afford ance
Post on 12-Jan-2016
223 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
AFFORDANCE
(Studi kasus sofabed)
ditulis oleh
Freddy Chrisswantra/27114028
Pada tulisan ini, penulis akan berusaha memaparkan tentang affordance yang tidak hanya
terbatas pada ruang (Spasial) namun juga melihat bagaimana persepsi user atau subjek
dalam merespon objek atau benda. Sebelum membahas lebih dalam, untuk menyamakan
persepsi, nampaknya perlu diketahui terlebih dahulu tentang definisi affordance itu
sendiri. Affordance menurut J.J. Gibson (1904-1979) bahwa dunia diinterpretasikan
bukan hanya dari hubungan bentuk dan ruang tapi juga dari segi kemungkinan-
kemungkinan tindakan yang akan muncul terhadap suatu objek.
Gambar 1 contoh affordance
Sumber www.doctordisruption.com/switches.png
Hampir dapat dikatakan bahwa affordance adalah sebuah kesan yang dimunculkan oleh
suatu objek pada subjek. Persepsi yang dimunculkan oleh suatu objek bisa jadi sama tapi
bisa jadi sangat bertentangan. Persepsi yang diterima oleh subjek sifatnya sangat
subjektif, dimana hal ini dapat dipengaruhi oleh pengalaman dari mashing-masing subjek.
Pengalaman yang berbeda, akan menimbulkan sikap subjek yang berbeda pula.
Gambar 2 contoh affordance
Sumber www.ijdesign.org (kiri), www.mibehance.net/rendition/png (kanan)
Peneliti lain yang membahas tentang istilah affordance ini adalah Hartson (2003).
Penelitian Hartson mengenaiaffordances diambil dari beberapa penelitian sebelumnya.
Berdasarkan penelitian-penelitian dan pemahaman tersebut, Hartson (2003)
mengklasifikasikan affordance menjadi empat bagian. Klasifikasi ini dibentuk
berdasarkan interaksi sebuah desain perangkat atau antarmuka. Adapun empat
klasifikasi Affordance menurut Hartson adalah sebagai berikut:
1. Cognitive Affordances, merupakan sebuah fitur desain yang digunakan untuk
membantu, menolong, memfasilitasi dan mendukung atau membuka pikiran atau
pengetahuan tentang sesuatu. Contohnya adalah sebuah label petunjuk yang terdapat
pada sebuah tombol. Label ini akan membantu pengguna untuk mengetahui apa yang
akan terjadi apabila tombol tersebut ditekan.
2. Physical Affordances, merupakan sebuah fitur desain yang digunakan untuk
membantu, menolong, memfasilitasi dan mendukung atau tersedia secara fisik untuk
melakukan sesuatu. Salah satu contohnya adalah gagang pintu. Gagang pintu
digunakan secara fisik untuk membuka dan menutup pintu.
3. Sensory Affordances, merupakan sebuah konsep tambahan. Sensory Affordances
diartikan sebagai sebuah fitur desain yang digunakan untuk membantu, menolong,
memfasilitasi dan mendukung atau disediakan bagi pengguna untuk merasakan
(sensing) antarmuka. Sensing dapat dilakukan melalui pendengaran (suara), melihat
(cahaya). Salah satu contohnya adalah pengaturan besarnya huruf di dalam sebuah
antarmuka. Ketika pengguna merasa kesulitan melihat sebuah tulisan, pengguna akan
bereaksi dengan mengatur ukuran huruf yang tersedia di fasilitas antarmuka.
4. Funcional Affordances, merupakan desain fitur yang membantu pengguna dalam
menyelesaikan pekerjaan. Fitur ini dapat dilihat dari kegunaan dan fungsi sebuah
sistem. Contohnya adalah saat pengguna mengklik halaman antarmuka, sebenarnya
aktifitas klik dilakukan pada piranti lain dan bekerja di halaman antarmuka
Pada tulisan ini, penulis mencoba untuk meneliti fenomena affordance pada sofabed
sebagai sebuah objek. Saat ini sudah menjadi fenomena umum untuk barang atau objek
yang bersifat multifungsi (memiliki lebih dari satu fungsi). Mulai dari produk elektronik
hingga produk rumahan seperti furniture di rumah, salah satunya adalah sofabed. Awal
lahirnya istilah sofabed dikarenakan penambahan fungsi (added value) dari hanya sebuah
sofa hingga dapat dirubah menjadi tempat tidur. Sofabed merupakan bentukan dari
produk era modern dimana kebutuhan akan optimalisasi ruang sangat dibutuhkan.
Munculnya desain sofabed pada aplikasi furniture rumahan tentu menimbulkan berbagai
dampak, salah satunya adalah persepsi dan perlakuan terhadap sofabed itu sendiri. Mulai
dari penempatan dalam interior rumah hingga pemakaiannya. Setiap individu akan
memiliki persepsi sendiri terhadap sofabed. Berikut adalah paparan contoh perlakuan
subjek atau user terhadap sofabed.
Gambar 3 sofabed
Sumber data penulis
Gambar 4 sofabed berfungsi sebagai sofa
Sumber data penulis
Perlakuan subjek terhadap objek sofabed masih dapat dikatakan “normal”. Hal ini
mungkin dikarenakan persepsi subjek masih menganggap sofabed tersebut masih
berfungsi atau berbentuk sofa.
Gambar 5 sofa mulai beralih fungsi sebagai sofabed
Sumber data penulis
Gambar 6 sofabed berfungsi sebagai sofabed
Sumber data penulis
Pada gambar di atas, perlakuan subjek terhadap sofabed mulai mengalami perubahan,
dimana sofabed lebih diperlakukan sebagai arena bermain.
Kesimpulan dari penelitian fenomena affordance terhadap sofabed ini adalah sebagai
berikut:
1. Bentuk dan fungsi objek sangat mempengaruhi tindakan subjek terhadap sofabed
sebagai objek.
2. Persepsi subyek yang melahirkan tindakan atau aksi dari subjek terhadap objek
sangat dipengaruhi oleh pengalaman sehingga sangat bersifat subjektif.
3. Persepsi subyek yang melahirkan tindakan atau aksi dari subjek terhadap objek
sangat dipengaruhi oleh kebutuhan.
top related