analisis skenario gagal jantung
Post on 17-Dec-2015
64 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Analisis skenario
Analisis skenario
Anamnesis : Laki laki berumur 62 tahun
Sesak nafas sejak 5 hari yang lalu dan sesak tidak berkurang dengan istirahat
Sesak disertai batuk berdahak warna putih dan sejak 3 minggu terakhir sesak semakin memberat
Riwayat hipertensi dan kencing manis sejak 8 tahun yang lalu
Rutin kontrol ke puskesmas namun obat yang diberikan tidak diminum secara teratur
Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah 150/90 mmHg
Frekuensi nadi 110 kali/menit
Frekuensi nafas 30 kali/menit
Suhu 36,5 C
Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : Iktus kordis jelas terlihat
Palpasi: Iktus kordis jelas teraba
Perkusi: Batas jantung kiri didapatkan pada 5 cm lateral linea midklavikula sinistra
Auskultasi: Ronkhi basah halus di kedua lapang paru
DiagnosisDiagnosis kerja: Gagal Jantung kiri
Diagnosis banding: PPOK dan Cor Pulmonal
Penegakan diagnosis
Berdasarkan anamnesis, hasil pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang pada penderita tersebut, kemungkinan penderita menderita gagal jantung kiri. Gagal jantung tersebut disebabkan oleh hipertensi yang penderita derita. Tidak adanya peningkatan JVP, hepatomegali, ascites, dan pembengkakan pada kedua kaki pada pemeriksaan fisik menyingkirkan dugaan gagal jantung kanan dan cor pulmonal. Selain itu, tidak didapatkan adanya barrel chest, juga menyingkirkan dugaan PPOK. Diagnosis gagal jantung ini juga sesuai dengan kriteria Framingham, didapatkan 2 kriteria mayor yaitu ronkhi dan cardiomegali serta 2 kriteria minor yaitu sesak nafas dan takikardi. Berikut ini adalah hasil analisis lebih lanjut penulis terhadap kasus dalam skenario. Hubungan sesak napas berat dengan riwayat hipertensiBerdasarkan klasifikasi fungsional dari The New York Heart Association (NYHA), umum dipakai untuk menyatakan hubungan antara awitan gejala dan derajat latihan fisik, didapatkan pasien pada scenario berada pada di kelas 1V, hal ini sesuai dengan keluhannya yaitu sesak nafas tidak berkurang dengan istirahat. Sementara itu pasien di scenario juga mempunyai riwayat hipertensi.Hipertensi mengacu pada peningkatan tekanan darah sistemik yang menaikkan resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri ke aorta. Akibatnya, beban kerja jantung bertambah. Sebagai mekanisme kompensasinya, terjadilah hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kekuatan kontraksi. Akan tetapi, lama-kelamaan terjadi dilatasi atau payah jantung atau gagal jantung. Terjadi peningkatan kebutuhan oksigen pada miokard akibat hipertrofi ventrikel dan peningkatan beban kerja jantung.
Selain itu pada pasien gagal jantung, terjadi penurunan curah jantung (suplai darah menurun) sehingga terjadi hipoksia di jaringan. Sebagai mekanisme kompensasinya, denyut jantung dipercepat. Akan tetapi, terjadi elevasi ventrikel kiri dan tekanan atrium kiri yang menuju ke peningkatan tekanan kapiler pulmonal yang menyebabkan edema paru. Edema paru menyebabkan ketidaksesuaian perfusi ventilasi sehingga menurunkan tekanan oksigen. Penurunan tekanan oksigen ini menstimulasi kemoreseptor perifer yang lalu mengirimkan impuls ke pusat pernapasan di medula oblongata. Akhirnya terjadi peningkatan usaha respirasi tapi tetap gagal karena adanya obstruksi cairan di traktus respiratorius akibat edema paru. Batuk berdahak berwarna putih
Batuk yang berhubungan dengan ventrikel kiri bisa kering dan tidak produktif, tetapi yang tersering adalah batuk basah yaitu batuk yang menghasilkan sputum.
Hubungan hasil perkusi batas jantung pada skenario sesak nafasBatas jantung pada skenario menunjukkan kemungkinan terjadinya kardiomegali, ataupun pergeseran posisi jantung. Kardiomegali pada akhirnya dapat menimbulkan peningkatan tekanan pada pembuluh darah pulmonal, yang akhirnya menyebabkan edema pulmonal. Hubungan Diabetes Melitus dengan gagal jantung
Diabetes mellitus merupakan faktor resiko independen terjadinya gagal jantung. Rangsangan neurohormonal memegang peranan pada patofisiologi terjadinya resistensi insulin, cardiovascular event, dan progresifitas gagal jantung. Patomekanisme ronchi basahJika tekanan hidrostatik anyaman kapiler paru-paru meningkat melebihi tekanan onkotik pembuluh darah maka akan terjadi transudasi cairan ke dalam interstisial. Apabila kecepatannya melebihi kecepatan drainase limfatik maka akan timbul edema interstisial. Bila terjadi peningkatan tekanan lebih lanjut, cairan akan merembes ke alveoli sehingga menimbulkan edema paru.
Seperti klarifikasi ronchi basah yaitu bunyi yang terdengar bila terdapat cairan di dalam bronkus atau alveoli.
Pemeriksaan Penunjang
Foto toraks dapat mengarah ke kardiomegali, corakan vaskuler paru menggambarkan kranialisasi, garis Kerley A/B, infiltrat prekordial kedua paru, dan efusi pleura.
Fungsi EKG, untuk melihat penyakit yang mendasari seperti infark miokard dan aritmia. Pemeriksaan lain seperti Hb, elektrolit, ekokardiografi, angiografi, fungsi ginjal, dan fungsi tiroid dilakukan atas indikasi.
Penatalaksanaan Gagal Jantung
Tujuan dalam penanganan gagal jantung akut adalah untuk memperbaiki keluhan dan menstabilkan hemodinamik. Pendekatan umum dalam managemen Gagal Jantung Akut meliputi satu atau lebih dari strategi pengobatan berikut:
- Oksigen diberikan secepat mungkin pada penderita hipoksemia- Diuretik intravena (IV) untuk menurunkan kelebihan cairan intravena- Vasodilator IV untuk menurunkan tekanan pengisian dan relesistensi vaskuler sistemik- Inotropik positif untuk menurunkan kardiak output pada keadaan rendahnya aliran darah.
Algoritma Penatalaksanaan Gagal Jantung
Terapi non farmakologisPERAWATAN MANDIRI(SELF CARE)
Perawatan mandiri mempunyai andil dalam keberhasilan pengobatan gagal jantung dan dapat memberi dampak yang bermakna pada keluhan-keluhan pasien, kapasitas fungsional, morbiditas dan prognosis. Perawatan mandiri dapat didefinisikan sebagai tindakan-tindakan yang bertujuan untuk mempertahankan stabilitas fisik, menghindari perilaku yang dapat memperburuk kondisi dan deteksi dini gejala-gejala perburukan. Untuk bisa merawat dirinya pasien perlu diberi pelatihan baik oleh dokter atau perawat terlatih. Topik-topik penting dan perilaku perawatan mandiri yang perlu dibahas antara lain dapat dilihat pada Tabel 5.15Tabel 1. Topik Keterampilan Merawat Diri yang perlu dipahami penderita Gagal Jantung.
Topik EdukasiKeterampilan dan Perilaku Perawatan Mandiri
Definisi dan etiologi gagal jantungMemahami penyebab gagal jantung dan mengana keluhan-keluhan timbul
Gejala-gejala dan tanda-tanda gagal jantungMemantau tanda-tanda dan gejala-gejala gagal jantung
Mencatat berat badan setiap hari
Mengetahui kapan menghubungi petugas kesehatan
Menggunakan terapi diuretik secara fleksibel sesuai anjuran
Terapi farmakologikMengerti indikasi, dosis dan efek dari obat-obat digunakan
Mengenal efek samping yang umum obat
Modifikasi faktor risikoBerhenti merokok, memantau tekanan darah
Kontrol gula darah (DM), hindari obesitas
Rekomendasi dietRestriksi garam, pantau dan cegah malnutrisi
Rekomendasi olah ragaMelakukan olah raga teratur
Kepatuhanmengikuti anjuran pengobatan
PrognosisMengerti pentingnya faktor-faktor prognostik dan membuat keputusan realistik
top related