analisis kemampuan komunikasi matematis pada …lib.unnes.ac.id/21530/1/4101411076-s.pdf · vii...

Post on 13-May-2019

240 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI

MATEMATIS PADA MODEL PBL DENGAN

PENDEKATAN SAINTIFIK BERDASARKAN

GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII

Skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

oleh

Mamluatul Mufida

4101411076

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

ii

iii

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. “Man Jadda Wajada - Man Shobaru Zhafira - Man Yazro Yashud”

2. Jika tidak bisa menjadi pensil untuk menulis kebahagiaan orang lain,

maka jadilah penghapus untuk menghapus kesedihan orang lain.

3. Jangan menjelaskan dirimu kepada siapapun. Karena yang menyukaimu

tidak butuh itu dan yang membencimu tidak percaya itu. Biarkanlah

kehendak-Nya dan waktu yang akan menunjukkan kebenaran yang

hakiki.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua Orangtua saya, Abah Nawawi dan Mamah Umi

Kulsum. Kedua kakak saya, Kak Najih dan Mbak Isna.

Eyang tercinta saya, Eyang Dartuti, keluarga besar

Koenasir dan keluarga besar Ismail yang senantiasa

memberikan do’a dan motivasi dalam hidup saya.

2. Sahabat-sahabatku Wakhid Fitri A., Linda Wijaya,

Deddy Irawan, Ika Rizki A., dan Intan Alifiani yang

telah membantu serta memberikan do’a dan motivasi.

3. Teman-teman PWRI, Kost Larissa, Pendidikan

Matematika angkatan 2011, Mbak Ade Kristi M.,

Legenda P.P., Mas Danny H. yang senantiasa

memberikan keceriaan, motivasi dan do’a.

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis pada Model PBL dengan

Pendekatan Saintifik Berdasarkan Gaya Belajar Siswa Kelas VIII”.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, dan kerja

sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih

kepada.

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang;

2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Negeri Semarang;

3. Drs. Arief Agoestanto, M.Si., Ketua Jurusan Matematika, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang;

4. Dr. Mulyono, M.Si., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, arahandan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi;

5. Drs. Supriyono, M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahandan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi;

6. Bambang Eko Susilo, S.Pd., M.Pd., Dosen Penguji yang telah memberikan

penilaian dan masukan kepada penulisdalam penulisan skripsi;

7. Dr. Drs. Edy Purwanto, M.Si., validator Instrumen Angket Gaya Belajar

Siswa yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan saran bagi penulis;

8. Drs. Wuryanto, M.Si., Dosen Wali yang telah memberikan arahan dan

motivasi selama perkuliahan.;

vi

9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Matematika yang telah memberikan bekal

kepada penulis dalam menyusun skripsi;

10. Dra. Umi Kulsum, M.Pd., Kepala SMP Negeri 1 Trangkil, Kabupaten Pati

yang telah memberikan izin penelitian;

11. Ibu Yuni Saadah, S.Pd., Guru matematika kelas VIII beserta guru-guru SMP

Negeri 1 Trangkil, Kabupaten Pati yang telah memberikan izin, bantuan, dan

dukungan selama penelitian;

12. Bapak dan Ibu serta keluargaku tercinta atas doa, dukungan, dan

pengorbanannya hingga penulis bisa menyelesaikan studi ini;

13. seluruh sahabat-sahabatku yang telah memberikan dukungan dan

motivasinya;

14. seluruh mahasiswa matematika serta teman-teman seperjuangan yang telah

memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis; dan

15. semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebut satu persatu.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca demi kebaikan di masa yang akan datang.

Semarang, 16 September 2015

Penulis

vii

ABSTRAK

Mufida, M. Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis pada Model PBL

dengan Pendekatan Saintifik Berdasarkan Gaya Belajar Siswa Kelas VIII.

Skripsi, Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dr. Mulyono, M.Si. dan

Pembimbing Pendamping Drs. Supriyono, M.Si.

Kata kunci: gaya belajar,kemampuan komunikasi matematis, pendekatan

saintifik, Problem Based Learning (PBL).

Kemampuan komunikasi matematis siswa adalah aspek yang perlu

dikembangkan dalam pembelajaran matematika. Tujuan penelitian ini adalah

untuk memperoleh deskripsi kemampuan komunikasi matematis siswa SMP kelas

VIIIpada pembelajaran matematikapada model PBL dengan pendekatan saintifik.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 9

siswa kelas VIII ASMP Negeri 1 Trangkil, Kabupaten Pati yang berasal dari gaya

belajarvisual, auditorial, dan kinestetik.Teknikpengumpulan datayang digunakan

adalah tes, wawancara, dan dokumentasi. Tes penggolongan gaya belajaruntuk

mengklasifikasikangaya belajar masing-masing siswa. Tes komunikasi matematis

dan wawancara dianalisis untuk mendeskripsikan kemampuan

komunikasimatematis siswa berdasarkan indikator kemampuan komunikasi

matematis (IDK) yakni (1) kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis

melalui tulisan (IDK1); (2) kemampuan menggambarkan ide-ide matematis secara

visual (IDK2); (3) kemampuan memahami dan menginterpretasikan ide-ide

matematis secara tulisan (IDK3); (4) kemampuan mengevaluasi ide-ide matematis

secara tulisan (IDK4); dan (5) kemampuan dalam mengunakan istilah-istilah,

notasi-notasi matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide,

menggambarkan hubungan-hubungan dengan model-model situasi (IDK5).

Hasil penelitian menunjukkan (1) subjek dengan gaya belajar visual

memiliki kemampuan komunikasi matematis yang baik pada IDK4 dan sangat

baik pada IDK1, IDK2, IDK3, dan IDK5; (2) subjek dengan gaya belajar

auditorial memiliki kemampuan komunikasi matematis yang baik pada IDK1 dan

IDK4 serta sangat baik pada IDK2, IDK3, dan IDK5; dan (3) subjek dengan gaya

belajar kinestetik memiliki kemampuan komunikasi matematis yang baik pada

IDK1, IDK3, IDK4, dan IDK5 serta sangat baik pada IDK2.

Peneliti menyarankan kepada guru SMP Negeri 1 Trangkil, Kabupaten

Patiuntuk menentukan pendekatan, strategi dan model pembelajaran yang tepat

untuk merencanakan serta melaksanakan proses pembelajaran di kelas sesuai

dengan gaya belajar siswa.

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

BAB

1. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 7

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................ 8

1.5. Penegasan Istilah ................................................................................... 9

2. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 12

2.1. Landasan Teori...................................................................................... 12

2.1.1. Belajar ...................................................................................... 12

2.1.1.1 Teori Belajar Piaget .................................................. 13

2.1.1.2 Teori Belajar Vygotsky ............................................ 15

2.1.1.3 Teori Belajar Bruner ................................................. 16

2.1.2. Gaya Belajar .............................................................................. 17

2.1.2.1 Karakteristik Berdasarkan Gaya Belajar .................. 18

2.1.2.1.1 Gaya Belajar Visual .................................................. 18

2.1.2.1.2 Gaya Belajar Auditorial ............................................ 19

2.1.2.1.3 Gaya Belajar Kinestetik ............................................ 20

ix

2.1.3. Kemampuan Komunikasi Matematis ........................................ 26

2.1.4. Model Problem Based Learning (PBL)..................................... 29

2.1.5. Pendekatan Saintifik ................................................................. 35

2.1.6. Model PBL dengan Pendekatan Saintifik ................................. 41

2.1.7. Materi Bangun Ruang Sisi Datar .............................................. 42

2.2. Kerangka Berpikir ................................................................................. 48

2.3. Penelitian yang Relevan ........................................................................ 52

3 METODE PENELITIAN ............................................................................. 54

3.1. Jenis Penelitian...................................................................................... 54

3.2. Situasi Sosial Penelitian ........................................................................ 55

3.2.1. Lokasi Penelitian ...................................................................... 55

3.2.2. Subjek Penelitian ...................................................................... 55

3.3. Data dan Sumber Data Penelitian ......................................................... 59

3.4. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 60

3.4.1. Tes Tertulis................................................................................ 60

3.4.2. Wawancara ............................................................................... 60

3.4.3. Dokumentasi ............................................................................. 61

3.5. Instrumen Penelitian ............................................................................. 62

3.5.1. Instrumen Penggolongan Gaya Belajar .................................... 62

3.5.2. Instrumen Lembar Tes kemampuan Komuniasi Matematis .... 65

3.5.3. Instrumen Pedoman Wawancara ............................................... 66

3.6. Analisis Instrumen Penelitian ............................................................... 67

3.6.1. Validitas .................................................................................... 67

3.6.2. Reliabilitas ................................................................................ 68

3.6.3. Daya Pembeda Soal................................................................... 69

3.6.4. Tingkat Kesukaran .................................................................... 70

3.7. Uji Keabsahan Data .............................................................................. 71

3.8. Teknik Analisis Data............................................................................. 74

3.8.1. Reduksi Data ............................................................................. 74

3.8.2. Penyajian Data .......................................................................... 75

x

3.8.3. Penarikan Kesimpulan .............................................................. 75

3.9 Tahap-tahap Penelitian ........................................................................... 76

4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 78

4.1. Hasil Penelitian ..................................................................................... 78

4.1.1 Hasil Penentuan Subjek Penelitian............................................ 79

4.1.1.1 Penggolongan Gaya Belajar ............................................... 79

4.1.1.2 Tes Kemampuan Komunikasi Matematis (TKKM) ........... 82

4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran ....................................................... 85

4.1.3 Proses Pengumpulan Data ......................................................... 87

4.1.4 Analisis Data ............................................................................. 88

4.1.4.1 Subjek Gaya Belajar untuk Tiap Butir Soal ....................... 88

4.1.4.1.1 Subjek Gaya Belajar Visual ........................................ 88

4.1.4.1.2 Subjek Gaya Belajar Auditorial .................................. 143

4.1.4.1.3 Subjek Gaya Belajar Kinestetik .................................. 199

4.1.4.2 Subjek Gaya Belajar untuk Tiap Indikator

Kemampuan Komunikasi Matematis ................................... 250

4.1.4.2.1 Subjek Gaya Belajar untuk Indikator IDK1 ................ 250

4.1.4.2.1.1 Subjek Gaya Belajar Visual ............................ 250

4.1.4.2.1.2 Subjek Gaya Belajar Auditorial ...................... 252

4.1.4.2.1.3 Subjek Gaya Belajar Kinestetik ...................... 253

4.1.4.2.2 Subjek Gaya Belajar untuk Indikator IDK2 ................ 255

4.1.4.2.2.1 Subjek Gaya Belajar Visual ............................ 255

4.1.4.2.2.2 Subjek Gaya Belajar Auditorial ...................... 257

4.1.4.2.2.3 Subjek Gaya Belajar Kinestetik ...................... 258

4.1.4.2.3 Subjek Gaya Belajar untuk Indikator IDK3 ................ 260

4.1.4.2.3.1 Subjek Gaya Belajar Visual ............................ 260

4.1.4.2.3.2 Subjek Gaya Belajar Auditorial ...................... 261

4.1.4.2.3.3 Subjek Gaya Belajar Kinestetik ...................... 263

4.1.4.2.4 Subjek Gaya Belajar untuk Indikator IDK4 ................ 264

4.1.4.2.4.1 Subjek Gaya Belajar Visual ............................ 264

xi

4.1.4.2.4.2 Subjek Gaya Belajar Auditorial ...................... 266

4.1.4.2.4.3 Subjek Gaya Belajar Kinestetik ...................... 267

4.1.4.2.5 Subjek Gaya Belajar untuk Indikator IDK5 ................ 269

4.1.4.2.5.1 Subjek Gaya Belajar Visual ............................ 269

4.1.4.2.5.2 Subjek Gaya Belajar Auditorial ...................... 270

4.1.4.2.5.3 Subjek Gaya Belajar Kinestetik ...................... 272

4.2 Pembahasan........................................................................................... 273

4.2.4 Gaya Belajar Visual .................................................................. 275

4.2.5 Gaya Belajar Auditorial ............................................................ 276

4.2.6 Gaya Belajar Kinestetik ........................................................... 278

4.3 Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 280

5 PENUTUP .................................................................................................... 282

5.1. Simpulan .............................................................................................. 282

5.2. Saran ..................................................................................................... 287

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 289

LAMPIRAN ........................................................................................................ 292

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Piaget ............................................ 14

2.2. Sintaks Model PBL ................................................................................... 32

2.3. Model PBL dengan Pendekatan Saintifik .................................................. 41

3.1 Nama-nama Validator Instrumen Penggolongan Gaya Belajar ............... 64

3.2 Nama-nama Validator Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi

Matematis ................................................................................................. 65

3.3 Nama-nama Validator Instrumen Pedoman Wawancara ........................... 67

3.4 Kriteria Daya Pembeda .............................................................................. 70

3.5 Kriteria Indeks Kesukaran Soal ................................................................. 71

3.6 Teknik Pemeriksaan................................................................................... 72

4.1 Hasil Penggolongan Gaya Belajar Siswa Kelas VIII A ............................ 80

4.2 Data Akumulasi Gaya Belajar Kelas VIII A SMP Negeri 1 Trangkil ....... 81

4.3 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Gaya Belajar Visual ....... 84

4.4 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Gaya Belajar Auditorial . 84

4.5 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Gaya Belajar Kinestetik . 84

4.6 Jadwal Pembelajaran dengan Materi Bangun Ruang Sisi Datar Prisma ... 86

4.7 RekapHasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ..................................... 86

4.8 Kemampuan Komunikasi Matematis SiswaGaya Belajar Visual

untuk Indikator IDK1 .......................................................................................... 251

4.9 Kemampuan Komunikasi Matematis SiswaGaya Belajar Auditorial

untuk Indikator IDK1 .......................................................................................... 252

4.10 Kemampuan Komunikasi Matematis SiswaGaya Belajar Kinestetik

untuk Indikator IDK1 .......................................................................................... 254

4.11 Kemampuan Komunikasi Matematis SiswaGaya Belajar Visual

untuk Indikator IDK2 .......................................................................................... 255

4.12 Kemampuan Komunikasi Matematis SiswaGaya Belajar Auditorial

untuk Indikator IDK2 .................................................................................. 257

4.13 Kemampuan Komunikasi Matematis SiswaGaya Belajar Kinestetik

untuk Indikator IDK2 .................................................................................. 258

xiii

4.14 Kemampuan Komunikasi Matematis SiswaGaya Belajar Visual

untuk Indikator IDK3 .......................................................................................... 260

4.15 Kemampuan Komunikasi Matematis SiswaGaya Belajar Auditorial

untuk Indikator IDK3 .......................................................................................... 261

4.16 Kemampuan Komunikasi Matematis SiswaGaya Belajar Kinestetik

untuk Indikator IDK3 .......................................................................................... 263

4.17 Kemampuan Komunikasi Matematis SiswaGaya Belajar Visual

untuk Indikator IDK4 .......................................................................................... 264

4.18 Kemampuan Komunikasi Matematis SiswaGaya Belajar Auditorial

untuk Indikator IDK4 .......................................................................................... 266

4.19 Kemampuan Komunikasi Matematis SiswaGaya Belajar Kinestetik

untuk Indikator IDK4 .......................................................................................... 267

4.20 Kemampuan Komunikasi Matematis SiswaGaya Belajar Visual

untuk Indikator IDK5 .......................................................................................... 269

4.21 Kemampuan Komunikasi Matematis SiswaGaya Belajar Auditorial

untuk Indikator IDK5 .......................................................................................... 270

4.22 Kemampuan Komunikasi Matematis SiswaGaya Belajar Kinestetik

untuk Indikator IDK5 .......................................................................................... 272

4.23 Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Berdasarkan Gaya Belajar

Visual, Auditorial, dan Kinestetik .............................................................. 274

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Prisma Tegak ............................................................................................ 43

2.2 Prisma Condong ........................................................................................ 43

2.3 Prisma Tegak Segitiga ............................................................................... 43

2.4 Prisma Tegak Segilima .............................................................................. 43

2.5 Prisma Tegak Segienam ............................................................................ 44

2.6 Diagonal Bidang Prisma Tegak Segienam ................................................ 45

2.7 Bidang Diagonal Prisma Tegak Segienam ................................................ 45

2.8 Prisma ABC.DEF ...................................................................................... 45

2.9 Jaring-jaring Prisma Segitiga ..................................................................... 46

2.10 Luas PrismaABC.DEF ............................................................................... 47

2.11 Volum Prisma ............................................................................................ 47

2.12 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 51

3.1 Subjek Penelitian ....................................................................................... 59

3.2 Alur Penelitian ........................................................................................... 76

4.1 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek V1 ...................... 89

4.2 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek V2 ...................... 93

4.3 Gambar yang Dibuat Subjek V2 saat Wawancara ..................................... 96

4.4 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek V3 ...................... 98

4.5 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek V1 ..................... 101

4.6 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek V2 ..................... 104

4.7 Gambar yang Dibuat Subjek V2 saat Wawancara ..................................... 107

4.8 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek V3 ...................... 109

4.9 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek V1 ...................... 112

4.10 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek V2 ...................... 116

4.11 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek V3 ...................... 121

4.12 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek V1 ...................... 124

4.13 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek V2 ...................... 127

xv

4.14 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek V3 ...................... 130

4.15 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek V1 ...................... 133

4.16 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek V2 ...................... 136

4.17 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek V3 ...................... 140

4.18 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek A1 ...................... 143

4.19 Gambar yang Dibuat Subjek A1 saat Wawancara ..................................... 145

4.20 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek A2 ...................... 147

4.21 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek A3 ...................... 150

4.22 Gambar yang Dibuat Subjek A3 saat Wawancara ..................................... 153

4.23 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek A1 ...................... 155

4.24 Gambar yang Dibuat Subjek A1 saat Wawancara ..................................... 157

4.25 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek A2 ...................... 159

4.26 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek A3 ...................... 163

4.27 Gambar yang Dibuat Subjek A3 saat Wawancara ..................................... 165

4.28 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek A1 ...................... 167

4.29 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek A2 ...................... 171

4.30 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek A3 ...................... 175

4.31 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek A1 ...................... 179

4.32 Gambar yang Dibuat Subjek A1 saat Wawancara ..................................... 181

4.33 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek A2 ...................... 183

4.34 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek A3 ...................... 186

4.35 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek A1 ...................... 189

4.36 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek A2 ...................... 192

4.37 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek A3 ...................... 196

4.38 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek K1 ...................... 200

4.39 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek K2 ...................... 203

4.40 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek K3 ...................... 206

4.41 Gambar yang Dibuat Subjek K3 saat Wawancara ..................................... 209

4.42 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek K1 ...................... 211

4.43 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek K2 ...................... 215

4.44 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek K3 ...................... 218

xvi

4.45 HasilTes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek K1 ....................... 220

4.46 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek K2 ...................... 224

4.47 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek K3 ...................... 227

4.48 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek K1 ...................... 230

4.49 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek K2 ...................... 233

4.50 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek K3 ...................... 236

4.51 Gambar yang Dibuat Subjek K3 saat Wawancara ..................................... 238

4.52 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek K1 ...................... 240

4.53 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek K2 ...................... 244

4.54 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek K3 ...................... 247

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Siswa Kelas VIIIH SMP Negeri 1 Trangkil ........................ 293

2. Daftar Nama Siswa Kelas VIII ASMP Negeri 1 Trangkil ........................ 295

3. Kisi-kisi Angket dan Angket Gaya Belajar Sebelum Revisi ..................... 297

4. Kisi-kisi Angket dan Angket Gaya Belajar Sesudah Revisi ...................... 313

5. Lembar Validasi Angket Gaya Belajar ...................................................... 330

6. Hasil Penggolongan Gaya Belajar Siswa Kelas VIII A............................. 339

7. Silabus ....................................................................................................... 342

8. LembarValidasi Silabus ............................................................................. 347

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................... 353

10. Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................... 378

11. Lembar Kerja Siswa (LKS) ....................................................................... 384

12. Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) ........................................... 397

13. Kisi-kisi Kuis ............................................................................................. 428

14. Soal Kuis .................................................................................................... 437

15. Rubrik Penilaian Kuis ................................................................................ 440

16. Lembar Penilaian Aktivitas Guru .............................................................. 451

17. Kisi-kisi Tes Uji Coba ............................................................................... 460

18. Soal Tes Uji Coba ..................................................................................... 463

19. Rubrik Penilaian Tes Uji Coba .................................................................. 465

20. Hasil Uji Coba Kelas VIII H SMP Negeri 1 Trangkil ............................... 482

21. Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ................................... 495

22. Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis.......................................... 498

23. Jawaban Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ........................... 500

24. Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ...................... 519

25. Lembar Validasi Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ....... 523

26. Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis .............. 527

27. Daftar Nilai Tes Kemampuan Komunikasi Matematiskelas VIII A

xviii

SMP Negeri 1 Trangkil .............................................................................. 533

28. Hasil TesKemampuan Komunikasi Matematis

Siswa Gaya Belajar Visual......................................................................... 535

29. Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa Gaya Belajar Auditorial .................................................................. 537

30. Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa Gaya Belajar Kinestetik ................................................................... 538

31. Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek V1 ...................... 539

32. Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek V2 ...................... 542

33. Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek V3 ...................... 545

34. Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek A1 ...................... 547

35. Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek A2 ...................... 550

36. Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek A3 ...................... 553

37. Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek K1 ...................... 556

38. Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek K2 ...................... 559

39. Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek K3 ...................... 562

40. Kisi-kisi Pedoman Wawancara .................................................................. 564

41. Lembar Validasi Pedoman Wawancara ..................................................... 567

42. Hasil Wawancara Subjek V1 ..................................................................... 571

43. Hasil Wawancara Subjek V2 ..................................................................... 575

44. Hasil Wawancara Subjek V3 ..................................................................... 580

45. Hasil Wawancara Subjek A1 ..................................................................... 584

46. Hasil Wawancara Subjek A2 ..................................................................... 589

47. Hasil Wawancara Subjek A3 ..................................................................... 594

48. Hasil Wawancara Subjek K1 ..................................................................... 599

49. Hasil Wawancara Subjek K2 ..................................................................... 604

50. Hasil Wawancara Subjek K3 ..................................................................... 608

51. Surat-surat Penelitian ................................................................................. 613

52. Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 616

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Inti pokok pendidikan bagi siswa adalah belajar, menurut Syah

(2007: 63) belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur

yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang

pendidikan. Itu berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan

pendidikan sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik

ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya

sendiri. Kemudian di dalam proses belajar akan menghasilkan perubahan

dan peningkatan kognitif, afektif dan psikomotorik untuk melaksanakan

perubahan tingkah laku. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan proses

perubahan dan peningkatan kemampuan kognitif terhambat terdiri dari

faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi tingkat kecerdasan dan

kemampuan awal siswa, sikap siswa, bakat, minat dan motivasi siswa

terhadap suatu pelajaran, aktivitas dan cara belajar. Sedangkan faktor

eksternal meliputi lingkungan belajar, sarana prasarana pendukung, guru

dan metode mengajar yang diberikan.

Dalam proses pembelajaran guru disarankan untuk memiliki

kepekaan untuk mengenali kecenderungan gaya belajar yang dimiliki siswa.

Menurut DePorter dan Hernacki (2008: 110) gaya belajar adalah

2

kecenderungan seseorang dalam menerima, menyerap dan memproses

informasi. Setiap siswa memiliki kecenderungan cara belajar yang berbeda-

beda, ada yang lebih senang belajar dengan melihat gambar-gambar, ada

juga siswa yang lebih senang belajar dengan mendengarkan penjelasan dari

orang lain atau berdiskusi, bahkan ada pula yang senang belajar dengan

melakukan aktivitas menggerakkan anggota tubuh atau memanipulasi suatu

objek dan praktik. Ketika guru mampu mengenali gaya belajar siswa, maka

akan lebih mudah untuk mengarahkan siswa dalam belajar.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki

peranan penting dalam mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.

Matematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi informasi serta mempunyai peran penting dalam

pengembangan daya pikir siswa. Berdasarkan Permendiknas No. 22 tahun

2006 tentang standar isi matematika disebutkan bahwa matematika

bertujuan agar siswa memiliki kemampuan-kemampuan yang tercantum

dalam KTSP (2006) sebagai berikut.

(1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan

antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara

luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; (2)

menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan

manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun

bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3)

memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model

dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan

gagasan dengan simbol, diagram, atau media lain untuk

memperjelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap

menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

3

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah.

Berdasarkan penjelasan di atas, disebutkan bahwa salah satu tujuan

pembelajaran matematika adalah supaya siswa memiliki kemampuan untuk

mengkomunikasikan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk

memperjelas keadaan atau masalah. Kemampuan tersebut yang diukur di

dalam penelitian ini. Kemampuan komunikasi sangat dibutuhkan sehingga

siswa dapat mengaplikasikannya dalam proses pemecahan masalah. Selain

pemecahan masalah dan pemahaman tentang matematik, komunikasi

matematis perlu menjadi fokus perhatian dalam pembelajaran matematika,

sebab melalui komunikasi siswa dapat mengorganisasikan berpikir

matematisnya dan siswa dapat meng’explore’ ide-ide matematik (NCTM,

2000).

Kemampuan komunikasi matematis siswa di Indonesia masih

rendah hal itu dapat dilihat dari Trends in International Mathematics and

Science Study (TIMSS) tahun 2011 bahwa Indonesia berada di posisi 38 dari

42 negara. Selain itu berdasarkan hasil survei tiga tahunan Program for

International Student Assessment (PISA) tahun 2012, Indonesia berada pada

peringkat kedua terbawah atau 64 dari 65 negara yang mengikuti survei.

Indonesia mendapatkan skor 375 dalam bidang matematika, berbeda jauh

dengan China yang menduduki peringkat pertama yakni 613. Berdasarkan

informasi yang diperoleh dari TIMSS dan PISA dapat diperoleh kesimpulan

bahwa kualitas pendidikan matematika di Indonesia masih rendah. Oleh

karena itu dalam proses pembelajaran matematika, guru haruslah

4

memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar secara aktif. Aktif di sini

bermakna siswa yang aktif dalam melakukan investigasi dan eksplorasi

terhadap konsep-konsep matematika sehingga siswa akan mendapatkan

pengalaman belajar yang menarik, menyenangkan dan bermakna. Selain itu,

siswa dapat melihat dan mengalami sendiri kegunaan matematika dalam

kehidupan nyata, serta memberikan kesempatan pada siswa agar dapat

mengkonstruksi sendiri pengetahuan melalui berbagai aktivitas seperti

pemecahan masalah, penalaran, berkomunikasi dan lain-lain yang mengarah

pada berpikir kritis dan kreatif.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika kelas VIII

SMP N 1 Trangkil Kabupaten Pati, diperoleh keterangan bahwa kurangnya

kemampuan komunikasi matematis siswa dapat dilihat ketika siswa

dihadapkan pada suatu soal cerita, siswa tidak terbiasa menuliskan apa yang

diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal sebelum menyelesaikannya,

sehingga siswa sering salah dalam menafsirkan maksud dari soal tersebut.

Selain itu, siswa juga masih kurang paham terhadap suatu konsep

matematika dan kurangnya ketepatan siswa dalam menyebutkan simbol atau

notasi matematika. Hal itu dibuktikan dengan masih rendahnya hasil nilai

matematika pada ujian nasional siswa SMP N 1 Trangkil tahun 2012/2013

dengan nilai terendah adalah 1.25, nilai tertinggi adalah 10.00 dan rata-

ratanya adalah 5.01, hal itu berarti nilai matematika siswa sekolah tersebut

termasuk pada klasifikasi nilai D yang mengakibatkan sekolah tersebut

berada pada peringkat 33 untuk tingkat kabupaten, peringkat 730 untuk

5

tingkat propinsi dan peringkat 12477 untuk tingkat nasional pada nilai

matematika ujian nasional.

Kemampuan komunikasi matematis siswa dipengaruhi oeh

beberapa hal, salah satu adalah penggunaan pendekatan pembelajaran.

Pendekatan belajar (approach to learning) dan strategi atau kiat

melaksanakan pendekatan serta metode belajar termasuk faktor-faktor yang

turut menentukan tingkat efisiensi dan keberhasilan belajar siswa (Syah,

2007: 133). Pendekatan saintifik (scientific approach) diyakini dapat

mengembangkan sikap, keterampilan dan pengetahuan siswa dalam

pendekatan atau kerja yang memenuhi kriteria ilmiah yang meliputi

mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan

mengkomunikasikan.

Dalam pembelajaran guru juga bebas berkreativitas untuk

mengolah kelas sebaik mungkin dengan menggunakan model-model

pembelajaran salah satunya Problem Based Learning (PBL). Menurut

Arends (2012: 396), “PBL helps students develop their thinking and

problem-solving skills, learn authentic adult roles, and become independent

learners”, artinya PBL membantu siswa mengembangkan pemikiran mereka

dan kemampuan memecahkan masalah, belajar peran otentik orang dewasa,

dan menjadi pembelajar yang mandiri. Selain itu, PBL juga memungkinkan

siswa untuk melakukan penyelidikan sendiri sebagai individu, dengan mitra

belajar, atau dalam kelompok-kelompok kecil (Arends, 2010: 127).

6

Hasil penelitian Fachrurozi (2011: 76-89) terhadap siswa kelas IV

SD dari 13 sekolah di Kecamatan Makmur Kabupaten Bireuen Propinsi

Aceh mengungkapkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat

meningkatkan kemampuan matematis siswa daripada pembelajaran

konvensional. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka model PBL dapat

dijadikan alternatif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis

materi bangun ruang.

Pokok bahasan bangun ruang sisi datar merupakan salah satu

materi yang diajarkan pada siswa kelas VIII. Namun kemampuan matematis

siswa SMP N 1 Trangkil masih rendah, hal itu ditunjukkan oleh daya serap

siswa pada ujian nasional tahun 2012/2013 pada materi bangun ruang

terutama pada kemampuan memahami sifat dan unsur bangun ruang dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah yang hanya sebesar 48.46%

untuk tingkat kota, 44.15% untuk tingkat propinsi dan 50.92% untuk tingkat

nasional. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian terkait materi bangun

ruang sisi datar. Dalam hal itu, peneliti ingin melakukan penelitian terhadap

kemampuan matematis siswa terhadap materi luas dan volum bangun ruang

sisi datar prisma. Berdasarkan uraian dan keadaan siswa SMP N 1 Trangkil

tersebut, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul :

“Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis pada Model PBL

dengan Pendekatan Saintifik Berdasarkan Gaya Belajar Siswa Kelas

VIII”.

7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana komunikasi matematis siswa SMP kelas VIII ditinjau dari gaya

belajar visual pada penerapan model Problem Based Learning dengan

pendekatan saintifik.

2. Bagaimana komunikasi matematis siswa SMP kelas VIII ditinjau dari gaya

belajar auditorial pada penerapan model Problem Based Learning dengan

pendekatan saintifik.

3. Bagaimana komunikasi matematis siswa SMP kelas VIII ditinjau dari gaya

belajar kinestetik pada penerapan model Problem Based Learning dengan

pendekatan saintifik.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan.

1. Komunikasi matematis siswa SMP kelas VIII ditinjau dari gaya belajar

visual pada penerapan model Problem Based Learning dengan pendekatan

saintifik.

2. Komunikasi matematis siswa SMP kelas VIII ditinjau dari gaya belajar

auditorial pada penerapan model Problem Based Learning dengan

pendekatan saintifik.

8

3. Komunikasi matematis siswa SMP kelas VIII ditinjau dari gaya belajar

kinestetik pada penerapan model Problem Based Learning dengan

pendekatan saintifik.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat melatih siswa untuk

melatih kemampuan komunikasi matematis berdasarkan gaya

belajarnya.

2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

sebagai bahan pertimbangan untuk merancang model atau strategi

pembelajaran yang dapat memaksimalkan kemampuan komunikasi

matematis siswa sesuai dengan gaya belajar. Selain itu, dapat

digunakan sebagai pedoman guru dalam menganalisis kelemahan dan

kekuatan siswa dalam berkomunikasi secara matematis.

3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa berdasarkan gaya

belajarnya sebagai pertimbangan guru dalam penyusunan rencana

pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

4. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk

memperoleh pengalaman langsung dalam menganalisis kemampuan

komunikasi matematis siswa berdasarkan gaya belajarnya.

9

1.5 Penegasan Istilah

Untuk menghindari penafsiran makna yang berbeda terhadap judul dan

memberikan gambaran yang jelas kepada para pembaca maka perlu

dijelaskan batasan-batasan istilah sebagai berikut.

1.5.1 Analisis

Analisis adalah penyelidikan sesuatu peristiwa untuk mengetahui

keadaan sebenarnya. Jadi, maksud analisis dalam penelitian ini adalah

penyelidikan terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII

berdasarkan gaya belajar pada penerapan model Problem Based Learning

dengan pendekatan saintifik.

1.5.2 Gaya Belajar

Gaya belajar adalah sebuah pendekatan atau suatu cara yang

cenderung dipilih dan digunakan oleh seseorang untuk memperoleh,

menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi pada proses

belajar.DePorter dan Hernacki (2008: 112) menyatakan bahwa seseorang

dapat memiliki tiga jenis gaya belajar yaitu gaya belajar visual, gaya

belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik, atau disingkat V-A-K.

1.5.3 Kemampuan Komunikasi Matematis

Kemampuan komunikasi merupakan salah satu syarat penting yang

membantu dalam proses penyusunan pikiran dan dalam menghubungkan

antar gagasan, sehingga dapat dimengerti orang lain. Menurut Brenner

(1998: 109) komunikasi dalam matematika berarti menggunakan bahasa

dan konvensi matematika. Indikator kemampuan siswa dalam komunikasi

10

matematis pada pembelajaran matematika menurut NCTM dalam

Fachrurozi (2011: 81) sebagai berikut.

(1) Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan

dan mendemonstrasikan serta menggambarkannya secara visual.

(2) Kemampuan memahami, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-

ide matematis baik secara lisan, tulisan maupun dalam bentuk visual

lainya.

(3) Kemampuan dalam mengunakan istilah-istilah, notasi-notasi

matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide,

menggambarkan hubungan-hubungan dengan model-model situasi.

Kemampuan komunikasi matematis yang akan diteliti pada penelitian ini

adalah kemampuan komunikasi matematis pada aspek tertulis dengan

indikator dari NCTM.

1.5.4 Model Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning merupakan model yang menggunakan

masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar.

Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini sesuai dengan

yang dinyatakan oleh Schmidt (2007) yakni meliputi unsur-unsur sebagai

berikut.

a. Siswa dikumpulkan dalam kelompok-kelompok kecil.

b. Pemberian orientasi/petunjuk pada setiap kelompok.

c. Tugas pembelajaran mereka adalah untuk menjelaskan

penyelesaian masalah sesuai dengan materi pelajaran.

11

d. Penyelesaian dilakukan dengan diskusi awal dengan kemampuan

yang dimiliki setiap angota kelompok.

e. Guru berperan untuk memfasilitasi pembelajaran.

f. Guru sebagai fasilitator memberikan petunjuk seperti informasi

yang relevan, pertanyaan, dan lain-lain yang disajikan dengan

suatu rancangan permasalahan.

g. Sumber untuk belajar mandiri dapat berupa buku, artikel, atau

media lainnya.

1.5.5 Pendekatan Saintifik

Pendekatan ilmiah atau yang lebih dikenal dengan pendekatan

saintifik (scientific approach) merupakan ciri khas dari pelaksanaan

kurikulum 2013. Berdasarkan Kemendikbud (2013) pembelajaran dengan

pendekatan ilmiah adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian

rupa agar siswa secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip

melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau

menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau

merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,

menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep.

1.5.6 Materi Bangun Ruang Sisi Datar

Bangun ruang sisi datar merupakan salah satu materi yang

dipelajari di SMP Kelas VIII Semester Genap. Pada penelitian ini, dibatasi

pada materi Prisma.

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Belajar

Belajar sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu

yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Syah, 2007: 68). Sedangkan

Rifa’i dan Anni (2011: 82) mengungkapkan bahwa belajar merupakan

proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu

mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang.

Arends (2012: 17) menyatakan “Learning is a social and cultural in which

learners construct meaning that is influenced by the interaction of prior

knowledge and new learning events”. Artinyabahwa belajar adalah kegiatan

sosial dan budaya dimana siswa membangun makna yang dipengaruhi oleh

interaksi dari pengetahuan sebelumnya dan peristiwa pembelajaran baru.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses perubahan perilaku seseorang yang dipengaruhi oleh

interaksi dari pengetahuan yang dimiliki dengan peristiwa baru dan

lingkungannya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tingkah laku di

berbagai bidang.

13

Dalam kegiatan belajar, tujuan yang harus dicapai oleh setiap

individu dalam belajar memiliki beberapa peranan penting (Rifa’i & Anni,

2011: 86), yaitu.

(1) Memberikan arah pada kegiatan siswa. Bagi guru, tujuan pendidikan

siswa akan mengarahkan pemilihan strategi dan jenis kegiatan yang

tepat. Kemudian bagi siswa, tujuan itu mengarahkan siswa untuk

melakukan kegiatan belajar yang diharapkan dan mampu menggunakan

waktu seefisien mungkin.

(2) Untuk mengetahui kemajuan belajar dan perlu tidaknya pemberian

pembinaan bagi siswa (remedial teaching). Guru akan mengetahui

seberapa jauh pemahaman siswa akan suatu materi.

(3) Sebagai bahan komunikasi. Guru dapat mengkomunikasikan tujuan

kegiatan kepada siswa, sehingga siswa dapat mempersiapkan diri dalam

mengikuti proses pembelajaran.

2.1.1.1 TeoriBelajar Piaget

Menurut Piaget, sebagaimana dikutip oleh Rifa’i & Anni (2011:31),

ada empat konsep yang diajukan oleh Piaget, yaitu skema, asimilasi,

akomodasi, dan ekuilibrium. Skema menggambarkan tindakan mental dan

fisik dalam mengetahui dan memahami objek. Asimilasi merupakan proses

memasukkan informasi kedalam skema yang telah dimiliki. Selanjutnya

akomodasi merupakan proses mengubah skema yang telah dimiliki dengan

informasi baru. Sedangkan ekuilibrium dijelaskan sebagai kemampuan

14

anak untuk berpindah dari tahapan berpikir satu ke tahapan berpikir

berikutnya.

Tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget sebagaimana

dikutip Arends (2012: 330) termuat pada Tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Piaget

Pemahaman teori ini mendukung pembelajaran matematika dengan

model PBL dimana siswa bekerja dan berdiskusi dalam kelompok yang

terdiri dari 3-4 orang dengan menyelesaikan permasalahan nyata untuk

memperoleh pengetahuan. Hal ini dimaksudkan untuk mengkonstruk

pengetahuan yang baru melalui pengalaman yang termodifikasi dalam

permasalahan nyata. Dengan pengalaman dan latihan yang yang dialami,

Tahap Perkiraan

Usia Kemampuan-kemampuan Utama

Sensorimotor 0 – 2 tahun Terbentuknya “kepermanenan objek” dan

kemajuan gradual dan perilaku refleksif

ke perilaku yang mengarah kepada

tujuan.

Pra-

operasional

2 – 7 tahun Perkembangan kemampuan

menggunakan simbol-simbol untuk

menyatakan objek-objek dunia.

Pemikiran masih egosentris dan sentrasi.

Operasional

konkret

7 – 11 tahun Perbaikan dalam kemampuan untuk

berpikir logis. Kemampuan-kemampuan

baru termasuk penggunaan operasi-

operasi yang dapat-balik. Pemikiran tidak

lagi sentrasi tetapi desentrasi dan

pemecahan masalah tidak begitu dibatasi

oleh keegosentrisan.

Operasional 11 – 15

tahun/dewasa

Pemikiran abstrak dan murni simbolis

mungkin dilakukan. Masalah-masalah

dapat dipecahkan melalui penggunaan

eksperimentasi sistematis.

15

diharapkan mampu membantu dalam upaya mengeksplorasi kemampuan

komunikasi matematis siswa.

2.1.1.2 Teori Belajar Vygotsky

Menurut Trianto (2010: 76), teori Vygotsky menekankan pada

hakikat sosiokultural dari pembelajaran. Menurut Vygotsky sebagaimana

dikutip oleh Yvon, Chaiguerova, Newnham (2013: 35) menyatakan bahwa

guru sengaja membawa dan mengajarkan bekerja sama dengan siswa dengan

lingkungan sosial dan keinginan siswa dan kesiapan untuk bertindak

bersama-sama dengan guru. Kolaboratif antara guru dan siswa merupakan

faktor pembangunan. Seperti interpretasi Vygotsky sangat dekat dengan

pendekatan sosial budaya.

Menurut Vygotsky sebagaimana dikutip dalam Trianto (2010: 76),

pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas

yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan

kemampuan (zone of proximal development). Hal tersebut dipertegas oleh

Slavin sebagaimana dikutip dalam Trianto (2010: 76) mengenai zone of

proximal development adalah perkembangan sedikit di atas perkembangan

seseorang saat ini. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi

pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu,

sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu

tersebut.

Sedangkan menurut Vygotsky sebagaimana dikutip oleh Yvon,

Chaiguerova, Newnham (2013: 35) ZPD adalah ruang sosial di mana

16

tindakan guru dan rekan-rekan ditafsirkan sebagai suatu kegiatan berbagi

yang memandu penemuan anak dari objek pengetahuan.

Berdasarkan uraian di atas, didapatkan bahwa kaitan model

PBLdengan teori belajar Vygotsky adalah siswa dapat melakukan penemuan

terbimbing melalui kerjasama dalam kelompok. Dengan demikian, siswa

diharapkan dapat berinteraksi dengan siswa lain untuk menangani tugas-

tugas yang diberikan.

2.1.1.3 Teori Belajar Bruner

Jerome Bruner menyatakan bahwa belajar matematika akan lebih

berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep dan

struktur-struktur yang terbuat dalam pokok bahasan yang diajarkan,

disamping hubungan yang terkait antara konsep-konsep dan struktur-struktur

(Suherman, 2003: 43).

Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang berkembang dari

tahap enaktif ke ikonik dan pada akhirnya ke simbolik (Rifa’i, 2011: 37).

Pada tahap enaktif anak secara langsung terlihat dalam memanipulasi objek.

Selanjutnya pada tahap ikonik kegiatan yang dilakukan anak berhubungan

dengan mental, yang merupakan gambaran dari objek-objek yang

dimanipulasinya. Sedangkan pada tahap simbolik anak memanipulasi

simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu (Suherman, 2003:

44).Dalam penelitian ini, proses pembelajaran matematika dengan model

PBL mengarahkan siswa pada konsep dan struktur dalam menyelesaikan

masalah dengan menggunakan kemampuan komunikasi matematis.

17

2.1.2 Gaya Belajar

Gaya Belajar adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan

kemudian mengatur serta mengolah informasi (DePorter dan Hernacki,

2008: 110). Dengan memperhatikan gaya belajar yang paling menonjol pada

siswa, maka seorang guru diharapkan dapat menyelenggarakan proses

pembelajaran secara aktif, bijaksana, dan tepat. Dari pengertian tersebut

dapat disimpulkan bahwa gaya belajar merupakan suatu cara yang

cenderung dipilih dan digunakan oleh seseorang untuk memperoleh,

menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi pada proses

belajar.

Menurut DePorter dan Hernacki (2008: 112), seseorang dapat

memiliki tiga jenis gaya belajar yaitu gaya belajar visual, gaya belajar

auditorial, dan gaya belajar kinestetik, atau disingkat V-A-K. Jenis gaya

belajar ini juga diperkuat dengan diadakannya penelitian. Menurut sebuah

penelitian eksekutif, khususnya di Amerika Serikat, yang dilakukan oleh

Profesor Ken dan Rita Dunn dari Universitas St. John, di Jamaica, New

York, dan para pakar Pemrograman Neuro-Linguistik seperti, Richard

Bandler, John Grinder, dan Michael Grinder sebagaimana yang dikutip oleh

Zahroh dan Beni (2014: 73) telah mengidentifikasi tiga gaya belajar dan

komunikasi yang berbeda, yakni:

(1) visual. Belajar melalui melihat sesuatu. Kita suka melihat

gambar atau diagram. Kita suka pertunjukan, peragaan

atau menyaksikan video;

(2) auditorial. Belajar melalui mendengar sesuatu. Kita suka

mendengarkan kaset audio, ceramah-kuliah, diskusi, debat

dan instruksi (perintah) verbal;

18

(3) kinestetik. Belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan

langsung. Kita suka “menangani”, bergerak, menyentuh

dan merasakan atau mengalami sendiri.

2.1.2.1 Karakteristik Berdasarkan Gaya Belajar

Terdapat karakteristik yang menjadi petunjuk seseorang memiliki

gaya belajar tertentu. Karakteristik gaya belajar yang cenderung ditunjukkan

oleh seseorang menurut DePorter dan Hernacki (2008: 116) adalah sebagai

berikut.

2.1.2.1.1 Gaya Belajar Visual

Karakteristik yang menjadi petunjuk seseorang cenderung memiliki

gaya belajar visual adalah sebagai berikut.

(1) Rapi dan teratur.

(2) Berbicara dengan cepat.

(3) Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik.

(4) Teliti terhadap detail.

(5) Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi.

(6) Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam

pikiran mereka.

(7) Mengingat apa yang dilihat, daripada yang didengar.

(8) Mengingat dengan asosiasi visual.

(9) Biasanya tidak terganggu oleh keributan.

(10) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika

ditulis, dan sering kali minta bantuan orang untuk mengulanginya.

(11) Pembaca cepat dan tekun.

(12) Lebih suka membaca daripada dibacakan.

19

(13) Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap

waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah

atau proyek.

(14) Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat.

(15) Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain.

(16) Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak.

(17) Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato.

(18) Lebih suka seni daripada musik.

(19) Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai

memilih kata-kata.

(20) Kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin

memperhatikan.

2.1.2.1.2 Gaya Belajar Auditorial

Karakteristik yang menjadi petunjuk seseorang cenderung memiliki

gaya belajar auditorial adalah sebagai berikut.

(1) Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja.

(2) Mudah terganggu oleh keributan.

(3) Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika

membaca.

(4) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan.

(5) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna

suara.

(6) Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita.

20

(7) Berbicara dalam irama yang terpola.

(8) Biasanya pembicara yang fasih.

(9) Lebih suka musik daripada seni.

(10) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan

daripada yang dilihat.

(11) Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang

lebar.

(12) Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan

visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama

lain.

(13) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya.

(14) Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik.

2.1.2.1.3 Gaya Belajar Kinestetik

Karakteristik yang menjadi petunjuk seseorang cenderung memiliki

gaya belajar kinestetik adalah sebagai berikut.

(1) Berbicara dengan perlahan.

(2) Menanggapi perhatian fisik.

(3) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka.

(4) Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang.

(5) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak.

(6) Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar.

(7) Belajar melalui memanipulasi dan praktik.

(8) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat.

21

(9) Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca.

(10) Banyak menggunakan isyarat tubuh.

(11) Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama.

(12) Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang telah

pernah berada di tempat itu.

(13) Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.

(14) Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot-mereka

mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca.

(15) Kemungkinan tulisannya jelek.

(16) Ingin melakukan segala sesuatu.

(17) Menyukai permainan yang menyibukkan.

Selain karakteristik yang dikemukakan oleh DePorter dan Hernacki,

Colin Rose juga mengajukan karakteristik-karakteristik yang melengkapi

gaya belajar V-A-K sebagai berikut.

1. Gaya Belajar Visual

Karakteristik yang menjadi petunjuk seseorang cenderung memiliki

gaya belajar visual adalah sebagai berikut.

(1) Suka membaca (menyukai/menikmati bacaan), menonton televisi,

menonton film (pergi ke bioskop), menerka teka-teki atau mengisi TTS,

lebih suka membaca ketimbang dibacakan. Lebih suka memperhatikan

ekspresi wajah ketika berbicara dengan orang lain atau membacakan

bacaan kepadannya.

22

(2) Mengingat orang melalui penglihatan “tak pernah lupa wajah”.

Mengingat kata-kata dengan melihat dan biasanya bagus dalam hal

mengeja atau melafalkan tetapi perlu waktu lebih lama untuk mengingat

susunan atau urutan abjad jika tidak disebutian awalnya.

(3) Kalau memberi/menerima penjelasan arah lebih suka memakai

peta/gambar.

(4) Selera pakaian: bergaya. Penampilan penting. Warna pilihannya sesuai,

tertata atau terkoordinasi.

(5) Menyatakan emosi melalui ekspresi muka.

(6) Menggunakan kata dan ungkapan seperti: melihat, menonton,

menggambarkan, sudut pandang, mencerahkan, perspektif,

mengungkapkan, tampak bagiku, meneropong, terang-ibarat-kristal,

fokus, cemerlang, bersemangat, pandangan dari atas, pendek akal, suka

pamer.

(7) Aktivitas kreatif: menulis, menggambar, melukis, merancang

(mendesain), melukis di udara.

(8) Menangani proyek-proyek dengan merencanakan sebelumnya, meneliti

“gambaran yang menyeluruh”-nya. Mengorganisasikan rencana

permainan dengan menghimpun daftarnya lebih dahulu. Berorientasi

detail.

(9) Cenderung berbicara cepat tetapi mungkin cukup pendiam di dalam

kelas.

(10) Berhubungan dengan orang lewat kontak mata dan ekspresi wajah.

23

(11) Saat diam suka melamun atau menatap ke angkasa.

(12) Menjalankan bisnis atas dasar hubunganm antar wajah.

(13) Punya ingatan visual bagus. Ingat dimana meninggalkan sesuatu

beberapa hari yang lalu.

(14) Merespon lebih bagus ketika anda perlihatkan sesuatu ketimbang cerita

tentangnya.

2. Gaya Belajar Auditorial

Karakteristik yang menjadi petunjuk seseorang cenderung memiliki

gaya belajar auditorial adalah sebagai berikut.

(1) Suka mendengar radio, musik, sandiwara drama atau lakon, debat.

(anak-anak auditorial suka cerita yang dibacakan kepadanya dengan

berbagai ekspresi).

(2) Ingat dengan baik nama orang. Bagus dalam mengingat fakta. Suka

berbicara dan punya pembendaharaan kata yang luas.

(3) Menerima dan memberikan penjelasan arah dengan kata-kata (verbal)–

“Ambil arah kiri dan berjalanlah kira-kira dua blok sebelum belok ke

kanan”. Senang menerima instruksi secara verbal.

(4) Selera: yang penting label! Mengetahui siapa perancangnya dan dapat

menjelaskan pilihan pakaiannya.

(5) Mengungkapkan emosi secara verbal melalui perubahan nada bicara

atau vokal.

(6) Mengungkapkan kata-kata dan ungkapan-ungkapan seperti:

kedengarannya benar, membangkitkan lonceng, mendengar apa yang

24

Anda katakan, seperti musik bagi telinga saya, ceritakan, dengarkan,

pesan tersembunyi (tersirat), panggil, lantang dan jelas, omong kosong,

alasan/nalar, lebih dari cukup, teguran, ungkapkan diri Anda, jaga lidah

Anda, cara berbicara, memberi perhatian berkata benar, lidah kelu,

tulikan telinga.

(7) Aktivitas kreatif: menyanyi, mendongeng (mengobrol apa saja),

bermain musik, membuat cerita lucu, berdebat, berfilosofi.

(8) Menangani proyek-proyek dengan berpijak pada prosedur,

memperdebatkan maalah, mengatasi solusi verbal.

(9) Berbicara dengan kecepatan sedang. Suka berbicara bahkan di dalam

kelas.

(10) Berhubungan dengan orang lain lewat dialog, diskusi terbuka.

(11) Dalam keadaan diam suka bercakap-cakap dengan dirinya sendiri atau

bersenandung.

(12) Suka menjalankan bisnis melalui telepon.

(13) Cenderung mengingat dengan baik dan menghafal kata-kata dan

gagasan-gagasan yang pernah diucapkan.

(14) Merespon lebih baik tatkala mendengar informasi ketimbang membaca.

3. Gaya Belajar Kinestetik

Karakteristik yang menjadi petunjuk seseorang cenderung memiliki

gaya belajar kinestetik adalah sebagai berikut.

(1) Menyukai kegiatan aktif, baik sosial maupun olahraga, seperti menari

dan lintas alam.

25

(2) Ingat kejadian-kejadian; hal-hal yang terjadi.

(3) Memberikan dan menerima penjelasan arah dengan mengikuti jalan

yang dimaksud–“Lebih mudah apabila Anda mengukuti saya saja”.

(4) Selera: Nyaman dan “rasa” bahan lebih penting daripada gaya.

(5) Mengungkapkan emosi melalui bahasa tubuh–gerak/nada otot.

(6) Menggunakan kata dan ungkapan seperti: merasa, menyentuh,

menangani, mulai dari awal, menaruh kartu di meja, meraba,

memegang, memetik dawai, mendidihkan, bergandengn tangan,

mengatasi, menahan, tajam laksana pisau.

(7) Aktivitas kreatif: kerajinan tangan, berkebun, menari, berolahraga.

(8) Menangani proyek langkah demi langkah. Suka menggulung lengan

bajunya dan terlibat secara fisik.

(9) Berbicara agak lambat.

(10) Berhubungan dengan orang lain lewat kontak fisik, mendekat/akrab,

menyentuh.

(11) Dalam keadaan diam selalu merasa gelisah; tiak bisa duduk tenang.

(12) Suka melakukan urusan seraya mengerjakan sesuatu, suka berjalan-

jalan saat bermain golf.

(13) Ingat lebih baik menggunakan alat bantu belajar tiga dimensi.

(14) Belajar konsep lebih baik dengan menangani objek secara fisik (contoh,

Dalai Lana dan arlojinya).

26

Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan karakteristik dari DePorter

sebagai acuan utama dan karakteristik dari Colin Rose sebagai acuan

pendukungnya.

2.1.3 Kemampuan Komunikasi Matematis

Kemampuan komunikasi merupakan salah satu syarat penting yang

membantu dalam proses penyusunan pikiran dalam menghubungkan antar

gagasan, sehingga dapat dimengerti orang lain. Menurut Brenner (1998:

109) “Communication in mathematics means using the language and

symbols of mathematical conventions”. Artinya, komunikasi dalam

matematika berarti menggunakan bahasa dan konvensi matematika.

Komunikasi matematis merupakan salah satu standar yang diterapkan oleh

national Coucil of Teachers of Mathematics (NCTM) bagi semua sekolah

dan lembaga pendidikan yang mengajarkan matematika kepada siswanya.

Berdasarkan standar kemampuan matematis yang diterapkan NCTM yaitu

Kemampuan Penalaran dan Pembuktian (Reasoning and Proof),

Kemampuan Komunikasi (Communication), Kemampuan Koneksi

(Connection), Kemampuan Representasi (Representation), dan Kemampuan

Pemecahan Masalah (Problem Solving) (NCTM, 2000).

Menurut Clark (2005: 2), “discourse communities are those in which

students feel to express their thinking, and take responsibility for listening,

paraphrasing, questioning, and interpreting one another’s ideas in whole-

class and small group discussion”. Artinya adalah kemampuan komunikasi

matematis merupakan kecakapan seseorang dalam menghubungkan pesan-

27

pesan dengan membaca, mendengarkan, bertanya, kemudian

mengkomunikasikan letak masalah serta mempresentasikannya dalam

pemecahan masalah yang terjadi dalam suatu lingkungan kelas, dimana

terjadi pengalihan pesan yang berisi sebagian materi matematika yang

dipelajari.

Komunikasi matematis memiliki peranan penting dalam

pembelajaran matematika (Clark, 2005). Hal itu dikarenakan komunikasi

dapat berperan sebagai.

(1) Alat untuk mengeksploitasi ide matematika dan membantu kemampuan

siswa dalam melihat berbagai keterkaitan materi matematika.

(2) Alat untuk mengukur pertumbuhan pemahamn dan merefleksikan

pemahaman matematika pada siswa.

(3) Alat untuk mengorganisasikan dan mengkonsolidasikan pemikiran

matematika siswa.

(4) Alat untuk mengkonstruksikan pengetahuan matematika,

pengembangan pemecahan masalah, peningkatan penalaran,

menumbuhkan rasa percaya diri, serta peningkatan keterampilan sosial.

Indikator kemampuan peserta didik dalam komunikasi matematis

pada pembelajaran matematika menurut NCTM dalam Fachrurozi (2011:

81) sebagai berikut.

(4) Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan

dan mendemonstrasikan serta menggambarkannya secara visual.

28

(5) Kemampuan memahami, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-

ide matematis baik secara lisan, tulisan maupun dalam bentuk visual

lainya.

(6) Kemampuan dalam mengunakan istilah-istilah, notasi-notasi

matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide,

menggambarkan hubungan-hubungan dengan model-model situasi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan komunikasi matematika adalah proses penyampaian suatu informasi

dari satu orang ke orang lain sehingga mereka mempunyai makna yang

sama terhadap informasi tersebut. Melalui komunikasi suatu ide dapat

dicerminkan, diperbaiki, didiskusikan, dan dikembangkan. Sedangkan

kemampuan komunikasi matematis siswa adalah kemampuan siswa dalam

mengekspresikan dan menyatakan ide-ide matematika menggunakan simbol

atau bahasa matematika secara tertulis sebagai representasi dari suatu ide

atau gagasan, dapat melukiskan atau mengambarkan dan membaca gambar,

diagram, grafik maupun tabel, serta pemahaman matematika dimana siswa

dapat menjelaskan masalah dengan memberikan argumen terhadap

permasalahan matematika yang diberikan. Kemampuan komunikasi

matematis yang akan diteliti pada penelitian ini adalah kemampuan

komunikasi pada aspek tertulis dengan indikator dari NCTM. Pada

penelitian ini, indikator NCTM tersebut diurai menjadi lebih sederhana

tanpa mengurangi kemampuan komunikasi yang akan diukur sebagai

berikut.

29

(1) Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui tulisan.

(2) Kemampuan menggambarkan ide-ide matematis secara visual.

(3) Kemampuan memahami dan menginterpretasikan ide-ide matematis

secara tulisan.

(4) Kemampuan mengevaluasi ide-ide matematis secara tulisan.

(5) Kemampuan dalam mengunakan istilah-istilah, notasi-notasi

matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide,

menggambarkan hubungan-hubungan dengan model-model situasi.

Indikator tersebut digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan soal uraian

berbasis problem solving pada tes kemampuan komunikasi matematis siswa

kelas VIII.

2.1.4 Model Problem Based Learning (PBL)

Menurut Bruner, sebagaimana dikutip oleh Suprijono (2014: 71),

model pembelajaran berbasis masalah (PBL) memberikan arti penting

belajar konsep dan belajar menggeneralisasi. Pembelajaran ini berorientasi

pada kecakapan siswa memproses informasi. Pemrosesan informasi

mengacu pada cara-cara orang menangani stimulasi dari lingkungan,

mengorganisasi data, melihat masalah, mengembangkan konsep dan

memecahkan masalah dan menggunakan lambang-lambang verbal dan non-

verbal.

Menurut Utecht (2003: 4) “PBL helps students to take the knowledge

they have, and apply it in a meaningful way to problems that can occur in

real-life situations”. Artinya bahwa model PBL adalah model yang tidak

30

hanya melibatkan siswa sebagai peserta aktif dalam proses pembelajaran

tetapi mendorong mereka untuk memiliki peran aktif dengan melibatkan

mereka secara bermakna dengan permasalahan dunia nyata Selain itu

menurut Winter (2001), model PBL merupakan salah satu model yang dapat

diterapkan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah,

komunikasi dan penilaian diri siswa. Daryanto (2014: 29) juga berpendapat

bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model

pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar bagaimana belajar”,

bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia

nyata. Masalah yang diberikan itu digunakan untuk menumbuhkan rasa

ingin tahu siswa pada pembelajaran. Masalah tersebut diberikan kepada

siswa, sebelum siswa mempelajari konsep atau materi yang berkaitan

dengan masalah yang harus dipecahkan.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa model PBL

adalah model yang dikembangkan dengan memberikan permasalahan

kontekstual yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dan

dapat menjadikan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Selain

itu, dengan model PBL mereka dapat menggunakan pengetahuan yang

mereka miliki dan mengaplikasikannya serta menggunakanya untuk

memecahkan masalah pada kehidupan sehari-hari. Karena model PBL

merupakan model berdasarkan masalah nyata maka hal ini berarti

pembelajaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.

31

Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini sesuai

dengan yang dinyatakan oleh Schmidt (2007: 93) yakni meliputi unsur-

unsur sebagai berikut.

(1) Siswa dikumpulkan dalam kelompok-kelompok kecil.

(2) Pemberian orientasi/petunjuk pada setiap kelompok.

(3) Tugas pembelajaran mereka adalah untuk menjelaskan penyelesaian

masalah sesuai dengan materi pelajaran.

(4) Penyelesaian dilakukan dengan diskusi awal dengan kemampuan yang

dimiliki setiap anggota kelompok.

(5) Guru berperan untuk memfasilitasi pembelajaran.

(6) Guru sebagai fasilitator memberikan petunjuk seperti informasi yang

relevan, pertanyaan, dan lain-lain yang disajikan dengan suatu

rancangan permasalahan.

(7) Sumber untuk belajar mandiri dapat berupa buku, artikel, atau media

lainnya.

Tujuan dari model PBL menurut Daryanto (2014: 30) adalah sebagai

berikut.

(1) Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah.

Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi.

(2) Pemodelan peranan orang dewasa. Bentuk pembelajaran berbasis

masalah menjembatani antara pembelajaran sekolah formal dengan

aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah.

32

Berikut ini aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah yang dapat

dikembangkan: (a) PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan

tugas; (b) PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong

pengamatan dan dialg dengan yang lain sehingga siswa secara bertahap

dapat memiliki peran yang diamati tersebut; dan (c) PBL melibatkan

siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan mereka

menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan

membangun temannya tentang fenomena itu.

(3) Belajar pengarahan sendiri (self directed learning). Pembelajaran

berbasis masalah berpusat pada siswa. Siswa harus dapat menentukan

sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus

diperoleh, dibawah bimbingan guru.

Menurut Arends (2012: 411) model PBL memiliki 5 tahapan utama

seperti tersaji pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Sintaks Model PBL

Fase Perilaku Guru

Fase 1: memberikan orientasi

tentang permasalahannya

kepada siswa

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran, mendeskripsikan

berbagai kebutuhan logistik penting,

dan memotivasi siswa untuk terlibat

dalam kegiatan mengatasi masalah-

masalah.

Fase 2: mengorganisasikan

siswa untuk meneliti

Guru membantu siswa untuk

mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas-tugas belajar

yang terkait dengan permasalahannya.

Fase 3:membantu investigasi

mandiri dan kelompok

Guru mendorong siswa untuk

mendapatkan informasi yang tepat,

melaksanakan eksperimen, dan

mencari penjelasan dan solusi.

Fase 4: mengembangkan dan

mempresentasikan artefak dan

Guru membantu siswa dalam

merencanakan dan menyiapkan

33

Lanjutan Tabel 2.2 Sintaks Model PBL

Fase Perilaku Guru

exhibit artefak-artefak yang tepat, seperti

laporan, rekaman video, dan model-

model, dan membantu mereka untuk

menyampaikannya kepada orang

lain.

Fase 5: menganalisis dan

mengevaluasi proses mengatasi

masalah

Guru membantu siswa untuk

melakukan refleksi terhadap

investigasinya dan proses-proses

yang mereka gunakan.

Akinoglu dan Ozkardes-Tandogan (2007: 73-74) menyatakan

terdapat kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh model PBL di kelas.

Kelebihan-kelebihan tersebut adalah sebagai berikut.

(1) Kelas akan lebih terpusat pada siswa dibandingkan dengan guru.

(2) Model pembelajaran ini mengembangkan kontrol diri pada siswa. Hal

ini mengajarkan pembuatan rencana yang prespektif dalam menghadapi

realitas dan mengekspresikan emosi.

(3) Model ini memungkinkan siswa untuk melihat peristiwa secara

multidimensional dan dengan prespektif yang lebih dalam.

(4) Membantu mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan

masalah.

(5) Mendorong siswa untuk belajar akan hal baru dan konsep saat

memecahkan masalah.

(6) Mengembangkan tingkat sosialisasi dan keterampilan komunikasi siswa

dengan memungkinkan mereka untuk belajar dan bekerja dalam tim.

(7) Mengembangkan kemampuan pemikiran tingkat tinggi atau berpikir

kritis dan berpikir ilmiah siswa.

34

(8) Model ini menyatukan antara teori dan praktek. Hal ini memungkinkan

siswa untuk menggabungkan pengetahuan lama mereka dengan

pengetahuan baru dan untuk mengembangkan keterampilan menilai

mereka dalam lingkungan disiplin tertentu.

(9) Memotivasi belajar bagi guru dan siswa.

(10) Siswa memperoleh keterampilan manajemen waktu, fokus,

pengumpulan data, penyusunan laporan dan evaluasi.

(11) Membuka jalan untuk belajar seumur hidup.

Selain itu terdapat beberapa faktor yang membatasi pelaksanaan

pembelajaran dengan PBL di kelas yakni sebagai berikut.

(1) Kesulitan guru untuk mengubah gaya belajar.

(2) Kebutuhan waktu yang lebih lama oleh siswa untuk menyelesaikan

permasalahan.

(3) Kelompok atau individu mungkin dapat menyelesaikan pekerjaan

mereka lebih awal atau lebih lama.

(4) PBL memerlukan materi dan penelitian/ percobaan yang banyak.

(5) PBL tidak dapat diterapkan pada semua materi atau proses

pembelajaran. Hal tersebut karena akan tidak bermanfaat untuk

diterapkan pada kelas dengan kondisi siswa yang tidak sepenuhnya

dapat memahami makna permasalahan yang disajiankan.

(6) Penilaian pembelajaran lebih sulit.

35

2.1.5 Pendekatan Saintifik

Pendekatan pembelajaran adalahsuatu bentuk pola aktivitas yang

merupakan dasar pijakan guru mengorganisir kegiatan belajar mengajar.

Menurut Syah (2007: 155) pendekatan pembelajaran dapat dipahami

sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang

keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu.

Matematika sebagai materi eksak tentu memiliki proses ilmiah di

dalam pembelajarannya. Jadi dalam pembelajarannya pendekatan yang

digunakan akan lebih efektif jika mengandung esensi pendekatan ilmiah.

Secara sederhana pendekatan ilmiah merupakan suatu cara atau mekanisme

untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada

suatu metode ilmiah. Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan

koleksi data atau fakta melalui observasi dan eksperimen, kemudian

memformalisasikan dan menguji hipotesis.

Berdasarkan pengertian pendekatan diatas dapat diambil kesimpulan

bahwa pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran matematika adalah

teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar matematika kepada

siswa yang bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran,

penemuan, pengabsahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran di dalam

kelas baik secara individual maupun secara kelompok agar pembelajaran

dapat dipahami oleh siswa dengan baik sehingga siswa mempunyai

kemampuan matematika.

36

Pendekatan ilmiah atau yang lebih dikenal dengan pendekatan

saintifik (scientific approach) merupakan ciri khas dari pelaksanaan

kurikulum 2013. Menurut Kemendikbud (2013) pembelajaran dengan

pendekatan ilmiah adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian

rupa agar siswa secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip

melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau

menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan

hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,

menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep. Pendekatan saintifik

dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam

mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah,

bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung

informasi searah dari guru.

Sebagaimana disampaikan oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, dipaparkan minimal 7 (tujuh) kriteria dalam pendekatan

saintifik. Ketujuh kriteria tersebut adalah sebagai berikut.

(1) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat

dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-

kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

(2) Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru - siswa

terbatas dari prasangka yang serta – merta, pemikiran subjektif, atau

penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

37

(3) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan

tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan

mengaplikasikan materi pembelajaran.

(4) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam

melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi

pembelajaran.

(5) Mendorong dan menginspirasi siswa dalam memahami, menerapkan,

dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam

merespon materi pembelajaran.

(6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat

dipertanggungjawabkan.

(7) Tujuan pembelajaram dirumuskan secara sederhana dan jelas, tetapi

menarik sistem penyajiannya.

Daryanto (2014: 53) juga berpendapat bahwa pembelajaran dengan

pendekatan saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut.

(1) Berpusat pada siswa.

(2) Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep,

hukum atau prinsip.

(3) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang

perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi

siswa.

(4) Dapat mengembangkan karakter siswa.

38

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan Saintifik menurut Daryanto

(2014: 54) adalah sebagai berikut.

(1) Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa.

(2) Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu

masalah seara sistematik.

(3) Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar

itu merupakan suatu kebutuhan.

(4) Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

(5) Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya

dalam menulis artikel ilmiah.

(6) Untuk mengembangkan karakter siswa.

Kemudian Daryanto (2014: 58) juga mengemukakan prinsip-prinsip

dalam pembelajaran dengan pendekatan Saintifik sebagai berikut.

(1) Pembelajaran berpusat pada siswa.

(2) Pembelajaran membentuk stident self concept.

(3) Pembelajaran terhindar dari verbalisme.

(4) Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi

dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip.

(5) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir

siswa.

(6) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi

mengajar guru.

39

Permendikbud No. 81 A tahun 2013 menjelaskan proses

pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdiri dari lima pengalaman

belajar pokok, yakni mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,

mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

(1) Mengamati

Dalam kegiatan mengamati, siswa diberikan kesempatan untuk

melakukan pengamatan melalui kegiatan : melihat, menyimak,

mendengar, dan membaca. Siswa diberikan fasilitas oleh guru untuk

dapat melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan

(melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau

objek.

(2) Menanya

Dalam kegiatan mengamati, siswa diberikan kesempatan secara luas

untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau

dilihat. Di dalam kegiatan ini, siswa dibimbing oleh guru untuk dapat

mengajukan pertanyaan : pertanyaan tentang hasil pengamatan objek

yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta,

konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang

bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik.

Selanjutnya pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk

mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang

ditentukan guru sampai yang ditentukan siswa, dari sumber yang

tunggal sampai sumber yang beragam.

40

(3) Mengumpulkan informasi

Tindak lanjut dari kegiatan bertanya adalah menggali dan

mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara.

Untuk itu siswa dapat membaca buku yang lebih banyak

memperhatikan fenomena atau objek yang diteliti, atau melakukan

eksperimen.

(4) Mengasosiasi

Setelah melakukan kegiatan mengumpulkan informasi maka akan

didapatkan informasi-informasi yang akan diproses untuk menemukan

keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola

dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan

dari pola yang telah ditemukan.

(5) Mengkomunikasikan

Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritankan apa yang

telah ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan

dan menemukan pola. Hasil penemuan tersebut disampaikan di kelas

dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa

tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, pendekatan saintifik memberikan

pengalaman belajar siswa untuk menggunakan segala kemampuan yang

dimiliki dalam menerima dan mengolah kembali pembelajaran. Siswa

diajarkan berani dan percaya diri untuk bertanya ataupun mengungkapkan

pendapatnya. Selain itu, dengan adanya aspek mengkomunikasikan dalam

41

pendekatan saintifik maka hal tersebut dapat melatih salah satu kemampuan

yang dimiliki siswa yaitu kemampuan komunikasi baik secara tertulis

melalui suatu penyelesaian soal problem solving maupun secara lisan

melalui presentasi kepada antarsiswa atau guru serta wawancara.

2.1.6 Model PBL dengan Pendekatan Saintifik

Pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

pembelajaran menggunkan model PBL dengan pendekatan saintifik.

Tahapan pembelajaran menggunakan model PBL dengan pendekatan

saintifik disajikan dengan Tabel 2.3 sebagai berikut.

Tabel 2.3 Model PBL dengan Pendekatan Saintifik

No. Tahap-tahap Deskripsi Kegiatan

1 Memberikan orientasi

tentang permasalahannya

kepada siswa melalui

mengamati dan menanya

Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran, membangun sikap

positif terhadap pelajaran

terssebut, serta menjelaskan apa

saja yang harus dilakukan siswa

dan guru. Dalam hal ini, siswa

mengamati penjelasan dan

masalah terkait materi yang

dipelajari dan siswa terdorong

untuk menanya hal yang

berkaitan dengan masalah

tersebut. 2 Mengorganisasikan siswa

untuk meneliti melalui

mengamati

Guru mengembangkan

kemampuan kolaborasi diantara

siswa dan membantu mereka

untuk melakukan investigasi

masalah secara bersama-sama

dengan membentuk kelompok-

kelompok belajar koperatif. Tiap

kelompok akan diberikan masalah

untuk dipecahkan dengan

berdiskusi. Dalam penelitian ini,

masalah tersebut disajikan dalam

Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

42

Lanjutan Tabel 2.3 Model PBL dengan Pendekatan Saintifik

No. Tahap-tahap Deskripsi Kegiatan

Siswa secara berkelompok

mengamati LKS yang diberikan

guru dengan cara melihat,

membaca, mencermati dan

menyimak.

3 Membantu investigasi

mandiri dan kelompok

melalui mengumpulkan

informasi dan mengasosiasi

Guru mendorong siswa untuk

mendapat informasi yang tepat,

melakukan eksperimen dari

kegiatan mengumpulkan

informasi dari masalah yang

diberikan dan mendorong siswa

untuk mencari penjelasan serta

solusi masalah dalam kegiatan

mengasosiasi yang dilakukan

oleh siswa.

4 Mengembangkan dan

memepresentasikan artefak

dan exhibit melalui

mengkomunikasikan

Guru membantu siswa dalam

merencanakan dan menyiapkan

artefak atau hasil karya dari solusi

pemecahan masalah yang telah

ditemukan. Hasil karya tersebut

disampaikan melalui kegiatan

mengkomunikasikan di hadapan

kelompok-kelompok lain.

5 Menganalisis dan

mengevaluasi proses

mengatasi masalah

Guru membantu siswa untuk

melakukan refleksi terhadap

investigasinya dan pembelajaran

terkait materi yang telah

disampaikan melalui

mengkomunikasikan hasil

pemahaman mereka terkait

2.1.7 Materi Bangun Ruang Sisi Datar

Bangun ruang sisi datar merupakan salah satu materi yang dipelajari

di SMP Kelas VIII Semester Genap. Pada penelitian ini, dibatasi pada

materi Prisma.

43

2.1.7.1 Definisi Prisma

Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang sejajar,

serta beberapa bidang yang saling berpotongan menurut garis sejajar

(Heruman, 2008:110). Hal tersebut sesuai definisi prisma menurut Kusni

(2009), prisma adalah benda yang dibatasi oleh dua bidang yang sejajar dan

beberapa bidang lain yang potong memotong menurut garis-garis sejajar.

2.1.7.2 Macam-macam Prisma

Berdasarkan rusuk tegaknya, prisma dibedakan menjadi dua, yaitu

prisma tegak dan prisma condong. Prisma tegak adalah prisma yang rusuk-

rusuk tegaknya tegak lurus pada bidang atas dan bidang alas. Sedangkan

prisma condong adalah prisma yang rusuk-rusuk tegaknya tidak tegak lurus

pada biang atas dan bidang alas.

Gambar 2.1 Prisma Tegak Gambar 2.2 Prisma Condong

Berdasarkan bentuk alasnya, terdapat prisma segitiga, prisma

segiempat, prisma segilima, dan seterusnya. Jika alasnya berupa segi-n

beraturan maka disebut prisma segi-n beraturan.

Gambar 2.3 Prisma Tegak Segitiga Gambar 2.4 Prisma Tegak Segilima

44

Gambar 2.5

Prisma Tegak Segienam

2.1.7.3 Unsur-unsur Prisma

Seperti halnya kubus dan balok, prisma memiliki unsur-unsur

sebagai berikut.

(1) Sisi/Bidang

Sisi atau bidang yang dimiliki oleh prisma segienam

pada Gambar 2.5 adalah sebanyak 8 buah sisi atau

biang, yaitu ABCDEF (sisi alas), GHIJKL (sisi

atas), BCIH (sisi depan), FEKL (sisi belakang),

ABHG (sisi depan kanan), AFLG (sisi belakang

kanan), CDJI (sisi depan kiri), dan DEKJ

(sisi belakang kiri).

(2) Rusuk

Rusuk yang dimiliki oleh prisma segienam ABCDEF.GHIJKL pada

Gambar 2.5 adalah sebanyak 18 buah rusuk dengan 6 diantaranya

adalah rusuk tegak. Rusuk-rusuk tersebut adalah AB, BC, CD, DE, EF,

FA, GH, HI, IJ, JK, KL, dan LG sedangkan rusuk-rusuk tegaknya

adalah AG, BH, CI, DJ, EK, dan FL.

(3) Titik Sudut

Prisma segienam ABCDEF.GHIJKL memiliki 12 titik sudut. Dari

Gambar 2.5 terlihat bahwa titik-titik sudut tersebut adalah A, B, C, D,

E, F, G, H, I, J, K, dan L.

45

Gambar 2.6 Diagonal Bidang Prisma Tegak

Segienam

Gambar 2.7 Bidang Diagonal

Prisma Tegak

Segienam

Gambar 2.8

Prisma ABC.DEF

(4) Diagonal Bidang

Perhatikan prisma segienam ABCDEF.GHIJKL pada

Gambar 2.6. dari gambar tersebut terlihat ruas garis BG

yang terletak di sisi depan kanan (sisi tegak) ditarik dari

dua titik sudut yang saling berhadapan sehingga ruas

garis BG disebut sebagai diagonal bidang pada bidang

prisma segienam ABCDEF.GHIJKL. Begitu pula dengan ruas garis CJ

pada bidang CDIJ. Ruas garis tersebut merupakan diagonal bidang pada

prisma segienam ABCDEF.GHIJKL.

(5) Bidang Diagonal

Perhatikan prisma segienam ABCDEF.GHIJKL

pada Gambar 2.7. pada prisma segienam tersebut,

terdapat dua buah diagonal bidang yang sejajar

yaitu BI dan FK. Kedua diagonal bidang tersebut

beserta ruas garis KI dan FB membentuk suatu

bidang di dalam prisma segienam ABCDEF.GHIJKL. Bidang tersebut

adalah bidang BFKI yang merupakan bidang diagonal prisma segienam.

2.1.7.4 Sifat-sifat Prisma

Perhatikan prisma ABC.DEF pada gambar

di samping. Secara umum, sifat-sifat prisma adalah

sebagai berikut.

(1) Prisma memiliki bentuk alas dan atap yang

kongruen. Pada Gambar 2.8 terlihat bahwa

46

segitiga ABC dan DEF memiliki ukuran dan bentuk yang sama.

(2) Setiap sisi bagian samping prisma berbentuk persegipanjang. Prisma

segitiga pada gambar dibatasi oleh tiga persegipanjang di setiap sisi

sampingnya, yaitu ABED, BCFE, dan ACFD.

(3) Prisma memiliki rusuk tegak.

Perhatikan prisma segitiga pada Gambar 2.8. Prisma tersebut memiliki

tiga buah rusuk tegak, yaitu AD, BE, dan CF. Rusuk tersebut dikatakan

tegak karena letaknya tegak lurus terhadap bidang alas dan atas. Dalam

kondisi lain, ada juga prisma yang rusuknya tidak tegak, prisma

tersebut disebut dengan prisma sisi miring atau prisma condong.

(4) Setiap diagonal bidang pada sisi yang sama memiliki ukuran yang

sama. Prisma segitiga ABC.DEF pada Gambar 2.8 terlihat bahwa

diagonal bidang pada sisi ABED memiliki ukuran yang sama panjang.

Perhatikan bahwa .

2.1.7.5 Jaring-jaring Prisma

Jika suatu bangun ruang diiris pada beberapa rusuknya, kemudian

direbahkan sehingga terjadi bangun datar, maka bangun datar tersebut

disebut jaring-jaring.

Gambar 2.9 Jaring-jaring Prisma Segitiga

47

2.1.7.6 Luas Permukaan Prisma

Gambar 2.10 Luas Prisma ABC.DEF

Luas permukaan suatu bangun ruang adalah jumlah dari luas daerah

yang ada di samping di tambah luas daerah dasar (Clements, 1984: 440).

Rumus luas permukaan prisma pada Gambar 2.10 adalah sebagai berikut.

( ) ( ) ( ) ( )

( ) ,( ) -

( ) ( )

( ) ( )

2.1.7.7 Volum Prisma

Gambar 2.11 Volum Prisma

Perhatikan Gambar 2.11 di atas. Gambar tersebut menunjukkan

sebuah balok ABCD.EFGH. balok merupakan salah satu contoh prisma

48

tegak. Menemukan rumus prisma dapat dilakukan dengan cara membagi

balok ABCD.EFGH tersebut menjadi dua prisma yang ukurannya sama.

Jika balok BCD.EFGH dipotong menurut bidang BDHF maka akan

diperoleh dua prisma segitiga yang kongruen seperti Gambar 2.11 (b) dan

Gambar 2.11 (c).

( )

2.2 Kerangka Berpikir

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsuryang

sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang

pendidikan (Syah, 2007). Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya

pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang

dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah

atau keluarganya sendiri. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan proses

perubahan dan peningkatan kemampuan tersebut terhambat yang terdiri dari

faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor internal proses belajar pada

siswa adalah gaya belajar. Seseorang mempunyai cara khas dalam

mengenali, mengerti dan memahami sesuatu. Begitu juga dengan siswa

dalam menyerap serta memahami materi baru pada proses belajar.

49

Menurut DePorter dan Hernacki (2008: 112), seseorang dapat

memiliki tiga jenis gaya belajar yaitu gaya belajar visual, gaya belajar

auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Dengan berbedanya gaya belajar

seseorang, maka berbeda pula kemampuan yang akan dihasilkan, salah

satunya adalah kemampuan komunikasi.

Dalam pembelajaran matematika, kemampuan komunikasi

matematis merupakan salah satu kemampuan penting yang harus dimiliki

oleh siswa agar dapat menyerap, memahami dan nantinya akan mampu

memecahkan serta menyelesaikan permasalahan matematika. Kemampuan

komunikasi matematika dapat diartikan sebagai suatu kemampuan siswa

dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui peristiwa dialog

atau hubungan yang saling terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi

pengalihan pesan baik secara lisan maupun tertulis. Pesan yang dialihkan

berisi tentang materi matematika yang dipelajari siswa, misalnya berupa

konsep, rumus, atau strategi penyelesaian suatu masalah. Komunikasi secara

lisan dapat berupa berbicara, mendengarkan, berdiskusi, maupun bertukar

pendapat, sedangkan komunikasi tertulis dapat berupa grafik, gambar, tabel,

persamaan atau tulisan dalam jawaban soal.

Pada kenyataannya masih timbul permasalahan yang dihadapi siswa,

khususnya kurangnya kemampuan komunikasi matematis yang aspek-

aspeknya meliputi kemampuan siswa dalam memberikan alasan rasional

terhadap suatu pernyataan, mengubah bentuk uraian menjadi model

matematika serta mengilustrasikan ide-ide matematika dalam bentuk uraian

50

yang relevan. Hal ini sebagai salah satu akibat dari karakteristik matematika

itu sendiri yang tidak pernah lepas dengan istilah dan simbol. Oleh karena

itu, kemampuan berkomunikasi matematika menjadi tuntutan khusus.

Dengan adanya permasalahan tersebut, perlu diadakan penelitian

khusus mengenai kemampuan komunikasi matematis berdasarkan gaya

belajar yang nantinya diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru dan

tenaga pengajar untuk dapat memilih pendekatan, metode atau model yang

tepat untuk merencanakan serta melaksanakan proses pembelajaran di kelas,

sehingga siswa akan dapat dengan mudah menyerap materi baru yang

nantinya akan meningkatkan kemampuan komunikasi matematis yang

dimilikinya. Salah satu pendekatan yang dapat banyak melibatkan siswa

dalam pembelajaran matematika adalah pendekatan saintifik. Pendekatan

saintifik merupakan pendekatan yang berdasar pada kaidah-kaidah ilmiah

dan menempatkan siswa sebagai subyek belajar. Sehingga siswa akan dapat

meneliti secara langsung obyek belajar yang nantinya akan membuat siswa

lebih memahami materi yang mereka pelajari. Selain itu, konsep yang

mereka dapatkan akan lebih lama tersimpan di dalam memori mereka.

Peranan guru dalam pendekatan saintifik ini adalah sebagai mediator dan

fasilitator belajar.

Pemilihan model belajar yang tepat juga dapat mempengaruhi

kualitas belajar siswa. Oleh karena itu, model pembelajaran yang

melibatkan siswa dapat berdiskusi secara kelompok dan berkompetesi akan

51

membuat kemampuan komunikasi mereka meningkat, salah satunya adalah

dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL).

Kerangka berpikir dari penelitian analisis kemampuan komunikasi

matematis pada model PBL dengan pendekatan Saintifik adalah sebagai

berikut.

Gambar 2.12 Kerangka Berpikir

Gaya Belajar

Visual Kinestetik Auditorial

Model PBL dengan Pendekatan Saintifik

Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis

Terdeskripsinya Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

52

2.3 Penelitian yang Relevan

Model pembelajaran berbasis masalah dinilai mampu

meningkatkan kemampuan komunikasi siswa. Hal itu dibuktikan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Fachrurozi (2011: 76-89) terhadap siswa

kelas IV SD dari 13 sekolah di Kecamatan Makmur Kabupaten Bireuen

Propinsi Aceh mengungkapkan bahwa model PBL dapat meningkatkan

kemampuan matematis siswa daripada pembelajaran konvensional.

Peningkatan kemampuan siswa yang dapat diperoleh dari model

PBL juga diperoleh dengan kombinasi dari model PBL dan pendekatan

saintifik. Berdasarkan penelitian Mustikawati (2014) yang dilakukan pada

siswa kelas VII materi segiempat, penerapan pendekatan saintifik dengan

model PBL dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Karena

dengan suatu pendekatan berpikir dan berbuat yang diawali dengan

mengamati dan menanya sampai kemudian mereka dapat berupaya untuk

mengumpulkan informasi, mengasosiasi hingga akhirnya

mengkomunikasikan. Dalam pendekatan itu, pembelajaran dengan

permasalahan terkait dunia nyata tentunya akan membuat siswa lebih mudah

untuk memperoleh pengetahuan.

Selain menggunakan model dan pendekatan dalam pembelajaran,

guru tentunya perlu untuk mengetahui gaya belajar siswa untuk

memudahkan mendorong siswa dalam belajar. Gaya belajar yang dimaksud

adalah, gaya belajar yang dikategorikan menjadi tiga gaya belajar, yaitu

gaya belajar visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik. Hasil

53

penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2009) yang menyatakan bahwa

siswa dengan gaya belajar visual lebih baik prestasi belajar matematikanya

dibandingkan dengan gaya belajar kinestetik, tetapi lebih baik dari siswa

dengan gaya belajar auditorial. Dan siswa dengan gaya belajar auditorial

lebih baik prestasi belajar matematikanya dibandingkan siswa dengan gaya

belajar kinestetik.

54

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Menurut Moleong

(2013:6) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-

lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode ilmiah.

Peneliti menggunakan penelitian kualitatif karena memungkinkan

untuk menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa SMP kelas

VIII ditinjau dari gaya belajar menurut Deporter dan Hernacki, yaitu gaya

belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik, atau

disingkat V-A-K, dimana dalam komunikasi matematis mengacu pada

indikator pada aspek tertulis dari NCTM. Dalam konteks masalah ini, jika

dibandingkan pendekatan non-kualitatif, maka pendekatan kualitatif tentu

lebih cocok untuk mendapatkan informasi deskriptif holistik berdasarkan

pengumpulan dari data yang bersifat lisan atau tulisan.

55

3.2 Situasi Sosial Penelitian

Menurut Spradley sebagaimana dikutip oleh Sugiyono (2013: 297)

penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi situasi sosial

yang terdiri dari tiga unsur yakni (1) tempat (place); (2) pelaku (actors); dan

(3) aktivitas (activity). Dalam penelitian ini, ketiga unsur tersebut dijabarkan

melalui penjelasan berikut.

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah kelas VIII SMP Negeri 1 Trangkil, yang

beralamatkan di Desa Ketanan,Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati, Jawa

Tengah.

3.2.2 Subjek atau Pelaku Penelitian

Menurut Sugiyono (2013: 314) actor, pelaku atau orang-orang yang

sedang memainkan peran tertentu. Ia juga berpendapat actor: the people

involve: yaitu semua orang yang terlibat dalam situasi sosial. Dalam

penelitian ini, subjek penelitian menjadi sumber informasi adalah 9 orang

siswa dari kelas VIII-A SMP Negeri 1 Trangkil, Kabupaten Pati tahun

pelajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Yuni Saadah

diperoleh informasi bahwa kelas VIII-A merupakan kelas dengan

kemampuan matematika siswa yang baik, sehingga peneliti dapat

memperoleh informasi secara maksimal. Pemilihan subjek penelitian ini

didasari oleh beberapa pertimbangan, yaitu: (1) siswa kelas VIII semester 2

(dua) sudah memiliki pengalaman belajar yang cukup,sehingga dapat

diharapkan dapat berkomunikasi lebih baik di bidang matematika; (2)

56

sedang tidak dalam tekanan ujian nasional maupun tekanan sebagai siswa

baru di sekolah; dan (3) lebih mudah diwawancarai untuk memperoleh data

akurat yang dibutuhkan pada penelitian ini.

Pemilihan subjek penelitian berdasarkan teknik pengambilan

purposive sampling.Penentuan subjek penelitian berhubungan dengan

pengambilan sampel penelitian. Menurut Moleong (2013: 224) pengambilan

sampel dalam penelitian kualitatif bermaksud untuk menjaring sebanyak

mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya

(construction). Dengan demikian tujuannya bukanlah memusatkan diri pada

adanya perbedaan-perbedaan yang nantinya dikembangkan ke dalam

generalisasi. Tujuannya adalah untuk merinci kekhususan yang ada dalam

ramuan konteks yang unik. Maksud kedua dari sampling ialah menggali

informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul.

Oleh sebab itu, pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi

sampel bertujuan (purposive sample). Penelitian ini berkepentingan untuk

memunculkan simpulan deskripsi komunikasi matematis ditinjau dari gaya

belajar, sehingga memerlukan dasar berupa data-data dari gaya belajar

siswa. Oleh karena itu, berdasarkan konstruksi tujuan: (1) mengelompokkan

siswa berdasarkan penggolongan gaya belajar; (2) menggali data dari siswa

untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis berdasarkan gaya

belajar; (3) mencapai simpulan deskriptif kemampuan komunikasi

matematis berdasarkan gaya belajar sehingga digunakan teknik sampel

bertujuan (purposive sampling).

57

Penentuan subjek penelitian sebanyak 9 (sembilan) siswa tersebut

berdasarkan pengambilan sampel secara purposive sampling dari siswa di

satu kelas di kelas VIII. Berdasarkan tes penggolongan gaya belajar dari

DePorter dan Hernacki akan diperoleh tiga gaya belajar siswa. Dalam

penelitian kualitatif tidak ada aturan khusus tentang banyak subjek yang

harus diteliti, namun memperhatikan ketercukupan informasi yang

diperoleh. Menurut klasifikasi tersebut diambil masing-masing 3 orang

setiap gaya belajar untuk dijadikan subjek yang dipandang cukup untuk

memberikan gambaran kemampuan komunikasi matematis.

Untuk menentukan gaya belajar dilakukan cara dengan langkah-

langkah sebagai berikut.

(1) Dari hasil penggolongan gaya belajar, setiap kelompok gaya belajar

dipilih tiga subjek penelitian secara purposive. Subjek dipilih dengan

mempertimbangkan hasil penggolongan gaya belajar dan hasil tes

tertinggi kemampuan komunikasi matematis (TKKM).

(2) Pemilihan subjek secara bertahap dimulai dari menyiapkan instrumen

penggolongan gaya belajar, melaksanakan tes tertulis penggolongan

gaya belajar, menganalisis hasil tes tertulis gaya belajar kemudian

menyiapkan instrumen penggolongan tes kemampuan komunikasi

matematis, menetapkan kriteria pemilihan subjek, melaksanakan tes

tertulis tes kemampuan komunikasi matematis, menganalisis hasil tes

tertulis tes kemampuan komunikasi matematis, dan terpilih subjek

penelitian yang memenuhi kriteria.

58

Kemudian, berikut akan dijelaskan tujuan (purpose) penentuan

sampel yang selanjutnya disebut subjek penelitian yang terdiri dari 9

(sembilan) siswa.

(1) Peneliti meyakini bahwa di dalam suatu kelas setiap siswa memiliki

gaya belajar yang berbeda dengan yang lainnya.

(2) Secara ideal subjek-subjek penelitian adalah seluruh siswa di kelas.

Namun karena keterbatasan peneliti tentang tenaga, waktu,

kemampuan, dan kondisi geografis sehingga cukup dipilih sembilan

subjek yang terdiri dari masing-masing berjumlah tiga dari gaya belajar

visual,tiga dari gaya belajar auditorial, dan tiga dari gaya belajar

kinestetik.

(3) Secara umum, pemilihan 9 (sembilan) subjek yang terdiri dari tiga gaya

belajar tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran kemampuan

komunikasi matematis ditinjau dari gaya belajar secara holistik.

59

Gambar 3.1 Subjek Penelitian

3.3 Data dan Sumber Data Penelitian

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan

tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lainnya. Data

kualitatif dibedakan menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder. Data

primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dan data

sekunder merupakan data yang tidak langsung diperoleh dari subjek

penelitian. Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah sumber data

primer yang berupa dokumen serta hasil wawancara dengan siswa yang

ditentukan oleh peneliti sebagai subjek.

36 Siswa Kelas VIII-A

Angket Penggolongan Gaya Belajar

Tes Kemampuan Komunikasi Matematis (TKKM)

Visual Kinestetik Auditorial

3 Siswa

Gaya Belajar

Visual

3 Siswa

Gaya Belajar

Auditorial

3 Siswa gaya

Belajar

Kinestetik

60

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data-data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui penggunaan

teknik-teknik sebagai berikut.

3.4.1 Tes Tertulis

Tes dalam penelitian ini yaitu tes untuk menganalisis kemampuan

matematis matematis siswa setelah ditinjau dari gaya belajar. Untuk

memperoleh data tentang gaya belajar siswa, siswa diberikan lembar angket

penggolongan gaya belajar dan siswa mulai mengerjakan dengan aturan

penggolongan gaya belajar.

Sedangkan untuk memperoleh proses kemampuan komunikasi

matematis, maka dapat dilakukan dengan siswa diberi lembar tugas untuk

menyelesaikan masalah matematika, siswa diminta untuk mengerjakan 5

(lima) butir soal materi kelas VIII yang sesuai dengan indikator kemampuan

komunikasi matematis pada aspek tertulis dari NCTM sekaligusmenuliskan

dan mengungkapkan secara verbal apa yang dipikirkan saatmenyelesaikan

masalah tersebut setelah melakukan tes.

3.4.2 Wawancara

Peneliti menggunakan teknik wawancara untuk mengumpulkan data

mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa ditinjau dari gaya

belajar. Keterangan-keterangan berupa data/informasi selanjutnya akan

diolah dengan teknik triangulasi teknik untuk menyusun simpulan.

Menurut Susan Stainback sebagaimana dikutip oleh Sugiyono (2013:

318) menyatakan bahwa dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui

61

hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan

situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan

melalui observasi. Wawancara ini memuat pertanyaan-pertanyaan dengan

maksud mengungkap aktivitas karakteristik kemampuan komunikasi

matematis siswa. Pedoman wawancara bersifat semi-struktur dengan tujuan

menemukan masalah dengan terbuka, artinya subjek diajak mengemukakan

pendapat dan ide-idenya dengan jawaban yang telah ditulis. Hal ini

dilakukan karena tidak semua yang ada di dalam pikiran subjek penelitian

tertuang secara tertulis pada lembar jawaban.

Pelaksanaan wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara

berbasis tes. Tes yang dimaksud adalah tes tertulis terkait kemampuan

komunikasi berdasarkan indikator dari NCTM, sehingga kemampuan

komunikasi siswa akan dapat diteliti lebih dalam pada wawancara tersebut.

Hal itu bertujuan untuk mendapatkan kevalidan data yang diperoleh dari

subjek.

3.4.3 Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dari arsip-arsip

peserta didik. Arsip-arsip peserta didik atau dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar,

atau karya-karya monumental dari seseorang. Pada penelitian ini dokumen

yang digunakan hasil angket gaya belajar, hasil tes kemampuan komunikasi

matematis siswa, rekaman audio wawancara, dan foto-foto selama

penelitian berlangsung. Metode ini dilakukan untuk memperoleh deskripsi

62

kemampuan komunikasi matematissiswa kelas VIIIditinjau dari gaya

belajar.

3.5 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2013: 306) menyatakan bahwadalam penelitian

kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek penelitian belum jelas

dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semuanya

belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan

berkembang setelah peneliti memasuki obyek penelitian. Dengan demikian

dalam penelitian kualitatif ini belum dapat dikembangkan instrumen

penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali. Oleh karena itu

dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan instrumen kunci. Hal ini

dimaksudkan karena penelitian ini akan menganalisis berpikir masing-

masing gaya belajar siswa dalam memecahkan masalah matematika.

Karena penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka peneliti

berperan sebagai instrumen utama dalam mengumpulkan data, yang dibantu

dengan instrumen pendukung yaitu: (1) instrumen penggolongan gaya

belajar; (2) instrumen tes kemampuan komunikasi matematis (TKKM); dan

(3) pedoman wawancara.

3.5.1 Instrumen Penggolongan Gaya Belajar

Instrumen lembar tugas pertama dalam penelitian ini adalah lembar

angket untuk menentukan penggolongan gaya belajar. Instrumen lembar

angket ini bertujuan untuk memperoleh data gaya belajar siswa menurut

63

Deporter dan Hernacki. Instrumen ini diambil dari buku Quantum

Learningkarangan DePorter dan Hernacki dan sebagai sumber pendukung

digunakan juga data gaya belajar yang sejenis dari buku Accelerated

Learning karangan Colin Rose. Instrumen dalam buku ini telah

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, sehingga peneliti sudah dapat

menggunakannya.

Instrumen penggolongan gaya belajar ini berupa angket. Angket

penggolongan gaya belajar ini terdiri dari 30 butir pertanyaan dan tiap butir

pertanyaan terdiri dari tiga pilihan jawaban. Ketiga jawaban tersebut sudah

pasti mewakili ciri-ciri dari salah satu gaya belajar, jawaban a untuk

mewakili gaya belajar visual, jawaban b mewakili gaya belajar auditorial,

dan jawaban c mewakili gaya belajar kinestetik. Tugas siswa dalam

penggolongan gaya belajar ini adalah memilih salah satu dari tiga pilihan

jawaban yang tersedia pada masing-masing butir pertanyan. Untuk

membedakan seorang siswa termasuk dalam gaya belajar tertentu,

digunakan skor dominan yang mempunyai selisih lebih dari atau sama

dengan setengah deviasi standar atau simpangan baku dari skor yang lain

dari siswa tersebut. Jika selisihnya kurang dari deviasi standar maka siswa

tersebut tidak dikualifikasikan dalam salah satu gaya. Hal itu berdasarkan

salah satu fungsi deviasi standar yaitu sebagai alat untuk mengetahui tingkat

variabilitas atau penyebaran data. Adapun rumus deviasi standar yang

digunakan sebagai berikut.

64

√∑( )

Keterangan:

s : deviasi standar

: skor gaya ke-i

: rata-rata skor

n : jumlah jenis gaya

Setelah instrumen dibuat berdasarkan indikator gaya belajar, maka

diperlukan validator dari ahli Psikologi (satu orang) untuk menyesuaikan

dengan bahasa ilmiah bidang psikologi. Adapun yang dimaksud ahli dalam

hal ini adalah para validator yang berkompeten melakukan validasi terhadap

instrumen. Validasi instrumen penggolongan gaya belajar diarahkan pada

kesesuaian bahasa dan isi dari pertanyaan. Selain validator yang

berkompeten dalam bidang psikologi, validator lain dalam penyusunan

instrumen ini adalah dua dosen pembimbing dari peneliti.

Nama-nama validator instrumen penggolongan gaya belajar dapat

dilihat pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Nama-nama Validator Instrumen

Penggolongan Gaya Belajar

Validator Nama Pekerjaan

1 Dr. Drs. Edy Purwanto, M.Si Dosen Psikologi UNNES

2 Dr. Mulyono, M.Si Dosen Matematika UNNES

3 Drs. Supriyono, M.Si Dosen Matematika UNNES

Para validator memberikan komentar maupun saran yang langsung

pada naskah instrumen. Komentar dan saran lebih mengarah pada revisi

kata-kata dan penulisan. Lembar validasi oleh validator dapat dilihat pada

65

lampiran 5 dan instrumen penggolongan gaya belajar yang telah divalidasi

secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 4.

3.5.2 Instrumen Lembar Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Instrumen lembar tugas ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan

komunikasi matematis siswa yang berkaitan dengan indikator pada aspek

tertulis dari NCTM. Penyusunan instrumen kemampuan komunikasi diawali

dengan mengkaji materi matematika yang ditetapkan dalam standar

kelulusan, selanjutnya dikaji berbagai materi kemampuan komunikasi.

Instrumen lembar tugas ini selanjutnya dikonsultasikan dan

divalidasi oleh dua orang ahli. Yang dimaksud ahli adalah dosen pendidikan

matematika (dua orang). Validasi diarahkan pada kesesuaian masalah

dengan tujuan penelitian, keterbacaan, dan kesesuaian bahasa yang

digunakan.

Nama-nama validator instrumen tes kemampuan komunikasi

matematis dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2 Nama-nama Validator Instrumen

Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Validator Nama Pekerjaan

1. Dr. Mulyono, M.Si Dosen Matematika UNNES

2. Drs. Supriyono, M.Si Dosen Matematika UNNES

Secara umum berdasarkan hasil validasi terhadap instrumen tes

kemampuan komuniasi matematis dapat disimpulkan bahwa kelima butir

soal dinyatakan valid oleh kedua validator.Lembar validasi oleh validator

dapat dilihat pada lampiran 25 dan lampiran 26 dan instrumen tes

66

kemampuan komunikasi matematis yang telah divalidasi secara lengkap

dapat dilihat pada lampiran 21, 22, 23 dan 24.

3.5.3 Instrumen Pedoman Wawancara

Instrumen wawancara ini memuat pertanyaan-pertanyaan dengan

maksud mengungkap kemampuan komunikasi matematis. Pedoman

wawancara bersifat semi-struktur dengan tujuan menemukan masalah

dengan terbuka, artinya subjek diajak mengemukakan pendapat dan ide-

idenya dengan jawaban yang telah ditulis. Hal ini dilakukan karena tidak

semua yang ada di dalam pikiran subjek penelitian tertuang secara tertulis

pada lembar jawaban.Karena penelitian ini akan menganalisis kemampuan

komunikasi matematis siswa yang berkaitan dengan indikator pada aspek

tertulis dari NCTM ditinjau dari gaya belajar, maka peneliti hanya

memberikan kesempatan untuk refleksi kepada siswa yang menjawab salah.

Instrumen wawancara ini selanjutnya divalidasi oleh ahli yang terdiri

atas dua orang. Yang dimaksud ahli dalam hal ini adalah dosen pendidikan

matematika. Dipilihnya dosen karena dosen dipandang sebagai pakar dan

praktisi yang telah ahli dan berpengalaman dalam mengembangkan

instrumen penelitian.Validasi instrumen wawancara diarahkan pada

kejelasan butir pertanyaan dan apakah pertanyaan sudah mengungkap

karakteristik kemampuan komunikasi matematis siswa berdasarkan

indikator pada aspek tertulis dari NCTM.

67

Nama-nama validator instrumen pedoman wawancara dapat dilihat

pada Tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3 Nama-nama Validator Instrumen Pedoman Wawancara

Validator Nama Pekerjaan

1. Dr. Mulyono, M.Si Dosen Matematika UNNES

2. Drs. Supriyono, M.Si Dosen Matematika UNNES

Lembar validasi oleh validator dapat dilihat pada lampiran 41 dan pedoman

wawancara yang telah divalidasi secara lengkap dapat dilihat pada lampiran

40.

3.6 Analisis Instrumen Penelitian

3.6.1 Validitas

Validitas soal ditentukan dengan menggunakan rumus korelasi

product moment dengan mengkorelasikan jumlah skor butir dengan skor

total. Menurut Arikunto (2009: 72), cara menghitung validitas suatu soal

adalah sebagai berikut.

∑ (∑ )(∑ )

√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi product moment

n = banyaknya peserta tes

x = skor butir

y = skor total

68

Hasil perhitungan kemudian diuji dengan harga kritik r product moment

dengan signifikansi 5%, apabila rxy>rtabel maka butir soal itu valid.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir soal, dari 5 butir soal

yang diujikan diperoleh 5 butir soal tersebut valid. Untuk perhitungan

validitas butir soal dapat dilihat selengkapnya pada lampiran 20.

3.6.2 Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2013: 173), reliabel adalah instrumen yang bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama. Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes

tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Menurut Arikunto (2009: 109),

reliabilitas soal uraian ditentukan dengan menggunakan rumus Alpha

Cronbach.

.

/(

)

Keterangan :

r11 = reliabilitas yang dicari

n = banyaknya butir soal

2

b = jumlah varian skor tiap-tiap butir

2

t = varians total

Setelah didapatkan r11 kemudian dikonsultasikan dengan harga r product

moment pada tabel. Jika r11>rtabel maka soal yang diujikan reliabel.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh nilai r11

sebesar 0,918028. Sedangkan dari tabel r product moment untuk α = 5%

69

dengan n = 34 diperoleh r tabel = 0,329. Karena maka soal

reliabel.Untuk perhitungan reliabilitas soal dapat dilihat selengkapnya pada

lampiran 20.

3.6.3 Daya Pembeda Soal

Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu

butir soal mampu membedakan siswa yang telah menguasai kompetensi

dengan siswa yang belum atau kurang menguasai kompetensi. Semakin

tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal

tersebut membedakan antara siswa yang menguasai kompetensi dengan

siswa yang belum menguasai kompetensi.

Daya pembeda suatu butir soal berkisar pada nilai -1,00 s.d. 1,00.

Ketentuan daya pembeda adalah jika nilainya mendekati 1,00, maka daya

pembeda soal itu semakin baik, dan apabila nilainya mendekati 0,00, maka

daya pembeda soal semakin jelek. Jika nilainya negatif, maka kelompok

siswa kurang pandai dapat menjawab soal tersebut dengan benar dan banyak

siswa pandai yang menjawab salah. Kemudian soal yang mempunyai daya

pembeda 0,00 mempunyai arti bahwa soal tersebut tidak mempunyai daya

pembeda, atau dengan kata lain soal tersebut tidak dapat memberi informasi

kepada kita siswa mana yang termasuk pandai, menengah, dan kurang

pandai.

Menurut Arifin (2012:350)untuk menghitung daya pembeda butir

soal digunakan rumus sebagai berikut.

70

( )

Keterangan:

DP = daya pembeda

WL = jumlah siswa yang gagal dari kelompok bawah

WH = jumlah siswa yang gagal dari kelompok atas

n = 27% × N

N = jumlah siswa

Kriteria dari daya pembeda sebagai berikut.

Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda

Koefisien Daya Pembeda Kriteria

DP ≥ 0,40 Sangat tinggi

0,30 ≤ DP ≤ 0,39 Tinggi 0,20 ≤ DP ≤ 0,29 Sedang

≤ 0,19 Rendah

Berdasarkan perhitungan daya pembeda tiap butir soal diperoleh,

soal nomor 1, 2 dan 4 memiliki daya pembeda sangat tinggi sedangkan soal

nomor 3 memiliki daya pembeda angat rendah dan 4 memiliki daya

pembeda sedang. Perhitungan daya pembeda selanjutnya dapat dilihat pada

lampiran 20.

3.6.4 Tingkat Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut

dengan indeks kesukaran, yang diberi simbol P. Adapun menurut Arikunto

(2009: 208), rumus untuk menentukan indeks kesukaran adalah sebagai

berikut.

71

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya peserta didik yang menjawab benar

JS = banyaknya seluruh peserta didik yang mengikuti tes

Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut.

Tabel 3.5 Kriteria Indeks Kesukaran Soal

Koefisien Indeks Kesukaran Kriteria

0,00 < P ≤ 0,30 Sukar

0,30 < P ≤ 0,70 Sedang

0,70 < P ≤ 1,00 Mudah

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, diperoleh 1 soal dengan

kriteria mudah, 3 soal dengan kriteria sedang dan .1 soal dengan kriteria

sukar. Soal dengan tingkat kesukaran mudah yaitu soal nomor 4. Sedangkan

soal dengan tingkat kesukaran sedang yaitu soal nomor 1, 2, dan 5.

Sedangkan soal dengan tingkat kesukaran sukar yaitu soal nomor 3. Untuk

perhitungan taraf kesukaran soal dapat dilihat selengkapnya pada lampiran

20.

3.7 Uji Keabsahan Data

Peneliti perlu melakukan pemeriksaan keabsahan data sebagai upaya

pertanggungjawaban atas penelitian yang dilaksanakannya.Penelitian

kualitatif dinyatakan absah atau sahih jika memenuhi kriteria kredibilitas

(derajat kepercayaan), keteralihan, kebergantungan, dan kepastian. Menurut

72

Moleong (2013: 324-325) kriteria kredibilitas dan keteralihan menggantikan

konsep validitas internal dari nonkualitatif, kebergantungan menggantikan

ukuran reliabilitas, dan kepastian menggantikan ukuran objektivitas dalam

nonkualitatif.

Menurut Moleong (2013: 327) menyatakan teknik pemeriksaan kriteria

keabsahan meliputi hal-hal yang disajikan lewat Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6 Teknik Pemeriksaan

Kriteria Keabsahan Teknik Pemeriksaan

(1) Kredibilitas

(derajat kepercayaan)

(2) Keteralihan

(3) Kebergantungan

(4) Kepastian

a. Perpanjangan keikutsertaan

b. Ketekunan pengamatan

c. Triangulasi

d. Pengecekan Sejawat

e. Kecukupan referensial

f. Kajian Kasus Negatif

g. Pengecekan Anggota

h. Uraian Rinci

i. Audit Kebergantungan

j. Audit Kepastian

Dalam penelitian ini, pengujian keabsahan data dilakukan melalui

teknik-teknik sebagai berikut.

(1) Kriteria kredibilitas akan diperiksa melalui teknik pertama perpanjangan

keikutsertaan. Peneliti terlibat langsung ikut serta dalam setiap tahapan

mulai dari perencanaan proposal, pengambilan data dengan instrumen

(tes penggolongan gaya belajar, tes kemampun komunikasi matematis

(TKKM), wawancara, dokumentasi), dan analisis. Teknik kedua,

ketekunan pengamatan. Peneliti melakukan wawancara formal dan

informal untuk mengamati kondisi secara keseluruhan.Teknik ketiga,

triangulasi. Peneliti menggunakan triangulasi teknik sebagai teknik

73

utama untuk menyakinkan bahwa data yang diambil benar valid dengan

membandingkan hasil tes kemampuan komunikasi matematis (TKKM)

dengan wawancara.

(2) Kriteria keteralihan, diperiksa melalui teknik uraian rinci. Penulisan rinci

terhadap data-data yang diperoleh akan memberikan pemahaman

apakah simpulan yang diperoleh dapat dialihkan pada konteks lain yang

serupa.

(3) Kriteria kebergantungan diperiksa melalui audit kebergantungan. Audit

keseluruhan bisa dipertanggungjawabkan karena aktivitas di lapangan

sudah didokumentasikan sehingga dapat diperiksa keasliannya.

(4) Kriteria kepastian diperiksa melalui audit kepastian. Audit terhadap

sumber-sumber informasi yang berupa dokumen, lembar hasil tes,

catatan wawancara, dan sebagainya dapat diperiksa keberadaan dan

keasliannya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi untuk

memeriksa keabsahan data. Menurut Denzin sebagaimana dikutip Moleong

(2013: 330) bahwa triangulasi terdiri empat macam, yakni: (1) triangulasi

sumber; (2) triangulasi teknik; (3) triangulasi penyidik; dan (4) triangulasi

teori. Penelitian ini menggunakan triangulasi teknik yang berarti

membandingkan dan meng-cross check derajat kepercayaan (credibility)

suatu informasi. Pencapaian triangulasi dengan teknik dalam penelitian ini

dilakukan dengan jalan membandingkan hasil tes kemampuan komunikasi

matematis (TKKM) dengan temuan data hasil wawancara subjek.

74

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil pekerjaan tertulis subjek penelitian,

hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit

yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah dipahami oleh diri sendiri atau oleh orang lain (Sugiyono, 2013:

335).

Analisis dilakukan secara mendalam pada siswa tentang komunikasi

matematis setelah siswa dibagi berdasar gaya belajarnya. Menurut

Moleong(2013: 247) proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh

data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan

yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen

resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Analisis data dilakukan terbatas pada

apa yang dikerjakan siswa (baik lisan maupun tulisan).

Proses analisis data menggunakan model Miles dan Huberman

sebagaimana dikutip oleh Sugiyono(2013: 337-345) yang dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut.

3.8.1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema, dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi

akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti

75

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti

komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

3.8.2 Penyajian Data

Penyajian data yang meliputi pengklasifikasian data menuliskan

kumpulan data yang terorganisir dan terkategori sehingga memungkinkan

untuk menarik kesimpulan dari data tersebut. Data-data yang dikumpulkan

berupa respon-respon subjek yang menunjukkan karakteristik kemampuan

matematis matematis subjek penelitian yang terkait dengan indikator pada

aspek tertulis dari NCTM.

3.8.3 Penarikan kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah

merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat

berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih

remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat

berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis, atau teori. Penarikan

kesimpulan dengan memperhatikan hasil pengerjaan lembar tugas dalam

menyelesaikan masalah matematika dan hasil wawancara untuk menemukan

karakteristik-karakteristik subjek penelitian berdasarkan gaya belajar.

76

3.9 Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap dalam penelitian ini digambarkan dalam Gambar 3.2

berikut.

Gambar 3.2 Alur Penelitian

Tes penggolongan gaya

belajar pada kelas VIII

Analisis penggolongan gaya

belajar siswa

Hasilgaya belajar

siswa

Pembelajaran untuk merangsang kemampuan

komunikasi matematis siswa kelas VIII dengan

menggunakan model PBL (Problem Based

Learning) dengan pendekatan Saintifik.

Tes kemampuan komunikasi matematis

Data kemampuan komunikasi

matematis

Analisis kemampuan komunikasi matematis

Wawancara terhadap

subjekgaya belajar dengan

TKKM tertinggi

Data hasil

wawancara

Triangulasi teknik

Terdeskripsinya kemampuan komunikasi matematis pada

model PBL dengan pendekatan Saintifik berdasarkan gaya

belajar siswa kelas VIII

77

Keterangan:

: Garis kegiatan

:

:

Jenis kegiatan

Hasil kegiatan

282

BAB V

PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil simpulan

untuk menjawab pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Kemampuan komunikasi matematis siswa SMP kelas VIII ditinjau dari gaya

belajar visual pada penerapan pada Problem Based Learning dengan

pendekatan saintifik.

(1) Kemampuan siswa yang memiliki gaya belajar visual terhadap

kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis tergolong sangat baik.

Hal itu dikarenakan siswa dengan gaya belajar visual mampu

mengekspesikan ide-ide yang dimilikinya dengan rapi dan teratur sesuai

dengan informasi yang diperolehnya sehingga siswa mampu

menyelesaikan dan menjawab permasalahan dengan sangat baik.

(2) Kemampuan siswa yang memiliki gaya belajar visual terhadap

kemampuan menggambarkan ide-ide matematis secara visual tergolong

sangat baik. Hal itu dikarenakan dikarenakan siswa dengan gaya belajar

visual mampu menggambar bangun ruang dengan rapi dan disertai

dengan keterangan yang lengkap.

(3) Kemampuan siswa yang memiliki gaya belajar visual terhadap

kemampuanmemahami dan menginterpretasikan ide-ide matematis

283

melalui tulisan tergolong sangat baik. Hal itu dikarenakan siswa dengan

gaya belajar visual mampu mengekspesikan ide-ide yang dimilikinya

dengan rapi dan teratur sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya dan

informasi yang diperolehnya sehingga siswa mampu menyelesaikan dan

menjawab permasalahan dengan sangat baik.

(4) Kemampuan siswa dengan gaya belajar visual terhadap kemampuan

mengevaluasi ide matematis secara tergolong baik. Hal itu dikarenakan

siswa mampu menyelesaikan permasalahan dan mampu menuliskan

jawaban dengan baik tetapi siswa belum mampu untuk menyimpulkan

jawaban permasalahan dengan menuliskan kesimpulan.

(5) Kemampuan komunikasi matematis siswa yang memiliki gaya belajar

visual terhadap kemampuan dalam mengunakan istilah-istilah, notasi-

notasi matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-

idetergolong sangat baik. Hal itu dikarenakan siswa mampu menuliskan

struktur dari penyelesaian dengan menuliskan apa yang diketahui dan

ditanyakan beserta simbol-simbol dan notasi matematika dengan baik.

2. Kemampuan komunikasi matematis siswa SMP kelas VIII ditinjau dari gaya

belajar auditorial pada penerapan model Problem Based Learning dengan

pendekatan saintifik.

(1) Kemampuan siswa dengan gaya belajar auditorial terhadap kemampuan

mengekspresikan ide-ide matematis melalui tulisantergolong baik. Hal

itu dikarenakan siswa dengan gaya belajar auditorial tergolong menyukai

284

berdiskusi ketika menyelesaikan suatu permasalahan sehingga ketika

dihadapkan dengan situasi tes, ia belum mampu mengekspresikan ide

untuk menyelesaikan permasalahan secara maksimal.

(2) Kemampuan komunikasi matematis siswa yang memiliki gaya belajar

auditorial terhadap kemampuan menggambarkan ide-ide matematis

secara visualtergolong baik. Siswa dalam menggambar bangun ruang

masih menyerupai bentuk situasi atau benda yang asli belum berupa

gambar bangun ruang yang digambar secara rapi dan disertai dengan

keterangan yang lengkap. Meski begitu ketika diwawancarai dan diminta

untuk menggambar dengan baik, siswa mampu menggambar bangun

ruang sesuai dengan situasi.

(3) Kemampuan komunikasi matematis siswa yang memiliki gaya belajar

auditorial terhadap kemampuan memahami dan menginterpretasikan ide-

ide matematis secara tulisantergolong sangat baik. Hal itu dikarenakan

siswa dengan gaya belajar auditorial mampu mendefinisikan rumus-

rumus matematika karena memang telah didiskusikan dan telah ia

ketahui sebelumnya.

(4) Kemampuan komunikasi matematis siswa yang memiliki gaya belajar

auditorial terhadap kemampuan mengevaluasi ide-ide matematis secara

tulisan tergolong baik. Hal itu dikarenakan siswa dengan gaya belajar

auditorial mampu mendefinisikan rumus-rumus matematika karena

memang telah didiskusikan dan telah ia ketahui sebelumnya. Tetapi

siswa dengan gaya belajar ini belum mampu mengekspresikan ide untuk

285

menyelesaikan permasalahan secara maksimal sehingga siswa belum

mampu mengevaluasi idenya dengan baik.

(5) Kemampuan siswa dengan gaya belajar auditorial terhadap kemampuan

dalam mengunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan struktur-

strukturnya untuk menyajikan ide-ide yang tergolong sangat baik.

Meskipun penulisan pada tes tidak rapi dan notasi atau simbol yang

digunakan masih belum jelas, tetapi dalam hasil wawancara siswa

mampu menjelaskan dengan baik apa yang diketahui serta simbol dan

notasi yang digunakan.

3. Kemampuan komunikasi matematis siswa SMP kelas VIII ditinjau dari gaya

belajar kinestetik pada penerapan modelProblem Based Learning dengan

pendekatan saintifik.

(1) Kemampuan siswa dengan gaya belajar kinestetik terhadap kemampuan

mengekspresikan ide-ide matematis melalui tulisan tergolong baik. Hal

itu dikarenakan siswa dengan gaya belajar kinestetik belum mampu

menyelesaikan permasalahan yang tidak terkait masalah nyata. Sehingga

siswa belum dapat mengekspresikan ide matematisnya dengan baik pada

permasalahan yang tidak berdasarkan dunia nyata.

(2) Kemampuan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik terhadap

kemampuan menggambarkan ide-ide matematis secara visualtergolong

sangat baik. Hal itu dikarenakan dalam proses pembelajaran

menggunakan model PBL dan pendekatan saintifik serta menggunakan

286

alat peraga yang tersedia sehingga siswa dapat memperoleh informasi

dengan sangat baik.

(3) Kemampuan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik terhadap

kemampuan memahami dan menginterpretasikan ide-ide matematis

secara tulisantergolong baik.Hal itu dikarenakan siswa dengan gaya

belajar kinestetik tergolong lebih menyukai belajar konsep dengan

menangani objek secara langsung atau dengan menggunakan alat peraga.

Sehingga siswa belum dapat mengekspresikan ide matematisnya dengan

baik pada permasalahan yang tidak berdasarkan dunia nyata.

(4) Kemampuan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik terhadap

kemampuan mengevaluasi ide-ide matematis secara tulisan yang

tergolong baik. Hal itu dikarenakan siswa dengan gaya belajar kinestetik

belum mampu menyelesaikan permasalahan yang tidak terkait masalah

nyata. Siswa tergolong lebih menyukai belajar konsep dengan menangani

objek secara langsung atau dengan menggunakan alat peraga. Sehingga

siswa belum dapat mengekspresikan ide matematisnya dan belum mampu

mengevaluasi idenya dengan baik pada permasalahan yang tidak

berdasarkan dunia nyata.

(5) Kemampuan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik terhadap

kemampuan dalam mengunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika

dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-idetergolong baik. Hal itu

dikarenakan siswa dengan gaya belajar kinestetik menuliskan apa yang

diketahui dan simbol serta notasi hanya sesuai dengan apa yang dituliskan

287

di dalam butir soal. Tetapi ketika dalam proses wawancara siswa mampu

menjelaskan apa yang diketahui beserta notasi yang sesuai untuk

mengekspresikan idenya.

5.2 SARAN

Berdasarkan simpulan di atas, dapat diberikan saran-saran sebagai

berikut.

1. Dapat dijadikan referensi bagi guru SMP Negeri 1 Trangkil, Kabupaten Pati

untuk menentukan pendekatan, strategi dan model pembelajaranyang tepat

untuk merencanakan serta melaksanakan proses pembelajaran di kelas sesuai

dengan gaya belajar siswa.

2. Guru SMP Negeri 1 Trangkil, Kabupaten Pati sebagai fasilitator diharapkan

lebih memahami dan melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model

Problem Based Learning (PBL) dengan pendekatan saintifik untuk

mengembangkan kemampuan yang dimiliki siswa, salah satunya adalah

kemampuan komunikasimatematis siswa.

3. Guru sebaiknya memberikan pemahaman kepada siswa dengan gaya belajar

visual untuk menuliskan kesimpulan pada akhir penyelesaian dari suatu

masalah yang telah ditemukan.

4. Guru sebaiknya memberikan pemahaman kepada siswa dengan gaya belajar

auditorial untuk menggambarkan keadaan dan situasi dalam masalah serta

memberikan keterangan yang lengkap. Guru juga sebaiknya memberikan

288

pemahaman kepada siswa untuk lebih rajin mengerjakan latihan soal untuk

melatih pemahaman konsep matematika.

5. Guru sebaiknya memberikan pemahaman kepada siswa dengan gaya belajar

kinestetik untuk lebih rajin mengerjakan latihan soal maupun tugas agar

terbiasa untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan baik dan tidak

bergantung dengan alat peraga.

6. Dapat dikembangkan penelitian serupa dengan subjek penelitian pada siswa

yang mempunyai kombinasi gaya belajar.

289

DAFTAR PUSTAKA

Akinoglu, Orhan & Tandongan, Ruhan Ozkardes. 2007. The Effects of Problem-

Based Active Learning in Science Education on Student’s Academic

Achievement, Attitude and Concept Learning. Eurasia Journal of

Mathematics, Science & Technology Education.

Arends, Richard I. & Kilcher, Ann. 2010. Teaching for Student Learning:

becoming an Accomplished Teacher. New York: Routledge.

Arends, Richard I. 2012. Learning to Teach(9th

ed). New York: McGraw Hill

Companies.

Arifin, Z. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Kementerian Agama.

Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Brenner, E.M. 1998. Development of Mathematical Communication in Problem

Solving Groups by Languange Minority Students. Billingual Research

Journal, 22:2, 3, & 4 Spring, Summer, & Fall. Santa Barbara: University

of California.

Clark, Karen K, dkk. 2005. Strategies for Building Mathematical Communication

in the Middle School Classroom: Modeled in Profesional Development,

Implemented in the Classroom. Current Issues in the Middle Level

Education (2005)11(2), 1-12.

Clements, R. Stanley, O’ Daffer Phares G, Cooney. 1984. Geometry. California:

Addison.

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

DePorter, B. & Hernacki, M. 1992. Quantum Learning: Membiasakan Belajar

Nyaman dan Menyenangkan. Translated by Alwiyah.2008. Bandung:

Kaifa.

Fachrurozi.2011. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah

Dasar. Jurnal Penelitian, 1: 76-89. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia. ISSN 1412-565X.

290

Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya

Kusni. 2009. Geometri Ruang. UNNES: Makalah Jurusan Matematika.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Peraturan

Menteri Pendidikan dan KSebudayaan Republik Indonesia Nomor 65

Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A

Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum

Pembelajaran. Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia.

Moleong, J.Lexy. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi ke-31. Bandung:

Remaja Rosadakarya.

Mustikawati, Paramita Ayu. 2014. Penerapan Pendekatan Saintifik dengna Model

PBL untuk Peningkatan Kemampuan Pemecahan aMasalah dan Karakter

Materi Segiempat. UNNES: Skripsi (tidak dipublikasikan).

NCTM. 2000. Principles and Standards for School Mathematics. USA: NCTM.

OECD. 2012. PISA 2012 Results in Focus: What 15-year-olds Know and What

They Can Do with They Know.

Permendiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah

Tsanawiyah (MTs). Jakarta: Depdiknas.

Rahayu, Endang. 2009. Pembelajaran Konstruktivisme Ditinjau dari Gaya Belajar

Siswa. PROSIDING.ISBN 978-979-16353-3-2.

Rifa’i, A & Anni, C.T. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: UPT Unnes Press.

Rose, Colin & Nichol, Malcolm J. 1997. Accelerated Learning for the 21st

Century. Translated by Deddy Ahimsa. 2009. Bandung: NUANSA.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, E., et al. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

291

Suprijono, Agus. 2014. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM

(Cetakan ke-13). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syah, Muhaibin. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Schmidt, Henk G., Loyens, Sofie M. M., Van Gog, Tamara & Pass, Fred. 2007.

Educational Psychologist: Problem-Based Learning is Compatible with

Human Cognitive Architecture: Commentary on Kirschner, Sweller, and

Clark (2006). Netherlands: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

Trianto.2010. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan

Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta: Bumi Aksara.

Utecht, R. Jeffrey. 2003. Problem-Based Learning in the Student Centered

Classroom.

Winter. 2001. Speaking of Teaching: Problem-Based Learning. Jurnal Volume 11

Nomor 1. Stanford University Newsletter On Teaching: the Center for

Teaching and Learning.

Yvon, F., Chaiguerova, L.A., Newnham, D.S. 2013. Vygotsky under debate: two

points of view on school learning. Psychology in Russia: State of the Art

(2(2): 32-43).

Zahroh, Umy & Ashar, Beni. 2014. Kecenderungan Gaya Belajar Mahasiswa

dalam Menyelesaikan Masalah Fungsi Bijektif.Jurnal Kebijakan dan

Pengembangan Pendidikan. Volume 2, Nomor 1, Januari 2014; 72-

81.ISSN 2337-7623. EISSN 2337-7615.

292

LAMPIRAN

-

LAMPIRAN

293

Lampiran 1

DAFTAR NAMA SISWA KELAS UJI COBA

KELAS VIII H

No. Nama Kode

1 ADITYA ARDIANSYAH U-01

2 AHMAD LATHIFUL HUDA U-02

3 AHMAD RAFFLI SYAIFUDDIN U-03

4 AKHMAD ENDRO UTOMO U-04

5 AMILO RIZKY CANDRA U-05

6 DEWI MEI LIYA SALSABILA U-06

7 DWI SULASTRI U-07

8 IMAM ARIFIN U-08

9 NOR HOLIFAH U-09

10 NUR AENI U-10

11 NURHADI U-11

12 PURNOMO U-12

13 RATNA DIAH AGUSTINA U-13

14 RESTU CHOIRUNNISA U-14

15 RIO HAKSOMO U-15

16 SRI NOR MASRIAH U-16

17 SUPRIYANTO U-17

18 SUSI UMBARWATI U-18

19 SUTRIS WAHYU KRISWANTO U-19

20 SUWITO U-20

21 SYAMAJI U-21

22 TA'AN DWI ANSORI U-22

23 TEGUH ARIS KHOIRUL HUDA U-23

24 TRIO SELFANICHO NOVIANTO U-24

294

25 UMU JAUHARIN FARDA U-25

26 VIVI AGUSTINA U-26

27 VIVI NURYA SAFITRI U-27

28 WAGIMAN U-28

29 WILDAN RIZQI MAULANA U-29

30 WISNU AJI PRAYOGO U-30

31 YULIA WAHYUNINGRUM U-31

32 YUNUS KHOIRUL ANWAR U-32

33 ZUHROTUL MU'AWANAH U-33

34 ZAHROTUN NISA' U-34

295

Lampiran 2

DAFTAR NAMA SISWA KELAS PENELITIAN

KELAS VIII A

No. Nama Kode

1 ALI SHODIKIN T-01

2 AMALIA ULFA T-02

3 ANIK MURWATI T-03

4 ANIS JUMIAH T-04

5 ARDIKA FAISAL MAULANA T-05

6 DIAH FATMASARI T-06

7 DICKY DWI PRASETYO T-07

8 DINDA KURNIANINGRUM T-08

9 FRIDASARI YUSIKA FITRIANI T-09

10 HABIB AHMAD RO'UF T-10

11 HABIB ILHAM MAULANA T-11

12 HARIWIJIYANTI T-12

13 HARLIN ARANIO T-13

14 HERU PURWOKO T-14

15 INE FEBRIANTI WULAN SARI T-15

16 IRA AYU FITRI NURAINI T-16

17 JEFRI MEINALDI T-17

18 KENES PRIMA YULIANTI T-18

19 KHOIRUL AHMAD SUBAKHIR T-19

20 MIRA PUSPITA SARI T-20

21 MOH. RILO PAMBUDI T-21

22 MUHAMMAD ANDRE SETIAWAN T-22

23 NABILATUZZAHRO NURUNAJA T-23

24 NIKEN AYU PRATIWI T-24

296

25 NOVIKHA AYU HARIYANTI T-25

26 RAJASA YUDA PRATAMA T-26

27 RIDWAN T-27

28 RINA MARIANA T-28

29 SITI ROMLAH T-29

30 TRIADA ANGGI IRYANTI T-30

31 UMAR ABDUL AZIZ T-31

32 WIDIYANINGSIH T-32

33 WIJI YULIANA PUTRI T-33

34 WINDA DWI APITA T-34

35 YHULI PURWANTI T-35

36 ZULFIKAR YAHYA ZUHHAD T-36

297

KISI-KISI ANGKET GAYA BELAJAR

Keterangan :

V : Visual

A : Auditorial

K : Kinestetik

ASPEK INDIKATOR PERTANYAN ANGKET PILIHAN JAWABAN

GAYA

BELAJAR

NOMOR

BUTIR

V A K

Bicara Kecepatan Ketika saya berbicara dengan orang

lain, maka

a. Saya bicara dengan cepat

atau agak cepat

√ 3

Lam

pira

n 3

298

b. Saya bicara dengan

kecepatan sedang-sedang

saja

c. Saya bicara dengan

perlahan-lahan

Menanggapi

pertanyaan

Ketika saya menjawab pertanyaan

maka

a. Saya menjawab dengan

jawaban singkat “ya” atau

“tidak”

5 b. Saya menjawab dan

menjelaskannya secara

panjang lebar

c. Saya menjawab dengan

bahasa atau isyarat tubuh √

Perhatian

ketika

berbicara

Ketika berbicara dengan seseorang

saya lebih menyukai

a. Memperhatikan ekspresi

wajah dan melakukan

kontak mata

√ 13

299

b. Mendengar suaranya √

c. Menyentuh dan melakukan

kontak fisik √

Diskusi Dalam berdiskusi saya lebih sering

menggunakan kata-kata

a. “ Menurut pandangan

saya.............” √

14 b. “Aku mendengar apa yang

kamu katakan.........” √

c. “Saya merasa sepertinya

kamu...................” √

Penggunan

kata

Saya lebih sering menggunakan

kata-kata

a. “Itu kelihatannya baik

untukku!” √

19 b. “Itu kedengarannya baik

untukku!” √

c. “Itu rasanya baik untukku!” √

Aktivitas Ekspresi emosi Ketika saya sedang merasa senang,

sedih dan marah, saya akan

a. Menyatakan melalui

ekspresi muka √

1 b. Mengungkapkan emosi

secara verbal melalui √

300

perubahan nada bicara atau

verbal

c. Mengungkapkan melalui

bahasa tubuh, gerak atau

otot

Kegiatan

waktu luang

Saat ada waktu luang, maka saya

akan

a. Membaca, menonton

televisi atau film √

2 b. Mendengarkan radio atau

musik √

c. Melakukan kegiatan aktif

seperti olahraga atau menari √

Ketika diam Saat saya sedang diam maka a. Saya lebih suka melamun

atau menatap ke angkasa √

4 b. Saya suka berbicara dengan

diri sendiri √

c. Saya merasa gelisah dan

tidak bisa duduk tenang √

Memilih atau Ketika membeli pakaian maka saya a. Pakaian yang bergaya dan √ 9

301

membeli

barang

lebih memilih trendy

b. Pakaian yang memiliki

label ternama √

c. Pakaian dengan bahan yang

nyaman √

Ketika membeli permainan atau

game baru maka saya akan

a. Membaca instruksinya

terlebih dahulu √

15 b. Mendengarkan penjelasan

dari orang lain yang sudah

menggunakannya

c. Langsung mencobanya √

Dalam memilih sepatu sekolah

yang saya perhatikan adalah

a. Warna dan tampilannya √

28

b. Deskripsi keunggulan

sepatu tersebut √

c. Tekstur dan kenyaman saat

memakainya √

Jika saya membeli handphone baru,

maka saya akan

a. Membaca referensi atau

iklan di koran dan majalah √ 29

302

b. Mendiskusikan apa yang

ingin saya ketahui dengan

teman saya

c. Mencoba-coba berbagai

tipe handphone √

Saat memilih makanan dalam

daftar menu, maka saya akan

a. Membayangkan seperti apa

tampilan makanan tersebut √

30

b. Menanyakan dan

mendiskusikan makanan

apa yang akan saya pilih

dengan teman saya

c. Membayangkan bagaimana

rasa dari makanan tersebut √

Kebiasaan Ketika bertemu dengan teman

lama, maka saya akan

a. Saya berkata “ Senang

melihatmu!” √

8 b. Saya berkata “Senang dapat

mendengarnya darimu!” √

c. Saya akan memeluknya √

303

atau bersalaman dengan

semangat

Saat seseorang menanyakan alamat

atau lokasi tempat, maka saya akan

a. Memberi penjelasan arah

dengan gambar atau peta √

10

b. Memberi penjelasan arah

dengan kata-kata atau

instruksi

c. Menunju lokasi secara

langsung bersama mereka √

Saat bepergian menuju suatu

tempat yang belum pernah saya

datangi, maka saya akan

a. Melihat peta sebagai

petunjuk arah √

22 b. Bertanya pada seseorang

sebagai penunjuk arah √

c. Mencoba jalan yang saya

yakini benar √

Saat melakukan kesalahan maka

saya akan

a. Membayangkan hal-hal

terburuk yang akan terjadi √

24

b. Memikrkan hal-hal yang √

304

membuatku khawatir

c. Tidak bisa duduk diam dan

bergerak dengan gelisah √

Saat melihat suatu konser band

saya tidak bisa mencegah diri saya

untuk

a. Melihat personel band dan

orang-orang disana √

25 b. Mendengarkan musik dan

lirik dengan seksama √

c. Mengerakkan badan

seirama dengan musik √

Berkenalan Saat berkenalan dengan seseorang,

maka saya akan lebih mudah

mengingat

a. Wajahnya

11 b. Namanya

c. Tindakan dan perilakunya

Belajar Pelajaran yang

disukai

Saya lebih menyukai pelajaran

kesenian

a. Seni lukis, gambar atau

desain √

12 b. Seni musik atau menyanyi √

c. Seni tari atau kerajinan

tangan √

305

Konsentrasi

dalam belajar

Pengaruh suasana keributan

terhadap konsentrasi belajar saya

adalah

a. Dapat berkonsentrasi meski

dalam suasan keributan √

7

b. Sama sekali tidak dapat

belajar dalam suasana

keributan

c. Masih dapat belajar, akan

tetapi tidak maksimal √

Saat sedang berkonsentrasi, hal

yang sering saya lakukan

Saat belajar saya lebih mudah

mengingat dengan

a. Fokus pada kata-kata atau

gambar di depanku √

23

b. Mendiskusikan dan mencari

penyelesaian dari

permasalahan yang ada di

kepalaku

c. Bergerak, memainkan

pensil atau pena dan

menyentuh sesuatu

Ingatan a. Menulis catatan √ 6

b. Mengucapkannya dengan √

306

keras atau mengulangi kata-

kata dan kata kunci

c. Mempraktekkan atau

melakukan kegiatan secara

langsung

Kebiasaan Saat presentasi di depan kelas maka

saya lebih mementingkan

a. Lebih mementingkan

tampilan presentasi yang

rapi dan menarik

18

b. Lebih mementingkan isi

dari presentasi dan

bagaimana cara saya

menyampaikan kata-kata

saat presentasi

c. Lebih mementingkan

adanya penjelasan dengan

demonstrasi saat presentasi

Saat mempelajari materi baru,

maka saya akan

a. Memperhatikan apa yang

dilakukan oleh guru √ 20

307

b. Menanyakan apa yang ingin

kuketahui kepada guru √

c. Mencoba, mempraktikkan

dan mencari tahu sendiri

apa yang ingin kuketahui

Dalam belajar saya biasanya

melakukan

a. Mencoret-coret atau

membuat catatan √

21 b. Melafalkan dan

menggerakkan bibir √

c. Menghafal sambil berjalan

atau mondar-mandir √

Dalam melakukan praktek pada

pelajaran di kelas, saya cenderung

melakukan

a. Membaca instruksi atau

perintah yang ada pada

buku panduan

26 b. Mendengar penjelasan dari

guru atau teman √

c. Langsung mempraktekkan

dan mencobanya √

308

Dalam mempelajari rumus-rumus

matematika saya lebih menyukai

a. Membaca buku yang

disertai dengan gambar,

diagram atau table

27 b. Mendengarkan penjelasan

dari guru atau orang lain √

c. Mempraktekkan langsung

agar lebih paham √

Hal yang

disukai

Kegiatan pembelajaran yang saya

sukai adalah jika guru

menggunakan

a. Gambar, diagram, tabel dan

peta √

16 b. Diskusi kelas √

c. Demonstrasi atau praktik

dengan model pembelajaran √

Kelebihan

yang

dimiliki

Kelebihan

yang dimiliki

Saya memiliki kelebihan yaitu a. Tulisan saya rapi dan dapat

membaca dengan cepat √

17 b. Saya dapat berbicara secara

fasih √

c. Saya memiliki tubuh yang

atletis √

309

309

310

310

311

311

312

312

313

KISI-KISI ANGKET GAYA BELAJAR

Keterangan :

V : Visual

A : Auditorial

K : Kinestetik

ASPEK INDIKATOR PERTANYAN ANGKET PILIHAN JAWABAN

GAYA

BELAJAR

NOMOR

BUTIR

V A K

Bicara Kecepatan Ketika saya berbicara dengan orang

lain

a. Saya bicara dengan cepat

atau agak cepat

√ 3

Lam

pira

n 4

314

b. Saya bicara dengan

kecepatan sedang-sedang

saja

c. Saya bicara dengan

perlahan-lahan

Menanggapi

pertanyaan

Ketika saya menjawab pertanyaan a. Saya menjawab dengan

jawaban singkat “ya” atau

“tidak”

5 b. Saya menjawab dan

menjelaskannya secara

panjang lebar

c. Saya menjawab dengan

bahasa atau isyarat tubuh √

Perhatian

ketika

berbicara

Ketika berbicara dengan seseorang

saya lebih menyukai

a. Memperhatikan ekspresi

wajah dan melakukan

kontak mata

√ 13

315

b. Mendengar suaranya √

c. Menyentuh dan melakukan

kontak fisik √

Diskusi Dalam berdiskusi saya lebih sering

menggunakan kata-kata

a. “ Menurut pandangan

saya.............” √

14 b. “Aku mendengar apa yang

kamu katakan.........” √

c. “Saya merasa sepertinya

kamu...................” √

Penggunan

kata

Saya lebih sering menggunakan

kata-kata

a. “Itu kelihatannya baik

untukku!” √

19 b. “Itu kedengarannya baik

untukku!” √

c. “Itu rasanya baik untukku!” √

Aktivitas Ekspresi emosi Ketika saya sedang merasa senang,

sedih dan marah, saya lebih banyak

a. Menyatakan melalui

ekspresi muka √

1 b. Mengungkapkan emosi

secara verbal melalui √

316

perubahan nada bicara atau

verbal

c. Mengungkapkan melalui

bahasa tubuh, gerak atau

otot

Kegiatan

waktu luang

Saat ada waktu luang, saya lebih

banyak

a. Membaca, menonton

televisi atau film √

2 b. Mendengarkan radio atau

musik √

c. Melakukan kegiatan aktif

seperti olahraga atau menari √

Ketika diam Saat saya sedang diam a. Saya lebih suka melamun

atau menatap ke angkasa √

4 b. Saya suka berbicara dengan

diri sendiri √

c. Saya merasa gelisah dan

tidak bisa duduk tenang √

Memilih atau Ketika membeli pakaian, saya lebih a. Pakaian yang bergaya dan √ 9

317

membeli

barang

memilih trendy

b. Pakaian yang memiliki

label ternama √

c. Pakaian dengan bahan yang

nyaman √

Ketika mempunyai permainan atau

game baru, saya akan

a. Membaca instruksinya

terlebih dahulu √

15 b. Mendengarkan penjelasan

dari orang lain yang sudah

menggunakannya

c. Langsung mencobanya √

Dalam memilih sepatu sekolah

yang saya perhatikan adalah

a. Warna dan tampilannya √

28

b. Deskripsi keunggulan

sepatu tersebut √

c. Tekstur dan kenyaman saat

memakainya √

Jika saya membeli handphone baru,

saya akan

a. Membaca referensi atau

iklan di koran dan majalah √ 29

318

b. Mendiskusikan apa yang

ingin saya ketahui dengan

teman saya

c. Mencoba-coba berbagai

tipe handphone √

Saat memilih makanan dalam

daftar menu, saya akan

a. Membayangkan seperti apa

tampilan makanan tersebut √

30

b. Menanyakan dan

mendiskusikan makanan

apa yang akan saya pilih

dengan teman saya

c. Membayangkan bagaimana

rasa dari makanan tersebut √

Kebiasaan Ketika bertemu dengan teman

lama, saya akan

a. Saya berkata “ Senang

melihatmu!” √

8 b. Saya berkata “Senang dapat

mendengarnya darimu!” √

c. Saya akan memeluknya √

319

atau bersalaman dengan

semangat

Saat seseorang menanyakan alamat

atau lokasi tempat, saya akan

a. Memberi penjelasan arah

dengan gambar atau peta √

10

b. Memberi penjelasan arah

dengan kata-kata atau

instruksi

c. Menunju lokasi secara

langsung bersama mereka √

Saat bepergian menuju suatu

tempat yang belum pernah saya

datangi, saya akan

a. Melihat peta sebagai

petunjuk arah √

22 b. Bertanya pada seseorang

sebagai penunjuk arah √

c. Mencoba jalan yang saya

yakini benar √

Saat melakukan kesalahan, saya

akan

a. Membayangkan hal-hal

terburuk yang akan terjadi √

24

b. Memikrkan hal-hal yang √

320

membuatku khawatir

c. Tidak bisa duduk diam dan

bergerak dengan gelisah √

Saat melihat suatu konser band,

saya tidak bisa mencegah diri saya

untuk

a. Melihat personel band dan

orang-orang disana √

25 b. Mendengarkan musik dan

lirik dengan seksama √

c. Mengerakkan badan

seirama dengan musik √

Berkenalan Saat berkenalan dengan seseorang,

saya akan lebih mudah mengingat

a. Wajahnya

11 b. Namanya

c. Tindakan dan perilakunya

Belajar Pelajaran yang

disukai

Saya lebih menyukai pelajaran

kesenian

a. Seni lukis, gambar atau

desain √

12 b. Seni musik atau menyanyi √

c. Seni tari atau kerajinan

tangan √

Konsentrasi Pengaruh suasana keributan a. Dapat berkonsentrasi meski √ 7

321

dalam belajar terhadap konsentrasi belajar saya

adalah

dalam suasan keributan

b. Sama sekali tidak dapat

belajar dalam suasana

keributan

c. Masih dapat belajar, akan

tetapi tidak maksimal √

Saat sedang berkonsentrasi, hal

yang sering saya lakukan

a. Fokus pada kata-kata atau

gambar di depanku √

23

b. Mendiskusikan dan mencari

penyelesaian dari

permasalahan yang ada di

kepalaku

c. Bergerak, memainkan

pensil atau pena dan

menyentuh sesuatu √

Ingatan Saat belajar saya lebih mudah a. Menulis catatan √ 6

322

mengingat dengan b. Mengucapkannya dengan

keras atau mengulangi kata-

kata dan kata kunci

c. Mempraktekkan atau

melakukan kegiatan secara

langsung

Kebiasaan Saat presentasi di depan kelas, saya a. Lebih mementingkan

tampilan presentasi yang

rapi dan menarik

18

b. Lebih mementingkan isi

dari presentasi dan

bagaimana cara saya

menyampaikan kata-kata

saat presentasi

c. Lebih mementingkan

adanya penjelasan dengan

demonstrasi saat presentasi

Saat mempelajari materi baru, saya

akan

a. Memperhatikan apa yang

dilakukan oleh guru √ 20

323

b. Menanyakan apa yang ingin

kuketahui kepada guru √

c. Mencoba, mempraktikkan

dan mencari tahu sendiri

apa yang ingin kuketahui

Dalam belajar, saya biasanya

melakukan

a. Mencoret-coret atau

membuat catatan √

21 b. Melafalkan dan

menggerakkan bibir √

c. Menghafal sambil berjalan

atau mondar-mandir √

Dalam melakukan praktek pada

pelajaran di kelas, saya cenderung

melakukan

a. Membaca instruksi atau

perintah yang ada pada

buku panduan

26 b. Mendengar penjelasan dari

guru atau teman √

c. Langsung mempraktekkan

dan mencobanya √

324

Dalam mempelajari rumus-rumus

matematika, saya lebih menyukai

a. Membaca buku yang

disertai dengan gambar,

diagram atau tabel

27 b. Mendengarkan penjelasan

dari guru atau orang lain √

c. Mempraktekkan langsung

agar lebih paham √

Hal yang

disukai

Kegiatan pembelajaran yang saya

sukai ketika guru

a. Menggunakan gambar,

diagram, tabel dan peta √

16 b. Mengajak diskusi kelas √

c. Demonstrasi atau praktik

dengan model pembelajaran √

Kelebihan

yang

dimiliki

Kelebihan

yang dimiliki

Saya memiliki kelebihan yakni a. Tulisan saya rapi dan dapat

membaca dengan cepat √

17 b. Saya dapat berbicara secara

fasih √

c. Saya memiliki tubuh yang

atletis √

325

ANGKET GAYA BELAJAR

Petunjuk pengisian angket:

Berilah tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai

dengan keadaan Anda untuk setiap pernyataan berikut ini.

1. Ketika saya sedang merasa senang, sedih dan marah, saya lebih

banyak.............

a. Menyatakan melalui ekspresi muka

b. Mengungkapkan emosi secara verbal melalui perubahan nada bicara

atau verbal

c. Mengungkapkan melalui bahasa tubuh, gerak atau otot

2. Saat ada waktu luang, saya lebih banyak.............

a. Membaca, menonton televisi atau film

b. Mendengarkan radio atau musik

c. Melakukan kegiatan aktif seperti olahragaatau menari

3. Ketika saya berbicara dengan orang lain.............

a. Saya bicara dengan cepat atau agak cepat

b. Saya bicara dengan kecepatan sedang-sedang saja

c. Saya bicara dengan perlahan-lahan

4. Saat saya sedang diam.............

a. Saya lebih suka melamun atau menatap ke angkasa

b. Saya suka berbicara dengan diri sendiri

c. Saya merasa gelisah dan tidak bisa duduk tenang

Nama :

Kelas :

No. Absen :

326

5. Ketika saya menjawab pertanyaan.............

a. Saya menjawab dengan jawaban singkat “ya” atau “tidak”

b. Saya menjawab dan menjelaskannya secara panjang lebar

c. Saya menjawab dengan bahasa atau isyarat tubuh

6. Saat belajar saya lebih mudah mengingat dengan.............

a. Menulis catatan

b. Mengucapkannya dengan keras atau mengulangi kata-kata dan kata

kunci

c. Mempraktekkan atau melakukan kegiatan secara langsung

7. Pengaruh suasana keributan terhadap konsentrasi belajar saya

adalah.............

a. Dapat berkonsentrasi meski dalam suasana keributan

b. Sama sekali tidak dapat belajar dalam suasana keributan

c. Masih dapat belajar, akan tetapi tidak maksimal

8. Ketika bertemu dengan teman lama, saya akan.............

a. Saya berkata “ Senang melihatmu!”

b. Saya berkata “Senang dapat mendengarnya darimu!”

c. Saya akan memeluknya atau bersalaman dengan semangat

9. Ketika membeli pakaian, saya lebih memilih.............

a. Pakaian yang bergaya dan trendy

b. Pakaian yang memiliki label ternama

c. Pakaian dengan bahan yang nyaman

10. Saat seseorang menanyakan alamat atau lokasi wisata, saya akan.............

a. Memberi penjelasan arah dengan gambar atau peta

b. Memberi penjelasan arah dengan kata-kata atau instruksi

c. Menunju lokasi secara langsung bersama mereka

11. Saat berkenalan dengan seseorang, saya akan lebih mudah

mengingat.............

a. Wajahnya

b. Namanya

c. Tindakan dan perilakunya

327

12. Saya lebih menyukai pelajaran kesenian.............

a. Seni lukis, gambar atau desain

b. Seni musik atau menyanyi

c. Seni tari atau kerajinan tangan

13. Ketika berbicara dengan seseorang saya lebih menyukai.............

a. Memperhatikan ekspresi wajah dan melakukan kontak mata

b. Mendengar suaranya

c. Menyentuh dan melakukan kontak fisik

14. Dalam berdiskusi saya lebih sering menggunakan kata-kata.............

a. “ Menurut pandangan saya.............”

b. “Aku mendengar apa yang kamu katakan.........”

c. “Saya merasa sepertinya kamu...................”

15. Ketika mempunyai permainan atau game baru, saya akan.............

a. Membaca instruksinya terlebih dahulu

b. Mendengarkan penjelasan dari orang lain yang sudah

menggunakannya

c. Langsung mencobanya

16. Kegiatan pembelajaran yang saya sukai ketika guru.............

a. Menggunakan gambar, diagram, tabel dan peta

b. Mengajak diskusi kelas

c. Demonstrasi atau praktik dengan model pembelajaran

17. Saya memiliki kelebihan yakni.............

a. Tulisan saya rapi dan dapat membaca dengan cepat

b. Saya dapat berbicara secara fasih

c. Saya memiliki tubuh yang atletis

18. Saat presentasi di depan kelas, saya.............

a. Lebih mementingkan tampilan presentasi yang rapi dan menarik

b. Lebih mementingkan isi dari presentasi dan bagaimana cara saya

menyampaikan kata-kata saat presentasi

c. Lebih mementingkan adanya penjelasan dengan demonstrasi saat

presentasi

328

19. Saya lebih sering menggunakan kata-kata.............

a. “Itu kelihatannya baik untukku!”

b. “Itu kedengarannya baik untukku!”

c. “Itu rasanya baik untukku!”

20. Saat mempelajari materi baru, saya akan.............

a. Memperhatikan apa yang dilakukan oleh guru

b. Menanyakan apa yang ingin kuketahui kepada guru

c. Mencoba, mempraktikkan dan mencari tahu sendiri apa yang ingin

kuketahui

21. Dalam belajar, saya biasanya melakukan.............

a. Mencoret-coret atau membuat catatan

b. Melafalkan dan menggerakkan bibir

c. Menghafal sambil berjalan atau mondar-mandir

22. Saat bepergian menuju suatu tempat yang belum pernah saya datangi, saya

akan

a. Melihat peta sebagai petunjuk arah

b. Bertanya pada seseorang sebagai penunjuk arah

c. Mencoba jalan yang saya yakini benar

23. Saat sedang berkonsentrasi, hal yang sering saya lakukan.............

a. Fokus pada kata-kata atau gambar di depanku

b. Mendiskusikan dan mencari penyelesaian dari permasalahan yang ada

di kepalaku

c. Bergerak, memainkan pensil atau pena dan menyentuh sesuatu

24. Saat melakukan kesalahan, saya akan.............

a. Membayangkan hal-hal terburuk yang akan terjadi

b. Memikirkan hal-hal yang membuatku khawatir

c. Tidak bisa duduk diam dan bergerak dengan gelisah

25. Saat melihat suatu konser band, saya tidak bisa mencegah diri saya

untuk.............

a. Melihat personel band dan orang-orang disana

b. Mendengarkan musik dan lirik dengan seksama

329

c. Mengerakkan badan seirama dengan musik

26. Dalam melakukan praktek pada pelajaran di kelas, saya cenderung

melakukan.............

a. Membaca instruksi atau perintah yang ada pada buku panduan

b. Mendengar penjelasan dari guru atau teman

c. Langsung mempraktekkan dan mencobanya

27. Dalam mempelajari rumus-rumus matematika, saya lebih

menyukai.............

a. Membaca buku yang disertai dengan gambar, diagram atau tabel

b. Mendengarkan penjelasan dari guru atau orang lain

c. Mempraktekkan langsung agar lebih paham

28. Dalam memilih sepatu sekolah yang saya perhatikan adalah.............

a. Warna dan tampilannya

b. Deskripsi keunggulan sepatu tersebut

c. Tekstur dan kenyaman saat memakainya

29. Jika saya membeli handphone baru, saya akan.............

a. Membaca referensi atau iklan di koran dan majalah

b. Mendiskusikan apa yang ingin saya ketahui dengan teman saya

c. Mencoba-coba berbagai tipe handphone

30. Saat memilih makanan dalam daftar menu, saya akan.............

a. Membayangkan seperti apa tampilan makanan tersebut

b. Menanyakan dan mendiskusikan makanan apa yang akan saya pilih

dengan teman saya

c. Membayangkan bagaimana rasa dari makanan tersebut

330

Lampiran 5

331

332

333

334

335

336

337

338

339

Lampiran 6

HASIL PENGGOLONGAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII A

No. Kode

Siswa

Jumlah Penggolongan

V A K

1 T-01 18 3 9

2 T-02 14 8 8

3 T-03 5 9 16

4 T-04 13 8 9

5 T-05 12 11 7

6 T-06 15 7 8

7 T-07 11 15 4

8 T-08 10 7 13

9 T-09 14 8 8

10 T-10 16 6 8

11 T-11 14 8 8

12 T-12 14 10 6

13 T-13 15 11 4

14 T-14 18 7 5

15 T-15 13 10 7

16 T-16 14 9 7

17 T-17 17 9 4

18 T-18 9 12 9

19 T-19 12 11 7

20 T-20 11 4 15

21 T-21 14 7 9

22 T-22 17 9 4

23 T-23 13 11 6

24 T-24 10 8 12

25 T-25 15 8 7

26 T-26 14 9 7

27 T-27 8 12 10

28 T-28 16 8 6

29 T-29 13 10 7

30 T-30 19 4 7

31 T-31 14 11 5

32 T-32 13 10 7

33 T-33 13 9 8

34 T-34 9 15 6

35 T-35 15 10 5

36 T-36 9 18 6

Jumlah 477 332 274

Rata-rata 13,25 9,22 7,61

Jumlah 30,08

Rata-rata 10,02

340

Rumus:

√∑( )

Keterangan:

s : deviasi standar

: skor gaya ke-i

: rata-rata skor

n : jumlah jenis gaya

√∑( )

⇔ √( ) ( ) ( )

⇔ √( ) ( ) ( )

⇔ √( ) ( ) ( )

⇔ √

⇔ √

⇔ √

Jadi

2

341

No. Kode

Siswa

Jumlah Penggolongan Jumlah

Terbesar Gaya Belajar

V A K

1 T-01 18 3 9 V Visual

2 T-02 14 8 8 V Visual

3 T-03 5 9 16 K Kinestetik

4 T-04 13 8 9 V Visual

5 T-05 12 11 7 V dan A Visual dan

Auditorial

6 T-06 15 7 8 V Visual

7 T-07 11 15 4 A Auditorial

8 T-08 10 7 13 K Kinestetik

9 T-09 14 8 8 V Visual

10 T-10 16 6 8 V Visual

11 T-11 14 8 8 V Visual

12 T-12 14 10 6 V Visual

13 T-13 15 11 4 V Visual

14 T-14 18 7 5 V Visual

15 T-15 13 10 7 V Visual

16 T-16 14 9 7 V Visual

17 T-17 17 9 4 V Visual

18 T-18 9 12 9 A Auditorial

19 T-19 12 11 7 V dan A Visual dan

Auditorial

20 T-20 11 4 15 K Kinestetik

21 T-21 14 7 9 V Visual

22 T-22 17 9 4 V Visual

23 T-23 13 11 6 V Visual

24 T-24 10 8 12 K Kinestetik

25 T-25 15 8 7 V Visual

26 T-26 14 9 7 V Visual

27 T-27 8 12 10 A Auditorial

28 T-28 16 8 6 V Visual

29 T-29 13 10 7 V Visual

30 T-30 19 4 7 V Visual

31 T-31 14 11 5 V Visual

32 T-32 13 10 7 V Visual

33 T-33 13 9 8 V Visual

34 T-34 9 15 6 A Auditorial

35 T-35 15 10 5 V Visual

36 T-36 9 18 6 A Auditorial

342

PENGGALAN SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VIII

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

NAMA SEKOLAH : SMP Negeri 1 Trangkl, Kabupaten Pati

KELAS/ SEMESTER : VIII/ 2

ALOKASI WAKTU : 6 x 40 menit

Lam

pira

n 7

343

STANDAR KOMPETENSI : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, llimas dan bagian-bagiannya serta menentukan

ukurannya

KOMPETENSI

DASAR

INDIKATOR

PENCAPAIAN

KOMPETENSI

MATERI

PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN

ALOKASI

WAKTU

SUMBER

BELAJAR

5.1

Mengidentifikasi

sifat-sifat kubus,

balok, prisma dan

limas serta

bagian-bagiannya.

1. Mengidentifikasi

unsur-unsur

prisma.

2. Mengidentifikasi

sifat-sifat prisma

1. Unsur-unsur

prisma.

2. Sifat-sifat

prisma.

Kegiatan pembelajaran

menggunakan model PBL dengan

pendekatan saintifik:

1. Kegiatan Pendahuluan

(10 menit)

Menyampaikan motivasi, tujuan

pembelajaran, apersepsi

mengenai materi bangun ruang

prisma.

2. Kegiatan Inti

(60 menit)

Kegiatan inti dilakukan dengan

Tes

1. Mengerjakan

tes tertulis

yang berbentuk

uraian

berkaitan

dengan prisma

(Kuis).

2. Mengerjakan

tes tertulis

yang berbentuk

uraian

Pertemuan

1:

2 x 40

menit

1. Buku teks

matematika

2. Lembar

Kerja

Siswa

(LKS)

3. Tayangan

powerpoint.

4. Lingkungan

5. Alat peraga

bangun

ruang sisi

5.3 Menghitung

luas permukaan

dan volum kubus,

balok, prisma dan

limas

1. Menemukan

rumus luas

permukaan

prisma.

2. Menghitung luas

permukaan

1. Luas permukaan

prisma.

2. Volum prisma.

Pertemuan

2:

2 x 40

menit

Pertemuan

344

prisma.

3. Menemukan

rumus volum

prisma.

4. Menghitung

volum prisma.

mengikuti tahapan sebagai

berikut.

Tahap 1: Memberikan

orientasi tentang

permasalahannya kepada

siswa

Guru mengorientasikan siswa

kepada masalah secara lisan

maupun tulisan.

Tahap 2: Mengorganisasikan

siswa untuk meneliti

Guru meminta siswa berkumpul

menurut kelompoknya dengan

tiap kelompok terdiri dari 4-5

siswa dan bekerjasama dalam

memecahkan penyelesaian dari

permasalahan

Tahap 3: Membantu

berkaitan

dengan prisma

untuk

mengukur

kemampuan

komunikasi

matematis

siswa.

3:

2 x 40

menit

datar (balok

dan prisma)

345

investigasi mandiri dan

kelompok

Tiap kelompok menyelidiki

masalah, berdiskusi untuk

mencari penyelesaian dari

permasalahan yang telah

ditentukan dalam LKS. Guru

berkeliling memebantu siswa

dan mendorong siswa untuk

mengumpulkan informasi yang

sesuai.

Tahap 4: Mengembangkan

dan mempresentasikan

artefak dan exhibit

Guru meminta wakil kelompok

mempresentasikan hasil

penyelesaian dan alasan atau

jawaban permasalahan yang

346

diajukan oleh guru.

Tahap 5: Menganalisis dan

mengevaluasi proses

mengatasi masalah

Guru membantu siswa untuk

melakukan refleksi atau

evaluasi terhadap proses-proses

penyelidikan mereka dan

menganalisis proses-proses

yang telah mereka gunakan.

3. Kegiatan Penutup

(10 menit)

Siswa membuat kesimpulan

atas luas permukaan dan volum

prisma yang kemudian

dilanjutkan dengan pemberian

tes kemampuan komunikasi

matematis oleh guru.

347

347

Lampiran 8

348

348

349

349

350

350

351

351

352

352

353

353

Lampiran 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Trangkil, Kabupaten Pati

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : VIII/ 2

Pertemuan : ke-1

Topi k : Unsur dan Sifat Prisma

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi

5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya

serta menentukan ukurannya.

B. Kompetensi Dasar

5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta

bagian-bagiannya.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

5.1.1 Mengidentifikasi unsur-unsur prisma.

5.1.2 Mengidentifikasi sifat-sifat prisma.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur prisma.

2. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat prisma.

E. Materi Ajar

1. Unsur-unsur Prisma

Seperti halnya kubus dan balok, prisma memiliki

unsur-unsur sebagai berikut.

Gambar 2.5

Prisma Tegak Segienam

354

354

Gambar 2.6 Diagonal Bidang Prisma Tegak

Segienam

Gambar 2.7 Bidang Diagonal

Prisma Tegak

Segienam

(6) Sisi/Bidang

Sisi atau bidang yang dimiliki oleh prisma segienam pada Gambar 2.5

adalah sebanyak 8 buah sisi atau biang, yaitu ABCDEF (sisi alas),

GHIJKL (sisi atas), BCIH (sisi depan), FEKL (sisi belakang), ABHG (sisi

depan kanan), AFLG (sisi belakang kanan), CDJI (sisi depan kiri), dan

DEKJ (sisi belakang kiri).

(7) Rusuk

Rusuk yang dimiliki oleh prisma segienam ABCDEF.GHIJKL pada

Gambar 2.5 adalah sebanyak 18 buah rusuk dengan 6 diantaranya adalah

rusuk tegak. Rusuk-rusuk tersebut adalah AB, BC, CD, DE, EF, FA, GH,

HI, IJ, JK, KL, dan LG sedangkan rusuk-rusuk tegaknya adalah AG, BH,

CI, DJ, EK, dan FL.

(8) Titik Sudut

Prisma segienam ABCDEF.GHIJKL memiliki 12 titik sudut. Dari

Gambar 2.5 terlihat bahwa titik-titik sudut tersebut adalah A, B, C,

D, E, F, G, H, I, J, K, dan L.

(9) Diagonal Bidang

Perhatikan prisma segienam ABCDEF.GHIJKL pada Gambar 2.6.

dari gambar tersebut terlihat ruas garis BG yang terletak di sisi

depan kanan (sisi tegak) ditarik dari dua titik sudut yang saling

berhadapan sehingga ruas garis BG disebut sebagai diagonal bidang pada

bidang prisma segienam ABCDEF.GHIJKL. Begitu pula dengan ruas garis

CJ pada bidang CDIJ. Ruas garis tersebut merupakan diagonal bidang

pada prisma segienam ABCDEF.GHIJKL.

(10) Bidang Diagonal

Perhatikan prisma segienam ABCDEF.GHIJKL pada Gambar

2.7. pada prisma segienam tersebut, terdapat dua uah diagonal

biang yang sejajar yaitu BI dan FK. Kedua diagonal bidang

tersebut beserta ruas garis KI dan FB membentuk suatu bidang di

dalam prisma segienam ABCDEF.GHIJKL. bidang tersebut adalah

355

355

Gambar 2.8

Prisma ABC.DEF

biang BFKI yang merupakan bidang diagonal prisma segienam.

2. Sifat-sifat Prisma

Perhatikan prisma ABC.DEF pada gambar di samping.

Secara umum, sifat-sifat prisma adalah sebagai berikut.

(5) Prisma memiliki bentuk alas dan atap yang

kongruen. Pada Gambar 2.8 terlihat bahwa segitiga

ABC dan DEF memiliki ukuran dan bentuk yang sama.

(6) Setiap sisi bagian samping prisma berbentuk persegipanjang.

Prisma segitiga pada gambar dibatasi oleh tiga persegipanjang di setiap sisi

sampingnya, yaitu ABED, BCFE, dan ACFD.

(7) Prisma memiliki rusuk tegak.

Perhatikan prisma segitiga pada Gambar 2.8. Prisma tersebut memiliki tiga

buah rusuk tegak, yaitu AD, BE, dan CF. Rusuk tersebut dikatakan tegak

karena letaknya tegak lurus terhadap bidang alas dan atas. Dalam kondisi

lain, ada juga prisma yang rusuknya tidak tegak, prisma tersebut disebut

dengan prisma sisi miring atau prisma condong.

(8) Setiap diagonal bidang pada sisi yang sama memiliki ukuran yang

sama. Prisma segitiga ABC.DEF pada Gambar 2.8 terlihat bahwa diagonal

bidang pada sisi ABED memiliki ukuran yang sama panjang. Perhatikan

bahwa .

F. Model, Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : Pembelajaran Berbasis Masalah

Pendekatan pembelajaran : Saintifik

Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, tanya jawab, pemberian

tugas dan presentasi

356

356

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Langkah-langkah Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

PENDAHULUAN 1. Guru datang ke kelas tepat

waktu.

2. Guru memberi salam

kepada para siswa.

3. Guru menanyakan kepada

siswa yang tidak masuk

hari ini dan menanyakan

kabar siswa serta meminta

siswa untuk

menghidupkan LCD dan

membersihkan papan tulis

jika papan tulisnya kotor.

4. Guru meminta salah satu

siswa (tidak harus ketua

kelas) untuk memimpin

do’a.

5. Guru menyuruh siswa

mempersiapkan buku

matematika yang akan

digunakan.

1. Siswa menjawab

salam.

2. Siswa mengawali

kegiatan

pembelajaran dengan

berdo’a.

3. Siswa menyiapkan

buku matematika dan

peralatan tulis.

5 menit

KEGIATAN INTI

1. Memberikan

orientasi

tentang

permasalahan

nya kepada

siswa

1. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai.

2. Guru memotivasi dan

memberi gambaran

tentang pentingnya

mengetahui unsur-unsur

1. Siswa memperhatikan

penyampaian guru

mengenai tujuan

pembelajaran yang

ingin dicapai.

2. Siswa diberikan

motivasi dangambaran

55

menit

357

357

dan sifat-sifat prisma.

Anak-anak, materi prisma

ini sangat penting untuk

kalian mengerti dan

pelajari. Karena materi

ini akan keluar dalam

ujian semester dan juga

ujian nasional.

3. Sebagai apersepsi untuk

mendorong siswa berpikir

kritis, guru mengajak

siswa untuk mengingat

kembali materi

sebelumnya tentang

unsur-unsur dan sifat-sifat

bangun ruang datar kubus

dan balok secara lisan.

4. Guru mengajak siswa

untuk mengamati

permasalahan yang ada

pada tayangan

powerpoint. (Mengamati)

tentang pentingnya

mengetahui unsur-

unsur dan sifat-sifat

prisma.

3. Sebagai apersepsi

untuk mendorong

siswa berpikir kritis,

siswa diajak untuk

mengingat kembali

materi sebelumnya

tentang unsur-unsur

dan sifat-sifat bangun

ruang datar kubus dan

balok secara lisan.

4. Siswa mengamati

permasalahan yang ada

pada tayangan

powerpoint.

(Mengamati)

2. Mengorganisa

sikan siswa

untuk

meneliti

1. Guru mengorganisasikan

siswa untuk duduk

berkelompok dengan

masing-masing kelompok

terdiri 4-5 orang.

2. Guru memberi tugas

kelompok menyelesaikan

permasalahan yang

diberikan berupa LKS

1. Siswa duduk

berkelompok dengan

masing-masing

kelompok terdiri dari 4-

5 oarang.

2. Siswa menerima tugas

kelompok

menyelesaikan

permasalahan yang

358

358

mengenai unsur-unsur dan

sifat-sifat prisma.

3. Guru memberikan

kesempatan bagi kelompok

untuk membaca buku

matematika atau sumber

lain untuk melakukan

penyelidikan guna

memperoleh informasi

yang berkaitan dengan

masalah unsur-unsur dan

sifat-sifat prisma yang

diberikan.

diberikan oleh guru

berupa LKS mengenai

unsur-unsur dan sifat-

sifat prisma.

3. Siswa membaca buku

matematika atau

sumber lain untuk

melakukan

penyelidikan guna

memperoleh informasi

yang berkaitan dengan

masalah unsur-unsur

dan sifat-sifat prisma

yang diberikan.

3. Membantu

investigasi

mandiri dan

kelompok

1. Guru mendorong siswa

untuk berperan aktif dalam

diskusi kelompok.

2. Guru mendorong siswa

untuk mendefinisikan

permasalahan yang

diberikan. (Menanya)

3. Guru meminta siswa untuk

melakukan penyelidikan

dengan mengumpulkan

informasi terkait

permasalahan yang

diberikan.

(Mengumpulkan

informasi)

4. Guru mendorong siswa

untuk melaksanankan

1. Siswa berperan aktif

dalam diskusi

kelompok.

2. Siswa mendefinisikan

permasalahan yang

diberikan. (Menanya)

3. Siswa melakukan

penyelidikan dengan

mengumpulkan

informasi terkait

permasalahan yang

diberikan.

(Mengumpulkan

informasi)

4. Siswa melaksanankan

eksperimen untuk

mendapatkan

359

359

eksperimen, untuk

mendapatkan penjelasan

dan pemecahan masalah.

(Mengolah informasi)

penjelasan dan

pemecahan masalah.

(Mengolah informasi)

4. Mengembang

kan dan

mempresentas

ikan artefak

dan exhibit.

1. Guru membimbing siswa

untuk menyiapkan hasil

diskusi dengan menuliskan

jawaban pada lembar

jawab yang tersedia.

2. Guru meminta perwakilan

dari salah satu kelompok

atau lebih untuk

menyajikan hasil diskusi

kelompok secara tertulis

dan lisan, sementara

kelompok lain,

menanggapi dan

menyempurnakan apa

yang dipresentasikan.

(Mengkomunikasikan)

1. Siswa menyiapkan hasil

diskusi dengan

menuliskan jawaban

pada lembar jawab

yang tersedia.

2. Perwakilan dari salah

satu kelompok atau

lebih menyajikan hasil

diskusi kelompok

secara tertulis dan lisan,

sementara kelompok

lain, menanggapi dan

menyempurnakan apa

yang dipresentasikan.

(Mengkomunikasikan)

5. Menganalisis

dan

mengevaluasi

proses

mengatasi

masalah

1. Guru menganalisis,

mengevaluasi, dan

merefleksi hasil diskusi

kelompok.

2. Guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk

bertanya dan

menyampaikan pendapat

tentang pembelajaran yang

sudah dilakukan.

1. Siswa menggunakan

kesempatan yang

diberikan oleh guru

untuk bertanya dan

menyampaikan

pendapat tentang

pembelajaran yang

sudah dilakukan.

360

360

PENUTUP 1. Dengan serangkaian tanya

jawab, siswa dan guru

bersama-sama

menyimpulkan hasil

pembelajaran pada materi

yang telah dipelajari.

2. Guru memberikan kuis

untuk mengetahui

kemampuan komunikasi

matematis siswa setelah

pembelajaran secara

individu.

3. Guru mengakhiri kegiatan

belajar dengan

memberikan untuk tetap

belajar dan

menyampaikan materi

yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya

yaitu luas permukaan

prisma.

4. Guru keluar dari kelas.

1. Dengan serangkaian

tanya jawab, siswa dan

guru bersama-sama

menyimpulkan hasil

pembelajaran pada

materi yang telah

dipelajari.

2. Siswa melaksanakan

kuis untuk mengetahui

kemampuan

komunikasi matematis

siswa setelah

pembelajaran secara

individu.

3. Siswa memperhatikan

penyampaikan

mengenai materi yang

akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya

yaitu luas permukaan

prisma..

20

menit

H. Alat dan Sumber Belajar

1. Alat belajar : Penggaris, spidol, dan penghapus spidol.

2. Sumber belajar :

a. Tayangan powerpoint

b. Buku paket matematika

c. Lembar Kerja Siswa (LKS) (Terlampir)

361

361

I. Penilaian

Jenis : Tes tertulis (Terlampir)

Bentuk : Uraian

Pati, Mei 2015

Peneliti

Mamluatul Mufida

NIM 4101411076

362

362

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Trangkil, Kabupaten Pati

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : VIII/ 2

Pertemuan : ke-2

Topik : Luas Permukaan Prisma

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi

5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya

serta menentukan ukurannya.

B. Kompetensi Dasar

5.3 Menghitung luas permukaan dan volum kubus, balok, prisma dan

limas

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

5.3.1 Menemukan rumus luas permukaan prisma.

5.3.2 Menghitung luas permukaan prisma.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan prisma.

2. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan luas

permukaan prisma.

3. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan luas permukaan prismayang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

363

363

E. Materi Ajar

Gambar 1. Luas Prisma ABC.DEF

Luas permukaan suatu bangun ruang adalah jumlah dari luas daerah yang

ada disamping di tambah luas daerah dasar (Clements, 1984: 440). Rumus

luas permukaan prisma pada Gambar 1 sebagai berikut.

( ) ( ) ( ) ( )

( ) ,( ) -

( ) ( )

( ) ( )

F. Model, Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : Pembelajaran Berbasis Masalah

Pendekatan pembelajaran : Saintifik

Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, tanya jawab, pemberian

tugas dan presentasi

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Langkah-langkah Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

PENDAHULUAN 1. Guru datang ke kelas tepat

waktu.

2. Guru memberi salam

kepada para siswa.

3. Guru menanyakan kepada

siswa yang tidak masuk

1. Siswa menjawab

salam.

2. Siswa mengawali

kegiatan

pembelajaran dengan

berdo’a.

5 menit

364

364

hari ini dan menanyakan

kabar siswa serta meminta

siswa untuk

menghidupkan LCD dan

membersihkan papan tulis

jika papan tulisnya kotor.

4. Guru meminta salah satu

siswa (tidak harus ketua

kelas) untuk memimpin

do’a.

5. Guru menyuruh siswa

mempersiapkan buku

matematika yang akan

digunakan.

3. Siswa menyiapkan

buku matematika dan

peralatan tulis.

KEGIATAN INTI

1. Memberikan

orientasi

tentang

permasalahan

nya kepada

siswa

1. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai.

2. Guru memotivasi dan

memberi gambaran

tentang pentingnya

mengetahui rumus luas

permukaan prisma.

Anak-anak, materi luas

permukaan prisma ini

sangat penting untuk

kalian mengerti dan

pelajari. Karena materi

ini akan keluar dalam

ujian semester dan juga

1. Siswa memperhatikan

penyampaian guru

mengenai tujuan

pembelajaran yang

ingin dicapai.

2. Siswa diberikan

motivasi dangambaran

tentang pentingnya

mengetahui rumus luas

permukaan prisma.

3. Sebagai apersepsi

untuk mendorong

siswa berpikir kritis,

siswa diajak untuk

mengingat kembali

55

menit

365

365

ujian nasional.

3. Sebagai apersepsi untuk

mendorong siswa berpikir

kritis, guru mengajak

siswa untuk mengingat

kembali materi

sebelumnya tentang rumus

luas persegi panjang dan

luas segitiga secara lisan .

4. Guru mengajak siswa

untuk mengamati

permasalahan yang ada

pada tayangan

powerpoint. (Mengamati)

materi sebelumnya

tentang rumus luas

persegi panjang dan

luas segitiga secara

lisan .

4. siswa mengamati

permasalahan yang ada

pada tayangan

powerpoint.

(Mengamati)

2. Mengorganisa

sikan siswa

untuk

meneliti

1. Guru mengorganisasikan

siswa untuk duduk

berkelompok dengan

masing-masing kelompok

terdiri 4-5 orang.

2. Guru memberi tugas

kelompok menyelesaikan

permasalahan yang

diberikan berupa LKS

mengenai luas permukaan

prisma.

3. Guru memberikan

kesempatan bagi kelompok

untuk membaca buku

matematika atau sumber

lain untuk melakukan

penyelidikan guna

1. Siswa duduk

berkelompok dengan

masing-masing

kelompok terdiri dari 4-

5 oarang.

2. Siswa menerima tugas

kelompok

menyelesaikan

permasalahan yang

diberikan oleh guru

berupa LKS mengenai

luas permukaan prisma.

3. Siswa membaca buku

matematika atau

sumber lain untuk

melakukan

penyelidikan guna

366

366

memperoleh informasi

yang berkaitan dengan

masalah luas permukaan

prisma yang diberikan.

memperoleh informasi

yang berkaitan dengan

masalah luas

permukaan prisma yang

diberikan.

3. Membantu

investigasi

mandiri dan

kelompok

1. Guru mendorong siswa

untuk berperan aktif dalam

diskusi kelompok.

2. Guru mendorong siswa

untuk mendefinisikan

permasalahan yang

diberikan. (Menanya)

3. Guru meminta siswa untuk

melakukan penyelidikan

dengan mengumpulkan

informasi terkait

permasalahan yang

diberikan.

(Mengumpulkan

informasi)

4. Guru mendorong siswa

untuk melaksanankan

eksperimen, untuk

mendapatkan penjelasan

dan pemecahan masalah.

(Mengolah informasi)

1. Siswa berperan aktif

dalam diskusi

kelompok.

2. Siswa mendefinisikan

permasalahan yang

diberikan. (Menanya)

3. Siswa melakukan

penyelidikan dengan

mengumpulkan

informasi terkait

permasalahan yang

diberikan.

(Mengumpulkan

informasi)

4. Siswa melaksanankan

eksperimen untuk

mendapatkan

penjelasan dan

pemecahan masalah.

(Mengolah informasi)

4. Mengembang

kan dan

mempresentas

ikan artefak

1. Guru meminta siswa untuk

mengembangkan hasil

penyelidikan menjadi

bentuk umum (rumus

1. Siswa mengembangkan

hasil penyelidikan

menjadi bentuk umum

(rumus umum) luas

367

367

dan exhibit. umum) luas permukaan

prisma.

2. Guru membimbing siswa

untuk menyiapkan hasil

diskusi dengan menuliskan

jawaban pada lembar

jawab yang tersedia.

3. Guru meminta perwakilan

dari salah satu kelompok

atau lebih untuk

menyajikan hasil diskusi

kelompok secara tertulis

dan lisan, sementara

kelompok lain,

menanggapi dan

menyempurnakan apa

yang dipresentasikan.

(Mengkomunikasikan)

permukaan prisma.

2. Siswa menyiapkan hasil

diskusi dengan

menuliskan jawaban

pada lembar jawab

yang tersedia.

3. Perwakilan dari salah

satu kelompok atau

lebih menyajikan hasil

diskusi kelompok

secara tertulis dan lisan,

sementara kelompok

lain, menanggapi dan

menyempurnakan apa

yang dipresentasikan.

(Mengkomunikasikan)

5. Menganalisis

dan

mengevaluasi

proses

mengatasi

masalah

1. Guru menganalisis,

mengevaluasi, dan

merefleksi hasil diskusi

kelompok.

2. Guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk

bertanya dan

menyampaikan pendapat

tentang pembelajaran yang

sudah dilakukan.

1. Siswa menggunakan

kesempatan yang

diberikan oleh guru

untuk bertanya dan

menyampaikan

pendapat tentang

pembelajaran yang

sudah dilakukan.

PENUTUP 1. Dengan serangkaian tanya

jawab, siswa dan guru

1. Dengan serangkaian

tanya jawab, siswa dan

20

menit

368

368

bersama-sama

menyimpulkan hasil

pembelajaran pada materi

yang telah dipelajari.

2. Guru memberikan kuis

untuk mengetahui

kemampuan komunikasi

matematis siswa setelah

pembelajaran secara

individu.

3. Guru mengakhiri kegiatan

belajar dengan

memberikan untuk tetap

belajar dan

menyampaikan materi

yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya

yaitu volum prisma.

4. Guru keluar dari kelas.

guru bersama-sama

menyimpulkan hasil

pembelajaran pada

materi yang telah

dipelajari.

2. Siswa melaksanakan

kuis untuk mengetahui

kemampuan

komunikasi matematis

siswa setelah

pembelajaran secara

individu.

3. Siswa memperhatikan

penyampaikan

mengenai materi yang

akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya

yaitu volum prisma..

H. Alat dan Sumber Belajar

1. Alat belajar : Penggaris, spidol, dan penghapus spidol.

2. Sumber belajar :

a. Tayangan powerpoint

b. Buku paket matematika

c. Lembar Kerja Siswa (LKS) (Terlampir)

369

369

I. Penilaian

Jenis : Tes tertulis (Terlampir)

Bentuk : Uraian

Pati, Mei 2015

Peneliti

Mamluatul Mufida

NIM 4101411076

370

370

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Trangkil, Kabupaten Pati

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : VIII/ 2

Pertemuan : ke-3

Topik : Volum Prisma

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi

5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya

serta menentukan ukurannya.

B. Kompetensi Dasar

5.3 Menghitung luas permukaan dan volum kubus, balok, prisma dan

limas

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

5.3.1 Menemukan rumus volum prisma.

5.3.2 Menghitung volum prisma.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menemukan rumus volum prisma.

2. Siswa dapat menghitung volum prisma.

3. Siswa dapat menghitung volum prisma yang berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari.

E. Materi Ajar

Perhatikan Gambar 1 di atas.

Gambar tersebut menunjukkan sebuah

balok ABCD.EFGH. balok merupakan

Gambar 1. Volum Prisma

371

371

salah satu contoh prisma tegak. Menemukan rumus prisma dapat dilakukan

dengan cara membagi balok ABCD.EFGH tersebut menjadi dua prisma yang

ukurannya sama. Jika balok BCD.EFGH dipotong menurut bidang BDHF maka

akan diperoleh dua prisma segitiga yang kongruen seperti Gambar 2.11 (b) dan

Gambar 2.11 (c).

( )

F. Model, Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : Pembelajaran Berbasis Masalah

Pendekatan pembelajaran : Saintifik

Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, tanya jawab, pemberian

tugas dan presentasi

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Langkah-langkah Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

PENDAHULUAN 1. Guru datang ke kelas

tepat waktu.

2. Guru memberi salam

kepada para siswa.

3. Guru menanyakan

kepada siswa yang tidak

masuk hari ini dan

menanyakan kabar siswa

serta meminta siswa

untuk menghidupkan

LCD dan membersihkan

1. Siswa menjawab salam.

2. Siswa mengawali

kegiatan pembelajaran

dengan berdo’a.

3. Siswa menyiapkan buku

matematika dan

peralatan tulis.

5 menit

372

372

papan tulis jika papan

tulisnya kotor.

4. Guru meminta salah satu

siswa (tidak harus ketua

kelas) untuk memimpin

do’a.

5. Guru menyuruh siswa

mempersiapkan buku

matematika yang akan

digunakan.

KEGIATAN INTI

1. Memberikan

orientasi

tentang

permasalahan

nya kepada

siswa

1. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai.

2. Guru memotivasi dan

memberi gambaran

tentang pentingnya

mengetahui rumus

volum prisma.

Anak-anak, materi volum

prisma ini sangat

penting untuk kalian

mengerti dan pelajari.

Karena materi ini akan

keluar dalam ujian

semester dan juga ujian

nasional.

3. Sebagai apersepsi untuk

mendorong siswa

berpikir kritis, guru

1. Siswa memperhatikan

penyampaian guru

mengenai tujuan

pembelajaran yang ingin

dicapai.

2. Siswa diberikan motivasi

dangambaran tentang

pentingnya mengetahui

rumus volum prisma.

3. Sebagai apersepsi untuk

mendorong siswa

berpikir kritis, siswa

diajak untuk mengingat

kembali materi

sebelumnya tentang

volum balok secara

lisan.

4. siswa mengamati

permasalahan yang ada

55

menit

373

373

mengajak siswa untuk

mengingat kembali

materi sebelumnya

tentang rumus volum

balok secara lisan .

4. Guru mengajak siswa

untuk mengamati

permasalahan yang ada

pada tayangan

powerpoint.

(Mengamati)

pada tayangan

powerpoint.

(Mengamati)

2. Mengorganisa

sikan siswa

untuk

meneliti

1. Guru mengorganisasikan

siswa untuk duduk

berkelompok dengan

masing-masing kelompok

terdiri 4-5 orang.

2. Guru memberi tugas

kelompok menyelesaikan

permasalahan yang

diberikan berupa LKS

mengenai volum prisma.

3. Guru memberikan

kesempatan bagi

kelompok untuk

membaca buku

matematika atau sumber

lain untuk melakukan

penyelidikan guna

memperoleh informasi

yang berkaitan dengan

masalah volum prisma

1. Siswa duduk

berkelompok dengan

masing-masing

kelompok terdiri dari 4-5

oarang.

2. Siswa menerima tugas

kelompok menyelesaikan

permasalahan yang

diberikan oleh guru

berupa LKS mengenai

volum prisma.

3. Siswa membaca buku

matematika atau sumber

lain untuk melakukan

penyelidikan guna

memperoleh informasi

yang berkaitan dengan

masalah volum prisma

yang diberikan.

374

374

yang diberikan.

3. Membantu

investigasi

mandiri dan

kelompok

1. Guru mendorong siswa

untuk berperan aktif

dalam diskusi kelompok.

2. Guru mendorong siswa

untuk mendefinisikan

permasalahan yang

diberikan. (Menanya)

3. Guru meminta siswa

untuk melakukan

penyelidikan dengan

mengumpulkan informasi

terkait permasalahan

yang diberikan.

(Mengumpulkan

informasi)

4. Guru mendorong siswa

untuk melaksanankan

eksperimen, untuk

mendapatkan penjelasan

dan pemecahan masalah.

(Mengolah informasi)

1. Siswa berperan aktif

dalam diskusi kelompok.

2. Siswa mendefinisikan

permasalahan yang

diberikan. (Menanya)

3. Siswa melakukan

penyelidikan dengan

mengumpulkan informasi

terkait permasalahan

yang diberikan.

(Mengumpulkan

informasi)

4. Siswa melaksanankan

eksperimen untuk

mendapatkan penjelasan

dan pemecahan masalah.

(Mengolah informasi)

4. Mengembang

kan dan

mempresentas

ikan artefak

dan exhibit.

1. Guru meminta siswa

untuk mengembangkan

hasil penyelidikan

menjadi bentuk umum

(rumus umum) volum

prisma.

2. Guru membimbing siswa

untuk menyiapkan hasil

1. Siswa mengembangkan

hasil penyelidikan

menjadi bentuk umum

(rumus umum) volum

prisma.

2. Siswa menyiapkan hasil

diskusi dengan

menuliskan jawaban pada

375

375

diskusi dengan

menuliskan jawaban pada

lembar jawab yang

tersedia.

3. Guru meminta

perwakilan dari salah

satu kelompok atau lebih

untuk menyajikan hasil

diskusi kelompok secara

tertulis dan lisan,

sementara kelompok lain,

menanggapi dan

menyempurnakan apa

yang dipresentasikan.

(Mengkomunikasikan)

lembar jawab yang

tersedia.

3. Perwakilan dari salah

satu kelompok atau lebih

menyajikan hasil diskusi

kelompok secara tertulis

dan lisan, sementara

kelompok lain,

menanggapi dan

menyempurnakan apa

yang dipresentasikan.

(Mengkomunikasikan)

5. Menganalisis

dan

mengevaluasi

proses

mengatasi

masalah

1. Guru menganalisis,

mengevaluasi, dan

merefleksi hasil diskusi

kelompok.

2. Guru memberi

kesempatan kepada siswa

untuk bertanya dan

menyampaikan pendapat

tentang pembelajaran

yang sudah dilakukan.

1. Siswa menggunakan

kesempatan yang

diberikan oleh guru untuk

bertanya dan

menyampaikan pendapat

tentang pembelajaran

yang sudah dilakukan.

PENUTUP 1. Dengan serangkaian

tanya jawab, siswa dan

guru bersama-sama

menyimpulkan hasil

pembelajaran pada

1. Dengan serangkaian

tanya jawab, siswa dan

guru bersama-sama

menyimpulkan hasil

pembelajaran pada

20

menit

376

376

materi yang telah

dipelajari.

2. Guru memberikan kuis

untuk mengetahui

kemampuan komunikasi

matematis siswa setelah

pembelajaran secara

individu.

3. Guru mengakhiri

kegiatan belajar dengan

memberikan untuk tetap

belajar.

4. Guru keluar dari kelas.

materi yang telah

dipelajari.

2. Siswa melaksanakan

kuis untuk mengetahui

kemampuan komunikasi

matematis siswa setelah

pembelajaran secara

individu.

H. Alat dan Sumber Belajar

1. Alat belajar : Penggaris, spidol, dan penghapus spidol.

2. Sumber belajar :

a. Tayangan powerpoint

b. Buku paket matematika

c. Lembar Kerja Siswa (LKS) (Terlampir)

377

377

I. Penilaian

Jenis : Tes tertulis (Terlampir)

Bentuk : Uraian

Pati, Mei 2015

Peneliti

Mamluatul Mufida

NIM 4101411076

378

378

Lampiran 10

379

379

380

380

381

381

382

382

383

383

384

384

Lampiran 11

Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur prisma.

2. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat prisma.

Alokasi waktu : 25 menit

1. Bidang/sisi suatu benda ruang sisi datar adalah sekat (bagian) yang

membatasi bagian dalam dan bagian luar.

2. Rusuk suatu benda ruang sisi datar adalah pertemuan antara dua buah

sisi atau perpotongan dua bidang sisi..

3. Titik sudut suatu benda ruang sisi datar adalah perpotongan tiga bidang

sisi atau perpotongan tiga rusuk atau lebih.

4. Diagonal bidang/sisi suatu benda ruang sisi datar adalah ruas garis

yang menghubungkan dua titik sudut yang tidak bersebelahan pada satu

bidang/sisi.

5. Diagonal ruang suatu benda ruang sisi datar adalah ruas garis yang

menghubungkan dua titik sudut yang masing-masing terletak pada sisi

atas dan sisi alas yang tidak terletak pada bidang/sisi tegak yang sama.

6. Bidang diagonal suatu benda ruang sisi datar adalah bidang yang

memuat dua buah diagonal bidang serta keduanya sejajar.

385

385

Ketika sedang menemani Ibu berbelanja, Anna dibelikan sebuah cokelat

toblerone seperti gambar di bawah ini.

a. Berbentuk apakah kotak pembungkus cokelat toblerone itu?

b. Jika kotak pembungkus cokelat toblerone dianggap sebagai bangun

ruang dan salah satu sisi bangun ruang tersebut yang berbentuk

segitiga adalah alas, maka berbentuk apakah tutupnya?

c. Apakah bentuk dari sisi lainnya?

d. Berapa jumlah rusuk dan titik sudutnya?

.

Permasalahan 1

Penyelesaian

386

386

Penyelesaian

Permasalahan 2

a. Bu Eny mempunyai

usaha membuat kotak

kado. Untuk menarik

minat membeli, Beliau

membuat berbagai

macam bentuk kotak

kado yang berbeda-

beda seperti pada

gambar dibawah ini.

Berbentuk apakah

kotak kado tersebut?

b. Jika kotak kado tersebut kamu

anggap sebagai bangun ruang

seperti gambardi samping.

Apakah alas bangun ruang

tersebut?

c. Bagaimana dengan bentuk

tutupnya dan sisi pada bangun

ruang yang lain?

d. Berapa jumlah rusuk dan titik

sudutnya?

387

387

Perhatikan permasalahan 1 dan permasalahan 2.

a. Adakah persamaan dari alas dan tutup bangun ruang pada kedua

masalah tersebut? Jelaskan.

b. Jika bangun ruang tersebut adalah prisma, maka dari persamaan

tersebut dapat ditemukan definisi dari prisma. Apa definisi dari

prisma?

c. Jika persamaan tersebut merupakan suatu sifat dari prisma, maka

sebutkan sifat prisma yang lainnya.

Permasalahan 3

Penyelesaian

388

388

a. Gambarlah sebuah prisma segitiga 𝐴𝐵𝐶 𝐷𝐸𝐹.

i. Apakah terdapat diagonal bidang/sisi? Jika iya, sebutkan.

ii. Apakah terdapat diagonal ruang? Jika iya, sebutkan.

iii. Apakah terdapat bidang diagonal? Jika iya, sebutkan.

b. Gambarlah sebuah prisma segienam 𝐴𝐵𝐶𝐷𝐸𝐹 𝐺𝐻𝐼𝐽𝐾𝐿.

i. Apakah terdapat diagonal bidang/sisi? Jika iya, sebutkan. (bidang

alas, bidang tutup dan bidang tegak)

ii. Apakah terdapat diagonal ruang? Jika iya, sebutkan.

iii. Apakah terdapat bidang diagonal? Jika iya, sebutkan.

Permasalahan 4

389

389

Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan prisma.

2. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan luas permukaan

prisma.

3. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan luas permukaan prisma yang berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari.

Alokasi waktu : 25 menit

Luas permukaan bangun ruang adalah jumlah luas seluruh permukaan bangun

ruang tersebut.

Sebuah pabrik pembuat cokelat toblerone akan mengemas produknya dalam

kotak berbentuk prisma. Kotak cokelat tersebut terbuat dari kertas karton.

Carilah luas permukaan prisma agar dapat diketahui luas kertas karton yang

dibutuhkan untuk membuat kotak tersebut

.

Permasalahan 1

Penyelesaian

390

390

Sebuah pabrik pembuat cokelat akan memasarkan cokelat edisi khusus dan

mengemas produknya dalam kotak berbentuk prisma segitiga. Jika ilustrasi

kotak tersebut seperti gambar di bawah, maka berapa luas kertas karton yang

dibutuhkan untuk membuat kotak tersebut.

Penyelesaian

CHOCOLATE

Permasalahan 2

391

391

Ibu Ika mempunyai usaha sebagai pembuat parsel. Beliau mendapat pesanan

hadiah lomba 17 Agustus. Hadiah tersebut di masukkan kedalam kotak

berbentuk prisma segienam. Jika diketahui tinggi 𝑐𝑚 dan panjang sisi

alas segienamnya 6 𝑐𝑚, maka berapa cm kertas kado yang dibutuhkan untuk

membungkus kotak tersebut?

Permasalahan 3

392

392

Luas permukaan prisma segitiga siku-siku tersebut adalah 𝑐𝑚 dengan

panjang 𝐴𝐶 𝑐𝑚 𝑑𝑎𝑛 𝐵𝐶 𝑐𝑚. Tentukan tinggi prisma tersebut dan

hitunglah luas bidang 𝐴𝐵𝐹.

Penyelesaian

Permasalahan 4

393

393

Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat menemukan rumus volum prisma.

2. Siswa dapat menghitung volum prisma.

3. Siswa dapat menghitung volum prisma yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Alokasi waktu : 25 menit

Rumus volum balok adalah 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 𝑝 𝑙 𝑡

Ibu Lasmi adalah seorang pembuat roti. Setiap hari beliau membuat roti seperti

bolu kukus, brownies, roti isi roti abon dan lain sebagainya. Jika beliau ingin

membuat inovasi bentuk dari brownies yang biasanya dibuat berbentuk balok

menjadi bentuk lain dengan volumnya setengah dari volum semula dengan

cara memotongnya menurut diagonal sisi atas. Maka bentuk bangun apakah

yang sesuai? Buatlah ilustrasi daribrownies berbentuk balok dan bangun yang

baru.

.

Permasalahan 1

Penyelesaian

394

394

Sebuah tenda pramuka berbentuk prisma tegak segitiga. Tenda tersebut

memiliki panjang 𝑚, sedangkan lebarnya 𝑚. Jika volum tenda 𝑚 ,

maka tentukan tinggi tenda tersebut.

Penyelesaian

Permasalahan 2

2,5 m

4 m

395

395

Sebuah kolam renang memiliki panjang 𝑚 , lebarnya 𝑚 , dan

kedalaman air pada ujung dangkal 𝑚 terus melandai hingga pada ujung

dalam 6 𝑚.Hitunglah volum air dalam kolam renang jika dalam keadaan

penuh.

Permasalahan 3

20 m

6 m

396

396

Sebuah tangki air berbentuk prisma dengan alasnya berupa belah

ketupat yang panjang diagonal-diagonalnya adalah 𝑚 dan 𝑚

sedangkan tinggi tangkinya adalah 𝑚 . Pada dasar tangki terdapat

kran yang dapat mengalirkan air rata-rata 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 . Jika tangki

berisi air penuh maka berapa lama waktu yang diperlukan untuk

mengeluarkan air dari tangki sampai habis?

Penyelesaian

Permasalahan 4

397

PEDOMAN PENSKORAN LKS

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Trangkil, Kabupaten Pati

Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar

Topik : Prisma

Sub Topik : Sifat dan Unsur Prisma

Alokasi Waktu : 25 menit

No. Kriteria Penilaian Penyelesaian Skor

Maks

1. Siswa mampu

menyelidiki tentang

apa yang diketahui

dan yang ditanyakan.

Diketahui

Kotak pembungkus cokelat toblerone.

Ditanya

a. Berbentuk apakah kotak pembungkus cokelat toblerone itu?

b. Jika kotak pembungkus cokelat toblerone dianggap sebagai bangun ruang dan

salah satu sisi bangun ruang tersebut yang berbentuk segitiga adalah alas, maka

berbentuk apakah tutupnya?

c. Apakah bentuk dari sisi lainnya?

5

Lam

pira

n 1

2

398

d. Berapa jumlah rusuk dan titik sudutnya?

Siswa mampu

menyelidiki tentang

konsep apa yang

akan digunakan

untuk menyelesaikan

masalah. Serta dapat

menyimpulkannya.

Dijawab

Dengan mencari referensi dari buku maupun sumber belajar lain, siswa dapat

menyelesaikan permasalahan.

a. Kotak pembungkus cokelat berbentuk suatu bangun ruang.

b. Karena sisi alasnya berupa segitiga maka tutup dari kotak tersebut juga berupa

segitiga.

c. Sisi lain pada bangun ruang tersebut berbentuk persegi panjang.

d. Jumlah rusuk pada bangun ruang tersebut adalah sebanyak 9 buah dan titik

sudutnya sebanyak 6 buah.

10

2. Siswa mampu

menyelidiki tentang

apa yang diketahui

dan yang ditanyakan.

Diketahui

Sebuah kotak kado.

5

399

Ditanya

a. Berbentuk apakah kotak kado tersebut?

b. Jika kotak kado tersebut kamu anggap sebagai bangun ruang seperti gambardi

samping. Apakah alas bangun ruang tersebut?

c. Bagaimana dengan bentuk tutupnya dan sisi pada bangun ruang yang lain?

d. Berapa jumlah rusuk dan titik sudutnya?

Siswa mampu

menyelidiki tentang

konsep apa yang

akan digunakan

untuk menyelesaikan

masalah. Serta dapat

menyimpulkannya.

Dijawab

Dengan mencari referensi dari buku maupun sumber belajar lain, siswa dapat

menyelesaikan permasalahan.

a. Kotak kado berbentuk suatu bangun ruang.

b. Berdasarkan gambar dapat diketahui bahwa alas bangun ruang tersebut berbentuk

segienam.

c. Karena sisi alasnya berupa segienam maka tutup dari kotak tersebut juga berupa

segienam dan sisi lainnya berbentuk persegi panjang,

d. Jumlah rusuk pada bangun ruang tersebut adalah sebanyak 18 buah dan titik

20

400

sudutnya sebanyak 12 buah.

3. Siswa mampu

menyelidiki tentang

apa yang diketahui

dan yang ditanyakan.

Diketahui

Penyelesaian dari permasalahan 1 dan permasalahan 2.

Ditanya

a. Adakah persamaan dari alas dan tutup serta sisi lain dari bangun ruang pada kedua

masalah tersebut? Jelaskan.

b. Jika bangun ruang tersebut adalah prisma, maka dari persamaan tersebut dapat

ditemukan definisi dari prisma. Apa definisi dari prisma?

c. Jika persamaan tersebut merupaka suatu sifat dari prisma, maka sifat prisma yang

lainnya.

5

Siswa mampu

menyelidiki tentang

konsep apa yang

akan digunakan

untuk menyelesaikan

Dijawab

a. Terdapat persamaan dari alas dan tutup pada permasalahn 1 dan 2, yaitu kudua

bangun ruang tersebut sama-sama memiliki alas dan tutup yang kongruen satu

sama lain. Selain itu, sisi-sisi lainnya pada kedua bangun ruang tersebut sama,

25

401

masalah. Serta dapat

menyimpulkannya.

yaitu berbentuk persegi panjang.

b. Prisma adalah bangun ruang tertutup yang dibatasi oleh dua sisi berbentuk segi

banyak yang sejajar dan kongruen, serta sisi lainnya berbentuk persegi panjang.

c. Sifat-sifat yang dimiliki oleh prisma

(9) Prisma memiliki bentuk alas dan atap yang kongruen.

(10) Setiap sisi bagian samping prisma berbentuk persegi panjang.

(11) Prisma memiliki rusuk tegak.

(12) Setiap diagonal bidang pada sisi yang sama memiliki ukuran yang sama.

4. Siswa mampu

menyelidiki tentang

apa yang diketahui

dan yang ditanyakan.

Diketahui

a. Prisma segitiga .

b. Prisma segienam .

Ditanya

a. Gambarlah sebuah prisma segitiga .

i. Apakah terdapat diagonal bidang/sisi? Jika iya, sebutkan.

ii. Apakah terdapat diagonal ruang? Jika iya, sebutkan.

iii. Apakah terdapat bidang diagonal? Jika iya, sebutkan.

b. Gambarlah sebuah prisma segienam .

i. Apakah terdapat diagonal bidang/sisi? Jika iya, sebutkan.. (bidang alas, bidang

5

402

tutup dan bidang tegak)

ii. Apakah terdapat diagonal ruang? Jika iya, sebutkan.

iii. Apakah terdapat bidang diagonal? Jika iya, sebutkan.

Siswa mampu

menyelidiki tentang

konsep apa yang

akan digunakan

untuk menyelesaikan

masalah. Serta dapat

menyimpulkannya.

Dijawab

a.

i. Diagonal sisi pada prisma segitiga adalah

ii. Prisma segitiga tidak memiliki diagonal ruang.

iii. Prisma segitiga tidak memiliki bidang diagonal.

25

403

b.

i. Diagonal sisi tegak pada prisma segienam adalah

.

Diagonal sisi alas pada prisma segienam

adalah

Diagonal sisi alas pada prisma segienam

adalah

ii. Diagonal ruang pada prisma segienam

adalah .

iii. Bidang diagonal pada prisma segienam

adalah .

Skor Total 100

404

PEDOMAN PENSKORAN LKS

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Trangkil, Kabupaten Pati

Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar

Topik : Prisma

Sub Topik : Luas Permukaan Prisma

Alokasi Waktu : 25 menit

No. Kriteria Penilaian Penyelesaian Skor

Maks

1. Siswa mampu menyelidiki

tentang apa yang diketahui dan

yang ditanyakan.

Diketahui

Kotak pembungkus cokelat berbentuk prisma tegak segitiga.

Ditanya

Luas permukaan prisma

5

Siswa mampu menyelidiki

tentang konsep apa yang akan

Untuk mencari luas permukaan prisma, dapat dicari dengan mengiris rusuk

pada kotak tersebut sehingga akan diperoleh jaring-jaring prisma.

10

405

digunakan untuk menyelesaikan

masalah. Serta dapat

menyimpulkannya.

Untuk kotak cokelat berbentuk prisma tegak segitiga, dapat diperoleh

jaring-jaring dengan cara memotong 2 buah rusuk alas dan tutup serta satu

buah rusuk tegaknya.

Berdasarkan definisi, luas permukan bangun ruang adalah jumlah luas

seluruh permukaan bangun ruang tersebut.

Itu berarti bahwa luas permukaan prisma adalah jumlah luas seluruh

A

C

B

E D

F

A

C

B C

F E

C

F D

F

406

permukaan bangun ruang prisma, yaitu luas dari sisi

.

Karena sisi dan sisi , maka dapat

diperoleh luas permukan prisma sebagai berikut.

⇔ ( ) ( )

⇔ ( ) ( )

Sehingga diperoleh rumus umum luas permukaan prisma adalah

⇔ ( ) ( )

407

A B

C D E

F

M

2. Siswa mampu menyelidiki

tentang apa yang diketahui dan

yang ditanyakan.

Diketahui

Prisma tegak segitiga

sama kaki.

Misalkan ilustrasi pada

gambar disamping.

6

Ditanya

Luas kertas karton yang dibutuhkan untuk membuat kotak cokelat.

5

Siswa mampu menyelidiki

tentang konsep apa yang akan

digunakan untuk menyelesaikan

masalah. Serta dapat

menyimpulkannya.

Dijawab

Dicari luas alas prisma

Lihat

Karena dan

Maka

20

408

Karena maka

Dicari luas sisi tegak prisma

Lihat

Karena

maka

Sehingga diperoleh

⇔ √

⇔ √

⇔ √6

409

Lihat

⇔ 6

Karena maka

Jadi luas permukaan prisma

⇔ ( ) ( )

⇔ ( ) ( )

⇔ ( ) ( )

⇔ 6

410

Jadi luas kertas karton yang dibutuhkan untuk membuat kotak cokelat

adalah

3. Siswa mampu menyelidiki

tentang apa yang diketahui dan

yang ditanyakan.

Diketahui

Prisma tegak segienam

Misalkan ilustrasi pada gambar disamping.

6

Ditanya

Kertas kado yang dibutuhkan untuk membungkus kardus.

5

Siswa mampu menyelidiki

tentang konsep apa yang akan

digunakan untuk menyelesaikan

Dijawab

Dicari luas alas prisma

Karena alasnya berupa segienam maka dapat dibuat segitiga sama sisi

25

A

F E

D

B C

R

P

411

masalah. Serta dapat

menyimpulkannya.

sebanyak 6 buah

Lihat

Karena adalah segitiga sama sisi maka 6

Maka luas

⇔ √

Karena

maka

Jadi

⇔ 6

⇔ 6

412

Dicari keliling alas prisma segienam

6 6 6 6 cm

Jadi luas permukaan prisma

( ) (

)

⇔ ( ) ( 6 )

⇔ 6 6

⇔ 66 6

Atau menggunakan cara

Dicari luas sisi tegak prisma

Lihat

413

⇔ 6

Karena

maka

Jadi luas permukaan prisma

( ) ( )

⇔ ( ) (6 )

⇔ ( ) (6 )

414

⇔ 6 6

⇔ 66 6

Jadi kertas kado yang dibutuhkan untuk membungkus kardus adalah

66 6

4. Siswa mampu menyelidiki

tentang apa yang diketahui dan

yang ditanyakan.

Diketahui

Prisma tegak segitiga siku-siku.

Ditanya

a. Tinggi prisma.

b. Luas bidang ABF.

5

Siswa mampu menyelidiki

tentang konsep apa yang akan

Dijawab

a. Karena , maka diperoleh

25

A B

C

D E

F

C

415

digunakan untuk menyelesaikan

masalah. Serta dapat

menyimpulkannya.

⇔ .

/

⇔ .

/

⇔ 6

Jadi tinggi prisma adalah .

b. Lihat

Karena dan diketahui, maka dapat diperoleh

⇔ √

⇔ √ 6

⇔ √

416

Buat titik pada garis , sehingga adalah garis tinggi .

Telah diperoleh luas adalah 6 , maka dapat diperoleh

⇔6

⇔6

Selanjutnya lihat berupa segitiga siku-siku

Karena tinggi prisma atau FC dan RC sudah diperoleh maka dapat

dicari RF

A B

C

R

417

⇔ √

⇔ √ 6

⇔ √ 6

Lihat bidang

Karena AB dan RF sudah diperoleh maka luas dapat dicari

6

Jadi luas bidang adalah

Skor Total 100

418

PEDOMAN PENSKORAN LKS

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Trangkil, Kabupaten Pati

Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar

Topik : Prisma

Sub Topik : Volum Prisma

Alokasi Waktu : 25 menit

No. Kriteria Penilaian Penyelesaian Skor

Maks

1. Siswa mampu menyelidiki

tentang apa yang diketahui dan

yang ditanyakan.

Diketahui

Sebuah brownies berbentuk balok

Ditanya

Bentuk bangun ruang yang volumnya ssetengah dari volum balok

5

Siswa mampu menyelidiki

tentang konsep apa yang akan

Dijawab

Untuk memperoleh suatu bentuk bangun ruang yang volumnya setengah dari

15

419

digunakan untuk menyelesaikan

masalah. Serta dapat

menyimpulkannya.

volum balok dapat dilakukan dengan cara memotong balok tersebut menurut

diagonal sisi atas.

Sehingga akan diperoleh dua buah bangun ruang yang berbentuk prisma segitiga,

yaitu bangun ruang dan .

p

l

t

A B

E

C

F

G

p

l

t

A B

E

D C

F

H G

p

l

t

A B

E

D C

F

H G

p

l

t

A

E

D C

H G

420

Dengan demikian volum prisma dan adalah setengah kali

volum balok, maka diperoleh:

( )

⇔ .

/

Dalam hal ini, luas alas prisma berbentuk segitiga siku-siku dengan

luas alas yakni:

Maka volum prisma dapat dirumuskan sebagai berikut:

.

/

Hal itu juga berlaku untuk prisma .

Sehingga dapat disimpulkan bahwa rumus umum volum prisma adalah

.

421

A B

C D E

F

M

2. Siswa mampu menyelidiki

tentang apa yang diketahui dan

yang ditanyakan.

Diketahui

Sebuah tenda berbentuk prisma

tegak segitiga.

Misalkan ilustrasi pada gambar

disamping.

Ditanya

Tinggi dari tenda.

5

Siswa mampu menyelidiki

tentang konsep apa yang akan

digunakan untuk menyelesaikan

masalah. Serta dapat

menyimpulkannya.

Dijawab

Karena panjang tenda merupakan tinggi dari prisma dan volum prisma telah

diketahui, maka dapat dicari luas alas prisma.

15

422

Karena luas alas dan lebar tenda yang merupakan panjang dari alas yang

berbentuk segitiga telah diketahui, maka dapat dicari tinggi alas prisma.

Lihat

Jadi tinggi dari tenda adalah .

3. Siswa mampu menyelidiki

tentang apa yang diketahui dan

Diketahui

Terdapat sebuah kolam renang berbentuk prisma trapesium siku-siku

5

423

yang ditanyakan. Misalkan ilustrasi pada gambar di bawah

6

Ditanya

Volum air dalam kolam renang jika dalam keadaan penuh.

6 m

20 m

3 m

10

m

A

B

D

C

E

H

F

G

424

Siswa mampu menyelidiki

tentang konsep apa yang akan

digunakan untuk menyelesaikan

masalah. Serta dapat

menyimpulkannya.

Dijawab

Dari ilustrasi dapat diketahui bahwa kolam renang berbentuk prisma trapesium

siku-siku.

Maka sisi alas dan tutup prisma berbentuk trapesium siku-siku, yaitu bidang

dan .

( )

⇔ ( )

⇔ ( )

Karena maka

Telah diperoleh luas alas prisma, maka dapat dicari volum trapesium siku-siku,

25

425

yaitu

Jadi volum air dalam kolam renang jika dalam keadaan penuh adalah

4. Siswa mampu menyelidiki

tentang apa yang diketahui dan

yang ditanyakan.

Diketahui

Tangki air berbentuk prisma tegak belah ketupat

Misalkan ilustrasi pada gambar disamping

5

A

B

C

D

E

F

G

H

426

Ditanya

Waktu yang diperlukan mengeluarkan air dari tangki sampai habis jika tangki

berisi air penuh.

Siswa mampu menyelidiki

tentang konsep apa yang akan

digunakan untuk menyelesaikan

masalah. Serta dapat

menyimpulkannya.

Dijawab

Karena diketahui ukuran diagonal-diagonal alas dan tinggi prisma, maka dapat

dicari volum tangki air

⇔ .

/

⇔ .

/

⇔ .

/

⇔ 6

Jadi volum tangki air adalah .

25

427

Telah diperoleh volum tangki sebesar dan diketahui kecepatan

aliran minyak adalah , maka dapat dicari waktu yang dibutuhkan

untuk mengeluarkan air dari tangki sampai habis jika tangki berisi penuh air.

Waktu yang diperlukan

.

Jadi waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan minyak dari tangki sampai

habis jika tangki berisi penuh minyak adalah .

Skor Total 100

428

KISI-KISI KUIS

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Trangkil

Kelas/ Semester : VIII/ 2

Mata Pelajaran : Matematika

Topik : Prisma

Sub Topik :Unsur dan Sifat Prisma

Alokasi Waktu : 10 menit

Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok prisma, limas dan bagian-bagianna serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar : 5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya.

Lam

pira

n 1

3

429

No. Materi Indikator Butir Soal Indikator Komunikasi Matematis

(IDK)

Bentuk

Soal Keterangan

1. Unsur dan sifat

prisma

Diketahui suatu kotak kado

berbentuk prisma segienam,

siswa dapat

mengidentifikasi unsur-

unsur dan sifat-sifat prisma

1. Kemampuan mengekspresikan ide-ide

matematis melalui tulisan

2. Kemampuan menggambarkan ide-ide

matematis secara visual

3. Kemampuan memahami dan

menginterpretasikan ide-ide matematis secara

tulisan

4. Kemampuan mengevaluasi ide-ide matematis

secara tulisan

5. Kemampuan dalam mengunakan istilah-

istilah, notasi-notasi matematika dan struktur-

strukturnya untuk menyajikan ide-ide,

Uraian Memuat IDK

1, 2, 3, 4, dan

5

430

menggambarkan hubungan-hubungan dengan

model-model situasi.

431

KISI-KISI KUIS

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Trangkil

Kelas/ Semester : VIII/ 2

Mata Pelajaran : Matematika

Topik : Prisma

Sub Topik : Luas Permukaan Prisma

Alokasi Waktu : 10 menit

Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok prisma, limas dan bagian-bagianna serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar : 5.3 Menghitung luas permukaan dan volum kubus, balok, prisma dan limas

432

No. Materi Indikator Indikator Komunikasi Matematis

(IDK)

Bentuk

Soal Keterangan

1. Luas permukaan

prisma

Diketahui luas permukaan

prisma segitiga siku-siku

dan panjang alas prisma.

Siswa dapat mencari tinggi

prisma dan luas bidang

diagonal prisma.

1. Kemampuan mengekspresikan ide-ide

matematis melalui tulisan

2. Kemampuan menggambarkan ide-ide

matematis secara visual

3. Kemampuan memahami dan

menginterpretasikan ide-ide matematis secara

tulisan

4. Kemampuan mengevaluasi ide-ide matematis

secara tulisan

5. Kemampuan dalam mengunakan istilah-

istilah, notasi-notasi matematika dan struktur-

Uraian Memuat IDK

1, 2, 3, 4, dan

5

433

strukturnya untuk menyajikan ide-ide,

menggambarkan hubungan-hubungan dengan

model-model situasi.

434

KISI-KISI KUIS

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Trangkil

Kelas/ Semester : VIII/ 2

Mata Pelajaran : Matematika

Topik : Prisma

Sub Topik : Volum Prisma

Alokasi Waktu : 10 menit

Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok prisma, limas dan bagian-bagianna serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar : 5.3 Menghitung luas permukaan dan volum kubus, balok, prisma dan limas

435

No. Materi Indikator Indikator Komunikasi Matematis

(IDK)

Bentuk

Soal Keterangan

1. Volum prisma Diketahui panjang diagonal-

diagonal prisma dengan alas

belah ketupat, tinggi prisma

dan kecepatan. Siswa dapat

mencari volum dan waktu.

1. Kemampuan mengekspresikan ide-ide

matematis melalui tulisan

2. Kemampuan menggambarkan ide-ide

matematis secara visual

3. Kemampuan memahami dan

menginterpretasikan ide-ide matematis secara

tulisan

4. Kemampuan mengevaluasi ide-ide matematis

secara tulisan

5. Kemampuan dalam mengunakan istilah-

Uraian Memuat IDK

1, 2, 3, 4 dan

5

436

istilah, notasi-notasi matematika dan struktur-

strukturnya untuk menyajikan ide-ide,

menggambarkan hubungan-hubungan dengan

model-model situasi.

437

437

Lampiran 14

KUIS LUAS PERMUKAAN PRISMA

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Trangkil, Kabupaten Pati

Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar

Topik : Prisma

Sub Topik : Unsur dan Sifat Prisma

Alokasi Waktu : 10 menit

PETUNJUK PENGERJAAN SOAL

(1) Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan penyelesaian dari soal-soal.

(2) Tulislah nama, kelas dan nomor absen pada lembar jawaban.

(3) Bacalah soal dengan cermat, kemudian kerjaan soal yang anda anggap mudah

terlebih dahulu.

(4) Kerjakan soal-soal secara individu dengan jujur, cermat dan teliti.

1. Bu Eny mempunyai usaha membuat kotak kado. Untuk menarik minat

membeli, Beliau membuat berbagai macam bentuk kotak kado yang

berbeda-beda seperti pada gambar dibawah ini.

a. Berbentuk apakah kotak kado tersebut?

b. Jika kotak kado tersebut kamu anggap sebagai bangun ruang seperti

gambardi samping. Apakah alas bangun ruang tersebut dan bagaimana

dengan bentuk tutupnya dan sisi pada bangun ruang yang lain?

c. Berapa jumlah rusuk dan titik sudutnya?

d. Apakah terdapat diagonal bidang/sisi? Jika iya, sebutkan. (bidang alas,

bidang, tutup dan bidang tegak)

e. Apakah terdapat diagonal ruang? Jika iya, sebutkan.

f. Apakah terdapat bidang diagonal? Jika iya, sebutkan.

g. Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun ruang tersebut.

Selamat Mengerjakan

438

438

KUIS LUAS PERMUKAAN PRISMA

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Trangkil, Kabupaten Pati

Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar

Topik : Prisma

Sub Topik : Luas Permukaan Prisma

Alokasi Waktu : 10 menit

PETUNJUK PENGERJAAN SOAL

(1) Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan penyelesaian dari soal-soal.

(2) Tulislah nama, kelas dan nomor absen pada lembar jawaban.

(3) Bacalah soal dengan cermat, kemudian kerjaan soal yang anda anggap mudah

terlebih dahulu.

(4) Kerjakan soal-soal secara individu dengan jujur, cermat dan teliti.

Selamat Mengerjakan

1. Luas permukaan prisma segitiga siku-siku tersebut adalah dengan

panjang . Tentukan tinggi prisma tersebut dan

hitunglah luas bidang .

Selamat Mengerjakan

A B

C

D E

F

C

439

439

KUIS VOLUM PRISMA

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Trangkil, Kabupaten Pati

Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar

Topik : Prisma

Sub Topik : Volum Prisma

Alokasi Waktu : 10 menit

PETUNJUK PENGERJAAN SOAL

(1) Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan penyelesaian dari soal-soal.

(2) Tulislah nama, kelas dan nomor absen pada lembar jawaban.

(3) Bacalah soal dengan cermat, kemudian kerjaan soal yang anda anggap mudah

terlebih dahulu.

(4) Kerjakan soal-soal secara individu dengan jujur, cermat dan teliti.

1. Sebuah tangki air berbentuk prisma dengan alasnya berupa belah ketupat

yang panjang diagonal-diagonalnya adalah dan sedangkan tinggi

tangkinya adalah . Pada dasar tangki terdapat kran yang dapat

mengalirkan air rata-rata . Jika tangki berisi air penuh

maka berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengeluarkan air dari

tangki sampai habis?

Selamat Mengerjakan

440

PEDOMAN PENSKORAN KUIS

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Trangkil, Kabupaten Pati

Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar

Topik : Prisma

Sub Topik : Unsur dan Sifat Prisma

Alokasi Waktu : 10 menit

No. Kriteria Penilaian Penyelesaian Skor

Maks

1. Siswa mampu menyelidiki

tentang apa yang diketahui dan

yang ditanyakan.

Diketahui

Sebuah kotak kado.

Ditanya

a. Berbentuk apakah kotak kado tersebut?

b. Jika kotak kado tersebut kamu anggap sebagai bangun ruang seperti

gambardi samping. Apakah alas bangun ruang tersebut dan bagaimana

30

Lam

pira

n 1

5

441

dengan bentuk tutupnya dan sisi pada bangun ruang yang lain?

c. Berapa jumlah rusuk dan titik sudutnya?

d. Apakah terdapat diagonal bidang/sisi? Jika iya, sebutkan.

e. Apakah terdapat diagonal ruang? Jika iya, sebutkan.

f. Apakah terdapat bidang diagonal? Jika iya, sebutkan.

g. Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun ruang tersebut.

Siswa mampu menyelidiki

tentang konsep apa yang akan

digunakan untuk menyelesaikan

masalah. Serta dapat

menyimpulkannya.

Dijawab

a. Kotak kado berbentuk suatu bangun ruang.

b. Berdasarkan gambar dapat diketahui bahwa alas bangun ruang tersebut

berbentuk segienam dan karena sisi alasnya berupa segienam maka

tutup dari kotak tersebut juga berupa segienam dan sisi lainnya

berbentuk persegi panjang,

c. Jumlah rusuk pada bangun ruang tersebut adalah sebanyak 18 buah dan

titik sudutnya sebanyak 12 buah.

d. Diagonal sisi tegak pada prisma segienam adalah

.

Diagonal sisi alas pada prisma segienam

adalah

70

442

Diagonal sisi alas pada prisma segienam

adalah

e. Diagonal ruang pada prisma segienam adalah

.

f. Bidang diagonal pada prisma segienam adalah

.

g. (1) Bentuk alas dan atap yang kongruen

(2) Setiap sisi bagian samping bangun ruang berbentuk persegipanjang

(3) Bangun ruang tersebut memiliki rusuk tegak

(4) Setiap diagonal bidang pada sisi yang sama memiliki ukuran yang

sama

Skor Total 100

443

PEDOMAN PENSKORAN KUIS

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Trangkil, Kabupaten Pati

Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar

Topik : Prisma

Sub Topik : Luas Permukaan Prisma

Alokasi Waktu : 10 menit

No. Kriteria Penilaian Penyelesaian Skor

Maks

1. Siswa mampu menyelidiki

tentang apa yang diketahui dan

yang ditanyakan.

Diketahui

Prisma tegak segitiga siku-siku.

30

A B

C

D E

F

C

444

Ditanya

a. Tinggi prisma.

b. Luas bidang ABF.

Siswa mampu menyelidiki

tentang konsep apa yang akan

digunakan untuk menyelesaikan

masalah. Serta dapat

menyimpulkannya.

Dijawab

a. Karena , maka diperoleh

⇔ .

/

⇔ .

/

⇔ 6

Jadi tinggi prisma adalah .

70

445

b. Lihat

Karena dan diketahui, maka dapat diperoleh

⇔ √

⇔ √ 6

⇔ √

Buat titik pada garis , sehingga adalah garis tinggi .

Telah diperoleh luas adalah 6 , maka dapat diperoleh

⇔6

⇔6

A B

C

R

446

Selanjutnya lihat berupa segitiga siku-siku

Karena tinggi prisma atau FC dan RC sudah diperoleh maka dapat dicari

RF

⇔ √

⇔ √ 6

⇔ √ 6

Lihat bidang

Karena AB dan RF sudah diperoleh maka luas dapat dicari

447

Jadi luas bidang adalah

Skor Total 100

448

PEDOMAN PENSKORAN KUIS

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Trangkil, Kabupaten Pati

Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar

Topik : Prisma

Sub Topik : Volum Prisma

Alokasi Waktu : 10 menit

No. Kriteria Penilaian Penyelesaian Skor

Maks

1. Siswa mampu menyelidiki

tentang apa yang diketahui dan

yang ditanyakan.

Diketahui

Tangki air berbentuk prisma tegak belah ketupat

Misalkan ilustrasi pada gambar disamping

30

449

Ditanya

Waktu yang diperlukan mengeluarkan air dari tangki sampai habis jika tangki

berisi air penuh.

Siswa mampu menyelidiki

tentang konsep apa yang akan

digunakan untuk menyelesaikan

masalah. Serta dapat

menyimpulkannya.

Dijawab

Karena diketahui ukuran diagonal-diagonal alas dan tinggi prisma, maka

dapat dicari volum tangki air

⇔ .

/

70

A

B

C

D

E

F

G

H

450

⇔ .

/

⇔ .

/

⇔ 6

Jadi volum tangki air adalah .

Telah diperoleh volum tangki sebesar dan diketahui kecepatan

aliran minyak adalah , maka dapat dicari waktu yang

dibutuhkan untuk mengeluarkan air dari tangki sampai habis jika tangki berisi

penuh air.

Waktu yang diperlukan

.

Jadi waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan minyak dari tangki sampai

habis jika tangki berisi penuh minyak adalah .

Skor Total 100

451

451

Lampiran 16

452

452

453

453

454

454

455

455

456

456

457

457

458

458

459

459

460

KISI-KISI TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Trangkil

Kelas/ Semester : VIII/ 2

Mata Pelajaran : Matematika

Topik : Prisma

Alokasi Waktu : 70 menit

Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok prisma, limas dan bagian-bagianna serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar : 5.3 Menghitung luas permukaan dan volum kubus, balok, prisma dan limas

Lam

pira

n 1

7

461

No

. Materi Indikator Butir Soal

Indikator Komunikasi Matematis

(IDK)

Bentuk

Soal

Nomor

Butir

Keterangan

1. Luas permukaan

dan volum

prisma

Diketahui panjang alas

prisma segitiga sama kaki

dan tinggi prisma. Siswa

dapat mencari luas

permukaan prisma.

1. Kemampuan mengekspresikan ide-ide

matematis melalui tulisan

2. Kemampuan menggambarkan ide-ide

matematis secara visual

3. Kemampuan memahami dan

menginterpretasikan ide-ide

matematis secara tulisan

4. Kemampuan mengevaluasi ide-ide

matematis secara tulisan

5. Kemampuan dalam mengunakan

istilah-istilah, notasi-notasi

matematika dan struktur-strukturnya

Uraian 1 Memuat IDK

1, 2, 3, 4, dan

5

2. Diketahui panjang alas

prisma segienam dan tinggi

prisma. Siswa dapat mencari

luas permukaan prisma.

2 Memuat IDK

1, 2, 3, 4, dan

5

3. Diketahui luas permukaan

prisma segitiga siku-siku

dan panjang alas prisma.

Siswa dapat mencari tinggi

prisma dan luas bidang

diagonal prisma.

3 Memuat IDK

1, 2, 3, 4, dan

5

4. Diketaui panjang alas 4 Memuat IDK

1, 2, 3, 4, dan

462

prisma segitiga sama kaki

dan tinggi prisma. Siswa

dapat mencari volum

prisma.

untuk menyajikan ide-ide,

menggambarkan hubungan-hubungan

dengan model-model situasi

5

5. Diketahui panjang diagonal-

diagonal prisma dengan alas

belah ketupat, tinggi prisma

dan kecepatan. Siswa dapat

mencari volum dan waktu.

5 Memuat IDK

1, 2, 3, 4, dan

5

463

463

2 m

3m

6 m

Lampiran 18

TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Trangkil, Kabupaten Pati

Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar

Topik : Luas Permukaan dan Volum Prisma

Alokasi Waktu : 70 menit

PETUNJUK PENGERJAAN SOAL:

(1) Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan penyelesaian dari soal-soal.

(2) Tulislah nama, kelas dan nomor absen pada lembar jawaban.

(3) Bacalah soal dengan cermat, kemudian kerjaan soal yang anda anggap mudah

terlebih dahulu.

(4) Kerjakan soal-soal secara individu dengan jujur, cermat dan teliti.

1. PT Maju Karya adalah perusahaan yang memproduksi tenda

kemah dari kain parasut. Ilustrasi tenda seperti

gambar disamping. Jika diketahui

tenda tersebut berbentuk prisma

segitiga sama kaki. Maka berapa

meter kain parasut yang dibutuhkan untuk

membuat tenda tersebut?

2. Mira akan berulang tahun yang ke-14, untuk itu sebagai

sahabat yang baik maka Diana akan memberikan kado

untuknya. Hadiah tersebut dikemas di dalam kardus

berbentuk prisma segienam dan akan dibungkus

menggunakan kertas kado. Jika diketahui tinggi dan panjang sisi

alas segienamnya 6 , maka berapa cm kertas kado yang dibutuhkan

untuk membungkus kardus tersebut?

464

464

3. Perhatikan gambar prisma berikut ini!

Luas permukaan prisma segitiga siku-siku

tersebut adalah dengan panjang

6 . Tentukan tinggi

prisma tersebut dan hitunglah luas bidang .

4. Sebuah prisma dengan sisi alas berbentuk segitiga sama kaki, diketahui

sisi alas segitiga adalah 8 cm dan sisi lainnya adalah 10 cm. Hitunglah

volum prisma jika diketahui tinggi prisma adalah 25 cm!

5. Sebuah tangki penampungan minyak di perusahaan kilang minyak bumi

berbentuk prisma dengan alasnya berupa belah ketupat yang panjang

diagonal-diagonalnya adalah 3 m dan 4 m sedangkan tinggi tangkinya

adalah 5 m. Pada dasar tangki terdapat kran yang dapat mengalirkan

minyak rata-rata . Jika tangki berisi minyak penuh maka

berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengeluarkan minyak dari

tangki sampai habis?

Selamat Mengerjakan

A B

C

D E

F

C

465

PEDOMAN PENSKORAN

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Trangkil

Kelas/ Semester : VIII/ 2

Mata Pelajaran : Matematika

Topik : Prisma

Alokasi Waktu : 70 menit

Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok prisma, limas dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar : 5.3 Menghitung luas permukaan dan volum kubus, balok, prisma dan limas

Lam

pira

n 1

9

466

A B

C D E

F

M

No. Kriteria Penilaian Penyelesaian Skor

Maks

1. Siswa mampu menyelidiki

tentang apa yang diketahui

dan yang ditanyakan.

Diketahui

Prisma tegak segitiga sama kaki.

Misalkan ilustrasi pada gambar disamping.

6

Ditanya

Kain parasut yang dibutuhkan untuk membuat tenda.

5

Siswa mampu menyelidiki

tentang konsep apa yang akan

digunakan untuk

menyelesaikan masalah. Serta

dapat menyimpulkannya.

Dijawab

Dicari luas alas prisma

Lihat

Karena dan

Maka

15

467

Karena maka

Dicari luas sisi tegak prisma

Lihat

Karena

maka

Sehingga diperoleh

⇔ √

⇔ √

⇔ √6

468

Lihat

Jadi luas permukaan prisma

( ) ( )

⇔ ( ) ( )

⇔ ( ) ( 6)

⇔ 6

Jadi kain parasut yang dibutuhkan untuk membuat tenda adalah

2. Siswa mampu menyelidiki

tentang apa yang diketahui

Diketahui

Prisma tegak segienam 5

469

dan yang ditanyakan. Misalkan ilustrasi pada gambar disamping.

6

Ditanya

Kertas kado yang dibutuhkan untuk membungkus kardus.

Siswa mampu menyelidiki

tentang konsep apa yang akan

digunakan untuk

menyelesaikan masalah. Serta

dapat menyimpulkannya.

Dijawab

Dicari luas alas prisma

Karena alasnya berupa segienam maka dapat dibuat segitiga sama sisi sebanyak 6

buah

Lihat

Karena adalah segitiga sama sisi maka 6

Karena

maka

Sehingga diperoleh

15

A

F E

D

B C

R

P

470

√6

√ 6

Maka luas

6

Karena

maka

Jadi

6

6

471

Dicari keliling alas prisma segienam

6 6 6 6 cm

Jadi luas permukaan prisma

( ) ( )

( ) ( 6 )

6

6

Jadi kertas kado yang dibutuhkan untuk membungkus kardus adalah 6

Atau menggunakan cara

Dicari luas sisi tegak prisma

Lihat

472

⇔ 6

Karena

maka

Jadi luas permukaan prisma

( ) ( )

⇔ ( ) (6 )

⇔ ( ) (6 )

⇔ 6

473

⇔ 6

Jadi kertas kado yang dibutuhkan untuk membungkus kardus adalah 6

3. Siswa mampu menyelidiki

tentang apa yang diketahui

dan yang ditanyakan.

Diketahui

Prisma tegak segitiga siku-siku.

6

Ditanya

a. Tinggi prisma.

b. Luas bidang ABF.

5

Siswa mampu menyelidiki

tentang konsep apa yang akan

Dijawab

a. Dicari Luas 15

A B

C

D E

F

C

474

digunakan untuk

menyelesaikan masalah. Serta

dapat menyimpulkannya.

6

Dicari

√6

√ 6 6

6

Karena , maka diperoleh

⇔ ( ) ( )

⇔ ( ) ( )

475

⇔ ( ) ( )

Jadi tinggi prisma adalah .

b. Lihat

Buat titik pada garis , sehingga adalah garis tinggi .

Telah diperoleh luas adalah , maka dapat diperoleh

A B

C

R

476

Selanjutnya lihat berupa segitiga siku-siku

Karena tinggi prisma atau FC dan RC sudah diperoleh maka dapat dicari RF

⇔ √

⇔ √ 6

⇔ √

Lihat bidang

Karena AB dan RF sudah diperoleh maka luas dapat dicari

F

C R

477

A B

D E

C

F

⇔ 6 6

Jadi luas bidang adalah 6 6

4. Siswa mampu menyelidiki

tentang apa yang diketahui

dan yang ditanyakan.

Diketahui

Prisma tegak segitiga sama kaki.

Misalkan ilustrasi pada gambar di samping.

(segitiga sama kaki)

Tinggi prisma

Ditanya

Volum prisma ABCDEF

5

A

F

B R

478

Siswa mampu menyelidiki

tentang konsep apa yang akan

digunakan untuk

menyelesaikan masalah. Serta

dapat menyimpulkannya.

Dijawab

Lihat

Buat titik di tengah-tengah garis , sehingga titik membagi garis sama

besar.

Lihat

Karena

Maka dapat dicari PC

⇔ √

⇔ √ 6

⇔ √

⇔ 6

Sehingga dapat dicari volum prisma

15

A P

B

C

479

⇔ .

/

⇔ .

/

⇔ 6

Jadi volum prisma ABCDEF adalah .

5. Siswa mampu menyelidiki

tentang apa yang diketahui

dan yang ditanyakan.

Diketahui

Tangki minyak berbentuk prisma tegak belah ketupat

Misalkan ilustrasi pada gambar di bawah

5

480

Ditanya

Waktu yang diperlukan mengeluarkan minyak dari tangki sampai habis jika tangki

berisi minyak penuh.

Siswa mampu menyelidiki

tentang konsep apa yang akan

digunakan untuk

menyelesaikan masalah. Serta

dapat menyimpulkannya.

Dijawab

Karena diketahui ukuran diagonal-diagonal alas dan tinggi prisma, maka dapat dicari

volum tangki minyak

⇔ .

/

15

A

B

C

D

E

F

G

H

481

⇔ .

/

⇔ .

/

⇔ 6

Jadi volum tangki minyak adalah .

Telah diperoleh volum tangki sebesar dan diketahui kecepatan aliran

minyak adalah , maka dapat dicari waktu yang dibutuhkan untuk

mengeluarkan minyak dari tangki sampai habis jika tangki berisi penuh minyak.

Waktu yang diperlukan

.

Jadi waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan minyak dari tangki sampai habis jika

tangki berisi penuh minyak adalah .

Skor Total 100

482

482

Lampiran 20

ANALISIS TES UJI COBA

Kode

Siswa

BUTIR SOAL ∑ .∑ /

1 2 3 4 5

U-01 3 3 5 4 4 19 361

U-02 5 4 3 7 5 24 576

U-03 5 4 5 7 5 26 676

U-04 9 10 8 10 10 47 2209

U-05 6 8 8 7 7 36 1296

U-06 10 14 12 15 15 66 4356

U-07 14 17 15 15 16 77 5929

U-08 10 14 8 7 16 55 3025

U-09 12 10 15 14 21 72 5184

U-10 15 19 14 15 21 84 7056

U-11 15 8 7 15 16 61 3721

U-12 14 10 8 15 21 68 4624

U-13 14 17 15 14 16 76 5776

U-14 14 17 8 14 15 68 4624

U-15 8 4 5 15 7 39 1521

U-16 7 10 5 10 15 47 2209

U-17 6 10 3 10 10 39 1521

U-18 6 8 5 7 7 33 1089

U-19 5 4 5 7 7 28 784

U-20 8 14 8 10 15 55 3025

U-21 9 14 14 14 16 67 4489

U-22 10 17 14 15 16 72 5184

U-23 10 14 15 15 16 70 4900

U-24 12 19 15 15 21 82 6724

U-25 15 20 15 15 21 86 7396

483

483

U-26 15 20 14 15 22 86 7396

U-27 15 20 15 15 21 86 7396

U-28 12 8 12 10 22 64 4096

U-29 10 4 8 15 25 62 3844

U-30 8 14 12 14 16 64 4096

U-31 15 20 15 15 16 81 6561

U-32 15 19 14 15 21 84 7056

U-33 15 17 15 15 25 87 7569

U-34 15 20 15 15 25 90 8100

JUMLAH 2101 144369

VA

LID

ITA

S

∑ 362 431 355 421 532

∑( )

4336 6549 4327 5615 9596

Validitas

per Butir

0,918 0,878 0,899 0,855 0,894

r tabel Dengan taraf signifikan 5% dan N=34 diperoleh

Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid

RE

LIA

BIL

ITA

S Varians per butir 14,169 31,294 18,246 11,824 37,404

Varians butir total (∑ ) 113,57

Varians total 427,6341

0,918

0,329

Keterangan Reliabel

DA

YA

PE

MB

ED

A

WL (Testi gagal

kelompok bawah) 9 9 9 8 9

WH (Testi gagal

kelompok atas) 1 0 9 0 7

n (27% × N) 9 9 9 9 9

DP 0,88 1 0 0,88 0,22

484

484

Ket Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Sangat

Rendah

Sangat

Tinggi Sedang

Keterangan Akhir Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai

TIN

GK

AT

KE

SU

KA

RA

N

Siswa yang menjawab

benar

13 13 0 29 12

N 34 34 34 34 34

P (indeksKesukaran) 0,382 0,382 0 0,852 0,352

Ket Sedang Sedang Sukar Mudah Sedang

485

485

HASIL PERHITUNGAN VALIDITAS

Menurut Arikunto (2007: 72), cara menghitung validitas suatu soal adalah sebagai

berikut.

∑ (∑ )(∑ )

√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +

Keterangan:

rxy= koefisien korelasi product moment

n = banyaknya peserta tes

x = skor butir

y = skor total

Hasil perhitungan kemudian diuji dengan harga kritik r product moment dengan

signifikansi 5%, apabila rxy>rtabel maka butir soal itu valid, dan jika sebaliknya

maka butir soal tidak valid.

Contoh hasil perhitungan validitas:

Berikut ini perhitungan untuk soal nomor 1.

No Kode

1 U-01 3 19 9 361 57

2 U-02 5 24 25 576 120

3 U-03 5 26 25 676 130

4 U-04 9 47 81 2209 423

5 U-05 6 36 36 1296 216

6 U-06 10 66 100 4356 660

7 U-07 14 77 196 5929 1078

8 U-08 10 55 100 3025 550

9 U-09 12 72 144 5184 864

10 U-10 15 84 225 7056 1260

486

486

11 U-11 15 61 225 3721 915

12 U-12 14 68 196 4624 952

13 U-13 14 76 196 5776 1064

14 U-14 14 68 196 4624 952

15 U-15 8 39 64 1521 312

16 U-16 7 47 49 2209 329

17 U-17 6 39 36 1521 234

18 U-18 6 33 36 1089 198

19 U-19 5 28 25 784 140

20 U-20 8 55 64 3025 440

21 U-21 9 67 81 4489 603

22 U-22 10 72 100 5184 720

23 U-23 10 70 100 4900 700

24 U-24 12 82 144 6724 984

25 U-25 15 86 225 7396 1290

26 U-26 15 86 225 7396 1290

27 U-27 15 86 225 7396 1290

28 U-28 12 64 144 4096 768

29 U-29 10 62 100 3844 620

30 U-30 8 64 64 4096 512

31 U-31 15 81 225 6561 1215

32 U-32 15 84 225 7056 1260

33 U-33 15 87 225 7569 1305

34 U-34 15 90 225 8100 1350

Jumlah 362 2101 4336 144369 24801

∑ (∑ )(∑ )

√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +

( 6 )( )

√*( 6) ( 6 ) +*( 6 ) ( ) +

487

487

6

Pada α = 5% dengan n = 34 diperoleh r tabel = 0,329

Karena r xy < r tabel maka soal tersebut valid.

Untuk validitas butir soal nomor 2, 3, 4, dan 5 cara perhitungannya sama dengan

perhitungan validitas butir soal nomor 1.

488

488

HASIL PERHITUNGAN RELIABILITAS

Menurut Arikunto (2007: 196), rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas

suatu tes yaitu rumusAlpha Cronbach.

.

/(

)

Keterangan :

r11 = reliabilitas yang dicari

n = banyaknya butir soal

= jumlah varian skor tiap-tiap butir

2

t = varians total

Rumus varians butir soal yaitu.

(∑ )

dengan

∑ = jumlah skor butir soal

∑ = jumlah kuadrat skor butir soal

n = banyak siswa yang mengikuti tes

Rumus varians total yaitu.

∑ (∑ )

dengan

∑ = jumlah skor soal

∑ = jumlah kuadrat skor soal

n = banyak siswa yang mengikuti tes

Kriteria : instrumen dikatakan reliabel jika rhitung>rtabel.

Perhitungan

n = 5, ∑

.

/(

)

489

489

(

) (

6 )

( )( 6 )

( )( )

Pada α = 5% dengan n = 34 diperoleh r tabel = 0,329, sedangkan dari perhitungan

diperoleh .

Karena maka soal reliabel.

490

490

HASIL PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA BUTIR SOAL

Menurut Arifin (2012:350) sebagaimana dikutip oleh Noviyanti (2013: 51)

menjelaskan, untuk menghitung daya pembeda butir soal digunakan rumus

sebagai berikut.

( )

Keterangan:

DP : daya pembeda

WL : jumlah siswa yang gagal dari kelompok bawah

WH : jumlah siswa yang gagal dari kelompok atas

n : 27% × N

N : jumlah siswa

Kriteria dari daya pembeda sebagai berikut.

1. Jika DP ≥ 0,40 maka daya pembeda soal tersebut sangat tinggi.

2. Jika 0,30 ≤ DP ≤ 0,39 maka daya pembeda soal tersebut tinggi.

3. Jika 0,20 ≤ DP ≤ 0,29 maka daya pembeda soal tersebut sedang.

4. Jika ≤ 0,19 maka daya pembeda soal tersebut rendah.

Berikut adalah perhitungan daya pembeda untuk butir soal nomor 1.

Kelompok Atas Kelompok Bawah

No Kode Skor Soal

No 1 No Kode

Skor Soal

No 1

1 U-34 15 1 U-16 7

2 U-33 15 2 U-15 8

3 U-25 15 3 U-17 6

4 U-26 15 4 U-05 6

5 U-27 15 5 U-18 6

6 U-10 15 6 U-19 5

491

491

7 U-32 15 7 U-03 5

8 U-24 12 8 U-02 5

9 U-31 15 9 U-01 3

Siswa gagal 1 Siswa gagal 9

WL = 9, WH = 0,

( )

( )

Karena

, maka daya pembeda soal tersebut sangat tinggi.

Untuk daya pembeda butir soal nomor 2, 3, 4, dan 5 cara perhitungannya sama

dengan perhitungan daya pembeda butir soal nomor 1.

492

492

HASIL PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN BUTIR SOAL

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut dengan

indeks kesukaran, yang diberi simbol P. Adapun menurut Arikunto (2007:208),

rumus untuk menentukan indeks kesukaran adalah sebagai berikut.

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya peserta didik yang menjawab benar

JS = banyaknya seluruh peserta didik yang mengikuti tes

Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut.

1. Soal dengan 0,00 < P ≤ 0,30 adalah soal sukar

2. Soal dengan 0,30 < P ≤ 0,70 adalah soal sedang

3. Soal dengan 0,70 < P ≤ 1,00 adalah soal mudah

Berikut ini perhitungan tingkat kesukaran untuk soal nomor 1.

Karena , maka tingkat kesukaran termasuk kriteria soal sedang.

Untuk indeks kesukaran butir soal nomor 2, 3, 4, dan 5 cara perhitungannya sama

dengan perhitungan indeks kesukaran butir soal nomor 1.

493

493

REKAPITULASI HASIL ANALISIS SOAL TES UJI COBA

Jenis

Soal

No

Soal Validitas Reliabilitas

Tingkat

Kesukaran

Daya

Pembeda Keterangan

UR

AIA

N

1 Valid

Reliabel

Sedang Sangat

Tinggi Dipakai

2 Valid Sedang Sangat

Tinggi Dipakai

3 Valid Sukar Sangat

Rendah Dipakai

4 Valid Mudah Sangat

Tinggi Dipakai

5 Valid Sedang Sedang Dipakai

494

494

Tabel Harga Kritik dari r Product-Moment

N Taraf Signifikan

N Taraf Signifikan

N Taraf Signifikan

5% 1% 5% 1% 5% 1%

3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345

4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330

5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317

6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306

7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296

8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286

9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278

10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270

11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 95 0,202 0,263

12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0.195 0,256

13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230

14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210

15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194

16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181

17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148

18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128

19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115

20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105

21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097

22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091

23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086

24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081

25 0,396 0,505 49 0,281 0,364

26 0,388 0,496 50 0,279 0,361

495

KISI-KISI TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Trangkil

Kelas/ Semester : VIII/ 2

Mata Pelajaran : Matematika

Topik : Prisma

Alokasi Waktu : 70 menit

Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok prisma, limas dan bagian-bagianna serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar : 5.3 Menghitung luas permukaan dan volum kubus, balok, prisma dan limas

Lam

pira

n 2

1

496

No. Materi Indikator Butir Soal Indikator Komunikasi Matematis

(IDK)

Bentuk

Soal

Nomor

Butir

Keterangan

1. Luas permukaan

dan volum

prisma

Diketahui panjang alas

prisma segitiga sama kaki

dan tinggi prisma. Siswa

dapat mencari luas

permukaan prisma.

1. Kemampuan mengekspresikan ide-ide

matematis melalui tulisan

2. Kemampuan menggambarkan ide-ide

matematis secara visual

3. Kemampuan memahami dan

menginterpretasikan ide-ide

matematis secara tulisan

4. Kemampuan mengevaluasi ide-ide

matematis secara tulisan

5. Kemampuan dalam mengunakan

istilah-istilah, notasi-notasi

matematika dan struktur-strukturnya

Uraian 1 Memuat IDK

1, 2, 3, 4, dan

5

2. Diketahui panjang alas

prisma segienam dan tinggi

prisma. Siswa dapat mencari

luas permukaan prisma.

2 Memuat IDK

1, 2, 3, 4, dan

5

3. Diketahui luas permukaan

prisma segitiga siku-siku

dan panjang alas prisma.

Siswa dapat mencari tinggi

prisma dan luas bidang

diagonal prisma.

3 Memuat IDK

1, 2, 3, 4, dan

5

4. Diketaui panjang alas 4 Memuat IDK

497

prisma segitiga sama kaki

dan tinggi prisma. Siswa

dapat mencari volum

prisma.

untuk menyajikan ide-ide,

menggambarkan hubungan-hubungan

dengan model-model situasi

1, 2, 3, 4, dan

5

5. Diketahui panjang diagonal-

diagonal prisma dengan alas

belah ketupat, tinggi prisma

dan kecepatan. Siswa dapat

mencari volum dan waktu.

5 Memuat IDK

1, 2, 3, 4, dan

5

498

498

2 m

3m

6 m

Lampiran 22

TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Trangkil, Kabupaten Pati

Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar

Topik : Luas Permukaan dan Volum Prisma

Alokasi Waktu : 70 menit

PETUNJUK PENGERJAAN SOAL:

(1) Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan penyelesaian dari soal-soal.

(2) Tulislah nama, kelas dan nomor absen pada lembar jawaban.

(3) Bacalah soal dengan cermat, kemudian kerjaan soal yang anda anggap mudah

terlebih dahulu.

(4) Kerjakan soal-soal secara individu dengan jujur, cermat dan teliti.

1. PT Maju Karya adalah perusahaan yang memproduksi tenda

kemah dari kain parasut. Ilustrasi tenda seperti

gambar disamping. Jika diketahui

tenda tersebut berbentuk prisma

segitiga sama kaki. Maka berapa

meter kain parasut yang dibutuhkan untuk

membuat tenda tersebut?

2. Mira akan berulang tahun yang ke-14, untuk itu sebagai

sahabat yang baik maka Diana akan memberikan kado

untuknya. Hadiah tersebut dikemas di dalam kardus

berbentuk prisma segienam dan akan dibungkus

menggunakan kertas kado. Jika diketahui tinggi dan panjang sisi

alas segienamnya 6 , maka berapa cm kertas kado yang dibutuhkan

untuk membungkus kardus tersebut?

499

499

3. Perhatikan gambar prisma berikut ini!

Luas permukaan prisma segitiga siku-siku

tersebut adalah dengan panjang

6 . Tentukan tinggi

prisma tersebut dan hitunglah luas bidang .

4. Sebuah prisma dengan sisi alas berbentuk segitiga sama kaki, diketahui

sisi alas segitiga adalah 8 cm dan sisi lainnya adalah 10 cm. Hitunglah

volum prisma jika diketahui tinggi prisma adalah 25 cm!

5. Sebuah tangki penampungan minyak di perusahaan kilang minyak bumi

berbentuk prisma dengan alasnya berupa belah ketupat yang panjang

diagonal-diagonalnya adalah 3 m dan 4 m sedangkan tinggi tangkinya

adalah 5 m. Pada dasar tangki terdapat kran yang dapat mengalirkan

minyak rata-rata . Jika tangki berisi minyak penuh maka

berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengeluarkan minyak dari

tangki sampai habis?

Selamat Mengerjakan

A B

C

D E

F

C

500

JAWABAN TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Trangkil

Kelas/ Semester : VIII/ 2

Mata Pelajaran : Matematika

Topik : Prisma

Alokasi Waktu : 70 menit

Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok prisma, limas dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar : 5.3 Menghitung luas permukaan dan volum kubus, balok, prisma dan limas

Lam

pira

n

Lam

pira

n 2

3

501

A B

C D E

F

M

No. Kriteria Penilaian Penyelesaian

1. Siswa mampu menyelidiki

tentang apa yang diketahui

dan yang ditanyakan.

Diketahui

Prisma tegak segitiga sama kaki.

Misalkan ilustrasi pada gambar disamping.

6

Ditanya

Kain parasut yang dibutuhkan untuk membuat tenda.

Siswa mampu menyelidiki

tentang konsep apa yang akan

digunakan untuk

menyelesaikan masalah. Serta

dapat menyimpulkannya.

Dijawab

Dicari luas alas prisma

Lihat

Karena dan

Maka

502

Karena maka

Dicari luas sisi tegak prisma

Lihat

Karena

maka

Sehingga diperoleh

⇔ √

⇔ √

⇔ √6

503

Lihat

Jadi luas permukaan prisma

( ) ( )

⇔ ( ) ( )

⇔ ( ) ( 6)

⇔ 6

Jadi kain parasut yang dibutuhkan untuk membuat tenda adalah

2. Siswa mampu menyelidiki

tentang apa yang diketahui

dan yang ditanyakan.

Diketahui

Prisma tegak segienam

Misalkan ilustrasi pada gambar disamping.

6

A

F E

D

B C

R

P

504

Ditanya

Kertas kado yang dibutuhkan untuk membungkus kardus.

Siswa mampu menyelidiki

tentang konsep apa yang akan

digunakan untuk

menyelesaikan masalah. Serta

dapat menyimpulkannya.

Dijawab

Dicari luas alas prisma

Karena alasnya berupa segienam maka dapat dibuat segitiga sama sisi sebanyak 6

buah. Lihat , Karena adalah segitiga sama sisi maka

6 Karena

maka ,sehingga diperoleh:

√6

√ 6

505

Maka luas

6

Karena

maka

Jadi

6

6

Dicari keliling alas prisma segienam

6 6 6 6 cm

Jadi luas permukaan prisma

506

( ) ( )

( ) ( 6 )

6

6

Jadi kertas kado yang dibutuhkan untuk membungkus kardus adalah 6

Atau menggunakan cara

Dicari luas sisi tegak prisma

Lihat

⇔ 6

Karena

maka

507

Jadi luas permukaan prisma

( ) ( )

⇔ ( ) (6 )

⇔ ( ) (6 )

⇔ 6

⇔ 6

Jadi kertas kado yang dibutuhkan untuk membungkus kardus adalah 6

3. Siswa mampu menyelidiki

tentang apa yang diketahui

dan yang ditanyakan.

Diketahui

Prisma tegak segitiga siku-siku.

6

508

Ditanya

a. Tinggi prisma.

b. Luas bidang ABF.

Siswa mampu menyelidiki

tentang konsep apa yang akan

digunakan untuk

menyelesaikan masalah. Serta

dapat menyimpulkannya.

Dijawab

a. Dicari Luas

6

Dicari

√6

√ 6 6

A B

C

D E

F

C

509

6

Karena , maka diperoleh

⇔ ( ) ( )

⇔ ( ) ( )

⇔ ( ) ( )

Jadi tinggi prisma adalah .

510

F

C R

b. Lihat

Buat titik pada garis , sehingga adalah garis tinggi .

Telah diperoleh luas adalah , maka dapat diperoleh

Selanjutnya lihat berupa segitiga siku-siku

Karena tinggi prisma atau FC dan RC sudah

diperoleh maka dapat dicari RF

⇔ √

A B

C

R

511

⇔ √ 6

⇔ √

Lihat bidang

Karena AB dan RF sudah diperoleh maka luas dapat dicari

⇔ 6 6

Jadi luas bidang adalah 6 6

Atau menggunakan cara

A

F

B R

512

Lihat bidang ACFD, dicari AF

⇔ √6

⇔ √ 6 6

⇔ √

Lihat bidang BCFE, dicari BF

⇔ √

⇔ √6 6

⇔ √

Karena adalah segitiga sebarang maka dicari s, dimana s adalah setengah

R A

F

B

513

kali keliling segitiga ABF

( )

( )

( )

( )

⇔ 6

Lihat bidang

√ ( )( )( )

⇔ √ ( )( )( )

⇔ √ 6 ( 6 )( 6 )( 6 )

⇔ √ 6 ( 6 )( )( 6 )

⇔ √

⇔ 6 6

514

A B

D E

C

F

Jadi luas bidang adalah 6 6

4. Siswa mampu menyelidiki

tentang apa yang diketahui

dan yang ditanyakan.

Diketahui

Prisma tegak segitiga sama kaki.

Misalkan ilustrasi pada gambar di samping.

(segitiga sama kaki)

Tinggi prisma

Ditanya

Volum prisma ABCDEF

Siswa mampu menyelidiki

tentang konsep apa yang akan

digunakan untuk

menyelesaikan masalah. Serta

dapat menyimpulkannya.

Dijawab

Lihat

Buat titik di tengah-tengah garis , sehingga titik

membagi garis sama besar.

Lihat

Karena

A P

B

C

515

Maka dapat dicari PC

⇔ √

⇔ √ 6

⇔ √

⇔ 6

Sehingga dapat dicari volum prisma

⇔ .

/

⇔ .

/

⇔ 6

516

Jadi volum prisma ABCDEF adalah .

5. Siswa mampu menyelidiki

tentang apa yang diketahui

dan yang ditanyakan.

Diketahui

Tangki minyak berbentuk prisma tegak belah ketupat

Misalkan ilustrasi pada gambar di bawah

A

B

C

D

E

F

G

H

517

Ditanya

Waktu yang diperlukan mengeluarkan minyak dari tangki sampai habis jika tangki

berisi minyak penuh.

Siswa mampu menyelidiki

tentang konsep apa yang akan

digunakan untuk

menyelesaikan masalah. Serta

dapat menyimpulkannya.

Dijawab

Karena diketahui ukuran diagonal-diagonal alas dan tinggi prisma, maka dapat dicari

volum tangki minyak

⇔ .

/

⇔ .

/

⇔ .

/

⇔ 6

Jadi volum tangki minyak adalah .

518

Telah diperoleh volum tangki sebesar dan diketahui kecepatan aliran

minyak adalah , maka dapat dicari waktu yang dibutuhkan untuk

mengeluarkan minyak dari tangki sampai habis jika tangki berisi penuh minyak.

Waktu yang diperlukan

.

Jadi waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan minyak dari tangki sampai habis jika

tangki berisi penuh minyak adalah .

519

PEDOMAN PENSKORAN TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Trangkil

Kelas/ Semester : VIII/ 2

Mata Pelajaran : Matematika

Topik : Prisma

Alokasi Waktu : 70 menit

Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok prisma, limas dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar : 5.3 Menghitung luas permukaan dan volum kubus, balok, prisma dan limas

Lam

pira

n 2

4

520

Skor

Kemampuan

mengekspresikan

ide-ide matematis

melalui tulisan

Kemampuan

menggambarkan

ide-ide matematis

secara visual

Kemampuan

meamahami dan

menginterpretasikan

ide-ide matematis

secara tulisan

Kemampuan

mengevaluasi ide-

ide matematis

secara tulisan

Kemampuan dalam

menggunakan istilah-

istilah, notasi-notasi

matematika dan

struktur-strukturnya

untuk menyajikan ide-

ide

0

Tidak dapat

menuliskan ide

matematis

Tidak dapat membuat

gambar sesuai

permasalahan di soal

Tidak dapat

mendifinisikan rumus-

rumus matematika

dalam menjawab

permasalahan

Tidak dapat

mengevaluasi

permasalahan dengan

logis sesuai dengan

konsep matematis

Tidak dapat

menggunakan istilah dan

notasi matematika serta

tidak mencantumkan apa

yang diketahui dan

ditanyakan

1

Menuliskan ide

matematis tetapi tidak

mengarah pada

jawaban

permasalahan di soal

Dapat membuat

gambar tetapi tidak

sesuai permasalahan

di soal

Mendefinisikan rumus

luas permukaan dan

volum prisma dan

rumus-rumus

matematika tetapi tidak

benar

Terdapat banyak

kesalahan dalam

mengevaluasi

permasalahan dengan

logis sesuai dengan

konsep matematis

Mencantumkan apa yang

diketahui dan ditanyakan

serta sudah dapat

menggunakan istilah dan

notasi matematika tetapi

masih terdapat banyak

kesalahan serta tidak

mampu mengarah pada

permasalahan

2

Menuliskan ide

matematis yang

mengarah pada

jawaban

permasalahan tetapi

Dapat membuat

gambar sesuai soal

tetapi masih kurang

lengkap dan tidak ada

keterangan

Terdapat banyak

kesalahan dalam

mendefinisikan rumus

luas permukaan dan

volum prisma serta

Terdapat sedikit

kesalahan dalam

mengevaluasi

permasalahan dengan

logis sesuai dengan

Mencantumkan apa yang

diketahui dan ditanyakan

serta dapat menggunakan

istilah dan notasi

matematika tetapi masih

521

belum atau tidak

benar

rumus-rumus

matematika dan sudah

mengarah pada

permasalahan di soal

konsep dan belum

mampu mengarah

permasalahan di soal

terdapat sedikit kesalahan

serta tidak mampu

mengarah pada

permasalahan

3

Menuliskan ide

matematis yang

mengarah pada

jawaban

permasalahan tetapi

masih terdapat

banyak kesalahan

Dapat membuat

gambar sesuai

permasalahan di soal

tetapi masih kurang

lengkap dan

keterangan hanya

sedikit

Terdapat sedikit

kesalahan dalam

mendefinisikan rumus

luas permukaan dan

volum prisma serta

rumus-rumus

matematika dan sudah

mengarah pada

permasalahan di soal

Terdapat sedikit

kesalahan dalam

mengevaluasi

permasalahan dengan

logis sesuai dengan

konsep matematis,

sudah runtut dan

sudah mampu

mengarah

permasalahan di soal

Mencantumkan apa yang

diketahui dan ditanyakan

serta dapat menggunakan

istilah dan notasi

matematika tetapi masih

terdapat sedikit kesalahan

dan sudah mengarah pada

permasalahan

4

Menuliskan ide

matematis yang

mengarah pada

jawaban

permasalahan tetapi

masih terdapat sedikit

kesalahan

Dapat membuat

gambar sesuai

permasalahan dan

keterangan yang

dicantumkan masih

kurang lengkap atau

tidak rapi

Mendefinisikan rumus

luas permukaan dan

volum prisma dan

rumus-rumus

matematika dengan

benar dan mengarah

pada permasalahan

tetapi belum menjawab

permasalahan di soal

Sudah dapat

mengevaluasi

permasalahan dengan

logis sesuai dengan

konsep matematis,

sudah runtut dan

mampu menjawab

permasalahan tetapi

belum mampu

menyimpulkan

Mencantumkan apa yang

diketahui dan ditanyakan

serta sudah mengarah

pada permasalahan tetapi

masih terdapat sedikit

kesalahan dalam

menggunakan istilah dan

notasi matematika serta

belum dapat menjawab

permasalahan di soal

5

Menuliskan ide

matematika dengan

benar, runtut dan

Dapat membuat

gambar sesuai dengan

permasalah dan

Mendefinisikan rumus

luas permukaan dan

volum prisma dan

Dapat mengevaluasi

permasalahn dengan

logis sesuai dengan

Mencantumkan apa yang

diketahui dan ditanyakan

serta dapat menggunakan

522

menjawab

permasalahan di soal

keterangan dengan

lengkap serta sudah

rapi

rumus-rumus

matematika dengan

benar dan menjawab

permasalahan di soal

konsep matematis,

sudah runtut dan

mampu menjawab

permasalahan dan

menyimpulkan

permasalahan di soal

istilah dan notasi

matematika dengan benar

dan dapat menjawab

permasalahan di soal

Keterangan:

. ( )

/

523

Lampiran 25

524

525

526

527

Lampiran 26

528

529

530

531

532

533

Lampiran 27

DAFTAR NILAI TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS VIII A

No. Nama Kode Nilai

1 ALI SHODIKIN T-01 60

2 AMALIA ULFA T-02 43

3 ANIK MURWATI T-03 49

4 ANIS JUMIAH T-04 57

5 ARDIKA FAISAL MAULANA T-05 53

6 DIAH FATMASARI T-06 41

7 DICKY DWI PRASETYO T-07 49

8 DINDA KURNIANINGRUM T-08 51

9 FRIDASARI YUSIKA FITRIANI T-09 90

10 HABIB AHMAD RO'UF T-10 42

11 HABIB ILHAM MAULANA T-11 57

12 HARIWIJIYANTI T-12 49

13 HARLIN ARANIO T-13 72

14 HERU PURWOKO T-14 55

15 INE FEBRIANTI WULAN SARI T-15 50

16 IRA AYU FITRI NURAINI T-16 56

17 JEFRI MEINALDI T-17 73

18 KENES PRIMA YULIANTI T-18 48

19 KHOIRUL AHMAD SUBAKHIR T-19 45

20 MIRA PUSPITA SARI T-20 14

21 MOH. RILO PAMBUDI T-21 66

22 MUHAMMAD ANDRE

SETIAWAN

T-22 59

23 NABILATUZZAHRO NURUNAJA T-23 85

24 NIKEN AYU PRATIWI T-24 30

534

25 NOVIKHA AYU HARIYANTI T-25 51

26 RAJASA YUDA PRATAMA T-26 22

27 RIDWAN T-27 64

28 RINA MARIANA T-28 36

29 SITI ROMLAH T-29 49

30 TRIADA ANGGI IRYANTI T-30 51

31 UMAR ABDUL AZIZ T-31 51

32 WIDIYANINGSIH T-32 76

33 WIJI YULIANA PUTRI T-33 50

34 WINDA DWI APITA T-34 18

35 YHULI PURWANTI T-35 59

36 ZULFIKAR YAHYA ZUHHAD T-36 62

535

Lampiran 28

Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa Gaya Belajar Visual

No. Nomor

Absen

Skor Rata-rata untuk Tiap IDK Skor

Total Nilai

IDK1 IDK2 IDK3 IDK4 IDK5

1 T-01 3,8 4,2 3,6 3,2 3,6 18,4 73,6

2 T-02 2,6 2 2,6 2,4 2,2 11,8 47,2

3 T-04 3,6 3,4 3,8 3,2 3,8 17,8 71,2

4 T-06 2,8 3,4 2,4 2,4 2,8 13,8 55.2

5 T-09 4,8 5 4,4 4,6 4,6 23,4 93,6

6 T-10 2,4 3 2 1,8 2,2 11,4 45,6

7 T-11 4 3,4 3,8 3,6 3,6 18,4 73,6

8 T-12 2,8 2,2 2,6 2,6 2,8 13 52

9 T-13 4,2 3,8 4,2 3,6 4,4 20,2 80,8

10 T-14 3,6 3,2 3,4 3,2 3 16,4 65,6

11 T-15 3,2 3,4 2,6 2,4 3 14,6 58,4

12 T-16 3 2,4 2,4 2,6 3 13,4 53,6

13 T-17 4,2 3,8 4 3,8 4,2 20 80

14 T-21 4 4,2 3,8 3,6 4 19,6 78,4

15 T-22 3,8 2,4 3,2 2,8 3,2 15,4 61,6

16 T-23 4,6 4,2 4,8 3,4 4,4 21,4 85,6

17 T-25 3 4,8 2,8 2,4 2,6 15,6 62,4

18 T-26 0,6 1,6 0,6 0,4 1 4,2 16,8

19 T-28 1,4 2,8 1,4 1,2 2 8,8 35,2

20 T-29 2,4 3 2,4 2,2 2,6 12,6 50,4

21 T-30 2,4 4,2 4,6 4,6 2,4 18,2 72,8

22 T-31 2,8 3,2 2,4 2 2,6 13 52

23 T-32 4,6 5 4,8 4 4,4 22,8 91,2

V1

V2

V3

536

24 T-33 3 2,8 2,8 2,6 2,8 14 56

25 T-35 3,6 1,6 3,4 3,4 3,4 15,4 61,6

Keterangan:

.

/

537

Lampiran 29

Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa Gaya Belajar Auditorial

No. Nomor

Absen

Skor Rata-rata untuk Tiap IDK Skor

Total Nilai

IDK1 IDK2 IDK3 IDK4 IDK5

1 T-07 3,8 3,4 4 4 4,2 19,4 77.6

2 T-18 2,8 2,4 2,2 2,4 2,6 12,4 49,6

3 T-27 4,2 4 4,2 2,4 4,2 19 76

4 T-34 1 1 1 1 1 5 20

5 T-36 3,8 3,6 4 3,4 3,6 18,4 73,6

Keterangan:

.

/

A1

A2

A3

538

Lampiran 30

Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa Gaya Belajar Kinestetik

No. Nomor

Absen

Skor Rata-rata untuk Tiap IDK Skor

Total Nilai

IDK1 IDK2 IDK3 IDK4 IDK5

1 T-03 2,6 4,6 2,6 2,4 3,2 15,4 61,6

2 T-08 3,2 4,8 3,2 2,6 3,6 17,4 69,6

3 T-20 1,4 0,8 1,4 1 1,4 6 24

4 T-24 2,2 1,8 2,4 1,4 2,8 10,6 42,4

Keterangan:

.

/

K1

K2

K3

539

Lampira 31

Subjek V1_09

540

541

542

Lampiran 32

Subjek V2_23

543

544

545

Lampiran 33

Subjek V3_32

546

547

Lampiran 34

Subjek A1_07

548

549

550

Lampiran 35

Subjek A2_27

551

552

553

Lampiran 36

Subjek A3_36

554

555

556

Lampiran 37

Subjek K1_03

557

558

559

Lampiran 38

Subjek K2_08

560

561

562

Lampiran 39

Subjek K3_24

563

564

Lampiran 40

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Trangkil

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Prisma

Kelas/Semester : VIII/2

Pedoman wawancara dalam penelitian dibuat agar dapat menjawab

pertanyaan rumusan masalah yaitu untuk mengetahui kemampuan komunikasi

matematis siswa berdasarkan gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik.

Alat bantu : 1) Hasil kerja siswa sebagai panduan wawancara.

2) Alat perekam suara sebagai alat perekam saat wawancara.

Kegiatan 1.Mengetahui gambaran kemampuan komunikasi matematis siswa

dalam tahap menjawab soal.

1. Siswa diberikan soal yang telah diujikan.

2. Siswa diminta untuk menjelaskan strategi dalam menyelesaikan soal yang

diberikan.

3. Berdasarkan penjelasan tersebut perlu ditelusuri lebih lanjut mengenai

kemampuan komunikasi matematis siswa terhadap materi prisma.

Kegiatan 2.Mengetahui gambaran siswa dalam tahap melalui suatu rencana

(penyelesaian).

1. Dari soal yang diberikan, siswa diminta untuk menyebutkan langkah-

langkah yang diperlukan dalam menyelesaikan soal.

2. Siswa diminta untuk mengungkapkan cara-cara seperti apa yang

digunakan dalam menyelesaikan soal.

3. Jika siswa menggunakan cara penyelesaian yang kurang tepat atau salah,

maka perlu diarahkan.

565

Kegiatan 3.Mengetahui gambaran siswa dalam tahap mengakhiri suatu rencana

(penyelesaian).

1. Siswa diminta untuk menjelaskan kesimpulan dari jawabannya.

2. Jika terjadi kesalahan maka perlu ditelusuri lebih lanjut.

Berikut ini panduan pertanyaan yang harus ditanyakan berdasarkan aspek

kemampuan komunikasi matematis.

NO INDIKATOR PERTANYAAN

NOMOR

BUTIR

1. Kemampuan

mengekspresikan ide-

ide matematis melalui

lisan, tulisan dan

mendemonstrasikan

serta

menggambarkannya

secara visual.

1. Apakah kamu memahami tujuan

dari soal ini?

2. Jika iya, maka apa saja yang

diperlukan untuk menyelesaikan

soal ini?

3. Coba jelaskan bagaimana kamu

dapat menemukan jawaban ini?

4. Dapatkah kamu menggambarkan

bangun runag yang ada pada soal

ini?

1,2,3,4,5

2. Kemampuan

memahami,

menginterpretasikan,

dan mengevaluasi ide-

ide matematis baik

secara lisan, tulisan

maupun dalam bentuk

visual lainnya.

1. Apakah kamu memahami tujuan

dari soal ini?

2. Apakah kamu memahami gambar

dari soal ini?

3. Jika iya, maka apa saja yang

diperlukan untuk menyelesaikan

soal ini?

4. Coba jelaskan bagaimana kamu

dapat menemukan jawaban ini?

1,2,3,4,5

3. Kemampuan dalam 1. Apakah jawaban yang kamu tulis 1,2,3,4,5

566

menggunakan istilah-

istilah, notasi-notasi

matematika dan

struktur-strukturnya

untuk menyajikan ide-

ide, menggambarkan

hubungan-hubungan

dengan model-model

situasi.

sudah tepat?

2. Apakah simbol atau notasi

matematika yang kamu gunakan

sudah sesuai?

3. Apakah rumus-rumus yang kamu

gunakan sudah sesuai dan saling

terkait satu sama lain?

4. Apakah rumus-rumus yang kamu

gunakan sudah sesuai dan tepat

untuk menggambarkan situasi

dari soal ini?

SPESIFIKASI PERTANYAAN :

1. Apakah kamu memahami tujuan dari soal ini?

2. Apakah kamu memahami gambar dari soal ini?

3. Jikaiya,apa hubungan dari soal dan gambar ini?

4. Dapatkah kamu menggambarkan gambar tenda ini kedalam bentuk bangun

ruang?

5. Apa saja yang harusdicari atau diperlukan untuk menyelesaikan

permasalahan ini?

6. Rumus apa yang kamu gunakan?

7. Dapatkah kamu menjelaskan bagaimana penyelesaian masalah dengan

bantuan gambar yangtelah kamu buat?

8. Apakah rumus istilah dan notasi yang kamu gunakan sudah tepat?

567

Lampiran 41

568

569

570

571

Lampiran 42

Subjek V1_09

Nomor

Butir

Soal

Hasil Wawancara

1 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 1?”

V1 : “Iya paham”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

V1 : “Tinggi alas, alas segitiga dan tinggi prisma”

P : “Apa yang ditanyakan?”

V1 : “Ukuran kain parasut yang dibutuhkan atau luas permukaan

prisma.”

P : “Coba jelaskan bagaimana kamu dapat menemukan jawaban

ini?”

V1 : “Mencari sisi segitiga lainnya yang miring pakai phytagoras”

P : “Dari gambar pada pekerjaan kamu ini bagaimana rumus

phytagorasnya?”

V1 : “AC sama dengan akar dua dari AP kuadrat ditambah PC

kuadrat”

P : “Lalu setelah mendapat AC bagaimana?”

V1 : “Mencari luas alas lalu mencari keliling segitiga dengan

menjumlah ketiga sisi segitiga lalu mencari luas permukaan”

P : “Sekarang lihat pekerjaan kamu pada penulisan rumus

phytagoras. Kenapa kamu menulisnya PC sama dengan akar

dua dari AP kuadrat ditambah AC kuadrat?”

V1 : “Salah menulisnya, Bu. Terburu-buru”

P : “Apakah saat kamu menjawab soal kamu selalu menuliskan

kesimpulannya?”

V1 : “Iya, Bu”

572

2 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 2?”

V1 : “Paham, Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

V1 : “Tinggi prisma dan panjang sisi alas segienam”

P : “Apa yang ditanyakan?”

V1 : “Luas permukaan”

P : “Coba jelaskan bagaimana kamu dapat menemukan jawaban

ini?”

V1 : “Segienam kan terdiri dari 6 buah segitiga samasisi, dicari

tinggi dari satu segitiganya pakai phytagoras. Lalu dicari luas

segitiga setelah itu dikali enam didapat luas alas segienam.”

P : “Lalu apa lagi yang dicari?”

V1 : “Keliling alas dengan menjumlah sisi-sisi alas segienam atau

6 kali panjang sisi segienam”

p : “Lalu?

V1 : “Tadi yang didapat dimasukkan ke rumus luas permukaan”

3 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 3?”

V1 : “Paham, Bu”

P : “Apakah kamu memahami gambar dari soal ini??”

V1 : “Paham”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

V1 : “Luas permukan prisma segitiga siku-siku 240, panjang AC

6 cm dan panjang BC 8 cm”

p : “Apa yang ditanyakan?”

V1 : “Tinggi prisma dan luas bidang ABF.”

P : “Coba jelaskan langkah untuk mencari tinggi prisma”

V1 : ”Dengan menggunakan rumus luas permukaan. Jadi cari sisi

AB dulu dengan phytagoras, cari luas alas baru nanti

573

dimasukkan ke rumus luas permukaan untuk mencari tinggi

prisma”

P : “Lalu bagaimana mencari luas bidang ABF?”

V1 : “Cari dulu CR pada segitiga ABC pakai rumus luas segitiga,

terus cari FR pada segitiga FCR pakai phytagoras baru dicari

luas bidang ABF”

P : “Sekarang coba lihat pekerjaan kamu, AB pada segitiga ABC

ini sama tidak dengan AB yang telah kamu dapatkan

sebelumnya?”

V1 : “Sama,Bu”

P : “Lalu kenapa bisa berbeda?”

V1 : “Iya, Bu. Salah tulis, Bu”

4 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 4?”

V1 : “Paham, Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

V1 : “Alas segitiganya 8 cm, sisi lain segitiganya 10 cm dan tinggi

prisma 25 cm.”

P : “Sisi lain segitiga itu yang mana?”

V1 : “DF dan EF”

P : “Apa yang ditanyakan?”

V1 : “Volum prisma.”

P : “Coba jelaskan bagaimana kamu dapat menemukan jawaban

ini?”

V1 : “Mencari tinggi segitiga dengan phytagoras, lalu dicari luas

segitiganya. Selanjutnya menghitung volum prisma”

P : “Rumus volum prisma apa?”

V1 : “Luas alas dikali tinggi prisma”

5 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 5?”

574

V1 : “Paham, Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

V1 : “Panjang diagonal belah ketupat 3 meter dan 4 meter, tinggi

tangki 5 meter dan kecepatan rata-rata minyak 20 liter per

menit”

P : “Apa yang ditanyakan?”

V1 : “Waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan minyak dari

tangki”

P : “Jelaskan bagaimana cara kamu mencarinya”

V1 : “Mencari volum”

P : “Apa rumus volum prisma?”

V1 : “Luas alas dikali tinggi”

P : “Mencari luas alasnya memakai rumus apa?”

V1 : “Setengah kali d1 dikali d2”

P : “Mengapa memakai rumus itu?”

V1 : “Bentuknya belah ketupat, Bu”

P : “Apa langkah selanjutnya?”

V1 : “Satuan volum dari dijadikan liter baru dibagi kecepatan

rata-rata. Nanti dijadikan jam dengan dibagi 60”

P : “Kenapa dibagi 60?”

V1 : “Karena 1 jam ada 60 menit”

575

Lampiran 43

Subjek V2_23

Nomor

Butir

Soal

Hasil Wawancara

1 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 1?”

V2 : “Iya paham,Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

V2 : “Tinggi alas, alas segitiga dan tinggi prisma”

P : “Apa yang ditanyakan?”

V2 : “Luas permukaan prisma.”

P : “Coba jelaskan bagaimana kamu dapat menemukan jawaban

ini?”

V2 : “Mencari sisi miring pakai phytagoras”

P : “Dari gambar pada pekerjaan kamu ini bagaimana rumus

phytagorasnya?”

V2 : “AB sama dengan akar dua dari AO kuadrat ditambah BO

kuadrat”

P : “Lalu setelah mendapat AB bagaimana?”

V2 : “Mencari luas permukaan, Bu”

P : “Sudah itu saja yang dicari?”

V2 : “Itu, Bu. Mencari luas alas dan keliling”

P : “Sekarang lihat pekerjaan kamu pada penghitungan luas

permukaan prisma. Disini kamu mencoret angka 2 dengan

setengah dari rumus segitiga. Apakah kamu menghitungnya

selalu seperti itu?”

V2 : “Iya, Bu”

P : “Apakah kamu selalu menuliskan satuan pada proses

penghitungan?”

576

V2 : “Iya, Bu”

P : “Sekarang coba lihat gambar kamu, bisakah kamu

menggambar bangun ruang prisma segitiga yang lengakap?”

V2 : “Bisa, Bu”

P : “Apakah dalam menjawab permaalahan kamu tidak

mencantumkan kesimpulan yang diperoleh?”

V2 : “Tidak, Bu. Kalau pelajaran fisika saja saya

mencantumkannya”

2 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 2?”

V2 : “Paham”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

V2 : “Tinggi prisma dan sisi segienam”

P : “Apa yang ditanyakan?”

V2 : “Luas permukaan.”

P : “Coba jelaskan bagaimana kamu dapat menemukan jawaban

ini?”

V2 : “Mencari tinggi segitiga, Bu”

P : “Kenapa segitiga?”

V2 : “Segienam itu ada 6 buah segitiga samasisi”

P : “Apa langkah selanjutnya?”

V2 : “Mencari luas segienamnya lalu mencari luas permukaan

prisma. Tapi sebelumnya mencari keliling segienamnya

dulu”

P : “Sekarang coba lihat gambar kamu, bisakah kamu

menggambar bangun ruang prisma segienam yang

lengakap?”

V2 : “Bisa, Bu”

3 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 3?”

577

V2 : “Paham”

P : “Apakah kamu memahami gambar dari soal ini??”

V2 : “Paham, Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

V2 : “Luas permukan prisma 240 cm2, AC 6 cm dan BC 8 cm”

P : “Apa yang ditanyakan?”

V2 : “Tinggi prisma dan luas bidang ABF.”

P : “Coba jelaskan langkah untuk mencari tinggi prisma”

V2 : “Menggunakan rumus luas permukaan. Dicari sisi miring

alas dengan phytagoras, lalu cari luas alas kemudian mencari

tinggi prisma”

P : “Lalu bagaimana mencari luas bidang ABF?”

V2 : “Mencari CR pada segitiga ABC, lalu cari FR pada segitiga

FCR lalu mencari luas bidang ABF”

P : “Sekarang coba lihat pekerjaan kamu pada proses

penghitungan tinggi prisma. Disini kamu menghitungnya 48

ditambahkan dulu dengan 24?”

V2 : “Itu salah, Bu”

P : “Seharusnya bagaimana?”

V2 : “240 dikurangi dulu dengan 48 baru nanti dibagi 24”

P : “Lalu pada proses penghitungan luas bidang ABF, kamu

mendapatkan CR=4,8. Bagaimana caranya?”

V2 : “Pakai rumus luas segitiga pada segitiga ABC, Bu”

P : “Kenapa tidak kamu tulis?”

V2 : “Lupa, Bu”

P : “Pada gambar segitiga untuk mencari luas bidang ABF,

kenapa kamu tidak menggambar menggunakan penggaris?”

V2 : “Waktu itu dipinjam, Bu”

4 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 4?”

V2 : “Paham”

578

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

V2 : “tinggi prisma, alas segitiga dan kaki segitiganya”

P : “Pada gambar kamu ini, kaki segitiga itu yang mana?”

V2 : “AB dan BC”

P : “Apa yang ditanyakan?”

V2 : “Volum prisma.”

P : “Coba jelaskan bagaimana kamu dapat menemukan jawaban

ini?”

V2 : “Mencari OB atau tinggi segitiga dengan phytagoras, lalu

mencari volumnya’

P : “Hanya itu?”

V2 : “Mencari luas alasnya dulu, Bu”

P : “Rumus volum prisma apa?”

V2 : “Luas alas dikali tinggi prisma”

5 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 5?”

V2 : “Iya Bu, paham.”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

V2 : “Diagonal belah ketupat 3 meter dan 4 meter dan tinggi

prismanya 5 meter”

P : “Hanya itu?”

V2 : “Kecepatan rata-ratanya 20 liter/menit”

P : “Apa yang ditanyakan?”

V2 : “Waktu untuk mengalirkan minyak dari tangki”

P : “Jelaskan bagaimana cara kamu mencarinya”

V2 : “Tadi yang diketahui satuannya dijadikan dm dulu lalu

mencari luas alas dan volum prisma”

P : “Apa rumus luas alasnya?”

V2 : “d1 dikali d2 dibagi dua”

P : “Mengapa menggunakan rumus itu”

V2 : “Karena bentuknya belah ketupat”

579

P : “Apa langkah selanjutnya?”

V2 : “Mencari waktu dengan membagi volum dengan keceppatan

rata-rata. Nanti hasilnya dibagi 60 menit untuk dijadikan

jam”

580

Lampiran 44

Subjek V3_32

Nomor

Butir

Soal

Hasil Wawancara

1 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 1?”

V3 : “Iya,Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

V3 : “Alas 3 meter, tinggi alas 2 meter dan tinggi prisma 6

meter”

P : “Apa yang ditanyakan?”

V3 : “Kain parasut yang dibutuhkan”

P : “Itu namanya apa? Apa yang dicari?”

V3 : “Luas permukaan prisma”

P : “Coba jelaskan bagaimana kamu dapat menemukan jawaban

ini?”

V3 : “Mencari luas alas lalu mencari sisi miring pakai

phytagoras”

P : “Dari gambar pada pekerjaan kamu ini bagaimana rumus

phytagorasnya?”

(Diperlihatkan hanya gambarnya saja)

V3 : “AC sama dengan akar dua dari AP kuadrat ditambah PC

kuadrat”

P : “Lalu setelah mendapat AC bagaimana?”

V3 : “Mencari luas permukaan, Bu. Tapi dicari keliling alasnya

dulu”

P : “Apakah kamu tidak menuliskan kesimpulan setelah mampu

menjawab permasalahan di soal?”

V3 : “Tidak, Bu”

581

2 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 2?”

V3 : “Paham”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

V3 : “Tinggi prisma 15 cm dan panjang sisi segienam 6 cm”

P : “Apa yang ditanyakan?”

V3 : “Luas kertas kado yang dibutuhkan atau luas permukaan”

P : “Coba jelaskan bagaimana kamu dapat menemukan jawaban

ini?”

V3 : “Membagi segienam menjadi 6 buah segitiga, Bu”

P : “Untuk apa?”

V3 : “Untuk mencari luas alasnya. Lalu dicari tinggi segitiga baru

dihitung luas segitiga nanti dikali 6. Didapat luas

segienamnya. Setelah itu dicari keliling segienam. Lalu

mencari luas perukaan prisma”

P : “Apakah kamu ketika melakukan proses penghitungan

menuliskan satuannya?”

V3 : “Terkadang, Bu”

3 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 3?”

V3 : “Tidak terlalu paham, Bu”

P : “Apakah kamu memahami gambar dari soal ini??”

V3 : “Paham, Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

V3 : “Luas permukan prisma 240 cm2, AC 6 cm dan BC 8 cm”

P : “Apa yang ditanyakan?”

V3 : “Tinggi prisma dan luas bidang ABF”

P : “Coba jelaskan langkah untuk mencari tinggi prisma”

V3 : “Untuk tingginya saya paham tapi kalau luas bidangABF

belum, Bu”

582

P : “Ya, coba jelaskan langkah untuk mencari tinggi prismanya

dulu”

V3 : “Mencari sisi AB dulu pakai phytagoras, lalu cari luas

alasnya segitiga ABC baru dicari tinggi pakai rums luas

permukaan prisma”

4 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 4?”

V3 : “ Iya, Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

V3 : “Alas prisma 8 cm, sisi miringnya 10 cm, dan tingi

prismanya 10 cm”

P : “Apa yang ditanyakan?”

V3 : “Volum prisma”

P : “Coba jelaskan bagaimana kamu dapat menemukan jawaban

ini?”

V3 : “Mencari tinggi alas segitiga dulu pakai phytagoras lalu

mencari luas alasnya baru mencari volum prisma”

P : “Rumus volum prisma apa?”

V3 : “Luas alas dikali tinggi prisma, Bu”

5 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 5?”

V3 : “Iya Bu, paham”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

V3 : “Diagonalnya 3 meter dan 4 meter dan tinggi prismanya 5

meter lalu kecepatan rata-ratanya 20 liter/menit”

P : “Apa yang ditanyakan?”

V3 : “Waktu yang diperlukan untuk mengeluarkan minyak dari

tangki sampai habis”

P : “Jelaskan bagaimana cara kamu mencarinya”

V3 : “Mencari volum prisma dengan luas alasnya memakai rumus

583

belah ketupat”

P : “Apa rumus luas belah ketupat?”

V3 : “diagonal 1 dikali diagonal 2 dibagi 2”

P : “Apa langkah selanjutnya?”

V3 : “Satuan hasil volumnya dirubah jadi dm3, setelah itu dibagi

kecepatan rata-rata untuk mendapat waktunya. Lalu hasilnya

dibagi 60 untuk dijadikan dalam satuan jam”

584

Lampiran 45

Subjek A1_07

Nomor

Butir

Soal

Hasil Wawancara

1 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 1?”

A1 : “Paham”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

A1 : “Tinggi segitiga 2 meter, alas segitiga 3 meter, dan tinggi

prisma 6 meter”

P : “Apa yang ditanyakan?”

A1 : “Kain parasut yang dibutuhkan untuk membuat tenda”

P : “Itu namanya apa? Apa yang dicari?”

A1 : “Luas permukaan prisma, Bu”

P : “Coba jelaskan bagaimana kamu dapat menemukan jawaban

ini?”

A1 : “Mencari sisi miring pakai phytagoras”

P : “Dari gambar pada pekerjaan kamu ini bagaimana rumus

phytagorasnya?”

A1 : “AC sama dengan akar dua dari CR kuadrat ditambah AR

kuadrat”

P : “Lalu setelah mendapat AC bagaimana?”

A1 : “Mencari luas permukaan”

P : “Hanya itu?”

A1 : “Mencari luas alas dan keliling alas dulu, Bu”

P : “Mengapa kamu dalam menggambar tidak menggunakan

penggaris?”

A1 : “Waktu itu tidak bawa, Bu”

P : “Apakah kamu bisa menggambarkan kembali bangun ruang

585

prisma segitiga secara lengkap beserta keterangannya?”

A1 : “Bisa, Bu”

P : “Apakah kamu ketika selesai melakukan penghitungan,

selalu menuliskan kesimpulannya?”

A1 : “Biasanya iya, Bu”

2 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 2?”

A1 : “Paham”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

A1 : “Tinggi prisma 15 cm dan sisi segienam 6 cm”

P : “Apa yang ditanyakan?”

A1 : “Kertas kado yang dibutukan untuk membungkus kardus

tersebut”

P : “Berarti yang ditanyakan namanya apa?”

A1 : “Luas permukaan prisma, Bu”

P : “Coba jelaskan bagaimana kamu dapat menemukan jawaban

ini?”

A1 : “Membagi segienam menjadi 6 buah segitiga, Bu”

P : “Untuk apa?”

A1 : “Untuk mencari luas alasnya. Lalu dicari tinggi segitiganya

pakai phytagoras”

P : “Apa langkah selanjutnya?”

A1 : “Setelah itu dicari luas segitiganya baru dikali 6, nanti

didapat luas segienamnya. Lalu dicari luas permukaannya

dicari kelilingnya alasnya dulu, Bu”

P : “Apakah kamu bisa menggambarkan kembali bangun ruang

prisma segienam secara lengkap beserta keterangannya?”

A1 : “Bisa, Bu”

3 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 3?”

586

A1 : “Paham, Bu”

P : “Apakah kamu memahami gambar dari soal ini??”

A1 : “Paham, Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

A1 : “Luas permukan prisma 240 cm2, AC 6 cm, dan BC 8 cm”

P : “Apa yang ditanyakan?”

A1 : “Tinggi prisma dan luas bidang ABF”

P : “Coba jelaskan langkah untuk mencari tinggi prisma”

A1 : “Mencari sisi AB pakai phytagoras, lalu cari luas alas

segitiga ABC dan keliling alas lalu dicari tinggi prisma pakai

rumus luas permukaan prisma”

P : “Sekarang jelaskan langkah kamu mencari luas ABF”

A1 : “Itu, Bu. Sepertinya jawaban saya salah”

P : “Tidak apa-apa. Kamu jelaskan saja apa yang kamu tulis di

lembar jawabmu ini”

A1 : “AB kan 10, AF dan CB sama yaitu 8. Nanti dicari FR

dengan phytagoras lalu dicari luas ABF”

P : “Kenapa kamu berfikir AF dan CB itu sama?”

A1 : “(Diam)”

P : “Kenapa? Apa alasan kamu?”

A1 : “Saya kira sama, Bu”

P : “Lalu phytagoras FR ini dari sisi apa dan apa?”

A1 : “Sisi AB 10 cm dan AF 8 cm”

P : “Lalu luas alas ini kamu dapatkan dengan mengoperasikan

sisi tinggi dan alas yang mana?”

A1 : “Alasnya AB dan tingginya FR”

4 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 4?”

A1 : “ Iya, Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

A1 : “Alas segitiga 8 cm, sisi lainnya 10 cm, dan tingi prisma

587

10 cm”

P : “Pada gambar kamu ini tunjukkan sisi lainnya yang ukuran

panjangnya 10 cm”

A1 : “Sisi miringnya, Bu. Sisi AC dan BC”

P : “Apa yang ditanyakan?”

A1 : “Volum prisma”

P : “Coba jelaskan bagaimana kamu dapat menemukan jawaban

ini?”

A1 : “Mencari tinggi alas segitiga yaitu CR dulu pakai phytagoras

lalu mencari volum prisma tapi mencari luas alasnya dulu”

P : “Rumus volum prisma apa?”

A1 : “Luas alas dikali tinggi prisma, Bu”

P : “Dapatkah kamu menggambar bangun ruang segitiga untuk

soal nomor 4 ini?”

A1 : “Gambarnya sama dengan yang nomer 1, Bu”

P : “Apa kamu yakin?”

A1 : “Iya, Bu. Karena alasnya sama-sama segitiga samakaki”

5 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 5?”

A1 : “Paham, Bu Tapi bingung jawabnya bagaimana”

P : “Ya. Sekarang sebutkan dulu apa saja yang diketahui”

A1 : “Diagonalnya 3 meter dan 4 meter dan tinggi tangki atau

prismanya 5 meter lalu kecepatannya 20 liter/menit”

P : “Apa yang ditanyakan?”

A1 : “Lama waktu yang diperlukan untuk mengeluarkan minyak

dari tangki sampai habis”

P : “Jelaskan bagaimana cara kamu mencarinya”

A1 : “Saya mencari volum prisma, Bu”

P : “Apa rumus yang kamu pakai?”

A1 : “Luas alas dikali tinggi, Bu”

P : “Luas alasnya memakai rumus apa?”

588

A1 : “(Diam)”

P : “Ini alasnya berbentuk apa?”

A1 : “Belah ketupat, Bu”

P : “Apa rumus luas belah ketupat?”

A1 : “Kayaknya d1 dikali d2”

P : “Kamu tidak yakin dengan jawaban kamu?”

A1 : “Lupa rumusnya, Bu”

P : “Lalu langkah selanjutnya?”

A1 : “Bingung, Bu”

589

Lampiran 46

Subjek A2_27

Nomor

Butir

Soal

Hasil Wawancara

1 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 1?”

A2 : “Paham, Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

A2 : “Yang diketahui tinggi segitiganya 2 meter, alas segitiganya

3 meter, tinggi prisma 6 meter. Sudah, Bu”

P : “Apa yang ditanyakan?”

A2 : “Luas permukaan prisma”

P : “Luas permukaan prisma untuk mencari apa?”

A2 : ”Luas kain yang dibutuhkan membuat tenda, Bu”

P : “Coba jelaskan bagaimana kamu dapat menemukan jawaban

ini?”

A2 : “Pakai rumus luas permukaan prisma”

P : “Kemudian, bagaimana menghitungnya?”

A2 : “Yang diketahui tadi dimasukkan ke rumus. Rumus luas

permukaan kan

.

Nah, itu dihitung 2 kali setengah alas segitiga dikali tinggi

segitiga. Kemudian keliling alasnya, dicari dulu sisi AC pakai

phytagoras. Kalau sudah dapat hasilnya nanti dikali tinggi

prisma”

P : “Sekarang coba lihat cara penghitungan kamu. Pada

penghitungan alas segitiga, kenapa setengah dari rumus luas

segitiga kamu coret dengan angka dua dari rumus luas

permukaan prisma?”

590

A2 : “Karena sama-sama angka 2, Bu”

P : “Kemudian untuk penghitungan 6 6. Bagaimana

kamu menghitungnya?”

A2 : “6 ditambah 8 dulu baru dikali 6”

P : “Kenapa begitu?”

A2 : “Biar menghitungnya mudah”

P : “Kamu kalau menggambar lebih sering pakai penggaris atau

tidak?”

A2 : “Tidak, Bu. Biar cepat dan gampang, jadi tidak pakai

penggaris”

P : “Apakah kamu ketika selesai melakukan penghitungan, tidak

menuliskan kesimpulannya?”

A2 : “Tidak, Bu”

2 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 2?”

A2 : “Paham, Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

A2 : “Yang diketahui tinggi prisma 15 cm dan sisi alas prisma

6 cm”

P : “Apa yang ditanyakan?”

A2 : “Luas permukaan prisma”

P : “Luas permukaan prisma untuk mencari apa?”

A2 : ”Luas kertas kado, Bu”

P : “Coba jelaskan bagaimana kamu dapat menemukan jawaban

ini?”

A2 : “Mencari luas segienam dulu, Bu”

P : “Bagaimana caranya?”

A2 : “Segienam dibagi 6 nanti mendapat 6 segitiga samasisi, terus

dicari tinggi segitiganya menggunakan rumus phytagoras”

P : “Lalu?

591

A2 : “Nanti didapat luas segitiga terus dikali 6 hasilnya luas

segienam. Lalu mencari keliling segienam. Nanti hasilnya

dimasukkan dalam rumus luas permukaan prisma ”

P : “Sekarang coba lihat cara penghitungan kamu. Pada

penghitungan phytagoras sudah benar hasilnya adalah √ ,

coba kamu hitung penyederhanaan dari √ ”

A2 : “ √ , Bu”

P : “Lalu kenapa kamu menulisnya √ ?”

A2 : “Iya, Bu salah. Waktu itu salah hitung”

P : “Pada penghitungan luas permukaan, kamu juga melakukan

penghitungan dengan cara mengoperasikan penjumlahan

dulu baru perkalian. Apa alasannya juga agar lebih mudah

menghitungnya?”

A2 : “Iya, Bu”

3 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 3?”

A2 : “Paham, Bu”

P : “Apakah kamu memahami gambar dari soal ini??”

A2 : “Paham”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

A2 : “Yang diketahui panjang AC 6 cm dan BC 8 cm”

P : “Hanya itu saja?”

A2 : “Luas permukaannya 240 cm2”

P : “Apa yang ditanyakan?”

A2 : “Tinggi prisma dan luas ABF”

P : “Coba jelaskan cara mencari tinggi prisma”

A2 : ”Pakai rumus luas permukan prisma. Tapi dicari dulu

panjang sisi AB pada alas pakai phytagoras”

P : “Lalu coba lihat pekerjaan kamu. Kenapa 6 dikali 8 hasilnya

14?

592

A2 : “Oh iya, Bu. Saya kira tambah (tertawa)”

P : “Lalu bagaimana mencari luas bidang ABF?”

A2 : “Cari sisi miring BF dan AF pakai rumus phytagoras baru

dicari luas ABF”

P : “Mencari BF dan FA memakai rumus apa?”

A2 : “Rumus phytagoras, Bu”

P : “Lalu bagaimana cara mencari FR?”

A2 : “Memakai rumus phytagoras juga Bu. Memakai sisi RB dan

BF”

P : “Apakah kamu yakin AR dan RB sama panjangnya?”

A2 : “Iya, Bu”

4 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 4?”

A2 : “Paham, Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

A2 : “Diketahui alas segitiganya 8 cm, sisi lain segitiganya 10 cm

dan tinggi prisma 25 cm”

P : “Sisi lain segitiga itu yang mana?”

A2 : “Sisi kaki segitiganya yaitu DF dan EF”

P : “Apa yang ditanyakan?”

A2 : “Volum prisma”

P : “Coba jelaskan bagaimana kamu dapat menemukan jawaban

ini?”

A2 : “Mencari tinggi segitiga dengan phytagoras, lalu dicari luas

segitiganya. Selanjutnya dimasukkan ke rumus volum

prisma”

P : “Apa rumus volum prisma?”

A2 : “Luas alas dikali tinggi”

P : “Tinggi apa?”

A2 : “Tinggi prisma, Bu”

593

5 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 5?”

A2 : “Paham, Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

A2 : “Yang diketahui diagonal-diagonal tangki 3 meter dan 4

meter dan tinggi prisma 5 meter dan rata-rata aliran minyak

20 liter/menit”

P : “Tangkinya berbentuk apa?”

A2 : “Berbentuk prisma belah ketupat”

P : “Apa yang ditanyakan?”

A2 : “Waktu yang diperlukan untuk mengalirkan minyak dari

tangki sampai habis”

P : “Jelaskan bagaimana cara kamu mencarinya”

A2 : “Mencari volum prisma dulu, nanti dijadikan satuannya ke

, lalu hasilnya dibagi kecepatannya. Setelah itu

waktunya dijadikan dalam satuan jam”

P : “Bagaimana caranya merubah satuan ke dalam satuan jam?”

A2 : “Dibagi 60, Bu”

594

Lampiran 47

Subjek A3_36

Nomor

Butir

Soal

Hasil Wawancara

1 G : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 1?”

A : “Iya paham”

G : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

A : “Tinggi alas 2 cm, alas segitiga 3 cm dan tinggi prisma 6

cm”

G : “Apa yang ditanyakan?”

A : “Luas permukaan prisma”

G : “Coba jelaskan bagaimana kamu dapat menemukan jawaban

ini?”

A : “Mencari sisi miring menggunakan phytagoras lalu mencari

luas alas dan keliling segitiga dengan menjumlah ketiga sisi

segitiga lalu mencari luas permukaan”

G : “Apakah setiap pada proses penghitungan kamu selalu

menuliskan satuannya?”

A : “Iya, Bu”

G : “Kenapa”

A : “Agar tidak lupa nanti satuannya sudah sama atau belum”

P : “Apakah kamu ketika selesai melakukan penghitungan, tidak

menuliskan kesimpulannya?”

A3 : “Tidak, Bu”

P : “Bisakah kamu menggambarkan bangun ruang dari tenda ini

secara lengkap?”

A3 : “Bisa, Bu”

595

2 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 2?”

A3 : “Paham, Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

A3 : “Panjang sisi alas segienam 6 cm dan tinggi prisma 15 cm”

P : “Apa yang ditanyakan?”

A3 : “Luas permukaan”

P : “Coba kamu tulis lagi jawaban kamu”

A3 : “(Menulis jawaban di lembar jawab)”

P : “Sekarang jelaskan jawaban kamu”

A3 : “Segienamnya dibagi menjadi dua segitiga sama kaki dan 1

persegi panjang. Kemudian mencari KI dan MJ nanti

diperoleh luas segitiga IJK. Untuk luas persegi panjangnya

dari KI dikali HI. Luas segienamnya didapat dari dua kali

luas segitiga IJK ditambah luas persegi panjang. Keliling

segienam diperoeh dari 6 dikali 6. Nanti itu semua

dimasukkan ke rumus luas permukaan prisma”

P : “Mengapa hasil jawaban kamu sekarang berbeda dengan

hasil jawaban kamu waktu tes?”

A3 : “Kemarin waktu tes ada yang salah hitung karena keburu,

Bu”

P : “Pada segitiga IJK, untuk mencari KI kenapa kamu

menggunakan rumus phtagoras?”

A3 : “Karena itu bentuknya segitiga, Bu. Jadi pakainya

phytagoras”

P : “Tadi kata kamu IJK adalah segitiga sama kaki sedangkan

rumus phytagoras kan hanya bisa digunakan untuk segitiga

siku-siku”

A3 : “He, iya Bu (tertawa)”

3 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 3?”

A3 : “Paham, Bu”

596

P : “Apakah kamu memahami gambar dari soal ini??”

A3 : “Paham”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

A3 : Luas permukan prisma 240 cm2, panjang AC 6 cm dan

panjang BC 8 cm”

P : “Apa yang ditanyakan?”

A3 : “Tinggi prisma dan luas bidang ABF”

P : “Coba jelaskan langkah untuk mencari tinggi prisma”

A3 : ”Dengan menggunakan rumus luas permukaan. Dicari sisi

AB dulu dengan phytagoras, cari luas alas baru nanti

dimasukkan ke rumus luas permukaan untuk mencari tinggi

prisma”

P : “Lalu bagaimana mencari luas bidang ABF?”

A3 : “Dicari AF dan FG pakai rumus phytagoras lalu dicari luas

ABF memakai AB sebagai alas dan FG sebagai tinggi

segitiga”

P : “Apa sisi yang digunakan dalam phytagoras untuk mencari

AF?”

A3 : “Sisi CF dan AC”

P : “Apakah ukuran CF dengan ukuran tinggi prisma yang kamu

temukan sama?”

A3 : “Iya, Bu. Sama”

P : “Kenapa di penghitungan AF ini berbeda? Di tinggi prisma

ukuran panjangnya 8 cm tapi di sini CF ukurannya 10 cm”

A3 : “Salah tulis, Bu”

P : “Untuk mencari FG sisi apa yang kamu gunakan?”

A3 : “Sisi AF dan AB, Bu”

P : “Apakah kamu yakin sisi yang kamu gunakan benar?”

A3 : “Sepertinya iya, Bu”

4 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 4?”

597

A3 : “Paham, Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

A3 : “Alas segitiganya 8 cm, sisi lain segitiganya 10 cm dan

tinggi prisma 25 cm.”

P : “Sisi lain segitiga itu yang mana?”

A3 : “DF dan EF”

P : “Apa yang ditanyakan?”

A3 : “Volum prisma”

P : “Coba jelaskan bagaimana kamu dapat menemukan jawaban

ini?”

A3 : “Mencari tinggi segitiga dengan phytagoras, lalu dicari luas

segitiganya. Selanjutnya menghitung volum prisma”

P : “Rumus volum prisma apa?”

A3 : “Luas alas dikali tinggi prisma”

5 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 5?”

A3 : “Paham, Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

A3 : “Panjang diagonal belah ketupat 3 meter dan 4 meter, tinggi

prisma 5 meter dan kecepatan minyak 20 liter per menit”

P : “Apa yang ditanyakan?”

A3 : “Waktu yang dibutuhkan untuk mengosongkan minyak dari

tangki”

P : “Jelaskan bagaimana cara kamu mencarinya”

A3 : “Merubah yang diketahui tadi ke satuan dm. Lalu mencari

volum prisma dengan luas alasnya d1 dikali d2 dibagi 2.

Setelah itu untuk waktunya, volum tadi dibagi dengan

kecepatan lalu dibagi 60 untuk dijadikan satuan jam”

P : “Sekarang ibu tanya, berapa hasil perkalian setengah dikali

30 dikali 50?”

A3 : “600, Bu”

598

P : “Kenapa disini kamu menulisnya 60?”

A3 : “Salah tulis, Bu”

599

Lampiran 48

Subjek K1_03

Nomor

Butir

Soal

Hasil Wawancara

1 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 1?”

K1 : “Paham, Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

K1 : “Alas segitiganya 3 meter, tinggi segitiganya 2 meter dan

tinggi prismanya 6 meter ”

P : “Apa yang ditanyakan?”

K1 : “Kain parasut yang dibutuhkan untuk membuat tenda”

P : “Berarti yang dicari apa?”

K1 : “Luas permukaan prisma, Bu”

P : “Coba jelaskan bagaimana kamu dapat menemukan jawaban

ini?”

K1 : “Mencari sisi miring alas pakai phytagoras”

P : “Dari gambar pada pekerjaan kamu ini bagaimana rumus

phytagorasnya?”

(Diperlihatkan lembar jawab tetapi hanya gambarnya saja)

K1 : “BC sama dengan akar dua dari PB kuadrat ditambah PC

kuadrat”

P : “Lalu setelah mendapat BC bagaimana?”

K1 : “Mencari luas alas dan keliling segitiga lalu mencari luas

permukaan”

P : “Apa sisi yang digunakan untuk mencari keliling alasnya?”

K1 : “Ketiga sisi segitiga, Bu. AC, BC dan AB”

P : “Sekarang coba lihat pekerjaan kamu, disini kamu

menulisnya 3 + 3 +2,5. Sisi mana yang ukurannya 3 dan sisi

600

mana yang ukuran 2,5?”

K1 : “Itu, Bu. Salah tulis. Harusnya 2,5 + 2,5 + 3”

P : “Apa alasannya?”

K1 : “Karena alasnya segitiga sama kaki, jadi AB = BC”

P : “Apakaha kamu selalu menuliskan kesimpulan pada akhir

jawaban kamu?”

K1 : “Iya, Bu”

2 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 2?”

K1 : “Paham, Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

K1 : “Tinggi prisma 15 cm dan panjang sisi alas segienamnya

6 cm”

P : “Apa yang ditanyakan?”

K1 : “Luas permukaan prismanya”

P : “Coba jelaskan bagaimana kamu dapat menemukan jawaban

ini?”

K1 : “Segienam kan terdiri dari 6 buah segitiga samasisi, dicari

tinggi dari satu segitiganya pakai phytagoras. Lalu dicari luas

permukaannya, Bu”

P : “Sekarang lihat pekerjaan kamu. Untuk luas alasnya kamu

mengunakan rumus apa?”

K1 : “Itu, Bu. Luas segitiga”

P : “Sedangkan rumus apa yang kamu gunakan untuk keliling

segitiga?”

K1 : “Jumlah sisi-sisinya,Bu”

P : “Jadi kamu untuk luas dan keliling alasnya menggunakan

rumus dari segitiga?”

K1 : “Iya, Bu”

P : “Sekarang coba lihat hasil perhitungan kamu mencari PR.

Berapa hasil akar dua dari 27?”

601

K1 : “Memangnya bukan 9 ya, Bu?”

P : “Kamu belum bisa membedakan akar pangkat dua dengan

akar pangkat 3?”

K1 : “Kadang masih bingung, Bu”

3 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 3?”

K1 : “Agak bingung, Bu”

P : “Apakah kamu memahami gambar dari soal ini??”

K1 : “Paham, Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

K1 : “Luas permukan prisma 240 cm2,panjang AC 6 cm dan

panjang BC 8 cm”

P : “Apa yang ditanyakan?”

K1 : “Tinggi prisma dan luas bidang ABF”

P : “Coba jelaskan langkah untuk mencari tinggi prisma”

K1 : ”Saya kira tinggi prismanya itu AB jadi saya mencari

menggunakan rumus phytagoras memakai sisi AC dan BC”

P : “Lalu bagaimana mencari luas bidang ABF?”

K1 : “Memakai rumus luas permukaan, Bu. Luas alas dan

kelilingnya pakai segitiga ABC”

4 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 4?”

K1 : “Sebenarnya paham, Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

K1 : “Alas segitiganya 8 cm, sisi lain segitiganya 10 cm dan

tinggi prisma 25 cm”

P : “Sisi lain segitiga itu yang mana?”

K1 : “AC dan BC”

P : “Apa yang ditanyakan?”

K1 : “Volum prisma”

602

P : “Coba jelaskan bagaimana kamu dapat menemukan jawaban

ini?”

K1 : “Masih bingung, Bu. Saya mencoba mencari CM sebagai

tinggi segitiganya, tapi bingung cara mengakarnya”

P : “Rumus volum prisma apa?”

K1 : “Luas alas dikali tinggi prisma”

P : “Tapi kalau kamu bisa menghitung akarnya, kamu bisa

menyelesaikannya?”

K1 : “Mungkin, Bu”

P : “Coba jelaskan bagaimana caranya?”

K1 : “Kalau tinggi segitiganya sudah ketemu, dicari luas alasnya

pakai rumus segitiga. Setelah itu hitung volumnya pakai

rumus luas alas dikali tinggi”

5 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 5?”

K1 : “(tertawa) Tidak begitu paham, Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

K1 : “Panjang diagonal belah ketupat, tinggi tangki dan kecepatan

aliran minyak 20 liter per menit”

P : “Apa yang ditanyakan?”

K1 : “Waktu yang diperlukan untuk mengeluarkan minyak dari

tangki sampai habis”

P : “Jelaskan bagaimana cara kamu mencarinya”

K1 : “Mencari luas alas, Bu. Lalu hasilnya dikali tinggi tangki

untuk mendapat volumnya, lalu dibagi aliran minyak untuk

mendapatkan waktunya”

P : “Apa rumus luas belah ketupat?”

K1 : “(Diam)”

P : “Di pekerjaan kamu menggunakan rumus apa ini?”

K1 : “Setengah dikali alas dikali tinggi”

P : “Apa kamu tahu rumus luas belah ketupat”

603

K1 : “Lupa, Bu”

P : “Lalu menurut kamu apakah satuan volum ini perlu dirubah

ke satuan lain?”

K1 : “Tidak paham, Bu”

604

Lampiran 49

Subjek K2_08

Nomor

Butir

Soal

Hasil Wawancara

1 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 1?”

K2 : “Paham”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

K2 : “Tinggi prisma 6 meter, tinggi segitiganya 2 meter dan alas

segitiganya 3 meter”

P : “Apa yang ditanyakan?”

K2 : ”Kain parasut yang dibutuhkan untuk membuat tenda, Bu”

P : “Artinya kamu mencari apa?”

K2 : “Luas permukaan prisma segitiga”

P : “Bagaimana cara kamu menyelesaikan permasalahan ini?”

K2 : “Dicari AC, sisi miring segitganya pakai phytagoras dan

keliling alas. Lalu dicari luas permukaannya”

P : “Apa rumus luas permukaan prisma?”

K2 : “Dua kali keliling alas dikali tinggi prisma”

P : “Yang benar itu dua kali luas alas ditambah keliling alas kali

tinggi prisma”

K2 : “Iya, Bu”

P : “Sekarang kamu sudah tahu rumus yang benar. Untuk

menyelesaikan soal ini langkah apa yang kamu lakukan?”

K2 : “Mencari luas segitiga”

P : “Apa rumus yang dipakai?”

K2 : “Setengah kali luas alas kali tinggi”

P : “Berapa ukuran panjang alas dan tinggi segitiga?”

K2 : “Alasnya 3 meter dan tingginya 2 meter”

605

P : “Selanjutnya kamu cari apa?”

K2 : “Bisa dicari luas permukaannya”

P : “Coba lihat gambar kamu, bisakah kamu menggambar

bangun ruang prisma dan diberi keterangan dengan lengkap?”

K2 : “Bisa, Bu”

P : ”Apakah kamu selalu menuliskan kesimpulan ketika selesai

menuliskan jawaban kamu?”

K2 : “Iya, Bu”

2 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 2?”

K2 : “Tidak, Bu”

P : “Apa yang diketahui?”

K2 : “Tinggi prisma 15 cm dan panjang sisi alas prisma 6 cm“

P : “Apa yang ditanyakan?”

K2 : “Luas permukaan prisma”

P : “Kamu hanya menuliskan rumus ini, karena kamu tidak

paham bagaimana cara menyelesaikan permasalahan ini?”

K2 : “Iya, Bu”

3 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 3?”

K2 : “Paham tapi rumus luas permukaannya kan salah”

P : “Iya. Apakah kamu memahami gambar dari soal ini??”

K2 : “Paham”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

K2 : “Luas permukaan prisma, panjang AC, panjang BC”

P : “Apa yang ditanyakan?”

K2 : “Tinggi prisma dan luas bidang ABF”

P : “Coba jelaskan cara mencari tinggi prisma”

K2 : ”Pakai rumus luas permukaan. Tapi rumus saya salah”

P : “Ya, sekarang kamu sudah tahu rumusnya yang benar.

606

Menurut kamu, langkah yang dilakukan untuk mencari tinggi

prisma bagaimana?”

K2 : “Mencari sisi AB pakai phytagoras, lalu hitung keliling alas

segitiga kemudian cari luas segitiga”

P : “Setelah itu?”

K2 : “Dihitung, Bu. Nanti dimasukkan ke rumus luas permukaan

prisma lalu didapat tingginya”

P : “Lalu bagaimana mencari luas bidang ABF?”

K2 : “Belum bisa, Bu”

4 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 4?”

K2 : “Paham, Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

K2 : “Sisi alas segitiganya 8 cm, sisi segitiga lainnya 10 cm dan

tinggi prisma 25 cm”

P : “Sisi lain segitiga itu yang mana?”

K2 : “Sisi miring segitiganya yaitu AB dan BC”

P : “Apa yang ditanyakan?”

K2 : “Volum prisma”

P : “Apa rumus volum prisma?”

K2 : “Luas alas kali tinggi prisma”

P : “Coba jelaskan bagaimana kamu dapat menemukan jawaban

ini?”

K2 : “Mencari tinggi segitiga pakai phytagoras, lalu cari luas

segitiga. Selanjutnya dimasukkan ke rumus volum prisma”

P : “Apa kesimpulannya?”

K2 : “Kesimpulannya itu jadi volum prisma segitiga samakaki

adalah 916 cm3”

5 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 5?”

607

K2 : “Paham, Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

K2 : “Diagonal belah ketupat 3 meter dan 4 meter, tinggi tangki 5

meter dan rata-rata aliran minyak 20 liter/menit”

P : “Apa yang ditanyakan?”

K2 : “Waktu yang diperlukan untuk minyak mengalir dari tangki

sampai habis”

P : “Jelaskan bagaimana cara kamu mencarinya”

K2 : “Mencari luas belah ketupat, lalu mencari volum prisma”

P : “Apa rumus luas belah ketupat?”

K2 : “d1 dikali d2 dibagi 2”

P : “Setelah itu?”

K2 : “Satuannya disamakan, dijadikan ke liter lalu hasilnya dibagi

kecepatannya. Setelah itu waktunya dijadikan dalam satuan

jam jadi dibagi 60”

P : “Apa kesimpulannya?”

K2 : “Kesimpulannya waktu yang diperlukan untuk minyak

mengalir dari tangki sampai habis adalah 25 jam”

608

Lampiran 50

Subjek K3_24

Nomor

Butir

Soal

Hasil Wawancara

1 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 1?”

K3 : “Paham, Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

K3 : “Alasnya 3 meter, tinggi alasnya 2 meter dan lebarnya

6 meter”

P : “Bagian mana yang kamu maksud dengan lebar?”

K3 : “Itu, Bu. Tinggi prismanya”

P : “Apa yang ditanyakan?”

K3 : “Kain parasut yang dibutuhkan untuk membuat tenda”

P : “Coba jelaskan bagaimana kamu dapat menemukan jawaban

ini?”

K3 : “Pakai rumus luas permukaan prisma, Bu”

P : “Apa rumus luas permukaan prisma?”

K3 : “Dua kali luas alas ditamah keliling alas dikali tinggi”

P : “Jelaskan cara kamu menjawabnya”

K3 : “Dicari luas alas segitiga dan keliling segitiga nanti

dimasukkan ke rumus luas permukaan”

P : “Bagaimana cara menghitung luas alas?”

K3 : “Setengah dikali alas dikali tinggi. Alasnya 2 dan tingginya

3”

P : “Mengapa angka 2 dari rumus luas permukaan prisma kamu

coret dengan angka 2 dari setengah pada rumus luas

segitiga?”

K3 : “Angkanya kan sama, Bu”

609

P : “Sekarang jelaskan bagaimana cara mencari keliling alas?”

K3 : “Jumlah sisi-sisinya”

P : “Angka 2 dan 3 dari mana?”

K3 : “3 dari sisi alasnya kalau 2 tingginya, Bu”

P : “Berarti menurut kamu, keliling segitiganya itu jumlah dari

alas dan 2 buah tingginya?”

K3 : “(Diam)”

P : “Kenapa diam?”

K3 : “Kayaknya iya, Bu”

P : “Bisakah kamu menggambarkan bangun ruang prisma

segitiga dan diberi keterangan secara lengkap?”

K3 : “Bisa, Bu”

P : “Apakah saat kamu sudah selesai menuliskan jawaban kamu,

kamu tidak menuliskan kesimpulannya?”

K3 : “Tidak pernah, Bu”

2 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 2?”

K3 : “Tidak tahu cara menjawabnya, Bu”

P : “Sebutkan apa yang diketahui”

K3 : “Tinggi prisma dan panjang sisi alas segienam”

P : “Apa yang ditanyakan?”

K3 : “Kertas kado yang dibutuhkan untuk membungkus atau luas

permukaan prisma”

P : “Kamu tidak tahu cara menyelesaikannya?”

K3 : “Tidak, Bu”

3 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 3?”

K3 : “Bingung, Bu”

P : “Apakah kamu memahami gambar dari soal ini??”

K3 : “Paham”

610

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

K3 : Luas permukan prisma, panjang AC dan panjang BC”

P : “Apa yang ditanyakan?”

K3 : “Tinggi prisma dan luas bidang ABF”

P : “Coba jelaskan langkah untuk mencari tinggi prisma”

K3 : ”Tadi yang diketahui dimasukkan ke rumus luas permukaan

prisma. Luas alasnya didapat dari setengah dikali 6 dikali 8.

Tapi keliling alasnya belum, Bu”

P : “Kenapa belum?”

K3 : “Bingung mencari ABnya”

P : “Kamu tidak bisa menggunakan rumus pythagoras?”

K3 : “Masih bingung pakai sisi yang mana dan tandanya

dikurangi atau ditambah”

P : “Lalu bagaimana mencari luas bidang ABF?”

K3 : “Tidak bisa, Bu”

4 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 4?”

K3 : “Kayaknya salah, Bu”

P : “Iya. Sekarang sebutkan apa yang diketahui”

K3 : “Alas segitiganya 8 cm, tinggi prisma 25 cm dan sisi lain

segitiganya 10 cm”

P : “Sisi lain segitiga itu yang mana?”

K3 : “Sisi segitiga yang miring, Bu”

P : “Kenapa tidak kamu gambar?”

K3 : “Lupa, Bu”

P : “Tapi bisa menggambarnya?”

K3 : “Gambarnya sama kayak yang di nomer 1”

P : “Ya. Lalu apa yang ditanyakan?”

K3 : “Volum prisma”

P : “Coba jelaskan bagaimana kamu dapat menemukan jawaban

ini?”

611

K3 : “Memakai rumus volum prisma”

P : “Apa rumus volum prisma?”

K3 : “Luas alas dikali tinggi prisma”

P : “Bagaiaman cara menghitung luas alasnya?”

K3 : “Setengah dikali 8 dikali 10”

P : “Apakah angka 10 itu ukuran tinggi segitiganya?”

K3 : “Bukan, Bu. Bingung cari tingginya”

P : “Karena tidak bisa menggunakan rumus phytagoras?”

K3 : “Iya, Bu”

5 P : “Apakah kamu memahami tujuan dari soal nomor 5?”

K3 : “Paham, Bu”

P : “Sebutkan apa saja yang diketahui”

K3 : “Panjang diagonal-diagonalnya 3 meter dan 4 meter, tinggi

tangki 5 meter dan mengalirkan rata-rata minyak 20 liter per

menit”

P : “Apa yang ditanyakan?”

K3 : “Waktu yang diperlukan untuk mengeluarkan minyak dari

tangki sampai habis”

P : “Jelaskan bagaimana cara kamu mencarinya”

K3 : “Mencari volum dengan rumus setengah dikali d1 dikali d2

dikali tinggi tangki”

P : “Apa langkah selanjutnya?”

K3 : “Satuan volum dari dijadikan dm3 baru dibagi kecepatan

rata-rata nanti dijadikan waktu”

P : “Hasilnya 1500 ini satuannya apa?”

K3 : “(Diam)”

P : “Jawaban kamu ini satuannya apa?”

K3 : “Bingung, Bu”

P : “Mengapa kamu tidak menggambar bangun ruangnya?”

612

K3 : “Itu, Bu. Gambarnya miring-miringnya susah”

P : “Maksud kamuu?”

K3 : “Ngga bisa gambarnya, Bu”

613

Lampiran 51

614

615

616

Lampiran 52

DOKUMENTASI

Kegiatan Mengajar Pertemuan 1 di Kelas VIII A

Kegiatan Mengajar Pertemuan 2 di Kelas VIII A

617

Kegiatan Mengajar Pertemuan 3 di Kelas VIII A

Tes Komunikasi Matematis di Kelas VIII A

618

Subjek V1 Subjek V2

Subjek V3 Subjek A1

619

Subjek A2 Subjek A3

Subjek K1 Subjek K2

620

Subjek K3

top related