bab 4 gambaran umum obyek penelitianeprints.undip.ac.id/59780/5/bab_4.pdf · persebaran masjid...
Post on 21-Mar-2019
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
79
BAB 4
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
4.1. Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Sunan Kudus
Dalam sejarah peradaban Islam di Kudus, Sunan Kudus
menggunakan strukturalisme dalam mengembangkan dan menyebarkan
agama Islam. Hal ini didasarkan pada objek dakwah yang dilaksanakan
oleh Sunan Kudus lebih kepada para priyayi dan tokoh masyarakat.
Peradaban Islam di kudus tidak dapat terlepas dari metode pengajaran
dan penggalian terhadap sumber agama. Berdasarkan fakta sejarah
tentang perjuangan Sunan Kudus, dapat diketahui bahwa Sunan Kudus
membangun peradaban Islam dengan menggunakan metode pertama,
pendekatan kepada massa dengan jalan; membiarkan adat-istiadat lama
yang sulit diubah, menghindarkan konfrontasi secara langsung dalam
menyiarkan agama Islam, dan mendorong terciptanya tradisi yang baik
tanpa harus menggurui. Kedua, merangkul masyarakat Hindu seperti
larangan menyembelih sapi karena dalam agama Hindu sapi adalah
binatang suci dan keramat. Ketiga, merangkul masyarakat penganut
agama Budha dengan mendirikan Padasan tempat berwudhu dengan
pancuran delapan yang diberi arca kepala Kebo Gumarang di atasnya
hal ini disesuaikan dengan ajaran Budha
Struktur masyarakat Kudus pada abad 15 terdiri dari penganut
agama Hindu-Budha. Dalam perkembangan agama Islam di Indonesia,
80
Kudus merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang bersejarah. Ini
Nampak dari peninggalan-peninggalan yang ada seperti menara masjid
Kudus, masjid Madureksan, masjid Bubar, dan lainnya. Pada waktu agama
Islam berkembang di daerah Kudus dan sekitarnya, Islam terpengaruh oleh
berbagai kebudayaan dan agama sebelumnya. Ketika Islam masuk ke
Kudus, banyak unsur Hindu yang masuk ke dalam Islam. Dari segi
arsitektur misalnya, tampak pada bangunan masjid Kudus dan bangunan-
bangunan lain di kompleks mesjid Kudus. Seperti atap tampang bertingkat
tiga yang menutupi masjid, bangunan gapura yang mengelilingi atau
terdapat pada tembok penutup kompleks, yang semuanya mirip dengan pola
arsitektur Hindu seperti pada bangunan-bangunan suci di Bali. Kemudian
unsur tradisi tampak pada tembok keliling dengan pintu gerbang pada
kompleks mesjid, merupakan warisan tradisi seni bangunan pola Jawa-
Hindu (Roes, 2014).
4.2. Bangunan Masjid di Kota Kudus
4.2.1. Persebaran Masjid di Kota Kudus
Kota Kudus terdiri atas 8 kecamatan dan lebih dari 690 masjid
berada di dalamnya. Masjid-masjid ini terbagi atas 3 jenis, yaitu masjid jami,
masjid bersejarah dan masjid di tempat publik. Masjid jami merupakan masjid
dengan status sebagai masjid kelurahan, masjid bersejarah merupakan
masjid yang berada di kawasan peninggalan kerajaan/ wali/ penyebar agama
Islam yang memiliki nilai besar dalam sejarah bangsa, sedangkan masjid di
81
tempat publik yaitu Masjid yang berada di khawasan publik untuk
memfasilitasi masyarakat dalam melaksanakan kegiatan ibadah.
KEC. DAWE (90 masjid)
KEC. JEKULO (47 masjid)
KEC. MEJOBO (46 masjid)
KEC. UNDAAN (36 masjid)
KEC. JATI (62 masjid)
KEC. KALIWUNGU (75 masjid)
KEC. KOTA (126 masjid)
KEC. BAE (46 masjid)
KEC. GEBOG (102 masjid)
Gambar 4.1 Peta Persebaran Masjid Kota Kudus Sumber : https://jv.wikipedia.org/wiki/Kabupat%C3%A8n_Kudus
82
Tabel 4.1 Persebaran Masjid di Kota Kudus
No Kecamatan Masjid Jami Masjid Bersejarah Masjid Tempat Publik
1. Bae 45 Masjid - 1 Masjid
2. Mejobo 38 Masjid 2 Masjid 4 Masjid
3. Dawe 67 Masjid - 23 Masjid
4. Gebog 93 Masjid 1 Masjid 8 Masjid
5. Jati 59 Masjid 2 Masjid 1 Masjid
6. Jekulo 47 Masjid - -
7. Kaliwungu 73 Masjid - 2 Masjid
8. Kota 118 Masjid 5 Masjid 3 Masjid
9. Undaan 36 Masjid - -
4.2.2. Persebaran Masjid Bersejarah di Kota Kudus
Bangunan masjid bersejarah di kota Kudus merupakan termasuk
bangunan cagar budaya Kabupaten Kudus. Masjid bersejarah di kota Kudus
terdiri dari atas masjid Al-Aqsa, masjid At-Taqwa, masjid Al-Makmur, masjid
Baitul Aziz, masjid Langgar Dalem, masjid Madureksan, masjid langgar
Bubar, masjid Jati Wetan, masjid Nganguk Wali, masjid Al-Idrus.
Persebaran masjid bersejarah di kota Kudus terdapat di 4 kecamatan.
Pada kecamatan Mejobo terdapat masjid Baitul Aziz dan Al-Makmur, di
kecamatan gebog terdapat masjid Al-Idrus, di kecamatan Kota terdapat
masjid Al-Aqsa, Langgar Dalem, Langgar Bubrah, Nganguk Wali,
Tabel 4.1 Persebaran Masjid di Kota Kudus Sumber : http://simas.kemenag.go.id/index.php/home/
83
Madureksan dan di kecamatan Jati terdapat masjid At-Taqwa dan masjid Jati
Wetan.
Berdasarkan dari data-data persebaran masjid bersejarah di kota
Kudus, maka penentuan masjid sebagai objek penelitian berdasarkan atas
Latar belakang masjid yang merupakan bangunan petilasan Sunan Kudus
(Masjid Wali) dan memiliki ciri khas arsitektur Jawa-Hindu yang secara visual
masih terlihat berdiri dengan kokoh dan terlihat keasliannya sampai saat ini.
Masjid-masjid yang digunakan sebagai objek dalam penelitian ini, yaitu t-
masjid Al-Aqsa, masjid Langgar Dalem, masjid At-Taqwa, masjid Al-Makmur
dan masjid Baitul Aziz.
KEC. JATI (2 masjid)
KEC. MEJOBO (2 masjid)
KEC. KOTA (5 masjid)
KEC. GEBOG (1 masjid)
Gambar 4.2 Peta Persebaran Masjid Bersejarah Kota Kudus Sumber : https://jv.wikipedia.org/wiki/Kabupat%C3%A8n_Kudus
84
4.3. Masjid Al-Aqsa (Masjid Menara Kudus)
4.3.1. Sejarah Masjid Al-Aqsa (Masjid Menara Kudus)
Masjid Menara Kudus (Masjid Al Aqsa atau Masjid Al Manar) adalah
sebuah masjid yang dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun 1549 Masehi
atau tahun 956 Hijriah dengan menggunakan batu Baitul Maqdis dari
Palestina sebagai batu pertama. Sejarah berdirinya masjid Menara Kudus,
tidak lepas dari peran Sunan Kudus sebagai pendiri dan pemrakarsa.
Sebagaimana para wali songo yang lainnya, Sunan Kudus memiliki cara
yang amat bijaksana dalam dakwahnya. Diantaranya, beliau mampu
melakukan adaptasi dan pribumisasi ajaran Islam ditengah masyarakat yang
Gambar 4.3 Peta Lokasi Objek Penelitian Sumber : Peta BCB kota Kudus
85
telah memiliki budaya mapan dengan mayoritas beragama Hindu dan Budha.
Cara inilah yang diakui oleh banyak kalangan tokoh agama dan budayawan
sebagai salah satu kunci sukses dakwah Sunan Kudus dan Wali Songo
dalam menyebarkan agama Islam di Nusantara. Pencampuran budaya Hindu
dan Budha dalam dakwah yang dilakukan Sunan Kudus, salah satunya dapat
kita lihat pada masjid Menara Kudus ini. Bangunan menara, sebagai salah
satu elemen yang menonjol, mengadopsi model bangunan ibadah umat
Hindu dan Budha (Said, 2010).
4.3.2. Lokasi Masjid Al-Aqsa (Masjid Menara Kudus)
Masjid Al Aqsa lokasinya berada di Kauman, Kecamatan Kota, sekitar
1,5 km ke arah barat pusat kota ( Simpang tujuh ). Batas yang memisahkan
masjid dengan lingkungan sekitarnya adalah di sebelah utara, selatan, dan
barat berbatasan dengan pemukiman penduduk, sedangkan di sebelah timur
berbatasan dengan jalan raya.
86
4.3.3. Bangunan Masjid Al-Aqsa (Masjid Menara Kudus)
1. Bangunan Masjid Al-Aqsa
Seperti masjid-masjid kuno lain yang berada di Jawa, Majid menara
menghadap ke timur, secara keseluruhan masjid ini berbentuk empat
persegi panjang yang berukuran panjang 6.333 cm, lebar 2.722 cm,
tinggi 1700 cm dengan luas bangunan 1.723,85 m2. Masjid Menara
Kudus ini terdiri dari 5 buah pintu sebelah kanan, dan 5 buah pintu
sebelah kiri. Jendelanya semuanya ada 4 buah. Pintu besar terdiri dari 5
buah, dan tiang besar di dalam masjid yang berasal dari kayu jati ada 8
buah. Namun masjid ini tidak sesuai aslinya, lebih besar dari semula
karena pada tahun 1918 telah direnovasi. Di dalamnya terdapat kolam
Gambar 4.4 Lokasi Masjid Menara Kudus Sumber : diolah dari Google Map dan Peta BCB Kab.Kudus
Lokasi Masjid Al-Aqsa
87
masjid, kolam yang berbentuk “padasan” tersebut merupakan
peninggalan jaman purba dan dijadikan sebagai tempat wudhu. Secara
horizontal masjid ini dapat dibagi menjadi enam bagian yaitu : serambi
depan, serambi tengah, ruang utama, pawestern, tempat bersuci dan
madrasah. Sedangkan secara vertikal terbagi menjadi bagian kaki
(bawah), bagian badan (tengah), bagian kepala (puncak).Bagian kaki
berbentuk lantai bangunan masjid tertinggi kurang lebih 1 meter. Bagian
badan berbentuk dinding yang berpintu dan jendela kayu serta tiang-tiang
penyangga atap masjid dan tumpang tiga (Sumber: Dinas Parariwisata
dan Kebudayaan Kab. Kudus, 2012).
Gambar 4.5 Tampak Depan Majid Menara Kudus
Sumber : Survey 2014
88
Gambar 4.7 Serambi Masjid Menara Kudus
Sumber : Survey 2014
Gambar 4.6 Dimensi Tampak dan Denah Masjid Al-Aqsa
Sumber : Sketsa Pribadi, 2015
89
Gambar 4.8 Area Sholat Wanita Sumber : Survey 2014
Gambar 4.9 Area Sholat Pria Sumber : Survey 2014
Gambar 4.10 Bentuk atap dalam Masjid Sumber : Survey 2014
Gambar 4.11 Selasar Masjid Area Sholat Wanita Sumber : Survey 2014
Gambar 4.12 Bentuk atap tumpang Masjid Sumber : Survey 2014
90
2. Bangunan Menara Masjid Al-Aqsa
Letak dari menara berada disebelah tenggara bangunan masjid.
Untuk memasuki halaman menara, terlebih dahulu harus melewati dua
buah gapura utama yang berbentuk paduraksa yang berada di depan
menara.Pada saat sekarang,menara Kudus telah mengalami pemugaran,
terutama pada bagian atap.Menara Kudus menghadap ke barat, secara
umum menara ini terbagi menjadi tiga bagian : bagian kaki (bawah),
bagian badan (tengah), bagian kepala (puncak).
Denah menara Kudus ukuran sisi sebelah selatan 10,475 m, dan
sisi sebelah timur dan barat 10.60 m, tinggi alas bangunan lebih kurang
1,30 m, sedangkan denah kaki menara berbentuk bujur sangkar dengan
ukuran masing – masing sisi 9,50 m, badan menara yang terletak di atas
kaki menara, berdenah dengan ukuran setiap sisi 6,30 m.Pada sisi
sebelah barat bangunan terdapat tiga buah penampil yang menjorok ke
depan 0,50 m dari denah pkok, satu di depan yang lain. Lebar penampil
pertama 3,75, penampil kedua 3,25 m. Penampil ketiga menjorok ke
depan sampai 4,55 m dari penampil kedua, sedangkan lebar penampil ini
2,75 m, tembok pada kiri dan kanan penampil merupakan sayap tangga
yang lebarnya 0,55 cm. Antara denah kaki dan badan menara terdapat
teras yang biasa disebut selasar. Selasar yang mengelilingi badan
menara ini lebarnya rata – rata 1,60 m. Bagian ini merupakan puncak dari
tangga pertama yang menanjak dari menara. Dibagian sisi barat menara
terdapat candi sudut sebagai penghias tangga yang menuju ke bilik
91
badan menara. Posisi candi sudut ini sejajar dengan candi sudut pada
kaki menara. Pada puncak tangga terdapat pintu bilik menara.
Menara ini menjadi satu kompleks Menara Masjid Kudus dengan
tinggi bangunan ±18 m, bahannya terdiri batu bata merah,sirap dan
semen. Konstruksi bangunan Menara Kudus seperti layaknya bangunan
candi yang terdiri dari selasar batur, kaki tubuh dan atap. Pada bagian
atas kaki terdapat ornamen geometrik yang berupa hiasan segi empat
yang masing-masing ujung kiri dan kanannya disambung dengan hiasan
berbentuk segi tiga. Konsepsi ataupun unsur-unsur bangunannya
menunjukan adanya perpaduan antara budaya Hindu dan Islam (Sumber:
Dinas Parariwisata dan Kebudayaan Kab. Kudus, 2012).
Gambar 4.13 Tampak Depan Menara Kudus Sumber : Survey 2014
92
3. Ragam Hias Pada Bangunan Masjid Al-Aqsa
Masjid Al-Aqsa tidak banyak mempunyai panel berhias. Ragam hias
yang ada terdapat di sekitar mihrab, dan panel hias yang terdapat pada
bagian gapura Kori Agung yang terletak di bagian ruang utama masjid.
Kebanyakan berhiaskan ragam tumbuh-tumbuhan.
Ragam hias pada ruang utama masjid:
Terletak pada bagian atas mihrab dan berisi hiasan bunga yang
sedang mekar. Disamping kiri dan kanan atas mihrab terdapat hiasan
berbentuk jantung hati.
Panel hias pada gapura Kori Agung yang terdapat di tengah ruang
utama :
Panel hias terdapat pada dinding bagian kiri dan kanan gapura
Kori Agung, berbentuk segi empat panjang berisi hiasan tumbuh-
tumbuhan.
Gapura paduraksa yang terdapat pada serambi luar masjid Al-Aqsa
semula berfungsi untuk pagar benteng zaman Kewalian Sunan Kudus.
Gambar 4.15 Gapura Paduraksa Sumber : Survey 2014
Gambar 4.14 Gapura Kori Agung Sumber : Survey 2014
93
Gapura ini berukuran panjang 548 cm, lebar 272 cm dan tinggi 625 cm
sedangkan ukuran pintu, lebar 116 cm dan tinggi 271 cm. Pada area
masjid juga terdapat tempat wudhu kuno dari susunan bata merah,
dengan lubang pancuran berbentuk kepala arca berjumlah delapan buah.
Tempat wudhu kuno yang terdapat pada masjid berukuran panjang 630
cm, lebar 80 cm, tinggi 170 cm dan tebal 37 cm. Pancuran ini dibangun
periode Islam abad XVI (Sumber: Dinas Parariwisata dan Kebudayaan
Kab. Kudus, 2012).
Ragam hias yang unik juga dapat dilihat pada Menara Kudus yang
di sekelilingnya dihias dengan piringan-piringan bergambar yang
kesemuanya berjumlah 32 buah banyaknya. 20 buah diantaranya
berwarna biru serta berlukiskan masjid, manusia dengan unta dan pohon
kurma. Sedang 12 buah lainnya berwarna merah putih berlukiskan
kembang. Dalam menara ada tangganya yang terbuat dari kayu jati yang
mungkin dibuat pada tahun 1895 M.
Gambar 4.16 Tempat wudhu kuno Sumber : Survey 2014
94
4.3.4. Tahap-Tahap Perkembangan Bangunan Masjid Al-Aqsa
Berdasarkan hasil wawancara dari pihak pengurus Yayasan Masjid
Menara Kudus (Drs.NajibHassan,2014) tahap-tahap perkembangan
bangunan masjid Al-Aqsa dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut
ini:
a. Tahun 1549 Masehi
Bentuk awal bangunan masjid Al-Aqsa hanya terdiri dari satu ruang
yang berbentuk bujursangkar dan satu tempat wudhu.Pada pintu masuk
terdapat gapura sebagai gerbang masuk ke dalam masjid.
b. Tahun 1600 Masehi
Gambar 4.17 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1549 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015
Gambar 4.18 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1600 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015
95
Terdapat penambahan menara masjid dan gapura paduraksa yang
berfungsi sebagai gerbang terluar bangunan masjid.
c. Tahun 1800 Masehi
Terjadi perluasan bangunan dan ruang dengan penambahan
pawastren pada sisi utara ruang sholat utama dan penambahan serambi
masjid pada sisi-sisi masjid.
d. Tahun 1933 Masehi
Gambar 4.19 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,201
5
Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015
Gambar 4.20 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1933 M) Sumber : Sketsa Pribadi,201
5
Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015
96
Serambi yang telah ada disambung dengan serambi baru di
depanny, sehingga lawang kembar yang ada menjadi termasuk bagian
dalam dan ternaungi kubah.
e. Tahun 1980 Masehi
Dalam rangka pelestarian masjid dilakukan beberapa pemugaran.
Pemugaran ruang wudhu laki-laki dan madrasah yang ditempatkan di
lantai 2.
4.4. Masjid At-Taqwa Loram Kudus
4.4.1. Sejarah Masjid At-Taqwa Loram Kudus
Masjid At-Taqwa yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan
"Masjid Wali". Didirikan pada tahun 1596-1597 abad ke 15 pada masa Hindu
Budha menuju ke islam, oleh Tjie Wie Gwan, salah seorang pengembara dari
kerajaan Campa, Cina. Awal mula beliau sampai di Indonesia, tepatnya di
daerah Jepara dikarenakan tahta yang seharusnya diserahkan kepadanya,
direbut oleh kakaknya, sehingga beliau berniat pergi merantau dan akhirnya
sampai di Jepara, yang pada saat itu daerah Jepara dipimpin oleh Ratu
Gambar 4.21 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1980 M) Sumber : Sketsa Pribadi,201
5
Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015
97
Kalinyamat, masih dibawah naungan kerajaan Bintoro Demak. Tjie Wie Gwan
kemudian menikah dengan Ratu Kalinyamat.
Tjie Wie Gwan kemudian menikah untuk kedua kalinya dengan putri
Sunan Kudus R. Prodobinabar. Hubungan Tjie Wie Gwan dengan Sunan
Kudus terjalin semakin erat. Sunan kudus mengetahui kemampuan
menantunya yaitu dapat mengukir dan memahat. Dengan kemampuannya
tersebut dimungkinkan untuk media dakwah penyebaran Agama Islam. Maka
diperintahkanlah untuk menyebarkan Agama Islam di daerah Kudus bagian
selatan dengan memanfaatkan keahliannya tersebut.
Ketika beliau menyebarkan Agama Islam, pertama kali yang dibangun
adalah Masjid dan Gapura yang arsiteknya menyerupai kuil kuil dari Bali
dengan menggunakan bata merah. Arsitektur yang menyerupai kuil itu
dimaksudkan sebagai taktik/cara oleh Tjie Wie Gwan agar masyarakat sekitar
tertarik untuk mendatangi Masjid tersebut karena pada masa itu masyarakat
masih beragama Hindu-Budha, belum mengenal agama Islam. Setelah
berhasil menarik perhatian warga setempat, kesempatan beliau untuk
menyebarkan agama Islam semakin besar. Salah satu caranya dengan
sedikit demi sedikit memasukkan ajaran agama Islam kepada warga yang
datang ke Masjid tetapi tanpa mengandung unsur paksaan,dengan demikian
masyarakat semakin tahu tentang ajaran ajaran Islam (Sumber: Dinas
Parariwisata dan Kebudayaan Kab. Kudus, 2009 dan Hasil Wawancara
Aminudin, 2015).
98
4.4.2. Lokasi Masjid At-Taqwa Loram Kudus
Masjid At- Taqwa yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan
"Masjid Wali" berada di daerah Loram Kulon, kecamatan Jati, kabupaten
Kudus.
Gambar 4.22 Lokasi Masjid At-Taqwa
Sumber : diolah dari Google Map dan Peta BCB Kab.Kudus
Lokasi Masjid At-Taqwa
99
4.4.3. Bangunan Masjid At-Taqwa Loram Kudus
Bentuk awal bangunan Masjid Wali terbuat dari kayu jati ,di lengkapi
menara, sumur tempat wudlu, dan bedug . Oleh karena itu Wie Gwan di beri
gelar nama baru oleh Ratu Kalinyamat "Sungging Badar Duwung"
sungging berarti ahli ukir , Badar berarti batu, dan Duwung berarti Tanah.
Sungging Badar Duwung inilah yang dipercaya sebagai cikal bakal seni ukir
Kudus. Pada awal tahun 1990, Masjid Wali mengalami pemugaran
dikarenakan kayu-kayu di bangunan masjid telah lapuk termakan usia. Masjid
Wali yang semula bangunanya berdinding papan dan berangka kayu dirubah
menjadi dinding tembok dan berangka beton. Meski begitu bangunan Gapura
Masjid Wali tetap dipertahankan. Pada tahun 2011 bangunan masjid At-
Taqwa di renovasi total sehingga bentuk bangunan aslinya sudah tidak
tersisa sama sekali dan hanya gapura masjidnya yang tersisa.
Dimensi tampak dan denah bangunan masjid At-Taqwa memiliki
panjang 4100 cm dan lebar bangunan 2800 cm dengan ketinggian badan
bangunan dari permukaan tanah sampai dengan listplank 800 cm dan
ketinggian atap 700 cm, jadi ketinggian bangunan dari muka tanah sampai
atap yaitu 1500 cm. Gapura paduraksa yang terdapat di depan bangunan
masjid berukuran panjang 1.500 cm, lebar 148 cm dan tinggi 553 cm. Bahan
terdiiri dari batu bata merah dan kayu jati (Sumber: Dinas Parariwisata dan
Kebudayaan Kab. Kudus, 2012 dan Hasil Wawancara Aminudin, 2015).
100
Gambar 4.24 Proses Renovasi Bangunan Masjid
Sumber : Dokementasi Dari Masjid At-Taqwa
Gambar 4.23 Dimensi Tampak dan Denah Masjid At-Taqwa
Sumber : Sketsa Pribadi, 2015
101
Gambar 4.25 Pembangunan Masjid At Taqwa
Sumber : Dokementasi Kantor Kelurahan Desa
Loram Kulon
Gambar 4.26 Masjid At Taqwa Baru
Sumber : Dokementasi Pribadi 2014
Gambar 4.27 Mihrab Masjid At Taqwa
Sumber : Dokementasi Pribadi 2014
Gambar 4.28 Gapura Masjid At Taqwa
Sumber : Dokementasi Pribadi 2014
102
4.4.4. Tahap-Tahap Perkembangan Bangunan Masjid At-Taqwa
Berdasarkan hasil wawancara dari staff Dinas Purbakala Jateng dan
Humas Masjid At-Taqwa.tahap-tahap perkembangan bangunan masjid At-
Taqwa (Aminudin, 2015) dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut ini:
1. Tahun 1597 Masehi
Awalnya bangunan masjid At-Taqwa pertama kali memiliki bentuk
persegi dan dinding berbahan meterial kayu. Atap banguna berbentuk
atap tajuk dengan gendeng slirap (kayu). Mustoko asli dari tanah liat.
Terdapat gapura paduraksa di depan masjid.
2. Tahun 1971 Masehi
Gambar 4.29 Denah dan Tampak Bangunan Masjid At-Taqwa (1597 M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015
5
Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015
Gambar 4.30 Denah dan Tampak Bangunan Masjid At-Taqwa (1971 M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015
5
Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015
103
Penambahan ruang pada Masjid At-Taqwa terjadi pada tahun
1971, terdapat perluasan ruang ke sisi selatan ruang sholat utama dan
perluasan pada serambi masjid.
3. Tahun 1990 Masehi
Terjadi perluasan bangunan dan ruang dengan penambahan
pawastren pada sisi utara ruang sholat utama dan penambahan serambi
masjid pada sisi timur masjid.
4. Tahun 2011 Masehi
Gambar 4.31 Denah dan Tampak Bangunan Masjid At-Taqwa (1990 M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015
5
Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015
Gambar 4.32 Denah dan Tampak Bangunan Masjid At-Taqwa (2011 M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015
5
Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015
104
Pada tahun 2011 bangunan masjid di renovasi total dan hanya
tersisa gapura paduraksanya. Masjid baru ini berlantai dua.
4.5. Masjid Al- Makmur Mejobo Kudus
4.5.1. Sejarah Masjid Al- Makmur Mejobo Kudus
Masjid ini di bangun Arya Panangsang pada abad 15 Masehi dengan
di saksikan Sunan Kudus pada saat pembangunannya. Arya Panangsang
membangun masjid ini dengan inisiatifnya sendiri karena Arya Panangsang
melihat tempat sekitar yang masih berupa rawa dan hutan. Arsitektur masjid
seperti masjid Agung Demak, tiap penyangga terdiri dari 4 soko dilandasi
dengan umpak Batu. Benda kuno yang masih ada di masjid yaitu:Mihrab,
mimbar untuk khotbah mustoko, sumur (Hasil Wawancara Aziz, 2015).
4.5.2. Lokasi Masjid Al- Makmur Mejobo Kudus
Masjid Al- Makmur terletak di daerah Desa Jepang, kecamatan
Mejobo, kabupaten Kudus.
105
4.5.3. Bangunan Masjid Al- Makmur Mejobo Kudus
Dimensi tampak dan denah bangunan masjid Al-Makmur memiliki
panjang 3800 centimeter dan lebar bangunan 2950 centimeter dengan
ketinggian badan bangunan 400 centimeter dan ketinggian atap 570
centimeter, jadi ketinggian bangunan dari muka tanah sampai atap yaitu 970
centimeter.
Gapura Paduraksa yang terletak di depan masjid Al-Makmur
berukuran panjang 700 cm, lebar 206 cm, tinggi bangunan 460 cm,
sedangkan panjang pintu 124 cm, lebar 94 cm, tebal dinding 91 cm dan tebal
Gambar 4.33. Lokasi Masjid Al-Makmur Sumber : diolah dari Google Map dan Peta BCB Kab.Kudus
Lokasi Masjid
Al-Makmur
106
bangunan 56 cm. Bahan bangunan gapura dari batu bata merah dan kayu
jati (Sumber: Dinas Parariwisata dan Kebudayaan Kab. Kudus, 2012 dan
Hasil Wawancara Aziz, 2015).
Gambar 4.34 Dimensi Tampak dan Denah Masjid Al-Makmur
Sumber : Sketsa Pribadi, 2015
107
Gambar 4.35 Tampak Depan Masjid Al-Makmur
Sumber : Dokementasi Pribadi 2014
Gambar 4.36 Gapura Masjid Al-Makmur
Sumber : Dokementasi Pribadi 2014
Gambar 4.37 R. Sholat Masjid Al-Makmur
Sumber : Dokementasi Pribadi 2014
108
4.5.4. Tahap-Tahap Perkembangan Bangunan Masjid Al- Makmur
Berdasarkan hasil wawancara dari humas Masjid At-Taqwa. Tahap-
tahap perkembangan bangunan masjid At-Taqwa (Aziz,2015) dapat
dijelaskan dengan gambar sebagai berikut ini:
1. Tahun 1552 Masehi
Awalnya bangunan masjid At-Taqwa pertama kali memiliki bentuk
persegi dan dinding berbahan meterial kayu. Atap banguna berbentuk
Gambar 4.38 Mihrab dan Mimbar Masjid Al-Makmur
Sumber : Dokementasi Pribadi 2014
Gambar 4.39 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Makmur (1552 M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015
5
Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015
109
atap tajuk dengan gendeng slirap (kayu). Mustoko asli dari tanah liat.
Terdapat gapura paduraksa di depan masjid.
2. Tahun 1968 Masehi
Penambahan ruang pada Masjid Al-Maktur terjadi pada tahun
1968, terdapat perluasan ruang ke sisi selatan ruang sholat utama.
3. Tahun 1970 Masehi
Terjadi perluasan bangunan dan ruang dengan penambahan
pawastren pada sisi utara ruang sholat utama dan penambahan
serambi masjid pada sisi timur masjid.
Gambar 4..40 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Makmur (1968 M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015
5
Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015
Gambar 4.41 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Makmur (1970M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015
5
Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015
110
4. Tahun 2003 Masehi
Pada tahun 2008 terjadi perluasan ruang pada sisi selatan ruang
sholat utama yaitu berupa ruang sholat wanita (pawastren) dan
penambahan ruang shoalat pada sisi utara msjid.
4.6. Masjid Baitul Aziz Mejobo Kudus
4.6.1. Sejarah Masjid Baitul Aziz Mejobo Kudus
Masjid Baitul Azis dibangun pada abad 15 M zaman wali, terbuat dari
batu bata merah kuno. Di dalam masjid terdapat Gapura Pandurekso, di
tengah gapura ada pintu jati dan bagian atas pintu terdapat lambang naga /
motif lambing naga yang mempunya arti naga adalah trisula naga dalam
bahasa sansekerta artinya 863 hijriah dibaca dari belakang (Sumber: Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Kudus, 2012).
4.6.2. Lokasi Masjid Baitul Aziz Mejobo Kudus
Masjid Baitul Aziz terletak di daerah Desa Hadiwarno, kecamatan
Mejobo, kabupaten Kudus.
Gambar 4.42 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Makmur (2003M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015
5
Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015
111
Lokasi Masjid
Baitul Aziz
Gambar 4.43 Lokasi Masjid Baitul Aziz
Sumber : Google Map dan Peta BCB Kab.Kudus
112
4.6.3. Bangunan Masjid Baitul Aziz Mejobo Kudus
Arsitektur masjid seperti masjid Agung Demak, tiap penyangga terdiri
dari 4 soko dilandasi dengan umpak Batu. Benda kuno yang masih ada di
masjid yaitu :
1. Mimbar untuk khotbah dibuat dari kayu jati dulunya diberi lilitan
bengkung kain putih.
2. Tembok samping kanan kiri pengimaman terbuat dari bata merah
dengan ornament etnik yang indah.
3. Mustoko yang asli dari tanah liat dan sudah diturunkan, karena kondisi
rusak, saat ini benda yang terpasang adlaah mustoko duplikat namun
usianya sudah lebih dari 50 tahun.
Dimensi tampak dan denah bangunan masjid Baitul Aziz memiliki
panjang 2300 cm dan lebar bangunan 1330 cm dengan ketinggian badan
bangunan 350 cm dan ketinggian atap 590 cm, jadi ketinggian bangunan dari
muka tanah sampai atap yaitu 940 cm (Sumber: Dinas Parariwisata dan
Kebudayaan Kab. Kudus, 2012 dan Hasil wawancara Saelan, 2014).
113
Gambar 4.45 Tampak Depan Masjid Baitul Aziz
Sumber : Dokementasi Pribadi 2014
Gambar 4.46 Tampak Belakang Masjid Baitul Aziz
Sumber : Dokementasi Pribadi 2014
Gambar 4.44 Dimensi Tampak dan Denah Masjid Baitul Aziz
Sumber : Sketsa Pribadi, 2015
114
4.6.4. Tahap-Tahap Perkembangan Bangunan Masjid Baitul Aziz
Berdasarkan hasil wawancara dari humas Masjid Baitul Aziz. Tahap-
tahap perkembangan bangunan masjid Baitul Aziz (Saelan,2014) dapat
dijelaskan dengan gambar sebagai berikut ini:
1. Tahun 1458 Masehi
Gambar 4.48 Tampak Mihrab Masjid Baitul Aziz
Sumber : Dokementasi Pribadi 2014
Gambar 4.47 Pintu Utama Masjid Baitul Aziz
Sumber : Dokementasi Pribadi 2014
Gambar 4.49 R.Sholat Masjid Baitul Aziz
Sumber : Dokementasi Pribadi 2014
Gambar 4.50 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Baitul Aziz (1458M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015
5
Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015
115
Bangunan Masjid Baitul Aziz awalnya hanya terdiri dari satu ruang
sholat berbentuk bujur sangkar, dan pada sisi utaranya terdapat tempat
wudhu.
2. Tahun 1800 Masehi
Diperkirakan sekitar tahun ± 1800 M pada masa zaman kolonial
belanda, ada penambahan ruang pada sisi timur R.sholat yaitu sebagai
serambi masjid.
3. Tahun 1996 Masehi
Pada tahun 1996 terjadi penambahan ruang pada sisi utara ruang
sholat utama yaitu berupa ruang sholat wanita (pawastren) dan
peembangunan tempat wudhu yang baru.
Gambar 4.51 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Baitul Aziz (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015
5
Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015
Gambar 4.52 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Baitul Aziz (1996 M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015
5
Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015
116
4. Tahun 2008 Masehi
Pada tahun 2008 terjadi penambahan ruang pada sisi selatan
ruang sholat utama yaitu berupa ruang sholat wanita (pawastren) dan
penambahan ruang sholat pada sisi selatan masjid.
4.7. Masjid Langgar Dalem Kudus
4.7.1. Sejarah Masjid Langgar Dalem Kudus
Masjid Langgar Dalem dibangun oleh Sunan Kudus, sesuai panel relief
pada tangga masuk serambi masjid Langgar Dalem yang memuat sengkalan
memet, trisula dililit naga (trisula pinulet naga) menunjuk angka tahun 863 H
bertepatan dengan tahun 1458 M, Sunan Kudus membangun rumah untuk
kediaman diri dan keluarganya di daerah yang jaraknya kurang lebih 250 m
utara Menara Kudus. Daerah itu kemudian dinamakan Langgar Dalem
(Langgar artinya rumah, Dalem artinya pribadi). Bekas rumah tersebut
kemudian dijadikan masjid yang disebut masjid Suranata atau sekarang lebih
dikenal sebagai masjid Langgar Dalem (Sumber: Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kab. Kudus, 2012).
Gambar 4.53 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Baitul Aziz (2008 M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015
5
Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015
117
4.7.2. Lokasi Masjid Langgar Dalem Kudus
Masjid Langgar Dalam terletak di daerah Desa Langgar Dalem,
kecamatan Kota, kabupaten Kudus.
Gambar 4.54 Lokasi Masjid Langgar Dalem Sumber : diolah dari Google Map dan Peta BCB Kab. Kudus
Lokasi Masjid
Langgar Dalam
118
4.7.3. Bangunan Masjid Langgar Dalem Kudus
Bangunan masjid Langgar Dalem sampai saat ini masih kokoh, pada
serambi dalam terdapat pintu gapura padureksan yang kanan kirinya penuh
dengan ragam hias motifnya seperti masjid Baitul Aziz Hadiwarno Mejobo.
Kekunoannya yang masih ada adalah soko guru, blandar jati, kusen dan
daun pintu besar-besar ada 6 tempat yaitu serambi depan 3 buah, tembok
selatan 2 buah, dinding sebelah utara 1 buah dan juga mustokonya masih
asli dari tanah liat/ terakota termasuk mustoko dan tiyang papat di tempat
wudhu.
Dimensi tampak dan denah bangunan masjid Langgar Dalem memiliki
panjang 3250 cm dan lebar bangunan 2470 cm dengan ketinggian badan
bangunan 350 cm dan ketinggian atap 550 cm, jadi ketinggian bangunan dari
muka tanah sampai atap yaitu 900 cm.
119
Gambar 4.56 Tampak Depan Masjid Langgar Dalem
Sumber : Dokementasi Pribadi 2015
Gambar 4.57 Tampak Belakang dan Bentuk Atap Masjid Langgar Dalem
Sumber : Dokementasi Pribadi 2015
Gambar 4.55 Dimensi Tampak dan Denah Masjid Langgar Dalem
Sumber : Sketsa Pribadi, 2015
120
4.7.4. Tahap-Tahap Perkembangan Bangunan Masjid Langgar Dalem
Berdasarkan hasil wawancara dari staff sejarah dan purbakala, Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Kudus. Tahap-tahap perkembangan
bangunan masjid Baitul Aziz (Ngasirun,2015) dapat dijelaskan dengan
gambar sebagai berikut ini:
1. Tahun 1480 Masehi
Awal bangunan ini difungsikan sebagai tempat tinggal Sunan
Kudus dengan keluarganya yang di dalamnya terdapat mushola. Pada
bagian depan bangunan terdapat pintu utama berupa pintu gapura
padureksan dan Atap pada bangunan berjenis atap limasan.
Gambar 4.58 Ruang Dalam Masjid Langgar Dalem
Sumber : Dokementasi Pribadi 2015
Gambar 4.59 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Langgar Dalem (1480 M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015
5
Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015
121
2. Tahun 1600 Masehi
Setelah kediaman Sunan Kudus sudah tidak ditempati lagi,
diperkirakan sekitar tahun ± 1600 M bangunan ini direnovasi dan dialih
fungsikan sebagai masjid, tidak ada perombakan yang terjadi pada
ruangan di dalam bangunan. Secara fisik perubahan bangunan hanya
terlihat dari penambahan mihrab pada bagian barat dan pada bentuk
atap yang diganti berbentuk tajuk.
3. Tahun 1800 Masehi
Gambar 4.60 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Langgar Dalem (1600 M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015
5
Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015
Gambar 4.61 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Langgar Dalem (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015
5
Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015
top related