bab i pendahuluan - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/c0712001_bab1.pdfbab i...
Post on 16-May-2019
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sehat adalah sebuah fase sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk dapat hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Kondisi tubuh yang sehat memungkinkan manusia untuk melakukan
aktivitas dengan maksimal, karena alasan itulah kesehatan merupakan salah satu
kondisi yang ingin selalu dijaga setiap manusia. Selain menjaga pola makan dan
gaya hidup, upaya yang mampu dilakukan manusia untuk meminimalisir risiko dari
kondisi kesehatan yang memburuk adalah dengan menjadi konsumen lembaga
asuransi kesehatan.
Dewasa ini, pilihan lembaga asuransi kesehatan kian beragam, baik swasta
maupun yang dikelola oleh pemerintah. Salah satu upaya pemerintah dalam
membantu rakyat adalah mendirikan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan (dulu bernama PT. Askes). PT. Askes yang dahulu berada dibawah
naungan BUMN, sejak 2014 lalu telah berubah menjadi badan hukum publik
bernama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang bertanggung jawab langsung
kepada Presiden Republik Indonesia. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah
dalam upayanya untuk membantu masyarakat.
Namun kenyataannya keseriusan pemerintah ini tidak dibarengi dengan aksi
nyata dari masyarakat sendiri. Indonesia justru masih berstatus sebagai salah satu
negara yang underinsured, yakni sebuah negara yang tingkat kepemilikan
asuransinya masih sangat rendah. Fakta ini menunjukkan bahwa masih banyak
masyarakat Indonesia yang belum mengenal dan mengetahui manfaat asuransi
2
kesehatan (Kompas, 2012). Persepsi yang beredar di masyarakat mengenai asuransi
kesehatan, khususnya BPJS Kesehatan, hingga kini dinilai masih negatif, ditambah
lagi minimnya sosialisasi dari pemerintah mengenai prosedur pendaftaran hingga
klaim dana peserta BPJS Kesehatan.
Berangkat dari permasalahan tersebut di atas, penulis akan membuat
perancangan motion graphic sebagai media sosialisasi manfaat dan pentingnya
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Penulis berharap animasi
motion graphic dapat menjadi alternatif media dalam menyampaikan suatu
informasi dengan cepat, sederhana, dinamis dan menarik agar mudah dipahami
kepada masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana merancang animasi motion graphic sebagai media sosialisasi dan
informasi mengenai manfaat dan pentingnya BPJS Kesehatan?
2. Bagaimana merancang media pendukung animasi motion graphic agar menarik
atensi masyarakat?
C. Tujuan Perancangan
1. Akan dihasilkan sebuah animasi motion graphic yang mampu menjadi media
sosialisasi yang sarat akan informasi mengenai manfaat dan pentingnya BPJS
Kesehatan.
2. Terciptanya media pendukung animasi motion graphic yang mampu menarik
atensi masyarakat.
3
D. Manfaat Perancangan
1. Membuat masyarakat Indonesia khususnya yang belum mengenal BPJS
Kesehatan agar paham dan sadar akan manfaat dan pentingnya perlindungan
BPJS Kesehatan.
2. Turut membantu upaya pemerintah dalam mencapai visi Cakupan Semesta
2019 BPJS Kesehatan, serta turut serta menciptakan bangsa yang rakyatnya
sadar akan pentingnya bergabung dengan BPJS Kesehatan.
E. Kerangka Pikir dan Metode Penelitian
1. Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan langkah-langkah pemikiran di dalam
merancang media komunikasi visual dengan berdasar kepada narasumber
sebagai komunikator dan target audiens sebagai komunikan guna memastikan
pesan yang ingin disampaikan sesuai dan tepat sasaran. Peranan dari
narasumber atau informan inilah yang nantinya akan membantu desainer
sebagai kontributor utama dan perantara dalam mengomunikasikan kebutuhan
informasi sebagai pesan utama dalam bentuk karya media komunikasi visual
kepada target audiens.
Adapun kerangka pikir diatas dapat digambarkan dengan bagan sebagai
berikut:
4
Gambar 1. Kerangka Pikir
Penulis sebagai kontributor DKV akan mengumpulkan data mengenai
masalah apa yang perlu diselesaikan, dalam hal ini yaitu mengenalkan manfaat
dan pentingnya BPJS Kesehatan dalam peranannya sebagai lembaga proteksi
kesehatan. Penulis juga akan mencari data dari target audiens guna
mendapatkan consumer insight baik dari segmentasi geografis, demografis,
psikografis dan perilakunya. Dari data yang diperoleh, penulis akan menyusun
strategi komunikasi visual dari sisi kreatif, visual dan media demi terciptanya
visualisasi karya motion graphic yang diharapkan mampu menyelesaikan
masalah.
2. Metode Penelitian
Dalam melakukan riset atau penelitian, penulis menggunakan penelitian
deskriptif kualitatif. Bogdan dan Taylor seperti dikutip oleh Lexi J. Moleong
(2010:4) menjelaskan metode kualitatif ialah sebuah prosedur penelitian yang
5
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati.
Penggunaan jenis penelitian deskriptif kualitatif ini didasarkan pada
rumusan-rumusan yang nantinya muncul selama penelitian yang akan
menuntut penulis untuk memahami, menganalisis dan menjelaskan fokus
utama masalah. Sehingga teknik pengumpulan data kualitatif yang nantinya
akan penulis gunakan diantaranya adalah wawancara, observasi dan kajian
pustaka.
a. Objek dan Subjek Penelitian
Objek penelitian kali ini adalah pokok permasalahan berupa
menguak seberapa pentingnya perancangan animasi motion graphic
sebagai media sosialisasi tentang manfaat dan pentingnya BPJS Kesehatan
sebagai lembaga yang menawarkan proteksi berupa asuransi kesehatan.
Subjek penelitian dalam perancangan animasi motion graphic ini
adalah BPJS Kesehatan. Penulis ingin menggali poin-poin pemikiran dan
pendapat subjek penelitian mengenai masalah yang muncul dalam
usahanya untuk berusaha mengenalkan manfaat dan pentingnya
keberadaan lembaga BPJS Kesehatan serta produk yang ditawarkan guna
menyusun konsep perancangan karya.
b. Sasaran dan Lokasi Penelitian
Sasaran dari penelitian dalam menyusun rancangan animasi motion
graphic kali ini adalah mengetahui seberapa besar pemahaman masyarakat
akan manfaat dan pentingnya BPJS Kesehatan bagi kehidupan mereka.
6
Lokasi penelitian adalah kantor cabang BPJS Kesehatan Surakarta
yang terletak di Jalan H. Agus Salim no 2, Surakarta.
c. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian terbagi menjadi data
primer dan data sekunder. Data primer merupakan data dalam bentuk
verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan. Sedangkan data
sekunder, merupakan data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data
yang menunjang data primer yang diperoleh tidak langsung dari
sumbernya.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum
dapat dikelompokkan ke dalam dua cara, yaitu metode interaktif dan non-
interaktif (H. B. Sutopo, 2002: 56). Metode interaktif meliputi wawancara
mendalam, observasi berperan dalam beberapa tingkatan, dan focus group
discussion (FGD). Sedangkan metode non-interaktif meliputi kuesioner,
mencatat dokumen atau arsip, dan observasi tak berperan.
Beberapa teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam
penelitian kali ini adalah wawancara, mencatat dokumen dan observasi tak
berperan.
1) Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada narasumber
untuk kemudian jawabannya dicatat atau direkam menggunakan alat
perekam. Peneliti akan melakukan wawancara kepada narasumber,
yaitu pimpinan kantor cabang BPJS Kesehatan Surakarta.
7
2) Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data melalui pengamatan atau
peninjauan secara langsung ke tempat penelitian oleh peneliti untuk
memperoleh data yang ada. Metode observasi yang akan peneliti
gunakan adalah observasi tak berperan.
3) Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi berarti pengumpulan
data secara visual atau hal-hal yang dapat dikategorikan sebagai data,
melalui media kamera maupun video, sebagai penyempurna data-data
diatas.
4) Kajian Dokumen
Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang memiliki
posisi penting dalam penelitian kualitatif. Terutama jika sasaran
kajian mengarah pada berbagai peristiwa yang terjadi di masa lalu
berkaitan dengan kondisi masa kini yang sedang diteliti.
d. Analisis Data
Untuk memetakan kelebihan dan kekurangan dari animasi motion
graphic, penelitian ini menggunakan analisis SWOT. Sebagaimana
dijelaskan oleh Freddy Rangkuti (1997: 18), bahwa Analisis SWOT adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan Strength dan Opportunity, namun secara bersamaan dapat
meminimalkan Weakness dan Threat. Analisis SWOT membandingkan
8
antara faktor eskternal berupa peluang (O) dan ancaman (T), dengan faktor
internal yaitu kekuatan (S) dan kelemahan (W).
Tabel 1. Analisis SWOT
Sumber: Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid 1 (Philip Kotler dan Gary Amstrong, 2008)
SWOT sendiri berarti memilah dan menginventarisasi sebanyak
mungkin objek yang diteliti dari segi kekuatan (strength), kelemahan
(weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat). Hasil dari
analisis ini kemudian dapat ditarik kesimpulan SWOT sendiri berarti
memilah dan menginventarisasi sebanyak mungkin objek yang diteliti dari
segi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity),
dan ancaman (threat). Hasil dari analisis ini kemudian dapat ditarik
kesimpulan berupa strategi pemecahan masalah, perbaikan,
pengembangan, dan optimalisasi.
e. Sistematika Penulisan
1) Bab I: Pendahuluan
Dalam Bab I memaparkan hal-hal yang melatar belakangi
permasalahan, rumusan masalah, tujuan perancangan, dan manfaat
9
perancangan. Disampaikan pula metode penelitian dan kerangka pikir
yang digunakan dalam proses penelitian.
2) Bab II: Kajian Teori
Dalam Bab II menjelaskan tentang seluruh rujukan teori yang
digunakan. Selain itu juga dijelaskan hubungannya dengan kegiatan
penelitian dan perancangan.
3) Bab III: Identifikasi Data
Setelah melakukan pengumpulan data dan riset, identifikasi akan
dipaparkan secara jelas di Bab III. Di bab ini juga dipaparkan analisa
penulis terhadap data-data yang ada.
4) Bab IV: Konsep Perancangan
Dari kesimpulan analisa, penulis selanjutnya akan merancang strategi
yang tepat dan efektif. Mulai dari konsep kreatif, konsep visual, dan
pemilihan media yang efektif untuk mendukung keberhasilan
perancangan.
5) Bab V: Visualisasi Karya
Memaparkan visualisasi karya dari hasil perancangan motion graphic
sebagai media sosialisasi manfaat dan pentingnya Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
6) Bab VI: Penutup
Memaparkan penutup berupa kesimpulan dan saran mengenai
perancangan motion graphic sebagai media sosialisasi manfaat dan
pentingnya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
top related