bab 4 & 5 proses penelitian

Post on 29-Sep-2015

301 Views

Category:

Documents

76 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Metodologi Penelitian

TRANSCRIPT

  • BAB IV

    PROSES PENELITIAN

    (Langkah 1 sampai 3 : Bidang Masalah yang Luas, Pengumpulan Data Awal,

    Definisi Masalah)

    Penelitian merupakan sebagai kegiatan atau usaha yang terorganisir dan sistematis untuk

    menginvestigasi permasalahan-permasalahan tertentu yang perlu pemecahan. Serangkaian

    langkah perlu direncanakan dan dilakukan untuk menemukan jawaban dari issues yang menjadi

    fokus dalam lingkungan kerja .

    Bidang masalah yang luas mengacu pada seluruh situasi di aman seseorang melihat sebuah

    kemungkinan dalam konteks organisasi yang perlu diselesaikan, bidang yang seorang manajer

    yakini perlu ditingkatkan dalam organisasi, persoalan konseptual atau teoritis yang perlu

    dipersempit bagi peneliti dasar untuk memahami fenomena tertentu, dan beberapa pertanyaan

    penelitian yang seorang peneliti dasar ingin jawab secara empiris.

    Langkah pertama dari riset itu sendiri adalah mengetahui problem areas (permasalahan )

    organisasi dan mengidentifikasi secara jelas serta terinci problem-problem yang ada untuk diteliti

    dan diretivikasi. Satu permasalahan atau berbagai permasalahan yang perlu mendapatkan

    perhatian didefinisikan secara jelas, kemudian langkah selanjutnya adalah mengumpulkan

    informasi, menganalisa data dan menghilangkan problem-problem semu yang mungkin mengikuti

    problem yang sesungguhnya. Dengan melakukan kegiatan-kegiatan korektif maka problem

    tersebut dapat dipecahkan. Proses riset perlu dilakukan secara sistematis, cermat, kritis, objektif

    dan logis.

    Kita sekarang dapat mengetahui penelitian sebagai sesuatu aktivitas yang terorganisir,

    sistematis berdasarkan data, kritis membutuhkan pengetahuan atau investigasi pada masalah-

    masalah tertentu, untuk menemukan solusi yang objektif. Pada intinya riset memberikan suatu

    informasi yang memampukan manajer, pihak-pihak pembuat kebijakan membuat keputusan yang

    dapat dipertanggungjawabkan untuk mengatasi permasalahan.

    Dalam buku Uma Sekaran proses penelitian dimulai dari:

    1. Perumusan masalah melalui obeservasi terhadap hal-hal yang menarik bagi peneliti

    dan pengumpulan data awal serta survey.

  • 2. Melakukan telaah kritis berdasarkan rerangka teori yang ada dalam upaya

    merumuskan hipotesis

    3. Merumuskan Hipotesis

    4. Merancang desain penelitian

    5. Mengumpulkan data, menganalisa data dan melakukan intepretasi hasil untuk

    membuat kesimpulan apakah hasil penelitian tersebut mendukung hipotesa

    penelitian (Hipotesa Alternatif) ataukan tidak berhasil menolak hipotesa rival

    (Hipotesa Null)

    A. Mengidentifikasi Masalah

    Tahapan perumusan masalah merupakan tahap pertama dalam melakukan penelitian.

    Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam penelitian, karena semua jalannya

    penelitian akan dituntun oleh perumusan masalah. Tanpa perumusan masalah yang jelas,

    maka peneliti akan kehilangan arah dalam melakukan penelitian.

    B. Rerangka Teori

    Pada tahapan ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan telaah literatur dengan

    cara mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian sejenis sebelumnya yang pernah

    dilakukan oleh orang lain. Tujuannya ialah untuk mendapatkan landasan teori yang

    kuat mengenai masalah penelitian. Telaah teori merupakan landasan peneliti untuk

    memahami masalah yang diteliti sesuai dengan kerangka berpikir yang ilmiah dan rasional.

    C. Membuat Hipotesa

    Penyusunan hipotesa dilakukan setelah ada telaah literatur terhadap teori dan hasil

    hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan tujuan penelitian. Hipotesa merupakan

    dugaan sementara atau jawaban sementara dari masalah penelitian. Tidak semua

    penelitian memerlukan hipotesa misalnya penelitian deskriptif.

    D. Menyusun Desain Penelitian

    Desai penelitian merupakan dasar dalam melakukan penelitian. Desain penelitian

    dimulai dari sampel yang dipilih samapi dengan bagaimana cara melakukan intepretasi

    terhadap hasil penelitian.

  • E. Pengumpulan, Analisa Data Dan Intepretasi Hasil

    Pengumpulan data merupakan tahap penting dari penelitian karena dari data inilah

    kemudian ditarik kesimpulan. Setalah tahapan pengumpulan data dilakukan maka

    kemudian data tersebut dional dan dianalisa. Hasil analisa data lalu diintepretasikan untuk

    mengetahui apakah dapat menjawab permasalahan atau pertanyaan penelitian.

    F. Deduksi/penarikan kesimpulan

    Kesimpulan harus didasarkan atas data yang ada apakah: Menerima atau tidak

    mendukung hipotesa penelitian dan Menjawab pertanyaan penelitian.

  • BAB V

    PROSES PENELITIAN

    (Langkah 4 dan 5 : Kerangka Teoritis Penyusunan Hipotesis)

    Kerangka teoritis adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seseorang

    menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa foktor yang dianggap penting untuk

    masalah. Teori tersebut mengalir secara logis dari dokumentasi penelitian sebelumnya dalam

    bidang masalah. Menghbungkan keyakinan logis seseorang dengan penelitian yang

    dipublikasikan, mempertimbangkan keterbatasan dan hambatan situasi, adalah sangat penting

    dalam membangun dasar ilmiah untuk meneliti masalah penelitian.

    Singkatnya, kerangka teoritis membahas saling ketergantungan antar variabel yang

    dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi yang sedang diteliti. Penyusunan

    kerangkakonseptual tersebut membantu kita untuk mengendalikan atau menghipotesiskan dan

    menguji hubungan tertentu dan dengan demikian meningkatkan pemahaman kita mengenai

    dinamika situasi.

    Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Nilai

    bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu yang sama

    untuk objek atau orang yang berbeda. Terdapat empat jenis variabel utama, yaitu :

    1. Variabel terikat (dependent variable, disebut juga variabel kriteria criterion

    variable)

    Menjadi perhatian utama peneliti. Tujuan peneliti adalah memahami dan membuat

    variabel terikat, menjelaskan variabilitasnya, atau memprediksinya.

    2. Variabel bebas (independent variable, disebut juga variabel prediktor predictor

    variable)

    Variabel yang mempengaruhi variabel terikat, entah secara positif atau negative.

    3. Variabel moderator (moderating variable)

    Variabel yang mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent effect) yang kuat

    dengan hubungan variabel terikat dan variabel bebas.

    4. Variabel antara (intervening variable)

  • Variabel yang mengemuka antara waktu variabel bebas muali bekerja

    memengaruhi variabel terikat, dan waktu pengaruh variabel bebas terasa pada

    variabel terikat.

    A. Kerangka teoritis

    Kerangka toritis adalah jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi

    secara logis antar variabel yang dianggap relevan pada situasi masalah dan diidentifikasi

    melalui proses seperti wawancara, pengamatan, dan survey literatur. Pengalaman dan intuisi

    uga berperan dalam menyusun kerangka teoritis. Hal mendasar yang harus diperhatikan dalam

    kerangka teoritis:

    1. Variabel yang dianggap relevan untuk studi harus diidentifikasi dan dinamai

    dengan jelas dalam pembahasan.

    2. Pembahasan harus menyebutkan mengapa dua atau lebih variabel berkaitan satu

    sama lain. Hal ini sebaiknya dilakukan untuk hubungan penting yang diteorikan

    berlaku diantara variabel.

    3. Bila sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan temuan penelitian

    sebelumnya, maka harus ada indikasi dalam pembahasan mengenai apakah

    hubungan akan positif atau negative.

    4. Harus ada penjelasan yang gambling mengenai mengapa kita memperkirakan

    hubungan tersebut berlaku. Argumen bisa ditarik dari temuan penelitian

    sebelumnya.

    5. Suatu diagram skematis kerangka teoritis harus diberikan agar pembaca dapat

    melihat dengan mudah memahami hubungan yang diteorikan.

    B. Penyusunan hipotesis

    Setelah kita mengidentifikasi variabel penting dalam suatu situasi dan menetapkan

    hubungan antarvariabel melalui pemikiran logis dalam kerangka teoritis, kita berada dalam

    posisi untuk menguji apakah hubungan yang diteorikan benar-benar terbukti kebenarannya.

    Dengan menguji hubungan tersebut secara ilmiah melalui analisis statistic yang tepat, atau

    melalui analisis kasus negative dalam penelitian kuantitatif, kita akan memperoleh informasi

    terpercaya mengenai jenis hubungan yang eksis diantara variabel yang berlaku dalam situasi

  • masalah. Hasil pengujian tersebut member kita beberapa solusi mengenai apa yang dapat

    diubah dalam situasi yang dihadapi untuk memecahkan masalah. Merumuskan pernyataan

    yang dapat diuji semacam itu disebut penyusunan hipotesis.

    Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua

    atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hubungan

    tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam kerangka teoritis

    yang dirumuskan untuk studi penelitian. Dengan menguji hipotesis dan menegaskan perkiraan

    hubungan, diharapkan bahwa solusi dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

    a. Pernyataan hipotesis: format

    Pernyataan jika-maka (if-then statement)

    Hipotesis adalah pernyataan yang dapat diuji mengenai hubungan atarvariabel.

    Hipotesis juga dapatmenguji apakah terdapat perbedaan antara dua kelompok yang

    terkait dengan variabel. Untuk menguji apakah hubungan atau perbedaan yang

    diperkirakan tersebut eksis atau tidak, hipotesis dapat disusun sebagai proposisi atau

    dalam bentuk pernyataan jika-maka (if-then statement).

    b. Hipotesis direksional dan nondireksional

    Jika dalam menyatakan hubungan antar dua variabel atau membandingkan dua

    kelompok, istilah-istilah seperti positif, negative, lebih dari, kurang dari, dan

    semacamnya digunakan, maka hipotesis tersebut disebut direksional (directional)

    karena arah hubungan antar variabel (positif/negative) ditunjukkan.

    Hipotesis nondireksional (nondirectional) adalah hipotesis yang mengendaliakan

    hubungan atau perbedaan, tetapi tidak memberikan indikasi mengenai arah dari

    hubungan atau perbedaan tersebut.

    c. Hipotesis nol dan alternatif

    Hipotesis nol (hipotesis nihil atau null hypotheses) adalah proporsi yang

    menyatakan hubungan yang definitive dan tepat diantara dua variabel. Hipotesis

    alternative, yang merupakan kebalikan dari hipotesis nol, adalah pernyataan yang

    mengungkapkan hubungan atar dua variabel atau menunjukkan perbedaan antar

    kelompok.

  • Langkah-langkah yang harus diikuti dalam pengujian hipotesis :

    1. Menyatakan hipotesis nol dan alternative

    2. Memilih uji statistic yang tepat berdasarkan apakah datayang dikumpulkan adalah

    parametric atau nonparametric

    3. Menentukan tingkat signifikansi yang diinginkan

    4. Memastikan jika hasil dari analisis computer menunjukkan bahwa tingkat signifikansi

    terpenuhi.

    5. Jika nilai hitung lebih besar dari nilai kritis, hipotesis nol ditolak, dan alternatif diterima

    dan sebaliknya.

    C. Pengujian hipotesis dengan penelitian kuantitatif: analisis kasus negatif

    Hipotesis juga dapat diuji dengan data kualitatif. Untuk menguji hipotesis bahwa

    beberapa faktor merupakan sebab utama yang mempengaruhi prilaku dan lain-lain,peneliti

    akan mencari data yang menyangkal hipotesis. Bahkan jika suatu kasus tunggal tidak

    mendukung hipotesis, teori tersebut harus direvisi. Penemuan baru melalui penolakan atas

    hipotesis semula, disebut metode kasus negative, memungkinkan peneliti unutk merevisi teori

    dan hipotesis hingga waktu teori tersebut menjadi kukuh.

    D. Keuntungan manajerial

    Cukup mudah untuk mengikuti gerak maju penelitian dari tahap pertama ketika manajer

    merasakan masalah, kepengumpulan data awal, kepenyususnan kerangka teoritis berdasarkan

    survey literature dan dipandu oleh pengalaman dan intuisi, serta ke perumusan hipotesis untuk

    diuji.Jelas bahwa setelah masalah diidentifikasi, pengertian yang baik mengenai keempat jenis

    variabel yang berbeda memperluas pemahaman manajer. Misalnya dlam hal bagaimana

    berbagai faktor bergesekan dengan keadaan organisasi.

    Pengetahuan tentang bagaimana dan untuk tujuan apa kerangka teoritis dibangun dan

    hipotesis disusun memampukan manajer untuk menjadi hakim yang cerdas terhadap laporan

    penelitian yang diberikan oleh konsultan. Demikian pula pengetahuan mengenai arti

    signifikansi, dan mengapa sebuah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Jika

    pengetahuan tersebut tidak dimiliki, banyak temuan penelitian tidak akan terlalu berguna bagi

    manajer dan pengambilan keputusan akan memunculkan kebingungan.

  • PROSES PENELITIAN

    Dibuat dalam rangka memenuhi tugas Ringkasan Materi Kuliah Metodologi Penelitian Semester Genap

    Tahun Ajaran 2015/2016

    OLEH :

    KELOMPOK 1

    RUDY ERNANDO FEBRYAN

    NIM. 125020307111041

    CB

    JURUSAN AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2015

top related