analisa jumlah perusahaan bumd terhadap kemajuan dan pendapatan asli daerah

Post on 19-Oct-2015

213 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Tujuan dari sebuah pembangunan adalah menciptakan kemakmuran dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah republik Indonesia harus bekerja ekstra keras dalam melaksanakan tugasnya. sistem pemerintahan sentralistik kurang tepat karena di Indonesia yang memiliki wilayah yang luas yang terdiri dari beribu ribu pulau. Terjadinya ketimpangan ekonomi regional di Indonesia selama pemerintahan orde baru, salah satu penyebabnya karena berdasar UU no 5 tahun 1974 tentang pokok pokok pemerintahan; dalam pelaksanaan nya pemerintah pusat terlalu dominan menguasai dan mengontrol hampir semua sumber sumber pendapatan daerah yang di tetapkan sebagai penerimaan Negara termasuk pendapatan dari sumber daya alam yang di miliki daerah.Setelah di berlakukanya UU no.22 tahun 1999 dan UU no.25 tahun 1999 mendorong daerah untuk berbenah dan menyiapkan diri untuk lebih mandiri karena selama ini daerah tidak di mungkinkan untuk mandiri, factor yang menentukan ada tidak nya suatu daerah untuk berotonomi yaitu kemampuan keuangan atau kapasitas 2dari potensi daerah. Artinya daerah otonom harus memiliki kemampuan untuk menggali sumber sumber keuangan sendiri. Ketergantungan kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin , sehingga PAD harus menjadi bagian keuangan sendiri terbesar ( Tambunan, 2001).

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Tujuan dari sebuah pembangunan adalah menciptakan kemakmuran dan

    keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah

    republik Indonesia harus bekerja ekstra keras dalam melaksanakan tugasnya. sistem

    pemerintahan sentralistik kurang tepat karena di Indonesia yang memiliki wilayah

    yang luas yang terdiri dari beribu ribu pulau.

    Pemerintah daerah dianggap sebagai tingkat pemerintahan yang paling dekat

    dengan masyarakat dan dapat mewakili kebijkan di daerahnya. Kemandirian

    keuangan daerah tampaknya tidak dapat di artikan bahwa setiap tingkat pemerintahan

    daerah otonomi harus dapat membiayai seluruh keperluannya dari penerimaan asli

    daerah (Bintoro, 1988). Pendapatan asli daerah (PAD) hanya merupakan salah satu

    sumber penerimaan pengeluaraan daerah,disamping penerimaan lainnya yang berupa,

    bagi hasil pajak dan bukan pajak,sumbangan dan bantuan dari tingkat pemerintahan

    yang lebih tinggi serta pinjaman daerah.

    Terjadinya ketimpangan ekonomi regional di Indonesia selama pemerintahan

    orde baru, salah satu penyebabnya karena berdasar UU no 5 tahun 1974 tentang

    pokok pokok pemerintahan; dalam pelaksanaan nya pemerintah pusat terlalu dominan

    menguasai dan mengontrol hampir semua sumber sumber pendapatan daerah yang di

    tetapkan sebagai penerimaan Negara termasuk pendapatan dari sumber daya alam

    yang di miliki daerah.

    Setelah di berlakukanya UU no.22 tahun 1999 dan UU no.25 tahun 1999

    mendorong daerah untuk berbenah dan menyiapkan diri untuk lebih mandiri karena

    selama ini daerah tidak di mungkinkan untuk mandiri, factor yang menentukan ada

    tidak nya suatu daerah untuk berotonomi yaitu kemampuan keuangan atau kapasitas

  • 2

    dari potensi daerah. Artinya daerah otonom harus memiliki kemampuan untuk

    menggali sumber sumber keuangan sendiri. Ketergantungan kepada bantuan pusat

    harus seminimal mungkin , sehingga PAD harus menjadi bagian keuangan sendiri

    terbesar ( Tambunan, 2001).

    Sesuai dengan prinsip otonomi daerah yang nyata, dinamis dan bertanggung

    jawab, penyelenggaraan pemerintah pusat dan daerah secara bertahap akan semakin

    banyak dilimpahkan kepada daerah. Dengan semakin meningkatnya kewenangan

    yang ada pada daerah, peranan keuangan daerah sangat penting karena daerah di

    tuntut untuk dapat lebih aktif lagi dalam memobilisasi sumber dananya sendiri di

    samping mengelola dana yang diterima dari pemerintahan pusat secara efisien.

    Melihat pembangunan perusahaan yang ada di kabupaten gresik yang semakin

    pesat, saya mencoba untuk menganalisis bagaimana jumlah perusahaan daerah yang

    di miliki kabupaten gresik berpengaruh terhadap tingkat kemajuan dan besaran

    jumlah pendapatan asli daerah yang mampu di peroleh kabupaten Gresik. Perlu kita

    ketahui bahwa kabupaten gresik merupakan salah satu daerah kawasan industri

    terbesar yang ada di daerah jawa timur, dimana kabupaten Gresik memiliki beberapa

    perusahaan yang berbentuk badan usaha milik daerah (BUMD) yang bisa di gunakan

    sebagai salah satu sumber pendapatan daerah gresik, selain dari pajak perusahaan

    swasta.

    Adapun beberapa perusahaan BUMD yang di miliki oleh kabupaten gresik

    adalah sebagai berikut:

    1. PT. Gresik samudra beroperasi pada bidang pelayaran antar pulau.

    2. PT. Gresik Migas beropersi pada bidang pengeloalaan minyak dan gas

    bumi.

    3. Bank daerah kab. Gresik beropersi pada bidang perbankkan.

    4. PDAM kab. Gresik beropersi pada bidang pelayanan air.

  • 3

    Berikut adalah perkembangan pendapatan asli daerah (PAD ) kabupaten

    Gresik selama sepuluh tahun terakhir (2002-2011) :

    Tabel 1.1

    Pendapatan asli daerah kabupaten gresik

    Tahun 2002-2011

    No Tahun Target PAD Realisasi PAD

    1 2002 10.562.114.403,50 15.933.834.270,57

    2 2003 25.920.352.000,00 27.599.586.984,27

    3 2004 35.784.476.000,00 40.745.979.995,36

    4 2005 40.385.160.000,00 46.282.025.900,49

    5 2006 71.148.106.000,00 77.110.638.933,99

    6 2007 81.815.016.600,00 87.961.119.316,82

    7 2008 86.596.007.236,46 101.612.882.106,89

    8 2009 115.762.898.716,00 117.461.704.186,47

    9 2010 128.022.893.572,00 138.756.983.539,80

    10 2011 157.633.849.936,00 168.302.821.579,56

    Sumber : Dinas pendapatan, pengelolaan keuangan daerah kab.Gresik,2012

    Melihat besarnya realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah dari target

    penerimaan Pendapatan Asli Daerah dan juga banyak nya perusahaan BUMD yang

    dimiliki oleh kabupaten Gresik maka di sini penulis merasa tertarik untuk melakukan

    penelitian bagaimana hubungan jumlah perusahaan BUMD yang dimiliki oleh

    kabupaten Gresik terhadap tingkat kemajuan dan pendapatan asli daerah kabupaten

    gresik.

  • 4

    1.2 Rumusan Masalah

    1. Apakah ada pengaruh jumlah BUMD terhadap tingkat kemajuan dan pendapatan

    asli daerah kabupaten Gresik?

    2. Seberapa besar tingkat pengaruh jumlah BUMD terhadap tingkat kemajuan dan

    pendapatan asli daerah kabupaten Gresik?

    3. Seberapa besar penyerapan laba BUMD untuk pemasukan pendapatan asli daerah

    kabupaten Gresik?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    1. Untuk mengetahui seberapa besar peran BUMD dalam meningkatkan pendapatan

    asli daerah (PAD) di kabupaten Gresik.

    2. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi BUMD terhadap pendapatan asli

    daerah (PAD) di kabupaten Gresik.

    3. Untuk mengetahui bagaimana gambaran PAD dan BUMD yang di miliki oleh

    kabupaten Gresik.

    1.4 Manfaat Penelitian

    1. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini penulis di harapkan mampu

    mengembangkan kemampuan berfikir dan menganalisa fenomena fenoma yang

    terjadi di dalam ruang lingkup lingkungan pemerintah daerah.

    2. Bagi pemerintah daerah, dengan adanya penelitian ini dapat membantu pemerintah

    daerah untuk bisa lebih meningkatkan jumlah penerimaan (pad) dan juga membantu

    pemerintah dalam hal mengelola keuangan daerah secara efisien dan efektif.

  • 5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 landasan Teori

    2.1.1 Pendapatan Daerah

    Dalam peraturan pemerintah nomor 58 tahun 2005 tentang pengelolaan

    keuangan daerah pasal 20, pendapatan adalah semua penerimaan rekening kas umum

    Negara/ daerah yang menanbah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran

    yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu di bayar kembali

    oleh daerah. Menurut UU Nomor 33 tahun 2004, pendapatan daerah adalah hak yang

    di akui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun yang

    bersangkutan.

    Menurut Kadjatmiko dalam Halim (2004:194), dalam rangka

    penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat yang di dasarkan

    pada azas desentralisasi, daerah di berikan kewenangan untuk memungut pajak dan

    retribusi (tax assignment) serta bantuan keuangan (grant transfer). Pendapatan daerah

    terdiri atas pendapatan asli daerah(PAD), dana perimbangan, dan lain lain pendapatan

    daerah yang sah.

    2.1.2 Pendapatan Asli Daerah

    Menurut Samsubar Saleh (2003) pendapatan daerah merupakan suatu

    komponen yang sangat menentukan berhasil tidaknya kemandirian pemerintah

    kabupaten/kota dalam rangka otonomi daerah saat ini.

    Menurut Guritno Mangkosubroto (1997) menyatakan bahwa pada umumnya

    penerimaan pemerintah di perlukan untuk membiayai pengeluaran pemerintah.pada

    umumnya penerimaan pemerintah dapat di bedakan antara penerimaan pajak dan

    penerimaan bukan pajak. Penerimaan bukan pajak misalnya adalah penerimaan

  • 6

    pemerintah yang berasal dari pinjaman pemerintah, baik pinjaman yang berasal dari

    dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri.

    PAD adalah penerimaan yang di peroleh daerah dari sumber sumber dalam

    wilayah sendiri yang di pungut berdasarkan peraturan daerah. Terdapat dua unsur

    penting dari konsep PAD yaitu potensi asli daerah dan pengelolaan sepenuhnya oleh

    daerah. Potensi daerah merupakan potensi yang di gunakan untuk di kembangkan

    sehingga member nilai ekonomis yang dapat di kembangkan sehingga dapat member

    nilai ekonomis, sedangkan pengelolaan sepenuhnya oleh daerah adalah penyerahan

    seluruh hasil pengelolaan sumber daya tersebut kepada daerah yang bersangkutan

    (Suhanda, 2007).

    Berdasarkan Undang Undang Nomor 22 tahun 1999 pasal 79 di sebutkan

    bahwa PAD terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan

    milik daerah, dalam pasal 3 UU Nomor 33 tahun 2004 PAD bertujuan memberikan

    kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah

    sesuai dengan potensi daerah sebagai wujud desentralisasi.

    2.1.3 Sumber Sumber Pendapatan Asli Daerah

    Dalam peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 tahun 2006

    tentang pedoman pengelolaan keuangan Daerah pasal 26 di sebutkan bahwa PAD

    menurut jenis pendapatan terdiri atas.

    1. Pajak daerah

    Dalam Undang Undang (UU) Nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan UU

    Nomor 18 tahun 1997 tentang pajak retribusi Daerah, pasal 1: pajak daerah adalah

    iuran wajib yang di lakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa

    imbalan langsung yang seimbang, yang dapat di paksakan berdasarkan peraturan

    perundang yang berlaku, yang di gunakan untuk membiayai penyelenggara

    pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Meurut Halim (2004: 67), pajak daerah

  • 7

    merupakan pendapatan daerah yang merupakan pendapatan daerah yang berasal dari

    pajak. Jadi pajak dapat di artikan biaya yang harus di keluarkan seseorang atau badan

    untuk menghasilkan pendapatan di suatu Negara, karena ketersediaan berbagai sarana

    dan prasarana public yang dinikmati semua orang tidak mungkin ada tanpa adanya

    biaya yang di keluarkan dalam bentuk pajak tersebut.

    2. Retribusi Daerah

    Dalam UU Nomor 28 tahun 2009 retribusi daerah adalah pungutan daerah

    sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus di sediakan

    dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau

    badan. Menurut Halim (2004: 67), retribusi daerah merupakan pendapatan daerah

    yang berasal dari retribusi daerah. Menurut Kaho dalam Syahputra (2010), secara

    umum keunggulan utama sector retribusi atas sector pajak adalah karena pemungutan

    retribusi berdasarkan kontraprestasi, dimana tidak di tentukan secara limitatif seperti

    halnya sector pajak.

    Pasal 108 Nomor 28 tahun 2009 menyebutkan objek retribusi terdiri dari:

    a. Jasa umum

    b. Jaa usaha

    c. Retribusi perizinan tertentu

    3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang di pisahkan

    Menurut Halim (2004:68), hasil perusahaan milik daerah dan hasil

    pengelolaan kekayaan milik daerah yang di pisahkan merupakan penerimaan daerah

    yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah

    yang di pisahkan.

  • 8

    Menurut Halim (2004:68), jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan

    pertama bagian laba perusahaan milik daerah, kedua bagian laba keuangan bank,

    ketiga bagian laba keuangan non bank, keempat bagian laba atas penyertaan

    modal/investasi. Sementara dalam Mardiasmo (2004:154), pemerintah daerah juga

    dapat melakukan upaya peningkatan PAD melalui optimalisasi peran Badan Usaha

    Milik Daerah (BUMD) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

    2.1.4 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

    Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan milik pemerintah

    daerah yang didirikan dengan peraturan Daerah berdasarkan Undang Undang No 5

    tahun 1962 dengan modal seluruh atau sebagian merupakan kekayaan daerah yang di

    pisahkan (BPS 2003).

    Adapun peran dan fungsi BUMD dalam menunjang penyelenggaraan

    pemerintah daerah adalah:

    Melaksanakan kebijakan pemerintah daerah di bidang ekonomi dan

    pembangunan.

    Pemupukan dana bagi pembiayaan pembangunan

    Mendorong peran serta masyarakat dalam bidang usaha

    Memenuhi barang dan jasa bagi kepentingan masyarakat

    Menjadi perintis kegiatan yang tak diminati masyarakat

    a. Ciri ciri BUMD adalah sebagai berikut:

    Pemerintah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha

    Pemerintah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam permodalan

    perusahaan

    Pemerintah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan kebijakan

    perusahaan

    Pengawasan dilakukan alat pelengkap Negara yang berwenang

  • 9

    Melayani kepentingan umum, selain mencari keuntungan

    Sebagai stabilisator perekonomian dalam rangka menyejahterakan rakyat

    Sebagai sumber pemasukan Negara

    Seluruh atau sebagian modalnya milik Negara

    Modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang go public

    Dapat menghimpun dana dari pihak lain, baik berupa bank maupun non bank

    b. Tujuan pendirian BUMD

    Memberikan sumbangsih pada perekonomian nasional dan penerimaan kas

    Negara

    Mengejar dan mencari keuantungan

    Pemenuhan hajat hidup orang banyak

    Perintis kegiatan kegiatan usaha

    Memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha kecil dan lemah

    c. Bentuk bentuk BUMD

    PT. Gresik Samudara

    PT. Gresik Migas

    Bank Pemabngunan daerah ( bank gresik)

    Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

    2.1.5 Peran BUMD dalam Peningkatan Ekonomi Daerah

    Peran masyarakat ( beserta kelembagaan nya, termasuk BUMD ) menurut

    Ginanjar Kartasasmita (1996) adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan lapisan

    masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari

    perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.dalam hal ini pemberdayaan merupakan

    salah satu peran penting dalam kemajuan suatu daerah karena dengan pemberdayaan

    memampukan dan memandirikan masyarakat beserta kelembagaannya untuk

    memajukan daerahnya.

  • 10

    Khusus dalam hal BUMD, upaya itu adalah di mulai dengan menciptakan

    suasana atau iklim yang memungkinkan potensinya untuk berkembang.maka dengan

    pemberdayaan itu pertama tama merupakan upaya untuk membangun dengan

    mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi (dan daya) yang

    dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. Kedua adalah memperkuat

    potensi atau daya yang dimilki tersebut dimana untuk di perlukan langkah langkah

    yang lebih positif dan nyata. Ketiga diamana memberdayakan berarti melindungi,

    sehingga dalam proses pemberdayaan haruslah di cegah agar jangan pihak yang

    lemah menjadi tambah lemah, tapi dapat hidup dengan daya saing yang memadai.

    2.2 Penelitian Terdahulu

    Dalam penulisan judul penelitian Analisa Jumlah Perusahaan BUMD terhadap

    tingkat Kemajuan dan Pendapatan Asli Daerah sudah banyak dilakukan oleh

    beberapa orang peneliti, diantaranya :

    1. Tae, Yustinus Bare (2009) dengan judul skripsi Peranan BUMD terhadap

    Pendapatan Asli Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur Studi Kasus pada PD

    Flobamor.

    Tujuan di lakukannya penelitian ini adalah untuk mengukur dan mengevaluasi

    kinerja PD. Flobamor selama perioe tahun 2003-2007, menganalisis kemungkinan

    pengembangan PD. Flobamor sebagai perusahaan milik daerah Pemda Provinsi Nusa

    Tenggara Timur yang mampu untuk mendatangkan laba sehingga di harapkan dapat

    berkompetisi dimasa yang akan datang untuk kemajuan daerah Nusa Tenggara Timur.

    2. Amalia, Annisa Rizka (2011) Peranan BUMD terhadap Pendapatan Asli Daerah

    Prrovinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menjadikan dan mewujudkan

    kota Yogyakarta sebagai motor penggerak pertumbuhan dan pelayanan jasa yang

    prima untuk wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan mengembangkan

  • 11

    sistem ekonomi kerakyatan melalui optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari

    laba perusahaan BUMD.

    3. Agus Setyawan, Anton and Wahyono (2007) saat ini, BUMD memainkan peranan

    penting dalam pembangunan ekonomi daerah. Sebagai institusi bisnis yang dimiliki

    oleh pemerintah daerah, BUMD memiliki dua tujuan tertentu, mereka adalah

    pelayanan public dan sumber daya keuntungan. Banyak BUMD di Indonesia

    memiliki kinerja yang sangat buru. Mereka tidak bisa memberikan kontribusi cukup

    tinggi untuk anggaran govermentas local, sayangnya, mereka menjadi pusat biaya

    lembaga bukan profit center. Kemudian lagi, BUMD memiliki sumber daya

    tersembunyi banyak yang belum di eksplorasi. Penelitian ini bertujuan terlalu

    menganalisis kinerja keuangan BUMD. Menggunakan Analisis Data Suplier ( DEA )

    untuk mengukur efisiensi keuangan di BUMD Sragen.

    4. Kamaluddin, Rustian (2005) Peran dan Pemberdayaan BUMD Dalam Rangka

    Peningkatan Perekonomian Daerah.

    Tujuan penelitian ini adalah perkembangan banyaknya jumlah perusahaan

    BUMD telah cukup meningkat sejak awal Pelita 1 (122 buah menurut Biro Analisa

    Keuangan Daerah) dan telah mencapai 613 buah pada tahun 1995 (BPS,1997), namun

    tahun-tahun belakangan ini cenderung agak menurun yaitu 611 buah (1996) dan 607

    buah (1997).

    Namun pertambahan kuantitas itu ternyata kurang di sertai dengan

    peningkatan kinerja BUMD secara umum dan secara keseluruhannya. Hal ini

    diantaranya tercermin dari masih banyaknya permasalahan dan hambatan yang

    dihadapi BUMD, rendahnya kontribusi laba BUMD terhadap keuangan (PAD)

    pemerintah daerah. Serta relatif buruknya kondisi keuangan BUMD pada umumnya,

    dan berbagai kelemahan lainya. Dalam hubungan ini dapat di tambahkan bahwa pada

    tahun 1997 dari jumlah BUMD yang ada yang berlaba hanya 276 buah (45,5%) dan

    yang merugi sebanyak 331 (54,5%).

    2.3 Rerangka Penelitian

  • 12

    BUMD merupakan salah satu aset pemerintah daerah yang perlu dikelola

    dengan baik dan perlu dioptimalkan dalam pengelolaanya, agar benar benar menjadi

    salah satu kekuatan ekonomi yang handal sehingga dapat berperan aktif dalam

    menjalankan fungsi dan menjalankan salah satu tugas pentingnya yaitu sebagai salah

    satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

    Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sesumgguhnya memeliki karakteristik

    yang sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Secara legal, BUMN dan

    BUMD sama sama merupakan bagian dari keuangan Negara (berdasarkan UU

    No.17/2003 tentang keuangan Negara). Sama sama digunakan sebagai salah satu

    sumber pendapatan untuk Negara maupun Daerah.

    Tidak terkecuali perusahaan BUMD yang ada di daerah Kabupaten Gresik

    sebagai perusahaan yang dimiliki pemerintah daerah, perusahaan BUMD yang

    dimiliki kabupaten Gresik sangat di harapkan mampu memberikan kontribusi nya

    dalam penyerapan laba perusahaan yang digunakan sebagai pendapatan asli daerah

    kabupaten untuk digunakan sebagai indikator mewujudkan daerah kabupaten Gresik

    sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan pelayanan yang prima dengan

    mengembangkan sistem ekonomi rakyat serta, meningkatkan harkat dan lapisan

    masyarakat yang sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap

    kemiskinan serta memajukan daerah kabupaten Gresik melalui optimalisasi PAD dari

    hasil laba perusahaan BUMD. Namun sayang, meski BUMD memiliki karakteristik

    yang sama dengan perusahaan BUMN namun, kinerja BUMD masih jauh tertinggal

    dari perusahaan BUMN.

    Salah satu penyebabnya, karena stakeholders BUMD terlihat kurang

    responsive dalam mengikuti dinamika yang ada, khususnya dinamika pengelolaan

    (governance) di BUMN.

    Dari aspek governance, misalnya, institusi BUMD masih di perlakukan sama

    dengan institusi pemerintah. Padahal, BUMD bukanlah institusi pemerintah.

    Implikasinya berbagai kewajiban yang melekat pada pemerintah melekat pula pada

    perusahaan BUMD. Sebagai contoh, BUMD masih harus mengikuti ketentuan

  • 13

    pengadaan barang yang di berlakukan di pemerintah. Yang semestinya tidak perlu

    karena BUMD merupakan sebuah perusahaan dan bukan suatu instansi.

    BUMD juga masih menjalani pemeriksaan atas laporan keuangan oleh Badan

    Pemeriksa Keuangan (BPK) karena alasan keuangan Negara. Padahal, sebagai

    perseroan terbatas (PT), BUMD juga di periksa kantor Akuntan Publik (KAP) yang

    independen. Namun pemeriksaan laporan keuangan oleh BPK tidak lagi berlaku pada

    perusahaan BUMN.

    Tidak adanya equal treatment bagi BUMD ( yaitu sebagai perusahaan yang

    dituntut harus laba), menyebabkan BUMD tidak dapat bersaing secara seimbang

    dengan BUMN dan perusahaan swasta yang lebih lincah.

    BUMD juga menghadapi masalah minimnya permodalan akibat kurangnya

    perhatian dari pemilik (dalam hal ini pemerintah daerah/pemda). Kalaupun ada

    pemda yang memiliki perhatian lebih terhadap aspek permodalan BUMD ini, itu pun

    masih harus menghadapi ganjalan politik, karena interprestasi yang keliru dari para

    politisi DPRD dalam memahami peraturan. Akibatnya, proses penguatan permodalan

    BUMD menjadi tidak efisien.karena untuk setiap penyertaan modal yang dilakukan

    pemda harus dilakukan melalui peraturan daerah (perda). Kewajiban ini diatur dalam

    Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58/ 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah.

    Dalam pasal 75 dinyatakan penyertaan modal pemerintah daerah dapat

    dilaksanakan apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan

    telah ditetapkan dalam peratuaran daerah tentang penyertaan modal daerah

    berkenaan. Selain itu belum optimalnya pengelolaan perusahaan BUMD dalam

    upaya meningkatkan pendapatan asli daerah serta masalah peningkatan laba

    perusahaa BUMD juga menjadi salah satu factor permasalahan yang masih harus di

    selesaiakan.

  • 14

    Berdasarkan deskripsi pemikiran diatas maka secara skema pemikiran

    rerangka penulisan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

    Gambar 1.2 Gambaran Skema Rerangka Pemikiran

    Laba BUMD

    Pendapatan Asli Daerah

    Meningkatkan harkat dan lapisan

    masyarakat yang sekarang tidak

    mampu untuk melepasakan diri

    dari perangkap kemiskinan serta

    memajukan daerah Kabupaten

    Gresik melalui optimalisasi PAD

    dari hasil laba BUMD.

    Mewujudkan daerah Kabupaten

    Gresik sebagai motor penggerak

    pertumbuhan ekonomi dan pela

    yanan yang prima dengan mengem

    bangkan sistem ekonomi rakyat.

    Masalahnya : Belum optimalnya pengelolaan Badan Usaha

    Milik daerah (BUMD) dalam upaya peningkatan

    Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gresik, serta masalah

    peningkatan laba BUMD yang masih belum mencapai

    target dari Pemerintah Daerah.

  • 15

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Ruang Lingkup Penelitian

    Untuk menganialisis penelitian dengan judul Analisis Jumlah Perusahaan

    BUMD Terhadap Tingkat Kemajuan dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten

    Gresik, maka penulis menetapkan ruang lingkup penelitian yaitu menggunakan

    variabel bebas antara lain adalah hasil pajak dan retribusi daerah, laba perusahaan

    Swasta dan laba perusahaan BUMD, sedangkan variabel tidak bebas nya adalah

    tingkat kemajuan daerah kabupaten Gresik.

    3.2 Jenis dan Sumber Data

    Adapun jenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang di

    peroleh melalui data yang di kumpulkan bersumber dari Dinas Pendapatan daerah

    Kabupaten Gresik, jurnal laporan keuangan tahunan, dan data dari Badan Pusat

    Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur. Dimana data tersebut berbentuk data berkala

    (time series) dengan periode dari lima tahun terkahir. sehingga hasil laporan

    penelitian ini menggunakan data laporan tersebut.

    3.3 Metode Analitis

    Analitis data bertujuan menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih

    mudah dibaca dan di interpretasikan. Dalam melakukan analisis terhadap data-data

    yang diperoleh, digunakan metode yang bersifat deskriptif kuantitatif, adapun

    langkah-langkah yang dilakukan dalam metode penelitian ini yaitu :

    Mengumpulkan data yang berkaitan dengan permasalahan melalui wawancara dengan

    pihak terkait serta dokumen data arsip.

    + x

  • 16

    Dimana :

    kan

    X= variable bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan

    h X 0

    b = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan nilai peningkatan

    (+) atau nilai penurunan (-) variable Y Mengelolah data yang diperoleh sebagai bahan

    untuk menganalisis permasalahan menggunakan Regresi Linier.

    PAD = 1 LBUMD + 0 +

    PAD = (LBUMD)

    Keterangan :

    0+ 1 = Constanta

    LBUMD = Laba BUMD

    PAD = Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gresik

    E

    3.4 Hipotesis

    Pengujian hipotesis adalah membuktikan atau menguatkan suatu dugaan atau

    anggapan tentang parameter populasi yang tidak di ketahui berdasarkan informasi

    dari sampel yang diambil dari populasi tadi. Berdasarkan teori dan didukung oleh

    penelitian terdahulu, maka penelitian ini mengambil hipotesis

    H0 H1 : = >> jika H0 ditolak, maka H1 diterima

  • 17

    H0 : Laba BUMD tidak berpengaruh terhadap PAD kabupaten Gresik

    H1 : Laba BUMD berpengaruh terhadap PAD Kabupaten Gresik

  • 18

    DAFTAR PUSTAKA

    Nordiawan, Deddi.2009. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

    Halim, Abdul Dan Syam Kusufi, M h .2012 Teori, Konsep, dan Aplikasi

    D A H L K , D h H T I h.

    Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

    Rizka Amelia, Annisa.2011. Peranan BUMD Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli

    Daerah(PAD) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dipublikasikan oleh Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

    Purnama Sari, Erni. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan

    Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Pemerintah Kabupaten Gresik, di publikasikan

    oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional. Jawa

    timur.

    Hidayat, Arif. 2009. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Posisi

    Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Sumatera Utara,dipublikasikan oleh Fakultas

    Ekonomi Universitas Negeri Sumatera Utara. Sumatera Utara.

    WWW.Bps.go.id.

    WWW.Gresik.co.id.

    Dimuat Jawa Pos Online, 13 M 2009 M B BUMD .

top related