analisis soal ujian nasional matematika smp ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8419/1/skripsi...
Post on 21-Feb-2021
17 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA
SMP/MTs BERDASARKAN TAKSONOMI TIMSS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
NUR COLIS
NIM. 23070150079
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
ii
iii
ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs
BERDASARKAN TAKSONOMI TIMSS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
NUR COLIS
NIM. 23070150079
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
iv
v
vi
vii
MOTTO
Berusaha melakukan yang terbaik kapanpun dan dimanapun berada dengan ikhlas, semoga
berkah, pahala berlimpah.
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi Rabbil’alamin,
Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya, karya
skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Orang tua tercinta, Bapak Pama dan Ibu Suwarti yang telah senantiasa mendukung
putranya dalam segala hal kebaikan.
2. Saudara-saudara saya, Sri Handayani, Umi Ningsih dan Nanang Tri Yulianto yang
selalu memberi motivasi dalam setiap hal.
3. Adik-adik keponakan saya, Sri Setyaningsih, Dian Putri Oktaviani, Oscar, Hamdan
Ghofur, dan Sania yang menjadi penyemangat hidup.
4. Keluarga besar Mapala MITAPASA IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak
pengalaman yang bermanfaat, Angkatan XXI dan Sejawat-sejawat serta adik-adik
angkatan yang selalu saya sayangi hingga FORSA MITAPASA.
5. Keluarga HMJ Tadris Matematika dan teman-teman seperjuangan yang telah
membantu dalam menimba ilmu bersama dijenjang ini.
6. Teman-teman GenBI IAIN Salatiga.
7. Teman-teman dan warga Karangsalam yang telah mendukung dalam menuntut ilmu.
8. Seluruh rekan-rekan yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, peneliti panjatkan kehadirat Allah
Swt yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada
peneliti sehinggap peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis
Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Berdasarkan Taksonomi TIMSS”.
Shalawat serta salam, marilah kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW,
semoga kita bisa mendapatkan syafa’atnya di akhirat kelak, amin ya rabbal ‘alamin.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah di Institut
Penelitian skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang telah berkenan membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini. Dengan
selesainya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawi, M.Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Bapak Prof. Dr. Winarno, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Tadris Matematika
IAIN Salatiga sekaligus selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing dengan
ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk peneliti sehingga skripsi ini
terselesaikan.
4. Ibu Wulan Izzatul Himmah, M. Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang telah
berkenan membimbing penulis selama masa studi.
5. Bapak dan Ibu dosen yang telah mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan, serta
x
karyawan IAIN Salatiga yang telah membantu dalam memberikan fasilitas bagi
penulis sehingga dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.
6. Keluarga besar Mapala MITAPASA IAIN Salatiga yang telah banyak memberikan
motivasi dan dukungannya.
7. Semua pihak yang telah mendukung penulis selama ini, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu.
Penulis tidak dapat memberikan balasan apapun kepada mereka semua.
Hanya ucapan terima kasih yang bisa disampaikan, semoga menjadi amal baik dan
Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada mereka
semua. Amin.
Peneliti sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan. Semoga
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya, serta para pembaca
pada umumnya.Amin.
Salatiga, 4 Juni 2020
Penulis
xi
ABSTRAK
Colis, Nur. 2019. Analisis Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Berdasarkan
Taksonomi TIMSS. Skripsi, Program Studi Tadris Matematika Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Prof. Dr. Winarno, M.Pd.
Kata Kunci: Analisis, Ujian Nasional, TIMSS
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran dimensi konten dan
dimensi kognitif pada soal ujian nasional matematika SMP/MTs tahun pelajaran
2005/2006-2018/2019, dan mengetahui kesesuaian soal ujian nasional matematika
SMP/MTs berdasarkan pedoman pemerintah dan taksonomi TIMSS.
Jenis penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian menggunakan
pengumpulan data dengan analisis dokumen. Teknik analisis data terdiri dari reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data penulis
menggunakan triangulasi oleh ahli melalui Online FGD(Focus Group Discussion).
Hasil penelitian sebagai berikut: 1. Analisis soal Ujian Nasional Matematika
SMP/MTs Tahun Pelajaran 2005/2006-2018/2019 berdasarkan taksonomi TIMSS
mendapatkan hasil bahwa persebaran persentase dimensi konten dan dimensi
kognitif masih belum sesuai dengan TIMSS Assesment Framework. Pada dimensi
konten, persebaran soal didominasi oleh domain geometri sementara domain data
dan peluang memiliki persebaran soal yang sangat sedikit. Kemudian untuk domain
aljabar dan bilangan cukup mendekati proporsi yang telah ditentukan oleh TIMSS.
2. Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs terhadap lingkup materi yang
ditetapkan pemerintah tidak diberikan prosentase pembagian materi yang jelas
sedangkan untuk level kognitif pemerintah didapat hasil yang berbeda jauh dengan
hasil temuan peneliti berdasarkan taksonomi TIMSS dikarenakan terdapat
perbedaan pendefinisian pada level kognitif pemerintah dengan domain kognitif
TIMSS. Ada soal yang termasuk level kognitif aplikasi menurut pemerintah akan
tetapi soal tersebut termasuk domain knowing berdasarkan taksonomi TIMSS.
Kesesuaian soal UN Matematika dari tahun pelajaran 2005/2006 hingga 2018/2019
terlihat ada peningkatan persentase dari tahun ke tahun mendekati proporsi yang
sesuai TIMSS Assesment Framework.. Hal ini terlihat pada persentase masing-
masing domain mendekati proporsi yang ditetapkan TIMSS baik pada dimensi
konten maupun dimensi kognitif.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
HALAMAN BERLOGO .......................................................................................... ii
HALAMAN SAMPUL DALAM ............................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................v
HALAMAN DEKLARASI DAN PUBLIKASI SKRIPSI ..................................... vi
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix
ABSTRAK .............................................................................................................. xi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................10
C. Tujuan Penelitian ...............................................................................................10
D. Manfaat Penelitian .............................................................................................10
E. Penegasan Istilah ...............................................................................................12
F. Sistematika Penulisan ........................................................................................13
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................15
A. Kajian Teori ......................................................................................................15
1. Ujian Nasional .............................................................................................15
2. TIMSS .........................................................................................................22
xiii
B. Kajian Pustaka ...................................................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................25
A. Jenis Penelitian ..................................................................................................31
B. Sumber Data ......................................................................................................31
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................31
D. Analisis Data .....................................................................................................32
E. Pengecekan Keabsahan Data .............................................................................34
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA .....................................................35
A. Paparan Data ......................................................................................................35
B. Analisis Data .....................................................................................................64
C. Pembahasan ......................................................................................................78
1. Analisis Soal Ujian Nasional Terhadap Dimensi Konten dan Dimensi
Kognitif .......................................................................................................78
2. Kesesuain soal ujian nasional terhadap pedoman pemerintah dan
berdasarkan TIMSS .................................................................................... 81
BAB V PENUTUP .................................................................................................85
A. Kesimpulan ........................................................................................................85
B. Saran ..................................................................................................................86
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................87
LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................................90
xiv
DAFTAR TABEL
A. Tabel 2.1 Kisi-kisi Ujian Sekolah Berstandar Nasional SMP/MTs
Tahun Pelajaran 2018/2019 ...............................................................................17
B. Tabel 2.2 Proporsi Pembagian Kognitif Pada Soal UN Matematika
SMP/MTs Tahun 2018 dan 2019 .......................................................................20
C. Tabel 2.3 Proporsi Pembagian Materi Soal UN Matematika dari Pemerintah ..21
D. Tabel 2.4 Proporsi Kemampuan Yang Diuji Dimensi Konten Dalam Studi
TIMSS ................................................................................................................24
E. Tabel 2.2 Proporsi Kemampuan Yang Diuji Dimensi Kognitif Dalam Studi
TIMSS ................................................................................................................25
F. Tabel 4.1 Analisis Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran
2005/2006 ...........................................................................................................36
G. Tabel 4.2 Tabulasi Persentase Data Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs
Tahun Pelajaran 2005/2006 ...............................................................................37
H. Tabel 4.3 Analisis Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran
2006/2007 ...........................................................................................................33
I. Tabel 4.4 Tabulasi Persentase Data Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs
Tahun Pelajaran 2006/2007 ...............................................................................38
J. Tabel 4.5 Analisis Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran
2007/2008 ...........................................................................................................39
K. Tabel 4.6 Tabulasi Persentase Data Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs
Tahun Pelajaran 2007/2008 ...............................................................................40
L. Tabel 4.7 Analisis Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran
2008/2009 ...........................................................................................................41
M. Tabel 4.8 Tabulasi Persentase Data Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs
Tahun Pelajaran 2008/2009 ...............................................................................42
xv
N. Tabel 4.9 Analisis Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran
2009/2010 ...........................................................................................................43
O. Tabel 4.10 Tabulasi Persentase Data Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs
Tahun Pelajaran 2009/2010 ...............................................................................44
P. Tabel 4.11 Analisis Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran
2010/2011 ...........................................................................................................45
Q. Tabel 4.12 Tabulasi Persentase Data Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs
Tahun Pelajaran 2010/2011 ...............................................................................46
R. Tabel 4.13 Analisis Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran
2011/2012 ...........................................................................................................47
S. Tabel 4.14 Tabulasi Persentase Data Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs
Tahun Pelajaran 2011/2012 ...............................................................................49
T. Tabel 4.15 Analisis Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran
2012/2013 ...........................................................................................................50
U. Tabel 4.16 Tabulasi Persentase Data Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs
Tahun Pelajaran 2012/2013 ...............................................................................51
V. Tabel 4.17 Analisis Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran
2013/2014 ...........................................................................................................52
W. Tabel 4.18 Tabulasi Persentase Data Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs
Tahun Pelajaran 2013/2014 ...............................................................................53
X. Tabel 4.19 Analisis Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran
2014/2015 ...........................................................................................................54
Y. Tabel 4.20 Tabulasi Persentase Data Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs
Tahun Pelajaran 2014/2015 ...............................................................................55
Z. Tabel 4.21 Analisis Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran
2015/2016 ...........................................................................................................56
AA.Tabel 4.22 Tabulasi Persentase Data Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs
xvi
Tahun Pelajaran 2015/2016 ...............................................................................57
BB. Tabel 4.23 Analisis Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran
2016/2017 ...........................................................................................................58
CC.Tabel 4.24 Tabulasi Persentase Data Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs
Tahun Pelajaran 2016/2017 .................................................................................59
DD.Tabel 4.25 Tabel Analisis Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs
Tahun Pelajaran 2017/2018 .................................................................................60
EE. Tabel 4.26 Tabulasi Persentase Data Soal Ujian Nasional SMP/MTs
Tahun Pelajaran 2017/2018 .................................................................................61
FF. Tabel 4.27 Tabel Analisis Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs
Tahun Pelajaran 2018/2019 ..................................................................................62
GG. Tabel 4.28 Tabulasi Persentase Data Soal Ujian Nasional SMP/MTs
Tahun Pelajaran 2018/2019 .................................................................................63
HH. Tabel 4.29 Tabulasi Persentase Data Soal Ujian Nasional SMP/MTs
Tahun Pelajaran 2005/2006-2018/2019 ..............................................................64
xvii
DAFTAR GAMBAR
A. Gambar 4.1 Grafik Persebaran Dimensi Konten Ujian Nasional Matematika
SMP/MTs Tahun Pelajaran 2005/2006-2018/2019 ...........................................73
B. Gambar 4.2 Grafik Persebaran Dimensi Kognitif Ujian Nasional Matematika
SMP/MTs Tahun Pelajaran 2005/2006-2018/2019 ...........................................74
xviii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Daftar Riwayat Hidup .......................................................................................82
B. Naskah Soal Ujian Nasional ..............................................................................83
C. Daftar Nilai SKK .............................................................................................190
D. Nota Pembimbing Skripsi ................................................................................192
E. Lembar Konsultasi ...........................................................................................193
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha secara sadar yang dilakukan
pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, yang
berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk
mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai
lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang, pendidikan dalam
pandangan ini dapat berbentuk formal, pendidikan informal, dan pendidikan
non formal, yang berorientasi kepada komunikasi pendidik-peserta didik
(Maunah, 2009:5).
Pendidikan biasanya terjadi dibawah bimbingan orang lain dan juga
memungkinkan terjadi secara otodidak. Dalam Undang-undang No.20
Tahun 2003 Bab I, Pasal 1 Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa pendidikan merupakan perubahan sikap dan usaha
terencana seseorang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran, untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian kecerdasan, akhlak
mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dan peserta didik
dalam menguasai tujuan pendidikan. Pada Pasal 3 ayat 1 dijelaskan pula
bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi dan menjadikan
2
peserta didik sebagai manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia,
sehatt, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan bertanggungjawab.
Matematika merupakan sebuah ilmu yang sangat berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. Matematika selalu berhubungan dengan angka-
angka, hitung-hitungan penalaran, dan lain-lain. Buktinya kita selalu
menemui hal-hal yang berkaitan dengan matematika, misalnya: uang, waktu,
jarak, banyak suatu benda, dan sebagainya. Dengan memiliki kemampuan
matematika yang baik, maka seseorang dapat terbantu dalam kehidupannya.
Lerner (Abdurrahman, 2012:202) mengemukakan bahwa matematika
disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang
memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan
ide mengenai elemen dan kuantitas. Ada banyak alasan tentang perlunya
peserta didik belajar matematika. Menurut Cornelius (Abdurrahman.
2012:204) mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika karena
matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana
untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana pola-pola
hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan
kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap
perkembangan budaya. Kemampuan penalaran matematis diperlukan peserta
didik baik dalam proses memahami matematika itu sendiri maupun dalam
kehidupan sehari-hari. Wulandari (2011:2) menyampaikan bahwa
kemampuan penalaran berperan baik dalam pemahaman konsep maupun
pemecahan masalah (problem solving). Terlebih dalam kehidupan sehari-
hari, kemampuan bernalar berguna pada saat menyelesaikan permasalahan-
3
permasalahan yang terjadi baik dalam lingkup pribadi, masyarakat dan
institusi-institusi sosial lain yang lebih luas.
Menurut Depdiknas (2006:346), mata pelajaran matematika perlu
diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk
membekali peserta didik dengan kemampuan berpikit logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Selain itu,
dalam KTSP dinyatakan bahwa tujuan pembelajaran matematika di sekolah
untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah agar siswa mampu:
1. Memahami konsep matematika, memahami keterkaitan antar konsep,
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4. Mengomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.
4
Pada pembelajaran matematika yang tertuang dalam kurikulum
tersebut disebutkan bahwa pembelajaran matematika salah satunya bertujun
agar siswa memiliki kemampuan penalaran pada pola dan sifat. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini berlaku sejak 2006 hingga
diterbitkannya kurikulum baru, yaitu Kurikulum 2013.
Rudhito dan Prasetyo (2013:276) mengemukakan salah satu latar
belakang dikeluarkannya kebijakan Kurikulum 2013 adalah rendahnya
kompetensi sumber daya manusia generasi penerus yang tercermin dalam
hasil TIMSS (Trends International Mathematic and Science) dimana hasil uji
kompetensi Matematika berskala internasional ini menempatkan Indonesia
berada pada ranking bawah. Implementasi Kurikulum 2013 (Kemendikbud,
2013a) menghendaki agar penilaian berbasis kompetensi mencakup
penilaian sikap, pengetahuan, keterampilan yang pelaksanaanya terintegrasi
dengan proses pembelajaran dan menjadikan portofolio sebagai instrument
utaman. Bila dicermati tujuan mata pelaharan matematika SMP/MTs
(Kemendikbud, 2013a) pada intinya adalah setelah belajar matematika siswa
dapat berkembang sikap, pemahaman dan keterampilannya yang sesuai
dengan karakteristik matematika. Dalam hal berkembangnya (tumbuhnya)
sikap, siswa diharapkan dapat berpikir kritis, logis, analistik, dan kreatif,
menghargai matematika dalam kehidupan yang ditunjukkan dengan
tumbuhnya rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, ulet dan percaya diri dalam memecahkan masalah dalam
kehidupannya sehari-hari.
Peranan pemerintah untuk memperbaiki sistem pendidikan di
5
Indonesia salah satunya yaitu dengan mengadakan perubahan kurikulum.
Perubahan Kurikulum 2006 KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
menjadi Kurikulum 2013 diharapkan mampu untuk menjawab tantangan
pendidikan di era globalisasi ini. Nuh (dalam Tim Perumus, 2013: ii)
mengatakan bahwa titik tekan pengembangan kurikulum 2013 adalah
penyempurnaan pola piker, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman
dan penguasaan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian
beban mengajar agar dapat menjamin kesesuaian antara yang diinginkan
dengan yang dihasilkan.
Dalam Permendikbud (2013:68) menyatakan bahwa kurikulum
2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran.
Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan
pengembanagan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Pendidikan ilmiah tersebut meliputi aktivitas mengamati, menanya,
mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk
semua mata pelajaran. Proses berpikir seperti itu sesuai dengan cara berpikir
matematika, dimana matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang
kuat dan jelas satu dengan yang lainnya serta pola pikir yang bersifat
deduktif dan konsisten.
Sedemikian rupa cara pemerintah dalam meningkatkan kecerdasan
peserta didik khususnya mata pelajaran matematika, akan tetapi prestasi
matematikan secara internasional peserta didik SMP masih saja berada
dibawah. Data dari Litbang Kemdikbud menyatakan bahwa secara signifikan
prestasi siswa kelas VIII Indonesia masih jauh berada dibawah rata-rata
6
internasional. Indonesia telah berpartisipasi sebagai peserta dalam ajang
penilaian matematika skala internasional yang diadakan setiap empat tahun
sekali, TIMSS (Trends in International Mathematic and Science Study) dari
tahun 1999 sampai tahun 2019. Pencapaian prestasi matematika secara
internasional terus mengalami penurunan. Pada tahun 1999 berada pada
urutan 34 dari 38 negara dengan rata-rata skor 403, tahun 2003 berada pada
urutan 35 dari 46 negara dengan rata-rata skor 411, tahun 2007 berada pada
ururtan 36 dari 49 negara dengan rata-rata skor 397 dan tahun 2011 berada
pada urutan 38 dari 42 negara dengan rata-rata skor 386, serta tahun 2015
pada urutan 44 dari 49 negara.
Hal senada terjadi pada prestasi matematika peserta didik secara
nasional. Data puspendik menunjukkan bahwa rata-rata nilai ujian nasional
pada tingkat nasional untuk mata pelajaran matematika tahun 2015 yaitu
47,43 yang mengalami penurunan dari tahun 2014 yaitu 55,30.
Rendahnya prestasi matematika siswa kelas VIII Indonesia pada
ajang internasional TIMSS berkaitan dengan bobot materi matematika yang
diberikan pada peserta didik dalam pembelajaran sehari-hari. Menurut data
yang diperoleh dari Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi
dinyatakan bahwa ruang lingkup mata pelajaran matematika SMP/MTs
meliputi 4 aspek yaitu bilangan, aljabar, geometri, dan pengukuran serta
statistika dan peluang. Proporsi kompetensi dasar perbandingan antara
Bilangan, Aljabar, Geometri dan pengukuran serta statistika dan peluang
masing-masing berturut-turut adalah 16%; 39%; 39%; 6% yang terdistribusi
dari kelas VII hingga kelas IX dengan materi statistika dan peluang berada
7
di kelas IX, sedangkan pada kerangka kerja TIMSS 2011, 2015, 2019 untuk
domain pada dimensi konten yaitu bilangan, aljabar, geometri, dan
pengukuran serta data dan peluang masing-masing berturut-turut adalah
30%; 30%; 20%; 20%. Terlihat bahwa proporsi pemberian materi
matematika di Indonesia masih jauh berada dibawah proporsi TIMSS.
Memahami materi yang ada dalam mata pelajaran Matematika
bukan hanya untuk memperoleh nilai semata, akan tetapi untuk bekal hidup
pada jenjang pendidikan selanjutnya dan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mengetahui ketercapaian indikator hasil belajar maka
diperlukan adanya penilaian/evaluasi. Hasil evaluasi dapat menggambarkan
perkembangan atau kemajuan pendidikan, lebih khusus mutu pendidikan
dari waktu ke waktu. Hasil evaluasi juga dapat digunakan untuk
membandingkan tingkat pencapaian prestasi pendidikan antar sekolah dalam
satu wilayah, atau antar wilayah. Salah satu alat untuk mengadakan evaluasi
adalah tes yaitu dengan seperangkat soal tes. Tes sebagai alat evaluasi sering
dipertandaftar pustakanyakan validitas dan reliabilitasnya. Validitas, apabila
alat tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan
reliabilitas menuju kepada konsistensi hasil pengukuran (Suherman,
2003:129).
Ujian Nasional merupakan istilah bagi penilaian kompetensi peserta
didik secara nasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Selama
ini ukuran peserta didik dalam memahami materi pelajaran diukur dengan
Ujian Nasional (UN) baik ditingkat sekolah dasar dan menengah. Dilansir
dari laman Puspendik Kemendikbud, Ujian Nasional diselenggarakan untuk
8
mengukur pencapaian kompetensi lulusan peserta didik pada jenjang satuan
pendidikan sebagai hasil dari proses pembelajaran sesuai dengan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL). Selain itu, salah satu kegunaan hasil UN adalah
untuk melakukan pemetaan tingkat pencapaian hasil belajar peserta didik
pada satuan pendidikan. Ujian Nasional ini menjadi titik puncak ukuran
pencapaian pembelajaran peserta didik selama 6 tahun untuk tingkat dasar
dan 3 tahun untuk tingkat menengah. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan
kurikulum itu dapat dilihat dari keberhasilan Ujian Nasional dalam arti
sesungguhnya yaitu kemampuan menguasai kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam kurikulum sesuai jenjang sekolah peserta didik. Kebijakan
yang dilakukan pemerintah mengenai Ujian Nasional pada dasarnya
merupakah langkah evaluasi untuk menetapkan standar nilai untuk
memetakan mutu dan kompetensi lulusan. Oleh karena itu, penyusunan soal
Latihan UN seharusnya memperhatikan tingkat kognitif mana yang akan
diukur dikarenakan Latihan merupakan sarana melatih siswa menghadapi
UN yang sesungguhnya.
Dilansir dari Tirto.id (2020) belakangan ini peserta didik Indonesia
tengah bergembira karena UN dihapuskan secara permanen oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mulai tahun
ajaran 2020 dan menggantikannya dengan Asesmen Kompetensi Minimum
dan Survei Karakter. Nadiem Makarim menyampaikan, kebijakan tersebut
adalah tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM). Artinya mulai tahun 2021 Asesmen
Kompetensi Minimum dan Survei Karakter akan dilaksanakan untuk
9
pertama kalinya. Pelaksanaan ujian tersebut nantinya dilakukan oleh siswa
yang berada di tengah jenjang sekolah seperti kelas 4, 8, dan 11. Sehingga
asesmen dan survei itu dapat mendorong guru dan sekolah untuk
memperbaiki mutu pembelajaran. Hal ini senada dengan subjek penelitian
TIMSS yang menargetkan peserta didik kelas 4, dan 8.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik
untuk meneliti kualitas soal ujian nasional matematika smp yang
diselenggarkaan sejak UN 2006 dengan kurikulum 2006 KTSP hingga UN
2019 dengan kurikulum 2013 berdasarkan taksonomi TIMSS. Sehingga
peneliti mengangkat judul penelitian ini, yaitu “Analisis Soal Ujian
Nasional Matematika SMP/MTs Berdasarkan Taksonomi TIMSS.”
10
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana analisis soal ujian nasional matematika SMP/MTs tahun
pelajaran 2005/2006 hingga 2018/2019 berdasarkan taksonomi TIMSS?
2. Bagaimana kesesuaian pemetaan soal ujian nasional matematika
SMP/MTs dari tahun pelajaran 2005/2006 hingga 2018/2019 terhadap
pedoman yang telah ditetapkan pemerintah dan berdasarkan taksonomi
TIMSS?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka
pengembangan yang dilakukan bertujuan untuk:
1. Mengetahui analisis soal ujian nasional matematika SMP/MTs tahun
pelajaran 2005/2006 hingga 2018/2019 berdasarkan taksonomi TIMSS.
2. Menganalisa kesesuaian soal ujian nasional matematika SMP/MTs dari
tahun pelajaran 2005/2006 hingga 2018/2019 terhadap pedoman yang
telah ditetapkan pemerintah dan berdasarkan taksonomi TIMSS.
D. Manfaat Penenlitian
Manfaat penelitian yang diharapkan oleh peneliti antara lain
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Mengetahui tingkat kualitas Ujian Nasional Matematika SMP/MTs
Tahun Pelajaran 2005/2006-2018/2019 berdasarkan taksonomi
11
TIMSS.
b. Dapat menjadi acuan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian
sejenis ataupun lebih mendalam.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peserta didik
1) Menambah wawasan pengetahuan terhadap jenis-jenis soal
berdasarkan kerangka penelitian TIMSS.
2) Mengetahui proporsi tingkat kesulitan pada soal ujian nasional
berdasarkan kerangka penelitian TIMSS.
3) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk lebih giat
dalam mengasah kemampuan matematika dalam skala
internasional.
b. Bagi pendidik
1) Sebagai referensi untuk meningkatkan kemampuan pedagogik
dalam mengasah kecerdasan matematis peserta didik.
2) Sebagai stimulus pendidik untuk membekali peserta didik dalam
bersaing dengan peserta didik dibelahan dunia lain.
c. Bagi sekolah
1) Meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang ditargetkan oleh sekolah
2) Mendorong kekreatifan sekolah dalam mengembangkan
program penunjang untuk bersaing dengan sekolah dibelahan
dunia lain.
3) Meningkatkan keefketifan penggunaan teknologi dan informasi
untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
12
d. Bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
1) Sebagai masukan dalam mengevaluasi kurikulum yang telah
berlaku di Indonesia.
2) Sebagai refleksi prestasi matematika peserta didik dikancah
nasional dan internasional.
3) Sebagai masukan dalam mengembangkan program
pengganti Ujian Nasional yaitu Asesmen Kompetensi
Minimum dan Survei Karakter.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari perbedaan penafsiran, maka perlu dijelaskan
beberapa istilah yang didefinisikan sebagai berikut:
1. Analisis adalah suatu aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti
mengurai, membedakan, memilah, sesuatu untuk digolongkan dan
dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari
kaitannya dan ditafsirkan maknanya.
2. Soal Ujian Nasional adalah soal-soal/tes untuk evaluasi peserta didik
SMP/MTs yang diselenggarakan secara nasional dalam rentang waktu
2006-2019.
3. TIMSS (Trends in International Mathematic and Science Study) adalah
lembaga survei internasional yang melakukan penilaian peserta didik
pada mata pelajara matematika SMP.
4. Kerangka Penelitian TIMSS (TIMSS Assesment Framework) adalah
acuan pedoman penelitian TIMSS yang tidak pernah berubah mulai
2003-2019.
13
F. Sistematika Penulisan
Memudahkan pembahasan dan penelaahan yang jelas dalam
membaca skripsi ini, maka disusunlah sistematika hasil penelitian
kualitatif, secara garis besar sebagai berikut:
1. Bagian Awal
Bagian awal ini meliputi, halaman sampul luar, lembar berlogo IAIN
Salatiga, halaman sampul dalam, halaman persetujuan pembimbing,
halaman pengesahan kelulusan, pernyataan dan deklarasi skripsi, halaman
motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar
lampiran.
2. Bagian Inti
Pada bagian inti dalam skripsi ini, memuat data:
BAB I : Pendahuluan
Meliputi Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah, Sistematika Penulisan.
BAB II : Kajian Pustaka
Berisi Landasan Teori dan Kajian Pustaka.
BAB III : Metode Penelitian
Meliputi Jenis Penelitian, Sumber Data, Prosedur Pengumpulan Data,
Analisis Data, dan Pengecekan Keabsahan Data.
BAB IV : Paparan dan Analisis Data
Meliputi hasil analisis data dan pengecekan keabsahan data dengan para
ahli.
BAB V : Penutup
Meliputi Kesimpulan dan Saran
14
3. Bagian Akhir
Bagian akhir ini meliputi Daftar Pustaka, Lampiran, dan Daftar Riwayat
Hidup.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Ujian Nasional
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2018, Ujian Nasional adalah kegiatan pengukuran
capaian kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu secara nasional
dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan. Syawal (2012:5)
menjelaskan bahwa Ujian Nasional adalah sistem evaluasi standar pendidikan
dasar dan menengah di Indonesia. Selain itu sebagai sarana untuk memetakan
mutu berbagai tindakan pendidikan satu daerah dengan daerah lain. Ujian
Nasional menurut Hari (2012:2) adalah penilaian hasil belajar oleh pemerintah
yang bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional
pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok ilmu dan pengetahuan. Ujian
Nasional adalah upaya pemerintah untuk mengevaluasi tingkat pendidikan
secara nasional dengan menetapkan standarisasi nasional pendidikan. Hasil dari
Ujian Nasional yang diselenggarakan oleh negara adalah upaya pemetaan
masalah pendidikan dalam rangka menyusun kebijakan pendidikan nasional.
Permen Diknas No 1 Tahun 2005 Pasal 3 menyebutkan bahwa Ujian Nasional
bertujuan untuk mengukur dan menilai kompetensi ilmu pengetahuan dan
teknologi peserta didik pada mata pelajaran yang ditentukan, dalam rangka
pencapaian standar nasional pendidikan.
Berdasarkan uraian diatas tentang Ujian Nasional maka dapat
disimpulkan bahwa Ujian Nasional adalah sistem evaluasi atau penilaian
pendidikan dasar dan menengah dengan menetapkan standarisasi nasional
16
untuk memetakan permasalahan pendidikan dalam rangka menyusun kebijakan
pendidikan nasional.
Dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan
evaluasi yang tidak lain adalah sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara
pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Ujian Nasional menjadi
tolok ukur untuk lulus atau tidaknya seorang siswa dalam jenjang pendidikan
serta menjadi cermin untuk melihat kemampuan siswa setelah tiga atau enam
tahun dalam jenjang pendidikan. Dalam praktek penyelenggaraan Ujian
Nasional pemerintah menunjuk Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
dengan bekerja sama dengan instansi terkait dilingkungan pemerintah pusat,
daerah, dan satuan pendidikan. Badan Standar Nasional Pendidikan yang
selanjutnya disebut BSNP adalah badan mandiri dan professional yang bertugas
menyelenggarakan UN.
BSNP sebagai Penyelenggara UN bertugas sebagai berikut: (a)
menelaah dan menetapkan kisi-kisi UN, (b) menyusun dan menetapkan POS
UN, (c) menetapkan naskah soal UN, (d) memberikan rekomendasi kepada
Menteri tentang pembentukan Panitia UN Tingkat Pusat, (e) melakukan
koordinasi persiapan dan pengawasan pelaksanaan UN, (f) melakukan
pemantauan, evaluasi, dan menyusun rekomendasi perbaikan UN kepada
Menteri.
Dalam Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional
Tahun Pelajaran 2016/2017 Bab IV Bahan Ujian Nasional (BSNP, 2017: 28)
dijelaskan bahwa (1) Kisi-kisi UN tahun pelajaran 2016/2017 disusun
berdasarkan kriteria pencapaian kompetensi lulusan, standar isi, dan lingkup
17
materi pada kurikulum yang berlaku, (2) Kisi-kisi UN memuat level kognitif
dan lingkup materi.
Pada kisi-kisi UN Matematika SMP/MTs Tahun 2018/2019 terpaparkan
lingkup materi dan level kognitif dengan jelas, akan tetapi pembagian proporsi
tiap materi dan tiap level kognitif pada soal UN tidak dicantumkan sama sekali.
Tabel 2.1 Kisi-kisi Ujian Seolah Berstandar Nasional SMP/MTs
Tahun Pelajaran 2018/2019
Mata Pelajaran : Matematika
Kurikulum : 2013
Level Kognitif
Lingkup Materi
Bilangan Aljabar
Geometri dan
Pengukuran
Statistika dan
Peluang
Pengetahuan
dan
Pemahaman
Mengidentifi
kasi
Mendeskrips
ikan
Membuat
tabulasi
Menentukan
Menyebutka
n
Peserta didik dapat memahami pengetahuan tentang:
‑ urutan
bilangan
bulat dan
urutan
pecahan
‑ operasi
bilangan
bulat
‑ operasi
pecahan
‑ operasi
bilangan
bentuk
akar
- Operasi
bilangan
berpangk
at
Peserta didik dapat memahami pengetahuan tentang:
‑ himpunan
‑ bentuk
aljabar - Persamaan
linear satu
variabel
‑
pertidaksama
an linear satu
variabel
‑ relasi atau
fungsi
‑ persamaan
garis lurus
‑ sistem
persamaan
linear dua
variabel
‑ persamaan
kuadrat
‑ fungsi
Peserta didik dapat memahami pengetahuan tentang:
‑ garis dan
sudut
‑ segiempat
dan segitiga
‑ koordinat
kartesius
‑ teorema
Pythagoras
‑ lingkaran
‑ bangun
ruang sisi datar
‑ bangun
ruang sisi
lengkung
‑ transformasi
(refleksi,
translasi, rotasi,
atau dilatasi)
‑ kesebangunan
dan
kekongruenan
Peserta didik dapat memahami pengetahuan tentang:
‑ menyajikan
dan
mendeskripsi
kan data
dalam bentuk
tabel,
diagram
batang,
diagram
garis, atau
diagram
lingkaran
‑ ukuran
pemusatan
data
‑ titik sampel,
ruang sampel,
dan peluang
18
perbandin
gan
‑ pola
barisan
bilangan
‑ barisan
dan deret
kuadrat
Aplikasi
Mengkonstruksi
Menyelesaikan
masalah
Menghitung
Menginterpretas
i
Menerapkan
Membandingkan
Memodifikasi
Peserta
didik dapat
mengaplika
sikan
pengetahua
n tentang:
‑ operasi
bilangan
bulat
‑ operasi
pecahan
‑
perbandin
gan
‑ pola
barisan
bilangan
‑ barisan
dan deret
‑ aritmetika
sosial
Peserta didik
dapat
mengaplikasik
an pengetahuan
tentang:
‑ himpunan
‑ persamaan
linear satu
variabel
‑
pertidaksa
maan
linear satu
variabel
‑ relasi atau
fungsi
‑ persamaan
garis lurus
‑ sistem
persamaan
linear dua
Peserta didik
dapat
mengaplikasikan
pengetahuan
tentang:
‑ segiempat dan
segitiga
‑ koordinat
kartesius
‑ teorema
Pythagoras
‑ lingkaran
‑ bangun ruang
sisi datar
‑ bangun ruang
sisi lengkung
‑ transformasi
(refleksi,
translasi, rotasi,
atau
Peserta didik
dapat
mengapli
kasikan
pengetah
uan
tentang:
‑ menyajikan
data dalam
bentuk
tabel,
diagram
batang,
diagram
garis, atau
diagram
lingkaran
‑ ukuran
pemusatan
data
Penalaran
Menganalisis
Mengevaluasi
Mensintesis/M
engkreasi
Menafsirkan
Menyimpulkan
Peserta
didik dapat
menggunak
an nalar
yang
berkaitan
dengan:
Peserta didik
dapat
menggunaka
n nalar yang
berkaitan
dengan:
‑ himpunan
Peserta didik
dapat
menggunakan
nalar yang
berkaitan
dengan:
‑ segiempat
Peserta didik
dapat
menggunak
an nalar
yang
berkaitan
dengan:
19
Memprediksi ‑ bilangan
bulat
‑ bilangan
pecahan
‑
perbandin
gan
‑ pola
barisan
bilangan
‑ barisan
dan deret
‑
aritmetika
sosial
‑ persamaan
linear satu
variabel
‑ relasi atau
fungsi
‑ persamaan
garis lurus
‑ sistem
persama
an linear
dua
variabel
‑ fungsi
kuadrat
dan segitiga
‑ lingkaran
‑ bangun
ruang sisi datar
‑ bangun
ruang sisi
lengkung
‑ transformasi
(refleksi,
translasi,
rotasi, atau
dilatasi)
‑
kesebangunan
dan
kekongruenan
‑ data
dalam
bentuk
tabel,
diagram
batang,
diagra
m
garis,
atau
diagra
m
lingkar
an
‑ pemusatan
data
‑ titik sampel,
ruang sampel,
dan peluang
Dilansir dari Republika.co.id (2019), Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan menyebutkan tingkat kesulitan soal Ujian Nasional (UN) tidak
berubah dari tahun sebelumnya. Totok Suprayitno selaku Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud dalam konferensi pers
di Jakarta, 21 Maret 2019 mengatakan bahwa tidak ada perubahan distribusi
tingkat kesukaran soal dari tahun sebelumnya. Komposisi soal berdasarkan
level kognitifnya, yakni 10 hingga 15 persen untuk penalaran, 50 hingga 60
persen untuk aplikasi dan 25 hingga 30 persen untuk pengetahuan dan
pemahaman. Totok menjelaskan apa yang diujikan dalam UN, adalah yang
seharusnya diajarkan. Kalau ada sekolah yang belum mengajarkan, maka
20
hendaknya harus mengajarkan hal itu pada anak. Totok mengatakan dalam
beberapa tahun ini, sejak dilaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK), rata-rata nilai UN turu. Menurut dia, hal itu merupakan kondisi yang
terjadi sebenarnya. Kemendikbud berharap agar kemampuan siswa meningkat
dari tahun sebelumnya, yang saat ini kemampuan siswa masih banyak yang
berada di soal-soal yang tingkat kesukarannya rendah.
Dari pernyataan Totok dapat disimpulkan bahwa proporsi pembagian
level kognitif pada tahun 2018 dan 2019 adalah sebagai berikut.
Tabel 2.2 Proporsi Pembagian Kognitif Pada Soal UN Matematika
SMP/MTs Tahun 2018 dan 2019
Level Kognitif Proporsi Pembagian Kognitif (%)
Pengetahuan dan Pemahaman 25-30
Aplikasi 50-60
Penalaran 10-15
Dari tabel diatas apabila proporsi pembagian kognitif dalam persen
dijabarkan menjadi jumlah butir soal maka diperoleh untuk level pengetahuan
dan pemahaman sebanyak 10-12 butir soal, level aplikasi sebanyak 20-24 butir
soal dan level penalaran sebanyak 4-6 butir soal.
Dilansir dari website puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un memaparkan
bahwa hasil UN 2019 SMP/MTs rerata nilai UN Matermatika secara nasional
mengalami penurunan hanya mencapai 44,40 padahal pada tahun 2016 dan
2017 masing-masing rerata nilai UN Matematika 50,24 dan 50,31.
21
Dari website tersebut dapat diketahui pula pembagian dimensi konten
pada soal UN Matematika SMP/MTs tahun 2015 hingga 2019. Sementara untuk
tahun dibawah 2015 belum dapat diakses.
Tabel 2.3 Proporsi Pembagian Materi Soal UN Matematika dari
Pemerintah
Dimensi Konten
Proporsi Pembagian Materi (%)
2019 2018 2017 2016 2015
Bilangan 30 35 22,5 27,5 22,5
Aljabar 22,5 27,5 25 27,5 27,5
Geometri 32,5 25 37,5 30 40
Statistika dan Peluang 15 12,5 15 15 10
Menurut Sipayung (2013) sejarah Ujian Nasional pada akhir masa
Sekolah Menengah Pertama adalah sebagai berikut:
a. 1950-1960an: bernama “Ujian Penghabisan”. Paket soal dibuat oleh
Departemen Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan, yang berjenis essai.
Penilaian ujian dilakukan di pusat rayon.
b. 1965-1971: bernama “Ujian Negara”. Soal dan jadwalnya dikendalikan
oleh pemerintah. Seluruh pelajaran diujikan dalam ujian ini.
c. 1972-1979: soal dan pelaksanaan ujian diserahkan kepada sekolah atau
kelompok sekolah. Pemerintah hanya memberikan pedoman umum.
d. 1980-2001: diadakan “EBTANAS” (Evaluasi Belajar Tahap Akhir
Nasional), yang diselenggarakan pemerintah pusat, dan “EBTA” (Evaluasi
22
Belajar Tahap Akhir), yang diadakan pemerintah daerah. Mata pelajaran
utama Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris diujikan dalam
EBTANAS, mata pelajaran lainnya di EBTA. Standar kelulusan ditentukan
oleh nilai EBTANAS, EBTA dan nilai rata-rata di kelas.
e. 2002-2004: bernama “Ujian Akhir Nasional” (UAN). Standar kelulusan
ditentukan nilai per mata pelajaran, misal 3,01 untuk tahun 2003 dan 4,01
untuk tahun 2004. Dalam beberapa kasus, peserta didik yang mendapat nilai
sangat tinggi pada suatu mata pelajaran dapat tidak lulus karena nilai untuk
mata pelajaran lainnya tidak memenuhi.
f. 2005-2014: bernama “Ujian Nasional (UN)”. Sejak tahun 2005, agar
peserta didik dapat lulus terdapat nilai standar minimum, yang bervariasi
4,00-5,00, dan nilai rata-rata minimum, yang bervariasi 4,50-5,50 untuk
hasil UN. Sejak tahun 2008, mata pelajaran yang diujikan menjadi 6 buah.
2. TIMSS (Trends in International Mathematic and Science Study)
TIMSS (Trends in International Mathematic and Science Study)
merupakan studi internasional yang diselenggarakan oleh International
Association for the Evaluation of Education (IEA) yaitu sebuah asosiasi
internasional untuk menilai prestasi matematika dan sains dalam pendidikan.
(Rohmani, dkk., 2017: 17).
Tujuan TIMSS adalah untuk mengukur prestasi matematika dan ilmu
pengetahuan alam kelas IV dan kelas VIII di negara-negara peserta. Bagi
Indonesia, manfaat yang diperoleh antara lain untuk mengetahui posisi prestasi
peserta didik Indonesia bila dibandingkan dengan prestasi siswa di negara lain
dan mengetahu faktor-faktor yang mempengaruhinya.
23
Tidak perlu diragukan lagi akan pengaruh TIMSS terhadap pendidikan
Indonesia sangat tinggi. Pengaruh lembaga survei internasional tentang prestasi
dan literasi matematika peserta didik ini terlihat pada perubahan kebijkan
pendidikan nasional yang direncanakan tahun 2021 mendatang yaitu kebijakan
penghapusan UN sebagai alat evaluasi pendidikan nasional yang diganti dengan
Asesmen Kompetensi dan Survei Karakter. Dilansir dari Liputan6.com (2019),
kebijakan ini tak lain karena salah satu faktornya mengacu pada TIMSS. Hal
itu disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem
Kariem yang mengatakan bahwa arah kebijakan ini juga mengacu pada praktek
baik pada level internasional, seperti PISA dan TIMSS. Tak cukup pada
pernyataan Mendikbud, skema Asesmen Kompetensi dan Survei Karakter
pengganti UN akan mirip dengan skema penelitian TIMSS yaitu pada
pelaksanaan Asesmen Kompetensi akan dilaksanakan terhadap peserta didik
ditengah jenjang sekolah yakni kelas 4 pada SD/sederajat, kelas 8 pada
SMP/sederajat, dan kelas 11 pada SMA/sederajat (pgdikdas.kemdikbud.go.id,
2019).
Konsep ini merupakan penyederhanaan dari ujian nasional yang begitu
kompleks. Konsep yang digunakan adalah asesmen yang mengukur
kemampuan minimal yang dibutuhkan peserta didik. Materi yang dinilai adalah
literasi dan numerasi. Literasi adalah kemampuan menganalisis suatu bacaan,
kemampuan memahami konsep dibalik tulisan tersebut. Sedangkan numerasi
adalah kemampuan menganalisis dengan menggunakan angka-angka
(Wartakotatribunnews.com, 2019).
Dasar penilaian prestasi matematika dan sains dalam TIMSS
dikategorikan dalam dua domain, yaitu domain isi dan domain kognitif dengan
24
memperhatikan kurikulum yang berlaku di negara yang bersangkutan.
Distribusi spesifikasi dan penilaian tersebut adalah sebagai berikut:
a. Domain Isi/Konten (Content Domain)
Dalam Kerangka Penilaian TIMSS (TIMSS Assesment Framework)
disebutkan bahwa dimensi konten terdiri atas empat domain yaitu: bilangan,
aljabar, geometri, data dan peluang. Tiap domain diperinci lebih lanjut
dalam beberapa topik. Tabel berikut menunjukkan proporsi kemampuan
yang diuji dalam tiap domain yang dinilai pada dimensi konten (Mullis,
2013: 19-24).
Tabel 2.4 Proporsi Kemampuan Yang Diuji Pada Dimensi Konten
Dalam Studi TIMSS
Domain Proporsi Topik
Bilangan 30% Bilangan Cacah
Pecahan, decimal dan bilangan bulat
Rasio, proporsi dan persen
Aljabar 30% Ekspresi aljabar dan operasinya
Persamaan dan pertidaksamaan
Relasi dan fungsi
Geometri 20% Bentuk-bentuk geomtri
Pengukuran
Letak dan perpindahan
Data dan peluang 20% Karakteristik data
Menafsirkan data
Peluang
25
b. Domain Kognitif (Cognitive Domain)
Dimensi kognitif terdiri atas tiga domain yaitu pengetahuan
(knowing), penerapan (applying) dan penalaran (reasoning). Dimensi kognitif
dimaknai sebagai perilaku yang diharapkan dari peserta didik ketika mereka
berhadapan dengan domain matematika yang tercakup dalam dimensi konten.
Tabel berikut menunjukkan proporsi kemampuan yang diuji pada dimensi
kognitif dalam studi TIMSS
Tabel 2.5 Proporsi Kemampuan Yang Diuji Dimensi Kognitif Dalam
Studi TIMSS
Domain Proporsi Topik
Knowing 35% Recall yaitu memahami definisi, sifat-sifat, terminologi,
serta notasi-notasi dalam matematika (contoh : a x b = ab,
a + a + a = 3a)
Recognize mengenal bilangan, ekspresi, jumlah, dan
bentuk serta mengenal entitas matematika.
Classify/order mengklasifikasikan objek, bangun, bilangan
berdasarkan aljabar sederhana.
Retrieve mengambil informasi dari grafik, tabel, atau
sumber lain yang sederhana.
Measure yaitu menggunakan instrument-instrumen
pengukuran dan memilih unit pengukuran yang sesuai.
Applying 40% Determine memilih operasi, metode, serta strategi yang
tepat dalam memecahkan masalah dimana prosedur,
metode atau algoritma untuk menyelesaikan masalah
tersebut sudah diketahui.
26
Represent/model menyajikan informasi matematika atau
data dalam bentuk tabel atau grafik, membuat persamaan,
pertidaksamaan, menggunakan model matematika untuk
memecahkan masalah rutin, menghasilkan representasi
setara untuk entitas matematika yang diberikan atau yang
saling berhubungan.
Implement menerapkan strategi dan operasi untuk
memecahkan masalah yang melibatkan konsep dan
prosedur matematika.
Reasoning 25% Analyze mendeskripsikan atau menggunakan hubungan
antar bilangan, ekspresi aljabar, jumlah dan bentuk.
Integrate/synthesize membuat hubungan dari elemen-
elemen pengetahuan, representasi terkait dan prosedur
untuk memecahkan masalah.
Evaluate mengevaluasi alternative strategi pemecahan
masalah dan solusi pemecahannya.
Draw conclusion membuat kesimpulan yang valid
berdasarkan informasi dan bukti.
Generalize membuat pernyataan yang mewakili hubungan
lebih umum dan istilah lebih luas yang berlaku.
Justify memberikan argument matematis untuk mendukung
strategi atau solusi.
27
B. Kajian Pustaka
Berdasar pada kajian teori yang digunakan, berikut ini beberapa penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti,
sebagai baerikut:
1. Penelitian Erika Sandrayani, Budi Murtiyasa, dan Masduki berjudul “Pemetaan
Soal-soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs” yang meneliti tentang soal
ujian nasional matematika SMP/MTs tahun pelajaran 2009/2010 dan
2010/2011 berdasarkan penilaian TIMSS 2011. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kelemahan soal-soal UN matematika tingkat SMP/MTs tahun pelajaran
2009/2010 dan 2010/2011 terletak pada tingkat kesulitan soal-soal itu sendiri.
Soal-soal itu terlalu kontekstual, dengan didominasi oleh aspek kognitif
pengetahuan. Hal ini terlihat jelas dalam perbandingan antara soal-soal UN,
dengan soal-soal yang diujikan ditingkat internasional seperti TIMSS. Ini
menunjukkan bahwa peserta didik hanya diminta untuk melakukan
penghitungan sementara rumus/petunjuk yang diberikan dalam soal sudah
cukup jelas arahannya. Sehingga peserta didik tidak dilatih untuk menggunakan
penalaran, logika dan kemampuan analisanya. Alasan inilah yang mendasari
mengapa tingkat kelulusan nasional meningkat dari empat tahun terakhir dan
namun dalam kompetisi internasional peserta didik Indonesia menempati posisi
rendah. Soal-soal yang diujikan tidak cukup kreatif dan kurang
mengaplikasikan problem solving. Padahal melalui problem solving, peserta
didik dibimbing untuk menggunakan dan melatih kemampuan mereka dalam
penalaran, logika dan analisa.
2. Penelitian Mandala Yulianto berjudul “Pemetaan Soal Latihan Ujian Nasional
Matematika Berdasarkan Aspek Kognitif Tahun Pelajaran 2018/2019 Di
28
Kabupaten Banyumas dan Cilacap” yang menganalisis soal latihan ujian
nasional kemudian dikomparasikan dengan pedoman proporsi pemetaan soal
yang ditetapkan oleh MGMP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
kognitif soal latihan ujian nasional didominasi oleh soal level sedang (C3 dan
C4) sebanyak 75%, soal level mudah (C1 dan C2) 25% dan tidak satupun soal
level sukar (C5 dan C6). Hal ini menunjukkan proporsi tingkat kognitif pada
soal latihan ujian nasional dan ketetapan tingkat kognitif MGMP belum
memenuhi kriteria minimal sebagai soal yang baik berdasarkan taksonomi
Bloom.
3. Penelitian Indah Fitri Zakiyah Rohmad dan Budi Murtiyasa berjudul “Pemetaan
Aspek Kognitif Trends in International Mathematics and Science Study Pada
Ujian Nasional Matematika SMP 2015/2016” yang meneliti soal ujian nasional
berdasarkan aspek kognitif taksonomi TIMSS dengan hasil bahwa prosentase
yang diperoleh dari soal ujian nasional matematika SMP tahun ajaran
2015/2016 adalah prosentase paling rendah pada aspek kognitif knowing,
sedangkan untuk aspek kognitif applying dan reasoning memperoleh
prosentase sama. Berdasarkan prosentase yang diperoleh dapat diketahui
bahwa ujian nasional matematika SMP tahun ajaran 2015/2016 belum
mencapai target yang diinginkan oleh TIMSS dikarenakan pada prosentase
aspek kognitif knowing lebih rendah dari yang diharapkan TIMSS begitu pula
dengan aspek kognitif applying dan reasoning yang memperoleh prosentase
lebih besar dari yang diharapkan TIMSS.
4. Penelitian Evi Widayanti dna Intan Aulia Kolbi berjudul “Analisis Kesalahan
Siswa Dalam Mengerjakan Soal TIMSS Untuk Kategori Penalaran” yang
menyimpulkan bahwa hasil analisis kesalahan siswa dalam mengerjakan soal
29
TIMSS 2011 kategori penalaran kelas VII disimpulkan bahwa kesalahan-
kesalahan yang dilakukan siswa dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu: a)
kesalahan konsep, yaitu kesalahan peserta didik dalam memahami soal, dan
tidak paham konsep matematika yang diperlukan, b) kesalahan prosedur, yaitu
kesalahan peserta didik dalam menggunakan konsep matematika, salah dalam
mengambil langkah penyelesaian, dan c) kesalahan perhitungan, yaitu
kesalahan peserta didik dalam menuliskan hasil perhitungan. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik dalam mengerjakan soal
TIMSS kategori penalaran masih tergolong rendah.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu,
maka dapat diketahui beberapa persamaan dan perbedaan terhadap penelitian
yang dilakukan peneliti. Persamaan tersebut terletak pada obyek yang
digunakan dalam penelitian adalah naskah ujian nasional matematika
SMP/MTs dan pedoman analisis yang digunakan yaitu taksonomi TIMSS.
Sedangkan perbedaannya terletak pada cakupan obyek penelitian yang
lebih luas. Jika pada penelitian terdahulu hanya fokus pada soal ujian nasional
matematika SMP/MTs satu hingga dua tahun pelajaran saja, pada penelitian ini
akan diteliti soal ujian nasional selama 14 tahun terakhir yaitu sejak tahun
pelajaran 2005/2006 hingga 2018/2019. Pada waktu yang bersamaan di
Indonesia telah mengalami perubahan kurikulum dari KTSP menuju
Kurikulum 2013, dan juga Indonesia telah mengikuti penilaian internasional
TIMSS selama empat kali yaitu tahun 2007, 2011, 2015 dan 2019 dengan hasil
dari tiap penilaian masih dibawah rata-rata internasional dan berada di ranking
bawah pula.
30
Pada penelitian terdahulu yang peneliti ambil, ada yang memetakan soal
UN terhadap dimensi kognitif TIMSS, menganalisa faktor kesalahan peserta
didik menjawab soal UN, membandingkan analisis latihan UN terhadap
pedoman MGMP yang telah disepakati, dan menganalisis tuntutan
keterampilan peserta didik dalam mengerjakan soal UN.
Berdasarkan penelitian yang telah diteliti oleh peneliti terdahulu,
sepengetahuan peneliti belum ada yang mengkaji mengenai lingkup materi dan
level kognitif soal UN Matematika SMP/MTs yang ditetapkan oleh pemerintah
terhadap analisis soal UN Matematika SMP/MTs berdasarkan taksonomo
TIMSS sebagaimana yang peneliti kaji dalam penelitian ini, dengan judul
“Analisis Soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Berdasarkan
Taksonomi TIMSS”.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-
strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel.
Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam metode penelitian kualitatif
adalah jenis penelitian studi kasus (case study). Studi kasus merupakan bagian dari
metode penelitian kualitatif yang hendak mendalami suatu kasus tertentu secara
lebih mendalam dengan melibatkan pengumpulan beraneka sumber informasi.
Penelitian kualitatif ini akan fokus dalam studi dokumen dimana akan
melakukan kajian yang menitikberatkan pada analisis atau interpretasi bahan tertulis
berdasarkan konteksnya. Bahan yang dimaksud berupa naskah soal Ujian Nasional
Matematika SMP/MTs tahun pelajaran 2005/2006 hingga 2018/2019. Dalam
penelitian ini akan mengidentifikasi komponen soal-soal ujian nasional matematika
berdasarkan TIMSS Assesment Framework.
B. Sumber Data
Sumber data diperlukan untuk menunjang terlaksananya penelitian dan
sekaligus untuk menjamin keberhasilan. Sumber data dalam penelitian ini termasuk
sumber data primer adalah soal-soal Ujian Nasional Matematika SMP/MTs tahun
pelajaran 2005/2006 – 2018/2019.
32
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah
teknik yang memungkinkan diperoleh data detail dengan waktu yang relative lama
(Maryadi, dkk., 2010:14). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan teknik dokumentasi dan teknik wawancara.
1. Dokumentasi
Menurut Hamidi (2004:72), metode dokumentasi adalah informasi yang
berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun
perorangan. Dokumentasi penelitian ini merupakan pengumpulan data bahan
yang akan dianalisis, yaitu dokumen-dokumen Ujian Nasional Matematika
SMP/MTs.
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti akan melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui hal-hal
dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil
(Sugiyono, 2010:194). Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini dengan
mengajukan pertanyan-pertanyaan terstruktur untuk mengetahui keabsahan
data yang peneliti dapatkan dari dokumentasi berdasarkan pendapat ahli.
D. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh data hasil wawancara, catatatan lapangan, dan dokumentasi dengan
cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang
33
akan diteliti. Dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
maupun orang lain, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Wijaya,
2018:52).
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis data model
Miles & Huberman (Sugiyono, 2009:45) yang meliputi tiga aktivitas, yaitu:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data pada dasarnya lebih merupakan proses seleksi data yang
diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhenaa,
pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dalam catatan tertulis
di lapangan. Reduksi data dilakukan untuk memilih data yang dirasa perlu dan
membuang data yang tidak perlu, sehingga kesimpulan dan verifikasi data dapat
dilakukan.
2. Penyajian Data (Data Display)
Dalam penyajian data, menurut Miles dan Huberman, merupakan
proses analisis kedua yang harus dilakukan. Sebagaimana halnya reduksi data,
penciptaan dan penggunaan penyajian data tidaklah terpisah dari analisis.
Penyajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk uraian singkat hasil
penelitian mengenai analisis soal ujian nasional. Penyajian data bertujuan untuk
memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja
selanjutnya.
3. Penarikan Kesimpulan (Verification)
Menurut Miles & Suherman hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari
konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama
penelitian berlangsung. Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini berupa
deskripsi atau gambaran suatu objek yang telah diteliti dengan jelas.
34
Penelitian dilakukan dalam skala besar yaitu mengidentifikasi soal kemudian
memetakan soal-soal UN SMP/MTs berdasarkan pedoman yang telah disiapkan.
Data diperoleh dengan cara mengukur ketercapaian aspek kognitif pada tiap butir
soal ujian nasional ditinjau dari kerangka penelitian TIMSS. Teknik pengumpulan
data dengan cara dokumentasi analisis butir soal ujian nasional untuk
menggambarkan setiap aspek kognitif. Cara menganalisis butir soal adalah dengan
mengklasifikasikan tiap butir soal ujian nasional untuk menggambarkan tiap-tiap
aspek yang terdapat pada butir soal ujian nasional berdasarkan kerangka penilitian
TIMSS yang dibagi menjadi dua domain, yaitu domain konten dan domain kognitif.
E. Pengecekan Keabsahan Data
Teknik yang digunakan dalam mengecek keabsahan data dalam penelitian
ini menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu menurut Wiliam
Wiersma (Sugiyono, 2009:372). Menurut Suparno (2008:17) triangulasi merupakan
melihat suatu realitas dari berbagai segi sehingga lebih kredibel dan akurat.
Triangulasi pada dasarnya merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan
memanfaatkan apa yang ada di luar data atau memanfaatkan sesuatu yang lain
sebagai pembanding terhadap data yang telah dikumpulkan. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan triangulasi teknik. Pada teknik ini akan dilakukan Online
FGD (Focus Grup Discussion) untuk menganalisis butir soal dengan melibatkan
pihak lain yang lebih ahli. Diskusi ini dilakukan untuk memperoleh kebenaran dari
analisis yang telah dilakukan peneliti. Diskusi dilakukan setelah analisis butir soal
ujian nasional telah dilakukan oleh peneliti. Data yang diperoleh diprosentasekan
untuk penarikan kesimpulan.
35
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data
Agar penelitian dapat terarah dengan baik peneliti melakukan penelitian
sesuai dengan prosedur pengumpulan data dan tahap-tahap penelitian. Peneliti
mengumpulkan naskah soal ujian nasional matematika SMP/MTs dari tahun
pelajaran 2005/2006-2018/2019 kemudian dilakukan analisis terhadap dimensi
konten dan dimensi kognitif berdasarkan taksonomi TIMSS.
Dimensi konten (isi) terdiri dari empat domain yaitu domain bilangan,
domain aljabar, domain geometri, dan domain data dan statistika. Masing-
masing domain ini memiliki proporsi persentase yang telah ditetapkan oleh
TIMSS dalam setiap evaluasi pendidikan. Domain bilangan memiliki 30%,
domain aljabar 30%, domain geometri 20%, dan domain data dan peluang 20%.
Dimensi kognitif terdiri dari tiga domain yaitu domain knowing
(pengetahuan), domain applying (penerapan) dan domain reasoning
(penalaran). Masing-masing domain memiliki proporsi yaitu 35%, 40% dan
25%.
36
Pembahasan
1. Analisis soal ujian nasional terhadap dimensi konten dan dimensi kognitif
TIMSS
Hasil analisis terhadap soal Ujian Nasional Matematika tahun pelajaran
2005/2006 sampai 2018/2019 terbagi menjadi dua dimensi yaitu dimensi konten dan
dimensi kognitif. Pada dimensi konten, terdiri dari domain bilangan dengan
persentase 30%, domain aljabar 30%, domain geometri 20%, dan domain data dan
peluang 20%. Diperoleh hasil penyebaran soal Ujian Nasional Matematika
terbanyak berada pada domain geometri yang seharusnya 30% akan tetapi
persebarannya domain geometri pada naskah ujian nasional melebihi batas yang
telah ditetapkan pada taksonomi TIMSS, bahkan melebihi batas hingga dua kali lipat
dari proporsi TIMSS. Hal ini berakibat pada domain data dan peluang, persebaran
domain ini pada naskah ujian nasional sangat sedikit bahkan jauh dari proporsi yang
ditetapkan oleh TIMSS yakni 20% dari total seluruh soal UN dimana setara dengan
8 butir soal. Pada domain bilangan memiliki persebaran soal ujian nasional yang
cukup baik karena persentase domain bilangan ini meskipun diawah proprosi yang
ditetapkan TIMSS akan tetapi persebaran domain tersebut tidak jauh dari persentase
TIMSS. Untuk domain aljabar memiliki persebaran soal yang lebih baik dari yang
lain karena memiliki persentase soal yang tidak jauh dengan proporsi yang
ditetapkan oleh TIMSS.
Hasil analisis dimensi kognitif terhadap soal Ujian Nasional Matematika
tahun pelajaran 2005/2006 sampai 2018/2019 terbagi menjadi tiga yaitu domain
knowing (pengetahuan), domain applying (penerapan), dan domain reasoning
(penalaran) masing-masing dengan persentase 35%, 40% dan 25%. Diperoleh hasil
bahwa domain knowing (pengetahuan) menempati penyebaran soal tertinggi
37
dibanidng lainnya. Domain knowing selalu memiliki persentase diatas proporsi yang
ditetapkan TIMSS bahkan melebihi hingga dua kali lipat proporsi TIMSS. Hal ini
akan berakibat pada domain reasoning yang memiliki persebaran persentase soal
yang sangat sedikit jauh dari proporsi yang telah ditetapkan TIMSS. Sementara
untuk domain applying memiliki persebaran soal yang cukup baik dibanding lainnya
karena persentase persebaran soal dari tahun ke tahun cukup stabil mendekati
proporsi TIMSS.
2. Kesesuaian soal ujian nasional terhadap pedoman pemerintah dan taksonomi
TIMSS
Kesesuaian soal ujian nasional terhadap pedoman pemerintah yang terbagi
menjadi lingkup materi dan level kognitif hampir sesuai sepenuhnya. Pada lingkup
materi dibagi menjadi materi bilangan, aljabar, geometri, dan statistika dan peluang.
Serupa pada taksonomi TIMSS disebut dimensi konten (isi) terbagi menjadi domain
bilangan (30%), aljabar (30%), geometri (20%), data dan statistika (20%). Pada
lingkup materi pemerintah hanya membagi kedalam empat bagian materi saja tanpa
diberikan prosentase yang jelas dari pemerintah sehingga persebaran soal di setiap
materi pada soal UN Matematika SMP/MTs tiap tahunnya sangat fluktuatif. Pada
UN 2019, 2018, dan 2017 diperoleh prosentase pembagian materi yang berbeda
dengan hasil analisis peneliti. Perbedaan itu terlihat pada UN 2019, pada materi
aljabar dari pemerintah sebesar 22,5%, dan materi geometri sebesar 32,5% berbeda
dengan temuan peneliti pada domain tersebut masing-masing 25% dan 30%. Pada
UN 2018, pemerintah telah menetapkan materi aljabar 27,5% dan geometri 25%,
akan tetapi berbeda dengan hasil temuan peneliti pada domain tersebut masing-
masing 25% dan 27,5%. Dan pada UN 2017 pemerintah telah menetapkan materi
aljabar sebesar 25% dan geometri sebesar 37,5% akan tetapi berbeda dengan temuan
38
peneliti pada domain tersebut masing-masing 27,5% dan 35%. Sementara pada UN
2016 dan 2015 ketetapan prosentase pembagian materi dari pemerintah sesuai
dengan hasil temuan peneliti yaitu pada materi bilangan, aljabar, geometri, statistika
dan peluang masing-masing pada tahun 2016 27,5%, 27,5%, 30%, 15% dan tahun
2015 22,5%, 27,5%, 40%, 10%. Pemetaan materi yang ditetapkan pemerintah tanpa
memberikan prosentase yang jelas menjadi faktor persebaran materi yang naik-turun
fluktuatif tiap tahunnya sehingga sulit ditebak oleh pendidik maupun peserta didik.
Hal ini akan membingungkan para pelaku pendidikan dalam meningkatkan
keberhasilan mengerjakan soal-soal UN karena pemerintah tidak menetapkan
prosentase materi pada soal UN secara terperinci dan jelas meskipun sudah
diberikan kisi-kisi UN akan tetapi masih belum efektif.
Terlepas pada lingkup materi yang ditetapkan pemerintah, soal-soal pada UN
Matematika SMP/MTs berdasarkan taksonomi TIMSS masih didominasi oleh
domain geometri yang melebihi proporsi TIMSS hingga dua kali lipat, disusul
domain aljabar yang memiliki porsi dibawah dan terkadang diatas proporsi TIMSS,
sedangkan domain bilangan selalu dibawah proporsi TIMSS dan domain data dan
peluang yang paling jauh dari proporsi TIMSS. Meskipun demikian, pemetaan
dimensi konten UN Matematika SMP/MTs dari tahun pelajaran 2005/2006 hingga
2018/2019 telah berangsur-angsur mendekati proporsi yang ditetapkan TIMSS. Hal
ini ditunjukkan dengan temuan masing-masing domain bilangan, aljabar, geometri,
data dann peluang pada UN 2006 yaitu 17%, 27%, 53%, 3%, pada UN 2013
diperoleh 20%, 20%, 40%, 15%, pada UN 2018 diperoleh 35%, 25%, 27,5%, 12,5%
dan pada UN 2019 diperoleh 30%, 25%, 30%, 15%.
Pada level kognitif yang ditetapkan pemerintah terbagi menjadi tiga level
yaitu level pengetahuan dan pemahaman (25-30%), aplikasi (50-60%), dan
39
penerapan (10-15%). Serupa pada TIMSS disebut dimensi kognitif dibagi menjadi
tiga yaitu domain knowing atau pengetahuan (35%), domain applying atau
penerapan (40%) dan domain reasoning atau penalaran (25%). Diperoleh hasil
temuan yang berbeda dengan peneliti pada dimensi kognitif ini. Pada UN 2019,
diperoleh hasil temuan pada domain knowing, applying, dan reasoning masing-
masing 35%, 40%, dan 25%. Pada UN 2018 diperoleh masing-masing domain 35%,
42,5%, 22,5%. Pada UN 2017 diperoleh masing-masing domain 60%, 30%, 10%.
Pada UN 2016 diperoleh masing-masing domain 40%, 37,5%, 22,5%. Pada 2015
diperoleh masing-masing domain 57,5%, 30%, 12,5%. Dari sini dapat dilihat bahwa
pada pedoman pemerintah seharusnya didominasi oleh level aplikasi 50-60% akan
tetapi pada temuan peneliti didominasi oleh domain knowing TIMSS atau setara
dengan level pengetahuan dan pemahaman dari pemerintah. Faktor perbedaan ini
terjadi karena perbedaan persepsi antara level kognitif pemerintah dengan dimensi
kognitif TIMSS. Pada domain knowing TIMSS memiliki definisi yang hampir sama
dengan level aplikasi dari pemerintah sehingga hasil analisis peneliti memperoleh
domain knowing menjadi yang paling banyak. Hal ini ditunjukkan pada soal cerita
pecahan, pada level kognitif pemerintah menganggap soal tersebut pada level
aplikasi sedangkan TIMSS menganggap soal tersebut pada domain knowing.
Perbedaan persepsi definisi inilah yang memicu hasil temuan peneliti berdasarkan
taksonimi TIMSS jauh berbeda dengan pedoman level kognitif dari pemerintah.
Terlepas dari pedoman level kognitif pemerintah, soal-soal pada UN
Matematika berdasarkan taksonomi TIMSS masih banyak didominasi oleh domain
knowing, sementara domain applying selalu mendekati/hampir sesuai proporsi
TIMSS, dan domain reasoning adalah paling sedikit jauh dari proporsi TIMSS.
Meskipun demikian, pemetaan dimensi kognitif UN Matematika SMP/MTs dari
40
tahun pelajaran 2005/2006 hingga 2018/2019 telah berangsur-angsur mendekati
proporsi yang ditetapkan TIMSS. Hal ini ditunjukkan pada UN 2006 diperoleh
temuan domain knowing, applying, dan reasoning masing-masing 67%, 27%, 6%,
pada UN 2013 masing-masing 57,5%, 30%, 17,5%, pada UN 2018 masing-masing
35%, 42,5%, 22,5% dan pada UN 2019 paling sesuai dengan proporsi TIMSS yaitu
knowing 35%, applying 40% dan reasoning 25%.
41
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari keseluruhan pembahasan dan analisis yang telah dilakukan
untuk menjawab inti pokok permasalahan dalam penelitian, ada hal-hal
yang perlu ditekankan sebagai kesimpulan dalam skripsi ini, yaitu:
1. Analisis soal Ujian Nasional Matematika SMP/Mts Tahun Pelajaran
2005/2006-2018/2019 berdasarkan taksonomi TIMSS mendapatkan
hasil bahwa persebaran persentase dimensi konten dan dimensi
kognitif masih belum sesuai dengan TIMSS Assesment Framework.
Pada dimensi konten, persebaran soal didominasi oleh domain
geometri dan domain data dan peluang memiliki persebaran soal
yang sangat sedikit. Sementara untuk domain aljabar dan bilangan
cukup mendekati proporsi yang ditetapkan oleh TIMSS.
Untuk domain kognitif, persebaran soal didominasi oleh domain
knowing dan domain reasoning memiliki persentase soal yang
sangat sedikit. Sementara untuk domain applying cukup stabil
mendekati proporsi yang telah ditentukan oleh TIMSS.
2. Pemetaan level kognitif soal ujian nasional matematika SMP/MTs
dari tahun pelajaran 2005/2006 hingga 2018/2019 terhadap
pedoman yang ditetapkan pemerintah jauh berbeda dengan
taksonomi TIMSS dikarenakan perbedaan pendefinisian pada setiap
level kognitif. Ada beberapa soal termasuk level aplikasi menurut
level kognitif pemerintah yang merupakan domain knowing pada
42
dimensi kognitif TIMSS. Sementara pada lingkup materi dari
pemerintah tidak diberikan prosentase pembagian materi pada soal
UN dengan jelas.
3. Kesesuaian domain konten dan kognitif pada soal UN Matematika
berdasarkan taksonomi TIMSS berangsur-angsur mendekati
proporsi yang ditetapkan TIMSS.
terlihat ada peningkatan persentase mendekati proporsi yang sesuai
TIMSS Assesment Framework. Dari tahun ke tahun terdapat
peningkatan menuju proporsi yang ditetapkan TIMSS. Hal ini
terlihat pada persentasi masing-masing domain mendekati proporsi
yang ditetapkan TIMSS baik pada dimensi konten maupun dimensi
kognitif.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi peneliti lain, instrumen penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk mengkaji lebih mendalam mengenai soal-soal ujian
nasional dalam upaya pengembangan soal yang lebih berkualitas lagi.
2. Bagi penyelenggara evaluasi pendidikan, hasil penelitian ini dapat
dijadikan rujukan dalam menentukan kriteria pembuatan soal untuk
meningkatkan prestasi matematika peserta didik di Indonesia baik didalam
negeri maupun dikancah internasional.
43
DAFTAR PUSTAKA
Maunah, Bintu. 2009. Landasan Pendidikan. Yogyakarta: Teras.
Abdurrahman, Mulyono. 2012. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.Jakarta:
Rineka Cipta
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas
____________. 2006. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.
Jakarta: Depdiknas
Wulandari, Enika. 2012. Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
Melalu Pendekatan Problem Posing Di Kelas VIII A SMP Negeri 2.
ePrints@UNY, (Online), (https://eprints.uny.ac.id/1709/, diakses 5 Mei 2020)
Rudhito, M. Andy dan Prasetyo, D. Arif Budi. 2016. Analisis Kemampuan dan
Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Geometri Model TIMSS. Ifory-
Indonesia Conference Directory, (Online),
(https://ifory.id/proceedings/2016/4chQ7E9Cp/snips_2016_dominikus_arif_
budi_prasetyo_ab4f6c93dca6af966af91830bcf2160c.pdf, diakses tanggal 5
Mei 2020)
BSNP. Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional. 2017.
Jakarta Selatan: BSNP
Rohmani, dkk. 2017. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Mengerjakan Soal Mirip
TIMSS Berdasarkan Distraktor dan Teori Kesalahan Newman. Yogyakarta:
Jurusan Matematika UNY
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 68 Tahun 2013 Tentang
Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Permendikbud. Nomor 68 Tahun
2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
____________.2013b.Matematika SMP/MTS Kelas VII.Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
_____________.2013c. Lampiran Peratiuran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor Tahun 2013 Kelas VII. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan Tahun 2013.
____________. 2014. Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 1 Edisi Revisi.
Jakarta: Kemdikbud
Mullis, I., Martin, M.O., Ruddock, G.J., O’Sullivan, C.Y. and Preuschoff, C.
2013.TIMSS 2011 Assesment Framework.Chesnut Hills: Boston College
____________. 2019.TIMSS 2011 Assesment Framework.Chesnut Hills: Boston
44
College
W.A.H. Sipayung. 2013. Dampak Ujian Nasional (UN) Terhadap Pelajar SMAN di
Kota Medan dengan Menggunakan Analisis Faktor. Medan: Departemen
Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Sumatera Utara
Erman, Suherman. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian. (Jakarta: Depdiknas 2003) hal
129
Maryadi, dkk. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi FKIP. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Hamidi.2014. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal
dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press
Sugiyono.2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA
Wijaya, hengki. 2018. Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi. Makassar:
ST Theologia Jaffray
Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Badung: CV Alfabeta
Suparno, paul. 2008. Action Riset: Riset Tindakan Untuk Pendidikan. Jakarta:
Grasindo
Setiadi, Hari. Dampak Ujian Nasional Pada Karakter Bangsa. Jurnal. Hal 2
Gultom, Syawal. 2012. Ujian Nasional Sebagai Wahana Evaluasi Pengembangan
Pendidikan Karakter Bangsa. Pascasarjana UNY dan Himpunan Evaluasi
Pendidikan Indonesia (HEPI)
D. Amelia, B. Murtiyasa, Masduki. 2012. Pemetaan Soal-soal Ujian Nasional
Matematika. Seminar Nasional Pendidikan Matematika Surakarta, 09 Mei
2012
Daniel, Yandri. 2019. Ujian Nasional Dihapus Mendikbud dan Sejarahnya Di
Indonesia, (Online), (https://tirto.id/ujian-nasional-dihapus-mendikbud-dan-
sejarahnya-di-indonesia-enkH, diakses 11 Mei 2020)
Aminah, Nur Andri. 2019. Kemendikbud Sebut Tingkat Kesulitan Soal UN Tidak
Berubah, (Online),
(https://republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/popr4s384/kemendikbud-
sebut-tingkat-kesulitan-soal-un-tidak-berubah, diakses 12 Juni 2020)
Friana, Hendra. 2019. UN Dihapus Mulai 2021, Diganti Asesmen Kompetensi dan Survei
Karakter, (Online), (https://tirto.id/un-dihapus-mulai-2021-diganti-asesmen-
kompetensi-survei-karakter-enfr, diakses pada tanggal 12 Juni 2020)
Makdori, Yopi. 2019. Mengenal Konsep Asesmen Kompetensi Minimum Pengganti Ujian
Nasional, (Online), (https://www.liputan6.com/news/read/4131579/mengenal-
konsep-asesmen-kompetensi-minimum-pengganti-ujian-
nasional#:~:text=Mendikbud%20telah%20menyiapkan%20pengganti%20UN,mini
45
mal%20yang%20dibutuhkan%20para%20siswi., diakses pada tanggal 12 Juni 2020)
Amana, Rizki. 2019. Begini Skema Program Asesmen Kompetensi dan Survei Karakter
Pengganti Ujian Nasional, (Online),
(https://wartakota.tribunnews.com/2019/12/11/begini-skema-program-asesmen-
kompetensi-minimum-dan-survei-karakter-pengganti-ujian-nasional, diakses pada
tanggal 12 Juni 2020)
GTK Dikdas.2019. Mari Mengenal TIMSS, (Online),
(http://pgdikdas.kemdikbud.go.id/read-news/mari-mengenal-timss, diakses pada
tanggal 12 Juni 2020)
Puspendik. 2019. Indikator Yang Diuji UN Matematika, (Online),
https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/, diakses tanggal 12 Juni 2020)
46
LAMPIRAN-LAMPIRAN
47
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Nur Colis
2. Tempat, tanggal lahir : Kab. Semarang, 03 Desember 1995
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Warga Negara : Indonesia
5. Agama : Islam
6. Alamat : Karangsalam RT02/RW02, Ds. Timpik, Kec. Susukan,
Kab. Semarang
7. Riwayat Pendidikan :
a. SD Negeri Timpik 02
b. SMP Negeri 1 Susukan
c. SMK Negerti 1 Tengaran
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Salatiga, 3 Juni 2020
Penulis,
Nur Colis
Nim. 23070150079
48
Naskah Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2005/2006
49
50
51
Naskah Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2006/2007
52
53
54
Naskah Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2007/2008
55
56
57
58
Naskah Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2008/2009
59
60
61
62
Naskah Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2009/2010
63
64
65
66
67
Naskah Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2010/2011
68
69
70
71
72
73
74
75
76
Naskah Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2011/2012
77
78
79
80
81
82
83
84
85
Naskah Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2012/2013
86
87
88
89
90
91
92
93
94
Naskah Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2013/2014
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
Naskah Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2014/2015
105
106
107
108
109
110
111
112
Naskah Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2015/2016
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
Naskah Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2016/2017
126
127
128
129
130
131
132
133
134
Naskah Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2017/2018
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
Naskah Ujian Nasional Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2018/2019
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
top related