bab 3 metode penelitian - repository.uksw.edu...bab 3 . metode penelitian . 3.1 metode penelitian ....
Post on 26-Feb-2021
16 Views
Preview:
TRANSCRIPT
13
Bab 3
Metode Penelitian
3.1 Metode Penelitian
Pada penelitian ini, dilakukan beberapa tahapan yang
saling berkaitan antara satu tahap dengan tahap lainnya.
Flowchart tahapan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada
Gambar 3.1 (Hasibuan, 2007).
Gambar 3.1 Flowchart Tahapan Penelitian (Hasibuan, 2007)
Berdasarkan Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa tahap
pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah identifikasi
masalah. Identifikasi masalah dilakukan untuk melihat dengan
14
jelas tujuan dan sasaran dari penelitian yang akan dilakukan.
Masalah penelitian dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan,
antara lain dari sisi waktu, biaya maupun kontribusi yang
diberikan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tahap selanjutnya adalah perumusan masalah.
Perumusan masalah perlu dilakukan agar proses penelitian lebih
terarah sesuai dengan rumusan masalah yang ditetapkan. Pada
penelitian ini, masalah dirumuskan dalam suatu bentuk
pertanyaan yang singkat sehingga dapat memberikan petunjuk
untuk pengumpulan data serta pencarian metode yang tepat untuk
pemecahan masalah tersebut.
Setelah merumuskan masalah, tahap berikutnya yang
dilakukan adalah penelusuran pustaka. Pada tahap ini dilakukan
pencarian pustaka dan pengumpulan informasi yang berhubungan
dengan penelitian. Penelusuran pustaka berguna untuk
menghindari duplikasi dari pelaksanaan penelitian.
Tahap berikutnya yaitu rancangan penelitian. Rancangan
penelitian merupakan rencana menyuluruh dari penelitian
mencakup hal-hal yang akan dilakukan dalam penelitian ini.
Adapun rancangan penelitian dari penelitian ini adalah rentang
waktu penelitian dilakukan, teknik pengumpulan data dan
pengolahan data.
Pengumpulan data kemudian dilakukan melalui
wawancara untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam
penelitian ini. Data yang dihasilkan dari pengumpulan data
15
tersebut berupa peta sebaran potensi tambang di Provinsi Papua
Barat. Data tersebut kemudian diolah melalui tahap pengujian
pada sistem yang akan dibangun.
3.2 Metode Perancangan Sistem
Metode perancangan sistem yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model Waterfall. Disebut dengan waterfall
karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya
tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Pendekatan model ini
sistematis dan dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu
menuju ke tahap analisis, desain, coding, testing / verification,
dan maintenance. Secara umum tahapan pada model waterfall
ditunjukkan pada Gambar 3.2 (Pressman, 2001).
Gambar 3.2 Model Waterfall (Pressman, 2002)
Penjelasan dari setiap tahapan dalam metode Waterfall
pada Gambar 3.2 adalah sebagai berikut :
Analisis Kebutuhan Sistem
Desain Sistem
Penulisan Kode Program
Pengujian Program
Perawatan Program
16
Analisis Kebutuhan Sistem
Tahap pertama dalam metode Waterfall adalah analisis
kebutuhan. Pada tahap ini, dilakukan identifikasi kebutuhan
sistem serta kebutuhan data yang akan digunakan dalam sistem
yang akan dibangun yaitu data spasial dari potensi bahan
tambang di Provinsi Papua Barat. Langkah yang dilakukan adalah
melakukan pengambilan data spasial berupa peta sebaran potensi
bahan tambang di Provinsi Papua Barat pada Dinas Petambangan
dan Energi Provinsi Papua Barat.
Desain Sistem
Pada tahap ini dilakukan perancangan sistem yang akan
dibangun. Perancangan sistem dilakukan menggunakan bahasa
pemodelan standar yaitu Unified Modeling Language (UML).
Dengan UML, sistem yang akan dibangun dijabarkan secara rinci
untuk analisa dan membantu melihat kembali apa yang
diperlukan sistem.
Penulisan Kode Program
Pada tahap ini sistem yang sudah dirancang pada tahap
sebelumnya diimplentasikan dalam bentuk aplikasi web. Adapun
bahasa pemrograman yang digunakan untuk membangun aplikasi
tersebut adalah bahasa pemrograman Hypertext Preprocessor
(PHP).
Selain itu, pada tahap ini juga dilakukan pengujian unit.
Proses ini dilakukan untuk mengevaluasi secara manual maupun
otomatis apakah sistem yang dibangun sudah memenuhi
17
persyaratan atau belum serta pengujian untuk mencari kesalahan
program. Jika masih terdapat kesalahan maka hasilnya dapat
dikembalikan ke tahap sebelumnya yaitu tahap perancangan atau
desain sistem.
Pengujian Program
Tahap keempat adalah menyatukan program dan
melakukan pengujian sistem. Pada tahap ini sistem akan kembali
dianalisis apakah benar-benar bermanfaat serta memberi
kemudahan bagi pengguna dalam pemakainnnya, sehingga bisa
menciptakan sebuah sistem yang baik.
Perawatan Program
Tahap terakhir yaitu perawatan program. Perawatan
program dengan melakukan pemantauan terhadap aplikasi yang
dibangun guna melihat perkembangan aplikasi ataupun sistem
yang sedang berjalan. Jika di kemudian hari sistem tersebut masih
perlu perbaikan, maka hasil ini akan menjadi analisis data dan
kebutuhan yang baru untuk pengembangan ke depannya.
3.3 Analisis Kebutuhan Sistem
Analisis kebutuhan digunakan untuk mengetahui dan
menterjemahkan permasalahan serta kebutuhan perangkat lunak
dan kebutuhan sistem yang dibangun. Oleh karena itu, dalam
tahap ini dilakukan proses pengumupulan data untuk membangun
sistem. Dalam tahap ini, juga dilakukan proses analisa data yaitu
data spasial yang sudah didapatkan berupa peta sebaran potensi
tambang Provinsi Papua Barat dinormalisasi ke dalam bentuk
18
Kartesius menggunakan rumus Min-Max Normalization. Adapun
rumus Min-Max Normalization adalah sebagai berikut :
( )
Gambar 3.3 Rumus Min-Max Normalization (Han dkk, 2012)
dengan :
= nilai yang baru
= nilai yang lama
= nilai minimal dari data lama
= nilai maksimal dari data lama
= nilai minimal yang baru
= nilai maksimal yang baru
3.4 Desain Sistem
Desain sistem yang akan dibangun dilakukan
menggunakan UML, yaitu sebuah bahasa untuk visualisasi,
merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML
memberikan standar untuk merancang model sebuah sistem.
Adapun diagram yang digunakan untuk merancang sistem yang
akan dibangun adalah Use Case Diagram dan Activity Diagram.
3.4.1 Use Case Diagram
Use Case Diagram menggambarkan interaksi yang tejadi
antara aktor dengan sistem yang akan dibangun. Use Case
Diagram untuk sistem yang akan dibangun dapat dilihat pada
Gambar 3.4.
19
Gambar 3.4 Use Case Diagram Sistem
Pada Gambar 3.4 terlihat bahwa terdapat satu aktor yaitu
user dan beberapa interaksi yang dapat dilakukan oleh aktor
tersebut. Interaksi yang dapat dilakukan oleh aktor adalah
mengunduh file yang disediakan sistem sebagai contoh file yang
dapat digunakan untuk melakukan proses clustering, melakukan
clustering, melihat peta setelah melakukan clustering, menambah
data latitude dan longitude pada peta. Dalam interaksi menambah
data latitude dan longitude pada peta, user dapat menambah data
baru dari pada peta yang sudah ada sebelumnya dan kemudian
akan dilakukan clustering ulang pada data yang baru.
3.4.2 Activiy Diagram
Selain Use Case Diagram, terdapat juga Activity
Diagram. Activity Diagram menggambarkan alur aktivitas yang
dapat dilakukan oleh aktor mulai dari awal hingga berakhirnya
suatu use case. Pada bagian ini, Activity Diagram yang akan
dibahas yaitu aktivitas dari use case melakukan clustering
20
berdasarkan Use Case Diagram pada Gambar 3.4. Activity
Diagram dari use case tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.5
Gambar 3.5 Activity Diagram Melakukan Clustering
Activity Diagram pada Gambar 3.5 menggambarkan
bahwa user dapat melakukan clustering dengan mengisi data
pada form proses clustering yang ditampilkan oleh sistem.
Adapun data yang harus diisi berupa jumlah cluster yang
diingikan user serta file yang berisi data mengenai objek yang
akan dikelompokkan yaitu nama objek, latitude dan longitude.
Setelah user mengisi data pada form proses clustering, sistem
akan melakukan validasi terhadap data tersebut. Jika data yang
21
dimasukkan benar, sistem akan mengunggah file yang
dimasukkan terlebih dahulu kemudian melakukan proses
clustering. Namun jika data yang dimasukkan salah, sistem akan
meminta user untuk mengisi data kembali.
3.4.3 Flowchart Program
Sebelum lanjut ke tahap berikutnya, pada tahap
perancangan sistem juga dilakukan perancangan untuk alur
proses clustering data. Perancangan ini dilakukan dengan
membuat flowchart program mulai dari normalisasi data spasial
sampai ditampilkan kembali menggunakan Heatmap. Hal ini
dilakukan agar penulisan kode program pada tahap selanjutnya
dapat dilakukan dengan lebih terstruktur. Flowchart untuk
perancangan tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Flowchart Program
Gambar 3.6 merupakan flowchart dari program yang akan
dibuat. Sebelum melakukan clustering, user harus memberikan
22
inputan terlebih dahulu yaitu data yang akan dikelompokkan.
Data yang diberikan berupa data spasial. Kemudian, program
akan melakuan normalisasi terhadap data spasial tersebut. Setelah
itu, data yang telah dinormalisasi akan dikelompokkan melalui
proses clustering menggunakan Algoritma K-Means.
Selanjutnya, data tersebut akan dikembalikan ke dalam bentuk
spasial dan kemudian ditampilkan dalam bentuk peta
menggunakan Heatmap.
3.5 Perancangan User Interface
Selain perancangan sistem, perancangan user interface
juga dilakukan dalam penelitian ini. Perancangan user interface
dilakukan agar pembuatan aplikasi lebih mudah dan terarah.
Terdapat empat user interface yang dirancang, yaitu user
interface beranda, user interface clustering, user interface hasil
clustering dan user interface untuk menampilkan peta.
Perancangan user interface beranda dari aplikasi yang akan
dibangun dapat dilihat pada Gambar 3.7.
23
Gambar 3.7 User Interface Beranda
Pada Gambar 3.7, terlihat bahwa pada menu utama
Beranda terdapat juga sub menu lainnya yaitu Clustering,
Algoritma K-Means dan Heatmap. User interface untuk tiap sub
menu tersebut sama dengan user interface Beranda seperti pada
Gambar 3.7, namun isi dari masing-masing sub menu tersebut
yang berbeda yaitu tiap sub menu berisi definisi dari sub menu itu
sendiri. Selain Beranda, terdapat juga menu utama Clustering
dengan tampilan seperti pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8 User Interface Clustering
BERANDA CLUSTERING
DEFINISI
CLUSTERING
ALGORITMA K-MEANS
HEATMAP
Prakata mengenai aplikasi yang dibuat
BERANDA CLUSTERING
MENU
DOWNLOAD FILE
PROSES CLUSTERING
Petunjuk penggunaan aplikasi
24
Gambar 3.8 merupakan rancangan user interface dari
menu utama Clustering. Terdapat dua sub menu yaitu Download
File dan Proses Clustering pada menu Clustering. User interface
untuk sub menu Download File sama dengan user interface pada
Gambar 3.8. Sub menu Download File berisi file yang dapat
diunduh oleh user untuk mengisi data latitude dan longitude dari
peta daerah yang akan dikelompokkan. Proses clustering
dilakukan melalui sub menu Proses Clustering. Rancangan user
interface untuk proses clustering dapat dilihat pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9 User Interface Proses Clustering
Ketika user memilih sub menu Proses Clustering melalui
menu utama Clustering, user akan diarahkan ke halaman dengan
user interface seperti pada Gambar 3.9. Pada Gambar 3.9 terdapat
sebuah form yang harus dilengkapi oleh user untuk melakukan
proses clustering. User harus memasukkan jumlah cluster yang
diinginkan dalam proses clustering dengan jumlah cluster
tersebut harus lebih dari nol dan bernilai positif. Kemudian user
BERANDA CLUSTERING
MENU
DOWNLOAD FILE
PROSES CLUSTERING
Form Proses Clustering Jumlah Cluster
Pilih File
BROWSE
UNGGAH PROSES BATAL
25
juga harus mengunggah file yang datanya akan diambil untuk
proses clustering dengan menekan tombol UNGGAH. Setelah file
berhasil diunggah, user dapat menekan tombol PROSES untuk
melakukan clustering. Selanjutnya, ketika proses clustering
berhasil dilakukan user akan diarahkan pada halaman dengan
user interface seperti pada Gambar 3.10.
Gambar 3.10 User Interface Hasil Clustering
Gambar 3.10 menunjukkan perancangan user interface
untuk hasil dari proses clustering yang dilakukan. Selain itu, juga
terdapat sebuah link yang dapat digunakan untuk melihat peta
setelah clustering. User interface untuk menampilkan peta
tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.11.
BERANDA CLUSTERING
MENU
DOWNLOAD FILE
PROSES CLUSTERING
Hasil Clustering Anggota cluster k berjumlah n ……………………………………………. ……………………………………………. Link Lihat Peta
26
Gambar 3.11 User Interface Lihat Peta
Gambar 3.11 merupakan rancangan user interface untuk
melihat peta hasil clustering dari data yang dimasukkan. Selain
itu juga, terdapat form yang dapat digunakan jika user ingin
menambah data baru untuk clustering. User hanya perlu
mengarahkan kursor pada titik yang diinginkan kemudian klik
kiri pada mouse maka latitude dan longitude dari titik yang
diingikan akan muncul pada kolom yang tersedia. Kolom nama
objek dapat digunakan untuk mengisi nama dari objek baru yang
BERANDA CLUSTERING
MENU
DOWNLOAD FILE
PROSES CLUSTERING
Hasil Clustering Anggota cluster k berjumlah n ……………………………………………. ……………………………………………. Link Lihat Peta
PETA HASIL CLUSTERING
Form Tambah Objek Baru Latitude Longitude Latitude Longitude Nama Objek
TAMBAH BATAL
27
diinginkan. Setelah mengisi data pada form yang tersedia, user
dapat menekan tombol TAMBAH untuk menambah data baru.
top related