adab terhadap diri sendiri

Post on 25-Jul-2015

197 Views

Category:

Education

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Adab Terhadap Diri Sendiri

Oleh : RidwansyahPesantren Teknologi

Informasi dan Komunikasi

Seorang muslim tentunya menginginkan kehidupan bahagia baik di dunia maupun di akhirat. Kebahagiaan tersebut tidak mungkin bisa diraih kecuali dengan jalan memperhatikan kesucian hati. Sebagaimana kesengsaraan di dunia dan akhirat disebabkan oleh rusak dan kotornya hati.

Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam telah bersabda dalam suatu hadits:

�ذ�ا و�إ "ه ، ك ل د )ج�س� ال �ح� ص�ل ، ص�ل�ح�ت) �ذ�ا إ م ض)غ�ة.، �د )ج�س� ال ف�ي �ن5 و�إ �ال� أ)ق�ل)ب ال و�ه�ي� �ال� أ "ه ، ك ل د )ج�س� ال د� ف�س� ، د�ت) ف�س�

Artinya: “Sesungguhnya di jasad (manusia) ada segumpal daging, bila dia baik maka baiklah seluruh tubuhnya, bila dia rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah dia adalah Qolbun”. (HR. Bukhari & Muslim)

Adab-adab terhadap diri sendiri

1. TAUBAT

Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda: “Wahai sekalian manusia bertobatlah kalian kepada Allah, karena sesungguhnya aku bertobat kepada Allah 100 kali sehari.”

�ح ون� ت ف)ل 5ك م) �ع�ل ل )م ؤ)م�ن ون� ال "ه� ي� أ ج�م�يع.ا �5ه الل �ل�ى إ و�ت وب وا

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, mudah-mudahan kamu beruntung.” (QS. An Nur : 31).

Padahal Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam adalah seseorang yang dosa-dosanya telah diampuni Allah, baik yang terdahulu maupun yang akan datang, maka bagaimanakah seharusnya

amalan orang-orang yang jauh dari zaman kenabian?

2. Muroqobah(Merasa Diawasi Allah)

وه ف�اح)ذ�ر ك م) �)ف س �ن أ ف�ي م�ا �م �ع)ل ي 5ه� الل �ن5 أ �م وا و�اع)ل Rيم� ل ح� Rغ�ف ور 5ه� الل �ن5 أ �م وا و�اع)ل

Artinya: “Dan ketahuilah bahwa Allah

mengetahui apa yang ada dalam hatimu, maka takutlah kepada-Nya.” (QS. Al Baqarah : 235).

Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda: “Engkau beribadah

kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika

engkau tidak bisa melihat-Nya sesungguhnya Dia

melihatmu.” (Muttafaqun ‘Alaih)”.

Ulama-ulama terdahulu sangat

memperhatikan hal ini, sehingga mereka merasa yakin, Allah

Maha Melihat segala perbuatan-

perbuatannya.

Atsar-atsar orang sholih dahuluAbdullah bin Dinar berkata, “Pada suatu hari,

aku pergi ke Makkah bersama Umar bin Khaththab. Di salah satu jalan, kami berhenti

untuk istirahat, tiba-tiba salah seorang penggembala turun kepada kami dari gunung.

Umar bin Khaththab bertanya kepada penggem bala tersebut, ‘Hai penggembala, juallah seekor

kambingmu kepada kami.’ Penggembala tersebut berkata, ‘Kambing-kambing ini bukan

milikku, namun milik majikanku.’ Umar bin Khaththab berkata, ‘Katakan saja kepada majikanmu, bahwa kambingnya dimakan

serigala.’ Penggembala yang budak tersebut berkata, ‘Kalau begitu, di mana Allah?’ Umar

bin Khaththab menangis, kemudian ia pergi ke majikan penggembala tersebut, lalu membeli

budak tersebut, dan memerdekakannya.”

Salah seorang shalih menyenandungkan syair, Jika Anda menyendiri dengan zaman pada suatu hari,Anda jangan katakan, ‘Aku telah menyendiri,’Namun katakan, ‘Zaman mengawasiku.’Sedetik pun Anda jangan beranggapan bahwa Allah lengahDan bahwa Allah tidak mengetahui apa yang Anda rahasiakan.Tidakkah Anda lihat, bahwa hari ini cepat berlaluDan bahwa hari esok sudah dekat bagi orang-orang yang menunggunya?

3. Muhasabah

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah di diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Al-Hasyr: 18).

Umar bin Khattab ra berkata, “Evaluasilah (hisablah) diri kalian, sebelum kalian dievaluasi.”

Salah seorang dari orang shalih berjalan melewati rumah,

kemudian ia berkata, “Kapan rumah ini dibangun?” Usai berkata seperti itu, ia sadar, dan buru-buru

berkata kepada dirinya, “Engkau menanyakan sesuatu yang tidak ada kaitan denganmu. Aku pasti

menghukummu dengan berpuasa setahun.” Ia pun berpuasa selama

setahun.

Dikisahkan bahwa salah seorang dari orang shalih pergi ke padang pasir yang panas, kemudian ia

berguling-guling di atasnya, sambil berkata, “Diriku, rasakan ini dan Neraka Jahannam itu lebih panas dari panas padang pasir ini. Engkau busuk di malam hari

dan pengangguran di siang hari.”

4. Mujahadah

5ه� الل �ن5 و�إ �ا �ن ب ل س 5ه م) �ن �ه)د�ي �ن ل �ا ف�ين ج�اه�د وا 5ذ�ين� و�ال�ين� ن �)م ح)س ال �م�ع� ل

Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhoan) kami maka akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Ankabut : 60).

Dengan prinsip Al Mujahadah ini seseorang muslim bersungguh-sungguh untuk memalingkan dirinya dari ajakan nafsu yang mengajak kepada keburukan dan kehinaan serta memaksa dirinya secara sungguh-sungguh untuk melaksanakan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan barangsiapa yang bersungguh-sungguh dalam menempuh jalan kebaikan dan jalan keburukan, maka Allah akan menunjukkan jalan menuju kepada-Nya.

Dengan berbekal empat hal tersebut diatas yakni At Taubah, Al Muroqobah, Al Muhasabah dan Al Mujahadah, seorang muslim akan mendapatkan kehidupan yang mendatangkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan menjalankan empat hal tersebut dengan sungguh-sungguh berarti seorang muslim telah menunaikan adab terhadap diri sendiri.

Sumber Referensi

1. Minhajul Muslim2. Dakwatuna.com3. Dawah-syariah.blogspot.com

top related