apendiks
Post on 22-Oct-2015
11 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Apendik adalah peradangan akut dari apendiks vermiformis, terjadi karena
obstruksi lumen apendisk disental proliferasi kuman.
Apendiks adalah peradangan apendiks yang relatif sering dijumpai yang dapat
timbul tanpa sebab yang jelas, atau timbul setelah obstrksi apendiks oleh tinja
atau akibat terpuntirnya apediks atau pembuluh darahnya. (Elizabet J.
Corwin.2000).
Apendiks adalah organ tambaha kecil yang menyerupai jari-jari, melekat pada
sekum tepat dibawah katup ilesokal merupakan penyebab umum yang paling dari
iflamasi akut kuadran kanan dari pada wanita insiden tertinggi pada mur 10
sampai 30 tahun.
B. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Anatomi apendiks
Apendiks mempunyai lumen sempit dindingna kaya limfoid, jadi mudah
tersat.
2. Makanan dan bangsa
Banyak terpadat pada penduduk modern mengkonsumsi daging meningkat,
sayur menurun.
3. Faktor sex
Paling umum pada anak-anak, pria dan adolesen dan dewasa muda.
4. Faktor infeksi bakteri
Penyebarab infeksi secara hematogen.
5. Faktor obstrksi
Hiperplasia dari folikel limfoid berlebiha paling serng adanya fekolit dalam
lumen apendik corpus alienum : cacing, tumor (karsinoma, karsinoid)
6. Kecenderungan familiar
Mal formasi herediter : apendik terlalu panjang vaskularisasinya kurang baik.
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri abdomen daerah umbilicus dan kanan bawah.
2. Anorexia, nasea, vomiting.
3. Nyeri tekan dan spasme.
4. Konstipasi.
5. Demam 37,2 oC – 38,9 oC dan tidak begitu tinggi.
6. Nyeri lepas (nyeri yang timbulsewaktu tekanan dihilangkan dari bagian yang
sakit).
D. KLASIFIKASI APENDIKSITIS
1. Apendiks simple dan utuh meradang.
2. Apendiksitis gangrenosa nekrosis.
3. Apendksitis perforasi.
E. KOMPLIKASI
1. Perforasi.
Tanda : nyeri hebat, suhu tubuh meningkat 39 oC, neri menyebar, jumlah
lekosit meningkat.
2. General peritonitis.
Cairan kaya bakteri menuju cavum peritonium.
Tanda : distensi abdoment, nyeri.
3. Abses apendiks.
Tanda : teraba masa lunak abdoment kana bawah.
4. Obstrusi.
5. Sepsis dari efek sinergik kuman an aerob.
6. Syok septik dari endotoxin dalam darah.
F. PENATALAKSANAAN
1. Operasi apendiktomi dilakukan dalam waktu 48 jam.
2. Bila operasi tidak memungkinkan untuk tindakan konservatif
- Observasi pasien
- Istirahat total dan posisi fowler
- Antibiotik dosis tinggi
- Makanan yang tidak merangsang peristaltik
- Drainase perut kanan bawah dan perforasi
3. Tindakan ntk mempercepat penyembuhan luka.
- suplementasi vitamin C
- sirkulasi darah didaerah luka
- obat anti radang
- cegah infeksi nosokomial
- perawatan luka operasi.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. K DENGAN APENDIKSITIS
DIRUANG BOUGENVILE RSUD SOESELO SLAWI
Tanggal masuk : 30-07-2007
Tanggal pengkajian : 11-08-2007
Ruang : Bougenvile
Diagnosa medis : Apendiksitis
1. BIODATA
a. Identitas klien
Nama lengkap : Tn. K
Jenis kelamin : Laki-Laki
Usia : 24 tahun
TTL : 08-Mei-1983
Status : Belum Kawin
Agama : Islam
Alamat : Slarang lor
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. S
Umur : 47 tahun
Alamat : Slarang lor
Pekerjaan : Tani
Hubungan dengan klien : Ayah
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama
Klien mengatakan sangat cemas ( takut ), menjalani operasi.
b. Riwayat klesehatan sekarang
Klien datang dari puskesmas dukuh waru dengan keluhan nyeri, kemudia
mendapat rujukan dari dr.E untuk dirawat diruang bougenvile pada hari rabu,
klien terdiagnosa apendiksitis.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien mengataakan sering sekali mengalami sakit perut tetapi sakitnya aka
sembuh dengan mengkomsmsi obat-obat warung atau dengan berobat ke
puskesmas setempat klien mengatakan sebelumya pernah dirawat di rumah
sakit, klien mengatakan sering mengkonsumsi rokok biasanya satu bungkus
perhari tetapi klien tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan klien mengatakan
sering mengkonsumsi obat-obatan warung jika penyakitnya kambuh.
d. Genogram
: Laki-laki : Perempuan
: Garis perkawinan : Klien
: Garis keturunan : Dalam satu rumah
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36 C
Pernafasan : 20x/menit
b. Pemeriksaan Head to Toe
1) Kepala
a. Wajah dan kulit kepala
Bentuk wajah simetris, ekspresi wajah klien tampak merintih
kesakitan, warna rambut hitam.
b. Mata
Mata simetris palpebra tidak oedema, mata merah, konjungtiva
anemis, penglihatan normal.
c. Hidung
Tidak ada polip, keadaan septum bersih, tidak terdapat secret.
d. Telinga
Canalis bersih, pendengaran normal, tidak menggunakan alat Bantu
pendengaran.
e. Mulut
Keadaan gigi bersih, tidak memakai gigi palsu, gusi merah tidak ada
radang, lidah tidak kotor, bibir kering.
2) Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening,
tidak terdapat nyeri tekan pada kedua kelenjar.
3) Thorax dan paru
Bentuk dada simetris, frekuensi 20x/menit, tidak terdapat nyeri tekan dan
tidak terdapat bunyi tambahan.
4) Jantung
Ictus cordis tidak manpak dan tidak teraba, dan tidak terdapat bunyi
tambahan.
5) Abdoment
Bentuk normal tidak ada luka, ada nyeri tekan disebelah kanan.
6) Ginjal
Ginjal tidak teraba, tidak terdapat nyeri tekan pada pinggang klien.
7) Genetalia
Tidak terdapat kelainan aataupun hemoroid.
8) Musculoskeletal
Tangan : terpasang infuse RL 20 tetes/menit ditangan sebelah kiri, tidak
terdapat oedema dan fungsi normal.
Kaki : kaki simetris, tidak ada oedema di kaki klien.
9) Integument
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, dan tidak terdapat luka.
4. POLA KEGIATAN SEHARI-HARI
a. Management dan Persepsi Kesehatan
Klien mengatakan bahwa kesehatan itu penting, begitu juga menjaga pola
makan oleh karena itu apabila ada anggota keluarga yang sakit segera di bawa
kepusat kesehatan terdekat atau ke dokter.
b. Nutrisi dan Metabolisme
Sebelum sakit klien makan 3x sehari dengan porsi sedang, dank klien
biasanya minum 8 gelas dalam sehari.
Selama sakit klien klien tidak mengalami anoreksia, klien makan 3x sehari
dengan porsi yang disediakan oleh RS, klien juga minum 8 gelas air putih
dalam sehari.
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit klien biasanya BAB 2x sehari dan BAK 5-6x sehari dan tidak
mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi.
Selama sakit klien BAB 2x sehari dan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi
klien tidak dibantu oleh keluarga.
d. Istirahat Tidur
Sebelum saki klien biasanya tidur pada jam 21.00-0500 Wib. Dan tidak
mengalami gangguan dalam pemenuhan istirahat tidur.
Selama sakit klien biasanya tidur pada pukul 20.30-05.00 Wib, klien sering
terbangun karena lingkungan rumah sakit.
e. Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit klien dapat melakukan kegiatan secara mandiri seperti berjalan,
ibadah, toileting.
Selama sakit klien masih dapat melakukan kegiatan secara mandiri seperti
berjalan, toileting.
f. Konsep Diri
Klien mengatakan merasa khawatir dengan penyakit yang di derita. Klien
ingin ceat sembuh agar bisa berkumpul dengan teman-temanya.
g. Pola Peran Hubungan
Klien adalah orang yang mudah bergaul dengan orang lain seperti kerabat,
tetangga, dan teman. Selama di rawat di RS banyak keluarga dan kerabat yang
mengunjungi klien.
h. Toleransi Stress dan Koping
Apabila ada masalah klien selalu mendiskusikanya dengan orang tuanya
dengan cara musyawarah.
i. Nilai dan Kepercayaan
Sebelum sakit klien selalu menjalankan ibadah sholat tetapi selama dirawat
klien hanya dapat berdo’a agar cepat diberikan kesembuhan.
5. TERAPI PENGOBATAN
Infus RL 20tetes/menit
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laborat darah
Nilai Nilai Normal
Glukosa puasa 107 75-115 mg/dl
Glukosa 2 jam pp 131 75-115 mg/dl
ANALISA DATA
No Tanggal Data Etiologi Problem
1
2
11-08-07
11-08-07
Ds : - Klien mengatakan perut
sebelah kanan terasa sakit.
Do :- Adanya nyeri tekan
disebelah kanan.
Ds : - klien mengatakan takut
untuk menjalani operasi.Do :
- ekspresi wajah klien telihat tegang.
Peradangan pada apendiks
Koping individu tidak efektif
Nyeri
Cemas/takut
DAFTAR MASALAH
No Diagnosa keperawatan Timbul Teratasi TTD
1
2
Nyeri berhubungan dengan peradangan
pada apendiks.
Cemas berhubungan dengan koping
individu yang tidak efektif.
11-08-07
11-08-07
RENCANA KEPERAWATAN
Tanggal Dx Tujuan dan kriteria Intervensi TTD
1
2
Diharapkan setelah
dilakukan tindakan
keperawatan 2x24 jam
diharapkan nyeri
berkurang.
Diharapkan setelah
dilakukan tindakan
keperawatan 1x24 jam
koping klien dapat
efektif.
- Ajarkan pada klien tentang
teknik distraksi dan latihan
nafas dalam.
- Berikan kompres untuk
mengurangi nyeri.
- Kolaborasi dengan tim
medis.
- Berikan dukungan yang
positif.
- Jelaskan tentang prosedur
pelasanaan dengan jelas.
CATATAN KEPERAWATAN
Tgl/Jam Dx Implementasi Respon TTD
11-08-
2007
11-08-
2007
1
2
- Mengajarkan pada
klien tentang teknik
distraksi dan latihan
nafas dalam.
- Memberikan
dukungan yang positif
pada klien.
- Menjelaskan prosedur
pada klien.
S : klien mengatakan mau
memelakukan anjuran
perawat.
O : klien terlihat lebih rilexs.
S : klien mengatakan mau
menuruti anjuran perawat.
O : klien belum dapat
menggerakkan kakinya.
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal Jam Dx Catatan perkembangan TTD
1
2
S : Klien mengatakan masih nyeri.
O : Ekspresi wajah klien merihtih kesakitan.
A : Masalah belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi.
S : Klien mengatakan tidak takut lagi.
O : Kaki klien masih bengkak.
A : Masalah belu teratasi.
P : pertahanka intervensi.
top related