analisis dampak pengumuman merger dan …/analisis... · bapak prof. dr. bambang sutopo, ......
Post on 30-Jan-2018
237 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul:
ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN MERGER DAN
AKUISISI TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM
PERUSAHAAN
(Studi Pada Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2000-2006)
Surakarta, Maret 2010
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
Drs. Sri Hartoko MBA,Ak.
NIP. 196107111987031002
iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI
Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Akuntansi.
Surakarta, April 2010
Tim Penguji Skripsi
1. Drs. Jaka Winarna, MSi, Ak. (…………….)
NIP. 196609191992031001 Ketua
2. Drs. Nurmadi Harsa Sumarta, Msi, Ak. (.....................)
NIP. 196512112000031001 Sekretaris
3. Drs. Sri Hartoko MBA,Ak. (.……………)
NIP. 196107111987031002 Pembimbing
iv
MOTTO
Serahkanlah kuatirmu kepada Allah, maka Ia akan memelihara engkau!
Tidak untuk selama-lamanya dibiarkanNya orang itu goyah
(Mazmur 55:23)
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku
(Filipi 4:13)
Segalannya akan indah pada waktunya
(no name)
v
PERSEMBAHAN
Sripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus yang selalu mengasihi dan
memberikan kekuatan padaku setiap saat
Keluargaku yang aku banggakan dan cintai
Saudara-saudara dan teman-temanku yang aku
kasihi
Setiap orang yang telah membantu aku dalam
kehidupanku.
vi
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan penulis panjatkan dengan segala kerendahan hati kepada
Tuhan Yesus Kristus Juruselamat dan Sahabatku oleh karena anugerah dan
kasihNya yang selalu ada dan tidak pernah berkesudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul ”ANALISIS DAMPAK
PENGUMUMAN MERGER DAN AKUISISI TERHADAP ABNORMAL
RETURN SAHAM PERUSAHAAN (Studi Pada Bursa Efek Indonesia
Periode Tahun 2000-2006)”.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Penulis menyadari sepenuhnya tanpa bantuan, bimbingan dan
kerjasama dari berbagai pihak, penulistidak bisa menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Jaka Winarna, Msi, Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi dan
Ibu Drs. Evi Gantyowati, Msi, Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Sri Hartoko MBA,Ak. selaku pembimbing skripsi yang
telah banyak memberikan pengarahan, petunjuk, bimbingan yang sangat
berguna dalam penyusunan skripsi ini.
vii
4. Ibu Dra. Yasmin Umar Assegaf. Ak, yang telah banyak memberikan
pengarahan, petunjuk, bimbingan yang sangat berguna dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Seluruh dosen-dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi atas semua
bantuannya selama ini.
6. Keluargaku (Papa, Mama, Dora, Irvan) finally here I am. Thank you so
much and I’m sorry.
7. Desi, Martha and her parents, Lian, K’ Berty, Rina, Garine thank you
so much and I’m sorry.
8. NHKBP semua angkatan, thanks a lot, its always been a good moment
with you, cause I’ve learned something everytime I’ve neared by.
9. The Andita’s (semua angkatan), gue kira bakal lulus dari sana ternyata
engga, dari keberagaman kita gue belajar banyak. Kalian semua adalah my
sisters, girls. Thank you so much.
10. Cousins, its good to be in touch again, thank you.
11. Teman-teman baru, hi!
12. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu. Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat
dalam skripsi ini karena itu segala masukan, kritik dan saran yang
membangun akan menjadikan skripsi ini lebih berarti.
Surakarta, 2010
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................................
PENGESAHAN TIM PENGUJI ...........................................................
MOTTO .................................................................................................
PERSEMBAHAN ..................................................................................
KATA PENGANTAR ...........................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................
DAFTAR TABEL ..................................................................................
DAFTAR GAMBAR .............................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................
B. Perumusan Masalah .............................................................
C. Tujuan Penelitian .................................................................
D. Manfaat Penelitian ...............................................................
BAB II. KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Penggabungan Usaha ..........................................................
B. Pengertian Merger dan Akuisisi ..........................................
C. Efisiensi Pasar .....................................................................
D. Pasar Modal ........................................................................
E. Return Saham .....................................................................
F. Landasan Empiris dan Hipotesis ........................................
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .....................................................................
B. Jenis dan Sumber Data .........................................................
C. Teknik Pengumpulan Data ...................................................
Halaman
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
ix
x
1
6
6
6
8
12
22
26
36
43
47
48
49
ix
D. Periode Pengamatan (Window Period) ................................
E. Populasi dan Sampel Penelitian ...........................................
F. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian ....
G. Tehnik Analisis Data ............................................................
BAB IV. HASIL ANALISIS
A. Hasil Analisis .......................................................................
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..........................................................................
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................
C. Saran ....................................................................................
DAFTAR PUSATAKA .........................................................................
LAMPIRAN ...........................................................................................
49
50
51
52
58
66
67
68
70
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.1 Statistik Deskriptif AAR Pada Event Window ..............
Tabel 4.1.2 Hasil Uji Normalitas Data...............................................
Tabel 4.1.3 Hasil Uji-t Pada AAR Selama Event Window ...............
Tabel 4.1.4 Hasil Uji Beda AAR Periode Sebelum dan Sesudah
Pengumuman Meger dan Akuisisi ................................
Halaman
59
60
63
64
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Merger dan Akuisisi ...........................................
Gambar 2.2 Tingkat Kumulatif Dari Ketiga Bentuk Pasar Efisien ...
Halaman
15
24
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Perusahaan dan Tanggal Pengumuman Merger dan Akuisisi Di BEJ
Periode Tahun 2000 – 2006
2. Data Harian Di seputar Merger Dan Akuisisi Harga Saham Harian
3. Statistik Deskriptif AAR Pada Event Window
4. Uji-t Pada AAR Selama Event Window
5. Uji Normalitas Data
6. Uji Beda AAR Periode Sebelum dan Sesudah Pengumuman Merger dan
Akuisisi
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada kurun waktu sekarang ini kegiatan perusahaan diorientasikan
pada pasar yang penuh dengan kebebasan dan keterbukaan dalam kegiatan
perekonomiannya. Orientasi tersebut diselaraskan dengan tujuan utama
perusahaan yaitu memperoleh laba. Orientasi pada pasar tidak hanya tertuju
pada pasar dalam negeri saja tetapi sudah mencakup regional dan pasaran
global. Sebagai sebuah negara yang menuju pasar regional dan pasar global,
dunia usaha Indonesia tentunya menghadapi tingkat persaingan yang tinggi.
Perkembangan tehnologi dan telekomunikasi juga merupakan penyebab
kebebasan dan keterbukaan pasar. Dengan adanya tehnologi yang
berkembang pesat akan mempermudah pelaku pasar untuk saling
berkomunikasi dan memperoleh data yang akurat dan cepat yang dapat
digunakan mengambil keputusan. Hal ini menuntut manajemen perusahaan
untuk terus berbenah dan menyesuaikan dengan iklim tersebut sehingga
tetap bertahan dan berkembang.
Secara umum setiap perusahaan didirikan untuk jangka waktu yang
tidak terbatas, sehingga pengembangan usaha merupakan rencana jangka
panjang perusahaan. Salah satu strategi untuk menjadi perusahaan yang
besar dan mampu bersaing adalah melalui ekspansi baik dalam bentuk
ekspansi internal atau ekspansi eksternal. Ekspansi internal terjadi pada saat
xiv
divisi-divisi yang ada dalam perusahaan tumbuh secara normal melalui
kegiatan capital budgeting sedangkan ekspansi eksternal dapat dilakukan
dalam bentuk penggabungan usaha (business combination). Dalam
Accounting Principles Board (APB) Opinion No. 16 disebutkan bahwa
pengembangan usaha terjadi jika satu badan usaha dengan satu atau lebih
badan usaha yang lain melakukan usaha secara bersama-sama dalam satu
kesatuan akuntansi. Penggabungan usaha dalam akuntansi ada tiga bentuk
yaitu: konsolidasi, merger, dan akuisisi.
Konsolidasi adalah penggabungan usaha yang dilakukan dengan
pengambil alihan aktiva dan kewajiban perusahaan-perusahaan yang
bergabung dengan cara membentuk perusahaan baru.
Merger adalah penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan lain.
Merger merupakan penggabungan usaha pada suatu nama perusahaan
dengan salah satu perusahaan harus berbentuk PT. Jika dua perusahaan, A
dan B, melakukan merger, maka hanya akan ada satu perusahaan saja, yaitu
A atau B. Pada sebagian besar kasus merger, perusahaan yang memiliki
ukuran lebih besar yang dipertahankan hidup dan tetap mempertahankan
nama dan status hukumnya, sedangkan perusahaan yang ukurannya lebih
kecil (perusahaan yang di-merger) akan menghentikan aktivitasnya atau
dibubarkan sebagai badan hukum. Pihak yang masih hidup atau yang
menerima merger dinamakan surviving firm atau pihak yang mengeluarkan
saham (issuing firm). Sementara itu, perusahaan yang berhenti dan bubar
setelah terjadinya merger dinamakan merged firm. Surviving firm dengan
xv
sendirinya memiliki ukuran (size) yang semakin besar karena seluruh aset
dan kewajiban dari merged firm dialihkan ke surviving firm. Perusahaan
yang di-merger akan menanggalkan status hukumnya sebagai entitas yang
terpisah, dan setelah merger statusnya berubah menjadi bagian (unit bisnis)
di bawah surviving firm. Dengan demikian ia tidak lagi bisa bertindak
hukum atas namanya sendiri.
Akuisisi adalah suatu pengambil alihan kepemilikan dan kontrol
manajemen oleh satu perusahaan terhadap perusahaan yang lain. Akuisisi
berbeda dengan merger karena akuisisi tidak menyebabkan pihak lain bubar
sebagai entitas hukum. Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam akuisisi
secara yuridis masih tetap berdiri dan beroperasi secara independen, tetapi
telah terjadi pengalihan pengendalian oleh pihak manajemen.
Kegiatan merger dan akuisisi di Indonesia sudah mulai berlangsung
pada tahun 1970-an (Yudatmoko dan Naim, 2000), yang perkembangannya
terus berlangsung sampai sekarang. Kecenderungan yang terjadi di
Indonesia, pola merger dan akuisisi lebih banyak dilakukan yang disebabkan
karena pemilik perusahaan lebih nyaman dengan kepemilikan saham pribadi
dalam jumlah besar.
Banyak penelitian telah dilakukan dengan tujuan untuk meneliti
pengaruh keputusan merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan,
dengan hasil yang beragam. Bamber dan Cheon (1995), melakukan
penelitian terhadap keputusan merger dan akuisisi perusahaan. Penelitian
tersebut menyimpulkan bahwa perubahan harga merefleksi perubahan
xvi
prediksi rata-rata pasar secara agregat, sebaliknya volume perdagangan
merupakan jumlah tindakan atau perdagangan investor individual. Reaksi
pasar yang ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang
bersangkutan diukur dengan menggunakan abnormal return, sehingga bila
suatu pengumuman mengandung informasi, maka investor akan
mendapatkan abnormal return.
Meek (1997) dalam Payamta ( 2001) menyatakan bahwa setelah
merger, sekitar 60% responden mengalami penurunan profitabilitas.
Newbold (1970) dalam Payamta (2001) menyatakan bahwa pengaruh
merger terhadap produktivitas tidak selalu positif, sebagian sampel
penelitian merealisasikan laba sangat kecil dan sisanya mengalami
peningkatan laba yang sangat besar.
Rachmawati, Nuraini, dan Tandelilin (2001) melakukan penelitian
mengenai pengaruh pengumuman merger dan akuisisi terhadap perusahaan
target, penelitian tersebut dilakukan pada periode 1991-1997. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat kumulatif abnormal return signifikan dua
hari menjelang pengumuman merger dan akuisisi.
Penelitian yang dilakukan Wibowo dan Pakereng (2001) tentang
pengaruh pengumuman merger dan akuisisi bagi perusahaan pengakuisisi
dan perusahaan non pengakuisisi dalam sektor industri yang sama di Bursa
Efek Jakarta. Hasil penelitian tersebut menyatakan adanya abnormal return
bagi perusahaan yang pengakuisisi ketika melakukan pengumuman merger
dan akuisisi. Sedangkan abnormal return negatif diperoleh perusahaan
xvii
perngakuisisi pada periode sekitar pengumuman merger dan akuisisi.
Pengumuman merger dan akuisisi oleh perusahaan pengakuisisi juga
mengakibatkan adanya abnormal return saham perusahaan non pengakuisisi
dalam sektor industri yang sama.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Wibowo dan
Pakereng (2001). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Wibowo dan
Pakereng (2001) adalah seperti berikut ini.
1. Periode Penelitian
Penelitian ini menggunakan periode penelitian yaitu tahun 2000-
2006 dengan alasan bahwa pada tahun 2000-2006 pasar modal
Indonesia telah mulai banyak melakukan penyesuaian pada
periode ini pasca krisis moneter tahun 1997.
2. Sampel Penelitian
Penelitian ini menggunakan sampel yang beragam atau bersifat
umum, tidak terbatas pada satu jenis perusahaan saja dengan
harapan dapat diperoleh jumlah sampel yang lebih banyak
sehingga hasil penelitian lebih baik secara statistik.
Atas dasar latar belakang dan hasil penelitian pendahuluan di atas,
penulis melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Dampak Merger dan
Akuisisi Terhadap Abnormal Return Saham (Studi Pada Bursa Efek
Indonesia Periode 2000-2006)”.
xviii
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang diteliti dalam
penelitian ini adalah seperti berikut ini.
1. Apakah terdapat reaksi pasar yang dibuktikan dengan abnormal
return pada seputaran waktu pengumuman merger dan akuisisi
perusahaan?
2. Apakah terdapat perbedaan abnormal return di antara periode
sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi
perusahaan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
1. Untuk memperoleh bukti empiris terkait reaksi pasar yang
diindikasikan dengan abnormal return pada seputaran waktu
pengumuman merger dan akuisisi perusahaan.
2. Untuk membuktikan apakah terdapat perbedaan abnormal return
pada periode sebelum dan sesudah merger dan akuisisi perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh hasil penelitian yang
memberikan manfaat bagi pihak berkepentingan terhadap harga saham di
pasar modal yaitu sebagai berikut:
xix
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian dapat menambah informasi dalam pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan skala perusahaan sehingga
dapat menentukan langkah selanjutnya setelah merger dan akuisisi.
2. Bagi Investor
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan referensi yang
bermanfaat untuk menambah wawasan bagi mereka yang berminat
dan sebagai perbandingan serta dasar untuk melaksanakan
penelitian yang lebih mendalam serta menambah informasi untuk
mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan di pasar modal.
3. Bagi Penelitian Berikutnya
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan dasar dalam
melakukan penelitian berikutnya terutama penelitian yang terkait
dengan reaksi pasar atas pengumuman merger dan akuisisi
perusahaan.
xx
BAB II
KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Penggabungan Usaha
Pengembangan usaha sebagai upaya untuk memajukan usaha
perusahaan merupakan tindakan untuk mempertahankan kelangsungan
kinerja dan operasionalisasi perusahaan. Salah satu upaya ke arah
pengembangan usaha adalah dengan melakukan aliansi usaha. Saat ini
aliansi usaha sedang menjadi trend di kalangan pengusaha. Berbagai bentuk
aliansi seperti merger, konsolidasi, dan akuisisi menjadi pilihan yang
strategis untuk memperkuat kinerja perusahaan dan memperbesar margin
strategis untuk memperkuat kinerja perusahaan dan memperbesar margin
keuntungan.
Dengan aliansi strategis, perusahaan bisa memperoleh kesempatan
baru untuk lebih maju atau menghilangkan beberapa hambatan yang selama
ini mengganggu karena pada hakekatnya aliansi strategis merupakan politik
bisnis yang memberikan peluang kepada perusahaan untuk membagi risiko
dan kemampuan dengan partner aliansinya, sehingga dapat meminimumkan
biaya, waktu dan sumber daya dalam hal pengembangan atau
memperkenalkan produk dan teknologi baru ke pasar.
Pengembangan usaha yang bersifat eksternal dilakukan dengan
melibatkan unit-unit yang berada di luar organisasi perusahaan seperti
xxi
pesaing, langganan, rekanan bisnis, perusahaan sejenis maupun perusahaan
yang tidak mempunyai hubungan operasional.
Setiap pemilik perusahaan pasti menghendaki adanya suatu
perkembangan dalam perusahaan yang telah didirikannya. Agar tingkat
perkembangan perusahaan tersebut dapat sesuai dengan yang diharapkan,
maka diperlukan adanya suatu perencanaan yang matang. Penggabungan
usaha dalam bentuk merger dan akuisisi merupakan salah satu perencanaan
yang dipilih.
Penggabungan usaha adalah alternatif bagi perusahaan dalam rangka
melakukan pengembangan usaha secara eksternal guna mempertahankan
kelangsungan hidup dan untuk tujuan pertumbuhan perusahaan. Ikatan
Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor
22 tentang Akuntansi Penggabungan Usaha, yang berlaku efektif sejak 1
Januari 1995 . Pada paragraf 08 mendefinisikan penggabungan badan usaha
sebagai bentuk pernyataan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi
satu entitas ekonomi, karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting with)
perusahaan lain ataupun memperoleh kendali (control) atas aktiva dan
operasi perusahaan lain (IAI, 2004: 22.2). Sementara itu, APB Opinion No.
16 paragraf 01 menyatakan bahwa suatu penggabungan usaha terjadi jika
perusahaan satu dan yang lain atau lebih bergabung, atau bisnis yang
terpisah dioperasikan bersama-sama menjadi satu entitas
pertanggungjawaban.
xxii
Menurut IAI, pada dasarnya dalam semua penggabungan usaha, salah
satu perusahaan yang bergabung memperoleh kendali atas perusahaan lain.
Pengendalian (control) diasumsikan diperoleh apabila salah satu perusahaan
yang bergabung memperoleh lebih dari 50% hak suara pada perusahaan lain,
kecuali apabila dapat dibuktikan sebaliknya bahwa tidak terdapat
pengendalian walaupun pemilikan lebih dari 50% (2004: 22.4). Lebih lanjut,
IAI menegaskan kemungkinan pengakuisisi mungkin tetap dapat
diidentifikasikan meskipun salah satu dari perusahaan yang bergabung tidak
memiliki lebih dari 50% hak suara pada perusahaan lain, yaitu apabila salah
satu perusahaan yang bergabung memperoleh hal berikut ini.
1. kekuasaan lebih dari 50% hak suara atas perusahaan yang lain
tersebut berdasarkan perjanjian dengan investor lain.
2. kekuasan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasi
perusahaan lain tersebut berdasarkan anggaran dasar atau
perjanjian.
3. kekuasan untuk mengangkat dan memberhentikan sebagian besar
anggota pengurus perusahaan yang lain tersebut.
4. kekuasaan untuk mendapatkan hak suara mayoritas dalam rapat
direksi perusahaan yang lain tersebut.
Definisi penggabungan usaha menurut Beams dan Yusuf (2000) adalah
penyatuan entitas-entitas usaha. Penggabungan usaha yang terpisah adalah
suatu alternatif perluasan secara internal melalui akuisisi atau
xxiii
penggembangan kekayaan perusahaan secara bertahap, dan sering kali
memberikan manfaat bagi semua entitas yang bersatu dan pemiliknya.
Dari definisi-definisi tersebut oleh Gurendrawati (1999) disimpulkan
secara umum, bahwa Penggabungan usaha adalah satu set kondisi dua atau
lebih perusahaan bekerja sama melalui kepemilikan bersama atas suatu
badan usaha. Perusahaan yang memiliki mayoritas voting stock perusahaan
lain akan mempunyai kemampuan untuk mengendalikan proses pembuatan
keputusan, serta menguasai aktiva dan kewajiban perusahaan lain.
Suparwoto (1990) dalam Payamta (2000) menggolongkan
penggabungan usaha ditinjau dari segi hubungan antara perusahaan-
perusahaan yang melakukannya menjadi tiga macam, yaitu seperti berikut
ini.
1. Penggabungan badan usaha vertikal, yaitu penggabungan usaha
yang terjadi apabila perusahaan-perusahaan yang melakukan
penggabungan usaha tersebut mempunyai kegiatan yang berbeda
tetapi saling berhubungan, misalnya sebagai rekanan dan
pelanggan.
2. Penggabungan badan usaha horizontal, yaitu penggabungan
usaha yang terjadi apabila perusahaan-perusahaan yang
melakukan penggabungan usaha tersebut mempunyai kegiatan
yang sama atau menghasilkan barang dan jasa yang sifatnya
subtitusi.
xxiv
3. Penggabungan badan usaha konglomerasi. Jenis penggabungan
usaha ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu seperti berikut
ini.
a. Penggabungan usaha vertikal dan Penggabungan usaha
horizontal secara bersama-sama.
b. Penggabungan badan usaha oleh perusahaan-perusahaan
yang tidak mempunyai hubungan usaha.
Secara teori, penggabungan usaha dapat berupa merger, akuisisi dan
konsolidasi. Tetapi pada kali ini, penulis hanya membahas mengenai merger
dan akuisisi.
B. Pengertian Merger dan Akuisisi
Merger berasal dari kata “mergere” (Latin) yang artinya (1)
bergabung bersama, menyatu, berkombinasi (2) menyebabkan hilangnya
identitas karena terserap atau tertelan sesuatu. Merger didefinisikan sebagai
penggabungan dua atau perusahaan yang kemudian hanya ada satu
perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya
menghentikan aktivitasnya atau bubar.
Beams dan Yusuf (2000) menyatakan bahwa merger terjadi ketika
sebuah perusahaan mengambil alih semua operasi dari entitas usaha lain dan
entitas yang diambil alih tersebut dibubarkan. Jadi, setelah merger
perusahaan yang diambil alih dibubarkan, sedangkan perusahaan yang
xxv
mengambil alih tetap beroperasi secara hukum sebagai satu badan usaha dan
melanjutkan kegiatan perusahaan yang diambil alih.
Secara terperinci Baridwan (1992) dalam Hamid (1998) menyatakan
bahwa merger terjadi bila suatu perusahaan mengeluarkan saham untuk
ditukarkan dengan seluruh saham biasa perusahaan lainnya. Pemegang
saham perusahaan yang diambil alih ini menjadi pemegang saham
perusahaan yang mengambil alih, dan perusahaan yang diambil alih tidak
lagi merupakan perusahaan yang berdiri sendiri, tetapi menjadi bagian dari
perusahaan yang mengambil alih.
Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 1998 tentang Penggabungan,
Peleburan, dan Pengambil alihan Perseroan Terbatas menyebut merger
sebagai penggabungan, akuisisi sebagai pengambilalihan, dan konsolidasi
sebagai peleburan. Definisi merger menurut peraturan pemerintah ini adalah
perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu perseroan atau lebih untuk
menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada, dan selanjutnya
perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa merger adalah salah
satu bentuk absorbsi (penyerapan) oleh satu perusahaan terhadap perusahaan
lain. Jika dua perusahaan, A dan B, melakukan merger, maka hanya akan
ada satu perusahaan saja, yaitu A atau B. Pada sebagian besar kasus merger,
perusahaan yang memiliki ukuran lebih besar yang dipertahankan hidup dan
tetap mempertahankan nama dan status hukumnya, sedangkan perusahaan
yang ukurannya lebih kecil (perusahaan yang dimerger) akan menghentikan
xxvi
aktivitasnya atau dibubarkan sebagai badan hukum. Pihak yang masih hidup
atau yang menerima merger dinamakan perusahaan akuisitor atau pihak
yang mengeluarkan saham (issuing firm). Sementara itu, perusahaan yang
berhenti dan bubar setelah terjadinya merger dinamakan merged firm.
Surviving firm dengan sendirinya memiliki ukuran (size) yang semakin besar
karena seluruh aset dan kewajiban dari merged firm dialihkan ke surviving
firm. Perusahaan yang dimerger akan menanggalkan status hukumnya
sebagai entitas yang terpisah, dan setelah merger statusnya berubah menjadi
bagian (unit bisnis) di bawah surviving firm. Dengan demikian ia tidak lagi
bisa bertindak hukum atas namanya sendiri.
Selain merger pengembangan eksternal perusahaan juga dapat
dilakukan dengan akuisisi. Menurut Beams dan Yusuf (2000), dikatakan
akuisisi jika suatu perusahaan memperoleh aktiva produktif dari entitas
usaha lain dan mengintegrasikan aktiva-aktiva tersebut ke dalam miliknya.
Menurut pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 tentang
penggabungan badan usaha, definisi akuisisi adalah suatu penggabungan
usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi memperoleh kendali
atas aktiva netto dan operasi perusahan yang diakuisisi, dengan memberikan
aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban atau dengan mengeluarkan
saham.
Akuisisi berasal dari kata acquisitio (Latin) dan acquisition (Inggris),
makna harfiah akuisisi adalah membeli atau mendapatkan sesuatu/ obyek
untuk ditambahkan pada sesuatu/ obyek yang telah dimiliki sebelumnya.
xxvii
Akuisisi dalam terminologi bisnis diartikan sebagai pengambil alihan
kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset suatu perusahaan oleh
perusaahaan lain, dan dalam peristiwa baik perusahaan pengambil alih atau
yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah Biasanya
pihak pengakuisisi memiliki ukuran yang lebih besar dibanding dengan
pihak yang diakuisisi.
Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 1998 tentang Penggabungan,
Peleburan, dan Pengambil alihan Perseroan Terbatas mendefinisikan bahwa
akuisisi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau
orang perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh atau sebagian besar
saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian
terhadap perseroan tersebut.
Berdasarkan pengertian diatas, proses merger dan akuisisi dapat
digambarkan sebagai berikut ini.
MERGER
Perusahaan A
Perusahaan B
Perusahaan A
xxviii
AKUISISI
Gambar 2.1 Proses Merger dan Akuisisi
1. Pengklasifikasian Merger dan Akuisisi
Berdasarkan hubungan usaha, serta ada atau tidaknya kesamaan
sifat dari dua entitas usaha yang melakukan merger dan akuisisi,
bentuk merger dan akuisisi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Horizontal Merger, adalah penggabungan dari dua unit
usaha atau lebih yang memiliki produk sejenis baik barang
atau jasa. Hal ini dilakukan untuk mengurangi persaingan
industri, memperkuat pangsa pasar, dan memperoleh
efisiensi biaya operasional.
b. Vertical Merger, adalah penggabungan antara dua unit
usaha atau lebih yang mempunyai keterkaitan supplier atau
pelanggan. Ini dilakukan untuk lebih menjaga kontinuitas
produksi dan operasi perusahaan.
Perusahaan A
Perusahaan B
Perusahaan A
Perusahaan B
xxix
c. Congeneric Merger, adalah merger antara dua unit usaha
atau lebih dalam industri sejenis yang tidak memiliki
keterkaitan supplier atau pelanggan.
d. Conglomerate Merger, merupakan merger antara dua unit
usaha atau lebih dalam industri yang berbeda dan tidak ada
keterkaitan satu sama lain, sehingga model ini merupakan
diversifikasi usaha untuk mengurangi risiko.
Berdasarkan hubungan usaha serta ada atau tidaknya kesamaan
sifat dari dua entitas usaha yang melakukan akuisisi. Menurut
Reksohadiprojo dalam Wiharti (1999) akuisisi dapat dibedakan dalam
tiga kelompok besar, yaitu seperti berikut ini.
a. Akuisisi horizontal, yaitu akuisisi yang dilakukan oleh
suatu badan usaha yang lain, tetapi masih dalam bisnis yang
sama.
b. Akuisisi vertikal, yaitu akuisisi pemasok atau pelanggan
badan usaha yang dibeli.
c. Akuisisi konglomerat, yaitu akuisisi badan usaha yang tidak
ada hubungannya sama sekali dengan badan usaha pembeli.
Dalam perkembangannya, merger secara garis besar dibagi
menjadi dua kelompok yaitu: financial merger dan operating merger
(Bringham, 1995). Financial Merger adalah merger dimana
perusahaan yang bersangkutan masih tetap beroperasi sehingga tidak
ada keuntungan sinergik secara operasional, Sedangkan Operating
xxx
Merger diarahkan pada penggabungan operasional kedua unit usaha
dengan harapan memperoleh keuntungan sinergik.
2. Motif yang Mempengaruhi Merger dan Akuisisi
Perusahaan dalam melakukan aktivitas merger dan akuisisi untuk
meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham dipengaruhi oleh beberapa motif, seperti berikut ini.
a. Motif ekonomi tujuan perusahaan dalam perspektif
manajemen keuangan adalah seberapa besar perusahaan
mampu menciptakan nilai (value creation) bagi perusahaan
dan bagi pemegang saham. Merger dan akuisisi memiliki
motif ekonomi yang tujuan jangka panjangnya adalah untuk
mencapai peningkatan nilai tersebut. Dengan dilakukannya
merger dan akuisisi perusahaan berharap mendapatkan
keuntungan ekonomis (jangka pendek atau jangka panjang)
dalam bentuk rendahnya bahan baku (untuk menekan biaya
per unit produk), mutu bahan baku terjamin (untuk
mempertahankan kualitas produk), memperoleh berbagai
sinergi (bagi perusahaan sejenis), dan lain-lain.
b. Motif strategis juga ketika aktivitas merger dan akuisisi
dilakukan untuk mencapai posisi strategis perusahaan agar
memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan.
Biasanya perusahaan melakukan merger dan akuisisi untuk
mendapatkan economies of scale dan economies of scope.
xxxi
c. Motif diversifikasi adalah strategi pemberagaman bisnis
yang bisa dilakukan melalui merger dan akuisisi.
Diversifikasi dimaksud untuk mendukung aktivitas bisnis
dan operasi perusahaan untuk mengamankan posisi
bersaing. Akan tetapi jika melakukan diversifikasi yang
semakin jauh dari bisnis semula, maka perusahaan tidak
lagi berada pada koridor yang mendukung kompetensi inti
(core competence). Disamping memberikan manfaat seperti
transfer teknologi dan pengalokasian modal, diversifikasi
juga membawa kerugian yaitu adanya subsidi silang.
d. Motif politik adalah penggabungan usaha perusahaan
dilakukan karena adanya muatan politik didalamnya, baik
politik perusahaan atau politik negara. Misalnya, akuisitor
melakukan merger dan akuisisi dengan perusahaan target
untuk mendapatkan legalitas, sehingga perusahaan tersebut
dapat dikendalikan sebagai satu kesatuan dengan badan
usaha akuisitor.
e. Motif prestis adalah perusahaan melakukan merger dan
akuisisi untuk perusahaan target hanya berdasarkan pretis
yang dapat menunjukkan bahwa perusahaan akuisitor
tersebut memang ”bonafit” dan dapat dipercaya. Tujuan
akhirnya adalah untuk dapat mengakses kebutuhan dana
dari pihak luar, bila sewaktu-waktu dibutuhkan.
xxxii
f. Motif ambisi pemilik. Adanya ambisi dari pemilik
perusahaan untuk menguasai berbagai sektor bisnis.
Menjadikan aktivitas merger dan akuisisi sebagai strategi
perusahaan untuk menguasai perusahaan-perusahaan yang
ada untuk membangun “kerajaan bisnis”. Hal ini biasanya
terjadi dimana pemilik perusahaan memiliki kendali dalam
pengambilan keputusan perusahaan.
3. Keunggulan dan Kelemahan Aktivitas Merger dan Akuisisi.
Alasan mengapa perusahaan melakukan merger adalah ada
“manfaat lebih” yang diperoleh darinya, meskipun asumsi ini tidak
semuanya terbukti. Secara spesifik, keunggulan dan manfaat merger
dan akuisisi antara lain adalah: (Moin, 2003)
a. Mendapatkan cash flow dengan cepat karena produk dan
pasar sudah jelas.
b. Memperoleh kemudahan dana/ pembiayaan karena kreditor
lebih percaya dengan perusahaan yang telah berdiri dan
mapan.
c. Memperoleh karyawan yang telah berpengalaman.
d. Mendapatkan pelanggan yang telah mapan tanpa harus
merintis dari awal.
e. Memperoleh sistem operasional dan administratif yang
mapan.
xxxiii
f. Mengurangi risiko kegagalan bisnis karena tidak harus
mencari konsumen baru.
g. Menghemat waktu untuk memasuki untuk memasuki bisnis
baru.
h. Memperoleh infrastruktur untuk mencapai pertumbuhan
yang lebih cepat.
Disamping memiliki keunggulan, merger dan akuisisi juga
memiliki kelemahan sebagai berikut ini
a. Proses integrasi yang tidak mudah.
b. Kesulitan menentukan nilai perusahaan target secara akurat.
c. Biaya konsultan yang mahal.
d. Meningkatnya kompleksitas birokrasi.
e. Biaya koordinasi yang mahal.
f. Seringkali menurunkan moral organisasi.
g. Tidak menjamin peningkatan nilai perusahaan.
h. Tidak menjamin peningkatan kemakmuran pemegang
saham.
xxxiv
C. Efisiensi Pasar
Fama (1970) dalam Prasetio dan Astuti (2003) membagi efisiensi pasar
menjadi dua, yaitu berikut ini.
1. Efisiensi Pasar Secara Informasi, terdiri dari tiga bentuk,
yaitu seperti berikut ini.
a. Pasar Modal Efisien Bentuk Lemah; keadaan harga
mencerminkan semua informasi yang ada pada catatan
harga diwaktu lalu (historis). Dalam keadaan ini, feodal
tidak bisa memperoleh tingkat keuntungan diatas normal
dengan menggunakan trading rules yang berdasarkan
informasi harga historis. Sehingga perubahan harga saham
pada waktu lalu tidak dapat digunakan untuk
memperkirakan perubahan harga dimasa yang akan datang.
b. Pasar Modal Efisien Bentuk Setengah Kuat; hipotesis pasar
modal efisiensi bentuk setengah kuat adalah harga saham
pada suatu pasar modal menggambarkan semua informasi
yang dipublikasikan sampai ke masyarakat keuangan.
Sehingga pemodal tidak dapat memperoleh abnormal
return dengan memanfaatkan informasi-informasi publik.
c. Pasar Efisiensi Bentuk Kuat; hipotesis pasar modal efisiensi
kuat merupakan tingkat efisiensi pasar yang tertinggi.
Konsep ini mengandung arti bahwa semua informasi yang
direfleksikan dalam harga saham, baik informasi yang
xxxv
dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan
(informasi hanya diketahui orang dalam dan bersifat rahasia
karena alasan strategi). Bentuk pasar semacam ini akan sulit
dicapai bahkan di negara maju sekalipun.
2. Efisiensi Pasar Secara Keputusan
Efisiensi pasar secara keputusan tidak hanya didasarkan
pada tersedianya informasi dan distribusi dari informasi tersebut,
namun juga didasarkan pada kecanggihan dari pelaku pasar
dalam mengolah data dan informasi secara benar. Efisiensi pasar
secara keputusan juga merupakan bentuk efisiensi pasar setengah
kuat secara lengkap/ kompleks dengan mempertimbangkan
ketersediaan informasi dan kecanggihan pelaku pasar, sedangkan
pada bentuk efisiensi pasar setengah kuat hanya
mempertimbangkan aspek ketersediaan informasi saja.
Ketiga bentuk pasar efisien ini berhubungan satu dengan yang lainnya.
Hubungan ketiga bentuk pasar efisien ini berupa tingkatan yang kumulatif,
yaitu bentuk lemah merupakan bentuk dari setengah kuat dan bentuk
setengah kuat merupakan bagian dari bentuk kuat, seperti terlihat pada
gambar di bawah ini.
xxxvi
Gambar 2.2 Tingkat Kumulatif Dari Ketiga Bentuk Pasar Efisien
Tingkatan kumulatif ini mempunyai implikasi bahwa pasar efisien
bentuk setengah kuat adalah juga pasar efisien bentuk lemah. Pasar efisien
bentuk kuat adalah juga pasar efisien bentuk setengah kuat dan pasar efisien
bentuk lemah. Implikasi ini tidak berlaku sebaliknya bahwa pasar efisien
bentuk lemah tidak harus berarti pasar efisien bentuk setengah kuat.
Untuk kondisi efisiensi pasar di Indonesia dengan kondisi yang tidak
menentu belum dapat dikategorikan kedalam bentuk efisiensi pasar yang
lemah, semi kuat, maupun bentuk kuat. Hal ini tergantung dari seberapa
cepat pasar bereaksi terhadap informasi yang didapat.
Menurut Jogiyanto (2000) disebutkan bahwa untuk jenis pasar semi
kuat dapat dilihat dari seberapa cepat pasar bereaksi terhadap informasi yang
dipublikasikan. Untuk itu, dalam penelitian ini jenis pasar yang dapat
disimpulkan yaitu jenis pasar semi kuat yaitu dilihat dari kecepatan
reaksinya sehingga menghasilkan abnormal return bagi perusahaan.
Pasar Efisiensi Bentuk Kuat
Pasar Efisiensi Bentuk Setengah Kuat
Pasar Efisiensi Bentuk Lemah
xxxvii
3. Tehnik Analisis Saham
Untuk menganalisis surat berharga saham dengan
pendekatan tradisional digunakan analisis fundamental
(Suanariyah, 1997: 86-88), seperti:
a. Analisis Tehnikal
Merupakan suatu tehnik analisis yang menggunakan data
atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha
mengakses permintaan dan penawaran secara keseluruhan.
Para analisis tehnikal lebih menekankan perhatian dan
perubahan harga daripada tingkat harga, oleh karena itu
analisis lebih ditekankan pada peramalan trend perubahan
harga tersebut.
b. Analisis Fundamental
Analisis perubahan harga saham yang diakibatkan oleh
informasi kondisi internal perusahaan. Perusahaan ini
didasarkan pada asumsi bahwa setiap harga saham
memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik merupakan suatu
fungsi dan variabel-variabel perusahaan yang
dikombinasikan untuk menghasilkan keuntungan yang
diharapkan dan risiko yang melekat pada saham tersebut.
Harga pasar saham merupakan refleksi dari rata-rata nilai
intrinsiknya.
xxxviii
D. Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal
Semakin berkembangnya suatu perusahaan maka dana yang
dibutuhkan semakin besar, oleh karena itu perusahaan harus giat
mencari sumber-sumber yang dapat menyediakan dana dalam jumlah
besar. Salah satu cara yang digunakan yaitu mencari dana melalui
pasar modal. Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem
keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank
komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta
keseluruhan surat-surat berharga yang beredar (Keputusan Menteri
Keuangan RI No. 1548/KMK/90, tentang Peraturan Pasar Modal).
Terdapat beberapa pengertian pasar modal seperti ini.
a. Pasar modal menurut Undang-undang Pasar Modal No. 8
Tahun 1995 dalam Sunariyah 2003: 238 adalah kegiatan
yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
Perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan
dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan efek.
b. Pasar Modal menurut Sunariyah (2003: 4) adalah secara
umum pasar modal merupakan sistem keuangan yang
terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank komersil
dan lembaga-lembaga perantara dibidang keuangan, serta
seluruh surat berharga yang beredar.
xxxix
c. Pasar modal menurut Darmaji dan Fakhrudin (2001: 2)
adalah pasar sebagai instrument keuangan jangka panjang
seperti saham, obligasi, warrant, right yang dapat diperjual
belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri.
d. Menurut Undang-undang RI No. 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal, bursa efek adalah pihak yang
menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana
untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-
pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara
mereka.
e. Secara formal, pasar modal menurut Suad Husnan (2001: 3)
adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau
sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan,
dalam bentuk utang maupun modal sendiri, baik yang
diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun
perusahaan swasta. Pasar modal merupakan alternatif
menggali pembiayaan pembangunan modal yang dapat
berasal dari dalam negeri dan luar negeri.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pasar Modal
Husnan (2001: 8) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pasar modal adalah seperti berikut ini.
a. Penawaran Sekuritas. Dalam hal ini harus banyak
perusahaan yang menerbitkan sekuritas di pasar modal.
xl
b. Permintaan Sekuritas. Dalam hal ini harus terdapat anggota
masyarakat yang memiliki jumlah dana yang cukup besar
untuk dipergunakan membeli sekuritas-sekuritas yang
ditawarkan. Sehubungan dengan hal ini, maka income per
capita suatu negara dan distribusi pendapatan
mempengaruhi besar kecilnya permintaan akan sekuritas.
c. Kondisi Politik dan Ekonomi. Pembelian sekuritas pada
dasarnya mengandalkan informasi yang disediakan oleh
perusahaan-perusahaan yang menerbitkan sekuritas.
Kebenaran, kecepatan, dan ketepatan informasi merupakan
suatu hal yang sangat penting. Peraturan yang melindungi
pemodal dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan
menjadi mutlak diperlukan.
d. Keberadaan Lembaga yang Mengatur dan Mengawasi
Kegiatan Pasar Modal dan Berbagai Lembaga yang
Memungkinkan Dilakukan Transaksi Secara Efisien.
Lembaga-lembaga keuangan seperti BAPEPAM, bursa
efek, akuntan publik, wali amanat, dan lain sebagainya
perlu untuk bekerja dengan profesional dan bisa diandalkan
sehingga kegiatan emisi dan transaksi di bursa efek bisa
berlangsung dengan cepat, efisien, dan dapat dipercaya.
xli
3. Alasan Dibentuknya Pasar Modal
Pasar modal dijumpai di banyak negara. Hal ini disebabkan
karena pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam
melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas
untuk memindahkan dana dari lender (pihak yang mempunyai
kelebihan dana) ke borrower (pihak yang memerlukan dana). Fungsi
keuangan pasar modal dilakukan dengan menyediakan dana yang
diperlukan para borrower tanpa keterlibatan lender secara langsung
dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut.
Beberapa daya tarik pasar modal menurut Husnan (2001: 4) antara lain
adalah:
a. Pasar modal diharapkan bisa menjadi alternatif
penghimpunan dana selain sistem perbankan. Pasar modal
memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas yang
berupa surat tanda utang (obligasi) maupun surat tanda
kepemilikan (saham). Dengan menjual saham kepada
publik, perusahaan bisa menghindarkan diri dari kondisi
debt to equity ratio yang terlalu tinggi sehingga justru
membuat cost of capital on the firm tidak lagi minimal.
b. Pasar modal memungkinkan para investor mempunyai
berbagai alternatif pilihan investasi yang sesuai dengan
preferensi risiko mereka. Seandainya tidak ada pasar modal,
maka para lender mungkin hanya bisa menginvestasikan
xlii
dana mereka dalam sistem perbankan (selain alternatif
investasi pada real assets). Dengan adanya pasar modal,
para investor dapat melakukan diversifikasi investasi,
membentuk portofolio (gabungan dari berbagai investasi)
sesuai dengan risiko yang siap mereka tanggung dan tingkat
keuntungan yang mereka harapkan. Disamping itu,
investasi pada sekuritas mempunyai daya tarik lain, yaitu
pada likuiditasnya. Dengan demikian pasar modal
memungkinkan terjadinya alokasi dana yang yang efisien.
Hanya kesempatan-kesempatan investasi yang menjanjikan
keuntungan yang tertinggi (sesuai dengan risikonya) yang
mungkin memperoleh dana dari para lender.
4. Peranan Pasar Modal
Pasar modal mempunyai peran penting dalam kegiatan ekonomi
secara makro. Pasar modal dapat berperan sebagai alat untuk
mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal. Perusahaan
yang memerlukan dana memandang pasar modal sebagai suatu alat
untuk memperoleh dana yang lebih menguntungkan jika dibandingkan
dengan modal yang diperoleh dari sektor perbankan. Modal yang
diperoleh dari pasar modal selain mudah cara memperolehnya, biaya
untuk memperoleh model tersebut juga relatif lebih murah Sementara
itu, peranan pasar modal pada suatu negara adalah sebagai berikut
(Sunariyah, 2003: 7).
xliii
a. Sebagai fasilitas dalam melakukan interaksi antara pembeli
dan penjual untuk menentukan harga saham atau surat
berharga yang diperjual belikan.
b. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor
untuk memperoleh hasil (return) yang diharapkan. Keadaan
tersebut akan mendorong perusahaan (emiten) untuk
memenuhi keinginan para investor. Pasar modal
menciptakan peluang bagi perusahaan untuk memuaskan
keinginan para pemegang saham melalui kebijakan dividen
dan stabilitas harga sekuritas yang relatif normal.
c. Pasar modal memberi kesempatan kepada investor untuk
menjual kembali saham yang dimilikinya atau surat
berharga lainnya. Dengan beroperasinya pasar modal, para
investor dapat melikuidasi surat berharga yang dimilikinya
tersebut setiap saat.
d. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat
untuk berpartisipasi dalam perkembangan suatu
perekonomian. Masyarakat umum mempunyai kesempatan
untuk mempertimbangkan alternatif cara penggunaan uang
mereka.
e. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi
surat berharga. Bagi para investor, keputusan investasi
harus didasarkan pada tersedianya informasi yang akurat
xliv
dan dapat dipercaya. Pasar modal dapat menyediakan
kebutuhan terhadap informasi bagi para investor secara
lengkap, yang apabila hal tersebut dicari sendiri maka akan
memerlukan biaya yang sangat mahal.
5. Manfaat Pasar Modal
Terdapat banyak manfaat yang akan diperoleh atas keberadaan
pasar modal oleh emiten, investor, lembaga penunjang, dan
pemerintah. Manfaat-manfaat pasar modal antara lain adalah (Sartono,
1996: 43).
a. Manfaat bagi emiten
Dalam kondisi dimana debt to equity ratio perusahaan lebih
tinggi, maka akan sulit menarik pinjaman baru dari bank.
Oleh karena itu, pasar modal menjadi alternatif lain.
Manfaat pasar modal bagi emiten yaitu seperti berikut ini.
1) Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar
dan dapat sekaligus diterima oleh emiten pada saat
pasar perdana.
2) Tidak ada covenant sehingga manajemen dapat bebas
(mempunyai keleluasaan) dalam mengelola dana yang
diperoleh perusahaan.
3) Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki
citra perusahaan dan ketergantungan terhadap bank
xlv
kecil. Selain itu, jangka waktu penggunaan dana tidak
terbatas.
4) Cost flow hasil penjualan saham biasanya akan lebih
besar dari harga nominal perusahaan. Emisi saham
sangat cocok untuk membiayai perusahaan yang
berisiko tinggi.
5) Tidak ada beban finansial yang tetap dan
profesionalisme manajemen meningkat
b. Bagi investor
Pasar modal yang telah berkembang baik merupakan sarana
investasi lain yang dapat dimanfaatkan oleh investor. Bagi
investor, investasi melalui pasar modal dapat dilakukan
dengan cara membeli instrumen pasar modal seperti saham,
obligasi, ataupun sekuritas kredit. Investasi di pasar modal
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
investasi pada sektor perbankan. Melalui pasar modal,
investor dapat memilih berbagai jenis efek yang diinginkan.
Adapun manfaat pasar modal bagi para investor adalah
seperti berikut ini.
1) Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan
ekonomi. Peningkatan tersebut akan tercermin pada
meningkatnya harga saham yang menjadi capital
gain.
xlvi
2) Sebagai pemegang saham, investor memperoleh
dividen, sedangkan sebagai pemegang obligasi,
investor memperoleh tetap setiap tahun.
3) Bagi pemegang saham mempunyai hak suara dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), serta hak
suara dalam Rapat Umum Pemegang Obligasi
(RUPO) bagi pemegang obligasi.
4) Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi,
misalnya dari saham A ke saham B, sehingga dapat
mengurangi risiko dan meningkatkan keuntungan.
5) Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa
instrumen untuk memperkecil risiko secara
keseluruhan dan memaksimalkan keuntungan.
c. Bagi lembaga penunjang
Berkembangnya pasar modal juga akan mendorong
perkembangan lembaga penunjang menjadi lebih
profesional dalam memberikan pelayanan sesuai dengan
bidangnya masing-masing. Keberhasilan pasar modal tidak
terlepas dari peranan lembaga penunjang.
d. Bagi pemerintah
Perkembangan pasar modal merupakan alternatif lain
sebagai sumber pembiayaan pembangunan selain sektor
perbankan dan tabungan pemerintah. Pembangunan yang
xlvii
semakin pesat memerlukan dana yang semakin besar pula.
Untuk itu perlu dimanfaatkan potensi dana masyarakat.
Adapun manfaat yang langsung dirasakan oleh pemerintah
adalah seperti berikut ini.
1) Sebagai sumber pembiayaan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), sehingga tidak lagi tergantung pada
subsidi dari pemerintah.
2) Manajemen badan usaha menjadi lebih baik, karena
mereka dituntut untuk lebih professional
3) Meningkatkan pendapatan dari sektor pajak,
penghematan devisa bagi pembiayaan pembangunan
serta memperluas kesempatan kerja.
E. Return Saham
1. Definisi Return Saham
Menurut Hartono (1998: 85) return adalah hasil yang diperoleh
dari hasil investasi. Return dapat dibagi menjadi dua, yaitu seperti
berikut ini.
a. Return realisasi (realized return) merupakan return yang
telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data
historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagi
salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis
xlviii
ini juga berguna sebagi dasar penetuan return ekspektasi
(expected return) dan risiko dimasa datang.
b. Return ekspektasi (expected return) adalah return yang
diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang.
Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi,
return ekpektasi sifatnya belum terjadi. Beberapa
pengukuran return realisasi yang banyak digunakan adalah
return total, relatif return, kumulatif return, dan return
disesuaikan. Return merupakan hasil yang diperoleh dari
suatu kegiatan investasi. Dalam pengukurannya return
dapat berupa return realisasi yaitu return yang sudah terjadi
dan return ekspektasi yaitu return yang belum terjadi,
tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa yang akan
datang. Menurut Hartono (1998: 85) return realisasi
(realized return) merupakan return yang telah terjadi yang
dihitung berdasarkan data-data historis. Return realisasi ini
dapat berguna sebagai salah satu alat untuk mengukur
kinerja dari perusahaan. Return ini juga dapat digunakan
untuk menghitung besarnya return ekspektasi dan risiko
dimasa datang.
2. Return Total
Menurut Hartono (1998: 86) return total merupakan return
keseluruhan yang diperoleh dari suatu kegiatan investasi dalam suatu
xlix
periode tertentu. Return total terdiri dari capital gain (loss) dan yield.
Capital gain (loss) merupakan selisih dari harga investasi sekarang
relatif dengan harga pada periode yang lalu. Jika harga investasi
sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga investasi pada periode lalu (Pt-1)
berarti terjadi keuntungan modal (capital gain) dan jika sebaliknya,
maka terjadi kerugian modal (capital loss). Yield merupakan
persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi pada
periode tertentu dari suatu kegiatan investasi. Untuk saham, yield
adalah persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya,
sedangkan untuk obligasi yield adalah persentase bunga pinjaman yang
diperoleh terhadap harga obligasi periode sebelumnya (Hartono,
1998:86). Return total sering disebut return. Return saham dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Rit=Pit− Pit− 1
Pit−1
Notasi:
R = actual return saham i pada hari t
P = harga saham i pada hari t
Pit-1 = harga saham i pada hari t-1
3. Risk of Return
Risiko dan return merupakan dua hal yang tiadak terpisahkan,
karena pertimbangan untuk berinvestasi merupakan trade-off dari
kedua faktor tersebut. Return dan risiko mempunyai hubungan positif,
yaitu semakin besar risiko yang ditanggung, semakin besar pula return
l
yang dikompensasikan. Saham dikenal dengan karakteristik high risk-
high return. Artinya saham merupakan surat berharga yang
memberikan peluang keuntungan tingkat tinggi namun juga memiliki
risiko yang tinggi. Saham memungkinkan pemodal untuk mendapatkan
return atau keuntungan (capital gain) dalam jumlah besar dalam waktu
singkat. Namun, seiring dengan berfluktuasinya harga saham, maka
saham juga dapat membuat pemodal mengalami kerugian besar dalam
waktu singkat (Darmaji dan Fakhrudin, 20001: 10).
Menurut Anoraga dan Pakarti (2001: 78), dalam melaksanakan
investasi ada beberapa risiko yang dihadapi oleh investor, yaitu seperti
berikut ini.
a. Risiko Finansial, yaitu risiko yang diterima oleh investor
karena ketidak mampuan emiten saham/ obligasi memenuhi
kewajiban pembayaran dividen/ bunga serta pokok
investasi.
b. Risiko Pasar, yaitu risiko akibat menurunnya harga pasar
substansial baik keseluruhan saham atau saham tertentu
akibat adanya perubahan tingkat inflasi ekonomi, keuangan
negara, perubahan manajemen, atau kebijakan pemerintah.
c. Risiko Psikologis, yaitu risiko bagi investor yang bertindak
secara emosional dalam menghadapi perubahan harga
saham berdasarkan optimisme dan pesimisme yang dapat
mengakibatkan kenaikan atau penurunan harga saham.
li
Menurut Siamat (2001: 276), risiko investasi di pasar modal pada
prinsipnya semata-mata berkaitan dengan kemungkinan terjadinya
fluktuasi harga (price volatility). Risiko yang mungkin dihadapi
investor antara lain seperti berikut ini.
a. Risiko Daya Beli (Purchasing Power Risk), yaitu risiko
yang berkaitan dengan kemungkinan terjadinya inflasi yang
menyebabkan nilai riil pendapatan akan lebih kecil.
b. Risiko Bisnis (Business Risk), yaitu risiko menurunnya
kemampuan dalam memperoleh laba yang pada gilirannya
akan mengurangi pula kemampuan perusahaan (emiten)
dalam membayar bunga atau dividen.
c. Risiko Tingkat Bunga (Interest Rate Risk), yaitu risiko
yang mungkin timbul akibat dari perubahan tingkat suku
bunga. Naiknya tingkat bunga biasanya akan menekan
harga jenis surat-surat berharga yang berpendapatan tetap
termasuk saham. Biasanya kenaikan tingkat bunga berjalan
tidak searah dengan perubahan harga instrumen pasar
modal.
d. Risiko Pasar (Market Risk), yaitu risiko yang muncul akibat
perubahan keadaan di pasar modal secara keseluruhan.
Apabila pasar dalam keadaan bergairah maka umumnya
hampir semua harga saham di bursa efek akan mengalami
lii
kenaikan, tetapi sebaliknya jika pasar dalam keadaan lesu,
maka harga saham akan cenderung turun.
e. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk), yaitu risiko yang
berkaitan dengan kemampuan suatu surat berharga untuk
dapat segera diperjual belikan dengan atau tanpa
mengalami kerugian yang berarti.
4. Abnormal Return Saham
Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari
sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan
abnormal return. Jika menggunakan abnormal return, maka dikatakan
bahwa suatu pengumuman yang mengandung informasi akan
memberikan abnormal return kepada pasar dan sebaliknya yang tidak
mengandung informasi tidak memberikan abnormal return pada pasar.
Abnormal return diperoleh dengan membandingkan tingkat
keuntungan yang diharapkan (return pasar) dengan actual return.
Apabila actual return lebih tinggi dari tingkat keuntungan yang
diharapkan maka dapat dikatakan terjadi abnormal return. Sedangkan
return diharapkan (return pasar) ditentukan dengan rumus sebagai
berikut:
Rmt=IHSGt− IHSGt−1
IHSGt− 1
Keterangan:
Rmt = return pasar
liii
IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari t
IHSGt− 1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari t-1
Sehingga besarnya abnormal return ditentukan dengan rumus:
ARit =Rit− Rmt
Keterangan:
ARit = abnormal return saham i pada hari t
Rit = actual return untuk saham i pada hari t
Rmt = return pasar pada hari t-1
Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu
ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga
sebelumnya atau dapat dihitung dengan rumus (Pi,t – Pi,t – 1) / Pi,t – 1,
sedangkan return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi.
Brown dan Warner (1985) dalam Jogiyanto (1984: 434) mengestimasi
return ekspektasi menggunakan model sebagai berikut ini.
1. Model Disesuaikan Rata-Rata
Model ini menganggap bahwa return ekspektasi bernilai
konstan yang sama dengan nilai rata-rata return realisasi
sebelumnya selama periode estimasi. Pada model ini tidak
dibutuhkan data tambahan berupa indeks pasar.
2. Model Pasar
Return ekspektasi model ini dihitung dalam dua tahap yaitu
dengan membentuk model ekspektasi dengan menggunakan
data realisasi selama periode estimasi dan menggunakan
liv
model ekspektasi untuk mengestimasi return ekspektasi di
periode jendela.
3. Model Pasar yang Disesuaikan
Model ini menganggap bahwa penduga terbaik untuk
mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks
pasar pada saat tersebut. Model ini tidak memerlukan
pemakaian periode estimasi untuk membentuk model
estimasi karena return saham yang diestimasi adalah sama
dengan return indeks pasar.
Abnormal return merupakan selisih antara return sesungguhnya
dengan return ekspektasi. Adapun besarnya abnormal return diperoleh
dengan membandingkan tingkat keuntungan yang diharapkan dengan
actual return. Jika actual return lebih tinggi dari tingkat kemakmuran
yang diharapkan, maka dapat dikatakan terjadi abnormal return.
F. Landasan Empiris dan Hipotesis
Harga keseimbangan di dalam pasar yang kompetitif ditentukan oleh
penawaran dan permintaan, dan mencerminkan konsensus bersama semua
pelaku pasar tentang aktiva tersebut berdasarkan informasi yang tersedia.
Jika terdapat informasi yang relevan masuk ke pasar maka informasi
tersebut akan diinterpretasikan oleh pelaku pasar yang dapat berakibat
kemungkinan pergeseran harga ke harga ekuilibrium yang baru. Harga
ekuilibrium ini akan tetap bertahan sampai suatu informasi baru yang
lv
relevan lainnya masuk hingga dapat mengubah harga ekuilibrium
sebelumnya.
Apabila informasi baru yang relevan tersebut (misalnya :
pengumuman merger dan akuisisi) memiliki kandungan informasi
(information content) maka diharapkan pasar akan bereaksi pada saat
pengumuman tersebut diterima. Reaksi ini dapat diukur dengan
menggunakan perhitungan abnormal return berdasarkan perhitungan
perbedaan actual return saham dan return saham dalam periode yang sama
dengan menggunakan analisa event study. Dengan demikian maka apabila
pengumuman merger dan akuisisi memiliki kandungan informasi maka
diharapkan adanya abnormal return, tetapi apabila pengumuman merger dan
akuisisi tersebut tidak memiliki kandungan informasi maka kemungkinan
tidak terdapat abnormal return bagi pasar. Keadaan ini sesuai dengan
beberapa penelitian terdahulu.
Limmack (1991) meneliti mengenai pengaruh merger terhadap tingkat
kemakmuran pemegang saham perusahaan pengakuisisi dan perusahaan
target selama periode 1 Januari 1997. Limmack (1991) menggunakan tiga
model analisis yaitu: model pasar, model pasar yang disesuaikan, model
indeks relatif. Tingkat abnormal return yang diamati adalah sekitar tanggal
akuisisi dan pada tanggal laporan keuangan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pada saat merger, pemegang saham perusahaan
pengakuisisi mengalami penurunan tingkat kemakmuran sedangkan
pemegang perusahaan target memperoleh tingkat kemakmuran.
lvi
Yudatmoko dan Naim (2000) melakukan penelitian terhadap
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi di BEJ pada periode 1989-
1995. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 15 sampel perusahaan yang 9
diantaranya merupakan perusahaan dengan status kontrol grup. Penelitian
tersebut menemukan fakta bahwa terdapat abnormal return signifikan pada
periode -7 sebelum tanggal pengumuman merger dan akuisisi, serta pada
periode +4 dan +6 setelah tanggal pengumuman merger dan akuisisi.
Penelitian yang dilakukan Wibowo dan Pakereng (2001) yang
dilakukan terhadap perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi di
Bursa Efek Jakarta periode 1991-1997 diperoleh perusahaan sampel
sebanyak 35 perusahaan. Hasil penelitian tersebut menyatakan adanya
abnormal return bagi perusahaan yang pengakuisisi ketika melakukan
pengumuman merger dan akuisisi. Sedangkan abnormal return negatif
diperoleh perusahaan perngakuisisi pada periode sekitar pengumuman
merger dan akuisisi. Pengumuman merger dan akuisisi oleh perusahaan
pengakuisisi juga mengakibatkan adanya abnormal return saham
perusahaan non pengakuisisi dalam sektor industri yang sama.
Bukti empiris dari beberapa penelitian di atas mendasari perumusan
hipotesis dalam penelitian yang dapat dinyatakan seperti berikut ini:
H1 : Terdapat reaksi pasar yang diindikasikan dengan abnormal
return pada seputaran waktu pengumuman merger dan akuisisi
perusahaan.
lvii
Payamta (2001) melakukan penelitian mengenai pengaruh keputusan
merger dan akuisisi yang diambil perusahaan terhadap kinerja saham
perusahaan yang melakukan aktivitas merger dan akuisisi pada tahun 1990-
1996. Hasil penelitian tersebut menemukan fakta bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan terhadap kinerja saham perusahaan, pasca
keputusan merger dan akuisisi.
Payamta (2001) melakukan penelitian mengenai pengaruh keputusan
merger dan akuisisi yang diambil perusahaan terhadap kinerja saham
perusahaan yang melakukan aktivitas merger dan akuisisi pada tahun 1990-
1996. Hasil penelitian tersebut menemukan fakta bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan terhadap kinerja saham perusahaan, pasca
keputusan merger dan akuisisi.
Rachmawati dan Tandelilin (2001) melakukan penelitian tentang
pengaruh pengumuman merger dan akuisisi terhadap return saham
perusahaan target dengan periode waktu 1991-1997 di BEJ. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa pengumuman merger dan akuisisi
mengakibatkan adanya abnormal return saham yang signifikan sejak dua
hari menjelang tanggal pengumuman sampai dengan periode sesudahnya.
Uji beda yang dilakukan terhadap abnormal return periode sebelum dan
sesudah tanggal pengumuman tidak mampu membuktikan adanya perbedaan
yang signifikan.
Farlianto (dalam Rachmawati dan Tandelilin, 2001) yang meneliti
tentang pengaruh akuisisi terhadap kinerja saham perusahaan pengakuisisi
lviii
dengan mengambil sampel 25 saham perusahaan yang telah go public
dengan periode waktu 1990-1995 menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan abnormal retun saham perusahaan pengakuisisi sebelum dan
sesudah akuisisi dalam kurun waktu 30 hari sebelum dan 30 hari sesudah
akuisisi antara tahun 1990-1995 dan kecenderungan penurunan abnormal
return.
Bukti empiris dari beberapa penelitian di atas mendasari perumusan
hipotesis dalam penelitian yang dapat dinyatakan seperti berikut ini:
H2 : Terdapat perbedaan abnormal return saham pada periode
sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi.
lix
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian event study. Studi peristiwa
(event study) merupakan studi yang mempelajari tentang reaksi pasar pada
suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan
informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat pula
untuk menguji efisiemsi pasar setengah kuat (Jogiyanto, 2000). Event study
juga dapat melihat pergerakan harga saham di pasar modal dan untuk
mengetahui apakah terjadinya abnormal return yang diperoleh pemegang
saham akibat adanya suatu peristiwa tertentu (Peterson, 1989 dikutip dari
Marwan dan Faizal).
Event study seringkali digunakan untuk menguji tingkat efisiensi pasar
selain untuk menguji seberapa jauh kandungan informasi yang dibawa oleh
adanya peristiwa tersebut. Dalam pengujian kandungan informasi, maka
akan terlihat apabila informasi tersebut mempunyai kandungan yang cukup
untuk membuat pasar bereaksi yang ditunjukkan dengan adanya perubahan
harga-harga saham. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return
sebagai nilai perubahan harga dan dapat dilihat dengan abnormal return.
Dari pengertian tersebut tampak bahwa event study dapat digunakan untuk
lx
melihat reaksi pasar modal yang ditunjukkan oleh harga saham terhadap
suatu peristiwa tertentu.
Peristiwa yang diuji pada penelitian ini adalah peristiwa merger dan
akuisisi. Informasi peristiwa merger dan akuisisi yang dipublikasikan akan
diuji pengaruhnya terhadap reaksi pasar modal yang ditunjukkan dengan
adanya abnormal return saham.
B. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis data
sekunder. Data sekunder adalah jenis data penelitian yang diperoleh secara
tidak langsung atau melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain) yang umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan ( Indriantoro dan Supomo, 2002;147). Data-data dalam
penelitian ini antara lain:
1. Data harga penutupan saham harian yang diperoleh dari data base
yahoo finance (finance.yahoo.com).
2. Data Indeks Harga Saham Harian (IHSG) yang diperoleh dari
database Efek Indonesia (BEI) (www.jsx.co.id).
3. Data tanggal pengumuman merger dan akuisisi yang diperoleh dari
database Bursa Efek Indonesia (BEI) (www.jsx.co.id).
lxi
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi atau juga metode arsip (archieval research) yang
memuat kejadian masa lalu.. Metode dokumentasi adalah metode
pengumpulan data sekunder dimana peneliti mengumpulkan data-data yang
diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain), berupa data-data historis yang memuat kejadian
masa lalu untuk kemudian digunakan sebagai bahan untuk penelitian.
D. Periode Pengamatan (Window Period)
Untuk meneliti perbedaan abnormal return saham, penetapan tanggal
penggumuman akusisi, yaitu tanggal diumumkannya akuisisi oleh
perusahaan digunakan sebagai event date atau (t=0) pada tiap perusahaan
sample. Periode kejadian (event window) yang digunakan dalam penelitian
ini mengacu pada penelitian Wibowo dan Pakereng (2001) yaitu 41 hari
bursa yang dihitung dari t -20 sampai t 20, karena dianggap cukup untuk
melihat kandungan informasi tentang pengumuman merger dan akuisisi dan
untuk menghindari pengaruh faktor-faktor lain seperti pembagian dividen,
right issue, atau pembagian saham dan bonus pada sekitar periode
pengumuman merger dan akuisisi yang akan mempengaruhi pergerakan
harga saham.
lxii
E. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan go public yang
terdaftar di BEI antara tahun 2000-2006. Perusahaan sampel yang diteliti
berasal dari semua jenis perusahaan atau bersifat umum. Pemilihan sampel
digunakan dengan metode purposive sampling yaitu penentuan sampel
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan (judgement sampling). Penelitian
ini merupakan penelitian penjelas (Explanatory Research) yang menyoroti
hubungan antara variabel penelitian dan menguji hipotesis yang dirumuskan.
Penelitian ini berbasis event study untuk menguji kandungan
informasi (information content) dari suatu pengumuman terutama untuk
periode harian, memerlukan emiten-emiten yang bersifat likuid dengan
kapitalisasi terbesar. Sehingga pengaruh suatu event dapat diukur dengan
segera dan relatif akurat. Informasi peristiwa merger dan akuisisi yang
dipublikasikan akan diuji pengaruhnya terhadap reaksi pasar modal yang
ditunjukkan dengan adanya abnormal return saham. Adapun kriteria saham
perusahaan yang dijadikan sampel adalah sebagai berikut:
1. Sampel adalah perusahaan pengakuisisi dari tiap jenis perusahaan
yang terdaftar di BEI dan melakukan aktivitas merger dan akuisisi
antara tahun 2000-2006.
2. Merupakan perusahaan pengakuisisi yang sudah berstatus go
public sebelum melakukan merger dan akuisisi.
3. Mempunyai kelengkapan informasi kegiatan merger dan akuisisi
seperti tanggal akuisisi dan harga penutupan saham.
lxiii
4. Tidak melakukan corporate action lain selama event window,
karena dikhawatirkan akan menyebabkan hasil analisis yang bias.
Berdasarkan kriteria diatas terdapat 43 sampel perusahaan yang
melakukan pengumuman merger dan akuisisi pada periode tahun 2000-
2006. Mengacu pada kriteria keempat yaitu perusahaan tidak melakukan
corporate action lain selama event window seperti melakukan right issue,
bonus shares, dan stock spilt maka sample yang dapat digunakan sebanyak
37 sampel perusahaan.
F. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian
Abnormal Return Saham
Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi saham.
Return saham dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1
1
-
--=
it
ititit P
PPR
Keterangan:
Rit
= actual return saham i pada hari t
Pit = harga saham i pada hari t
Pit – 1
= harga saham i pada hari t – 1
Dalam penelitian ini menggunakan market adjusted model dengan
pertimbangan model ini dianggap cukup menggambarkan ekspektasi pasar
secara umum. Dengan menggunakan market adjusted model, abnormal
lxiv
return saham dihitung dengan mencari selisih antara actual return dengan
expected return. Abnormal return dihitung dengan rumus sebagai berikut:
mtitit RRAR -=
Keterangan :
ARit
= Abnormal Return sekuritas ke-i pada peristiwa ke-t
Rit = Return realisasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
Rmt = Return pasar pada periode peristiwa ke-t
G. Tehnik Analisis Data
Berdasarkan tujuan penelitian, maka tahapan yang dilakukan dalam
melakukan analisis data adalah sebagai berikut:
1. Menentukan periode peristiwa (event window), dalam penelitian ini
digunakan periode jendela 41 hari, yaitu 20 hari sebelum
pengumuman merger dan akuisisi, hari pengumuman merger dan
akuisisi, dan dua puluh hari setelah pengumuman merger dan
akuisisi.
2. Menghitung return aktual saham-saham akuisitor dan non akuisitor
selama event window dengan rumus:
( )1
1
-
--=
it
ititit P
PPR
Notasi:
Rit = return saham i pada saat t
Pit = harga saham i pada saat t
lxv
Pit-1 = harga saham i pada saat t-1
3. Menghitung return pasar selama periode peristiwa dengan rumus:
( )1
11
-
--=
t
tmt IHSG
IHSGIHSGR
Notasi:
Rmt = return pasar pada saat t
IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada saat t
IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada saat t-1
4. Menghitung abnormal return selama periode peristiwa dengan
menggunakan market adjusted model dengan rumus:
mtitit RRAR -=
Notasi:
ARit = abnormal return saham i pada saat t
Rit = return saham i pada saat t
Rmt = return pasar pada saat t
5. Menghitung rata-rata abnormal return (AAR) saham pada saat t
dengan rumus:
n
AR
AAR
n
iit
nt
÷ø
öçè
æ
=å=1
Notasi:
ARnt = rata-rata abnormal return saham pada saat t
ARit = abnormal return saham
n = jumlah hari yang diteliti
lxvi
6. Melakukan uji normalitas data dengan menggunakan one sample
kolmogorov-smirnov test. Jika nilai probabilitas yang diperoleh
lebih besar dari 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal.
7. Melakukan pengujian hipotesis.
a. Pengujian Hipotesis I
Ha1 : Terdapat dampak pengumuman merger dan akuisisi
yang menghasilkan abnormal return signifikan pada
periode disekitar tanggal pengumuman.
Pengujian Hipotesis I dilakukan dengan menggunakan
analisis One Sample t-Test karena analisis dilakukan pada
satu rangkaian observasi pada periode tertentu. Kriteria
pengambilan keputusan adalah:
i. Jika nilai probabilitas (p) < 0,05 maka Ho ditolak.
ii. Jika nilai probabilitas (p) > 0,05 maka Ho diterima.
b. Pengujian Hipotesis II
Ha2 : Terdapat perbedaan signifikan abnormal return
sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi.
Dari hasil uji kenormalan data, maka tahapan analisis yang
diambil adalah sebagai berikut:
a. Data berdistribusi normal, maka teknik uji beda dua
sampel berpasangan yang digunakan adalah Paired
Sample t-Test yang merupakan uji statistik parametrik.
Langkah-langkah dalam pengujian ini adalah:
lxvii
1) Menentukan level of significance (α) dari penelitian
ini ditetapkan sebesar 5% dengan derajat kebebasan
(df) sebesar n-1.
2) Mencari t hitung dengan rumus;
( )
nSd
XXt
/21 -=
Keterangan;
X1 : rata-rata abnormal return sebelum
X2
: rata-rata abnormal return sesudah
Sd : deviasi standar
N : jumlah data
3) Membandingkan probabilitas (p) t-hitung dengan α
= 5%. Penarikan kesimpulan pada uji ini didasarkan
pada:
i. Apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka Ho
ditolak.
ii. Apabila nilai probabilitas (p) > 0,05 maka Ho
diterima.
b. Data tidak berdistribusi normal, maka teknik uji beda dua
sampel berpasangan yang digunakan adalah Uji Peringkat
Wilcoxon (Wilcoxon Signed Rank Test) yang merupakan
uji statistik non parametrik (Santoso, 2004:148). Langkah
dalam pengujian ini adalah;
lxviii
1) Menentukan level of significance (α). Dari
penelitian ini ditetapkan sebesar 5% dengan derajat
kebebasan (df) sebesar n-1.
2) Mencari z hitung dengan rumus;
( )[ ]( )( )( )12124/1
14/1
+++-
=NNN
NNTz
Keterangan:
T: selisih terkecil rata-rata dua variabel
N: jumlah sampel
3) Membandingkan probabilitas (p) z-hitung dengan α
= 5%. Penarikan kesimpulan pada uji ini didasarkan
pada:
i. Apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka Ho
ditolak.
ii. Apabila nilai probabilitas (p) > 0,05 maka Ho
diterima.
lxix
BAB IV
ANALISIS DATA
Bab ini akan menyajikan dan menjelaskan analisis hasil penelitian yang
diperoleh dengan menguraikan analisis statistik deskriptif dari data, hasil
perhitungan dan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui reaksi pasar, khususnya untuk
mengetahui adanya perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah
pengumuman merger dan akuisisi maka digunakan periode peristiwa 20 hari
sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi. Penentuan periode
kejadian (event period) selama 20 hari sebelum (t-20) dan 20 hari sesudah (t20)
event period didasarkan pada perhitungan actual return selama periode kejadian
yang banyak dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa yang memungkinkan terjadinya
perubahan actual return. Peristiwa-peristiwa tersebut disebabkan adanya
kerentanan kondisi sosial, ekonomi, politik, serta keamanan yang sangat
berpengaruh terhadap keputusan investor.
Atas dasar informasi yang didapat, pada periode tahun 2000-2006 terdapat
43 perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Tetapi berdasarkan kriteria
sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini hanya 37 perusahaan saja yang dapat
dijadikan sampel karena perusahaan yang tidak termasuk sampel melakukan
corporate action lain selama event window seperti melakukan right issue, bonus
shares, dan stock spilt.
lxx
Data yang dibutuhkan, sesuai dengan maksud penelitian ini adalah harga
saham harian yang terjadi (Daily Closing Price) dan Indeks Harga Saham
Keuangan Harian yang terjadi pada periode penelitian di BEI (lampiran1).
A. Hasil Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Tabel berikut menyajikan statistik deskriptif dari rata-rata
abnormal return (AAR) perusahaan sampel selama periode
pengamatan (event window). Tabel 4.1.1 di bawah menunjukkan
bahwa pengumuman merger dan akuisisi ternyata mampu
menghasilkan rata-rata abnormal return yang positif. Selama 41 hari
periode pengamatan (t-20 sampai t+20), diperoleh sebanyak 11 hari
(27%) rata-rata abnormal return negatif dan dihasilkan rata-rata
abnormal return bernilai positif sebanyak 30 hari (73%). Hasil ini
menunjukkan bahwa secara umum keputusan perusahaan untuk
melakukan kegiatan merger dan akuisisi direspon positif oleh investor,
adanya harapan akan kinerja perusahaan yang lebih baik di masa yang
akan datang menyebabkan kenaikan permintaan terhadap saham-
saham perusahaan tersebut.
lxxi
Tabel 4.1.1 Statistik Deskriptif AAR Pada Event Window
Periode Minimum Maksimum Rata-Rata
-20 -0.1155 0.1355 -0.0058 -19 -0.1331 0.0957 -0.0080 -18 -0.1905 0.1083 -0.0107 -17 -0.0696 0.0865 -0.0019 -16 -0.4014 0.1736 -0.0058 -15 -0.2043 0.0816 -0.0074 -14 -0.1395 0.1327 -0.0015 -13 -0.1668 0.1373 0.0027 -12 -0.0532 0.2236 0.0102 -11 -0.0617 0.1445 0.0084 -10 -0.0579 0.0802 0.0063 -9 -0.2317 0.0536 -0.0119 -8 -0.1620 0.3967 0.0049 -7 -0.0783 0.1214 0.0063 -6 -0.0433 0.2209 0.0172 -5 -0.0256 0.3107 0.0173 -4 -0.0291 0.1087 0.0150 -3 -0.0581 0.2219 0.0184 -2 -0.0535 0.2282 0.0178 -1 -0.0282 0.2133 0.0179 0 -0.8403 0.7077 0.0046 1 -0.0311 0.1387 0.0145 2 -0.0874 0.1320 0.0147 3 -0.0206 0.1056 0.0096 4 -0.0143 0.1265 0.0120 5 -0.0100 0.1207 0.0117 6 -0.0275 0.0622 0.0032 7 -0.1000 0.0549 0.0018 8 -0.1671 0.2954 0.0071 9 -0.0320 0.0891 0.0027 10 -0.0544 0.0932 0.0004 11 -0.0702 0.0634 0.0021 12 -0.0548 0.2057 0.0089 13 -0.1304 0.0778 -0.0064 14 -0.2560 0.0697 -0.0072 15 -0.4544 0.1822 -0.0063 16 -0.0946 0.0870 0.0027 17 -0.0712 0.1941 0.0023 18 -0.1370 0.1882 0.0007 19 -0.1318 0.0759 0.0010 20 -0.1465 0.3383 0.0029
Sumber: hasil pengolahan data
lxxii
2. Hasil Uji Normalitas
Untuk menentukan alat uji statistik yang tepat bagi hipotesis
yang dibuat, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data
dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test dengan
probabilitas sebesar lima persen. Hasil pegujiannya adalah sebagai
berikut ini.
Tabel 4.1.2 Hasil Uji Normalitas Data
AAR sebelum AAR sesudah N 37 37
Mean .004468 .003927 Normal Parametersa
Std. Deviation .0108942 .0090149 Absolute .152 .142 Positive .152 .142
Most Extreme Differences
Negative -.129 -.094 Kolmogorov-Smirnov Z .922 .864 Asymp. Sig. (2-tailed) .363 .444
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data
Sumber: hasil pengolahan data
Tabel 4.1.2 di atas menunjukkan bahwa nilai asymptotic
significance adalah sebesar 0,444 yang lebih besar dari 0.05, baik pada
pengujian terhadap AAR Sebelum dan AAR Sesudah. Atas dasar hasil
pengujian ini, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal. Oleh karena data penelitian terdistribusi normal, maka dalam
pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini menggunakan alat uji
paired sample t-test.
3. Hasil Pengujian Hipotesis I dan Pembahasan
Pengujian Hipotesis I ini bertujuan untuk membuktikan apakah
pengumuman merger dan akuisisi direspon oleh pasar, sehingga
lxxiii
menghasilkan nilai AAR dengan nilai signifikan minimum α = 5%. Uji
dilakukan dengan menggunakan tehnik analisis One sample t-test.
Hasil analisis data mengindikasikan bahwa selama 41 hari
periode pengamatan terdapat abnormal return yang signifikan pada
seputaran waktu pengumuman merger dan akuisisi perusahaan. Hasil
pengujian data mengindikasikan bahwa pada periode sebelum
pengumuman merger dan akuisisi diperoleh abnormal return
signifikan pada periode t-6 sampai t-1. Sementara itu, pada periode
setelah pengumuman merger dan akuisisi terjadi beberapa hari
abnormal return yaitu pada saat t1 sampai t5. Atas dasar hasil tersebut,
maka Hipotesis I pada penelitian ini yaitu bahwa terdapat reaksi pasar
yang diindikasikan dengan abnormal return pada seputaran waktu
pengumuman merger dan akuisisi perusahaan didukung oleh data
penelitian.
Hasil pengujian pada Hipotesis I pada penelitian ini memberikan
temuan bahwa pengumuman merger dan akuisisi menghasilkan
abnormal return positif signifikan disekitar tanggal pengumuman.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Wibowo dan Pakereng
(2001), Yudatmoko dan Naim (2000), serta Rachmawati dan
Tandelilin (2001). Hasil pengujian yang menggunakan One sample t-
Test menunjukkan bahwa pasar telah mulai bereaksi pada periode
sebelum tanggal pengumuman yaitu pada periode t-6 sampai dengan
periode t-1. Hasil ini mengindikasikan bahwa informasi mengenai
lxxiv
peristiwa merger dan akuisisi ini telah bocor terlebih dahulu ke pelaku
pasar modal. Hal ini dapat dilihat dari menurunnya nilai abnormal
return yang dihasilkan menjelang hari pengumuman merger dan
akuisisi. Nilai abnormal return yang positif dalam periode sebelum
pengumuman mengindikasikan bahwa investor mempunyai respon
positif atas tindakan manajemen melakukan proses merger dan akuisisi
perusahaan. Dalam pandangan investor, tindakan merger dan akuisisi
tersebut dapat memperbaiki kondisi perusahaan baik dalam kaitanya
dengan modal yang lebih besar dan harapan kinerja perusahaan yang
lebih baik pada waktu yang akan datang. Dengan pandangan investor
yang demikian ini menjadikan adanya penambahan permintaan saham
perusahaan sehingga menaikkan harga saham perusahaan dan return
saham bagi pemegang saham. Selain itu, kebocoran informasi adanya
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi menyebabkan adanya
insider trading yang juga berkepentingan terhadap harga saham yang
dimilikinya menyebabkan adanya aksi profit taking yang dilakukan
sebelum tanggal pengumuman merger dan akuisisi, sehingga
menyebabkan abnormal return yang signifikan.
Berdasarkan pengujian terhadap abnormal return pada periode
sesudah tanggal pengumuman, kembali ditemukan adanya abnormal
return positif yang signifikan pada saat t1 sampai t5. Hasil ini
mengindikasikan bahwa pasar menilai keputusan merger dan akuisisi
yang dilakukan perusahaan merupakan keputusan yang tepat. Adanya
lxxv
optimisme investor mengenai kinerja proses merger dan akuisisi
perusahaan menyebabkan naiknya permintaan akan saham-saham
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi, sehingga
menyebabkan adanya abnormal return positif pada periode ini.
Hasil pengujian hipotesis pertama dapat disajikan dalam tabel berikut ini
Tabel 4.1.3 Hasil Uji-t Pada AAR Selama Event Window
Periode AAR t-hitung Probabilitas (p)
-20 -0.0058 -0.7468 0.4601 -19 -0.0080 -1.3130 0.1972 -18 -0.0107 -1.2250 0.2285 -17 -0.0019 -0.4926 0.6253 -16 -0.0058 -0.3973 0.6935 -15 -0.0074 -0.8449 0.4037 -14 -0.0015 -0.2011 0.8418 -13 0.0027 0.3400 0.7359 -12 0.0102 1.1034 0.2772 -11 0.0084 1.4875 0.1456 -10 0.0063 1.2804 0.2086 -9 -0.0119 -1.4397 0.1586 -8 0.0049 0.3862 0.7016 -7 0.0063 0.9920 0.3278 -6 0.0172 2.0528 0.0474* -5 0.0173 1.8190 0.0772** -4 0.0150 2.4732 0.0182* -3 0.0184 2.0283 0.0500* -2 0.0178 1.9495 0.0591** -1 0.0179 2.0480 0.0479* 0 0.0046 0.1474 0.8837 1 0.0145 2.4462 0.0195* 2 0.0147 1.9255 0.0621** 3 0.0096 2.1268 0.0404* 4 0.0120 2.2320 0.0319* 5 0.0117 2.4908 0.0175* 6 0.0032 0.9422 0.3524 7 0.0018 0.4246 0.6736 8 0.0071 0.6021 0.5509 9 0.0027 0.6009 0.5517 10 0.0004 0.0921 0.9272 11 0.0021 0.5299 0.5994 12 0.0089 1.1184 0.2708 13 -0.0064 -1.0811 0.2869 14 -0.0072 -0.8360 0.4087 15 -0.0063 -0.4086 0.6853
lxxvi
Tabel IV.1.3 lanjutan 16 0.0027 0.4292 0.6703 17 0.0023 0.3438 0.7330 18 0.0007 0.0909 0.9281 19 0.0010 0.1442 0.8862 20 0.0029 0.2514 0.8029
Keterangan: * = signifikan pada α sebesar 5% ** = signifikan pada α sebesar 10% Sumber: hasil pengolahan data
4. Hasil Pengujian Hipotesis II dan Pembahasan
Pengujian pada Hipotesis II ini bertujuan untuk membuktikan
apakah terdapat perbedaan yang signifikan atas abnormal return di
antara periode sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi
perusahaan. Uji dilakukan dengan tehnik analisis Paired Sample t-Test
dengan α = 5%. Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut ini.
Tabel 4.1.4 Hasil Uji Beda AAR Periode Sebelum dan Sesudah Pengumuman Merger dan Akuisisi
AAR sebelum -AAR sesudah
Mean 0.000541 Std. Deviation 0.014709 Std. Error Mean 0.002418 95% Confidence Interval of the Difference Lower -0.00436
Paired Differences
Upper 0.005445 t 0.224 df 36 Sig. (2-tailed) 0.824
Sumber : hasil pengolahan data
Tabel 4.1.4 di atas menunjukkan bahwa nilai t-hitung sebesar
0,224 dengan probabilitas (p) sebesar 0,824. Sesuai dengan kriteria
pengambilan simpulan dalam hipotesis II penelitian ini, maka
penelitian ini tidak dapat membuktikan secara empiris bahwa terdapat
perbedaan abnormal return pada periode sebelum dan setelah
lxxvii
pengumuman merger dan akuisisi perusahaan oleh karena nilai
probabilitas (p) > α = 0,05 yaitu sebesar 0,824. Atas dasar hasil
penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis II dalam
penelitian ini tidak didukung oleh data penelitian.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Payamta
(2001) dan Rachmawati dan Tandelilin (2001) yang juga menemukan
bukti bahwa tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan terhadap
kinerja saham perusahaan saat sebelum dan sesudah keputusan merger
dan akuisisi. Hasil pengujian yang tidak signifikan ini membuktikan
bahwa walaupun pasar menunjukkan respon positif terhadap keputusan
merger dan akuisisi, tetapi dalam jangka pendek adanya perbedaan
kinerja saham periode sebelum dan sesudah merger dan akuisisi belum
bisa terukur. Proses merger dan akuisisi perusahaan merupakan
keputusan strategis perusahaan yang mana hasil proses yang
diharapkan yaitu berupa perbaikan atau peningkatan kinerja
perusahaan dapat direalisasikan dalam jangka panjang atau dalam
waktu lebih dari satu periode atau satu tahun. Oleh karena adanya hal
tersebut, maka respon investor atas pengumuman merger dan akuisisi
pada seputaran waktu pengumuman merger dan akuisisi perusahaan
tidak berbeda secara signifikan.
lxxviii
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Atas dasar hasil analisis data yang telah dilakukan dan dipaparkan
dalam bab sebelumnya, maka simpulan penelitian dapat diambil sebagai
berikut ini.
1. Penelitian ini mampu membuktikan bahwa pengumuman merger
dan akuisisi menghasilkan abnormal return yang signifikan pada
periode disekitar tanggal pengumuman. Hal ini dapat dilihat dari
dihasilkannya abnormal return yang signifikan pada t-1 sampai
dengan t-6, dan periode t1 sampai dengan t5. Hal ini
mengindikasikan terjadinya kebocoran informasi sebelum merger
dan akuisisi yang dilakukan sehingga investor melakukan insider
trading yang menyebabkan profit taking sehingga berpengaruh
pada nilai saham perusahaan yang menyebabkan timbulnya
abnormal return. Kebocoran informasi ini juga menyebabkan
informasi yang tidak terlalu signifikan lagi bagi investor dalam
melakukan kegiatan ekonomi perusahaan sehingga pada ketika
pengumuman merger dan akuisisi dilakukan tidak terdapat
abnormal return yang terjadi. Sedangkan setelah pengumuman
merger dan akuisisi terdapat lagi nilai abnormal return yang
terjadi mengindikasikan bahwa kegiatan tersebut adalah berita
lxxix
baik (good news) bagi investor sehingga permintaan akan saham
perusahaan-perusahaan tersebut meningkat.
2. Penelitian ini tidak mampu membuktikan adanya perbedaan yang
signifikan atas abnormal return pada periode sebelum dan
sesudah pengumuman merger dan akuisisi. Hal ini
mengindikasikan respon investor yang sama pada periode
sebelum dan setelah pengumuman merger dan akuisisi oleh
karena belum dapat terukurnya kinerja perusahaan dalam jangka
pendek.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut ini.
1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas jumlahnya. Hal
ini disebabkan karena perusahaan yang melakukan aktivitas merger
dan akuisisi pada pasar modal Indonesia masih cukup jarang sehingga
jumlah sampel yang representatif sulit didapat.
2. Penelitian ini tidak menggunakan periode pengamatan yang dipisah
yaitu long event window dan short event window. Tidak adanya
pemisahan ini menyebabkan hasil analisis tidak mampu membuktikan
adanya perbedaan kinerja saham periode sebelum dan sesudah
pengumuman merger dan akuisisi.
3. Penelitian ini menggunakan pendekatan atau model penentuan
abnormal return yang mengasumsikan bahwa actual return konstan
lxxx
sehingga kemungkinanya dapat berpengaruh pada hasil penelitian yang
tidak berbedanya abnormal return pada periode sebelum dan setelah
pengumuman merger dan akuisisi perusahaan.
C. Saran
Atas dasar simpulan dan keterbatasan dalam penelitian, maka peneliti
dapat mengajukan saran atau rekomendasi seperti berikut ini.
a. Penelitian selanjutnya
1) Memperpanjang periode penelitian dengan harapan dapat
diperoleh jumlah sampel dan observasi yang lebih banyak
sehingga dapat diperoleh hasil penelitian yang lebih baik
secara statistik.
2) Memisahkan periode pengamatan yaitu long event window
dan short event window agar hasil yang didapat lebih akurat.
3) Menggunakan metode atau pendekatan yang lain dalam
mengukur abnormal return seperti pendekatan pasar atau
pasar yang disesuaikan agar dapat diperoleh hasil penelitian
yang lebih baik.
b. Emiten
Dengan adanya merger dan akuisisi dapat menjadi salah satu
alternatif yang cukup baik bagi para emiten yang ingin memperluas
jaringan usahanya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa masih ada
faktor-faktor yang perlu menjadi bahan pertimbangan investor atas
lxxxi
fluktuasi harga saham dan volume perdagangan saham yaitu faktor
politik dan stabilitas perekonomian. Oleh sebab itu, para emiten
hendaknya dapat memilih waktu yang tepat untuk dapat melakukan
merger dan akuisisi, sehingga reaksi pasar yang positif dapat
tercapai.
c. Investor
Untuk memperoleh return saham perusahaan, investor dapat
melakukan investasi pada seputaran waktu pengumuman merger
dan akuisis perusahaan oleh karena hasil penelitian
mengindikasikan bahwa terdapat respon pasar positif pada
seputaran waktu pengumuman merger dan akuisisi perusahaan.
lxxxii
DAFTAR PUSATAKA
Anoraga, Pandji dan Pakarti Puji, 2001, Pengantar Pasar Modal, Jakarta: P.T.
Rineka Cipta. Bandi, dan Jogiyanto Hartono (2000). Perilaku Reaksi Harga dan Volume
Perdagangan Saham Terhadap Pengumuman Dividen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 3, No. 2. Juli: 203-213
Beams, Floyd A. dan Amir Abadi Yusuf (2000). Akuntansi Keuangan Lanjutan di
Indonesia (Buku Satu). Salemba Empat. Jakarta. Darmadji, Tjiptono, dan Hendy M. Fakhruddin. (2001). Pasar Modal Indonesia.
Penerbit PT Salemba Emban Patria. Jakarta. Gurendrawati, Etty dan Bambang Sudibyo (1999). Studi Empiris Tentang
Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi Untuk Merjer dan Akuisisi terhadap Volume Perdagangan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 2. Juli: 196-210.
Hartono, Jogiyanto. (1998). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:
BPFE. Husnan, Suad. 1996. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi
Kedua. Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia (2002). Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat
Jakarta. Indrianto, Nur dan Bambang Supomo (2002). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta. Limmack, R.J. 1991. Coorporate Merger and Shareholder Wealth Effects: 1977-
1986. Accounting Business Research., Vol. 21. No. 38: 239-251. Payamta. 2001. Analisis Pengaruh Keputusan Merger dan Akuisisi Terhadap
Perubahan Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi IV: 238-261
Prasetio, Januar Eko dan Sri Astuti. 2003. Dampak Pengumuman Bond Rating
terhadap Return Saham Perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Makalah simposium Nasional Akuntansi VI: 683-685.
lxxxiii
Rachmawati, Eka Nuraini, dan Eduardus Tandelilin. 2001. Pengaruh Pengumuman Merger dan Akuisisi terhadap Return Saham Perusahaan Target di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi dan Ekonomi. Vol. 1. No. 2 (Agustus): 153-170.
Rahmawati, Yeni. 2000. Pengaruh Pengumuman Merger dan Akuisisi terhadap Volume Perdagangan Saham dan Variabilitas Tingkat Keuntungan Saham Perusahaan Pengakuisisi yang Melakukan Merger dan Akuisisi Pada Periode Sebelum dan Sesudah Krisis. Skripsi Program Sarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Siamat, Dahlan, 2001, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Yogyakarta: Penerbit Gajah Mada.
Sunariyah (1997). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. UPP.AMP.YKPN.
Yogyakarta. Tuasikal, Askam. 2001. Manfaat Informasi Akuntansi dalam Memprediksi Return
Saham; Studi terhadap Perusahaan Pemanufakturan dan Nonpemanufakturan. Makalah Simposium Nasional Akuntansi IV: 762-778.
Wibowo, dan Pakereng. Pengaruh Pengumuman Merger Dan Akuisisi terhadap
Return Saham Perusahaan Akuisitor Dan Non Akuisitor Dalam Sektor Industri Yang Sama Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 16. No. 4: 372-387.
Yudyatmoko, dan Ainun Na’im. 2000. Pengaruh Akuisisi terhadap Perubahan
Return Saham dan Kinerja Perusahaan. Makalah Simposium Nasional Akuntansi III: 794-818.
lxxxiv
LAMPIRAN
lxxxv
Daftar Perusahaan dan Tanggal Pengumuman Merger dan Akuisisi Di BEJ Periode Tahun 2000 – 2006
No Kode Pengakuisisi / Induk Target Tgl Pengumuman M&A
1 BDMN PT. Bank Danamon PT. Bank PDFCI 5 Januari 2000
2 DYNA PT. Dynaplast PT. Sampak Unggul 5 Januari 2000
PT. Bentoel Prima 3 RMBA PT. Trasindo Multi Prima
PT. Lestariputra Wirasejati 13 Januari 2000 Right Issue
14-Feb-00
4 GGRM PT. Gudang Garam PT. Industri Soda 28 Januari 2000
5 BGMT PT. Siloam Healt Care PT. Baligraha Medikta 21 Maret 2000
6 ETWA PT. Eterindo Wahanatama PT. Surya Malindo Magetama 27 Maret 2000
7 ASII PT. Astra International (konsorsium) Cycle & Carriage Limited 7 April 2000
8 DSFI PT. Dharma Samudra Fishing Indonesia Industries
PT. Tirta Artamina 10 Nopember 2000
9 SMAR PT. Smart PT. Inti Geral Maju 29 Nopember 2000
10 STTP PT. Siantar Top PT. Saritama Tunggal 15 Desember 2000 Bonus Shares5-Dec-00
11 TLKM PT. Telkom PT. Multimedia Nusantara 14 Desember 2000
12 INTP PT. Indocement Tunggal Perkasa PT. Indocodeco Cement 3 Januari 2001 Right Issue2000
PT. Holdiko Perkas PT Gemah Ripah Pertiwi 13 TINS PT. Timah PT. Indotambang Raya Mega
16 Februari 2001
14 INTP PT. Indocement Tunggal Perkasa PT. Dian Abadi Perkasa. PT. Roda Maju Perkasa 16 Februari 2001 Right Issue2000
15 BASS PT. Bahtera Admina Samudra PT. Intergalaxy Delta Fisheries 1 Mei 2001
16 INDF PT. Indoofood Sukses Makmur PT. Asia Food Property 1 Mei 2001
17 SIMM PT. Surya Intrindo Makmur PT. Anglo Sama Permata Motor 31 Mei 2001 Stock Spli30-Aug-01
18 STTP PT. Siantar Top PT. Saritama Tunggal 22 Agustus 2001
19 TMPI PT. TELAGAMAS PERTIWI TBK PT. Arta Citra Galery 18 September' 2001
20 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk PT. Surya Pertiwi Paramita 5 Oktober 2001
21 BUMI PT. Bumi Resources Tbk PT. Arutmin Indonesia 19 Oktober 2001
22 GGRM PT. Gudang Garam PT. Karyadibya Mahardika 7 Maret 2002
23 SRSN PT. Sarasa Nugraha PT. Sarasa Mitratama 2 Mei 2002
24 HMSP PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk PT. Alfa Mitramat Utama 16 Mei 2002
25 AALI PT. Astra Argo Lestari PT. Sinar Tabiora 2 Oktober 2002
26 PLIN PT. Plaza Indonesia Reality PT. Plaza Nusantara Reality 14 April' 2003
27 MYRX PT. Hanson Industri Utama Tbk PT. Cakrawira Bumi Mandala 28 Mei 2003
BP. International Limited
Sangata Holding Limited
Kalimantan Coal Limited 28 BUMI PT. Bumi Resources
Pacific Resources Investment Limited
1 September' 2003
lxxxvi
29 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk PT. Knoor Indonesia 24 September' 2003 Stock Split3-Sep-03
PT. Bhakti Asset Management 30 BCAP PT. Bhakti Capital Indonesia Tbk PT. Citra Internasional Finance & Investment
Corporation 30 September' 2003
31 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk PT. Djakarta Computer Supplies 4 Desember 2003
32 INPC PT. Bank Artha Graha Internasional PT. Bank Inter-Pacific Tbk 16 Januari 2004
33 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk PT. Knoor Indonesia 30 Juli 2004
34 BATI PT. BAT Indonesia Tbk PT. Rothmans of Pall Mall Indonesia 30 Juni 2005 35 SRSN PT. Sarasa Nugraha Tbk PT. Indo Acidatama Chemical Industry Tbk 5 Oktober 2005
PT. Dankos Laboratories 36 KLBF Kalbe Farma Tbk
PT. Enseval 13 januari 2006
37 MITI Siwani Trimitra Tbk PT. CarakaBerkat Sarana 23 maret 2006 38 META Nusantara Infrastructure Tbk, PT PT. Nusantara Kontruksi Indonesia 19 juli 2006 39 ADES Ades Alfindo Putrasetia Tbk PT. Pamargha Indo Jatim 28 juli 2006 40 ASII Astra International Tbk PT. Bank Permata Indonesia Tbk 4 September 2006 41 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk PT. Surya Pertiwi Paramita 7 September 2006 42 IATG Infoasia Teknologi Global Tbk PT. Gemilang Putri Nusantara 11 Oktober 2006 43 SMSM Selamat Sempurna Tbk PT. Andhi Chandra Outomotive Tbk 28 Desember 2006
Kriteria Sampel :
1. Perusahaan yang melakukan Merger & Akuisisi periode tahun 2000-2006 sebanyak 43 perusahaan.
2. Perusahaan yang mengumumkan, pengumuman lainnya selain merger & akuisisi sebanyak 6 perusahaan.
3. Jadi sampel yang memenuhi kriteria ada 37 perusahaan.
lxxxvii
Data Harian Di seputar Merger Dan Akuisisi Harga Saham Harian
No.
Kode Hari
1 BDMN
5-Jan-00
2 DYNA
5-Jan-00
3 GGRM
28-Jan-00
STK_DATE STK_CLOS IHSG STK_DATE STK_CLOS IHSG STK_DATE STK_CLOS IHSG -21 12/2/1999 200 598 12/2/1999 1075 598.409 12/23/1999 18650 666.133 -20 12/3/1999 200 613 12/3/1999 1150 613.485 12/27/1999 18475 681.381 -19 12/6/1999 200 624 12/6/1999 1200 624.386 12/28/1999 18450 677.218 -18 12/7/1999 175 622 12/7/1999 1225 621.649 12/29/1999 18500 674.880 -17 12/8/1999 175 621 12/8/1999 1200 620.977 12/30/1999 18500 676.919 -16 12/9/1999 200 632 12/9/1999 1225 631.553 1/4/2000 18750 700.218 -15 12/10/1999 175 634 12/10/1999 1225 633.839 1/5/2000 19200 678.087 -14 12/13/1999 175 631 12/13/1999 1225 630.555 1/6/2000 19400 688.521 -13 12/14/1999 200 648 12/14/1999 1200 648.394 1/11/2000 19000 696.003 -12 12/15/1999 200 652 12/15/1999 1200 652.384 1/12/2000 18100 690.164 -11 12/16/1999 200 647 12/16/1999 1225 646.506 1/13/2000 18125 691.610 -10 12/17/1999 200 639 12/17/1999 1200 638.822 1/14/2000 17650 690.892 -9 12/20/1999 200 646 12/20/1999 1225 646.059 1/17/2000 17900 703.483 -8 12/21/1999 200 657 12/21/1999 1200 656.888 1/18/2000 18850 685.716 -7 12/22/1999 200 661 12/22/1999 1275 661.054 1/19/2000 18325 655.995 -6 12/23/1999 200 666 12/23/1999 1350 666.133 1/20/2000 17500 670.153 -5 12/27/1999 225 681 12/27/1999 1350 681.381 1/21/2000 17500 664.694 -4 12/28/1999 200 677 12/28/1999 1450 677.218 1/24/2000 17700 656.722 -3 12/29/1999 200 675 12/29/1999 1475 674.880 1/25/2000 17700 649.858 -2 12/30/1999 225 677 12/30/1999 1450 676.919 1/26/2000 16700 643.385 -1 1/4/2000 175 700 1/4/2000 1475 700.218 1/27/2000 16600 644.651 0 1/5/2000 175 678 1/5/2000 1475 678.087 1/28/2000 16700 634.669 1 1/6/2000 175 689 1/6/2000 1400 688.521 1/31/2000 16725 636.372 2 1/11/2000 200 696 1/11/2000 1475 696.003 2/1/2000 16750 616.856 3 1/12/2000 200 690 1/12/2000 1475 690.164 2/2/2000 16750 603.576 4 1/13/2000 200 692 1/13/2000 1500 691.610 2/3/2000 16750 614.310 5 1/14/2000 200 691 1/14/2000 1500 690.892 2/4/2000 16750 634.998 6 1/17/2000 175 703 1/17/2000 1475 703.483 2/7/2000 16350 639.428 7 1/18/2000 175 686 1/18/2000 1475 685.716 2/8/2000 16350 629.900 8 1/19/2000 200 656 1/19/2000 1500 655.995 2/9/2000 16500 632.451 9 1/20/2000 200 670 1/20/2000 1500 670.153 2/10/2000 16500 639.253
10 1/21/2000 200 665 1/21/2000 1500 664.694 2/11/2000 16500 635.078 11 1/24/2000 175 657 1/24/2000 1475 656.722 2/14/2000 15500 633.715 12 1/25/2000 175 650 1/25/2000 1475 649.858 2/15/2000 15500 565.478 13 1/26/2000 175 643 1/26/2000 1475 643.385 2/16/2000 15500 546.528 14 1/27/2000 175 645 1/27/2000 1475 644.651 2/17/2000 15500 565.478 15 1/28/2000 175 635 1/28/2000 1475 634.669 2/18/2000 14200 546.528 16 1/31/2000 175 636 1/31/2000 1475 636.372 2/21/2000 14750 592.988 17 2/1/2000 175 617 2/1/2000 1475 616.856 2/22/2000 14750 583.420 18 2/2/2000 175 604 2/2/2000 1475 603.576 2/23/2000 17075 584.428 19 2/3/2000 175 614 2/3/2000 1475 614.310 2/24/2000 17250 573.487 20 2/4/2000 175 635 2/4/2000 1475 634.998 2/25/2000 17250 568.555
lxxxviii
No. Kode Hari
4 BGMT
21-Mar-00
5 ETWA
27-Mar-00
6 ASII
7-Apr-00
STK_DATE STK_CLOS IHSG STK_DATE STK_CLOS IHSG STK_DATE STK_CLOS IHSG
-21 2/17/2000 1075 565.478 2/23/2000 775 584.428 3/3/2000 3525 548.553 -20 2/18/2000 1100 546.528 2/24/2000 750 573.487 3/6/2000 3525 566.710 -19 2/21/2000 1075 592.988 2/25/2000 775 568.555 3/7/2000 3525 562.759 -18 2/22/2000 1075 583.420 2/28/2000 750 576.542 3/8/2000 3500 570.052 -17 2/23/2000 1075 584.428 3/1/2000 725 565.478 3/9/2000 3600 585.180 -16 2/24/2000 1025 573.487 3/2/2000 675 546.528 3/10/2000 3650 596.182 -15 2/25/2000 1050 568.555 3/3/2000 675 548.553 3/13/2000 3700 587.576 -14 2/28/2000 1075 576.542 3/6/2000 700 566.710 3/14/2000 3750 585.921 -13 3/1/2000 1050 565.478 3/7/2000 700 562.759 3/15/2000 3775 586.869 -12 3/2/2000 1000 546.528 3/8/2000 750 570.052 3/17/2000 3775 590.852 -11 3/3/2000 1000 548.553 3/9/2000 750 585.180 3/20/2000 3800 584.876 -10 3/6/2000 1000 566.710 3/10/2000 750 596.182 3/21/2000 3750 578.965 -9 3/7/2000 1000 562.759 3/13/2000 725 587.576 3/22/2000 3725 586.865 -8 3/8/2000 1000 570.052 3/14/2000 725 585.921 3/23/2000 3725 586.007 -7 3/9/2000 1000 585.180 3/15/2000 700 586.869 3/24/2000 3650 581.473 -6 3/10/2000 1000 596.182 3/17/2000 700 590.852 3/27/2000 3750 585.237 -5 3/13/2000 1000 587.576 3/20/2000 675 584.876 3/28/2000 3700 588.732 -4 3/14/2000 1000 585.921 3/21/2000 675 578.965 3/29/2000 3675 591.679 -3 3/15/2000 1000 586.869 3/22/2000 650 586.865 3/30/2000 3625 583.276 -2 3/17/2000 1000 590.852 3/23/2000 700 586.007 4/3/2000 3575 570.901 -1 3/20/2000 1000 584.876 3/24/2000 700 581.473 4/5/2000 3475 564.182 0 3/21/2000 1000 578.965 3/27/2000 700 585.237 4/7/2000 3650 570.815 1 3/22/2000 1075 586.865 3/28/2000 700 588.732 4/10/2000 3600 569.617 2 3/23/2000 1050 586.007 3/29/2000 700 591.679 4/11/2000 3575 569.740 3 3/24/2000 1025 581.473 3/30/2000 700 583.276 4/12/2000 3575 564.737 4 3/27/2000 1025 585.237 4/3/2000 675 570.901 4/13/2000 3600 565.107 5 3/28/2000 1025 588.732 4/5/2000 675 564.182 4/14/2000 3525 556.788 6 3/29/2000 1025 591.679 4/7/2000 675 570.815 4/17/2000 3350 529.263 7 3/30/2000 1000 583.276 4/10/2000 675 569.617 4/18/2000 3350 528.259 8 4/3/2000 1000 570.901 4/11/2000 675 569.740 4/19/2000 3325 526.300 9 4/5/2000 1000 564.182 4/12/2000 650 564.737 4/20/2000 3325 526.396
10 4/7/2000 1000 570.815 4/13/2000 650 565.107 4/24/2000 3350 530.849 11 4/10/2000 1025 569.617 4/14/2000 650 556.788 4/25/2000 3225 519.043 12 4/11/2000 1025 569.740 4/17/2000 675 529.263 4/26/2000 3250 524.078 13 4/12/2000 1025 564.737 4/18/2000 675 528.259 4/27/2000 3250 521.620 14 4/13/2000 1025 565.107 4/19/2000 675 526.300 4/28/2000 3200 526.737 15 4/14/2000 1050 556.788 4/20/2000 675 526.396 5/1/2000 3300 524.609 16 4/17/2000 1050 529.263 4/24/2000 675 530.849 5/2/2000 3350 531.254 17 4/18/2000 1050 528.259 4/25/2000 675 519.043 5/3/2000 3450 535.311 18 4/19/2000 1050 526.300 4/26/2000 675 524.078 5/4/2000 3400 538.966 19 4/20/2000 1050 526.396 4/27/2000 675 521.620 5/5/2000 3400 545.610 20 4/24/2000 1050 530.849 4/28/2000 675 526.737 5/8/2000 3375 550.329
No. 7 8 9
lxxxix
Kode Hari
DSFI 10-Nov-00
SMAR 29-Nov-00
TLKM 14-Dec-00
STK_DATE STK_CLOS IHSG STK_DATE STK_CLOS IHSG STK_DATE STK_CLOS IHSG
-21 10/11/2000 2625 416.948 10/31/2000 2525 405.347 11/15/2000 2325 418.719 -20 10/12/2000 2620 422.733 11/1/2000 2525 409.362 11/16/2000 2325 416.981 -19 10/13/2000 2600 408.200 11/2/2000 2525 407.961 11/17/2000 2325 421.143 -18 10/16/2000 2620 411.750 11/3/2000 2350 409.834 11/20/2000 2425 426.293 -17 10/17/2000 2580 417.439 11/6/2000 2350 415.267 11/21/2000 2400 425.516 -16 10/18/2000 2570 416.948 11/7/2000 2350 421.033 11/22/2000 2425 431.702 -15 10/19/2000 2580 422.733 11/8/2000 2350 426.076 11/23/2000 2525 433.548 -14 10/20/2000 2600 420.331 11/9/2000 2350 421.472 11/24/2000 2475 434.211 -13 10/23/2000 2600 417.450 11/10/2000 2350 426.970 11/27/2000 2425 431.240 -12 10/24/2000 2600 418.641 11/13/2000 2350 423.664 11/28/2000 2400 426.943 -11 10/26/2000 2600 414.160 11/14/2000 2350 425.610 11/29/2000 2375 425.302 -10 10/27/2000 2600 411.843 11/15/2000 2300 418.719 11/30/2000 2450 429.214 -9 10/30/2000 2625 404.115 11/16/2000 2300 416.981 12/1/2000 2400 427.552 -8 10/31/2000 2625 405.347 11/17/2000 2300 421.143 12/4/2000 2375 429.904 -7 11/1/2000 2700 409.362 11/20/2000 2325 426.293 12/5/2000 2375 431.435 -6 11/2/2000 2725 407.961 11/21/2000 2325 425.516 12/6/2000 2425 433.722 -5 11/3/2000 2700 409.834 11/22/2000 2575 431.702 12/7/2000 2375 435.642 -4 11/6/2000 2750 415.267 11/23/2000 2650 433.548 12/8/2000 2350 431.808 -3 11/7/2000 2725 421.033 11/24/2000 2500 434.211 12/11/2000 2250 421.473 -2 11/8/2000 2750 426.076 11/27/2000 2500 431.240 12/12/2000 2225 415.177 -1 11/9/2000 2800 421.472 11/28/2000 2700 426.943 12/13/2000 2250 420.438 0 11/10/2000 2850 426.970 11/29/2000 2700 425.302 12/14/2000 2150 419.196 1 11/13/2000 2675 423.664 11/30/2000 2700 429.214 12/15/2000 2125 423.648 2 11/14/2000 2700 425.610 12/1/2000 2775 427.552 12/18/2000 2100 418.553 3 11/15/2000 2700 418.719 12/4/2000 2775 429.904 12/19/2000 2125 418.783 4 11/16/2000 2700 416.981 12/5/2000 2700 431.435 12/20/2000 2100 414.870 5 11/17/2000 2700 421.143 12/6/2000 2675 433.722 12/21/2000 2025 415.103 6 11/20/2000 2725 426.293 12/7/2000 2625 435.642 12/22/2000 2050 419.321 7 11/21/2000 2700 425.516 12/8/2000 2550 431.808 1/2/2001 2050 410.205 8 11/22/2000 2750 431.702 12/11/2000 2600 421.473 1/3/2001 2025 405.829 9 11/23/2000 2725 433.548 12/12/2000 2600 415.177 1/4/2001 2050 409.827
10 11/24/2000 2725 434.211 12/13/2000 2325 420.438 1/5/2001 2150 418.820 11 11/27/2000 2750 431.240 12/14/2000 2325 419.196 1/8/2001 2200 415.766 12 11/28/2000 2725 426.943 12/15/2000 2325 423.648 1/9/2001 2200 415.273 13 11/29/2000 2725 425.302 12/18/2000 2325 418.553 1/10/2001 2325 417.519 14 11/30/2000 2850 429.214 12/19/2000 2325 418.783 1/11/2001 2250 410.381 15 12/1/2000 2975 427.552 12/20/2000 2325 414.870 1/12/2001 2250 407.365 16 12/4/2000 2900 429.904 12/21/2000 2325 415.103 1/15/2001 2300 411.976 17 12/5/2000 2900 431.435 12/22/2000 2800 419.321 1/16/2001 2350 415.089 18 12/6/2000 2950 433.722 1/2/2001 2350 410.205 1/17/2001 2325 414.665 19 12/7/2000 2975 435.642 1/3/2001 2350 405.829 1/18/2001 2300 416.345 20 12/8/2000 2900 431.808 1/4/2001 2350 409.827 1/19/2001 2375 411.558
xc
No.
Kode Hari
10 TINS
16-Feb-01
11 BASS
1-May-01
12 INDF
1-May-01
STK_DATE STK_CLOS IHSG STK_DATE STK_CLOS IHSG STK_DATE STK_CLOS IHSG
-21 1/18/2001 1500 416.345 3/30/2001 450 381.050 3/30/2001 850 381.050 -20 1/19/2001 1500 411.558 4/2/2001 500 375.032 4/2/2001 825 375.032 -19 1/22/2001 1500 417.908 4/3/2001 475 372.653 4/3/2001 800 372.653 -18 1/23/2001 1475 415.743 4/4/2001 480 367.408 4/4/2001 800 367.408 -17 1/24/2001 1525 416.967 4/5/2001 480 362.468 4/5/2001 800 362.468 -16 1/25/2001 1525 417.130 4/6/2001 480 364.343 4/6/2001 800 364.343 -15 1/26/2001 1525 416.788 4/9/2001 450 362.276 4/9/2001 775 362.276 -14 1/29/2001 1500 413.052 4/10/2001 490 369.197 4/10/2001 775 369.197 -13 1/30/2001 1525 416.325 4/11/2001 500 367.156 4/11/2001 775 367.156 -12 1/31/2001 1600 425.614 4/12/2001 500 365.983 4/12/2001 800 365.983 -11 2/1/2001 1675 430.581 4/16/2001 500 363.211 4/16/2001 775 363.211 -10 2/2/2001 1850 451.979 4/17/2001 500 360.037 4/17/2001 800 360.037 -9 2/5/2001 1825 458.952 4/18/2001 500 356.230 4/18/2001 775 356.230 -8 2/6/2001 1725 450.110 4/19/2001 500 349.308 4/19/2001 775 349.308 -7 2/7/2001 1800 444.333 4/20/2001 500 342.858 4/20/2001 775 342.858 -6 2/8/2001 1775 440.776 4/23/2001 500 346.407 4/23/2001 750 346.407 -5 2/9/2001 1725 427.914 4/24/2001 475 348.099 4/24/2001 750 348.099 -4 2/12/2001 1700 424.465 4/25/2001 475 353.181 4/25/2001 750 353.181 -3 2/13/2001 1775 426.172 4/26/2001 470 351.336 4/26/2001 750 351.336 -2 2/14/2001 1675 423.214 4/27/2001 490 351.562 4/27/2001 750 351.562 -1 2/15/2001 1750 440.223 4/30/2001 490 358.232 4/30/2001 750 358.232 0 2/16/2001 1700 432.079 5/1/2001 480 362.228 5/1/2001 775 362.228 1 2/19/2001 1700 435.139 5/2/2001 500 362.722 5/2/2001 785 362.722 2 2/20/2001 1675 433.681 5/3/2001 500 371.939 5/3/2001 825 371.939 3 2/21/2001 1700 439.903 5/4/2001 475 375.558 5/4/2001 825 375.558 4 2/22/2001 1700 437.030 5/8/2001 475 372.974 5/8/2001 825 372.974 5 2/23/2001 1800 438.646 5/9/2001 475 372.111 5/9/2001 825 372.111 6 2/26/2001 1800 432.150 5/10/2001 475 369.033 5/10/2001 800 369.033 7 2/27/2001 1825 433.308 5/11/2001 475 370.359 5/11/2001 825 370.359 8 2/28/2001 1775 428.303 5/14/2001 475 368.282 5/14/2001 825 368.282 9 3/1/2001 1800 424.030 5/15/2001 475 370.876 5/15/2001 850 370.876
10 3/2/2001 1750 426.127 5/16/2001 475 376.228 5/16/2001 850 366.228 11 3/6/2001 1750 431.518 5/17/2001 475 376.702 5/17/2001 800 376.702 12 3/7/2001 1700 430.550 5/18/2001 475 376.796 5/18/2001 825 376.796 13 3/8/2001 1700 428.036 5/21/2001 475 380.380 5/21/2001 825 380.380 14 3/9/2001 1675 414.106 5/22/2001 475 379.670 5/22/2001 850 379.670 15 3/12/2001 1600 396.611 5/23/2001 475 380.679 5/23/2001 850 380.679 16 3/13/2001 1650 385.906 5/25/2001 475 380.124 5/25/2001 875 390.124 17 3/14/2001 1625 389.193 5/28/2001 480 382.788 5/28/2001 875 382.788 18 3/15/2001 1625 386.863 5/29/2001 480 376.384 5/29/2001 875 376.384 19 3/16/2001 1575 380.515 5/30/2001 485 368.927 5/30/2001 850 376.927 20 3/19/2001 1475 367.142 5/31/2001 485 355.863 5/31/2001 850 375.863
xci
No.
Kode Hari
13 STTP
22-Aug-01
14 TMPI
18-Sep-01
15 TOTO
5-Oct-01
STK_DATE STK_CLOS IHSG STK_DATE STK_CLOS IHSG STK_DATE STK_CLOS IHSG
-21 7/23/2001 1275 470.229 8/20/2001 140 437.869 9/6/2001 5500 448.690 -20 7/24/2001 1250 457.918 8/21/2001 140 437.197 9/7/2001 5500 443.806 -19 7/25/2001 1225 447.625 8/22/2001 140 441.978 9/10/2001 5500 443.601 -18 7/26/2001 1225 443.694 8/23/2001 135 439.690 9/11/2001 5500 445.477 -17 7/27/2001 1225 447.381 8/24/2001 135 441.219 9/12/2001 5500 429.847 -16 7/30/2001 1275 449.191 8/27/2001 135 441.307 9/13/2001 5500 432.567 -15 7/31/2001 1300 444.081 8/28/2001 135 440.940 9/14/2001 5500 425.653 -14 8/1/2001 1325 443.194 8/29/2001 130 437.841 9/17/2001 5500 407.250 -13 8/2/2001 1375 436.461 8/30/2001 130 434.318 9/18/2001 5500 413.833 -12 8/3/2001 1375 435.150 8/31/2001 130 435.552 9/19/2001 5500 422.450 -11 8/6/2001 1400 430.810 9/3/2001 130 432.772 9/20/2001 5500 422.346 -10 8/7/2001 1425 432.936 9/4/2001 125 441.163 9/21/2001 5500 414.427 -9 8/8/2001 1450 441.897 9/5/2001 130 442.232 9/24/2001 5500 410.394 -8 8/9/2001 1425 436.406 9/6/2001 125 448.690 9/25/2001 5500 409.087 -7 8/10/2001 1425 435.319 9/7/2001 135 443.806 9/26/2001 5500 401.018 -6 8/13/2001 1325 437.869 9/10/2001 135 443.601 9/27/2001 5500 395.044 -5 8/14/2001 1325 441.897 9/11/2001 130 445.477 9/28/2001 5500 392.479 -4 8/15/2001 1375 436.406 9/12/2001 125 429.847 10/1/2001 5500 388.675 -3 8/16/2001 1375 435.319 9/13/2001 130 432.567 10/2/2001 5500 377.232 -2 8/20/2001 1325 437.869 9/14/2001 125 425.653 10/3/2001 5500 371.488 -1 8/21/2001 1325 437.197 9/17/2001 110 407.250 10/4/2001 5500 381.241 0 8/22/2001 1325 441.978 9/18/2001 125 413.833 10/5/2001 5500 381.588 1 8/23/2001 1325 439.690 9/19/2001 135 422.450 10/8/2001 5500 367.073 2 8/24/2001 1300 441.219 9/20/2001 140 422.346 10/9/2001 5500 369.797 3 8/27/2001 1300 441.307 9/21/2001 135 414.427 10/10/2001 5500 368.297 4 8/28/2001 1350 440.940 9/24/2001 125 410.394 10/11/2001 5500 370.589 5 8/29/2001 1300 437.841 9/25/2001 125 409.087 10/12/2001 5500 378.598 6 8/30/2001 1300 434.318 9/26/2001 120 401.018 10/16/2001 5500 378.880 7 8/31/2001 1375 435.552 9/27/2001 120 395.044 10/17/2001 5500 381.369 8 9/3/2001 1375 432.772 9/28/2001 120 392.479 10/18/2001 5500 385.165 9 9/4/2001 1375 441.163 10/1/2001 115 388.675 10/19/2001 5500 387.854
10 9/5/2001 1375 442.232 10/2/2001 110 377.232 10/22/2001 5500 391.760 11 9/6/2001 1375 448.690 10/3/2001 100 371.488 10/23/2001 5500 391.785 12 9/7/2001 1375 443.806 10/4/2001 110 381.241 10/24/2001 5500 385.961 13 9/10/2001 1375 443.601 10/5/2001 110 381.588 10/25/2001 5500 390.435 14 9/11/2001 1375 445.477 10/8/2001 100 367.073 10/26/2001 5500 387.822 15 9/12/2001 1375 429.847 10/9/2001 110 369.797 10/29/2001 5500 384.328 16 9/13/2001 1375 432.567 10/10/2001 105 368.297 10/30/2001 5500 378.362 17 9/14/2001 1375 425.653 10/11/2001 105 370.589 10/31/2001 5500 383.735 18 9/17/2001 1375 407.250 10/12/2001 105 378.598 11/1/2001 5500 381.999 19 9/18/2001 1375 413.833 10/16/2001 110 378.880 11/2/2001 5500 380.652 20 9/19/2001 1375 422.450 10/17/2001 105 381.369 11/5/2001 5500 375.214
xcii
No.
Kode Hari
16 BUMI
19-Oct-01
17 GGRM
7-Mar-02
18 SRSN
2-May-02
STK_DATE STK_CLOS IHSG STK_DATE STK_CLOS IHSG STK_DATE STK_CLOS IHSG
-21 9/19/2001 65 422.450 2/4/2002 11600 451.172 4/3/2002 100 488.157 -20 9/20/2001 65 422.346 2/5/2002 11650 450.490 4/4/2002 100 502.500 -19 9/21/2001 70 414.427 2/6/2002 11450 446.210 4/5/2002 95 508.994 -18 9/24/2001 60 410.394 2/7/2002 10700 433.170 4/8/2002 95 515.080 -17 9/25/2001 65 409.087 2/8/2002 10600 436.980 4/9/2002 95 520.001 -16 9/26/2001 75 401.018 2/11/2002 10650 438.847 4/10/2002 105 533.808 -15 9/27/2001 80 395.044 2/13/2002 10750 436.789 4/11/2002 100 531.513 -14 9/28/2001 85 392.479 2/14/2002 10800 439.402 4/12/2002 100 539.270 -13 10/1/2001 70 388.675 2/15/2002 11100 449.381 4/15/2002 100 549.838 -12 10/2/2001 65 377.232 2/18/2002 11400 462.349 4/16/2002 95 551.607 -11 10/3/2001 60 371.488 2/19/2002 11350 460.695 4/17/2002 95 542.274 -10 10/4/2001 65 381.241 2/20/2002 11250 458.458 4/18/2002 95 534.838 -9 10/5/2001 50 381.588 2/21/2002 11300 459.387 4/19/2002 95 532.781 -8 10/8/2001 40 367.073 2/25/2002 11000 449.316 4/22/2002 95 535.685 -7 10/9/2001 40 369.797 2/26/2002 10800 448.688 4/23/2002 90 543.061 -6 10/10/2001 40 368.297 2/27/2002 10950 454.502 4/24/2002 90 544.262 -5 10/11/2001 45 370.589 2/28/2002 10950 453.246 4/25/2002 90 544.587 -4 10/12/2001 45 378.598 3/1/2002 10900 452.162 4/26/2002 90 539.963 -3 10/16/2001 50 378.880 3/4/2002 11100 455.187 4/29/2002 90 525.859 -2 10/17/2001 50 381.369 3/5/2002 11250 459.271 4/30/2002 95 534.062 -1 10/18/2001 50 385.165 3/6/2002 11400 476.961 5/1/2002 95 534.720 0 10/19/2001 65 387.854 3/7/2002 11450 472.390 5/2/2002 95 539.700 1 10/22/2001 85 391.760 3/8/2002 11350 475.115 5/3/2002 95 544.083 2 10/23/2001 80 391.785 3/11/2002 11150 474.026 5/6/2002 90 539.808 3 10/24/2001 75 385.961 3/12/2002 11100 469.366 5/7/2002 95 544.886 4 10/25/2001 65 390.435 3/13/2002 11200 474.000 5/8/2002 100 547.741 5 10/26/2001 70 387.822 3/14/2002 11200 467.991 5/10/2002 100 543.905 6 10/29/2001 70 384.328 3/18/2002 11050 469.676 5/13/2002 100 537.144 7 10/30/2001 70 378.362 3/19/2002 11050 471.643 5/14/2002 100 538.628 8 10/31/2001 65 383.735 3/20/2002 11050 477.286 5/15/2002 100 538.887 9 11/1/2001 60 381.999 3/21/2002 11200 480.647 5/16/2002 100 529.745
10 11/2/2001 60 380.652 3/22/2002 11100 484.732 5/17/2002 95 531.578 11 11/5/2001 60 375.214 3/25/2002 10950 479.428 5/20/2002 95 526.934 12 11/6/2001 60 375.429 3/26/2002 10950 481.862 5/21/2002 95 525.335 13 11/7/2001 65 377.501 3/27/2002 10800 481.286 5/22/2002 95 511.631 14 11/8/2001 65 381.837 3/28/2002 10900 481.775 5/23/2002 90 503.669 15 11/9/2001 65 377.340 4/1/2002 10950 486.668 5/24/2002 90 506.955 16 11/12/2001 65 371.362 4/2/2002 10800 489.089 5/27/2002 90 512.794 17 11/13/2001 60 369.248 4/3/2002 10650 488.157 5/28/2002 85 513.584 18 11/14/2001 60 372.789 4/4/2002 10750 502.500 5/29/2002 90 520.691 19 11/15/2001 65 378.377 4/5/2002 11100 508.994 5/30/2002 85 522.549 20 11/16/2001 60 378.670 4/8/2002 11600 515.080 5/31/2002 85 530.790
xciii
No.
Kode Hari
19 HMSP
16-May-02
20 AALI
2-Oct-02
21 PLIN
14-Apr-03
STK_DATE STK_CLOS IHSG STK_DATE STK_CLOS IHSG STK_DATE STK_CLOS IHSG
-21 4/16/2002 4425 551.607 9/3/2002 1550 429.988 3/13/2003 3600 383.856 -20 4/17/2002 4450 542.274 9/4/2002 1450 420.442 3/14/2003 3600 387.880 -19 4/18/2002 4350 534.838 9/5/2002 1500 427.119 3/17/2003 3500 382.149 -18 4/19/2002 4250 532.781 9/6/2002 1500 427.800 3/18/2003 3500 384.637 -17 4/22/2002 4250 535.685 9/9/2002 1475 430.271 3/19/2003 3500 385.483 -16 4/23/2002 4350 543.061 9/10/2002 1500 429.336 3/20/2003 3500 394.638 -15 4/24/2002 4500 544.262 9/11/2002 1500 430.121 3/21/2003 3500 394.039 -14 4/25/2002 4500 544.587 9/12/2002 1500 428.183 3/24/2003 3500 395.086 -13 4/26/2002 4500 539.963 9/13/2002 1475 421.003 3/25/2003 3500 394.936 -12 4/29/2002 4375 525.859 9/16/2002 1425 420.217 3/26/2003 3500 401.039 -11 4/30/2002 4375 534.062 9/17/2002 1475 427.183 3/27/2003 3400 401.343 -10 5/1/2002 4425 534.720 9/18/2002 1400 419.121 3/28/2003 3400 404.432 -9 5/2/2002 4450 539.700 9/19/2002 1300 408.696 3/31/2003 3400 398.004 -8 5/3/2002 4650 544.083 9/20/2002 1225 408.799 4/1/2003 3400 398.055 -7 5/6/2002 4575 539.808 9/23/2002 1250 410.772 4/3/2003 3400 400.757 -6 5/7/2002 4625 544.886 9/24/2002 1225 408.304 4/4/2003 3400 405.678 -5 5/8/2002 4575 547.741 9/25/2002 1250 408.647 4/7/2003 3400 423.814 -4 5/10/2002 4450 543.905 9/26/2002 1250 411.941 4/8/2003 3400 422.111 -3 5/13/2002 4250 537.144 9/27/2002 1250 412.973 4/9/2003 3500 430.276 -2 5/14/2002 4300 538.628 9/30/2002 1175 419.307 4/10/2003 3500 430.447 -1 5/15/2002 4275 538.887 10/1/2002 1175 407.518 4/11/2003 3600 438.549 0 5/16/2002 4200 529.745 10/2/2002 1125 409.502 4/14/2003 3600 433.947 1 5/17/2002 4275 531.578 10/3/2002 1150 408.431 4/15/2003 3700 437.724 2 5/20/2002 4225 526.934 10/7/2002 1075 401.843 4/16/2003 3750 442.720 3 5/21/2002 4250 525.335 10/8/2002 1125 402.052 4/17/2003 3850 441.857 4 5/22/2002 4175 511.631 10/9/2002 1100 391.837 4/21/2003 3850 440.941 5 5/23/2002 4150 503.669 10/10/2002 1100 384.487 4/22/2003 3950 448.737 6 5/24/2002 4175 506.955 10/11/2002 1075 376.466 4/23/2003 3750 449.686 7 5/27/2002 4300 512.794 10/14/2002 1050 337.475 4/24/2003 3750 445.152 8 5/28/2002 4325 513.584 10/15/2002 1150 342.204 4/25/2003 3800 445.043 9 5/29/2002 4425 520.691 10/16/2002 1025 357.377 4/28/2003 3700 430.917
10 5/30/2002 4475 522.549 10/17/2002 1025 355.105 4/29/2003 3800 434.182 11 5/31/2002 4575 530.790 10/18/2002 1025 360.905 4/30/2003 3800 420.861 12 6/3/2002 4475 523.870 10/21/2002 1050 361.869 5/1/2003 3850 402.198 13 6/4/2002 4350 518.935 10/22/2002 1025 353.814 5/2/2003 3950 407.819 14 6/5/2002 4325 520.465 10/23/2002 1025 354.851 5/5/2003 3750 448.957 15 6/6/2002 4275 513.726 10/24/2002 1025 353.188 5/6/2003 3750 448.612 16 6/7/2002 4350 514.028 10/25/2002 1025 353.654 5/7/2003 3750 433.128 17 6/10/2002 4375 511.366 10/28/2002 1050 361.680 5/8/2003 3750 411.118 18 6/11/2002 4325 516.821 10/29/2002 1050 361.919 5/9/2003 3750 419.634 19 6/12/2002 4375 523.965 10/30/2002 1150 361.119 5/12/2003 3750 403.927 20 6/13/2002 4450 540.080 10/31/2002 1125 369.044 5/13/2003 3750 403.511
xciv
No.
Kode Hari
22 MYRX
28-May-03
23 BUMI
1-Sep-03
24 BCAP
30-Sep-03
STK_DATE STK_CLOS IHSG STK_DATE STK_CLOS IHSG STK_DATE STK_CLOS IHSG
-21 4/25/2003 40 435.043 7/31/2003 75 507.985 8/29/2003 225 529.675 -20 4/28/2003 35 430.917 8/1/2003 75 508.703 9/1/2003 225 534.337 -19 4/29/2003 35 444.182 8/4/2003 75 503.942 9/2/2003 225 538.939 -18 4/30/2003 35 450.861 8/5/2003 75 498.529 9/3/2003 225 558.249 -17 5/1/2003 35 452.198 8/6/2003 75 474.436 9/4/2003 225 575.192 -16 5/2/2003 40 447.819 8/7/2003 75 508.270 9/5/2003 225 582.323 -15 5/5/2003 35 458.957 8/8/2003 75 505.360 9/8/2003 225 587.057 -14 5/6/2003 40 463.612 8/11/2003 75 504.841 9/9/2003 225 585.292 -13 5/7/2003 40 473.128 8/12/2003 75 506.417 9/10/2003 225 572.853 -12 5/8/2003 40 471.118 8/13/2003 75 511.225 9/11/2003 225 565.638 -11 5/9/2003 40 469.634 8/14/2003 75 510.129 9/12/2003 225 578.375 -10 5/12/2003 40 473.927 8/15/2003 75 516.647 9/15/2003 225 574.799 -9 5/13/2003 35 473.511 8/19/2003 85 517.053 9/16/2003 225 581.245 -8 5/14/2003 35 467.939 8/20/2003 95 518.777 9/17/2003 225 585.913 -7 5/19/2003 35 459.215 8/21/2003 105 505.583 9/18/2003 225 582.687 -6 5/20/2003 35 466.142 8/22/2003 105 528.943 9/19/2003 225 585.671 -5 5/21/2003 35 466.287 8/25/2003 105 519.036 9/23/2003 225 588.511 -4 5/22/2003 35 465.129 8/26/2003 115 518.759 9/24/2003 225 605.623 -3 5/23/2003 35 472.105 8/27/2003 115 510.862 9/25/2003 225 603.708 -2 5/26/2003 35 478.410 8/28/2003 115 510.240 9/26/2003 225 599.840 -1 5/27/2003 35 480.266 8/29/2003 115 529.675 9/29/2003 225 597.140 0 5/28/2003 35 492.818 9/1/2003 175 534.337 9/30/2003 225 597.652 1 5/29/2003 35 494.776 9/2/2003 190 538.939 10/1/2003 225 606.039 2 6/2/2003 35 505.724 9/3/2003 185 558.249 10/2/2003 225 619.593 3 6/3/2003 40 502.425 9/4/2003 185 575.192 10/3/2003 225 621.862 4 6/4/2003 40 504.532 9/5/2003 180 582.323 10/6/2003 225 615.874 5 6/5/2003 40 511.166 9/8/2003 185 587.057 10/7/2003 225 615.309 6 6/6/2003 40 510.693 9/9/2003 186 588.292 10/8/2003 225 624.328 7 6/9/2003 40 519.325 9/10/2003 187 572.853 10/9/2003 225 636.227 8 6/10/2003 35 519.543 9/11/2003 188 565.638 10/10/2003 225 644.818 9 6/11/2003 35 515.713 9/12/2003 189 568.375 10/13/2003 225 644.434
10 6/12/2003 35 501.806 9/15/2003 185 584.799 10/14/2003 225 648.716 11 6/13/2003 30 510.479 9/16/2003 187 581.245 10/15/2003 225 650.440 12 6/16/2003 35 512.691 9/17/2003 188 580.913 10/16/2003 225 649.298 13 6/17/2003 35 509.042 9/18/2003 175 582.687 10/17/2003 225 649.646 14 6/18/2003 30 503.233 9/19/2003 180 585.671 10/20/2003 225 652.759 15 6/19/2003 30 509.829 9/23/2003 185 588.511 10/21/2003 225 646.971 16 6/20/2003 30 511.452 9/24/2003 175 605.623 10/22/2003 225 646.165 17 6/23/2003 30 506.313 9/25/2003 185 603.708 10/23/2003 225 630.992 18 6/24/2003 35 500.191 9/26/2003 190 599.840 10/24/2003 225 634.567 19 6/25/2003 35 500.279 9/29/2003 190 597.140 10/27/2003 225 629.052 20 6/26/2003 35 497.814 9/30/2003 195 597.652 10/28/2003 225 626.862
xcv
No.
Kode Hari
25 JTPE
4-Dec-03
26 INPC
16-Jan-04
27 UNVR
30-Jul-04
STK_DATE STK_CLOS IHSG STK_DATE STK_CLOS IHSG STK_DATE STK_CLOS IHSG
-21 10/29/2003 405 624.563 12/11/2003 115 653.324 6/30/2004 3925 732.401 -20 10/30/2003 405 627.834 12/12/2003 115 656.740 7/1/2004 3800 729.808 -19 10/31/2003 405 625.546 12/15/2003 100 658.522 7/2/2004 3900 745.025 -18 11/3/2003 410 617.261 12/16/2003 100 656.909 7/6/2004 3950 768.255 -17 11/4/2003 425 626.490 12/17/2003 100 655.698 7/7/2004 3950 771.664 -16 11/5/2003 445 635.817 12/18/2003 110 664.877 7/8/2004 3975 759.742 -15 11/6/2003 460 632.811 12/19/2003 110 672.292 7/9/2004 3900 761.140 -14 11/7/2003 425 626.737 12/22/2003 95 674.395 7/12/2004 3900 757.575 -13 11/10/2003 420 620.070 12/23/2003 105 679.307 7/13/2004 3950 756.582 -12 11/11/2003 425 617.718 12/29/2003 105 693.033 7/14/2004 3900 744.316 -11 11/12/2003 445 619.872 12/30/2003 120 691.895 7/15/2004 3875 745.340 -10 11/13/2003 445 614.636 1/2/2004 120 704.498 7/16/2004 3850 756.095 -9 11/14/2003 445 610.335 1/5/2004 130 725.472 7/19/2004 3850 754.273 -8 11/17/2003 420 607.789 1/6/2004 140 723.989 7/20/2004 3875 756.667 -7 11/18/2003 420 605.787 1/7/2004 140 709.367 7/21/2004 3850 761.239 -6 11/19/2003 425 601.938 1/8/2004 140 730.815 7/22/2004 3800 761.518 -5 11/20/2003 425 605.805 1/9/2004 140 753.692 7/23/2004 3775 766.367 -4 11/21/2003 425 617.084 1/12/2004 140 742.506 7/26/2004 3775 761.804 -3 12/1/2003 425 629.940 1/13/2004 140 743.143 7/27/2004 3825 759.279 -2 12/2/2003 445 633.728 1/14/2004 140 756.563 7/28/2004 3850 760.200 -1 12/3/2003 460 643.863 1/15/2004 120 763.453 7/29/2004 3875 760.973 0 12/4/2003 550 641.150 1/16/2004 150 770.334 7/30/2004 3775 756.983 1 12/5/2003 575 638.045 1/19/2004 130 766.483 8/2/2004 3800 749.458 2 12/8/2003 575 647.771 1/20/2004 145 773.125 8/3/2004 3850 757.295 3 12/9/2003 580 644.459 1/21/2004 145 776.301 8/4/2004 3825 758.304 4 12/10/2003 575 645.961 1/23/2004 145 785.879 8/5/2004 3775 762.011 5 12/11/2003 580 653.324 1/26/2004 145 786.874 8/6/2004 3800 753.932 6 12/12/2003 585 656.740 1/27/2004 145 772.494 8/9/2004 3675 750.040 7 12/15/2003 590 658.522 1/28/2004 105 767.107 8/10/2004 3675 752.443 8 12/16/2003 580 656.909 1/29/2004 135 759.644 8/11/2004 3700 763.947 9 12/17/2003 580 655.698 1/30/2004 130 752.932 8/12/2004 3675 758.179
10 12/18/2003 580 664.877 2/3/2004 130 730.319 8/13/2004 3650 755.920 11 12/19/2003 590 672.292 2/4/2004 125 730.275 8/16/2004 3650 751.950 12 12/22/2003 590 674.395 2/5/2004 120 735.468 8/18/2004 3650 754.254 13 12/23/2003 595 679.307 2/6/2004 120 758.924 8/19/2004 3625 753.689 14 12/29/2003 450 693.033 2/9/2004 120 767.255 8/20/2004 3550 750.472 15 12/30/2003 460 691.895 2/10/2004 110 766.771 8/23/2004 3400 749.371 16 1/2/2004 485 704.498 2/11/2004 120 769.793 8/24/2004 3300 738.866 17 1/5/2004 400 725.472 2/12/2004 120 766.083 8/25/2004 3325 731.716 18 1/6/2004 480 723.989 2/13/2004 130 773.140 8/26/2004 3375 735.254 19 1/7/2004 485 709.367 2/16/2004 120 775.225 8/27/2004 3375 746.760 20 1/8/2004 590 730.815 2/17/2004 115 776.999 8/30/2004 3350 753.025
xcvi
No.
Kode Hari
28 BATI
30-Jun-05
29 SRSN
5-Oct-05
30 KLBF
13-Jan-06
STK_DATE STK_CLOS IHSG STK_DATE STK_CLOS IHSG STK_DATE STK_CLOS IHSG
-21 6/1/2005 8000 1,082.941 9/6/2005 35 1,051.594 12/12/2005 930 1,175.007 -20 6/2/2005 8000 1,091.465 9/7/2005 40 1,059.380 12/13/2005 940 1,182.028 -19 6/3/2005 8000 1,092.502 9/8/2005 40 1,080.450 12/14/2005 930 1,173.718 -18 6/6/2005 8000 1,096.833 9/9/2005 45 1,098.456 12/15/2005 930 1,155.964 -17 6/7/2005 8000 1,092.814 9/12/2005 45 1,105.657 12/16/2005 920 1,143.426 -16 6/8/2005 8000 1,095.510 9/13/2005 35 1,085.744 12/19/2005 920 1,162.328 -15 6/9/2005 8000 1,094.189 9/14/2005 40 1,058.627 12/20/2005 920 1,163.034 -14 6/10/2005 8000 1,096.932 9/15/2005 35 1,050.906 12/21/2005 930 1,160.559 -13 6/13/2005 8000 1,100.878 9/16/2005 40 1,056.726 12/22/2005 930 1,164.017 -12 6/14/2005 8000 1,105.890 9/19/2005 40 1,066.591 12/23/2005 940 1,158.338 -11 6/15/2005 8000 1,119.579 9/20/2005 40 1,055.591 12/27/2005 950 1,161.707 -10 6/16/2005 8000 1,125.759 9/21/2005 40 1,044.056 12/28/2005 1000 1,164.143 -9 6/17/2005 8000 1,141.818 9/22/2005 35 1,016.758 12/29/2005 990 1,162.635 -8 6/20/2005 8000 1,147.710 9/23/2005 35 1,012.851 1/2/2006 980 1,171.709 -7 6/21/2005 8000 1,133.326 9/26/2005 40 1,034.585 1/3/2006 990 1,184.690 -6 6/22/2005 8000 1,134.695 9/27/2005 35 1,037.634 1/4/2006 990 1,211.699 -5 6/23/2005 8000 1,137.424 9/28/2005 35 1,027.888 1/5/2006 1000 1,211.000 -4 6/24/2005 8000 1,135.667 9/29/2005 35 1,048.302 1/6/2006 1000 1,222.249 -3 6/27/2005 8000 1,119.898 9/30/2005 40 1,079.275 1/9/2006 1030 1,245.054 -2 6/28/2005 8000 1,127.817 10/3/2005 40 1,083.414 1/11/2006 1070 1,261.283 -1 6/29/2005 8000 1,126.857 10/4/2005 35 1,101.166 1/12/2006 1070 1,256.253 0 6/30/2005 8000 1,122.376 10/5/2005 80 1,104.055 1/13/2006 1160 1,250.428 1 7/1/2005 8000 1,138.988 10/6/2005 85 1,096.376 1/16/2006 1160 1,235.256 2 7/4/2005 8000 1,138.882 10/7/2005 85 1,094.652 1/17/2006 1150 1,212.870 3 7/5/2005 8000 1,131.168 10/10/2005 85 1,102.780 1/18/2006 1120 1,193.196 4 7/6/2005 8000 1,117.812 10/11/2005 85 1,105.629 1/19/2006 1140 1,230.059 5 7/7/2005 8000 1,108.403 10/12/2005 85 1,102.980 1/20/2006 1160 1,222.888 6 7/8/2005 8000 1,110.557 10/13/2005 85 1,090.535 1/23/2006 1120 1,200.127 7 7/11/2005 8000 1,123.462 10/14/2005 85 1,096.704 1/24/2006 1140 1,207.220 8 7/12/2005 8000 1,129.115 10/17/2005 85 1,090.091 1/25/2006 1190 1,230.117 9 7/13/2005 8000 1,132.794 10/18/2005 85 1,095.873 1/26/2006 1260 1,226.653
10 7/14/2005 8000 1,136.569 10/19/2005 85 1,075.912 1/27/2006 1220 1,229.709 11 7/15/2005 8000 1,131.461 10/20/2005 85 1,075.401 1/30/2006 1300 1,232.321 12 7/18/2005 8000 1,128.440 10/21/2005 85 1,075.962 2/1/2006 1280 1,240.695 13 7/19/2005 8000 1,132.017 10/24/2005 85 1,073.082 2/2/2006 1310 1,243.393 14 7/20/2005 8000 1,140.656 10/26/2005 85 1,062.172 2/3/2006 1350 1,244.126 15 7/21/2005 8000 1,157.514 10/25/2005 85 1,062.175 2/6/2006 1380 1,245.649 16 7/22/2005 8000 1,172.244 10/27/2005 85 1,063.697 2/7/2006 1380 1,259.362 17 7/25/2005 8000 1,169.750 10/28/2005 85 1,058.256 2/8/2006 1360 1,238.170 18 7/26/2005 8000 1,178.003 10/31/2005 85 1,066.224 2/9/2006 1380 1,246.640 19 7/27/2005 8000 1,178.112 11/1/2005 85 1,064.953 2/10/2006 1370 1,253.105 20 7/28/2005 8000 1,186.614 11/9/2005 80 1,052.821 2/13/2006 1430 1,252.404
xcvii
No.
Kode Hari
31 MITI
23-Mar-06
32 META
19-Jul-06
33 ADES
28-Jul-06
STK_DATE STK_CLOS IHSG STK_DATE STK_CLOS IHSG STK_DATE STK_CLOS IHSG
-21 2/22/2006 55 1,231.250 6/20/2006 120 1,294.970 6/29/2006 1200 1,274.744 -20 2/23/2006 55 1,224.164 6/21/2006 120 1,293.287 6/30/2006 1200 1,310.263 -19 2/24/2006 55 1,216.140 6/22/2006 120 1,303.450 7/3/2006 1200 1,327.755 -18 2/27/2006 55 1,235.423 6/23/2006 120 1,290.164 7/4/2006 1300 1,337.868 -17 2/28/2006 55 1,230.664 6/26/2006 120 1,283.853 7/5/2006 1210 1,338.323 -16 3/1/2006 55 1,239.270 6/27/2006 120 1,285.627 7/6/2006 1200 1,340.021 -15 3/2/2006 55 1,249.678 6/28/2006 120 1,272.053 7/7/2006 1200 1,347.905 -14 3/3/2006 55 1,261.265 6/29/2006 120 1,274.744 7/10/2006 1200 1,339.830 -13 3/6/2006 55 1,262.690 6/30/2006 120 1,310.263 7/11/2006 1200 1,343.945 -12 3/7/2006 55 1,246.251 7/3/2006 120 1,327.755 7/12/2006 1200 1,345.867 -11 3/8/2006 60 1,233.596 7/4/2006 120 1,337.868 7/13/2006 1200 1,334.029 -10 3/9/2006 65 1,239.577 7/5/2006 120 1,338.323 7/14/2006 1200 1,303.585 -9 3/10/2006 65 1,247.422 7/6/2006 120 1,340.021 7/17/2006 1200 1,283.949 -8 3/13/2006 65 1,243.661 7/7/2006 120 1,347.905 7/18/2006 1200 1,286.050 -7 3/14/2006 60 1,245.379 7/10/2006 120 1,339.830 7/19/2006 1140 1,280.496 -6 3/15/2006 65 1,244.441 7/11/2006 120 1,343.945 7/20/2006 1140 1,315.590 -5 3/16/2006 65 1,273.797 7/12/2006 120 1,345.867 7/21/2006 1150 1,314.577 -4 3/17/2006 65 1,305.178 7/13/2006 115 1,334.029 7/24/2006 1150 1,303.150 -3 3/20/2006 65 1,330.113 7/14/2006 110 1,303.585 7/25/2006 1160 1,307.775 -2 3/21/2006 65 1,327.142 7/17/2006 100 1,283.949 7/26/2006 1160 1,312.830 -1 3/22/2006 60 1,302.328 7/18/2006 100 1,286.050 7/27/2006 1160 1,330.592 0 3/23/2006 60 1,305.623 7/19/2006 95 1,280.496 7/28/2006 1260 1,357.410 1 3/24/2006 65 1,311.374 7/20/2006 95 1,315.590 7/31/2006 1270 1,351.649 2 3/27/2006 65 1,311.950 7/21/2006 95 1,315.590 8/1/2006 1275 1,351.693 3 3/28/2006 70 1,325.219 7/24/2006 95 1,313.150 8/2/2006 1280 1,354.364 4 3/29/2006 75 1,322.974 7/25/2006 95 1,307.775 8/3/2006 1280 1,354.364 5 4/3/2006 75 1,329.313 7/26/2006 85 1,302.830 8/4/2006 1285 1,359.353 6 4/4/2006 75 1,326.448 7/27/2006 85 1,300.592 8/7/2006 1290 1,361.353 7 4/5/2006 60 1,344.600 7/28/2006 95 1,337.410 8/8/2006 1295 1,366.083 8 4/6/2006 65 1,355.013 7/31/2006 95 1,301.649 8/9/2006 1250 1,313.100 9 4/7/2006 65 1,313.298 8/1/2006 100 1,361.693 8/10/2006 1250 1,304.856
10 4/11/2006 65 1,310.127 8/2/2006 100 1,354.364 8/11/2006 1250 1,302.191 11 4/12/2006 65 1,372.394 8/3/2006 100 1,329.715 8/14/2006 1260 1,309.224 12 4/13/2006 60 1,382.122 8/4/2006 100 1,319.353 8/15/2006 1290 1,314.239 13 4/17/2006 65 1,386.785 8/7/2006 100 1,303.490 8/16/2006 1295 1,317.768 14 4/18/2006 60 1,317.375 8/8/2006 100 1,303.490 8/22/2006 1290 1,305.029 15 4/19/2006 55 1,453.227 8/9/2006 100 1,313.100 8/23/2006 1295 1,308.631 16 4/20/2006 60 1,364.528 8/10/2006 100 1,304.856 8/24/2006 1298 1,309.484 17 4/21/2006 60 1,359.288 8/11/2006 100 1,302.191 8/25/2006 1290 1,356.930 18 4/24/2006 60 1,342.865 8/14/2006 95 1,325.224 8/28/2006 1250 1,318.004 19 4/25/2006 65 1,358.784 8/15/2006 95 1,314.239 8/29/2006 1250 1,302.931 20 4/26/2006 70 1,381.719 8/16/2006 100 1,317.768 8/30/2006 1250 1,305.225
xcviii
No.
Kode Hari
34 ASII
4-Sep-06
35 TOTO
7-Sep-06
36 IATG
11-Oct-06
STK_DATE STK_CLOS IHSG STK_DATE STK_CLOS IHSG STK_DATE STK_CLOS IHSG
-21 7/31/2006 9600 1,351.649 8/3/2006 7000 10200 9/12/2006 240 1,435.207 -20 8/1/2006 9900 1,371.693 8/4/2006 7000 10500 9/13/2006 240 1,451.080 -19 8/2/2006 9950 1,394.364 8/7/2006 7000 10500 9/14/2006 240 1,461.292 -18 8/3/2006 10200 1,379.715 8/8/2006 7000 10700 9/15/2006 195 1,465.701 -17 8/4/2006 10500 1,389.353 8/9/2006 7000 10950 9/18/2006 195 1,474.258 -16 8/7/2006 10500 1,403.490 8/10/2006 7000 10800 9/19/2006 195 1,485.349 -15 8/8/2006 10700 1,396.083 8/11/2006 7000 10850 9/20/2006 195 1,479.307 -14 8/9/2006 10950 1,413.100 8/14/2006 7000 11300 9/21/2006 195 1,507.365 -13 8/10/2006 10800 1,384.856 8/15/2006 6700 11400 9/22/2006 195 1,510.825 -12 8/11/2006 10850 1,402.191 8/16/2006 6700 11900 9/25/2006 235 1,506.756 -11 8/14/2006 11300 1,415.224 8/22/2006 6700 11950 9/26/2006 235 1,500.105 -10 8/15/2006 11400 1,424.239 8/23/2006 6700 12000 9/27/2006 235 1,523.059 -9 8/16/2006 11900 1,437.768 8/24/2006 6700 11400 9/28/2006 235 1,533.800 -8 8/22/2006 11950 1,435.029 8/25/2006 6700 10950 9/29/2006 235 1,534.615 -7 8/23/2006 12000 1,438.631 8/28/2006 6700 11250 10/2/2006 235 1,528.907 -6 8/24/2006 11400 1,429.484 8/29/2006 6700 11300 10/3/2006 235 1,537.710 -5 8/25/2006 10950 1,416.930 8/30/2006 6700 11200 10/4/2006 235 1,537.085 -4 8/28/2006 11250 1,418.004 9/1/2006 6700 14440 10/5/2006 190 1,544.978 -3 8/29/2006 11300 1,432.931 9/4/2006 6700 14470 10/6/2006 195 1,549.629 -2 8/30/2006 11200 1,425.225 9/5/2006 6700 14680 10/9/2006 195 1,543.424 -1 9/1/2006 11500 1,444.490 9/6/2006 6700 14730 10/10/2006 195 1,554.917 0 9/4/2006 11950 1,469.559 9/7/2006 6700 1470 10/11/2006 195 1,553.119 1 9/5/2006 12000 1,468.238 9/8/2006 6800 1487 10/12/2006 195 1,552.535 2 9/6/2006 11950 1,472.563 9/11/2006 6800 1477 10/13/2006 195 1,562.198 3 9/7/2006 12000 1,470.466 9/12/2006 6700 1455 10/16/2006 185 1,581.786 4 9/8/2006 12000 1,466.576 9/13/2006 6700 1431 10/17/2006 190 1,586.824 5 9/11/2006 11750 1,447.254 9/14/2006 6700 1431 10/18/2006 180 1,564.549 6 9/12/2006 11550 1,435.207 9/15/2006 6700 1431 10/19/2006 185 1,568.595 7 9/13/2006 11850 1,451.080 9/18/2006 6700 1430 10/20/2006 175 1,572.846 8 9/14/2006 12000 1,461.292 9/19/2006 6700 1430 10/30/2006 180 1,580.189 9 9/15/2006 11900 1,465.701 9/20/2006 6800 1439 10/31/2006 180 1,582.626
10 9/18/2006 12000 1,474.258 9/21/2006 6700 1407 11/1/2006 175 1,699.680 11 9/19/2006 12100 1,485.349 9/22/2006 6700 1411 11/2/2006 180 1,607.696 12 9/20/2006 12150 1,479.307 9/25/2006 6700 1407 11/3/2006 185 1,612.923 13 9/21/2006 12600 1,507.365 9/26/2006 6700 1400 11/6/2006 185 1,635.848 14 9/22/2006 12650 1,510.825 9/27/2006 6800 1413 11/7/2006 185 1,604.152 15 9/25/2006 12600 1,506.756 9/28/2006 6700 1414 11/8/2006 180 1,606.066 16 9/26/2006 12550 1,500.105 9/29/2006 6700 1515 11/9/2006 185 1,660.264 17 9/27/2006 12650 1,503.059 10/2/2006 6700 1529 11/10/2006 175 1,664.837 18 9/28/2006 12750 1,503.800 10/3/2006 6750 1538 11/13/2006 180 1,689.270 19 9/29/2006 12750 1,534.615 10/4/2006 6800 1547 11/14/2006 180 1,689.071 20 10/2/2006 12700 1,528.907 10/5/2006 6900 1505 11/15/2006 180 1,670.110
xcix
No.
Kode Hari
37 SMSM
28-Dec-06
STK_DATE STK_CLOS IHSG
-21 11/28/2006 350 1,691.084 -20 11/29/2006 350 1,713.397 -19 11/30/2006 355 1,718.961 -18 12/1/2006 355 1,734.750 -17 12/4/2006 355 1,731.235 -16 12/5/2006 350 1,776.758 -15 12/6/2006 350 1,784.428 -14 12/7/2006 350 1,782.116 -13 12/8/2006 350 1,775.285 -12 12/11/2006 350 1,759.673 -11 12/12/2006 350 1,754.578 -10 12/13/2006 350 1,753.798 -9 12/14/2006 350 1,767.802 -8 12/15/2006 350 1,792.164 -7 12/18/2006 350 1,787.620 -6 12/19/2006 350 1,736.670 -5 12/20/2006 350 1,766.799 -4 12/21/2006 350 1,789.086 -3 12/22/2006 350 1,785.760 -2 12/26/2006 350 1,783.979 -1 12/27/2006 350 1,803.264 0 12/28/2006 350 1,805.523 1 1/2/2007 350 1,836.520 2 1/3/2007 320 1,834.709 3 1/4/2007 320 1,824.103 4 1/5/2007 320 1,832.550 5 1/8/2007 320 1,813.394 6 1/9/2007 330 1,780.881 7 1/10/2007 320 1,710.367 8 1/11/2007 320 1,703.844 9 1/12/2007 320 1,678.044
10 1/15/2007 320 1,730.475 11 1/16/2007 320 1,754.294 12 1/17/2007 320 1,758.483 13 1/18/2007 315 1,777.708 14 1/19/2007 315 1,795.559 15 1/22/2007 315 1,817.409 16 1/23/2007 315 1,808.575 17 1/24/2007 315 1,805.692 18 1/25/2007 315 1,773.956 19 1/26/2007 315 1,759.206 20 1/29/2007 315 1,764.995
c
Statistik Deskriptif AAR Pada Event Window
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t-20 37 -.1155 .1355 -.005786 .0471341
t-19 37 -.1331 .0957 -.007992 .0370229
t-18 37 -.1905 .1083 -.010681 .0530380
t-17 37 -.0696 .0865 -.001919 .0236975
t-16 37 -.4014 .1736 -.005843 .0894609
t-15 37 -.2043 .0816 -.007438 .0535479
t-14 37 -.1395 .1327 -.001484 .0448842
t-13 37 -.1668 .1373 .002668 .0477289
t-12 37 -.0532 .2236 .010222 .0563505
t-11 37 -.0617 .1445 .008438 .0345050
t-10 37 -.0579 .0802 .006259 .0297361
t-9 37 -.2317 .0536 -.011873 .0501629
t-8 37 -.1620 .3967 .004873 .0767488
t-7 37 -.0783 .1214 .006300 .0386312
t-6 37 -.0433 .2209 .017157 .0508384
t-5 37 -.0256 .3107 .017324 .0579331
t-4 37 -.0291 .1087 .015022 .0369455
t-3 37 -.0581 .2219 .018416 .0552281
t-2 37 -.0535 .2282 .017838 .0556564
t-1 37 -.0282 .2133 .017862 .0530524
t0 37 -.8403 .7077 .004608 .1902200
t1 37 -.0311 .1387 .014476 .0359950
t2 37 -.0874 .1320 .014657 .0463005
t3 37 -.0206 .1056 .009576 .0273874
t4 37 -.0143 .1265 .011951 .0325704
t5 37 -.0100 .1207 .011727 .0286389
t6 37 -.0275 .0622 .003222 .0207977
t7 37 -.1000 .0549 .001824 .0261332
t8 37 -.1671 .2954 .007130 .0720317
ci
t9 37 -.0320 .0891 .002716 .0274942
t10 37 -.0544 .0932 .000454 .0300042
t11 37 -.0702 .0634 .002108 .0241982
t12 37 -.0548 .2057 .008943 .0486398
t13 37 -.1304 .0778 -.006414 .0360860
t14 37 -.2560 .0697 -.007249 .0527413
t15 37 -.4544 .1822 -.006311 .0939562
t16 37 -.0946 .0870 .002678 .0379571
t17 37 -.0712 .1941 .002332 .0412717
t18 37 -.1370 .1882 .000705 .0471903
t19 37 -.1318 .0759 .001008 .0425366
t20 37 -.1465 .3383 .002868 .0693823
Valid N (listwise) 37
cii
Uji-t Pada AAR Selama Event Window
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
t-20 37 -.005786 .0471341 .0077488
t-19 37 -.007992 .0370229 .0060865
t-18 37 -.010681 .0530380 .0087194
t-17 37 -.001919 .0236975 .0038958
t-16 37 -.005843 .0894609 .0147073
t-15 37 -.007438 .0535479 .0088032
t-14 37 -.001484 .0448842 .0073789
t-13 37 .002668 .0477289 .0078466
t-12 37 .010222 .0563505 .0092640
t-11 37 .008438 .0345050 .0056726
t-10 37 .006259 .0297361 .0048886
t-9 37 -.011873 .0501629 .0082467
t-8 37 .004873 .0767488 .0126174
t-7 37 .006300 .0386312 .0063509
t-6 37 .017157 .0508384 .0083578
t-5 37 .017324 .0579331 .0095241
t-4 37 .015022 .0369455 .0060738
t-3 37 .018416 .0552281 .0090794
t-2 37 .017838 .0556564 .0091499
t-1 37 .017862 .0530524 .0087218
t0 37 .004608 .1902200 .0312720
t1 37 .014476 .0359950 .0059175
t2 37 .014657 .0463005 .0076118
t3 37 .009576 .0273874 .0045025
t4 37 .011951 .0325704 .0053545
t5 37 .011727 .0286389 .0047082
t6 37 .003222 .0207977 .0034191
t7 37 .001824 .0261332 .0042963
t8 37 .007130 .0720317 .0118419
ciii
t9 37 .002716 .0274942 .0045200
t10 37 .000454 .0300042 .0049327
t11 37 .002108 .0241982 .0039782
t12 37 .008943 .0486398 .0079963
t13 37 -.006414 .0360860 .0059325
t14 37 -.007249 .0527413 .0086706
t15 37 -.006311 .0939562 .0154463
t16 37 .002678 .0379571 .0062401
t17 37 .002332 .0412717 .0067850
t18 37 .000705 .0471903 .0077580
t19 37 .001008 .0425366 .0069930
t20 37 .002868 .0693823 .0114064
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Interval of the
Difference
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference Lower Upper
t-20 -.747 36 .460 -.0057865 -.021502 .009929
t-19 -1.313 36 .197 -.0079919 -.020336 .004352
t-18 -1.225 36 .229 -.0106811 -.028365 .007003
t-17 -.493 36 .625 -.0019189 -.009820 .005982
t-16 -.397 36 .693 -.0058432 -.035671 .023985
t-15 -.845 36 .404 -.0074378 -.025292 .010416
t-14 -.201 36 .842 -.0014838 -.016449 .013481
t-13 .340 36 .736 .0026676 -.013246 .018581
t-12 1.103 36 .277 .0102216 -.008567 .029010
t-11 1.487 36 .146 .0084378 -.003067 .019942
t-10 1.280 36 .209 .0062595 -.003655 .016174
t-9 -1.440 36 .159 -.0118730 -.028598 .004852
t-8 .386 36 .702 .0048730 -.020716 .030462
t-7 .992 36 .328 .0063000 -.006580 .019180
t-6 2.053 36 .047 .0171568 .000206 .034107
civ
t-5 1.819 36 .077 .0173243 -.001992 .036640
t-4 2.473 36 .018 .0150216 .002703 .027340
t-3 2.028 36 .050 .0184162 .000002 .036830
t-2 1.950 36 .059 .0178378 -.000719 .036395
t-1 2.048 36 .048 .0178622 .000174 .035551
t0 .147 36 .884 .0046081 -.058814 .068031
t1 2.446 36 .019 .0144757 .002474 .026477
t2 1.926 36 .062 .0146568 -.000781 .030094
t3 2.127 36 .040 .0095757 .000444 .018707
t4 2.232 36 .032 .0119514 .001092 .022811
t5 2.491 36 .017 .0117270 .002178 .021276
t6 .942 36 .352 .0032216 -.003713 .010156
t7 .425 36 .674 .0018243 -.006889 .010538
t8 .602 36 .551 .0071297 -.016887 .031146
t9 .601 36 .552 .0027162 -.006451 .011883
t10 .092 36 .927 .0004541 -.009550 .010458
t11 .530 36 .599 .0021081 -.005960 .010176
t12 1.118 36 .271 .0089432 -.007274 .025161
t13 -1.081 36 .287 -.0064135 -.018445 .005618
t14 -.836 36 .409 -.0072486 -.024833 .010336
t15 -.409 36 .685 -.0063108 -.037637 .025016
t16 .429 36 .670 .0026784 -.009977 .015334
t17 .344 36 .733 .0023324 -.011428 .016093
t18 .091 36 .928 .0007054 -.015029 .016439
t19 .144 36 .886 .0010081 -.013174 .015191
t20 .251 36 .803 .0028676 -.020266 .026001
cv
Uji Normalitas Data
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
AAR sebelum 37 .004468 .0108942 -.0236 .0471
AAR sesudah 37 .003927 .0090149 -.0180 .0295
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
AAR sebelum AAR sesudah
N 37 37
Mean .004468 .003927 Normal Parametersa
Std. Deviation .0108942 .0090149
Absolute .152 .142
Positive .152 .142
Most Extreme Differences
Negative -.129 -.094
Kolmogorov-Smirnov Z .922 .864
Asymp. Sig. (2-tailed) .363 .444
a. Test distribution is Normal.
cvi
Uji Beda AAR Periode Sebelum dan Sesudah Pengumuman Merger dan Akuisisi
T-Test Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
AAR sebelum .004468 37 .0108942 .0017910 Pair 1
AAR sesudah .003927 37 .0090149 .0014820
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 AAR sebelum & AAR sesudah 37 -.084 .623
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper t df
Sig.
(2-tailed)
Pair 1 AAR sebelum -
AAR sesudah .0005405 .0147092 .0024182 -.0043638 .0054448 .224 36 .824
top related