aktualisasi diri pada wanita karir yang … · i aktualisasi diri pada wanita karir yang mengurus...
Post on 18-Sep-2018
298 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
AKTUALISASI DIRI PADA WANITA KARIR YANG MENGURUS
RUMAH TANGGA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Christian Soetanto
119114087
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecil dan sederhana ini penulis dedikasikan untuk
Tuhan Yesus yang selalu membimbing penulis dalam menjalankan
kehidupan yang penuh dengan suka dan duka. Orangtua, kakak, dan adik yang
selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan kuliah. Semua orang terkasih yang
telah memberi kesan, makna, dan warna dalam kehidupan penulis.
SEMOGA KARYA INI BERMANFAAT BAGI SEMUA PIHAK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN MOTTO
“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau
Janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu
Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau;
Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang
membawa Kemenangan”
Yesaya 41:10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
AKTUALISASI DIRI PADA WANITA KARIR YANG MENGURUS
RUMAH TANGGA
Christian Soetanto
ABSTRAK
Penelitian ini berujuan untuk mengetahui aktualisasi diri pada wanita karir yang mengurus
rumah tangga. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan metode pengambilan
data berupa wawancara terbuka dengan metode semi terstruktur dan observasi tertutup. Pengambilan
sampel dilakukan dengan purposive sample. Subjek penelitian berjumlah tiga orang dengan karakteristik:
wanita sudah menikah, masih mempunyai suami, memiliki satu anak atau lebih, aktivitas bekerja lebih
dari 6-8 jam, berdomisili di kota Solo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang
menjalankan peran sebagai wanita karir dan ibu rumah tangga mempunyai latarbelakang yang berbeda-
beda dalam bekerja. Wanita yang mempunyai latarbelakang pendidikan tinggi dapat mengaktualisasikan
dirinya dengan sangat baik saat bekerja namun tidak optimal dalam mengurus rumah tangga. Sebaliknya,
wanita yang bekerja karena keharusan ekonomi tidak dapat menikmati pekerjaannya tetapi dapat
mengaktualisasikan dirinya dengan mengurus rumah tangga dengan baik.
Kata kunci: aktualisasi diri, wanita karir yang mengurus rumah tangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
SELF ACTUALIZATION TO CAREER WOMAN WHO
HANDLE HOUSEHOLD
Christian Soetanto
ABSTRACK
This research is aimed to know self actualization to career woman who handle household. This research uses a qualitative method.The research data are gained by using open interview with the semi structured method and observation closed. The sample uses purposive sample. The subject this research are three career woman with characteristics: woman married , still have husband , to have one child or more , activity work in excess of the 6-8 hours , reside in Solo.The research results show that women who run the role as a career woman and housewives have different background in working. Woman who have background higher education can actualize her self with very good while working but not optimal in the house households . On the other hand , woman who works because the requirement economic not have access to her job but can be actualize her self with the care of the households well .
Keyword: self actualization, career woman who handle household
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis sampaikan pada Tuhan Yesus Kristus
atas berkat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis
menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak
bantuan, dukungan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan bimbingan-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik
2. Papah dan Mamah, terimakasih atas kasih sayang dan doa yang selalu
menyertai penulis. Penulis merasa termotivasi dengan dukungan yang selalu
diberikan oleh orangtua penulis.
3. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi dan Ibu Ratri
Sunar Astuti, M.Si. selalu Kaprodi untuk semua kesempatan belajar yang
diberikan.
4. Bapak Drs. H.Wahyudi, M.Si. selalu dosen pembimbing skripsi, yang telah
memberikan banyak inspirasi, dukungan, masukan, tenaga, waktu, dan nasehat
hidup yang tak terlupakan. Terima kasih atas kesabaran bapak yang mau
menerima penulis selama menjalankan bimbingan skripsi.
5. Ibu Debri Pristinella, M.Si. selalu dosen pembimbing akademik, terima kasih
atas segala bimbingan dan motivasinya sehingga penulis dapat terus
bersemangat berkuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi, terima kasih atas bekal ilmu yang
diberikan. Terimakasih juga untuk Mas Gandung, Mbak Nanik, Mas Muji, dan
seluruh karyawan di Fakultas Psikologi untuk bantuannya selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Para subjek, terima kasih atas kesediannya meluangkan waktu dan tenaga
dalam membantu terselesaikannya skripsi ini.
8. Kakakku, Andreas, yang selalu mendukung dan membantu mencari inspirasi
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
9. Adikku, Grace, yang telah menjadi motivasi penulis untuk segera lulus. Tetap
menjadi adik yang lucu dan selalu hormat pada orangtua.
10. Kakek dan nenek yang selalu memotivasi dan mendoakan penulis untuk
menjadi orang yang sukses.
11. Teman-teman terbaik penulis yaitu Herry, Brama, Adit, dan Hogi yang selalu
mendukung dan membantu penulis baik secara langsung maupun tidak
langsung.
12. Teman-teman sebimbingan Pak Wahyudi yaitu Ratna, kak Firsta, kak Galih,
Brama, dan Veronica yang sudah menjadi teman diskusi dalam penyelesaian
skripsi.
13. Teman-teman angkatan 2011, terima kasih atas segala pengalaman dan
kebersamaannya selama berdinamika di Psikologi.
14. Untuk nama-nama yang berperan dalam penyelesaian skripsi ini namun belum
disebutkan, maaf atas keterbatasan penulis. Terima kasih untuk semuanya.
Penulis menyadari tulisan ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki
karya ini. Akhir kata, penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi
semua orang yang membaca. Terimakasih.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO.......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................ vi
ABSRAK............................................................................................................... vii
ABSTRACT.......................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH..................... ix
KATA PENGANTAR.......................................................................................... x
DAFTAR ISI.......................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 9
1. Manfaat Teoritis................................................................................ 9
2. Manfaat Praktis................................................................................. 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 10
A. Aktualisasi diri......................................................................................... 10
1. Definisi Aktualisasi Diri....................................................................... 10
2. Ciri-ciri Aktualisasi Diri....................................................................... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktualisasi Diri........................... 14
4. Cara Mencapai Aktualisasi diri............................................................ 16
5. Tingkatan Kebutuhan Aktualisasi Diri................................................. 20
B. Wanita Karir.............................................................................................. 23
1. Definisi Wanita Karir............................................................................ 23
2. Aspek-Aspek Konflik pada Wanita Karir............................................. 24
3. Konflik Peran Ganda............................................................................. 28
C. Dinamika Aktualisasi Diri pada Wanita Karir yang mengurus
Rumah Tangga.............................................................................................. 29
D. Kerangka Berpikir.................................................................................... 32
BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................... 33
A. Paradigma Penelitian Kualitatif............................................................. 33
B. Subjek Penelitian.................................................................................... 35
C. Metode Pengumpulan Data................................................................... 36
D. Metode Analisis Data............................................................................ 36
E. Uji Kesahihan dan Keandalan Data....................................................... 40
F. Pedoman Wawancara............................................................................. 41
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................ 43
A. Persiapan Penelitian............................................................................... 43
B. Pelaksanaan Penelitian........................................................................... 44
C. Hasil Penelitian....................................................................................... 45
1. Kasus Subjek 1................................................................................... 45
a. Identitas Subjek 1.......................................................................... 45
b. Hasil Observasi Subjek 1.............................................................. 45
c. Hasil Wawancara Subjek 1........................................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
d. Analisis.......................................................................................... 52
2. Kasus Subjek 2.................................................................................. 59
a. Identitas Subjek 2......................................................................... 59
b. Hasil Observasi Subjek 2............................................................. 59
c. Hasil Wawancara Subjek 2.......................................................... 60
d. Analisis........................................................................................ 65
3. Kasus Subjek 3.................................................................................. 70
a. Identitas Subjek 3......................................................................... 70
b. Hasil Observasi Subjek 3............................................................. 70
c. Hasil Wawancara Subjek 3.......................................................... 71
d. Analisis......................................................................................... 75
D. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................... 80
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................... 90
A. Kesimpulan................................................................................ 90
B. Kelemahan Penelitian................................................................. 91
C. Saran........................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 94
LAMPIRAN............................................................................................ 97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil Wawancara Subjek 1............................................... 45
Lampiran 2 : Tabel Wawancara Subjek 1.............................................. 98
Lampiran 3 : Hasil Wawancara Subjek 2............................................... 60
Lampiran 4 : Tabel Wawancara Subjek 2............................................... 105
Lampiran 5 : Hasil Wawancara Subjek 3................................................ 70
Lampiran 6 : Tabel Wawancara Subjek 3............................................... 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran perempuan dalam kehidupan rumah tangga adalah mendidik
anak dan mengurus rumah tangga. Pada umumnya perempuan melakukan
tugas rumah tangga seperti mencuci,menyapu,membersihkan
rumah,memasak,mendampingi anak belajar maupun mengatur keuangan
rumah tangga. Peran tersebut merupakan kodrat dan kewajiban yang harus
dijalani oleh wanita (Mulyawati,1986, dalam Pika, Winanti,& Safitri,
2009). Namun seiring perkembangan jaman yang semakin maju, peran
perempuan di dunia industri belakangan ini mulai diperhitungkan.
Beberapa tahun belakangan ini, ada kecenderungan banyak
perusahaan memilih mempekerjakan perempuan daripada laki-laki. Pilihan
tersebut disebabkan karena perempuan dirasa lebih kompeten,tekun,hati-
hati, dan mampu mempengaruhi orang. Prestasi perempuan juga lebih
bagus daripada pria dalam pekerjaan tertentu. Beberapa jabatan clerical
misalnya bagian keuangan,administrasi umum, dan bidang-bidang sejenis
dengan itu banyak dijabat oleh perempuan (Goldsmit,dalam Apollo &
Cahyadi, 2012). Perempuan bekerja tidak semata-mata untuk mencari
uang namun ada berbagai motif yang mendasarinya. Pilihan wanita untuk
bekerja menurut Aryatmi (Kartono,1985, dalam Lilyant, Sri,&Endang,
2011) dilandasi oleh motif kerja sebagai berikut: (a) keharusan ekonomi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
(b) keinginan untuk membina karir dan (c) kesadaran bahwa pembangunan
memerlukan tenaga kerja,baik pria maupun wanita. Adanya tuntutan untuk
mendukung ekonomi rumah tangga menjadi salah satu alasan bagi wanita
untuk bekerja.
Dalam beberapa tahun ini perkembangan dan pertumbuhan
ekonomi berjalan dengan sangat pesat. Hal ini mendorong perempuan
untuk ikut ambil bagian dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Terlepas dari semua peran ganda bahkan multi peran perempuan
merupakan salah satu alternatif dari sekian alternatif yang ada untuk
mempertahankan ekonomi keluarga terutama bagi mereka yang tergolong
dalam ekonomi menengah ke bawah (Tuti, 1990, dalam Triastutik, 2013).
Peran perempuan dalam bekerja juga mengalami peningkatan dalam
beberapa tahun terakhir.Media Indonesia Nasional (dalam Yunita, 2013)
mencatat jumlah pekerja perempuan di Indonesia mengalami peningkatan
secara signifikan. Hal senada juga diungkapkan oleh Biro Pusat Statistik
(dalam Apollo & Cahyadi, 2012) bahwa partisipasi pekerja perempuan di
Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Pada tahun 1988 jumlah
pekerja perempuan di Indonesia berkisar 23.874.000 orang. Tahun 2003
mencapai 35,37% dari jumlah pekerja perempuan secara keseluruhan
100.316.000 orang. Tahun 2007 meningkat menjadi 35.479.000 orang,
sedangkan jumlah pekerja laki-laki hanya bertambah 287 ribu orang.
Beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan
kaum perempuan untuk berpartisipasi langsung dalam dunia kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
diantaranya yang pertama yaitu banyaknya kursus dan pendidikan tinggi,
adanya kursus dan pendidikan yang tinggi membentuk pikiran wanita yang
dulu beranggapan bahwa lapangan kerja wanita hanyalah sebagai ibu
rumah tangga menjadi lebih maju. Penelitian barnett & Bruch (dalam
Apollo & Cahyadi, 2012) menyatakan bahwa tingkat pendidikan seorang
perempuan berhubungan dengan tinggi rendahnya konflik dalam
menjalankan peran ganda. Kedua yaitu keinginan mengembangkan potensi
yang dimiliki, adanya peningkatan potensi secara terus menerus akan
meningkatkan rasa percaya diri dan dapat mendatangkan nilai lebih pada
wanita sebagai seorang pekerja. Ketiga yaitu sebagai pemenuhan
kebutuhan ekonomi keluarga.Wanita karir membuat pendapatan dalam
keluarga akan bertambah sehingga keluarga tersebut dapat menikmati
kualitas hidup yang lebih baik, seperti gizi, pendidikan, tempat tinggal,
sandang, hiburan, dan fasilitas kesehatan (Mappiare, 1983, dalam
Diansari, 2006).
Adanya konflik peran yang dialami oleh wanita karirakan
menghambat kepuasan dalam hidupnya. Perasaan bersalah seperti
meninggalkan peransementara waktu sebagai ibu rumah tangga akan
membuat wanita karir tidak dapat menikmati perannya dalam dunia kerja.
Penelitian yang dilakukan oleh Walters danMcKenry (1985, dalam Pika
dkk, 2009) menunjukkan, bahwa ibu bekerja cenderung merasa bahagia
selama para ibu bekerja tersebut dapat mengintegrasikan kehidupan
keluarga dan kehidupan kerja secara harmonis. Bagi seorang wanita karir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
yang telah menikah dan mempunyai anak, tentu akan dihadapkan pada
tugas dan tanggung jawabanya sebagai karyawati namun juga dihadapkan
perannya sebagai ibu rumah tangga. Menurut Sadli (dalam Apollo &
Cahyadi, 2012) keinginan perempuan menjalankan perannya domistik-
publik dapat menimbulkan konflik peran dalam dirinya. Konflik peran
muncul jika seorang perempuan bekerja mengalami pertentangan antara
tangggung jawab yang dimilikinya dengan tugas-tugas yang harus
dilakukannya. Hal ini dikarenakan perempuan yang bekerja menyandang
dua peranan yang penting, yaitu sebagai pekerja dan perannya sebagai ibu
rumah tangga.
Konflik peran lebih dirasakan oleh perempuan daripada laki-laki.
Perempuan yang menjalankan peran ganda sering kali mengalami konflik
akibat tuntutan karir dan tuntutan dalam mengurus rumah tangga.Menurut
Moen (dalam Apollo & Cahyadi, 2012) perbedaan terjadi dikarenakan
tuntutan peran yang berbeda. Perempuan dihadapkan pada tuntutan peran
pekerjaan dan peran keluarga secara serentak. Hal tersebut dapat
menimbulkan konflik apabila perempuan tidak dapat membagi waktu
antara perannya sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pekerja.
Partisipasi wanita dalam bekerja saat ini bukan sekedar menuntut
persamaan hak dengan laki-laki, tetapi juga menyatakan aktualisasi dirinya
sebagai manusia yang bermanfaat bagi keluarga, lingkungan kerja bahkan
dirinya sendiri. Partisipasi wanita menyangkut peran tradisi dan transisi
(indriyani, 2000, dalam Benhard & Florensia, 2014). Peran tradisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
mencakup peran wanita sebagai istri, ibu dan pengelola rumah tangga.
Sementara peran transisi meliputi pengertian wanita sebagai tenaga kerja,
anggota masyarakat dan manusia pembangunan. Peran transisi wanita
sebagai tenaga kerja turut aktif dalam kegiatan ekonomis seperti mencari
nafkah di berbagai kegiatan sesuai dengan keterampilan dan pendidikan
yang dimiliki.
Ada sebuah fenomena yang terjadi pada wanita yang bekerja
sebagai Eselon di Pemerintah Daerah Kabupaten Bulungan. Wanita karir
tersebut mempunyai masalah dalam hal menjalankan perannya sebagai ibu
rumah tangga, seperti mengurus anak dan mengurus pekerjaan rumah
tangga.Hal tersebut tidak bisa dilakukan sepenuhnya oleh seorang wanita
karir yang menjabat Eselon di Pemerintah Daerah Kabupaten Bulungan.
Hal ini dikarenakan waktu untuk mengurus dan mendidik anak sangat
terbatas. Masalahnya adalah waktu bekerja yang dimiliki wanita karir
tersebut berlangsung selama 10 jam, yakni masuk kerja pada pukul 07.15
hingga pulang kerja pukul 17.00 dan setiap hari melaksanakan apel pagi
pada pukul 07.30 (Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bulungan,
2013 dalam Yunita, 2013).Kesibukan wanita karir yang luar biasa
sehingga sering tidak lagi punya waktu untuk mengurusi masalah
keluarga, termasuk dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai
pendidik dan mendidik anak-anaknya di rumah (Kaerudin, 2010 dalam
Yunita, 2013).Di sisi lain, wanita karir harus dapat mengembangkan
kemampuan yang dimilikinya. Menurut Rogers (dalam Patioran, 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
manusia memiliki motif dasar yaitu kecenderungan untuk
mengaktualisasikan diri. Kecenderungan ini adalah keinginan untuk
memenuhi potensi yang dimiliki dan mencapai tahap human beingness
yang setinggi-tingginya.
Wanita karir akan dapat mengeluarkan potensi-potensi yang
dimiliki secara optimal jika mengetahui kelemahan dan kelebihannya
sendiri. Menurut teori Maslow (Poduska, 1997) orang yang mempunyai
aktualisasi diri harus dapat menyeimbangkan dan mengendalikan kekuatan
maupun kelemahannya. Hal ini berguna agar orang tersebut dapat menjadi
diri sendiri sesuai dengan bidang yang dimiliki.Hal ini diperkuat oleh
pernyataan Schultz (dalam Anisa, dkk, 2012) yang mengungkapkan bahwa
perkembangan pengaktualisasian diri bergantung pada potensi-potensi dan
sumber-sumber dalam diri. Wanita karir juga dituntut untuk bisa kreatif
dalam menjalankan peran untuk bekerja dan mengurus rumah tangga.
Menurut Alwisol (dalam Betsy & Reny, 2014) seseorang dapat
memperoleh kepuasan dirinya dengan menyadari semua potensi yang
dimiliki dan menjadi kreatif dalam mencapai puncak potensinya.
Persaingan yang semakin berat membuat wanita karir dituntut untuk lebih
mengembangkan potensi yang dimiliki. Maslow (Nasir dkk, 2010 dalam
Anisa dkk, 2012) mengatakan bahwa aktualisasi diri sebagai kebutuhan
untuk tumbuh dan berkembang yang didasarkan pada kebutuhan untuk
berprestasi dan kebutuhan kompetensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Wanita karir yang mengurus rumah tangga harus mengetahui
potensi yang dimiliki. Hal ini berguna untuk mengetahui bakat dan minat
yang dipunya sehingga dapat sesuai dengan pekerjaan yang akan
dilakukan. Menurut Siswandi (dalam Betsy & Reny, 2014) menyebutkan
bahwa kebutuhan aktualisasi diri pada dasarnya memberi perhatian pada
manusia, khususnya terhadap nilai-nilai martabat secara penuh. Hal
tersebut dicapai melalui segenap potensi, bakat, dan kemampuan yang
dimikiki dengan bekerja sebaik-baiknya sehingga tercapai suatu keadaan
eksistensi yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan diri.
Kecenderungan mengaktualisasikan diri ini bersifat selektif karena hanya
menaruh perhatian pada aspek-aspek lingkungan yang memungkinkan
individu bergerak secara konstruktif. Rogers (Supraktiknya, 1993 dalam
Betsy & Reny, 2014) mengatakan aktualisasi diri dirasa penting bagi
wanita karir sebagai pemenuhan akan segala potensi dan kapasitas diri
secara penuh. Orang yang dapat mengaktualisasikan diri cenderung dapat
menjalin hubungan baik dengan lingkungan yang berada di sekitarnya.
Menurut Maslow (Feist & Feist, 2010 dalam Betsy & Reny, 2014)
individu yang mengaktualisasikan diri mempunyai kecenderungan untuk
menjalin hubungan baik, akrab, dan penuh rasa cinta dan kasih sayang
dengan orang yang berada di sekitarnya.
Peran wanita karir yang mengurus rumah tangga sering kali
berjalan tidak seimbang. Hal tersebut membuat wanita karir cenderung
tidak bisa mengembangkan potensi yang dimiliki. Rogers (dalam Putri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2007) berpendapat bahwa pada hakikatnya manusia mempunyai potensi
untuk tumbuh dan berkembang ke arah yang lebih baik. Di sisi lain
manusia yang mempunyai perilaku menyimpang bukan disebabkan oleh
itikad yang negatif tetapi karena tidak adanya kesempatan bagi orang
tersebut untuk mengembangkan potensinya. Wanita karir dikatakan
mempunyai aktualisasi diri jika dirinya merasa yakin dengan
keputusannya untuk bekerja dan mengurus rumah tangga. Menurut
Maslow (Jarvis, 2010 dalam Patioran, 2012) seseorang yang mencapai
aktualisasi diri harus memenuhi kebutuhan akan kepercayaan diri terlebih
dahulu karena pada dasarnya manusia akan merasa puas jika suatu
kebutuhannya terpenuhi, namun akan merasa kurang dari sisi kebutuhan
lainnya sehingga individu akan melengkapi kebutuhan-kebutuhannya
tersebut sepanjang hidupnya. Wanita karir yang ambisius biasanya akan
mengejar jabatan tertentu sampai dirinya merasa puas. Menurut Maslow
(dalam Goble, 1987) menyebutkan bahwa kodratnya manusia
memperlihatkan desakan ke arah aktualisasi diri yang membawa individu
untuk berkembang secara psikologis. Hal tersebut dikarenakan aktualisasi
diri bagi seseorang tidaklah ada batasan-batasannya, seorang ibu rumah
tanggapun bisa mengaktualisasikan dirinya dengan bekerja sebaik-baiknya
sesuai bidangnya masing-masing. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini
peneliti tertarik untuk meneliti aktualisasi diri pada wanita karir yang
mengurus rumah tangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:
Bagaimanawanita karir yang mengurus rumah tangga dapat
mengaktualisasikan diri?
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah peneliti uraikan tersebut,
maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktualisasi diri pada
wanita karir yang mengurus rumah tangga
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan ini diharapkan dapat
memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis:
1. Manfaat teoritis: dapat memberikan informasi yang dapat digunakan
sebagai bahan kajian dan memperkaya hasil penelitian dalam bidang
psikologi industri organisasi dan psikologi sosial terutama yang berkaitan
dengan aktualisasi diri pada wanita karir yang mengurus rumah tangga.
2. Manfaat praktis: dapat memberikan informasi mengenai aktualisasi diri
pada wanita karir yang mengurus rumah tangga pada pimpinan organisasi,
keluarga maupun perempuan itu sendiri. Dengan mengetahui informasi
tersebut diharapkan pimpinan organisasi dan keluarga dapat memberikan
dukungan yang positif dan dapat memahami peran ganda yang dialami
wanita karir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Aktualisasi Diri
1. Definisi aktualisasi diri
Aktualisasi diri menurut Maslow (Feist & Feist, 2010,
dalam Betsy & Reny, 2014) menyebutkan bahwa aktualisasi diri
mencakup pemenuhan diri, sadar akan semua potensi diri yang
dipunya, dan menjadi diri sekreatif mungkin. Menurut Siswandi
(dalam Betsy & Reny, 2014) bahwa kebutuhan aktualisasi diri pada
dasarnya memberikan perhatian pada manusia, khususnya terhadap
nilai-nilai martabat secara penuh. Hal tersebut dapat tercapai
melalui penggunaan segenap potensi, bakat, dan kemampuan yang
dimiliki melalui dengan bekerja sebaik-baiknya, sehingga tercapai
suatu keadaan eksistensi yang ideal bagi pertumbuhan dan
perkembangan diri. Menurut Maslow (dalam Hersinta & Veronika,
2011) aktualisasi diri merupakan potensi atau kemampuan diri
yang seseorang mampu untuk mencapainya.
Menurut Rogers (Hambali & Jaenudin, dalam Patioran,
2012) mengatakan bahwa aktualisasi diri merupakan proses
menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi-
potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu maupun
dihalangi oleh pengalaman dan belajar khususnya pada masa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kanak-kanak. Aktualisasi akan berubah sejalan dengan
perkembangan hidup seseorang ketika mencapai usia tertentu
seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari
fisiologis ke psikologis. Aktualisasi diri adalah segala sesuatu yang
mendorong seseorang untuk menjadi yang terbaik yang bisa
dilakukan. Rogers menyatakan bahwa tiap orang memiliki
kecenderungan akan kebutuhan aktualisasi diri untuk
mengembangkan seluruh potensinya. Rogers berpendapat bahwa
pada hakikatnya manusia mempunyai potensi untuk tumbuh dan
berkembang ke arah yang lebih baik. Dengan demikian, maka
manusia yang mempunyai perilaku menyimpang pada dasarnya
bukan disebabkan oleh itikad yang negatif, tetapi karena tidak
adanya kesempatan bagi orang tersebut untuk mengembangkan
potensinya.
Dari penjelasan di atas aktualisasi diri dapat dimaknai
sebagai keinginan bawaan individu untuk mengembangkan potensi
yang dimilikinya dan mencapai prestasi sesuai dengan bidangnya
masing-masing
2. Ciri-Ciri Aktualisasi Diri
Maslow mengungkapkan bahwa seseorang yang
mengaktualisasikan diri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
(Jaenudin, 2015):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
a) Persepsi yang tepat terhadap realita
Individu ini orientasinya realistik, memandang
realitas secara efisien, menerima diri, orang lain, dan alam
sekitar apa adanya. Orang ini lebih memperhatikan masalah
(problem centered) dan memperhatikan diri sendiri (self
centered) (Alwisol, 2011, dalam Patioran 2012). Maslow
(Jaenudin, 2015) orang ini dapat melihat dunia secara jernih
tanpa dipengaruhi oleh keinginan, kebutuhan, atau sikap
emosional.
b) Fokus pada target pencapaian
Maslow (Goble, 1987) mengatakan individu yang
dapat mengaktualisasikan diri berarti membaktikan
hidupnya untuk pekerjaan, tugas, dan kewajiban atau
panggilan tertentu yang mereka pandang penting.Menurut
Maslow (Jaenudin, 2015) seseorang mampu
mengaktualisasikan dirinya dengan melakukan hal yang
terbaik atau bekerja sebaik-baiknya sesuai bidangnya
masing-masing.
c) Mempunyai spontanitas
Maslow (Goble, 1987) mengatakan individu yang
mengaktualisasikan diri tidak malu-malu karena lebih
ekspresif, wajar, dan polos. Individu ini tidak perlu
menyembunyikan perasaan-perasaan, pikiran-pikiran atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
bertingkah laku yang dibuat-buat. Maslow (Poduska, 1987)
mengatakan orang ini dapat menjalankan kehidupan secara
alami, mampu menjadi diri sendiri, dan merasa dapat
mengekspresikan pikiran maupun emosi yang sebenarnya.
Selain itu, Maslow (Jaenudin, 2015) orang yang dapat
mengaktualisasikan diri dapat bertingkah laku secara
terbuka, jujur, dan wajar (Jaenudin, 2015).
d) Dapat menerima diri sendiri dan orang lain dengan
baik
Maslow (Goble, 1987) mengatakan orang ini
mampu untuk meminimalkan konflik yang terjadi. Individu
yang sudah terpenuhi aktualisasi dirinya cenderung dapat
menerima diri, orang lain, dan lingkungan (Wilcox, 2012,
dalamdalam Teguh & Arundati, 2015).Maslow (Feist &
Feist, 2010, dalam Betsy & Reny, 2014) mengatakan
individu yang mengaktualisasikan diri cenderung untuk
menjalin hubungan akrab, baik, dan penuh rasa kasih
sayang dengan orang lain. Maslow (Jaenudin, 2015)
mengatakan bahwa orang yang mengaktualisasikan diri
menaruh hormat pada diri sendiri dan orang lain, mampu
menerima kodrat dengan segala kekurangan dan
kelemahannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktualisasi Diri
Anari (dalam Putri, 2007) menyebutkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri adalah:
a) Kreativitas
Sikap yang diharapkan ada pada orang yang
mempunyai aktualisasi diri. Kreativitas merupakan suatu
sikap. Sikap ini asli, inventif dan inovatif meski tidak harus
menghasilkan sesuatu (Goble, 1987). Individu yang mampu
mengaktualisasikan diri memiliki kemampuan memandang
sesuatu dari sudut pandang yang unik (Wilcox, 2012, dalam
Teguh & Arundati, 2015). Menurut Maslow (Jaenudin,
2015) kreativitas dapat menghasilkan karya baru maupun
menggabungkan beberapa penemuan sesuatu yang berbeda.
Kreativitas ini datang dari fakta para pengaktualialisasi diri
terbuka pada pengalaman dan lebih spontan dalam
perasaannya (Goble, 1987, dalam Matthew & Hergenhahn,
2013).
b) Berfungsi Secara Otonom Terhadap Lingkungan
Menurut Maslow (Jaenudin, 2015) orang yang
mengaktualisasikan diri mampu melepaskan diri dari
kebergantungan yang berlebihan terhadap lingkungan sosial
dan fisik. Pemuasan motif-motif pertumbuhan datang dari
dalam diri sendiri melalui pemanfaatan penuh bakat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
potensinya (Goble, 1987, dalam Matthew & Hergenhahn,
2013).
c) Transendensi
Menurut Anari (Putri, 2007) individu lebih tinggi,
unggul, agung, melampaui superlatif arti yang lain tidak
tergantung dengan orang lain. Individu yang beraktualisasi
diri akan berusaha menjadi yang terbaik. Seseorang yang
mengaktualisasikan dirinya berarti mampu menjadi dirinya
sendiri dan tidak terpengaruh oleh perkataan orang lain.
d) Demokratis
Menurut Anari (Putri, 2007)orang yang mempunyai
aktualisasi diri selalu menjalin komunikasi dengan berbagai
pihak. Meski individu menyadari bahwa ada perbedaan-
perbedaan dengan orang lain tetapi individu dapat
menerima semua orang tanpa memperhatikan tingkat
pendidikan dan kelas sosial. Maslow (Jaenudin, 2015)
seseorang yang mempunyai aktualisasi diri memiliki
karakter demokrasi yang baik. Individu mampu belajar dari
siapa saja yang bisa mengajar tanpa memandang adanya
perbedaan.
e) Hubungan sosial
Menurut Anari (Putri, 2007) individu akan lebih
menghargai keberadaan oranglain dalam lingkungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Seseorang yang mengaktualisasikan diri berarti mampu
menjalin hubungan yang baik dengan orang yang berada di
sekitarnya. Individu merasa senang dan nyaman dalam
melakukan interaksi dengan banyak orang. Seseorang yang
mempunyai aktualisasi diri mempunyai hasrat yang tulus
untuk membantu orang lain (Matthew & Hergenhahn,
2013).
4. Cara Seseorang Mencapai Aktualisasi Diri
Maslow mengatakan ada beberapa cara agar seseorang
dapat mencapai aktualisasi diri (Alberto, 2002):
a) Adanya kemauan untuk berubah
Menurut Maslow (Alberto, 2002) orang yang mau
maju, tumbuh, dan berkembang harus mempunyai kemauan
untuk berubah. Namun hal tersebut harus dimulai dari diri
sendiri Orang dapat memulai dengan cara menanyakan
pada diri sendiri mengenai kegunaan dari potensi yang
dimiliki. Menurut Rogers (Hidayat, 2011) orang yang
berfungsi sepenuhnya harus mampu hidup secara
konstruktif karena masa depan tergantung pada dirinya
sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
b) Memiliki sikap tanggung jawab
Menurut Maslow (Alberto, 2002) bertanggungjawab
berarti adanya kemampuan untuk menghadapi semua
tantangan yang ada dalam kehidupan. Sikap tanggung
jawab dengan sendirinya akan terwujud di dalam
perbuatan-perbuatan seseorang secara nyata. Sikap
tanggung jawab dapat dilatih dengan mencoba bertanggung
jawab dengan hal-hal kecil.Orang ini memandang dirinya
sebagai agen yang aktif dan bertanggungjawab dalam
menentukan nasibnya sendiri (Hidayat, 2011)
c) Memiliki motivasi hidup
Menuruw Maslow (Alberto, 2002) seseorang harus
dapat mempunyai motivasi hidup dalam menjalankan
kehidupan. Individu yang mempunyai motivasi hidup
berarti mempunyai tujuan dan komitmen. Selain itu,
individu membutuhkan suatu faktor yang dapat
menggerakkan agar individu tersebut dapat terus
berkembang. Orang yang mengaktualisasikan diri bisa
menjadikan kegiatan yang paling kecil menjadi kegiatan
yang menyenangkan karena mempunyai tujuan tertentu
(Hidayat, 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
d) Pengalaman yang jujur dan langsung
Maslow (Alberto, 2002) mengatakan bahwa
kejujuran terhadap pengalaman dan hidup seseorang dalam
dunia akan memampukan seseorang terbuka terhadap
realitas yang ada, terbuka terhadap dunia akan
memampukan seseorang terbuka terhadap pengalaman-
pengalaman nyata yang dialami. Menurut Rogers (Hidayat,
2011) seseorang yang mampu terbuka terhadap
pengalamannya berarti mampu menerima kenyataan
termasuk perasaannya sendiri.
e) Siap untuk bersikap beda
Maslow (Alberto, 2002) orang yang memiliki sikap
dan pemikiran yang berbeda dari orang lain, membutuhkan
suatu landasan yang kuat, yakni kejujuran, keterbukaan,
keberanian, dan pengetahuan yang luas. Orang ini berani
mengatakan dalam hal yang benar dan yang salah. Menurut
Rogers (Hidayat, 2011) orang yang berfungsi sepenuhnya
percaya bahwa cara mereka bereaksi bukan berdasarkan
atas opini orang lain. Orang ini bereaksi dengan sesuatu
yang ia anggap benar namun bukan berarti ia tidak
menggunakan daya intelektual dan informasi dari orang
lain, tetapi semua data kongruen dengan konsep dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
f) Melibatkan diri
Menurut Maslow (Alberto, 2002) melibatkan diri
mengandung maka bahwa seseorang memiliki suatu
komitmen. Komitmen mengantarkan seseorang pada suatu
penghayatan yang mendalam terhadap perbuatan yang ada
di luar diri kita. Biasanya orang ini mempunyai visi dan
misi yang jelas tentang dirinya sendiri. Menurut Rogers
(Hidayat, 2011) mengatakan bahwa perasaan bebas
membuat seseorang bebas untuk bertindak. Kondisi ini
membuat individu memiliki perasaan berdaya karena
mereka mengetahui bahwa masa depan bergantung pada
tindakannya.
g) Menilai kemajuan Diri
Menurut Maslow (Alberto, 2002) menilai kemajuan
diri berarti seseorang mampu merefleksikan dirinya sejauh
mana dirinya telah berkembang. Hal ini diperlukan untuk
memberikan penilaian terhadapi diri sendiri. Seseorang
dapat menilai kemajuan dari potensi yang dimiliki sehingga
orang tersebut dapat terus menilai kelebihan dan
kekurangannya sendiri. Menurut Rogers (Hidayat, 2011)
eksistensi hidup seseorang merupakan segala sesuatu yang
dilakukan sekarang bukan masa lalu atau masa depan.
Namun seseorang harus tetap belajar dari pengalamannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
masa lalu untuk menjalankan kehidupannya sekarang
bahkan untuk masa depan.
5. Tingkatan Kebutuhan Aktualisasi Diri
Maslow mengajukan gagasan bahwa kebutuhan pada
manusia adalah bawaan, tersusun menurut tingkatan atau Hierarki
Maslow. Maslow memerinci kebutuhan manusia dalam lima
tingkat kebutuhan (Hidayat, 2011):
a) Kebutuhan Jasmani atau Fisiologis
Seseorang harus dapat mencapai tingkat kebutuhan
jasmani secara memadai, tingkat-tingkat daerah biologis
dan psikologis harus terpuaskan. Pemuasan segi-segi
biologis dari tingkat ini saja tidaklah cukup. Beberapa
daerah kebutuhan jasmani manusia adalah: lapar, haus,
oksigen, seks, tempat berteduh dan tidur. (Poduska,
1997). Maslow (Matthew & Hergenhahn, 2013)
mengatakan bahwa ia tidak begitu yakin bahwa
seperangkat kebutuhan harus dipuaskan sepenuhnya
sebelum individu bisa naik ke tingkat kebutuhan
selanjutnya. Dengan kata lain, seseorang bisa saja merasa
lapar dan haus sesekali dan masih bisa mengejar
kebutuhan lebih tinggi, namun hidupnya tidak boleh
didominasi oleh rasa lapar dan haus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
b) Kebutuhan Rasa Aman
Kebutuhan dasariah terpuaskan, muncullah apa
yangdigambarkan Maslow sebagai kebutuhan akan rasa
aman atau keselamatan. Kebutuhan ini menampilkan diri
dalam kategori kebutuhan akan kemantapan,
perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan
kekalutan; kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum,
batas-batas, dan sebagainya (Goble, 1987). Menurut
Maslow kebutuhan-kebutuhan ini paling jelas terlihat
dalam kehidupan anak-anak, yang biasanya ketakutan
ketika dihadapkan dengan situasi baru. pemenuhan
kebutuhan rasa aman memastikan individu bahwa mereka
tinggal di suatu lingkungan yang bebas dari bahaya, rasa
takut, dan kekacauan (Matthew & Hergenhahn, 2013)
c) Kebutuhan Cinta dan Rasa Memiliki
Kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman
seseorang telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan
akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki dan dimiliki.
Bagi maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat
dan penuh kasih mesra antara dua orang, termasuk sikap
saling percaya (Goble, 1987). Kebutuhan ini membuat
seseorang mencari pengakuan dan kasih sayang dari
orang lain. Rogers (Jaenudin, 2015) kebutuhan ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dibangun melalui hubungan akrab dan penuh perhatian
dengan orang lain, dalam hal ini memberi dan menerima
cinta sama-sama penting. Maslow (Matthew &
Hergenhahn, 2013) mengatakan jika kebutuhan ini tidak
terpenuhi maka individu akan merasa sendiri, kesepian,
dan hampa.
d) Kebutuhan Harga Diri
Maslow menemukan bahwa setiap orang memiliki
dua kategori kebutuhan akan penghargaan: yakni, harga
diri dan penghargaan dari orang lain. 1. Harga diri
meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi,
penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan
dan kebebasan. 2. Penghargaan dari orang lain meliputi
prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan,
nama baik serta pernghargaan (Goble,1987). Maslow
(Jaenudin, 2015) mengatakan bahwa kebutuhan harga diri
yang terpuaskan akan membuat individu menghasilkan
rasa percaya diri, rasa kuat, rasa mampu, dan perasaan
berguna. Seseorang yang mengalami kekurangan dalam
pemenuhan kebutuhan ini akan menghasilkan pelemahan
semangat dan rasa inferior (Matthew & Hergenhahn,
2013)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
e) Kebutuhan Beraktualisasi Diri
Maslow mengatakan aktualisasi diri adalah setiap
orang yang berkembang sepenuh kemampuannya.
Pemaparan tentang kebutuhan psikologis untuk
menumbuhkan, mengembangkan dan menggunakan
kemampuan (Goble, 1987). Aktualisasi diri didefinisikan
sebagai perkembangan yang paling tinggi dan
penggunaan semua bakat kita, pemenuhan semua
kualitas dan kapasitas kita. Manusia dapat mencapai
tingkat aktualisasi diri ini menjadi manusia yang utuh
dan mampu berkembang sepenuh kemampuannya
(Jaenudin, 2015).
B. Wanita Karir
1. Definisi Wanita Karir
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008
dalam Paputungan, 2011) wanita adalah seorangperempuan atau
kaum putri. Dalam penelitian ini menggunakan kata wanita karir
bukan perempuan karir karena terkait dengan istilah umum yang
berlaku dan mengikuti perkembangan Bahasa Indonesia saat ini,
bahwa kata wanita menduduki posisi dan konotasi terhormat.
Kata ini mengalami proses ameliorasi, yaitu suatu perubahan
makna yang semakin positif, arti sekarang lebih tinggi dari pada
arti dahulu. Karir dalam arti umum ialah pekerjaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
memberikan harapan untuk maju. Selain itu, kata karir selalu
dihubungkan dengan tingkat atau jenis pekerjaan
seseorang.Wanita karir berarti wanita yang berkecimpung dalam
kegiatan profesi baik usaha sendiri maupun ikut dalam suatu
perusahaan.
Seorang wanita karir berarti memiliki pekerjaan khusus di
luar rumah dalam rangka mengaktualisasikan diri dan menekuni
suatu bidang tertentu (Etiwati, 2009, dalam Paputungan, 2011).
Selain itu, wanita karir adalah wanita yang menekuni dan
mencintai sesuatu atau beberapa pekerjaan secara penuh dalam
waktu yang relatif lama untuk mencapai suatu kemajuan hidup
(Muriah, 2011). Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa
wanita karir adalah wanita yang menekuni sesuatu atau beberapa
pekerjaan yang dilandasi oleh keahlian tertentu yang dimilikinya
untuk mencapai suatu kemajuan hidup, pekerjaan, atau jabatan.
2. Aspek-Aspek Konflik padaWanita Karir
Ada beberapa aspek konflik peran ganda yang
dikemukakan menurut Kopelman & Burley (dalam Diansari,
2006) yaitu:
a) Masalah Pengasuhan Anak
Pada umumya wanita karir mencemaskan kesehatan
jasmani dan emosi anak-anaknya. Hal ini berarti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
wanitakarir harus dapat memberikan perhatian, tenaga dan
pikirannya ketika berada di rumah. Wanita karir harus
dapat memberi pengertian kepada anaknya agar anak
dapat memahami alasan ibunya bekerja (Diansari, 2006).
Menurut Yuarsi (Fitri, 2000, dalam Apollo dan Cahyadi,
2012) wanita yang bekerja sering merasa takut karena
sebagian masyarakat menganggap tugas seorang wanita
adalah mengasuh anak.
b) Bantuan Pekerjaan Rumah Tangga
Menurut Hurlock (dalam Apollo & Cahyadi, 2012)
tugas-tugas yang berkaitan dengan pekerjaan dan keluarga
merupakan tugas yang sangat penting dan sulit, bahkan
bagi orang dewasa telah mempunyai pengalaman kerja,
telah menikah, dan telah menjadi orang tua, mereka masih
tetap harus melakukan penyesuaian diri dengan peran-
peran tersebut. Wanita yang berperan ganda membutuhkan
bantuan dari berbagai pihak baik dari suami, anak maupun
seorang pembantu untuk turut serta dalam urusan
pekerjaan rumah tangga. Hal ini dikarenakan perempuan
tersebut terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan (Diansari,
2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
c) Komunikasi dan Interaksi dengan keluarga
Menurut Kopelman & Burley (Diansari, 2006)
komunikasi merupakan sarana untuk kita dapat berinteraksi
dengan orang lain. Dengan komunikasi kita dapat
mengutarakan kebutuhan, keinginan bahkan keluhan pada
seseorang. Wanita yang bekerja dituntut untuk bisa
menjaga komunikasi dengan keluarga walaupun harus
menjalankan peran ganda. Hal ini didukung oleh
pernyataan dari Kaufmann & Beehr (Fitri, 2000, dalam
Apollo & Cahyadi, 2012) komitmen dan dukungan moral
dari pasangan hidup dapat membantu mencapai kepuasan
hidup dan pada akhirnya dapat menekan munculnya
konflik peran ganda.
d) Waktu untuk Keluarga
Menurut Sukanto, dll (1999), ibu yang bekerja
sering merasa kekurangan waktu untuk suami, anak-anak
bahkan untuk dirinya sendiri. Pengaturan waktu menjadi
masalah yang sering muncul dalam menjalankan peran
ganda. Menurut Moen (Triwahyuni, 2009, dalam Apollo &
Cahyadi, 2012) perbedaan terjadi dikarenakan tuntutan
peran yang berbeda. Perempuan dihadapkan pada tuntutan
peran pekerjaan dan peran keluarga secara serentak. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
tersebut dapat menimbulkan konflik apabila perempuan
tidak dapat membagi waktu antara perannya sebagai ibu
rumah tangga dan sebagai pekerja.
e) Penentuan Prioritas
Prioritas itu disusun tergantung pada kepentingan
individu yang bersangkutan agar tidak menimbulkan
pertentangan antara kepentingan yang satu dengan
kepentingan yang lain. Wanita karir harus mempunyai
dasar yang kuat dalam menentukan prioritasnya (Diansari,
2006).
f) Tekanan Karir dan Keluarga
Dalam bekerja, akan terdapat banyak masalah yang
menuntut pekerja untuk menyelesaikannya. Begitu juga di
rumah, akan terdapat banyak pekerjaan rumah yang
menuntut untuk diselesaikan. Tuntutan tersebut dapat
menjadi sebuah tekanan bagi seseorang yang kemudian
akan menjadi konflik dalam dirinya (Diansari, 2006).
Menurut Greenhaus & Beutel (Ginting, 2011, dalam
Apollo & Cahyadi, 2012) mengatakan bahwa suatu bentuk
konflik peran terjadi karena tekanan-tekanan pekerjaan dan
keluarga ada ketidakcocokan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3. Konflik Peran Ganda (Work Familiy Conflict)
Greenhaus & Beutel (dalam Rahmadita, 2013) mendefinisikan
tiga jenis work family conflict, yaitu:
a) Konflik yang disebabkan waktu (time based conflict)
Waktu yang dimilikiindividu digunakan untuk
memenuhi satu peran tertentu sehinggamenimbulkan
kesulitan untuk memenuhi satu peran tertentusehingga
menimbulkan kesulitan untuk memenuhi perannya
yanglain (Rahmadita, 2013). Konsep-konsep yang
termasuk dalam konflik ini diantaranya: waktu untuk
bekerja yang berlebihan, kurangnya waktu untuk pasangan
dan anak, dan jadwal yang tidak fleksibel (Triwahyuni,
2009, dalam Apollo & Cahyadi, 2012)
b) Konflik yang disebabkan oleh ketegangan (strain based
conflict)
Ketegangan-ketegangan yangdihasilkan oleh suatu
peran mengganggu peran yang lain. Konflik yang
disebabkan gejala-gejala stres seperti kelelahan dan mudah
marah yang diakibatkan oleh satu peran menganggu peran
yang lain (Triwahyuni, 2009, dalam Apollo & Cahyadi,
2012). Konflik ini melibatkan stres dalam keluarga dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
pekerjaan, meluapnya emosi yang negatif dan dukungan
dari pasangan (Rahmadita, 2013).
c) Konflik yang disebabkan oleh perilaku (behaviour
based conflict)
Konflik yang disebabkan karena kesulitan
perubahan perilaku dari satu peran ke peran lain. Konflik
yang terjadi jika tingkah laku yang tertentu yang dituntut
oleh satu peran mempersulit individu dalam memenuhi
tuntutan peran yang lain, misalnya tuntutan peran keluarga
dan peran pekerjaan (Rahmadita, 2013). Konflik ini terjadi
karena adanya ketidaksesuaian antara pola perilaku dengan
yang diinginkan oleh kedua bagian, yaitu pekerjaan atau
keluarga (Yang, Chen, Choi, & Zou, 2000, dalam Benhard
& Florensia, 2014).
C. Dinamika Aktualisasi Diri pada Wanita Karir yang Mengurus Rumah
Tangga
Peran wanita dalam bekerja selalu mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Ihromi (dalam Rahmadita, 2013) menyatakan bahwa jumlah
wanita pencari kerja akan semakin meningkat di sebagian wilayah dunia.
Wanita mempunyai motif yang berbeda-beda dalam bekerja. Menurut
hasil penelitian oleh Irma Rahmadita (2013), menyebutkan bahwa wanita
ingin tetap bekerja karena pekerjaan memberikan banyak arti bagi diri:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
mulai dari dukungan finansial, mengembangkan pengetahuan dan
wawasan, memungkinkan aktualisasi kemampuan, memberikan
kebanggaan diri dan kemandirian (meskipun penghasilan suami
mencukupi), serta memungkinkan subyekmengaktualisasikan aspirasi
pribadi lain yang mendasar seperti memberi rasa berarti sebagai
pribadi.Keterlibatan dalam berbagai peran ini dapat memberikan
keuntungan psiko sosial, seperti peningkatan kepercayaan diri, moral, serta
kebahagiaan.
Di sisi lain, wanita karir yang menjalankan peran ganda sebagai
ibu rumah tangga dan wanita karir berpotensi mengalami konflik peran.
Prihanto & Lasmono(Fitri, 2000, dalam Apollo & Cahyadi, 2012)
mengatakan beberapa konflik yang dihadapi oleh seorang perempuan
dalam menjalankan peran gandanya, yaitu faktor yang berasal dari dalam
diri sendiri, yaitu takut akan konsekuensi negatif dari kesuksesan yang
dicapainya, seperti kesulitan mendapatkan perlindungan dan perhatian dari
lawan jenis dan adanya perasaan takut anak maupun suami tidak terurus
Faktor dari luar menurut Yuarsi (dalam Fitriani, 1999, dalam Apollo &
Cahyadi, 2012) yaitu takut dianggap menyalahi kodrat, karena masyarakat
masih beranggapan bahwa tugas-tugas rumah tangga dan pengasuhan anak
adalah tugas perempuan, walaupun mereka bekerja di luar rumah. Menurut
Kahn, et al. (dalam Benhard dan Florensia, 2014) mengemukakan bahwa
konflik peran terjadi ketika dua atau lebih tuntutan terjadi secara
bersamaan dan saling bertentangan satu dengan yang lain. Kesibukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
wanita karir yang luar biasa sehingga sering tidak lagi punya waktu untuk
mengurusi masalah keluarga, termasuk dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya sebagai pendidik dan mendidik anak-anaknya di rumah
(Kaerudin, 2010, dalam Yunita, 2013). Di sisi lain, wanita karir harus
dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Menurut Rogers
(dalam Patioran, 2012) manusia memiliki motif dasar yaitu kecenderungan
untuk mengaktualisasikan diri. Kecenderungan ini adalah keinginan untuk
memenuhi potensi yang dimiliki dan mencapai tahap human beingness
yang setinggi-tingginya. Menurut Maslow (dalam Hersinta & Veronika,
2011) aktualisasi diri merupakan potensi atau kemampuan diri yang
seseorang mampu untuk mencapainya. Hal ini didukung oleh Rogers
(Hambali & Jaenudin, dalam Patioran, 2012) mengatakan bahwa
aktualisasi diri merupakan proses menjadi diri sendiri dan
mengembangkan sifat-sifat dan potensi-potensi psikologis yang unik.
Wanita karir yang mempunyai aktualisasi diri harus dapat
membagi waktu yang baik dalam keluarga maupun pekerjaan.Hambatan
terbesar perempuan yang menjalankan peran ganda adalah dalam hal
pengaturan waktu. Sedyono & Hasibuan (Setyowati, 2003, dalam
Diansari, 2006) mengemukakan bahwa salah satu tantangan terbesar bagi
wanita karir adalah persepsi tentang kekurangan waktu, perasaan bahwa
adanya perbedaan yang sangat besar antara waktu yang dimiliki dengan
jumlah tugas yang harus dikerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
D. Kerangka Berpikir
Peran sebagai Ibu Rumah Tangga Peran sebagai Wanita Karir
Mengurus rumah tangga PotensiKonflik Peran Mengurus Pekerjaan
Time Based Conflict
Behaviour Based Conflict
Strain Based Conflict
Cara Mencapai Aktualisasi Diri
Kemauan untuk berubah
Mempunyai rasa tanggungjawab
Mempunyai motivasi
Pengalaman yang jujur dan langsung
Bersiap untuk bersikap beda
Melibatkan diri
Menilai kemajuan diri
Aktualisasi Diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB III
Metode Penelitian
A. Paradigma Penelitian Kualitatif
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif untuk
menghasilkan dan pengolahan data yang sifatnya deskriptif, seperti
transkip wawancara dan perilaku-perilaku yang diamati. Penelitian
kualitatif adalah proses pencarian data untuk memahami masalah sosial
yang didasari pada penelitian yang menyeluruh dibentuk oleh kata-kata,
dan diperoleh dari situasi yang alamiah.
Penelitian kualitatif didefinisikan secara beragam sesuai dengan
sudut pandang yang dipakai oleh para ahli. Bogdan dan Taylor (Moleong,
2007) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang
atau perilaku yang diamati. Definisi tersebut lebih menitikberatkan pada
jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian yakni data deskriptif
kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan
data deskriptif dan berupaya menggali makna dari suatu fenomena. Hal ini
hampir sama denga yang dikatakan Matthew B. Milees dan A. Michael
hubertman (Ghony & Almanshur, 2012:13, dalam Pika dkk, 2009) yang
mengatakan bahwa penelitian kualitatif lebih menekankan aspek proses
mendapatkan data melalui kontak secara intensif dalam situasi sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Pada penelitian kualitatif, peneliti berusaha memahami subjek dari
kerangka berpikirnya sendiri. Dengan demikian, yang penting adalah
pengalaman, pendapat, perasaan dan pengetahuan partisipan (Poerwandari,
2005). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktualisasi diri pada
wanita karir yang mengurus rumah tangga. Penelitiakan menggali
penghayatan subjek terhadap usahanya dalam menjalankanproses
aktualisasi diri yang sesungguhnya. Menurut Poerwandari (2005) untuk
mendapatkan pemahaman mendalam dan khususnya atas suatu fenomena
serta untuk memahami manusia dalam segalakompleksitasnya sebagai
makhluk yang subjektif, maka pendekatan kulitatif adalah pendekatan
yang paling sesuai untuk digunakan. Metode yang digunakan dalam
pendekatan ini tidak kaku. Penelitian kualitatif sifatnya fleksibel, dalam
arti kesesuaiannya tergantung dari tujuan setiap penelitian. Walaupun
demikian selalu ada pedoman untuk diikuti, tapi bukan aturan yang mati
(Cassel &Symon, 1994:Strauss, 1987:Taylor & Bogdan, 1984 dalam Pika
dkk, 2009).
Penelitian ini akan menggunakan pendekatanfenomenologis untuk
mengetahui aktualisasi diri dengan menggali penghayatan subjek terhadap
usahanya sendiri agar memperoleh aktualisasi dirinya. Hal ini dikarenakan
fenomenologis merupakan suatumetode atau pendekatan untuk
mendeskripsikan gejala sebagaimana gejala itu menampakkan dirinya
pada pengamat. Gejala yang dimaksud adalah baik gejala yang secara
langsung bisa diamati oleh panca indera (gejala eksternal), maupun gejala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
yang hanya bisa dialami, dirasakan, atau dipikirkan oleh pengamat, tanpa
ada referensi empirisnya atau gejala internal (dalam Pika dkk, 2009).
Fenomenologi berupaya menjelaskan situasi yang dialami pribadi dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, fenomenologi mencari makna-
makna psikologis yang membentuk gejala melalui investigasi dan analisis
contoh-contoh gejala yang dialami dalam konteks kehidupan para
partisipan (Smith, 2013).
B. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan sejumlah individu yang paling sedilit
mempunyai satu ciri atau sifat yang sama (Hadi, 1990, h.62 dalam Pika
dkk, 2009). Populasi ini kemudian diambil contoh atau sampel yang
diharapkan dapat mewakili populasi. Pada penelitian ini, peneliti
mengambil populasi para wanita karir yang mengurus rumah tangga.
Adapun kriteria-kriteria subyek adalah sebagai berikut:
a. Ibu yang berusia 24 sampai 55 tahun, karenabiasanya pada usia itu
mereka sudah memilikianak dan sudah mulai memiliki posisi
kariryang cukup baik.
b. Memiliki minimal 1 orang anak, karena dengan adanya 1 orang
anak atau lebih akan membuat ibu harus lebih memperhatikan dan
meluangkan waktu untuk mengurus anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
c. Memiliki jam kerja minima 7-8 jam setiap harinya selama 5 atau 6
hari dalam 1 minggu karenakebanyakan perusahaan swasta memiliki
aturanwaktu kerja 8 jam per hari.
d. Masih memiliki suami, karena subyek yang dibutuhkanbukan ibu
yang menjadi tulang punggungkeluarga melainkan hanya untuk
membantuatau menambah perekonomian keluarga.
e. Berdomisli di Solo
2. Sampel
Dalam memperoleh subyek penelitian, peneliti menggunakan
teknik pengambilan sampel purposive sampling. Purposivesampling
adalah teknik pengambilan subjek yang didasarkan atas adanya tujuan
tertentu dan kriteria tertentu (Herdiansyah, 2015). Teknik ini dilakukan
karena beberapa pertimbangan yaitu keterbatasan waktu, tenaga, dan
dana sehingga tidak mengambil sampel yang besar dan jauh.
Pengambilan sampel pada penelitian ini tidak dilakukan secara acak
tetapi dipilih mengikuti kriteria tertentu dan kepada subyek juga
ditanyakan mengenai kesediannya untuk menjadi subyek penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulandata esensial dalam
penelitian, apa lagi penelitian dengan pendekatan kualitatif
(Poerwandari, 2005). Tujuan observasi adalah mendeskripsikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
settingyang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-
orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari
perspektif mereka yangterlibat dalam kejadian yang diamati tersebut.
Penting untuk selalu diingat adalah peneliti yang baikakan melaporkan
hasil observasinya secara deskriptif,tidak interpretative. Deskripsi harus
memadai dalam detail dan ditulis sedemikian rupa untuk
memungkinkan pembaca memvisualisasikan setting yang
diamati.Peneliti melakukan observasi secaratertutup, observasi tertutup
adalah observasi yang dilakukan tanpa diketahui oleh subyek dan
dilakukan secara diam-diam. Hal ini dikarenakan bahwa manusia pada
umumnya bertingkah laku berbeda bila tahu mereka diamati.
Sebaliknya, individu yang tidak menyadari bahwa mereka diamati akan
bertingkah laku biasa (tidak dibuat-buat atau disesuaikan dengan
harapan sosial). Peneliti mencatat segala sesuatu yang dilakukan subjek
yang dapat memberikan makna dan informasi.
Hal-hal yang perlu diobservasi dalam penelitian ini adalah:
a. Kesan umum terdiri dari kondisi fisik subyek serta lingkungan
tempat subjek tinggal.
b. Kegiatan sehari-hari terdiri dari interaksi subyek dengan
keluarga dan lingkungan kerja.
c. Ekspresi dan perilaku subyek saat proses wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dan tanya jawabyang diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu (Poerwandari, 2005). Wawancara dalam
penelitian ini merupakan wawancara secara mendalam yaitu, peneliti
mengajukan pertanyaan mengenai berbagai segi kehidupan subyek
secara urut dan mendalam. Wawancara kualitatif dilakukan untuk
memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subyektif yang
dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti dan bermaksud
melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut dan tidak dapat dilakukan
melalui pendekatan lain (Poerwandari, 2005).
Wawancara dilakukan terhadap subjek penelitian dan significant
other (orang terdekat dan sekeliling subjek).Penulis akan menggunakan
wawancara semi terstruktur. Peneliti merancang serangkaian pertanyaan
yang disusun dalam suatu daftar wawancara, akan tetapi daftar tersebut
digunakan untuk menuntun dan bukan untuk mendikte wawancara
tersebut. Wawancara semi terstruktur memfasilitasi terbentuknya
hubungan atau empati, memungkinkan keluwesan yang lebih besar
dalam peliputan dan memungkinkan wawancara untuk memasuki
daerah-daerah baru, dan cenderung untuk menghasilkan data yang lebih
subur (Smith, 2013: 76).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
D. Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan proses mencari
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh melalui wawancara
mendalam, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga mudah
dipahami dan hasil temuannya dapat disampaikan kepada orang lain
(Sugiyono, 2010:88 dalam Pika, 2009). Definisi analisis data menurut
Paton (dalam Pika dkk, 2009) adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.
Adapun proses analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: proses analisis data dimulai dengan menelaah
seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara dan
pengamatan yang sudah dituliskan. Setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah,
maka langkah selanjutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan
dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat
rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-peryataan yang perlu dijaga
sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah
menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan ini kemudian
dikategorikan pada langlah berikutnya. Kategori-kategori ini dilakukan
sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis ini ialah mengadakan
pemeriksaan keabsahan data (Moleong, 2000.h.190 dalam Pika dkk, 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
E. Uji Kesahihan dan Keandalan data
Menurut Moleong (2000, h.188 dalam Pika dkk, 2009),
pemeriksaan keabsahan data didasarkan pada kriteria tertentu. Kriteria itu
terdiri atas derajat kepercayaan ( kredibilitas), keteralihan, ketergantungan
dan kepastian. Masing-masing kriteria tersebut menggunakan teknik
pemeriksaa sendiri-sendiri. Kriteria derajat kepercayaan datanya dilakukan
dengan tehnik perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan,
triangulasi, pengecekan, kecukupan refensial, kajian kasus negatif dan
pengecekan anggota.Pada penelitian ini uji kesahihan dan keandalan data
dilakukan dengan metode:
1. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam
penelitian ini peneliti memakai data triangulation yaitu penggunaan
lebih dari satu metode pengumpulan data dalam kasus tunggal yaitu
wawancara dan observasi. Selain itu, peneliti menggunakan triangulasi
sumber yaitu peneliti melakukan wawancara dengan orang yang berada
di sekitar subjek dalam hal ini adalah suami subjek.Selain itu, peneliti
menggunakan triangulasi waktu yaitu peneliti mengumpulkan data
dengan melakukan lebih dari satu kali wawancara untuk mendapatkan
data yang lebih banyak (Djamal, 2015).
2. Pemeriksaan data melalui diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Teknik pemeriksaan keabsahan data ini adalah untuk
menyingkapkan kemencengan peneliti dan menelaah pengertian
mendalam yang nantinya menjadi dasar bagi klarifikasi penafsiran serta
untuk menjajaki dan menguji hipotesis yang muncul dari pemikiran
peneliti. Diskusi analitik ini dimungkinkan dapat mengungkap segi-segi
lainnya yang justru akan membongkar pemikiran peneliti.
F. Pedoman Wawancara
1. Identitas
- Identitas diri subyek (nama,alamat,usia,pekerjaan,lamanya
bekerja,namasuami,pekerjaan suami,jumlah,nama, dan umur anak)
2. Faktor yang Mempengaruhi Aktualisasi Diri
-Apa alasan yang melatarbelakangi anda bekerja?
3. Ciri Aktualisasi Diri
-Menurut pandangan anda, bagaimanakah gambaran sosok wanita
karir yang ideal? Bagaimana anda memandang diri anda?
-Menurut pandangan anda, bagaimana gambaran sosok ibu rumah
tangga yang ideal? Bagaimana anda memandang diri anda?
4. Tingkat Kebutuhan Aktualisasi Diri
-Manfaat apa yang anda peroleh dengan bekerja?
5. Aspek-Aspek Konflik Pada Wanita Karir
- Bagaimana hubungan anda dengan keluarga?
- Bagaimana hubungan anda dengan rekan kerja?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
6. Work Family Conflict
- Apa saja hambatan yang anda alami ketika menjalankan peran
sebagai wanita karir dan ibu rumah tangga?
7. Cara Mencapai Aktualisasi Diri
- Bagaimana cara anda mengembangkan potensi yang anda miliki
ketika menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir?
- Apa harapan anda dalam menjalankan peran sebagai ibu rumah
tangga dan wanita karir?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Persiapan Penelitian
1) Kesediaan Subjek
Persiapan penelitian dilakukan dengan berkunjung ke rumah,
tempat kerja atau menelepon subjek untuk memohon kesediannya
menjadi subjek penelitian.
2) Penyusunan Pedoman Observasi dan Wawancara
Pedoman observasi dan wawancara disusun dengan mengacu pada
tinjauan pustaka. Adapun hal-hal yang menjadi fokus observasi
adalah kondisi rumah subjek, penampilan fisik subjek, hubungan
antara subjek dengan suami, hubungan subjek dengan anak-
anaknya, dan hubungan subjek dengan teman subjek.
Dalam hal wawancara, hal-hal yang menjadi fokus wawancara
adalah identitas subjek meliputi nama, alamat, usia, pekerjaan,
lama bekerja, nama suami, pekerjaan suami, jumlah anak, motif
bekerja, pandangan subjek tentang wanita karir yang ideal dan
persepsi subjek terhadap dirinya sendiri, pandangan subjek
terhadap ibu rumah tangga yang ideal dan persepsi terhadap
dirinya, manfaat yang diperoleh dalam bekerja, proses aktualisasi
diri pada subjek, hubungan dan dukungan subjek dengan keluarga,
hubungan subjek dengan rekan kerja, dan hambatan yang dialami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
subjek selama menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga dan
ibu yang bekerja.
B. Pelaksanaan Penelitiaan
Pengumpulan data dilakukan pada 02 Agustus 2015 sampai 15
Desember 2015 dengan subjek sebanyak tiga orang. Data diperoleh dengan
metode observasi dan wawancara. Wawancara dan observasi dilakukan
beberapa kali sampai data yang dibutuhkan terpenuhi.
Selama proses wawancara, peneliti menggunakan alat bantu tape
recorder, bolpoin dan kertas. Handphone digunakan untuk merekam
setiap jawaban subjek. Sedangkan bolpoin dan kertas digunakan untuk
mencatat hal-hal yang diperlukan peneliti sekaligus sebagai cadangan
ketika handphonemengalami gangguan. Selain itu fungsi bolpoin dan
kertas adalah untuk mencatat respon subjek ketika menjawab pertanyaan
yang tidak didokumentasikan oleh handphone. Sebelum melakukan proses
wawancara, peneliti terlebih dahulu meminta ijin pada subjek untuk
merekam hasil wawancara. Ada dua subjek yang merasa keberatan untuk
direkam namun mereka berjanji akan menceritakannya secara berlahan-
lahan. Terkadang diluar kontrol, subjek menceritakan dengan cepat
namun subjek menyadari dan mau menceritakannya kembali. Adapun
yang menolak untuk direkam adalah subjek satu dan dua. Mereka merasa
tidak nyaman ketika pembicaraannya direkam karena tidak ingin
kehidupannya dipublikasikan oleh banyak orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
C. Hasil Penelitian
1. Kasus Subjek 1
a. Identitas subjek 1
Nama : ES
Alamat : Jalan Sungai Mahakam no 23, Lojiwetan, Solo.
Usia : 45 tahun
Pekerjaan : Manager Perusahaan
Lama bekerja : 15 tahun
Nama suami : HS
Pekerjaan suami : Manager Perusahaan
Nama anak : Dion ( 15 tahun)
Sarah ( 11 tahun)
b. Hasil observasi
Subjek mempunyai rumah sendiri di daerah Lojiwetan.
daerah tersebut merupakan daerah yang mayoritas dihuni oleh orang
keturunan tionghoa. Rumah subjek terlihat megah dengan pagar
tinggi yang menutupi teras rumah. Di teras rumah, terdapat 2 mobil
mewah yang terpakir rapi. Di bagian teras rumah, juga terlihat taman
dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang membuat suasana
rumah terasa sejuk. Di dalam rumah terdapat sofa mewah, pigura,
dan foto-foto keluarga.
Subjek mengenakan kaos dan celana panjang ketika
wawancara berlangsung. Subjek mempunyai kulit yang putih,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
rambut panjang, dan mempunyai badan yang kurus. Pada wawancara
pertama, suami subjek menyambut peneliti dengan sangat baik.
Bahkan suami subjek mengajak bicara pada peneliti mengenai
urusan gereja. Ketika wawancara akan dimulai, suami subjek
menawarkan peneliti untuk makan. Anak subjek yang perempuan
tampak sedang bermain dengan temannya di depan rumah. Ketika
bermain, sesekali mereka berteriak sehingga subjek pun menegur
anaknya karena dianggap menganggu jalannya wawancara peneliti
dengan subjek. Anaknya yang pertama tampak sedang bermain
laptop di ruang keluarga. Terkadang anak laki-laki subjek
memberikan senyuman pada peneliti.
Pada wawancara kedua, subjek tampak serius menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Ketika wawancara pertama,
subjek tampak agak sungkan menjawab karena terganggu dengan
keberadaan suami dan anaknya. Namun ketika wawancara kedua,
subjek tampak santai namun tetap serius dalam menjawab
pertanyaan. Subjek mengatakan suaminya baru berada di luar kota
sedangkan anak laki-lakinya sedang berada di kamar dan anak
perempuannya sedang ekstrakurikuler di sekolah. Subjek juga
mengatakan kalau suaminya di rumah, subjek merasa tidak nyaman
melakukan wawancara karena takut suaminya tersinggung dengan
perkataannya ketika menjawab pertanyaan peneliti. Oleh sebab itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
subjek mencari waktu yang tepat agar peneliti bisa melakukan
wawancara dengan baik.
c. Hasil wawancara
Pengambilan data dilakukan dua kali yaitu pada kamistanggal 03
September 2015 dan Sabtu 10 Oktober 2015. Kedua wawancara
dilakukan di rumah subjek di Jalan Sungai Mahakam no 23,
Lojiwetan, Solo. Hasil wawancara subjek 1 sebagai berikut:
1) Latar belakang subjek
Subjek merupakan lulusan akademi perawat di universitas
yang berada di kota Solo. Subjek mengatakan lulus pada tahun
1992 atau 1993. Ketika masih duduk di bangku sekolah
menengah atas, subjek memulai karir dengan berjualan kripik dari
rumah ke rumah. Namun ketika sudah lulus kuliah sebagai
perawat, subjek bekerja di sebuah perusahaan yang beroperasi
pada bidang kesehatan. Subjek mengatakan bahwa ia lahir dari
keluarga yang sederhana namun karena subjek mempunyai niat
untuk menjadi orang yang sukses maka ia selalu berusaha dengan
cara bekerja ketika masih muda.
Subjek sendiri lahir di Karanganyar pada tanggal 08
Agustus 1970. Subjek merupakan anak ketiga dari empat
bersaudara. Dua kakak subjek berjenis kelamin laki-laki.
Sedangkan adik subjek berjenis kelamin perempuan. Orangtua
subjek telah meninggal beberapa tahun lalu. Subjek mengatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
bahwa suaminya merupakan teman sejak SMA. Subjek menikah
ketika telah beberapa tahun bekerja sebagai karyawan dari sebuah
perusahaan. Subjek mengatakan tidak pernah berpindah-pindah
perusahaan. Subjek mengatakan bahwa ia memulai karir dari
bawah sampai sekarang menjabat sebagai manager perusahaan.
Subjek dapat membeli rumah bersama suaminya ketika
sudah lima tahun bekerja. Rumah tersebut merupakan hasil kerja
keras dirinya dengan suaminya. Sebelumnya subjek dan suaminya
mengontrak rumah sederhana di kawasan Gandekan, Solo. Subjek
mengatakan bahwa suami subjek dapat memahami karakter
istrinya sehingga suami subjek memperbolehkan istrinya untuk
bekerja. Subjek juga mengatakan hal itu sudah menjadi komitmen
mereka dalam kehidupan rumah tangga. Suami subjek pernah
mengatakan pada subjek bahwa dirinya boleh bekerja namun anak
harus tetap terurus.
2) Motif Subjek Bekerja dan Aktualisasi Diri pada Subjek
Subjek bekerja sebagai manager perusahaan yang
beroperasi di bidang kesehatan. Peran subjek adalah mengatur
bawahan dan menjalin hubungan dengan rumah sakit maupun
apotek. Subjek bekerja selama 8 jam dalam sehari. Subjek telah
bekerja kurang lebih 15 tahun di perusahaan tersebut. Semenjak
lulus kuliah, subjek tetap bekerja pada perusahaan yang sama. Hal
tersebut dikarenakan subjek merasa nyaman dan cocok dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
rekan kerjanya. Subjek mengatakan mendapat penghasilan lebih
dari 5 juta setiap bulannya.
Subjek mempunyai pandangan bahwa wanita karir yang
ideal itu adalah wanita yang dapat menikmati pekerjaannya dan
dapat menikmati hasil dai pekerjaan itu sendiri. Subjek merasa
selama ini telah menjadi wanita karir yang ideal walaupun
sebenarnya ada beberapa hal yang membuat subjek merasa
terganggu. Hal yang menganggu tersebut adalah ketika lembur,
suami selalu menegur subjek agar tidak melupakan untuk
mengurus anaknya. Anaknya bersekolah dengan menggunakan
jasa antar jemput. Subjek merasa telah bisa mengembangkan
semua potensi yang dimilikinya bahkan menurut subjek, ia selalu
diberikan jalan dari Tuhan hingga ia dapat memperoleh jabatan
sebagai manager perusahaan.
Dalam perannya sebagai ibu rumah tangga, biasanya subjek
selalu memberikan perhatian penuh pada keluarganya saaat
berada di rumah. Hal-hal seperti mencuci dan menyapu
diserahkan kepada pembantu rumah tangganya. Namun terkadang
subjek tetap memasak untuk keluarganya ketika ada waktu.
Subjek mengakui terkadang perannya sebagai ibu rumah tangga
menganggu dalam pekerjaan. Namun subjek menganggap itu
sebagai masalah yang sudah jauh hari ia prediksi karena sebagai
wanita karir pengaturan waktu menjadi sangat penting. Komitmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
dalam bekerja dan menjadi ibu rumah tangga yang baik juga
harus tetap dijaga karena telah menjadi komitmen bersama
suaminya sejak menikah. Menurut subjek, suaminya selalu
mendukungnya bekerja selama anak-anaknya dapat terurus
dengan baik. Subjek mengatakan bahwa sebenarnya anak-
anaknya lebih suka kalau ibunya berada di rumah. Namun anak
yang paling besar sudah dapat memahami alasan ibunya bekerja.
Sedangkan anak perempuannya sering mengatakan bahwa lebih
baik ibunya selalu di rumah dan mengajak bermain dirinya.
Subjek mengatakan cara mengatur waktu bekerja dan
waktu untuk keluarga dengan cara selalu memberikan waktu
untuk keluarga ketika hari sabtu, minggu ataupun tanggal merah.
Biasanya subjek dan keluarga melakukan liburan ke
Tawangmangu. Subjek merasa selama ini belum dapat mengatur
waktu dengan baik karena terkadang tuntutan pekerjaan dari
perusahaan membuat dirinya tidak ada waktu untuk keluarga.
Manfaat yang diperoleh subjek dalam bekerja adalah kesenangan
karena passion subjek adalah bekerja. Bagi subjek, dengan
bekerja, subjek merasa bangga dengan hasil kerja keras yang ia
peroleh. Bagi subjek dalam bekerja ia sudah melakukannya secara
maksimal karena subjek merasa benar-benar memulai dari bawah
hingga menjadi sampai saat ini. Subjek mengatakan bahwa ia
sudah merasa puas dengan karir yang saat ini dia capai sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
sekarang dia tidak lagi terlalu mengejar jabatan. Namun subjek
mempunyai keinginan untuk membuka bisnis baju batik. Hal itu
dikarenakan subjek merasa harus mengeksplor kemampuannya
yang terpendam yaitu dengan cara berdagang. Subjek
menganggap hambatan terbesarnya sekarang adalah ketika
perusahaan memintanya untuk lembur maka hal tersebut akan
menganggu waktunya bersama keluarga. Hubungan subjek
dengan rekan kerja sangat baik. Subjek mengatakan salah satu
yang membuat dirinya betah bekerja di perusahaan tersebut
adalah rekan kerja yang profesional dan enak untuk diajak teman.
Subjek mengatakan bahwa kerja pasti selalu mengalami konflik
dengan rekan kerja namun biasanya subjek tidak ingin
memperpanjang masalah.
Subjek mengatakan masalah yang terjadi di keluarga
biasanya karena misskomunikasi. Misalnya telat membayar spp
sekolah. Subjek mengatakan pernah suatu kali subjek merasa
bersalah ketika anaknya perempuan menangis karena dijahili oleh
temannya. Namun karna pada saat itu ada rapat sehingga
membuat subjek tidak bisa menemani anaknya. Pada waktu itu
juga, anaknya marah terhadap subjek. Subjek merasa hal tersebut
menganggunya dalam bekerja. Subjek merasa belum dapat
menjadi ibu rumah tangga yang ideal karena belum dapat
mengurus anaknya dengan baik. Subjek mengatakan ibu rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
tangga yang ideal ya selalu ada untuk keluarga, memasak di
rumah. Dampak positif dari subjek yang bekerja adalah
kesenangan dan dapat menikmati hasil kerja kerasnya untuk
keluarga. Sedangkan dampak negatifnya adalah belum bisa
mengatur waktu dengan baik. Motivasi ibu dalam bekerja adalah
adanya kebanggaan ketika mempunyai uang dari jerih payah
sendiri dan hasil jerih payahnya bisa untuk membelikan
kebutuhan anak. Subjek mengatakan bahwa belum tahu sampai
kapan ia bekerja. Subjek mengatakan merasa senang ketika ia
bekerja karena sesuai dengan bidang yang ia tekuni. Subjek
mempunyai harapan agar lebih dapat mempunyai waktu yang
lebih banyak untuk keluarganya.
3) Analisis
a) Latar Belakang Subjek Bekerja
Subjek mengatakan bahwa ia lahir dari keluarga
yang sederhana namun karena subjek mempunyai niat untuk
menjadi orang yang sukses maka ia selalu berusaha dengan
cara bekerja ketika masih muda.Subjek bekerja sebagai
manager perusahaan yang beroperasi di bidang kesehatan.
Pekerjaan tersebut merupakan passion yang sudah ditekuni
subjek sejak lama. Subjek memulai bekerja di perusahaan
tersebut dari bawah hingga menjadi manager perusahaan.
Subjek sendiri telah merasa nyaman bekerja di perusahaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
tersebut selama 15 tahun tanpa berpindah ke perusahaan lain.
Selain itu, subjek beranggapan bekerja merupakan suatu
kesenangan dan kebanggan tersendiri karena dapat
menghasilkan uang dari jerih payah sendiri.
“Apa yang melatarbelakangi tante bekerja? Bisa tante
ceritakan?Dulu tante dari kecil emang suka bekerja, kalau
enggak salah waktu SMA dulu tante jualan kripik muter
kompleks dari rumah satu ke rumah yang lain, setelah itu tante
kuliah ya masih nyambi kerja, terus lulus kuliah tahun 92 atau
93 tante kerja di Prodia.Dulu tante lulusan mana? Profesinya
apa?Dulu tante lulusan akademi perawat di Solo juga. Apa
yang memotivasi tante bekerja dari dulu sampai sekarang?
Dulu tante lahir dari keluarga yang sederhana maka dari itu
tante pengen jadi orang sukses, ya caranya tadi itu sejak muda
tante udah kerja” (Subjek 1, 3-8)
b)Pandangan Subjek tentang Wanita Karir yang Ideal dan
Persepsi Subjek Terhadap Dirinya
Subjek mengatakan bahwa wanita karir yang ideal
adalah wanita yang bisa menikmati pekerjaannya dan hasil
dari jerih payahnya sendiri. Subjek telah menjadi wanita karir
yang ideal namun terkadang suaminya selalu menegur subjek
karena bekerja lembur sehingga anak menjadi tidak terurus
dan subjek tidak bisa meluangkan waktu untuk keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
“Menurut tante, wanita karir yang ideal itu seperti apa?
Seperti apa ya, mungkin wanita yang bisa menikmati
pekerjaannya dan bisa nikmati hasil dari kerjanya itu sendiri.
Oh gitu ya tante, Lalu apakah tante sudah merasa menjadi
wanita karir yang ideal?Tante sih merasa sudah tapi kadang
waktu lembur, suami tante menegur tante karena kerja terus,
anak mbok ya diurus” (Subjek 1,19-22)
c)Pandangan Subjek tentang Ibu Rumah Tangga yang Ideal
dan Persepsi Subjek Terhadap Dirinya
Subjek mengatakan bahwa ibu rumah tangga yang
ideal adalah selalu ada untuk keluarga, bisa memasak di
rumah, dan dapat meluangkan waktu untuk keluarga. Namun
subjek merasa belum menjadi ibu rumah tangga yang ideal.
Hal itu dikarenakan subjek tidak dapat mengurus anak
dengan baik, jarang meluangkan waktu untuk keluarga
maupun menyerahkan tugas rumah tangga pada
pembantunya.
“Apa peran tante ketika menjadi ibu rumah tangga? Kalau di
rumah tentunya selalu beri perhatian buat keluarga. Kalau
pekerjaan rumah kaya mencuci, nyapu gitu biasanya sudah
diurus pembantu. Tap kadang tante juga masakk kalau lagi
pengen masak, kalau ada waktu buat masak. Lalu apakah
tante merasa sudah menjadi ibu rumah tangga yang ideal?
Untuk saat ini mungkin belum ya soalnya kaya tadi anak kan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
jadi kurang terurus. Lalu menurut tante yang ideal itu seperti
apa?Kan yang ideal kan biasanya selalu ada waktu untuk
keluarg, masak di rumah” (Subjek 1,27-28 & 59-62)
d) Manfaat yang Diperoleh Subjek Ketika Bekerja
Subjek bekerja merupakan sebuah passion. Oleh
sebab itu manfaat yang diperoleh subjek dalam bekerja
adalah sebuah kebanggan dan kesenangan. Subjek merasa
senang dengan pekerjaannya dan bangga akan hasil dari jerih
payahnya yang akan digunakan untuk keperluan anak-
anaknya.
“Dari 15 tahun tante bekerja, apa manfaat yang tante
rasakan selama bekerja? Bekerja bagi tante merupakan suatu
kesenangan, kebanggan tersendiri karena passionnya
memang suka bekerja, punya uang dari jerih payah sendiri tu
rasanya bangga gitu. Apa motivasi tante dalam bekerja?
Motivasinya ya tante merasa senang aja kalau kerja, punya
kebanggan sendiri kalau misal punya uang dari kerih payah
sendiri, uangnya juga bisa dipakai untuk keperluan keluarga,
anak” (Subjek 1, 41-42 & 63-64)
e) Aktualisasi Diri Pada Subjek.
Subjek berjanji dapat mengatur waktu untuk
keluarga dan waktu untuk bekerja. Namun sampai saat ini
subjek merasa belum bisa mengatur waktu dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Subjek telah bekerja secara maksimal dan puas dengan karir
yang telah ia capai. Saat ini, subjek tidak lagi mengejar karir.
Subjek justru ingin mengeksplor kemampuannya di bidang
berdagang dengan berjualan baju batik. Hal itu merupakan
keinginan terpendam yang dimiliki subjek.
“Apakah tante sudah dapat mengembangkan potensi-potensi
yang dimiliki tante secara maksimal saat bekerja? Kalau
menurut tante, tante ngerasa sudah bisa ngembangin
kemampuan tante, tante ngerasa Tuhan selalu memberikan
jalan buat tante sampai bisa jadi manager sekarang ini. Lalu
apakah tante merasa sudah bekerja secara maksimal? Bagi
tante, tante merasa sudah maksimal dalam bekerja, dulu tante
kerja benar-benar mulai dari bawah hingga tante mendapat
jabatan seperti sekarang. Lalu apakah tante masih mengejar
jabatan lebih tinggi atau mengejar karir lain? Sebenarnya
tante sudah cukup puas dengan jabatan yang tante peroleh,
mungkin tante malah pengen punya usaha baju batik sendiri
soalnya dari dulu keinginan terpendam tante juga ingin
berdagang” (Subjek 1, 25-26 & 43-46)
f)Hubungan dan Dukungan Keluarga Terhadap Subjek
Suami subjek sangat mendukung subjek dalam
bekerja selama anak-anaknya terurus dengan baik.
Begitupula dengan anak pertama subjek yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
memahami alasan subjek bekerja. Namun anak kedua,
yaitu anak perempuannya lebih suka subjek berada di
rumah. Hal ini dikarenakan anak subjek suka mengajak
subjek bermain. Subjek mengatakan sebenarnya kedua
anaknya menginginkan subjek berada di rumah. Subjek
selalu meluangkan waktu pada hari sabtu minggu maupun
tanggal merah untuk bepergian bersama.
“Lalu apa suami mendukung tante dalam bekerja? Itu kan
udah jadi komitmen bersama jadi suami mendukung saja
selama anak-anak terurus dengan baik. Bagaimana dengan
sikap anak-anak tante? Sebenarnya anak-anak lebih suka
mamahnya di rumah. Tapi anak yang nomor satu ngerti
mamahnya kerja. Na, anak perempuan tante selalu ngomong
mamah di rumah saja soalnya anak tante ini suka ngajak
main mamahnya haha. Lalu bagaimana pengaturan waktu
tante ketika menjalankan peran sebagai ibu rumah tangg
dan wanita karir? Tante meluangkan waktu untuk keluarga
waktu hari sabtu minggu atau mungkin waktu tanggal
merah. Biasanya tante dan keluarga pergi ke
Tawangmangu. (Subjek 1, 33-38)
g) Hambatan yang Dialami Selama Menjalankan Peran
Ganda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Peran subjek sebagai ibu rumah tangga menganggu
subjek dalam bekerja. Namun subjek sudah berkomitmen
dengan suaminya untuk dapat membagi waktu dengan baik.
Akan tetapi subjek sendiri merasa belum dapat membagi
waktunya dengan baik. Subjek merasa belum dapat
berkomunikasi baik dengan keluarganya. Hal ini dikarenakan
tuntutan pekerjaan yang membuat waktu untuk keluarga
menjadi berkurang. Begitupula ketika anak perempuannya
marah terhadap subjek karena anak subjek mempunyai
masalah akan tetapi subjek tidak ada di samping anaknya.
Hal itu membuat subjek merasa bersalah karena tidak bisa
menemani anaknya. Di sisi lain, subjek juga tidak bisa
menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga dengan
baik. Hal ini dikarenakan subjek menyerahkan pekerjaan
rumah tangganya kepada pembantunya. Subjek belum dapat
menentukan prioritasnya sebagai wanita karir atau sebagai
ibu rumah tangga.
“Apakah peran tante sebagai ibu rumah tangga mengganggu
tante dalam bekerja?Terkadang tante juga merasa terganggu
menjankan peran rumah tangga maupun pekerjaan. Bisa tante
ceritakan? Tante ngerasa terkadang menjadi ibu rumah tangga
tu membuat tante terganggu pada saat tante kerja. Tapi tante
dan suami tante sudah komitmen jauh-jauh hari bahkan
sebelum menikah soalnya butuh ngatur waktu yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Selanjutnya, apa hambatan yang tante dapatkan dalam
bekerja? Hambatannya, mungkin ketika perusahaan minta
untuk lembur biasanya waktu pulang ke rumah jadi terlambat,
ganggu waktu keluarga juga sebenarnya.
(Subjek 1, 29-32 & 47-48)
2. Kasus Subjek 2
a. Identitas subjek 2
Nama : ST
Alamat : Joyotakan RT02/04
Usia : 34 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Lama bekerja : 5 tahun
Nama suami : KL
Pekerjaan Suami : Buruh
Nama anak : Tommy ( 9 tahun )
Bayu ( 6 tahun )
b. Hasil observasi
Subjek mempunyai rumah di gang sempit pada daerah
Joyotakan, Solo. Rumah tersebut terlihat didesain untuk berjualan
kelontong seperti beras, minyak, gula, dan lain-lain. Terlihat ada
beberapa pakaian yang dijemur di depan rumah. Jarak antara rumah
satu dengan yang lainpun sangat dekat. Di depan rumah juga terlihat
ada sepeda dan sepeda motor yang terpakir bersampingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Pada wawancara pertama, subjek memakai daster dan
menggunakan sandal. Subjek mempunyai perawakan yang agak
gemuk dan mempunyai kulit sawomatang. Ketika wawancara
berlangsung, subjek sangat berhati-hati dalam menjawab. Namun pada
saat wawancara, ada beberapa pembeli yang datang sehingga
wawancarapun dihentikan sementara. Setelah itu wawancara
dilanjutkan. Namun ternyata ada pembeli lagi sehingga peneliti
memutuskan untuk menghentikan wawancara dan berdiskusi dengan
subjek mengenai waktu yang tepat untuk wawancara.
Pada wawancara kedua, subjek mempersilahkan peneliti
duduk di kursi kayu yang ada di dalam rumah. Terlihat ada dua anak
laki-lakinya yang sedang bermain lempar bola. Di dalam rumah juga
terlihat lemari besar berwarna cokelat yang berisi foto anak-anaknya.
Ketika wawancara mulai, tampak subjek memakai celana jeans dan
baju rapi. Selama jalannya wawancara tampak subjek fokus dan serius
dalam menjawab. Namun terkadang ada suara bising yang terdengar
dari luar rumah seperti motor yang lewat.
c. Hasil wawancara
Pengambilan data dilakukan dua kali yaitu pada Sabtu
tanggal 05 September 2015 dan Selasa tanggal 03 November 2015.
Kedua wawancara dilakukan di rumah subjek di Joyotakan RT02/04.
Hasil wawancara subjek 2 sebagai berikut:
1) Latar belakang subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Subjek terlahir dari keluarga yang kurang mampu. Subjek
mengatakan bahwa dirinya masih tidur menumpang rumah ibunya.
Subjek lahir di Solo, 05 Juli 1971. Subjek merupakan anak dari dua
bersaudara. Subjek sendiri merupakan anak bungsu. Kakak laki-
lakinya merantau di Jakarta sejak tahun 2008. Ayah subjek telah
meninggal ketika subjek masih kecil. Subjek merupakan lulusan
SMA negeri di Solo. Setelah lulus, beberapa tahun kemudian,
subjek memutuskan untuk menikah. Subjek menikah pada saat usia
20 tahun, hal itu dikarenakan subjek sudah merasa cocok dan telah
disetujui oleh orangtuanya.
Subjek mempunyai dua anak laki-laki yang bernama
Tommy dan Bayu. Subjek mengatakan bahwa anaknya selalu
membuat suasana rumah menjadi ramai. Subjek mengatakan bahwa
ia mempunyai masalah dalam hal keuangan. Hal tersebut
dikarenakan kebutuhan untuk makan, sekolah maupun ibunya yang
sakit-sakitan. Subjek sendiri telah membuka toko kecilnya dari 4
tahun lalu. Hal ini dimaksudkan untuk membantu perekonomian
keluarga. Subjek mengatakan kebutuhan yang semakin banyak
membuat dirinya harus bekerja lebih keras.
Pada pagi hari, subjek selalu pergi ke pasar untuk
kulakansayur, bumbu dapur maupun telur untuk dijual lagi. Subjek
mengatakan bahwa setiap pagi subjek selalu memutarkan
dagangannya ke perumahan-perumahan. Jika masih ada yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
belum laku, subjek menjualkan dagangannya di rumah. Suami yang
pekerjaannya sebagai buruh tidak dapat mencukupi kebutuhan
keluarga. Oleh sebab itu subjek berinisitatif untuk berjualan di
rumah. Hal tersebut tentu mendapat dukungan dari suaminya.
Subjek mengatakan bahwa pernah ditawari untuk menjadi buruh di
sebuah pabrik kain oleh temannya. Namun subjek menolak karena
lokasi kerja yang terlalu jauh dengan tempat tinggalnya.
2) Motif Subjek Bekerja dan Aktualisasi Diri pada Subjek
Subjek mempunyai pekerjaan sebagai pedagang. Subjek
berjualan beras, telur, gula, minyak, sayur, bumbu dapur, dan lain-
lain. Subjek bekerja karena ingin membantu perekonomian
keluarganya. Sebelumnya subjek merupakan ibu rumah tangga.
Setiap hari subjek bekerja dari jam 04.00 sampai jam 12.00. Subjek
harus berangkat subuh karena harus beli barang dagangan di pasar.
Jika dia datang siang maka subjek telah kehabisan barang yang ia
ingin jual. Penghasilan bersih yang ia dapat tidak menentu. Namun
ia mengatakan mendapatkan sekitar Rp. 100.000,- untuk sekali
berjualan. Subjek sendiri mendapatkan keuntungan bersih hanya
sekitar Rp.30.000,- sampai Rp. 40.000,-. Subjek merasa
penghasilannya tersebut tidak mencukupi kebutuhan keluarga
namun bisa membantu kebutuhan untuk anak.
Menurut subjek, wanita karir adalah wanita berpakaian rapi
yang pergi ke kantor. Subjek mengatakan dirinya bukan merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
wanita karir yang ideal. Hal ini dikarenakan subjek hanya bekerja
untuk membantu ekonomi keluarganya. Selain itu, subjek
menganggap wanita karir merupakan orang-orang yang sukses.
Sedangkan subjek menilai dirinya belum sukses. Sebenarnya
subjek mempunyai keinginan mempunyai toko sendiri namun
karena dana yang tidak mencukupi menyebabkan dirinya hanya
berjualan seadanya.
Subjek mengatakan bahwa tetap melakukan kewajibannya
sebagai ibu rumah tangga seperti mencuci baju dan mengepel
rumah. Menurut subjek, ia sudah menjadi ibu rumah tangga yang
ideal karena ia tetap bisa mengurus rumah ketika siang hari, ia
hanya berjualan di depan rumah jadi ia bisa “nyambi” mengurus
anak. Suaminya selalu mendukung subjek dalam bekerja bahkan
setiap hari suami subjek selalu mengantar subjek pergi ke pasar
untuk membeli barang dagangan. Anak subjek sebenarnya masih
belum begitu bisa mengerti pekerjaan orangtuanya karena dinggap
masih kecil. Subjek mengatakan bahwa dapat mengatur waktu
untuk subjek bekerja dan menjadi ibu rumah tangga.
Subjek merasa jualannya berkembang dari yang dulu
berjualan minuman sekarang sudah menjadi toko kelontong. Hal
tersebut dikarenakan permintaan dari warga sekitar yang ingin
subjek untuk berjualan lebih banyak barang agar warga dekat
dalam membeli kebutuhan rumah tangga yang dibutuhkan. Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
merasa terbantu dengan lokasi sekolah anaknya yang dekat
sehingga anaknya hanya berjalan kaki menuju sekolahnya. Manfaat
yang subjek peroleh dalam bekerja adalah untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari misalnya untuk biaya sekolah anak maupun
untuk uang jajan anak. Ia mengatakan bahwa selama ini ia hanya
bisa membantu perekonomian keluarga dengan cara berdagang.
Subjek mengatakan seandainya punya toko sendiri akan
lebih enak dalam berjualan. Subjek mengatakan dulu ia hanya
berjualan keliling perumahan namun sekarang ia sudah berjualan di
rumahnya sendiri walaupun hanya kecil-kecilan. Hambatan yang
sering didapat adalah ketika barang dagangan yang datang dari
pasar, sedikit dan harganya mahal biasanya karena cuaca ataupun
gagal panen. Hal tersebut membuat subjek sulit menjual lagi
dagangannya karena pembeli biasanya tidak jadi membeli. Subjek
mengatakan hanya bekerja sendiri dan hanya mendapatkan bantuan
dari suaminya.
Masalah yang biasa terjadi dalam keluarga biasanya adalah
masalah ekonomi. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan hidup yang
semakin banyak ditambah butuhnya biaya berobat untuk ibunya.
Subjek mengatakan harus selalu mengecekkan ibunya ke rumah
sakit karena penyakit gula yang diderita ibunya. Subjek
mengatakan bahwa terkadang subjek merasa sedih karena banyak
keinginan yang belum bisa ia capai. Keinginan tersebut diantaranya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
adalah membelikan hp baru untuk anaknya, mempunyai toko
sendiri, dan bisa mengubah kehidupannya menjadi lebih baik.
Subjek mengatakan dampak negatif dari dirinya bekerja
adalah rasa jenuh dan capek. Hal tersebut dikarenakan subjek
merasa selalu bekerja namun tetap tidak bisa memenuhi kebutuhan
keluarganya. Hal yang membuat subjek bersemangat dalam bekerja
adalah anak-anaknya. Subjek mempunyai harapan besar pada
anaknya agar menjadi orang yang sukses dan tidak seperti
orangtuanya. Subjek mengatakan akan terus bekerja selama masih
diberikan kesehatan oleh yang kuasa.
3) Analisis
a) Latar Belakang Subjek Bekerja
Subjek mempunyai masalah dalam hal keuangan.
Hal tersebut dikarenakan kebutuhan subjek yang banyak
seperti kebutuhan untuk makan, sekolah anak maupun obat
untuk ibunya yang sakit-sakitan. Subjek sendiri telah
membuka toko kecilnya dari 4 tahun lalu. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu perekonomian keluarga.
Kebutuhan subjek yang semakin banyak membuat dirinya
harus bekerja lebih keras.
“Bagaimana awalnya ibu bekerja? Bisa ibu ceritakan? Awale
ya buka di depan rumah, ya apa adane aja mas, ya seperti itu
tu. Oh ya ya, jadi alasan ibu berjualan di depan rumah ini
karna kebutuhan keluarga yang banyak? Ya iya mas. Lha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
sekarang aja orang kan butuh buat makan, sekolah anak, ini
ibu juga sakit-sakitan jadi mau ga mau kan ya harus cari uang”
(Subjek 2, 3-6)
b) Pandangan Subjek Tentang Wanita Karir yang Ideal dan
Persepsi Subjek terhadap Dirinya
Subjek mengatakan bahwa wanita karir adalah wanita
berpakaian rapi yang pergi ke kantor. Subjek mengatakan
dirinya bukan merupakan wanita karir yang ideal. Hal ini
dikarenakan subjek hanya bekerja untuk membantu ekonomi
keluarganya. Selain itu, subjek menganggap wanita karir
merupakan orang-orang yang sukses. Sedangkan subjek
menilai dirinya belum sukses. Sebenarnya subjek mempunyai
keinginan mempunyai toko sendiri namun karena dana yang
tidak mencukupi menyebabkan dirinya hanya berjualan
seadanya.
“Menurut ibu, wanita karir yang ideal tu seperti apa sih bu?
Wanita karir kan wanita yang pakaiannya rapi terus pergi ke
kantor gitu. Apakah menurut ibu, ibu ini merupakan wanita
karir yang ideal? Ya bukanlah mas, saya ini aja kerja Cuma
untuk bantu ekonomi keluarga yang susah, kalau wanita karir
orang-orangnya tu sukses-sukses. Lalu cara inu untuk menjadi
wanita karir yang ideal bagaimana bu? Kalau ada rejeki ya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
ibu pengennya punya toko sendiri tapi kan dananya ga cukup
jadi ya jualan di depan rumah apa adanya gitu.
(Subjek 2, 23-28)
c) Pandangan Subjek Tentang Ibu Rumah Tangga yang
Ideal dan Persepsi Subjek Terhadap Dirinya
Subjek mengatakan bahwa ibu rumah tangga yang
ideal adalah orang yang bisa melakukan kewajiban rumah
tangganya seperti mencuci baju dan mengepel rumah.
Menurut subjek, ia sudah menjadi ibu rumah tangga yang
ideal karena ia tetap bisa mengurus rumah walaupun dia
bekerja.
“Apa yang ibu lakukan sehari-hari ketika menjadi ibu rumah
tangga? Banyak dongmas kaya nyuci baju, ngepel rumah.
Kalau menurut ibu, ibu ini sudah menjadi ibu rumah tangga
yang ideal belum? Sudah mungkin ya Kenapa kok ibu bisa
bilang sudah? Buktinya saya bisa kerja sambil ngurus rumah,
nyambi jualan, ngurus anak” (Subjek 2, 29-34)
d) Manfaat yang Diperoleh Subjek Ketika Bekerja
Manfaat yang subjek peroleh dalam bekerja adalah
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari misalnya untuk biaya
sekolah anak maupun untuk uang jajan anak. Ia mengatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
bahwa selama ini ia hanya bisa membantu perekonomian
keluarga dengan cara berdagang.
“Dari berjualan ibu selama ini, apa sih manfaat yang ibu
peroleh? Ya tadi itu mas kan butuh e banyak, buat bayar
sekolah, lak mas e tau sekarang jajane anak-anak banyak mas”
(Subjek 2, 49-50)
e) Aktualisasi Diri Pada Subjek
Subjek mempunyai kemampuan untuk berubah
menjadi lebih baik. Hal ini bisa terlihat ketika subjek
membantu perekonomian keluarganya dengan merintis karir
sebagai pedagang. Kebutuhan keluarga yang semakin banyak
membuat subjek ikut bekerja untuk memenuhi kebutuhan
hidup keluarganya. Subjek memiliki sikap tanggungjawab.
Hal ini terlihat ketika subjek mengatakan bahwa ia bekerja
untuk dapat memenuhi kebutuhan sekolah anak dan membeli
obat untuk ibunya. Subjek juga mempunyai motivasi besar
agar anaknya dapat menjadi sukses. Subjek tidak ingin
anaknya hidup susah seperti orangtuanya.
“Apa harapan atau keinginan ibu dalam pekerjaan yang ibu
tekuni? Pengennya tu ya punya toko sendiri kan enak buat
berjualan, dagangannya laku terus. Lalu apa yang membuat
ibu menjadi termotivasi untuk terus bekerja?Ibu tu punya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
harapan anak-anak ibu jadi orang sukses kora koyo wong tuone
uripe yo ngene ki mas” (Subjek 2, 33-34 & 73-74)
f) Hubungan dan Dukungan Keluarga Terhadap Subjek
Subjek mengatakan bahwa suaminya selalu
mendukung subjek dalam bekerja bahkan setiap hari suami
subjek selalu mengantar subjek pergi ke pasar untuk membeli
barang dagangan. Anak-anak subjek sebenarnya masih belum
begitu bisa mengerti pekerjaan orangtuanya karena mereka
masih kecil.
“Apakah suami ibu mendukung ibu dalam bekerja? Suami
mendukung, lha yang setiap hari nganter ke pasar beli
dagangan ya suami. Kalau dari anak, apakah anak
mendukung pekerjaan ibu? Lak anak masih belum ngerti opo-
opo mas, mungkin jek cilik yo mas haha”
(Subjek 2, 35-36 & 41-42)
g) Hambatan yang Dialami Selama Menjalankan Peran
Ganda
Subjek mengatakan terkadang dirinya merasa jenuh
dan capek dalam bekerja. Hal tersebut dikarenakan subjek
merasa selalu bekerja namun tetap tidak bisa memenuhi
kebutuhan keluarganya. Hambatan yang sering didapat
adalah ketika barang dagangan yang datang dari pasar, sedikit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
dan harganya mahal biasanya karena cuaca ataupun gagal
panen.
“Hambatannya apa sih bu kalau bekerja? Repotnya tu mas
kalau barang dagangan pasar tu datengnya sedikit, mahal nah
itu bingung mau kulak takut ga laku tapi lak ga kulak ya ga bisa
jualan. Bagaimana perasaan ibu dengan pekerjaan yang ibu
tekuni? Kadang tu saya ngerasa sedih, lha keinginane banyak,
tapi tetep ga bisa. Yang sabar bu, bisa saya lanjutkan ya bu,
kalau dampak negatif dari ibu bekerja apa bu? Saya sebenere
udah capek kayake udah kerja dari subuh tapi kok hasil e pas-
pasan terus. (Subjek 2, 57-58 & 67-68 & 71-72)
3. Kasus Subjek 3
a. Identitas subjek 3
Nama : AS
Alamat : Jalan Madegondo 2, Grogol, Solobaru
Usia : 48 tahun
Pekerjaan : Guru
Lama bekerja : 22 tahun
Nama suami : HB
Pekerjaan suami : Guru
Nama anak : Siska ( 16 tahun )
Monica ( 14 tahun )
b. Hasil observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Subjek mempunyai rumah yang terlihat mewah. Hal
tersebut terlihat dari halaman luas yang ada di sekitar rumah dan
berlantai dua. Di teras rumah tampak ada satu mobil, dua sepeda
motor dan dua sepeda. Ketika masuk ke dalam rumah, tampak anak
subjek yang sedang bermain handphone. Di ruang tamu, tampak ada
beberapa koran dan majalah yang tertata dengan rapi.
Suami subjek menerima peneliti dengan muka penuh
senyuman. Suami subjek mengajak peneliti untuk berbincang-
bincang sambil menunggu subjek pulang dari kerja. Ketika subjek
sampai rumah, peneliti langsung memberikan salam kepada subjek.
Subjek menggunakan baju dinas sekolahnya ketika wawancara akan
berlangsung.
Sebelum wawancara berlangsung subjek menyuruh anak-
anaknya untuk memberikan salam kepada peneliti. Ketika
wawancara berlangsung subjek tampak santai menjawab pertanyaan
dari peneliti. Subjek menjawab pertanyaan dengan panjang bahkan
subjek sering bercerita mengenai pengalaman-pengalamannya pada
masa lalu.
c. Hasil wawancara
Pengambilan data dilakukan dua kali yaitu Senin 14 September
2015 dan Rabu 11 November 2015. Kedua wawancara tersebut
dilakukan di rumah subjek Jalan Madegondo 2, Grogol, Solobaru.
Hasil wawancara subjek 3 sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
1) Latar belakang subjek
Subjek merupakan lulusan Sarjana Pendidikan yang
mendalami bidang matematika. Subjek merupakan lulusan dari
Universitas Gadjah Mada. Subjek menjadi guru SMA karena
terinspirasi dari guru SMP nya yang selalu membantunya belajar.
Selain itu, subjek mengatakan bahwa guru SMP nya bisa
membuat murid-muridnya belajar dengan santai. Dari situ subjek
berkeinginan untuk menjadi seorang guru. Namun orangtua
subjek sempat menganjurkan subjek untuk tidak kuliah di bidang
keguruan. Hal tersebut dikarenakan gaji guru yang sedikit. Tetapi
subjek meyakinkan orangtuanya agar dapat mendukungnya untuk
kuliah di bidang keguruan. Akhirnya orangtua subjek mendukung
karir yang akan ditempuh anaknya.
Subjek lahir di Solo, 13 Pebruari 1968. Subjek merupakan
anak dari dua bersaudara. Adik subjek merupakan seorang dokter.
Subjek mengatakan bahwa orangtuanya mempunyai keinginan
agar anak-anaknya dapat menjadi dokter semua. Hal tersebut
dikarenakan ayah subjek merupakan seorang dokter. Suami
subjek juga berprofesi sebagai guru. Subjek mengatakan bahwa
sudah pacaran semenjak kuliah hingga saat ini menjadi suami
istri. Suami subjek merupakan guru fisika. Keduanya telah
berkomitmen bahwa tidak akan mengajar pada sekolah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
sama. Hal tersebut dikarenakan akan mengganggu subjek maupun
suaminya dalam bekerja.
Dari kuliah, subjek dan suaminya sudah dapat mencari
uang sendiri dengan cara membuka les privat. Bagi subjek bisa
mengajar anak cara belajar yang menyenangkan merupakan suatu
hal yang menyenangkan. Subjek mencontohkan bahwa terkadang
anak-anak mengeluh bahwa matematika itu susah namun kalau
kita paham asal mula angka itu didapat maka matematika itu
sebenarnya mudah.
2) Motif Subjek Bekerja dan Aktualisasi Diri pada Subjek
Subjek bekerja sebagai guru matematika di SMA Kristen
Kalam Kudus, Solobaru. Subjek merupakan lulusan Universitas
Gadjah Mada. Subjek sudah mengajar matematika semenjak
kuliah hingga sekarang menjadi guru matematika di sekolah.
Subjek mengatakan bahwa ia tidak suka melihat anak belajar
terlalu serius. Oleh sebab itu, subjek ingin mengajar anak dengan
santai namun materinya tetap masuk. Subjek menjadi guru
matematika karena semenjak SD subjek suka berhitung dan
subjek terinspirasi dari guru SMP nya yang santai dalam
mengajar.
Subjek mempunyai penghasilan sekitar 5 juta dari gaji
sekolah dan les. Bagi subjek, wanita karir yang ideal adalah
wanita yang bisa menjadi diri sendiri dan dapat bekerja sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
dengan kemampuan yang dimiliki. Subjek merasa sudah menjadi
wanita karir yang ideal karena menjadi guru matematika
merupakan cita-cita subjek dari kecil. Subjek merasa sudah dapat
mengembangkan kemampuannya secara maksimal karena subjek
menikmati pekerjaan sebagai guru matematika. Sebagai ibu
rumah tangga, subjek membantu anak belajar dan memasak
namun tetap memakai jasa pembantu untuk menyelesaikan
pekerjaan rumah. Subjek belum dapat mengatur dengan baik
dalam menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga dan wanita
karir. Subjek mengatakan bahwa terkadang ada rapat di sekolah
sehingga pulang rumah menjadi terlambat. Hal ini menyebabkan
anak subjek sering mengeluh karena anak subjek selalu bertanya
pada mamahnya ketika ada pr.
Suami selalu mendukung subjek dalam bekerja. Suami
bahkan dapat mengerti kesibukan subjek menjadi seorang guru.
Selain itu, anak juga mendukung ibunya menjadi seorang guru.
Namun subjek berpendapat bahwa ia harus dapat mengatur waktu
dengan lebih baik. Oleh sebab itu, cara mengatasinya adalah
dengan cara memberi pengarahan pada anak bahwa anak harus
dapat memaklumi bahwa itu merupakan tuntutan pekerjaan.
Manfaat yang diperoleh dari subjek bekerja adalah kesenangan
dalam mengajar murid-murid sekolah terlebih bagi murid-murid
yang mempunyai niat belajar. Subjek merasa sudah cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
menjadi guru matematika saja dan tidak berminat untuk mencari
jabatan yang lebih tinggi seperti kepala sekolah.
Hambatan yang diperoleh subjek adalah tuntutan pekerjaan
yang semakin besar, contohnya ketika ada aturan yang
mengharuskan guru mempunyai gelar S2. Tetapi subjek lebih
memilih mengurus keluarga daripada harus kuliah S2 di Jogja.
Subjek mempunyai hubungan yang baik dengan rekan kerja
walaupun biasanya muncul konflik beda pendapat. Hal tersebut
dapat diatasi dengan cara mengalah satu sama lain. Subjek pernah
mengalami masalah keluarga yang terbawa ke pekerjaan. Masalah
tersebut adalah ketika anak subjek sakit namun subjek
mempunyai tugas untuk menjaga ujian. Subjek memilih untuk
tetap menjaga ujian karena anaknya merasa sudah sembuh.
Subjek merasa belum menjadi ibu rumah tangga yang ideal
karena subjek belum dapat memberikan waktu untuk keluarga.
Subjek pernah ditegur suami karena banyak waktu yang tersita
untuk les. Subjek merasa termotivasi dengan mengajar anak-anak
SMA. Subjek belum menentukan sampai kapan subjek akan
bekerja. Subjek berharap pekerjaan dan anak-anaknya sukses
semua.
3) Analisis
a) Latar Belakang Subjek Bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Subjek bekerja sebagai guru matematika semenjak usia 20
tahun pada saat subjek masih kuliah. Subjek menjadi guru
matematika karena suka berhitung dan terinspirasi dari guru
SMP nya yang santai dalam mengajar. Dari situ subjek merasa
mengajar matematika merupakan sebuah kesenangan. Subjek
merasa belajar matematika tidak perlu terlalu serius. Subjek
lebih suka mengajar secara santai namun materi yang
disampaikan tetap masuk ke murid-muridnya.
“Apa yang melatarbelakangi tante bekerja? Tante tu dasarnya
suka ngajar anak, terus kalau lihat anak belajar serius-serius tu
kadang tante ngerasa ga seneng aja, tante tu pengennya anak-anak
belajar santai tapi materi yang dipelajari tetep masuk”
(Subjek 3,11-12)
b)Pandangan Subjek tentang Wanita Karir yang Ideal dan
Persepsi Subjek Terhadap Dirinya
Subjek beranggapan bahwa wanita karir yang ideal adalah
orang yang telah berkerja sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki. Subjek sendiri merasa telah menjadi wanita karir yang
ideal karena subjek merasa senang dengan pekerjaan yang ia
jalankan. Subjek merasa menjadi guru matematika merupakan
keinginan subjek sejak kecil.
“Menurut tante, wanita karir yang ideal itu seperti apa tante?
Ehm... idealnya ya wanitanya itu bisa jadi diri sendiri atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
enggak...Maksudnya tante? Orang bekerja kan harus sesuai
kemampuan yang dipunya jadi kalau orang bekerja tapi ga sesuai
yang diinginkan sama aja bohong. O gitu ya tante, kalau menurut
tante, apakah tante sudah menjadi wanita karir yang ideal?
Tante ngerasanya sudah ya, Kenapa tante? Jadi guru matematika
kan udah jadi keinginan tante sejak kecil jadi tante ngerasa senang
dengan pekerjaan tante sekarang” (Subjek 3, 19-26)
c)Pandangan Subjek tentang Ibu Rumah Tangga yang Ideal
dan Persepsi Subjek Terhadap Dirinya
Subjek beranggapan bahwa ibu rumah tangga yang ideal
adalah ibu yang bisa memberikan waktu untuk keluarga. Subjek
sendiri merasa belum menjadi ibu rumah tangga yang ideal
karena tidak bisa memberikan waktu lebih untuk anak bahkan
subjek pernah ditegur suami karena jadwal les yang padat.
“Apa tante merasa sudah menjadi ibu rumah tangga yang
ideal? Tante ngerasa belum ideal Kenapa tante? Tante ngerasa
belum kasih waktu anak, suami pernah negur tante kalau bisa les-
lesannya dikurangi jadi biar ada waktu buat anak”.
(Subjek 3, 63-66)
d) Manfaat yang Diperoleh Subjek Ketika Bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Subjek mendapatkan kesenangan dalam mengajar anak-
anak didiknya. Subjek merasa senang karena dapat menikmati
pekerjaan sebagai guru matematika.
”Apa manfaat yang tante peroleh dari bekerja? Tante dapat
kesenangan mengajar anak-anak apalagi kalau anaknya bener-
bener punya niat belajar Bagaimana perasaan tante sudah
bekerja selama ini? Tante menikmati pekerjaan tante, tante
senang-senang aja. (Subjek 3, 45-46 & 71-72)
e) Aktualisasi Diri Pada Subjek.
Semenjak kuliah subjek sudah dapat mengaktualisasikan
diri dengan mencari uang dengan cara membuka les privat.
Subjek dapat menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk
mengajar matematika pada anak-anak didiknya. Selain itu,
subjek lebih memilih mengurus rumah tangga daripada harus
melanjutkan kuliah S2 di Jogja. Selain menjadi guru matematika
di sekolah, subjek juga membuka les-lesan di rumahnya.
“Dari awal bekerja tante? Dulu waktu tante kuliah kan udah
kerja, cari uang, ngelesi orang jadi ya dari umur 20 sampai
sekarang. Lalu apakah tante sekolah lagi? Tante pengennya ya
sekolah lagi, tante rasa ga mungkin soalnya kalau S2 harus kuliah
di Jogja. Takutnya keluarga jadi nggak keurus mending tante
ngelesi di rumah” (Subjek 3, 9-10 & 51-52)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
f)Hubungan dan Dukungan Keluarga Terhadap Subjek
Suami mendukung subjek untuk bekerja sebagai guru
matematika. Hal tersebut dikarenakan suami subjek juga
merupakan seorang guru jadi sudah dapat mengerti kesibukan
satu sama lain. Anak subjek mendukung subjek bekerja namun
subjek menyadari bahwa kurang pandai mengatur waktu untuk
anak-anaknya.
“Apakah suami tante mendukung tante dalam bekerja? Suami sih
mendukung aja kan sama-sama ngerti kesibukan jadi guru itu
seperti apa, udah diomongin juga jadi ga masalah Kalau sikap
anak tante gimana dengan tante bekerja sekarang ini? Anak
tante sih sebenarnya dukung-dukung aja mungkin tante aja yang
harus pinter ngatur waktu” (Subjek 3, 37-40)
g) Hambatan yang Dialami Selama Menjalankan Peran Ganda
Subjek mempunyai hambatan karena tuntutan pekerjaan
yang semakin banyak terutama saat ada aturan dari sekolah yang
mengharuskan guru mempunyai gelar S2. Subjek lebih memilih
mengurus rumah tangga dan membuka les privat daripada
melanjutkan kuliah S2.
“Hambatan apa yang tante peroleh saat bekerja? Hambatannya
mungkin tuntutan pekerjaan yang semakin banyak, sekarang guru
minimal harus S2 jadi mau nggak mau harus sekolah lagi.Lalu
apakah tante sekolah lagi? Tante pengennya ya sekolah lagi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
tante rasa ga mungkin soalnya kalau S2 harus kuliah di Jogja.
Takutnya keluarga jadi nggak keurus mending tante ngelesi di
rumah” (Subjek 3, 49-52)
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis seluruh subjek, didapatkan hasil dari
ketiga subjek yang kemudian dikaitkan dengan landasan teori. Adapun
pembahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1) Latar Belakang Subjek Bekerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh subjek
mendapatkan pengalaman bekerja dengan latar belakang yang
berbeda. Subjek pertama dan ketiga bekerja karena adanya
keinginan untuk membina karir sedangkan subjek kedua membina
karir karena keharusan ekonomi. Pilihan wanita untuk bekerja
menurut Aryatmi (dalam Kartono, 1985, dalam Lilyant dkk, 2011)
dilandansi oleh motif kerja sebagai berikut:(a) keharusan ekonomi,
(b) keinginan untuk membina karir dan (c) kesadaran bahwa
pembangunan memerlukan tenaga kerja, baik pria maupun wanita.
Hal ini membuat semua subjek bekerja dengan motifnya yang
berbeda. Pada subjek kedua terlihat bahwa pendidikan membuat
subjek kesulitan dalam membina karir yang ia lakukan. Hal ini
berbeda dengan subjek pertama dan ketiga yang mempunyai
pendidikan lebih tinggi sehingga karir dapat mudah dicapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Penelitian Barnett & Bruch (dalam Apollo dan Cahyadi, 2012)
menyatakan bahwa tingkat pendidikan seorang perempuan
berhubungan secara signifikan dengan tinggi-rendahnya konflik
peran ganda pada perempuan.
Dari hasil triangulasi data yang peneliti lakukan, suami
subjek pertama dan ketiga mengatakan bahwa subjek bekerja
karena mereka menyukai pekerjaan yang mereka lakukan
sedangkan suami subjek lainnya mengakui bahwa subjek bekerja
karena himpitan ekonomi. Hal tersebut didukung oleh hasil
observasi yang dilakukan peneliti bahwa keadaan rumah subjek
kedua yang terletak di gang sempit dan rumah yang kecil didesain
apa adanya untuk berjualan kebutuhan pokok. Hal ini berbanding
terbalik dengan rumah dari subjek pertama dan ketiga yang
terkesan mewah.
2) Pandangan Subjek tentang Wanita Karir yang Ideal dan
Persepsi Subjek Terhadap Dirinya
Berdasarkan hasil analisis yang didapatkan, subjek pertama
dan ketiga menganggap bahwa dirinya sudah menjadi wanita karir
yang ideal. Subjek pertama dan ketiga beranggapan bahwa wanita
karir yang ideal harus dapat menikmati pekerjaan yang
dijalankannya. Di sisi lain, subjek kedua beranggapan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
dirinya bukan wanita karir yang ideal karena dia bekerja hanya
untuk membantu ekonomi keluarga.
Semua subjek mempunyai kesamaan dalam adanya
kemauan untuk berubah lebih baik dalam hal merintis karir.
Menurut Maslow dalam (Alberto, 2002) mengatakan bahwa orang
yang mau maju, tumbuh dan berkembang harus mempunyai
kemauan untuk berubah. Selain itu, semua subjek mempunyai
kreativitas dalam hal merintis karir. Anari (dalam Putri, 2007)
mengatakan bahwa sikap orang yang beraktualisasi adalah orang
yang tidak bingung dengan adanya perubahan namun selalu dapat
berinovasi dalam perubahan tersebut.
3) Pandangan Subjek tentang Ibu Rumah Tangga yang Ideal dan
Persepsi Subjek Terhadap Dirinya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek pertama dan
ketiga belum bisa menjadi ibu rumah tangga yang ideal. Hal ini
dikarenakan mereka tidak bisa mengurus rumah tangga dengan
baik sehingga mereka memakai jasa asisten rumah tangga.
Menurut Kopelman & Burley (dalam Diansari, 2006) wanita yang
berperan ganda mempunyai konflik dalam hal mengurus rumah
tangga sehingga membutuhkan bantuan dari berbagai pihak dari
suami, anak maupun seorang pembantu turut serta dalam urusan
pekerjaan rumah tangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Hal ini berbanding terbalik dengan subjek kedua yang
mengaku telah menjadi ibu rumah tangga yang ideal karena
pekerjaan rumah tangga dapat ia lakukan sendiri. Selain itu, subjek
pertama dan ketiga belum bisa mengatur waktu yang baik untuk
keluarganya sehingga mereka sama-sama pernah ditegur oleh
suaminya. Menurut Sukanto (dalam Diansari, 2006), ibu yang
bekerja sering merasa kekurangan waktu untuk suami, anak-anak
bahkan untuk dirinya sendiri.
Subjek pertama dan ketiga merasa waktu yang seharusnya
digunakan untuk bersama keluarga justru harus tersita karena
tuntutan pekerjaan. Greenhaus & Beutel (dalam Diansari, 2006)
mengatakan bahwa hal tersebut dikarenakan time based conflict
yaitu ketika waktu yang dimiliki individu digunakan untuk
memenuhi peran yang sehahusnya dijalankan justru memenuhi
peran yang lain.
4) Hambatan yang Dialami Selama Menjalankan Peran Ganda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek pertama dan
ketiga sama-sama mempunyai masalah dalam hal tuntutan
pekerjaan yang semakin tinggi. Subjek pertama dituntut untuk
lembur di perusahaan sedangkan subjek ketiga dituntut untuk
mempunyai gelar S2. Subjek kedua mempunyai hambatan dalam
hal tehnis seperti barang dagangan pasar yang sedikit pada saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
kulakan barang dagangan. Namun mereka bertiga secara tidak
langsung mengalami tekanan dalam pekerjaannya. Menurut
Kopelman & Burley (dalam Diansari, 2006) dalam bekerja akan
terdapat banyak masalah yang menuntut pekerja untuk
menyelesaikannya. Begitu juga di rumah, akan terdapat banyak
pekerjaan rumah yang menuntut untuk diselesaikan. Tuntutan
tersebut dapat menjadi sebuah tekanan bagi seseorang yang
kemudian akan menjadi konflik dalam dirinya.
Subjek pertama dan ketiga sama-sama mempunyai konflik
dalam hal pembagian waktu dan kesulitan dalam menjalankan
peran sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir. Menurut
Greenhaus& Beutel (dalam Diansari, 2006) time based conflict
merupakan konflik dalam hal waktu dan perilaku jika menjalankan
dua peran sekaligus sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir. Di
sisi lain,semua subjek sama-sama mempunyai konflik yang
disebabkan oleh ketegangan seperti kelelahan maupun terlalu
banyak pikiran. Subjek pertama dan ketiga pernah merasa bersalah
karena tidak bisa mengurus anak dengan baik. Subjek kedua
merasa stres karena pendapatan dalam bekerja tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menurut Greenhaus& Beutel
(dalam Diansari, 2006)) strain based conflict merupakan
ketegangan-ketegangan yang dihasilkan oleh suatu peran yang
menganggu peran yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Subjek pertama dan ketiga belum dapat mengurus rumah
tangga dengan baik karena tuntutan pekerjaan yang banyak. Hal ini
membuat mereka memakai jasa asisten rumah tangga untuk
menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Menurut Greenhaus&
Beutel (dalam Diansari, 2006) behaviour based conflict merupakan
konflik yang terjadi jika tingkah laku tertentu dituntut oleh satu
peran mempersulit individu dalam memenuhi peran yang lain,
misalnya tuntutan peran dan peran pekerjaan.
5) Aktualisasi Diri Pada Subjek
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua subjek
mempunyai persepsi yang tepat terhadap realitas yang ada di
lingkungan sekitarnya. Subjek pertama mampu melihat realitas
kehidupannya semenjak duduk di bangku sekolah menengah atas.
Subjek sudah mempunyai keinginan untuk sukses sejak usia muda.
Oleh sebab itu, subjek sudah mulai mencari uang dengan berjualan
kripik.Subjek kedua mampu melihat realitas yang ada di dalam
kehidupan keluarganya. Subjek memutuskan untuk bekerja karena
subjek ingin membantu perekonomian keluarga.Subjek ketiga
mampu melihat realitas kehidupannya dengan cara membuka les-
lesan semenjak kuliah. Hal ini dikarenakan subjek suka mengajar
dan membutuhkan uang saat kuliah. Menurut Maslow (Frank G.
Goble, 1987) mengatakan bahwa seseorang harus mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
memutuskan sesuatu secara benar dan jujur. Namun harus tetap
melihat pada realitas yang ada di lingkungan tersebut sehingga
orang dapat mempunyai gambaran mengenai keadaan yang ada di
lingkungannya.
Hal ini juga dipengaruhi oleh kreativitas yang dimiliki
semua subjek dalam menjalankan peran ganda sebagai ibu rumah
tangga dan wanita karir. Anari (dalam Putri, 2007) mengatakan
bahwa kreativitas merupakan suatu sikap yang diharapkan pada
orang yang mempunyai aktualisasi diri. Kreatif adalah suatu sikap
yang asli dan inovatif. Orang yang mempunyai aktualisasi diri tidak
akan kehabisan ide untuk berkarya. Di sisi lain, semua subjek tidak
ragu-ragu dan tidak malu-malu dalam menjalankan peran
gandanya. Hal tersebut dikarenakan semua subjek merasa sudah
yakin dengan keputusan yang telah dibuat. Menurut Maslow
(Frank. G. Goble, 1987) orang yang mempunyai spontanitas akan
lebih ekspresif, wajar, dan polos dalam bertindak. Orang ini tidak
perlu menyembunyikan perasaan, pikiran atau bertingkah laku yang
dibuat-buat.
Semua subjek mendapat dukungan dari suaminya untuk
bekerja. Suami subjek pertama mendukung subjek dalam bekerja
selama anak-anak terurus dengan baik. Subjek kedua mendapat
dukungan dari suami untuk bekerja bahkan suami membantu
subjek dalam bekerja. Subjek ketiga mendapat dukungan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
suami untuk bekerja. Hal ini dikarenakan suami subjek ketiga
mempunyai profesi yang sama dengan subjek sehingga sudah
sama-sama tahu kesibukan menjadi guru. Hasil triangulasi terhadap
semua suami subjek mengatakan bahwa mereka mendukung penuh
keputusan istrinya untuk bekerja. Namun subjek harus dapat
mengatur waktu dengan lebih baik dalam hal mengurus pekerjaan
dan keluarga. Menurut Maslow (Frank. G. Goble, 1987) seseorang
dapat meminimalkan konflik yang terjadi dengan lingkungannya
dengan cara mendengarkan orang lain dan tidak egois dalam
bertindak.
Hal tersebut dilakukan semua subjek karena sangat
mempengaruhi aktualisasi dirinya pada saat menjalankan peran
ganda sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir. Menurut Anari
(dalam Putri, 2007) mengatakan bahwa hubungan sosial
mempengaruhi seseorang dalam mengaktualisasikan diri.
Seseorang yang mengaktualisasikan diri berarti mampu menjalin
hubungan baik dengan orang yang berada di sekitarnya.
Semua subjek mempunyai kemauan untuk berubah menjadi
lebih baik. Subjek pertama sudah bekerja semenjak SMA dengan
berjualan kripik dari rumah ke rumah hingga sekarang menjadi
manager sebuah perusahaan. Subjek kedua memutuskan untuk
bekerja karena harus mencukupi kebutuhan keluarga yang semakin
banyak sehingga subjek berinisiatif berjualan yang awalnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
minuman sekarang berkembang menjadi toko kelontong sederhana.
Subjek ketiga sudah mengaktualisasikan dirinya dengan membuka
les privat semenjak subjek masih kuliah. Menurut Maslow
(Alberto, 2002) orang yang memiliki sikap dan pemikiran yang
berbeda dengan yang ada membutuhkan suatu landasan yang kuat
yaitu kejujuran, keterbukaan dan keberanian.
Di sisi lain, semua subjek juga bertanggungjawab akan
pekerjaan yang mereka lakukan. Namun subjek pertama dan ketiga
kurang bertanggungjawab dalam mengurus rumah tangga. Maslow
(Alberto, 2002) mengatakan bahwa dalam proses aktualisasi diri,
seseorang harus bisa bertanggungjawab terhadap semua tantangan
yang dihadapi dalam kehidupan. Sikap tanggungjawab dapat dilatih
dengan mencoba bertanggungjawab dengan hal-hal kecil. Menurut
Maslow (Frank G. Goble, 1987) individu yang mengaktualisasikan
diri akan membaktikan hidupnya untuk pekerjaan, tugas, dan
kewajiban yang mereka pandang penting.
Orang yang mempunyai aktualisasi diri pasti mempunyai
motivasi hidup dalam dirinya. Ketiga subjek sama-sama
mempunyai motivasi untuk membahagiakan keluarga terutama
anak-anaknya. Maslow (Alberto, 2002) mengatakan bahwa
individu membutuhkan suatu faktor yang menggerakkan kepada
suatu aktivitas tertentu untuk terus berkembang dalam menjalankan
kehidupan.Subjek kedua mempunyai masalah dalam kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
fisiologis. Menurut Maslow (Frank G. Goble, 1987) seseorang
harus mampu memenuhi tingkat kebutuhan fisiologis karena ini
merupakan kebutuhan yang paling dasar dari manusia.
Di sisi lain, Subjek pertama dan ketiga tidak mempunyai
masalah dalam kebutuhan fisiologis namun kurang dalam
kebutuhan akan rasa memiliki. Hal ini terlihat dari waktu yang
diberikan untuk keluarga sangatlah minim sehingga anak menjadi
kurang kasih sayang dari ibunya. Menurut Maslow (Frank G.
Goble, 1987) sering kali kebutuhan akan cinta menjadi rusak
karena salah satu pihak merasa takut kalau kelemahan-kelemahan
serta kesalahan-kesalahannya terungkap. Jadi semua subjek telah
memenuhi semua unsur ciri-ciri aktualisasi diri yang ada. Namun
kreativitas dalam pembagian waktu subjek pertama dan ketiga
sangat mempengaruhi perannya sebagai ibu rumah tangga. Hal
tersebut dikarenakan subjek pertama dan ketiga kurang bisa
meluangkan waktu untuk keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek pertama dan ketiga
bekerja karena mempunyai keinginan untuk membina karir yang dimiliki.
Selain itu, mereka ingin mengaktualisasikan pendidikan tinggi yang dipunya
dengan cara bekerja. Hal ini berbeda dengan subjek kedua yang bekerja
karena kebutuhan hidup yang banyak namun pendapatannya tetap tidak
mencukupi.
Subjek pertama dan ketiga merasa sudah menjadi wanita karir yang
ideal. Hal ini berbanding terbalik dengan subjek kedua yang bekerja karena
adanya tuntutan ekonomi keluarga. Namun semua subjek sama-sama
mempunyai keinginan untuk berubah dan kreatif dalam menjalankan
pekerjaan di bidangnya masing-masing.
Dalam hal mengurus rumah tangga, subjek kedua merasa sudah
menjadi ibu rumah tangga yang ideal. Hal ini berbanding terbalik dengan
subjek pertama dan ketiga yang merasa belum menjadi ibu rumah tangga
yang ideal
Semua subjek mempunyai tuntutan pekerjaan yang besar sehingga
menghambat mereka dalam menjalankan peran sebagai wanita karir dan ibu
rumah tangga. Tuntutan pekerjaan tidak bisa terhindarkan karena sudah
menjadi tanggungjawab yang harus dijalankan selama bekerja. Oleh sebab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
itu, mereka harus dapat menentukan prioritas ketika menjalankan kedua
peran secara bersamaan.
Semua subjek dapat mengaktualisasikan dirinya pada bidang
pekerjaannya masing-masing. Hal ini terlihat bahwa mereka
bertanggungjawab akan pekerjaan yang mereka jalani. Namun dalam hal
mengurus rumah tangga, subjek pertama dan ketiga belum dapat
menjalankannya dengan baik.
B. Kelemahan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa ada banyak kekurangan dalam penelitian ini
diantaranya adalah minimnya kosa kata yang dimiliki subjek sehingga
berpengaruh pada data verbatim yang digunakan. Di sisi lain, hasil
triangulasi yang peneliti lakukan terhadap suami subjek cukup menambah
data yang diinginkan oleh peneliti. Namun, peneliti menyadari bahwa
kehadiran subjek membuat suami subjek tidak leluasa dalam menjawab
pertanyaan yang diberikan peneliti begitupula sebaliknya.Peneliti juga
menyadari bahwa terdapat beberapa pemilihan kosa kata yang ditanyakan
oleh peneliti kepada subjek yang tidak cukup dipahami oleh subjek sehingga
perlu mencari padanan kata lain yang memiliki kedekatan makna. Selain itu,
minimnya penelitian terkini yang dilakukan berkaitan dengan penelitian ini
sehingga peneliti cukup kesulitan dalam mencari referensi atau rujukan.
C. Saran
1. Bagi Pihak Keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hal
merugikan yang dialami oleh perempuan yang menjalankan peran
sebagai wanita karir dan ibu rumah tangga. Hal tersebut dikarenakan
tuntutan pekerjaan yang semakin banyak sehingga menyebabkan
waktu untuk keluarga menjadi berkurang. Oleh sebab itu perlu
adanya dukungan dari keluarga terutama dari suami dan anak-anak
terhadap ibunya yang menjalankan peran ganda. Hal ini dapat
menjadi gambaran bagi keluarga untuk terus menjalin komunikasi
antar anggota keluarga agar suasana keluarga tetap harmonis.
2. Bagi Pihak Perusahaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita karir yang
menjalankan peran ganda akan merasa terganggu karena tuntutan
pekerjaan yang banyak. Terlebih jika perusahaan meminta
karyawannya untuk lembur. Dalam hal ini perusahaan harus lebih
memperhatikan wanita karir yang sudah berumah tangga karena
wanita karir yang menjalankan peran ganda harus tetap membagi
waktu untuk keluarga dan pekerjaan. Oleh sebab itu wanita karir
akan dapat bekerja secara optimal jika beban dan waktu kerja sesuai
dengan kapasitas dari wanita karir itu sendiri.
3. Bagi Peneliti Lain
Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan tiga
orang subjek dan setelah menyeleksi subjek didapatkan subjek
dengan latarbelakang profesi yang berbeda-beda. Saran bagi peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
lain yang ingin melakukan penelitian serupa agar menambah jumlah
subjek agar memperkaya data yang didapatkan. Selain itu, para
peneliti juga diharapkan dapat memperhatikan pemilihan kosa kata
yang tepat dalam wawancara terhadap perempuan yang menjalankan
peran sebagai wanita karir dan ibu rumah tangga. Sebisa mungkin
menggunakan kosa kata yang sederhana namun memiliki padanan
kata dan kesetaraan makna yang dimaksudkan oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
DAFTAR PUSTAKA
Almasitoh, Ummu hany. 2011. Stres kerja Ditinjau dari Konflik Ganda dan
Dukungan Sosial pada Perawat. Jurnal Psikologi Islam.Vol. 8, No. 1, pp. 70.
Anisa Rahmawati, Hardjono & Arista Adi Nugroho. 2012.Hubungan antara
Efisikasi Diri dan Aktualisasi diri dengan Kecenderungan Menyontek pada Siswa MAN Karanganyar. Jurnal Psikologi. pp.208-210.
Apollo, Andi Cahyadi. 2012. Konflik Peran Ganda Perempuan Menikah yang
bekerja Ditinjau dari Dukungan Sosial Keluarga dan Penyesuaian Diri. Widya Marta.No.2, pp. 255-260.
Benhard Tewal & Florensia B Tewal. 2014. Pengaruh Konflik Peran Terhadap
Kinerja Wanita Karir pada Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal EMBA. Vol.2 No. 1, pp.450-456.
Betsy Amanda Syauta & Reny Yuniasanti. 2014. Hubungan antara Kebutuhan
Aktualisasi Diri dengan Motivasi Kerja pada Wanita Karier di PT Kusuma Sandang Mekarjaya.Jurnal Sosio Humaniora.Vol.5, No. 2, pp. 134-136.
Diansari, Everina. 2006. Hubungan antara Konflik pada Wanita Peran Ganda
dengan Aspirasi Karier.Jurnal Psikologi Industri. pp.2-3 & 7-8. Djamal, M. 2015. Paradigma Penelitian Kualitatif.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Goble, Frank G. 1987. Mazhab Ketiga: Psikologi Humanistik Abraham Maslow.
Yogyakarta: Kanisius. Herdiansyah, Haris. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Ilmu
Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Hersinta & Veronika Soepomo. 2011. Aktualisasi Diri dalam
Mengkomunikasikan Meaning of Suffering pada Ibu dengan Anak Penyandang Autis.Journal of Communication.Vol. 4, No. 5, pp.6-7.
Hidayat, Dede Rahmat. 2011. Psikologi Kepribadian dalam Konseling. Bogor:
Ghalia Indonesia Jaenudin, Ujam. 2015. Teori-Teori Kepribadian. Bandung: CV Pustaka Setia Kountour, Ronny. 2003. Metode Penelitian: untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.
Jakarta: PPM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lilyant Ch Daeng, Sri Hartati & Endang Widyastuti. 2011.Ketakutan Sukses pada Wanita karir Ditinjau dari Konflik Peran Ganda. Jurnal Psikologi.pp 1-2.
Matthew H. Olson & B.R Hergenhahn. 2013. Pengantar Teori-Teori
Kepribadian.Yogyakarta: Pustaka Belajar. Moi, Alberto A. Djono, O.Carm. 2002. Proses Aktualisasi Diri. Probolinggo:
Mater Dei. Moleong, J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rodaskarya.
Muriah, Siti. 2011. Nilai-Nilai Pendidikan Islam dan Wanita Karir. Semarang:
Rasail Media Group
Paputungan, Faradila. 2011. Kepuasan Pernikahan Suami yang Memiliki Istri Berkarir. Jurnal Psikologi. pp. 9-10.
Patioran, Desi Natalia. 2012.Hubungan antara Kepercayaan diri dan Aktualisasi
Diri pada Karyawan PT. Duta Media Kaltim Press. Jurnal Psikologi. pp.10-13.
Pika Susana Putri, Winanti Siwi Respati, Safitri. 2009. Makna Hidup Perempuan
Dewasa yang Berperan Ganda. Jurnal Psikologi. Vol.7, No. 2, pp. 43-50. Poduska, Bernard. 1997. 4 Teori Kepribadian: Eksistensialis, Behavioris,
Psikoanalitik, Aktualisasi diri. Jakarta: Restu Agung Poerwandari, E. K. 2005. Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku
Manusia. Jakarta: LPSP3 Fakutas Psikologi Universitas Indonesia. Prastowo, Andi. 2014. Metode Penelitian Kualitatif: dalam Perspektif Rancangan
Penelitian. Yogyakarta: Ar Russ Media. Putri, Tika Desytama. 2007. Kebutuhan Aktualisasi Diri pada Remaja
Penyandang Tunanetra yang Bersekolah Umum Ditinjau dari Kematangan Emosi dan Self Diisclosure. Jurnal Psikologi,pp. 6-8.
Rahmadita, Irma. 2013. Hubungan antara Konflik Ganda dan Dukungan Sosial
Pasangan dengan Motivasi Kerja Pada Karyawati di Rumah Sakit Abdul Rivai Berau. eJournal Psikologi, pp.4.
Siti Chotimah & Syaiful hadi. 2011. Perbedaan Tingkat Aktualisasi Diri Anggota
Persit kartika Chandra Kirana Ditinjau dari Pangkat Suami di Batalyon Infanteri 512 Kompi C Malang.Jurnal Psikologi. Vol.I, No. 12, pp. 18-19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Smith, Jonathan A. 2013. Dasar- Dasar Psikologi Kualitatif:Pedoman Praktis Metode Penelitian.Bandung: Nusa Media.
Teguh Kurnia & Arundati Shinta. 2015. Hubungan antara Kohesivitas Organisasi
dengan Aktualisasi diri pada Anggota Komunitas Pemuda Gereja. Jurnal Psikologi. pp. 396-400.
Triastutik, Anis. 2013. Tingkat Produktivitas Kerja Wanita Penggiling Rokok
ditinjau dari Konflik Peran Ganda. Jurnal Online Psikologi.Vol.1, No 1, pp. 67.
Yunita, Awing. 2013. Peran Wanita Karir dalam Menjalankan Fungsi Keluarga:
Studi Kasus pada Wanita yang Menjabat Eselon Di Pemerintah Daerah Kabupaten Bulungan. eJournal Ilmu Sosiatri.Vol.I, pp. 65-66.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
LAMPIRAN Subjek 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
No Verbatim Interpretasi Tema
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Bisa langsung kita mulai ya tante?
Bisa Chris, silahkan
Apa yang melatarbelakangi tante
bekerja? Bisa tante ceritakan?
Dulu tante dari kecil emang suka bekerja,
kalau enggak salah waktu SMA dulu tante
jualan kripik muter kompleks dari rumah
satu ke rumah yang lain, setelah itu tante
kuliah ya masih nyambi kerja, terus lulus
kuliah tahun 92 atau 93 tante kerja di Prodia.
Dulu tante lulusan mana? Profesinya apa?
Dulu tante lulusan akademi perawat di Solo
juga
Apa yang memotivasi tante bekerja dari
dulu sampai sekarang?
Dulu tante lahir dari keluarga yang
sederhana maka dari itu tante pengen jadi
orang sukses, ya caranya tadi itu sejak muda
tante udah kerja
Apakah pekerjaan tante saat ini?
Tante bekerja di perusahaan di bidang
kesehatan.
Apa peran tante dalam bekerja?
Perannya....mengatur bawahan, melakukan
komunikasi, kerja sama dengan apotek
rumah sakit.
Sudah berapa lama tante bekerja?
Sudah 15 tahun kerja di Prodia
Apa yang menyebabkan tante lama
bekerja di Prodia?
Dulu semenjak lulus kuliah, tante sudah
bekerja disana, ya disana saya ngerasa
- Subjek ingin
menjadi orang sukses
dengan bekerja sejak
usia muda (3-8)
- Subjek mampu
bekerja di satu
perusahaan dalam
tempo waktu yang
lama karena merasa
nyaman dan cocok
dengan rekan kerjanya
(9-16)
- Adanya kemauan
untuk berubah
- Kreatif
- Persepsi yang tepat
terhadap realita
- Mempunyai
hubungan sosial yang
baik
- Pengalaman yang
jujur dan langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
17.
18.
19
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
nyaman, cocok aja sama teman kerjanya.
Berapa penghasilan tante dalam sebulan?
Ya..5juta lebih
Menurut tante, wanita karir yang ideal itu
seperti apa?
Seperti apa ya....mungkin wanita yang bisa
menikmati pekerjaannya dan tentunya bisa
nikmati hasil dari kerja itu sendiri.
Oh gitu ya tante, lalu apakah tante sudah
merasa menjadi wanita karir yang ideal?
Tante sih merasa sudah tapi kadang waktu
lembur, suami tante menegur tante karena
kerja terus, anak mbok ya diurus.
Anak tante berangkat ke sekolah diantar
siapa ya?
Pakai jasa antar jemput soalnya yg nyetir tu
juga temen tante jadi tante percaya.
Apakah tante sudah dapat
mengembangkan potensi-potensi yang
dimiliki tante secara maksimal saat
bekerja?
Kalau menurut tante, tante ngerasa sudah
bisa ngembangin kemampuan tante...tante
ngerasa Tuhan selalu memberikan jalan buat
tante sampai bisa jadi manager sekarang ini.
Apa peran tante ketika menjadi ibu
rumah tangga?
Kalau di rumah tentunya selalu beri
perhatian buat keluarga. Kalau pekerjaan
rumah kaya mencuci, nyapu gitu biasanya
sudah diurus pembantu. Tapi kadang tante
juga masak juga kalau misal lagi pengen
masak, kalau ada waktu buat masak.
- Subjek mempunyai
gaji yang tinggi (17-
18)
- Subjek merasa telah
menjadi wanita karir
yang ideal karena
dapat menikmati
pekerjaan dan hasil
dari kerjanya namun
suaminya menegur
subjek karena anak
menjadi tidak terurus
(19-24)
- Subjek merasa sudah
bisa mengembangkan
kemampuannya
hingga memperoleh
posisi sebagai
manager (25-26)
- Subjek selalu
memberikan perhatian
untuk keluarga namun
menyerahkan
sebagian peran rumah
tangganya pada
pembantunya (27-28)
- Kebutuhan jasmani
tercukupi
- Kurang memiliki
kepribadian yang baik
-Kurang memiliki
kebutuhan rasa cinta
- Mempunyai masalah
pengasuhan anak
-Tekanan karir dan
keluarga
- Behaviour based
conflict
- Fokus pada target
pencapaian
- Adanya transendensi
- Adanya kemauan
untuk berubah
- Kebutuhan
aktualisasi diri
- Kurang memiliki
sikap tanggungjawab
- Bantuan pekerjaan
rumah tangga
- Masalah pengasuhan
anak
- Behaviour based
conflict
- Kreativitas dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
Apakah peran tante sebagai ibu rumah
tangga menganggu tante dalam bekerja?
Terkadang tante juga merasa terganggu
jalanin peran rumah tangga maupun
pekerjaan.
Bisa tante ceritakan?
Tante ngerasa terkadang menjadi ibu rumah
tangga tu membuat tante terganggu pada saat
tante kerja. Tapi tante dan suami tante sudah
komitmen jauh-jauh hari bahkan sebelum
menikah soalnya butuh bisa ngatur waktu
yang baik.
Lalu apa suami mendukung tante dalam
bekerja?
Itu kan udah jadi komitmen bersama jadi
suami mendukung saja selama anak-anak
terurus dengan baik.
Bagaimana dengan sikap anak-anak
tante?
Sebenernya anak-anak lebih suka mamahnya
di rumah. Tapi anak yang nomor satu ngerti
kenapa mamahnya kerja. Naa, anak
perempuan tante selalu ngomong mamah di
rumah saja soalnya anak tante ini suka
ngajak main mamahnya haha.
Lalu bagaimana pengaturan waktu tante
ketika menjalankan peran sebagai ibu
rumah tangga dan wanita karir?
Tante selalu meluangkan waktu untuk
keluarga waktu hari sabtu, minggu atau
mungkin waktu tanggal merah. Biasanya
tante dan keluarga pergi ke Tawangmangu.
Jadi apakah tante merasa sudah
- Subjek merasa peran
ibu rumah tangga
menganggunya dalam
bekerja namun subjek
sudah mempunyai
komitmen sebelum
menikah dengan
suaminya yaitu subjek
harus dapat mengatur
waktu dengan baik
(29-32)
- Subjek merasa
suami mendukung
subjek bekerja selama
anak-anak terurus
- Subjek merasa anak-
anaknya lebih suka
subjek berada di
rumah daripada
bekerja (33-36)
- Subjek merasa
belum meluangkan
waktu untuk keluarga
secara optimal karena
tuntutan pekerjaan
(37-40)
mengatur waktu
- Siap untuk bersikap
beda
- Melibatkan diri
- Kurangnya waktu
untuk keluarga
- Time based conflict
- Demokratis
- Penentuan prioritas
- time based conflict
- behaviour based
conflict
- Kurang memiliki
tanggungjawab
- Kurang memiliki
kebutuhan akan cinta
- Kurang komunikasi
dan interaksi dengan
keluarga
- Time based conflict
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
mengatur waktu dengan baik?
Gimana ya, mungkin belum, soalnya
tuntutan pekerjaan dari perusahaan banyak
jadi ya waktu untuk keluarga jadi kurang.
Dari 15 tahun tante bekerja, apa manfaat
yang tante rasakan selama bekerja?
Bekerja bagi tante merupakan suatu
kesenangan, kebanggan tersendiri karena
passionnya memang suka bekerja, punya
uang dari jerih payah sendiri tu rasanya
bangga gitu.
Lalu, apakah tante merasa sudah bekerja
secara maksimal?
Bagi tante, tante merasa sudah maksimal
dalam bekerja, dulu tante kerja benar-benar
mulai dari bawah hingga tante mendapat
jabatan seperti sekarang.
Lalu apakah tante masih mengejar
jabatan lebih tinggi atau mengejar karir
lain?
Sebenarnya tante sudah cukup puas dengan
jabatan yang tante peroleh, mungkin tante
tidak akan mengejar jabatan lebih tinggi lagi.
Tante malah pengen punya usaha baju batik
sendiri soalnya dari dulu keinginan
terpendam tante juga ingin berdagang.
Wah, sepertinya bagus tu tante haha,
Selanjutnya apa hambatan yang tante
dapatkan selama bekerja?
Hambatannya....mungkin ketika perusahaan
minta untuk lembur biasanya waktu pulang
ke rumah jadi terlambat, ganggu waktu
keluarga juga sebenarnya.
- Subjek merasa
bangga dengan uang
dari kerja kerasnya
dan menurut subjek
bekerja adalah
kesenangan dan
passionnya. (41-42)
- Subjek merasa sudah
maksimal dan puas
dalam bekerja karena
telah mencapai karir
yang tinggi (43-44)
Subjek ingin
membuka usaha
dagang baju batik (45-
46)
- Subjek mempunyai
hambatan dalam
meluangkan waktu
untuk keluarga karena
tuntutan pekerjaan
(47-48)
- Spontanitas
- Adanya kebutuhan
akan harga diri
- Fokus terhadap
target pencapaian
- Adanya transendensi
- Adanya kemauan
untuk berubah
- Menilai kemajuan
dirinya
- Kreatif
- Kurang kreatif dalam
mengatur waktu
- Kurang memiliki
tanggung jawab
- Kurangnya waktu
untuk keluarga
- Time based conflict
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
Bagaimana hubungan tante dengan rekan
kerja?
Hubungannya baik
Mengapa tante mengatakan punya
hubungan baik? Bisa dikasih contoh?
Salah satu yang membuat tante betah,
kerasan kerja di Prodia ini karna rekan
kerjanya yg profesional dan tentu enak untuk
diajak berteman.
Apakah tante pernah mempunyai konflik
dengan rekan kerja?
Dalam kerja konflik dengan rekan kerja tu
udah biasa tapi tante biasanya tidak ingin
memperpanjang masalah.
Lalu apakah tante mempunyai masalah
dalam keluarga?Bisa tante ceritakan?
Tentunya ada tapi biasanya hanya karna
misskomunikasi aja, misalnya telat bayar spp
sekolah, pernah juga anak tante yang
perempuan nangis karena dijahili temennya
tapi karna tante saat itu tante bekerja jadi
tante baru tahu itu ketika anak tante marah-
marah di rumah.
Bagaimana perasaan tante saat itu?
Ya tante merasa bersalah karena tidak bisa
menemani anak tante sendiri, tapi ya mau
gimana lagi soalnya waktu itu juga ada rapat
Lalu apakah tante merasa sudah menjadi
ibu rumah tangga yang ideal?
Untuk saat ini mungkin belum ya soalnya
kaya tadi anak kan jadi kurang keurus.
Lalu menurut tante yang ideal tu seperti
apa?
- Subjek mempunyai
hubungan yang baik
dengan rekan kerja
(49-52)
- Subjek tidak ingin
memperpanjang
konflik yang ada (53-
54)
- Subjek merasa
belum menjadi ibu
rumah tangga yang
ideal karena tidak bisa
meluangkan waktunya
untuk keluarga. (55-
62)
- Hubungan sosial
yang baik
- Dapat menerima diri
sendi dan orang lain
dengan baik
- Kurang memiliki
kepribadian yang baik
- Kurang memiliki
tanggungjawab
- Kurang memiliki
kebutuhan akan cinta
- Masalah pengasuhan
anak
- Belum dapat
menentukan prioritas
- Kurangnya waktu
untuk keluarga
-Tekanan karir dan
keluarga
- Strain based conflict
- Time based conflict
- Behaviour based
conflict
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
Kan yang ideal kan biasanya selalu ada
waktu untuk keluarga, masak di rumah.
Apa motivasi tante dalam bekerja?
Motivasinya ya tante merasa senang aja
kalau kerja, punya kebanggaan sendiri kalau
misal punya uang dari jerih payah sendiri,
uangnya juga bisa dipakai untuk keperluan
keluarga,anak.
Sampai kapan tante akan bekerja?
Belum tahu...
Bagaimana perasaan tante bekerja selama
ini?
Perasaannya tentu senang karena dapat
bekerja sesuai dengan bidang yang tante
tekuni sejak lama.
Apa harapan tante ke depannya?
Harapannya...mungkin bisa meluangkan
lebih banyak waktu untuk keluarga.
O.gitu ya tante, wawancara sudah selesai,
terimakasih banyak atas waktunya, maaf
kalau merepotkan haha
Haha. Nggak kok, lain kali main2 aja ke sini
kan deket.
- Subjek bangga
mempunyai uang dari
hasil jerih payahnya
sendiri namun subjek
belum tahu kapan
akan berhenti kerja
(63-66)
- Subjek merasa
senang karena bekerja
sesuai dengan bidang
yang ia sukai (67-68)
- Subjek berharap
dapat meluangkan
waktu untuk keluarga
(69-70)
- Kebutuhan akan
harga diri
- Memiliki motivasi
hidup
- Kebutuhan akan
aktualisasi diri
- Adanya kemauan
untuk berubah
- Adanya transendensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
LAMPIRAN Subjek 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
No Verbatim Interpretasi Tema
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15
16.
17.
Selamat siang bu, bisa saya mulai
sekarang ya bu, bisa ibu ceritakan awal
mula ibu bekerja dan apa yang membuat
ibu bekerja?
Gimana ya mas ya, lha wong saya ini orang
susah jadi bekerja ya buat cari uang, kan
butuh e banyak.
Bagaimana awalnya ibu bekerja? Bisa ibu
ceritakan?
Awale ya buka di depan rumah, ya apa adane
aja mas, ya seperti itu tu..
Oh ya ya, jadi alasan ibu berjualan di
depan rumah ini karna kebutuhan
keluarga banyak?
Ya iya to mas, lha sekarang aja orang kan
butuh buat makan, sekolah anak, ini ibu juga
sakit-sakitan jadi mau ga mau kan ya harus
cari uang
Jadi pekerjaan ibu saat ini apa?
Pedagang sayur, kelontong juga
Apa saja yang biasa ibu jual?
Ada beras, gula, telur, minyak, sayur sawi,
kobes, ada bumbu dapur.
Apa motivasi ibu dalam bekerja?
Kan saya orang ga mampu mas jadi ya buat
bantu perekonomian keluarga.
Sudah berapa lama ibu bekerja?
Udah sekitar 4 tahun
Sebelum menjadi pedagang sayur, apa
pekerjaan ibu?
Ga kerja, ya ngurus anak di rumah
Bisa ibu ceritakan, tentang pekerjaan ibu
- Subjek bekerja
untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi
keluarga. (3-6)
- Motivasi subjek
bekerja untuk
membantu
perekonomian
keluarga. (11-12)
- Fokus pada target
pencapaian
- Memiliki sikap
tanggung jawab
- Tekanan karir dan
keluarga
- Melibatkan diri
- Spontanitas
- Adanya kreativitas
- Memiliki motivasi
hidup
- Adanya kemauan
untuk berubah
- Melibatkan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
lebih detail, misalnya dari jam berapa ibu
bekerja, kulakan dimana?
Saya bekerja dari subuh, jam empatan
sampai jam duabelas. Subuh2 sudah bangun
kulakan barang dagangan di pasar, kalau
agak siangan biasanya habis diambil
pedagang lain.
Berapa pendapatan yang ibu peroleh?
Ga pasti mas, biasanya dapat sekitar 100ribu
untuk sekali jual tapi untung bersihnya cuma
30-40ribu.
Apakah itu cukup bu?
Ya cukup ga cukup mas, yang penting bisa
bantu kebutuhan anak
Menurut ibu, wanita karir yang ideal tu
seperti apa sih bu?
Wanita karir kan wanita yang pakaiannya
rapi terus pergi ke kantor gitu.
Apakah menurut ibu, ibu ini merupakan
wanita karir yang ideal?
Ya bukan lah mas, saya ini aja kerja cuma
untuk bantu ekonomi keluarga yang susah,
kalau wanita karir orang-orangnya tu sukses-
sukses.
Lalu cara ibu untuk menjadi wanita karir
yang ideal bagaimana bu?
Kalau ada rejeki ya ibu pengennya punya
toko sendiri tapi kan dananya ga cukup jadi
ya jualan di depan rumah apa adanya gitu.
Apa yang ibu lakukan sehari-hari ketika
menjadi ibu rumah tangga?
Banyak dong mas kaya nyuci baju, ngepel
rumah.
-Subjek merasa
pendapatannya tidak
mencukupi (19-20)
- Subjek merasa
bukan wanita karir
yang ideal karena ia
bekerja hanya untuk
membantu ekonomi
keluarga. (23-26)
-Subjek merasa
wanita karir yang
ideal adalah orang
yang sukses. (25-26)
- Subjek merasa bisa
menjadi wanita karir
kalau mempunyai
toko sendiri. (27-28)
- Kebutuhan fisiologis
yang kurang
- Memiliki
tanggungjawab
- Fokus pada target
pencapaian
- Tekanan karir dan
keluarga
- Melibatkan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
Kalau menurut ibu, ibu ini sudah menjadi
ibu rumah tangga yang ideal belum?
Sudah mungkin ya.eh..
Kenapa kok ibu bisa bilang sudah?
Buktinya saya bisa kerja sambil ngurus
rumah, nyambi jualan, ngurus anak.
Apakah suami ibu mendukung ibu dalam
bekerja?
Suami mendukung, lha yang setiap hari
nganter ke pasar beli dagangan ya suami.
Apa suami pernah menyuruh ibu tidak
bekerja?
Ga pernah mas, mungkin suami juga tahu
kalau butuh e tu banyak
Jadi dulu ibu ijin ke suami dulu waktu
mau jualan?
Iya suami ngijinin
Kalau dari anak, apakah anak
mendukung pekerjaan ibu?
Lak anak masih belum ngerti opo-opo mas,
mungkin jek cilik yo mas haha
Haha o gitu bu, lalu apakah ibu dapat
mengatur waktu antara bekerja dan
mengurus rumah tangga?
Ya bisa aja mas kan jualan di depan rumah,
anak-anak juga deket kalau ke sekolah.
Cuma jalan kaki aja sampai jadi ga perlu
repot-repot dianter.
Apakah menurut ibu, jualan ibu ini
berkembang?
Dibilang berkembang sih ya berkembang
mas, dulu kan Cuma jualan minum-minuman
seperti pop es, nutrisari. Sekarang ya
- Subjek merasa sudah
menjadi ibu rumah
tangga yang ideal
karena dapat
mengurus rumah
dengan baik. (31-34)
- Suami subjek
mendukung subjek
dalam bekerja dengan
cara mengantar subjek
untuk kulakan di
pasar. (35-39)
- Anak-anak subjek
belum begitu peduli
terhadap pekerjaan
orangtuanya (41-42)
- Subjek merasa sudah
dapat mengatur waktu
dengan baik dalam
bekerja dan mengurus
rumah tangga.
(43-44)
- Usaha subjek
berkembang karena
warga sekitar
merespon dengan baik
subjek dalam
- Memiliki sikap
tanggung jawab
- Hubungan sosial
yang baik
- Demokratis
- Kebutuhan cinta dan
rasa memiliki
- Kebutuhan
aktualisasi diri
- Melibatkan diri
- Menilai kemajuan
diri
- Adanya kemauan
untuk berubah
- Persepsi yang tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
mendinglah dari dulu
Apa yang membuat ibu dulu jualan
minuman seperti pop es sekarang menjadi
toko kelontong?
Ya kan warga di sini bilang, mbok dodolane
digawe akeh sisan gen lak tuku2 cedak,
makanya saya jualan beras, minyak, pop es
juga masih ada.
Dari berjualan ibu selama ini, apa sih
manfaat yang ibu peroleh?
Ya tadi itu mas kan butuh e banyak, buat
bayar sekolah, lak mas e tau sekarang jajane
anak-anak banyak mas
Apakah ibu mempunyai pekerjaan lain
selain berdagang?
Ga ada mas, ya cuma dagang aja
Apa harapan atau keinginan ibu dalam
pekerjaan yang ibu tekuni?
Pengennya tu ya punya toko sendiri kan enak
buat berjualan, dagangannya laku terus.
Maksudnya ibu pengen punya toko yang
lebih besar?
Ya iya mas kan ini masih gabung sama
rumah, dulu tu ibu jualan keliling perumahan
rasanya capek, sekarang udah bisa jualan
kecil-kecilan di rumah aja dah alhamdulilah.
Hambatannya apa sih bu kalau bekerja?
Repotnya tu mas kalau barang dagangan
pasar tu datengnya sedikit, mahal nah itu
bingung mau kulak takutnya ga laku tapi lak
ga kulak ya ga bisa jualan
Penyebabnya apa sih bu kalau barang
dari pasar sedikit, mahal gitu?
berjualan (45-48)
- Subjek dapat
membantu kebutuhan
keluarga dengan
berdagang. (49-50)
-Subjek mempunyai
keinginan untuk
mempunyai toko
sendiri. (53-54)
- Subjek merasa capek
dan jenuh dalam
bekerja. (55-56)
- Subjek bingung
ketika barang
dagangan di pasar
sedikit dan mahal (57-
58)
terhadap realita
- Memiliki
tanggungjawab
- Tekanan karir dan
keluarga
- Transendensi
- Pengalaman yang
jujur dan langsung
- Tekanan karir dan
keluarga
- Tekanan karir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
Ya cuaca mas kalau hujan terus kan sayuran
bosok kan jadi gagal panen. Kan seng beli
jadi beli dikit malah mungkin ga jadi beli.
O..lalu apakah ibu mempunyai rekan
kerja dalam berjualan?
Ya cuma suami tok mas
Apakah ada masalah keluarga yang
membuat pekerjaan ibu terganggu?
Masalah e tu cuma satu mas ya uang e tu ga
cukup, sekarang obat-obatan buat ibu aja
udah mahal.
Kalau boleh tau, ibunya ibu sakit apa?
Udah lama ibu sakit gula, ben minggu mesti
dicek ke rumah sakit.
Bagaimana perasaan ibu dengan
pekerjaan yang ibu tekuni?
Kadang tu saya ngerasa sedih, lha
keinginane banyak, tapi tetep ga bisa
Keinginan ibu tu apa bu?
Ya pengennya tu hidup e tu lebih enak, bisa
belike anak hp, lha anak-anak sekarang
minta e hp kabeh, punya toko sendiri.
Yang sabar bu, bisa saya lanjutkan ya bu,
kalau dampak negatif dari ibu bekerja
apa bu?
Saya sebenere udah capek kayake udah kerja
dari subuh tapi kok yo hasil e pas-pasan
terus.
Lalu apa yang membuat ibu menjadi
termotivasi untuk terus bekerja?
Ibu tu punya harapan anak-anak ibu jadi
orang sukses ora koyo wong tuone uripe yo
ngene ki mas.
- Subjek hanya
mempunyai suami
untuk membantunya
bekerja. (61-62)
-Subjek mempunyai
masalah dalam bidang
ekonomi. (63-64)
- Subjek merasa sedih
karena banyak
keinginan yang belum
tercapai. ( 67-70)
- Subjek merasa capek
dengan kerja keras
yang tidak berimbang
dengan penghasilan
yang didapat. (71-72)
- Anak-anak membuat
subjek termotivasi
dalam bekerja. (73-
74)
- Hubungan sosial
yang baik
- Kebutuhan cinta dan
rasa memiliki
- Tekanan karir dan
keluarga.
- Tekanan karir dan
keluarga
- Kebutuhan harga diri
yang terancam
- Kebutuhan harga diri
yang terancam
- Tekanan karir dan
keluarga
- Memiliki motivasi
hidup
- Melibatkan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
75.
76.
77.
78.
Sabar bu, Lalu sampai kapan ibu akan
bekerja?
Ya sak kuate mas, lak seng kuoso masih
ngasih kesehatan ya kerja.
Saya rasa udah cukup bu, terimakasih
banyak atas waktunya
Sama-sama mas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
LAMPIRAN Subjek 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
No Verbatim Interpretasi Tema
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Saya mulai ya tante
Silahkan-silahkan
Apa profesi tante sekarang?
Guru matematika di SMA Kalam Kudus
Tante lulusan mana?
Tante lulusan UGM
Sudah berapa lama tante bekerja?
Maksudnya dari awal bekerja atau waktu
saat jadi guru?
Dari awal bekerja tante?
Dulu waktu tante kuliah kan udah kerja, cari
uang, ngelesi orang jadi ya dari umur 20
sampai sekarang
Apa yang melatarbelakangi tante
bekerja?
Tante tu dasarnya suka ngajar anak, terus
kalau lihat anak belajar serius-serius tu
kadang tante ngerasa ga seneng aja, tante tu
pengennya anak-anak belajarnya santai tapi
materi yang dipelajari tetep masuk
Lalu apa yang membuat tante menjadi
guru matematika sekarang?
Dari SD tu tante suka itung-itungan terus
waktu SMP tante ketemu guru yang baik
banget sama tante, dia kalau ngajar tu santai
ya tante suka aja jadi guru matematika
Berapa penghasilan tante sekarang?
Kira-kira aja ya, ya mungkin 5 juta an
Apa penghasilan tante itu cukup?
Cukup apalagi tante kan buka les-lesan
Menurut tante, wanita karir yang ideal itu
seperti apa tante?
- Subjek bekerja
sebagai guru
matematika sejak
kuliah karena subjek
suka mengajar anak-
anak. (7-12)
- Subjek menjadi guru
matematika karena
suka hitung-hitungan
dan termotivasi dari
guru SMPnya. (13-14)
- Subjek mempunyai
penghasilan yang
cukup. (15-18)
- Subjek beranggapan
bahwa wanita karir
- Pengalaman yang
jujur dan langsung
- Kreatif
- Persepsi yang tepat
terhadap realita
- Memiliki motivasi
hidup
- Kebutuhan jasmani
tercukupi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
ehm..idealnya ya wanitanya itu bisa jadi diri
sendiri atau enggak
Maksudnya tante?
Orang bekerja kan harus sesuai kemampuan
yang dipunya jadi kalau orang bekerja tapi
ga sesuai yang diinginkan sama aja bohong.
O gitu ya tante, kalau menurut tante,
apakah tante sudah menjadi wanita karir
yang ideal?
Tante ngerasanya sudah ya
Kenapa tante?
Jadi guru matematika kan udah jadi
keinginan tante sejak kecil jadi tante ngerasa
senang dengan pekerjaan tante sekarang.
Lalu apakah tante dapat mengembangkan
kemampuan tante secara maksimal saat
bekerja?
Tante rasa sudah maksimal dalam kerja,
tante juga menikmati pekerjaan tante
Apa peran tante sebagai ibu rumah
tangga?
Ya membantu anak belajar, masak, tapi tante
tetep pake pembantu pocokan, sore pulang.
Apa peran tante sebagai ibu rumah
tangga menganggu tante saat bekerja
ataupun sebaliknya peran tante sebagai
guru menganggu tante saat menjadi ibu
rumah tangga?
Dari segi waktu perlu diakui emang
menganggu
Menganggunya gimana tante?
Masalahnya di waktu, soalnya kadang
sekolah ada rapat guru jadi pulangnya jadi
ideal adalah orang
yang telah bekerja
sesuai dengan
kemampuannya. (19-
22)
- Subjek merasa sudah
menjadi wanita karir
yang ideal karena
subjek merasa senang
dengan pekerjaannya.
(23-26)
- Subjek merasa dapat
mengembangkan
potensinya secara
maksimal (27-28)
- Subjek mempunyai
pembantu rumah
tangga untuk
mengurus rumah (29-
30)
- Subjek merasa
terganggu dengan
kedua peran yang
saling mengganggu
terutama dalam
pengaturan waktu (31-
34)
- Memiliki sikap
tanggungjawab
- Fokus pada target
pencapaian
- Kreatif
- Menilai kemajuan
diri
- Adanya kemauan
untuk berubah
- Bantuan pekerjaan
rumah tangga
- behaviour based
conflict
- Tekanan karir dan
keluarga
- Waktu untuk
keluarga kurang
- Time based conflict
- Tekanan karir dan
keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
molor
Dampaknya buat keluarga apa tante?
Anak jadi sering ngeluh soalnya mamahnya
pulangnya telat apalagi waktu ada pr
biasanya anak-anak tanya ke mamahnya
semua.
Apakah suami tante mendukung tante
dalam bekerja?
Suami sih mendukung aja kan sama-sama
ngerti kesibukan jadi guru tu seperti apa,
udah diomongin juga jadi ga masalah.
Kalau sikap anak tante gimana dengan
tante bekerja sekarang ini?
Anak sih sebenernya dukung-dukung aja
mungkin tantenya aja yang harus pinter bagi
waktu
Jadi apakah tante merasa sudah dapat
mengatur waktu dengan baik?
Tante rasa untuk sekarang belum ya
Lalu bagaimana cara tante
mengatasinya?
anak mungkin diberi pengarahan kalau
kerjaan mamahnya gini jadi ya anak harus
ngerti juga
Apa manfaat yang tante peroleh dari
bekerja?
Tante dapat kesenangan mengajar anak-anak
apalagi kalau anaknya bener-bener punya
niat belajar
Apakah tante ingin mencari jabatan yang
lebih tinggi? Kepala sekolah mungkin?
Ga ga, tante cukup jadi guru matematika aja
udah seneng kok
- Anak subjek sering
mengeluh karena
subjek terlambat
pulang ke rumah (35-
36)
- Suami subjek
mendukung subjek
dalam bekerja (37-38)
- Anak subjek
mendukung subjek
dalam bekerja (39-40)
- Subjek merasa
belum dapat mengatur
waktu dengan baik
(41-42)
- Subjek mendapat
kesenangan dengan
bekerja sebagai guru
matematika (45-46)
- Subjek sudah cukup
puas menjadi guru
matematika (47-48)
- Masalah pengasuhan
anak
- Time based conflict
- Tekanan karir dan
keluarga
- Hubungan sosial
yang baik
- Demokratis
- Hubungan sosial
yang baik
- Waktu untuk
keluarga kurang
- Kurang adanya
kreativitas
- Time based conflict
- Fokus pada target
pencapaian
- Memiliki sikap
tanggung jawab
- Fokus pada target
pencapaian
- Memiliki
kepribadian yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
Hambatan apa yang tante peroleh saat
bekerja?
Hambatannya mungkin tuntutan pekerjaan
semakin banyak, sekarang guru minimal
harus S2 jadi mau nggak mau harus sekolah
lagi
Lalu apakah tante sekolah lagi?
Tante pengennya ya sekolah lagi, tante rasa
ga mungkin soalnya kalau S2 harus kuliah di
jogja. Takutnya keluarga jadi nggak keurus
mending tante ngelesi di rumah
Bagaimana hubungan tante dengan rekan
kerja tante? Bisa dijelaskan?
Hubungannya baik, sekarang ini banyak
guru baru jadi ya mungkin mereka yang baru
penyesuaian.
Apakah tante pernah punya konflik
dengan rekan kerja?
Konflik...konfliknya kebanyakan masalah
beda pendapat aja
Lalu penanganannya gimana tante?
Salah satu harus ada yg ngalah gitu aja
Apa masalah tante dalam keluarga
pernah mengganggu tante dalam bekerja?
Ehm..tante pernah kepikiran waktu anak
tante sakit , waktu itu tante jaga ujian jadi
mau nggak mau tante harus ninggal anak
Bagaimana perasaan tante ketika tau
anak tante sakit tapi tante ga bisa
ninggalin pekerjaan tante?
Tante bingung, kemrungsung tapi untung
waktu itu anak tante dah agak baikan jadi
tante nggak begitu panik
- Subjek mempunyai
tuntutan pekerjaan
yang banyak (49-50)
- Subjek memilih
tidak mengambil S2
demi mengurus
keluarga (51-52)
- Subjek mempunyai
hubungan baik dengan
rekan kerja (53-54)
- Subjek mempunyai
konflik dalam hal
beda pendapat namun
diatasi dengan cara
mengalah (55-58)
- Subjek mempunyai
masalah keluarga
yang menganggunya
saat bekerja (59-60)
- Subjek merasa
bingung ketika
memilih keluarga atau
pekerjaan (61-62)
- Tekanan karir dan
keluarga
- Penentuan prioritas
- Waktu untuk
keluarga berkurang
- Behaviour based
conflict
- Hubungan sosial
yang baik
- Dapat menerima diri
sendiri dan orang lain
dengan baik
- Strain based conflict
- Penentuan prioritas
- Masalah pengasuhan
anak
- Penentuan priortas
- Strain based conflict
- Masalah pengasuhan
anak
- Tekanan karir dan
keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
Apa tante merasa sudah menjadi ibu
rumah tangga yang ideal?
tante ngerasa belum ideal
Kenapa tante?
Tante ngerasa belum kasih waktu anak,
suami pernah negur tante kalau bisa les-
lesannya dikurangi jadi biar ada waktu buat
anak
Apa motivasi tante dalam bekerja?
Motivasinya ya seneng aja bisa ngajar anak-
anak SMA
Kira-kira sampai kapan tante akan
bekerja?
Masih belum tahu kalau itu
Bagaimana perasaan tante sudah bekerja
selama ini?
Tante menikmati pekerjaan tante, tante
senang-senang aja
Apa sih harapan tante?
Tante berharap pekerjaan sama anak-anak
tante sama-sama suksesnya
Aminn, wawancara sudah selesai tante,
terimakasih banyak buat waktunya.
Sama-sama, lain kali mampir sekolah chris.
- Subjek merasa
belum menjadi ibu
rumah tangga yang
ideal karena subjek
kurang ada waktu
untuk keluarga (63-
66)
- Subjek mempunyai
kesenangan dalam
mengajar (67-68)
- Subjek belum tahu
sampai kapan akan
bekerja (69-70)
- Subjek menikmati
pekerjaan yang ia
tekuni (71-72)
-Subjek berharap
pekerjaan dan anak-
anaknya sukses (73-
74)
- Waktu untuk
keluarga sedikit
-Komunikasi dan
interaksi dengan
keluarga kurang
- Fokus pada target
pencapaian
- Memiliki
tanggungjawab
- Fokus pada target
pencapaian
- Memiliki
tanggungjawab
- Adanya kemauan
untuk berubah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
INFORMED CONCENT
Pada kesempatan ini, saya mahasiswa psikologi yang akan menyelesaikan tugas akhir memohon bantuan dan kesediaan saudara untuk berpartisipasi menjadi partisipan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menggali bagaimana anda dapat mengaktualisasikan diri anda sebagai wanita karir yang mengurus rumah tangga. Beberapa informasi ini dibuat untuk membantu anda mengetahui potensi-potensi yang dimiliki saudara sudah berjalan secara optimal atau tidak.
Anda terpilih dalam penelitian ini karena memenuhi beberapa kriteria yaitu berusia 24-55 tahun, memiliki minimal 1 anak, memiliki jam kerja 7-8 jam, masih mempunyai suami, dan berdomisili di Solo.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara. Peneliti akan meminta anda menjawab pertanyaan terkait dengan pengalaman anda. Anda mungkin perlu mengingat-ingat kembali pengalaman-pengalaman terdahulu sehingga anda mungkin akan mengalami emosi atau perasaan tidak enak. Oleh karena itu, anda berhak memutuskan untuk mundur dalam penelitian ini. Wawancara nanti akan meminta persetujuan anda untuk direkam. Namun apabila anda tidak bersedia direkam maka peneliti berharap anda dapat berbicara secara perlahan. Dalam prosesnya wawancara berlangsung selama 30-45 menit. Peneliti sangat fleksibel terhadap kesediaan waktu anda.
Kerahasiaan data akan dilindungi dan terjamin, peneliti tidak akan membagikan hasil pengumpulan data kepada siapapun kecuali dosen pembimbing peneliti. Nama anda akan dirahasiakan dengan menggunakan inisial. Anda berhak untuk mempertanyakan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini sebelum berpartisipasi.
Keuntungan yang anda peroleh dalam penelitian ini adalah anda dapat mengetahui seberapa besar potensi-potensi anda dalam menjalankan peran sebagai wanita karir dan ibu rumah tangga.
Anda secara sukarela membuat keputusan untuk berpatisipasi dalam penelitian ini, tanda tangan anda menyatakan bahwa anda telah memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini namun tidak mengikat keberadaan anda untuk tetap menjadi subjek penelitian hingga penelitian berakhir.
Partisipasi peneliti Peneliti
________________ Christian Soetanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related