analisis keterampilan berpikir tingkat tinggi ...penilaian kelas (soal evaluasi) kata kerja...
Post on 27-Jan-2021
36 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
i
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA
PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V
(STUDI KASUS DI SALAH SATU SD KABUPATEN BANTUL)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Alan Risky Subekti
NIM : 151134029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya yang selalu
memberikan kemudahan dan kelancaran setiap waktu hingga skripsi ini
selesai.
Untuk kedua orang tuaku tersayang Bapak Sihono dan Ibu Murtilah yang
selalu memberikan dukungan dari segi manapun, memberikan semangat, doa
yang tiada hentinya yang tidak mungkin tidak dapat terbayarkan hanya
dengan selembar kertas ucapan kasih sayang dan persembahan ini.
Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd, dan Ibu Brigitta Erlita Tri
Anggadewi, S.Psi., M.Psi yang telah membimbing, mendampingi,
memberikan masukan – masukan serta memberikan semangat dan motivasi
kepada penulis selama menyusun skripsi ini.
Kekasihku Dewi Maghfiroh yang selalu memberikan perhatian, dukungan,
motivasi, dan semangat yang selalu sabar dalam menemani penulis sejak masa
sekolah hingga kuliah dan hingga skripsi ini selesai.
Seluruh keluarga besar Widi Sentono dan Rejo Suparto dan teman – teman
pemuda PRINTA yang selalu memberikan semangat, doa, dan warna dalam
hidup penulis.
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
MOTTO
~”Man Jadda Wajada: Siapa yang bersungguh – sungguh pasti akan
mendapatkan hasil”~
~” Fastabiqul Khoirot: Berlomba – lomba dalam kebaikan”~
~” Saat Allah Mendorongmu ke tebing, yakinlah kalau hanya ada dua hal
yang mungkin terjadi. Mungkin saja Ia akan menangkapmu,
atau Ia ingin kau belajar bagaimana caranya terbang.”~
~”Angin berhembus tidak untuk menggoyangkan pepohonan, tetapi untuk
menguji kekuatan akarnya”~
(Ali bin Abi Thalib)
~”Doa adalah pembuka jalan dari Tuhan dan usaha adalah pembuka jalan bagi
manusia. Gabungkan keduanya sehingga skripsi cepat selesai”~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya
ilmiah.
Yogyakarta, 06 Agustus 2019
Penulis
Alan Risky Subekti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Alan Risky Subekti
Nomor Mahasiswa : 151134029
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA
PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V
(STUDI KASUS DI SALAH SATU SD KABUPATEN BANTUL)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 06 Agustus 2019
Yang menyatakan
Alan Risky Subekti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
ABSTRAK
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA
PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V
(STUDI KASUS DI SALAH SATU SD KABUPATEN BANTUL)
Alan Risky Subekti
Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana perencanaan
pembelajaran berpikir tingkat tinggi di salah satu SD di Kabupaten Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta kelas V; (2) Bagaimana penerapan keterampilan berpikir
tingkat tinggi dalam pelaksanaan pembelajaran di salah satu SD di Kabupaten Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta kelas V; (3) Bagaimana penilaian berpikir tingkat tinggi
di salah satu SD di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta kelas V.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian studi
kasus. Jumlah subjek dalah penelitian ini adalah 34 orang dengan rincian 33 orang
siswa kelas V dan 1 orang guru kelas V di salah satu Sekolah Dasar yang berada di
Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Data dalam penelitian ini
didapatkan melalui teknik observasi, dokumentasi, kuisioner, dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Desain Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang didapatkan oleh peneliti dari guru kelas V masih
didominasi oleh indikator kognitif yang menggunakan kata kerja operasional tingkat
rendah (LOTS); (2) Pelaksanaan pembelajaran oleh guru kelas V cenderung sering
dilakukan dan mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi; (3) Pelaksanaan
penilaian kelas (soal evaluasi) kata kerja operasional yang digunakan masih
didominasi oleh kata kerja operasional taksonomi bloom keterampilan berpikir
tingkat rendah (LOTS).
Kata Kunci: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pelaksanaan Pembelajaran,
pelaksanaan penilaian kelas, keterampilan berpikir tingkat tinggi, keterampilan
berpikir tingkat rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
ABSTRACT
ANALYSIS OF HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) AT FIFTH
GRADE STUDENTS BASED ON THEMATIC LEARNING
(A CASE STUDY IN ONE OF ELEMENTARY SCHOOL AT BANTUL)
Alan Risky Subekti
Sanata Dharma University
2015
This study aims to find out: (1) How to plan high-level learning in one of the
elementary schools in Bantul Regency, Yogyakarta Special Region class V; (2) How
is the application of high-level thinking skills in the implementation of learning in one
of the elementary schools in Bantul Regency, Yogyakarta Special Region class V; (3)
What is the assessment of high-level thinking in one of the elementary schools in
Bantul Regency, Special Region of Yogyakarta, class V.
This is a qualitative research with case study research design. The number of
subjects in this study were 34 people, with details of 33 students in the fifth grade and
one is the fifth grade teacher in one of the elementary schools in Bantul Regency,
Yogyakarta. The data in this study were obtained through observation,
documentation, questionnaires, and interviews.
The results of this research show that: (1) The design of the Lesson Plan
obtained by researchers from fifth grade teachers is still dominated by cognitive
indicators that use low-level operational verbs (LOTS); (2) The implementation of
learning by class V teachers tends to be carried out frequently and leads to high-level
thinking skills; (3) Implementation of class assessments (evaluation questions)
operational verbs used are still dominated by bloom taxonomy operational verb low
level thinking skills (LOTS).
Keywords: Lesson plan, implementation of learning, implementation of class
assessment, high-level thinking skills, low-level thinking skills.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul ”Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Pembelajaran Tematik
Kelas V (Studi Kasus di Salah Satu SD Kabupaten Bantul).”
Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Dalam proses penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa banyak pihak yang
membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Kintan Limiansih, M.Pd selaku Wakaprodi Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd, selaku dosen pembimbing 1
atas bimbingan dan kebaikan yang dilakukan dengan penuh kesabaran dalam
membimbing dan mengarahkan penulisan skripsi ini.
5. Ibu Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi, selaku dosen pembimbing 2 yang
telah memberikan banyak masukan dan koreksi demi kelancaran penulisan
skripsi ini.
6. Segenap Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma
yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan ilmu selama
perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
7. Bapak dan Ibu yang berada di sekretariat Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma yang telah membantu segala
urusan administrasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.
8. Ibu Kepala Sekolah, di Sekolah Dasar yang penulis gunakan untuk melakukan
penelitian yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan segala
keperluan dalam penelitian.
9. Ibu guru kelas V di Sekolah Dasar yang penulis gunakan untuk penelitian,
yang telah bersedia membantu segala keperluan dalam perolehan data.
10. Kedua orang tua penulis Bapak Sihono dan Ibu Murtilah sebagai sumber
semangat yang tanpa lelah selalu mendoakan, mendukung, menanyakan, dan
memberikan semangat selama kuliah hingga dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Kekasih, motivator, sumber semangat, dan inspirasiku Dewi Maghfiroh yang
dengan penuh kasih sayang selalu memberikan doa, dukungan dan dorongan
selama 8 tahun berjalan ini, dari awal mengikuti perkuliahan hingga penulisan
skripsi ini selesai.
12. Teman – teman satu payung sekaligus teman yang melakukan triangulasi data
bersama penulis Dominixus Rendy Kusuma, Bagus Suryo Handoko, dan
Edhin Tio Wityasmoro yang dengan sepenuh hati membantu proses penulisan
skripsi ini dalam suka maupun duka kita lalui bersama.
13. Teman – teman seperjuangan Dominixus Rendy Kusuma, Bagus Suryo
Handoko, Ireneus Christianta, Bayu Purnama Sari, Bernadetha Risna Salva,
Ardya Sita Pramesthi, Theresia Septi Dwi, Daud Ega Prihantoro, Danang Nur
Wicaksana, Kurnia Saputra, Ardo, Stefanus Nelson, Wakhid Suprapto,
Febrian Adi, Edhin Tio Wityasmoro yang membuat warna di kehidupan
penulis semasa perkuliahan.
14. Seluruh teman – teman mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan
2015 atas kerja sama, canda, tawa, suka, duka, senang, sedih, dan pengalaman
– pengalaman berharga selama masa perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam
penulisan dan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu dengan penuh
kerendahan hati penulis membutuhkan kritik dan saran guna kesempurnaan
penulisan skripsi ini.
Yogyakarta, 06 Agustus 2019
Penulis
Alan Risky Subekti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………….………………………...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………...…………………………ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………...…iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………………iv
HALAMAN MOTTO …………………………………………………………….…v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………………………vi
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS …………………………...…vii
ABSTRAK …………………………………………………………………………viii
ABSTRACT ………………………………………………………………………….ix
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………x
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………xiii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………...xvii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………….xviii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………….xx
BAB I PENDAHULUAN ……………………………… …………………………..1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………...5
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………………………5
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………………………..6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
1.5 Asumsi Penelitian ………………………………………………………………...6
1.6 Definisi Operasional ……………………………………………………………...7
BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………………….....9
2.1. Kajian Pustaka …………………………………………………………………...9
2.1.1 Teori yang mendukung.…………………………………………………………9
2.1.1.1 Keterampilan Abad 21 ..………………………………………………………9
2.1.1.2 Higher Order Thinking Skills ……………………………............................11
2.1.1.3 Lower Order Thinking Skills……...................................................................16
2.1.1.4 Kurikulum 2013 ……………………………………......................................18
2.1.2 Penelitian Yang Relevan ………………………………………………………22
2.1.3 Kerangka Berpikir …………………………………………………………….25
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………………..29
3.1 Jenis Penelitian ………………………………………………………………….29
3.2 Setting penelitian ………………………………………………………………..29
3.2.1 Tempat penelitian ……………………………………………………………..29
3.2.2 Waktu Penelitian ……………………………………………............................29
3.2.3 Subjek Penelitian ……………………………………………………………...29
3.2.4 Objek Penelitian …………………………………………………….................30
3.3 Desain Penelitian ………………………………………………………………..30
3.4 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………………...30
3.4.1 Observasi ……………………………………………………...........................30
3.4.2 Dokumentasi …………………………………………………..........................31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
3.4.3 Wawancara ……………………………………………………………………31
3.4.4 Kuesioner ……………………………………………………...........................32
3.5 Instrumen Penelitian …………………………………………………………….32
3.5.1 Instrumen penelitian Rencana pelaksanaan Pembelajaran …………................33
3.5.2 Instrumen Analisis Pelaksanaan Pembelajaran ……………….........................36
3.5.3 Instrumen Analisis pada Soal Evaluasi Pembelajaran ………………...............45
3.6 Kredibilitas dan Transferabilitas ………………………………………………...48
3.7 Teknik Analisis Data ……………………………………………………………49
3.7.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran …………………………………………..49
3.7.2 Implementasi Proses Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………...59
3.7.3 Pelaksanaan Penilaian Kelas (Assesment) …………………………………….50
3.7.4 Analisis Konten …………….………………………………………................50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………………52
4.1 Hasil Penelitian ………………...………………………………….............……52
4.1.1 Analisis keterampilan berpikir tingkat tinggi pada
perencanaan pembelajaran…………………………………………………...52
4.1.2 Penerapan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada pelaksanaan
Pembelajaran tematik di salah satu Sekolah Dasar di Kabupaten Bantul ……....…..56
4.1.3 Analisis keterampilan berpikir tingkat tinggi pada penilaian
pembelajaran di salah satu SD di Kabupaten Bantul ……………………….……….68
4.2. Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
4.2.1. Analisis keterampilan berpikir tingkat tinggi pada
perencanaan pembelajaran ..............................................................................71
4.2.2. Penerapan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada pelaksanaan
pembelajaran tematik di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Bantul
…..79
4.2.3. Analisis keterampilan berpikir tingkat tinggi pada penilaian
pembelajaran di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Bantul …………......
84
BAB V PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 96
5.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .96
5.2 Keterbatasan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 97
5.3 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .97
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 98
LAMPIRAN ………………………………………………………………………103
RIWAYAT PENELITI …………………………………………………………..185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pedoman Analisis desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran . . . . . . . . . 33
Tabel 3.2 Pedoman Pelaksanaan Proses Pembelajaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 36
Tabel 3.3 Instrumen Analisis Wawancara Guru . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .38
Tabel 3.4 Kuesioner Persepsi Guru terhadap suatu proses pembelajaran . . . . . . . . . 41
Tabel 3.5 Kuesioner Persepsi Siswa terhadap Guru dalam proses pembelajaran . . . 43
Tabel 3.6 Pedoman Analisis Soal Evaluasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 45
Tabel 3.7 Hasil Interval Indeks Persepsi Skala Likert . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .51
Tabel 4.1 Hasil Analisis Indikator Kognitif pada RPP Tematik Kelas V . . . . . . . . . 52
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Pernyataan Pada Pelaksanaan pembelajaran 4C
Menggunakan Skala Likert …... ………………………………………….57
Tabel 4.3 Hasil Analisis Kuesioner 33 Siswa ……………………………………….59
Tabel 4.4 Hasil Hitung Interval Pernyataan Penerapan Skala Likert ……………….60
Tabel 4.5 Hasil Analisis Kuesioner Guru …………………………………………...61
Tabel 4.6 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ………………………..…….65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Piramida C4 – C6 ………………………………………………………12
Gambar 2.2 Piramida C1 – C3 ……………………………...……………………….17
Gambar 2.3 Peta Literatur Penelitian ………………………………………………..24
Gambar 2.4 Peta Kerangka Berpikir ………………………………………………...28
Gambar 3.1 Skema Analisis Konten ………………………………………………...51
Gambar 4.1 Proses Pengisian Kuesioner Siswa …………………………………….57
Gambar 4.2 Diagram Hasil Analisis Kuesioner 33 Siswa …………………………..58
Gambar 4.3 Diagram Hasil Analisis Kuesioner Guru ………………………………60
Gambar 4.4 Diagram Pie Hasil Analisis Penilaian Harian ………………………….69
Gambar 4.5 Indikator Kognitif pada RPP ………………………………...…………71
Gambar 4.6 Indikator Kognitif pada RPP ………………………………...…………73
Gambar 4.7 Indikator Kognitif pada RPP ………………………………...…………74
Gambar 4.8 Indikator Kognitif pada RPP ………………………………...…………75
Gambar 4.9 Indikator Kognitif pada RPP ………………………………...…………75
Gambar 4.10 Indikator Kognitif pada RPP ……………………………...…………..77
Gambar 4.11 Indikator Kognitif pada RPP ……………………………...…………..78
Gambar 4.12 Hasil Analisis Soal Penilaian Harian PPKn Peneliti ………………....85
Gambar 4.13 Hasil Analisis Soal Penilaian Harian PPKn Rekan Peneliti 1 ……......86
Gambar 4.14 Hasil Analisis Soal Penilaian Harian PPKn Rekan Peneliti 2 ………..86
Gambar 4.15 Hasil Analisis Soal Penilaian Harian PPKn Rekan Peneliti 3 ………..87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xix
Gambar 4.16 Hasil Akhir Analisis Soal PPKn Peneliti dan 3 rekan peneliti …….....87
Gambar 4.17 Contoh Soal PPKn kata kerja operasional berpikir tingkat tinggi.........88
Gambar 4.18 Contoh Soal Bahasa Indonesia kata kerja operasional tingkat tinggi…89
Gambar 4.19 Contoh Soal IPA kata kerja operasional tingkat tinggi …………….....90
Gambar 4.20 Contoh Soal PPKn kata kerja operasional tingkat rendah ……………91
Gambar 4.21 Contoh soal Bahasa Indonesia kata kerja operasional tingkat rendah...92
Gambar 4.22 Contoh Soal IPA kata kerja operasional tingkat rendah ……………...92
Gambar 4.23 Contoh Soal IPS kata kerja operasional tingkat rendah ………………93
Gambar 4.24 Contoh Soal SBdP kata kerja operasional tingkat rendah ……………94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Izin Penelitan ………………………………………………..….104
Lampiran 2 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian …………………….…105
Lampiran 3A Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa …………………………106
Lampiran 3B Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa …………………………107
Lampiran 4A Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Guru ………………………….108
Lampiran 4B Hasil Validasi Instrumen Kesioner Guru …………………………...109
Lampiran 5A Hasil Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Guru ……………...110
Lampiran 5B Hasil Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Guru ……………...111
Lampiran 6A Hasil Validasi Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran …. .112
Lampiran 6B Hasil Validasi Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ……113
Lampiran 7 Hasil Validasi Instrumen Analisis Indikator RPP …………………….114
Lampiran 8 Hasil Validasi Instrumen Analisis Soal Evaluasi ……………………..115
Lampiran 9 Lembar Pedoman Analisis Indikator RPP …………………………….116
Lampiran 10 Lembar Pedoman Analisis Soal Evaluasi Penilaian Harian …………121
Lampiran 11A Hasil Kuesioner Siswa …………………………………………….126
Lampiran 11B Hasil Kuesioner Siswa ……………………………………………..127
Lampiran 11C Hasil Kuesioner Siswa …………………………………………… .128
Lampiran 11D Hasil Kuesioner Siswa …………………………………………….129
Lampiran 12 Hasil Rekapitulasi Data Kuesioner Siswa …………………………...130
Lampiran 13 Hasil Analisis Skala Likert Kuesioner Siswa ………………………..139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xxi
Lampiran 14A Hasil Kuesioner Guru ……………………………………...………140
Lampiran 14B Hasil Kuesioner Guru ……………………………………………...141
Lampiran 15 Hasil Rekapitulasi Data Kuesioner Guru ……………………………142
Lampiran 16 Hasil Analisis Skala Likert Kuesioner Guru ………………………...144
Lampiran 17 Pedoman Wawancara Guru ………………………………………….145
Lampiran 18 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran …………………………149
Lampiran 19A Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….152
Lampiran 19B Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….153
Lampiran 19C Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….154
Lampiran 19D Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….155
Lampiran 19E Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….156
Lampiran 19F Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….157
Lampiran 19G Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….158
Lampiran 19H Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….159
Lampiran 19I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………………………………..160
Lampiran 19J Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………………………………..161
Lampiran 19K Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….162
Lampiran 19L Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….163
Lampiran 19M Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………………………………164
Lampiran 20 Hasil Analisis Indikator RPP………………………………………...165
Lampiran 21A Soal Evaluasi Penilaian Harian ……………………………………167
Lampiran 21B Soal Evaluasi Penilaian Harian ……………………………………168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xxii
Lampiran 21C Soal Evaluasi Penilaian Harian ……………………………………169
Lampiran 21D Soal Evaluasi Penilaian Harian ……………………………………170
Lampiran 21E Soal Evaluasi Penilaian Harian …………………………………….171
Lampiran 21F Soal Evaluasi Penilaian Harian …………………………………….172
Lampiran 22 Hasil Rekapitulasi Analisis Soal Evaluasi Penilaian Harian ………...173
Lampiran 23A Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Harian …………….183
Lampiran 23B Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Harian …………….184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selain itu, pendidikan
nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepata Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (Undang – Undang Republik Indonesia
nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2003).
Guna mewujudkan tujuan dan fungsi pendidikan, maka setiap lulusan Sekolah
Dasar (SD/MI) harus memiliki kompetensi minimal yang mewakili tujuan
pendidikan nasional. Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada
Peraturan Menteri Pendidikan dan Budaya Nomor 20 Tahun 2016 untuk SD/MI
setiap lulusan harus memiliki kompetensi dalam dimensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang mencakup aspek-aspek pada tiap dimensi
(Permendikbud, 2016).
Seiring dengan kemajuan teknologi dan iptek pada era globalisasi pada
abad 21 ini berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang ada baik berupa
lingkungan hidup masyarakat, sosial, budaya, maupun pola pendidikan
masyarakat itu sendiri. Menurut Hosnan (2014:2) di abad 21 para siswa
menghadapi resiko dan ketidakpastian sejalan dengan perkembangan
lingkungan yang begitu pesat, seperti teknologi, ilmu pengetahuan, ekonomi
dan sosial budaya. Ditinjau dari sisi kemajuan teknologi yang datang di era
globalisasi ini, ternyata masyarakat sangat bergantung kepada teknologi dalam
mencari suatu informasi baru yang sedang menjadi perbincangan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
masyarakat. Kemajuan teknologi juga dapat menjadikan masyarakat menjadi
lebih berkualitas ketika dimanfaatkan dalam hal yang positif.
Kemajuan teknologi perlu diterapkan pada kegiatan yang membutuhkan
sarana atau media untuk menunjang proses kegiatan belajar. Hosnan (2014:2)
mengatakan dalam era ini khususnya dalam bidang pendidikan merupakan
suatu keharusan atau tuntutan bagi guru untuk terus belajar dan bersikap
responsive terhadap perubahan abad 21. Beberapa yang perlu ditekankan
adalah bagaimana caranya agar setiap insan mempunyai 4 aspek yang dapat
dikembangkan dalam dirinya yaitu, communication, collaboration, critical
thinking, creativity. Keempat aspek tersebut harus ditekankan pada setiap
proses pendidikan anak, terutama di sekolah. Menurut Lambertus (2019:136)
Apabila anak diberikan kesempatan untuk menggunakan pemikiran dalam
tingkatan yang lebih tinggi di setiap tingkat kelas, maka mereka akan terbiasa
membedakan antara kebenaran dan ketidakbenaran, penampilan dan kenyataan,
fakta dan opini, pengetahuan dan keyakinan. Secara alami, mereka akan
membangun argumen dengan menggunakan bukti yang dapat dipercaya dan
logika yang masuk akal. Artinya, anak perlu mempunyai kemampuan berpikir
kritis agar anak dapat membedakan mana informasi yang Hoaks dan mana yang
fakta, mana yang nyata dan mana yang opini. Itulah fungsi praktis ketika anak
mempunyai keterampilan berpikir kritis. Pernyataan Lambertus berhubungan
dengan 4 aspek yang dapat dikembangkan dalam diri anak karena ketika anak
mempunyai keterampilan berpikir kritis maka anak tersebut dapat berpikir
secara benar sebelum menentukan tindakan yang perlu ia lakukan. Anak dapat
berkomunikasi dengan baik ketika ia menguasai aspek communication,
collaboration. Anak juga dapat menciptakan sesuatu melalui kreativitasnya
sendiri. Maka itulah pentingnya keterampilan berpikir kritis, keterampilan
berkomunikasi, keterampilan bekerjasama dan keterampilan untuk
menciptakan sesuatu.
PISA (Programme for International Student Assesment) adalah studi
yang dilakukan oleh OECD (Organitation for Economic Co-operation and
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
Development). Mereka adalah lembaga yang meneliti tentang kemampuan
membaca, matematika dan sains siswa yang berumur 15 tahun di banyak negara
di dunia. Menurut OECD (dalam Martalyna, 2018) Pada PISA tahun 2009
Indonesia hanya menduduki rangking 61 dari 65 peserta. Sedangkan pada tahun
2012, Indonesia menempati peringkat 64 dari 65 negara. Menurut OECD
(dalam Martalyna, 2018) pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat 63
dari 72 negara. Hasil tersebut seharusnya dapat menjadi bahan evaluasi untuk
pemerintah pusat maupun guru sebagai agen pendidikan. Pemerintah dan juga
guru harus memperbaiki kualitas yang ada pada proses, tidak hanya ditekankan
pada hasil akhirnya saja. Pemerintah juga harus memerhatikan pemerataan
pendidikan agar peringkat yang dicapai oleh Indonesia terhadap PISA. Peneliti
berharap setelah melakukan penelitian ini dan melihat fenomena yang terjadi,
peneliti dapat memperbaiki kualitas soal tes yang akan dibuat ketika nantinya
menjadi seorang pendidik agar peringkat Indonesia terhadap PISA dapat
merangkak naik.
Sistem pendidikan di Indonesia terdapat pedoman dalam melakukan
pembelajaran yang disebut dengan kurikulum. Kurikulum adalah suatu
perangkat yang ada dalam dunia pendidikan yang memuat rancangan-
rancangan program belajar siswa pada suatu sekolah. Kurikulum di Indonesia
sendiri saat ini menggunakan kurikulum 2013. (Permendikbud No. 69 tahun
2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah) Tujuan dari pengembangan kurikulum 2013 adalah
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, invoatif, dan afektif
serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia. Menurut Nugraha, Suyitno dan Susilaningsih
(2017) kenyataan di lapangan yang terjadi pembelajaran berorientasi kepada
guru (Teacher Centered) sehingga peserta didik belum mendapat pengalaman
belajar yang menantang dan bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran
diarahkan untuk menghafal, tetapi miskin aplikasi dan pemecahan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
Dalam penerapannya setiap siswa diajak untuk berpikir, akan tetapi
kemampuan berpikir cendrung masih dalam tingkatan yang rendah (LOTS)
yang berorientasi pada jawaban yang berdasarkan fakta ataupun suatu kata
dalam bacaan yang dijadikan hafalan dalam menjawab suatu soal. Kemampuan
berpikir dapat ditingkatkan melalui dorongan dan bimbingan dari guru untuk
membuat siswa mempunyai keterampilan berpikir tingkat tinggi. Keterampilan
berpikir tingkat tinggi ditentukan dari keleluasaan penggunaan pikiran untuk
tantangan yang baru.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia pasal 1 ayat 4 Tahun
2005 menyatakan bahwa: “Standar kompetensi kelulusan adalah kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan”.
Pernyataan tersebut sesuai dengan teori Taksonomi Bloom bahwa dalam
mengukur pencapaian hasil belajar tidak hanya dalam aspek pengetahuan
(kognitif) saja namun juga harus diukur dari tiga aspek komprehensif yaitu
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik).
Taksonomi Bloom terevisi (Anderson & Krathwohl, dalam Rahmawati
2016) kemampuan berpikir mencakup dimensi proses mengingat (remember),
mengerti (understand), menerapkan (apply) kemampuan menganalisis
(analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create). Berdasarkan
kualifikasi ini, kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam penelitian ini
mencakup kemampuan dalam cakupan dimensi proses menganalisis,
mengevaluasi, dan menciptakan dengan dasar-dasar proses mengingat yang
baik.
Taksonomi Bloom mempunyai 2 dimensi (Anderson dan Krathwohl
dalam Wulan, 2016) yaitu dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif.
Dimensi pengetahuan mencakup pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual,
pengetahuan procedural, dan pengetahuan metakognitif. Dimensi proses
kognitif mencakup proses mengingat, memahami, mengaplikasikan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Sekolah telah melakukan berbagai
cara untuk menunjang aspek keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
misalnya dengan memberikan kegiatan berdiskusi, bereksplorasi dan lain
sebagainya. Tetapi ketidak-merataan tingkat pemahaman siswa menjadikan ini
sebagai hal yang tidak dapat diselesaikan secara mudah. Peneliti mengambil
judul “Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Pembelajaran
Tematik di kelas V.” Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengambil judul
tersebut karena akhir – akhir ini keterampilan berpikir tingkat tinggi sedang
diperhatikan oleh pemerintah. Keterampilan berpikir tingkat tinggi menjadi
penting pada abad 21 karena dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran
dari setiap aspek mulai dari perencanaan, pelaksanaan, serta penilaian.
Perlu dilakukan analisis secara mendalam terhadap Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang telah direncanakan oleh guru agar dapat
diketahui sejauh mana keterampilan berpikir tingkat tinggi diterapkan. Manfaat
dari penelitian ini adalah peneliti dapat menganalisis sejauh mana
diterapkannya RPP, kegiatan belajar, dan proses penilaian belajar dalam
penerapan Higher Order Thinking Skill pada siswa sekolah dasar.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana perencanaan pembelajaran yang mengacu pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi di salah satu SD di Kabupaten Bantul Daerah
Istimewa Yogyakarta kelas di V?
1.2.2. Bagaimana penerapan pembelajaran yang mengacu pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi dalam pelaksanaan pembelajaran di salah satu SD di
Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta di kelas V?
1.2.3. Bagaimana penilaian pembelajaran yang mengacu pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi di salah satu SD di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa
Yogyakarta di kelas V?
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1. Untuk mendeskripsikan sejauh mana perencanaan pembelajaran berpikir
tingkat tinggi di salah satu SD di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa
Yogyakarta Kelas V?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
1.3.2. Untuk mendeskripsikan sejauh mana penerapan keterampilan berpikir
tingkat tinggi dalam pelaksanaan pembelajaran di salah satu SD di
Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta kelas V.
1.3.3. Untuk mendeskripsikan sejauh mana penilaian berpikir tingkat tinggi di
salah satu SD di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta kelas V.
1.4.Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat untuk guru
1.4.1.1. Manfaat untuk sekolah adalah sekolah dapat mengetahui sejauh mana
keterampilan berpikir tingkat tinggi diterapkan pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran sehingga sekolah dapat menentukan
keputusan apa yang harus diambil.
1.4.1.2. Manfaat untuk guru yaitu guru dapat menerapkan indikator yang
memuat aspek keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Guru
juga dapat mengetahui tingkat kognitif siswa.
1.4.2. Manfaat bagi peneliti
1.4.2.1. Manfaat bagi peneliti adalah peneliti dapat menganalisis dan
menerapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang akan dibuat untuk digunakan mengajar
di masa depan.
1.4.2.2. Menambah wawasan peneliti untuk menerapkan pembelajaran yang
fokus pada keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk siswa.
1.5. Asumsi Penelitian
Asumsi dalam penelitian ini adalah:
1.5.1. Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang terdapat kata kerja operasional
tingkatan C4, C5, dan C6 sudah diterapkan pada perencanaan pelaksanaan
pembelajaran tematik kelas V di Salah satu SD di Kabupaten Bantul.
1.5.2. Keterampilan berpikir tingkat tinggi sudah diterapkan pada proses
pelaksanaan pembelajaran tematik kelas V di Salah satu SD di Kabupaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
Bantul melalui penerapan kemampuan 4C meliputi critical thinking,
collaborative, creativity, dan communication.
1.5.3. Menggunakan soal yang mengacu pada tingkatan C4, C5, dan C6 pada
soal yang digunakan untuk penilaian.
1.6. Definisi Operasional
1.6.1. Keterampilan Abad 21
Keterampilan Abad 21 adalah keterampilan yang perlu dimiliki oleh
setiap manusia untuk dapat berpikir kritis dalam mengikuti
perkembangan zaman. Keterampilan abad 21 sering disebut keterampilan
4C yaitu Critical thinking, Collaborative, Communication, dan creativity.
Siswa diharapkan mampu berpikir kritis, menyelesaikan suatu
permasalahan secara kreatif, dapat bekerjasama dengan baik dan dapat
menyampaikan suatu penyelesaian secara lisan maupun tulisan.
1.6.2. Higher Order Thinking Skill
Higher Order Thinking Skill adalah kemampuan berpikir yang mengacu
pada Taksonomi Bloom tingkatan C4, C5, dan C6 dalam kegiatan belajar.
Tingkatan tersebut adalah menganalisa, mengevaluasi, dan mencipta.
1.6.3. Lower Order Thinking Skills
Lower Order Thinking Skills adalah keterampilan berpikir yang
memfokuskan keterampilan berpikir pada siswa di tingkat mengingat,
memahami dan mengaplikasikan sesuatu hal. Dalam taksonomi bloom
ada pada tingkatan C1, C2, dan C3.
1.6.4. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang saat ini aktif digunakan
disekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Kurikulum ini menggantikan
kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum KTSP (2006) yang terdiri dari
3 standar yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
1.6.4.1. Standar Isi
Standar isi adalah suatu tujuan yang mempunyai ruang lingkup
pemberian materi untuk setiap bidang ilmu dan pemenuhan
tingkat kompetensi siswa untuk memenuhi standar kelulusan
pada jenjang pendidikan tertentu. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran atau biasa disebut RPP adalah suatu perangkat
pembelajaran yang digunakan untuk merancang suatu kegiatan
pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran memuat
Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, tujuan pembelajaran, dan
Indikator.
1.6.4.2. Standar Proses
Standar proses adalah suatu standar dimana proses kegiatan
pembelajaran pada suatu satuan pendidikan diselenggarakan
secara aktif dan interaktif bagi siswa maupun guru. Standar ini
terencana pada bagian Kegiatan Pembelajaran.
1.6.4.3. Standar Penilaian (Assesment)
Standar penilaian adalah standar pengukuran hasil belajar siswa
selama kegiatan pembelajaran. Standar ini berfungsi untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa dengan menggunakan
instrumen penilaian yang sudah direncanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1.Teori-Teori Yang Mendukung
2.1.1.1. Keterampilan Abad 21
2.1.1.1.1 Pengertian Keterampilan Abad 21
Keterampilan abad 21 adalah suatu keterampilan yang harus dimiliki
oleh siswa atau lulusan sekolah untuk dapat bersaing di kehidupan abad
21. Saat ini indikator keberhasilan lebih didasarkan pada kemampuan
untuk berkomunikasi, berbagi, dan menggunakan informasi untuk
memecahkan masalah yang kompleks, dapat beradaptasi dan berinovasi
dalam menanggapi tuntutan baru dan mengubah keadaan, dan memperluas
kekuatan teknologi untuk menciptakan pengetahuan baru (Zubaidah,
2017: 2)
Keterampilan abad 21 didefinisikan dalam bermacam cara, dengan
komponen utamanya adalah keterampilan belajar dan berpikir (pemikiran
yang lebih tinggi, perencanaan, pengelolaan, kerjasama), melek teknologi
(menggunakan teknologi dalam pembelajaran), dan keterampilan menjadi
seseorang pemimpin (kreatifitas, etika dan menciptakan produk). Benang
merah dari semua keterampilan itu adalah teknologi (Arifin, 2017: 94).
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa keterampilan abad 21 adalah suatu keterampilan
yang harus dimiliki oleh siswa di masa kini. Keterampilan tersebut
menjadi sesuatu yang penting untuk dimiliki oleh siswa untuk dapat
beradaptasi dan bersaing di era global ini.
2.1.1.1.2 Macam-macam keterampilan abad 21
Sekolah ditantang menemukan cara dalam rangka memungkinkan
siswa sukses dalam pekerjaan dan kehidupan melalui penguasaan
keterampilan berpikir kreatif, pemecahan masalah yang fleksibel,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
berkolaborasi dan berinovasi. Indikator keberhasilan lebih didasarkan
pada kemampuan untuk berkomunikasi, berbagi, dan menggunakan
informasi untuk memecahkan masalah yang kompleks, dapat beradaptasi
dan berinovasi dalam menanggapi tuntutan baru dan mengubah keadaan,
dan memperluas kekuatan teknologi untuk menciptakan pengetahuan baru
(Zubaidah, 2016: 3). Maka dirumuskanlah macam – macam berpikir
tingkat tinggi:
1) Critical Thinking
Critical Thinking atau berpikir kritis adalah keterampilan
fundamental pada pembelajaran di abad ke-21. Keterampilan
berpikir kritis mencakup kemampuan mengakses, menganalisis,
mensintesis informasi yang dapat dibelajarkan, dilatihkan dan
dikuasai (Zubaidah, 2016: 3).
2) Collaborative
Kolaborasi adalah kerjasama siswa dalam menyelesaikan suatu
permasalahan dengan siswa lain atau dapat secara berkelompok.
Dalam bekerjasama, siswa diberikan kesempatan untuk
bereksplorasi bersama dengan temannya seluas mungkin.
(Zubaidah, 2016: 4).
3) Creativity
Creativity diperlukan untuk mencapai kesuksesan profesional dan
personal, dan memerlukan keterampilan berinovasi serta semangat
berkreasi. Kreativitas dan inovasi akan semakin berkembang jika
siswa memiliki kesempatan untuk berpikir divergen (Zubaidah,
2016: 4).
4) Communication
Kemampuan komunikasi yang baik merupakan keterampilan
yang sangat berharga di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari.
Kemampuan komunikasi mencakup keterampilan dalam
menyampaikan pemikiran dengan jelas dan persuasif secara oral
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
maupun tertulis, kemampuan menyampaikan opini dengan kalimat
yang jelas, menyampaikan perintah dengan jelas, dan dapat
memotivasi orang lain melalui kemampuan berbicara Menurut
(Zubaidah, 2016: 4).
2.1.1.2. Higher Order Thinking Skills
2.1.1.2.1 Pengertian Higher Order Thinking Skills
High Order Thinking Skills adalah suatu proses berpikir peserta
didik dalam level kognitif yang lebih tinggi yang dikembangkan dari
berbagai konsep dan metode kognitif dan taksonomi pembelajaran
seperti metode problem solving, taksonomi bloom, dan taksonomi
pembelajaran, pengajaran, dan penilaian (Saputra dalam Dinni, 2018).
High Order Thinking Skills adalah keterampilan berpikir yang
tidak lagi hanya menghafal secara verbalistik saja namun juga
memaknai hakikat yang terkandung didalamnya. Untuk mampu
memaknai maka dibutuhkan keterampilan berpikir yang intergralistik
dengan analisis, sintesis, mengasosiasi hingga menarik kesimpulan
menuju penciptaan ide – ide kreatif dan produktif (Ernawati dalam
Aningsih, 2018).
Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) adalah kemampuan
berpikir yang bukan hanya sekedar mengingat, menyatakan kembali,
dan juga merujuk tanpa melakukan pengolahan, tetapi kemampuan
berpikir untuk menelaah informasi secara kritis, kreatif, berkreasi dan
mampu memecahkan masalah (Aningsih, 2018).
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa HOTS atau berpikir tingkat tinggi adalah
kemampuan berpikir yang berada pada tingkatan yang lebih dari
sekedar mengetahui, lebih dari sekedar memahami dan juga lebih dari
sekedar mengaplikasikan. Perlu adanya pemikiran yang kritis dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
kreatif sehingga dapat menyelesaikan suatu permasalahan dengan
tepat.
2.1.1.2.2 Tujuan Higher Order Thinking Skills
Tujuan utama dari higher order thinking skills adalah
bagaimana meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik pada
level yang lebih tinggi, terutama yang berkaitan dengan kemampuan
untuk berpikir secara kritis dalam menerima berbagai jenis informasi,
berpikir kreatif dalam memecahkan suatu masalah menggunakan
pengetahuan yang dimiliki serta membuat keputusan dalam situasi-
situasi yang kompleks (Saputra dalam Dinni, 2018).
2.1.1.2.3 Indikator Higher Order Thinking Skills
Keterampilan higher order thinking merupakan keterampilan siswa
pada tingkatan 4 (analyzing) sampai 6 (creating) pada taksonomi Bloom
ranah kognitif, sehingga keterampilan tersebut yaitu pada analisis,
evaluasi, dan kreasi. Indikatornya adalah kata kerja operasional yang
digunakan adalah kata kerja yang operasional yang berada pada tingkatan
C4, C5, dan C6. Dibawah ini adalah piramida tingkatan kata kerja
operasional yang mengacu pada tingkatan berpikir tingkat tinggi. Piramida
ini dibuat bermaksud untuk menggolongkan kata kerja operasional yang
mengacu pada keterampilan berpikir tingkat tinggi mulai dari tingkatan
paling bawah.
Gambar 2.1 Piramida C4 – C6
C6 Creating
C5 Evaluating
C4 Analyzing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
1) Pada tingkatan C4 kata kerja operasionalnya adalah menganalisis,
mengaudit, memecahkan, menegaskan, mendeteksi,
mengdiagnosis, menyeleksi, merinci, menominasikan,
mendiagramkan, mengorelasikan, merasionalkan, menguji,
mencerahkan, menjelajah, membagankan, dan menyimpulkan.
2) Pada tingkatan C5 kata kerja operasionalnya adalah mengevaluasi,
membandingkan, menilai, mengarahkan, mengkritik, menimbang,
memutuskan, memisahkan, memprediksi, memperjelas,
menugaskan, menafsirkan, mempertahankan, memerinci,
mengukur, merangkum, dan membuktikan.
3) Pada tingkatan C6 kata kerja operasionalnya adalah mencipta,
mengabstraksi, mengatur, menganimasi, mengumpulkan,
mengkategorikan, mengkode, mengombinasikan, menyusun,
mengarang, membangun, menganggulangi, menghubungkan,
menciptakan, mengkreasikan, mengoreksi, merancang, dan
merencanakan.
2.1.1.2.4 Karakteristik soal Higher Order Thinking Skills
Karakteristik soal-soal HOTS sangat direkomendasikan untuk
digunakan pada berbagai bentuk penilaian kelas (Widana dalam Aningsih,
2018). Soal – soal HOTS dapat menunjang keterampilan berpikir kritis
siswa.
Berikut adalah karakteristik soal – soal HOTS:
1) Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk
kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving),
keterampilan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif
(creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan
kemampuan mengambil keputusan (decision making).
Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
kompetensi penting dalam dunia modern sehingga wajib
dimiliki oleh setiap peserta didik.
2) Berbasis permasalahan kontekstual
Soal – soal HOTS merupakan asesmen yang berbasis situasi
yang nyata dalam kehidupan sehari-hari, dimana peserta didik
diharapkan dapat menerapkan konsep – konsep pembelajaran
dikelas untuk menyelesaikan masalah. Berikut adalah 5
karakteristik asesmen kontekstual, yang disingkat REACT.
a) Relating, asesmen terkait langsung dengan konteks
pengalaman kehidupan nyata
b) Experencing, asesmen yang ditentukan kepada penggalian
(exploration),penemuan (discovery), dan penciptaan
(creation)
c) Applying, asesmen yang menuntut peserta didik untuk
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam
kelas untuk menyelesaikan masalah – masalah nyata.
d) Communicating, asesmen yang menuntut kemampuan
peserta didik untuk mampu mengomunikasikan kesimpulan
model pada kesimpulan konteks masalah.
e) Transferring, asesmen yang menuntut kemampuan peserta
didik untuk mentrasformasi konsep – konsep pengetahuan
dalam kelas ke dalam situasi atau konteks baru.
3) Membangun bentuk soal beragam
Bentuk soal yang dapat digunakan untuk menulis butir
soal HOTS (yang digunakan pada model pengujian PISA),
sebagai berikut:
a) Pilihan ganda
Pada umumnya soal – soal HOTS menggunakan
stimulus yang bersumber pada situasi nyata. Soal pilihan ganda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
terdiri dari pokok soal (stem), dan pilihan jawaban (option).
Pilihan jawaban terdiri atas jawaban dan pengecoh (distractor)
b) Pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak)
Soal bentuk pilihan ganda kompleks bertujuan untuk
menguji pemahaman peserta didik terhadap suatu masalah
secara komperhensif yang terkait antara pernyataan satu
dengan yang lainnya. Soal HOTS yang berbentuk pilihan
ganda kompleks juga memuat stimulus yang bersumber pada
situasi kontekstual.
c) Isian singkat melengkapi
Soal isian singkat atau melengkapi adalah soal yang
menuntut peserta tes mengisi jawaban singkat dengan mengisi
kata, frase, angka, atau simbol. Karakteristik soal isian singkat
adalah sebagai berikut. Bagian kalimat yang harus dilengkapi
sebaiknya satu bagian dalam ratio butir soal, dan paling banyak
dua bagian supaya tidak membingungkan siswa. Jawaban yang
dituntut oleh soal harus singkat dan pasti yaitu berupa frase,
kata, angka, simbol, tempat, atau waktu.
d) Jawaban singkat atau pendek
Soal dengan bentuk jawaban singkat atau pendek adalah
soal yang jawabannya berupa kata, kalimat pendek, atau frasa
terhadap suatu pertanyaan. Karakteristik soal jawaban singkat
adalah sebagai berikut. Menggunakan kalimat pertanyaan
langsung atau kalimat perintah. Pertanyaan atau perintah harus
jelas, agar mendapat jawaban yang singkat. Panjang kata atau
kalimat yang harus dijawab oleh siswa pada semua soal
diusahakan mirip. Hindari penggunaan kata, kalimat atau frasa
yang diambil langsung dari buku teks, sebab dapat mendorong
siswa untuk sekedar mengingat atau menghafal hal yang ditulis
di buku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
e) Uraian
Soal bentuk uraian adalah suatu soal yang jawabannya
menuntut siswa untuk mengorganisasikan gagasan atau hal –
hal yang telah dipelajarinya dengan mengemukakan atau
mengekspresikan gagasan tersebut menggunakan kalimatnya
sendiri dalam bentuk tertulis.
2.1.1.3. Lower Order Thinking Skills
2.1.1.3.1 Pengertian Lower Order Thinking Skills
Lower Order Thinking Skills atau LOTS adalah mengasah aspek
mengingat (remembering), memahami (understanding), dan
mengaplikasikan (Applying) yang merupakan low order of thinking skills
(Nova, 2016).
Lower order thinking mewakili aplikasi rutin, mekanisme dan
penggunaan pemikiran yang terbatas (Martalyna, Wardono, dan Kartono,
2018).
Kemampuan berpikir tingkat rendah (LOTS) didefinisikan sebagai
kemampuan dalam mengetahui dan mengingat sesuatu konsep dasar
(Sutrisno, Supriyono, dan Supriana, 2018).
Lower order thinking skills (LOTS) atau keterampilan berpikir tingkat
rendah adalah suatu proses berpikir yang menggunakan kemampuan
mengetahui, memahami, dan menerapkan dalam menghadapi suatu
permasalahan.
2.1.1.3.2 Indikator LOTS
LOTS atau Lower Order Thinking Skills berada pada tingkatan C1 –
C3 pada taksonomi bloom. C1 yaitu Mengetahui, C2 yaitu Memahami,
dan C3 yaitu Mengaplikasikan. Indikator LOTS adalah apabila kata kerja
operasional menggunakan kata kerja tingkatan C1 – C3 pada taksonomi
bloom.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
1) Pada tingkatan C1 kata kerja operasional yang digunakan adalah
mengetahui, menyebutkan, menjelaskan, menggambar,
membilang, mengidentifikasikan, mendaftar, menunjukkan,
memberi label, memberi indeks, memasangkan, menamai,
menandai, membaca, menyadari, menghafal, meniru, mencatat,
mengulang, mereproduksi, meninjau, memilih, dan menyatakan.
2) Pada tingkatan C2 kata kerja operasional yang digunakan adalah
memahami, memperkirakan, menjelaskan, mengkategorikan,
mencirikan, merinci, mengasosiasikan, membandingkan,
menghitung, mengkontraskan, mengubah, mempertahankan,
menguraikan, menjalin, membedakan, mendiskusikan, menggali,
mencontohkan, menerangkan, mengemukakan, mempolakan,
memperluas, menyimpulkan, dan meramalkan.
3) Pada tingkatan C3 kata kerja operasional yang digunakan adalah
mengaplikasikan, menugaskan, mengurutkan, menentukan,
menerapkan, menyesuaikan, mengkalkulasi, memodifikasi,
mengklasifikasi, menghitung, membangun, mengurutkan,
membiasakan, mencegah, menggambarkan, menggunakan,
menilai, melatih, menggali, mengemukakan, mengadaptasi,
menyelidiki, mengoperasikan, dan mempersoalkan.
C3 Applying
C2 Understanding
C1 Knowing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
Gambar 2.2 Piramida C1-C3
2.1.1.4. Kurikulum 2013
2.1.1.4.1 Pengertian kurikulum 2013
Pengertian kurikulum secara etimologis adalah berlari dengan kata
yang berasal dari bahasa latin curir yaitu pelari, dan curere yang artinya
tempat berlari (Kurniasih, 2014).
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi dengan
memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Majid, dan Rochman,
2014).
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berbasis karakter sekaligus
berbasis kompetensi (Mulyasa, 2018).
Berdasarkan pendapat ahli diatas maka peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa kurikulum 2013 dapat diartikan sebagai tempat
belajarnya para pelajar atau tempat dimana kurikulum menjadi acuan
dalam merancang dan melangsungkan kegiatan pembelajaran yang
mengacu pada proses pembelajaran yang menuju kompetensi secara
spiritual, kognitif dan psikomotorik.
2.1.1.4.2 Tujuan pengembangan kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berkaitan dengan empat standar
yakni standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan
standar penilaian pendidikan. Hal ini dilakukan demi untuk
mengakomodasi kebutuhan berbagai pihak dalam berbagai dimensi
masyarakat, baik kebutuhan sekarang maupun masa depan tanpa
melupakan kebutuhan masa lalu yang tidak terealisasikan (Mulyasa,
2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
Tujuan dari pengembangan kurikulum 2013 agar terjadi
peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude),
Keterampilan (Skill), dan Pengetahuan (Knowledge) (Majid, dan
Rochman, 2014).
Dalam amanat UU No.20 Tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam
penjelasan pasal 35: “Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Hal
inni sejalan pula dengan pengembangan kurikulum berbasis
kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.”
Berdasarkan pendapat para ahli dan juga undang – undang diatas,
maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa tujuan dari
pengembangan kurikulum 2013 adalah untuk mendorong kemajuan
dan juga menjaga keseimbangan antara aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik di Indonesia.
2.1.1.4.3 Komponen kurikulum 2013
1) Standar isi (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur, dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan. Dalam standar isi
yang telah dijabarkan dalam silabus. Ruang lingkup rencana
pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang
terdiri atas 1(satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali
pertemuan atau lebih. Secara definisi rencana pelaksanaan
pembelajaran merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan
semua aktivitas yang akan dilakukan pada masa kini dan masa yang
akan datang dalam rangka mencapai tujuan (Mulyasa, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan suatu
rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan
ataupun lebih. RPP berkembang dari silabus untuk lebih mengarahkan
kegiatan pembelajaran peserta didik untuk mencapai Kompetensi
Dasar.
Berdasar pada pendapat ahli maka peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran adalah
perangkat kegiatan pembelajaran yang terdiri dari sintaks-sintaks yang
menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
2) Standar proses (Pelaksanaan Pembelajaran)
Pembelajaran dikondisikan agar mampu mendorong kreativitas
anak secara keseluruhan, membuat peserta didik aktif, mencapai
tujuan pembelajaran secara efektif dan berlangsung dalam kondisi
menyenangkan (Munandar dalam Suyono, dan Hariyanto, 2011).
Kondisi lingkungan sekitar dari siswa sangat berpengaruh
terhadap kreativitas yang diciptakan oleh siswa. Disaat ketika siswa
merasa nyaman, maka tujuan pembelajaran menjadi lebih mudah
untuk dicapai.
Arti pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menginisiasi, memfasilitasi dan meningkatkan intensitas dan kualitas
belajar pada diri peserta didik (Winataputra, 2007: 1).
Berdasarkan pendapat dari ahli, maka peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran adalah suatu aktifitas yang
melibatkan guru dan siswa pada suatu waktu yang aktifitasnya
mempunyai tujuan yang terumus dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
3) Standar penilaian
Assesment (penilaian) merupakan suatu istilah umum yang
meliputi tentang belajar siswa (observasi, rata-rata pelaksanaan tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
tertullis) dan format penilaian kemajuan belajar (Linn dan Gronlund,
dalam Uno dan Satria, 2012). Selain itu, asesment didefinisikan juga
sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi
yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan
mengenai para siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan
pendidikan, metode atau instrumen pendidikan lainnya oleh suatu
badan, lembaga, organisasi atau institusi resmi yang
menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu (Uno dan Satria, 2012).
Penilaian merupakan sebuah proses yang didesain untuk
membantu guru menemukan hal-hal yang telah dipelajari siswa di
dalam kelas dan tingkat keberhasilannya dalam pembelajaran (Angelo
dan Croos, dalam Abidin, 2014). Penilaian merupakan usaha formal
yang dilakukan untuk menjelaskan status siswa dalam variabel penting
pendidikan yang meliputi ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap
(Propham, dalam Abidin, 2014). Penilaian merupakan seluruh
prosedur untuk mendapatkan informasi tentang status belajar siswa
dan membuat keputusan berdasarkan peningkatan hasil belajar siswa
(Miller dalam Abidin, 2014). Penilaian adalah penerapan berbagai
metode dan penggunaan alat penilaian untuk memperoleh informasi
tentang hasil belajar siswa atau ketercapaian kemampuan siswa (Tim
Penyusun, 2006). Sehingga, pengertian asesmen adalah suatu kegiatan
yang mengukur kemampuan siswa baik pengetahuan, sikap maupun
keterampilannya dalam proses pembelajaran.
Objek dari penilaian terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek
kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor (Sudijono, 2008).
Taksonomi (pengelompokkan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa
mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang
melekat pada diri siswa, yaitu (a) ranah proses berfikir (cognitive
domain), (b) ranah nilai atau sikap (affective domain), dan (c) ranah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
keterampilan (psychomotor domain) (Bloom, dkk dalam Sudijono,
2008).
Berdasarkan pendapat ahli diatas, maka peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa pelaksanaan penilaian kelas merupakan acuan guru
dalam mengkategorikan siswa apakah siswa berhasil mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan dalam RPP.
2.1.2 Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan ke – 1 adalah skripsi dengan judul “Analisis
Higher Order Thinking Skill Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal Mata
Kuliah Struktur Aljabar.” Penelitian ini dilakukan oleh Jati Agung
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
dimiliki mahasiswa terhadap penyelesaian soal Struktur Aljabar Grup.
Fokus dari penelitian ini mendeskripsikan bagaimana proses berpikir yang
dimiliki mahasiswa berdasarkan indikator HOTS. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan tes dan
wawancara sebagai metode pengumpulan data. Hasil penelitian yang
diperoleh menyatakan bahwa kemampuan berpikir mahasiswa dalam
menyelesaikan soal pada tahap analisis sebesar 74,03%, pada tahap
evaluasi sebesar 49,73%, dan pada tahap mencipta sebesar 44,72%.
Sebanyak 12 mahasiswa memiliki HOTS tinggi, 18 mahasiswa memiliki
HOTS sedang, dan 6 mahasiswa memiliki HOTS rendah. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa mahasiswa memiliki penguasaan aspek-aspek
HOTS dalam menyelesaikan soal Struktur Aljabar Grup.
Penelitian yang relevan yang ke – 2 adalah skripsi dengan judul
“Analisis Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Mata
Pelajaran Ekonomi di SMA N 8 Yogyakarta”. Penelitian ini dilakukan
oleh Hilaria Mitri seorang mahasiswa Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah guru sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
menyusun desain RPP mata pelajaran Ekonomi yang memuat indikator
keterampilan berpikir tingkat tinggi. (2) Apakah guru sudah menerapkan
kegiatan pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi. (3) Apakah pelaksanaan penilaian kelas (assessment) telah
mengarah pada pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hasil
analisis yang dilakukan menunjukkan pada kuisioner jumlah responden
pada kriteria baik sebanyak 25 orang dengan persentase sebesar 62.5%.
Sedangkan jumlah responden pada kriteria tidak baik sebanyak 15 orang
dengan persentase sebesar 37.5%
Penelitian yang relevan yang ke – 3 adalah skripsi dengan judul
“Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Pendidikan Agama Islam
Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto Ditinjau Dari Prestasi
Belajar.” Penelitian ini dilakukan oleh Anugrah Aningsih seorang
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1
Purwokerto ditinjau dari prestasi belajar.
Penelitian yang relevan yang ke – 4 adalah Jurnal dengan judul
“Penerapan Metode Studi Kasus Dalam Upaya Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pada Mata Kuliah Hubungan
Internasional.” Penelitian ini dilakukan oleh Leni Anggraeni, S.Pd. M.Pd.
dosen FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui: (1) Kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada mata
kuliah hubungan internasional di kelas 2009 A Pkn FPIPS UPI dengan
menggunakan metode studi kasus. (2) Tingkat Antusiasme mahasiswa
pada mata kuliah hubungan internasional dengan menggunakan metode
studi kasus di kelas 2009 A Pkn FPIPS UPI. (3) Penciptaan suasana
belajar yang demokratis dalam perkuliahan hubungan internasional
dengan metode studi kasus di kelas 2009 A Pkn FPIPS UPI. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan berpikir kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
Gambar 2.3 Peta Literatur Penelitian
Berdasarkan ketiga penelitian yang relevan diatas, peneliti
menemukan kekhasan tersendiri dari penelitian yang dilakukan.
Kekhasan tersebut antara lain adalah dari segi pembelajaran tematik
yang diselenggarakan di kelas V SD. Penelitian tidak hanya dilihat
dari segi penilaian tetapi juga dari segi perencanaan dan juga
pelaksanaan. Sedangkan perbedaannya adalah metode yang dipakai
oleh setiap peneliti.
Peneliti melakukan penelitian :
Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada
Pembelajaran Tematik Kelas V (Studi Kasus di Salah Satu SD
Kabupaten Bantul)
Jati Agung Melakukan penelitian
“Analisis Higher Order Thinking Skill
Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal Mata Kuliah Struktur
Aljabar.”
Hilaria Mitri melakukan penelitian
“Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi Pada Pendidikan Agama
Islam Siswa Kelas X SMK
Muhammadiyah 1 Purwokerto Ditinjau
Dari Prestasi Belajar.”
Anugrah Aningsih melakukan penelitian
“Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi Pada Pendidikan Agama
Islam Siswa Kelas X SMK
Muhammadiyah 1 Purwokerto Ditinjau
Dari Prestasi Belajar.”
Leni Anggraeni, S.Pd., M.Pd.
melakukan penelitian “Penerapan Metode Studi Kasus Dalam
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Mahasiswa Pada Mata Kuliah
Hubungan Internasional.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
2.1.3. Kerangka Berpikir
Era globalisasi yang sedang berlangsung ini mendorong terjadinya
perkembangan pada tiap aspek yang harus selaras dan sejalan dengan era ini.
Pada abad ke – 21 ini banyak terjadi perkembangan. Dari sisi SDM yang
semakin berkembang menuntut juga perkembangan aspek pendidikan.
Tentunya hal itu menuntut siswa agar mampu berkompetisi nantinya di masa
depan. Maka dari itu dibutuhkan suatu skill yang harus dimiliki untuk
dijadikan bekal dalam menjalani kehidupan di masa yang akan datang. Hal
ini seharusnya menjadi acuan dalam meningkatkan sikap kompetitif siwa,
tentunya dengan perilaku yang jujur. Oleh karena itu, pendidikan seharusnya
mulai menerapkan kegiatan pembelajaran yang bertolak ukur pada
kemampuan berpikir, menalar, dan pengembangan materi, tidak hanya
berfokus pada hafalan materi. Menurut pengalaman penulis, sistem
pendidikan yang dialami oleh penulis menerapkan kemampuan yang lebih
banyak kepada ranah menghafal. Pembelajaran tidak menekankan kepada
pengalaman apa yang diperoleh oleh siswa sehingga mudah sekali siswa lupa
terhadap materi yang baru saja ia dapatkan. Guru mengajar dengan metode
ceramah, sehingga dibutuhkan model pembelajaran yang dapat menjadi
wadah dan tempat berinteraksinya siswa dengan perkembangan global.
Metode belajar yang dapat menjadi wadah kreatifitas dan inovasi siswa
sehingga kemampuannya dapat berkembang.
Sekolah sebagai lembaga yang menjamin terjadinya proses pendidikan,
harus mampu menanamkan nilai-nilai positif dan bermanfaat kepada siswa
agar siswa mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kurikulum
2013 adalah kurikulum yang saat ini berfokus pada 3 aspek penting yang perlu
terus dikembangkan yaitu aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek
keterampilan. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik yang dapat
memacu interkasi siswa, minat belajar siswa dan sistem belajar siswa.
Kurikulum 2013 menuntut kreatifitas dan inovasi guru maupun siswa pada saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
melakukan kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 sangat cocok diterapkan
pada kegiatan pembelajaran di era globalisasi ini. Maka kurikulum 2013 perlu
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran yang mengarah pada kemampuan berpikir tingkat tinggi
perlu diterapkan dalam tiap kegiatan pembelajaran untuk memberikan
keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa seperti dalam literasi. Kemampuan
tersebut diarahkan kepada kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) yang
menuntut siswa untuk mampu berpikir secara kritis, kreatif, dan inovatif. Siswa
yang mampu berpikir secara kritis, kreatif, dan inovatif dapat memecahkan
suatu permasalahan yang ada. Kemampuan berpikir tingkat tinggi diterapkan
melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kegiatan tersebut
dirumuskan dalam suatu desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan pelaksanaan penilaian kelas
(assessment). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat didesain untuk
menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dengan menyusun
indikator, tujuan, metode, dan langkah pembelajaran yang tepat dan sesuai
dengan kaidah kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Guru adalah sosok yang terdepan memberikan arahan dan pengalaman
kepada siswa ketika di sekolah. Guru harus mampu menanamkan aspek - aspek
yang menjadi kriteria dengan langkah yang sesuai dengan norma agar siswa
dapat menjadi manusia yang kompeten pada saatnya nanti. Dengan
menerapkan kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan
berpikir tingkat tinggi, sekolah dapat mempunyai lulusan yang tidak hanya
mendapatkan nilai yang tinggi, tetapi lulusan yang dapat menjadi seorang yang
kompeten dari segi sikap (attitude), pengetahuan (Knowledge), dan
keterampilan (skill). Siswa mempunyai keterampilan 4C yaitu berpikir kritis,
kreatif, terampil berkomunikasi dan mahir bekerja sama atau berkolaborasi
dengan orang lain. Ketika kompetensi tersebut tercapai, sukses sudah guru
membekali siswa untuk dapat bersaing di era globalisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana proses kegiatan
pembelajaran di salah satu sekolah dasar yang terdapat di Kecamatan Jetis,
Bantul, D.I Yogyakarta terutama pada kelas V tahun ajaran 2018/2019 apakah
sudah menerapkan pembelajaran yang mengacu pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi atau belum yang dianalisis melalui proses perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap kegiatan dan
hasil belajar siswa. Dengan melakukan penelitian mengenai analisis
keterampilan berpikir tingkat tinggi di salah satu sekolah dasar di Kabupaten
Bantul ini diharapkan dapat menjadi suatu pengetahuan dan referensi bagi para
pendidik maupun calon pendidik agar dapat kreatif dan inovatif dalam
merencanakan, melaksanakan, dan memberikan evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan kepada siswa. Sehingga sistem pendidikan yang
terjadi di era peneliti perlahan jarang terjadi lagi di era sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
Gambar 2.4 Peta Kerangka Berpikir
Abad 21
"Pada abad ke – 21 menuntut siswa
agar mampu berkompetisi
nantinya di masa depan"
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang saat ini berfokus pada 3 aspek
penting yang perlu terus dikembangkan yaitu aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan
HOTS
"Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS )
yang menuntut siswa untuk mampu berpikir secara
kritis, kreatif, dan inovatif"
Guru
"sebagai yang terdepan memberikan arahan ketika siswa
di sekolah harus mampu menanamkan aspek - aspek
tersebut dengan langkah yang sesuai norma dan tepat agar siswa
dapat menjadi manusia yang kompeten"
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah upaya untuk mengungkap suatu fakta atau fenomena (Arikunto & Jabar,
2014). Dalam penelitian ini menggunakan model analisis formatif dimana
analisis dilakukan pada desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
kegiatan pembelajaran, dan pelaksanaan penilaian kelas (assesment).
Data penelitian kualitatif ini diperoleh melalui survei angket
(Kuesioner), observasi, dan wawancara. Sehingga didapat beberapa data yang
digunakan untuk memperoleh kesimpulan dari penelitian.
3.2. Setting penelitian
3.2.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Salah satu SD yang berada di wilayah
Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah ini dipilih karena
peneliti ingin mengetahui sejauh mana guru di kelas atas terutama di kelas
V menerapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Selain itu sekolah ini
dipilih karena merupakan salah satu sekolah yang besar dengan jumlah
siswa yang banyak. Juga merupakan salah satu Sekolah Dasar favorit di
Kabupaten Bantul. Sedangkan untuk siswa sejauh mana siswa dapat
menyelesaikan suatu persoalan yang menuntut siswa menggunakan
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
3.2.2. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 27 Februari 2019 sampai dengan tanggal
2 maret 2019.
3.2.3. Subjek penelitian
Subjek penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah seorang guru kelas V dan
siswa kelas V di Salah satu SD di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019. Peneliti memilih subyek penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
yaitu guru dan siswa kelas V dengan asumsi bahwa kelas atas telah lebih
sering diterapkan pembelajaran yang berbasis Higher Order Thinking Skills
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan proses penilaian pembelajaran.
Guru tersebut adalah yang mempraktikkan kegiatan belajar mengajar
dikelas, sebagai narasumber ketika wawancara, sebagai responden
Kuesioner guru dan juga sebagai pembuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Siswa sebagai subjek yang menerima pembelajaran
yang diberikan oleh guru. Siswa juga menjadi responden dalam pengisian
Kuesioner siswa.
3.2.4. Objek penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
proses pelaksanaan pembelajaran dan ,pelaksanaan penilaian kelas
(Penilaian Harian)
3.3.Desain penelitian
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah studi kasus dimana desain ini
sering digunakan dalam penelitian kualitatif dengan mempelajari berbagai
kegiatan, proses atau aktifitas individu maupun kelompok dalam suatu lingkup
tertentu (Anggraeni, 2012).
3.4. Teknik pengumpulan data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang dipilih oleh peneliti
untuk mengumpulkan seluruh sumber data. Berdasarkan variabel yang diteliti,
maka data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa:
3.4.1. Observasi
Observasi, yaitu penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru mata pelajaran di kelas dengan menggunakan
metode, model dan teknik tertentu dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran berupa keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dalam penelitian
ini, peneliti memeroleh data dengan cara mengamati secara langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
terhadap objek penelitian yaitu dengan mengamati proses pelaksanaan
pembelajaran apakah guru sudah menerapkan pembelajaran yang HOTS
dengan mengacu pada kriteria 4C yaitu Critical thinking and problem
solving, Communication, Creativity and Innovation, dan Collaboration atau
masih pada tingkatan LOTS.
3.4.2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh data yang dalam penelitian ini didapatkan sebuah rencana
pelaksanaan pembelajaran dan soal evaluasi yang didalamnya terdapat
indikator yang dapat dipergunakan untuk meneliti tingkat pemakaian kata
kerja yang mengacu pada taksonomi Bloom. Dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data kemudian ditelaah (Sugiyono, 2015).
Dalam penelitian ini, peneliti dan tiga ahli menganalisis dokumen
rencana pelaksanaan pembelajaran khususnya pada bagian indikator kognitif
apakah sudah menggunakan kata kerja operasional yang terdapat dalam
taksonomi Bloom yang berada pada tingkatan tinggi C4, C5, C6 atau masih
berada pada tingkatan rendah C1, C2, C3.
Dalam penelitian ini, peneliti dan tiga ahli menganalisis dokumen soal
evaluasi yang digunakan guru untuk mendapatkan gambaran hasil belajar
siswa. Analisis dilakukan pada soal evaluasi apakah pertanyaan –
pertanyaan pada soal mengandung kata kerja operasional yang ada pada
taksonomi bloom tingkatan tinggi C4, C5, C6 atau berada pada tingkatan
rendah C1, C2, C3.
3.4.3. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara berdialog
dan bertanya langsung kepada narasumber. Dalam penelitian ini peneliti
melakukan wawancara terhadap guru mengenai perencanaan, pelaksanaan,
dan proses evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hal itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
dilakukan agar peneliti dapat membandingkan pengamatan, hasil analisis
kuesioner, dan analisis rencana pelaksanaan pembelajaran serta soal
evaluasi dengan pernyataan guru. Hal tersebut dilakukan agar peneliti dapat
mengetahui apakah hasil penelitian dan pernyataan guru sama atau tidak.
3.4.4. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menjawab
pernyataan atau pertanyaan yang ada secara tertulis untuk mendapatkan data
responden atau pengisi kuesioner. Pada penelitian ini ada 2 macam
kuesioner yaitu kuesioner untuk guru dan kuesioner untuk siswa.
Kuesioner guru, yaitu persepsi guru dalam menerapkan kegiatan
pembelajaran yang meningkatkan keterampilan Abad - 21. Kuesioner siswa,
yaitu persepsi siswa terhadap guru dalam menerapkan kegiatan
pembelajaran yang meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yaitu dengan cara responden
tinggal memilih jawaban pernyataan yang sesuai dengan hatinya. Rentang
pilihannya ada 4 macam yaitu: SS (Sering Sekali), S (Sering), JR (Jarang),
TP (Tidak Pernah). Pada kuesioner ini terdapat 16 pernyataan dengan
kriteria 4C Creativity and Innovation, Communication, Collaborative dan
Critical thinking and Problem Solving.
3.5. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat pengumpul data yang digunakan
untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Dengan
demikian, penggunaan instrumen penelitian yaitu untuk mencari informasi
yang lengkap mengenai suatu masalah, fenomena alam maupun sosial
(Sugiyono, 2014).
Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti menjadi instrumen utama yang
mengamati segala proses mulai dari perencanaan, pelaksanaan, serta proses
penilaian atau evaluasi dalam pembelajaran. Maka peneliti harus memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
metode penelitian kualitatif itu sendiri. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner, observasi, wawancara dan diri peneliti itu sendiri.
3.5.1. Instrumen Penelitian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dianalisis
menggunakan tabel kata k
top related