artikel kedokteran - tumor otak
Post on 12-Dec-2014
133 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Sumber : www.artikelkedokteran.com/248/tumor-otak.html
TUMOR OTAK
Tumor otak primer (80%), sekunder (20%). Tumor primer kira-kira 50% adalah
glioma, 20% meningioma, 15% adenoma dan 7% neurinoma. Pada orang dewasa 60%
terletak di supratentorial, sedangkan pada anak-anak 70% terletak di infratentorial. Tumor
yang paling banyak ditemukan pada anak adalah tumor serebellum yaitu meduloblastoma dan
astrositoma.
Statistik primer adalah 10% dari semua proses neoplasma dan terdapat 3 – 7 penderita
dari 100.000 orang penduduk.
Tumor primer biasa timbul dari jaringan otak, meningen, hipofisis dan selaput myelin.
Tumor sekunder berasal adalah tumor metastasis yang bias berasal dari hampir semua tumor
pada tubuh. Tumor metastasis SSP yang melalui perderan darah yaitu yang paling sering
adalah tumor paru-paru dan prostat, ginjal, tiroid, atau traktus digestivus, sedangkan secara
perkontinuitatum masuk ke ruang tengkorak melalui foramina basis kranii yaitu infiltrasi
karsinoma anaplastik nasofaring.
Pada umumnya tumor otak primer tidak memiliki kecenderungan bermetastasis,
hanya satu yaitu meduloblastoma yang dapat bermetastasis ke medulla spinalis dan
kepermukaan otak melalui perderan likuor serebrospinalis.
Perbandingan tumor otak primer dan metastasis adalah 4 : 1
A. KLASIFIKASI TUMOR :
Klasifikasi Samuels (1986) berdasarkan atas lokasi tumor, yaitu :
1. Tumor supratentorial
a. Hemisfer otak :
Glioma :
o glioblastoma multiforme
o astrositoma
o oligodendroglioma
o Meningioma
o Tumor metastasis
b. Tumor struktur median :
Adenoma hipofisis
Tumor glandula pinealis
Kraniofaringioma
2. Tumor infratentorial
a. Dewasa :
Schwannoma akustikus (neurilemmoma, neurinoma akustik)
Tumor metastasis
Meningioma
Hemangioblastoma (Von Hippel – Lindau)
b. Anak-anak :
Astrositoma serebelaris
Medulloblastoma
Ependimoma
Glioma batang otak
3. Tumor medulla spinalis
a. Ekstradural : Metastasis, Dermoid
b. Intradural :
c. Ekstramedular :
Meningioma
Neurofibroma (30 %)
Angioma
d. Intramedular :
Ependimoma (60 % tumor MS)
Metastasis
Lokasi tumor primer hampir selalu : Ependinoma hampir selamanya berlokasi di dekat
dinding ventrikel atau sentralis medulla spinalis. Glioblastoma multiforme kebanyakan di
lobus parietalis. Oligodendroma kebanyakan pada lobus frontalis. Spongioblastoma di
bangunan garis tengah seperti korpus kalosum atau pons.
B. ETIOLOGI :
Faktor etiologi yang berperan dalam timbulnya tumor otak adalah :
1. Bawaan (meningioma, astrositoma dan neurofibroma).
2. Bangunan embrional yang tersisa (kraniofaringioma, teratoma intrakranial, kordoma.
3. Radiasi dengan dosis terapeutik dapat merangsang sel-sel mesenkhimal. Beberapa
laporan bahwa radiasi berperan timbulnya meningioma.
4. Virus (virus Epstein Barr) disangka berperan dalam genesisnya “Burkitt’s lymphoma”
juga karsinoma anaplastik nasofaring.
5. Zat-zat karsinogenik “methylcholanthrone” dan “nitro-ethyl-urea” dapat
menyebabkan tumor otak primer. Demikian pula “chica dari Guam “ yang diberi oral
pada kelinci.
Gejala-gejala Tumor Intrakranial dapat dibagi dalam :
1. Gangguan kesadaran akibat tekanan intrakranial yang meninggi.
2. Gejala-gejala umum akibat tekanan intrakranial yang meninggi.
3. Tanda-tanda lokalisatorik yang menyesatkan (fals localizing signs )
4. Tanda-tanda diagnostik fisik pada tumor intrakranial.
GEJALA DAN TANDA UMUM DARI TUMOR OTAK
Tanda umum : Berbagai tumor memperlihatkan tanda yang sama pada tekanan intrakranial
yang meningkat.
1. Perjalanan klinis lambat progresif, kejadian apoplektiformis pada tumor dapat
disebabkan oleh perdarahan ke dalam tumor.
2. Seringkali terdapat nyeri kepala (terus menerus, difus yang pada umumnya nocturnal
dan membaik pada siang hari).
3. Kadang-kadang ditemukan peninggian tekanan intrakranial.
4. Perubahan mental (iritabilitas, mudah lelah, perubahan perilaku).
5. Serangan epileptik (lebih sering serangan umum daripada fokal).
Tanda klinis fokal : tanda fokal dapat menunjukkan lokasi lesi, misalnya defisit sensorik,
motorik, gangguan lapangan pandang, atau sindroma berdasarkan lokalisasi tumor misalnya
sindroma lobus frontalis.
Tanda-tanda fisis diagnostik pada tumor intrakranial :
1. Papiledema
2. Pada anak diastase sutura kranii. Dengan perkusi akan terdengar “cracked-pot
resonance”. Pada tumor yang berasal dari jaringan pembuluh darah terkadang dengan
auskultasi dapat terdengan bising (bruit).
3. Peninggian tekanan intrakranial yang dapat menyebabkan bradikardi, pernafasan
Cheyne-Strokes.
4. X-ray dapat terlihat penipisan (dekstruksi) atau penebalan tulang (hiperostosis).
Tanda dan gejala pada tumor medulla spinalis / kanalis vertebralis :
1. Paraparesis – paraplegia, tetraparesis – tetraplegia, yang timbul secara kronis
progresif.
2. Gangguan sensibilitas sesuai dengan lesi.
3. Gangguan miksi, defakasi, dan fungsi genital (gangguan SSO à gejala awal tumor
intradural intramedular).
4. Foto roentgen dapat memperlihatkan pedikel yang menipis dan kanalis vertebralis
dengan pelebaran setempat (fraktur kompresi).
5. Pungsi lumbal : likuor dapat memperlihatkan sindroma Froin.
PENDEKATAN DIAGNOSTIK TUMOR INTRAKRANIAL DAN MEDULASPINALIS.
1. Foto polos toraks
2. Foto polos kepala
3. CT Scan kepala
4. MRI
5. Angiografi.
TUMOR OTAK :
1. Glioblastoma multiforme : adalah tumor primer yang paling sering dijumpai. Disebut
juga sebagai glioma maligna dan astrisitoma tingkat 3 dan 4. lebih sering timbul di
lobus frontalis dan temporalis. Pertumbuhannya sangat cepat dan pronosisnya selalu
fatal. Tumor ini terutama timbul pada usia 40 – 60 tahun. Lesi bilateral di hemisfer
yang bentuknya berupa lesi kupu-kupu pada korpus kalosum dan dapat juga mengenai
ganglia basalis.
2. Astrositoma dan oligodendroglima : astrositoma derajat 1 dan 2 terdapat pada usia 30
– 40 tahun dan oligodendroglioma (35 – 45 tahun) didapati tidak sesering
glioblastoma multiformen. Pertumbuhannya lambat sehingga beberapa penderita
bertahun-tahun hanya didiagnosis sebagai epilepsy, yang kemudian ternyata tumor.
Tumor ini sering secara histologik adalah benigne setelah bertahun-tahun dapat
menjadi maligna.
3. Meningioma adalah tumor benigna yang timbul dari sel arakhnoid. Pada orang
dewasa menempati urutan kedua terbanyak. Dijumpai 50 % pada konveksitas dan 10
% pada basis kranii, selebihnya di foramen magnum, fossa posterior dan system
ventrikules. Tumor ini terutama ditemukan pada usia 40 – 50 tahun.
4. Tumor metastasis sering berasal dari komplikasi dari neoplasma sistemik. Paling
sering dari karsinoma bronkus, karsinoma payudara dan melanoma maligna.
5. Adenoma hipofisis terjadi sering pada usia 30 – 50 tahun. Secara klinis hampir semua
kasus memperlihatkan gangguan endokrin akromegali menyertai adenomaeosinofilik.
Tanda-tanda insufisiensi hipofise seperti kulit tipis dan mengerut, defesiensi endokrin
sekunder kelenjar tiroid dan gonad yang menyertai edenoma kromofob. Pada
prolaktinoma, kadar prolaktin melebihi 100 mg/ml, galaktore dan biasanya terjadi
amenoro sekunder dan impotensi pada pria. Adenoma hipofise yang besar
menyebabkan defek lapangan penglihatan sella yang melebar. Adenoma basofilik
(penyakit Cushing) menyebabkan peninggian produksi ACTH oleh karena
meningkatnya sekresi kortison dari korteks adrenal.
6. Tumor glandula pinealis terletak pada sentrum otak yang dikelilingi oleh ventrikel ke
III, mesensefalon, akuaduktus Sylvii dan vena Galen. Tumor ini dapat menyebabkan
peninggian tekanan intrakranial, hidrosefalus, disfungsi mesensefalon dan
endokrinopati. Penekanan mesensefalon menyebabkan sindroma parinaud. Penekanan
ventrikulus ke III, menyebabkan diabetes insipidus 10 % penderita ditemukan
pubertas prekoks.
7. Kraniofaringioma terutama terdapat pada anak dan anak muda, biasanya supraselar
meluas ke khiasma optikum di bagian atas stella tursika. Tumor ini berbentuk kista-
kista berisi seperti cairan minyak (kolesterol) berwarna kuningcokelat. Di dalam
tumor tampak banyak kalsifikasi. Pada foto X-ray akan tampak kalsifikasi ini. Oleh
karena tumor ini menyebar ke bawah lobus frontalis dan temporalis menutup foramen
Monroi menyebabkan hidrosefalus obstruktif. Selain itu terdapat gangguan visual
(hemianopsi bitemporal), disfungsi endokrin (diabetes insipidus), hiperfungsi
hipofisis. Pada anak dijumpai hambatan pertumbuhan dan obesitas. Tanda lainnya
dapat ditemukan papil atrofi, lesi N.III, N. IV, dan N.VI.
8. Schwannoma akustikus adalah tumor yang berasal dari sel schwan saraf perifer.
Terutama pada usia 30 – 50 tahun. Paling sering tumor ini timbul pada n.vestibulo
koklearis (statoakustik). Gejala awal adalah gangguan nervus oktavus (tuli, tinnitus,
vertigo). Disfungsi N.V, N.VII dan ataksia sebagai gejala lanjut.]
9. Hemangioblastoma adalah tumor pembuluh darah yang berkista. Kista-kista itu berisi
cairan yang santokrom. Di samping medulla spinalis, maka predileksi tumor ini di
serebellum. Bila tumor ini disertai dengan hemangioblastoma di retina disebut sebagai
von Hippel-Lindau.
10. Meduloblastoma tumor ini hanya ditemukan pada anak-anak yang pada umumnya di
garis tengah dari serebelum, tetapi sewaktu-waktu mulai di hemisfer serebri. Karena
konsistensinya lunak, maka tumor ini dapat menjadi cukup besar yang meluas ke
sudut serebro pontin dan ke batang otak dapat juga menyumbat foramen Luscha atau
Magendi, sehingga menyebabkan hidrosefalus. Dapat pula bermetastasis melalui
ruang subarkhnoid ke medulla spinalis dan ke permukaan otak.
11. Neurilemoma / neurofibroma terutama ditemukan pada usia di atas 40 tahun. Lebih
sering merupakan tumor tumbuh dari sel Schwann yang menyelubungi radiks
dorsalis, terutama segmen torakalis. Lokasi yang paling disenangi adalah kauda
ekuina.
12. Epedimoma sel-selnya berasal dari ependim yang menutupi dinding ventrikel.
Lokasinya selalu di sekitar ventrikulus dan kanalis sentralis. Tumor ini juga dapat
mengenai medulla spinalis (60 %), filum terminale di tempat ini ia terbungkus rapi,
sehingga mudah dikeluarkan secara operasi.
PENANGANAN TUMOR INTRAKRANIAL
1. Terapi anti edema misalnya steroid, manitol
2. Terapi operatif
3. Terapi radioterapi
4. Terapi kemoterapi.
INDIKASI RADIOTERAPI DAN SITOSTATIK KEMOTERAPI
Radioterapi ( 50 – 60 Gy selama 7 minggu)
Glioma maligna
Oligodendroglioma
Dysgerminoma
Limfoma SSP primer
Meduloblastoma
Ependimoma
Meningioma (maligna, inoperable)
Adenoma hipofise (sesudah pembedahan sebagain dan sesudah pengobatan yang
gagal)
Kordoma basis kranii
Radioterapi (sesudah komfirmasi biopsy)
Profilaksis iradiasi kranium dan corpus vertebralis.
Kemoterapi :
Glioma maligna : BCNU intravena (kasus-kasus yang terseleksi)
Limfoma SSP : MTX (metotrexate) + cytosine-arabinoside (ArAC)
Intravena
Infiltrasi tumor mening : MTX + ArA CIV + iradiasi kraniospinalis.
top related