kebijakan terutama yang mengarah langsung kepada
eksistensi sumber daya manusia bidang pendidikan. Adapun jenis layanan pendidikan dan
kebudayaan yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah berkaitan dengan kebijakan
pendidikan yaitu perluasan akses dan pemerataan pendidikan, peningkatan mutu pendidikan,
relevansi pendidikan, serta efisiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan serta di bidang
kebudayaan sebagaimana yang telah ditetapkan di dalam Peraturan Bupati Belitung tentang
Standar Pelayanan Mininimal (SPM).
17
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut. Dalam perkembangannya, masyarakat telah menunjukkan kepedulian terhadap
masalah pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak usia dini untuk usia 0 sampai dengan
6 tahun dengan berbagai jenis layanan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang ada, baik
dalam jalur pendidikan formal maupun non formal. Penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan
formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK)/Raudhatul Atfal (RA) dan bentuk lain yang
sederajat, yang menggunakan program untuk anak usia 4 s/d ≤6 tahun. Sedangkan
penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan nonformal berbentuk Taman Penitipan Anak (TPA)
dan bentuk lain yang sederajat, yang menggunakan program untuk anak usia 0 s/d < 2 tahun,
2 s/d < 4 tahun, 4 s/d ≤ 6 tahun dan Program Pengasuhan untuk anak usia 0 s/d ≤ 6 tahun;
Kelompok Bermain (KB) dan bentuk lain yang sederajat, menggunakan program untuk anak
usia 2 s/d < 4 tahun dan 4 s/d ≤ 6 tahun.
Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age), dimana anak mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah dan
masyarakat terutama untuk memperluas akses dan meningkatkan mutu penyelenggaraan
PAUD. Upaya penyediaan layanan pendidikan pada jenjang PAUD telah menunjukkan
peningkatan dengan melihat capaian Angka Partisipasi Kasar (APK) pada kelompok usia ini
telah meningkat dari 40,97 % pada tahun 2009 menjadi 61,98% pada tahun 2013
Tabel 2.1
Capaian PAUD Tahun 2009—2013
No Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
1 APK PAUD 40.97 54.97 57.05 60.33 61.98
Membalong 34.91 48.28 49.17 44.75 45.02
Tanjungpandan 69.62 76.85 77.28 84.67 86.14
Badau 22.00 56.64 59.18 64.85 65.45
Sijuk 30.35 42.74 48.21 52.21 53.51
18
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
Selat Nasik 47.98 50.35 51.41 55.15 59.77
2 APM PAUD 22.29 28.18 28.95 30.286 38.35
Membalong 19.01 26.29 27.17 21.51 32.15
Tanjungpandan 40.53 47.56 48.64 40.65 54.73
Badau 12.52 16.94 18.26 31.65 31.76
Sijuk 17.28 19.74 21.25 22.74 32.86
Selat Nasik 22.1 30.37 29.41 34.88 40.26
Layanan PAUD diperuntukkan bagi masyarakat yang berusia 0 – 6 tahun. Bentuk pelayanan
PAUD di Kabupaten Belitung dilaksanakan oleh berbagai institusi baik formal maupun
nonformal. Layanan PAUD formal dilakukan melalui (1) Taman Kanak-Kanak (TK), dan
PAUD Non Formal dilakukan dalam bentuk (1) Kelompok Bermain (KB), (2) Taman Penitipan
Anak (TPA), (3) Satuan PAUD Sejenis (SPS) misalnya PAUD Terintegrasi Posyandu dan Bina
Keluarga Balita (BKB).
Tabel 2.1
Jumlah Perkembangan Layanan PAUD Tahun 2009—2013
No Layanan PAUD 2009 2010 2011 2012 2013
I. Membalong 9 13 13 14 14
I. PAUD Formal
1. Taman Kanak-Kanak (TK) 4 7 7 8 8
II. PAUD Non Formal
1. Kelompok Bermain (KB) 5 6 6 6 6
2. Taman Penitipan Anak (TPA) - - - - -
3. Satuan PAUD Sejenis (SPS) - - - - -
II. Tanjungpandan
I. PAUD Formal
1. Taman Kanak-Kanak (TK) 23 26 26 26 26
II. PAUD Non Formal
1. Kelompok Bermain (KB) 12 13 15 17 18
2. Taman Penitipan Anak (TPA) 6 7 8 8 8
3. Satuan PAUD Sejenis (SPS) 1 1 1 1 1
III. Badau
19
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
I. PAUD Formal
1. Taman Kanak-Kanak (TK) 2 4 4 4 4
II. PAUD Non Formal
1. Kelompok Bermain (KB) 3 5 5 5 5
2. Taman Penitipan Anak (TPA) - - - - -
3. Satuan PAUD Sejenis (SPS) - - - - -
IV. Sijuk
I. PAUD Formal
1. Taman Kanak-Kanak (TK) 8 9 10 10 11
II. PAUD Non Formal
1. Kelompok Bermain (KB) 3 3 3 5 5
2. Taman Penitipan Anak (TPA) - - - - -
3. Satuan PAUD Sejenis (SPS) - - - - 1
V. Selat Nasik
I. PAUD Formal
1. Taman Kanak-Kanak (TK) 1 1 1 1 1
II. PAUD Non Formal
1. Kelompok Bermain (KB) 4 4 4 4 4
2. Taman Penitipan Anak (TPA) - - - - -
3. Satuan PAUD Sejenis (SPS) - - - - -
Total
Tabel
Jumlah Penduduk 0- 6 Tahun Yang Terlayani Tahun 2012/2013
Kabupaten Belitung
No
Kabupaten/Kota
Jumlah Siswa PAUD
TK+TKLB
+RA/BA TPA KB SPS TPQ Total
1 Tanjungpandan 2008 242 573 69
2892
2 Badau 140
116
256
3 Sijuk 438
129
567
4 Membalong 256
199
455
5 Selat Nasik 29
130
159
Kabupaten
20
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
Data latar belakang pendidikan guru PAUD di kecamatan di Kabupaten Belitung pada tahun
2013 dapat digambarkan pada tabel berikut:
Tabel
Jumlah Guru PAUD Formal Menurut Ijazah Tertinggi
Tahun 2013/2014
N
o
Kabupaten/
Kota
SD SMP SMA
Diplo
ma
(D1-
D3)
D4/S1 Pasca
Sarjana Jumlah
L P L P L P L P L P L P L P
1
Tanjungpand
an 4
99 2 20 2 36
4 159
2 Badau
2 5
2
9
2 16
3 Sijuk
2
25 1 7 1 11
2 45
4 Membalong
2 16 1 2 4 8
7 26
5 Selat Nasik
2
1
2
5
Total
6 4 147 4 32 7 66
15 251
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung
Pola kualifikasi guru yang variatif antar kabupaten/kota disebabkan beberapa faktor. Pertama,
faktor peluang memproleh akses pelatihan guru PAUD. Kedua, meningkatnya kebutuhan
penambahan kelas TK swasta, terutama di perkotaan, telah memicu penambahan jumlah guru
PAUD sekaligus kebutuhan pelatihannya. Ketiga, faktor renumerasi guru PAUD di TK swasta
yang ditentukan oleh pemiliki lembaga PAUD, yang relatif rendah. Konsekuensinya, di wilayah
tertentu, guru-guru PAUD yang memenuhi kualifikasi memperoleh insentif yang lebih besar.
Dengan demikian, permintaan terhadap guru yang berkualifikasi juga semakin tinggi di daerah
tersebut seiring dengan banyaknya jumlah orang tua yang mau membayar biaya sekolah lebih
mahal dan tentunya berimplikasi pada gaji guru yang semakin tinggi.
2. PENDIDIKAN DASAR
Menurut UU no 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa Pendidikan dasar merupakan
jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk
21
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
Pelayanan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar secara umum dibagi menjadi dua jenjang,
yaitu jenjang Sekolah Dasar (SD) atau sederajat yang melayani siswa berusia 7–12 tahun dan
jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat yang melayani penduduk berusia 13 – 15
tahun. Di dalam memberikan pelayanan pendidikan bagi masyarakat, pemerintah daerah telah
menyediakan fasilitas pendidikan yang tersebar di 5 (lima) kecamatan dimulai dari jenjang
pendidikan SD dan SMP.
Dengan melihat persentase persebaran jumlah sekolah dasar (SD) di 5 (lima) kecamatan dengan
Kecamatan Tanjungpandan menempati persebaran SD paling banyak sebesar 38 persen
sehingga keterlayanan pendidikan untuk jenjang SD lebih banyak di daerah perkotaan dengan
jarak 3 km dari permukiman. Keterlayanan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan dapat
dilihat dari trend perkembangan APK SD/MI periode 2008 s/d 2013
22
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
Keterlayanan masyarakat terhadap pendidikan pada jenjang SD hampir seluruhnya terlayani,
tetapi apabila dibandingkan antar kecamatan, Kecamatan Selat Nasik yang perlu dintervensi
dalam hal perluasan akses dan pemerataan pendidikan. Di dalam menampung anak usia sekolah
7-12 tahun di setiap kecamatan agar anak usia sekolah dapat mengenyam pendidikan yang layak
harus di dukung oleh sarana prasana pendidikan dan tenaga pendidik yang memadai sehingga
keluaran dari sekolah dapat menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh dan dapat
menguasai teknologi. Sedangkan untuk mengetahui akses layananan masyarakat untuk
memperoleh pendidikan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat dilihat
melalui diagram pie persebaran jumlah SMP di 5 (lima) kecamatan yang mana masih
didominasi persebarannya daerah perkotaan yaitu Kecamatan Tanjungpandan, Kecamatan
Membalong, Kecamatan Sijuk, Kecamatan Badau, dan kecamatan Selat Nasik.
Persebaran sekolah yang memerlukan perhatian khusus yaitu pada daerah-daerah yang
mempunyai sekolah di daerah kepulauan seperti Kecamatan Selat Nasik dan Kecamatan
23
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
Membalong. Keterlayanan akses pendidikan untuk jenjang SMP yang didominasi anak usia
sekolah 13-15 tahun terutama Kecamatan Selat Nasik dan Kecamatan Membalong dari sisi
perkembangan pencapaian APK/APM SMP berada di bawah APK/APM Kabupaten sehingga
perlu penanganan lebih khusus dan berkesinambungan
Untuk melihat keterlayanan pelayanan pendidikan untuk masyarakat serta upaya yang dilakukan
pemerintah daerah untuk peningkatan mutu pendidikan yaitu dapat dilihat dari pencapaian SPM
pendidikan dasar sebagaimana yang tercantum dalam permendikbud. Adapun pencapaian SPM
pendidikan dasar tahun 2014 yaitu sebagai berikut:
24
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
A. Pelayanan Pendidikan Dasar oleh Kabupaten
No. IP Indikator Standar Pelayanan Minimal: Jenjang Total Satuan Capai
SPM
Capaian
(%)
1
Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang
terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal
3 km untuk SD/MI dan 6 km untuk SMP/MTs
dari kelompok permukiman permanen di daerah
terpencil
SD 4 Permukim
an 4 100%
SMP 4 Permukim
an 4 100%
2
Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan
belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang,
dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang.
Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu)
ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan
kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru,
serta papan tulis.
SD 120 Sekolah 76 63.33%
SMP 26 Sekolah 19 73.08%
3
Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang
laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja
dan kursi yang cukup untuk 36 siswa dan
minimal 1 (satu) set peralatan praltek IPA untuk
demonstrasi dan eksperimen peserta didik.
SMP 26 Sekolah 20 77%
4
Di setiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu
ruang guru, kepala sekolah dan staf
kependidikan lainnya; dan di setiap SMP dan
MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah
dari ruang guru.
SD 120 Sekolah 50 41,66%
SMP 26 Sekolah 20 76.92%
5
Di setiap SD dan MI tersedia 1 (satu) orang guru
untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang
guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk
daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap
satuan pendidikan.
SD 120 Sekolah 66 55.00%
6
Di setiap SMP dan MTs tersedia 1 (satu) orang
guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk
daerah khusus tersedia satu orang guru untuk
setiap rumpun mata pelajaran.
SMP 26 Sekolah 18 69.23%
7
Di setiap SD dan MI tersedia 2 (dua) orang guru
yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-
IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki
sertifikat pendidik.
SD 120 Sekolah 113 92.62%
8
Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak
70% dan separuh diantaranya (35% dari
keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat
pendidik, untuk daerah khusus masing-masing
sebanyak 40% dan 20%.
SMP 26 Sekolah 10 36.48%
9
Di setiap SMP dan MTs tersedia guru dengan
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah
memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu
orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA,
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan PKn
SMP 26 Sekolah 13 50.00%
10
Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala SD dan
MI berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan
telah memiliki sertifikat pendidik.
SD 120 Sekolah 107 89.17%
25
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
11
Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala SMP
dan MTs berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV
dan telah memiliki sertifikat pendidik.
SMP 26 Sekolah 22 84.62%
12
Di setiap Kabupaten/Kota semua pengawas
sekolah dan madrasah memiliki kualifikasi
akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki
sertifikat pendidik.
Orang 24 Kab/Kota 23 95.83%
13
Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki rencana
dan melaksanakan kegiatan untuk membantu
satuan pendidikan dalam mengembangkan
kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif.
1 Kab/Kota 1 100%
14
Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan
dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap
kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk
melakukan supervisi dan pembinaan.
SD 120 Sekolah 120 100.00%
SMP 26 Sekolah 26 100.00%
B. Pencapaian Pelayanan Pendidikan Dasar Pada Tingkat Satuan Pendidikan
No. IP Indikator Standar Pelayanan Minimal:
Jenjan
g Total Satuan
Capai
SPM
Capaian
(%)
15
Setiap SD dan MI menyediakan buku teks yang
sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah
mencakup mata pelajaran Bhs. Indonesia, IPA,
IPS dan Pkn dengan perbandingan 1 (satu) set
untuk setiap perserta didik.
SD 120 Sekolah 99 82.50%
16
Setiap SMP dan MTS menyediakan buku teks
yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh
Pemerintah mencakup semua mata pelajaran
dengan perbandingan 1 (satu) set untuk setiap
peserta didik.
SMP 26 Sekolah 10 38.46%
17
Setiap SD dan MI menyediakan satu set peraga
IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka
manusia, model tubuh manusia, bola dunia
(globe), contoh peralatan optik, KIT IPA untuk
eksperimen dasar dan poster/carta IPA
SD 120 Sekolah 76 63.33%
18
Setiap SD dan MI memiliki 100 judul buku
pengayaan dan 10 buku referensi, dan setiap SMP
dan MTs memiliki 200 judul buku pengayaan dan
20 buku referensi.
SD 120 Sekolah 96 80.00%
SMP 26 Sekolah 16 61.54%
19
Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di
satuan pendidikan, termasuk merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, membimbing atau
melatih peserta didik dan melaksanakan tugas
tambahan.
SD 120 Sekolah 120 100.00%
SMP 26 Sekolah 23 88.46%
20
Satuan pendidikan menyelenggarakan proses
pembelajaran selama 34 minggu per tahun
dengan kegiatan pembelajaran sebagai berikut : SD 120 Sekolah 120 100.00% Kelas 1-2 : 18 Jam per minggu
Kelas 3 : 24 Jam per minggu
Kelas 4-6 : 27 Jam per minggu
Kelas 7-9 : 27 Jam per minggu SMP 26 Sekolah 26 100.00%
26
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
21 Satuan pendidikan menerapkan Kurikulum sesuai
dengan peraturan yang berlaku
SD 120 Sekolah 120 100.00%
SMP 26 Sekolah 26 100.00%
22
Setiap guru menerapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan
silabus untuk setiap mata pelajaran yang
diampunya.
SD 120 Sekolah 113 94.17%
SMP 26 Sekolah 26 100.00%
23
Setiap guru mengembangkan dan menerapkan
program penilaian untuk membantu
meningkatkan kemampuan belajar peserta didik
SD 120 Sekolah 114 95.00%
SMP 26 Sekolah 26 100.00%
24
Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan
memberikan umpan balik kepada guru dua kali
setiap semester
SD 120 Sekolah 115 95.83%
SMP 26 Sekolah 26 100.00%
25
Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi
mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta
didik kepada Kepala Sekolah pada akhir semester
dalam bentuk laporan hasil belajar
SD 120 Sekolah 119 99.17%
SMP 26 Sekolah 26 100.00%
26
Kepala Sekolah atau Madrasah menyampaikan
laporan hasil UAS, UKK serta Ujian Akhir
(US/UN).
SD 120 Sekolah 117 97.50%
SMP 26 Sekolah 26 100.00%
27 Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
SD 120 Sekolah 120 100.00%
SMP 26 Sekolah 26 100.00%
Angka mengulang dan putus sekolah di SD masih menjadi masalah utama meskipun sangat
kecil (empat angka dibelakang koma) sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi penurunan
ataupun kenaikan atau tetap pada perbandingan antara tahun 2010/2011 dengan tahun
2012/2013.
Tabel
Angka Lulus, Putus Sekolah, dan Mengulang Tingkat SD/MI/SDLB
Tahun 2010/2011 dan 2012/2013
(dalam %)
No Kecamatan
2010/2011 2011/2012 2012/2013
AL Putus
Sekolah
Meng
ulang AL
Putus
Sekolah
Mengulan
g AL
Putus
Sekolah
Meng
ulang 1 Membalong 100,00 0.87 10.70 100,00 0.37 8.33 100,00 0.23 9.41
2 Tanjungpandan 100,00 0.15 7.94 100,00 0.13 6.01 100,00 0.13 5.55
3 Badau 100,00 0.45 13.81 100,00 0.39 11.42 100,00 0.18 7.24
4 Sijuk 100,00 0.12 8.37 100,00 0.53 9.95 100,00 0.32 7.74
5 Selat Nasik 100,00 0.35 11.66 100,00 1.04 14.90 100,00 0.59 11.45
Kabupaten 100,00 0,32 9,62 100,00 0,29 8,06 100,00 0,21 6,94
Sumber: Profil Pendidikan Kabupaten Belitung
27
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
Di tingkat SMP, angka mengulang juga tidak mengalami perubahan berarti atau sangat kecil
(empat angka dibelakang koma) sehingga perbandingan antara tahun 2010/2011 dengan tahun
2012/2013 adalah tetap seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel
Angka Lulus, Putus Sekolah, dan Mengulang Tingkat SMP/MTs/SMPLB
Tahun 2010/2011 dan 2012/2013 Kabupaten Belitung
No Kecamatan
2010/2011 2011/2012 2012/2013
AL Putus
Sekolah
Mengula
ng AL
Putus
Sekolah Mengulang AL
Putus
Sekolah
Meng
ulang
1 Membalong 100,00 1.95 0.36 99,19 0.97 0.12 100,00 1.84 0.76
2 Tanjungpandan 99.37 1.08 1.61 97,54 0.78 0.49 100,00 0.36 1.08
3 Badau 100,00 0.90 2.11 95,92 0.40 0.20 100,00 0.47 0.78
4 Sijuk 100,00 0.00 0.38 98,39 0.00 0.00 100,00 0.98 1.07
5 Selat Nasik 100,00 7.14 0.42 91,55 0.00 0.00 100,00 2.06 2.88
Kabupaten
1,28 1,40
0,65 0,34 0,77 0,96
Sumber: Profil Pendidikan Kabupaten Belitung
Sesuai dengan dalan UU Nomor 19 Tahun 2008 tentang Guru dan Dosen, setiap guru pada
jenjang pendidikan formal dituntut harus memiliki kualifikasi pendidikan minimal S1/D4.
Dalam target nasional telah disebutkan bahwa penuntasan tingkat kualikasi paling lambat 2015.
Namun pada saat ini baru terdapat 20,91 % guru SD yang berkualifikasi S1 dan untuk guru
SMP sebesar 69,57 %
Tabel
Jumlah Guru SD dan SMP sederajat yang memenuhi kualifikasi S1/D4
Tahun 2010/2011-2011/2012 Kabupaten Belitung
Sumber: Profil Pendidikan Kabupaten Belitung
No Kecamatan
2011/2012 2012/2013
GURU
SD
(S1/D4) SMP (S1/D4) SD (S1/D4)
SMP
(S1/D4)
1 Tanjungpandan 346 204 346 204
2 Badau 101 38 101 38
3 Sijuk 91 53 91 53
4 Membalong 164 58 164 58
5 Selat Nasik 41 15 41 15
Kabupaten 743 368 743 368
28
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
3. PENDIDIKAN MENENGAH.
Pendidikan menengah diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan
pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam
sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan
tinggi. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah
terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan
menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang
sederajat.
Dalam memberikan pelayanan pendidikan untuk masyarakat pada jenjang pendidikan
menengah sudah tersebar di 5 (lima) kecamatan, tetapi dari sisi akses untuk mencapai ke
fasilitas pendidikan menengah di setiap kecamatan berbeda beda kendala dan hambatannya.
Untuk pendidikan menengah yang berada daerah perkotaan dari sisi akses mencapai ke
fasilitas pendidikan tidak banyak mengalami hambatan, tetapi untuk kecamatan-kecamatan
yang berada di pinggiran mengalami kesulitan. Itu dapat terlihat dari tren perkembangan
APK/APM di setiap kecamatan dari tahun ke tahun hanya mengalami sedikit
perkembangan. Dua tahun terakhir ada kecenderungan meningkatnya jumlah lulusan
29
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
SMP/MTs, sedangkan jumlah ruang kelas tidak banyak mengalami penambahan sehingga
mengakibatkan bebrapa SMA/SMK memiliki siswa per kelas tidak sesuai standar
pelayanan minimal (SPM) dengan ketentuan 32 orag per kelas.
Tren perkembangan APK/APM dari tahun 2008 s/d 2013 hanya mengalami sedikit peningkatan
untuk daerah perkotaan, sedangkan kecamatan-kecamatan yang berada di pinggiran berada di
bawah pencapaian kabupaten sehingga perlu mendapatkan perhatian dan penanganan khusus
yaitu Kecamatan Selat Nasik, Membalong, Sijuk, dan Badau. Keterlayanan masyarakat terhadap
pendidikan menengah baik dalam bentuk Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) di 4 (empat) kecamatan tersebut harus dicarikan penyelesaiannya.
30
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
Wilayah Kabupaten Belitung yang yang terdiri dari wilayah kepulauan, di satu sisi memang 1
(satu) kecamatan sudah ada 1 (satu) sekolah pendidikan menengah akan tetapi akses menuju ke
sekolah sangatlah jauh dikarenakan kondisi geografis kabupaten Belitung wilayah kepulauan
sehingga akses layanan pendidikan untuk pendidikan menengah agak sulit di jangkau seperti
kecamatan Selat Nasik dan Membalong sehingga berdampak pencapaian APK/APM di dua
kecamatan tersebut perkembangannya lambat sekali.
Dengan pembangunan yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan, telah terdapat
peningkatan yang signifikan terhadap SDM di Kabupaten Belitung melalui pendidikan,
khususnya pada jenjang pendidikan menengah. Dari tingkat keterlayanan pendidikan
ketercapaian hasil pembangunan dapat dilihat dari grafik di atas.
Untuk tingkat pendidikan guru, hingga saat ini masih terdapat guru yang belum memenuhi
kualifikasi S1/D4 sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 19 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen. Adapun jumlah Tenaga Guru jenjang pendidikan menengah berdasarkan tingkat
pendidikan yaitu sebagai berikut :
Tabel
Tingkat Pendidikan Guru Jenjang Pendidikan Menengah
Tahun 2012/2013
No Kecamatan <=SMA D1 D2 D3 S1/D4 S2 S3 Total
1 Tanjungpandan 5 2 3 22 292 7 - 331
2 Badau - - - 1 13 - - 14
3 Sijuk - - - 5 36 - - 41
4 Membalong - - - 2 17 - - 19
5 Selat Nasik - - - - 11 - - 11
Kabupaten 5 2 3 30 369 7 - 416
4. PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL
Pendidikan Non Formal dan Informal yaitu pendidikan selain pendidikan formal
yang diselenggarakan oleh masyarakat baik secara perseorangan maupun kelompok dengan
tujuan untuk meningkatkan kompetensi SDM sebagai penambah, pelengkap dan pengganti
pendidikan formal. Jenis pendidikan non formal dan informal sangat beragam termasuk
31
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
diantaranya yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Non Formal seperti yang telah diuraikan
diatas. Adapun jenis pendidikan non formal dan informal yang terdapat di Kabupaten Belitung
antara lain sebagai berikut :
1. Pendidikan Kesetaraan Paket A, Paket B dan Paket C
Jenjang pendidikan ini bertujuan untuk melayani masyarakat yang ingin
meningkatkan kompetensinya sehingga diakui setara dengan pendidikan formal, namun
berdasarkan usia bukan merupakan kelompok usia belajar. Selain itu, Pendidikan Kesetaraan
juga berfungsi sebagai pengganti pendidikan formal bagi masyarakat yang dari segi usia masih
masuk kelompok usia belajar jika pada daerah/lokasi yang bersangkutan tidak terdapat
pendidikan formal yang setara. Pendidikan kesetaraan umumnya dilaksanakn oleh Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) serta Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dengan pola
belajar yang tidak terikat oleh waktu dan tempat, tetapi tetap mengacu pada kurikulum tertentu
yang setara dengan pendidikan formal. Hingga saat ini terdata ada 4 (empat) PKBM dan SKB
yang melaksanakan program pendidikan kesetaraan dengan jumlah peserta didik sebanyak ......
orang.
Tabel
Jumlah PKBM/SKB dan layanan pendidikan kesetaraan
Tahun 2012/2013
No Kabupaten/Kota Jumlah
PKBM Paket A Paket B Paket C
1 Tanjungpandan 1 - 1 1
2 Badau 2 1 2 2
3 Sijuk 2 - - 2
4 Membalong 1 - - -
5 Selat Nasik 1 - 1 1
Kabupaten 7 2 5 6
Tabel
Jumlah Peserta Didik Pendidikan Kesetaraan
Tahun 2012/2013
No Kabupaten/Kota Paket A Paket B Paket c Jumlah
1 Tanjungpandan 19 114 190 323
2 Badau - - 20 20
3 Sijuk - - - -
4 Membalong - - - -
5 Selat Nasik 79 174 37 290
Kabupaten 98 288 247 633
32
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
2. Pendidikan Kursus dan Pelatihan
Pendidikan kursus dan pelatihan mempunyai fungsi sebagai pelengkap, penambah
dan pengganti pendidikan formal. Jenis pendidikan ini bertujuan untuk menambah kompetensi
SDM masyarakat, khususnya dibidang keterampilan (Skill) dan dapat pula bertujuan untuk
melengkapi dan menambah pelajaran yang sebetulnya telah diberikan pada jenjang pendidikan
formal seperti lembaga bimbingan belajar, kursus bahasa inggris dan lain-lain. Hingga saat ini
terdata sebanyak 27 (duapuluh tujuh) lembaga kursus dengan jenis layanan yang beragam mulai
dari kursus bahasa inggis hingga dengan kursus teknik otomotif.
No. Kecamatan
Ada Ijin
Ada Nilek Tidak Ada Nilek
Lembaga Peserta Didik Lembaga Peserta Didik
1 Tanjungpandan 23 552 1 22
2 Badau - - - -
3 Sijuk 2 28 - -
4 Membalong 2 27 1 13
5 Selat Nasik - - - -
Kabupaten 27 607 2 35
5. Bidang Kebudayaan
Secara etimologis kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta ―budhayah‖, yaitu
bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Sedangkan ahli antropologi yang
memberikan definisi tentang kebudayaan secara sistematis dan ilmiah adalah E.B. Tylor dalam
buku yang berjudul ―Primitive Culture‖, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang
di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai
anggota masyarakat. Pada sisi yang agak berbeda, Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan
sebagai keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan
yang harus didapatkanya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan
masyarakat. Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan
adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi
kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupanan masyarakat.
33
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya bidang kebudayaan dapat diterjemahkan
dalam hal pelestarian cagar budaya dan permuseuman, pembinaan kesenian dan perfilman,
pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan YME dan tradisi, serta pembinaan sejarah dan nilai
budaya. Kesadaran akan pentingnya pengelolaan dan pelestarian warisan budaya kini telah
semakin tinggi. Pengelolaan terhadap warisan budaya baik benda maupun tak benda saat ini
harus mampu menyentuh semua elemen bangsa baik pemerintah pusat, pemerintah daerah
maupun masyarakat umum. Karena pada dasarnya warisan budaya itu tidak hanya milik Negara
atau pemerintah tetapi juga milik masyarakat. Kesenian telah menjadi bagian hidup dari suatu
masyarakat atau bangsa. Terlebih bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang sudah
tentu memiliki beragam kesenian yang mencerminkan kebudayaan daerahnya masing-masing.
Indonesia merupakan negara yang majemuk. Kemajemukan tersebut tidak hanya
terlihat dari beragamnya budaya tetapi juga beragamnya kepercayaan yang dianut masyarakat
Indonesia serta tradisi yang dimiliki bangsa Indonesia. Indonesia sebagai negara hukum dan
berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa harus menjunjung tinggi supremasi hukum serta
meyakini bahwa nilai-nilai religius merupakan salah satu sumber inspirasi bagi negara dalam
menjalankan kewajibannya. Salah satu ciri negara hukum adalah mengakui dan menjamin
adanya Hak Asasi Manusia. Salah satu Hak Asasi Manusia yang paling dasar serta penting
untuk dijamin keberadaannya ialah hak untuk beragama. Selain agama yang diakui oleh
pemerintah, terdapat pula kepercayaan/penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME yang
hingga saat ini masih dijalankan oleh beberapa masyarakat di Indonesia. Kepercayaan-
kepercayaan tersebut masih terbawa oleh kepercayaan animisme-dinamisme yang hingga saat
ini praktek ritualnya masih dijalankan oleh beberapa masyarakat di Indonesia.
Upaya pelestarian nilai sejarah dan nilai tradisional secara operasional dapat
dilaksanakan dalam bentuk pembinaan yang meliputi:
1) Kajian, inventarisasi dan dokumentasi
2) Pengemasan hasil kajian/inventarisasi melalui penerbitan majalah dan jurnal ilmiah
3) Pengembangan hasil kajian melalui sosialisasi, lawatan, pergelaran,
seminar/dialog/workshop, dll
4) Pelayanan publik: perpustakaan, konsultasi & advokasi, objek/ sasaran kunjungan, praktek
kerja lapangan, dan dunia maya
34
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
Persoalan kebudayaan merupakan bagian penting dalam proses pembangunan. Kebudayaan
terkait dengan persoalan karakter dan mental bangsa yang menentukan keberhasilan
pembangunan di Indonesia. Oleh karena itu, pada tahun 2010 telah diterbitkan ―7 pokok
Pembangunan Karakter Bangsa‖, dan disosialisasikan kepada publik, yang mencakup :
1. Bangga sebagai Bangsa Indonesia;
2. Bersatu dan Bergotong royong;
3. Menghargai Kemajemukan;
4. Mencintai Perdamaian (Anti Kekerasan);
5. Pantang Menyerah dan Mengejar Prestasi;
6. Demokratis;
7. Berpikir Positif.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam menciptakan peradaban menuju ke arah yang lebih
baik dapat dilakukan melalui kegiatan berupa sosialisasi dan pembekalan pengembangan
karakter bangsa kepada guru dan kepala sekolah serta sosialisasi nilai-nilai karakter bangsa
melalui media (nonton bareng film inspiratif).
IV.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
Pendidikan merupakan aspek paling utama dalam membangun peradaban dalam
menciptakan generasi yang cerdas, berkarakter dan tangguh sehingga dapat diibaratkan seperti
sebuah lentera yang menerangi kehidupan manusia. Dalam menciptakan generasi yang cerdas,
berkarakter, dan tangguh terdapat beberapa tantangan besar yang yang harus dihadapi. Pertama,
dunia pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan
yang telah dicapai. Kedua, untuk mengantisipasi era global, dunia pendidikan dituntut
mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja
global. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan
penyesuaian sistem pendidikan nasional sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang
lebih demokratis, memperhatikan keberagaman kebutuhan/keadaan daerah dan peserta didik
serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat.
Melihat tantangan besar yang akan dihadapi oleh SKPD Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Belitung selaku institusi yang diberi kewenangan untuk mengurusi
pembangunan pendidikan dan kebudayaan akan memanfaatkan peluang-peluang yang ada guna
35
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
menciptakan generasi yang cerdas, berkarakter dan tangguh. Kabupaten Belitung merupakan
salah satu kabupaten yang diberikan karunia sumber daya alam yang cukup melimpah seperti
kandungan bahan tambang (timah, kaolin, kuarsa, dan lain-lain), sumberdaya kelautan,
perkebunan, pertanian dan kehutanan. Untuk mengelola sumberdaya ini tentu saja diperlukan
SDM yang terampil. Untuk itu pelayanan pendidikan yang dapat memberikan kecakapan untuk
berinteraksi dalam dinamika kehidupan saat ini yang sarat dengan perubahan, dan kecakapan
untuk memasuki masa depan, perlu terus ditumbuh kembangkan. Pendidikan harus berakar di
masyarakat, memberikan akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat, dan dimanfaatkan
untuk memajukan kehidupan masayarakat di masa depan.
36
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Secara umum ada beberapa isu strategis yang terdapat pada pelaksanaan
pembangunan bidang Pendidikan di Kabupaten Belitung. prioritas-prioritas yang disebabkan
terbatasnya pembiayaan pembangunan pendidikan. Sesuai dengan Undang-undang No.20
Tahun 2003 disebutkan bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggungjawab bersama
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat. Oleh sebab itu seluruh stakeholders bidang
pendidikan dan kebudayaan harus turut memikirkan dan mencari penyelesaian pembangunan
pendidikan di Kabupaten Belitung. Sedangkan isu-su strategis yang akan diangkat oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung untuk tahun 2010-2014 adalah masih akan
menyelesaikan persoalan pendidikan dan kebudayaan tahun 2014 s/d 2018 yang belum
terselesaikan, yaitu :
1. Belum optimalnya jangkauan pelayanan pendidikan pada jenjang pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah (SM) ;
2. Belum optimalnya pencapaian mutu pendidikan;
3. Belum optimalnya penyelenggaraan pendidikan non formal di Kabupaten Belitung baik
secara kuantitatif maupun kualitatif;
4. Belum optimalnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan (Efisiensi dan
Manajemen);
5. Belum optimalnya pengelolaan potensi kebudayaan daerah yang berkualitas
Dari Isu-isu strategis ini dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan utama yang dihadapi
oleh pembangunan pendidikan dan kebudayaan di Kabupaten Belitung beserta analisis masalah
dan keterkaitannya dengan Renstra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD
Permasalahan yang dihadapi pada pembangunan pendidikan dan kebudayaan saat ini
bersifat sangat kompleks dan saling terkait satu sama lain. Hal ini terkait dengan pemahaman
bahwa pembangunan pendidikan dan kebudayaan pada hakekatnya menyangkut pembangunan
sumber daya manusia yang termasuk didalamnya adalah aktor pada pembangunan itu sendiri.
37
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
Berikut ini adalah identifikasi dari permasalahan yang dihadapi pada pembangunan bidang
pendidikan dan kebudayaan. Investasi urusan pendidikan dengan mengedepankan nilai-nilai
budaya dilaksanakan dalam rangka perwujudan sumberdaya manusia yang berkualitas dan
mampu memberikan pengaruh positif terhadap laju pertumbuhan ekonomi daerah dan
penyelesaian permasalahan daerah berupa penurunan jumlah masyarakat miskin dan penurunan
angka pengangguran. Beberapa permasalahan pembangunan daerah yang dihadapi terkait
dengan urusan pendidikan dan kebudayaan meliputi :
a. Perluasan dan pemerataaan akses pendidikan :
1. Masih rendahnya Angka Partisipasi Kasar (APK) pada jenjang Pendidikan SMA dan
SMK.
2. Masih tingginya Angka Drop Out (DO) pada setiap jenjang pendidikan.
3. Rasio jumlah siswa SMA dan SMK baru mencapai 49 : 51.
b. Peningkatan mutu dan daya saing pendidikan :
1. Belum tercapainya tingkat kelulusan 100,00 % pada jenjang pendidikan SMP, SMA dan
SMK.
2. Belum optimalnya perolehan nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) dan Ujian Akhir
Sekolah (UAS) di atas 6,00.
3. Belum optimalnya tingkat pencapaian prestasi akademik dan non akademik siswa pada
semua jenjang pendidikan.
4. Belum optimalnya ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memenuhi Standar
Pelayanan Minimal (SPM) (TK = 47,2 %, SD = 83,70 %, SMP = 52,86 %, SMA = 68,90
%, dan SMK = 94,53 %).
5. Belum seluruh guru berkualifikasi pendidikan S1 / D4 (TK = 17,05 %, SDLB = 26,27
%, SD = 42,48 %, SMP = 80,94 %, SMA = 85,71 %, SMK = 86,84 %).
6. Belum seluruh guru memiliki sertifikasi pendidik, baru mencapai 45,59 %.
7. Belum optimalnya tingkat ketersediaan dan kompetensi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PTK).
8. Belum optimalnya kemampuan menejerial kepala sekolah.
9. Belum optimalnya penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan
Informal (PAUDNI).
38
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
c. Pengelolaan Potensi Kebudayaan Daerah yang Berkualitas
Keanekaragaman budaya yang dimiliki merupakan potensi besar bagi pengembangan dan
pembangunan karakter berbudaya masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan urusan
kebudayaan diarahkan kepada bentuk-bentuk pengelolaan budaya yang berkualitas.
Permasalahan pembangunan urusan kebudayaan terdiri dari :
1. Belum optimalnya ketersediaan dan kompetensi sumberdaya manusia bidang seni dan
budaya.
2. Belum optimalnya ketersediaan sarana dan prasarana bidang seni dan budaya.
3. Belum optimalnya pengelolaan bangunan dan situs bersejarah.
4. Belum optimalnya penggalian, pengembangan dan pelestarian seni dan budaya.
d. Penguatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik :
1. Tingkat keamanan lingkungan sekolah masih rendah.
2. Belum optimalnya ketersediaan sarana dan prasarana aparatur.
Bila dilihat dari identifikasi permasalahan seperti yang diuraikan diatas, maka perlu diadakan
upaya-upaya yang komprehensif, sinergis, terkoordinir dan berkelanjutan antara semua
stakeholders pendidikan dan kebudayaan, baik itu Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota, Lembaga Pendidikan Sendiri maupun masyarakat di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Belitung. Semua permasalahan yang diutarakan diatas dapat
dikelompokkan kedalam 3 pokok permasalahan, yaitu permasalahan pemerataan akses
pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat, peningkatan mutu pendidikan dan peningkatan
kapasitas lembaga pengelola pendidikan. Dan bila ditelaah lebih lanjut ketiga pokok
permasalahan ini bermuara pada belum optimalnya mutu pelayanan pendidikan di Kabupaten
Belitung. Belum optimalnya mutu layanan pendidikan di Kabupaten Belitung ini memberi
dampak pada pelayanan pendidikan bagi masyarakat di Kabupaten Belitung dan mempunyai
dampak yang luas terutama dalam kesempatan untuk memperoleh pekerjaan dan pengelolaan
sumber daya alam yang tersedia
III.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung merupakan dinas teknis yang
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di
39
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
bidang pendidikan dan kebudayaan di dalam mendukung perwujudan sumberdaya manusia
yang berkualitas dan mampu memberikan pengaruh positif terhadap laju pertumbuhan ekonomi
daerah dan penyelesaian permasalahan daerah berupa penurunan jumlah masyarakat miskin dan
penurunan angka pengangguran. Di dalam mewujudkan hal tersebut melalui Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2018 melalui kebijakan umum
untuk mencapai Tujuan Kesatu Misi Kesatu : Mewujudkan manusia yang cerdas, sehat, bertaqwa dan
berbudaya melalui :
1. Sasaran Pertama yaitu Meningkatnya kualitas pendidikan .
Sasaran pertama tersebut akan dicapai melalui strategi pemenuhan kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan pendidikan yang berkualitas akan diwujudkan dengan arah kebijakan sebagai
berikut:
Arah Kebijakan
Kesatu
Peningkatan aksesibilitas pelayanan pendidikan yang terjangkau
berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
Arah Kebijakan
Kedua
Peningkatan ketersediaan dan mutu bahan ajar berbasis ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Arah Kebijakan
Ketiga
Peningkatan ketersediaan dan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan.
Arah Kebijakan
Keempat
Pemerataan sebaran pendidik dan tenaga kependidikan.
Arah Kebijakan
Kelima
Optimalisasi dukungan penyelenggaraan pendidikan.
Arah Kebijakan
Keenam
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.
Arah Kebijakan
Ketujuh
Peningkatan prestasi akademik dan non akademik siswa.
2. Sasaran Keenam : Meningkatnya pengelolaan potensi kebudayaan daerah yang berkualitas.
Sasaran keenam tersebut akan dicapai melalui Sasaran pertama tersebut akan dicapai melalui
strategi peningkatkan pengelolaan potensi kesenian, sejarah dan kepurbakalaan akan
diwujudkan dengan arah kebijakan sebagai berikut :
Arah Kebijakan
Kesatu
Menggali, mengembangkan dan melestarikan potensi seni dan budaya.
Arah Kebijakan
Kedua
Penguatan nilai-nilai tradisi, budaya dan perilaku dalam kehidupan
bermasyarakat.
40
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
III.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota
Sebagai bagian dari Pemerintahan Nasional, dalam perencanaan pembangunan,
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung harus mengacu pada kebijakan yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah Nasional. Demikian juga halnya dengan pembangunan bidang
pendidikan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
sebagai dinas teknis yang terkait dengan urusan pendidikan. Dalam merencanakan
pembangunan pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Belitung mengacu pada arah kebijakan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Nasional. Arah kebijakan pembangunan secara nasional telah ditetapkan dalam
Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional tahun 2010 – 2014.
Berikut adalah arah kebijakan pembangunan pendidikan nasional :
No Kebijakan Nasional
(2010 – 2014) Kondisi di daerah
1 Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang
berkompeten yang merata di seluruh provinsi,
kabupaten dan kota.
a) Peningkatan Kualifikasi dan sertifikasi
pendidik.
b) Peningkatan Mutu lembata pendidikan tenaga
kependidikan (LPTK) dan lulusannya.
a) Sebagian besar guru belum
memenuhi kualifikasi S1/D4.
b) Tingkat kompetensi tenaga
pendidik belum merata.
2 a) Penyediaan manajemen satuan pendidikan
berkompeten yang merata di seluruh provinsi,
kabupaten dan kota.
b) Pemberdayaan Kepala Sekolah dan Pengawas.
Sistem pengelolaan manajemen di
sekolah belum merata.
3 a) Penyediaan sistem pembelajaran sesuai
dengan Standar Nasional Pendidikan
b) Penerapan Metodologi pendidikan akhlak
mulia dan karakter bangsa
c) Pengembangan Metodologi pendidikan yang
membangun manusia yang berjiwa kreatif,
a) Sebagian sistem pembelajaran
di sekolah belum sesuai dengan
SNP dan SPM
b) Penerapan pendidikan karakter
bangka belum merata di semua
sekolah.
41
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
inovatif, sportif dan wirausaha
4 a) Penyediaan data dan informasi serta akreditasi
pendidikan yang handal
b) Keterpaduan system evaluasi pendidikan
Data dan informasi sering tidak
akurat
5 a) Penyediaan dan peningkatan sarana dan
prasarana pendidikan formal yang berkualitas
yang merata di seluruh provinsi, kabupaten
dan kota.
b) Penguatan dan perluasan pemanfaatan TIK
dibidang pendidikan.
c) Penyediaan buku teks murah
a) Sebagian sekolah belum Sarana
dan prasarana pendidikan sesuai
dengan SNP.
b) Sebagian sekolah belum
memanfaatkan TIK dalam PBM
6 a) Penyediaan Subsidi untuk meningkatkan
keterjangkauan layanan pendidikan formal
berkualitas yang merata di seluruh provinsi,
kabupaten dan kota
b) Pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha.
Subsidi untuk meningkatkan
keterjangkauan layanan
pendidikan masih sangat kurang.
7 a) Penyediaan subsidi pembiayaan untuk
penerapan sistem pembelajaran non formal
dan informal berkualitas yang merata di
seluruh provinsi, kabupaten dan kota
b) Penguatan dan perluasan pendidikan
nonformal dan informal
8 Penyelarasan pendidikan dengan kebutuhan dunia
usaha dan dunia industri
Belum ada upaya untuk
penyelarasan pendidikan dengan
kebutuhan dunia usaha dan dunia
kerja.
42
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
III.4. Penentuan Isu-isu Strategis
Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis akan meningkatkan akseptabilitas
prioritas pembangunan, dapat dijalankan dan secara moral serta etika birokratisnya dapat
dipertanggungjawabkan. Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Pendidikan adalah
kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan
karena dampaknya yang signifikan bagi pendidikan di masa mendatang. Suatu kondisi/kejadian
yang menjadi isu trategis adalah kondisi yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan
kerugian yang lebih besar; atau sebaliknya jika tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan
peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.
Pendidikan merupakan salah satu indikator yang dipakai untuk mengukur sejauhmana
kualitas sumber daya manusia. Mengacu kepada data dan informasi yang dikeluarkan oleh
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Belitung, pada tahun 2013 dengan jumlah
penduduk sebesar 172.272 jiwa ternyata 28,12 % berpendidikan SD, 13,76 % berpendidikan
SMP, 17,69 % berpendidikan SMA, 2,06 % berpendidikan diploma (D1, D2, D3) dan 2,10 %
berpendidikan sarjana (D4, S1, S2, S3). Terlihat bahwa dominasi pendidikan penduduk adalah
pendidikan dasar, hal ini mengindentifikasikan bahwa kualitas sumberdaya manusia yang
dimilliki daerah masih rendah. Oleh karena itu guna meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia tersebut maka peningkatan kualitas pendidikan masyarakat sangat perlu menjadi
perhatian khusus. Berdasarkan permasalahan-permasalahan pendidikan dan kebudayaan yang
terjadi di Kabupaten Belitung yang masih perlu penyelesaian di waktu 5 (lima) tahun
mendatang diperlukan prioritas-prioritas yang disebabkan terbatasnya pembiayaan
pembangunan pendidikan dan kebudayaan . Sesuai dengan Undang-undang No.20 Tahun 2003
disebutkan bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggungjawab bersama Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan masyarakat. Oleh sebab itu seluruh stakeholders bidang pendidikan
harus turut memikirkan dan mencari penyelesaian pembangunan pendidikan di Kabupaten
Belitung. Sedangkan isu-su strategis yang akan diangkat oleh Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Belitung untuk tahun 2013-2018, yaitu :
1. Belum optimalnya jangkauan pelayanan pendidikan pada jenjang pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD), Taman kanak-kanak (TK), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah
Menengah (SM) ;
2. Belum optimalnya pencapaian mutu pendidikan;
43
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
3. Belum optimalnya penyelenggaraan pendidikan non formal di Kabupaten Belitung baik
secara kuantitatif maupun kualitatif;
4. Belum optimalnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan;
5. Belum optimalnya ketersediaan dan kompetensi sumberdaya manusia bidang seni dan
budaya.
6. Belum optimalnya ketersediaan sarana dan prasarana bidang seni dan budaya.
7. Belum optimalnya pengelolaan bangunan dan situs bersejarah.
8. Belum optimalnya penggalian, pengembangan dan pelestarian seni dan budaya
44
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
IV.1. Visi dan Misi SKPD
Visi dan Misi adalah suatu konsep perencanaan yang di sertai dengan tindakan sesuai
dengan apa yang di rencanakan untuk mencapai suatu tujuan. Visi adalah suatu pernyataan
tentang gambaran keadaan clan karakteristik yang ingin di capai oleh suatu lembaga pada masa
yang akan datang. Sementara misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh
lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi.
Pendidikan dan Kebudayaan merupakan salah satu unsur utama pengembangan sumber
daya manusia yang dianggap lebih bernilai apabila sikap, perilaku, wawasan, kemampuan,
keahlian, serta keterampilannya dapat dimanfaatkan oleh berbagai bidang dan sektor. Oleh
karena itu pembangunan pendidikan dan kebudayaan yang akan dilaksanakan di Kabupaten
Belitung dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang akan mengacu kepada dokumen-
dokumen perencanaan sebagaimana yang tergambar di dalam diagram di bawah ini sehingga
dapat saling mendukung dalam menuntaskan permasalahan pendidikan dan kebudayaan secara
komprehensif dan berkelanjutan. Dengan terintegrasinya pendidikan dan kebudayaan,
keseluruhan gagasan, perilaku, dan hasil karya manusia yang dikembangkan melalui proses
pembelajaran dalam pendidikan dan adaptasi terhadap lingkungannya dapat berfungsi sebagai
pedoman untuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Keseluruhan proses dan
hasil interaksi sistemik dari proses pendidikan, budaya keagamaan, budaya kebangsaan, budaya
kesukuan, budaya tempatan, serta budaya global, yang terkait satu sama lain dan dinamis
menuju ke arah kemajuan peradaban bangsa. Selain itu, cita-cita dalam pembangunan
pendidikan nasional lebih menekankan pada pendidikan transformatif, yaitu menjadikan
pendidikan sebagai motor penggerak perubahan dari masyarakat berkembang menuju
masyarakat maju. Pembentukan masyarakat maju selalu diikuti oleh proses transformasi
struktural, yang menandai suatu perubahan dari masyarakat yang potensi kemanusiannya kurang
berkembang menuju masyarakat maju dan berkembang yang mengaktualisasikan potensi
kemanusiannya secara optimal.
45
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
Sesuai dengan ketentuan umum penjelasan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional, maka Kemendikbud Tahun 2014 telah menetapkan Visi, yaitu:
“Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan dan
Kebudayaan Untuk Membentuk Insan Indonesia Yang
Cerdas Dan Beradab”
Sejalan dengan visi pendidikan nasional tersebut, Kemendikbud berhasrat pada tahun
2025 menghasilkan “ Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif”. Di dalam mendukung Visi
Kementerian pendidikan dan kebudayaan tersebut, lembaga/institusi yang ada dibawah
naungannya harus saling mendukung sehingga cita-cita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
dapat tercapai.
Dalam dunia pendidikan, ukuran keberhasilan atas kualitas pendidikan dapat di lihat dari
3 (tiga) aspek, yaitu head atau kepala yang melambangkan kecerdasan, hand atau tangan yang
melambangkan keterampilan, dan heart atau hati yang melambangkan akhlak dan moral
(Bastian, 2006). Oleh sebab itu, di dalam menjalankan pembangunan pendidikan ke depan harus
mempertimbangkan ketiga aspek tersebut dan adanya kesempatan untuk memperoleh
pendidikan bagi setiap warga negara. Pemerintah Kabupaten Belitung dalam merespon amanat
pembangunan pendidikan dalam memberikan pendidikan yang layak dan berbudaya bagi
Rencana Strategis (Renstra)
SKPD
RPJMD KAB/KOTA
2013-2018
VISI MISI
BUPATI/
WALIKOTA
RPJPD
KAB/KOTA
RENSTRA
KEMENDIKBUD
UD
RENSTRA
DISDIK PROV
Rencana Kerja Jangka Menengah
Sekolah (RKS/RPS)
46
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
seluruh masyarakat telah menetapkan visi, dan misi kabupaten. Visi Kabupaten Belitung untuk
tahun 2013-2018 yaitu:
“Kabupaten Belitung Sejahtera, Berdaya Saing, Inovatif dan Bermartabat”.
Di dalam mewujudkan visi dikaitkan dengan pembangunan pendidikan dan kebudayaan di
Kabupaten Belitung, salah satu misinya yaitu Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia guna
mendukung percepatan laju pembangunan daerah. Untuk mewujudkan misi ini, Pemerintah
Kabupaten Belitung telah menetapkan 1 (satu) tujuan yaitu : Mewujudkan manusia yang cerdas,
sehat, bertaqwa dan berbudaya dengan sasaran meningkatkan kualitas pendidikan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung selaku institusi yang diberi
kewenangan untuk mengurusi/membina pembangunan pendidikan dan kebudayaan telah
menetapkan visi berdasarkan kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan 5 (lima) tahun ke
depan. Adapun Visi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung Tahun 2013-2018,
yaitu :
“Terselenggaranya Layanan Pendidikan Yang Mengedepankan Nilai-Nilai Budaya Untuk
Menciptakan Sumber Daya Manusia Cerdas Dan Beradab”
Di dalam mewujudkan pengembangan pendidikan Usia Dini, Non Formal dan Informal ,
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah serta penanaman nilai-nilai budaya dalam
membangun peradaban yang bermutu tidak hanya dilihat dari efektivitas proses pendidikan dan
mutu guru, tetapi sejauh mana dampak hasil dari pendidikan dari sisi ekonomi dalam bentuk
pekerjaan maupun pendapatan yang diperoleh lulusan. Menurut Achmad Sanusi (1994)
menyebutkan tiga dimensi mutu pendidikan khusus mutu hasil belajar, yaitu:
1. Dimensi mutu pengajar yang sangat terkait dengan faktor-faktor kemampuan dan
profesionalitas guru sehingga kajian terhadap mutu pendidikan dapat berupa kajian masalah
mutu guru dan mutu proses pendidikan;
2. Dimensi bahan ajar, yang berbicara tentang masalah kurikulum dalam arti sejauhmana
kurikulum suatu institusi pendidikan relevan dengan kebutuhan anak di masyarakat dan
kebutuhan lingkungan pendidikan yang berubah demikian cepat;
3. Dimensi hasil belajar. Dimensi ini mencakup perolehan nilai hasil belajar maupun dalam
cakupan yang luas, yaitu perolehan lapangan pekerjaan dan sekaligus perolehan pendapatan
setiap lulusan.
47
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
Dengan melihat pengertian mutu pendidikan itu sendiri, kita sering kesulitan
menginterpretasikan mengenai indikator dan kebermaknaan pendidikan yang bermutu. Oleh
sebab itu Don Adams dan David Chapman dalam bentuk pemikirannya menyebutkan bahwa
pembahasan mutu pendidikan tidak dapat dilepaskan dari pembahasan mutu guru, mutu proses
instruksional, mutu fasilitas yang tersedia, mutu hasil belajar, dan bahkan indikator prestasi
lulusan ketika bekerja. Di dalam melihat mutu guru, sejumlah faktor yang perlu dilihat adalah
status guru, rekruitmen dan penempatan, training persiapan selama dan pengembangan
pelayanan, insentif untuk pekerjaan guru, dan kualitas guru.
Di dalam mewujudkan visi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung
periode 2013-2018, pembangunan pendidikan dan kebudayaan sangat berperan signifikan untuk
mendorong dalam proses mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sehingga
perlu menetapkan misi. Adapun misi yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Belitung peroide 2013-2018 , yaitu:
Kode MISI
M1 Menyediakan layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Non Formal dan
Informal, Pendidikan Dasar (Dikdas) dan Pendidikan Menegah (dikmen) yang
bermutu untuk masyarakat.
M2 Menfasilitasi dan meningkatkan pengelolaan potensi kebudayaan untuk
masyarakat
M3 Menciptakan tata kelola pemerintahan yang responsif, transparan dan akuntabel
IV.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
IV.2.1. Tujuan Strategis
Di dalam mencapai pernyataan misi diperlukan menetapkan tujuan. Dalam
merealisasikan misi yang telah disusun, perlu dirumuskan tujuan strategis tahun 2014 – 2018
yang lebih jelas untuk menggambarkan ukuran-ukuran keterlaksanaan misi yang ditetapkan.
Tujuan strategis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014-2018 dirumuskan berdasarkan
misi yang telah ditetapkan dengan tujuan akhir untuk menghasilkan sumberdaya insani
masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing global sebagaimana yang dikehendaki dalam
rumusan visi 2018.
Dengan memperhatikan misi yang diemban Tahun 2013–2018, maka perumusan tujuan
strategis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung Tahun 2013 – 2018 yaitu
sebagai berikut :
48
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
KODE TUJUAN STRATEGIS
(tujuan tidak berakhiran nya,, tetapi ada an dan kan)
T1
Tersedia dan Terjangkaunya layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
Non Formal dan Informal, Pendidikan Dasar (Dikdas) dan Pendidikan
Menegah (dikmen) yang bermutu untuk masyarakat.
T2 Terfasilitasinya dan tersedianya pengelolaan potensi kebudayaan yang
bermutu untuk masyarakat
T3 Peningkatan kualitas kinerja organisasi, serta kualitas perencanaan,
pemantauan dan evaluasi program dan kegiatan
Mendasarkan pada Visi dan Misi Pembangunan Bidang Pendidikan dan Kebudayaan diatas,
maka tujuan strategisnya mencakup:
VIS
I
M1 M2 M3
Menyediakan layanan Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD), Non
Formal dan Informal, Pendidikan
Dasar (Dikdas) dan Pendidikan
MeneNgah (dikmen) yang bermutu
untuk masyarakat.
Menfasilitasi dan
meningkatkan
pengelolaan potensi
kebudayaan untuk
masyarakat
Menciptakan tata
kelola pemerintahan
yang responsif,
transparan dan
akuntabel
TUJU
AN
STR
ATE
GIS
T1 T2 T3
Tersedia dan Terjangkaunya layanan
Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD), Non Formal dan Informal,
Pendidikan Dasar (Dikdas) dan
Pendidikan Menegah (dikmen) yang
bermutu untuk masyarakat.
Terfasilitasinya dan
tersedianya
pengelolaan potensi
kebudayaan yang
bermutu untuk
masyarakat
Peningkatan kualitas
kinerja organisasi, serta
kualitas perencanaan,
pemantauan dan
evaluasi program dan
kegiatan
IV.2.2. Sasaran Strategis
Sasaran adalah kata operasional dari tujuan yang akan dicapai. Untuk mencapai tujuan
diperlukan membuat sasaran-sasaran. Adapun sasaran-sasaran untuk mencapai tujuan adalah:
49
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
TU
JU
AN
T1 T2 T3
SA
SA
RA
N S
TR
AT
EG
IS
1.1 2.1 3.1
Meningkatnya kualitas
pendidikan
Meningkatnya
pengelolaan potensi
kebudayaan daerah
yang berkualitas
Meningkatnya kelembagaan
daerah yang proporsional dan
ketatalaksanaan yang efektif dan
efisien
3.2
Meningkatnya akuntabilitas
kinerja SKPD
3.3
Meningkatnya tata kelola aparatur
Sasaran Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan lebih lanjut dapat dijabarkan secara
kuantitatif pencapaiannya pada tahun 2018 sebagai berikut :
a. Sasaran Strategis untuk Mencapai Tujuan Strategis (T1)
Kode Sasaran Strategis/Pengukuran Sasaran Strategis
S.1.1 Meningkatnya Kualitas Pendidikan
S.1.1.1 Angka Melek huruf tahun 2018 mencapai 97,02%
S.1.1.2 Angka rata-rata lama sekolah (tahun) tahun 2018 mencapai 7,90
S.1.1.3 Angka Partisipasi Murni (%) tahun 2018 mencapai SD = 98,86, SMP=88,10, dan SM=61,25%
S.1.1.4 Angka Partisipasi Kasar (%) tahun 2018 mencapai SD = 108,26 %, SMP=107,51
% dan SM=90,12%
S.1.1.5 Angka kelulusan (%) tahun 2018 mencapai SD = 100 %, SMP= 90,59 dan SM = 97,21%
S.1.1.6 Angka Partisipasi Sekolah (%) tahun 2018 mencapai SD = 95,90 %, SMP=
101,52 dan SM = 72,15%
S.1.1.7 Rasio ruang kelas terhadap murid tahun 2018 mencapai SD = 0,04, SMP= 0,03 , SMA= 0,03 dan SMK = 0,03
S.1.1.8 Rasio guru terhadap murid tahun 2018 mencapai SD = 0,05, SMP= 0,05 , SMA=
0,05 dan SMK = 0,08
S.1.1.9 Ketersediaan satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau :
a. Ketersediaan Pendidikan Anak Usia Dini setiap desa / kelurahan minimal 1
(satu) unit (100%)
b. SD / MI dalam jarak yang terjangkau dengan jalan kaki yaitu maksimal 3 km
dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil (100%)
50
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
c. SMP / MTs dalam jarak yang terjangkau dengan jalan kaki yaitu maksimal 6
km dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil (100%)
d. Ketersediaan SM dalam setiap kecamatan minimal 1 (satu) unit (100%)
S.1.1.10 Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar :
a. PAUD tidak melebihi 20 orang, tersedia 1 ruang kelas yang dilengkapi dengan
meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis
(100%)
b. SD / MI tidak melebihi 32 orang, tersedia 1 ruang kelas yang dilengkapi
dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan
tulis (100%)
c. SMP / MTs tidak melebihi 36 orang, tersedia 1 ruang kelas yang dilengkapi
dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan
tulis (100%)
d. SM tidak melebihi 36 orang, tersedia 1 ruang kelas yang dilengkapi dengan
meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis
(100%)
S.1.1.11 Di setiap SMP / MTs tersedia satu ruang laboratorium IPA yang dilengkapi
dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set
peralatan praktek IPA untuk demontrasi dan eksprimen peserta didik (100%)
S.1.1.12 Di setiap SM tersedia minimal satu ruang laboratorium / ruang praktek yang
dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal
satu set peralatan praktek untuk demontrasi dan eksprimen peserta didik (100%)
S.1.1.13 Di setiap SD / MI dan SMP / MTs tersedia satu ruang guru yang dilengkapi
dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf
pendidikan lainnya, dan di setiap SMP / MTs tersedia ruang kepala sekolah yang
terpisah dari ruang guru (100%)
S.1.1.14 Di setiap SM tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi
untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf pendidikan lainnya, dan di setiap
SM tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru (100%)
S.1.1.15 Pemerintah kabupaten / kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk
membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses
pembelajaran yang efektif (100%)
S.1.1.16 Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per mingggu di satuan pendidikan, termasuk
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas
tambahan (100%)
S.1.1.17 Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu per
tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut :
a. Kelas I-II : 18 jam per minggu. Kelas I-II : 18 jam per minggu.
b. Kelas III : 24 jam per minggu.
c. Kelas IV-VI : 27 jam per minggu; atau
d. Kelas VII-IX : 27 jam per minggu.
e. Kelas X-XII : 27 jam per minggu.
51
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
Dengan pencapaian 100%
S.1.1.18 Persentase satuan pendidikan menerapkan kurikulum sesuai ketentuan yang
berlaku sebesar 100%
S.1.1.19 Setiap guru menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun
berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya sebesar 100%.
S.1.1.20 Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk
membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik sebesar 100%
S.1.1.21 Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-prinsip Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) sebesar 100%
S.1.1.22 Setiap PAUD menyediakan media pembelajaran (Alat Pembelajaran Edukatif)
sebesar 100%.
S.1.1.23 Setiap SD / MI menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh
Pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS
dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik sebesar 100%
S.1.1.24 Setiap SMP / MTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya
oleh pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set
untuk peserta didik sebesar 100%.
S.1.1.25 Setiap SM menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh
pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk
peserta didik sebesar 100%.
S.1.1.26 Setiap SD / MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari
model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh
peralatan optik, Kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster / carta IPA sebesar
100%
S.1.1.27 Setiap SD / MI memiliki 100 judul buku pengayaan dan 10 buku referensi, dan
setiap SMP / MTs memiliki 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi
sebesar 100%
S.1.1.28 Setiap SM memiliki 100 judul buku pengayaan dan 10 buku referensi sebesar
100%
S.1.1.29 Di setiap PAUD tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 20 peserta didik sebesar
100%.
S.1.1.30 Di setiap SD / MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6
(enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4
(empat) orang guru setiap satuan pendidikan sebesar 100%.
S.1.1.31 Di setiap SMP / MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran,
dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata
pelajaran sebesar 100%.
S.1.1.32 Di setiap SM tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk
daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran
52
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
sebesar 100%.
S.1.1.33 Di setiap SD / MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi
akademik S1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat
pendidikan sebesar 100%.
S.1.1.34 Di setiap SMP / MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV
sebanyak 70 % dan separuh diantaranya (35 % dari keseluruhan guru) telah
memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40 %
dan 20 % dengan pencapaian 100%.
S.1.1.35 Di setiap SMP / MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV
dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang untuk mata
pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris sebesar 100%.
S.1.1.36 Di setiap SM tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah
memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang untuk mata pelajaran yang
diujikan secara Nasional (UN) sebesar 100%.
S.1.1.37 Di setiap kabupaten / kota semua kepala SD / MI berkualifikasi akademik S-1
atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik sebesar 100%.
S.1.1.38 Di setiap kabupaten / kota semua kepala SMP / MTs berkualifikasi akademik S-1
atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik sebesar 100%.
S.1.1.39 Di setiap kabupaten / kota semua kepala SM berkualifikasi akademik S-1 atau D-
IV dan telah memiliki sertifikat pendidik sebesar 100%.
S.1.1.41 Di setiap kabupaten / kota semua pengawas sekolah dan madrasah memiliki
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik sebesar
100%
S.1.1.42 Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan
setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan
pembinaan sebesar 100%.
S.1.1.43 Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada
guru dua kali dalam setiap semester sebesar 100%
S.1.1.44 Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil
penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir semestar dalam
bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik sebesar 100%.
S.1.1.45 Kepala sekolah atau madrasah menyampaikan laporan hasil Ulangan Akhir
Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta Ujian Akhir (US /
UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasinya kepada
Dinas Pendidikan atau Kantor Kementerian Agama di kabupaten pada setiap
semester sebesar 100%.
S.1.1.46 Setiap lembaga pendidikan non formal mendapatkan pembinaan 2 (dua) kali per
tahun sebesar 100%
53
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
T2 Terfasilitasinya dan tersedianya pengelolaan potensi kebudayaan yang bermutu untuk
masyarakat
Kode Sasaran Startegis/Pengukuran Sasaran Strategis
S.2.1 Meningkatnya pengelolaan potensi kebudayaan daerah yang berkualitas
S.2.1.1 Cakupan kajian seni 30 % (Seminar, Sarasehan, Diskusi, Bengkel seni, Penyerapan
narasumber, Studi kepustakaan, Penggalian, Eksperimentasi, Rekonstruksi,
Revitalisasi, Konservasi, Studi banding, Inventarisasi, Dokumentasi, Pengemasan
bahan kajian).
S.2.1.2 Cakupan fasilitasi seni 30 % (Penyuluhan substansial maupun teknikal, Pemberian
bantuan, Bimbingan organisasi, Kaderisasi, Promosi, Penerbitan dan dokumentasi,
kritik seni).
S.2.1.3 Cakupan gelar seni 75 % (Pagelaran, Pameran, Festival, Lomba).
S.2.1.4 Misi kesenian 100 % (Pemerintah Kabupaten Belitung mengadakan misi kesenian
antar daerah sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun dalam rangka
pertukaran budaya, diplomasi, dan promosi kesenian daerahnya keluar daerah).
S.2.1.5 Cakupan tempat 100 % (Tempat untuk menggelar seni pertunjukan dan pameran,
Tempat memasarkan karya seni untuk mengembangkan industri budaya).
S.2.1.6 Cakupan sumber daya manusia kesenian 25 % (Sarjana seni, Pakar seni, Pamong
budaya, Seniman/budayawan, Kritikus, Insan media massa, Pengusaha, Penyandang
dana).
S.2.1.7 Cakupan organisasi 34 % (Organisasi struktural yang menangani kesenian, Lembaga
/dewan kesenian).
S.2.1.8 Persentase (%) perlindungan terhadap cagar budaya.
S.2.1.9 Frekuensi pembinaan nilai-nilai tradisi budaya daerah.
T3 Peningkatan kualitas kinerja organisasi, serta kualitas perencanaan, pemantauan dan
evaluasi program dan kegiatan
Kode Sasaran Strategis/Pengukuran Sasaran Strategis
S.3.1 Meningkatnya kelembagaan daerah yang proporsional dan ketatalaksanaan
yang efektif dan efisien
S.3.1.1 Persentase (%) tingkat pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana aparatur
S.3.1.2 Cakupan keterjangkauan pelayanan publik.
S.3.2 Meningkatnya akuntabilitas kinerja SKPD
S.3.2.1 Persentase (%) ketersediaan laporan progresif kinerja dan keuangan SKPD yang
akuntabel.
S.3.3 Meningkatnya tata kelola aparatur
S.3.3.1 Jumlah aparatur yang mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
kompetensinya.
54
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
S.3.3.2 Persentase (%) penanganan kasus kepegawaian.
IV.3. Strategi dan Kebijakan
Strategi dan arah kebijakan adalah jabaran dan turunan dari visi, misi, dan rencana
pencapaian bidang pendidikan dan kebudayaan. Kebijakan pendidikandan kebudayaan dan
strategi yang diambil harus mendukung arah kebijakan pembangunan kabupaten, antara lain:
peningkatan kualtitas pendidikan masyarakat dan peningkatan pengelolaan potensi kebudayaan
daerah yang berkualitas.
IV.3.1. Strategi
Strategi diturunkan dan merupakan bentuk penjabaran dari sasaran. Selanjutnya untuk
pencapaian :
a. Tujuan Kesatu Misi Kesatu : Tersedia dan Terjangkaunya layanan Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD), Non Formal dan Informal, Pendidikan Dasar (Dikdas) dan Pendidikan
Menengah (Dikmen) yang bermutu untuk masyarakat.
a. Untuk pengimplementasian sasaran meningkatnya kualitas pendidikan akan diwujudkan
dengan strategi sebagai berikut :
Strategi 1. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk
pembelajaran
2. Penyediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang
kompeten
3. Penyediaan subsidi pembiayaan untuk pembelajaran yang
berkualitas
4. Penyediaan dan pengembangan sistem pembelajaran, data dan
informasi berbasis riset, dan standar mutu serta terlaksananya
akreditasi sekolah
b. Tujuan Kedua Misi Kedua : Terfasilitasinya dan tersedianya pengelolaan potensi
kebudayaan yang bermutu untuk masyarakat.
a. Untuk pengimplementasian sasaran meningkatnya pengelolaan potensi kebudayaan
daerah yang berkualitas akan diwujudkan dengan strategi sebagai berikut :
Strategi 1. Peningkatan pengelolaan potensi kesenian, sejarah dan
kepurbakalaan.
55
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
c. Tujuan Ketiga Misi Ketiga : Peningkatan kualitas kinerja organisasi, serta kualitas
perencanaan, pemantauan dan evaluasi program dan kegiatan.
a. Untuk pengimplementasian sasaran meningkatnya meningkatnya kelembagaan daerah
yang proporsional dan ketatalaksanaan yang efektif dan efisien akan diwujudkan dengan
strategi sebagai berikut :
Strategi 1. Penyempurnaan sistem pelaporan kinerja dan keuangan SKPD.
b. Untuk pengimplementasian sasaran meningkatnya akuntabilitas kinerja SKPD akan
diwujudkan dengan strategi sebagai berikut :
Strategi 1. Peningkatan kualitas kinerja aparatur
c. Untuk pengimplementasian sasaran meningkatnya tata kelola aparatur akan diwujudkan
dengan strategi sebagai berikut :
Strategi 1. Peningkatan pelayanan aparatur
Turunan dari strategi dan arah kebijakan diimplementasikan melalui program dan kegiatan
bidang pendidikan dan kebudayaan yang terdiri atas:
1.01.1.01.1.01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1.01.1.01.1.02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1.01.1.01.1.03 Program Peningkatan Disiplin Aparatur
1.01.1.01.1.06 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
1.01.1.01.1.07 Program Peningkatan Promosi Potensi Daerah
1.01.1.01.1.15 Program Pendidikan Anak Usia Dini
1.17.1.01.1.15 Program Pengembangan Nilai Budaya
1.01.1.01.1.16 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
1.17.1.01.1.16 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
1.01.1.01.1.17 Program Pendidikan Menengah
1.17.1.01.1.17 Program Pengelolaan Keragaman Budaya
1.01.1.01.1.18 Program Pendidikan Non Formal
1.01.1.01.1.20 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1.01.1.01.1.22 Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
56
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
Program dan kegiatan rutin sesuai tugas dan fungsi; program dan kegiatan prioritas dalam
rangka memberikan pelayanan pendidikan dengan mengedepankan nilai-nilai budaya . Oleh
karena itu, sebelum masuk pada strategi pembangunan, perlu diuraikan diidentifikasi kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki oleh Kabupaten Belitung.
1. Kekuatan
a) Adanya program alternatif (Paket B, dan Paket C);
b) Sistem penerimaan siswa baru baik;
c) Banyaknya program beasiswa pada semua jenjang pendidikan
d) Kualifikasi sebagian besar tenaga kependidikan memadai;
e) Disiplin tenaga kependidikan relatif baik;
f) Motivasi belajar siswa cukup tinggi;
g) Besarnya minat siswa untuk melanjutanke jenjang pendidikan menengah
h) Telah terbentuknya dewan pendidikan dan komite sekolah;
i) Adanya koordinasi yang baik antar penyelenggara pendidikan dan masyarakat;
j) Adanya SDM tenaga kependidikan yang memadai;
k) Mudahnya prosedur izin mendirikan lembaga pendidikan non formal;
l) Tersedianya tutor/isntruktur yang memadai;
m) Adanya program terencana yang mendukung kegiatan non formal;
n) Tersedianya pamong budaya;
o) Tinggi minat pamong budaya untuk meningkakan kompetensi
2. Kelemahan
a) Kurangnya jumlah guru
b) Belum meratanya persebaran sekolah
c) Belum meratanya penyebaran guru;
d) Kurangnya sarana prasarana pendidikan;
e) Belum optimalnya kompetensi guru;
f) Lemahnya kemampuan manajerial sebagian kepala sekolah;
g) Lemahnya manajemen kepala sekolah;
h) Kurangnya sosialisasi program sekolah terhadap masyarakat;
i) Belum optimalnya pelaksanaan MBS;
57
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
j) Minimnya sarpras penunjang kegiatan pendidikan non formal;
k) Belum meratanya standar kompetensi pendidikan non formal;
l) Rendahnya manajemen pengelolaan pendidikan non formal;
m) Kompetensi SDM kebudayaan masih terbatas
n) Minimnya sarpras penunjang kegiatan kebudayaan
3. Peluang
a) Kuatnya dukungan pemerintah daerah dalam bidang pendidikan dan kebudayaan
b) Mudahnya mendapatkan lahan untuk pembangunan USB/RKB
c) Adanya kebijakan pemerintah pusat terhadap perluasan pendidikan;
d) Banyaknya penyelenggaran kompetisi bidang pendidikan;
e) Dukungan orang tua/komite sekolah memadai;
f) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
g) Adanya program blockgrant dalam pembiayaan pendidikan;
h) Dukungan dewan pendidikan baik;
i) Dukungan pemerintah daerah baik;
j) Tingginya minat masyarakat untuk mengikuti pendidikan non formal;
k) Tingginya dukungan pemerintah;
l) Kebutuhan SDM professional di era globalisasi;
m) Besarnya sumber daya budaya yang dimiliki
4. Ancaman
a) Rendahnya kesadaran sebagian besar masyarakat terhadap pendidikan
b) Rendahnya sosial ekonomi masyarakat
c) Terbatasnya sarana transportasi dan komunikasi;
d) Pengaruh negatif dari media elektronik;
e) Pengaruh negatif lingkungan sosial budaya siswa;
f) Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap konsep MBS;
g) Kurangnya kepedulian sebagian masyarakat terhadap pendidikan;
h) Belum meratanya keberadaan lembaga pendidikan non formal;
i) Sulitnya mendapatkan buku literatur;
58
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
j) Banyaknya peluang kerja yang menyerap tenaga di bawah umur;
k) Rendahnya kepedulian masyarakat terhadap sumberdaya budaya yang di miliki;
Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman digambarkan dalam Tabel berikut ini.
Tabel
Analisis Faktor Internal dan Ekternal untuk Perumusan
Strategi dan Arah Kebijakan
Internal Eksternal
Kekuatan:
a) Adanya program alternatif ( Paket B, dan Paket C);
b) Sistem penerimaan siswa baru baik;
c) Banyaknya program beasiswa pada semua jenjang
pendidikan
d) Kualifikasi sebagian besar tenaga kependidikan memadai;
e) Disiplin tenaga kependidikan relatif baik;
f) Motivasi belajar siswa cukup tinggi;
g) Besarnya minat siswa untuk melanjutan ke jenjang
pendidikan menengah
h) Telah terbentuknya dewan pendidikan dan komite sekolah;
i) Adanya koordinasi yang baik antar penyelenggara
pendidikan dan masyarakat;
j) Adanya SDM tenaga kependidikan yang memadai;
k) Mudahnya prosedur izin mendirikan lembaga pendidikan
non formal;
l) Tersedianya tutor/isntruktur yang memadai;
m) Adanya program terencana yang mendukung kegiatan non
formal;
n) Minimnya sarpras penunjang kegiatan kebudayaan
Peluang:
a) Kuatnya dukungan pemerintah daerah
dalam bidang pendidikan dan kebudayaan
b) Mudahnya mendapatkan lahan untuk
pembangunan USB/RKB
c) Adanya kebijakan pemerintah pusat
terhadap perluasan pendidikan;
d) Banyaknya penyelenggaran kompetisi
bidang pendidikan;
e) Dukungan orang tua/komite sekolah
memadai;
f) Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi;
g) Adanya program blockgrant dalam
pembiayaan pendidikan;
h) Dukungan dewan pendidikan baik;
i) Dukungan pemerintah daerah baik;
j) Tingginya minat masyarakat untuk
mengikuti pendidikan non formal;
k) Tingginya dukungan pemerintah;
l) Kebutuhan SDM professional di era
globalisasi;
m) Besarnya sumber daya budaya yang dimiliki
59
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
Internal Eksternal
Kelemahan:
a) Kurangnya jumlah guru
b) Belum meratanya persebaran sekolah
c) Belum meratanya penyebaran guru;
d) Kurangnya sarana prasarana pendidikan;
e) Belum optimalnya kompetensi guru;
f) Lemahnya kemampuan manajerial sebagian kepala sekolah;
g) Lemahnya manajemen kepala sekolah;
h) Kurangnya sosialisasi program sekolah terhadap
masyarakat;
i) Belum optimalnya pelaksanaan MBS;
j) Minimnya sarpras penunjang kegiatan pendidikan non
formal;
k) Belum meratanya standar kompetensi pendidikan non
formal;
l) Rendahnya manajemen pengelolaan pendidikan non formal;
m) Kompetensi SDM kebudayaan masih terbatas
Ancaman:
a) Rendahnya kesadaran sebagian besar
masyarakat terhadap pendidikan
b) Rendahnya sosial ekonomi masyarakat
c) Terbatasnya sarana transportasi dan
komunikasi;
d) Pengaruh negatif dari media elektronik;
e) Pengaruh negatif lingkungan sosial budaya
siswa;
f) Rendahnya sosial ekonomi masyarakat
g) Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap
konsep MBS;
h) Kurangnya kepedulian sebagian masyarakat
terhadap pendidikan;
i) Belum meratanya keberadaan lembaga
pendidikan non formal;
j) Sulitnya mendapatkan buku literatur;
k) Banyaknya peluang kerja yang menyerap
tenaga di bawah umur;
l) Rendahnya kepedulian masyarakat terhadap
sumberdaya budaya yang di miliki
Sumber : Analisis Tim Perumus Renstra Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung 2013-2018
Berdasarkan hasil analisis faktor internal dan eksternal, maka strategi untuk mencapai tujuan
dan sasaran dari setiap misi, dirumuskan sebagai berikut :
No Tujuan Strategis Strategi Arah Kebijakan
1. Tersedia dan Terjangkaunya
layanan Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD), Non
Formal dan Informal,
Pendidikan Dasar (Dikdas)
dan Pendidikan Menegah
(dikmen) yang bermutu
untuk masyarakat.
Penyediaan dan
peningkatan sarana
dan prasarana untuk
pembelajaran
Peningkatan aksesibilitas
pelayanan pendidikan yang
terjangkau berbasis ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Peningkatan ketersediaan dan mutu
bahan ajar berbasis ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Penyediaan tenaga Peningkatan ketersediaan dan
60
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
pendidik dan tenaga
kependidikan yang
kompeten
kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan.
Pemerataan sebaran pendidik dan
tenaga kependidikan.
Penyediaan subsidi
pembiayaan untuk
pembelajaran yang
berkualitas
Optimalisasi dukungan
penyelenggaraan pendidikan.
Peningkatan partisipasi masyarakat
dalam penyelenggaraan
pendidikan.
Penyediaan dan
pengembangan
sistem pembelajara,
data dan informasi
berbasis riset, dan
standar mutu serta
terlaksananya
akreditasi sekolah
Peningkatan prestasi akademik dan
non akademik siswa.
2. Terfasilitasinya dan
tersedianya pengelolaan
potensi kebudayaan yang
bermutu untuk masyarakat
Peningkatan
pengelolaan potensi
kesenian, sejarah
dan kepurbakalaan.
Menggali, mengembangkan dan
melestarikan potensi seni dan
budaya.
Penguatan nilai-nilai tradisi,
budaya dan perilaku dalam
kehidupan bermasyarakat.
3. Peningkatan kualitas kinerja
organisasi, serta kualitas
perencanaan, pemantauan
dan evaluasi program dan
kegiatan
Penyempurnaan
sistem pelaporan
kinerja dan
keuangan SKPD
Peningkatan akurasi pelaporan
kinerja dan keuangan SKPD.
Peningkatan kualitas
kinerja aparatur. Peningkatan kompetensi
sumberdaya aparatur berbasis
kebutuhan struktur organisasi
daerah.
Mengoptimalkan etika birokrasi
dan budaya kerja yang bermutu.
Peningkatan
pelayanan aparatur.
Pengembangan sistem informasi
pelayanan dengan dukungan
ketersediaan sarana dan prasarana
berbasis teknologi.
Arah kebijakan adalah arah tindakan yang diambil dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan. Dalam Rencana Strategis (Renstra) SKPD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
61
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
Kabupaten Belitung periode 2013-2018, terdapat beberapa tahapan kebijakan yang menandai
adanya proses pencapaian tujuan dari tahun ke tahun.
Keterkaitan antara visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan digambarkan
dalam Tabel dibawah ini :
62
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
Tabel
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan Renstra Tahun 2013-2018
Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Belitung
VISI
: Terselenggaranya Layanan Pendidikan Yang Mengedepankan Nilai-Nilai Budaya Untuk Menciptakan
Sumber Daya Manusia Cerdas dan Beradab
MISI 1 (M1)
: Menyediakan layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Non Formal dan Informal, Pendidikan Dasar
(Dikdas) dan Pendidikan Menegah (Dikmen) yang bermutu untuk masyarakat.
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
1.1. Tersedia dan
Terjangkaunya
layanan Pendidikan
Anak Usia Dini
(PAUD), Non
Formal dan
Informal,
Pendidikan Dasar
(Dikdas) dan
Pendidikan
Menegah (dikmen)
yang bermutu untuk
masyarakat.
1.1.1.
Meningkatnya
Kualitas
Pendidikan
1.1.1.1
Penyediaan dan peningkatan
sarana dan prasarana untuk
pembelajaran
1.1.1.1.1 Peningkatan aksesibilitas pelayanan pendidikan yang
terjangkau berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
1.1.1.1.2 Peningkatan ketersediaan dan mutu bahan ajar
berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
1.1.1.2
Penyediaan tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan
yang kompeten
1.1.1.2.1 Peningkatan ketersediaan dan kompetensi pendidik
dan tenaga kependidikan.
1.1.1.2.2 Pemerataan sebaran pendidik dan tenaga
kependidikan.
1.1.1.3
Penyediaan subsidi
pembiayaan untuk
pembelajaran yang
berkualitas
1.1.1.3.1 Optimalisasi dukungan penyelenggaraan pendidikan.
1.1.1.3.2 Peningkatan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan.
1.1.1.4 Penyediaan dan
pengembangan sistem
pembelajaran, data dan
informasi berbasis riset,
dan standar mutu serta
terlaksananya akreditasi
sekolah
1.1.1.4.1 Peningkatan prestasi akademik dan non akademik
siswa.
63
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
MISI 2 (M2)
: Menfasilitasi dan meningkatkan pengelolaan potensi kebudayaan untuk masyarakat
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
2.2 Terfasilitasinya
dan tersedianya
pengelolaan
potensi
kebudayaan yang
bermutu untuk
masyarakat
2.2.1
Meningkatnya
pengelolaan potensi
kebudayaan daerah
yang berkualitas
2.2.1.1 Peningkatan pengelolaan
potensi kesenian, sejarah
dan kepurbakalaan.
2.2.1.1.1 Menggali, mengembangkan dan melestarikan
potensi seni dan budaya.
2.2.1.1.2 Penguatan nilai-nilai tradisi, budaya dan perilaku
dalam kehidupan bermasyarakat.
MISI 3 (M3) : Menciptakan tata kelola pemerintahan yang responsif, transparan dan akuntabel
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
3.3 Peningkatan
kualitas kinerja
organisasi, serta
kualitas
perencanaan,
pemantauan dan
evaluasi program
dan kegiatan
3.3.1 Meningkatnya
kelembagaan daerah
yang proporsional dan
ketatalaksanaan yang
efektif dan efisien
3.3.1.1 Penyempurnaan sistem
pelaporan kinerja dan
keuangan SKPD
3.3.1.1.1 Peningkatan akurasi pelaporan kinerja dan
keuangan SKPD.
3.3.2
Meningkatnya
akuntabilitas kinerja
SKPD
3.3.2.1
Peningkatan kualitas
kinerja aparatur
3.3.2.1.1 Peningkatan kompetensi sumberdaya aparatur
berbasis kebutuhan struktur organisasi daerah.
3.3.2.1.2 Mengoptimalkan etika birokrasi dan budaya
kerja yang bermutu.
3.3.3 Meningkatnya tata
kelola aparatur
3.3.3.1 Peningkatan pelayanan
aparatur
3.3.3.1.1 Pengembangan sistem informasi pelayanan
dengan dukungan ketersediaan sarana dan
prasarana berbasis teknologi.
64
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN
RENCANA PENDANAAN INDIKATIF
Prioritas pembangunan pendidikan dengan mengedepankan nilai-nilai budaya pada
dasarnya merupakan gambaran tingkatan mendesaknya suatu permasalahan yang dihadapi dan
hendak diselesaikan melalui pelaksanaan program prioritas dalam pembangunan pendidikan dan
kebudayaan periode 2013-2018. Dinas Pendidikan dan Kebudayan Kabupaten Belitung telah
membuat rencana program atau rencana aksi di dalam memberikan pendidikan yang layak bagi
seluruh anggota masyarakat yang memerlukan pendidikan. Dengan mengacu kepada kebijakan
pendidikan dan kebudayaan di tingkat pusat dan propinsi sehingga dasar Dinas Pendidikan
Kabupaten Belitung dalam mengambil kebijakan tetap mengacu dan berpedoman kepada aturan
yang ada sehingga arah yang diinginkan di dalam menuntaskan pembangunan pendidikan
dengan mengedepankan nilai-nilai budaya di Kabupaten Belitung dapat tercapai.
Rencana aksi (Action Plan) yang telah disusun tetap mengacu kebijakan pusat,
propinsi, dan kabupaten sehingga pencapaian visi dan misi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Belitung dapat menunjang pencapaian visi dan misi Kabupaten Belitung. Rencana
aksi yang telah dibuat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung sebagai berikut:
65
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
66
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
Indikator kinerja SKPD merupakan tolok ukur keberhasilan pencapaian SKPD di
dalam mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran yang telah ditetapkan di dalan rencana strategis
(RENSTRA) tahun 2010-2014 oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung. Di
dalam mengacu pada strategi pembangunan nasional dan strategi pembangunan provinsi
Kepulauan Bangka Belitung serta visi, misi, tujuan dan sasaran Kabupaten Belitung, untuk saat
ini berdasarkan analisis SDM pekerja di Kabupaten Belitung menunjukkan bahwa pekerja lokal
yang mendukung 3 sektor andalan hanya 4,52%. Kondisi ini terjadi disebabkan oleh rendahnya
kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Belitung yang ditunjukkan oleh indikator rata-rata
lama sekolah (RLS) hanya sebesar 7 (tujuh) yang berarti tingkat pendidikan penduduk
Kabupten Belitung hanya mencapai kelas satu SMP. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Belitung Tahun 2007 baru mencapai 72,19 sehingga untuk mencapai kondisi ideal
pembangunan minimal Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 80. Oleh sebab itu, Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung selaku institusi yang diberi kewenangan untuk
membangun pendidikan dengan mengedepnkan nilai nilai budaya telah menetapkan indikator
kinerja SKPD dalam upaya untuk meningkat kualitas sumber daya manusia untuk 5 (lima) tahun
mendatang. Adapun indikator kinerja SKPD yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
Tabel 7.1
Penetapan Indikator Kinerja SKPD terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan Kabupaten Belitung
No Aspek / Fokus / Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi
Kinerja
pada Awal
Periode
RPJMD
Tahun
2014
Tahun
2015
Tahun
2016
Tahun
2017
Tahun
2018
Transisi
2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Kesejahteraan Masyarakat
1. Kesejahteraan Sosial
1. Pendidikan
1. Angka melek huruf (%). 96,57 96,58 96,59 97,00 97,01 97,02 97,03
2. Angka rata-rata lama sekolah (tahun).
7,85 7,86 7,87 7,88 7,89 7,90 7,91
67
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
2. Seni Budaya dan Olah Raga
1. Kebudayaan
1. Cakupan kajian seni 30 % (Seminar, Sarasehan,
Diskusi, Bengkel seni, Penyerapan narasumber,
Studi kepustakaan, Penggalian, Eksperimentasi,
Rekonstruksi, Revitalisasi, Konservasi, Studi
banding, Inventarisasi, Dokumentasi, Pengemasan bahan kajian).
50 % 50 % 50 % 50 % 50 % 50 % 50 %
2. Cakupan fasilitasi seni 30 % (Penyuluhan
substansial maupun teknikal, Pemberian
bantuan, Bimbingan organisasi, Kaderisasi,
Promosi, Penerbitan dan dokumentasi, kritik seni).
30 % 30 % 30 % 30 % 30 % 30 % 30 %
3. Cakupan gelar seni 75 % (Pagelaran, Pameran,
Festival, Lomba).
50 % 75 % 75 % 75 % 75 % 75 % 75 %
4. Misi kesenian 100 % (Pemerintah Kabupaten
Belitung mengadakan misi kesenian antar
daerah sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
setahun dalam rangka pertukaran budaya,
diplomasi, dan promosi kesenian daerahnya
keluar daerah).
2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali
5. Cakupan tempat 100 % (Tempat untuk
menggelar seni pertunjukan dan pameran,
Tempat memasarkan karya seni untuk
mengembangkan industri budaya).
25 % 25 % 25 % 25 % 25 % 25 % 25 %
6. Cakupan sumberdaya manusia kesenian 25 %
(Sarjana seni, Pakar seni, Pamong budaya,
Seniman / budayawan, Kritikus, Insan media massa, Pengusaha, Penyandang dana).
25 % 25 % 25 % 25 % 25 % 25 % 25 %
7. Cakupan organisasi 34 % (Organisasi
struktural yang menangani kesenian, Lembaga / dewan kesenian).
100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
8. Persentase (%) perlindungan terhadap cagar budaya.
25 % 30 % 50 % 60 % 70 % 80 % 80 %
9. Frekuensi pembinaan dan fasilitasi sejarah dan budaya daerah.
0 kali /
tahun
1 kali /
tahun
2 kali /
tahun
2 kali /
tahun
2 kali /
tahun
2 kali /
tahun
2 kali /
tahun
10. Frekuensi pembinaan nilai-nilai tradisi budaya
daerah. 1 kali /
tahun
1 kali /
tahun
1 kali /
tahun
1 kali /
tahun
1 kali /
tahun
1 kali /
tahun
1 kali /
tahun
11. Frekuensi penyelenggaraan even-even nilai
tradisi budaya daerah. 1 kali /
tahun
1 kali /
tahun
1 kali /
tahun
1 kali /
tahun
1 kali /
tahun
1 kali /
tahun
1 kali /
tahun
2. Pelayanan Umum
1. Layanan Urusan Wajib
1. Pendidikan
1. Angka Partisipasi Murni (%) :
a. SD 98,80 98,81 98,82 98,83 98,84 98,85 98,86
b. SMP 87,05 87,06 87,07 87,08 87,09 88,10 88,10
c. SM 60,97 60,98 61,05 61,11 61,15 61,25 61,38
2. Angka Partisipasi Kasar (%) :
a. SD 108,12 108,14 108,16 108,18 108,24 108,26 108,29
b. SMP 107,36 107,38 107,41 107,45 107,48 107,51 107,54
c. SM 90,06 90,07 90,08 90,09 90,10 90,12 90,14
3. Angka kelulusan (%) :
a. SD 100 100 100 100 100 100 100
b. SMP 97,54 97,55 97,56 97,57 90,58 90,59 90,61
c. SMA 97,16 97,17 97,18 97,19 97,20 97,21 97,22
4. Angka Partisipasi Sekolah (%) :
a. SD 95,84 95,85 95,87 95,88 95,89 95,90 95,91
b. SMP 101,52 101,52 101,52 101,52 101,52 101,52 101,52
c. SMA 71,11 71,25 71,50 71,65 71,89 72,15 72,64
5. Rasio ruang kelas terhadap murid :
a. SD 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
b. SMP 0,02 0,025 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
c. SMA 0,02 0,025 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
d. SMK 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
6. Rasio guru terhadap murid :
a. SD 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
68
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
b. SMP 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
c. SMA 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
d. SMK 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08
7. Ketersediaan satuan pendidikan dalam jarak
yang terjangkau :
a. Ketersediaan Pendidikan Anak Usia
Dini setiap desa / kelurahan minimal 1 (satu) unit.
75 % 85 % 95 % 100 % 100 % 100 % 100 %
b. SD / MI dalam jarak yang terjangkau
dengan jalan kaki yaitu maksimal 3 km
dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil.
90 % 97 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
c. SMP / MTs dalam jarak yang terjangkau
dengan jalan kaki yaitu maksimal 6 km
dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil.
90 % 97 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
d. Ketersediaan SM dalam setiap kecamatan minimal 1 (satu) unit.
100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
8. Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar :
a. PAUD tidak melebihi 20 orang, tersedia
1 ruang kelas yang dilengkapi dengan
meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis.
95 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
b. SD / MI tidak melebihi 32 orang,
tersedia 1 ruang kelas yang dilengkapi
dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis.
90 % 97 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
c. SMP / MTs tidak melebihi 36 orang,
tersedia 1 ruang kelas yang dilengkapi
dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis.
90 % 97 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
d. SM tidak melebihi 36 orang, tersedia 1
ruang kelas yang dilengkapi dengan
meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis.
90 % 97 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
9. Di setiap SMP / MTs tersedia satu ruang
laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja
dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan
minimal satu set peralatan praktek IPA untuk
demontrasi dan eksprimen peserta didik.
90 % 95 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
10. Di setiap SM tersedia minimal satu ruang
laboratorium / ruang prakteek yang dilengkapi
dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36
peserta didik dan minimal satu set peralatan
praktek untuk demontrasi dan eksprimen peserta
didik.
100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
11. Di setiap SD / MI dan SMP / MTs tersedia satu
ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan
kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah
dan staf pendidikan lainnya, dan di setiap SMP /
MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah
dari ruang guru.
70 % 80 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
12. Di setiap SM tersedia satu ruang guru yang
dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap
orang guru, kepala sekolah dan staf pendidikan
lainnya, dan di setiap SM tersedia ruang kepala
sekolah yang terpisah dari ruang guru.
100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
13. Pemerintah kabupaten / kota memiliki rencana
dan melaksanakan kegiatan untuk membantu
satuan pendidikan dalam mengembangkan
kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif.
90 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
14. Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per mingggu
di satuan pendidikan, termasuk merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, membimbing atau
melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas
tambahan.
80 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
15. Satuan pendidikan menyelenggarakan proses
pembelajaran selama 34 minggu per tahun
dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut :
69
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
a. Kelas I-II : 18 jam per minggu. 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
b. Kelas III : 24 jam per minggu. 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
c. Kelas IV-VI : 27 jam per minggu; atau 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
d. Kelas VII-IX : 27 jam per minggu. 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
e. Kelas X-XII : 27 jam per minggu. 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
16. Satuan pendidikan menerapkan kurikulum sesuai
ketentuan yang berlaku.
100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
17. Setiap guru menerapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan
silabus untuk setiap mata pelajaran yang
diampunya.
90 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
18. Setiap guru mengembangkan dan menerapkan
program penilaian untuk membantu
meningkatkan kemampuan belajar peserta didik.
100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
19. Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-
prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
90 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
20. Setiap PAUD menyediakan media pembelajaran
(Alat Pembelajaran Edukatif).
100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
21. Setiap SD / MI menyediakan buku teks yang
sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah
mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA, IPS dengan perbandingan satu
set untuk setiap peserta didik.
80 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
22. Setiap SMP / MTs menyediakan buku teks yang
sudah ditetapkan kelayakannya oleh pemerintah
mencakup semua mata pelajaran dengan
perbandingan satu set untuk peserta didik.
90 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
23. Setiap SM menyediakan buku teks yang sudah
ditetapkan kelayakannya oleh pemerintah
mencakup semua mata pelajaran dengan
perbandingan satu set untuk peserta didik.
80 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
24. Setiap SD / MI menyediakan satu set peraga IPA
dan bahan yang terdiri dari model kerangka
manusia, model tubuh manusia, bola dunia
(globe), contoh peralatan optik, Kit IPA untuk
eksperimen dasar, dan poster / carta IPA.
95 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
25. Setiap SD / MI memiliki 100 judul buku
pengayaan dan 10 buku referensi, dan setiap
SMP / MTs memiliki 200 judul buku pengayaan
dan 20 buku referensi.
80 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
26. Setiap SM memiliki 100 judul buku pengayaan
dan 10 buku referensi.
80 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
27. Di setiap PAUD tersedia 1 (satu) orang guru
untuk setiap 20 peserta didik.
100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
28. Di setiap SD / MI tersedia 1 (satu) orang guru
untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang
guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk
daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap
satuan pendidikan.
72 % 80 % 90 % 100 % 100 % 100 % 100 %
29. Di setiap SMP / MTs tersedia 1 (satu) orang
guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk
daerah khusus tersedia satu orang guru untuk
setiap rumpun mata pelajaran.
80 % 85 % 90 % 100 % 100 % 100 % 100 %
30. Di setiap SM tersedia 1 (satu) orang guru untuk
setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus
tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun
mata pelajaran.
85 % 90 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
31. Di setiap SD / MI tersedia 2 (dua) orang guru
yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-
IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidikan.
70 % 80 % 90 % 100 % 100 % 100 % 100 %
32. Di setiap SMP / MTs tersedia guru dengan
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70
% dan separuh diantaranya (35 % dari
keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat
pendidik, untuk daerah khusus masing-masing
sebanyak 40 % dan 20 %.
90 % 95 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
70
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
33. Di setiap SMP / MTs tersedia guru dengan
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah
memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu
orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA,
Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.
80 % 95 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
34. Di setiap SM tersedia guru dengan kualifikasi
akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki
sertifikat pendidik masing-masing satu orang
untuk mata pelajaran yang diujikan secara
Nasional (UN).
80 % 95 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
35. Di setiap kabupaten / kota semua kepala SD / MI
berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah
memiliki sertifikat pendidik.
85 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
36. Di setiap kabupaten / kota semua kepala SMP /
MTs berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan
telah memiliki sertifikat pendidik.
90 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
37. Di setiap kabupaten / kota semua kepala SM
berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah
memiliki sertifikat pendidik.
90 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
38. Di setiap kabupaten / kota semua pengawas
sekolah dan madrasah memiliki kualifikasi
akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki
sertifikat pendidik.
95 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
39. Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan
dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap
kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk
melakukan supervisi dan pembinaan.
90 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
40. Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan
memberikan umpan balik kepada guru dua kali
dalam setiap semester.
90 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
41. Setiap guru menyampaikan laporan hasil
evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian
setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada
akhir semestar dalam bentuk laporan hasil
prestasi belajar peserta didik.
100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
42. Kepala sekolah atau madrasah menyampaikan
laporan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS)
dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta Ujian
Akhir (US / UN) kepada orang tua peserta didik
dan menyampaikan rekapitulasinya kepada
Dinas Pendidikan atau Kantor Kementerian
Agama di kabupaten pada setiap semester.
100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
43. Setiap lembaga pendidikan non formal
mendapatkan pembinaan 2 (dua) kali per tahun.
100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
71
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
BAB VII. PENUTUP
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung tahun
2013-2018 disusun sebagai dokumen perencanaan jangka menengah di SKPD dapat menjadi acuan dan
sarana koordinasi bagi semua pihak yang bertanggungjawab terhadap pendidikan dan kebudayaan.
Satu hal terpenting adalah keberhasilan pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung Tahun 2013-2018. Keberhasilan ini tidak akan
terwujud tanpa adanya kerja keras dari keseluruhan Satuan Pendidikan di lingkungan Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan kabupaten Belitung dan seluruh stakeholders pendidikan.
72
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Belitung Tahun 2013-2018
LAMPIRAN
top related