analisis profil potensial listrik pada titik akupunktur...
Post on 04-May-2019
272 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Analisis Profil Potensial Listrik Pada Titik Akupunktur
Terhadap Penyakit Hipertensi
Stefy Widyanarko, Wellina Ratnayanti K, Tri Anggono P
Laboratorium Biofisika, Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Airlangga, Surabaya 60115
Abstrak
Penelit ian ini bertujuan untuk menganalisis profil potensial listrik pada t
it ik akupunktur antara orang sehat dan penderita hipertensi. Pengambilan data dilakukan
dengan perekaman profil potensial listr ik pada tit ik akupunktur Xinshu, Ganshu
dan Shenshu. Titik akupunktur dilakukan pada orang sehat dan penderita hipertensi
masing- masing 10 orang dibukt ikan dar i obervasi data sekunder di Puskesmas
Mulyorejo, Surabaya. Profil potensial listr ik dipero leh dar i hasil perekaman profil
potensial listr ik do main waktu selama 100 det ik, dengan metode analisis FFT (Fast
Fourier Transform). Berdasarkan hasil analisis statistik pada masing- masing kelo
mpok frekuensi, terdapat perbedaan pro fil potensial listrik yang signifikan
pada kelompok frekuensi 0-5 Hz di titik shenshu dengan nilai amplitudo pada orang sehat
0,281 Vs dan pada penderita hipertensi 0,015 Vs, frekuensi 148-153 Hz di titik Xinshu
dengan amplitudo pada orang sehat 0,150Vs dan pada penderita hipertensi 0,041 Vs, di
titik Shenshu dengan nilai amplitudo pada orang sehat 0,085 Vs dan pada penderita
hipertensi 0,025 Vs, frekuensi 298-303 Hz di titik Xinshu dengan nilai amplitudo
pada orang sehat 0,029 Vs dan pada penderita hipertensi 0,009 Vs, di titik Shenshu
dengan nilai amplitudo pada orang sehat 0,027 Vs dan pada penderita hipertensi 0,006
Vs, frekuensi 348-353 Hz di titik Xinshu dengan nilai amplitudo pada orang sehat 0,028
Vs dan pada penderita hipertensi 0,048 Vs, dan pada frekuensi 448 -453 Hz di titik Xinshu
dengan nilai amplitudo 0,019 Vs pada orang sehat dan pada penderita hipertensi 0,005
Vs, di titik Shenshu dengan nilai amplitudo pada orang sehat 0,013 Vs dan pada
penderita hipertensi 0,043 Vs. Berdasarkan amplitudo didapatkan bahwa profil
potensial listrik pada tit ik akupunktur untuk orang sehat lebih rendah amplitudonya
dibanding dengan orang sakit. Sehingga analisis pro fil potensial listr ik pada tit ik
akupunktur dapat digunakan untuk diagnosa penyakit hipertensi.
Kata Kunci : amplitudo, potensial listrik tubuh, titik akupunktur, hipertensi, FFT.
PENDAHULUAN
Hipertensi baru disadari oleh penderitanya ketika mereka telah mengalami
berbagai gejala- gejala hipertensi. Setiap tahun penderita hipertensi semakin meningkat.
Menurut World Health Organization (WHO), batas tekanan darah yang dianggap normal
adalah kurang dari 130/85 mmHg. Bila tekanan darah sudah lebih dari 140/90 mmHg
maka akan dinyatakan terkena hipertensi (batasan untuk usia diatas 18 tahun). Pada tahun
2000 penderita hipertensi dengan prevalensi sebesar 26,4% dan pada tahun 2025
diperkirakan akan mencapai 29,2% (Lubis,2008).
Pengertian hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik
meningkat hingga lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik meningkat hingga
90 mmHg. Tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat menyebabkan resiko terhadap
stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
Akupunktur merupakan suatu cara pengobatan dengan perangsangan titik-titik
tertentu atau titik akupunktur dipermukaan tubuh untuk menyembuhkan suatu penyakit.
Perangsangan tersebut dapat dilakukan melalui penusukan jarum, penyuntikan,
penyinaran dan sebagainya.
Titik akupunktur adalah daerah kulit yang telah diketahui berbeda dengan
jaringan disekitarnya dalam hal tahanan listrik, potensial listrik, daya hantar serta dalam
kepadatan jaringan sarafnya. Titik akupunktur mempunyai sifat aktif listrik dengan
karakteristik “High Voltage Low Resistance”. Permukaan tubuh tempat titik akupunktur
memiliki resistansi yang rendah sehingga dapat mengalirkan beda potensial yang lebih
tinggi dibandingkan dengan permukaan tubuh yang bukan titik akupunktur. Rangsangan
dari titik akupunktur lebih didasarkan pada kenyataan biofisika bahwa dasar aktif listrik
antar sel menuju ke organ sasaran. Titik akupunktur sebagai model reseptor fungsional
dua arah dimana salah satu bioinformasi tubuh dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
terapi dan diagnosis dalam bidang kedokteran (Saputra,2002).
Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Puspa Erawati (2004) tentang
analisis profil potensial listrik pada titik akupunktur untuk mengetahui kelainan fungsi
organ dengan memanfaatkan aktifitas kelistrikan dari organ melalui titik akupunktur
untuk diamati dan dijadikan sebagai indikator kelainan fungsional organ. Profil
potensial listrik pada t it ik akupunktur yang diperoleh akan dianalisis sinyal hingga
dapat dipero leh hasil yang dapat memper lihatkan perbedaan secara nyata
profil potensial listr ik pada kondisi sehat dan pada kondisi hipertensi. Dengan adanya
profil potensial listrik untuk penderita hipertensi diharapkan dapat menjadi metode
diagnosis baru yang menggunakan prinsip fisika dan dapat mengetahui implementasi
pentingnya prinsip fisika dalam metode penelitian khususnya untuk analisis sinyal.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian primer,observasional, dan bersifat analitik
dengan pendekatan yang dilakukan bersifat transversal atau cross sectional yaitu sekali
pengambilan data pada saat tertentu dan tidak simultan. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berkut:
1) Variabel bebas : Tekanan darah testi.
2) Variabel terikat : Profil potensial listrik testi (dalam frekuensi dan amplitudo).
3) Variabel terkendali : Titik akupunktur yang terkait dengan penyakit hipertensi
serta waktu perekaman profil potensial listrik.
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 orang testi sehat yang
dibuktikan dengan tes tekanan darah dan penelusuran riwayat kesehatan dengan
metode wawancara, dan 10 orang testi hipertensi yang direkomendasikan oleh Puskesmas
Mulyorejo dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya serta dibuktikan dengan tes tekanan
darah. Alur penelitian yang dilakukan digambarkan dalam bagan diagram berikut :
Gambar 1. Alur Penelitian
Tanpa memberikan perlakuan apapun kepada kedua kelompok testi, masing-
masing anggota kelompok tersebut dilakukan uji tekanan darah kemudian dilakukan
pemasangan electrode untuk perekaman profil biopotensial pada titik-titik
akupunktur yang berhubungan langsung dengan organ terkait penyakit hipertensi. Titik-
titik yang digunakan adalah titik Xinshu (terkait organ jantung), Ganshu (terkait organ
hati), dan Shenshu (terkait organ ginjal).
Gambar 2. Letak titik-titik akupunktur meridian Shu belakang.
Perekaman biopotensial menggunakan prinsip dari Elektromiografi (EMG).
Elektromiografi (EMG) adalah teknik untuk mengevakuasi dan rekaman aktivitas listrik
yang dihasilkan oleh otot rangka. Sebuah elektromyograph mendeteksi potensial listrik
yang dihasilkan oleh sel-sel otot ketika sel-sel ini elektrik atau neurologis diaktifkan.
Sinyal dapat dianalisis untuk mendeteksi kelainan medis, tingkat aktivasi, perintah
rekrutmen atau untuk menganalisa biomekanik gerakan manusia atau hewan. Sinyal
bioelektrik sangat rentan terhadap derau atau noise, yang muncul dari interferensi jala-jala
listrik, gerakan tubuh dan frekuensi radio (Cromwell K., dkk, 1976).
Setting alat yang digunakan adalah :
Gambar 3. Setting alat
Tahap-tahap perekaman biopotensial organ menggunakan perangkat ini adalah:
1. Arus bioelektrik organ dikeluarkan melalui titik akupunktur kemudian diterima
oleh electrode non-invasif yang diletakkan pada titik- akupunktur, sehingga
arusnya akan mengalir ke bioamplifier.
2. Sinyal yang dihasilkan tubuh sangat kecil berorde mikrovolt,
sehingga dilakukan penguatan pada bioamplifier sebesar 1000 kali agar sinyal
dapat terlihat pada layar komputer dan pada program Labscribe.
Gambar 4. Tampilan keluaran sinyal biopotensial dengan program Labscribe pada
titik akupunktur.
Setiap fungsi gelombang penyusunnya dapat dijabarkan menggunakan deret
Fourier. Fourier memperlihatkan bahwa semua fungsi periodik dapat diekspresikan
sebagai suatu kombinasi dari suku-suku pembentuknya. Fourier menunjukkan bahwa
sebuah fungsi dengan periode T dapat diperlihatkan melalui deret trigonometri dengan
bentuk :
dengan ω=2π/T adalah frekuensi perulangan
fungsi
(rad/s). Koefisien Fourier dalam deret Fourier dapat dihitung menggunakan persamaan :
Deret Fourier memiliki beberapa sifat yang penting, yaitu : frekuensi dari
bentuk sinus dan cosinus pertama adalah suatu fungsi frekuensi dan kenaikan frekuensi
antara pembentuk-pembentuk kenaikan n yang sebanding dengan fungsi frekuensi.
Fourier yang telah ditransformasi dapat digunakan untuk memperlihatkan fungsi non
periodik menjadi fungsi periodik dengan periode menuju tak hingga. Deret Fourier
hanya berlaku untuk sinyal periodik. Sedangkan transformasi Fourier digunakan untuk
mentransformasi sinyal dalam bentuk waktu menjadi bentuk frekuensi. Transformasi
fourier mendiskripsikan spektrum kontinyu dari sinyal nonperiodik. Transformasi
fourier X(f) dari waktu kontinyu x(t) adalah sebagai berikut:
Invers Transformasi :
Agar transformasi fourier dapat digunakan dalam operasi digital, maka diperlukan contoh-
contoh sinyal kontinyu pada kawasan waktu akan mereprentasikan keseluruhan sinyal
kontinyu tersebut dan contoh-contoh ini akan mengubah sinyal kontinyu menjadi sinyal
diskrit. Transformasi sinyal diskrit adalah sebagai berikut :
Dengan :
Invers Transformasi :
Fast Fourier Transform (FFT) adalah algoritma untuk menghitung DFT
dengan cepat dan efisien. Transformasi fourier sinyal diskrit juga akan lebih cepat dan
efisien jika menggunakan algoritma Fast Fourier Transform terutama untuk bentuk sinyal
dikrit dalam bilangan kompleks (Boas, 1982).
Perangkat yang digunakan pada analisis sinyal ini adalah program Labscribe.
Pada tampilan menu terdapat nilai T2-T1 yang merupakan fasilitas untuk memudahkan
membaca rentang skala yang memiliki satuan format jam:menit:detik. Display time untuk
menunjukkan kurun waktu selama perekaman berlangsung. Hasil yang muncul adalah
pulsa- pulsa yang menunjukkan frekuensi (horisontal- x) dari fungsi gelombang pada
sinyal listrik hasil perekaman mulai dari 1 Hz sampai 499Hz dengan masing-masing
amplitudo mulai dari 0 sampai 1 (vertikal-y). Data diolah dengan mengklik icon
FFT lalu menempatkan dua kursor masing-masing pada setiap puncak sampai
mendapatkan beberapa nilai frekuensi dan amplitudonya. Kemudian dilakukan pencatatan
frekuensi dan amplitudo profil potensial listrik tiap 5 detik pada masing- masing testi di
setiap titiknya dengan pencuplikan data hingga 20 bingkai. Berikut merupakan salah
satu contoh cuplikan hasil FFT pada kondisi sehat yaitu pada gambar 5.
Gambar 5. Cuplikan Hasil Analisis Transformasi Fourier Profil Potensial Domain Waktu
menjadi Domain Frekuensi.
Perhitungan uji beda dilakukan dengan menggunakan uji T sampel bebas pada
setiap rata- rata amplitudo dari 20 bingkai data yang telah diambil untuk tiap kelompok
frekuensi masing- masing. Uji T sampel bebas merupakan uji beda untuk data rasio yang
terdistribusi normal atau mendekati normal. Penarikan kesimpulan dari uji T sampel
bebas dilakukan dengan menghitung nilai t tabel dan t hitung. Jika nilai t hitung lebih
besar dari t tabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka H0 diterima. Namun jika nilai t
hitung lebih kecil dari t tabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka H0 ditolak dan
H1 diterima. Untuk mengetahui nilai t hitung dan t tabel, maka digunakan persamaan:
Untuk t tabel : Untuk t hitung :
Keterangan :
Ā : rata-rata sampel jenis A
: rata-rata sampel jenis B
: standar error yang diperoleh dari masing-masing jenis perlakuan
: rata-rata dari sampel yang diambil
μ : rata-rata dari populasi yang diambil n : jumlah sampel yang diambil
s : standar deviasi data
Uji beda antara data dari testi sehat atau normal dengan data dari testi
hipertensi menggunakan uji T sampel bebas pada perangkat lunak SPSS 13.0. Cara
penarikan kesimpulan dari hasil uji T sampel bebas menggunakan SPSS adalah
dengan memperhatikan nilai signifikansi 2- tail yang disebut sebagai p. Jika p > 0,05,
maka H0 diterima dan H1 ditolak. Namun jika p < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
(Kusriningrum, 2008).
HASIL
Berdasarkan hasil uji menggunakan program SPSS uji beda tekanan darah pada
testi sehat dan pada testi hipertensi, diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan signifikan
antara tekanan darah testi sehat dan tekanan darah testi hipertensi, yaitu dengan nilai
signifikan p= 0,005 untuk diastole dan p= 0 untuk sistole. Nilai rata-rata tekanan darah
pada testi sehat adalah tekanan diastole (68,50 ±6,36) mmHg, tekanan sistole (105,30
± 7) mmHg dan pada testi hipertensi adalah tekanan diastole (81,80 ± 11,63) mmHg,
tekanan sistole (160,20 ±25,8) mmHg, berikut adalah hasil Uji T untuk tekanan
darah diastole dan tekanan darah sistole pada orang sehat dan pada orang sakit (penderita
hipertensi). Profil potensial listrik pada titik akupunktur dihasilkan dari perekaman
potensial listrik pada titik-titik akupunktur Xinshu (BL 15) terkait organ jantung, Ganshu
(BL 18) terkait organ hati dan shenshu (BL 23) terkait dengan organ ginjal.
Contoh hasil cuplikan perekaman profil potensial listrik domain waktu ditunjukkan pada
gambar 6 berikut:
Gambar 6. Hasil Perekaman Profil Potensial Listrik Sebagai Fungsi Waktu
Profil potensial listrik fungsi waktu pada titik akupunktur terhadap orang
sehat dan penderita hipertensi belum dapat dibedakan secara langsung. Untuk dapat
membedakan analisis sinyal diperlukan analisis FFT (Fast Fourier Transform) untuk
mengubah profil potensial listrik domain waktu menjadi profil potensial listrik fungsi
frekuensi.
Pada penelitian ini hasil dari perekaman profil potensial listrik yang telah
dianalisis dengan menggunakan FFT diamati dengan membaginya menjadi 20 bingkai
dengan pencuplikan setiap bingkai 5 detik. Hasil analisis FFT ini merupakan fungsi
gelombang yang sudah dinormalisasi. Hasil analisis FFT ini digunakan untuk
menghitung tingginya amplitudo puncak setiap frekuensi yang muncul, seperti yang
ditunjukkan pada gambar 7. Perhitungan dilakukan dengan mengabaikan amplitudo
puncak pada frekuensi 50 Hz karena merupakan noise dari PLN. Frekuensi-frekuensi
yang muncul sebagai frekuensi dominan pada setiap pencuplikan adalah frekuensi-
frekuensi dengan interval 0-5 Hz, 98-103 Hz, 148-153 Hz,198-203 Hz, 248-253 Hz,
298-303 Hz, 348-353 Hz,398-403 Hz dan 448-453 Hz.
Hasil pencatatan amplitudo yang telah disusun dari 20 pencuplikan (bingkai)
setiap kelompok frekuensi dihitung nilai rata-rata amplitudonya. Berikut ini
merupakan salah satu contoh hasil analisis FFT pada orang sehat yaitu pada Gambar
7.
Gambar 7. Hasil analisis FFT Pada Orang Sehat
Data yang diambil merupakan hasil pencuplikan setiap 5 detik dengan 20
bingkaipencuplikan yang dihasilkan dari serangkaian hasil perekaman profil potensial
pada masing-masing kelompok testi sehat dan testi hipertensi. Dari 20 bingkai
tersebut, dilakukan perhitungan rata-rata amplitudo untuk setiap frekuensi pada 10
testi sehat dan 10 testi hipertensi.
Tabel 1. Tabel Ringkasan Hasil Uji T Sampel Bebas dengan SPSS
Setelah dilakukan Uji T sampel bebas maka didapatkan hasil seperti yang
tercantum pada Tabel 1. Dari tabel 4 tersebut dapat diketahui bahwa:
1. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok frekuensi 0-5 Hz
dengan p= 0 pada titik shenshu, 148-153 Hz dengan p= 0,049 di titik Xinshu
dan p= 0,019 di titik Shenshu,298-303 Hz dengan p= 0,033 di titik Xinshu
dan p= 0,002 di titik Shenshu, 348-353 Hz dengan p= 0,048 di titik Xinshu,
dan pada kelompok frekuensi 448-453 Hz dengan p= 0,005 di titik Xinshu dan
p= 0,043 di titik Shenshu.
2. Tidak terdapat perbedaan signifikan pada frekuensi lainnya dan pada titik
akupunktur lainnya.
Profil potensial listrik yang telah terekam pada penelitian ini merupakan hasil dari
profil potensial titik Xinshu, Ganshu dan Shenshu. Perekaman ini dilakukan selama 100
detik untuk masing-masing titik akupunktur yang terbagi menjadi 20 bingkai dimana
masing-masing bingkai dicuplik setiap 5 detik. Ketiga titik tersebut terkait dengan organ
tertentu. Pada titik Xinshu (BL 15) terkait pada organ jantung, Ganshu (BL 18)
terkait pada organ Hati dan Shenshu (BL 23) terkait pada organ Ginjal. Ketiga titik
akupunktur yang dipilih merupakan titik-titik akupunktur yang berada dalam satu
meridian kandung kemih (Shu belakang). Titik Shu belakang merupakan titik dimana
Chi organ terpancar ke seluruh permukaan dorsal tubuh dan terletak setinggi organ
tersebut.
Sebelum dilakukan proses perekaman biopotensial listrik pada titik akupunktur
yang pertama kali dilakukan adalah memeriksa tekanan darah masing-masing kelompok
testi baik untuk testi sehat dan testi dengan hipertensi. Hal ini dilakukan agar lebih
meyakinkan keadaan testi yang memiliki gejala hipertensi atau tidak, yaitu untuk testi
sehat tekanan darah acaknya kurang dari 130/85 mmHg dan untuk testi hipertensi tekanan
darah acaknya lebih dari 140/90 mmHg.
Berdasarkan hasil uji tekanan darah pada testi sehat dan testi hipertensi, terdapat
perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikasi p= 0,005 untuk tekanan diastole dan
p= 0 untuk tekanan systole, kedua nilai tersebut kurang dari 0,05. Sehingga dapat
dipastikan bahwa kondisi kedua testi ini benar-benar berbeda. Nilai tekanan darah hanya
untuk mengontrol tekanan darah dan belum dapat menggambarkan kinerja organ tertentu
yang dapat terpengaruh oleh gejala penyakit hipertensi. Sehingga pasien cenderung
mengkonsumsi obat penurun tekanan darah tinggi. Jika pasien hipertensi
mengkonsumsi obat secara terus- menerus akan mengakibatkan gangguan fungsional
pada organ ginjal.
Dalam penelitian ini, frekuensi yang dianalisis menggunakan uji statistik
hanya pada frekuensi yang dominan, yaitu pada frekuensi yang kemunculannya kuat
dan dapat mempengaruhi bentuk dari sinyal awal yang belum dianalisis menggunakan
analisis FFT. Jika ada kemunculan yang tidak begitu kuat maka berarti itu merupakan
suatu noise. Di dalam hasil yang didapatkan ada kecenderungan yang muncul yang
mungkin disebabkan oleh elektrode yang digunakan merupakan metode non-invasif
sehingga sangat mudah terjadi gangguan. Contohnya gangguan dari sumber radiasi
seperti transmisi, ketidakstabilan sinyal yang bersifat inheren (sinyal EMG memiliki sifat
random), ketidakstabilan penempatan selama perekaman atau masuknya sinyal dari
komponen tubuh lain di dekat penempatan elektrode yang terkena rangsang listrik kecil
sehingga mengganggu sinyal dari target yang ingin dideteksi (Wijayanto dan Hastuti,
2006). Perekaman profil potensial listrik pada t itik akupunktur dilakukan agar dapat
memper lihatkan fungsi ker ja organ berdasarkan profil kelisr ikannya.
Dengan dipero lehnya hasil profil kelistr ikan yang berbeda pada kondisi
sehat dan hipertensi, dapat memper lihatkan kondisi organ untuk keperluan
diagnosis yang lebih jauh berdasarkan profil kelistr ikan dar i t itik akupunktur
yang menuju organ maupun untuk keperluan terapi yang spesifik menuju organ yang
terganggu fungsinya.
Profil potensial listrik merupakan grafik tegangan sebagai fungsi waktu
yang mempresentasikan aktivitas kelistrikan organ yang berubah-ubah setiap waktu.
Profil potensial fungsi waktu pada kelompok orang sehat dan kelompok penderita
hipertensi hendak dibandingkan maka akan terdapat kesulitan dalam menentukan
parameter sebagai kriteria pembanding, hal tersebut dikarenakan tidak adanya
keseragaman pola pada masing-masing kelompok. Beda potensial yang dialirkan dar i
tit ik akupunktur merupakan gelo mbang elektromagnet ik yang dipancarkan
organ. Gelo mbang ini merupakan kombinasi dari beberapa gelo mbang har monis
yang berbeda frekuensi yang ber langsung secara serempak.
Profil potensial listrik domain waktu pada titik akupunktur belum dapat
dibedakan secara langsung sehingga diperlukan analisis sinyal untuk dapat membedakan
keduanya. Oleh karena itu di butuhkan analisis FFT (Fast Fourier Transform) pada
perangkat lunak Labscribe untuk mengubah profil potensial listrik domain waktu menjadi
profil potensial listrik domain frekuensi. gelombang fungsi waktu sebagai kombinasi
linier, dapat diuraikan dari frekuensi-frekuensi dasarnya menggunakan analisis FFT.
Data yang yang muncul pada tampilan spectrum FFT merupakan bingkai-bingkai
spectrum yang dicuplik dalam selang waktu yang dibutuhkan yaitu dihasilkan 20
bingkai dalam masing-masing waktu pencuplikan selama 5 detik. Data yang dihasilkan
dari analisis FFT tersebut merupakan amplitudo puncak pada masing-masing rentang
frekuensi yang muncul mulai dari rentang frekuensi 0-5 Hz sampai dengan frekuensi
448-453 Hz. Data amplitudo pada frekuensi 50 Hz tidak dihiraukan karena pada frekuensi
tersebut ditutupi oleh frekuensi dari PLN yang amplitudonya sangat tinggi, yaitu bernilai
1. Oleh sebab itu pada saat frekuensi 50 Hz dapat dianggap sebagai noise atau derau yang
tidak dapat untuk dihindari dan ini berlaku pada semua keadaan baik untuk testi
sehat dan testi hipertensi.
Setelah didapatkan data dari analisis FFT kemudian data dicatat ulang
dan kemudian dihitung rata-rata amplitudonya pada setiap rentang batas frekuensi pada
masing-masing skala rasio. Data rata-rata tersebut kemudian dianalisis lagi menggunakan
uji beda atau uji T sampel bebas pada program SPSS 13.0 for windows. Sebelum di
uji menggunakan uji T data tersebut di uji kenormalitasannya terlebih dahulu
menggunakan uji non parametrik Kolmogorov-Smirnov agar data yang diperoleh
merupakan data hasil yang telah terdistribusi normal, setelah selesai di uji
kenormalitasannya kemudian baru dilakukan uji T sampel bebas (independent samples T
test). Hasil dari uji beda menggunakan perangkat lunak SPSS terdapat pada lampiran
6.
Berdasarkan hasil analisis pada Lampiran 6 dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan pada hasil analisis profil potensial listrik pada titik akupunktur
untuk kondisi sehat dan untuk kondisi hipertensi, yaitu pada kelompok frekuensi 0-5 Hz
dengan p=0 pada titik shenshu, 148-153 Hz dengan p= 0,049 di titik Xinshu dan p=
0,019 di titik Shenshu, 298-303 Hz dengan p=0,033 di titik Xinshu dan p=0,002
di titik Shenshu, 348-353 Hz dengan p=0,048 di titik Xinshu, dan pada kelompok
frekuensi 448-453 Hz dengan p=0,005 di titik Xinshu dan p=0,043 di titik Shenshu.
Sedangkan pada frekuensi yang lain pan pada titik akupunktur yang lain tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dari hasil uji beda tersebut didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara profil potensial listrik pada titik akupunktur
untuk orang yang kondisinya sehat dengan penderita hipertensi.
Penelit ian ini menggunakan perangkat lunak perekam biopotensial yang
telah diatur secara otomat is sebagai perekam sinya l EMG. Sinyal EMG yang
dihasilkan berorde hingga mikrovo lt, sehingga diperlukan penguatan agar dapat
diper lihatkan pada layar komputer. Sinyal EMG dari per mukaan tubuh yang direkam
berasal dari beda potensial yang terjadi antara dua elektrode yang dipasang pada
tit ik akupunktur secara lateral sebagai pintu masuk dan keluarnya energi yang memiliki
arah posit if dan negat if. Titik akupunktur dan kelistrikan pada organ dihubungkan oleh
meridian sebagai jalur aliran energi, sehingga aktivitas kelistrikannya dapat diamati.
Perekaman sinyal EMG menggunakan perangkat Iworx yang dapat melakukan
penguatan 1000 kali dar i sinyal masukannya sehingga dapat teramat i pada layar
komputer.
Sinyal yang teramat i pada layar ko mputer merupakan sinyal sebagai
fungsi waktu yang belum dapat dibedakan secara nyata. Sehingga belum dapat
dijadikan sebagai metode analisis profil potensial listr ik untuk diagnosis penyakit
hipertensi.
KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Profil
potensial listrik pada tit ik akupunktur untuk orang sehat memiliki pola
kecenderungan amplitudo pada masing-masing kelo mpok frekuensi yang lebih
rendah jika dibandingkan dengan profil potensial listr ik pada tit ik akupunktur
untuk penderita hipertensi. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok
frekuensi 0-5 Hz di titik shenshu, 148-153 Hz di titik Xinshu dan di titik Shenshu,
298-303 Hz di titik Xinshu dan di titik Shenshu, 348-353 Hz di titik Xinshu, dan
pada kelompok frekuensi 448-453Hz di titik Xinshu dan di titik Shenshu.
Dari profil potensial listrik pada titik akupunktur dapat disimpulkan
bahwa pada penderita hipertensi terjadi gangguan-gangguan pada organ jantung
(xinshu) dan organ ginjal (shenshu). Berdasarkan perbedaan profil potensial listrik
pada t itik akupunktur untuk orang sehat dan penderita hipertensi, metode ini dapat
digunakan untuk diagnosis penyakit hipertensi berdasarkan hasil analisisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adikara R.T.S, 1998, Filosofi Akupunktur Dan Pengembangan Teknologinya,
Lembaga Penelitian Unair, Surabaya.
Ashari dan Santoso, B.P., 2005, Analisis Statistik Dengan Microsoft Excell Dan SPSS,
Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Boas, Mary L., 1982, Mathematical Methods InThe Physical Sciences, Second
Edition, by Jons Wiley & Sons, Inc., United States, America.
Cameron, J.R, 1978, Fisika Tubuh Manusia,Diterjemahkan Oleh Brahm U. Pendit,
Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Cromwell L., Ardit i M. Weibel F.J., Pfeiffer E.A, Steele B., Labok J.,
1976, Medical Instrumentation for Health Care, Prentice Hall Inc
Erawati, P., Astuti, S. D., dan Prijo, T. A., 2003, Analisis Profil Potensial Untuk Kelainan
Fungsional Organ, Lembaga Penelitian Universitas Airlangga, Surabaya
G.pong Permadi dan Djuharto, 1982, Pedoman Praktis Belajar Akupunktur Kecantikan,
Alumni, Bandung.
Ganong, W.F., 1986, Fisiologi Kedokteran, CV EGC Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Guyton, Arthur C., 1991. Textbook of MmedicalPhysiology, Eight Edition.
Philadelphia: W. B Saunder. Comp.
Hall, Guyton A., 1997, Bahan Ajar FisiologiKedokteran (Textbook of Medical
Physiology), Diterjemahkan oleh Irawati Setiawan, Edisi 1, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
Hobbie, R. K. and Roth, B. J., 2007, Intermediate Physics For Medicine and
Biology, 4th Edition, Springer Science+Bussines Media, New York.
Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High
Pressure, The Sixth Report of the Joint National Committeeon on Prevention,
Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure, National Institute
of Health, 1997; 98-4080.
Karim, Abdul., 2007, Analisis Disfungsi Organ Hati Menggunakan Interaksi Listrik
Titik Akupunktur BL 18, Fisika Universitas Airlangga, Surabaya.
Koosnadi, S., 2002. Akupuntur Klinik. Airlangga University Press. Surabaya
Labscribe Data Acquisition Software Manual.iWorx/ CB Sciences, Inc, Washington.
http://www.iworx.com.
Parsiti, 2007, Penentuan Frekuensi Karakteristik Organ Ginjal Melalui Profil
Bioimpedansi Titik BL-23, Fisika Universitas Airlangga, Surabaya.
Saputra, K., 2002, Akupunktur Klinik. Airlangga University Press. Surabaya.
Saputra, Kosnadi and Idayanti, Agustin. 2005.Akupunktur Dasar. Airlangga
University Press. Surabaya.
Stux Bruce Gabriel, 1986, Acupuncture, Text Book and Atlas,Spinge-VarlegBerlin
Heidelberg, New York, Tokyo.
Suhariningsih, 1999, desertasi, Profil TeganganListrik Titik Akupunktur Sebagai
Indikator Kelainan Fungsi Organ, Program Pasca Sarjana Unair, Surabaya.
Wensel MD, 1980. Acupuncture for Americans.Virginia: Raston Publ. Comp., Inc., A
Prentice Hall Company.
Wijayanto, Y. Nur dan Hastuti, D., 2006, Rangkaian Bioamplifier untuk Mendeteksi
S ifat Elektris Otot, Jurnal Elektronika No. 2 Juli-Desember 2006, Volume 6
Website : http://compassionatedragon.com http://alifis.wordpress.com/category/fisika-
corner/fisika-kesehatan
top related