aplikasi bioradiasi

Post on 26-Jun-2015

974 Views

Category:

Documents

15 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

By :

Ida Ayu Trisnadewi, S.Kep., Ns

Aplikasi Bioradiasi

Interaksi Radiasi DG SISTEM BIOLOGIK

A. Radiasi dg molekul airabsorbsi energi radiasi pengion yang

menyebabkan terjadinya ionisasi pada molekul atau atom penyusun bahan biologi

H2O + radiasi pengion  —>  H2O+ + e-

atom atau molekul yang tereksitasi atau terionisasi mengalami reaksi-reaksi sehingga terbentuk radikal bebas yang tidak stabil

B. Radiasi dg DNAInteraksi radiasi dengan DNA dapat

menyebabkan terjadinya perubahan struktur molekul gula atau basa, putusnya ikatan hydrogen antar basa, hilangnya basa dan lainnya. Kerusakan yang lebih parah adalah putusnya salah satu untai DNA yang disebut single strand break, atau putusnya kedua untai DNA yang disebut double strand breaks.

C. Radiasi dg Kromosom

Radiasi dapat menyebabkan perubahan baik pada jumlah maupun struktur kromosom yang disebut aberasi kromosom. Perubahan jumlah kromosom, misalnya menjadi 47 buah pada sel somatic yang memungkinkan timbulnya kelainan genetic.

D. Radiasi terhadap SELKerusakan yang terjadi pada DNA dan

kromosom sel sangat bergantung pada proses perbaikan yang berlangsung. Bila proses perbaikan berlangsung dengan baik/sempurna, dan juga tingkat kerusakan sel tidak terlalu parah, maka sel bisa kembali normal. Bila perbaikan sel tidak sempurna, sel tetap hidup tetapi mengalami perubahan.

Klasifikasi efek biologis radiasi

JENIS SEL YG TERKENA

Efek Genetik : efek yang dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi

Efek Somatik: efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi. Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi

- Efek Segera- Efek Tertunda

Penggunaan Radiasi dalam klinik

Secara umum penggunaan radiasi dalam klinik dibagi menjadi tiga, yaitu untuk tujuanDiagnostik Radiodiagnostik

Terapi Radioterapi

Kedokteran Nuklir

Radiodiagnostik

Radiodiagnostik Diagnostic Imaging Pencitraan Diagnostik

Pencitraan DiagnostikPesawat Sinar-X KonvensionalFluoroskopiMamografiComputerized Tomography (CTMagnetic Resonance Imaging (MRI)Ultra Sound

RADIOGRAFI fluroskopi

Pencitraan Medis menggunakan sinar-X

alat radiografi yang bertujuan untuk mengambil gambar gerakan.

Computerized Tomography (CT sCAN)

Citra CT dihasilkan setelah sinar-X melewati tubuh pada sejumlah sudut yang besar yaitu dengan memutarkan tabung sinar-X mengelilingi tubuh pasien

Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Pada MRI, pasien yang ditempatkan pada medan magnetic, pulsa gelombang radio dihasilkan dari antenna (coil) yang diletakkan mengelilingi pasien

USG bekerja berdasarkan gelombang suara (ultrasound)

Pencitraan Ultra Sound

Mamografi

Mamografi adalah konsep pencitraan medis yang dikhususkan untuk pemeriksaan payudara.

Sinar-X yang digunakan dalam mamografi adalah yang berenergi rendah.

Dalam era modern sekarang ini, mamografi tidak hanya untuk penegakkan diagnosa tetapi untuk screening breast cancer.

Radioterapi

Radiasi eksterna (teleterapi).

Brakhiterapi.

Radiasi dengan menggunakan radio farmaka

Radiasi EksternaBerasal dan kata 'tele' (Greek) yang berarti

jauh, maka teleterapi diartikan sebagai radiasi dilakukan dengan menggunakan sumber radiasi yang terletak pada jarak tertentu diluar target (tumor) radiasi atau kulit.

Keuntungan cara ini adalah dapat mencakup daerah target lebih luas sesuai dengan luas lapangan radiasi yang digunakan. Sedangkan kerugiannya adalah mengenai juga daerah sehat disekitar tumor yang akan mengakibatkan timbulnya gejala efek samping. Cara ini misalnya digunakan sebagai radiasi awal pada berbagai keganasan misalnya payudara, mulut rahim, kolorektal, nasofaring dll

COBALT

Mempercepat

Linier (Linac)

Berasal dari kata 'brachy' (greek) yang berarti pendek. Sehingga diartikan brakhiterapi adalah radiasi yang dilakukan dengan mendekatkan sumber radiasi pada / di dalam daerah target radiasi (tumor).

Tehnik yang dapat dilakukan adalah:Implantasi Intrakaviter Kontak

Brakiterapi

IMPLANTASI

Yaitu menanamkan sumber radiasi kedalam tumor . Teknik ini misalnya dapat dilakukan pada radiasi kanker lidah, dengan menggunakan jarum Cesium 131, atau lridium 192 yang diimplantasikan untuk waktu tertentu (temporer) sesuai dengan dosis yang diperlukan dan akan diangkat setelah dosis tersebut dicapai. Pada kanker tonsil dapat digunakan juga butiran I-125, yang diimplantasikan secara permanen, karena jenis radioaktif ini mempunyai waktu kerja sangat pendek.

Intrakaviter

Yaitu radiasi yang dilakukan dengan menempatkan sumber radioaktif didalam kavitas tubuh. Tehnik ini misalnya digunakan pada radiasi kanker mulut rahim, yang dilakukan dengan radioaktif Co-60 atau Ir-192 yang diletakkan di cavum uteri dan lumen vagina. Pada kanker osofagus, nasofaring, paru-paru juga dapat dilakukan radiasi metode ini

Kontak

Yaitu dengan menempelkan sumber radiasi pada daerah yang akan diradiasi. Misalnya radiasi pada conjungtiva dengan menggunakan strontium maupun radiasi menggunakan aplikator yang diletakkan pada permukaan kulit untuk tumor kulit

Metode Brakiterapi

Brakhiterapi ini dapat dilakukan dengan cara manual, yakni sumber radiasi tersebut dimasukkan oleh dokter operator ke lokasi radiasi. Teknik lain yakni dengan 'afterloading' dimana pemasukan sumber radiasi diatur secara secara kendali jarak jauh ke dalam aplikator yang telah ditempatkan sebelumnya oleh dokter operator. Cara ini memberikan keamanan bagi operator dan bahaya radiasi.

Prinsip Keselamatan Radiasi

JUSTIFIKASISetiap pemakaian zat radioaktif atau sumber radiasi lainnya harus didasarkan pada azas manfaat

LIMITASIDosis ekivalen yang diterima oleh pekerja radiasi atau masyarakat tidak boleh melampaui Nilai Batas Dosis (NBD) yang ditetapkan pemerintah (Bapeten)

Optimasi

Semua penyinaran harus diusahakan serendah-rendahnya ( As Low As Reasonably Achieveable ? ALARA ) dengan mempertimbangkan factor ekonomi dan sosial.

NILAI BATAS DOSISPenerimaan dosis yang tidak boleh

dilampaui oleh seorang pekerja radiasi dan anggota masyarakat selama jangka waktu satu tahun, tidak bergantung pada laju dosis, tetapi tidak termasuk penerimaan dosis dari penyinaran medis dan penyinaran alam

Menurut Surat Keputusan Kepala Bapeten No. 01/Ka-BAPETEN/V-99 Nilai Batas dosis ditetapkan sebagai berikut:

a. Nilai Batas Dosis bagi pekerja radiasi untuk seluruh tubuh 50 mSv per tahun

b. Nilai Batas Dosis untuk anggota masyarakat umum untuk seluruh tubuh 5 mSv pertahun.

Dalam hal penyinaran local yaitu hanya pada bagian-bagain khusus dari tubuh, dosis rata-rata dalam tiap organ atau jaringan yang terkena harus tidak lebih dari 50 mSv.

Manajemen Keselamatan Radiasi1. Organisasi Proteksi Radiasi

Pengusaha / Instalasi yang menggunakan sumber radiasi pengion wajib membentuk organisasi proteksi radiasi

2. Pemantauan Dosis Radiasi dan RadioaktivitasUntuk mengetahui besar dosis yang diterima oleh pekerja radiasi maka dilakukan pemantauan dosis. Setiap pekerja radiasi wajib menggunakan dosimeter perorangan baik yang dapat diaca langsung maupun yang tidak dapat dibaca langsung sesuai dengan jenis sumber radiasi yang digunakan.

3. Peralatan Proteksi RadiasiPengusaha / Instalasi yang menggunakan sumber radiasi pengion harus menyediakan dan mengusahakan peralatan proteksi radiasi, pemantauan dosis perorangan, pemantauan daerah kerja dan pemantauan lingkungan yang dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan jenis sumber radiasi yang digunakan

4. Pemeriksaan KesehatanSetiap orang yang akan bekerja sebagai pekerja radiasi harus sehat dan minimal berusia 18 tahun. Pengusaha instalasi harus menyelenggarakan pemeriksaan yang meliputi; pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan berkala selama masa kerja, dan pemeriksaan kesehatan pada waktu pemutusan hubungan kerja

5. Penyimpanan Dokumentasi Dokumentasi yang memuat catatan dosis, hasil pemantauan daerah kerja, hasil pemantauan lingkungan, dan kartu kesehatan pekerjaharus disimpan paling tidak selama tiga puluh tahun terhitung sejak pekerja radiasi bekerja.

6. Jaminan Kualitas Program jaminan kualitas harus dilakukan sejak dari perencanaan, pembangunan, pengoperasian, dan perawatan.

7. Pendidikan dan Pelatihan Setiap pekerja radiasi harus memperoleh pendidikan dan pelatihan tentang keselamatan dan kesehatan kerja terhadap radiasi.

TERIMAKASIH

SELESAI

MATUR SUKSMA

top related