analisa jumlah perusahaan bumd terhadap kemajuan dan pendapatan asli daerah
Post on 19-Oct-2015
213 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan dari sebuah pembangunan adalah menciptakan kemakmuran dan
keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah
republik Indonesia harus bekerja ekstra keras dalam melaksanakan tugasnya. sistem
pemerintahan sentralistik kurang tepat karena di Indonesia yang memiliki wilayah
yang luas yang terdiri dari beribu ribu pulau.
Pemerintah daerah dianggap sebagai tingkat pemerintahan yang paling dekat
dengan masyarakat dan dapat mewakili kebijkan di daerahnya. Kemandirian
keuangan daerah tampaknya tidak dapat di artikan bahwa setiap tingkat pemerintahan
daerah otonomi harus dapat membiayai seluruh keperluannya dari penerimaan asli
daerah (Bintoro, 1988). Pendapatan asli daerah (PAD) hanya merupakan salah satu
sumber penerimaan pengeluaraan daerah,disamping penerimaan lainnya yang berupa,
bagi hasil pajak dan bukan pajak,sumbangan dan bantuan dari tingkat pemerintahan
yang lebih tinggi serta pinjaman daerah.
Terjadinya ketimpangan ekonomi regional di Indonesia selama pemerintahan
orde baru, salah satu penyebabnya karena berdasar UU no 5 tahun 1974 tentang
pokok pokok pemerintahan; dalam pelaksanaan nya pemerintah pusat terlalu dominan
menguasai dan mengontrol hampir semua sumber sumber pendapatan daerah yang di
tetapkan sebagai penerimaan Negara termasuk pendapatan dari sumber daya alam
yang di miliki daerah.
Setelah di berlakukanya UU no.22 tahun 1999 dan UU no.25 tahun 1999
mendorong daerah untuk berbenah dan menyiapkan diri untuk lebih mandiri karena
selama ini daerah tidak di mungkinkan untuk mandiri, factor yang menentukan ada
tidak nya suatu daerah untuk berotonomi yaitu kemampuan keuangan atau kapasitas
-
2
dari potensi daerah. Artinya daerah otonom harus memiliki kemampuan untuk
menggali sumber sumber keuangan sendiri. Ketergantungan kepada bantuan pusat
harus seminimal mungkin , sehingga PAD harus menjadi bagian keuangan sendiri
terbesar ( Tambunan, 2001).
Sesuai dengan prinsip otonomi daerah yang nyata, dinamis dan bertanggung
jawab, penyelenggaraan pemerintah pusat dan daerah secara bertahap akan semakin
banyak dilimpahkan kepada daerah. Dengan semakin meningkatnya kewenangan
yang ada pada daerah, peranan keuangan daerah sangat penting karena daerah di
tuntut untuk dapat lebih aktif lagi dalam memobilisasi sumber dananya sendiri di
samping mengelola dana yang diterima dari pemerintahan pusat secara efisien.
Melihat pembangunan perusahaan yang ada di kabupaten gresik yang semakin
pesat, saya mencoba untuk menganalisis bagaimana jumlah perusahaan daerah yang
di miliki kabupaten gresik berpengaruh terhadap tingkat kemajuan dan besaran
jumlah pendapatan asli daerah yang mampu di peroleh kabupaten Gresik. Perlu kita
ketahui bahwa kabupaten gresik merupakan salah satu daerah kawasan industri
terbesar yang ada di daerah jawa timur, dimana kabupaten Gresik memiliki beberapa
perusahaan yang berbentuk badan usaha milik daerah (BUMD) yang bisa di gunakan
sebagai salah satu sumber pendapatan daerah gresik, selain dari pajak perusahaan
swasta.
Adapun beberapa perusahaan BUMD yang di miliki oleh kabupaten gresik
adalah sebagai berikut:
1. PT. Gresik samudra beroperasi pada bidang pelayaran antar pulau.
2. PT. Gresik Migas beropersi pada bidang pengeloalaan minyak dan gas
bumi.
3. Bank daerah kab. Gresik beropersi pada bidang perbankkan.
4. PDAM kab. Gresik beropersi pada bidang pelayanan air.
-
3
Berikut adalah perkembangan pendapatan asli daerah (PAD ) kabupaten
Gresik selama sepuluh tahun terakhir (2002-2011) :
Tabel 1.1
Pendapatan asli daerah kabupaten gresik
Tahun 2002-2011
No Tahun Target PAD Realisasi PAD
1 2002 10.562.114.403,50 15.933.834.270,57
2 2003 25.920.352.000,00 27.599.586.984,27
3 2004 35.784.476.000,00 40.745.979.995,36
4 2005 40.385.160.000,00 46.282.025.900,49
5 2006 71.148.106.000,00 77.110.638.933,99
6 2007 81.815.016.600,00 87.961.119.316,82
7 2008 86.596.007.236,46 101.612.882.106,89
8 2009 115.762.898.716,00 117.461.704.186,47
9 2010 128.022.893.572,00 138.756.983.539,80
10 2011 157.633.849.936,00 168.302.821.579,56
Sumber : Dinas pendapatan, pengelolaan keuangan daerah kab.Gresik,2012
Melihat besarnya realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah dari target
penerimaan Pendapatan Asli Daerah dan juga banyak nya perusahaan BUMD yang
dimiliki oleh kabupaten Gresik maka di sini penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian bagaimana hubungan jumlah perusahaan BUMD yang dimiliki oleh
kabupaten Gresik terhadap tingkat kemajuan dan pendapatan asli daerah kabupaten
gresik.
-
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh jumlah BUMD terhadap tingkat kemajuan dan pendapatan
asli daerah kabupaten Gresik?
2. Seberapa besar tingkat pengaruh jumlah BUMD terhadap tingkat kemajuan dan
pendapatan asli daerah kabupaten Gresik?
3. Seberapa besar penyerapan laba BUMD untuk pemasukan pendapatan asli daerah
kabupaten Gresik?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa besar peran BUMD dalam meningkatkan pendapatan
asli daerah (PAD) di kabupaten Gresik.
2. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi BUMD terhadap pendapatan asli
daerah (PAD) di kabupaten Gresik.
3. Untuk mengetahui bagaimana gambaran PAD dan BUMD yang di miliki oleh
kabupaten Gresik.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini penulis di harapkan mampu
mengembangkan kemampuan berfikir dan menganalisa fenomena fenoma yang
terjadi di dalam ruang lingkup lingkungan pemerintah daerah.
2. Bagi pemerintah daerah, dengan adanya penelitian ini dapat membantu pemerintah
daerah untuk bisa lebih meningkatkan jumlah penerimaan (pad) dan juga membantu
pemerintah dalam hal mengelola keuangan daerah secara efisien dan efektif.
-
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 landasan Teori
2.1.1 Pendapatan Daerah
Dalam peraturan pemerintah nomor 58 tahun 2005 tentang pengelolaan
keuangan daerah pasal 20, pendapatan adalah semua penerimaan rekening kas umum
Negara/ daerah yang menanbah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran
yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu di bayar kembali
oleh daerah. Menurut UU Nomor 33 tahun 2004, pendapatan daerah adalah hak yang
di akui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun yang
bersangkutan.
Menurut Kadjatmiko dalam Halim (2004:194), dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat yang di dasarkan
pada azas desentralisasi, daerah di berikan kewenangan untuk memungut pajak dan
retribusi (tax assignment) serta bantuan keuangan (grant transfer). Pendapatan daerah
terdiri atas pendapatan asli daerah(PAD), dana perimbangan, dan lain lain pendapatan
daerah yang sah.
2.1.2 Pendapatan Asli Daerah
Menurut Samsubar Saleh (2003) pendapatan daerah merupakan suatu
komponen yang sangat menentukan berhasil tidaknya kemandirian pemerintah
kabupaten/kota dalam rangka otonomi daerah saat ini.
Menurut Guritno Mangkosubroto (1997) menyatakan bahwa pada umumnya
penerimaan pemerintah di perlukan untuk membiayai pengeluaran pemerintah.pada
umumnya penerimaan pemerintah dapat di bedakan antara penerimaan pajak dan
penerimaan bukan pajak. Penerimaan bukan pajak misalnya adalah penerimaan
-
6
pemerintah yang berasal dari pinjaman pemerintah, baik pinjaman yang berasal dari
dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri.
PAD adalah penerimaan yang di peroleh daerah dari sumber sumber dalam
wilayah sendiri yang di pungut berdasarkan peraturan daerah. Terdapat dua unsur
penting dari konsep PAD yaitu potensi asli daerah dan pengelolaan sepenuhnya oleh
daerah. Potensi daerah merupakan potensi yang di gunakan untuk di kembangkan
sehingga member nilai ekonomis yang dapat di kembangkan sehingga dapat member
nilai ekonomis, sedangkan pengelolaan sepenuhnya oleh daerah adalah penyerahan
seluruh hasil pengelolaan sumber daya tersebut kepada daerah yang bersangkutan
(Suhanda, 2007).
Berdasarkan Undang Undang Nomor 22 tahun 1999 pasal 79 di sebutkan
bahwa PAD terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan
milik daerah, dalam pasal 3 UU Nomor 33 tahun 2004 PAD bertujuan memberikan
kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah
sesuai dengan potensi daerah sebagai wujud desentralisasi.
2.1.3 Sumber Sumber Pendapatan Asli Daerah
Dalam peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 tahun 2006
tentang pedoman pengelolaan keuangan Daerah pasal 26 di sebutkan bahwa PAD
menurut jenis pendapatan terdiri atas.
1. Pajak daerah
Dalam Undang Undang (UU) Nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan UU
Nomor 18 tahun 1997 tentang pajak retribusi Daerah, pasal 1: pajak daerah adalah
iuran wajib yang di lakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa
imbalan langsung yang seimbang, yang dapat di paksakan berdasarkan peraturan
perundang yang berlaku, yang di gunakan untuk membiayai penyelenggara
pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Meurut Halim (2004: 67), pajak daerah
-
7
merupakan pendapatan daerah yang merupakan pendapatan daerah yang berasal dari
pajak. Jadi pajak dapat di artikan biaya yang harus di keluarkan seseorang atau badan
untuk menghasilkan pendapatan di suatu Negara, karena ketersediaan berbagai sarana
dan prasarana public yang dinikmati semua orang tidak mungkin ada tanpa adanya
biaya yang di keluarkan dalam bentuk pajak tersebut.
2. Retribusi Daerah
Dalam UU Nomor 28 tahun 2009 retribusi daerah adalah pungutan daerah
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus di sediakan
dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau
badan. Menurut Halim (2004: 67), retribusi daerah merupakan pendapatan daerah
yang berasal dari retribusi daerah. Menurut Kaho dalam Syahputra (2010), secara
umum keunggulan utama sector retribusi atas sector pajak adalah karena pemungutan
retribusi berdasarkan kontraprestasi, dimana tidak di tentukan secara limitatif seperti
halnya sector pajak.
Pasal 108 Nomor 28 tahun 2009 menyebutkan objek retribusi terdiri dari:
a. Jasa umum
b. Jaa usaha
c. Retribusi perizinan tertentu
3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang di pisahkan
Menurut Halim (2004:68), hasil perusahaan milik daerah dan hasil
pengelolaan kekayaan milik daerah yang di pisahkan merupakan penerimaan daerah
yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah
yang di pisahkan.
-
8
Menurut Halim (2004:68), jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan
pertama bagian laba perusahaan milik daerah, kedua bagian laba keuangan bank,
ketiga bagian laba keuangan non bank, keempat bagian laba atas penyertaan
modal/investasi. Sementara dalam Mardiasmo (2004:154), pemerintah daerah juga
dapat melakukan upaya peningkatan PAD melalui optimalisasi peran Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
2.1.4 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan milik pemerintah
daerah yang didirikan dengan peraturan Daerah berdasarkan Undang Undang No 5
tahun 1962 dengan modal seluruh atau sebagian merupakan kekayaan daerah yang di
pisahkan (BPS 2003).
Adapun peran dan fungsi BUMD dalam menunjang penyelenggaraan
pemerintah daerah adalah:
Melaksanakan kebijakan pemerintah daerah di bidang ekonomi dan
pembangunan.
Pemupukan dana bagi pembiayaan pembangunan
Mendorong peran serta masyarakat dalam bidang usaha
Memenuhi barang dan jasa bagi kepentingan masyarakat
Menjadi perintis kegiatan yang tak diminati masyarakat
a. Ciri ciri BUMD adalah sebagai berikut:
Pemerintah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha
Pemerintah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam permodalan
perusahaan
Pemerintah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan kebijakan
perusahaan
Pengawasan dilakukan alat pelengkap Negara yang berwenang
-
9
Melayani kepentingan umum, selain mencari keuntungan
Sebagai stabilisator perekonomian dalam rangka menyejahterakan rakyat
Sebagai sumber pemasukan Negara
Seluruh atau sebagian modalnya milik Negara
Modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang go public
Dapat menghimpun dana dari pihak lain, baik berupa bank maupun non bank
b. Tujuan pendirian BUMD
Memberikan sumbangsih pada perekonomian nasional dan penerimaan kas
Negara
Mengejar dan mencari keuantungan
Pemenuhan hajat hidup orang banyak
Perintis kegiatan kegiatan usaha
Memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha kecil dan lemah
c. Bentuk bentuk BUMD
PT. Gresik Samudara
PT. Gresik Migas
Bank Pemabngunan daerah ( bank gresik)
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
2.1.5 Peran BUMD dalam Peningkatan Ekonomi Daerah
Peran masyarakat ( beserta kelembagaan nya, termasuk BUMD ) menurut
Ginanjar Kartasasmita (1996) adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan lapisan
masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari
perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.dalam hal ini pemberdayaan merupakan
salah satu peran penting dalam kemajuan suatu daerah karena dengan pemberdayaan
memampukan dan memandirikan masyarakat beserta kelembagaannya untuk
memajukan daerahnya.
-
10
Khusus dalam hal BUMD, upaya itu adalah di mulai dengan menciptakan
suasana atau iklim yang memungkinkan potensinya untuk berkembang.maka dengan
pemberdayaan itu pertama tama merupakan upaya untuk membangun dengan
mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi (dan daya) yang
dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. Kedua adalah memperkuat
potensi atau daya yang dimilki tersebut dimana untuk di perlukan langkah langkah
yang lebih positif dan nyata. Ketiga diamana memberdayakan berarti melindungi,
sehingga dalam proses pemberdayaan haruslah di cegah agar jangan pihak yang
lemah menjadi tambah lemah, tapi dapat hidup dengan daya saing yang memadai.
2.2 Penelitian Terdahulu
Dalam penulisan judul penelitian Analisa Jumlah Perusahaan BUMD terhadap
tingkat Kemajuan dan Pendapatan Asli Daerah sudah banyak dilakukan oleh
beberapa orang peneliti, diantaranya :
1. Tae, Yustinus Bare (2009) dengan judul skripsi Peranan BUMD terhadap
Pendapatan Asli Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur Studi Kasus pada PD
Flobamor.
Tujuan di lakukannya penelitian ini adalah untuk mengukur dan mengevaluasi
kinerja PD. Flobamor selama perioe tahun 2003-2007, menganalisis kemungkinan
pengembangan PD. Flobamor sebagai perusahaan milik daerah Pemda Provinsi Nusa
Tenggara Timur yang mampu untuk mendatangkan laba sehingga di harapkan dapat
berkompetisi dimasa yang akan datang untuk kemajuan daerah Nusa Tenggara Timur.
2. Amalia, Annisa Rizka (2011) Peranan BUMD terhadap Pendapatan Asli Daerah
Prrovinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menjadikan dan mewujudkan
kota Yogyakarta sebagai motor penggerak pertumbuhan dan pelayanan jasa yang
prima untuk wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan mengembangkan
-
11
sistem ekonomi kerakyatan melalui optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari
laba perusahaan BUMD.
3. Agus Setyawan, Anton and Wahyono (2007) saat ini, BUMD memainkan peranan
penting dalam pembangunan ekonomi daerah. Sebagai institusi bisnis yang dimiliki
oleh pemerintah daerah, BUMD memiliki dua tujuan tertentu, mereka adalah
pelayanan public dan sumber daya keuntungan. Banyak BUMD di Indonesia
memiliki kinerja yang sangat buru. Mereka tidak bisa memberikan kontribusi cukup
tinggi untuk anggaran govermentas local, sayangnya, mereka menjadi pusat biaya
lembaga bukan profit center. Kemudian lagi, BUMD memiliki sumber daya
tersembunyi banyak yang belum di eksplorasi. Penelitian ini bertujuan terlalu
menganalisis kinerja keuangan BUMD. Menggunakan Analisis Data Suplier ( DEA )
untuk mengukur efisiensi keuangan di BUMD Sragen.
4. Kamaluddin, Rustian (2005) Peran dan Pemberdayaan BUMD Dalam Rangka
Peningkatan Perekonomian Daerah.
Tujuan penelitian ini adalah perkembangan banyaknya jumlah perusahaan
BUMD telah cukup meningkat sejak awal Pelita 1 (122 buah menurut Biro Analisa
Keuangan Daerah) dan telah mencapai 613 buah pada tahun 1995 (BPS,1997), namun
tahun-tahun belakangan ini cenderung agak menurun yaitu 611 buah (1996) dan 607
buah (1997).
Namun pertambahan kuantitas itu ternyata kurang di sertai dengan
peningkatan kinerja BUMD secara umum dan secara keseluruhannya. Hal ini
diantaranya tercermin dari masih banyaknya permasalahan dan hambatan yang
dihadapi BUMD, rendahnya kontribusi laba BUMD terhadap keuangan (PAD)
pemerintah daerah. Serta relatif buruknya kondisi keuangan BUMD pada umumnya,
dan berbagai kelemahan lainya. Dalam hubungan ini dapat di tambahkan bahwa pada
tahun 1997 dari jumlah BUMD yang ada yang berlaba hanya 276 buah (45,5%) dan
yang merugi sebanyak 331 (54,5%).
2.3 Rerangka Penelitian
-
12
BUMD merupakan salah satu aset pemerintah daerah yang perlu dikelola
dengan baik dan perlu dioptimalkan dalam pengelolaanya, agar benar benar menjadi
salah satu kekuatan ekonomi yang handal sehingga dapat berperan aktif dalam
menjalankan fungsi dan menjalankan salah satu tugas pentingnya yaitu sebagai salah
satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sesumgguhnya memeliki karakteristik
yang sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Secara legal, BUMN dan
BUMD sama sama merupakan bagian dari keuangan Negara (berdasarkan UU
No.17/2003 tentang keuangan Negara). Sama sama digunakan sebagai salah satu
sumber pendapatan untuk Negara maupun Daerah.
Tidak terkecuali perusahaan BUMD yang ada di daerah Kabupaten Gresik
sebagai perusahaan yang dimiliki pemerintah daerah, perusahaan BUMD yang
dimiliki kabupaten Gresik sangat di harapkan mampu memberikan kontribusi nya
dalam penyerapan laba perusahaan yang digunakan sebagai pendapatan asli daerah
kabupaten untuk digunakan sebagai indikator mewujudkan daerah kabupaten Gresik
sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan pelayanan yang prima dengan
mengembangkan sistem ekonomi rakyat serta, meningkatkan harkat dan lapisan
masyarakat yang sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap
kemiskinan serta memajukan daerah kabupaten Gresik melalui optimalisasi PAD dari
hasil laba perusahaan BUMD. Namun sayang, meski BUMD memiliki karakteristik
yang sama dengan perusahaan BUMN namun, kinerja BUMD masih jauh tertinggal
dari perusahaan BUMN.
Salah satu penyebabnya, karena stakeholders BUMD terlihat kurang
responsive dalam mengikuti dinamika yang ada, khususnya dinamika pengelolaan
(governance) di BUMN.
Dari aspek governance, misalnya, institusi BUMD masih di perlakukan sama
dengan institusi pemerintah. Padahal, BUMD bukanlah institusi pemerintah.
Implikasinya berbagai kewajiban yang melekat pada pemerintah melekat pula pada
perusahaan BUMD. Sebagai contoh, BUMD masih harus mengikuti ketentuan
-
13
pengadaan barang yang di berlakukan di pemerintah. Yang semestinya tidak perlu
karena BUMD merupakan sebuah perusahaan dan bukan suatu instansi.
BUMD juga masih menjalani pemeriksaan atas laporan keuangan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) karena alasan keuangan Negara. Padahal, sebagai
perseroan terbatas (PT), BUMD juga di periksa kantor Akuntan Publik (KAP) yang
independen. Namun pemeriksaan laporan keuangan oleh BPK tidak lagi berlaku pada
perusahaan BUMN.
Tidak adanya equal treatment bagi BUMD ( yaitu sebagai perusahaan yang
dituntut harus laba), menyebabkan BUMD tidak dapat bersaing secara seimbang
dengan BUMN dan perusahaan swasta yang lebih lincah.
BUMD juga menghadapi masalah minimnya permodalan akibat kurangnya
perhatian dari pemilik (dalam hal ini pemerintah daerah/pemda). Kalaupun ada
pemda yang memiliki perhatian lebih terhadap aspek permodalan BUMD ini, itu pun
masih harus menghadapi ganjalan politik, karena interprestasi yang keliru dari para
politisi DPRD dalam memahami peraturan. Akibatnya, proses penguatan permodalan
BUMD menjadi tidak efisien.karena untuk setiap penyertaan modal yang dilakukan
pemda harus dilakukan melalui peraturan daerah (perda). Kewajiban ini diatur dalam
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58/ 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah.
Dalam pasal 75 dinyatakan penyertaan modal pemerintah daerah dapat
dilaksanakan apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan
telah ditetapkan dalam peratuaran daerah tentang penyertaan modal daerah
berkenaan. Selain itu belum optimalnya pengelolaan perusahaan BUMD dalam
upaya meningkatkan pendapatan asli daerah serta masalah peningkatan laba
perusahaa BUMD juga menjadi salah satu factor permasalahan yang masih harus di
selesaiakan.
-
14
Berdasarkan deskripsi pemikiran diatas maka secara skema pemikiran
rerangka penulisan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.2 Gambaran Skema Rerangka Pemikiran
Laba BUMD
Pendapatan Asli Daerah
Meningkatkan harkat dan lapisan
masyarakat yang sekarang tidak
mampu untuk melepasakan diri
dari perangkap kemiskinan serta
memajukan daerah Kabupaten
Gresik melalui optimalisasi PAD
dari hasil laba BUMD.
Mewujudkan daerah Kabupaten
Gresik sebagai motor penggerak
pertumbuhan ekonomi dan pela
yanan yang prima dengan mengem
bangkan sistem ekonomi rakyat.
Masalahnya : Belum optimalnya pengelolaan Badan Usaha
Milik daerah (BUMD) dalam upaya peningkatan
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gresik, serta masalah
peningkatan laba BUMD yang masih belum mencapai
target dari Pemerintah Daerah.
-
15
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menganialisis penelitian dengan judul Analisis Jumlah Perusahaan
BUMD Terhadap Tingkat Kemajuan dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten
Gresik, maka penulis menetapkan ruang lingkup penelitian yaitu menggunakan
variabel bebas antara lain adalah hasil pajak dan retribusi daerah, laba perusahaan
Swasta dan laba perusahaan BUMD, sedangkan variabel tidak bebas nya adalah
tingkat kemajuan daerah kabupaten Gresik.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang di
peroleh melalui data yang di kumpulkan bersumber dari Dinas Pendapatan daerah
Kabupaten Gresik, jurnal laporan keuangan tahunan, dan data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur. Dimana data tersebut berbentuk data berkala
(time series) dengan periode dari lima tahun terkahir. sehingga hasil laporan
penelitian ini menggunakan data laporan tersebut.
3.3 Metode Analitis
Analitis data bertujuan menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan di interpretasikan. Dalam melakukan analisis terhadap data-data
yang diperoleh, digunakan metode yang bersifat deskriptif kuantitatif, adapun
langkah-langkah yang dilakukan dalam metode penelitian ini yaitu :
Mengumpulkan data yang berkaitan dengan permasalahan melalui wawancara dengan
pihak terkait serta dokumen data arsip.
+ x
-
16
Dimana :
kan
X= variable bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan
h X 0
b = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan nilai peningkatan
(+) atau nilai penurunan (-) variable Y Mengelolah data yang diperoleh sebagai bahan
untuk menganalisis permasalahan menggunakan Regresi Linier.
PAD = 1 LBUMD + 0 +
PAD = (LBUMD)
Keterangan :
0+ 1 = Constanta
LBUMD = Laba BUMD
PAD = Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gresik
E
3.4 Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah membuktikan atau menguatkan suatu dugaan atau
anggapan tentang parameter populasi yang tidak di ketahui berdasarkan informasi
dari sampel yang diambil dari populasi tadi. Berdasarkan teori dan didukung oleh
penelitian terdahulu, maka penelitian ini mengambil hipotesis
H0 H1 : = >> jika H0 ditolak, maka H1 diterima
-
17
H0 : Laba BUMD tidak berpengaruh terhadap PAD kabupaten Gresik
H1 : Laba BUMD berpengaruh terhadap PAD Kabupaten Gresik
-
18
DAFTAR PUSTAKA
Nordiawan, Deddi.2009. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Halim, Abdul Dan Syam Kusufi, M h .2012 Teori, Konsep, dan Aplikasi
D A H L K , D h H T I h.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Rizka Amelia, Annisa.2011. Peranan BUMD Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah(PAD) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dipublikasikan oleh Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Purnama Sari, Erni. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Pemerintah Kabupaten Gresik, di publikasikan
oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional. Jawa
timur.
Hidayat, Arif. 2009. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Posisi
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Sumatera Utara,dipublikasikan oleh Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Sumatera Utara. Sumatera Utara.
WWW.Bps.go.id.
WWW.Gresik.co.id.
Dimuat Jawa Pos Online, 13 M 2009 M B BUMD .
top related