amy makalah konsepkebidanan
Post on 29-Nov-2015
46 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seorang bidan memiliki peran yang unik yang tugasnya saling melengkapi
dengan tenaga kesehatan profesional lainnya di dalam pelayanan kesehatan ibu
dan anak. Bidan sebagai praktisi memberikan asuhan kebidanan bagi ibu hamil
dan bersalin yang normal, serta asuhan terhadap kasus gangguan sistem
reproduksi pada wanita dan gangguan kesehatan bagi anak balita sesuai dengan
kewenangannya.
Sesuai dengan tugas seorang bidan dalam memberikan pelayanan/asuhan
kebidanan yang terfokus kepada ibu dan anak balita yang lebih rinci dapat kita
ketahui bahwa pelayanan kebidanan mencakup praperkawinan, kehamilan,
melahirkan, menyusui dan nifas dan pelayanan/asuhan kebidanan pada bayi,
balita, remaja dan wanita usia subur, maka kebidanan dalam bekerja memberikan
pelayanan keprofesiannya berpegang pada paradigma yaitu berupa pandangan
terhadap manusia/wanita, lingkungan, prilaku, pelayanan kesehatan/kebidanan
dan keturunan.
Dari paradigma tersebut maka bidan dapat melakukan asuhan kebidanan dengan
baik yaitu penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam
memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam
bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta
keluarga berencana.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul “Paradigma Asuhan Kebidanan”
diantaranya adalah “
1) Kita dapat dan mampu mengetahui pengertian paradigma.
1
2) Kita mampu mengetahui dan memahami komponen paradigma kebidanan.
3) Kita mampu mengetahui dan memahami macam-macam asuhan kebidanan.
4) Kita mampu mengetahui dan memahami manfaat paradigma dikaitkan
dengan asuhan kebidanan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paradigma
Paradigma berasal dari bahasa Latin atau dalam bahasa Yunani paradeigme
yang artinya model, pola, contoh. (Echols dan Sadily 1975, World Book
dictionary 1981). Sinonim dalam bahasa Inggris : world-view, yaitu pandangan
hidup/falsafah dengan kata lain paradigma digambarkan sebagai pandangan
hidup daru suatu disiplin, disiplin yang berbeda menggunakan pendekatan
berbeda juga dalam merumuskan paradigmanya. Contoh yang sering dipakai
yaitu ilmu alam pada saat berpendapat bahwa bumi itu ternyata bulat.
Bidan dalam bekerja memberikan pelayanan keprofesiannya berpegang pada
paradigma yang berupa cara pandang bidan terhadap wanita, pelayanan
kesehatan ilmu pengetahuan.
2.2 Komponen Paradigma Kebidanan
1. Wanita
Wanita / manusia adalah makhluk bio-spiso-sosio-kultural dan spiritual yang
utuh dan unik, mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai
dengan tingkat perkembangannya. Wanita/ibu adalah penerus generasi
keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang sehat jasmani rohani
dan sosial sangat diperlukan. Wanita/ibu adalah pendidik pertama dan utama
dalam keluarga. Kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan/kondisi
dari wanita/ibu dalam keluarga. Para wanita di masyarakat adalah penggerak
dan pelopor dari peningkatan kesejahteraan keluarga.
3
2. Sehat – Sakit
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Sakit adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh gangguan fisik, fisiologis,
psikologis dan sosial yang dapat mempengaruhi kebutuhan hidupnya
berfungsi secara tepat dan sempurna sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan.
3. Bidan
Bidan adalah wanita yang telah mengikuti pendidikan bidan yang telah diakui
oleh pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
4. Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka
tercapainya keluarga yang sehat kecil bahagia dan sejahtera.
Pelayanan kebidanan adalah layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan
kewenangan yang diberikan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak
dalam rangka tercapainya keluarga sehat kecil bahagia dan sejahtera.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat,
yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan.
Dalam melaksanakan praktek kebidanan bidan berpegang pada prinsip
sebagai berikut :
a. Tindakan kebidanan yang tepat dan aman, yaitu semua tindakan yang
diberikan oleh bidan, untuk ibu/wanita, bayi dan keluarga terhadap hal-
hal yang dapat merugikan kesehatannya.
b. Memberi kepuasan klien adalah tindakan yang dilakukansesuai
keinginan ibu/wanita dan keluarga serta sesuai dengan keadaan
permasalahannya dan hasil yang diharapkan pada tindakan tersebut.
c. Menghargai derajat manusia dan haknya untuk dapat mengambil
keputusan sendiri, yaitu tindakan yang dilakukan menunjukkan sikap
bahwa bidan menghargai ibu/wanita sebagai individu yang mandiri dan
4
mendukung hak dan tanggung jawabnya untuk ikut menentukan atau
mengambil keputusan yang berkaitan dengan kesehatan dirinya dan
asuhan yang diberikan.
d. Menghargai perbedaan sosial-budaya seseorang: yaitu tindakan dan sikap
yang menunjukkan pengertian bahwa tiap individu dan keadaan
kesehatannya dapat dipengaruhi oleh adat kebiasaan dan perilaku
keluarga atau lingkungannya.
e. Konteks keluarga adalah tindakan/asuhan yang diberikan dengan
mengikut sertakan keluarga sebagai komponen penting dalam masa
kehamilan, persalinan dan nifas serta meningkatkan secara optimal
kesehatan keluarga sesuai dengan keinginan ibu maupun keluarga.
f. Peningkatan kesehatan adalah tindakan yang mendukung perilaku yang
dapat meningkatkan kesehatan ibu/wanita sepanjang siklus kehidupannya,
terutama yang berkaitan dengan proses kehamilan, persalinan dan nifas
yang normal.
g. Mengikut sertakan masyarakat dalam hal ini kelompok ibu-ibu. Dengan
menggerakkan peran serta masyarakat adalah upaya menyadarkan
masyarakat, agar masyarakat dapat mengerti dalam memecahkan masalah
kesehatannya sendiri terutama yang berhubungan dengan kehamilan
persalinan dan nifas dalam mencapai kesehatan reproduksi menuju
tercapainya NKKBS.
5. Lingkungan
Lingkungan adalah suatu kondisi yang meliputi lingkungan fisik biologi dan
sosial budaya yang saling mempengaruhi status kesehatan wanita/ibu, anak
dan keluarga. Oleh sebab itu individu diharapkan mampu beradaptasi dengan
apa yang terjadi di lingkungan kehidupannya.
Dengan demikian bidan telaah ilmu kebidanan dapat dikembangkan
berdasarkan konsep dasar tersebut di atas, dengan pengetahuan teoritis yang
khas, berdimensi dan bersifat ilmiah. Secara makro dalam mengisi kerangka
5
konseptual ilmu kebidanan dapat meninjau dan menerapkan unsur
pengetahuan dari disiplin ilmu yang lain sesuai dengan kebutuhan.
Di dalam memperoleh ilmu pengetahuan kebidanan, seperti ilmu
pengetahuan yang lain harus mengikuti proses yang logis, analistis,
sistematis, teruji secara empiris sehingga dapat memenuhi sifat pengetahuan
yaitu: objektif, umum dan memiliki metode ilmiah.
2.3 Macam-macam Asuhan Kebidanan
1) Tugas Mandiri
a) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang
diberikan :
1) Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan klien.
2) Menentukan diagnosa.
3) Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi.
4) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
5) Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.
6) Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan.
7) Membuat catatan dan laporan kegiatan/tindakan.
b) Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pra nikah dengan
melibatkan klien :
1) Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan wanita dalam
masa pra nikah.
2) Menentukan diagnosa dan kebutuhan pelayanan dasar.
3) Menyusun rencana tindakan/layanan sebagai prioritas dasar bersama
klien.
4) Melaksanakan tindakan/layanan sesuai dengan rencana.
5) Mengevaluasi hasil tindakan/layanan yang telah diberikan bersama klien.
6) Membuat rencana tindak lanjut tindakan/layanan bersama klien.
7) Membuat catatan dan pelaporan asuhan kebidanan.
6
c) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal :
1) Mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan hamil.
2) Menentukan diagnosa kebidanan dan kebutuhan kesehatan klien.
3) Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan
prioritas masalah.
4) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah
disusun.
5) Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien.
6) Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien.
7) Membuat pencatatan dan laporan asuhan kebidanan yang telah diberikan.
d) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan
melibatkan klien/keluarga:
1) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien dalam masa
persalinan.
2) Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan dalam masa
persalinan.
3) Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan
prioritas masalah.
4) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah
disusun.
5) Mengevaluasi bersama klien asuhan yang telah diberikan.
6) Membuat rencana tindakan pada ibu masa persalinan tersaing dengan
prioritas.
7) Membuat asuhan kebidanan.
e) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir:
1) Mengkaji status kesehatan bayi baru lahir dengan melibatkan keluarga.
2) Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir.
3) Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai prioritas.
7
4) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah
dibuat.
5) Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.
6) Membuat rencana tindak lanjut.
7) Membuat rencana pencatatan dan laporan asuhan yang telah diberikan.
f) Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan
melibatkan klien/keluarga:
1) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
2) Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa nifas.
3) Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas masalah.
4) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.
5) Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah diberikan.
6) Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien.
g) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan
pelayanan keluarga berencana :
1) Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada pus/vus.
2) Menentukan diagnosa dan kebutuhan pelayanan.
3) Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah bersama klien.
4) Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
5) Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.
6) Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama klien.
7) Membuat pencatatan dan laporan.
h) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan sistem reproduksi dan
wanita dalam masa klimakterium dan menopause :
1) Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan asuhan klien.
2) Menentukan diagnosa, prognosa, prioritas dan kebutuhan asuhan.
3) Menyusun rencana asuhan sesuai prioritas masalah bersama klien.
4) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.
8
5) Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan kebidanan yang telah
diberikan.
6) Membuat rencana tindak lanjut bersama klien.
7) Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.
i) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan
keluarga:
1) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan tumbuh kembang
bayi/balita.
2) Menentukan diagnosa dan prioritas masalah.
3) Menyusun rencana asuhan sesuai dengan rencana.
4) Melaksanakan asuhan sesuai dengan prioritas masalah.
5) Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan.
6) Membuat rencana tindak lanjut.
7) Membuat catatan dan laporan asuhan.
2) Tugas Kolaborasi/Kerjasama :
a) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai
fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga:
1) Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi dan keadaan
kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
2) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas kegawatan yang
memerlukan tindakan kolaborasi.
3) Merencanakan tindakan sesuai dengan prioritas kegawatan dan hasil
kolaborasi serta kerjasama dengan klien.
4) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dan dengan melibatkan
klien.
5) Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan.
6) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
7) Membuat pencatatan dan pelaporan.
9
b) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
1) Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus resiko tinggi dan keadaan
kegawatan daruratan yang memerlukan pertolongan pertama dan
tindakan kolaborasi.
2) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor resiko
dan keadaan kegawat daruratan pada kasus resiko tinggi.
3) Menyusun rencana asuhan dan tindakan pertolongan pertama sesuai
prioritas.
4) Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil resiko tinggi dan
memberikan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
5) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama.
6) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
7) Membuat catatan dan laporan.
c) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan
resiko tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama
dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
1) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
dengan resiko tinggi dan keadaan kegawat daruratan yang memerlukan
pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi.
2) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor resiko
dan keadaan kegawatan.
3) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai prioritas.
4) Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan
resiko tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai dengan
prioritas.
5) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama pada ibu
hamil dengan resiko tinggi.
10
6) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/keluarga.
7) Membuat catatan dan laporan.
d) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko
tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama
dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
1) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas
dengan resiko tinggi dan keadaan kegawat daruratan yang memerlukan
pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi.
2) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor resiko
dan keadaan kegawatan.
3) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan
resiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai prioritas.
4) Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan
resiko tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai dengan
prioritas.
5) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama.
6) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/keluarga.
7) Membuat catatan dan laporan.
e) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan
yang mengalami komplikasi serta keadaan kegawatan yang memerlukan
pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien
dan keluarga.
1) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
resiko tinggi dan keadaan kegawat daruratan yang memerlukan
pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi.
2) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor resiko
dan keadaan kegawatan.
3) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko
tinggi dan pertolongan pertama sesuai prioritas.
11
4) Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko
tinggi dan memberikan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
5) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama.
6) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/keluarga.
7) Membuat catatan dan laporan.
f) Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang
mengalami komplikasi serta keadaan kegawatan yang memerlukan
pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien
dan keluarga.
1) Kaji kebutuhan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan
keadaan kegawat daruratan yang memerlukan pertolongan pertama
dengan tindakan kolaborasi.
2) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor resiko
dan keadaan kegawatan.
3) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi
dan pertolongan pertama sesuai prioritas.
4) Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan
memberikan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
5) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama yang
telah diberikan.
6) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/keluarga.
7) Membuat catatan dan laporan.
3) Tugas Ketergantungan/Merujuk:
a) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai
dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga :
1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan yang memerlukan tindakan di
luar lingkup kewenangan bidan dan memerlukan rujukan.
12
2. Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas serta sumber-sumber
dan fasilitas untuk kebutuhan intervensi lebih lanjut bersama
klien/keluarga.
3. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang dengan
dokumentasi yang lengkap.
4. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh
kejadian dan intervensi.
b) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu
hamil dengan resiko tinggi dan kegawat daruratan:
1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan.
2. Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas.
3. Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan
rujukan.
4. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan.
5. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.
6. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh
kejadian dan intervensi.
c) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada
masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan
keluarga:
1. Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawatan pada ibu dalam
masa persalinan yang memerlukan konsultasi dan rujukan.
2. Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas.
3. Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan
rujukan.
4. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.
13
5. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh
kejadian dan intervensi yang sudah diberikan.
d) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu
dalam masa nifas dengan penyulit tertentu dengan kegawat daruratan
melibatkan klien dan keluarga:
1. Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawatan pada ibu dalam
masa nifas yang memerlukan konsultasi.
2. Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas masalah.
3. Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan
rujukan.
4. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.
5. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh
kejadian dan intervensi yang sudah diberikan.
e) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan
tertentu dan kegawat daruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan
dengan melibatkan klien dan keluarga:
1. Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawatan pada bayi baru lahir
yang memerlukan konsultasi dan rujukan.
2. Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas masalah.
3. Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan
rujukan dan memberikan asuhan kebidanan pada bayi lahir dengan
tindakan.
4. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.
5. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan.
14
f) Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan
tertentu dan kegawat daruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan
dengan melibatkan klien dan keluarga:
1. Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawatan pada balita yang
memerlukan konsultasi dan rujukan.
2. Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas.
3. Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan
rujukan.
4. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.
5. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan.
2.4 Manfaat Paradigma dikaitkan dengan Asuhan Kebidanan
Para bidan sebagai tenaga kesehatan yang profesional memberikan asuhan
kepada klien atau pasiennya, secara definitif asuhan kebidanan dapat diartikan
sebagai bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu ibu atau anak balita.
Untuk itu diperlukan adanya paradigma kebidanan yang memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Mempertahankan kesehatan ibu dan janin.
2. Meningkatkan kemampuan klien dalam upaya mengenal masalah,
merumuskan alternatif pemecahan masalah dan menilai tindakan secara tepat
dan cermat.
3. Memunculkan kemandirian dalam pemecahan masalah kesehatan.
4. Klien berpengalaman dalam menghadapi masalah dan melaksanakan
pemecahan masalah kesehatan.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal antara lain :
1. Istilah paradigma berasal dari bahasa Latin atau dalam bahasa Yunani
paradeigma yang artinya model, pola, contoh.
2. Paradigma kebidanan adalah pandangan hidup/filsafah, dengan kata lain
paradigma digambarkan sebagai pandangan hidup dari suatu disiplin.
3. Komponen paradigma kebidanan adalah manusia, lingkungan, kesehatan dan
kebidanan.
4. Macam-macam asuhan kebidanan meliputi: asuhan mandiri, kolaborasi dan
rujukan yang semuanya itu dilakukan untuk meningkatkan kesehatan pasien.
5. Bidan dapat melakukan pelayanan/asuhan pada kasus-kasus patologis sesuai
dengan kewenangannya.
6. Tugas bidan adalah memberikan pelayanan kebidanan pada keluarga
berencana.
3.2 Saran
Pada kesempatan ini penulis dapat menyampaikan saran-saran, antara lain:
1. Hendaknya kita mengetahui dan memahami pengertian serta makna
paradigma kebidanan dalam pergaulan sehari-hari.
2. Hendaknya kita memahami komponen-komponen paradigma kebidanan.
3. Dalam melakukan asuhan kebidanan, hendaknya bidan memahami tentang
manfaat pelayanan mandiri, kolaborasi dan rujukan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Dra. Ilyas, Jumiarni. 1993. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dalam Konteks
Keluarga. Jakarta : Depkes RI.
Sofyan, Mustika Dkk. 2006. Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta : PP IBI
Lia, Cristina Dkk. 2002. Komunikasi Kebidanan. Jakarta Penerbit Buku Kedokteran.
EGC.
top related