anatomi fisiologi reproduksi pria

Post on 21-Dec-2015

44 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Anatomi fisiologi

TRANSCRIPT

1

BAB IPEMBAHASAN

A. Anatomi Organ Reproduksi Pria1. Anatomi

2

2. Fisiologia) Kelenjar:

1) TestisTestis merupakan 2 buah organ glandula yang

memproduksi semen, terdapat didalam skrotum dan digantung oleh fenikulus spermatikus. pada janin, testes terdapat dalam kavum abdominalis di belakang peritoneum. Sebelum kelahiran akan turun ke kanalis inguinalis bersama dengan fenikulus spermatikus kemudian masuk ke dalam skrotum. Testis merupakan tempat dibentuknya spermatozoa dan hormone laki-laki, terdiri dari belahan-belahan disebut lobules testis.

Testis menghasilkan hormone testosterone yang menimbulkan sifat kejantanan setelah masa pubertas, disamping itu follicle stimulating hormone (FSH) dan lutein hormone (LH). Testis dibungkus oleh:

Fasia spermatika eksterna, suatu membrane yang tipis memanjang kearah bawah diantara fenikulus dan testes, berakhir pada cincin subkutan inguinalis.

Lapisan kremasterika, terdiri dari selapis otot. Lapisan ini sesuai dengan M oblikus abdominis internus dan kasies abdominus internus.

Fascies spermatika interna, suatu membrane tipis dan menutupi fenikulus spermatikus. Fasia ini akan berakhir pada cincin inguinalis interna bersama dengan fasia transversalis. Lapisan otot ini sesuai dengan M oblikus abdominis internus dan fasianya.

3

Pembuluh darah testes: Arteri pudenda eksterna pars superpisialis merupakan

cabang dari arteri femoralis. Arteri perinialis superfisialis cabang dari arteri pudenda

interna. Arteri kremasterika cabang dari arteri epigestrika inferior.

Untuk pembuluh darah vena mengikuti arteri.Persarafan testes meliputi N. ilioinguinalis, N.

lumboinguinalis cabang dari pleksus lumbalis, dan N. ferinialis superfisialis.

2) Vesika SeminalisVesika suminalis merupakan dua ruangan diantara fundus

vesika urinaria dan rectum, masing-masing ruangan berbentuk piramid. Pemeriksaan anterior berhubungan dengan fundus vesika urinaria. Permukaan posterior terletak diatas rectum yang dipisahkan oleh fasia rektovesikalis.

Panjang kelenjar ini 5-10 cm, merupakan kelenjar sekresi yang menghasilkan zat mukoid. Zat ini banyak mengandung fruktosa dan zat gizi (prostaglandin dan fibrinogen) yang merupakan sumber energy bagi spermatozoa. Vesika seminalis bergabung dengan duktus deferens, penggabungan ini disebut duktus ejakulatorius.

Sekresi vesika seminalis merupakan seminalis pokok dari air mani yang menghasilkan cairan yang disebut semen sebagai pelindung spermatozoa. Selama ejakulasi vesiika seminalis mengosongkan isinya kedalam duktus ejakulatorius sehingga menambah semen ejakulasi serta mukosa.

Duktus ejakulatorius berjumlah 2 buah pada sisi lain dari garis tengah. Masing-masing duktus akan membentuk gabungan vesika seminalis dengan duktus deferens. Panjangnya 2 cm mulai dari lobus medialis basis glandula prostate, berjalan kedepn bawah diantara rateralis dari utrikulus prostatikus dan berakhir ditepi urtikulus.

Arteri yang menyuplai vesika seminalis adalah cabang dari arteri vesikalis medialis, arteri vesikalis inferior, dan arteri haemoroidalis medialis. Vena-vena dan system limfe menyertai arteri. Persyarafan merufakan cabang dari pleksus pelvikus.

3) Kelenjar (glandula) ProstatSebagian bersifal glandular dan sebagian lagi bersifat otot.

Glandula prostate terdapat dibawah orivisium uretra interna dan sekeling permukaan uretra, melekat dibawah vesika urenaria dalam rongga pelpis dibawah simfisis pubis posterior. Prostat

4

merupakan suatu kelenjar yang mempunyai 4 lobus, yaitu posterior, anterior, lateral, dan medial.

Fungsi kelenjar pstat mengekuarkan cairan alkali yang encer seperti susu yang mengandung asam sitrat yang berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan pada uretra. Basis prostat menghadap keatas berhubungan dengan permukaan inferior vesika urinaria. Uretra menembus glandula prostat tepi anterior dan posterior. Apeks prostat mengarah kebawah berhubungan dengan diafragma urogenitalis.Prostat dipertahankan posisinya oleh:

Ligamentum puboprostatika Lapisan dalam diafragma urogenitalis M. levator ani pars anterior. M. levator prostat bagian dari M. levator ani.Pembuluh darah dan syaraf untuk glandula prostate meliputi

arteri pudenda interna, arteri sesikalis inferior, arteri haemoroidalis medialis. Vena akan membentuk fleksus disekitar sisi dan basis glandula prostate dan berakhir di vena hipogastrika. Nervus merupakan cabang dari pleksus pelvis.

4) Kelenjar bulbouretralisKelenjar ini terdapat di belakang lateral pars membrane

nasea uretra, diantara kedua lapisan diafragma urogenitalis dan disebelah bawah kelenjar prostat. Bentuknya bundar, kecil, dan warnanya kuning, panjangnya 2,5 cm. fungsinya hampir sama dengan kelenjar prostat.

b) Duktus: Epididimis

Epididymis adalah saluran halus yang panjangnya kira-kira 6 cm, terletak disepanjang atas dan belakang testes dan terdiri dari:

1. Kaput epididimis, berhubungan erat dengan bagian ats testes sebagai duktus eferens dari testis.

2. Kaput epididimis: badan ditutupi oleh membrane serosa servikalis sepanjang tepi posterior.

3. Kauda epididymis: ekor disebut juga globulus minor ditutupi oleh membrane serosa dan berhubungan dengan duktus deferens.

4. Ekstremitas superior: bagian yang besar.5. Ekstremitas inferior: seperti titik.Diantara korpus dan testes terdapat ruangan yang disebut

sinus epididimis (fossa digitalis). Epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan viseral. Lapisan ini bagian medias tinum menjadi lapisan parietal, dikelilingi oleh jaringan ikat spermatozoa melalui duktus eferen, merupakan bagian dari kaput epididymis tempat

5

bermuaranya spermatozoa lalu disimpan masuk kedalam vas deferens. Fungsinya sebagai saluran penghantar testis, mengatur sperma sebelum di ejakulasi, dan memprodusi sperma.

Apendiks testis adalah bagian ektremitas superior testis dekat kaput epididimis. Berupa benda kecil, oval yang merupakan sisa dari duktus muleri bagian atas. Apendiks epididimis berupa tangkai kecil yang terdapat pada kaput epididimis, dianggap sebagai duktus eferens.

Duktus deferensDuktus deferens adlah duktus ekskretorius dari testis,

merupakan lanjutan darri kanalis epididymis, panjangnya 50-60 cm. mulai dari bagian bawah kauda, epididymis berbelit-belit, secara berangsur-angsur naik sepanjang tepi posterior testis dan sisi medialis bagian fenikulus spermatikus. Melalui cincin kanalis iguinalis masuk ke venikulus spermatika, membelok sepanjang sisi lateral arteri epigastrika kemudian menjurus ke belakang agak turun ke fosa iliaka eksterna dan mencaai kavum pelvis.

Diantara peritoneal dan dinding lateralis pelvis, selanjutnya saluran ini tururn pada sisi medialis arteri umbilikalis dan nervus obturatorius, menyilang didepan ureter dan mencapai medial ureter, berbelok-belok berbentuk sudut turun kemedial agak kedepan diantara fundus vesika urinaria bagian atas vesika seminalis. Berlanjut menjurus ke bawah anara fundus vesika urinaria dan rectum menuju basis glandula prostate bergabung dengan duktus vesika seminalis membentuk duktus ejakulatorius, bermuara pada pars prostatika uretra melalui orifisium utrikulus protatikus.

Duktus deferens kerass seperti tali dan berbentuk silinder. Dinding salurannya sangat kecil. Pada funfus vesika urinaria membesar dan membelok-belok, disebut ampula.

UretraUretra merupakan saluran kemih dan saluran ejakulasi

pada pria. Pengeluaran urine tidak bersamaan dengan ejakulasi karena diatur oleh kegiatan konstraksi prostat.

c) Bangun Penyumbang: Skrotum

Skrotum adalah sepasang kantong yang menggantung didasar velvis. Didepan skrotum terdapat penis dan dibelakang terdapat anus. Skrotum atau kandung buah pelir berupa kantong terdiri dari kulit tanpa lemak dan mamiliki sedikit jaringan otot. Pembungkusnya disebut tunika vaginalis yang dibentuk dari paritonium skrotum yang mengandung pigmen, didalamnya

6

terdapat kantong-kantong, setiap kantong berisi epididymis fenikulus spermatikus.Skrotum kiri tergantung lebih rendah dari skrotum kanan. Skrotum bervariasi dalam beberapa keadaan, misalnya pengaruh panas pada lansia, dan keadaan lemak, skrotum akan memanjang danlemas. Sedangkan dalam keadaan dingin dan pada orang muda akan mendekat dan berkerut. Skrotum terdiri dari 2 lapisan:

1. Kulit: warna kecoklatan, tipis dan felika/rugae, terdapat folikel sebasea dikelilingi oleh rambut kertiting yang akarnya terlihat melalui kulit.

2. Tunika dartos: berisi lapisan otot polos yang tipis sepanjang basis krotum. Tunika dartos ini membentuk septum yang membagi skrotum menjadi 2 ruangan untuk testis yang terdapat dibawah permukaan penis.

Pada skrotum terdapat M. kremaster yang muncul dari M. obligue Internus abdominalis yang menggantungkan testis dan mengangkat testis menurut kemauan dan reflex ejakulasi.

Fenikulus spermatikusFenikulus merupakan bangunan penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe, dan serabut saraf. Fenikulus spermatikus memanjang dari abdominalis inguinalis dan tersusun kovergen kebagian belakang testis, melewati cincin subkutan dan turun hamper vertical ke skrotum. Fenilus spermatikus kiri lebih panjang dari yang kanan karena testis kiri tergantung lebih rendah dari testis kanan.Pembuluh darah spermatikus:

1. Arteri spermatika interna: cabang dari aorta abdominalis, keluar dari abdomen melalui cincin inguinalis abdominalis bergabung dengan fenikulus spermatikus sepanjang kanalis inguinalis, memberikan darah untuk epididymis dan substansi testis.

2. Arteri spermatika eksterna: cabang dari arteri epigastrika inferior, memberikan darah untuk fenikulus spermatikus, beranastomisis dengan arteri spermatika interna.

3. Arteri duktus deferens: cabang dari arteri vesikalis inferior. Arteri ini panjang bergabung dengan duktus deferens dan beranastomosis dengan arteri spermatika interna dekat testis.

4. Vena spermatika: mulai dari belakang testis, menerima darah dari epididymis, membentuk pompa bagian dari penikulus spermatikus. Pembuluh-pembuluh yang membentuk fleksus banyak masuk sepanjang fenikulus spermatikus didepan duktus deferens. Dibawah substansi

7

inguinalis, pembuluh ini bersatu membentuk 2-4 vena lewat kanalis inguinalis masuk ke abdomen, melalui cincin inguinalis abdominalis yang kanan bermuara ke vena kava inferior dan yang kiri bermuara ke vena renalis sinista.

Pembuluh limfe terdiri dari 2 bagian, permukaan luar dan permukaan dalam yang berasal dari permukaan tunika vaginalis epididymis dan korpus testis. Pembuluh ini akan membentuk 4-8 traktus dan berakhir pada bagian latera dari pronatik dan nervus lumbalis II. Fleksus spermatikus yang merupakan saraf simpatis bergabung dengan cabang dari fleksus velvis yang menyertai arteri duktuk deferens.

PenisPenis terlatak menggantung di depan skrotum. Bagian ujung disebut glands penis, bagian tengah korpus penis, dan bagian pangkal radiks penis. Kulit pembungkus amat tipis tidak berhubungan dengan bagian permukaan dalam dari organ dan tidak mempunyai jaringan adipose. Kulit ini berhungan dengan velvis, skrotum dan perineum.Dibelakang orifisium uretra eksterna kulit ini membentuk perlipatan kecil yang disebut frenulum prepusium. Kulit yang menutupi glans penis bersambung dengan membrane mikosa uretra pada orifisium dan tidak mempunyai rambut.Prepusium menutupi glans, dipisahkan dari prepusium terdapat ruangan yang dangkal.Fasia superfisialis secara langsung berhungan dengan fasia skrotum dengan lapisan sel otot polos. Diantara fasia superfasialis dan profunda terdapat celah yang menyebabkan kulit bergerak bebas. Pada bagian anterior dari ujung M. bulbokavernosus. Iskiakavernosus terbelah menjadi lapisan dalam dan lapisan luar. Lapisan luar menutupi permukaan superior otot-otot ini dan fasia perinealis dari perineum, lapisan dlama merupkan lanjutan fasia penis, lamina profunda, dan fasia profunda dari penis menutupi organ dengan kapsul yang kuat.Korpora kavernosa terdiri dari 2 masa silinder yang erektil terdiri dari ¾ dari bagian anterior batang penis. Pada simfisis pubis bagian posterior secara berangsur-angsur membentuk bangunan lonjong. Korpora kavernosus penis ditutupi kapsul yang kuat yang terdiri dari benang-benang superfisialis dan profunda, mempunyai arah longitudinal dan membentuk satu saluran masing-masing mengelilingi korvora dan membentuk septum penis. Septum ini tebal terdiri dari bangunan vertical, disebut pektiniformis.Permukaan terdapat atas celah kecil tempat vena dorsalis penis profunda dan permukaan bawah terdapat celah kecil yang dalam dan luas berisi korpus kavernosa uretra. Bagian anterior korpus

8

kavernosa penis akan melebar, disebut bulbus korpus kavernosa penis. Bagian ini terikat kuat pada ramus iskium pubis yang ditutupi oleh M. iskium kavernosus. Korpus kavernosa uretra bagian dari penis yang berisi uretra didalam batang penis berbentuk silinder, lebih kecil dari kavernosa penis, pada ujungnya akan melebar, bagian anterior membentuk glans penis dan posterior membentuk bulbus uretra.Glans penis adalah bagian akhir anterior dari korpus kavernosa uretra, memanjang ke dalam dan bentuknya seperti jamur. Glans penis licin dan kuat, bagian perifer lebih besar sehingga membentuk tepi yang bundar, disebut korona glandis. Bagian perifer menyempit membentuk bulbus retroglandularis dari leher penis, dan pada puncak dan glans penis terdapat celah dari orifisium uretra eksterna.Bulbus uretra merupakan pembesaran bagian posterior 3-4 cm dari korpus kavernosa uretra letaknya superfisialis dari diafragma urogenitalis. Fasia superfisialis bercampur dengan kapsula fibrosa, disebut ligamentum bulbus dan ditutupi oleh fasia kavernosus.Penggantung penis:

1. Ligamentum fundiformis penis: lapisan tebal yang berasal dari fascia superfisialis dari dinding abdominalis anterior diatas pubis.

2. Ligamentum suspensorium penis: berupa benang berbentuk segitiga bagian eksterna dari fascia profunda, menggantung pada dorsum, dan akar penis kebagian inferior linea alba, simfisis pubis dan ligamentum arquarta pubis. Krusis iskhio pubis dan bulbus diafragma urogenitalis sebagai alat penggantung penis.

Pembuluh darah penis:1. Arteri pudenda interna: cabang arteri hipogastrika yang

menyuplai darah untuk ruangan kavernosus.2. Arteri profunda penis: cabang dari arteri dorsalis,

bercabang terbuka langsung keruangan kavernosa. Cabang kaviler darah ke trabekula ruangan kavernosa, dikembalikan ke vena pada dorsum. Vena dorsalis penis melewati permukaan superior korpora kavernosa dan bergabung dengan vena yang lain.

Saraf penis berasal dari cabang dari nervus pudendus dan pleksus pelvikus pada glans penis dan bulbus, beberapa dari filamen N. kutaneus.

9

FISIOLOGI REPRODUKSI PRIAFungsi reproduksi pada pria dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu spermatogenesis,

kegiatan seksual, dan pengaturan fungsi reproduksi.

B. Spermatogenesis

1. Spermatogenesis

Tubulus seminiferus mengandung banyak sel epitel germinativum yang berukuran kecil dinamakan spermastogenia. Sel ini membelah diri membentuk 2 spermatosis yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Setelah beberapa meminggu menjadi spermatozoa. Spermatid ketika pertama kali dibentuk masih mempunyai sifat umum sel epiteloid, kemudian sitoplasma menghilang, spermatid memanjang menjadi spermatozoa yang terdiri dari kepala, leher, badan dan ekor. Setelah pembentukan tubulus seminiferus, sperma masuk ke seminiferus selama 18 jam sampai 10 hari hingga mengalami proses pematangan. Epididymis menyekresi cairan yang mengandung hormone, enzim, dan gizi yang sangat penting dalam proses pematangan sperma, sebagian besar pada vas deferens dan sebagian kecil didalam epididymis.

10

2. Penyimpanan dan pematangan spermaSetelah terbentuk dalam tubulus seminiferus sperma membutuhkan

waktu beberapa hari untuk melewati epididymis. Sperma memiliki kemampuan motilitas. Beberapa factor dapat menghambat motilitas. Ejakulasi menyekresi cairan yang mengandung hormone testosterone, hormone estrogen, enzum-enzim, serta nutrisi khusus untuk pematangan sperma.

Kedua testis dapat membentuk sperma kira-kira 120 juta setiap hari. Sejumlah kecil sperma dapat disimpan dalam epididymis dan sebagian besar disimpan dalam vas deferens dan ampula vas deferens, dan dapat mempertahankan fertilitasnya dalam duktus genetalis selama 1 bulan. Pada aktivitas seksualitas yang tinggi, penyimpanan hanya beberapa hari saja.

Motilitas dan fertilitas sperma terjadi karena gerakan flagella melalui medium cairan. Sperma normal cenderung untuk bergerak lurus dan bukan berputar. Aktivitas ini ditingkatkan dalam medium netral dan sedikit basa. Pada medium yang sangat asam dapat mematikan sperma dengan cepat aktivitas sperma meningkat bersamaan dengan peningkatan suhu dan kecepatan metabolisme. Sperma pada traktus genitalia wanita hanya dapat hidup 1 sampai 2 hari.

Epitel sekretorik vesika seminalis menyekresi bahan mucus yang mengandung fruktosa, asam sitrat, prostaglandin dan fibrinogen. Setelah vas deferens mengeluarkan sperma, mucus ini akan menambah semen yang diejakulasi. Fruktosa dan zat gizi lainnya dalam cairan dibutuhkan oleh sperma yang diejakulasi sampai salah satu dari sperma membuahi ovum. Prostaglandin membantu proses pembuahan melalui reaksinya dengan mucus serviks, sehingga membuat lebih reseptif terhadap gerakan sperma sampai mencapai ujung atas tuba falopii dalam waktu 5 menit.

Kelenjar prostat menghasilkan cairan encer yang mengandung fosfat, enzim pembeku, dan profibrinolisin. Selama pengisisan kelenjar prostat berkontrasi sejalan dengan kontraksi vas deferens sehingga cairan encer dikeluarkan dan menambah lebih banyak jumlah semen. Sifat yang sedikit basa dari cairan prostat memungkinkan keberhasilan fertilisai ovum karena cairan vas diferen sedikit asam. Cairam prostat menetralisir sifat asam dari cairan lain setelah ejakulasi.

3. SemenSemen berasal dari vas deferens, merupakan cairan yang terakhir

diejakulasi. Semen berfungsi untuk mendorong sperma keluar dari duktus ejakulatorius dan uretra. Cairan dari vesikula seminalis mebuat semen lebih kental. Enzim pembeku dari cairan prostat menyebabkan fibrinogen dari cairan vesikula seminalis membentuk kuagulum yang lemah. Sperma dapat hidup beberapa minggu dalam duktus genitalia pria. Setelah sperma diejakulasi ke dalam semen, jangka hidup maksimal hanya 24-48 jam.

11

C. Aktivitas Seksual PriaRangsangan akhir organ sensorik dan sensasi seksual menjalar melalui saraf

pudendus. Pleksus saklaris dari medulla spinalis membantu rangsangan aksi seksual mengirim sinyal ke medulla yang mengkatkan sensali seksual yang berasal dari struktur interna. Akibat dari dorongan seksual akan mengisi organ seksual dengan secret yang menyebabkan keinginan seksual, dengan merangang kandung kemih dan mukosa uretra.

Unsur psikis rangsangan seksual sesuai dengan meningkatnya kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan seksual dengan memikirkan atau berkhayal sehingga menyebabkan terjadi aksi seksual dan menimbulkan ejakulasi atau pengeluaran selama mimpi terutama pada usia remaja. Funsi otak tidak terlalu penting karena rangsangan genital yang menyebabkan ejakulasi dihasilkan dari mekanisme reflex yang sudah terintegrasi pada medulla spinalis lumbalis. Mekanisme ini dapat dirangsang secara psikis dan seksual yang nyata serta kombinasi keduanya.

D. Pengaturan Fungsi Seksual priaPengaturan fungsi reproduksi dimulai dari sekresi hormone. Pelepasan

gonodotrofin realising hormone (GnRH) oleh hipotalamus merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk menyekresi LH dan FSH. LH merupakan rangsangan untama untuk sekresi testosterone oleh testis dan FSH merangsang spermatogenesis.

Pengaruh GnRH meningkatkan sekresi LH dan FSH. Hipotalamus melepaskan GnRH, diangkut ke kelenjar hipotalamus anterior dalam merangsang pelepasan LH dan FSH darah portal. Perangsangan hormone ini ditentukan oleh frekuensi siklus sekresi dan jumlah GnRH yang dilepaskan setiap siklus. Sekresi LH mengikuti pelepasan GnRH dan sekresi FSH berubah lebih lambat sebagi respons perubahan jangka panjang GnRH.

Hormone gonadotrofin disekresi oleh sel-sel yang sam adalam kelenjar hipofisis anterior. LH dan FSH adalah glikoprotein yang berkaitan dengan protein dalam molekul yang sangt bervariasi. Keadaan yang berbeda dapt mengubah kemampuan aktivitas dasar LH dan FSH mengeluarkan pengaruhnya pada jaringan didalam testis melalui aktivitas mengaktifkan system enzin khusus dalam sel-sel targt berikutnya.

FSH melekat pada sel-sel dalam tubulus seminiferus. Pengikatan ini mengakibatkan sel bertumbuh dalam menyekresi berbagai unsur spermatogenik. Secara bersamaan testosterone berdifusi kedalam tubulus. Dalam ruang interstisial mempunyai efek tropik terhadap spermatogenesis. Untuk membangkitkan spermatogenesis dibutuhkan FSH dan testosterone. Testosterone dapat mempertahankan spermatogenesis untuk waktu yang lama.

12

E. Hormone yang berhubungan dengan system reproduksi pria1. HORMON TESTOSTERON

Hormone testosterone dihasilkan oleh sel intersisial Leyding yang terletak di antara tubulus seminiferous sel ini sedikit pada bayi dan anak, namun banyak pada pria dewasa. Setelah pubertas, sel intersisial banyak menghasilkan hormone testosteron setelah disekresi penis. Sebagian besar testosterone berikatan longgar dengan protein plasma yang beredar dalam darah. Testosterone yang tidak terikat pada jaringan dengan cepat diubah oleh hati menjadi andosteron dan dehidroepiandosteron. Konjugasi ini disekresi dalam usus melalui empedu ke dalam urine.Fungsi testosterone:

a. Efek desensus testis. Hal ini menunjukan bahwa testosterone merupakan hal yang penting untuk perkembangan seks pria selama kehidupan manusia dan factor keturunan.

b. Perkembangan seksual primer dan sekunder: sekresi testosterone setelah pubertas menyebabkan penis, testis dan skrotum membesar sampai usia 20 tahun, mempengaruhi pertumbuhan sifat seksual sekunder pria mulai pada masa pubertas.

2. HORMON GONADOTROPINKelenjar hipofisis anterior menghasilkan 2 macam hormone yaitu luteinizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH). Sekresi testosterone selama kehidupan fetus penting untuk peningkatan pembentukan organ seks pria. Perubahyan spermatogenesis menjadi spermatosit terjadi di dalam tubulus seminiferous dan dirangsang oleh FSH. Namun FSH tidak dapat menyelasaikan pembentukan spermatozoa karena itu testosterone disekresi secara serentak oleh sel intersisial yang berdifusi menuju tubulus seminiferous untuk proses pematangan akhir spermatozoa.

3. HORMON ESTROGENHormone estrogen dibentuk dari testosterone dan dirangsang hormone perangsang folikel yang memungkinkan spermatogenesis menyekresi protein pengikat endogen untuk mengikat testosterone dan estrogen secara membawa keduanya kedalam cairan lumen tubulus seminiferous untuk pematangan sperma.

4. HORMON PERTUMBUHANHormone pertumbuhan diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi metabolism testis. Secara khusus meningkatkan pembelahan awal spermatogenesis. Bila tidak terdapat hormone pertumbuhan spermatogenesis sangat berkurang atau tidak ada sama sekali.

13

DAFTAR PUSTAKADrs. H. Syaifuddin, AMK (2012) Anatomi Fisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Andi Santoso Agustinus (1994) Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Akademi Keperawatan St. Carolus, Jakarta.

Evelin C. Pearce (2000) Anatomi dan Fisologi untuk Perawat. Ali Bahasa Sri Yuliani Handoyo. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

top related